Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM 1

 Judul : Penetapan Kadar Air/Kering Sampah


 Metoda : Gravimetri
 Prinsip : Pemanasan pada suhu 105-1150C dapat menimbulkan berat tetap

 Alat dan Bahan


Alat :
1. Cawan penguap
2. Oven
3. Neraca analitik
4. Desikator
5. Penjepit/Krustang
Bahan :
1. Sampel Sampah ( Daun Pisang )

 Cara Kerja :
1. Cawan penguap dikeringkan dalam oven pada suhu 105-1150C selama 1-2 jam
2. Setelah 2 jam cawan penguap dikeluarkan dengan krustang kemudian diangin-
anginkan selama 15 menit dan masukan kedalam desikator selama 15 menit.
3. Setelah 15 menit timbang cawan penguap sampai berat kering tetap ( < 4% )
4. Masukan 100 garam sampah kedalam cawan penguap tersebut kemudian masukan
kedalam oven pada suhu 105-1150C selama 1-2 jam.
5. Setelah 2 jam keluarkan dari oven, kemudian angin – angin lalu masukan kedalam
desikator selama 15 menit.
6. Setelah 15 menit timbang cawan penguap yang berisi sampel sampai beratnya
konstan.

 Hasil :
 Berat cawan kosong setelah dipanasakan
Timbangan I = 33,726 gram (a)
Timbangan II = 33,723 gram (b)
Berat cawan =a+b = 33,7245 gram ( c )
2
 Berat sampel sampah + cawan sebelum dioven = 67.526 gr (d )
 Berat Sampel sampah + cawan setelah dioven = 60.516 gr (e)

 Perhitungan
 Kadar Air Sampah = ( d – c ) – ( e – c )
Kadar Air Sampah = (67.526 gr – 33,7245 gram) – (60.516 gr – 33,7245 gram)
= 33.8006 gr – 26.7906 gr
= 7.02 gr ( f )
 Asumsi kadar sampah 100%, maka
Kadar air sampah berdasarkan %berat
f
×100 %
d−c
=
7 .02
×100 %
=33 . 8006 = 20,77 %
 Kadar kering sampah = 100% - % Kadar air sampah
= 100% - 20.77%
= 79.243%
 Kesimpulan :
Setelah dilakukan pemeriksaan dapat diketahui bahwa Kadar kering Sampah daun
pisang 79.243%
PRAKTIKUM 2

 Judul : Penetapan Volatil Sampah


 Metoda : Gravimetri
 Tujuan : Ingin mengetahui kadar volatil yang sikandung oleh suatu sampel
sampah.

 Alat dan Bahan


Alat :
1. Cawan penguap
2. Furnace / Tungku
3. Neraca analitik
4. Penjepit/Krustang
Bahan :
1. Sampel Sampah ( Daun Pisang )

 Cara Kerja :
1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Memanasakan cawan penguap di dalam furnance pada suhu 600 0C selama 1
jam..
3. Mengeluarkan cawan penguap setelah satu jam dari furnance kemudian diangin-
anginkan dan timbang ( catat berat cawan ( a ))
4. Memasukan sampel sampah yang telah dipotong – potong kecil/dihaluskan ke
dalam cawan yang telah ditimbang sebanyak 4 gr.
5. Menimbang cawan dan sampela sampah ( catat beratnya (b)).
6. Memasukan cawan yang berisi sampel sampah kedalam furnance selama 2 jam
pada suhu 600 0C
7. Mengeluarkan cawan Setelah 2 jam dari furnance kemudian angin- anginkan dan
menimbang cawan berisi sampel sampah ( catat berat cawan + sampel sampah
(c)).
8. Menghitung kadar volatil sampah.

 Hasil :
 Berat cawan kosong setelah dipanasakan
= 33,714 gram (a)
 Berat sampel sampah + cawan sebelum dimasukan ke dalam furnance
= 67.526 gr (d )
 Berat Sampel sampah + cawan setelah dimasukan ke dalam furnance
= 60.516 gr (e)
 Berat Sampel sampah
= 4 gr

 Perhitungan
 Kadar Volatil Sampah = ( b – a ) – ( c – a )
Kadar Volatil Sampah = (37.714 gr – 33,714 gram) – (34.236 gr – 33,714 gram)
= 4 gr – 0.522 gr
= 3.478 gr ( f )
 Asumsi kadar sampah 100%, maka
Kadar Volatil sampah berdasarkan %berat
f
×100 %
b−a
=
3.478 gr
×100%
= 4 gr = 86,95 %
 Kadar Abu = 100 % - % kadar Volatil
= 100 % - 86.95 %
= 13.05 %
 Kesimpulan :
Setelah dilakukan pemeriksaan dapat diketahui bahwa Kadar Volatil sampah daun
pisang 86.95
PRAKTIKUM 3

Judul praktikum : Pembuatan bakteri penghancur / effective mikroorganisme (EM4)


Tujuan praktikum : untuk mengetahui cara pembuatan bakteri penghancur / effective
mikroorganisme (EM4) yang digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan pupuk / kompos
Alat dan bahan :
Alat : 1. wadah ( baskom besar )
2. kompor gas
3. batang pengaduk
4. parutan / blender
5. panci
Bahan : 1 liter susu sapi atau susu kambing murni
2. isi usus ( ayam / kambing )

3. ¼ kg terasi ( yang terbuat dari kepala / kulit udang / kepala ikan )


4. 1 kg gula pasir
5. 1 kg bekatul
6. 1 buah nanas
7. 10 liter air bersih
Cara kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Masukkan terasi , gula pasir , bekatul , nanas ( yang sudah dihaluskan ) dan
tambahkan air sebanyak 10 liter.
3. Setelah semuanya diaduk rata , lalu bahan tersebut dimasak agar bakteri lain yang
lain tidak diperlukan mati di atas kompor sampai mendidih
4. Setelah mendidih angkat panci tersebut dan biarkan didinginkan beberapa menit
5. Jika sudah dingin lalu masukkan susu (sapi atau kambing murni) dan isi usus
(ayam / kambing ) dan aduk rata.
6. Setelah sudah diaduk rata , simpan dan diamkan selama 12 jam sampai cairan
mengental dan terbentuk gelembung. jika cairan sudah kental dan terdapat
gelembung – gelembung maka EM siap digunakan
PRAKTIKUM 4

Judul praktikum : Pembuatan kotak kompos


Tujuan praktikum : untuk mengetahui cara pembuatan kotak kompos yang digunakan
sebagai tempat menyimpan bahan kompos sampai menjadi kompos
Alat dan bahan :
alat : 1. kotak yang tertutup
2. karton
3. lem
bahan : 1. bahan nitrogen ( sisa makanan dan daun – daunan hijau )
2. bahan karbon (serbuk gergaji / jerami / daun kering )

Cara kerja :
1. Siapkan kotak kompos ( kotak yang tertutup ), jika masih ada celah lapisi kotak
tersebut dengan karton dan siapkan juga bahan yang diperlukan
2. Setelah itu beri dasar kotak kompos dengan bahan karbon setebal kira – kira 10 cm
3. Masukkan sisa makanan atau bahan nitrogen diatasnya, pastikan sisa makanan tidak
menyentuh tepi kotak, beri batas 5 cm dan tepi kotak kompos dgn bahan karbon
( jangan pakai terlalu banyak bahan karbon )
4. Setelah bahan nitrogen dimasukkan lapisi dengan bahan karton sampai menutupi
sisa makanan
5. Ulangi proses tersebut , sampai kotak komposnya penuh dan tutup rapat
6. Tunggu selama 2 minggu sampai sampah tersebut berubah warna menjadi kehitam
– hitaman dan gembur , maka kompos siap digunakan.
PRAKTIKUM 5

Judul praktikum : Pembuatan pupuk organik


Tujuan praktikum : untuk mengetahui cara pembuatan pupuk organik yang dapat
dijadikan pupuk tanaman.
Alat dan bahan :
1. 1 liter bakteri
2. 5 kg sampah organik , daun – daun hijau segar ( bukan sisa ) & hindarkan daun –
daun yang bergetah berbahaya (karet , pinus , damar , nimba & daun yang sulit
lapuk )
3. 0,5 kg terasi yang dicairkan dgn air secukupnya
4. 1 kg gula pasir yang dicairkan dengan air
5. 30 kg kotoran hewan ( kambing )
6. ember / drum yang tertutup rapat

Cara pembuatan :
1. Kotoran hewan & daun – daun dicacah lebih dahulu lalu dimasukkan ke dalam ember
/ drum
2. Masukkan cairan gula & terasi ke dalam ember / drum
3. Larutkan bakteri ke dalam air & masukkan ke dalam ember / drum kemudian tutup
rapat
4. Setelah 8 – 10 hari pembiakan bakteri sudah selesai & ember / drum sudah dapat
dibuka
5. Saring & masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan (digunakan)
6. Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri sisakan 1-2 liter + air terasi & gula
dengan perbandingan sama.
7. Setelah 8 – 10 hari sudah berkembang biak lagi & siap digunakan
catatan : - Dapat mempercepat pengomposan dari 3 – 4 bulan ( 30 – 40 hari )
- Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot , apabila tanah sudah
diberi kompos
- Tidak dianjurkan digunakan langsung sebagai pupuk
- Tidak untuk dicampur dengan bakteri lain , terutama bahan kimia / bahan
untuk pestisida.
PRAKTIKUM 6

Judul praktikum : Pembuatan kompos cair


Tujuan praktikum : untuk mengetahui cara pembuatan kompos cair yang dapat
dijadikan pupuk tanaman.

Alat dan bahan :


1. Pilih sampah organik seperti sisa makanan sayuran , kulit buah , sisa ikan , dll
2. Sebaiknya sampah organik tersebut tidak dicacah dulu untuk memepercepat proses
3. Siapkan cairan bioaktivator untuk mempercepat proses pembusukan

Cara kerja :
1. Siapkan sprayer 1 liter
2. Isi sprayer dengan air , sebaiknya digunakan air sumur untuk menghindari
penggunaan bahan kimia
3. Tambahkan bioaktifator ke dalam sprayer dengan perbandingan 1 liter + air + 1- 2
tutup botol ( 5 – 10 ml )
4. Kocok sampai merata, cairan siap digunakan
5. Sampah organik yang telah dicacah masukkan ke dalam komposter
6. Semperotkan cairan bioaktivator hingga merata ke dalam sampah organik lalu tutup
rapat
7. Pada awal pemakaian komposter baru bisa menghasilkan lindi / kompos cair setelah 2
minggu selanjutnya lindi dapat dihasilkan 1- 2 hari.
PRAKTIKUM 7

Judul praktikum : Pembuatan kompos segitiga


Tujuan praktikum : untuk mengetahui cara pembuatan kompos segitiga dengan sistem
terowongan udara

Alat dan bahan :


Alat :
Terowongan udara , yang terbuat dari bambu atau kayu
 Tinggi = 20 cm
 Panjang = 1,5 – 2 meter
Bahan :
1. Rasio karbon / nitrogen
Campuran dari daun kering , serbuk gergaji, atau bahan karbon lain digabung
dengan kotoran hewan. Tanaman hijau, atau pupuk untuk nitrogen (approximately
4 : 1 by volume )
2. Adanya mikroorganisme
Didapatkan dari beberapa sekop penuh tanah kebun yang subur atau kompos
3. Tingkat kelembaban
Tumpukannya seharusnya mempunyai kelembaban seperti spon yang telah
diperas. Tambahkan air bila perlu
4. Tingkat oksigen
Tumpukan kompos sebaiknya dibalik dengan teratur agar dapat hancur lebih cepat.
Membalik tumpukannya menambahkan oksigen sehingga lebih sering kamu
membaliknya, semakin cepat ia hancur
5. Ukuran partikel
Semakin halus ukuran partikelnya. Semakin luas daerah yang ada bagi
mikroorganisme untuk bekerja. Mencacah daun-daun dan bahan yang besar
mempercepat proses kompos
Cara kerja :
1. Tumpukan daun-daun & bahan – bahan yang lain diatas satu terowongan udara &
biarkan yang satunya
2. Tambahkan bahan & siram dengan air secara teratur setiap hari agar tumpukan tetap
lembab
3. Setelah bagian bawah mulai menghitam ( seperti tanah ), baiklah tumpukan keatas
terowongan udara yang satunya. Tumpuk bahan yang baru diatas terowongan yang
lama
4. Jaga kelembaban tumpukan dengan menyiramnya secara teratur & biarkan sampai
menjadi kompos ( kira – kira 6 minggu atau warnanya kehitaman semua )
5. Setelah bahannya menjadi kompos. Bisa digunakan untuk kebun. Ulangi lagi proses
diatas. Supaya anda selalu punya kompos
6. Kompos yang anda buat sendiri ini bisa digunakan untuk kesuburan tanah dan
kesehatan tanaman anda.
BUKU PEDOMAN PRAKTEK
PENYEHATAN TANAH DAN PENGELOLAAN SAMPAH PADAT
PROGRAM STUDI D-III KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
2009

Anda mungkin juga menyukai