PROGRAM SEMI-QUE IV
PENUNTUN PRAKTIKUM
_________________________________________________________________________
Dibiayai oleh Program Semi-QUE IV
(Berdasarkan Surat perjanjian Pelaksanaan
Pekerjaan Pengembangan Program Kesepadanan Manajemen Tridharma PT
Nomor : P.002.223/P2MPT/2003/SQIV Tanggal 28 Pebruari 2003
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional
Dengan
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Penuntun Praktikum
Penulis
Penuntun Praktikum
Juli 2003
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PETUNJUK SEBELUM PRAKTIKUM
i
ii
iii
1. ANALISA PROKSIMAT
Penetapan
Penetapan
Penetapan
Penetapan
Penetapan
Penetapan
Penetapan
Kadar Air
Kadar Abu
Kadar Protein Kasar
Kadar Lemak
Kadar Serat Kasar
Kadar Ca dan P
Kadar Pati
(1 1)
(1 1)
(1 2)
(1 3)
(1 4)
(1 6)
(1 13)
DAFTAR PUSTAKA
Penuntun Praktikum
(2 1)
(2 3)
(2 4)
(2 7)
mengerjakan
sesuatu
hendaknya
terlebih
dahulu
Penuntun Praktikum
timbang, lalu rumput itu dijemur terlebih dahulu pada panas matahari
atau dalam alat pengering 40-50 C selama 24-48 jam, sesudah itu
ditimbang lagi.
Buah-buahan dan biji-bijian yang mempunyai kulit, terlebih dahulu
dikupas dan bagian-bagian yang tak dapat di makan dipisahkan dari
bagian-bagian yang dapat dimakan, ditimbang berturut-turut dan barulah
dikeringkan dan ditimbang lagi seperti tertulis di atas.
Untuk analisis, semua bahan-bahan harus dihaluskan terlebih dahulu
dengan mortal, gilingan atau blender. Pada umumnya semua penetapan
(analisa) harus dikerjakan in duplo, kecuali bila ada permintaan lain
daripada itu.
Penuntun Praktikum
Penetapan Kadar
Terlebih dahulu cawan atau botol timbang dikeringkan kira-kira 1 jam dalam alat
pengering pada suhu 105 C, sesudah itu didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang (X).
Sejumlah contoh (sampel) tertentu yang ditimbang dengan teliti (kira-kira 5 gram) = Y,
dimasukkan ke dalam cawan dan dikeringkan didalam alat pengering (105 C) selama 46 jam atau lebih lama (maksimal 24 jam) sesuai keadaan sampel.
Dinginkan cawan dan sampel itu dalam eksikator, lalu ditimbang. Pekerjaan ini
diulangi sampai 3 x 1 jam atau lebih sampai beratnya tetap (Z).
X+Y-Z
Penetapan Kadar
Terlebih dahulu cawan porselen dikeringkan dalam alat pengering (105 C),
didinginkan dalam eksikator, ditimbang (X). Sejumlah contoh tertentu dimasukkan ke
dalamnya (Y). Contoh dipijarkan di atas nyala pembakar Bunsen sampai tak berasap lagi,
lalu dimasukkan ke dalam tanur listrik (400600 C).
seluruhnya, diangkat, didinginkan dan ditimbang (Z).
Z - X
Kadar abu = ------------------- x 100%
Penuntun Praktikum
Cara Kerja :
Kira-kira 1 gram sampel (X) ditimbang teliti dengan timbangan Sartorius,
dimasukkan ke dalam labu destruksi dan ditambahkan kira-kira 6 gram katalis (campuran
selen serta 25 ml H2SO4 pekat (teknis) dan dicampur baik-baik.
Campuran tersebut
dipanaskan (mulai dengan nyala api kecil) di atas pembakar bunsen di dalam lemari asam.
Bila tak berbuih lagi, barulah nyala diperbesar. Contoh terus didestruser hingga larutan
jernih dan berwarna hijau. Setelah itu labu destruksi didinginkan dan larutan dimasukkan
ke dalam labu penyuling (kerjakan dengan teliti) dan diencerkan dengan 300 ml aquades
(yang tidak mengandung N).
dijadikan basa dengan menambahkan kira-kira 100 ml NaOH 33%, lalu labu dipasang
dengan cepat ke alat penyuling.
Sulingan (NH3 dan air) ditangkap dalam labu Erlenmeyer yang terlebih dahulu
telah diberi sejumlah H2SO4 dengan titar tertentu (misalnya 0.3 N), jumlah ini tergantung
pada banyaknya N yang akan diikat (misalnya 25 ml H2SO4) dan 2 tetes indikator
camppuran. Penyulingan diteruskan hingga semua N dari cairan tertangkap oleh H2SO4
yang ada dalam labu Erlenmeyer
menguap). Labu Erlenmeyer yang berisi sulingan diambil dan dititar kembali dengan
Penuntun Praktikum
Cara Kerja :
Sebuah labu penyari dengan beberapa butir batu didih di dalamnya, dikeringkan
dalam alat pengering (oven) pada suhu 105 - 110 C, selama 1 jam. Dinginkan dalam
eksikator, kemudian timbang = a gram. Ditimbang kira-kira 5 gram contoh = X gram
(banyak sedikitnya sampel yang ditimbang tergantung pada kadar lemak bahannya) yang
lalu dimasukkan ke dalam selongsong penyari (dapat juga digunakan kertas saring yang
dibuat seperti kantong) dan ditutup dengan kapas yang tak berlemak. Selongsong penyari
dimasukkan ke dalam alat Soxhlet dan disari dengan eter-minyak tanah (boleh juga ethylether, chloroform, CCl4, CS2) di atas penangas air (water-bath).
Penuntun Praktikum
Setelah penyarian selesai (24-48 jam sampai ether-minyak tanah di dalam alat
Soxhlet jernih), labu penyari dikeringkan, dibuka dan ditiup dengan kompresor untuk
menghilangkan eter-minyak tanah secepat mungkin. Kemudian labu penyari dikeringkan
dalam alat pengering pada suhu 105 - 110 C selama 1 jam. Didinginkan dalam eksikator
dan ditimbang. Pekerjaan mengeringkan dan menimbang diulangi, sehingga trecapai berat
yang tetap (b gram).
Perhitungan :
b - a
Pengertian Pokok
Yang disebut serat kasar di sini ialah semua zat-zat yang tidak dapat larut dalam H2SO4
0.3 N dan dalam NaOH 1.5 N yang berturut-turut dimasak selama 0.5 jam (selulosa,
lignin, sebagian dari pentosan-pentosan).
Penuntun Praktikum
10
Cara Kerja :
Ditimbang 1 gram sampel (X) dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 300 ml.
Ditambahkan 50 ml H2SO4 0.3 N dimasukkan hingga mendidih selama 30 menit. Setelah
itu ditambahkan pula 25 ml NaOH 1.5 N dan terus dididihkan lagi selama 30 menit.
Waktu mendidihkan harus diperhatikan supaya apinya jangan terlalu besar, supaya cairan
jangan meluap. Lalu cairan disaring melalui kertas saring yang sudah dikeringkan dalam
alat pengering pada suhu 105 - 110 C selama 1 jam serta ditimbang (a) dan dimasukkan
dalam corong Buchner.
dihubungkan dengan pompa-vacuum atau pompa pancar air. Dicuci berturut-turut dengan
: 50 ml air panas, lalu 50 ml H2SO4 0.3 N, lalu 50 ml air panas, dan lalu 25 ml aseton.
Kertas saring dan isinya dimasukkan ke dalam cawan porselin dan dikeringkan selama 1
jam dalam alat pengering pada suhu 105 - 110 C. Didinginkan dalam eksikator dan
ditimbang (Y). Sesudah itu dipijarkan, dinginkan, timbang (Z).
Perhitungan :
Y - Z - a
Serat Kasar =
----------------------- x 100%
Penetapan Kadar Ca
Untuk analisis Ca dan P dipergunakan abu yang disimpan dari analisis kadar abu di
halaman depan tulisan ini.
11
Analisis Ca
Ca dianalisis menurut cara Chapman (1950) A.O.A.C. hal. 195.
Pereaksi Chapman :
Dalam labu ukur 1 liter dilarutkan dan diencerkan dengan H2O menjadi tepat 1
liter, yaitu :
1. 10 g (NH4COO)2. H2O
2. 42 g NH4Cl
3. 7 ml CH3COOH pekat (96-99%)
4. 2 ml larutan Brom Cresol Green 0.1 % dalam alkohol, atau bila tidak tersedia bisa
dipakai Brom Phenol Blue (A.O.A.C, 1950) jal. 21.
Penuntun Praktikum
12
Cara Kerja :
1. Pipet 50 ml HCl ekstrak ke gelas piala 250 ml
2. Tambahkan 100 ml pereaksi Chapman
3. Panaskan di atas penangas air
4. Tambah NH4OH pekat (25-27%), sambil diaduk hingga terbentuk warna hijau (pH
4.6). Jika kelebihan NH4OH sedikit, warna akan menjadi biru (pH 5.4) yang akan
kembali menjadi hijau lagi pada waktu pemanasan di atas penangas air.
5. Biarkan sekurang-kurangnya 1 jam di atas penangas air dan jika sudah jernih dapat
disaring (lebih baik diamkan semalam jika ada waktu)
6. Cara menyaring : saring, piala dibilas, endapan dicuci dengan air panas dan ulangi
lagi demikian sampai 4 kali
7. Endapan dan kertas saring dimasukkan ke gelas piala semula
8. Larutkan dengan 20 ml H2SO4 ( 1 : 4 ), tambahkan 150 ml H2O
9. Panaskan di atas penangas air pada suhu 80 90 C (gunakan termometer)
10. Titar dengan KMnO4 0.02 N atau 0.05 N
11. Dibuat juga blanko sebagai berikut : Encerkan 12.5 ml HCl 25% atau 8.5 ml HCl
pekat hingga 100 ml. Ambil 20 ml untuk blanko dan kerjakan seperti sampel.
Perhitungan :
% Ca =
= pengenceran
28
BK
= % bahan kering
Penuntun Praktikum
13
Analisis P
Pereaksi :
1. NH4NO3 hablur
2. Ammonium molybdate 3 % ( 3 gram (NH4)6Mo 7O4.H2O diencerkan dengan H2O
hingga 100 ml dalam labu ukur)
3. KNO3 1 % (10 g KNO3 hablur diencerkan dengan H2O hingga 1 liter)
4.
5. HCl 0.1 N (titarnya yang tepat ditetapkan dengan 0.1000 N Borax; indikator
methyl-orange)
6. Phenolpthalein 0.1 %, dibuat secara berikut : 1 g phenolpthalein diencerkan dalam
500 ml alkohol 95% dan ditambah H2O hingga 1 liter.
7. 0.1000 N Borax, dibuat dengan cara: 1.9070 g Na2B4O7.1 H2O atau 1.006 g
Na2B4O7 diencerkan dengan H2O hingga 100 ml
8. HNO3 pekat (65 % ; BJ 1.42)
9. Sebagai kontrol ketelitian: Standar fosfat; 1 ml = 0.1 mg P2O5, dibuat sebagai
berikut: 191.7 mg KH2PO4 dimasukkan ke dalam labu ukur 1 liter berisikan 200
ml H2O; tambahkan 10 ml H2SO4 1 N; teteskan 6 tetes KMnO4 0.1 N dan encerkan
dengan H2O hingga 1 liter (standar ini diperlukan jika ada keragu-raguan terhadap
kemurnian bahan-bahan kimia, dan lain sejenisnya)
Cara Kerja :
1. Ambil 50 ml dari HCl ekstrak berisikan tidak lebih dari 10 mg P2O5 dan masukkan
ke dalam gelas piala 400 ml
2. Tambahkan 10 g NH4NO3 hablur dan 5 ml HNO3 pekat dan tambahkan H2O hingga
kira-kira menjadi 100 ml
3. Ambil kira-kira 50 ml Ammonium molybdate 3% dengan gelas ukur dan masukkan
ke dalam Erlenmeyer 100 ml
4. Bersamaan waktunya, gelas piala berisikan sampel dan Erlenmeyer berisikan
pereaksi dipanaskan di atas penangas air atau api kecil sampai suhu naik hingga 4045 C
5. Pereaksi Ammonium-molybdate kemudian dimasukkan ke dalam gelas piala
berisikan sampel
6. Sekarang gelas piala digoyang-goyangkan selama kira-kira 5 menit sampai endapan
berwarna kuning terjadi (jika dalam contoh memang ada unsur P)
Penuntun Praktikum
14
T =
BK = mg bahan kering
Penuntun Praktikum
15
Analisis Na
Alat-alat dan Pereaksi :
1. Pinggan atau cawan porslin 50 ml
2. Gelas ukur 10 ml
3. Labu ukur 250 ml
4. Gelas piala 150 ml
5. Erlenmeyer 300 ml
6. Pipet 2 ml, 50 ml atau 25 ml
7. Corong biasa dan kertas saring
8. Gelas pengaduk dengan topi karet
9. Cawan Gooch dan kertas saring (atau corong kecil + kertas saring kecil)
10. Penangas air, Bunsen, segitiga, kaki tiga, tang, tanur listrik, eksikator, dll.
11. Termometer 100 C
Pereaksi :
1. H2SO4 1 : 10 (1 vol H2SO4 conc. Ditambahkan 10 vol H2O
2. CaCl2 10% ( 10 g CaCl2 ke labu ukur + H2O sampai 100 ml)
3. NH4OH pekat
4. NaCl baku (standar) 0.1000 N (5.843 g NaCl kering + H2O sampai 1 L.
5. Pereaksi Zinc Uranyl acetate, dibuat seperti berikut
a. Pada 175 ml H2O ditambahkan 5.5 ml CH3COOH pekat dan
dipanaskan di atas penangas air sampai 80 C.
b. Tambahkan 20 g Uranyl asetat atau UO2(CH3 COOH)2.2H2O dan kocok sampai
mengencer, kemudian tambahkan pula 60 g Zinc asetat atau Zn(CH3COOH)2.
2H2O dan kocok sampai mengencer. Biarkan dingin.
c. Tambahkan 1 ml NaCl 0.1N dan diamkan semalam (saring sebelum
dipakai).
d. Alkohol jenuh dengan (UO2)3 Zn Na(CH3 COOH)9.2H2O
e. Ethyl ether jenuhkan dengan (UO2)3 Zn Na(CH3COOH)9.2H2O
f. 10 ml reagensia, cukup untuk mengendapkan 15 mg NaCl.
Penuntun Praktikum
16
Penuntun Praktikum
17
timbang (jika tidak ada cawan Gooch, cawan kecil dan kertas saring kecil juga
dapat dipakai)
15. Endapan dicuci dengan alkohol 95% jenuh dengan uranyl sodium acetate
16. Bilas dengan beberapa ml Ethyl ether (perlu untuk menghilangkan alkohol, karena
alkohol bisa membentuk persenyawaan dengan zat-zat yang pada pengeringan 105110 C belum juga hilang)
17. Keringkan pada oven 105-110 C selama 30 menit, dinginkan dalam eksikator
dan
timbang
(rumus
dari
endapan
adalah
kira-kira
(UO2)3
Zn
Na
(CH3COOH)9.6H2O
18. Sisa-sia uranium dikumpulkan dan jangan dibuang
Perhitungan :
% Na
karbohidrat yang dihidrolisis terhadap larutan Luff dan dititar dengan dengan thio 0.1 N.
Dari daftar menurut Schoorl dapat dilihat jumlah glukosa yang setara dengan thio 0.1 N.
Penuntun Praktikum
18
Perhitungan :
Contoh yang ditimbang misalnya 1.0497 gram dilarutkan dalam 300 ml aquades, 25 ml
larutan tersebut :
Blanko : 27.40 ml thio 0.0931 N
Titrasi
Penuntun Praktikum
19
Selisih :
Menurut daftar : 6.05 thio 0.1 N = 14.7 mg + (0.05 x 2.5 mg) = 14.83 mg glukosa
14.83
300
0.9 x ------------ x ------- x 100 %
1049.7
25
% Pati =
15.25 %
+ H2O
C6H12O6
glukosa
180
162/180 = 0.9
Pengenal Luff :
25 g terusi (Cu SO4.5H2O) dilarutkan 100 ml aquades, 50 g asam sitrat dilarutkan dalam
50 ml aquades dan 388 g soda (Na2CO3. 10 H2O) dilarutkan dalam 400 ml aquades.
Larutan asam sitrat ditambah sedikit demi sedikit pada larutan soda, lalu campuran ini
ditambahi larutan terusi dan diencerkan sampai 1.000 ml.
Penetapan :
25 nl Luff + 25 ml larutan dipanaskan sampai mendidih dan lalu dididihkan terus selama
10 menit.
Penuntun Praktikum
20
mg
Glukosa
Fruktosa
mg
Galaktosa
mg
Laktosa
mg
Maltosa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
2.4
4.8
7.2
9.7
12.2
14.7
17.2
19.8
22.4
25.0
27.6
30.3
33.0
35.7
38.5
41.3
44.2
47.1
50.0
53.0
56.0
59.1
62.2
2.7
5.5
8.3
11.2
14.1
17.0
20.0
23.0
26.0
29.0
32.0
35.0
38.1
41.2
44.4
47.6
50.8
54.0
57.3
60.7
64.2
67.7
71.3
3.6
7.3
11.0
14.7
18.4
22.1
25.8
29.5
33.2
37.0
40.8
44.6
48.4
52.2
56.0
59.9
63.8
67.7
71.7
75.7
79.8
83.9
88.0
3.9
7.8
11.7
15.6
19.6
23.5
27.5
31.5
35.5
39.5
43.5
47.5
51.6
55.7
59.8
63.9
68.0
72.2
76.5
80.9
85.4
90.0
94.6
Penuntun Praktikum
21
Van Soest telah mengembangkan suatu metode untuk memisahkan komponenkomponen serat dengan ekstraksi larutan detergen.
Komponen-komponen tersebut
terdiri dari Neutral Detergent Fibre (NDF), Acid Detergent Fibre (ADF),
Homiselulosa, Selulosa, Lignin, dan Silika.
Peralatan :
1. Gelas piala 400 cc
2. Pendingin sesuai mulut gelas piala
3. Pemanas listrik
4. Pompa vacum
5. Oven
6. Tanur
7. Desikator
8. Sentri gelas
9. Penjepit
Pereaksi :
Larutan Detergent Neutral (NDS) terdiri dari :
1. Air suling, 1 liter
2. Natrium lauril sulfat, 30 g
3. EDTA,18,61 g
4. Natrium Borat 10 H2O, 6,81 g
Penuntun Praktikum
22
% NDF
% NDIA
Penuntun Praktikum
c - b
= ------------- x 100%
a
d - b
= ------------- x
a
100%
23
Pereaksi :
Larutan Detergent Asam (ADS), terdiri dari :
1. Asam sulfat 1 N, 49,09 g
2. Cetil trimetil ammonium bromida (CTAB), 20 g
% ADF
c - b
= --------- x 100%
a
% ALA
d - b
= --------- x 100%
a
% Hemiselulosa
Penuntun Praktikum
= % NDF - %ADF
24
Merupakan lanjutan dari pada penetapan ADF, dapat dilakukan dengan dua cara :
1. Lignin dapat dioksidasikan dengan larutan buffer asam asetat dan kalium
permanganat.
2. Ekstraksi asam sulfat 72 %
Peralatan :
1. Nampan email / Stainless steel
2. Seperti pada penetapan NDF / ADF
Pereaksi :
1. Larutan Buffer Lignin (1 liter), terdiri atas :
Fe (NO3)3.9H2O, 6,0 g
AgNO3, 0,15 g
Asam acetat glasial, 500 ml
CH3COOK, 5 g
t-Butil alkohol, 400 ml
Air suling, 100 ml
Cara membuatnya :
Dilarutkan Fe(NO3)3.9H2O dan AgNO3 dalam air suling, campurkan asam acetat,
kemudian t-butil alkohol dan diaduk hingga homogen.
Cara membuatnya :
Penuntun Praktikum
25
3. Larutan lignin
Dicampurkan 2 bagian larutan kalium permanganat jenuh dengan 1 bagian larutan
buffer lignin. Larutan ini dapat disimpan selama 1 minggu dalam refrigerator atau di
tempat yang gelap. Kalau terjadi perubahan warna dan endapan maka larutan akan diganti.
Cara membuatnya :
Asam oksalat dilarutkan dalam etanol, kemudian dicampurkan dan diaduk.
5. Etanol 80%
845 ml etanol 95% ditambahkan 145 ml air suling diaduk.
Cara Kerja :
1. Residu ADF dalam cawan (c gram) dimasukkan dalam nampan yang mengandung air
setinggi 1 cm. Diusahakan serat dalam cawan tidak dibasahi air.
2. Kemudian ditambahkan 25 ml larutan lignin ke dalam cawan, permukaan air dalam
nampan diatur tingginya (2-3 cm) untuk mengurangi aliran larutan dari dalam cawan.
Larutan dalam cawan diaduk dengan batang pengaduk.
3. Biarkan larutan selama 9 10 menit pada 20 25 oC. Kalau perlu ditambahkan larutan
lignin. Selama ini warna ungu tidak perlu berubah.
4. Selanjutnya cawan-cawan dipindahkan ke penyaringan
Penuntun Praktikum
26
disaring. Pekerjaan ini diulangi sampai didapatkan serat yang putih, kira-kira 20-30
menit.
5. Kemudian dicuci berturut-turut dengan Etanol 80% 2 x pencucian, Aceton 2 x
pencucian
6. Cawan dan residu kemudian disimpan dalam oven 100oC satu malam (8 jam) dan
ditimbang kembali (e gram).
7. Lignin adalah kehilangan berat selama ekstraksi.
8. Untuk menghitung kadar abu yang tidak larut dalam detergen asam (AIA), cawan
bersama residunya diabukan pada suhu 500 oC selama 3 jam, setelah dingin ditimbang
kembali (f gram).
Hitungan :
c - e
% Lignin = ---------- x 100%
a
% AIA
f - b
= ------------ x 100%
a
% Selulosa =
Penuntun Praktikum
e - f
---------- x 100%
a
27
g - b
% Silika = ----------- x 100%
a
Penuntun Praktikum
28
Anggorodi, H.R . 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia, Jakarta.
Anonim. 1994. Petunjuk Analisis Kimia Pakan. Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak,
Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Henneberg, W. and F. Stohmann. 1862. Proximate Analysis. Weende Laboratories.
West Germany.
Hodgman, C. D., R. C. Weast, R. S. Shankland, and S. M. Selby. 1962. Handbook of
Chemistry and Physics. The Chemical Rubber Publishing Co., Cleveland, Ohio.
Hutasoit, J. H. P. H. 1959. Some Studies on the Protein, Protein Value and Essential
Amino Acids in Various Indonesian Foods and Feeds. Disertasi Dr, Fakultas
Kedokteran Hewan, Universitas Indonesia, Bogor.
Ibnu Katsir Amrullah dan Suryahadi. 1992. Kumpulan Bahan Penuntun Praktikum Ilmu
Makanan Ternak. Penelaah : Aminuddin Parakkasi. Pusat Antar Universitas Ilmu
Hayat, IPB. Bogor.
Lloyd, L.E., B.E. McDonald, E.W. Crampton. 1978. Fundamentals of Nutrition. 2 nd
Edition. W.H. Freeman and Co. San Fransisco..
Lubis, D. A. 1958. Kepentingan Dedak Padi dalam Ransum Makanan Ternak di Indonesia.
Disertasi Dr, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Indonesia, Bogor.
Mide, M. Z. 1999. Penuntun Analisa Bahan Makanan. Laboratorium Industri Makanan
Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang.
Reksohadiprodjo, S. 1988. Pakan Ternak Gembala. BPFE, Yogyakarta.
Suryahadi. 1980. Penuntun Praktikum Ilmu Nutrisi Ruminansia. Pusat Antar
Universitas (PAU) Ilmu Hayat. IPB. Bogor.
Sutardi, T. 1981. Landasan Ilmu Nutrisi. Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak.
Fakultas Peternakan IPB. Bogor.
Van Soest. 1967. Development of a comprehensive system of feed analysis and its
application to forages. J. Anim. Sci. 26: 119.
Tillman,A.D., Hari Hartadi, Soedomo Reksohadiprodjo, Soeharto Prawirokusumo dan
Soekanto Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Edisi ke-5. Fakultas
Peternakan Universitas Gajah Mada. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Sudarmadji, S., B. Haryono, Suhardi. 1981. Prosedur Analisa untuk bahan Makanan dan
Pertanian. Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Penuntun Praktikum