Anda di halaman 1dari 19

M.K.

Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

Pengertian Mineral
Mineral adalah 96 unsur kimia seperti yang tercantum
dalam tabel periodik (Tillman dkk., 1989). Mineral atau zat
inorganik sering pula disebut abu, karena sekumpulan mineral
dari bahan nabati atau hewani diperoleh dengan mengabukan
bahan tersebut (Parakkasi, 1990). Sedang menurut Blakely dan
Bade (1991) bahwa, mineral adalah abu dari pohon yang dibakar
atau bahan organik lainnya, termasuk pakan. Mineral dianalisa
dengan membakar bahan pakan dibakar pada suhu 600 oC
sampai beratnya konstan. Semua yang tertinggal itu adalah
abu. Residu abu adalah bagian yang bersifat anorganik pada
pakan, yaitu mineral.
Tubuh ternak terdiri dari 3 sampai 5 persen mineral.
Hewan tidak dapat membuat mineral, sehingga harus disediakan
dalam pakannya. Mineral harus disediakan dalam perbandingan
yang tepat dan jumlah yang cukup.

Klasifikasi Mineral
Mineral yang telah dijumpai dalam tubuh ternak dalam
jumlah yang dapat diukur sebanyak 31, tetapi hanya 16 yang
secara praktis dibutuhkan dalam pakan. Dari 16 mineral yang
esensial, 7 macam disebut unsur-unsur mineral makro (makro
mineral) dan 9 unsur-unsur mineral mikro (mikro mineral).
Dengan majunya teknik penelitian, mungkin lebih banyak lagi
dapat dibuktikan unsur-unsur yang esensial. Adapun unsur-unsur
mineral esensial tersebut disajikan pada Tabel 8-1.

Tabel 8- 1. Unsur-unsur Mineral yang Esensial dan Kadarnya dalam Tubuh.

Kalsium
Fosfor
Kalium
Natrium
Khlor

Mineral Makro
Unsur
(Ca)
(P)
(K)
(Na)
(Cl)

Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 1)

%
1,50
1,00
0,20
0,16
0,11

Mineral Mikro
Unsur
%
Besi
(Fe)
20 80
Seng
(Zn)
10 50
Tembaga (Cu)
1,5
Mangan
(Mn)
0,2 0,5
Yodium
(I)
0,3 0,6

M.K. Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

Sulfur
Magnesium

(S)
(Mg)

0,15
0,04

Kobalt
Molibden
Selenium
Khromium)

(Co)
(Mo)
(Se)
(Cr)

0,02 0,1
1,4
1,7
0,08

Sumber : Tillman dkk.,(1989).


Makro mineral adalah mineral-mineral yang dibutuhkan
dalam jumlah yang lebih banyak dibanding dengan mikro
mineral yang dibutuhkan dalam jumlah relatif jauh lebih sedikit.
Umumnya dalam jumlah ppm (part per million). Penentuan
esensial tidak suatu mineral dilakukan dengan cara memberi
suatu ransum/ makanan yang susunan zat-zat makanannya
sempurna, kecuali salah satu mineral yang sedang diamati.
Gejala-gejala khusus akan timbul akibat defisiensi unsur yang
diamati tersebut, serta dapat diobati dengan unsur yang
defisiensi tadi.
Fungsi Umum Mineral
Setiap mineral mempunyai fungsi fisiologi dan akan
dibahas pada masing-masing mineral. Namun secara umum,
mineral-mineral tersebut berfungsi sebagai berikut :
a)
Sebagai bahan pembentuk tulang dan gigi yang
menyebabkan adanya jaringan yang keras dan kuat.
b)
Mempertahankan keadaan koloidal dari beberapa senyawa
dalam tubuh.
c)
Memelihara keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
d)
Mempertahankan tekanan osmotik seluler yang diperlukan
untuk pemindahan zat-zat makanan melalui selaput sel.
e)
Mempertahankan keasaman yang tepat dari getah
pencernaan sedemikian rupa sehingga enzin pencernaan
dapat menunaikan fungsinya yang diperlukan.
f)
Mempertahankan kontraksi yang tepat dari urat daging,
teristimewa kontraksi otot jantung, dan berperanan penting
dalam berfungsinya urat syaraf secara normal.
g)
Mencegah kekejangan.
h)
Ada hubungannya dengan fungsi vitamin tertentu dalam
pembentukan tulang.
i)
Sebagai aktivator sistem enzim tertentu, dan sebagai
komponen dari suatu sistem enzim.

A. UNSUR-UNSUR MINERAL MAKRO


KALSIUM (Ca)

Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 2)

M.K. Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

Kalsium adalah unsur kelima terbanyak dalam tubuh dan


merupakan kation yang terbanyak. Ca ada di dalam tulang
bersama-sama dengan P dengan imbangan kira 2 : 1. Berapa
mineral lain terdapat juga dalam tulang seperti Mg, Na, Sr, dan
bersenyawa dengan fosfat, karbonat, dan sitrat, dan diabsopsi
dalam permukaan kristal tulang atau dalam jaringan lattise dari
tulang.
Fungsi Kalsium
1)

2)
3)
4)
5)

Fungsi kalsium sebagai berikut :


Diperlukan untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang
dan gigi, dan merupakan 99% Ca dalam tubuh, sisanya yang
1% terdapat di luar jaringan tulang dan gigi yang berfungsi
untuk proses-proses tubuh yang lain.
Diperlukan untuk pembekuan darah bersama-sama dengan
vitamin K.
Diperlukan untuk mengaktifkan enzin tertentu, misalnya
lipase dari kelenjar pankreas, plasma lipoprotein, fosfolipase A
dan fosforolase-kinase.
Untuk melepaskan neurotransmitter tertentu misalnya
asetilkolin, serotonine, dan nor-epinefrine.
Berperanan dalam kontraksi otot dan fungsi otot jantung.

Sumber Kalsium
Susu, daun-daunan, terutama leguminosa, produk dari
hewan yang mengandung tulang misalnya tepung ikan
merupakan sumber Ca yang baik. Suplemen Ca yang terutama
adalah kapur yang mengandung lebih kurang 34% Ca dan kulit
kerang yang mengandung lebih kurang 45% Ca.
Gejala Defisiensi Kalsium
Gejala defisiensi kalsium sebagai berikut :
(1)
pertumbuhan terlambat, (2) komsumsi makanan turun, (3) laju
metabolik basal tinggi, (4)
kepakaan dan aktifitas yang
menurun, (5) osteoporosis, (6) sikap dan cara berjalan yang
abnormal, (7) peka terhadap pendarahan dalam, (8) kenaikan
jumlah urin, (10) kulit tipis dan produksi telur menurun, (11)
tetanus, (12) pica yaitu hewan akan mengunyah kayu, tulang,
dan batu, sertabenda-benda lain yang tidak biasa dimakan.

FOSFOR (P)
Dalam tubuh hewan fosfor lebih sedikit daripada Ca, tetapi
keduanya berhubungan erat satu sama lain. Hanya 20% dari P
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 3)

M.K. Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

terdapat di luar tulang dan gigi dan berfungsi macam-macam. P


salah satu unsur yang paling penting diantara mineral dalam
fungsinya untuk metabolisme.
Fungsi Fosfor
Secara biokimia dan fisiologi mineral P penting untuk
metabolisme terutama metabolisme karbohidrat. P merupakan
bagian yang aktif dari koenzim beberapa vitamin B. Mengatur
keseimbangan asam dan basa, serta sistem buffer yang
terpenting dalam saluran kemih.
Berperanan dalam
pembentukan tulang dan gigi. Bagian dari DNA dan RNA.
Sumber Fosfor
Air susu, biji-bijian, tepung ikan, daging dan produk dari
tulang, bungkil, merupakan sumber P yang baik. Suplemen P
yang murah yaitu produk-produk P yang berasal dari batu
karang, tetapi diusahakan tidak mengandung fluor.
Gejala Defisiensi Fosfor
Defisiensi P yang parah dalam ransum menyebabkan
kehilangan nafsu makan, kelemahan dan kematian dalam waktu
10 sampai 12 hari. Defisiensi yang kurang parah menyebabkan
rachitis atau osteomalasia dan gangguan pertumbuhan. Gejala
lain adalah rendahnya reproduksi hewan betina, dan rendahnya
kadar P-organik dalam darah.
Imbangan Kalsium (Ca) dan Fosfor (P)
Kalsium dan fosfor terdapat dalam tubuh dalam
perbandingan 2 : 1. Bila penggunaan Ca lebih banyak daripada
P, maka kelebihan Ca tidak akan diserap tubuh. Kelebihan Ca
tersebut bergabung dengan P membentuk trikalsiumfosfat yang
tidak dapat larut. Sebaliknya kebanya-kan P akan mengurangi
penyerapan Ca dan P.

MAGNESIUM (Mg)
Magnesium adalah kation yang penting untuk gizi hewan.
Elemen ini sangat erat hubungannya dengan Ca dan P dalam
distribusi dan metabolisme protein. Secara kuantitatif kadar Mg
dalam tubuh, rendah (0,6%). Magnesium merupakan penyusun

Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 4)

M.K. Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

seluruh sel-sel hidup. Berbeda dengan Ca dan P, kadar Mg tubuh


akan tetap konstan pada waktu hewan dewasa.
Fungsi Magnesium
Magnesium esensial sebagai aktivator dari banyak enzin,
terutama enzin-enzin yang berhubungan dengan metabolisme
karbohidrat. Magnesium merupakan bagian esensial dari tulang
dan gigi, dan merupakan zat mineral penting dalam berfungsinya
sistem urat syaraf.
Sumber magnesium
Bekatul, dedak gandum, dan kebanyakan pakan konsentrat
yang kaya protein berasal dari tumbuh-tumbuhan merupakan
sumber Mg yang baik. Pada umumnya leguminosa mengandung
Mg lebih banyak daripada rumput. Suplemen Mg yang paling
umum adalah magnesium oksida.
Gejala Defisiensi
Gejala-gejala klinik dan neurologik terlihat sama pada
jenis-jenis hewan yang berbeda yaitu :
vasodilatasi,
hyperirritabilitas, konvulsi, dan kematian. Hipomagnesenia pada
sapi di padang pangonan memperlihat-kan gejala grass tetany,
grass stagger, lactation tetani, dll.
Pada anak ayam yang baru menetas, hanya hidup
beberapa hari.
Kadar Mg yang rendah dalam ransum
mengakibatkan pertumbuhan lambat, mengantuk, dan seringkali
nafasnya terengah-engah. Pada ayam petelur produksi telur
turun dengan cepat. Besar telur, berat telur, dan kadar Mg
kuning telur dan kulit telur berkurang.

KALIUM (K)
K terdapat dalam jaringan tubuh dalam bentuk ion. K
terdapat di dalam cairan instraseluler.
Sel-sel darah
mengandung kira-kira 25 kali lebih banyak daripada di dalam
plasma. Otot dan sel-sel saraf mengandung K yang sangat
banyak yaitu lebih 20 kali lebih banyak dari pada di dalam cairan
interstisial.
Fungsi Kalium
Kalium di dalam sel yaitu di dalam plasma dan cairan
interstisial berfungsi memelihara imbangan yang berhubungan
dengan asam dan basa dan imbangan osmotis yang tepat. K

Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 5)

M.K. Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

mengaktifkan beberapa enzin interseluler, dan dibutuhkan untuk


aktifitas jantung yang normal, dan mengusahakan efek yang
sebaliknya dengan Ca, mengurangi perpendekan dari otot
jantung dan lebih memberikan relaksasi. K juga dibutuhkan
dalam metabolisme asam-asam amino.
Sumber Kalium
Sumber K adalah tumbuh-tumbuhan.
Gejala Defisiensi Kalium
Kadar K dalam tumbuh-tumbuhan biasanya sangat tinggi,
melebihi kebutuhan ternak, sehingga dalam prakteknya
defisiensi tidak pernah terjadi pada ternak. Pada ayam gejalanya
adalah : pertumbuhan terganggu, kelemahan, dan tetanus yang
diikuti dengan kematian. Defisiensi K juga terlihat pada pedet
yang diberi makan susu buatan yang rendah kadar kaliumnya,
dengan gejala-gejala yang sama.

NATRIUM (Na)
Sebagian besar Na terdapat dalam jaringan lunak dan
cairan tubuh. Kalau K adalah mineral intraseluler, maka Na
adalah mineral ekstraseluler. Seperti halnya K, Na adalah unsur
yang penting.
Fungsi Na
Bersama-sama dengan K, Na berfungsi dalam pengaturan
tekanan osmose dan pengaturan keseimbangan asam basa. Na
adalah kation utama dalam plasma darah dan cairan
ekstraseluler yang lain, sedangkan kadarnya dalam sel sangat
rendah.
Na mempunyai kemampuan untuk menembus dinding sel,
sehingga pertukaran K dan Na melalui syaraf. Na ikut dalam
metabolisme karbohidrat terutama dengan jalan mempermudah
pemasukan glukosa melalui membran sel ke dalam sel.
Sumber Natrium
Hijauan berkadar Na yang rendah, sehingga ruminansia
hampir selalu memerlukan suplementasi Na dalam bentuk garam
dapur. Semua produk hewan darat maupun laut, kaya akan Na.
Sumber yang terutama adalah NaCl (garam dapur).
Gejala Defisiensi Natrium

Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 6)

M.K. Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

Defisiensi Na menyebabkan pertumbuhan terganggu,


tulang-tulang menjadi lunak, kornea bertanduk, perubahan
dalam fungsi seluler, dan penurunan isi cairan plasma. Defisiensi
Na dengan nyata mengurangi penggunaan protein dan energi.
Pada ayam defisiensi mengakibatkan produksi telur menurun
pertumbuhan terhambat, dan kanibalisme.

KHLOR (Cl)
Ion Cl merupakan anion utama di ekstraseluler yaitu 85%
dari keseluruhan Cl dalam tubuh. Cl terdapat dalam ikatan
dengan Na dan hanya sejumlah kecil terikat secara longgar pada
protein dan senyawa lain. Cl ion yang mudah pindah dari cairan
tubuh ke eritrosit dan kembali lagi.
Fungsi Khlor
Khlor berfungsi bersama-sama Na untuk mengatur tekanan
osmose dan pH cairan ekstraseluler, juga merupakan aktivator
enzim-enzim amilase dan penyusun khlorida dari getah lambung.
Mengontrol keseimbangan asam basa dan mengatur tekanan
osmotik.
Sumber Khlor
Sumber khlor adalah garam dapur.
Gejala Defisiensi Khlor
Kekurangan khlor hampir tidak mungkin terjadi pada
ternak. Secara eksperimental, gejala defisiensi adalah hambatan
pertumbuhan. Pada ayam defisiensi Cl memperlihatkan gejala
laju pertumbuhan sangat terganggu, kematian tinggi, dehidrasi,
dan kadar Cl dalam darah menurun.
Natrium Klorida (NaCl) atau Garam Dapur
Terlalu banyak garam menyebabkan gangguan pada
hewan, yaitu kehausan, kelemahan otot, dan udema. Keracunan
garam dapur bisa terjadi pada babi dan unggas, terutama kalau
air minum dibatasi. Ransum yang mengandung 4% NaCl dengan
pembatasan air minum dapat mendatangkan kematian pada
ayam petelur, meskipun kadar yang lebih tinggi dapat ditoleransi
apabila air minum diberikan ad libitum. Sebaiknya kadar NaCl
tidak lebih dari 2% untuk unggas dan babi yang sedang
bertumbuh.

Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 7)

M.K. Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

Semua herbivora akan suka memakan garam apabila


disediakan dalam bentuk jilatan (lick) atau dalam bentuk halus
dalam tempat mineral.
Gejala defisiensi garam yaitu : nafsu makan hilang, bulu
kasar, makan tanah, keadaan badan tidak sehat, produksi
mundur, dan berat badan menurun.

SULFUR (S)
Sebagian besar belerang tubuh terdapat dalam protein,
khususnya dalam asam amino sistin dan metionim. S terdapat
dalam insulin dan glutation dan juga dalam wol. Sebagian besar
S berasal dari sumber organik (protein). Hanya sebagian kecil
masuk dalam tubuh dalam bentuk anorganik dan tidak
berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan tubuh akan S. Akan
tetapi sejumlah kecil S anorganik dapat mempertinggi
penggunaan urea sebagai sumber nitrogen bagi hewan
ruminansia.
Fungsi Sulfur
Sulfur berfungsi dalam pembuatan asam amino yang
mengandung S di dalam rumen dan zat-zat lainnya dalam tubuh
yang mengandung S.
Sumber Sulfur
Sumber S adalah protein suplemen, hijauan, dan butiran.
Gejala Defisiensi Sulfur
Defisiensi S berakibat mundurnya pertumbuhan, efisiensi
ransum rendah, dan pertumbuhan bulu yang lambat pada
domba.

B. UNSUR-UNSUR MINERAL MIKRO


Unsur-unsur mineral mikro disebut pula unsur hara, mikromineral atau trace mineral adalah mineral-mineral yang
dibutuhkan dalam jumlah yang sangat sedikit. Sembilan unsur
yang sampai kini dianggap esensial, yaitu Cr, Co, Cu, J , Fe,
Mn, Mo, Se, dan Zn.

Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 8)

M.K. Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

B E S I (Fe)
Lebih dari 90% besi yang terdapat dalam tubuh, terikat
pada protein, dan terutama pada hemoglobin, yang
mengandung besi sebanyak 0,34%. Kebanyakan besi terdapat
dalam molekul heme di tengah lingkaran porfirin yang
merupakan bagian dari hemoglobin.
Besi juga terdapat
mioglobin (serupa hemoglobin, tetapi hanya mengandung satu
lingkaran porfirin). Mioglobin mempunyai afinitas yang lebih
besar daripada hemoglobin, dan berfungsi untuk menyimpan
oksigen di dalam sel. Serum darah mengandung satu senyawa
yang mengandung besi dan yang disebut transferitin, yang
mengangkut Fe ke segala penjuru tubuh, khususnya pada
tempat-tempat pembuatan sel-sel darah merah, terutama sumsum tulang. Besi juga terdapat dalam hati, limfa, dan tulang
sebagai ferrItin dan hemosiderin.
Fungsi Besi
Fungsi Fe yang terpenting adalah untuk absopsi dan
transport O2 ke sel-sel, dan di sel-sel ini akan statusnya
reversibel O2 dilepaskan dan mengikat CO2 - O2 kemudian
disimpan dalam ikatan dengan mioglobin di dalam sel.
Fe merupakan komponen yang aktif dari beberapa enzim,
yaitu sitokrom perioksidase dan katalase.
Sumber Besi
Pada umumnya Fe dalam bahan makanan cukup untuk
memenuhi hewan normal.
Sehingga hanya pada keadaan
tertentu yang telah disebut suplementasi Fe diperlukan. Sumber
Fe adalah telur, tanah, makanan hijauan, dan butiran, injeksi besi
dan FeSO4.
Gejala Defisiensi Besi
Defisiensi Fe terutama menimbulkan anemia microcytic,
anemia hypochromic, diare, dan nafsu makan menurun.

KUPRUM (Cu)
Tembaga dan besi sering dibicarakan bersama, karena
mempunyai sifat yang sama dan kepentingan yang sama dalam
pembentukan hemoglobin.
Fe adalah bagian dari molekul
homeglobin sedangkan Cu tidak. Cu tedapat di semua jaringan
tubuh, hati, otak, jantung dan ginjal dengan kadar yang tinggi.

Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 9)

M.K. Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

Cu dalam darah terdapat baik dalam plasma maupun dalam


eritrosit dalam konsentrasi yang hampir sama. Sebagian besar
plasma terdapat sebagai Seruloplasmin dan yang dalam eritrosit
sebagai eritrokuprein (pada manusia) atau hemokuprein (pada
sapi).
Fungsi Cuprum
Fungsi Cu adalah sebagai biokatalisator dalam tubuh dan
dari semua peristiwa yang dikenal, enzin yang tergantung pada
Cu adalah metallo-protein, yaitu protein yang mengikat Cu.
Diantara kupro-enzin adalah sitokrom oksidase, dopamine beta
hidrosilase, urat oksidase, super oksida dismutase, tirosinase,
dan livil oksidase. Dalam beberapa hal, gejala defisiensi ada
kemungkinan untuk dihubungkan dengan rendahnya aktivitas
salah satu dari enzin itu.
Fungsi lain Cu adalah erithropoiesis, susunan Coenzin,
fungsi jantung yang baik, pigmentasi bulu, reproduksi.
Sumber Cuprum
Tembaga banyak terdapat dalam bahan makanan dan
biasanya cukup untuk ternak.
Gejala Defisiensi Cuprum
Anemia merupakan gejala umum untuk semua spesies
yang kekurangan Cu.
Gejala lain adalah :
pertumbuhan
terganggu, kerusakan tulang, depigmentasi rambut, wol dan
bulu, pembelakan, dan ganguan gastrointestinal.
Beberapa penyakit pada hewan akibat defisiensi Cu, adalah
:
1)
Lechsucht : penyakit pada sapi, domba, dan kambing.
Gejala-gejalanya : diare, nafsu makan hilang, anemia, kadar
Cu darah turun sampai 1/3 kadar normal.
2)
Enzootic ataxia atau sway-back. Penyakit pada anak
domba akibat defisiensi Cu.
3)
Falling disease. Penyakit pada sapi dan domba. Gejalagejalanya :
terhuyung-huyung, sebentar-sebentar jatuh,
mati seketika.
4)
Salt sick (sakit garam). Gejala-gejalanya : depigmentasi
rambut, kadar Cu darah menurun, persediaanCu dalam hati
menurun, gejala-gejala urat syaraf menurun (ataxia),
jalannya abnormal, terhuyung-huyung, sebentsr-sebentsr
jatuh.

KOBALT (Co)
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 10)

M.K. Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

Kobalt merupakan zat mineral esensial untuk pertumbuhan


hewan dan kesehatannya.
Co mempunyai peranan dalam
pertumbuhan bakteri-bakteri di dalam rumen.
Hal ini
dihubungkan dengan diketemukannya vitamin B 12 yang
mengandung Co dalam molekulnya sebanyak 4%.
Untuk
pembentukan vitamin B12 akan berkurang dan pertumbuhan
bakteri
pun akan terhalang.
Kekurangan Co yaitu hanya
terdapat pada ruminansia, sedang hewan lain tidak terdapat.
Fungsi Kobalt
Fungsi fisiologi Co baru diketahui setelah vitamin B12
diketemukan, dan diketahui mengandung mineral ini. Co dalam
makanan digunakan oleh mikroorganisme dalam rumen untuk
mensintesa vitamin B12.
Sumber Kobalt
Kebanyakan bahan makanan dan parture mengandung Co.
Pemberian Co-sulfat efektif seperti pellet cobalt-okside. Pellet ini
apabila dimakankan kepada ternak akan tersangkut pada
retikulumnya, dan dapat terus memberikan sedikit-sedikit Co ke
rumen.
Gejala Defisiensi Kobalt
Defisiensi Co hanya terdapat pada ternak ruminansia, pada
hewan lain tidak. Gejala-gejalanya : ternak malas, nafsu makan
berkurang, berat badan turun, lemah, anemia yang bersifat
normocytic dan normochromic dan kemudian mati.

Toksitas Kobalt
Terlalu banyak Co dapat meracuni ternak, tetapi jarak
antara yang dibutuhkan dan yang meracun sangat jauh,
sehingga praktis tidak terdapat pada ternak.

YODIUM (I)
Kadar yodium dalam tubuh sangat sedikit, dan diperkirakan
pada hewan dewasa kadar ini hanya sekitar 0,6 mg/ kg berat

Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 11)

M.K. Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

badan, tetapi mineral ini mempunyai peranan penting dalam


metabolisme tubuh.
Fungsi Yodium
Fungsi utama yodium adalah sebagai penyusun tiroksin,
yaitu suatu hormon yang diproduksi oleh glandula tiroidea dan
diiodotirosin, yaitu suatu senyawa antara dalam produksi tiroksin
dari tirosin. Gejala defisiensi adalah struma (gondok) ialah
pembesaran glandula thyroidea. Ada dua macam struma yaitu :
1) Struma sederhana atau struma endemik. Pada anak babi
gejalanya : rambut rontok, badan lemah, kulit menebal, dan
leher membengkak.
2) Struma exophthalmink, yang menyangkut susunan tubuh
lainnya di samping kelenjar tiroid.
Gejala yang lain yaitu gangguan reproduksi pada betina.
Defisiensi yang sangat, induk melahirkan anak tampa bulu,
lemah, atau mati.

MANGAN (Mn)
Mn hampir terdapat di semua jaringan tubuh, tetapi dalam
jumlah yang kecil. Jumlah yang besar terdapat dalam tulang,
ginjal, pankreas,dan pituitaria. Mn ini mempunyai fungsi dalam
metabolisme intermedier dengan mengaktifkan beberapa enzim.
Fungsi Mangan
Fungsi khas mangan dalam tubuh ternak belum diketahui
dengan jelas, namun defisiensinya dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan pembentukan tulang.
Sumber Mangan
Unsur Mn tersebar luas dalam bahan makanan dan hijauan.
Jagung, ragi, dan produk hewan adalah sumber yang kurang
baik. Bekatul, dedak gandum, dan makanan hijau adalah sumber
yang baik.
Gejala Defisiensi Mangan
Gejala defisiensi Mn yaitu terjadinya perosis atau slipped
tendon pada unggas. Daya tetas turun, dan kekuatan kulit telur
turun, kelumpuhan, dan kekakuan.

S E N G (Zn)
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 12)

M.K. Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

Zn terdapat pada semua jaringan tubuh, tetapi sebagian


besar terdapat dalam tulang. Jumlah yang besar juga terdapat
dalam kulit,rambut, dan bulu hewan.
Fungsi Seng
Zn berfungsi dalam metabolisme melalui dua cara : (1)
sebagai komponen dari enzin, dan (2)
mempengaruhi
konfigurasi struktur ligan-ligan organik non-enzin tertentu.
Defisiensi Zn dapat mempengaruhi metabolisme DNA, RNA,
protein dan mukosakharida. Zn juga mempengaruhi reproduksi
ternak jantan yaitu pemasakan gonad.
Sumber Seng
Unsur ini tersebar luas di alam. Ragi dan bahan makanan
asal hewan kaya akan Zn. Bekatul dan lembaga padi-padian,
tetapi banyak yang terikat pada fitin.
ZnO atau ZnCO 3
ditambahkan pada ransum.
Gejala Defisiensi Seng
Gejala defisiensi Zn pada anak ayam, yaitu pertumbuhan
terganggu, perpendekan dan penebalan tulang kaki, pembesaran
sendi siku, kulit bersisik, terutama kulit pada kaki, penurunan
efisiensi konversi ransum, kehilangan nafsu makan, dan dalam
keadaan parah mortalitas tinggi.
Pada ternak babi, terjadi parakeratosis yang ditandai
dengan luka-luka
pada
kulit,
pertumbuhan terganggu,
kelemahan, muntah-muntah, dan hewan terlihat menggosokgosokkan tubuhnya.
Pada anak sapi menyebabkan terjadinya radang kulit
sekitar mulut dan hidung, kaku sendi, kulit kaki kasar dan
berkeropeng. Parakeratosis pada sapi dewasa dengan terlihat
adanya kehilangan rambut pada ujung ekor.

MOLIBDEN (Mo)
Molibden merupakan bagian dari satu atau lebih enzin. Mo
dianggap sebagai unsur toksik daripada unsur yang diperlukan.
Keracunan Mo berhubungan dengan tembaga dan belerang.
Fungsi Molibden
Merupakan penyusun enzin xantin oksidase yang berfungsi
dalam metabolisme purin. Mo juga merupakan konstituen nitrat
reduktase yang berguna untuk konversi nitrat menjadi nitrit

Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 13)

M.K. Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

dalam tanaman.
bakteri.

Sebagai konstituen dehidrogenase dalam

Sumber Molibden
Unsur ini tersebar luas di alam, sehingga tidak ada bahaya
kekurangan pada keadaan praktek.
Gejala Defisiensi Molibden
Ganguan defisiensi tidak begitu jelas pada keadaan biasa,
hanya adanya hambatan pertumbuhan yang dijumpai pada
unggas yang diberi makan ransum yang dimurnikan yang
mengandung protein kedelai. Hasil yang sama juga terjadi pada
domba yang sedang bertumbuh.

SELENIUM (Se)
Beberapa tahun mineral ini dianggap penting hanya karena
sifatnya meracun. Sekarang telah dibuktikan bahwa unsur ini
perlu ada untuk keperluan jenis hewan dan manusia.
Sifat selenium sama dengan sifat sulfur atau tellerium. Se
sering ditemukan dalam senyawa dengan belerang pada zat
anorganik maupun organik.
Pada beberapa ikatan Se
menggantikan S, sedangkan pada ikatan lainnya Se terdapat
bergabung dengan S. Bentuk anorganik yang umum dari Se
adalah asam selenat, garam selenat, garam selenit, yang
merupakan analog selenium untuk asam sulfat, sulfat, dan sulfit.
Tumbuh-tumbuhan dan mikroorganisme sanggup menggantikan
S yang terdapat dalam sistin dan metionin dengan selenium dan
menghasilkan selenosistin dan selenometionin.
Fungsi Selenium
Selenium merupakan mineral esensial, tetapi cara kerjanya
belum jelas. Mempunyai hubungan dengan vitamin E dalam
fungsinya.
Sumber Selenium
Sumber Se adalah bungkil-bungkilan dan butir-butiran dan
gulma tertentu.
Gejala Defisiensi Selenium

Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 14)

M.K. Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

Defisiensi Se menimbulkan nutritional myopathy atau


white muscle disease pada sapi dan domba.
Toksitas Selenium
Keracunan Se disebut alkali disease dan blind stagges.
Alkali disease adalah bentuk kronik yang terjadi setelah dalam
waktu yang lama makan spesies tanaman tertentu yang
mengandung Se 30mg/ kg bahan kering. Keracunan Se terjadi
pada kuda, sapi, domba, dengan gejala-gejala : kelesuan, kaku
sendi, kelumpuhan, lepasnya kuku dan kelainan lain. Blind
Stagger adalah bentuk akut keracunan Se, terjadi kebutaan dan
paralysis.
Kelebihan Se menyebabkan gangguan reproduksi pada
sapi, babi, domba, dan ayam. Hewan-hewan muda lebih peka
terhadap hambatan pertumbuhan adalah gejala pertamanya,
yang kemudian diikuti dengan gejala lain yang telah disebutkan.

KHROM (Cr)
Krom pertama kali diketahui sebagai unsur yang esensial
dalam metabolisme gula. Cr lebih banyak dibicarakan dalam
hubungannya dengan Glukosa Toleranse Faktor (GTF), karena
sejarah Cr dimulai dari observasi dengan pemberian ransum
Torula Yeast pada tikus, yang menghasilkan kelainan-kelainan
GTF-nya. Sekarang Cr diduga esensial bagi semua hewan.
Fungsi Khrom
Cr dalam bentuknya sebagai GRF menyerupai hormon
dalam kerjanya, dilepaskan dalam darah sebagai respon
terhadap ransangan insulin. GTF cepat ditransport ke periferi
menstimulasi reaksi yang mempercepat penggunaan glukosa
dalam darah yang apabila tidak ada GTF ini reaksi tersebut
berlangsung lebih lambat.
Sumber Khrom
Unsur ini tersebar luas di alam, dan ragi bir banyak
mengandung bentuk aktif Cr secara biologis yaitu GTF.
Gejala Defisiensi Khrom
Gejala defisiensi terutama berhubungan dengan fungsi GTF.
Hewan menunjukkan pertumbuhan terlambat, degenerasi
nekrotik dari hati dan penggunaan glukosa yang kurang efisien.

Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 15)

M.K. Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

R I N G KASAN
Mineral adalah 96 unsur kimia seperti yang tercantum
dalam tabel periodik. Mineral atau zat inorganik sering pula
disebut abu. Analisa mineral dilakukan dengan membakar
bahan pakan pada suhu 600oC sampai dicapai berat konstan,
semua yang tertinggal adalah abu. Tubuh ternak terdiri atas 3
sampai 5 persen mineral. Hewan tidak dapat membuat mineral,
sehingga harus disediakan dalam pakannya.
Mineral harus
disediakan dalam perbandingan yang tepat dan jumlah yang
cukup.
Mineral telah dijumpai dalam tubuh ternak dalam jumlah
yang dapat diukur sebanyak 31, tetapi hanya 16 yang secara
praktis dibutuhkan dalam pakan. Mineral diklasifikasikan atas
mineral makrol dan mineral mikro. Mineral makro terdiri atas 7
mineral yaitu: Ca, P, K, Na, Cl, S, dan Mg. Mineral mikro terdiri
atas 9 mineral yaitu: Fe, Zn, Cu, Mn, I, Co, Mo, Se, dan Cr.
Mineral makro adalah mineral-mineral yang dibutuhkan dalam
jumlah yang lebih banyak dibanding dengan mikro mineral yang
dibutuhkan dalam jumlah relatif jauh lebih sedikit. Umumnya
dalam jumlah ppm (part per million).
Secara umum, mineral berfungsi:
a) Sebagai
bahan
pembentuk
tulang
dan
gigi
yang
menyebabkan adanya jaringan yang keras dan kuat.
b) Mempertahankan keadaan koloidal dari beberapa senyawa
dalam tubuh.
c) Memelihara keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
d) Mempertahankan tekanan osmotik seluler yang diperlukan
untuk pemindahan zat-zat makanan melalui selaput sel.
e) Mempertahankan
keasaman
yang
tepat
dari
getah
pencernaan sedemikian rupa sehingga enzin pencernaan
dapat menunaikan fungsinya yang diperlukan.
f) Mempertahankan kontraksi yang tepat dari urat daging,
teristimewa kontraksi otot jantung, dan berperanan penting
dalam berfungsinya urat syaraf secara normal.
g) Mencegah kekejangan.
h) Ada hubungannya dengan fungsi vitamin tertentu dalam
pembentukan tulang.
i) Sebagai aktivator sistem enzim tertentu, dan sebagai
komponen dari suatu sistem enzim.

Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 16)

M.K. Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

Penutup
Tes Formatif
1.
Jelaskan pengertian mineral !
2. Mineral diklassifikasi atas mineral makro dan mineral mikro.
Sebutkan mineral makro dan meneral mikro !
3. Sebutkan fungsi umum mineral !
4. Sebutkan fungsi mineral Ca !
5. Sebutkan gejala kekurangan mineral Ca !
6. Sebutkan sumber mineral P!
7. Sebutkan mineral yang mempunyai peranan penting dalam
per-tumbuhan mikroorganisme rumen !
8. Selaskan 4 penyakit pada ternak akibat kekurangan mineral
tembaga !
9. Jelaskan gejala utama pada ternak yang defisiensi mineral
Yodium (I) !
10.
Sebutkan beberapa mineral yang mempunyai
hubungan dengan vitamin dan mekanisme kerjanya !

Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 17)

M.K. Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 18)

M.K. Ilmu Nutrisi Ternak Dasar

1)

Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 19)

Anda mungkin juga menyukai