Pengertian Mineral
Mineral adalah 96 unsur kimia seperti yang tercantum
dalam tabel periodik (Tillman dkk., 1989). Mineral atau zat
inorganik sering pula disebut abu, karena sekumpulan mineral
dari bahan nabati atau hewani diperoleh dengan mengabukan
bahan tersebut (Parakkasi, 1990). Sedang menurut Blakely dan
Bade (1991) bahwa, mineral adalah abu dari pohon yang dibakar
atau bahan organik lainnya, termasuk pakan. Mineral dianalisa
dengan membakar bahan pakan dibakar pada suhu 600 oC
sampai beratnya konstan. Semua yang tertinggal itu adalah
abu. Residu abu adalah bagian yang bersifat anorganik pada
pakan, yaitu mineral.
Tubuh ternak terdiri dari 3 sampai 5 persen mineral.
Hewan tidak dapat membuat mineral, sehingga harus disediakan
dalam pakannya. Mineral harus disediakan dalam perbandingan
yang tepat dan jumlah yang cukup.
Klasifikasi Mineral
Mineral yang telah dijumpai dalam tubuh ternak dalam
jumlah yang dapat diukur sebanyak 31, tetapi hanya 16 yang
secara praktis dibutuhkan dalam pakan. Dari 16 mineral yang
esensial, 7 macam disebut unsur-unsur mineral makro (makro
mineral) dan 9 unsur-unsur mineral mikro (mikro mineral).
Dengan majunya teknik penelitian, mungkin lebih banyak lagi
dapat dibuktikan unsur-unsur yang esensial. Adapun unsur-unsur
mineral esensial tersebut disajikan pada Tabel 8-1.
Kalsium
Fosfor
Kalium
Natrium
Khlor
Mineral Makro
Unsur
(Ca)
(P)
(K)
(Na)
(Cl)
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 1)
%
1,50
1,00
0,20
0,16
0,11
Mineral Mikro
Unsur
%
Besi
(Fe)
20 80
Seng
(Zn)
10 50
Tembaga (Cu)
1,5
Mangan
(Mn)
0,2 0,5
Yodium
(I)
0,3 0,6
Sulfur
Magnesium
(S)
(Mg)
0,15
0,04
Kobalt
Molibden
Selenium
Khromium)
(Co)
(Mo)
(Se)
(Cr)
0,02 0,1
1,4
1,7
0,08
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 2)
2)
3)
4)
5)
Sumber Kalsium
Susu, daun-daunan, terutama leguminosa, produk dari
hewan yang mengandung tulang misalnya tepung ikan
merupakan sumber Ca yang baik. Suplemen Ca yang terutama
adalah kapur yang mengandung lebih kurang 34% Ca dan kulit
kerang yang mengandung lebih kurang 45% Ca.
Gejala Defisiensi Kalsium
Gejala defisiensi kalsium sebagai berikut :
(1)
pertumbuhan terlambat, (2) komsumsi makanan turun, (3) laju
metabolik basal tinggi, (4)
kepakaan dan aktifitas yang
menurun, (5) osteoporosis, (6) sikap dan cara berjalan yang
abnormal, (7) peka terhadap pendarahan dalam, (8) kenaikan
jumlah urin, (10) kulit tipis dan produksi telur menurun, (11)
tetanus, (12) pica yaitu hewan akan mengunyah kayu, tulang,
dan batu, sertabenda-benda lain yang tidak biasa dimakan.
FOSFOR (P)
Dalam tubuh hewan fosfor lebih sedikit daripada Ca, tetapi
keduanya berhubungan erat satu sama lain. Hanya 20% dari P
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 3)
MAGNESIUM (Mg)
Magnesium adalah kation yang penting untuk gizi hewan.
Elemen ini sangat erat hubungannya dengan Ca dan P dalam
distribusi dan metabolisme protein. Secara kuantitatif kadar Mg
dalam tubuh, rendah (0,6%). Magnesium merupakan penyusun
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 4)
KALIUM (K)
K terdapat dalam jaringan tubuh dalam bentuk ion. K
terdapat di dalam cairan instraseluler.
Sel-sel darah
mengandung kira-kira 25 kali lebih banyak daripada di dalam
plasma. Otot dan sel-sel saraf mengandung K yang sangat
banyak yaitu lebih 20 kali lebih banyak dari pada di dalam cairan
interstisial.
Fungsi Kalium
Kalium di dalam sel yaitu di dalam plasma dan cairan
interstisial berfungsi memelihara imbangan yang berhubungan
dengan asam dan basa dan imbangan osmotis yang tepat. K
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 5)
NATRIUM (Na)
Sebagian besar Na terdapat dalam jaringan lunak dan
cairan tubuh. Kalau K adalah mineral intraseluler, maka Na
adalah mineral ekstraseluler. Seperti halnya K, Na adalah unsur
yang penting.
Fungsi Na
Bersama-sama dengan K, Na berfungsi dalam pengaturan
tekanan osmose dan pengaturan keseimbangan asam basa. Na
adalah kation utama dalam plasma darah dan cairan
ekstraseluler yang lain, sedangkan kadarnya dalam sel sangat
rendah.
Na mempunyai kemampuan untuk menembus dinding sel,
sehingga pertukaran K dan Na melalui syaraf. Na ikut dalam
metabolisme karbohidrat terutama dengan jalan mempermudah
pemasukan glukosa melalui membran sel ke dalam sel.
Sumber Natrium
Hijauan berkadar Na yang rendah, sehingga ruminansia
hampir selalu memerlukan suplementasi Na dalam bentuk garam
dapur. Semua produk hewan darat maupun laut, kaya akan Na.
Sumber yang terutama adalah NaCl (garam dapur).
Gejala Defisiensi Natrium
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 6)
KHLOR (Cl)
Ion Cl merupakan anion utama di ekstraseluler yaitu 85%
dari keseluruhan Cl dalam tubuh. Cl terdapat dalam ikatan
dengan Na dan hanya sejumlah kecil terikat secara longgar pada
protein dan senyawa lain. Cl ion yang mudah pindah dari cairan
tubuh ke eritrosit dan kembali lagi.
Fungsi Khlor
Khlor berfungsi bersama-sama Na untuk mengatur tekanan
osmose dan pH cairan ekstraseluler, juga merupakan aktivator
enzim-enzim amilase dan penyusun khlorida dari getah lambung.
Mengontrol keseimbangan asam basa dan mengatur tekanan
osmotik.
Sumber Khlor
Sumber khlor adalah garam dapur.
Gejala Defisiensi Khlor
Kekurangan khlor hampir tidak mungkin terjadi pada
ternak. Secara eksperimental, gejala defisiensi adalah hambatan
pertumbuhan. Pada ayam defisiensi Cl memperlihatkan gejala
laju pertumbuhan sangat terganggu, kematian tinggi, dehidrasi,
dan kadar Cl dalam darah menurun.
Natrium Klorida (NaCl) atau Garam Dapur
Terlalu banyak garam menyebabkan gangguan pada
hewan, yaitu kehausan, kelemahan otot, dan udema. Keracunan
garam dapur bisa terjadi pada babi dan unggas, terutama kalau
air minum dibatasi. Ransum yang mengandung 4% NaCl dengan
pembatasan air minum dapat mendatangkan kematian pada
ayam petelur, meskipun kadar yang lebih tinggi dapat ditoleransi
apabila air minum diberikan ad libitum. Sebaiknya kadar NaCl
tidak lebih dari 2% untuk unggas dan babi yang sedang
bertumbuh.
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 7)
SULFUR (S)
Sebagian besar belerang tubuh terdapat dalam protein,
khususnya dalam asam amino sistin dan metionim. S terdapat
dalam insulin dan glutation dan juga dalam wol. Sebagian besar
S berasal dari sumber organik (protein). Hanya sebagian kecil
masuk dalam tubuh dalam bentuk anorganik dan tidak
berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan tubuh akan S. Akan
tetapi sejumlah kecil S anorganik dapat mempertinggi
penggunaan urea sebagai sumber nitrogen bagi hewan
ruminansia.
Fungsi Sulfur
Sulfur berfungsi dalam pembuatan asam amino yang
mengandung S di dalam rumen dan zat-zat lainnya dalam tubuh
yang mengandung S.
Sumber Sulfur
Sumber S adalah protein suplemen, hijauan, dan butiran.
Gejala Defisiensi Sulfur
Defisiensi S berakibat mundurnya pertumbuhan, efisiensi
ransum rendah, dan pertumbuhan bulu yang lambat pada
domba.
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 8)
B E S I (Fe)
Lebih dari 90% besi yang terdapat dalam tubuh, terikat
pada protein, dan terutama pada hemoglobin, yang
mengandung besi sebanyak 0,34%. Kebanyakan besi terdapat
dalam molekul heme di tengah lingkaran porfirin yang
merupakan bagian dari hemoglobin.
Besi juga terdapat
mioglobin (serupa hemoglobin, tetapi hanya mengandung satu
lingkaran porfirin). Mioglobin mempunyai afinitas yang lebih
besar daripada hemoglobin, dan berfungsi untuk menyimpan
oksigen di dalam sel. Serum darah mengandung satu senyawa
yang mengandung besi dan yang disebut transferitin, yang
mengangkut Fe ke segala penjuru tubuh, khususnya pada
tempat-tempat pembuatan sel-sel darah merah, terutama sumsum tulang. Besi juga terdapat dalam hati, limfa, dan tulang
sebagai ferrItin dan hemosiderin.
Fungsi Besi
Fungsi Fe yang terpenting adalah untuk absopsi dan
transport O2 ke sel-sel, dan di sel-sel ini akan statusnya
reversibel O2 dilepaskan dan mengikat CO2 - O2 kemudian
disimpan dalam ikatan dengan mioglobin di dalam sel.
Fe merupakan komponen yang aktif dari beberapa enzim,
yaitu sitokrom perioksidase dan katalase.
Sumber Besi
Pada umumnya Fe dalam bahan makanan cukup untuk
memenuhi hewan normal.
Sehingga hanya pada keadaan
tertentu yang telah disebut suplementasi Fe diperlukan. Sumber
Fe adalah telur, tanah, makanan hijauan, dan butiran, injeksi besi
dan FeSO4.
Gejala Defisiensi Besi
Defisiensi Fe terutama menimbulkan anemia microcytic,
anemia hypochromic, diare, dan nafsu makan menurun.
KUPRUM (Cu)
Tembaga dan besi sering dibicarakan bersama, karena
mempunyai sifat yang sama dan kepentingan yang sama dalam
pembentukan hemoglobin.
Fe adalah bagian dari molekul
homeglobin sedangkan Cu tidak. Cu tedapat di semua jaringan
tubuh, hati, otak, jantung dan ginjal dengan kadar yang tinggi.
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 9)
KOBALT (Co)
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 10)
Toksitas Kobalt
Terlalu banyak Co dapat meracuni ternak, tetapi jarak
antara yang dibutuhkan dan yang meracun sangat jauh,
sehingga praktis tidak terdapat pada ternak.
YODIUM (I)
Kadar yodium dalam tubuh sangat sedikit, dan diperkirakan
pada hewan dewasa kadar ini hanya sekitar 0,6 mg/ kg berat
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 11)
MANGAN (Mn)
Mn hampir terdapat di semua jaringan tubuh, tetapi dalam
jumlah yang kecil. Jumlah yang besar terdapat dalam tulang,
ginjal, pankreas,dan pituitaria. Mn ini mempunyai fungsi dalam
metabolisme intermedier dengan mengaktifkan beberapa enzim.
Fungsi Mangan
Fungsi khas mangan dalam tubuh ternak belum diketahui
dengan jelas, namun defisiensinya dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan pembentukan tulang.
Sumber Mangan
Unsur Mn tersebar luas dalam bahan makanan dan hijauan.
Jagung, ragi, dan produk hewan adalah sumber yang kurang
baik. Bekatul, dedak gandum, dan makanan hijau adalah sumber
yang baik.
Gejala Defisiensi Mangan
Gejala defisiensi Mn yaitu terjadinya perosis atau slipped
tendon pada unggas. Daya tetas turun, dan kekuatan kulit telur
turun, kelumpuhan, dan kekakuan.
S E N G (Zn)
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 12)
MOLIBDEN (Mo)
Molibden merupakan bagian dari satu atau lebih enzin. Mo
dianggap sebagai unsur toksik daripada unsur yang diperlukan.
Keracunan Mo berhubungan dengan tembaga dan belerang.
Fungsi Molibden
Merupakan penyusun enzin xantin oksidase yang berfungsi
dalam metabolisme purin. Mo juga merupakan konstituen nitrat
reduktase yang berguna untuk konversi nitrat menjadi nitrit
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 13)
dalam tanaman.
bakteri.
Sumber Molibden
Unsur ini tersebar luas di alam, sehingga tidak ada bahaya
kekurangan pada keadaan praktek.
Gejala Defisiensi Molibden
Ganguan defisiensi tidak begitu jelas pada keadaan biasa,
hanya adanya hambatan pertumbuhan yang dijumpai pada
unggas yang diberi makan ransum yang dimurnikan yang
mengandung protein kedelai. Hasil yang sama juga terjadi pada
domba yang sedang bertumbuh.
SELENIUM (Se)
Beberapa tahun mineral ini dianggap penting hanya karena
sifatnya meracun. Sekarang telah dibuktikan bahwa unsur ini
perlu ada untuk keperluan jenis hewan dan manusia.
Sifat selenium sama dengan sifat sulfur atau tellerium. Se
sering ditemukan dalam senyawa dengan belerang pada zat
anorganik maupun organik.
Pada beberapa ikatan Se
menggantikan S, sedangkan pada ikatan lainnya Se terdapat
bergabung dengan S. Bentuk anorganik yang umum dari Se
adalah asam selenat, garam selenat, garam selenit, yang
merupakan analog selenium untuk asam sulfat, sulfat, dan sulfit.
Tumbuh-tumbuhan dan mikroorganisme sanggup menggantikan
S yang terdapat dalam sistin dan metionin dengan selenium dan
menghasilkan selenosistin dan selenometionin.
Fungsi Selenium
Selenium merupakan mineral esensial, tetapi cara kerjanya
belum jelas. Mempunyai hubungan dengan vitamin E dalam
fungsinya.
Sumber Selenium
Sumber Se adalah bungkil-bungkilan dan butir-butiran dan
gulma tertentu.
Gejala Defisiensi Selenium
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 14)
KHROM (Cr)
Krom pertama kali diketahui sebagai unsur yang esensial
dalam metabolisme gula. Cr lebih banyak dibicarakan dalam
hubungannya dengan Glukosa Toleranse Faktor (GTF), karena
sejarah Cr dimulai dari observasi dengan pemberian ransum
Torula Yeast pada tikus, yang menghasilkan kelainan-kelainan
GTF-nya. Sekarang Cr diduga esensial bagi semua hewan.
Fungsi Khrom
Cr dalam bentuknya sebagai GRF menyerupai hormon
dalam kerjanya, dilepaskan dalam darah sebagai respon
terhadap ransangan insulin. GTF cepat ditransport ke periferi
menstimulasi reaksi yang mempercepat penggunaan glukosa
dalam darah yang apabila tidak ada GTF ini reaksi tersebut
berlangsung lebih lambat.
Sumber Khrom
Unsur ini tersebar luas di alam, dan ragi bir banyak
mengandung bentuk aktif Cr secara biologis yaitu GTF.
Gejala Defisiensi Khrom
Gejala defisiensi terutama berhubungan dengan fungsi GTF.
Hewan menunjukkan pertumbuhan terlambat, degenerasi
nekrotik dari hati dan penggunaan glukosa yang kurang efisien.
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 15)
R I N G KASAN
Mineral adalah 96 unsur kimia seperti yang tercantum
dalam tabel periodik. Mineral atau zat inorganik sering pula
disebut abu. Analisa mineral dilakukan dengan membakar
bahan pakan pada suhu 600oC sampai dicapai berat konstan,
semua yang tertinggal adalah abu. Tubuh ternak terdiri atas 3
sampai 5 persen mineral. Hewan tidak dapat membuat mineral,
sehingga harus disediakan dalam pakannya.
Mineral harus
disediakan dalam perbandingan yang tepat dan jumlah yang
cukup.
Mineral telah dijumpai dalam tubuh ternak dalam jumlah
yang dapat diukur sebanyak 31, tetapi hanya 16 yang secara
praktis dibutuhkan dalam pakan. Mineral diklasifikasikan atas
mineral makrol dan mineral mikro. Mineral makro terdiri atas 7
mineral yaitu: Ca, P, K, Na, Cl, S, dan Mg. Mineral mikro terdiri
atas 9 mineral yaitu: Fe, Zn, Cu, Mn, I, Co, Mo, Se, dan Cr.
Mineral makro adalah mineral-mineral yang dibutuhkan dalam
jumlah yang lebih banyak dibanding dengan mikro mineral yang
dibutuhkan dalam jumlah relatif jauh lebih sedikit. Umumnya
dalam jumlah ppm (part per million).
Secara umum, mineral berfungsi:
a) Sebagai
bahan
pembentuk
tulang
dan
gigi
yang
menyebabkan adanya jaringan yang keras dan kuat.
b) Mempertahankan keadaan koloidal dari beberapa senyawa
dalam tubuh.
c) Memelihara keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
d) Mempertahankan tekanan osmotik seluler yang diperlukan
untuk pemindahan zat-zat makanan melalui selaput sel.
e) Mempertahankan
keasaman
yang
tepat
dari
getah
pencernaan sedemikian rupa sehingga enzin pencernaan
dapat menunaikan fungsinya yang diperlukan.
f) Mempertahankan kontraksi yang tepat dari urat daging,
teristimewa kontraksi otot jantung, dan berperanan penting
dalam berfungsinya urat syaraf secara normal.
g) Mencegah kekejangan.
h) Ada hubungannya dengan fungsi vitamin tertentu dalam
pembentukan tulang.
i) Sebagai aktivator sistem enzim tertentu, dan sebagai
komponen dari suatu sistem enzim.
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 16)
Penutup
Tes Formatif
1.
Jelaskan pengertian mineral !
2. Mineral diklassifikasi atas mineral makro dan mineral mikro.
Sebutkan mineral makro dan meneral mikro !
3. Sebutkan fungsi umum mineral !
4. Sebutkan fungsi mineral Ca !
5. Sebutkan gejala kekurangan mineral Ca !
6. Sebutkan sumber mineral P!
7. Sebutkan mineral yang mempunyai peranan penting dalam
per-tumbuhan mikroorganisme rumen !
8. Selaskan 4 penyakit pada ternak akibat kekurangan mineral
tembaga !
9. Jelaskan gejala utama pada ternak yang defisiensi mineral
Yodium (I) !
10.
Sebutkan beberapa mineral yang mempunyai
hubungan dengan vitamin dan mekanisme kerjanya !
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 17)
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 18)
1)
Modul 4-2. M i n e r a l
(4 - 19)