0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
152 tayangan20 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang mineral makro yang diperlukan tubuh manusia. Terdapat tujuh mineral makro yaitu kalsium, fosfor, kalium, belerang, natrium, klor, dan magnesium. Mineral-mineral tersebut memiliki peran penting dalam memelihara keseimbangan asam-basa tubuh dan berperan dalam berbagai proses metabolisme. Sumber utama mineral berasal dari makanan hewani dan nabati.
Dokumen tersebut membahas tentang mineral makro yang diperlukan tubuh manusia. Terdapat tujuh mineral makro yaitu kalsium, fosfor, kalium, belerang, natrium, klor, dan magnesium. Mineral-mineral tersebut memiliki peran penting dalam memelihara keseimbangan asam-basa tubuh dan berperan dalam berbagai proses metabolisme. Sumber utama mineral berasal dari makanan hewani dan nabati.
Dokumen tersebut membahas tentang mineral makro yang diperlukan tubuh manusia. Terdapat tujuh mineral makro yaitu kalsium, fosfor, kalium, belerang, natrium, klor, dan magnesium. Mineral-mineral tersebut memiliki peran penting dalam memelihara keseimbangan asam-basa tubuh dan berperan dalam berbagai proses metabolisme. Sumber utama mineral berasal dari makanan hewani dan nabati.
MINERAL MAKRO 9 12 2009 MINERAL MAKRO Terdapat sekitar 21 macam mineral yang diperlukan oleh tubuh, termasuk cromium (Cr) dan silicon (Si) yang dahulu dianggap sebagai kontaminan. Kira-kira 6% tubuh manusia dewasa terbuat dari mineral. Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peran penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Tubuh mempunyai beberapa cara mengontrol kadar mineral di dalamnya, yaitu dengan cara mengatur jumlah yang diserap dari saluran pencernaan, dan mengatur jumlah mineral yang ditahan oleh tubuh. Pengeluaran kelebihan mineral dapat dilakukan melalui ginjal (urine), hati (asam empedu) serta kulit (keringat). Mineral yang dibutuhkan oleh manusia diperoleh dari tanah. Sebagai konsumen tingkat akhir, manusia memperoleh mineral dari pangan nabati dan hewani. Mineral merupakan bahan anorganik dan bersifat esensial. Mineral yang dibutuhkan manusia diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro merupakan. mineral yang jumlahnya relatif tinggi (>0,05% dari berat badan) di dalam jaringan tubuh atau dibutuhkan tubuh dalam jumlah >100 mg sehari. Mineral mikro disebut sebagai unsur renik (trace element) terdapat <0,05% dari berat badan atau dibutuhkan tubuh dalam jumlah <100 mg sehari. Unsur-unsur mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, sulfur, natrium, klor, dan magnesium. Sedangkan unsur-unsur mineral mikro adalah besi, seng, selenium, mangan, tembaga, iodium, molibdenum, kobalt, khromium, silikon, vanadium, nikel, arsen dan fluor. Elemen mineral yang belum pasti diperlukan atau tidaknya oleh tubuh tetapi terdapat bukti partisipasinya dalam beberapa macam reaksi biologis adalah : barium (Ba), timah putih (Sn), Fluor (F), bromium (Br), sintronitium (Sr) dan kadmium (Cd). Sedangkan met boliknya adalah: emas (Au), perak (Ag), almunium (Al), air raksa (Hg), bismuth (Bi), gallium (Ga), timah hitam (Pb), bron (B), litium (Li), antimon (Sb) dan 20 elemen lainnya. Tabel 1.1. Klasifikasi mineral berdasarkan jumlah yang diperlukan oleh tubuh KELAS ELEMEN % BERAT TUBUH JUMLAH DALAM TUBUH Elemen makro (> 0,005 % berat tubuh) Kalsium (Ca) 1,5 2,2 1,02 kg Fosfor (P) 0,8 1,2 0,68 kg Kalium (K) 0,35 0,27 kg Belerang/ Sulfur (S) 0,25 0,20 kg Natrium (Na) 0,15 Klor (Cl) 0,15 0,14 kg Magnesium (Mg) 0,05 0,025 kg Elemen Mikro (< 0,005 % berat tubuh) Zat besi (Fe) 0,004 4,5 g Seng (Zn) 0,002 1,9 g Selenium (Se) 0,0003 0,013 g Mangan (Mn) 0,0002 0,016 g Tembaga (Cu) 0,00015 0,125 g Iodium (I) 0,00004 0,015 g Molibdenum (Mo) 0,0002 Kobalt (Co) 0,00003 Kromium (Cr) 0,00003 Silikon (Si) Vanadium (Va) 0,00045 Nikel (Ni) 0,00023 Arsen (As) Sumber: Guthrie (1986) dalam Yuniastuti (2008). Secara umum fungsi mineral dalam tubuh sebagai berikut: 1. Dalam tubuh. Mempertahankan keseimbangan Asam-basa. Memelihara keseimbangan asam tubuh dengan jalan penggunaa mineral pembentuk asam (acid forming elements), yaitu Cl, S dan P dan mineral pembentuk basa (base forming elements), yaitu Ca, Mg, K, dan Na. 1. Berperan dalam tahap metabolisme tubuh. Mengkatalisasi reaksi yang bertalian dengan pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein serta pembentukan lemak dan protein tubuh. 2. Sebagai hormon (Iodium terlibat dalam hormon tiroksin; Co dalam vitamin B12; Ca dan P untuk membentuk tulang dan gigi) dan enzim tubuh/ sebagai kofaktor (Fe terlibat dalam aktivitas enzim katalase dan sitokrom). 3. Membantu memelihara keseimbangan air tubuh (klor, kalium, natrium). 4. Menolong dalam pengiriman isyarat ke seluruh tubuh (kalsium, kalium, natrium). 5. Sebagai bagian cairan usus (kalsium, magnesium, kalium dan natrium). 6. Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi dan jaringan tubuh lainnya (kalsium, fosfor, fluorin dan magnesium) Sumber Mineral Sumber paling baik mineral adalah makanan hewani, kecuali magnesium yang lebih banyak terdapat di dalam makanan nabati. Hewan memperoleh mineral dari tubumbuh-tumbuhan dan menumpuk di dalam jaringan tubuhnya. Disamping itu, mineral berasal dari makanan hewani mempunyai ketersedian biologik lebih tinggi dari pada yang berasal dari makanan nabati. Ketersediaan Biologik Mineral Walaupun bahan makanan mengandung berbagai mineral untuk keperluan tubuh, namun tidak semua dapat dimanfaatkan. Hal ini bergantung pada ketersediaan biologiknya adalah tingkatan/ jumlah zat gizi yang dimakan yang dapat diabsorpsi oleh tubuh. Sebagian zat gizi mungkin tidak mudah dilepaskan saat makanan dicerna atau tidak diabsorpsi dengan baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan biologik mineral, yaitu: 1. Kebutuhan tubuh Tubuh menyerap mineral sesuai dengan kebutuhannya, misalnya seseorang yang kurang Ca akan menyerap Ca lebih banyak dari pada orang yang kadar Ca nya normal. Wanita dewasa menyerap Fe lebih banyak dari pada laki-laki dewasa karena kebutuhan Fe wanita lebih besar dari pada laki-laki. 1. Derajat Keasaman (pH) sistem pencernaan Derajat keasaman sistem pencernaan mempengaruhi ketersediaan biologik zat besi. Derajat keasaman yang tinggi akan meningkatkan penyerapan zat besi, karena keasaman membuat zat besi Feri (Fe 3+ ) menjadi fero (Fe 2+ ), bentuk yang mudah diserap oleh sistem pencernaan dan sebaliknya. 1. Interaksi mineral dengan mineral Mineral yang mempunyai berat molekul dan jumlah muatan (valensi) yang sama bersaing satu sama lain untuk diabsorpsi, dengan demikian dalam ketersediaan biologiknya. Contohnya magnesium, kalium, besi dan tembaga yang mempunyai valensi +2. kalsium yang dimakan terlalu banyak akan menghambat absorpsi besi, kebanyakan makan seng akan menghambat absorpsi tembaga. 1. Interaksi vitamin dengan mineral Vitamin C meningkatkan absorpsi besi bila dimakan pada waktu bersamaan. Vitamin D kalsiterol meningkatkan absorpsi kalsium. Koenzim tiamin (Vit.B1) membutuhkan magnesium untuk berfungsi secara efisien. 1. Interaksi serat makanan dengan mineral Makanan tinggi serat (lebih dari 35 gram sehari) menghambat absorpsi kalsium, zat besi, seng dan magnesium. 1. Adanya senyawa-senyawa lain Ketersediaan biologik mineral banyak dipengaruhi oleh bahan-bahan nonmineral di dalam makanan. Asam fitat dalam serat kacang-kacangan dan serealia serta asam oksalat dalam bayam mengikat mineral-mineral tertentu sehingga tidak dapat diabsorpsi. 1. A. NATRIUM (Na) Natrium (sodium) adalah kation utama dalam cairan ekstraselular. 30-40% natrium ada di dalam kerangka tubuh. Di dalam tubuh, Na terdapat di dalam sel (intraseluler) dan terutama terdapat dalam cairan di luar sel (cairan extraseluler). Antara lain cairan saluran cerna, seperti cairan empedu dan pankreas, mengandung banyak natrium. Absorpsi dan metabolisme Natrium Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3-7 gram sehari) diabsorbsi, terutama di dalam usus halus. Natrium diabsorbsi secara pasif (membutuhkan energi). Natrium yang diabsorbsi dibawa oleh aliran darah keginjal. Disini natrium disaring dan dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium yang jumlahnya mecapai 90-99% dari yang dikonsumsi, dikeluarkan melalui urin. Pengeluaran natrium ini diatur oleh hormon aldosteron, yang dikeluarkan kelenjar adrenal bila kadar natrium darah menurun. Aldosteron merangsang ginjal untuk mengabsorbsi kembali natrium. Dalam keadaan normal, natrium yang dikeluaran melalui urin sejajar dengan jumlah natrium yang dikonsumsi. Fungsi Na 1. Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh (ekstrasel). Na yang mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel. Bila jumlah Na di dalam sel meningkat secara berlebihan, air akan masuk ke dalam sel, akibatnya sel akan membengkak. Inilah yang menyebabkan terjadinya pembengkakan dalam jaringan tubuh. Keseimbangan cairan juga akan terganggu bila seseorang kehilangan natrium. Air akan memasuki sel untuk mengencerkan Na dalam sel. Cairan ekstraselular akan menurun. Perubahan ini dapat menurunkan tekanan darah. 1. Mejaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh. 2. Berperan dalam pengaturan kepekaan otot dan saraf. Berperan dalam transmisi saraf yang menghasilkan terjadinya kontaksi otot. 3. Berperan dalam absorpsi glukosa 4. Berperan sebagai alat angkut zat-zat gizi lain melalui membran, terutama melalui dinding usus Sumber Na Garam dapur (NaCl), MSG, kecap, makanan yang diawetkan, daging, ikan, unggas, susu dan telur Perkiraan kebutuhan Na Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung Na yang dibutuhkan tubuh. Taksiran kebutuhan Na sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 500mg. Kecukupan gizi yang dianjurkan: 2 g NaCl per hari untuk orang dewasa sama dengan kira-kira 5 g garam dapur. Akibat Kekurangan Na Menyebabkan kejang, apatis, dan kehilangan nafsu makan. Kekurangan Na dapat terjadi sesudah muntah, diare, keringat berlebihan dan bila menjalankan diet yang sangat terbatas Na. Akibat Kelebihan Na Kelebihan Na dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut menyebabkan edema dan hipertensi. Hal ini dapat diatasi dengan banyak minum. Kelebihan konsumsi natrium secara terus-menerus terutama dalam bentuk garam dapur dapat menimbulkan hipertensi. 1. B. KLOR (Cl) Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular. Klor merupakan 0,15% berat badan. Konsentrasi klor tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang), lambung dan pankreas yang merupakan komponen asam lambung. Absorpsi dan Ekskresi klor Klor hampir seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan diekskresi melalui urin dan keringat. Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium. Kebanyakan keringat dihalangi oleh aldosteron yang secara langsung berpengaruh terhadap kelenjar keringat. Fungsi Klor 1. Memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit. 2. Memelihara suasana asam di dalam lambung. 3. Mempertahankan keseimbangan asam basa Sumber Klor Garam dapur, makanan hasil laut, daging, susu, telur. Perkiraan kebutuhan Klor Kebutuhan minimum klor sehari ditaksir sebanyak 750 mg. Akibat Kekurangan Klor Dalam keadaan normal kekurangan klor jarang terjadi. Kekurangan klor terjadi pada muntah- muntah, diare kronis, dan keringat berlebih. ASI mengandung lebih banyak klorida dari pada susu sapi. Bila klorida tidak ditambahkan dalam pembuatan susu formula bayi, akan terjadi kekurangan klor yang dapat membawa kematian. 1. C. KALIUM (K) Kalium (potassium) merupakan ion bermuatan positif, kalium terutama terdapat di dalam sel. Perbandingan natrium dan kalium di dalam cairan intraselular adalah 1:10, sedangkan di dalam cairan ekstraselular 28:1. sebanyak 95% kalium tubuh berada di dalam caian intaselular. Absorbsi dan Ekskresi Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90% kalium yang dimakan diekskresi melalui urine, selebihnya dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuan menyaring, mengabsorbsi kembali dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam tubula ginjal. Fungsi Kalium 1. Bersama Natrium: Pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa 2. Bersama Kalsium: berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot. 3. Dalam sel: katalisator dalam banyak reaksi biologik (metabolisme energi, sintesis glikogen, dan protein). Perkiraan Kebutuhan Kalium Kebutuhan minimum akan kalium sebanyak 2000 mg sehari. Sumber Kalium Daging, ikan, unggas, tepung, buah-buahan dan sayuran (makanan mentah/segar). Akibat kekurangan Kalium Kekurangan kalium karena makanan jarang terjadi, kekurangan kalium dapat terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna (muntah-muntah, diare kronis, kebanyakan menggunakan obat pencuci perut/ laxans) atau ginjal (penggunaan obat-obat deuretik). Kekurangan kalium menyebabkan lemah, lesu, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau dan konstipasi. Jantung akan berdebar detaknya dan menurunkan kemampuan untuk memompa darah. Akibat kelebihan Kalium Hiperkalemi akut dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat kematian. Kelebihan kalium juga dapat terjadi bila ada gangguan fungsi ginjal. 1. D. KALSIUM (Ca) Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Kadar kalsium dalam darah sekitar 10 mg/ 100ml dengan rentang 9-11 mg/ 100ml. Nilai kadar ini harus dipertahankan agar berfungsi dengan baik. Hormon paatiroid mengatur kestabilan kadar kalsium ini dengan meknisme umpan balik. Pembentukan tulang dilakukan dengan bantuan osteoblas. Sebaliknya, mobilisasi kalsium dari tulang dilakukan dengan bantuan osteoklas yang merombak tulang dan melepaskan kalsium untuk dimasukkan ke darah, agar kadar kalsium darah tetap stabil. Absorpsi dan Eskresi Kalsium Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan, dan menurun pada proses menua. Kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan pada semua golongan usia. Absorpsi kalsium terutama terjadi di bagian atas usus halus yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat berada dalam keadaan terlarut. Absorpsi kalsium terutama dilakukan secara aktif dengan menggunakan alat angkut protein-pengikat kalsium. Absorbsi pasif terjadi pada permukaan saluran cerna. Banyak faktor yang mempengaruhi absorpsi kalsium. Kalsium hanya bisa diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut-air dan tidak mengendap karena unsur makanan lain seperti oksalat. Kalsium yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Jumlah kalsium yang diekskresi melalui urin mencerminkan jumlah kalsium yang diabsorpsi. Faktor-faktor yang meningkatkan Absorpsi Kalsium 1. Pertumbuhan 2. Kehamilan 3. Menyusui 4. Defisiensi kalsium 5. Tingkat aktivitas fisik yang meningkatkan densitas tulang. 6. Semangkin tinggi kebutuhan dan semakin rendah persediaan kalsium dalam tubuh semakin efisien absorpsi kalsium. 7. Lemak meningkatkan waktu transit makanan melalui saluran cerna, dengan demikian memberi waktu lebih banyak untuk absorbsi kalsium. 8. Absorbsi kalsium lebih baik bila dikonsumsi bersama dengan makanan. 9. Absorpsi kalsium paling baik terjadi dalam keadaan asam. Faktor-faktor yang menghambat Absorbsi Kalsium 1. Kekurangan Vitamin D dalam bentuk aktif 2. Asam oksalat 3. Asam fitat 4. Serat 5. Stres mental dan stres fisik 6. Proses menua Fungsi Kalsium 1. Pembentukan Tulang : sebagai bagian integral dari struktur tulang, sebagai tempat penyimpanan kalsium 2. Pembentukan Gigi 3. Mengatur pembekuan darah 4. Katalisator reaksi-reaksi biologik: absorpsi Vit.12, ekskresi insulin oleh pankreas, dll 5. Kontraksi otot 6. meningkatkan fungsi transpor membran sel (sebagai stabilisator membran & transmisi ion melalui membran organela sel. 7. memperlancar transmisi rangsangan di jaringan saraf (neurotransmission) 8. mengaktifkan enzim-enzim tertentu antara lain lipase, ATP-ase Sumber Kalsium Susu, keju, kuning telur, kangkung/ sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan dan hasil olahannya, udang. Angka Kecukupan Kalsium yang Dianjurkan Angka kecukupan pangan dan gizi LIPI (1998) sebagai berikut: Bayi : 300-400 mg Anak-anak : 500 mg Remaja : 600-700 mg Dewasa : 500-800 mg Ibu Hamil & Menyusui : + 400 mg Akibat Kekurangan Kalsium Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Bila terjadi luka, pembekuan darah sangat lambat. Pada orang dewasa terjadi osteoporosis. Kekurangan kalsium dapat pula menyebabkan osteomalasia, yang dinamakan juga riketsia pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena kekurangan vitamin D dan ketidakseimbangan konsumsi kalsium terhadap fosfor. Mineralisasi matriks tulang terganggu, sehingga kandungan kalsium di dalam tulang menurun. Kadar kalsium darah yang sangat rendah dapat menyebabkan tetani atau kejang. Akibat kelebihan Kalsium Konsumsi Ca yang berlebihan dapat menyebabkan sulit buang air besar (konstipasi) dan mengganggua penyerapan mineral seperti zat besi, seng dan tembaga. Kelebihan Ca dalam jangka panjang akan meningkatkan risiko terkena hypercalcemia, pembentukan batu ginjal dan gangguan fungsi ginjal. Oleh karena itu konsumsi suplemen kalsium jauh di atas kebutuhan sebaiknya dihindari. 1. E. FOSFOR (P) Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1% dari berat badan. Fosfor di dalam tulang dan gigi berada dalam perbandingan 1:2 dengan kalsium. Absorsi dan Metabolisme Fosfor Fosfor dapat diabsorpsi secara efisiensi sebagai fosfor bebas di dalam usus setalah dihidrolosis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor berasal dari air susu ibu (ASI). Sebanyak 65-70% fosfor berasal dari susu sapi dan 50-70% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah, taraf absorpsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor. Fosfor dihidrolisis dari makanan oleh enzim alkali fosfatase di dalam mukosa usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu oleh bentuk aktif vitamin D. Fungsi fosfor 1. Baersama Ca dan Mg berperan dalam pembentukan tulang dan gigi 2. Mengatur Pengalihan Energi. Dalam metabolisme KH (daur Krebs) membentuk ATP (adenosin trifosfat) dan ADP (adenosin difosfat) 3. Absorbsi dan transportasi zat gizi. Mengangkut lemak hasil penyerapan usus, masuk ke saluran darah dialirkan ke seluruh tubuh. 4. Bagian dari ikatan tubuh esensial. Merupakan bagian asam nukleat DNA dan RNA, yaitu senyawa yang membawa faktor keturunan/ gen yang terdapat dalam inti sel. 5. Pengaturan keseimbangan asam-basa. Fosfat memegang peranan penting sebagai buffer, untuk mencegah perubahan tingkat keasaman cairan tubuh. Ini terjadi karena kemampuan fosfor mengikat tambahan ion hidrogen. Sumber Fosfor Makanan kaya protein: daging, ikan, telur, Susu, keju, unggas, kacang-kacangan. Angka Kecukupan Fosfor yang dianjurkan Kecukupan fosfor rata-rata sehari untuk Indonesia ditetapkan sebagai berikut (Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI 1993): Bayi : 200-250 mg Anak-anak : 250-400 mg Remaja dan dewasa : 400-500 mg Ibu hamil dan menyusui : +200 +300 mg Akibat Kekurangan Fosfor Jarang terjadi kekurangan. Kekurangan bisa terjadi bila menggunakan obat antasida (untuk menetralkan asam lambung). Kekurangan fosfor menyebabkan kerusakan tulang/ Mineralisasi tulang terganggu, pertumbuhan terhambat, rakhitis, osteomalasia. Gejalanya adalah rasa lelah, kurang nafsu makan dan kerusakan tulang. Akibat Kelebihan Fosfor Kelebihan P Jarang terjadi. Penggunaan fosfor oleh tubuh salah satunya ditentukan oleh rasio antara kalsium dan fosfor, yang idealnya bagi remaja dan orang dewasa adalah 1:1 kelebihan fosfor terjadi bila rasio kalsium fosfor lebih kecil dari atau 1:2 kelebihan fosfor dapat mengganggu penyerapan mineral seperti tembaga dan seng serta dapat pula memicu timbulnya hypocalcemia. Bila kadar P darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga menimbulkan kejang. 1. F. MAGNESIUM (Mg) Magnesium adalah kation nomor dua paling banyak setelah natrium di dalam cairan interselular. Magnesium dalam tubuh sebagian besar terdapat dalam tulang dan gigi. Sisanya merupakan senyawa kompleks dengan Ca dan P. Sisanya terdapat di dalam otot dan dalam cairan tubuh, baik di dalam sel maupun di luar sel. Jaringan otot mengandung lebih banyak Mg dari pada Ca, sedangkan darah mengandung lebih banyak Ca dari pada Mg. Pada orang sehat, kadar Mg dalam darah mempunyai nilai konstan. Absorpsi Magnesium Magnesium terutama diabsorpsi di dalam usus halus, kemungkinan dengan bantuan alat angkut aktif dan secara difusi pasif. Pada konsumsi magnesium yang tinggi hanya sebanyak 30% magnesium diabsorpsi, sedangkan pada konsumsi rendah sebanyak 60%. Absorpsi magnesium dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama yang mempengaruhi absorpsi kalsium kecuali vitamin D tidak berpengaruh. Ekskresi magnesium menurun karena pengaruh kalsitonin, glukagon dan PTH terhadap resorpsi tubula ginjal. Fungsi Magnesium 1. Magnesium bertindak di dalam semua sel jaringan lunak sebagai katalisator dalam reaksi- reaksi biologik. 2. Di dalam sel ekstraselular magnesium berperan dalam transmisi saraf, kontraksi otot. 3. Magnesium mencegah pembekuan darah, sedangkan Ca mempercepat pembekuan darah. 4. Magnesium berperan mengendorkan otot. Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium di dalam email gigi. Sumber Magnesium Sayuran hijau, Tepung gandum, kakao, kacang-kacangan, daging, makanan dari laut dan susu Angka Kecukupan Magnesium Kecukupan Mg rata-rata sehari untuk Indonesia ditetapkan sekitar 4,5 mg/kg berat badan (Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI 1998). Ini berarti kecukupan untuk orang dewasa laki-laki adalah 280 mg/hari dan untuk wanita dewasa 250 mg/hari. Akibat kekurangan magnesium Kekurangan jarang terjadi karena makanan. Defisiensi pada alkoholisme dengan sirosis dan penyakit ginjal yang berat. Penyakit yang menyebabkan muntah-muntah, diare, penggunaan diuretika (perangsang pengeluaran urin) juga dapat menyebabkan kekurangan Mg. Kekurangan Mg berat menyebabkan kurang nafsu makan, gangguan dalam pertumbuhan, mudah tersinggung, gugup, kejang/tetanus, gangguan sistem saraf pusat, halusinasi, koma dan gagal jantung. Akibat Kelebihan Mg Akibat kelebihan Mg biasanya terjadi pada penyakit gagal ginjal. Kelebihan magnesim dalam jangka panjang sama dampaknya dengan kekurangan magnesium yaitu gangguan fungsi saraf (neurological distrubances). Gejala awal kelebihan magnesium adalah mual, muntah, penurunan tekanan darah, perubahan elektro kardiografik dan kelambanan refleks. 1. G. SULFUR (S) Sulfur (belerang) terutama terdapat di dalam tulang rawan, kulit, rambut dan kuku yang banyak mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku. Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat anorganik. Selain sebagai bagian dari asam amino metionin dan sistein, sulfur juga merupakan bagian dari enzim glutation serta berbagai koenzim dan vitamin (B1 dan biotin), termasuk koenzim A. Dalam bentuk teroksidasi sulfur dihubungkan dengan mukopolisakarida yang berperan dalam melarutkan sisa metabolisme sehingga bisa dikeluarkan melalui urin (terutama sisa metabolisme hormon steroid dan obat-obat tertentu). Sulfur sebagai besar diekskresi melalui urin sebagai ion bebas SO 4 = . Sulfur juga merupakan salah satu elektrolit intraselular yang terdapat di dalam plasma dalam konsentrasi rendah. Kecukupan sehari sulfur tidak ditetapkan dan hingga sekarang belum diketahui adanya kekurangan sulfur. Kita tidak akan kekurangan sulfur bila makan cukup mengandung protein. Fungsi Sulfur 1. Menstabilkan struktur protein. Ikatan sulfida sangat penting artinya untuk membentuk protein stabil. 2. Berperan dalam mengaktifkan enzim, karena berbagai enzim membutuhkan gugus sulfurhidril (-SH) yang bebas, untuk melakukan aktivasinya. Dengan demikian sulfur berperan dalam proses oksidasi-reduksi atau pernafasan jaringan 3. berperan dalam metabolisme energi dengan cara membentuk senyawa dengan ko-enzim A. 4. Sulfur berfungsi sebagai peredam racun. Gugus sulfur yang aktif bersenyawa dengan racun itu sehingga menjadi senyawa yang tidak berbahaya, kemudian dikeluarkan melalui urin. Sumber Sulfur Susu, telur, daging, keju dan kacang-kacangan. Sumer utama sulfur adalah protein yang mengandung asam amino metionin dan sistein, baik hewani maupun protein nabati. SUMBER PUSTAKA: Yuniastuti, A. 2008. Gizi dan Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta. Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Tirtawinata. 2006. Makanan Dalam Perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. About these ads Sukai ini: Suka Memuat... NCP
Fungsi mineral Seng (Zn) dalam tubuh
Tubuh mengandung 2-2,5 gram seng yang tersebar dihampir semua sel. Sebagian besar seng berada di dalam hati, pankreas, ginjal,otot, dan tulang. Jaringan yang banyak mengandung seng adalah bagian-bagian mata, kelenjar prostat, spermatozoa, kulit, rambut, dan kuku. Seng di dalam plasma hanya 0,1% dari seluruh seng di dalam tubuh. Seng mempunyai peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh, antara lain sebagai bagian dari enzim atau sebagai kofaktor. Seng berperan dalam aspek metabolisme seperti reaksi-reaksi yang berkaitan dengan sintesis dan degradasi karbohidrat, protein, lipid, dan asam nukleat. Seng berperan dalam pemeliharaan keseimbangan asam basa dengan cara membantu mengeluarkan karbon dioksida dari jaringan serta mengangkut dan mengeluarkan karbon dioksida dari paru-paru pada pernapasan. Peranan penting lainnya adalah sebagai bagian integral enzim DNA polimerase dan RNA polimerase yang diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA. Seng juga berperan da;lam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma. Seng tampaknya juga berperan dalam metabolisme tulang, transpor oksigen, dan pemunahan radikal bebas, pembentukan struktur dan fungsi membran serta proses penggumpalan darah (Almatsier 2004). Metabolisme Seng (Zn) di dalam Tubuh Metabolisme dan absorpsi seng menyerupai metabolisme dan absorpsi besi. Absorpsi membutuhkan alat angkut dan terjadi di bagian atas usus halus (duodenum). Seng diangkut oleh albumin dan transferin masuk ke aliran darah dan dibawa ke hati. Kelebihan seng disimpan di hati dalam bentuk metalotionein.Selebihnya di bawa ke pankreas dan jaringan tubuh lain. Seng di dalam penkreas digunakan untuk membuat enzim pencernaan. Absorpsi seng diatur oleh metalotionein yang disintesis di dalam sel dinding saluran cerna. Apabila konsumsi seng tinggi, di dalam sel dinding saluran cerna sebagian diubah menjadi metalotionein sebagai simpanan, sehingga absorpsi berkurang. Bentuk simpanan ini kana dibuang bersama sel-sel dinding usus halus yang umurnya adalah 2-5 hari. Metalotionein di dalam hati mengikat seng hingga dibutuhkan oleh tubuh. Distribusi seng antara cairan ekstraseluler, jaringan dan organ dipengaruhi oleh keseimbangan hormon dan situasi stres. Hati memegang peranan penting dalam redistribusi ini (Almatsier 2004). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Seng (Zn) Banyaknya seng yang diabsorpsi berkisar antara 15-40%. Seperti halnya besi, absorpsi seng dipengaruhi oleh status seng tubuh. Apabila lebih banyak seng yang dibutuhkan, lebih banyak pula jumlah seng yang diabsorpsi. Selain itu, jenis makanan juga mempengaruhi absorpsi seng. Serat dan fitat menghambat ketersediaan biologik seng. Sebaliknya, protein histidin membantu absorpsi seng. Albumin dalam plasma merupakan penentu utama absorpsi seng. Albumin merupakan alat transpor seng. Absorpsi seng menurun apabila nilai albumin darah menurun, misalnya dalam keadaan gizi kurang atau kehamilan. Sebagian besar seng mengguankan transferin sebagai alat transpor yang juga merupakan alat transpor besi. Pada keadaan normal kejenuhan transferin akan besi biasanya kurang dari 50%. Apabila perbandingan antara besi denagn seng lebih dari 2:1, maka transferin yang tersedia untuk seng berkurang, sehingga menghambat absorpsi seng. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Seng (Zn) Defesiensi seng dapat terjadi pada usis rentan, yaitu anak-anak, ibu hamil dan menyusui serta orang tua. Tanda-tanda kekurangan seng adalah gangguan pertumbuhan dan kematangan seksual. Fungsi pencernaan terganggu, karena gangguan fungsi pankreas, gangguan pembentukan kilomikron, dan kerusakan permukaan saluran cerna. Selain itu dapat terjadi diare dan gangguan fungsi kekebalan. Kekurangan seng kronis dapat mengganggu sistem saraf dan fungsi otak. Kekurangan seng juga mengganggu fungsi kelenjar tiroid dan laju metabolisme, gangguan nafsu makan, penurunan katajaman indera serta menghambat penyembuhan luka. Akibat kelebihan sen yaitu dapat menyebabkan degenerasi otot jantung. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi metabolisme kolesterol, mengubah nilai lipoprotein, dan dapat memeprcepat timbulnya aterosklerosis. Dosis sebanayak 2 gram atau lebih dapat menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan, anemia, dan gangguan reproduksi. Suplemen seng dapat menyebabkan keracunan, begitupun makanan yang asam dan disimpan di dalam kaleng yang dilapisi seng (Almatsier 2004). Angka Kecukupan Gizi Seng (Zn) Wiyakarya Pangan dan Gizi tahun 1998 menetapkan angka kecukupan seng untuk Indonesia sebagai berikut: Bayi : 3-5 mg Usia 1-9 tahun : 8-10 mg Usia 10->60 tahun : 15 mg (baik pria maupun wanita) Ibu hamil : +5 mg Ibu menyusui : + 10 mg Metode Analisis Mineral In Vivo Nilai biologis mineral pangan dan vitamin menggambarkan daya cerna, daya serap, distribusi, dan masuknya vitamin dan mineral pangan ke dalam sel untuk digunakan sebagai kofaktor enzim, bagian dari hormon atau bagian struktural sel. Evaluasi nilai biologis dilakukan untuk menentukan jumlah vitamin dan mineral yang terkandung dalam bahan pangan yang dapat diserap dan digunakan oleh sel untuk keperluan metabolisme sel. Metode evaluasi dapat dilakukan secara in vivo maupun in vitro. metode in vivo dilakukan dengan menggunakan hewan percobaan atau manusia, sedangkan metode in vitro dilakukan berdasarkan sistem pencernaan misalnya secara enzimatis (Palupi et al.2002). Analisis ketersediaan mineral secara in vitro didasarkan atas prinsip bahwa mineral yang telah dicerna dalam sistem pencernaan oleh enzim-enzim pencernaan yaitu pepsin secara tunggal atau diikuti dengan tripsin sendiri atau bersama dengan kimotripsin dalam buffer dengan pH yangs sesuai. Kemudian mineral akan diserap melintasi dinding usus yang disimulasikan dengan kantong dialisis berukuran 6000-8000 MWCO (moleculer weight cut of) yang menyerupai usus dengan pori-pori yang sesuai. Mineral yang dapat melintasi dinding usus (kantong dialisis) direaksikan dengan senyawa pewarna, dan intesitas warna yang terbentuk diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang yang sesuai (Palupi et al.2002). Analisis yang dapat dilakukan sangat bervariasi tergantung dari metode analisis kimia yang tersedia, tetapi secara singkat pertama-tama dilakukan pengabuan lalu pengenceran, dan diukur dengan spektrofotmeter pada panjang gelombang yang sesuai.
sumber : Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Palupi, Zakaria, Prangdimurti. 2002. Evaluasi nilai biologis vitamin dan mineral. http://xa.yimg.com/kq/groups/20875559/1523764269/name/modul13
Aksi Comments RSS Lacak balik Information Tanggal : Desember 9, 2009
Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in: (wajib)(Alamat takkan pernah dipublikasikan)(wajib)WordPress.com( Logout / Ubah )( Logout / Ubah )( Logout / Ubah )( Log out / Ubah ) 1404794697
1404794702703
Cari Cari
Tautan Blogroll o WordPress.com o WordPress.org
Blog pada WordPress.com. The Freshy Theme. Ikuti Follow Windarasiobar's Blog Get every new post delivered to your Inbox. subscribe 9252969 http://windarasiob loggedout-follow b88c3da0cd /2009/12/09/mine
Sign me up
Ditenagai oleh WordPress.com %d bloggers like this:
Kalsium (Ca) Fungsi kalsium antara lain: bersama fosfor membentuk matriks tulang. Pembentukan matriks tulang ini dipengaruhi oleh vitamin D2 membantu proses penggumpalan darah mempengaruhi penerimaan rangsangan pada otot dan syaraf penting untuk penghantaran transmisi impuls Penggunaan kalsium di dalam tubuh diatur oleh parathormon yang dihasilkan oleh kelenjar anak gondok (parathiroid). Kekurangan ion kalsium dalam darah dapat menimbulkan kekejangan. Bahan makanan yang banyak mengandung kalsium adalah susu, mentega, telur, buah-buahan, kacang- kacangan. Fosfor (P) Fungsi fosfor adalah: bersama kalsium (Ca) ikut dalam proses pembentukan matriks tulang mempengaruhi seluruh proses perombakan dan pembentukan zat sebagai bahan pembentukan fosfatid, yaitu zat yang penting di dalam plasma penting dalam proses pembelahan inti sel, yaitu dalam proses penurunan sifat penting untuk kontraksi otot Besi (Fe) Merupakan komponen dari sitokrom, yaitu zat yang penting di dalam pernapasan, dan merupakan komponen dari hemoglobin. Kekurangan Fe akan menyebabkan kekurangan darah (anemia). Bahan makanan yang banyak mengandung besi adalah sayur- sayuran. Fluor (F) Zat ini berfungsi untuk menguatkan gigi. Bahan makanan yang banyak mengandung fluor adalah susu, otak, kuning telur. Bila terjadi kekurangan zat fluor, maka akan terjadi kerusakan gigi atau karies dentis (gigis) Natrium (Na) Natrium merupakan komponen anor anik dari cairan ekstraselular. Dalam bentuk Na-karbonat merupakan senyawa buffer. Fungsi natrium membantu mempertahankan iritabilitas sel-sel otot. Kekurangan Na dalam tubuh akan mengakibatkan: turunnya nilai osmotik cairan ekstraselular. suhu tubuh akan meningkat, sebab regulasi suhu tubuh terganggu Kalium (K) Merupakan komponen anorganik yang penting di dalam cairan intraselular. Fungsi Kalium adalah: penting dalam transmisi impuls syaraf. penting untuk kontraksi otot dan untuk pertumbuhan Iodium (I) Iodium merupakan komponen penting dalam pembentukan tiroksin pada kelenjar gondok (tiroid). Kekurangan yodium dapat menyebabkan penyakit gondok. Dan apabila seorang ibu yang hamil kekurangan yodium, maka anaknya kemudian mungkin mengalami kekurangan daya pendengaran. Bahan makanan yang mengandung yodium adalah ikan laut, tiram, kerang, ikan asin Klor (Cl) Klor merupakan komponen penting untuk membentuk HCl. Senyawa ini berperan dalam penyerapan zat besi serta mengemulsikan lemak. Cl terdapat dalam garam dapur, susu, daging, dan telur. Fungsi Cl adalah: bahan ion krosit yang penting untuk transfer CO 2 dari darah ke paru-paru memelihara keseimbangan asam dan basa, elektrolit, dan nilai osmotik dalam tubuh mengatur aktivitas enzim Sulfur (S) Sulfur atau belerang banyak didapati pada buah-buahan, sayuran, telur, daging, susu, keju, dan makanan yang berprotein. Sulfur berfungsi untuk: meningkatkan kerja enzim sebagai komponen vitamin seperti thiamin, biotin, dan asam pantotenat sebagai komponen yang penting dalam proses detoksikasi memelihara otot dan saraf meningkatkan proses pembekuan darah Magnesium (Mg) Kekurangan Mg mengakibatkan: timbul gangguan mental dan emosi kontrol terhadap kerja otot kurang perubahan yang mengarah ke kerusakan sistem ginjal dan kardiovaskuler Seng (Zn) Bahan ini banyak didapati dari ikan laut, hati, daging, telur susu, dan gandum. Fungsi seng antara lain: membantu penyembuhan luka dan kesehatan kulit untuk pertumbuhan membantu metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat ketajaman terhadap rasa dan bau penting untuk pertumbuhan dan reproduksi