Anda di halaman 1dari 20

Windarasiobar's Blog

Just another WordPress.com weblog


Beranda
About


MINERAL MAKRO
9 12 2009
MINERAL MAKRO
Terdapat sekitar 21 macam mineral yang diperlukan oleh tubuh, termasuk cromium (Cr) dan
silicon (Si) yang dahulu dianggap sebagai kontaminan. Kira-kira 6% tubuh manusia dewasa
terbuat dari mineral. Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peran penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara
keseluruhan.
Tubuh mempunyai beberapa cara mengontrol kadar mineral di dalamnya, yaitu dengan cara
mengatur jumlah yang diserap dari saluran pencernaan, dan mengatur jumlah mineral yang
ditahan oleh tubuh. Pengeluaran kelebihan mineral dapat dilakukan melalui ginjal (urine), hati
(asam empedu) serta kulit (keringat).
Mineral yang dibutuhkan oleh manusia diperoleh dari tanah. Sebagai konsumen tingkat akhir,
manusia memperoleh mineral dari pangan nabati dan hewani. Mineral merupakan bahan
anorganik dan bersifat esensial.
Mineral yang dibutuhkan manusia diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu mineral makro
dan mineral mikro. Mineral makro merupakan. mineral yang jumlahnya relatif tinggi (>0,05%
dari berat badan) di dalam jaringan tubuh atau dibutuhkan tubuh dalam jumlah >100 mg sehari.
Mineral mikro disebut sebagai unsur renik (trace element) terdapat <0,05% dari berat badan atau
dibutuhkan tubuh dalam jumlah <100 mg sehari.
Unsur-unsur mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, sulfur, natrium, klor, dan
magnesium. Sedangkan unsur-unsur mineral mikro adalah besi, seng, selenium, mangan,
tembaga, iodium, molibdenum, kobalt, khromium, silikon, vanadium, nikel, arsen dan fluor.
Elemen mineral yang belum pasti diperlukan atau tidaknya oleh tubuh tetapi terdapat bukti
partisipasinya dalam beberapa macam reaksi biologis adalah : barium (Ba), timah putih (Sn),
Fluor (F), bromium (Br), sintronitium (Sr) dan kadmium (Cd). Sedangkan met boliknya adalah:
emas (Au), perak (Ag), almunium (Al), air raksa (Hg), bismuth (Bi), gallium (Ga), timah hitam
(Pb), bron (B), litium (Li), antimon (Sb) dan 20 elemen lainnya.
Tabel 1.1. Klasifikasi mineral berdasarkan jumlah yang diperlukan oleh tubuh
KELAS ELEMEN % BERAT TUBUH
JUMLAH DALAM
TUBUH
Elemen makro
(> 0,005 % berat
tubuh)
Kalsium (Ca) 1,5 2,2 1,02 kg
Fosfor (P) 0,8 1,2 0,68 kg
Kalium (K) 0,35 0,27 kg
Belerang/ Sulfur (S) 0,25 0,20 kg
Natrium (Na) 0,15
Klor (Cl) 0,15 0,14 kg
Magnesium (Mg) 0,05 0,025 kg
Elemen Mikro (<
0,005 % berat tubuh)
Zat besi (Fe) 0,004 4,5 g
Seng (Zn) 0,002 1,9 g
Selenium (Se) 0,0003 0,013 g
Mangan (Mn) 0,0002 0,016 g
Tembaga (Cu) 0,00015 0,125 g
Iodium (I) 0,00004 0,015 g
Molibdenum (Mo) 0,0002
Kobalt (Co) 0,00003
Kromium (Cr) 0,00003
Silikon (Si)
Vanadium (Va) 0,00045
Nikel (Ni) 0,00023
Arsen (As)
Sumber: Guthrie (1986) dalam Yuniastuti (2008).
Secara umum fungsi mineral dalam tubuh sebagai berikut:
1. Dalam tubuh.
Mempertahankan keseimbangan Asam-basa. Memelihara keseimbangan asam tubuh dengan
jalan penggunaa mineral pembentuk asam (acid forming elements), yaitu Cl, S dan P dan mineral
pembentuk basa (base forming elements), yaitu Ca, Mg, K, dan Na.
1. Berperan dalam tahap metabolisme tubuh. Mengkatalisasi reaksi yang bertalian dengan
pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein serta pembentukan lemak dan protein tubuh.
2. Sebagai hormon (Iodium terlibat dalam hormon tiroksin; Co dalam vitamin B12; Ca dan
P untuk membentuk tulang dan gigi) dan enzim tubuh/ sebagai kofaktor (Fe terlibat
dalam aktivitas enzim katalase dan sitokrom).
3. Membantu memelihara keseimbangan air tubuh (klor, kalium, natrium).
4. Menolong dalam pengiriman isyarat ke seluruh tubuh (kalsium, kalium, natrium).
5. Sebagai bagian cairan usus (kalsium, magnesium, kalium dan natrium).
6. Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi dan jaringan tubuh lainnya
(kalsium, fosfor, fluorin dan magnesium)
Sumber Mineral
Sumber paling baik mineral adalah makanan hewani, kecuali magnesium yang lebih banyak
terdapat di dalam makanan nabati. Hewan memperoleh mineral dari tubumbuh-tumbuhan dan
menumpuk di dalam jaringan tubuhnya. Disamping itu, mineral berasal dari makanan hewani
mempunyai ketersedian biologik lebih tinggi dari pada yang berasal dari makanan nabati.
Ketersediaan Biologik Mineral
Walaupun bahan makanan mengandung berbagai mineral untuk keperluan tubuh, namun tidak
semua dapat dimanfaatkan. Hal ini bergantung pada ketersediaan biologiknya adalah tingkatan/
jumlah zat gizi yang dimakan yang dapat diabsorpsi oleh tubuh. Sebagian zat gizi mungkin tidak
mudah dilepaskan saat makanan dicerna atau tidak diabsorpsi dengan baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan biologik mineral, yaitu:
1. Kebutuhan tubuh
Tubuh menyerap mineral sesuai dengan kebutuhannya, misalnya seseorang yang kurang Ca akan
menyerap Ca lebih banyak dari pada orang yang kadar Ca nya normal. Wanita dewasa menyerap
Fe lebih banyak dari pada laki-laki dewasa karena kebutuhan Fe wanita lebih besar dari pada
laki-laki.
1. Derajat Keasaman (pH) sistem pencernaan
Derajat keasaman sistem pencernaan mempengaruhi ketersediaan biologik zat besi. Derajat
keasaman yang tinggi akan meningkatkan penyerapan zat besi, karena keasaman membuat zat
besi Feri (Fe
3+
) menjadi fero (Fe
2+
), bentuk yang mudah diserap oleh sistem pencernaan dan
sebaliknya.
1. Interaksi mineral dengan mineral
Mineral yang mempunyai berat molekul dan jumlah muatan (valensi) yang sama bersaing satu
sama lain untuk diabsorpsi, dengan demikian dalam ketersediaan biologiknya. Contohnya
magnesium, kalium, besi dan tembaga yang mempunyai valensi +2. kalsium yang dimakan
terlalu banyak akan menghambat absorpsi besi, kebanyakan makan seng akan menghambat
absorpsi tembaga.
1. Interaksi vitamin dengan mineral
Vitamin C meningkatkan absorpsi besi bila dimakan pada waktu bersamaan. Vitamin D
kalsiterol meningkatkan absorpsi kalsium. Koenzim tiamin (Vit.B1) membutuhkan magnesium
untuk berfungsi secara efisien.
1. Interaksi serat makanan dengan mineral
Makanan tinggi serat (lebih dari 35 gram sehari) menghambat absorpsi kalsium, zat besi, seng
dan magnesium.
1. Adanya senyawa-senyawa lain
Ketersediaan biologik mineral banyak dipengaruhi oleh bahan-bahan nonmineral di dalam
makanan. Asam fitat dalam serat kacang-kacangan dan serealia serta asam oksalat dalam bayam
mengikat mineral-mineral tertentu sehingga tidak dapat diabsorpsi.
1. A. NATRIUM (Na)
Natrium (sodium) adalah kation utama dalam cairan ekstraselular. 30-40% natrium ada di dalam
kerangka tubuh. Di dalam tubuh, Na terdapat di dalam sel (intraseluler) dan terutama terdapat
dalam cairan di luar sel (cairan extraseluler). Antara lain cairan saluran cerna, seperti cairan
empedu dan pankreas, mengandung banyak natrium.
Absorpsi dan metabolisme Natrium
Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3-7 gram sehari) diabsorbsi, terutama di dalam usus
halus. Natrium diabsorbsi secara pasif (membutuhkan energi). Natrium yang diabsorbsi dibawa
oleh aliran darah keginjal. Disini natrium disaring dan dikembalikan ke aliran darah dalam
jumlah yang cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium yang
jumlahnya mecapai 90-99% dari yang dikonsumsi, dikeluarkan melalui urin. Pengeluaran
natrium ini diatur oleh hormon aldosteron, yang dikeluarkan kelenjar adrenal bila kadar natrium
darah menurun. Aldosteron merangsang ginjal untuk mengabsorbsi kembali natrium. Dalam
keadaan normal, natrium yang dikeluaran melalui urin sejajar dengan jumlah natrium yang
dikonsumsi.
Fungsi Na
1. Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh (ekstrasel).
Na yang mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke
dalam sel. Bila jumlah Na di dalam sel meningkat secara berlebihan, air akan masuk ke dalam
sel, akibatnya sel akan membengkak. Inilah yang menyebabkan terjadinya pembengkakan dalam
jaringan tubuh. Keseimbangan cairan juga akan terganggu bila seseorang kehilangan natrium.
Air akan memasuki sel untuk mengencerkan Na dalam sel. Cairan ekstraselular akan menurun.
Perubahan ini dapat menurunkan tekanan darah.
1. Mejaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh.
2. Berperan dalam pengaturan kepekaan otot dan saraf. Berperan dalam transmisi saraf yang
menghasilkan terjadinya kontaksi otot.
3. Berperan dalam absorpsi glukosa
4. Berperan sebagai alat angkut zat-zat gizi lain melalui membran, terutama melalui dinding
usus
Sumber Na
Garam dapur (NaCl), MSG, kecap, makanan yang diawetkan, daging, ikan, unggas, susu dan
telur
Perkiraan kebutuhan Na
Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung Na yang dibutuhkan tubuh. Taksiran
kebutuhan Na sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 500mg. Kecukupan gizi yang
dianjurkan: 2 g NaCl per hari untuk orang dewasa sama dengan kira-kira 5 g garam dapur.
Akibat Kekurangan Na
Menyebabkan kejang, apatis, dan kehilangan nafsu makan. Kekurangan Na dapat terjadi sesudah
muntah, diare, keringat berlebihan dan bila menjalankan diet yang sangat terbatas Na.
Akibat Kelebihan Na
Kelebihan Na dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut menyebabkan edema dan
hipertensi. Hal ini dapat diatasi dengan banyak minum. Kelebihan konsumsi natrium secara
terus-menerus terutama dalam bentuk garam dapur dapat menimbulkan hipertensi.
1. B. KLOR (Cl)
Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular. Klor merupakan 0,15% berat badan.
Konsentrasi klor tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang),
lambung dan pankreas yang merupakan komponen asam lambung.
Absorpsi dan Ekskresi klor
Klor hampir seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan diekskresi melalui urin dan keringat.
Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium. Kebanyakan keringat dihalangi oleh aldosteron
yang secara langsung berpengaruh terhadap kelenjar keringat.
Fungsi Klor
1. Memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Memelihara suasana asam di dalam lambung.
3. Mempertahankan keseimbangan asam basa
Sumber Klor
Garam dapur, makanan hasil laut, daging, susu, telur.
Perkiraan kebutuhan Klor
Kebutuhan minimum klor sehari ditaksir sebanyak 750 mg.
Akibat Kekurangan Klor
Dalam keadaan normal kekurangan klor jarang terjadi. Kekurangan klor terjadi pada muntah-
muntah, diare kronis, dan keringat berlebih. ASI mengandung lebih banyak klorida dari pada
susu sapi. Bila klorida tidak ditambahkan dalam pembuatan susu formula bayi, akan terjadi
kekurangan klor yang dapat membawa kematian.
1. C. KALIUM (K)
Kalium (potassium) merupakan ion bermuatan positif, kalium terutama terdapat di dalam sel.
Perbandingan natrium dan kalium di dalam cairan intraselular adalah 1:10, sedangkan di dalam
cairan ekstraselular 28:1. sebanyak 95% kalium tubuh berada di dalam caian intaselular.
Absorbsi dan Ekskresi
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90% kalium yang dimakan
diekskresi melalui urine, selebihnya dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui keringat dan
cairan lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuan
menyaring, mengabsorbsi kembali dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron.
Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme
pertukaran di dalam tubula ginjal.
Fungsi Kalium
1. Bersama Natrium: Pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan
asam basa
2. Bersama Kalsium: berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot.
3. Dalam sel: katalisator dalam banyak reaksi biologik (metabolisme energi, sintesis
glikogen, dan protein).
Perkiraan Kebutuhan Kalium
Kebutuhan minimum akan kalium sebanyak 2000 mg sehari.
Sumber Kalium
Daging, ikan, unggas, tepung, buah-buahan dan sayuran (makanan mentah/segar).
Akibat kekurangan Kalium
Kekurangan kalium karena makanan jarang terjadi, kekurangan kalium dapat terjadi karena
kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna (muntah-muntah, diare kronis, kebanyakan
menggunakan obat pencuci perut/ laxans) atau ginjal (penggunaan obat-obat deuretik).
Kekurangan kalium menyebabkan lemah, lesu, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau
dan konstipasi. Jantung akan berdebar detaknya dan menurunkan kemampuan untuk memompa
darah.
Akibat kelebihan Kalium
Hiperkalemi akut dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat kematian. Kelebihan kalium
juga dapat terjadi bila ada gangguan fungsi ginjal.
1. D. KALSIUM (Ca)
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat
badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Kadar kalsium dalam darah sekitar 10 mg/
100ml dengan rentang 9-11 mg/ 100ml. Nilai kadar ini harus dipertahankan agar berfungsi
dengan baik. Hormon paatiroid mengatur kestabilan kadar kalsium ini dengan meknisme umpan
balik. Pembentukan tulang dilakukan dengan bantuan osteoblas. Sebaliknya, mobilisasi kalsium
dari tulang dilakukan dengan bantuan osteoklas yang merombak tulang dan melepaskan kalsium
untuk dimasukkan ke darah, agar kadar kalsium darah tetap stabil.
Absorpsi dan Eskresi Kalsium
Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi tubuh.
Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan, dan menurun pada proses menua.
Kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan pada semua golongan usia.
Absorpsi kalsium terutama terjadi di bagian atas usus halus yaitu duodenum. Kalsium
membutuhkan pH 6 agar dapat berada dalam keadaan terlarut. Absorpsi kalsium terutama
dilakukan secara aktif dengan menggunakan alat angkut protein-pengikat kalsium. Absorbsi
pasif terjadi pada permukaan saluran cerna. Banyak faktor yang mempengaruhi absorpsi
kalsium. Kalsium hanya bisa diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut-air dan tidak
mengendap karena unsur makanan lain seperti oksalat. Kalsium yang tidak diabsorpsi
dikeluarkan melalui feses. Jumlah kalsium yang diekskresi melalui urin mencerminkan jumlah
kalsium yang diabsorpsi.
Faktor-faktor yang meningkatkan Absorpsi Kalsium
1. Pertumbuhan
2. Kehamilan
3. Menyusui
4. Defisiensi kalsium
5. Tingkat aktivitas fisik yang meningkatkan densitas tulang.
6. Semangkin tinggi kebutuhan dan semakin rendah persediaan kalsium dalam tubuh
semakin efisien absorpsi kalsium.
7. Lemak meningkatkan waktu transit makanan melalui saluran cerna, dengan demikian
memberi waktu lebih banyak untuk absorbsi kalsium.
8. Absorbsi kalsium lebih baik bila dikonsumsi bersama dengan makanan.
9. Absorpsi kalsium paling baik terjadi dalam keadaan asam.
Faktor-faktor yang menghambat Absorbsi Kalsium
1. Kekurangan Vitamin D dalam bentuk aktif
2. Asam oksalat
3. Asam fitat
4. Serat
5. Stres mental dan stres fisik
6. Proses menua
Fungsi Kalsium
1. Pembentukan Tulang : sebagai bagian integral dari struktur tulang, sebagai tempat
penyimpanan kalsium
2. Pembentukan Gigi
3. Mengatur pembekuan darah
4. Katalisator reaksi-reaksi biologik: absorpsi Vit.12, ekskresi insulin oleh pankreas, dll
5. Kontraksi otot
6. meningkatkan fungsi transpor membran sel (sebagai stabilisator membran & transmisi
ion melalui membran organela sel.
7. memperlancar transmisi rangsangan di jaringan saraf (neurotransmission)
8. mengaktifkan enzim-enzim tertentu antara lain lipase, ATP-ase
Sumber Kalsium
Susu, keju, kuning telur, kangkung/ sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan dan hasil
olahannya, udang.
Angka Kecukupan Kalsium yang Dianjurkan
Angka kecukupan pangan dan gizi LIPI (1998) sebagai berikut:
Bayi : 300-400 mg
Anak-anak : 500 mg
Remaja : 600-700 mg
Dewasa : 500-800 mg
Ibu Hamil & Menyusui : + 400 mg
Akibat Kekurangan Kalsium
Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan.
Tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Bila terjadi luka, pembekuan darah sangat
lambat. Pada orang dewasa terjadi osteoporosis. Kekurangan kalsium dapat pula menyebabkan
osteomalasia, yang dinamakan juga riketsia pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena
kekurangan vitamin D dan ketidakseimbangan konsumsi kalsium terhadap fosfor. Mineralisasi
matriks tulang terganggu, sehingga kandungan kalsium di dalam tulang menurun. Kadar kalsium
darah yang sangat rendah dapat menyebabkan tetani atau kejang.
Akibat kelebihan Kalsium
Konsumsi Ca yang berlebihan dapat menyebabkan sulit buang air besar (konstipasi) dan
mengganggua penyerapan mineral seperti zat besi, seng dan tembaga. Kelebihan Ca dalam
jangka panjang akan meningkatkan risiko terkena hypercalcemia, pembentukan batu ginjal dan
gangguan fungsi ginjal. Oleh karena itu konsumsi suplemen kalsium jauh di atas kebutuhan
sebaiknya dihindari.
1. E. FOSFOR (P)
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1% dari berat badan. Fosfor di
dalam tulang dan gigi berada dalam perbandingan 1:2 dengan kalsium.
Absorsi dan Metabolisme Fosfor
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisiensi sebagai fosfor bebas di dalam usus setalah dihidrolosis
dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor berasal dari air susu ibu (ASI).
Sebanyak 65-70% fosfor berasal dari susu sapi dan 50-70% fosfor berasal dari susunan makanan
normal dapat diabsorpsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah, taraf
absorpsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor.
Fosfor dihidrolisis dari makanan oleh enzim alkali fosfatase di dalam mukosa usus halus dan
diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu oleh bentuk aktif vitamin D.
Fungsi fosfor
1. Baersama Ca dan Mg berperan dalam pembentukan tulang dan gigi
2. Mengatur Pengalihan Energi. Dalam metabolisme KH (daur Krebs) membentuk ATP
(adenosin trifosfat) dan ADP (adenosin difosfat)
3. Absorbsi dan transportasi zat gizi. Mengangkut lemak hasil penyerapan usus, masuk ke
saluran darah dialirkan ke seluruh tubuh.
4. Bagian dari ikatan tubuh esensial. Merupakan bagian asam nukleat DNA dan RNA, yaitu
senyawa yang membawa faktor keturunan/ gen yang terdapat dalam inti sel.
5. Pengaturan keseimbangan asam-basa. Fosfat memegang peranan penting sebagai buffer,
untuk mencegah perubahan tingkat keasaman cairan tubuh. Ini terjadi karena kemampuan
fosfor mengikat tambahan ion hidrogen.
Sumber Fosfor
Makanan kaya protein: daging, ikan, telur, Susu, keju, unggas, kacang-kacangan.
Angka Kecukupan Fosfor yang dianjurkan
Kecukupan fosfor rata-rata sehari untuk Indonesia ditetapkan sebagai berikut (Widyakarya
Pangan dan Gizi LIPI 1993):
Bayi : 200-250 mg
Anak-anak : 250-400 mg
Remaja dan dewasa : 400-500 mg
Ibu hamil dan menyusui : +200 +300 mg
Akibat Kekurangan Fosfor
Jarang terjadi kekurangan. Kekurangan bisa terjadi bila menggunakan obat antasida (untuk
menetralkan asam lambung). Kekurangan fosfor menyebabkan kerusakan tulang/ Mineralisasi
tulang terganggu, pertumbuhan terhambat, rakhitis, osteomalasia. Gejalanya adalah rasa lelah,
kurang nafsu makan dan kerusakan tulang.
Akibat Kelebihan Fosfor
Kelebihan P Jarang terjadi. Penggunaan fosfor oleh tubuh salah satunya ditentukan oleh rasio
antara kalsium dan fosfor, yang idealnya bagi remaja dan orang dewasa adalah 1:1 kelebihan
fosfor terjadi bila rasio kalsium fosfor lebih kecil dari atau 1:2 kelebihan fosfor dapat
mengganggu penyerapan mineral seperti tembaga dan seng serta dapat pula memicu timbulnya
hypocalcemia. Bila kadar P darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga
menimbulkan kejang.
1. F. MAGNESIUM (Mg)
Magnesium adalah kation nomor dua paling banyak setelah natrium di dalam cairan interselular.
Magnesium dalam tubuh sebagian besar terdapat dalam tulang dan gigi. Sisanya merupakan
senyawa kompleks dengan Ca dan P. Sisanya terdapat di dalam otot dan dalam cairan tubuh,
baik di dalam sel maupun di luar sel. Jaringan otot mengandung lebih banyak Mg dari pada Ca,
sedangkan darah mengandung lebih banyak Ca dari pada Mg. Pada orang sehat, kadar Mg dalam
darah mempunyai nilai konstan.
Absorpsi Magnesium
Magnesium terutama diabsorpsi di dalam usus halus, kemungkinan dengan bantuan alat angkut
aktif dan secara difusi pasif. Pada konsumsi magnesium yang tinggi hanya sebanyak 30%
magnesium diabsorpsi, sedangkan pada konsumsi rendah sebanyak 60%. Absorpsi magnesium
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama yang mempengaruhi absorpsi kalsium kecuali vitamin
D tidak berpengaruh. Ekskresi magnesium menurun karena pengaruh kalsitonin, glukagon dan
PTH terhadap resorpsi tubula ginjal.
Fungsi Magnesium
1. Magnesium bertindak di dalam semua sel jaringan lunak sebagai katalisator dalam reaksi-
reaksi biologik.
2. Di dalam sel ekstraselular magnesium berperan dalam transmisi saraf, kontraksi otot.
3. Magnesium mencegah pembekuan darah, sedangkan Ca mempercepat pembekuan darah.
4. Magnesium berperan mengendorkan otot. Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan
cara menahan kalsium di dalam email gigi.
Sumber Magnesium
Sayuran hijau, Tepung gandum, kakao, kacang-kacangan, daging, makanan dari laut dan susu
Angka Kecukupan Magnesium
Kecukupan Mg rata-rata sehari untuk Indonesia ditetapkan sekitar 4,5 mg/kg berat badan
(Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI 1998). Ini berarti kecukupan untuk orang dewasa laki-laki
adalah 280 mg/hari dan untuk wanita dewasa 250 mg/hari.
Akibat kekurangan magnesium
Kekurangan jarang terjadi karena makanan. Defisiensi pada alkoholisme dengan sirosis dan
penyakit ginjal yang berat. Penyakit yang menyebabkan muntah-muntah, diare, penggunaan
diuretika (perangsang pengeluaran urin) juga dapat menyebabkan kekurangan Mg. Kekurangan
Mg berat menyebabkan kurang nafsu makan, gangguan dalam pertumbuhan, mudah tersinggung,
gugup, kejang/tetanus, gangguan sistem saraf pusat, halusinasi, koma dan gagal jantung.
Akibat Kelebihan Mg
Akibat kelebihan Mg biasanya terjadi pada penyakit gagal ginjal. Kelebihan magnesim dalam
jangka panjang sama dampaknya dengan kekurangan magnesium yaitu gangguan fungsi saraf
(neurological distrubances). Gejala awal kelebihan magnesium adalah mual, muntah, penurunan
tekanan darah, perubahan elektro kardiografik dan kelambanan refleks.
1. G. SULFUR (S)
Sulfur (belerang) terutama terdapat di dalam tulang rawan, kulit, rambut dan kuku yang banyak
mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku.
Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat anorganik. Selain sebagai
bagian dari asam amino metionin dan sistein, sulfur juga merupakan bagian dari enzim glutation
serta berbagai koenzim dan vitamin (B1 dan biotin), termasuk koenzim A.
Dalam bentuk teroksidasi sulfur dihubungkan dengan mukopolisakarida yang berperan dalam
melarutkan sisa metabolisme sehingga bisa dikeluarkan melalui urin (terutama sisa metabolisme
hormon steroid dan obat-obat tertentu). Sulfur sebagai besar diekskresi melalui urin sebagai ion
bebas SO
4
=
.
Sulfur juga merupakan salah satu elektrolit intraselular yang terdapat di dalam
plasma dalam konsentrasi rendah.
Kecukupan sehari sulfur tidak ditetapkan dan hingga sekarang belum diketahui adanya
kekurangan sulfur. Kita tidak akan kekurangan sulfur bila makan cukup mengandung protein.
Fungsi Sulfur
1. Menstabilkan struktur protein. Ikatan sulfida sangat penting artinya untuk membentuk
protein stabil.
2. Berperan dalam mengaktifkan enzim, karena berbagai enzim membutuhkan gugus
sulfurhidril (-SH) yang bebas, untuk melakukan aktivasinya. Dengan demikian sulfur
berperan dalam proses oksidasi-reduksi atau pernafasan jaringan
3. berperan dalam metabolisme energi dengan cara membentuk senyawa dengan ko-enzim
A.
4. Sulfur berfungsi sebagai peredam racun. Gugus sulfur yang aktif bersenyawa dengan
racun itu sehingga menjadi senyawa yang tidak berbahaya, kemudian dikeluarkan melalui
urin.
Sumber Sulfur
Susu, telur, daging, keju dan kacang-kacangan. Sumer utama sulfur adalah protein yang
mengandung asam amino metionin dan sistein, baik hewani maupun protein nabati.
SUMBER PUSTAKA:
Yuniastuti, A. 2008. Gizi dan Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Tirtawinata. 2006. Makanan Dalam Perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta.
About these ads
Sukai ini:
Suka Memuat...
NCP


Fungsi mineral Seng (Zn) dalam tubuh

Tubuh mengandung 2-2,5 gram seng yang tersebar dihampir semua sel. Sebagian
besar seng berada di dalam hati, pankreas, ginjal,otot, dan tulang. Jaringan yang banyak
mengandung seng adalah bagian-bagian mata, kelenjar prostat, spermatozoa, kulit, rambut,
dan kuku. Seng di dalam plasma hanya 0,1% dari seluruh seng di dalam tubuh.
Seng mempunyai peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh, antara lain sebagai
bagian dari enzim atau sebagai kofaktor. Seng berperan dalam aspek metabolisme seperti
reaksi-reaksi yang berkaitan dengan sintesis dan degradasi karbohidrat, protein, lipid, dan
asam nukleat. Seng berperan dalam pemeliharaan keseimbangan asam basa dengan cara
membantu mengeluarkan karbon dioksida dari jaringan serta mengangkut dan
mengeluarkan karbon dioksida dari paru-paru pada pernapasan.
Peranan penting lainnya adalah sebagai bagian integral enzim DNA polimerase dan
RNA polimerase yang diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA. Seng juga berperan da;lam
pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma. Seng tampaknya juga
berperan dalam metabolisme tulang, transpor oksigen, dan pemunahan radikal bebas,
pembentukan struktur dan fungsi membran serta proses penggumpalan darah (Almatsier
2004).
Metabolisme Seng (Zn) di dalam Tubuh
Metabolisme dan absorpsi seng menyerupai metabolisme dan absorpsi besi.
Absorpsi membutuhkan alat angkut dan terjadi di bagian atas usus halus (duodenum).
Seng diangkut oleh albumin dan transferin masuk ke aliran darah dan dibawa ke hati.
Kelebihan seng disimpan di hati dalam bentuk metalotionein.Selebihnya di bawa ke
pankreas dan jaringan tubuh lain. Seng di dalam penkreas digunakan untuk membuat
enzim pencernaan.
Absorpsi seng diatur oleh metalotionein yang disintesis di dalam sel dinding saluran
cerna. Apabila konsumsi seng tinggi, di dalam sel dinding saluran cerna sebagian diubah
menjadi metalotionein sebagai simpanan, sehingga absorpsi berkurang. Bentuk simpanan
ini kana dibuang bersama sel-sel dinding usus halus yang umurnya adalah 2-5 hari.
Metalotionein di dalam hati mengikat seng hingga dibutuhkan oleh tubuh. Distribusi seng
antara cairan ekstraseluler, jaringan dan organ dipengaruhi oleh keseimbangan hormon
dan situasi stres. Hati memegang peranan penting dalam redistribusi ini (Almatsier 2004).
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Seng (Zn)
Banyaknya seng yang diabsorpsi berkisar antara 15-40%. Seperti halnya besi,
absorpsi seng dipengaruhi oleh status seng tubuh. Apabila lebih banyak seng yang
dibutuhkan, lebih banyak pula jumlah seng yang diabsorpsi. Selain itu, jenis makanan juga
mempengaruhi absorpsi seng. Serat dan fitat menghambat ketersediaan biologik seng.
Sebaliknya, protein histidin membantu absorpsi seng. Albumin dalam plasma merupakan
penentu utama absorpsi seng. Albumin merupakan alat transpor seng. Absorpsi seng
menurun apabila nilai albumin darah menurun, misalnya dalam keadaan gizi kurang atau
kehamilan.
Sebagian besar seng mengguankan transferin sebagai alat transpor yang juga
merupakan alat transpor besi. Pada keadaan normal kejenuhan transferin akan besi
biasanya kurang dari 50%. Apabila perbandingan antara besi denagn seng lebih dari 2:1,
maka transferin yang tersedia untuk seng berkurang, sehingga menghambat absorpsi seng.
Akibat Kekurangan dan Kelebihan Seng (Zn)
Defesiensi seng dapat terjadi pada usis rentan, yaitu anak-anak, ibu hamil dan
menyusui serta orang tua. Tanda-tanda kekurangan seng adalah gangguan pertumbuhan
dan kematangan seksual. Fungsi pencernaan terganggu, karena gangguan fungsi
pankreas, gangguan pembentukan kilomikron, dan kerusakan permukaan saluran cerna.
Selain itu dapat terjadi diare dan gangguan fungsi kekebalan. Kekurangan seng kronis
dapat mengganggu sistem saraf dan fungsi otak. Kekurangan seng juga mengganggu
fungsi kelenjar tiroid dan laju metabolisme, gangguan nafsu makan, penurunan katajaman
indera serta menghambat penyembuhan luka.
Akibat kelebihan sen yaitu dapat menyebabkan degenerasi otot jantung. Kelebihan
sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi metabolisme kolesterol, mengubah nilai
lipoprotein, dan dapat memeprcepat timbulnya aterosklerosis. Dosis sebanayak 2 gram
atau lebih dapat menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan, anemia, dan gangguan
reproduksi. Suplemen seng dapat menyebabkan keracunan, begitupun makanan yang
asam dan disimpan di dalam kaleng yang dilapisi seng (Almatsier 2004).
Angka Kecukupan Gizi Seng (Zn)
Wiyakarya Pangan dan Gizi tahun 1998 menetapkan angka kecukupan seng untuk
Indonesia sebagai berikut:
Bayi : 3-5 mg
Usia 1-9 tahun : 8-10 mg
Usia 10->60 tahun : 15 mg (baik pria maupun wanita)
Ibu hamil : +5 mg
Ibu menyusui : + 10 mg
Metode Analisis Mineral In Vivo
Nilai biologis mineral pangan dan vitamin menggambarkan daya cerna, daya serap,
distribusi, dan masuknya vitamin dan mineral pangan ke dalam sel
untuk digunakan sebagai kofaktor enzim, bagian dari hormon atau bagian struktural sel.
Evaluasi nilai biologis dilakukan untuk menentukan jumlah vitamin dan mineral yang
terkandung dalam bahan pangan yang dapat diserap dan digunakan oleh sel untuk
keperluan metabolisme sel. Metode evaluasi dapat dilakukan secara in vivo maupun in
vitro. metode in vivo dilakukan dengan menggunakan hewan percobaan atau manusia,
sedangkan metode in vitro dilakukan berdasarkan sistem pencernaan misalnya secara
enzimatis (Palupi et al.2002).
Analisis ketersediaan mineral secara in vitro didasarkan atas prinsip bahwa mineral
yang telah dicerna dalam sistem pencernaan oleh enzim-enzim pencernaan yaitu pepsin
secara tunggal atau diikuti dengan tripsin sendiri atau bersama dengan kimotripsin dalam
buffer dengan pH yangs sesuai. Kemudian mineral akan diserap melintasi dinding usus
yang disimulasikan dengan kantong dialisis berukuran 6000-8000 MWCO (moleculer weight
cut of) yang menyerupai usus dengan pori-pori yang sesuai. Mineral yang dapat melintasi
dinding usus (kantong dialisis) direaksikan dengan senyawa pewarna, dan intesitas warna
yang terbentuk diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang yang
sesuai (Palupi et al.2002).
Analisis yang dapat dilakukan sangat bervariasi tergantung dari metode analisis
kimia yang tersedia, tetapi secara singkat pertama-tama dilakukan pengabuan lalu
pengenceran, dan diukur dengan spektrofotmeter pada panjang gelombang yang sesuai.

sumber : Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Palupi, Zakaria, Prangdimurti. 2002. Evaluasi nilai biologis vitamin dan mineral.
http://xa.yimg.com/kq/groups/20875559/1523764269/name/modul13

Aksi
Comments RSS
Lacak balik
Information
Tanggal : Desember 9, 2009

Kategori : Uncategorized
Tinggalkan Balasan
7062f059f0 /2009/12/09/mine guest

Tulis komentar di sini...

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:
(wajib)(Alamat takkan pernah
dipublikasikan)(wajib)WordPress.com( Logout / Ubah )( Logout / Ubah )( Logout / Ubah )( Log
out / Ubah )
1404794697

1404794702703


Cari
Cari

Tautan
Blogroll
o WordPress.com
o WordPress.org



Blog pada WordPress.com. The Freshy Theme.
Ikuti
Follow Windarasiobar's Blog
Get every new post delivered to your Inbox.
subscribe 9252969 http://windarasiob loggedout-follow b88c3da0cd /2009/12/09/mine

Sign me up

Ditenagai oleh WordPress.com
%d bloggers like this:



Kalsium (Ca) Fungsi kalsium antara lain:
bersama fosfor membentuk matriks tulang.
Pembentukan matriks tulang ini dipengaruhi oleh
vitamin D2
membantu proses penggumpalan darah
mempengaruhi penerimaan rangsangan pada otot dan
syaraf
penting untuk penghantaran transmisi impuls
Penggunaan kalsium di dalam tubuh diatur oleh parathormon
yang dihasilkan oleh kelenjar anak gondok (parathiroid).
Kekurangan ion kalsium dalam darah dapat menimbulkan
kekejangan. Bahan makanan yang banyak mengandung
kalsium adalah susu, mentega, telur, buah-buahan, kacang-
kacangan.
Fosfor (P) Fungsi fosfor adalah:
bersama kalsium (Ca) ikut dalam proses pembentukan
matriks tulang
mempengaruhi seluruh proses perombakan dan
pembentukan zat
sebagai bahan pembentukan fosfatid, yaitu zat yang
penting di dalam plasma
penting dalam proses pembelahan inti sel, yaitu dalam
proses penurunan sifat
penting untuk kontraksi otot
Besi (Fe) Merupakan komponen dari sitokrom, yaitu zat yang penting di
dalam pernapasan, dan merupakan komponen dari
hemoglobin. Kekurangan Fe akan menyebabkan kekurangan
darah (anemia).
Bahan makanan yang banyak mengandung besi adalah sayur-
sayuran.
Fluor (F) Zat ini berfungsi untuk menguatkan gigi. Bahan makanan yang
banyak mengandung fluor adalah susu, otak, kuning telur. Bila
terjadi kekurangan zat fluor, maka akan terjadi kerusakan gigi
atau karies dentis (gigis)
Natrium (Na) Natrium merupakan komponen anor anik dari cairan
ekstraselular. Dalam bentuk Na-karbonat merupakan senyawa
buffer. Fungsi natrium membantu mempertahankan iritabilitas
sel-sel otot.
Kekurangan Na dalam tubuh akan mengakibatkan:
turunnya nilai osmotik cairan ekstraselular.
suhu tubuh akan meningkat, sebab regulasi suhu tubuh
terganggu
Kalium (K) Merupakan komponen anorganik yang penting di dalam cairan
intraselular.
Fungsi Kalium adalah:
penting dalam transmisi impuls syaraf.
penting untuk kontraksi otot dan untuk pertumbuhan
Iodium (I) Iodium merupakan komponen penting dalam pembentukan
tiroksin pada kelenjar gondok (tiroid). Kekurangan yodium
dapat menyebabkan penyakit gondok. Dan apabila seorang ibu
yang hamil kekurangan yodium, maka anaknya kemudian
mungkin mengalami kekurangan daya pendengaran. Bahan
makanan yang mengandung yodium adalah ikan laut, tiram,
kerang, ikan asin
Klor (Cl) Klor merupakan komponen penting untuk membentuk HCl.
Senyawa ini berperan dalam penyerapan zat besi serta
mengemulsikan lemak. Cl terdapat dalam garam dapur, susu,
daging, dan telur.
Fungsi Cl adalah:
bahan ion krosit yang penting untuk transfer CO
2
dari
darah ke paru-paru
memelihara keseimbangan asam dan basa, elektrolit,
dan nilai osmotik dalam tubuh
mengatur aktivitas enzim
Sulfur (S) Sulfur atau belerang banyak didapati pada buah-buahan,
sayuran, telur, daging, susu, keju, dan makanan yang
berprotein.
Sulfur berfungsi untuk:
meningkatkan kerja enzim
sebagai komponen vitamin seperti thiamin, biotin, dan
asam pantotenat
sebagai komponen yang penting dalam proses
detoksikasi
memelihara otot dan saraf
meningkatkan proses pembekuan darah
Magnesium (Mg) Kekurangan Mg mengakibatkan:
timbul gangguan mental dan emosi
kontrol terhadap kerja otot kurang
perubahan yang mengarah ke kerusakan sistem ginjal
dan kardiovaskuler
Seng (Zn) Bahan ini banyak didapati dari ikan laut, hati, daging, telur susu,
dan gandum.
Fungsi seng antara lain:
membantu penyembuhan luka dan kesehatan kulit
untuk pertumbuhan
membantu metabolisme protein, lemak, dan
karbohidrat
ketajaman terhadap rasa dan bau
penting untuk pertumbuhan dan reproduksi

Anda mungkin juga menyukai