TINJAUAN PUSTAKA
A. CPO
Minyak sawit kasar yang lebih dikenal dengan sebutan CPO adalah
kepanjangan dari Crude Palm Oil. CPO berasal dari esktraksi daging buah
(mesocarp) sawit sedangkan minyak inti sawit berasal dari inti buah sawit,
yang lebih dikenal dengan sebutan PKO kepanjangan dari Palm Kernel Oil.
Minyak sawit kasar (CPO) memiliki komponen mayor trigliserida
99 % serta komponen minor 1 % yang terdiri dari carotenoid, tocopherol,
tocotrienol, sterol, triterpene, phospholipid dan alifatik hydrokarbon. CPO
memiliki dua fraksi pada suhu kamar, yaitu fraksi cair yang disebut Olein
dan fraksi padat yang disebut Stearin. Keunikan ini karena ratio komposisi
asam lemak jenuh (saturated) dan tidak jenuh (unsaturated) yang
berimbang. Salah satu karakteristik ini menempatkan CPO memiliki
keunggulan komparatif tersendiri didalam proses refinery dan kegunaannya
dibandingkan jenis minyak nabati lainnya (Maria Ulfah, 2011).
Komponen itu sendiri adalah sebagai berikut :
- Karotenoid : merupakan pigmen yang menyebabkan warna minyak
-
B. Refinery
Prinsip dasar refinery adalah mengurangi atau menghilangkan
pengotor yang larut maupun tidak larut dalam CPO dengan tahap proses
Degumming
Degumming adalah proses pemisahan getah atau lendir (gum)
yang terdiri dari fosfatida, protein, residu, karbohidrat, air, dan
resin serta partikel halus tersuspensi dalam CPO. Proses ini
dilakukan dengan menambahkan H3PO4 sebanyak 0,05 - 0,07%.
Jumlah H3PO4 yang digunakan harus optimum dan berlebih,
kelebihannya
dapat
dinetralkan
dengan
CaCO3.
Dengan
3+
dari CPO. Selain menyerap zat warna juga untk suspensi dari gum
dan resin serta hasil degradasi minyak dan lemak seperti
peroksida.
Pemucatan minyak sawit pada umumnya dilakukan dengan cara
kombinasi yaitu pemucatan secara panas (heat bleach) dan
pemucatang dengan bleaching earth (BE). Jumlah bahan
penolong BE yang ditambahkan pada proses pemucatan CPO
pada umunya adalah 0,5 2,5%, akan tetapi tergantung dari
bahan baku kualitas CPO dan produk akhir yang diinginkan. CPO
merupakan baku minyak nabati yang sulit proses pemucatannya
karena mengandung kadar karoten yang cukup tinggi yaitu
berkisar 500 600 ppm. Warna merah kuning yang terdapat
dalam CPO adalah karoten yang merupakan provitamin A. akan
tetapi pada saat dilakukan proses pemucatan zat ini akan hilang
terbuang pada saat bleached dan heat bleached.
Kandungan air dalam bleaching earth maksimum 10% karena
apabila kandungan air tinggi akan mengurangi aktifitasnya
terhadap keroten. Karoten mempunyai sifat polatitasnya yang
sangat berbeda dengan air.
Dalam proses ini bahan baku penolong dipisahkan kembali yaitu
BE. CaCO3 serta asam phospat dengan cara melalui filtrasi
dengan mesin Niagara filter, dan filtratnya disebut blotong/spent
0,1 max
0,1 max
50 55
33 39
0,1 max
mutunya
meliputi
IV
(Iodine
Value),
DOBI
Parameter
CPO
DBPO
RBDPO
2-5
3-5
~ 0,05
0,15 3,0
~ 0,2
1,5 - 5,0
Tidak
terdeteksi
Tidak
terdeteksi
2-6
2-6
~ 2,0
500 - 600
Anisidine Value, AV
-carotene (ppm)
DOBI
2 3,5
Phosphorus, P (ppm)
10 - 18
~4
~3
Iron, Fe (ppm)
4 - 10
~ 0,15
~ 0,15
Copper (Cu)
~ 0,05
~ 0,05
~ 0,05
- Mengganggu warna.
poisoning
pada
proses
- Masalah di Refinery.
hidrogenasi.
Unsapoinable Matter
Kritis
Kritis
Menurunkan stabilitas warna
- Berada pada batas tertentu.
produk akhir.
- Indikator kerusakan.
Table 2.3 Penentuan Titik Kritis Mutu Bahan
E. Pengemasan
Seni,ilmu , dan teknologi dalam Penyiapan baha untuk.pengangkutn
atau penjualan.Cara untuk melindungi/mengawetkan produk pangan/nonpangan. Serta memastikan pengangkutan produk yang aman sampai ke
konsumen akhir dengan kerusakan minimal. selain itu wadah/tempat yang
digunakan untuk mengemas suatu produk, yg dilengkapi label atau
keterangan tetang beberapa manfaat isi kemasan.
Menurut Suroso, 2011 peran pengemasan adalah sebagai berikut :
Perlindungan Bahan Makanan
- Mempertahankan mutu nutrisi/nilai gizi
- Mempertahankan citarasa
- Melindungi bahan pangan dari kontaminasi penyebab kerusakan.
Aspek Penanganan
- Memudahkan distribusi, transportasi, dan penyajian
- Memudahkan dalam pengolahan /pengawetan.
Aspek Pemasaran
- Mempertahankan mutu makanan
- Menampilkan unit penjualan yang dikehendaki
- Memberikan identifikasi atau ciri khas produk
- Memberikan informasi komposisi bahan dan mutu
- Sebagai alat komunikasi podusen (promosi)
Bermacam-macam bahan pengemas tergantung pada jenis produk yg
akan dikemas.Untuk menentukan bahan kemasan yang sesuai untuk produk,
perlu diketahui jenis-jenis dan sifat-sifat dari kemasan tersebut, diantaranya
yaitu ;
Kemasan Kertas (cultural & industry)
Kemasan Plastik (Pholiethilen (PE), Polipropilen (PP), Polistiren (PS),
Polivinilklorida (PVC), Kelompok Rantai Bernitrogen, Poliester
(Mylar))
Kemasan Film
Kemasan Foil