PRAKTEK LAPANGAN
ACARA TEKNOLOGI PENGOLAHAN TBS ( TANDAN BUAH SEGAR )
MENJADI CPO ( CROD PALM OIL )
Disusun oleh:
HERU SUPRIANTO
17/19025/THP-STPK
i
LAPORAN PELAKSANAAN
PRAKTEK LAPANGAN
ACARA PENGOLAHAN TBS ( TANDAN BUAH SEGAR )
Disusun Oleh:
HERU SUPRIANTO
17/19025/THP-STPK
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………………………….i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI..……………………………………………………………………………………………………iii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Tujuan Kegiatan Praktek Lapangan ............................................................. 2
II. TINJAUAN FUSTAKA ............................................................................................... 3
A. Kelapa Sawit ................................................................................................ 3
B. CPO (Crude Palm Oil ) ................................................................................ 3
C. Kualitas CPO................................................................................................ 4
D. Pengolahan TBS menjadi CPO .................................................................... 5
III. ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA .............................................................. 6
A. Tempat dan Waktu Kegiatan ........................................................................ 6
B. Alat ............................................................................................................... 6
C. Bahan............................................................................................................ 6
D. Prosedur Kerja .............................................................................................. 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................... 8
A. Hasil Praktek Lapangan ............................................................................... 8
B. Analisa Ekonomi ........................................................................................ 10
C. Pembahasan ................................................................................................ 11
V. KESIMPULAN .......................................................................................................... 16
DAFTAR FUSTKA .......................................................................................................... 17
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengolahan buah Kelapa Sawit diawali dengan proses pemanenan Buah
Kelapa Sawit. Untuk memperoleh Hasil produksi (CPO) dengan kualitas yang
baik serta dengan rendemen minyak yang tinggi, Pemanenan dilakukan
berdasarkan kriteria panen (tandan matang panen) yaitu dapat
dilihat dari jumlah berondolan yang telah jatuh ditanah sedikitnya ada 5
buah yang lepas/jatuh (brondolan) dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg
atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan.
Pengangkutan tandan buah segar (TBS) menuju pabrik pengolahan
kelapa sawit dilakukan dengan menggunakan alat transportasi berupa Truk atau
Traktor. Sebelum masuk kedalam Loading Ramp, TBS ditimbang terlebih
dahulu. Penimbangan bertujuan untuk mengetahui berat muatan (TBS)
yangdiangkut sehingga memudahkan dalam perhitungan atau pembayaran
hasilpanen serta memudahkan untuk proses pengolahan selanjutnya. TBS yang
telah ditimbang kemudian di periksa atau disortir terlebih dahulu tingkat
kematangan buah menurut fraksi fraksinya. Fraksi dengan kualitas yang
diinginkan adalah fraksi 2 dan 3 karena pada fraksi tersebut tingkat
rendemenminyak yang dihasilkan maksimum sedangkan kandungan Asam
Lemak Bebas (free fatty acid) minimum.
Proses selanjutnya tandan buah segar yang telah disortasi kemudian
diangku tmenggunakan lori menuju tempat perebusan (Sterilizer). Pada tahap
ini dimana TBS yang akan diproses akan disterilkan melalui proses sterilisasi
sehingga TBS yang akan di proses sudah dalam keadaan bersih, selain itu pada
proses sterilisasi atau perebusan ini juga berpungsi mengurangi ALB (asam
lemak bebas) pada TBS dan proses sterilisasi ini juga mempermudah pada
proses berikutnya.
Stasiun selanjutnya yaitu tresher yang berpungsi untuk perontokan atau
pemisahan buah dari tandanya dimana buah yang telah terpisah dari tandanya
akan masuk keproses berikutnya sedangkan tandang kosong yang dihasilkan
dari proses tresher ini di tamping dan dijadikan pupuk untuk pokok sawit.
1
Setelah dari proses tresher selanjutnya masuk kestasiun degesting and
pres di mana pada stasiun kali ini dilakukan dua perlakukan yaitu pertama
degesting yang berfungsi untuk memisahkan fiber dari nutnya di mana dalam
mesin degesting terdapat beberapa pisau pengaduk yang berfungsi memisahkan
daging buah dari dari biji atau nutnya pemisahan ini pun disertai dengan suhu
sebesar 90 - 95 ℃, selanjutnya pres pada stasiun ini dilakukan proses
pengepresan pada daging buah yang telah dipisahkan pada proses degester.
Selanjutnya dilakukan proses pengepresan dan akan menghasilkan minyak
CPO. Setelah dihasilkan minyak CPO yang kasar dari proses pengepresan
selanjutnya miyak akan dilanjutkan pada proses klarifikasi untuk memisahkan
kotoran seperti padatan slud dan air dari minyak sehinga didapatkan minyak
CPO atau minyak mentah kelapa sawit.
Dilakukannya kegiatan pengolahan CPO ini agar diketahui poses
didapatnya minyak CPO atau minyak kasar dari TBS kelapa sawit melalui
beberapa tahap pengolahan. Perkebuna kelapa sawit pada saat ini adalah
penyumbang devisa terbesar untuk negara Indonesia.
B. Tujuan Kegiatan Praktek Lapangan
Adapun tujuan dari acara pengolahan TBS menajdi CPO ini adalah sebagai
berikut:
1. Mahasiswa mengetahui tahapan proses yang dilakukan untuk mendapatkan
minyak mentah kelapa sawit (CPO).
2. Mahasiswa mengetahui alat-alat yang digunakan untuk mengolah TBS
menjadi CPO.
3. Mahasiswa mampu melakukan analisis ekonomi pengolahan TBS menjadi
CPO.
2
II. TINJAUAN FUSTAKA
A. Kelapa Sawit
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia mempunyai peran yang sangat
strategis dari sisi ekonomi antara lain sebagai komoditas ekspor, penyerapan
kesempatan kerja, menekan jumlah penduduk miskin, mendorong pusat
pertumbuhan wilayah, mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri, dan lain-
lain. Indonesia telah menjadi Negara penghasil CPO terbesar di dunia dengan
total produksi sekitar 31,1 juta ton. Sementara negara tetangga kita Malaysia
yang selama ini berada pada posisi no.1, saat ini berada pada posisi ke-2 dengan
total produksi sebesar 19,2 juta ton (Kurnianti, 2007).
para ahli berbeda pendapat mengenai klasifikasi kelapa sawit. Hal ini
disebabkan pada masa lampau ilmu taksonomi maupun ilmu yang berkaitan
dengan kelapa sawit belum berkembang seperti sekarang, dan peralatan yang
tersedia masih sederhana. Taksonomi kelapa sawit yang umum diterima
sekarang adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Spadiciflorae (Arecales)
Famili : Palmae (Arecaceae)
Sub famili : Cocoideae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq.
Kata Elaeis (Yunani) berarti minyak, sedangkan kata Guineensis dipilih
berdasarkan keyakinan Jacquin bahwa kelapa sawit berasal dari Guinea yaitu
Pantai Barat Afrika (Pahan, 2006).
B. CPO (Crude Palm Oil )
Crude Palm Oil adalah minyak kelapa sawit mentah yang berwarna
kemerah-merahan yang diperoleh dari hasil ekstraksi atau dari proses
pengempaan daging buah kelapa sawit melalui beberapa proses mekanis. Crude
Palm Oil (CPO) atau dalam bahasa Indonesia berarti minyak kelapa sawit
3
adalah suatu komoditas yang unik di Indonesia, unik karena kelapa sawit saat
ini merupakan komoditas andalan dimana Indonesia menjadi produsen terbesar
kelapa sawit (Srimaya, 2014).
Berdasarkan peranan dan kegunaan minyak sawit tersebut maka mutu dan
kualitas harus diperhatikan sebab sangat menentukan harga dan nilai
komoditinya. Kebutuhan mutu minyak sawit yang digunakan sebagai bahan
baku industri pangan dan nonpangan masing-masing berbeda. Oleh karena itu
keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek higienisnya harus lebih
diperhatikan (Keteren, S., 1986).
C. Kualitas CPO
Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor.
Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu dari PKS
yang meliputi kadar ALB (asam lemak bebas), kadar air dan kadar zat pengotor.
Kebutuhan mutu minyak kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku
industri pangan dan non pangan masing‐masing berbeda. Karena itu keaslian,
kemurnian, kesegaran, maupun aspek higienisnya harus lebih diperhatikan.
Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor.
Faktor‐faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya,
penanganan pascapanen, atau kesalahan selama pemprosesan dan
pengangkutannya. Industri pangan dan non pangan selalu menghendaki minyak
sawit dalam mutu yang terbaik, yaitu minyak sawit dalam keadaan segar, asli,
murni, dan tidak bercampur dengan bahan tambahan lain yang dapat
menurunkan mutu minyak dan harga jualnya (Wardanu, P., A, 2009).
Spesifikasi Minyak Sawit Minyak inti sawit
Kadar Asam Lemak 3,00 – 4,5 % 1–2%
Bebas Kadar Air 0,16 – 0,25 % 7%6%
Kadar Zat Pengotor 0,01 – 0,04 % 47 – 51 %
Kadar Minyak -
Sumber: Wardanu, P., A, 2009
4
D. Pengolahan TBS menjadi CPO
Proses awal pegolahan TBS menjadi CPO adalah sterilisasi atau perebusan.
Tujuan perebusan yaitu, untuk mengurangi peningkatan asam lemak bebas,
mempermudah proses pembrodolan pada thresher, menurunkan kadar air,
melunakan daging buah, sehingga daging buah mudah lepas dari biji. Dalam
melakukan proses perebusan diperlukan uap untuk memanaskan sterilizer yang
disalurkan dari boiler. Uap yang masuk ke sterilizer 2,8 – 3,00 bar dengan suhu
1400C, dan direbus selama 90 menit.
Kemudian TBS masuk kedalam Thresser. Fungsi dari Theresing adalah
untuk memisahkan buah dari janjangannya dengan cara mengangkat dan
membantingnya. Setelah buah pisah dari janjangan, maka buah dikirim ke
Digester. Fungsi Digester adalah untuk melumatkan daging buah, dan
mempermudah proses di press. Setelah itu buah yang telah lumat masuk
kedalam screw press. Fungsi dari Screw Press adalah untuk memeras
berondolan yang telah dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar.
Oleh adanya tekanan screw yang ditahan oleh cone, massa tersebut diperas
sehingga melalui lubang – lubang press cage, minyak dipisahkan dari serabut
dan biji. Selanjutnya minyak menuju stasiun clarifikasi, sedangkan ampas dan
biji masuk kestasiun kernel (Anonim, 2016).
Setelah di press maka Crude Oil yang mengandung air, minyak, lumpur
masuk ke Sand Trap Tank. Fungsi dari Sand Trap Tank adalah untuk
menampung pasir. Temperatur pada sand trap mencapai 95oC. kemudian
menuju Vibro separator. Fungsi dari Vibro Separator adalah untuk menyaring
Crude Oil dari serabut – serabut yang dapat mengganggu proses pemisahan
minyak. Minyak kemudian masuk kedalam oil tank untuk tempat sementara Oil
sebelum diolah oleh Purifier. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan
Steam Coil untuk mendapatkan temperatur yang diinginkan yakni 95 o C.
Kapasitas Oil Tank 10 Ton/Jam. Minyak kemudian dialirkan menuju Oil
purifier. Fungsi dari Oil Purifier adalah untuk mengurangi kadar air dalam
minyak dengan cara sentrifugal. Pada saat alat ini dilakukan proses diperlukan
temperatur suhu 95o C (Anonim, 2017).
5
III. ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA
A. Tempat dan Waktu Kegiatan
Waktu dalam pengolahan CPO crod palm oil, kami laksanakan pada:
Hari/tanggal : Senin, 24 Juni 2019
Waktu : 07.00 – 17.00 WIB.
Tempat pelaksanaan prakek lapangan di pilot plant kampus Instiper
B. Alat
Adapun alat yang digunakan pada proses TBS menjadi CPO ini adalah
sarung tangan, tojok, timbangan, lori, sterilizer, boiler, tabung elpiji, tresher,
digesting and press, dan klarifikasi (sandtrap tank).
C. Bahan
Adapun bahan yang digukan pada proses pembuatan TBS menjadi CPO ini
adalah sawit, dan air.
D. Prosedur Kerja
1. Disiapkan dan menghidupkan boiler untuk memanaskan steam yang siap
diginakan.
2. Ditimbang berat TBS yang dating dari kebun.
3. Dilakukan grading sesuai tata cara greding dengan cara sortasi berdasarkna
gradenya (mentah, lewat matang, tangkai Panjang, busuk) kemudian hitung
𝑗𝑢𝑚𝑏𝑙𝑎ℎ 𝑇𝐵𝑆 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ 𝑥 100 %
presentasinya. % TBS mentah = 𝑗𝑢𝑚𝑏𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑇𝐵𝑆
6
9. Dimasukan kedalam tresher TBS yang sudah direbus dilakukan pemipilan.
Hitung berat berondolan, berat jangkosanya, fruilet yang masih dijangkaos
𝑗𝑢𝑚𝑏𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑆𝐵 𝑥 100 %
dan USB % = 𝑗𝑢𝑚𝑏𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑒𝑙
7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktek Lapangan
Hasil pengamatan pengolahan Tandan Buah Segar menjadi Crude Palm
Oil dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Pengolahan Crude Palm Oil (CPO)
No Hari Acara Kegiatan Hasil
tanggal
Stasiun A.Penimbangan TBS Jumblah jajanjang
1. penerimaan dari kebun 28
TBS Jublah berat 278,2
kg
B. Grading 2
x 100% = 7, 14 %
28
2. Pengamatantingkat fraksi 3 – 4
kematangan TBS
yang di rebus
8
5.Pengamatan jumblah 21,4 liter
kondensat
10.Mengamati proses, 50 kg
dan bagian komponen
yang di gunakan
9
5. Stasiun 1.mengamati proses dan
klaripikasi
peralatan yang di
gunkan
2. menghitung jumblah 7 liter
minyak ( CPO ) yang
didapat
3. menghitun randemen 14%
CPO
B. Analisa Ekonomi
Tabel 2. Analisa ekonomi pengolahan TBS menjadi CPO
TFC ( Total Fix Cost )
10
TVC ( Total Variable Cost )
C. Pembahasan
Kegiatan praktek lapangan yang dilakukan berjudul teknologi pengolahan
kelapa sawit menjadi CPO. Sebelum melakukan kegitan atau proses pengolahan
kelapa sawit menjadi CPO disiapkan bahan yang ingin digunakan yaitu TBS
(tandan buah segar) kelapa sawit, setelah menyiapkan bahan maka tahap
selanjutnya dilakukan beberapa proses atau tahapan untuk mendapatkan CPO
( crudn palm oil ) atau minyak mentah yang masih memiliki kotoran yang
berupa padatan cairan dan sluge.
Sebelum dilakukan proses pertama – tama harus memilah atau memisahkan
jenis TBS untuk melakukan penilaian karna ada 5 ururtan TBS pada stasiun
pertama stasiun grading atau penerimaan buah yaitu 1 ( mentah ), 2 ( matangl),
3 ( TBS bsusuk ), 4 ( janjang kososng ), 5 (tangkai panjang ). TBS yang layak
pakai atau siap diproduksi hanya TBS yang matang dan kelewat matang, lalau
menghitung berapa persen ( % ) buah yang terdapat pada no urut yang tertera
diatas.
11
Selanjutnya dilakukan tahap pertama yaitu menimbang TBS kelapa sawit
yang sudah dipilih, meyiapkan lory mangambil dan menimbang TBS seberat 50
kg sesuai dengan kapasitas lory. Berikutnya yaitu stasiun sterilisasi sebelum
melakukan sterilisasi harus mengamati tingkat kematangan TBS yang siap di
rebus yaitu fraksi 3 ( matang ) dan 4 ( kelewat matang ), setelah itu masukkan
TBS yang sudah ditimbang dengan menggunakan lory sebelum memulai kunci
pintu dengan memutar kunci yang ada pada tutup lory dengan rapat dengan
tujuan agar uap panas dari boiler tidak keluar dari steam, mengamati tekanan
yaitu 2,8–3,0 bar,mengamati waktu 90 menit, suhu 150 ℃ dan jenis steam
mengamati jumblah kondensat dan didapat sebanyak 21,4 liter, mengamati oil
losis in condensate yaitu didapat sebanyak 500 ml, TBS yang sudah keluar dari
proses lowry ditimbang kembali pengamatan perubahan berat setelah proses
yaitu 50 – 9,5 = 40,5 kg, mengamati warna setelah proses coklat hitam yang
disebapkan oleh tingginya suhu pada sterilizer hinggga terjadinya perubahan
warna. Tujuan dari proses sterilizer yaitu untuk menonaktifkan enzyme lipase
yang dapat menyebapkan kenaikan ALB, memudahkan pelepasan fruitlet,
melunakkan fruitlet memudahkan untuk pemisahan antara daging buah, dan
mengurangi kadar air.
pengamatan air yang digunakan untuk steam ± 30 liter. Tahap ketiga yaitu
stasiun tresing mengamati bagaian thresher stripler, inlet, dan outlet, setelah itu
memasukka TBS dari proses sterilizer kedalam thresher lakukan hingga buah
terpisah dari tandanya, setelah itu menimbang janjang kososng dan buah yang
dihasilkan jangkos yaitu 11,3 kg dan buah 34,5 kg, menghitung USB yaitu
sebanyak 6 %.
12
Gambar 1. Proses peonrokan pada mesin tresing.
Tahap ketiga yaitu stasiun degeting and pres pada stasiun ini praktikan
mengamati proses dan komponen beserta bagaian degeting yaitu inlet, outlet,
short now, long row, presser, passed row, doble steam, dengan cara
memasukkan buah yang dihasilkan dari proses thresher kedalam mesin
degester secara perlahan-lahan agar degester tidak macet dan dihasilkan
pelumatan yang sempurna pada buah, slanjutnya kestasiun pressing buah yang
sudah diumatkan dari proses degester di pres menggunakan mesin pressing
buah yang sudah dilumatkan dan dimasukkan secara perlahan-lahan lalu
dipres dengan menggunakan tekanan angina yang dibantu mesin kompresor
pres hingga mendapatkan CPO kasar, selanjutnya menghitung minyak kasar
13
yang di peroleh 36 liter, mengamati suhu steam yang ada didegeter 50 ℃
mencatat air panas yang di gunakan atau water dellution yaitu sebanyak 38
liter, menghitung broken nut/biji pecah ( - ).
14
minyak ( CPO yang didapatkan yaitu sebanyak 7 liter menghitung randemen
CPO yaitu (7 liter)/(50 kg) x 100 % = 14%.
15
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat pada praaktek pengolah TBS menjadi CPO
ini adalah sebagai berikut:
1. Proses pengolahan TBS menjadi CPO memlalui beberapa tahap proses. Yaitu
proses grading adalah proses pengecekan TBS yang ingin diolah, sterilisasi
adalah proses yaitu untuk menonaktifkan enzyme lipase yang dapat
menyebapkan kenaikan ALB, memudahkan pelepasan fruitlet, melunakkan
fruitlet memudahkan untuk pemisahan antara daging buah dengan biji dan
mengurangi kadar air, tresing adalah proses perontokan atau pemisahan buah
dari tandan, degeting adalah proses pemisahan daging buah dengan biji,
pressing adalah proses pengepresan pada daging buah yang akan menghasilkan
CPO kasar, dan klarifikasi adalah proses pemisahan antara minyak dengan
kotoran yang berupa padatan, cairan dan slug.
2. Alata yang digunakan pada proses pengolahan TBS menjadi CPO yaitu tojok,
sarung tangan, sterilizer, steam, tresing, degeting, pressing, sandtrap tank.
3. Harga pokok penjualan CPO adalah 37.696-/kg/hari.
16
DAFTAR FUSTKA
Anonim, 2019. Defenisi Serta Fungsi Boiler. https://www.prosesindustri.com
/2019/01/pengertian-boiler-serta-komponen.html. Diakses Pada 24 Juli
2019. Pukul 23.40 WIB.
17
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jsea/article/download/17911/15234
http://srimayainvestment.blogspot.com/2014/11/belajar-komoditas-crude-palm-oil-
cpo.html
https://www.prosesindustri.com/2015/01/pengertian-boiler-serta-komponen.html
http://arieyedo.blogspot.com/2011/04/teknologi-pengolahan-kelapa-sawit.html
Keteran. S, Minyak dan Lemak Pangan (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, Cet. 1,
1986) halaman 267
Wardanu Panca Ardha. 2009. Produk Lanjutan Crude Palm Oil (CPO),
www.Wordpress.com. Diakses 13 Maret 2010
Yogayakarta, 05 Agustus 2019
Mengetahui dan menyetujui
Dosen Pembimbing, Penulis,
18