Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

AGRO INDUSTRI

PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

NAMA : RISNA

NIM: 219502018

UNIVERSITAS LAKIDENDE

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah produk – produk agroindustri
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Unaaha 08 Oktober 2019

Risna
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG......................................................................................................

B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................

C. TUJUAN...........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PROSES PENGOLAHAN BUAH KELAPA SAWIT MENJADI CPO..........................

2.2 PRODUK TURUNAN KELAPA SAWIT.......................................................................

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.................................................................................................................

B. SARAN.............................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kelapa Sawit (Elais quinensis) merupakan komoditas yang penting karena kebutuhan
akan minyak goreng dan derivatnya di dalam negeri terus meningkat sejalan dengan
meningkatnya standar ekonomi masyarakat. Minyak kelapa sawit merupakan sumber devisa
negara yang sangat potensial karena tidak semua negara dapat memproduksinya. Kelapa sawit
hanya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada kawasan beriklim tropis seperti di
Indonesia dan termasuk daerah Riau merupakan sangat potensial untuk tanaman kelapa sawit.

Dibukanya beberapa areal baru perkebunan kelapa sawit oleh Perusahan Perkebunan
Swasta Nasional (PBSN), Perkebunan Negara, dan Perkebunan Rakyat, membawa imflikasi
baru, mulai dari persediaan lahan, perbaikan infrastruktur , dampak lingkungan, sehingga
penyediaan sumber daya manusia.

Perkembangan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang pesat pada tahun 1969.
Pada saat itu luar areal perkebunan kelapa sawit adalah 119.500 ha dengan total produksi
minyak mentah (CPO dan KPO ) 189.000 ton per tahun. Diperkirakan produksi minyak sawit
Indonesia akan mencapai 9,9 juta ton pada tahun 2005. Tetapi disayangkan pertambahan luas
areal tidak dibarengi dengan peningkatan produktifitas yang optimal dan masih jauh dibawah
standar.

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas andalan Indonesia dimana saat ini
Indonesia menjadi negara penghasil kelapa sawit terbesar kedua setelah Malaysia. Dengan
melihat usaha-usaha yang dilakukan baik pemerintah maupun perusahaan swasta yang
melakukan ekstensifikasi pertanian. Indonesia diprediksi menjadi negara penghasil CPO
utama dunia tahun 2010. Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh
dengan baik di daerah tropis. Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0 – 500 m dari
permukaan laut dengan kelembaban 80% – 90%. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Sawit
membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil. 2000 – 2500 mm setahun, yaitu daerah yang
tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan
mempengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit. Minyak kelapa sawit dapat
diolah menjadi berbagai macam produk turunannya yang memiliki nilai tambah yang jauh
lebih tinggi. Guna mendukung pengembangan industri kelapa sawit dan produk-produk
turunannya, diperlukan integritas yang tinggi terutama antara daerah penghasil bahan baku,
industri pengolah dan daerah pemasaran. Industri minyak kelapa sawil merupakan industri
yang terpadu, dimana beberapa pemegang kepentingan saling berkait. Keterkaitan dibagi
dalam dua kelompok yaitu kelompok daerah penghasil bahan baku TBS dan daerah produsen
atau pemasar produk turunan minyak kelapa sawit.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Bagaimana proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO ?


1.2.2 Apa sajakah mesin dan peralatan yang digunakan serta fungsinya dalam
pengolahan CPO ?
1.2.3 Apakah produk turunan dari minyak kelapa sawit ?

1.3 TUJUAN

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dan produk lain sebagai
turunannya
2. Mengetahui prinsip kerja alat dan mesin yang digunakan dalam pengolahan kelapa
sawit
3. Memberi informasi kepada pembaca mengenai pengolahan kelapa sawit
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Pengolahan Buah Kelapa Sawit Menjadi CPO

Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah berumur 2,5 tahun dan proses pemasakan
buah berkisar 5 - 6 bulan setelah terjadinya penyerbukan. Buah kelapa sawit dapat dipanen
jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon
kelapa sawit rata-rata terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan buah matang panen
adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg
atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.Hasil
terpenting dari tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit yang dari ekstraksi daging buah
(pericarp). Hasil lain yang tidak kalah penting adalah minyak inti sawit atau kernel yang juga
diperoleh dengan cara ekstraksi.

Pertama tandan buah diletakkan di piringan Buah yang lepas di satukan dan
dipisahkan dari tandan. Kemudian tandan buah dibawa ke Tempat Pengumpulan Buah (TPH)
dengan truk tanpa ditunda. Di TPH tandan diatur berbaris 5 atau 10. Buah kelapa sawit harus
segera diangkut ke pabrik untuk segera diolah. Penyimpanan menyebabkan kadar asam lemak
bebas tinggi. Pengolahan dilakukan paling lambat 8 jam setelah panen.

Di pabrik buah akan direbus, dimasukkan ke mesin pelpas buah, dilumatkan didalam
digester, dipres dengan mesin untuk mengeluarkan minyak dan dimurnikan. Sisa pengepresan
berupa ampas dikeringkan untuk memisahkan biji dan sabut. Biji dikeringkan dan dipecahkan
agar inti (kernel) terpisah dari cangkangnya. Tahapan dari pengolahan buah kelapa sawit
adalah sebagai berikut:

PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi
minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel). Proses pengolahan kelapa
kelapa sawit sampai menjadi minyak sawit (CPO) terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

1. Jembatan Timbang, sebagian besar sekarang menggunakan sel-sel beban, dimana


tekanan dikarenakan beban menyebabkan variasi pada sistem listrik yang diukur. Pada
Pabrik Kelapa Sawit jembatan timbang yang dipakai menggunakan sistem komputer
untuk meliputi berat. Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu truk yang melewati
jembatan timbang berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat truk awal sebelum TBS
dibongkar dan sortir, kemudian setelah dibongkar truk kembali ditimbang, selisih
berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima dipabrik.
2. Penyortiran, Kualitas buah yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat
kematangannya. Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis Tenera dan jenis
Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas
buah distasiun penerimaan TBS (Tandan Buah Segar). Pematangan buah
mempengaruhi terhadap rendamen minyak dan ALB (Asam Lemak Buah) yang dapat
dilihat pada tabel berikut :
Kematangan buah Rendamen minyak (%) Kadar ALB (%)
Buah mentah 14 – 18 1,6 – 2,8
Setengah matang 19 – 25 1,7 – 3,3
Buah matang 24 – 30 1,8 – 4,4
Buah lewat matang 28 – 31 3,8 – 6,1

Selanjutnya pengolahan dilakukan dengan mesin di dalam pabrik sebagai berikut :

1.Perebusan

Tandan buah segar setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam lori atau boiler
rebusan yang terbuat dari plat baja berlubang-lubang (cage) dan langsung dimasukkan ke
dalam sterilizer yaitu bejana perebusan yang menggunakan uap air yang bertekanan antara 2.2
sampai 3.0 Kg/cm2. Proses perebusan ini dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang
dapat menurunkan kuaiitas minyak. Disamping itu, juga dimaksudkan agar buah mudah lepas
dari tandannya dan memudahkan pemisahan cangkang dan inti dengan keluarnya air dari biji.
Proses ini biasanya berlangsung selama 90 menit dengan menggunakan uap air yang
berkekuatan antara 280 sampai 290 Kg/ton TBS. Dengan proses ini dapat dihasilkan
kondensat yang mengandung 0.5% minyak ikutan pada temperatur tinggi. Kondensat ini
kemudian dimasukkan ke dalam Fat Pit. Tandan buah yang sudah direbus dimasukan ke
dalam Threser dengan menggunakan Hoisting Crane.
2.Perontokan Buah dari Tandan
Pada tahapan ini, buah yang masih melekat pada tandannya akan dipisahkan dengan
menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut terlepas kemudian ditampung dan
dibawa oleh Fit Conveyor ke Digester. Tujuannya untuk memisahkan brondolan (fruilet) dari
tangkai tandan. Alat yang digunakan disebut thresher dengan drum berputar (rotari drum
thresher). Hasil stripping tidak selalu 100%, artinya masih ada brondolan yang melekat pada
tangkai tandan, hal ini yang disebut dengan USB (Unstripped Bunch). Untuk
mengatasi hal ini, maka dipakai sistem “Double Threshing”. Sisitem ini bekerja dengan cara
janjang kosong/EFB (Empty Fruit Bunch) dan USB yang keluar dari thresher pertama, tidak
langsung dibuang, tetapi masuk ke threser kedua yang selanjutnya EFB dibawa ketempat
pembakaran (incinerator) dan dimanfaatkan sebagai produk samping.

3. Pengolahan Minyak dari Daging Buah

Brondolan buah (buah lepas) yang dibawa oleh Fruit Conveyor dimasukkan ke dalam
Digester atau peralatan pengaduk. Di dalam alat ini dimaksudkan supaya buah terlepas dari
biji. Dalam proses pengadukan (Digester) ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu
dijaga agar stabil antara 80° – 90°C. Setelah massa buah dari proses pengadukan selesai
kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepresan (Scew Press) agar minyak keluar dari biji
dan fibre.Untuk proses pengepresan ini perlu tambahan panas sekitar 10% s/d 15% terhadap
kapasitas pengepresan. Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan ampas
serta biji.Sebelum minyak kasar tersebut ditampung pada Crude Oil Tank, harus dilakukan
pemisahan kandungan pasirnya pada Sand Trap yang kemudian dilakukan penyaringan
(Vibrating Screen). Sedangkan ampas dan biji yang masih mengandung minyak (oil sludge)
dikirim ke pemisahan ampas dan biji (Depericarper). Dalam proses penyaringan minyak kasar
tersebut perlu ditambahkan air panas untuk melancarkan penyaringan minyak tersebut.
Minyak kasar (Crude Oil) kemudian dipompakan ke dalam Decenter guna memisahkan Solid
dan Liquid. Pada fase cair yang berupa minyak, air dan masa janis ringan ditampung pada
Countnuous Settling Tank, minyak dialirkan ke oil tank dan pada fase berat (sludge) yang
terdiri dari air dan padatan terlarut ditampung ke dalam Sludge Tank yang kemudian dialirkan
ke Sludge Separator untuk memisahkan minyaknya.
4. Proses Pemurnian Minyak

Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifer untuk memisahkan
kotoran/solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke Vacuum Drier untuk
memisahkan air sampai pada batas standard. Kemudian melalui Sarvo Balance, maka minyak
sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil Storage Tank).

a. Mesin dan peralatan Pengolahan pada Pabrik Kelapa Sawit

1. Boiler
Dalam pabrik kelapa sawit Ketel uap (Boiler) merupakan jantung dari sebuah
pabrik kelapa sawit. Dimana, ketel uap ini lah yang menjadi sumber tenaga dan
sumber uap yang akan dipakai untuk mengolah kelapa sawit.
Biasanya bolier yang digunakan di pabrik kelapa sawit memiliki spesifikasi
sebagai berikut:

1. Kapasita Uap : 20 Ton/jam


2. Temperatur Uap : 280 C
3. Tekanan Uap : 20 kg/cm2
4. Temperatur air umpan : 90 C
5. Effisiensi Ketel Uap : 75 %
6. Pemakaian bahan bakar : 75% serabut dan 25% cangkang.

2. Sterilizer
Tahap pengolahan TBS yang pertama adalah proses perebusan atau sterilisasi
yang dilakukan dalam bejana bertekanan (steriliser) dengan menggunakan uap air
jenuh (saturated steam).
3. Digester
Digester merupakan sebuah tabung silinder vertical yang didalam nya dipasang
pisau-pisau pengaduk.
Fungsi dari digester adalah :
a. Untuk melepaskan daging buah dari nut (biji )
b. Untuk melumatkan buah agar efisien dalam proses pengempaannya
c. Untuk menaikkan temperature buah
d. Untuk melepaskan sel-sel minyak dari sel daging buah
e. Untuk mengalirkan sebagian minyak yang terbentuk di digester sehingga mengurangi
volume pengempaan .
4. Screw Press
Screw press adalah alat yang digunakan untuk memisahkan minyak kasar dari
daging buah dan biji. Alat ini terbuat dari sebuah tabung berlubang-lubang yang di
dalamnya terdapat dua buah screw yang pada ujungnya terdapat konus yang dapat
maju mundur secara hidrolis.
5. Saringan Bergetar (Vibrating Screen)
Saringan Bergetar digunakan untuk memisahkan benda-benda padat yang
terikut minyak kasar. Benda-benda yang berupa ampas yang disaring pada saringan ini
dikembalikan ke bottom cross conveyor untuk diproses kembali.

2.2 Produk Turunan Kelapa Sawit

1. Produk turunan CPO.


Produk turunan CPO selain minyak goreng kelapa sawit, dapat dihasilkan
margarine, shortening, Vanaspati (Vegetable ghee), Ice creams, Bakery Fats, Instans
Noodle, Sabun dan Detergent, Cocoa Butter Extender, Chocolate dan Coatings, Specialty
Fats, Dry Soap Mixes, Sugar Confectionary, Biskuit Cream Fats, Filled Milk,
Lubrication, Textiles Oils dan Bio Diesel. Khusus untuk biodiesel, permintaan akan
produk ini pada beberapa tahun mendatang akan semakin meningkat, terutama dengan
diterapkannya kebijaksanaan di beberapa negara Eropa dan Jepang untuk menggunakan
renewable energy.
2. Produk Turunan Minyak Inti Sawit
Produk turunan minyak inti sawit dapat dihasilkan Shortening, Cocoa Butter
Substitute, Specialty Fats, Ice Cream, Coffee Whitener/Cream, Sugar Confectionary,
Biscuit Cream Fats, Filled Mild, Imitation Cream, Sabun, Detergent, Shampoo dan
Kosmetik.
3. Produk Turunan Oleochemicals kelapa sawit
Dari produk turunan minyak kelapa sawit dalam bentuk oleochemical dapat
dihasilkan Methyl Esters, Plastic, Textile Processing, Metal Processing, Lubricants,
Emulsifiers, Detergent, Glicerine, Cosmetic, Explosives, Pharmaceutical Products dan
Food Protective Coatings.
4. Produk Turunan dari Limbah Kelapa Sawit
Dalam produksi pengolahan kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit,tentunya
melalui berbagai proses industri skala besar. Pada proses industri pengolahan kelapa sawit
tersebut,selain menghasilkan minyak kelapa sawit nantinya juga akan dihasilkan berbagai
limbah buangan, baik itu yang berupa limbah cair ataupun limbah padat. Dalam
perkembangannya kedua jenis limbah kelapa sawit tersebut dapat dimanfaatkan menjadi
hasil produksi sampingan kelapa sawit yang memiliki nilai ekonomis yang cukup
menjanjikan.
a. Limbah cair kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif berupa
biogas. Hal ini dikarenakan limbah cair kelapa sawit memiliki kandungan gas methan
dan karbon dioksida yang merupakan bahan baku utama pembuatan biogas.
b. Limbah padat kelapa sawit terdiri dari tandan kosong kelapa sawit, serat, cangkang,
batang, dan pelepah. Dari berbagai limbah padat tersebut, hampir semuanya dapat
diolah kembali menjadi hasil produksi yang memiliki nilai ekonomis.
5. Tabel Produk Turunan Kelapa sawit dan Mesin Pengolahnya
No. Produk Mesin dan alat Kegunaan
1. Biodiesel Fermentor Sebagai tempat fermentasi minyak atau limbah
minyak kelapa sawit.
Untuk menyuling atau memurnikan biodiesel
Destilator dari bahan baku atau kotoran.
2. PKO (Pump Cake breaker Mengangkut biji yag masih tercampur dengan
kernel oil) conveyor ampas
Nut silo Menampung dan menurunkan kadar air biji
Nut grading Memisahkan biji berdasarkan ukuran yang sesuai
drum fraksi
Nut craker Memecah biji
Dry separator Memisaahkan debu dengan cangkang halus
Hydro cyclon Memisahkan cangkang dengan inti/kernel
Kernel drier Mengeringkan kernel
3. Pakan Crusher atau Penyacah pelepah kelapa sawit menjadi lebih
ternak hidrolyc mills halus
Mengaktivasi pakan ternak dengan
Fermentor mikroorganisme setelah ditambah molase
4. Buah kelapa Dodos / egrek Memotong /memanen buah kelapa sawit dari
sawit pohon
Kereta sorong Mengangkut buah kelapa sawit dari kebun
ketempat penimbangan
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa proses pengolahan
kelapa sawit untuk dijadikan minyak kelapa sawit (CPO) melalui beberapa tahapan yaitu
penimbangan, sortasi, perebusan, pengepressan, pemurnian dan penyimpanan. Selain itu
minyak kelapa sawit juga dapat diolah menjadi produk turunan yang juga bernilai
ekonomis tinggi diantaranya sabun, PKO, pakan ternak, dan produk tekstil.

3.2 SARAN
Penanganan pasca panen buah kelapa sawit sebaiknya harus dilakukan dengan baik
dengan menghindari terjadinya kerusakan seperti benturan yang mengakibatkan buah
sawit memar karena hal ini dapat memacu kerja enzim dan reaksi pembentukan asam
lemak bebas sehingga nantinya akan mengurangi kualitas CPO yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA

Fauziyan, dkk. 2012. Kelapa Sawit. Jakarta : Penebar Swadaya

Pardamaen, Marulia. 2011. Sukses Membuka Kebun dan PKS. Jakarta : Penebar Swadaya

Pasaribu,N. 2004. Minyak Buah Kelapa Sawit. Medan : USU press

Susilawati. 1997. Pengolahan Minyak Kelapa Sawit.http://www.saskiani.blogspot.com


[diakses pada 16 November 2014]

Suryani. 2012. Produk Turunan Kelapa Sawit. http://www.ainira.blogspot.com [diakses pada


16 November 2014]

Syarel. 2012. Pengolahan CPO menjadi PKO.

http://syerelmediapembelajaran.wordpress.com/2012/08/15/tugas-alat- -proses-pengolahan-

crude-palm-oil-cpo/[diakses pada 16 November 2014]

Anda mungkin juga menyukai