Anda di halaman 1dari 15

BAB III TEKNOLOGI PENGOLAHAN PKO (PALM KERNEL OIL)

3.1 Uraian Isi

3.1.1 Pengertian PKO (Palm Kernel Oil)


Minyak inti sawit (Palm Kernel Oil, PKO) merupakan salah satu minyak
yang dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit selain CPO (Curde Palm Oil). Minyak
inti sawit diperoleh dari biji (seed) di dalam buah kelapa sawit yang disebut inti
sawit (Palm Kernel, PK). (Widyastuti, 2009)

Gambar 3.1 Palm Kernel Oil


Sumber : http://www.xbrain.co.uk/mct-oil

Komposisi asam lemak minyak inti kelapa sawit mirip dengan minyak
kelapa, keduanya dikenal sebagai minyak laurat. Berbeda dengan minyak sawit
yang berwarna merah jingga, minyak inti kelapa sawit berwarna kuning berasal
dari hasil olahan lanjut kernel atau inti kelapa sawit. (wikipedia,2016). Minyak
inti sawit memiliki rasa dan bau yang khas.
Menurut Winarno (1991), minyak inti sawit merupakan trigliserida
campuran, yang berarti bahwa gugus asam lemak yang terikat dalam trigliserida –
trigliserida yang dikandung lemak ini jenisnya lebih dari satu yang meliputi C6
(asam kaproat) sampai C18 jenuh (asam stearat) dan C18 tak jenuh (asam oleat
dan asam linoleat).
Karakteristik PKO menurut Sitinjak (2005) :
a. Minyak mentahnya mudah sekali menjadi tengik bila dibandingkan
dengan minyak yang telah dimurnikan.
b. Titik lebur dari minyak inti sawit adalah berkisar antara 25 oC – 30oC,
mengandung 80-90 % lemak jenuh ,
c. Trigliserida minyat inti sawit (trilaurin) yaitu trigliserida dengan tiga
sama laurat sebagai ester asam lemaknya.
d. PKO bersifat semi padat pada suhu ruang, lebih jenuh dari pada
minyak kelapa sawit namun setara dengan minyak kelapa.
3.1.2 Teknologi Pengolahan PKO

Diagram alir proses pengolahan PKO dapat dilihat pada Gambar 3.2

Tbs Diangkat Oleh Truk

Penimbang

Loading

Lori

STERILIZER

Happering
Hoisting

Auto
Tresher

Digester

Screw Press Cpo

Cake Breakerconveyor

Depericarper

Polishing Ampas Dan

Silo Pengering Biji

Nut Cracker

Hydrocylone Separator Hidroclaybath

Kernel

Silo Pengering

Kernel Cangkang Boiler


Proses pembuatan awal PKO (Palm Kernel Oil) sama seperti pengolahan CPO
(Crude Palm Oil) kelapa sawit menjadi CPO. Pada pengolahan kelapa sawit
menjadi PKO setelah proses pengepresan maka terjadi pemisahan antara minyak
sawit dengan kernel, sabut dan ampasnya. Biji yang masih bercampur dengan
ampas dan serabut kemudian diangkut menggunakan cake breaker conveyor yang
dipanaskan dengan uap air agar sebagian kandungan air dapat diperkecil, sehingga
press cake terurai dan memudahkan proses pemisahan menuju depericarper. Pada
depericaper terjadi proses pemisahan fibre dan biji. Pemisahan terjadi akibat
perbedaaan berat dan gaya isap blower. Biji tertampung pada nut silo yang dialiri
dengan udara panas antara 60 – 80°C selama 18- 24 jam agar kadar air turun
sekitar 21% menjadi 4%. Sebelum biji masuk ke dalam nut craker, terlebih dahulu
diproses di dalam nut grading drum untuk dapat dipisahkan ukuran besar kecilnya
biji yang disesuaikan dengan fraksi yang telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan
ke nut craker sebagai alat pemecah. Masa biji pecah dimasukkan dalam dry
seperator (proses pemisahan debu dan cangkang halus) untuk memisahkan
cangkang halus, biji utuh dengan cangkang/inti. Masa cangkang bercampur inti
dialirkan masuk ke dalam hydro cyclone untuk memisahkan antara inti dengan
cangkang dengan menggunakan prinsip perbedaan massa.

Cara lain untuk memisahkan inti dengan cangkang adalah dengan


menggunakan hydro clay bath yaitu pemisahan dengan memanfaatkan lumpur
atau tanah liat. Cangkang yang terpisah kemudian digunakan sebagai bahan bakar
boiler.Inti kemudian dialirkan masuk ke dalam kernel drier untuk proses
pengeringan sampai kadar airnya mencapai 7 % dengan tingkat pengeringan
50°C, 60°C dan 70°C dalam waktu 14-16jam. Selanjutnya guna memisahkan
kotoran, maka dialirkan melalui winnowing kernel (kernel storage), sebelum
diangkut dengan truk ke pabrik pemproses berikutnya.

3.1.3 Standar Mutu PKO

Minyak kelapa sawit merupakan komoditi yang memegang peranan


penting dalam perdagangan dunia. Oleh karena itu, syarat mutu harus
menjadi perhatian utama dalam perdagangan. Standar mutu merupakan hal
yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik. Berdasarkan
peranan dan kegunaan minyak sawit tersebut maka mutu dan kualitasnya
harus diperhatikan sebab sangat menentukan harga dan nilai komoditasnya.
Mutu minyak kelapa sawit dapat ditentukan berdasarkan kemurniannya, benar‐
benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak
kelapa sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat‐sifat fisiknya,
yaitu dengan mengukur titik lebur angka penyabunan dan bilangan yodium.

Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu
internasional yang meliputi kadar ALB, air, zat pengotor, logam besi, logam
tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Kebutuhan mutu minyak kelapa sawit
yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan masing‐
masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun
aspek higienisnya harus lebih diperhatikan. Industri pangan dan non pangan
selalu menghendaki minyak sawit dalam mutu yang terbaik, yaitu minyak
sawit dalam keadaan segar, asli, murni, dan tidak bercampur dengan
bahan tambahan lain yang dapat menurunkan mutu minyak dan harga
jualnya. Standar kualitas adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan
minyak yang mempunyai kualitas yang bermutu baik. sebagai acuan untuk
mengetahui kualitas produksi yang dihasilkan, perlu ditetapkan standar
kualitas minyak sawit dan minyak inti sawit. Dengan demikian, bisa diketahui
nilai efektivitas dan efisiensi suatu PKS (Pabrik Kelapa Sawit). Standar mutu
Minyak Mentah Inti Kelapa Sawit (PKO) berdasarkan SNI dapat dilihat pada
Tabel 3.1

Tabel 3.1 Minyak Mentah Inti Kelapa Sawit (PKO) SNI 0003-1987

No Kriteria Satuan Persyaratan


1 Asam lemak bebas (sbg asam % (w/w) Maks 5,0
laurat)
2 Kandungan benda asing % (w/w) Maks 0,005
3 Kadar air % (w/w) Maks 0,45
Sumber : BSN-SNI 0003-1987 Minyak Mentah Inti Kelapa Sawit (PKO)
Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak
faktor. Faktor-faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya,
penanganan pascapanen, atau kesalahan selama pemprosesan dan pengangkutan.
Berikut akan dikemukakan beberapa hal yang secara langsung berkaitan dengan
penurunan mutu minyak inti sawit, yaitu :

1. ALB (Asam Lemak Bebas)

Lemak dan minyak adalah trigliserida, atau trigliserol. Trigliserida adalah


triester yang terbentuk dari gliserol dengan asam lemak. Asam lemak adalah
asam karboksilat berantai lurus yang mempunyai atom alkohol, karbon 12
sampai dengan 20. Secara umum asam lemak dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu:

a. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap
(hanya memiliki ikatan tunggal) pada rantai karbonnya.

b. Asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak yang memiliki ikatan
rangkap pada rantai karbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai titik lebur
lebih tinggi dari pada yang tak jenuh. Asam ini mudah dijumpai dalam
minyak goreng, margarin, atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya.
Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terkandung dalam minyak
sawit sangat merugikan. Kenaikan kadar ALB ditentukan mulai dari saat
tandan di olah dipabrik. Kenaikan asam lemak bebas disebabkan adanya
reaksi hidrolisa pada minyak. Hasil hidrolisa minyak sawit adalah gliserol
dan asam lemak bebas. Hidrolisa merupakan reaksi yang melibatkan air.
Dalam minyak reaksi ini tidak di inginkan karena akan meningkatan
kandungan asam lemak bebas (ALB) di dalam minyak yang dapat
menurunkan mutu minyak tersebut.

Asam lemak bebas (ALB) sebagai hasil hidrolisa :

a. Menimbulkan kerugian pada waktu proses netralisasi

b. Menimbulkan korosi pada alat-alat, terutama yang terbuat dari besi dan
tembaga yang merupakan pula pro-oksidan, yaitu berfungsi sebagai
katalisator pada proses oksidasi. Korosi ini sedikit terjadi jika ALB kurang
dari 3,5%.
c. Menimbulkan masalah pembuangan acid oil yaitu limbah hasil netralisasi
ALB secara kimiawi, walaupun dapat dipakai pada pembuatan sabun
namun nilainya rendah.

d. Menimbulkan masalah pencemaran air oleh limbah rafinasi. Reaksi hidrolisa


ini dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman dan katalis
(enzim). Semakin lama reaksi berlangsung maka banyak ALB yang terbentuk.

Reaksinya dapat dilihat pada Gambar 3.3 sebagai berikut :

Gambar 3.3 :

Sumber : Poedjiadi, Anna. 2006

Cara penentuan ALB adalah dengan metode titrasi asam basa yang
merupakan cara yang tepat dan mudah untuk menentukan jumlah senyawa-
senyawa yang bersifat asam dan basa.Titrasi merupakan proses penambahan
pentiter (larutan baku) kedalam larutan zat yang akan ditentukan, bagian demi
bagian pentiter ditambahkan kedalam larutan zat yang akan ditentukan dengan
bantuan alat yang disebut buret sampai mencapai titik kesetaraan. Titik
kesetaraan ditentukan dengan berbagai cara, tergantung pada sifat reaksinya.
Biasanya, titik kesetaraan tidak disertai dengan perubahan sifat yang dapat
dilihat. Karena itu diperlukan zat tambahan yang dapat menunjukkan perubahan
yang dapat dilihat pada atau dekat titik kesetaraan. Zat tambahan itu disebut
indikator. Indikator berubah warna disekitar titik kesetaraan. Indikator yang
digunakan dalam titrasi asam basa di namakan indikator asam basa. Adapun
komposis asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit dapat
dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Inti Kelapa
Sawit

Asam lemak Rumus Molekul Minyak Sawit Minyak Inti Sawit


(%) (%)

Asam Lemak Jenuh


Kaprilat C7H17COOH - 2-4
Kaprat C9H19COOH - 3-7
Laurat C12H22COOH 1 41-55
Miristat C13H27COOH 1-2 14-19
Palmitat C15H31COOH 32-4 6-10
Stearat C17H35COOH 74-10 1-4
Asam Lemak tidak
Jenuh
Oleat C17H33COOH 38-40 10-20
Linoleat C17H31COOH 5-14 1-5
Sumber : S. Ketaren, 1986

2. Air
Secara alami minyak sawit mengandung air yang tidak dapat
dipisahkan. Zat yang menguap pada minyak adalah jumlah zat yang
menguap pada suhu 105º C termasuk didalamnya air serta dinyatakan
sebagai berkurangnya berat. Air dalam minyak hanya ada dalam jumlah
kecil. Hal ini dapat terjadi karena proses alami sewaktu pembuatan
dan akibat perlakuan pengolahan dipabrik serta penimbunan. Adanya air
didalam minyak dapat mempengaruhi kemerosotan mutu minyak secara kimia
dan mikrobiologi. Penetapan kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa
cara. Hal ini tergantung pada sifat bahannya. Metode-metode yang digunakan
dalam penentuan kadar minyak meliputi:
a.Cara hot plate

Cara hot plate dapat digunakan untuk menentukan kadar air dan bahan
lain yang menguap, yang terdapat dalam minyak dan lemak. Cara tersebut
dapat digunakan untuk semua jenis minyak dan lemak, termasuk emulsi
seperti mentega dan margarine, serta minyak kelapa dengan kadar asam lemak
bebas yang tinggi. Untuk minyak yang diperoleh melalui ekstraksi dengan pelarut
menguap, cara tersebut tidak dapat digunakan. Sebelum dilakukan pengujian
contoh, minyak harus diaduk dengan baik karena air cenderung menguap.
Dengan pengadukan, maka penyebaran air dalam contoh akan merata.

b. Cara oven terbuka


Cara oven terbuka (air oven method) digunakan untuk lemak hewani dan
nabati, tetapi tidak digunakan untuk minyak yang mengering (drying oil) atau
setengah mengering (semi drying oil).
c. Cara oven hampa udara
Cara oven hampa udara (vacuum oven method) dapat digunakan
untuk semua jenis minyak dan lemak kecuali minyak kelapa dan minyak
sejenis yang tidak mengandung asam lemak bebas yang tidak lebih dari satu
persen.
3. Zat Pengotor
Zat pengotor inti sawit adalah semua bahan yang bukan inti kelapa
sawit, misalnya tempurung (cangkang), serabut, batu dan dinyatakan
dalam persen (%). Bagi negara konsumen terutama negara yang telah maju,
selalu menginginkan minyak inti sawit yang benar-benar bermutu. Kernel
palm bermutu baik apabila memiliki zat pengotor yang rendah. Kadar zat
pengotor inti sawit adalah cangkang gabungan dari biji inti utuh, biji
setengah pecah, cangkang, sampah. Cangkang merupakan zat pengotor yang
berasal dari pecahan tempurung biji sawit (± 5% dari TBS) yang dapat dipakai
sebagai bahan pelapis dan permukaan badan jalan dikebun. Selain itu
cangkang dipakai sebagai bahan baku pembuatan arang dan bahan bakar serabut.
Kemantapan kernel palm (inti sawit) sebagai bahan utama minyak inti sawit
(kernel palm oil) harus dijaga dengan cara membuang zat pengotor. Zat pengotor
yang masih terdapat dalam inti kering dapat dipisahkan atau dipilih dengan
tangan atau dengan hembusan angin (winnowing).
3.1.4 Produksi PKO di Indonesia
Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan
komparatif yang didukung oleh sumber daya alam dalam pembangunan sektor
pertanian. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam perekonomian
Indonesia karena berperan sebagai sumber utama pangan dan pertumbuhan
ekonomi. Indonesi merupakan salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di
dunia dengan volume ekspor minyak kelapa sawit mencapai 16,436 juta ton pada
tahun 2012 (Ditjen Perkebunan, 2011). PKO adalah minyak inti sawit yang
dihasilkan melalui proses ekstraksi inti sawit. Biasanya PKO lebih banyak
digunakan untuk industri oleokimia.
Di Indonesia masih sedikit perusahaan kelapa sawit yang memproduksi
dan menghasilkan produk turunan dari PKO. Jumlah perkebunan kelapa sawit
yang ada di Indonesia sekitar 13,5 juta hektar Berdasarkan data Gabungan
Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), produks PKO tahun 2013 mencapai
26 juta ton atau naik 1,9% dibanding tahun 2012 sebanyak 26,5 juta ton. Pada
tahun 2016 produksi PKO sebesar 3 juta ton. Sedangkan pada tahun 2017
produksi PKO meningkat sebesar 4,03 juta ton pada bulan September. Indonesia
mengekspor produksi PKO dari tahun 2000 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada
Gambar 3.4 :

Volume Ekspore PKO


1600

1400

1200

1000

800

600

400

200

0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Gambar 3.4. Volume Ekspor PKO

Sumber : www.Indonesiapalmoil.com

3.2 Rangkuman :
 Minyak PKO (Palm Kernel Oil) merupakan salah satu minyak yang dihasilkan
oleh kelapa sawit yang diperoleh dari inti sawit.
 Minyak PKO (Palm Kernel Oil) berbeda dengan minyak sawit dari segi warna,
rasa, bau dan titik leburnya.
 Proses awal pembuatan minyak PKO sama dengan pengolahan CPO, yaitu
setelah pengepresan maka terjadi pemisahan antara minyak sawit dengan
kernel, sabut dan ampas.
 Beberapa hal yang berkaitan dengan menurunnya mutu minyak sawit antara
lain asam lemak bebas dan kandungan air. Asam lemak bebas dan kandungan
air dengan konsentrasi yang tinggi akan menurunkan mutu minyak sawit.
 Indonesia merupakan salah satu penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.
Tetapi, perusahaan yang memproduksi dan menghasilkan produk PKO masih
sedikit.

3.3 Tes Formatif


A. Pilihlah jawaban yang paling tepat (A, B, C, atau D) untuk pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini.
1. Komposisi asam lemak minyak inti kelapa sawit mirip dengan minyak kelapa,
keduanya dikenal sebagai....
A. Asam laurat
B. Asam linoleat
C. Asam butirat
D. Asam kaproat
2. Berkisar antara berapa titik lebur dari minyak inti sawit....
A. 15oC – 20oC.
B. 20oC – 25oC.
C. 25oC – 30oC.
D. 30oC – 35oC.
3. Pada pengolahan kelapa sawit menjadi PKO setelah proses pengepresan maka
terjadi....
A. Pemisahan antara minyak sawit dengan kernel, sabut dan ampasnya.
B. Komposisi asam lemak akan berkurang
C. Pengendapan dan pemisahan gum
D. pemisahan antara minyak sawit dengan asam laurat
4. Berdasarkan peranan dan kegunaan minyak sawit tersebut maka mutu dan
kualitasnya harus diperhatikan sebab...
A. Berpengaruh pada penggunaan minyak pada saat pengolahan produk
B. Sangat menentukan harga dan nilai komoditasnya.
C. Akan berpengaruh pada kadar rasa dan bau pada mnyak tersebut
D. Jika tidak diolah dengan baik maka akan menghasilkan warna minyak yang
kurang baik
5. Beberapa hal yang secara langsung berkaitan dengan penurunan mutu minyak
inti sawit, kecuali....
A. ALB (Asam Lemak Bebas)
B. Air
C. Zat Pengotor
D. Pengepresan

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas !


1. Apa perbedaan antara minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit?
2. Bagaimana Cara penentuan ALB dalam minyak inti sawit?
3. Mengapa minyak sawit berwarna merah jingga, sedangkan minyak inti
kelapa sawit berwarna kuning?
4. Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua, sebutkan dan
jelaskan secara singkat
5. Secara umum asam lemak dapat dibagi menjadi dua jenis, sebutkan dan
jelaskan

3.4 Tes Kunci Jawaban Tes Formatif


A. Soal Pilihan Ganda
1. A) Asam laurat
2. C) 25oC – 30oC
3. A) Pemisahan antara minyak sawit dengan kernel, sabut dan ampasnya.
4. B) Sangat menentukan harga dan nilai komoditasnya.
5. D) Pengepresan
B. Soal Esay
1. Minyak kelapa sawit ditemukan di bagian buah yang berdaging (mesocarp),
sedangkan minyak inti sawit ditemukan dalam inti atau biji buah. Kedua minyak
ini memiliki komposisi asam lemak yang berbeda jauh. Minyak kelapa sawit
mengandung 50% lemak jenuh dan 50% lemak tak jenuh. Secara spesifik, minyak
kelapa sawit mengandung sekitar 44% asam palmitat, 5% asam stearat, 39% asam
oleat (tak jenuh tunggal), dan 10% asam linoleat (tak jenuh ganda). Kandungan
asam miristat dan asam laurat dalam minyak kelapa sawit dapat diabaikan.
Sebaliknya, komposisi asam lemak pada minyak inti sawit menyerupai
minyak kelapa, atau yang umumnya dianggap dengan istilah ‘lemak jenuh’.
Sekitar 82% dari minyak inti sawit merupakan lemak jenuh dengan kandungan
utama 48% asam laurat, 16% asam miristat, dan 8% asam palmitat. Sekitar 18%
dari minyak inti sawit terdiri dari lemak tak jenuh dengan 15% asam oleat (tak
jenuh tunggal) dan 3% asam linoleat (tak jenuh ganda). Asam lemak spesifik
diberikan karena penelitian saat ini menunjukkan bahwa tidak semua lemak jenuh
dapat dikategorikan “buruk” dalam kaitannya dengan kadar kolesterol darah.
Setiap asam lemak menunjukkan karakteristik unik terhadap peredaran kolesterol.
2. Cara penentuan ALB adalah dengan metode titrasi asam basa yang
merupakan cara yang tepat dan mudah untuk menentukan jumlah
senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa. Titrasi merupakan proses
penambahan pentiter (larutan baku) kedalam larutan zat yang akan
ditentukan, bagian demi bagian pentiter ditambahkan kedalam larutan zat
yang akan ditentukan dengan bantuan alat yang disebut buret sampai
mencapai titik kesetaraan. Titik kesetaraan ditentukan dengan berbagai cara,
tergantung pada sifat reaksinya. Biasanya, titik kesetaraan tidak disertai
dengan perubahan sifat yang dapat dilihat. Karena itu diperlukan zat
tambahan yang dapat menunjukkan perubahan yang dapat dilihat pada atau dekat
titik kesetaraan. Zat tambahan itu disebut indikator. Indikator berubah warna
disekitar titik kesetaraan. Indikator yang digunakan dalam titrasi asam basa di
namakan indikator asam basa.
3. Minyak kelapa sawit secara alami mengandung karoten (pro-vitamin A)
yang memberikan warna merah. Karotenoid minyak kelapa sawit memiliki
distribusi alfa-karoten dan beta-karoten yang sebanding dengan wortel. (Minyak
kelapa sawit merah olahan yang tersedia di beberapa toko makanan di AS
memiliki jumlah karoten 15 kali lipat dibandingkan dengan wortel dan 300 kali
lebih banyak dari tomat). Sekitar 1 sendok makan minyak kelapa sawit merah
memenuhi 100% asupan makanan acuan (RDI) dewasa. Selain itu, dari beberapa
penelitian pada hewan telah diketahui bahwa karotenoid berdampak baik untuk
mengurangi risiko kanker dan penyakit jantung koroner.
Sedangkan minyak inti sawit berwarna kuning, merupakan hasil dari ekstraksi
daging buah biji (inti) sawit, mengandung asam lemak jenuh dalam jumlah yang
tinggi yakni sekitar 82% yang didominasi oleh asam laurat (12:0) sekitar 48,2%
dan asam miristat (14:0) sekitar 16,2% Kandungan asam lemak dalam PKO
berbeda dengan CPO karena kandungan asam lemak rantai menengah (C12 dan
C14) dalam PKO lebih tinggi, sementara kandungan asam lemak jenuh dan tidak
jenuh berantai panjang (C16 dan C18) jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan CPO. Salah satu produk fungsional turunan yang dapat dihasilkan dari
pengolahan buah kelapa sawit terutama minyak inti sawit adalah produk
monodigliserida atau disingkat MG-DG
4. Pertama, benar‐benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati
lain. Mutu minyak kelapa sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat‐
sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka penyabunan dan bilangan
yodium. Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat
mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi
kadar ALB, air, zat pengotor, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran
pemucatan.
5. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap
(hanya memiliki ikatan tunggal) pada rantai karbonnya.
Asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak yang memiliki ikatan rangkap
pada rantai karbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai titik lebur lebih tinggi dari
pada yang tak jenuh. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak goreng, margarin,
atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya.
3.5 Daftar Pustaka

Badan Standarisasi Nasional . (1987). SNI 0003-1987 Minyak Mentah Inti Kelapa
Sawit (PKO): Badan Standarisasi Nasional.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Statistik perkebunan Indonesia 2010-2012:
Kelapa Sawit (Oil Palm). Jakarta: Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkebunan.

Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia

Mangunsong, Lamria.dkk.2003. Buku Ajar Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit.


Pontianak : Polnep

MPOB PKO – Palm Kernel Oil. Diambil dari http://www.Indonesipalmoil.com


(12 September 2011)

Panca wardanu,Adha.2009.Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit.


http://apwardhanu.wordpress.com/2009/03/20/teknologi-pengolahan-
kelapasawit.html

Poedjiadi, Anna. 2006. Dasar – Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.

Sitinjak, K. 2005. Pengolahan Hasil Perkebunan 2 : Pengolahan Kelapa Sawit.


Medan : Fakultas Pertanian USU.
Wikipedia,2016. Minyak Inti Kelapa Sawit. Diambil Dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_inti_kelapa_sawit. (3 Desember
2017)

MCT Oil - Medium-chain Triglycerides. Diambil dari


http://www.xbrain.co.uk/mct-oil (7 Desember 2017)

Widyastuti, S, 2009. Analisis Pengendalian Persediaan Inti Sawit (Studi Kasus di


Departemen Palm Kernel CrushingPT. Sinar Alam Permai (PT. SAP)
Mariana, Kabupaten MusiBanyuasin, Sumatera Selatan). Bogor: Institut
Pertanian Bogor
Winarno.1991.Kimia Pangan dan Gizi. P.T Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai