Anda di halaman 1dari 79

TUGAS AKHIR

MENDESAIN MESIN PERAS TEBU DAN PEMBERSIH KULIT


TEBU BERPENGGERAK MOTOR BENSIN 5,5HP

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh


Gelar Sarjana Teknik Mesin Pada Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara

Disusun Oleh:

TITO WIRANTA
1607230088

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
ii
iii
ABSTRAK

Pertanian di sumatera utara yang luas lahannya hanya 1.08 juta hektar, terutama
dari produksi gula di sumut berasal dari dua pabrik gula di sei semayang
kabupaten deli serdang dan pabrik gula di kuala madu di kabupaten
langkat. Dalam pengolahan tebu untuk mengambil sari tebu dengan
menggunakan pemeras tebu yang sudah ada di pasaran tetapi belum ada
pembersih kulit tebu. Adapun tujuan penulis ingin mendesain mesin pemeras
tebu dan pembersih kulit tebu dengan adanya penambahan pembersih kulit dari
kawat baja/metal brush dan juga memodifikasi roll pemeras tebu yang
sebelumnya bergerigi lurus menjadi bergerigi miring/spiral, dengan
menggunakan software solidwork 2018. Perancangan dari mesin ini
memerlukan komponen roll pemeras, kawat baja/metal brush, V belt, pulley,
bantalan, tuas pengungkit, rangka dan motor bensin 5,5Hp. Metode penelitian ini
mencakup observasi, studi literatur, dan mendesain bangun serta memodifikasi
alat. Desain alat dengan kapasitas mesin ±
67kg/jam, dengan dimensi alat P.80cm x L.Atas 38cm x L.Bawah 45cm
x
T.80cm, menggunakan besi siku ST 37/AISI 1045. Adapun untuk
mengetahui hasil simulasi desain perancangan dari komponen yang diatas
yaitu rangka dan roll pemeras. Pada rangka memiliki beban 686N mempunyai
nilai stress maksimum 1.495x10⁸ N/m² dan nilai stress minimum 0.000 N/m²
juga nilai strain maksimum 7.967 x10⁻⁴ N/m² dan nilai strain minimum 0.000
N/m² dengan nilai faktor keamanan maksimum 1.000x10¹⁶ dan nilai minimum
3.545 N/m². juga hasil simulasi pada roll tebu dari bahan aluminium 1060 Alloy
dengan beban 657N dengan nilai stress maksimum 1.656x10⁵ N/m² juga nilai
minimum 0.000 N/m², nilai strain maksimum 3.249x10⁻⁶ N/m² dan nilai strain
minimum 0.000 N/m² dengan nilai faktor keamanan maksimum 1.000x10¹⁶
dan nilai minimum
1.665x10². Hasil perancangan mesin ini sudah dapat menghasilkan kinerja yang
sangat baik, selain menghemat waktu juga mendapatkan hasil pemerasan yang
bagus.

Kata kunci : Mendesain, peras tebu dan pembersih kulit tebu, motor bensin
5,5Hp.

4
ABSTRACT

Agriculture in North Sumatra, which covers an area of only 1.08 million hectares,
mainly from sugar production in North Sumatra comes from two sugar factories
in Sei Semayang, Deli Serdang District and a sugar factory in Kuala Honey,
Langkat Regency. In processing sugarcane, extracting sugarcane juice uses a
sugar cane press that is already on the market but there is no sugarcane skin
cleaner. The aim of the author is to design a sugar cane press and cleaner
with the addition of a metal brush and also to modify the sugarcane squeezer
roll, which was previously serrated straight into serrated sloping / spiral, using
Solidwork 2018 software. The design of this machine requires wringer roll
components, steel wire / metal brush, V belt, pulley, bearings, levers, frame
and
5.5Hp gasoline motor. This research method includes observation,
literature
study, and designing and modifying tools. Tool design with an engine capacity
of
± 67kg / hour, with tool dimensions P.80cm x L. Top 38cm x L. Below 45cm
x
T.80cm, using ST 37 / AISI 1045 angle iron. As for knowing the design simulation
results of the components above, namely the frame and roll press. In order to have
a load of 686N has a maximum stress value of 1.495x10⁸ N / m² and a minimum
stress value of 0.000 N / m² as well as a maximum strain value of 7.967 x10⁻⁴
N / m² and a minimum strain value of 0.000 N / m² with a maximum safety
factor value of 1,000x10¹⁶ and a value minimum 3,545 N / m². also the simulation
results on a roll of sugar cane from aluminum alloy 1060 with a load of 657N
with a maximum stress value of 1,656x10⁵ N / m² also a minimum value of 0,000
N / m², a maximum strain value of 3,249x10⁻⁶ N / m² and a minimum strain value
of 0,000
N / m² with the maximum safety factor value is 1,000x10¹⁶ and the minimum
value
is 1,665x10². The results of designing this machine have been able to produce
excellent performance, besides saving time, it also gets good blackmail results.

Key words: Designing, squeezing sugarcane and cleaning sugarcane skin, 5.5Hp
gasoline motorbike.
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala
yang telah memberikan karunia dan nikmat yang tiada terkira. Salah satu dari
nikmat tersebut adalah keberhasilan penulis dalam menyelesaikan laporan Tugas
Akhir ini yang berjudul “Mendesain Mesin Peras Tebu dan Pembersih Kulit Tebu
Berpenggerak Motor Bensin 5,5 HP” sebagai syarat untuk meraih gelar
akademik Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Medan.
Banyak pihak telah membantu dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir
ini, untuk itu penulis menghaturkan rasa terimakasih yang tulus dan dalam
kepada:
1. Orang tua penulis: Bapak Suhedi dan Ibu Tuti, yang telah bersusah
payah membesarkan dan membiayai studi penulis.
2. Bapak Bekti Suroso, S.T., M.Eng , selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini. Sekaligus sebagai Dosen Penasihat Akademik, Program
Studi Teknik Mesin,Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
3. Bapak Marabdi, S.T., M.T, selaku Dosen Penguji I yang telah banyak
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini.
4. Bapak Chandra A Siregar, S.T., M.T selaku Dosen Penguji II dan juga
selaku sekertaris Prodi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara yang juga banyak memberi arahan kepada penulis.
5. Bapak Afandi, S.T., M.T, selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin,
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
6. Bapak Munawar Alfansury Siregar, S.T., M.T, selaku Dekan Fakultas
Teknik, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Program Studi Teknik Mesin, Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu
keteknikmesinan kepada penulis.
8. Bapak/Ibu Staf Administrasi di Biro Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
9. Sahabat-sahabat penulis: Abdika Butar-butar, Feri Gunawan Nasution
dan lainnya yang tidak mungkin namanya disebut satu per satu.

Laporan Tugas Akhir ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis berharap kritik dan masukan yang konstruktif untuk menjadi bahan
pembelajaran berkesinambungan penulis di masa depan. Semoga laporan Tugas
Akhir ini dapat bermanfaat bagi dunia industri Teknik Mesin.

Medan, 29 April 2021

Tito Wiranta

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PERNYATAN KEASLIAN SKRIPSI iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR NOTASI xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Ruang Lingkup 2
1.4 Tujuan 3
1.5 Manfaat 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Kajian Pustaka 4
2.2 Pengertian Perancangan 5
2.2.1 Tahap-tahap Perancangan 6
2.2.2 Karakteristik Perancangan 7
2.2.3 Proses Perancangan 8
2.3 Jenis-jenis Mesin Pemeras Tebu 9
2.3.1 Mesin Peras Tebu Manual 9
2.3.2 Mesin Peras Tebu Dua Roll 10
2.3.3 Mesin Peras Tebu Tiga Roll 10
2.4 Sistem Alat Penggerak Pada Mesin Pemeras Tebu 11
2.4.1 Motor Bakar 11
2.4.2 Dasar Kerja Motor Empat Langkah 12
2.4.3 Roda Gigi 13
2.4.4 Poros 15
2.4.5 Belt dan Pulley 17
2.5 Bantalan/Bearing 18
2.6 Pasak 20
2.6.1 Macam-macam Pasak 20
2.7 Jenis-jenis Pelat 21
2.7.1 Stainless steel 304 21
2.7.2 Pelat Kuningan 22
2.7.3 Pelat Aluminium 23
2.8 Sikat Kawat/Metal Brush 24
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 26
3.1 Tempat dan Waktu 26
3.1.1 Tempat Perancangan 26

88
3.1.2 Waktu dan Tahap Perancangan 26
3.2 Diagram Alir Penelitian 27
3.2.1 Penjelasan Diagram Alir 28
3.3 Alat dan Bahan Yang Digunakan 29
3.3.1 Alat Yang Digunakan 29
3.3.2 Bahan Yang Digunakan 32
3.4 Prosedur Perancangan 33
3.5 Solidworks 40
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 42
4.1 Hasil Sketsa 42
4.2 Hasil Keseluruhan Rancangan Pemeras Tebu 43
4.3 Hasil Desain Masing-masing Part 45
4.4 Hasil Simulasi Kekuatan Rangka 47
4.5 Hasil Simulasi Kekuatan Roll 49
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 51
5.1 Kesimpulan 51
5.2 Saran 52

DAFTAR PUSTAKA 53

LAMPIRAN
LEMBAR ASISTENSI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

9
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Penelitian 26


Tabel 3.2 Klasifikasi Rangka 38
Tabel 3.3 Klasifikasi Roll 39
Tabel 3.4 Klasifikasi Penutup Pembersih Kulit Tebu 40
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mesin Peras Tebu Manual 9


Gambar 2.2 Mesin Peras Tebu Dua Roll 10
Gambar 2.3 Mesin Peras Tebu Tiga Roll 10
Gambar 2.4 Motor Bensin 4 Tak 5,5Hp 11
Gambar 2.5 Prinsip Kerja Motor Empat Langkah 12
Gambar 2.6 Roda Gigi Lurus 14
Gambar 2.7 Roda Gigi Pinion 14
Gambar 2.8 Roda Gigi Pada Spur Gear 14
Gambar 2.9 Poros 15
Gambar 2.10 Belt dan Pulley 18
Gambar 2.11 Bantalan 19
Gambar 2.12 Geometri Ball Bearing 19
Gambar 2.13 Macam-macam Pasak 21
Gambar 2.14 Stainless steel 304 22
Gambar 2.15 Pelat Kuningan 23
Gambar 2.16 Pelat Aluminium 24
Gambar 2.17 Metal Brush/Sikat Kawat 25
Gambar 3.1 Bagan Alir 27
Gambar 3.2 Laptop 29
Gambar 3.3 Software Solidworks 29
Gambar 3.4 Jangka Sorong 30
Gambar 3.5 Penggaris 30
Gambar 3.6 Pensil 31
Gambar 3.7 Penghapus 31
Gambar 3.8 Kertas 32
Gambar 3.9 Menghidupkan Laptop 33
Gambar 3.10 Membuka Software Solidworks 33
Gambar 3.11 Tampilan Awal 34
Gambar 3.12 Tampilan Menu 34
Gambar 3.13 Pemilihan Document 34
Gambar 3.14 Pemilihan Satuan Milimeter 35
Gambar 3.15 Menu Sketch 35
Gambar 3.16 Tampilan Plant Yang Akan Digunakan 36
Gambar 3.17 Mesin Pemeras Tebu dan Pembersih Kulit Tebu 36
Gambar 3.18 Roll Pemeras Tebu 38
Gambar 3.19 Penutup Pembersih Kulit Tebu 39
Gambar 3.20 Tampilan Solidworks 2018 41
Gambar 4.1 Hasil Sketsa 42
Gambar 4.2 Hasil Desain Perancangan Penggabungan Komponen 43
Gambar 4.3 Hasil Desain Roda Gigi 45
Gambar 4.4 Hasil Desain Poros 45
Gambar 4.5 Hasil Desain Dudukan Roll Pemeras 45
Gambar 4.6 Hasil Desain Penampung Air Tebu 46
Gambar 4.7 Hasil Desain Penampung Kulit Tebu 46
Gambar 4.8 Hasil Desain Penutup Pemeras Tebu 46
Gambar 4.9 Hasil Desain Penutup Pembersih Kulit Tebu 46
Gambar 4.10 Hasil Desain Tuas 47
Gambar 4.11 Hasil Desain Roll Tebu 47
Gambar 4.12 Hasil Simulasi Tegangan Pada Rangka 48
Gambar 4.13 Hasil Simulasi Regangan Pada Rangka 48
Gambar 4.14 Hasil Simulasi Faktor Keamanan Pada Rangka 49
Gambar 4.15 Hasil Simulasi Tegangan Pada Roll Pemeras 49
Gambar 4.16 Hasil Simulasi Regangan Pada Roll Pemeras 49
Gambar 4.17 Hasil Simulasi Faktor Keamanan Pada Roll Pemeras 50

xii
DAFTAR NOTASI

Simbol Keterangan Satuan


ε Regangan strain -
σ Tegangan N/m²
D Diameter mm
δ Deformasi N/m²
F Gaya tekan / tarik N

xiii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor pertanian di Indonesia yang mempunyai peranan penting dalam


pembangunan pertanian terutama di Sumatera Utara oleh karena itu kontribusi
terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 22,01 persen
pada tahun 2015 dibanding dengan sektor yang lain, Potensi lahan perkebunan di
Provinsi Sumatera Utara seluas 1,08 juta hektar (BPS, 2016). Berdasarkan hal di
atas perlu dibuat kajian untuk menganalisis komoditas unggulan sub sektor
dan laju pertumbuhan produksi komoditas perkebunan di Provinsi Sumatera(Rita
Herawaty Br Bangun). Perkebunan Produksi gula sumut pada saat ini berasal dari
dua pabrik gula milik PTPN II, yakni pabrik gula Sei Semayang di
Kabupaten Deli Serdang dan pabrik gula Kuala Madu di Kabupaten Langkat.
terbatasnya areal tebu di dua kabupaten tersebut yang hanya seluas 11.790 ha,
sisanya 655 ha milik petani.
Kebutuhan masyarakat akan gula selalu meningkat dari tahun ke tahun
untuk berbagai macam keperluan produk seperti gula pasir, gula halus,
bahan pencampur makanan dan bahan pencampur minuman. Pada dasarnya
sebelum tebu di olah maka perlu menggunakan alat pemoeras tebu ataupun
pembersih kulit tebu dari batangnya. Kualitas pemotongan tergantung pada
kondisi serasah, perlakuan pengujian dan kerapatan posisi pisau pada saat
memotong. Semakin tinggi kecepatan putar silinder pencacah semakin rapi dan
pendek hasil potongannya, begitu-pun sebaliknya
(Sugandi,W.K.,Setiawan,R.P.A.,dan Hermawan, W).
Pemotongan (Cutting) dari alat-alat pertanian, Pada saat pemotongan
mata pisau menembus ke dalam bahan, melewati kekuatan bahan sehingga bahan
menjadi terpisah,selesai tebu di potong maka tebu kemudian bisa di olah, untuk
pengambilan sari air tebu hingga dapat dilakukan dengan menggunakan alat
pemeras tebu sederhana(Wahyu K Sugandi, Nengah Suastawa, Joko Wiyono).
Desain Perancangan adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian dalam
proses pembuatan produk. Rancang bangung alat penggiling tebu pada
penelitian

1
ini yaitu perancangan alat yang digunakan dalam menggiling batang tebu agar
bagian batang tebu untuk diambil niranya (David Halomoan Sidabutar, Achwil
Putra Munir, Saipul Bahri Daulay,2017). Sehingga sebelum sebuah produk
dibuat, terlebih dahulu dilakukan proses perancangan yang nantinya
menghasilkan sebuah gambar sketsa atau gambar sederhana dari produk yang
akan dibuat.
Dalam melakukan perancangan mesin pemeras tebu perlu mengetahui
bagaimana sebelum melakukan hal tersebut, mencapai rancangan yang
ergonomis. Pada akhirnya rancangan yang ergonomis akan meningkatkan sistem
kerja dengan lingkungan atau situasi yang cocok. Ergonomi memberikan
peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan (Robi
Salim Rambe, Achwil Putra Munir, Saipul Bahri Daulay).
Dari uraian di atas maka penulis akan melakukan penelitian sebagai tugas
akhir yang berjudul“Mendesain Mesin Peras Tebu dan Pembersih Kulit Tebu
Berpenggerak Motor Bensin 5,5 HP”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dapat disimpulkan
sebagai berikut:
 Bagaimana mendesain mesin pemeras tebu tiga roll dengan
penambahan metal brush?
 Bagaimana konsep dasar design perancangan mesin pemeras tebu
dan pembersih kulit tebu?

1.3 Ruang Lingkup


Pada penulisan laporan akhir ini, adapun batasan masalah yang dihadapi
yaitu:
1. Pada desain alat ini menggunakan software Solidworks 2018.
2. Adapun pengujian simulasi komponen-komponen utama pada
rancangan ini yaitu rangka dan roll pemeras tebu.
1.4 Tujuan Perancangan
Adapun tujuan dari penulis laporan Tugas Akhir ini yang ingin di capai
yaitu:
1. Membuat desain mesin pemeras tebu sistem mekanik tiga roll
dengan memodifikasi roll bergerigi miring/spiral.
2. Juga mendesain pembersih kulit tebu dari bahan kawat baja/metal
brush, yang sebelumnya belum ada dipasaran untuk membersihkan
kulitnya, dan merancang bangun serta memodifikasi alat.

1.5 Manfaat Perancangan


Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penulisan laporan akhir ini adalah:
1. Pada bidang permesinan dapat mempermudah dan mempercepat
pekerjaan juga mendapatkan hasil pemerasan yang lebih baik.
2. Selain dapat menambah referensi tentang mesin pemeras tebu dan
juga sebagai informasi bagi siapa saja yang memerlukan serta dapat di
jadikan bahan bacaan rekan mahasiswa yang ingin
memperluas/mengembangkan pengetahuan dan menambah wawasan
mesin pemeras tebu.
3. Juga manfaat dari mesin ini bisa digunakan kepada kalangan
masyarakat, sebagai moda usaha menengah.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka


Tebu (sugar cane) adalah tanaman yang di tanam untuk bahan baku gula
,vetsin maupun sebagai minuman. tanaman ini hanya dapat tumbuh di
daerah beriklim tropis. tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur
tanaman semenjak di tanam sampai bisa di panen mencapai kurang lebih 1
tahun. Di Indonesia tebu banyak dikembangkan di pulau jawa dan sumatera.
Mesin pemeras tebu adalah bagian dari rangkaian teknologi Pabrik Gula Cair
yang digunakan untuk mendukung dua mesin lainnya, yang sedang dalam
pengembangan lebih lanjut yaitu Mesin penyaring (Filter) dan Pemasak
(Evaporasi).
Mesin penyaring berfungsi untuk memisahkan secara fisik antara kotoran
dalam produk nira mentah, sedangkan yang kedua untuk menguapkan air
sehingga nira mentah menjadi gula cair yang lebih kental (D.A. Budiman dan
Ahmad Asari,
2015). Meskipun pemanen tebu bergerak sendiri dan canggih terutama di negara
yang maju, tersedia berbagai ukuran dan mesin penyerap tebu semi
mekanis penuh bisa jadi seluruh batang tebu berupa potongan pendek, sistem
pemanenan dari mesin chopper harvesterp (Abdel-Mawla, H. A, 2014)
Mesin pemeras tebu dari beberapa penelitian ,bahwa kegunaan dan fungsi
mesin pemeras tebu sebagai alat pengambil sari air dimana alat ini dengan
ukuran yang cukup menghemat tempat dan mudah dibawa. Karena ukuran
tidak memakan tempat bahan utama yang digunakan (Robert Adi A ,Rendy
Setiawan
2019). Cara kerja mesin pemeras tebu secara umum yaitu tebu dimasukan
ke dalam roll pemeras tebu hingga keluar sari tebu. Berdasarkan jumlah roll
pemeras tebu dibedakan menjadi dua yaitu mesin pemeras tebu menggunakan
dua roll dan tiga roll. Berdasarkan penggeraknya mesin pemeras tebu dibagi
menjadi dua yaitu mesin pemeras tebu manual dan mesin pemeras tebu
menggunakan motor (Sujito,
2010).
Proses pengolahan tebu dimana mesin pemeras tebu 3 roll menghasilkan
sari tebu yang bersih. Hal ini disebabkan adanya penyaringan pada mesin roll
tersebut ini berfungsi sebagai penampung ampas tersebut, dan mesin
pemeras tebu 3 roll sebelumnnya tidak memiliki pengupas kulit tebu, hal yang
dilalukan
masi sama dari mesin-mesin sebelumnya yang masih menggunakan cara manual
untuk membersihkan kulit tebunya. Sedangkan untuk mesin pemeras tebu yang
penulis ingin desain yaitu dengan adanya penambahan pengupas kulitnya
menggunakan metal brush (sikat baja) sehingga waktu pengerjaannya sangat
mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membersihkan kulit tebu.
Selain dari pada itu keselamatan pengguna pada mesin ini lebih terjamin,
karena dengan adanya pengupas kulit tebu, setiap orang/pengguna tidak perlu
lagi membersihkan kulit tebu dengan cara manual atau menggunakan pisau
potong dalam pengolahan tebu secara manual proses pemerasannya
menghasilkan produksi yang kurang baik, dan tingkat keselamatan kerja yang
kurang terjamin
Maka dari itu penulis ingin mendesain alat mesin pemeras tebu yang
dapat menghasilkan sari tebu dan berguna sebagai minuman, desain mesin peras
tebu sistem mekanik tiga roll dengan penambahan metal brush pada penggerak
motor bensin. metode penelitian ini yaitu obseravasi, studi literatur dan
merancang bangun serta memodifikasi alat. Pengujian mesin peras tebu
dilakukan untuk mengetahui hasil rancang bangun dapat berfungsi sesuai dengan
desain yang diharapkan (Harun Doe, Yunita Djamalu, Burhan Liputo, 2016).
Dari daftar pustaka yang dilakukan, maka peneliti dapat menyimpulkan
bahwa penelitian mendesain mesin peras tebu dan pembersih kulit tebu
berpenggerak motor bensin 5,5 HP, belum banyak dilakukan sehingga peneliti
tertarik untuk melakukan pengembangan mesin tersebut.

2.2 Pengertian Perancangan


Perancangan merupakan salah satu hal yang penting dalam membuat
program. Adapun tujuan dari perancangan ialah untuk memberi gambaran yang
jelas lengkap kepada pemrogram dan ahli teknik yang terlibat. Perancangan
harus berguna dan mudah dipahami sehingga mudah digunakan. Perancangan
adalah Sebuah Proses untuk mendefinisikan sesuatu yang akan dikerjakan dengan
menggunakan teknik yang bervariasi serta di dalamnya melibatkan deskripsi
mengenai arsitektur serta detail komponen dan juga keterbatasan yang akan
dialami dalam proses pengerjaanya.
Perancangan sistem adalah kegiatan merancang detail dan rincian
dari sistem yang akan dibuat sehingga sistem tersebut sesuai dengan requirement
yang sudah ditetapkan dalam tahap analisa sistem.
Pembangunan atau bangun sistem adalah kegiatan menciptakan
sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada secara
keseluruhan Jadi dapat disimpulkan bahwa Rancang Bangun adalah
penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari
beberapa elemen yang terpisah kedalam suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
Dengan demikian pengertian rancang bangun merupakan kegiatan
menerjemahkan hasil analisa ke dalam bentuk paket perangkat lunak
kemudian menciptakan sistem tersebut atau memperbaiki sistem yang sudah
ada.

2.2.1 Tahap-tahap perancangan

Pembuatan alat mesin penggiling tebu ini difokuskan mencari bentuk


efisien mungkin. Bahan utama yang digunakan terdiri dari bahan uji.
Cacahan tebu yang sudah masuk celah roll depan mendapat tekanan yang
disebabkan roll gilingan atas, roll gilingan depan beserta dari pisau pengiris
tersebut. Tekanan ini menyebabkan terjadinya pemerasan hingga air tebu keluar.
Ampas hasil perasan pertama dilewatkan ampas plat dan masuk ke pemerahan
kedua yang di akibatkan penekanan antara roll gilingan atas dengan roll gilingan
belakang.
Setelah desain dan data yang di perlukan sudah siap, maka proses
pembuatan mesin ini dilakukan sesuai dengan desain dan perencanaan yang
direncanakan maka hal yang perlu di perhatikan yaitu:

 Tahap pertama yaitu membuat rangka mesin dengan


software solidwork dengan dimensi P. 800 mm x L. Atas 380
mm x L. Bawah 450 mm x T.800 mm, menggunakan besi siku.
 Tahap kedua dilanjutkan dengan pembuatan roll pemeras yang
terbuat dari baja tahan karat (stainless stell), untuk membuat alur
sehingga tebu dapat ditarik dan diperas.
 Tahap ketiga pembuatan pembersih kulit tebu yang terbuat
dari sikat baja proses pemasangan dilakukan pada saat
pembangunan rangka sudah siap.
 Tahap keempat ialah pemasangan saringan air yang
bertujuan untuk memisahkan hasil perasan air tebu dengan
potongan ampas tebu.
 Tahap kelima yaitu pembuatan bak penampung, dimana
bak penampung ini terbuat dari plat aluminium tujuannya sebagai
penampung sari tebu .
 Tahap keenam pemasangan alat yang sudah siap untuk diuji
dan digunakan, ditempatkan ke posisi yang sudah dibuat
semestinya.

2.2.2 Karakteristik Perancangan.

Dalam membuat suatu perancangan produk atau alat, perlu kita


ketahui karakteristik perancangan dan perancangnya.

A. Beberapa karakteristik perancangan adalah sebagai berikut :


1. Berorientasi pada tujuan
2. Variform
Suatu anggapan bahwa terdapat sekumpulan solusi yang
mungkin terbatas, tetapi harus dapat memilih salah satu ide yang
diambil.
3. Pembatas
Dimana pembatas ini membatasi jumlah solusi pemecahan diantaranya :
a. Hukum alam seperti ilmu fisika, ilmu kimia dan seterusnya.
b. Ekonomis; pembiayaan atau ongkos dalam meralisir
rancangan yang telah dibuat
c. Perimbangan manusia; sifat, keterbatasan dan kemampuan
manusia dalam merancang dan memakainya.
d. Faktor-faktor legalisasi: mulai dari model, bentuk sampai
hak cipta.
e. Fasilitas produksi: sarana dan prasarana yang dibutuhkan
untuk menciptakan rancangan yang telah dibuat.
f. Evolutif; berkembang terus/ mampu mengikuti
perkembangan zaman.
g. Perbandingan nilai: membandingkan dengan tatanan nilai
yang telah ada.
B. Karakteristik yang harus dipunyai oleh seorang perancang antara
lain:

1. Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasikan masalah.


2. Memiliki Imajinasi untuk meramalkan masalah yang mungkin
akan timbul.
3. Mempunyai kemampuan untuk menyederhanakan persoalan
4. Berdaya cipta.
5. Mempunyai keahlian dalam bidang Matematika, Fisika atau
Kimia tergantung dari jenis rancangan yang dibuat.
6. Mempunyai sifat yang terbuka (open minded) terhadap kritik
dan saran dari orang lain.
7. Dapat mengambil keputusan terbaik berdasarkan analisa dan prosedur
yang benar.

2.2.3 Proses Perancangan

Proses perancangan yang merupakan tahapan umum teknik perancangan


dikenal dengan sebutan NIDA, yang merupakan kepanjangan dari Need, Idea,
Decision dan Action. Artinya tahap pertama seorang perancang menetapkan dan
mengidentifikasi kebutuhan (need). Sehubungan dengan alat atau produk yang
harus dirancang. Perancangan dimulai dengan menentukan dan mendefinisikan
permasalahan atau kebutuhan yang diperlukan. Dalam hal ini menjadikan
identifikasi kebutuhan atau permasalahan merupakan proses penting dalam
proses perancangan teknik. Setiap komponen memiliki fungsi dan bentuk yang
berbeda. Pada akhir proses perancangan akan dilakukan penggabungan
(assembly) komponen-komponen tersebut menjadi alat uji yang utuh (Dedet
Nursyahuddin, Dedison Gasni 2014)

Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan ide-ide (idea) yang


akan melahirkan berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan tadi dilakukan
suatu
penilaian dan penganalisaan terhadap berbagai alternatif yang ada, sehingga
perancang akan dapat memutuskan (decision) suatu alternatif yang terbaik. Dan
pada akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan (Action). Perancangan
suatu peralatan kerja dengan berdasarkan data antropometri pemakainya betujuan
untuk mengurangi tingkat kelelahan kerja, meningkatkan performansi kerja dan
meminimasi potensi kecelakaan.

Tahapan perancangan sistem kerja menyangkut ruang kerja design


dengan memperhatikan faktor antropometri secara umum sebagai berikut:

1. Menentukan kebutuhan perancangan dan kebutuhannnya


(establish requirement).
2. Mendefinisikan dan mendeskripsikan populasi pemakai.
3. Pemilihan sampel yang akan diambil datanya.
4. Penentuan kebutuhan data (dimensi tubuh yang akan diambil).
5. Penentuan sumber data (dimensi tubuh yang akan diambil) dan
pemilihan persentil yang akan dipakai.
6. Penyiapan alat ukur yang akan dipakai.
7. Pengambilan data.
8. Pengolahan data
9. Visualisasi rancangan.

2.3 Jenis-jenis mesin pemeras tebu

2.3.1 Mesin Peras Tebu Manual

Gambar 2.1 Mesin peras tebu manual


(Sumber;jurnal Harun Doe, Yunita Djamalu, Burhan Liputo,2016)
Mesin pemeras tebu Untuk tipe manual, putar tuas pengencang dan
masukkan batang tebu ke penggilingan. Kemudian, putar tuas pemeras dan tekan
batang sampai sari keluar. Selanjutnya, putar keran pada keran untuk
mengeluarkan perasan tebu yang tertampung di wadah. Mesin ini masih kurang
efesien karna masih menggunakan tenaga manusia/manual.

2.3.2 Mesin Peras Tebu Dua Roll

Gambar 2.2 Mesin peras tebu dua roll


(Sumber: Harun Doe,Yunita Djamalu, Burhan Liputo,2016)

Cara kerja mesin pemeras tebu secara umum yaitu tebu dimasukan
ke dalam roll pemeras tebu hingga keluar sari tebu. Berdasarkan jumlah roll
pemeras tebu ini masih menggunakan pemerasan dua roll saja juga untuk tingkat
keamanannya masih kurang karna belum ada penutup untuk bagian roll
pemerasnya.

2.3.3 Mesin Peras Tebu Tiga Roll

Gambar 2.3 Mesin peras tebu tiga roll


(Sumber: Nuansa Media Iklan, 2015)
Mesin pemeras tebu yang menggunakan mekanik tiga roll merupakan
hasil pengembangan mesin pemeras tebu dua roll yang telah ada faktor utama
dari pengembangan mesin ini yaitu keselamatan kerja yang dapat terjamin
karena sudah dilengkapi cover untuk roll pemerasnya.

2.4 Sistem Alat Penggerak Pada Mesin Pemeras Tebu


2.4.1 Motor Bakar

Motor bakar torak bensin merupakan mesin pembangkit tenaga yang


mengubah bahan bakar bensin menjadi tenaga panas dan akhirnya menjadi
tenaga mekanik. Secara garis besar motor bensin tersusun oleh beberapa
komponen utama meliputi ; blok silinder (cylinder block), kepala silinder
(cylinder head), poros engkol (crank shaft), torak (piston), batang piston
(connecting rod), roda penerus (fly wheel), poros cam (cam shaft) dan mekanik
katup (valve mechanic).

Poros engkol dipasang pada dudukan blok silinder bagian bawah yang
diikat dengan bantalan. Dipasang pula dengan batang piston bersama piston dan
kelengkapannya. Sedangkan roda penerus dipasang pada pangkal poros engkol
(flens crank shaft). Roda penerus dapat menyimpan tenaga, membawa piston
dalam siklus kerja motor, menyeimbangkan putaran dan mengurangi
getaran mekanik mesin ( Seta Samsiana, Muhammad Ilyas sikki, 2014).

Gambar 2.4 Motor bensin 4 tak 5,5 hp


(Sumberhttps://images.app.goo.gl/3knFLKmreeo1h5uq6)
Prinsip kerja motor bensin adalah mesin yang bekerja memanfaatkan
energi dari hasil gas panas hasil proses pembakaran, dimana proses pembakaran
berlangsung di dalam silinder mesin itu sendiri sehingga gas pembakaran
sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja menjadi tenaga atau energi panas. Motor
bakar torak (piston) mempergunakan satu atau lebih silinder dimana
terdapat piston yg bergerak bolak-balik atau gerak translasi yang diubah menjadi
gerak putar atau rotasi poros engkol (crank shaft).

2.4.2 Dasar Kerja Motor Empat Langkah

Motor empat langkah adalah motor yang setiap siklus kerjanya


diselesaikan dalam empat kali gerak bolak balik langkah piston atau dua
kali putaran poros engkol (crank shaft). Langkah piston adalah gerak piston
tertinggi/teratas disebut titik mati atas (TMA) sampai yang
terendah/terbawah disebut titik mati bawah (TMB). Sedangkan siklus kerja
adalah rangkaian proses yang dilakukan oleh gerak bolak-balik translasi torak
(piston) yang membentuk rangkaian siklus tertutup. Proses siklus motor empat
langkah dilakukan oleh gerak torak (piston) dalam silinder tertutup, yang
bekerja sesuai dengan pengaturan gerak katup atau mekanisme katup pada katup
isap dan katup buang.

Gambar 2.5 Prinsip kerja motor empat langkah


( Sumber: Seta Samsiana & Muhammad Ilyas sikki 2014)

Langkah kerja motor empat langkah adalah langkah isap, langkah


kompresi, langkah kerja dan langkah buang.
2.4.3 Roda Gigi
Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk
mentransmisikan daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan
dengan gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi yang
bersinggungan dan bekerja bersama-sama disebut sebagai transmisi roda gigi,
dan bisa menghasilkan keuntungan mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi
mampu mengubah kecepatan putar, torsi, dan arah daya terhadap sumber daya.
Tidak semua roda gigi berhubungan dengan roda gigi yang lain; salah satu
kasusnya adalah pasangan roda gigi dan pinion yang bersumber dari atau
menghasilkan gaya translasi, bukan gaya rotasi.
Keuntungan transmisi roda gigi terhadap sabuk dan puli adalah
keberadaan gigi yang mampu mencegah slip, dan daya yang ditransmisikan lebih
besar. Namun, roda gigi tidak bisa mentransmisikan daya sejauh yang bisa
dilakukan sistem transmisi sabuk dan puli, kecuali ada banyak roda gigi yang
terlibat di dalamnya.
Ketika dua roda gigi dengan jumlah gigi yang tidak sama
dikombinasikan, keuntungan mekanis bisa didapatkan, baik itu kecepatan putar
maupun torsi, yang bisa dihitung dengan persamaan yang sederhana. Roda gigi
dengan jumlah gigi yang lebih besar berperan dalam mengurangi
kecepatan putar namun meningkatkan torsi.
Rasio kecepatan yang teliti berdasarkan jumlah giginya merupakan
keistimewaan dari roda gigi yang mengalahan mekanisme transmisi yang
lain (misal sabuk dan puli). Mesin yang presisi seperti jam tangan mengambil
banyak manfaat dari rasio kecepatan putar yang tepat ini. Dalam kasus dimana
sumber daya dan beban berdekatan, roda gigi memiliki kelebihan karena mampu
didesain dalam ukuran kecil. Kekurangan dari roda gigi adalah biaya
pembuatannya yang lebih mahal dan dibutuhkan pelumasan yang menjadikan
biaya operasi lebih
tinggi.
Spur gear adalah roda gigi yang paling sederhana, yang terdiri dari
silinder atau piringan dengan gigi-gigi yang terbentuk secara radial. Ujung
dari gigi- giginya lurus dan tersusun paralel terhadap aksis rotasi. Roda gigi ini
hanya bisa dihubungkan secara paralel.
Gambar 2.6 Roda gigi lurus
(Sumber; https://images.app.goo.gl/kbYUy5x5nv87Mfed8)
Pada konstruksi berpasangan, penggunaannya terdapat dalam tiga keadaan,
yaitu
a. Roda Gigi lurus eksternal (spur gear)
b. Roda Gigi lurus internal (planetary gear)
c. Roda Gigi lurus Rack dan pinion.

Gambar 2.7 Roda gigi pinion (Sumber;http://teknikpemesinan-


smk.blogspot.com/2017/03/jenis-jenis-roda- gigi.html)

Gambar 2.8 Profil gigi pada spur gear


(Sumber; Sularso & suga 2018)
2.4.4 Poros
Menurut Sularso, 2018: hal 1, Poros adalah suatu bagian yang terpenting
dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama
dengan putaran.Peranan utama dalam transmisi seperti itu di pegang oleh poros.
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar biasanya berpenampang
bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel,
engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban
lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-
sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya.(menurut josephe,shingley)
Pada umumnya baja diklasifikasikan atas baja lunak, baja liat, baja sedikit
keras dan baja keras. Baja liat dan baja sedikit keras banyak dipilih untuk
membuat poros. Baja lunak yang berada di pasaran sedikit kurang
homogeny ditengah, sehingga tidak dapat untuk dipergunakan sebagai poros.

Gambar 2.9 Poros


(Sumber; https://images.app.goo.gl/Vapj8VPdNFnGz47JA)

Poros untuk meneruskan daya dikasifikasikan menurut

pembebanannya: A. Poros transmisi (transmission shafts)


Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan
mengalami beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-duanya.
Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt pulley, sprocket rantai,
dll.
B. Gandar
Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta
barang.Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat
beban lentur.
C. Poros spindle
Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatip pendek, misalnya
pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban
puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur (axial
load). Poros spindle dapat digunakan secara efektif apabila deformasi yang
terjadi pada poros tersebut kecil.

D. Poros engkol
sebagai penggerak utama pada silinder mesin, bagian pada mesin yang
mengubah gerak vertikal/horizontal dari piston menjadi gerak rotasi. Untuk
mengubahnya, sebuah crankshaft membutuhkan pena engkol, sebuah bearing
tambahan yang diletakkan di ujung batang penggerak pada setiap silndernya.
Ditinjau dari segi besarnya transmisi daya yang mampu ditransmisikan,
poros merupakan elemen mesin yang cocok untuk mentransmisikan daya yang
kecil hal ini dimaksudkan agar terdapat kebebasan bagi perubahan arah
(arah momen putar).

Hal - hal penting dan perlu diperhatikan dalam perencanaan poros


untuk merencanakan sebuah poros sebagai berikut:
1. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam
menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar
akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin
(vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu disamping memperhatikan
kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan
jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.
2. Kekuatan poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban
lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur.
Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya :
kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan
poros
bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros
yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.
3. Putaran kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration)
pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran
normal dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi
disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor bakar, motor
listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan
kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros
perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah
dari putaran kritisnya,
4. Material poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang
berat pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses
pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa
diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom nikel molebdenum, baja khrom,
baja khrom molibden, dll. Sekalipun demikian, baja paduan khusus tidak
selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan
pembebanan yang berat saja. Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan jenis proses heat treatment yang tepat sehingga akan diperoleh
kekuatan yang sesuai.
5. Korosi
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka
dapat mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada
pompa air.Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan poros (plastik) dari bahan
yang tahan korosi perlu mendapat prioritas utama.

2.4.5 Belt dan Pulley


Jarak yang cukup jauh yang memisahkan antara dua buah poros
mengakibatkan tidak memungkinkannya mengunakan transmisi langsung dengan
roda gigi. Sabuk (belt) merupakan sebuah solusi yang dapat digunakan. Sabuk
adalah bahan fleksibel yang melingkar tanpa ujung, yang digunakan untuk
menghubungkan secara mekanis dua poros yang berputar. Sabuk
digunakan
sebagai sumber penggerak, penyalur daya yang efisien atau untuk memantau
pergerakan relatif. Sabuk dilingkarkan pada katrol (pulley). Dalam sistem
dua katrol, sabuk dapat mengendalikan katrol secara normal pada satu arah atau
menyilang.
Sabuk-V adalah salah satu transmisi penghubung yang terbuat dari karet
dan mempunyai penampang trapesium. Dalam penggunaannya sabuk-V
dibelitkan mengelilingi alur puli yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang
membelit pada puli akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya
akan bertambah besar.

Gambar 2.10 Belt dan Pulley


(Sumber;https://www.indiamart.com/proddetail/belt-pulley-4746337697.html)

2.5 Bantalan / Bearing


Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang
memegang peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk
menumpu sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang
berlebihan.Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen
mesin lainnya bekerja dengan baik.Pada umumya bantalan dapat diklasifikasikan
menjadi 2 bagian yaitu.

A. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap


poros
 Bantalan luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena
permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan
lapisan pelumas.
 Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar
dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol, dan rol
bulat.

B. Berdasarkan arah beban terhadap poros


 Bantalan radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus
sumbu.
 Bantalan aksial
Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu
poros.
 Bantalan gelinding khusus
Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus
sumbu poros. Meskipun bantalan gelinding menguntungkan, Banyak
konsumen memilih bantalan luncur dalam hal tertentu, contohnya
bila kebisingan bantalan menggangu, pada kejutan yang kuat dalam
putaran bebas.

Gambar 2.11 Bantalan


(Sumber;https://images.app.goo.gl/tkN3JHANPcmwSjtz7)

Dalam perencanaan ini akan digunakan bearing jenis Ball Bearing. Geometri
BallBearing dapat dilihat pada Gambar 2.12
Gambar 2.12 Geometri ball bearing
(Sumberhttps://irianpoo.blogspot.com/2011/04/bantalan-dan-pengertian.html)
2.6 Pasak
Menurut Elemen Mesin Sularso, 2018: hal 23, Pasak adalah elemen mesin
yang di pakai untuk menetapkan bagian-bagian mesin seperti roda gigi, sprocket,
puli, kopling, dll. Momen diteruskan dari poros ke naf atau dari naf ke
poros.disamping berfungsi menyambung juga digunakan untuk menjaga
hubungan putaran relatif antara poros dari mesin ke peralatan mesin yang lain
dalam hal ini roda gigi. Tipe pasak yang akan digunakan dalam perencanaan ini
adalah tipe pasak datar (square key) yang merupakan tipe pasak dimana
mempunyai dimensi W (lebar) dan H (tinggi) yang sama.
Untuk melindungi hubungan dari pecah apabila digunakan tipe pasak
datar maka panjang dari hubungan dibuat 25% lebih panjang dari ukuran
diameter porosnya dan juga panjang pasaknya dibuat paling tidak lebih besar
25% dari ukuran diameter poros.

2.6.1 Macam – macam Pasak.


1. Pasak Datar Segi Empat ( Standart Square Key)
Tipe pasak ini adalah suatu tipe yang umumnya mempunyai dimensi
lebar dan tinggi yang sama, yang kira-kira sama dengan 0,25 dari
diameter poros.
2. Pasak Datar Standart ( Standart Flat Key)
Pasak ini adalah jenis pasak yang sama dengan diatas, hanya disini tinggi
pasak tidak sama dengan lebar pasak, tetapi tingginya mempunyai
dimensi yang tersendiri.
3. Pasak Tirus (Tapered Keys)
Pasak jenis ini pemakainya tergantung dari kontak gesekan antara hub
dengan porosnya untuk mentransmisikan torsi. Artinya torsi yang
medium level dan pasak ini terkunci pada tempatnya secara radial dan
aksial diantara hub dan porosnya oleh gaya dari luar yang harus menekan
pasak tersebut kearah aksial dari poros.
4. Pasak Bidang Lingakaran (Woodruff Keys)
salah satu pasak yang dibatasi oleh satu buidang datar pada bagian atas dan
bidang bawah merupakan busur lingkaran hampir berupa setengah
lingkaran.
3. Pasak Bintang Lurus (Sraight Splines)
Pasak jenis ini adalah pasak bintang tertua yang pernah dibuat.

Gambar 2.13 Macam – macam pasak


(Sumber; sularso,2018)

2.7 Jenis-jenis Pelat


Besi pelat adalah bahan baku dalam pembuatan berbagai macam
mesin dan kebutuhan industry lainnya. Seperti pembuatan mobil, kapal dan
berbagai macam alat anggkutan transportasi lainnya. Selain itu besi plat
juga bisa di gunakan untuk pembuatan berbagai macam keperluan alat-alat
rumah tangga maupun perkantoran dan industri. Berikut Jenis-jenis Pelat:
2.7.1 Stainless steel 304
Roller pemeras tebu dan cover penutup roll pemeras tebu terbuat
dari material yang kuat, tahan korosi, dan aman untuk kontak langsung
dengan makanan (food grade). Stainless steel adalah salah satu material yang
tahan korosi dan aman untuk makanan terutama tipe SS 304. Stainless steel
merupakan baja paduan yang mengandung sedikitnya 11,5% krom berdasarkan
beratnya. Stainless steel memiliki sifat tidak mudah terkorosi sebagaimana
logam baja pada umumnya. Stainless steel berbeda dari kandungan kromnya.
Baja karbon akan terkorosi ketika di ekspos pada udara lembab. Besi oksida yang
terbentuk bersifat aktif dan akan mempercepat korosi dengan adanya
pembentukan oksida besi yang
lebih banyak lagi. Stainless steel memiliki persentase jumlah krom yang
memadahi sehingga akan membentuk suatu lapisan pasif krominium oksida yang
akan mencegah terjadinya korosi lebih lanjut (Sumarji,2011).

Stainless steel 304 merupakan jenis baja tahan karat austenitic


Stainless steel yang memiliki komposisi 0.042%C, 1.19%Mn, 0.034%P,
0.006%S,
0.049%Si, 18.24%Cr, 8.15%Ni, dan sisanya Fe. Beberapa sifat mekanik
yang dimiliki baja karbon tipe 304 ini antara lain : kekuatan tarik 646 Mpa,
yield strength 270 Mpa, elongation 50%, kekerasan 82 HRB. Stainless steel tipe
304 merupakan jenis baja tahan karat yang serba guna dan paling banyak
digunakan. Komposisi kimia, kekuatan mekanik, kemampuan las dan ketahanan
korosinya sangat baik dengan harga yang relative terjangkau.

Gambar 2.14 Stainless steel tipe 304


(Sumber: https://www.suryalogam.com/stainless-steel-304/)

2.7.2 Pelat Kuningan


Pelat kuningan merupakan paduan dari campuran tembaga dan seng.
Dengan kadar tembaga antara 60-96% massa. Pelat jenis ini tentunya lebih kuat
dan keras dari pada tembaga namun masih bisa dengan mudah dibentuk, tetapi
tidak sekuat dan sekeras baja. Warna dari pelat kuningan ini juga beragam ada
berwarana coklat kemerahan, gelap kekuningan tergantung dari kandungan
pencampuran tembaga dengan seng. Bahan kuningan merupakan salah satu
peralatan konduktor yang dapat mengahantarkan panas dan listrik dengan baik,
sehingga jenis pelat kuningan ini banyak digunakan sebagai bahan
baku
pembuatan kawat, pelat, lembarang, dan lain-lain. Bahan kuningan juga
umumnya tahan terhadap korosi.
Dalam perdagangan dikenal 3 jenis kuningan, yaitu :

 Kawat kuningan (brass wire) kadar tembaga antara 62-95%


 Pipa kuningan (seamless brass tube) kadar tembaga antara 60-90%
 Plat kuningan (brass sheet) kadar tembaga antara 60-90%

Gambar 2.15 Plat kuningan


(https://www.indotrading.com/timursaranapersada/plat-kuningan-
p834248.aspx)

2.7.3 Pelat Aluminium


Plat aluminium adalah salah satu material logam ringan dan kuat
berbentuk lembaran yang mudah dalam pengerjaan dan perawatannya. Plat
aluminium mempunyai sifat yang tahan terhadap cuaca apapun dan tidak mudah
terbakar. Plat aluminium juga memiliki daya tahan karat yang lebih bagus
di bandingkan dengan pelat besi.
Kegunaan plat aluminium karena sifatnya mudah di bentuk berbagai rupa
juga harganya sangat terjangkau, di bandingkan dengan stainless steel plat
alumunium bisa menjadi berbagai kebutuhan:
1. Peralatan dapur
2. Karoseri kendaraan
3. Dasbhboard reklame
4. Kontruksi bangunan dll.
Gambar 2.16 Pelat aluminium
(Sumber;https://duniabahanbangunanbandung.blogspot.com/p/harga-plat-
lembaran-aluminium.html)

2.8 Sikat Kawat/ Metal Brush


Sikat kawat adalah alat yang terdiri dari sikat yang bulunya terbuat dari
kawat , paling sering kawat baja . Baja yang digunakan umumnya jenis karbon
menengah sampai tinggi dan sangat keras dan kenyal . Sikat kawat lainnya
memiliki bulu yang terbuat dari kuningan atau stainless steel , tergantung pada
aplikasinya. Kabel dalam sikat kawat dapat disatukan dengan epoksi , staples
, atau ikatan lainnya. Sikat kawat biasanya memiliki pegangan dari kayu
atau plastik (untuk penggunaan genggam) atau dibentuk menjadi roda untuk
digunakan pada penggiling sudut , penggiling bangku , motor bor pistol-grip ,
atau alat-alat listrik lainnya.
Sikat kawat terutama merupakan alat abrasif, digunakan untuk
membersihkan karat dan menghilangkan cat. Ini juga digunakan untuk
membersihkan permukaan dan untuk menciptakan area konduktif yang lebih baik
untuk memasang sambungan listrik, seperti di antara tiang aki mobil dan
konektornya, jika mereka menumpuk penumpukan debu dan kotoran. Saat
membersihkan stainless steel , disarankan untuk menggunakan sikat kawat
stainless steel, karena sikat baja karbon biasa dapat mencemari stainless steel dan
menyebabkan bintik-bintik karat muncul.
Sikat bulu kuningan digunakan pada permukaan yang lebih lembut atau
ketika diperlukan untuk membersihkan permukaan yang lebih keras tanpa
merusaknya. Sikat bulu kuningan juga digunakan di lingkungan yang berpotensi
mudah terbakar di mana diperlukan alat yang tidak memicu. juga
digunakan
secara luas dalam rekayasa permukaan untuk membersihkan coran
untuk mengecat coran.

Gambar 2.17 Metal brush/ sikat kawat


(Sumber; https://images.app.goo.gl/5FJTgwr81uCfFGAP6)
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu


3.1.1 Tempat Perancangan
Tempat pelaksanaan penulisan tugas akhir mendesain mesin peras
tebu dan pembersih kulit tebuh dengan menggunakan penggerak motor bensin 5,5
hp menggunakan software Solidworks dilaksanakan di Laboratorium Teknik
Mesin Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Jl. Kapten Muchtar Basri
No. 03
Medan.

3.1.2 Waktu dan Tahap Perancangan

Waktu pelaksanaan penelitian perancangan ini di mulai dari tanggal di


sahkannya usulan judul rancang bangun oleh Ketua Program Studi Teknik
Mesin, dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan waktu
penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 6 bulan dapat dijabarkan dalam
Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6
1 Studi Literatur
2 Survey Lapangan
3 Pemilihan Konsep Perancangan
4 Penulisan Proposal
5 Seminar Proposal
6 Mendesain
7 Pengujian Desain
8 Pengambilan Data
10 Penyelesaian Tulisan
11 Seminar Hasil
12 Sidang Sarjana
3.2 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Pemilihan Konsep Desain

Desain Mesin

Pengujian Desain Mesin

Tidak

Apakah Desain Mesin


Sudah Sesuai Dengan
Yang Direncanakan?

Ya

Pengambilan Data

Analisa Data

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Bagan Alir


3.2.1 Penjelasan Diagram Alir

1. Studi literatur yang di peroleh yaitu dari masalah di lapangan para


penjual es tebu membersihan kulit tebu dengan cara manual sehingga
penulis tertarik untuk membuat mesin pemeras tebu dan pembersih kulit
tebu dengan satu mesin yang sama.
2. Pemilihan konsep desain pembuatan ini meningkatkan efektivitas
waktu untuk penggunanya. Alat ini di gunakan untuk melakukan
pemerasan dan pembersih kulit tebu, dimana alat tersebut bekerja
menggunakan sumber daya dari motor bensin yang menggerakkan poros
ke roll pemeras dan pembersih kulit tebu untuk memisahkan kulit dengan
batang tebu.
3. Desain mesin perancangan yang di buat menggunakan metode
aplikasi software Solidworks 2018 perakitan alat dilakukan sesuai dengan
konsep awal pada perencanaan atau perancangan alat di antaranya
membuat komponen, rangka mesin, perakitan sampai proses selesai.
4. Pengujian desain mesin , setelah melakukan proses perakitan
mesin/desain sampai dengan selesai. Selanjutnya melakukan pengujian
simulasi pada komponen rangka dan roll tebu diperoleh dari hasil
software Solidworks, dengan diberi beban untuk mengetahui tegangan dan
regangan.
5. Maka alat ini akan dilakukan pengujian dan pengambilan data pada
saat proses uji coba alat.
6. Apakah desain mesin sudah sesuai dengan yang direncanakan? Maka
dari itu alat ini akan di uji coba apakah perlu adanya perbaikan lagi
ataukah tidak?
7. Pengambilan data dilakukan setelah melakukan pengujian simulasi
pada alat mesin pemeras tebu dan pembersih kulit tebu ini.
8. Analisa data yang di peroleh dari proses mengidentifikasi alat
pemeras tebu dan pembersih kulit tebu dapat diperoleh hasil tersebut
setelah melakukan pengambilan data sebelumnya.
9. Kesimpulan dari penelitian ini membahas tentang ringkasan hasil apa
saja yang diperoleh dari perancangan alat.
3.3 Alat dan Bahan Yang Digunakan.

3.3.1 Alat yang digunakan.

1. Laptop

Fungsi dari laptop sebagai media untuk mengedit dan


membuat perancangan dari Solidworks.

Gambar 3.2 Laptop

2. Software Solidwork
Fungsi dari Solidworks sebagia alat media pengantar untuk
membuat alat perancangan yang ada di software tersebut.

Gambar 3.3 Software Solidwork


3. Jangka Sorong
Untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian 0,1mm.

Gambar 3.4 Jangka sorong

4. Penggaris

Penggaris berfungsi untuk pengukur dan sebagai alat bantu


rancangan untuk membuat garis lurus.

Gambar 3.5 Penggaris


5. Pinsil
Pinsil merupakan sebagai alat menggambar sebuah rancangan.

Gambar 3.6 Pensil

6. Penghapus
Penghapus berfungsi untuk menghapus bagian - bagian rancangan
yang salah

Gambar 3.7 Penghapus


3.3.2 Bahan Yang Digunakan

1. Kertas

Fungsi dari kertas yaitu untuk melihat hasil print yang


sudah dikerjakan melalui software Solidworks.

Gambar 3.8 Kertas


3.4 Prosedur Perancangan

Adapun prosedur dalam perancangan komponen - komponen utama


pada mesin pemeras tebu dan pembersih kulit tebu berpenggerak motor bensin
5,5Hp, dengan menggunakan aplikasi Solidworks 2018 adalah sebagai berikut:

1. Hidupkan terlebih dahulu laptop yang kita gunakan dengan


menekan tombol power pada laptop, dapat dilihat pada gambar.

Tombol
on/of

Gambar 3.9 Menghidupkan Laptop

2. Membuka aplikasi software solidwork 2018 dengan cara mengeklik


dua kali.

Klik 2x
Solidworks

Gambar 3.10 Membuka Software Solidworks

3. Setelah menu awal Solidworks telah muncul, selanjutnya arahkan


kursor pada bagian kiri atas dan pilih menu new document.
Tampilan
awal

Gambar 3.11 Tampilan awal

Gambar 3.12 Tampilan menu


4. Setelah terbuka lalu pilih part yang akan digambar.

Pilih Part

Gambar 3.13 Pemilihan document


5. Langkah selanjutnya yaitu mengatur satuan ukuran pada jendela
kerja, dengan cara mengarahkan kursor ke kanan pojok bawah dan
memilih satuan yang digunakan; yaitu dengan satuan milimeter dan dapat
dilihat pada gambar.

Gambar 3.14 Pemilihan satuan milimeter


6. Kemudian pilih sketch (sketsa) untuk memulai merancang dan disini
akan menemukan bebrapa pilihan sketsa yaitu Front Plane (Bagian
Depan), Top Plane (Bagian Atas), Right Plane (Bagian Samping) dan
dapat memilih
sesuai dengan kebutuhan.

Pilih
sketch

Gambar 3.15 Menu sketch


Gambar 3.16 Tampilan Plane yang akan digunakan
7. Membuat rancangan rangka dan mesin pemeras tebu dan pembersih
kulit tebu menggunakan aplikasi Solidworks 2018.

Gambar 3.17 Mesin pemeras tebu dan pembersih kulit tebu

a. Langkah awal kita memilih Right Plane kemudian kita pilih

sketch.
b. Lalu pilih right plane dan membuat panjang dan tinggi rangka 800mm,
lebar atas 380mm, lebar bawah 450mm dengan kemiringan atas
92,51°.
c. Selanjutnya buat ketebalan rangka 20 mm menggunakan perintah
Offset
Entities, lalu buat ketinggian untuk penyagga mesin pada kaki rangka
200mm, dan panjang besi penyangga 400mm.
d. Kemudian klik menu features pilih extruded boss/base dan klik
Extrude
Cut jika ada yang ingin di potong.
e. Setelah itu, Pilih Front Plane dan printah Offset Entities dengan
dimensi dari luar ke dalam 40 mm. untuk memberi bentuk besi siku,
maka klik menu Features Extrude Cut sampai membentuk besi siku.
f. Selanjutnya pilih Right Plane dan ulangi langka pada Step (f)
g. Kemudian Pilih Permukaan Plane paling atas dengan perintah
reference Geometry > Plane. Lalu pilih Offset Entities dengan ukuran
dimensi ke dalam 40 mm dan memberi lubang menggunakan Features
dan pilih Extrude Cut sampai membolongi permukaan.
h. Setelah itu pilih permukaan bawahnya dan lakukan hal yang sama seperti
Step (h).
i. Kemudian Pilih Permukaan Plane paling atas dengan perintah
refrence Geometry > Plane. Membuat jalur belting dengan ukuran 130
mm 140 mm dengan ketebalan 40 mm lalu di Extruede dengan
dimensi 40 mm. lalu gunakan Extrude Cut untuk memotong guna
untuk jalur belting.
j. Untuk mendapat bentuk besi siku pada Step (j), menggunakan perintah
offset dengan dimensi 2 mm dan selanjutnya Extrude Cut dengan
sampai membentuk besi siku.
k. Lalu pilih Permukaan Plane yang dibawah, lalu pilih perintah Sketch
dan diberi dimensi 40 mm di masing masing dudukan dan diberi
Extrude dengan tebal 40 mm. dan untuk membentuk siku digunakan
extrude cut untuk mendapatkan ketebalan 2 mm.
l. Kemudian pilih Permukaan Plane paling atas dengan perintah
refrence Geomerty > Plane. Lalu diberi permukaan setebal 2 mm
menggunakan Extrude untuk dudukan Roll pemeras dan pembersih.
m. Setelah itu di permukaan yang sama dengan step (m), dipotong
meggunakan perintah Extrude Cut sesuai dengan ukuran kawat
baja pembersih.
n. Kemudian diberi lubang baut dengan ukuran 10 menggunakan Extrude
Cut sesuai Kebutuhan.
o. Lalu membuat tiang kawat per, dengan panjang 15 mm dan lebar 5
mm serta tinggi 170 mm menggunakan Extrude.
p. Dan terakhir membuat penutup kawat baja sesuai
standart. q. Lalu simpan part.
r. Besi siku yang digunakan yaitu jenis ST 37 atau setara dengan AISI
1045 yang banyak digunakan dipasaran.
Tabel 3.2 Klasifikasi Rangka

Keterangan Satuan Ukuran


Bahan ST 37/AISI 1045
Ketebalan Besi 2mm
Panjang 800mm
Tinggi 800mm
L. Atas 380mm
L. Bawah 450mm

8. Membuat rancangan pemeras tebu

Gambar 3.18 Roll pemeras tebu

a. Langkah awal membuat dudukan roll


b. Pilih menu feature, dengan arah front plane klik line bawah dengan ukuran
240mm tinggi 245mm lalu pilih blind 215mm kemudian pilih
boss extrude.
c. Pilih sketch beri ukuran sesuai yang di tetapkan pada dudukan roll
bawah. d. Kemudian untuk membuat diameter lubang roll pilih sketch lalu
cut
extrude dengan diameter masing-masing 50mm.
e. Untuk membuat lubang baut pada dudukan roll pilih sketch lalu pilih
bos extrude dengan diameter lubang 10mm.
f. Selanjutnya membuat pemeras tebu pilih menu klik new pilih part
g. Untuk membuat roll, pertama menentukan front plane. Lalu pilih menu
sketch > rectengel dengan diameter lingkaran 75 mm dan extrude
dengan dimensi panjang 110 mm.
h. Lalu untuk pembuatan ulir, meggunakan perintah helix dengan tebal ulir
3 mm, dan jumlah ulir 90 buah
i. Selanjutnya mengguankan mirror untuk mendapatkan effect ulir
yang berbentuk spiral.
j. Setelah itu untuk membuat poros, pilih fornt plane lalu pilih sketch>
rectengle dengan diameter 25 mm dan extrude dimensi panjang 280
mm. k. Setelah semua part jadi pilih assembly klik browser pilih file klik
open.
l. Klik mate pilih face componen klik ok, pilih mate insert anggle.

Tabel 3.3 Klasifikasi Roll

Keterangan Satuan Ukuran

Bahan Aluminium

Ketebalan 73mm

Panjang 110mm

9. Membuat rancangan pembersih kulit tebu

Gambar 3.19 Penutup pembersih kulit tebu


a. pertama kita tentukan plane menggunakan right plane, lalu pilih sketch>
lane, dan bentuk sesuai dimensi tutup yang sudah dirancang.
b. lalu pilih plane paling depan dengan perintah reference geometry>plane,
dan diberi perintah offset kedalam dengan ukuran 1mm.
c. lalu pilih plane yang sama dengan step (b) dan diberi extrude dengan tebal
1 mm untuk diberi tutup.
d. kemudian diberi lubang mur sebesar 10 mm sesuai dengan lubang
pada kerangka.
e. selanjutnya untuk membuat lubang tempat tebu masuk, pilih fornt
plane dan pilih sketch> line dengan dimensi 60 mm. lalu pilih extrude
cut sampai memberi lubang pada sisi depan.
f. lalu untuk lubang poros, pilih right plane dan pilih sketch > line
dengan dimensi 60 mm. lalu pilih extrude cut sampai memberi lubang
pada 2 sisinya.

Tabel 3.4 Klasifikasi Penutup Pembersih Kulit tebu

Keterangan Satuan Ukuran

Bahan Stainless Steel 304

Ketebalan 2mm

3.5 Solidworks.

Solidworks adalah apa yang kita sebut “parametrik” modelling yang solid
yang diperuntukan untuk pemodelan desain 3-D. Parametrik sendiri itu berarti
bahwa dimensi dapat memiliki hubungan antara satu dengan yang lainnya dan
dapat diubah pada saat proses desain dan secara otomatis mengubah part solid
dan dokumentasi terkait (blueprint).

Solidworks sendiri adalah software program mekanikal 3D CAD


(computer aided design) yang berjalan pada Microsoft Windows. file Solidworks
menggunakan penyimpanan file format Microsoft yang terstruktur. Ini berarti
bahwa ada berbagai file tertanam dalam setiap SLDDRW (file gambar), SLDPRT
(part file), SLDASM (file assembly), dengan bitmap preview dan metadata
sub-
file. Berbagai macam tools dapat digunakan untuk mengekstrak sub-
file, meskipun sub-file dalam banyak kasus menggunakan format file biner.
Solidworks adalah parasolid yang berbasis solid modelling, dan menggunakan
pendekatan berbasis fitur-parametrik untuk membuat model dan assembly atau
perakitan.

Gambar 3.20 Tampilan Solidworks 2018

Parameter mengacu pada pembatasan yang bernilai menentukan


bentuk atau geometri dari model. Parameter dapat berupa numerik, seperti
panjang garis atau diameter lingkaran, atau geometris, seperti tangen, paralel,
konsentris, horizontal atau vertikal.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Sketsa


Dalam hasil sketsa desain perancangan dari mesin peras tebu dan
pembersih kulit tebu dengan menggunakan penggerak motor bensin 5,5Hp
ini memiliki prinsip kerja motor bensin sebagai peran utama sebagai penggerak
roll
gilingan tebu dan juga untuk pembersih kulitnya juga. Berikut juga
penjelasannya;

3
5

2 6

8
1

Gambar 4.1 Hasil sketsa


1. Motor bensin sebagai penggerak utama mesin pemeras tebu
dan pembersih kulit tebu.
2. Wadah penampungan air tebu yang selesi diperas dari
roll pengggiling.
3. Pemeras tebu tiga roll yang telah dimodifikasi dengan
mengganti rollnya menggunakan alumunium.
4. Tuas pengungkit sebagai alat untuk pemutus perputaran daya.
5. Tempat untuk brush/kawat baja sebagai pembersih kulit tebu.
6. Pulley sebagai penerus daya atau sebagai penghubung
putaran yang diterima dari motor bensin kemudian diteruskan ke
sabuk.
7. Sabuk/belting salah satu transmisi sebagai penghubung
yang terbuat dari karet mempunyai penampang trapesium.
8. Rangka mesin menggunakan besi siku 90° sebagai
penopang beban.

4.2 Hasil Keseluruhan Rancangan Pemeras Tebu


Hasil dari perancangan komponen - komponen pada mesin pemeras tebu
dan pembersih kulit tebu berpenggerak motor bensin 5,5Hp.
Adapun hasil dari rancangan ini mempunyai beberapa penambahan
rancangan komponen - komponen utama pada perancangan mesin pemeras tebu
dan pembersih kulit tebu dengan menggunakan motor bensin 5,5Hp.
software
Solidworks 2018 yaitu sebagai berikut.

13
12
14
11 1

10
2

9 3

8
4
7
5
6

Gambar 4.2 Hasil desain rancangan penggabungan komponen


Adapun bagian-bagian dari gambar tersebut adalah
1. Box pemeras tebu
Box pemeras tebu berfungsi untuk menutup komponen-komponen
pemeras agar terhindar dari hal-hal yang membahayakan
sipengguna.
2. Roll pemeras tebu
Roll pemeras tebu berfungsi untuk menggiling tebu atau memeras nira
Tebu dari ampasnya.
3. Roda gigi pemeras tebu
Roda gigi befungsi untuk mengubah kecepatan putar sebagai
penghantar daya keseluruh roll.
4. Motor bakar 5,5 hp
Motor bakar berfungsi untuk menggerakkan pemeras tebu dan
pembersih tebu.
5. Rangka penyangga
Rangka penyangga berfungsi untuk menopang komponen-
komponen mesin.
6. Kran air
Kran air berfungsi untuk mengontrol air tebu yang dikeluarkan.
7. Belting
Belting berfungsi sebagai penyambung daya dari motor bakar ke
mesin pemeras dan pengupas tebu.
8. Tuas pemindai daya
Tuas pemindai daya berfungsi sebagai penyambung dan pemutus daya
mesin pemeras dan pembersih kulit apabila salah satu dari mesin
tersebut tidak digunakan.
9. Roda viber
Roda viber berfungsi unruk menekan bealting dari tuas pemutus daya.
10. Pulley
Pulley berfungsi sebagai memindahkan daya punghubung putaran
yang diterima dari motor bakar.
11. Bantalan bearing
Bantalan bearing berfungsi untuk menjaga poros agar tidak
langsung bergesekan dengan rumah roda.
12. Brush kawat
Brush kawat berfungsi sebagai pembersih kulit tebu.
13. Box pemeras tebu
Box pemeras tebu berfungsi sebagai penutup pembersih kulit.
14. Pegas
Pegas berfungsi sebagai penahan tumpuan pembersih.
4.3 Hasil Desain masing – masing Part
1. Roda gigi berguna untuk mentransmisikan daya besar atau putaran
yang cepat, juga berfungsi sebagai penyalur daya dari roll pemeras ke pulley yang
digerakkan oleh mesin motor bensin.

Gambar 4.3 Hasil desain roda gigi


2. Poros berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan
putaran, pada bagian mesin pemeras tebu poros terpasang elemen-elemen
roda gigi, pulley, brush/kawat baja,bearing, dll.

Gambar 4.4 Hasil desain poros


3. Dudukan roll pemeras pada mesin pemeras tebu yaitu sebagai tempat
peletakan roll pemeras tebu.

Gambar 4.5 Hasil desain dudukan roll pemeras


4. Penampung air tebu sebagai wadah hasil dari pemerasan sari tebu yang
digiling.
Gambar 4.6 Hasil desain penampung air tebu
5. Penampung kulit tebu sebagai tempat penampungan sisa-sisa kulit
tebu agar sekiranya sisa kulit tebu tidak jatuh langsung bawah.

Gambar 4.7 Hasil desain penampung kulit tebu


6. Penutup pemeras tebu sebagai pelindung agar terhindar langsung
dari proses pemerasan tebu yang cukup berbahaya pada saat digunakan.

Gambar 4.8 Hasil desain penutup pemeras tebu


7. Penutup pembersih kulit tebu sebagai pelindung untuk pengguna
pada saat akan melakukan penggilingan kulit tebu berlangsung.

Gambar 4.9 Hasil desain penutup pembersih kulit tebu


8. Tuas pembersih kulit tebu seabagai pemutus daya apabila salah satu
pemeras dan pembersih tidak digunakan.

Gambar 4.10 Hasil desain tuas


9. Roll pemeras tebu sebagai penggilingan pada pemeras tebu yang
berbentuk lingkarang dan terbuat dari alumunium.

Gambar 4.11 Hasil desain roll tebu

4.4 Hasil simulasi kekuatan rangka


Pembahasan dari perancangan komponen – komponen utama pada mesin
pemeras tebu dan pembersih kulit tebu berpenggerak motor bensin 5,5 Hp.
Adapun analisa kekuatan terhadap komponen – komponen utama pada
desain perancangan mesin pemeras tebu dan pembersih kulit tebu menggunakan
aplikasi Solidworks 2018 dengan daya tekan 686N.

 Stress (σ)
Analisa uji simulasi dengan bahan ST 37/AISI 1045, mempunyai nilai
stress maksimum sebesar 1.495x10⁸ N/m² dan batas stress minimum 0.000 N/m²
dapat di lihat pada gambar 4.12
Gambar 4.12 Hasil simulasi tegangan pada rangka
 Strain (ε)
Analisa uji simulasi dengan bahan ST 37/AISI 1045, mempunyai nilai
Strain maksimum sebesar 7.967 x10⁻⁴ N/m² dan batas Strain minimum
0.000
N/m² dan dapat di lihat pada gambar 4.13

Gambar 4.13 Hasil simulasi regangan pada rangka


 Factor of safety (sf)
Analisa uji simulasi dengan bahan ST 37/AISI 1045, mempunyai nilai
factor of safety maksimum sebesar 1.000x10¹⁶ N/m² dan batas factor of safety
minimum 3.545 N/m² dan dapat di lihat pada gambar 4.14
Gambar 4.14 Hasil simulasi faktor keamanan pada rangka

4.5 Hasil Simulasi Kekuatan Roll


 Stress (σ)
Analisa uji simulasi dengan bahan Aluminium 1060 Alloy,
mempunyai nilai stress maksimum pada roll 1.656x10⁵ N/m² dan batas stress
minimum 0.000
N/m² dan dapat di lihat pada gambar 4.15

Gambar 4.15 Hasil simulasi tegangan pada roll pemeras


 Strain (ε)
Analisa uji simulasi dengan bahan Aluminium 1060 Alloy,
mempunyai nilai strain maksimum pada roll 3.249x10⁻⁶ N/m² dan batas strain
minimum 0.000
N/m² dan dapat di lihat pada gambar 4.16
Gambar 4.16 Hasil simulasi regangan pada roll pemeras
 Factor of safety (sf)
Analisa uji simulasi dengan bahan Aluminium 1060 Alloy, mempunyai
nilai factor of safety maksimum pada roll 1.000x10² N/m² dan batas factor
of safety minimum 1.665x10¹⁶ N/m² dan dapat di lihat pada gambar 4.17

Gambar 4.17 Hasil simulasi faktor keamanan pada roll pemeras


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Kesimpulan

Dari hasil analisa komponen – komponen utama pada perancangan mesin


pemeras tebu dan pembersih kulit tebu berpenggerak motor bensin 5,5Hp
juga menggunakan software Solidworks 2018 dan dapat di tarik kesimpulan,
yaitu :

1. Dari perancangan ini mendapatakan hasil desain baru dari mesin


pemeras tebu dan pembersih kulit tebu yaitu dengan adanya penambahan
kawat baja/metal brush dapat membuat pengupasan kulit tebu sangatlah
cepat dan tidak membutuhkan waktu lama dalam pengerjaan.
2. Dan juga adanya perubahan bentuk dalam pembuatan roll pemeras tebu
bergerigi miring/spiral sehingga hasil pemerasan tebu
mendapatkan kebutuhan yang lebih bagus dan lebih optimal.
3. Dengan adanya desain mesin pemeras tebu dan pembersih kulit tebu
terbaru ini pengerjaan yang biasanya membutuhkan waktu yang sangat
lama, sekarang dapat lebih cepat dalam melakukan pengerjaanya baik dalam
pemerasan tebu maupun membersihkan kulit tebunya.
4. Bahan yang digunakan pada rangka mesin pemeras tebu dan pembersih
kulit tebu yaitu Besi ST 37/AISI 1045 serta material yang digunakan pada
roll pemeras tebu yaitu Aluminium 1060 Alloy.
5. Adapun beban yang digunakan pada saat simulasi adalah rangka 686N/70kg
dan roll 657N/67kg.
6. Faktor keamana (sf) pada rangka dan roll nilai tegangannya masih
dibawah dari Kekuatan luluh (sy) pada rangka 5.300 N/m².dan kekuatan luluh
pada roll
2.757 N/m². dikatakan aman karena tidak adanya perubahan bentuk
pada kedua komponen tersebut.
5.2 Saran
Adapun saran yang bisa di sampaikan terkait perancangan ini:
1. Mungkin untuk kedepannya mesin pemeras tebu dan pemebersih kulit
tebu ini bisa di kembangkan lagi untuk kedepannya.
2. Untuk selanjutnya hasil desain perancangan ini perlu dikoreksi
lagi sebagai bahan pengembangan bagi mahasiswa yang ingin
menggunakan alat ini sebagai tugas akhir
DAFTAR PUSTAKA

Adi, A, R., & Setiawan, R. (2019). Redesain Mesin Pemeras Tebu Dengan
Variasi 6 Roll Dan 8 Roll Penggiling. 2(1), 1-6.

Budiman, D. A., & Asari, A. (2015). Evaluasi Kinerja Mesin Pemeras


Tebu Untuk Produksi Gula Cair The Performance evaluation of extractor
machine To Production Liquid Sugar Cane. April, 494–500.

Doe, H., Djamalu, Y., & Liputo, B. (2016). Rancang bangun mesin peras tebu
sistem mekanik tiga roll menggunakan motor bensin. 1(1), 8-20.

Herawaty, R., & Bangun, B. (2017). Kajian Potensi Perkebunan Rakyat di


Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Location Quotient dan Shift Share.
10(1), 103–111.

Mawla, A, A.H (2014). State of the art: Sugarcane mechanical haravesting-


discussion of efforts in Egypt. (2), 57-68.

Nursyahuddin, D., & Gasni, D. (2014). Proses Perancangan Sistem Mekanik


dengan Pendekatan Terintegrasi : Studi Kasus Perancangan Alat Uji Pin On
Disc Kajian Pustaka. 21(1), 14–29.

Pardede C, Sutrisno F, 2018, “Jurnal Rekayasa Material , Manufaktur Dan


Energi
FT-UMSU Jurnal Rekayasa Material , Manufaktur Dan Energi FT-UMSU.
1(1). 84-92

Rambe, R. S., Munir, A. P., & Daulay, S. B. (2017). Analisis Ergonomi Terhadap
Ruang Kendali Pada Traktor Roda Empat Kinta SB55 ( Analize Ergonomic
of Controlling Room for Four-Wheel Tractor KINTA SB55 ). 5(2), 412–418.

Samsiana, S., & Sikki, I, M. (2014). Analisis Pengaruh Bentuk Permukaan Piston
Model Kontur Radius Gelombang Sinus Terhadap Kinerja Motor Bensin.
2(1), 43-49.

Shingley E. Joseph, Mitchell D. Larry, Harahap Gandhi, (2018).


Perencanaan
Teknik Mesin. Jilid 2. PT Gelora Aksara Pratama.

Sidabutar, D. H., Munir, A. P., & Daulay, S. B. (2018). Rancang Bangun Alat
Penggiling Tebu ( Saccharum spp ) Stainless Steel Tipe Multi Roll (. 6(1),
153–156.

Sugandi, K. W., Suastawa, N, I., & Wiyono, J. (2017). Fisik Dan Mekanik
Serasah Tebunya The Sugar Cane Plantation Of Land Condition After. 6(3),
133–140.

Sugandi, W.K., Setiawan, R.P.A., Hermawan, W. (2013). Uji Kinerja


Unit
Pemotongan Serasah Tebu Tipe Reel. 15( 3), 149-155. Sujito,(2010). Mesin
Pemeras Tebu Dengan Sistem Kontrol Menggunakan Sensor Tekanan.
Teknik Elektro Universitas Negeri Malang.13(1) 64-74.

Sularso, Kiyokatsu Suga, 2018. Dasar Perancangan dan Pemilihan Elemen


Mesin. Jilid 9. PT. Pradya Paramitha , Jakarta 2018.

Sumarji, (2011).Studi Perbandingan Ketahanan Korosi Stainless Stell Tipe SS


304 Dan SS 201 Menggunakan Metode U-Bend Test Secara Siklik Dengan
Variasi Suhu Dan PH. 4(1) 1-8.

Yani, M, and Bekti Suroso. 2019. “Jurnal Rekayasa Material , Manufaktur Dan
Energi FT-UMSU Jurnal Rekayasa Material , Manufaktur Dan Energi FT-
UMSU.” 2(2): 150–157.

Perdana, A.(2018). htt ps://kupdf.net/download/perbedaan-so lidwork-


autocad catia_5b4b6179e2b6f58102efd53a_pdf diakses pada 15 July 2018.
LAMPIRAN
A. DATA PRIBADI
Nama : Tito Wiranta
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat Tanggal Lahir : Limau Mungkur, 15 Desember 1997
Alamat : Sukasari Dsn IVb
Agama : Islam
E-Mail : titowiranta@gmail. com
No. Hp : 085270430097

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Sd N 104270 Sukasari Tahun 2004-2010
2. Smp N 2 Sei Rampah Tahun 2010-2013
3. Smk Swasta Pulau Berayan Darat Medan Tahun 2013-2016
4. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2016-2021

Anda mungkin juga menyukai