Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

ACARA IV: SHAKING TABLE

ARDI ALAM JABIR


D621 14 012

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA
2016

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah S.W.T. karena atas taufik serta
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Pengolahan
Bahan Galian Acara IV: Shaking Table. Laporan ini merupakan syarat lulus matakuliah
Pengolahan Bahan Galian untuk memenuhi kualifikasi kemampuan mahasiswa secara
praktis. Laporan ini membahas tentang penggunaan alat Shaking Table yang
merupakan salah satu alat penting dalam pengolahan bahan galian khususnya dalam
separasi berdasarkan densitas dan ukuran partikel.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada dosen
pembibing matakuliah Pengolahan Bahan Galian Dr. Sufriadin, S.T., M.T. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada para asisten yang telah membantu serta
membimbing dalam praktikum serta dalam penyusunan laporan ini. Tak lupa juga
penulis ucapkan terimakasih kepada teman-teman praktikan khususnya teman
kelompok dua karena sudah bekerja dengan baik pada saat praktikum.
Penyusunan laporan ini tak lepas dari kesalahan-kesalahan, oleh karena itu
kritik dan saran sangat penulis butuhkan untuk membangun kesempurnaan dalam
penyusunan laporan ini.
.

Gowa, 04 Desember 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL v
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Percobaan 2
1.4. Manfaat Percobaan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsentrasi Gravitasi 3
2.2. Shaking Table 4
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan 9
3.2. Prosedur Percobaan 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil 14
4.2. Pengolahan Data 14
4.3. Pembahasan 15
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan 17
5.2. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN 20

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Shaking Table 5


Gambar 2.2 Prinsip Pemisahan Shaking Table 6
Gambar 2.3 Mekanisme Pemisahan Shaking Table 6
Gambar 3.1 Shaking Table 9
Gambar 3.2 Neraca Digital 9
Gambar 3.3 Kuas 9
Gambar 3.4 Wadah 10
Gambar 3.5 Cawan 10
Gambar 3.6 ATK 10
Gambar 3.7 Penjepit 10
Gambar 3.8 Desiccator 11
Gambar 3.9 Oven 11
Gambar 3.10 Sarung Tangan 11
Gambar 3.11 Pasir Besi 12
Gambar 3.12 Kantong Sampel 12
Gambar 3.13 Alkohol 12

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Percoban 14

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengolahan Bahan Galian (ore dressing) adalah suatu proses pengolahan bijih
(ore) secara mekanik sehingga mineral berharga dapat dipisahkan dari mineral
pengotornya dengan didasarkan pada sifat fisika atau sifat kimia-fisika permukaan
mineral. Proses Pengolahan berlangsung secara mekanis tanpa merubah sifat-sifat
kimia dan fisik dari mineral-mineral tersebut atau hanya sebagian dari sifat fisik saja
yang berubah. Bijih yang sedang diolah akan dapat ditingkatkan kadarnya, sehingga
dari hasil pengolahan tersebut diharapkan diperoleh keuntungan seperti mengurangi
ongkos transport dari tempat pengolahan sampai tempat peleburan, mengurangi biaya
peleburan, dan mengurangi bahan imbuh (flux) selama peleburan, karena semakin
tinggi kadar bijih berarti kadar mineral pengotor semakin kecil, sehingga flux yang
dibutuhkan juga semakin sedikit.
Pemisahan material dapat dilakukan melalui proses reduksi ukuran material
seperti crushing dan grinding, pemisahan berdasarkan ukuran seperti sieving dan
clasifying, pemisahan berdasarkan kemampuan daya tarik magnet seperti magnetic
separator, pemisahan berdasarkan kemampuan material dalam menghantarkan listrik
seperti electrostatic separation, dan pemisahan berdasarkan berat dari maretial seperti
jigging dan shaking table.
Pada pemisahan menggunakan alat shaking table, material yang berat atau
konsentrat akan terpisah dari material ringan berupa tailing. Prinsip pemisahannya
dilakukan dengan gaya gerak pada dek dan gaya dorong dari air yang dialirkan di
bagian atas alat sehingga material yang lebih ringan akan mudah terbawa oleh air bila
dibandingkan material berat. Material berat akan jatuh ke arah yang terjauh dari aliran
air sedangkan material ringan akan jatuh pada arah terdekat aliran air. Begitupun
dengan ukuran partikel yang kecil akan jatuh pada arah terjauh aliran air sedangkan
partikel berukuran besar akan jatuh pada arah terdekat aliran air. Untuk lebih
memahami pemisahan dengan shaking table, maka dilakukan praktikum pengolahan
bahan galian dengan menggunkan alat shaking table.

1
1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah laporan praktikum Pengolahan Bahan Galian Acara IV:


Shaking Table adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prinsip kerja dari alat shaking table?
2. Berapakah nilai recovery dari proses pemisahan?
3. Berapa nisbah konsentrasi dari proses pemisahan?

1.3. Tujuan Percobaan

Tujuan yang ingin dicapai dalam percobaan shaking table dalam pengolahan
antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui prinsip kerja dari alat shaking table.
2. Mengetahui nilai recovery dari proses pemisahan.
3. Mengetahui nisbah konsentrasi dari proses pemisahan.

1.4. Manfaat Percobaan

Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan percobaan shaking table ini adalah
sebagai berikut:
1. Dapat melakukan pemilihan alat shaking table dengan tepat sesuai dengan
kondisi umpan.
2. Mengetahui hubungan antara kecepatan aliran air dengan hasil dari
penggunaan shaking table.
3. Mengetahui hubungan antara persentase konsentrat dengan nilai recovery dan
nisbah konsentrasi.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsentrasi Gravitasi

Konsentrasi gravitasi adalah proses pemisahan material-material yang berharga


dan tidak berharga dalam suatu bahan galian akibat gaya-gaya dalam fluida
berdasarkan atau tergantung pada perbedaan densitas, bentuk dan ukuran. Salah satu
metode konsentrasi gravitasi adalah shaking table. Metode ini merupakan pemisahan
material dengan cara mengalirkan air yang tipis pada suatu meja bergoyang, dengan
menggunakan media aliran tipis dari air (flowing film concentration). Alat yang
digunakan disebut shaking table atau meja goyang (Fitria, 2016).
Konsentrasi gravitasi merupakan pemisahan mineral berdasarkan berat jenisnya
dalam suatu medium fluida dengan menggunakan perbedaan kecepatan pengendapan.
Berdasarkan gerakan fluida, terdapat beberapa cara untuk melakukan pemisahan
secara gravitasi yaitu (Sufriadin, 2016):
a. Fluida tenang, contohnya DMS (Dense Medium Separator).
b. Gerak fluida horisontal, contohnya sluice box, shaking table, dan spiral
concetrator.
c. Aliran fluida vertikal, contohnya jigging.
Konsentrasi gravitasi pada mineral-mineral yang mempunyai perbedaan masa
jenis yang mencolok sehingga terjadi kelompok mineral dengan masa jenis tinggi dan
kelompok mineral dengan masa jenis rendah, dan sallah satu dari mineral tersebut
akan menjadi konsentrat (Sufriadin, 2016).
Estimasi/perkiraan apakah konsentrasi gravitasi dapat diterapkan untuk
memisahkan mineral-mineral yang mempuyai perbdaan berat jenis serta selang ukuran
yang bisa dipakai, dapat diperkirakan dari kriteria konsentrasi dri Taggart. Kriteria
tersebut dirumuskan secara empirik sebagai perbandingan antara berat jenis material
berat ( B) dikurangi berat jenis fluida dengan berat jenis material ringan ( R ) dikurangi
fluidanya (Sufriadin, 2016).
Terdapat beberapa efek yang mempengaruhi proses pemisahan, antara lain yaitu
(Sufriadin, 2016):

3
a. Frekuensi stroke
b. Selang ukuran mineral-mineral yang akan dipindahkan
c. Ukuran, bentuk, BJ mineral
d. Densitas ukuran bed, tebal bed
e. Ukuran lubang screen
f. Keepatan hydraulic water.

2.2. Shaking Table

Pada pemisahan menggunakan meja goyang, distribusi partikel dipengaruhi oleh


sifat-sifat riffle, permukaan deck, water supply, perbedaan bentuk, ukuran partikel, dan
ada tidaknya material yang termasuk middling atau material interlog atau partikel
dengan sebagian material berat dan sebagian material ringan. Riffle (penghalang)
merupakan perangkat dukung yang berfungsi untuk membentuk turbulensi dalam
aliran sehingga partikel ringan diberi kesempatan berada diatas dan partikel berat
relatif dibawah (Rizky, 2011).
Gaya yang bekerja pada meja goyang antara lain gaya dorong alir dan gaya
gesek. Gaya dorong alir merupakan fungsi kecepatan relatif aliran air dan partikel
Dalam prosesnya, partikel bergerak dengan kecepatan yang dipengaruhi oleh
kedalaman air. Gaya Gesek terjadi antara partikel dengan dasar deck atau alas alat
(Sajima dkk, 2011).
Berdasarkan pada ukuran besar butir material yang dipisahkan, meja goyang
dapat dibedakan menjadi sand table dan slime table. Perbedaan pada kedua alat ini
terletak pada jumlah dan jarak antar riffle. Jumlah riffle pada Sand Table sangat
banyak sedangkan jumlah riffle pada slime table sedang. Jarak antar riffle sand Table
antara hingga 1 inch sedangkan slime table lebih besar daripada sand table.
Selain itu sand table, ada bagian deck yang tidak diberi riffle digunakan untuk slime
sedangkan pada slime table, ada bagian deck yang tidak dipasang riffle. Kapasitas
shaking table (meja goyang) tergantung pada jumlah air, jumlah strore, sifat bijih,
slope, meja dan ukuran feed (Sajima dkk, 2011).
Shaking table juga dikenal dengan istilah wet table, dengan bentuk meja yang
miring dan memiliki riffle di permukaannya. Sebuah motor penggerak pada alat ini
berfungsi untuk menggerakkan meja dengan arah sejajar dengan arah riffle. Shaking
table biasanya digunakan untuk konsentrasi emas, tetapi tidak jarang digunakan

4
proses pemisahan timah dan mineral-mineral berat lainnya. Alat ini termasuk jenis
konsentrasi gravitasi dengan prinsip aliran ke bawah, sama halnya dengan spiral dan
jig yang menggunakan proses konesntrasi gravitasi untuk memisahkan material (Ish,
2016).

Gambar 2.1 Shaking Table (www.911metallurgist.com)


Macam Meja Goyang yang lain adalah Willey Table, Butcher Table, Card Tabel,
Card Field Table, Plat of Table, dan Dister Diagonal Overslorm Table. Meja Goyang
Willey Tabel terdiri dari deck berbentuk segi empat dan headmotion sebagai
penggeraknya. Ketinggian riffle minimal feed dan lebar feed. Meja Goyang
Bucher Table mempunyai bentuk hampir sama dengan Willey, tapi memiliki watch
plinger untuk mencuci. Posisi riffle terbagi menjadi zone stratifikasi, cleaning zone dan
dischange zone. Mekanisme kerjanya, material bergerak ke kiri dan air bergerak ke
kanan, sehingga material ringan akan terbawa arus air sedang material berat akan
berjalan terus. Meja Goyang Card Table yakni meja goyang dengan riffle dibuat
dengan mengerat deck dengan bentuk segitiga dan headmotion. Meja goyang Dister
Diagonal Overslorm Table yakni meja goyang dengan berbentuk deck rombahedral.
Pemisahan antara konsentrat, middling dan tailing tidak jelas / berdekatan sekali. Meja
goyang Card Field Table yakni meja goyang dengan berbentuk Wafley Table yang
ditutupi seluruhnya oleh riffle, sedangkan meja goyang plat of table meja goyang yang
mempunyai ciri utama di atas deck ada tiga macam riffle dan terdapat tiga zona dari
riffle yaitu zone stratifikasi, zone Intermediate Plan dan zone lipper (Rizky, 2011).
Prinsip kerja shaking table adalah berdasarkan perbedaan berat dan ukuran
partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis. Partikel dengan diameter yang

5
sama akan memiliki gaya dorong yang sama besar. Apabila specific gravity berbeda
maka gaya gesek pada partikel berat akan lebih besar dari pada partikel ringan.
Adanya pengaruh gaya dari aliran menyebabkan partikel ringan akan terdorong
atau terbawa lebih cepat dari partikel berat searah aliran air. Gerakan relatif horizontal
dari motor menjadikan partikel berat akan bergerak lebih cepat daripada material
ringan dengan arah horizontal. Untuk itu perlu dipasang riffle (penghalang) untuk
membentuk turbulensi dalam aliran sehingga partikel ringan diberi kesempatan berada
di atas dan partikel berat relatif di bawah.

Gambar 2.2 Prinsip Pemisahan Shaking Table (met-solvelabs.com)


Aliran air membawa material pada meja sambil melalui riffles dengan arah aliran
tegak lurus terhadap arah umpan. Partikel akan tertahan oleh riffles dan terjadi proses
pemisahan pada partikel berat yang tertahan di permukaan meja. Partikel ringan akan
terbawah oleh aliran air melewati tiap riffles menuju ke tempat penampungan tailing.
Guncangan pada meja mengakibatkan partikel berat bergerak horizontal searah
dengan riffles menuju ke tempat penampungan konsentrat (Erik, 2015).

Gambar 2.3 Mekanisme Pemisahan Shaking Table (Erik, 2015)

6
Faktor yang mempengaruhi kapasitas shaking table (Fitria, 2016):
a. Ukuran dari feed
b. Operasi (roughing/cleaning)
c. Perbedaan berat jenis mineral-mineralnya
d. Berat jenis rata-rata mineralnya
Faktor yang mempengaruhi gerakan aliran (flowing film concentration), yaitu (Fitria,
2016):
a. Slope Deck
Pada deck yang horizontal, tidak akan ada gerakan dari partikel. Partikel akan
mulai bergerak menggelinding ketika bidang mempunyai sudut kemiringan. Sudut
kemiringan meja juga menentukan kecepatan bergulirnya konsentrat dan terbawanya
tailing bersamaan aliran air turbulen.
b. Tebal atau Kecepatan Air
Kecepatan atau ketebalan air yang dialirkan ke dalam meja goyang, akan
menghasilkan gaya dorong yang besar terhadap material yang mengalir bersamanya.
c. Viskositas Fluida
Semakin cair fluida yang digunakan maka akan semakin baik produk yang
dihasilkan, sedangkan pada fluida yang kental biasanya masih ada pencampuran
antara konsentrat dengan tailing-nya.
d. Bentuk Partikel
Bentuk partikel cukup berpengaruh dalam proses pemisahan material. Bentuk
partikel yang membola akan lebih cepat dipisahkan jika dibandingkan dengan material
yang berbentuk bidang datar atau yang tidak beraturan.
e. Berat Jenis Material atau Partikel
Berat jenis akan menentukan keakuratan pemisahan antar partikel. Jika antara
material konsentrat dan tailingnya memiliki keterpautan berat jenis yang besar maka
partikel baik konsentrat maupun tailing akan lebih mudah untuk dipisahkan.
f. Kekerasan Permukaan Deck
Kekerasan permukaan deck berpengaruh pada besar kecilnya gaya gesek yang
dihasilkan antara butiran partikel dengan permukaan deck, semakin kecil gaya gesek
yang diterima.
g. Koefisien Tumbukan Antar Partikel
Besarnya koefisien gesekan antar partikel juga cukup menentukan kecepatan dari
proses pemisahan, dimana material yang memiliki ukuran lebih besar cendrung jatuh

7
didekat aliran dan bertahan di riffle paling atas sedangkan pertikel yang berukuran
lebih kecil akan terlempar akibat tumbukan antar partikel dan terbawa bersama aliran
air yang turbulen.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produk pada shaking table, yaitu
(Fitria, 2016):
a. Kemiringan Deck
Deck yang telalu miring akan mempengaruhi kecepatan aliran air dan bila
kecepatan aliran air tersebut terlalu cepat maka partikel ringan akan terbawa air
semuanya sehingga yang tertinggal hanya mineral berat. Hasilnya berupa produk yang
berkadar tinggi tapi kapasitasnya sedikit. Untuk kemiringan kecil sehingga kecepatan
aliran air lambat maka produk yang didapat berkadar rendah dengan kapasitas besar.
b. Kecepatan Feeding
Bila terlalu cepat feedingnya dan kemiringan dek kecil maka proses pemisahan
akan berjalan kurang baik karena umpan tertumpuk dan akan masuk ke konsentrat.
c. Persen Solid
Bila terlalu encer, pemisahan akan baik dan sebaliknya bila kental maka semua
partikel akan masuk ke konsentrat.
d. Jumlah dan Panjang Stroke
Pengaruh terhadap proses pemisahan adalah stroke yang panjang untuk
material kasar dan stroke untuk material halus material yang halus akan lebih tepat
jika menggunakan stroke yang pendek.
Berdasarkan pada ukuran besar butir material yang dipisahkan maka meja
goyang dapat dibedakan menjadi sand table dan slime table. Perbedaan pada kedua
alat ini terletak pada:
a. Jumlah dan Jarak antar Riffle
1) Jumlah riffle pada sand table tinggi
2) Jumlah riffle pada slime table sedang
3) Jarak antar riffle: Sand Table : - 1 inch, Slime Table : Lebih besar dari
sand table
b. Riffle
1) Pada sand table, bagian yang tidak diberi riffle digunakan untuk slime
2) Pada slime table, ada bagian deck yang tidak dipasang riffle.

8
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum Pengolahan Bahan
Galian Acara III (Magnetic Separation) adalah sebagai berikut:
3.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum Pengolahan Bahan Galian yaitu:

1. Shaking table/meja goyang, digunakan untuk melakukan proses pemisahan


menggunakan metode konsentrasi gravitasi.

Gambar 3.1 Shaking Table


2. Neraca digital, digunakan untuk menimbang berat dari material.

Gambar 3.2 Neraca digital


3. Kuas, fungsinya untuk mengumpulkan sampel dan membersihkan shaking
table dari sisa-sisa material.

Gambar 3.3 Kuas

9
4. Wadah, fungsinya untuk meletakkan material hasil pemisahan sakhing table
saat ditimbang.

Gambar 3.4 Wadah


5. Cawan, digunakan sebagai tempat atau wadah konsentrat pada saat proses
pengeringan.

Gambar 3.5 Cawan


6. ATK (alat tulis kantor), digunakan untuk mencatat data-data hasil
pengamatan selama kegiatan praktikum.

Gambar 3.6 ATK


7. Penjepit, digunakan untuk menjepit cawan saat dikeluar/masukan ke oven.

Gambar 3.7 Penjepit

10
8. Desiccator, digunakan untuk mempercepat proses peninginan material hasil
oven.

Gambar 3.8 Desiccator


9. Oven, digunakan untuk mengerigkan sampel.

Gambar 3.9 Oven


10. Sarung tangan digunakan untuk melindungi taangan saat
memasukan/mengeluarkan material di oven.

Gambar 3.10 Sarung tangan


11. Baskom, digunakan sebagai penampunagn saat proses pemisahan.

Gambar 3.11 Baskom

11
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum Pengolahan Bahan Galian
yaitu:
1. Pasir besi, fungsinya sebagai umpan (feed) dalam proses pemisahan dengan
menggunakan shaking table.

Gambar 3.12 Pasir besi


2. Kantong sampel, fungsinya untuk menyimpan material hasil pemisahan.

Gambar 3.13 Kantong Sampel


3. Alkohol, berfungsi untuk membersihkan cawan dari sisa-sisa pasir besi.

Gambar 3.14 Alkohol

12
3.2 Prosedur Percobaan

Prosedur percobaan dalam kegiatan praktikum Pengolahan Bahan Galian Acara


IV menggunakan shaking table yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Feed yang akan digunakan ditimbang hingga beratnya mencapai 10 kg.
3. Mengatur sudut pada deck shaking table.
4. Meletakan ember atau wadah lain di bagian tepi shaking table yang
merupakan area dari berkumpulnya material yang telah dipisahkan.
5. Menyalakan alat, lalu memasukkan feed ke dalam kotak slurry feed dibagian
tepi atas shaking table.
6. Mengambil material hasil separasi berdasarkan berat jenisnya yang
terkumpul di dalam ember.
7. Memisahkan produk hasil shaking table dari air yang berada di dalam ember.
8. Mengeringkan produk yang masih basah menggunakan oven engan
mengatur suhu pada oven.
9. Memasukan pasir yang telah dikeringkan ke dalam desivator untuk
mempercepat peninginan.
10. Memasukan sampel ke dalam kantong sampel.
11. Menimbang berat sampel yang telah dikeringkan dan mencatat hasilnya.

13
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Data hasil percobaan praktikum Pengolahan Bahan Galian Acara IV Shaking


Table adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Percobaan


Feed (gr) Konsentrat (gr) Middling (gr) Tailing (gr)
10.672,78 209,51 2.263,56 6.901,02

4.2 Pengolahan Data

Berdasarkan data yang diperoleh dari proses pemisahan dengan menggunakan


alat shaking table, maka dilakukan pengolahan data agar hasilnya dapat dianalisis lebih
lanjut. Berikut adalah pengolahan data dari percobaan proses shaking table:
4.2.1 Persen Berat
F = C+T
F = Konsentrat + (Middling + Tailing)
F = 209,51 gram + (2.263,56 gram + 6.901,02 gram)
F = 209,51 gram + (9.164,58 gram)
F = 9.374,09 gram

Berat yang hilang = Feed F


Berat yang hilang = 10.672,78 gram - 9.374,09 gram
Berat yang hilang = 1.298,69 gram

14
4.2.2 Recovery

4.2.3 Nisbah Konsentrasi

4.3 Pembahasan

Praktikum pengolahan bahan galian acara IV: Shaking Table dilakukan dengan
memasukkan umpan berupa pasir besi pada shaking table menggunakan media air.
Produk pemisahan yang dihasilkan berupa konsentrat, middling, dan tailing. Setelah
proses pemisahan telah selesai dilakukan, konsentrat kemudian dikeringkan
menggunakan oven berupa muffle furnance dengan suhu 100 C pada 15 menit
pertama, 200 C pada 15 menit kedua, dan 150 C pada 15 menit terakhir. Middling dan
tailing juga dikeringkan dengan cara penjemuran di bawah sinar matahari. Setelah
semua produk pemisahan kering, kemudian ditimbang menggunakan neraca.

15
Setelah melakukan praktikum pengolahan bahan galian menggunakan shaking
table, diumpankan feed sebanyak 10.672,78 gr dan diperoleh konsentrat sebanyak
209,51 g, middling sebanyak 2.263,56 gr, dan tailing sebanyak 6.901,02 gr. Setelah
berat konsentrat, middling, dan tailing dijumlahkan, diperoleh berat keseluruhan
sebesar 9.374,09 gr. Berat keseluruhan konsentrat dan tailing pengolahan tidak sama
dengan berat material yang diumpankan dan diperoleh persentase berat material yang
hilang sebesar 12,17%. Adanya material yang hilang dapat disebabkan oleh banyak hal
seperti banyaknya umpan yang terbuang saat proses pemisahan menggunakan
shaking table karena wadah penampungan yang tidak memadai, hilangnya material
saat proses penjemuran, maupun karena banyaknya material yang terbawa oleh media
pemisahan, yaitu oleh aliran air.
Setelah diperoleh data berat ketiga produk hasil pemisahan, dilakukan
pengolahan terhadap data yang diperoleh. Pengolahan data yang dihasilkan berupa
persentase berat konsentrat sebesar 1,96% sedangkan persentase berat tailing
sebesar 85,87%. Middling hasil proses pemisahan digolongkan sebagai tailing.
Sedangkan persentase yang tersisa merupakan persentase berat material yang hilang
sebesar 12,17% yang tidak dapat dikategorikan sebagai konsentrat atau tailing.
Nilai dari recovery diperoleh dengan membagi persen berat konsentrat dengan
persen berat tailing. Nilai recovery yang diperoleh yaitu sebesar 2,28%. Hasil ini
tergolong rendah, dan dapat disebabkan karena pasir besi sebagai umpan yang
digunakan berasal dari pasir yang diperoleh di permukaan dengan kedalaman kurang
dari 50 cm. Hal ini mengkibatkan pasir pada bagian ini memiliki kandungan besi yang
rendah, karena material besi memiliki berat jenis yang lebih besar bila dibandingkan
dengan material disekitarnya sehingga pasir dengan konsentrasi besi yang tinggi akan
banyak diperoleh pada kedalaman sekitar 4 meter. Nilai nisbah konsentrasi diperoleh
dengan membagi jumlah feed yang di gunakan dengan jumlah konsentrat yang
diperoleh. Nilai dari nisbah konsentrasi yang diperoleh adalah 50,94. Hal ini juga
sangat dipengaruhi oleh persentase/kadar besi di dalam pasir.

16
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum pengolahan bahan galian dengan tema shaking table
adalah sebagai berikut:
1. Prinsip kerja pemisahan material menggunakan shaking table adalah
berdasarkan berat jenis partikel dan ukuran partikel dari material yang
diumpankan. Partikel dengan berat jenis yang besar akan tertahan oleh riffle
dan cenderung akan bergerak horisontal akibat sentakan dek sedangkan
partikel ringan akan cenderung bergerak vertikal ke bawah akibat terbawa oleh
aliran air. Partikel dengan ukuran butir yang besar cenderung akan jatuh
vertikal karena mengalami banyak dorongan air pada permukaannya
dibandingkan partikel dengan ukuran yang lebih kecil, tetapi akan jatuh lebih ke
arah vertikal daripada material berat berukuran besar.
2. Nilai recovery dari proses pemisahan adalah sebesar 2,28%. Nilai recovery
sangat dipengaruhi oleh konsentrasi besi dan logam berat lainnya dalam
material, kemiringan dek, dan kecepatan aliran air.
3. Nisbah konsentrasi proses pemisahan sebesar . Nilai nisbah konsentrasi
juga sangat dipengaruhi oleh konsentrasi besi dalam umpan, kemiringan dek,
dan kecepatan aliran air.

5.2. Saran

5.1.1 Saran untuk Laboratorium


Saran untuk laboratorium, yaitu:
1. Sebaiknya instrumen tambahan dalam laboratorium dilengkapi seperti alat yang
digunakan agar aliran air pada shaking table sama pada tiap bagian maupun
wadah yang digunakan untuk menampung produk hasil pemisahan shaking
table agar praktikum berlangsung dengan lebih efektif.
2. Sebaiknya laboratorium senantiasa bersih dan kondisi udaranya lebih sejuk agar
saat praktikum berjalan akan lebih terasa nyaman.

17
5.1.2 Saran untuk Asisten
Adapun saran untuk asisten, yaitu:
1. Sebaiknya asisten bisa lebih interaktif lagi pada saat praktikum.
2. Sebaiknya peralatan yang digunakan dalam praktikum diperiksa dan
dipersiapkan sebelum praktikum dilaksanakan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Amar, Fitria Handayani. 2016. Praktikum Pengolahan Bahan Galian Laboratorium


Pengolahan. Universitas Lambung Mangkurat.
Grewal, Ish. 2016. Introduction To Mineral Processing. http://met-
solvelabs.com/library/Artides/mineral-processing-introduction. Diakses tanggal 4
Desember 2016.
Rizky. 2011. Peningkatan Kadar Konsentrasi. Materi Kuliah Pertambangan dan Geologi.
Diakses tanggal 4 Desember 2016.

Sajima dkk. 2011. Pembuatan Konsentrat Zirkon Sebagai Umpan Proses Peleburan
Menggunakan Shaking Table (Meja Goyang). Prosiding Seminar Penelitian dan
Pengelolaan Perangkat Nuklir.
Sandgren, Erik, dkk. 2015. Basics In Minerals Processing. Edisi 10. English: Metso
Corporation.
Sufriadin. 2016. Pengolahan Bahan Galian. Makassar: Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

19
LAMPIRAN

20
FOTO DOKUMENTASI

Gambar Pembersihan Shaking Table

Gambar Persiapan Praktikum Shaking Table

21

Anda mungkin juga menyukai