GOWA
2016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah S.W.T. karena atas taufik serta
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Pengolahan
Bahan Galian Acara IV: Shaking Table. Laporan ini merupakan syarat lulus matakuliah
Pengolahan Bahan Galian untuk memenuhi kualifikasi kemampuan mahasiswa secara
praktis. Laporan ini membahas tentang penggunaan alat Shaking Table yang
merupakan salah satu alat penting dalam pengolahan bahan galian khususnya dalam
separasi berdasarkan densitas dan ukuran partikel.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada dosen
pembibing matakuliah Pengolahan Bahan Galian Dr. Sufriadin, S.T., M.T. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada para asisten yang telah membantu serta
membimbing dalam praktikum serta dalam penyusunan laporan ini. Tak lupa juga
penulis ucapkan terimakasih kepada teman-teman praktikan khususnya teman
kelompok dua karena sudah bekerja dengan baik pada saat praktikum.
Penyusunan laporan ini tak lepas dari kesalahan-kesalahan, oleh karena itu
kritik dan saran sangat penulis butuhkan untuk membangun kesempurnaan dalam
penyusunan laporan ini.
.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL v
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Percobaan 2
1.4. Manfaat Percobaan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsentrasi Gravitasi 3
2.2. Shaking Table 4
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan 9
3.2. Prosedur Percobaan 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil 14
4.2. Pengolahan Data 14
4.3. Pembahasan 15
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan 17
5.2. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN 20
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
Pengolahan Bahan Galian (ore dressing) adalah suatu proses pengolahan bijih
(ore) secara mekanik sehingga mineral berharga dapat dipisahkan dari mineral
pengotornya dengan didasarkan pada sifat fisika atau sifat kimia-fisika permukaan
mineral. Proses Pengolahan berlangsung secara mekanis tanpa merubah sifat-sifat
kimia dan fisik dari mineral-mineral tersebut atau hanya sebagian dari sifat fisik saja
yang berubah. Bijih yang sedang diolah akan dapat ditingkatkan kadarnya, sehingga
dari hasil pengolahan tersebut diharapkan diperoleh keuntungan seperti mengurangi
ongkos transport dari tempat pengolahan sampai tempat peleburan, mengurangi biaya
peleburan, dan mengurangi bahan imbuh (flux) selama peleburan, karena semakin
tinggi kadar bijih berarti kadar mineral pengotor semakin kecil, sehingga flux yang
dibutuhkan juga semakin sedikit.
Pemisahan material dapat dilakukan melalui proses reduksi ukuran material
seperti crushing dan grinding, pemisahan berdasarkan ukuran seperti sieving dan
clasifying, pemisahan berdasarkan kemampuan daya tarik magnet seperti magnetic
separator, pemisahan berdasarkan kemampuan material dalam menghantarkan listrik
seperti electrostatic separation, dan pemisahan berdasarkan berat dari maretial seperti
jigging dan shaking table.
Pada pemisahan menggunakan alat shaking table, material yang berat atau
konsentrat akan terpisah dari material ringan berupa tailing. Prinsip pemisahannya
dilakukan dengan gaya gerak pada dek dan gaya dorong dari air yang dialirkan di
bagian atas alat sehingga material yang lebih ringan akan mudah terbawa oleh air bila
dibandingkan material berat. Material berat akan jatuh ke arah yang terjauh dari aliran
air sedangkan material ringan akan jatuh pada arah terdekat aliran air. Begitupun
dengan ukuran partikel yang kecil akan jatuh pada arah terjauh aliran air sedangkan
partikel berukuran besar akan jatuh pada arah terdekat aliran air. Untuk lebih
memahami pemisahan dengan shaking table, maka dilakukan praktikum pengolahan
bahan galian dengan menggunkan alat shaking table.
1
1.2. Rumusan Masalah
Tujuan yang ingin dicapai dalam percobaan shaking table dalam pengolahan
antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui prinsip kerja dari alat shaking table.
2. Mengetahui nilai recovery dari proses pemisahan.
3. Mengetahui nisbah konsentrasi dari proses pemisahan.
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan percobaan shaking table ini adalah
sebagai berikut:
1. Dapat melakukan pemilihan alat shaking table dengan tepat sesuai dengan
kondisi umpan.
2. Mengetahui hubungan antara kecepatan aliran air dengan hasil dari
penggunaan shaking table.
3. Mengetahui hubungan antara persentase konsentrat dengan nilai recovery dan
nisbah konsentrasi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
a. Frekuensi stroke
b. Selang ukuran mineral-mineral yang akan dipindahkan
c. Ukuran, bentuk, BJ mineral
d. Densitas ukuran bed, tebal bed
e. Ukuran lubang screen
f. Keepatan hydraulic water.
4
proses pemisahan timah dan mineral-mineral berat lainnya. Alat ini termasuk jenis
konsentrasi gravitasi dengan prinsip aliran ke bawah, sama halnya dengan spiral dan
jig yang menggunakan proses konesntrasi gravitasi untuk memisahkan material (Ish,
2016).
5
sama akan memiliki gaya dorong yang sama besar. Apabila specific gravity berbeda
maka gaya gesek pada partikel berat akan lebih besar dari pada partikel ringan.
Adanya pengaruh gaya dari aliran menyebabkan partikel ringan akan terdorong
atau terbawa lebih cepat dari partikel berat searah aliran air. Gerakan relatif horizontal
dari motor menjadikan partikel berat akan bergerak lebih cepat daripada material
ringan dengan arah horizontal. Untuk itu perlu dipasang riffle (penghalang) untuk
membentuk turbulensi dalam aliran sehingga partikel ringan diberi kesempatan berada
di atas dan partikel berat relatif di bawah.
6
Faktor yang mempengaruhi kapasitas shaking table (Fitria, 2016):
a. Ukuran dari feed
b. Operasi (roughing/cleaning)
c. Perbedaan berat jenis mineral-mineralnya
d. Berat jenis rata-rata mineralnya
Faktor yang mempengaruhi gerakan aliran (flowing film concentration), yaitu (Fitria,
2016):
a. Slope Deck
Pada deck yang horizontal, tidak akan ada gerakan dari partikel. Partikel akan
mulai bergerak menggelinding ketika bidang mempunyai sudut kemiringan. Sudut
kemiringan meja juga menentukan kecepatan bergulirnya konsentrat dan terbawanya
tailing bersamaan aliran air turbulen.
b. Tebal atau Kecepatan Air
Kecepatan atau ketebalan air yang dialirkan ke dalam meja goyang, akan
menghasilkan gaya dorong yang besar terhadap material yang mengalir bersamanya.
c. Viskositas Fluida
Semakin cair fluida yang digunakan maka akan semakin baik produk yang
dihasilkan, sedangkan pada fluida yang kental biasanya masih ada pencampuran
antara konsentrat dengan tailing-nya.
d. Bentuk Partikel
Bentuk partikel cukup berpengaruh dalam proses pemisahan material. Bentuk
partikel yang membola akan lebih cepat dipisahkan jika dibandingkan dengan material
yang berbentuk bidang datar atau yang tidak beraturan.
e. Berat Jenis Material atau Partikel
Berat jenis akan menentukan keakuratan pemisahan antar partikel. Jika antara
material konsentrat dan tailingnya memiliki keterpautan berat jenis yang besar maka
partikel baik konsentrat maupun tailing akan lebih mudah untuk dipisahkan.
f. Kekerasan Permukaan Deck
Kekerasan permukaan deck berpengaruh pada besar kecilnya gaya gesek yang
dihasilkan antara butiran partikel dengan permukaan deck, semakin kecil gaya gesek
yang diterima.
g. Koefisien Tumbukan Antar Partikel
Besarnya koefisien gesekan antar partikel juga cukup menentukan kecepatan dari
proses pemisahan, dimana material yang memiliki ukuran lebih besar cendrung jatuh
7
didekat aliran dan bertahan di riffle paling atas sedangkan pertikel yang berukuran
lebih kecil akan terlempar akibat tumbukan antar partikel dan terbawa bersama aliran
air yang turbulen.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produk pada shaking table, yaitu
(Fitria, 2016):
a. Kemiringan Deck
Deck yang telalu miring akan mempengaruhi kecepatan aliran air dan bila
kecepatan aliran air tersebut terlalu cepat maka partikel ringan akan terbawa air
semuanya sehingga yang tertinggal hanya mineral berat. Hasilnya berupa produk yang
berkadar tinggi tapi kapasitasnya sedikit. Untuk kemiringan kecil sehingga kecepatan
aliran air lambat maka produk yang didapat berkadar rendah dengan kapasitas besar.
b. Kecepatan Feeding
Bila terlalu cepat feedingnya dan kemiringan dek kecil maka proses pemisahan
akan berjalan kurang baik karena umpan tertumpuk dan akan masuk ke konsentrat.
c. Persen Solid
Bila terlalu encer, pemisahan akan baik dan sebaliknya bila kental maka semua
partikel akan masuk ke konsentrat.
d. Jumlah dan Panjang Stroke
Pengaruh terhadap proses pemisahan adalah stroke yang panjang untuk
material kasar dan stroke untuk material halus material yang halus akan lebih tepat
jika menggunakan stroke yang pendek.
Berdasarkan pada ukuran besar butir material yang dipisahkan maka meja
goyang dapat dibedakan menjadi sand table dan slime table. Perbedaan pada kedua
alat ini terletak pada:
a. Jumlah dan Jarak antar Riffle
1) Jumlah riffle pada sand table tinggi
2) Jumlah riffle pada slime table sedang
3) Jarak antar riffle: Sand Table : - 1 inch, Slime Table : Lebih besar dari
sand table
b. Riffle
1) Pada sand table, bagian yang tidak diberi riffle digunakan untuk slime
2) Pada slime table, ada bagian deck yang tidak dipasang riffle.
8
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum Pengolahan Bahan
Galian Acara III (Magnetic Separation) adalah sebagai berikut:
3.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum Pengolahan Bahan Galian yaitu:
9
4. Wadah, fungsinya untuk meletakkan material hasil pemisahan sakhing table
saat ditimbang.
10
8. Desiccator, digunakan untuk mempercepat proses peninginan material hasil
oven.
11
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum Pengolahan Bahan Galian
yaitu:
1. Pasir besi, fungsinya sebagai umpan (feed) dalam proses pemisahan dengan
menggunakan shaking table.
12
3.2 Prosedur Percobaan
13
BAB IV
4.1 Hasil
14
4.2.2 Recovery
4.3 Pembahasan
Praktikum pengolahan bahan galian acara IV: Shaking Table dilakukan dengan
memasukkan umpan berupa pasir besi pada shaking table menggunakan media air.
Produk pemisahan yang dihasilkan berupa konsentrat, middling, dan tailing. Setelah
proses pemisahan telah selesai dilakukan, konsentrat kemudian dikeringkan
menggunakan oven berupa muffle furnance dengan suhu 100 C pada 15 menit
pertama, 200 C pada 15 menit kedua, dan 150 C pada 15 menit terakhir. Middling dan
tailing juga dikeringkan dengan cara penjemuran di bawah sinar matahari. Setelah
semua produk pemisahan kering, kemudian ditimbang menggunakan neraca.
15
Setelah melakukan praktikum pengolahan bahan galian menggunakan shaking
table, diumpankan feed sebanyak 10.672,78 gr dan diperoleh konsentrat sebanyak
209,51 g, middling sebanyak 2.263,56 gr, dan tailing sebanyak 6.901,02 gr. Setelah
berat konsentrat, middling, dan tailing dijumlahkan, diperoleh berat keseluruhan
sebesar 9.374,09 gr. Berat keseluruhan konsentrat dan tailing pengolahan tidak sama
dengan berat material yang diumpankan dan diperoleh persentase berat material yang
hilang sebesar 12,17%. Adanya material yang hilang dapat disebabkan oleh banyak hal
seperti banyaknya umpan yang terbuang saat proses pemisahan menggunakan
shaking table karena wadah penampungan yang tidak memadai, hilangnya material
saat proses penjemuran, maupun karena banyaknya material yang terbawa oleh media
pemisahan, yaitu oleh aliran air.
Setelah diperoleh data berat ketiga produk hasil pemisahan, dilakukan
pengolahan terhadap data yang diperoleh. Pengolahan data yang dihasilkan berupa
persentase berat konsentrat sebesar 1,96% sedangkan persentase berat tailing
sebesar 85,87%. Middling hasil proses pemisahan digolongkan sebagai tailing.
Sedangkan persentase yang tersisa merupakan persentase berat material yang hilang
sebesar 12,17% yang tidak dapat dikategorikan sebagai konsentrat atau tailing.
Nilai dari recovery diperoleh dengan membagi persen berat konsentrat dengan
persen berat tailing. Nilai recovery yang diperoleh yaitu sebesar 2,28%. Hasil ini
tergolong rendah, dan dapat disebabkan karena pasir besi sebagai umpan yang
digunakan berasal dari pasir yang diperoleh di permukaan dengan kedalaman kurang
dari 50 cm. Hal ini mengkibatkan pasir pada bagian ini memiliki kandungan besi yang
rendah, karena material besi memiliki berat jenis yang lebih besar bila dibandingkan
dengan material disekitarnya sehingga pasir dengan konsentrasi besi yang tinggi akan
banyak diperoleh pada kedalaman sekitar 4 meter. Nilai nisbah konsentrasi diperoleh
dengan membagi jumlah feed yang di gunakan dengan jumlah konsentrat yang
diperoleh. Nilai dari nisbah konsentrasi yang diperoleh adalah 50,94. Hal ini juga
sangat dipengaruhi oleh persentase/kadar besi di dalam pasir.
16
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum pengolahan bahan galian dengan tema shaking table
adalah sebagai berikut:
1. Prinsip kerja pemisahan material menggunakan shaking table adalah
berdasarkan berat jenis partikel dan ukuran partikel dari material yang
diumpankan. Partikel dengan berat jenis yang besar akan tertahan oleh riffle
dan cenderung akan bergerak horisontal akibat sentakan dek sedangkan
partikel ringan akan cenderung bergerak vertikal ke bawah akibat terbawa oleh
aliran air. Partikel dengan ukuran butir yang besar cenderung akan jatuh
vertikal karena mengalami banyak dorongan air pada permukaannya
dibandingkan partikel dengan ukuran yang lebih kecil, tetapi akan jatuh lebih ke
arah vertikal daripada material berat berukuran besar.
2. Nilai recovery dari proses pemisahan adalah sebesar 2,28%. Nilai recovery
sangat dipengaruhi oleh konsentrasi besi dan logam berat lainnya dalam
material, kemiringan dek, dan kecepatan aliran air.
3. Nisbah konsentrasi proses pemisahan sebesar . Nilai nisbah konsentrasi
juga sangat dipengaruhi oleh konsentrasi besi dalam umpan, kemiringan dek,
dan kecepatan aliran air.
5.2. Saran
17
5.1.2 Saran untuk Asisten
Adapun saran untuk asisten, yaitu:
1. Sebaiknya asisten bisa lebih interaktif lagi pada saat praktikum.
2. Sebaiknya peralatan yang digunakan dalam praktikum diperiksa dan
dipersiapkan sebelum praktikum dilaksanakan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Sajima dkk. 2011. Pembuatan Konsentrat Zirkon Sebagai Umpan Proses Peleburan
Menggunakan Shaking Table (Meja Goyang). Prosiding Seminar Penelitian dan
Pengelolaan Perangkat Nuklir.
Sandgren, Erik, dkk. 2015. Basics In Minerals Processing. Edisi 10. English: Metso
Corporation.
Sufriadin. 2016. Pengolahan Bahan Galian. Makassar: Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
19
LAMPIRAN
20
FOTO DOKUMENTASI
21