Anda di halaman 1dari 14

UTS / MID SEMESTER

HIDROGEOLOGI

Oleh:
Rizka Anazakia
19137084

Dosen Pengampu:

Jukepsa Andas, S.Si.,M.T

Jurusan Teknik Pertambangan

Fakultas Teknik

Universitas Negeri Padang

2020
SOAL
1. Jelaskan dengan ringkas sumber-sumber air tanah yang mengisi cekungan air
tanah pada lapisan Hydrosfera.
2. Jelaskan dengan ringkas, apa hubungan porositas dan permeabilitas dalam
kaitannya dengan air tanah
3. Jelaskan dengan ringkas apa yang dimaksud dengan Perched Aquifer dan
buatlah sketsa gambar tentang kejadian dan keberadaan Perched Aquifer
tersebut
4. Apa perbedaan antara air tanah dengan air permukaan? Berikanlah contohnya
masing-masing
5. Jelaskan istilah berikut ini dengan jelas dan buatlah sketsa gambarnya.
a. Porositas primer
b. Porositas sekunder
c. Akuifer primer
d. Akuifer sekunder
e. Richarge Area
f. Discharge Area
6. Jelaskan bagaimana proses pembentukan akuifer sekunder pada batu gamping,
batuan beku dan batuan metamorf.
7. Berikanlah contoh-contoh batuan apa saja yang dapat berfungsi sebagai
penyusun akuifer primer dan akuifer sekunder.
8. Jelaskanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan ringkas.
a. Bagaimana proses pembentukan mata air
b. Apa yang dimaksuddengan descending springs dan berikanlah contoh-
contohnya serta sketsa gambarnya.
c. Apa yang dimaksud dengan ascending springs dan berikanlah contoh-
contohnya serta sketsa gambarnya.
JAWABAN
1. Secara ringkas sumber-sumber air tanah yang mengisi cekungan air tanah pada
lapisan Hydrosfera yaitu : air permukaan yang dapat berasal sungai, danau, dan
air laut yang meresap melalui tanah dan batuan kedalam tanah dan air hujan
yang meresap kedalam tanah melalui pori – pori atau rekahan dalam formasi
batuan. suatu cekungan air tanah sangat bergantung pada porositas dan
kemampuan batuan untuk menerusan air.

Gambar. Tampungan Air Daerah Cekungan Air Tanah

2. Hubungan porositas dan permeabilitas dalam kaitannya dengan air tanah :


Permeabilitas merupakan kemampuan batuan atau tanah untuk melewatkan
atau meloloskan air sedangkan Porositas adalah jumlah atau persentase pori
atau rongga dalam total volume batuan atau sedimen.
Keadaan material bawah tanah sangat mempengaruhi aliran dan jumlah air
tanah. Jumlah air tanah yang dapat di simpan dalam batuan dasar, sedimen dan
tanah sangat bergantung pada permeabilitas. Hal ini berhubungan juga dengan
Porositas dimana, porositas sangat berpengaruh pada aliran dan jumlah air
tanah. Porositas merupakan jumlah atau persentase pori atau rongga dalam
total volume batuan atau sedimen
3. Yang dimaksud dengan Perched Aquifer adalah akifer tumpang atau akifer
menggantung, akifer lokal, atau akifer lensa.
Perched aquifer terletak pada zona unsaturated zone. Dimensinya relatif
sempit dan terbatas. Dalam pemboran airtanah, akifer ini sering dijumpai
berbentuk melensa, dan di alasi oleh lapisan impermeable.
Keberadaan airtanah pada Perched Aquifer terletak di atas lapisan
impermeable tersebut. Apabila MAT-nya terpotong oleh topografi, maka
airnya akan keluar sebagai mata air (spring).
Sketsa gambar tentang kejadian dan keberadaan Perched Aquifer

Gambar. Perched Aquifer

4. Perbedaan antara air tanah dengan air permukaan serta contoh masing-masing :
Air tanah adalah air yang terdapat di bawah permukaan bumi/tanah yang
tersimpan Visualisasi air permukaan dan airtanah tersimpan di
dalam formasi batuan geologi yang porus yang dinamakan akifer.
Air tanah tidak mendapat kontak langusng dengan atmosfir dan
tidak terpengaruh secara langsung oleh iklim di permukaan.
Contoh air tanah : mata air, sumur gali dan sumur bor.

Sedangkan Air Permukaan adalah air yang terdapat di permukaan yang


mengalami kontak langsung dengan atmosfer dan sangat di pengaruhi oleh
iklim di permukaan. Contoh : Sungai, Danau, kolam/empang/tandon, Laguna,
Rawa dan genangan air di permukaan.

5. Penjelasan dari Istilah berikut ini dan sketsa gambarnya :


a. Porositas primer
yaitu porositas yang terbentuk pada saat proses pembentukan batuan atau
disebut juga model akifer media pori ruang antara butir.

b. Porositas sekunder
Yaitu : Rekahan rekahan (fractures) akibat proses tektonik atau proses
pendinginan dan pelarutan yang terdapat pada batuan
c. Akuifer primer adalah Akuifer dengan sistem media pori

d. Akuifer sekunder adalah akuifer yang mempunyai debit lebih kecil


daripada akuifer sistem rekahan

e. Richarge Area (Daerah Imbuhan)


Daerah imbuhan air adalah daerah resapan air yang mampu menambah air
tanah secara alamiah pada suatu cekungan air tanah.
Letak daerah imbuhan biasanya berada di kawasan hulu aliran sungai
dengan morfologi berupa perbukitan/pegunungan yang memiliki elevasi
lebih tinggi. Karena kedudukan muka air tanah didaerah imbuhan
awalnya relatif dalam maka kenaikan muka air tanah tersebut membentuk
kolom air yang cukup tebal dan menimbulkan tekanan hidraulika yang
cukup kuat untuk menekan ke bawah sehingga air hujan meresap akan
terus mengalir kebawah dan akan menambah volume air tanah yang
terdapat di lajur jenuh.
f. Discharge Area ( Daerah Luahan )
Daerah luahan air tanah adalah daerah keluaran air tanah yang
berlangsung secara alamiah pada suatu cekungan air tanah. Letak daerah
luahan biasanya berada didaerah hilir dengan morfologi berupa dataran
rendah. Penentuan batas antara daerah imbuhan dan daerah luahan sangat
penting dalam pelaksanaan upaya konservasi air tanah
6. Proses pembentukan akuifer sekunder pada batu gamping, batuan beku dan
batuan metamorf.
a. Pada batu gamping
Daerah pegunungan yang batuannya terdiri dari batugamping dan
memperlihatkan morfologi yang khas berupa kumpulan bukit membulat
serta kehadiran sungai-sungai bawah tanah disebut perbukitan karst.
Pada dasarnya, karena merupakan batuan yang kompak, batugamping
bersifat impermeabel. Adanya sistem rekahan atau rongga-rongga pelarutan
didalamnya, menyebabkan batugamping dapat bertindak sebagai akuifer
yang cukup baik tetapi tinjauan hidrogeologinya berlainan dengan daerah
airtanah pada media porous.

Gambar. Sistem Akuifer Median Rekahan Pada Batu Gamping


(Puradimaja, 1993; Puradimaja dan Lubis, 1998)

b. Pada batuan beku


keberadaan batuan beku didalam tanah yang mempunyai
masa amat besar disebut sebagai Batholith yang pada umumnya
mempunyai kristal yang kasar (phanerithic) dan biasanya mempunyai
komposisi Granitik. Sedangkan Pluton adalah masa beku yang lebih kecil
dari batholith yang terbentuk karena ada desakan keatas, apabila masa beku
tersebut naik menerus mengikuti rekahan formasi berukuran lebih kecil
disebut Stock (< 100 km). Korok (Dyke) berbentuk tabular dan memotong
arah struktur batuan. Adanya sistem rekahan atau rongga-rongga pelarutan
didalamnya, menyebabkan batuan beku dapat bertindak sebagai akuifer.

c. Pada Batuan Metamorf


Morfologi pegunungan berumur Pra-tersier umumnya berbukit cukup terjal,
sehingga kecil sekali kesempatan airtanah untuk berakumulasi, dan kecil
sekali kemungkinan munculnya mata air, atau jika ada hanya berupa
rembesan dengan debit kecil.
Airtanah dalam jumlah terbatas, berupa airtanah dangkal dapat dijumpai di
pegunungan Pra-Tersier pada endapan-endapan kipas lerengnya, atau pada
tanah hasil pelapukannya. Dapat pula pada batuan padatnya dengan
dikontrol oleh sistem retakan dan rekahan intesif.
Sistem keterdapatan airtanah dalam batuan padat yang dikontrol oleh
sistem retakan dan rekahan intensif, dapat dikategorikan sebagai sistem
akuifer batuan beku untuk zona batuan padat dengan beku sebagai
penyusunnya dan zona akuifer batuan metamorf untuk zona batuan padat
dengan batuan metamorf sebagai batuan penyusunnya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.15 dibawah ini.

Gambar Sistem Akuifer Batuan Kristalin dan Metamorf (Puradimaja, 1993)


7. Contoh-contoh batuan yang dapat berfungsi sebagai penyusun akuifer primer
adalah pasir, kerikil dan lempung.
Contoh-contoh batuan yang dapat berfungsi sebagai penyusun akuifer
sekunder, yaitu : batuan crystalline, kars/ batu gamping, Granit dan batu kapur.

8. Penjelasan ringkas pertanyaan berikut :


a. Proses pembentukan mata air :
proses terjadinya mata air ini terdiri atas tiga tahap, yakni :
1) Air permukaan
Air permukaan ini bisa berasal dari beberapa sumber air yang mengalir
maupun tidak mengalir seperti sungai, danau, rawa, laut, dan lain
sebagainya, namun bisa juga berasal dari hujan yang turun. Hujan yang
turun ini juga akan sampai ke permukaan bumi dan terkadang membentuk
suatu genangan air tertentu jika hujan yang turun lebat. Air yang ada di
permukaan Bumi inilah yang nantinya akan membentuk suatu mata air.

2) Meresap ke dalam tanah .


Air permukaan yang masuk ke dalam tanah ini dinamakan air tanah. Air
tanah inilah yang merupakan sumber air yang ada di bawah tanah yang
sifatnya sangat penting. Air tanah ini juga masih bisa mengalir, yakni
melalui retakan dan celah di dalam tanah yang berupa celah kecil hingga
gua bawah tanah.

3) Memancar ke permukaan
Air tanah yang pada mulanya berada di dalam tanah tersebut karena
beberapa hal akan muncul ke permukaan melalui akuifer- akuifer yang
ada. Sebab memancarnya air tanah dari dalam menuju ke permukaan
Bumi karena diakibatkan oleh terbatasnya akuifer, dan juga karena
permukaan air tanah berada di elevasi yang lebih tinggi dari tempat
keluarnya air .
b. Yang dimaksud dengan descending spring adalah air tanah dapat bergerak
turun. Mataair jenis ini terjadi pada tempat dimana aliran air tanah
mengikuti kemiringan lapisan impermeable atau mengikuti arah kemiringan
muka airtanah. Keluarnya air tanah atau rembesan pada dinding tebing
dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Posisi mataair descending springs
lebih rendah dari posisi muka airtanah.
Kelompok descending spring dijelaskan sebagai berikut :
1) Mata air Depresi ( Depression Spring)
Mataair ini muncul karena muka airtanah berpotongan dengan
permukaan tanah. Mata air jenis ini sering dijumpai di lembah-lembah.

2) Mataair Lembah (Valley spring)


Mataair keluar karena pengaruh gaya gravitasi dan air
mengalir/merembes pada dinding tebing secara lambat

3) Mataair Longsoran (Debris spring)


Mataair debris terjadi pada daerah bekas terjadinya longsoran tipe
debris. Puing-puing sisa longsoran yang terdiri dari material kasar (pasir,
kerikil, kerakal hingga bolder) membentuk lapisan baru yang dialasi
oleh lapisan kedap air.

4) Mata Air Kontak (Contact springs)


Mata air ini terjadi karena adanya kontak antara lapisan akifer dengan
lapisan impermeable di bagian bawahnya. Biasanya terjadi pada kontak
antara batuan gamping dengan batuan lainnya yang impermeble.

5) Mataair Limpahan (Overflowing Spring)


Awalnya, posisi lokasi mataair ini lebih tinggi dari muka airtanah.
Ketika terjadi hujan, muka air tanah naik hingga melapaui tempat
dimana terdapat posisi mataair.
c. Yang dimaksud dengan ascending springs adalah air tanah dapat bergerak
naik melawan gaya gravirasi bumi dan tekanan hidrostatik (hydrostatic
pressure). Sehingga posisi mata air jenis ascending springs ini sering kita
jumpai berada di atas tubuh air tanah itu sendiri.
Kelompok ascending spring dijelaskan sebagai berikut :
1. Mataair Rekahan (Fracture spring)
Mataair yang muncul pada zona patahan yang memotong akifer
tertekan Mataair jenis ini dikenal pula sebagai mataair tertekan. patahan
(fault artesian spring). Mata air ini terbentuk pada tempat dimana terjadi
pelebaran bidang rekahan

Contoh mataair rekahan yang terdapat pada dinding batuan crystalline


Warna gelap pada dinding batuan ini
menunjukkan bahwa batuan crystallin basah
kerena adanya rembesan air dari mataair
yang berasal dari rekahan vertikal.

2. Mata air perlapisan


Mata air jenis ini berasal dari lapisan akifer yang mengalami proses
perlipatan. Pada bagian tertentu lapisan akifer ini tersingkap ke
permukaan, kemudian berfungsi sebagai recharge area
Contoh Mataair Perlapisan (Layer spring)
3. Mata air Pelarutan
Mataair ini muncul pada rekahan yang mengalami proses pelarutan.
Mataair jenis ini terjadi pada akifer batugamping yang telah mengalami
proses karstifikasi.

4. Mata Air Panas ( Hot Spring)


Hot Spring termasuk golongan mata air yang muncul ke permukaan
yang tidak dipengaruhi oleh gaya gravitasi, melainkan gaya geothermal.
Mataair ini berhubungan dengan rekahan yang meluas hingga jauh ke
dalam kerak bumi.

Anda mungkin juga menyukai