Anda di halaman 1dari 5

PRATIKUM III

UNIAXIAL COMPRESSIVE STRENGTH

A. Tujuan Pratikum
1. Mengetahui Nilai Kuat tekan uniaksial (crc)
2. Mengetahui Batas elastik dan Nilai Modulus Elastisitas (E) .
3. Menghitung Nilai Poisson's ratio pada tegangan (v)
B. Landasan Teori
Pengujian kuat tekan uniaksial adalah suatu cara pengujian sifat mekanik yang
bertujuan untuk mengetahui :
a. Kuat tekan uniaksial (σc)
b. Batas plastis
c. Modulus young rata-rata
d. Poissons ratio pada tegangan(v)

Nilai Kuat Tekan Uniaksial dari percontoh batuan merupakan tegangan yang
terjadi pada percontoh batuan pada saat percontoh tersebut mengalami keruntuhan
(failure) akibat pembebanan dan nilainya dapat diperoleh dari persamaan :
F
σc = A
dengan :
F = Besarnya gaya yang bekerja pada percontoh batuan
A = Luas penampang contoh batuan yang diuji.

Pada saat percontoh batuan yang diuji menerima beban yang meningkat secara
teratur, maka kondisi percontoh batuan cenderung mengalami perubahan bentuk.
perubahan bentuk ini akan terjadi dalam arah lateral(∆d) dan aksial(∆I), sehingga pada
percontoh batuan secara langsung mengalami pula perubahan bentuk secara
volumetrik.
Dari keadaan tersebut dapatlah didefinisikan bahwa lihat (lihat gambar 2.1)
perubahan bentuk arah lateral terhadap diameter disebut “regangan lateral(ε I)”, dan
perubahan bentuk arah aksial terhadap tinggi disebut “regangan aksial(εa)”, serta
perubahan bentuk secara volumetrik disebut “regangan volumetrik(εv)”.
Gambar 2.1 Kondisi percontohan batuan yang menerima beban
sehingga di dapat :
a. Regangan Lateral : εI : ∆d /d

b. Regangan Aksial : εa : ∆I /I

c. Regangan Volumetrik : εv : εa + 2 εI

Dari nilai regangan tersebut oleh bieniawski ditentukan sebagai dasar untuk
menyatakan gambaran tahap utama dari kelakuan batuan, yang digambarkan dalam
suatu grafik hubungan antara tegangan aksial dengan regangan aksial, regangan
lateral, regangan volumetrik (lihat gambar 2.2.). dari grafik tersebut dapat ditentukan
sifat mekanik batuan, yaitu kuat tekan uniaksial, batas elastik, modulus young, dan
poissons ratio.
Harga batas elastik ini dinotasikan dengan σE, dimana pada grafik (lihat gambar
2.2) diukur pada saat grafik regangan aksial meninggalkan keadaan linear pada suatu
titik tertentu. titik ini dapat ditentukan dengan membuat sebuah garis sehingga pada
daerah linier dari grafik tersebut, sehingga pada suatu kondisi jelas terlihat grafik
meninggalkan keadaan linier dengan kelengkungan tertentu hingga mencapai puncak
(peak). pada titik tersebut diproyeksikan tegak lurus ke sumbu tegangan aksial
sehingga didapatlah nilai batas elastik(σE).

Gambar 2.2 Kurva Tegangan-Regangan Hasil Uji Kuat Tekan Uniaksial


Harga dari modulus young dapat ditentukan sebagai perbandingan antara selisih
harga tegangan aksial (∆σ) dengan selisih regangan aksial (∆ε a), yang diambil pada
perbandingan tertentu pada grafik regangan aksial dihitung pada rata-rata kemiringan
kurva dalam kondisi linier, atau bagian linier yang terbesar dari kurva (lihat gambar
2.3), sehingga didapat nilai modulus young rata-rata dalam hubungan sebagi berikut :
∆σ
Eavg = ∆ ε a
Gambar 2.3 Pengambilan Nilai ∆σ dan ∆εa
Harga poisson’s ratio didefinisikan sebagai perbandingan antara regangan lateral
dan regangan aksial pada kondisi tegangan sebesar σi. harga tegangan sebesar σi yang
diukur pada titik singgung antara grafik regangan volumetrik dengan garis sejajar
sumbu tegangan aksial pada saat grafik regangan volumetrik mulai berubah arah. titik
singgung tersebut di proyeksikan tegak lurus sumbu tegangan aksial didapat pada σi .
melalui titik σi buat garis tegak lurus sumbu tegangan aksial, sehingga memotong
kurva regangan aksial dan lateral. kemudian masing-masing titik potong tersebut
diproyeksikan tegak lurus ke sumbu regangan aksial dan lateral sehingga didapatkan
nilai εai dan εIi (lihat gambar 2.4). sehingga dari nilai-nilai tersebut dapat ditentukan
besarnya harga poissons ratio dalam hubungan sebagai berikut :
ε Ii
v = ε ai

Gambar 2.4 Pengambilan Nilai εai dan εIi

Pengujian beban titik (point-load test) diterapkan pada percontoh


yang berbentuk silinder (core) maupun bongkah batuan yang bentuknya tak
teratur. Pembebanan dilakukan diantara dua buah konis, dimana uj ung konis
akan menekan percontoh yang diuji pada satu arah garis lurus.Terdapat tiga variasi
pengujian, yaitu diametral test ,aksial test, dan irregular lump test.
C. Alat dan Bahan
1. Uniaxial Compressive Machine
2. Jangka Sorong
3. Safety Glasses
4. Dial Gauge
D. Langkah Kerja
1. Contoh diletakkan pada alat uji kuat tekan uniaksial
2. Pasang “dial gauge” pada kondisi sempurna sehingga pembacaan awal
kedudukan dial gauge tetap dalam keadaan benar, Yaitu (Dua) buah “dial
gauge” untuk mengukur deformasi lateral dan satu buah untuk mengukur
deformasi aksial
3. Atur kedudukan jarum penunjuk besaran gaya yang bekerja pada kedudukan
awal
4. Hidupkan mesin tekan dengan kedudukan piston pada kondisi belum bekerja
5. Gerakan gagang ke arch “up”
6. Putar (11) pada posisi yang tepat,untuk mengatur kecepatan pembebanan
7. Setelah percontoh menyentuh plat atas, atur dial gauge pada kedudukan nol
8. Amati Proses pembebanan,Pencatatan yang dilakukan adalah pergerakan
deformasi lateral pada dua “dial gauge” oleh 2 orang,Pencatatan dial
deformasi aksial oleh satu orang dan pencatatan jarum pembebanan aksial oleh
satu orang,serta satu orang operator
9. Secara terus menerus amati proses pembebanan dengan teliti.Hentikan setelah
jarum hitam pembaca gaya gerak kembali ke kedudukan nol.Jarum merah
adalah jejak pembebanan maksimum pada saat percontoh mengalami
keruntuhan
10. Dengan demikian pengujian telah selesai dan kembalikan kedudukan gagang
ke arah netral
11. Data-data hasil pembacaan pengujian kemudian dioalh,sehimgga dapat
ditentukan sifat-sifat mekanik,seperti yang telah diterapkan pada sub bahan.
E. Hasil Pengukuran
LABORATORIUM TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
LAPORAN SEMENTARA
PENGUJIAN KUAT TEKAN UNIAKSIAL

Asisten :................ Ukuran Conto

Sesi :................ Tinggi (l0) : . . . . . . . . . . cm


Hari, tanggal :................ Diameter (d0) : . . . . . . . . . . cm
Jenis Conto Uji : . . . . . . . . . . . . . . . . l0/d0 : . . . . . . . . . . cm
Luas (A0) : . . . . . . . . . . cm
Pembacaan Dial Gauge Regangan
Beban Tegangan (x0.001 cm) (x0.001 cm)
Aksial Lateral Aksial Lateral Volume
(kN) (MPa)
∆l ∆d1 ∆d2 ∆d Εa Εl εv

ACC Sementara

Anda mungkin juga menyukai