Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia dikenal sebagai Negara yang memiliki berbagai macam

sumber daya mineral dalam jumlah yang besar. Salah satu yang perlu

diperhatikan adalah timah. Beberapa daerah di Indonesia terletak pada jalur

timah terkaya di dunia seperti Bangka, Belitung, Singkep, Kundur, dan daerah

lain yang memiliki cadangan timah yang cukup besar, namun ada juga

beberapa daerah yang memiliki cadangan dalam skala kecil, sehingga tidak

memungkinkan untuk ditambang.

Seiring dengan semakin meningkatnya permintaan logam timah oleh dunia

industri seperti industri pelistrikan, industri persenjataan militer, industri

permesinan, dan industri kaleng (tin plate), maka kebutuhan logam timah

semakin meningkat. Sehingga banyak investor tertarik untuk melakukan

investasi di dunia pertambangan timah Kepulauan Bangka Belitung

menyimpan hasil bumi yang kaya terutama timah dan dapat dikembangkan

sampai saat ini. PT.Timah (Persero) Tbk. sebagai salah satu Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) selain mengelola hasil tambang timah, ikut serta dalam

membuka usaha-usaha kecil di bidang kerajinan Timah untuk meningkatkan

pemasaran. Pada makalah ini penulis akan membahas tentang Penambangan

Timah sampai Pemasaran Timah terkait dengan Analisa Ekonomi Mineral.

1
2

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Timah ?

2. Ganesa Timah ?

3. Bagaimana Proses Penambangan Timah ?

4. Bagaimana Pemasaran Timah ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui apa itu Timah.

2. Mengetahui Ganesa Timah.

3. Mengetahui Bagaimana Proses Penambangan Timah.

4. Mengetahui Bagaimana Pemasaran Timah

D. Manfaat penulisan

Penulisan Makalah ini dibuat agar bermanfaat untuk :

1. Bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai definisi Timah.

2. Bagi Tenaga Pengajar

Sebagai bahan referensi terhadap mata kuliah yang bersangkutan dan

materi yang diajarkan.

3. Bagi Masyarakat dan Pembaca

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai mineral bahan

galian timah, bagaimana proses penambangan timah serta pemasaran

timah dan analisa ekonomi mineral terhadap bahan galian timah agar

nilai jual nya lebih tinggi.


3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Timah

Timah adalah logam berwarna putih keperaka, dengan kekerasan yang

rendah, berat jenis 7,3 g/cm3 , serta mempunyai sifat kondukfitas panas dan

listrik yang tinggi. Dalam keadaan normal( 13°c - 160°𝑐), logam ini bersifat

megkilap dan mudah dibentuk. Timah berbentuk sebagai endapan primer

pada batuan granit dan pada daerah sentuhan batuan endapan metamorf

yang biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat kuarsa timah, serta

sebagai endapan sekunder, yang didalamnya terdiri dari endapan alluvium,

elluvial, dan koluvium.

Mineral yang terkandung di dalam bijih timah pada umumnya mineral

utama yaitu kasiterit, sedangkan pirit , kuarsa, zircon, limenitt, plumbum,

bismut, arsenik, stibnite, kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monasit merupakan

mineral ikutan.

Kegunaan timah banyak sekali terutama untuk solder, cendera mata,

bahan baku logam pelapis, dan lain – lain. Potensi Timah di Indonesia

terdapat di Pulau Bangka, Pulau Singkep, Pulau Karimun ( Pusat Data

Informasi ESDM,2007).

B. Genesa Timah

1. Endapan Timah Primer

Pembentukan mineral primer secara garis besar dapat di klasifikasikan

menjadi 5 jenis diantaranya :

a. Fase magmatik cair


4

b. Fase pegmatitik

c. Fase pneumatoliti

d. Fase hidrothermal

e. Fase vulkanik

2. Endapan Timah Sekunder

Endapan timah sekunder berasal dari endapan timah primer yang

mengalami pelapukan yang kemudian terangkut oleh aliran air dan

akhirnya terkonsentrasi secara selektif berdasarkan perbedaan berat jenis

dengan bahan lainnya. Endapan ini terbagi 5 yaitu:

a. Endapan Elluvial

b. Endapan Kollovial

c. Endapan Alluvial

d. Endapan Miencan

e. Endapan Disseminated

C. Metode Penambangan Timah

Didalam proses penambangan timah dikenal 2 jenis penambangan

yang dikenal di Bangka Belitung.

1. Penambangan Lepas Pantai

a. ( Kapal Keruk)

Penambangan Timah Lepas Pantai (laut lepas). Pada kegiatan

penambangan lepas pantai, perusahaan mengoperasikan armada kapal

keruk untuk operasi produksi di daerah lepas pantai (off shore). Armada

kapal keruk mempunyai kapasitas mangkok (bucket) mulai dari ukuran 7


5

cuft sampai dengan 24 cuft. Kapal keruk dapat beroperasi mulai dari

kedalaman 15 meter sampai 50 meter di bawah permukaan laut dan

mampu menggali lebih dari 3,5 juta meter kubik material setiap bulan.

Setiap kapal keruk dioperasikan oleh karyawan yang berjumlah lebih dari

100 karyawan yang waktu bekerjanya terbagi atas 3 kelompok dalam 24

jam sepanjang tahun.

b. ( Kapal Isap )

Hasil produksi bijih timah dari kapal keruk diproses di instalasi

pencucian untuk mendapatkan kadar minimal 30% Sn dan diangkut

dengan kapal tongkang untuk dibawa ke Pusat Pengolahan Bijih

Timah (PPBT) untuk dipisahkan dari mineral ikutan lainnya selain

bijih timah dan ditingkatkan kadarnya hingga mencapai persyaratan

peleburan yaitu minimal 70-72% Sn.

2. Penambangan Timah Darat - Gravel Pump

Penambangan darat dilakukan di wilayah daratan pulau Bangka

Belitung, tentunya system operasional yang digunakan tidaklah sama

seperti pada wilayah lepas pantai. Proses penambangan timah alluvial

menggunakan pompa semprot (gravel pump).Setiap kontraktor atau

mitra usaha melakukan kegiatan penambangan berdasarkan

perencanaan yang diberikan oleh perusahaan dengan memberikan peta

cadangan yang telah dilakukan pemboran untuk mengetahui kekayaan

dari cadangan tersebut dan mengarahkan agar sesuai dengan pedoman

atau prosedur pengelolaan lingkungan hidup dan keselamatan kerja di


6

lapangan. Hasil produksi dari mitra usaha dibeli oleh perusahaan sesuai

harga yang telah disepakati dalam Surat Perjanjian Kerja Sama.

Pada daerah tertentu, penambangan timah darat menghasilkan

wilayah sungai besar yang disebut dengan kolong/danau. Kolong/danau

itulah merupakan inti utama cara kerja penambangan darat, karena pola

kerja penambangan darat sangat tergantung pada pengelolaan dan

pemanfaatan sumber daya air dalam jumlah besar. Sehingga bila kita

lihat dari udara, penambangan timah darat selalu menimbulkan

genangan ari dalam jumlah besar seperti danau dan tampak berlobang-

lobang besar.

Produksi penambangan darat yang berada di wilayah Kuasa Pert

ambangan (KP) perusahaan dilaksanakan oleh kontraktor swasta yang

merupakan mitra usaha dibawah kendali perusahaan. Hampir 80% dari

total produksi perusahaan berasal dari penambangan di darat mulai dari

Tambang Skala Kecil berkapasitas 20 m3/jam sampai dengan Tambang

Besar berkapasitas 100 m3/jam. Produksi penambangan timah

menghasilkan bijih pasir timah dengan kadar tertentu.

D. PENGOLAHAN (smelting)

Timah diolah dari bijih timah yang didapatkan dari batuan atau mineral

timah ( kasiterit SnO2 ). Proses produksi logam timah dari bijinya melibatkan

serangkaian proses yang terbilang rumit yakni pengolahan mineral (

peningkatan kadar timah/proses fisik dan disebut juga upgrading ), persiapan

material yang akan dilebur, proses peleburan, proses refining dan proses
7

pencetakan logam timah. Pemakaian timah biasanya dalam bentuk paduan

timah yang dikenal dengan nama timah putih yakni campuran 80% timah,

11% antimony dan 9% tembaga serta terkadang ditambah timbal. Timah

putih ini terutama dipakai untuk peralatan logam pelindung dan pipa dalam

industri kimia, industri bahan makanan dan untuk menyimpan bahan

makanan. Proses pengolahan timah ini bertujuan sesuai dengan namanya

yaitu meningkatkan kadar kandungan timah dimana Bijih timah diambil dari

dalam laut atau lepas pantai dengan penambangan atau pengerukan setelah itu

dilakukan pembilasan dengan air atau washing dan kemudian diisap dengan

pompa. Bijih timah hasil dari pengerukan biasanya mengandung 20 – 30 %

timah. Setelah dilakukan proses pengolahan mineral maka kadar kandungan

timah menjadi lebih dari 70 %, sedangkan bijih timah hasil penambangan

darat biasanya mengandung kadar timah yang sudah cukup tinggi >60%.

Adapun Proses pengolahan mineral timah ini meliputi banyak proses, yaitu

1. Washing atau Pencucian( Wassrij (wasre) tempat pencucian PasirTimah )

Pencucian timah dilakukan dengan memasukkan bijih timah ke

dalam ore bin yang berkapasitas 25 drum per unit dan mampu melakukan

pencucian 15 ton bijh per jam. Di dalam ore bin itu bijih dicuci dengan

menggunakan air tekanan dan debit yang sesuai dengan umpan.

2. Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/sizing dan uji kadar

Bijih yang didapatkan dari hasil pencucian pada ore bin lalu

dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran dengan menggunakan alat

screen,mesh, setelah itu dilakukan pengujian untuk mengetahui kadar


8

bijih setelah pencucian. Prosedur penelitian kadar tersebut adalah

mengamatinya dengan mikroskop dan menghitung jumlah butir dimana

butir timah dan pengotornya memiliki karakteristik yang berbeda sehinga

dapat diketahui kadar atau jumlah kandungan timah pada bijih.

3. Pemisahan berdasarkan berat jenis

Proses pemisahan ini menggunakan alat yang disebut jig Harz.bijih

timah yang mempunyai berat jenis lebih berat akanj mengalir ke bawah

yang berarti kadar timah yang diinginkan sudah tinggi sedangkan

sisanya, yang berkadar rendah yang juga berarti mengandung pengotor

atau gangue lainya seperti quarsa , zircon, rutile, siderit dan sebagainya

akan ditampung dan dialirkan ke dalam trapezium Jig Yuba.

4. Pengolahan tailing

Dahulu tailing timah diolah kembali untuk diambil mineral bernilai

yang mungkin masih tersisa didalam tailing atau buangan. Prosesnya

adalah dengan gaya sentrifugal. Namun saat ini proses tersebut sudah

tidak lagi digunakan karena tidak efisien karena kapasitas dari alat

pengolah ini adalah 60 kg/jam.

5. Proses Pengeringan

Proses pengeringan dilakukan didalam rotary dryer. Prinsip

kerjanya adalah dengan memanaskan pipa besi yang ada di tengah –

tengah rotary dryer dengan cara mengalirkan api yang didapat dari

pembakaran dengan menggunakan solar.


9

6. Klasifikasi

Bijih – bijih timah selanjutnya akan dilakukan proses – proses

pemisahan/klasifikasi lanjutan yakni:

a. klasifikasi berdasarkan ukuran butir dengan screening

b. klasifikasi berdasarkan sifat konduktivitasnya dengan High Tension

separator.

c. klasifikasi berdasarkan sifat kemagnetannya dengan Magnetic

separator.

d. Klasifikasi berdasarkan berat jenis dengan menggunakan alat seperti

shaking table , air table dan multi gravity separator(untuk pengolahan

terak/tailing).

7. Pemisahan Mineral Ikutan

Mineral ikutan pada bijih timah yang memiliki nilai atau value

yang terbilang tinggi seperti zircon dan thorium( unsur radioaktif ) akan

diambil dengan mengolah kembali bijih timah hasil proses awal pada

Amang Plant. Mula – mula bijih diayak dengan vibrator listrik

berkecepatan tinggi dan disaring/screening sehingga akan terpisah antara

mineral halus berupa cassiterite dan mineral kasar yang merupakan

ikutan. Mineral ikutan tersebut kemudian diolah pada air table sehingga

menjadi konsentrat yang selanjutnya dilakukan proses smelting,

sedangkan tailingnya dibuang ke tempat penampungan. Mineral –

mineral tersebut lalu dipisahkan dengan high tension separator –

pemisahan berdasarkan sifat konduktor – nonkonduktornya atau sifat


10

konduktivitasnya. Mineral konduktor antara lain: Cassiterite dan

Ilmenite. Mineral nonconductor antara lain: Thorium, Zircon dan

Xenotime. Lalu masing – masing dipisahkan kembali berdasarkan

kemagnetitanya dengan magnetic separation sehingga dihasilkan secara

terpisah, thorium dan zircon.

8. Proses pre-smelting

Setelah dilakukan proses pengolahan mineral dilakukan proses pre-

smelting yaitu proses yang dilakukan sebelum dilakukannya proses

peleburan, misalnya preparasi material,pengontrolan dan penimbangan

sehingga untuk proses pengolahan timah akan efisien.

9. Proses Peleburan ( Smelting )

Ada dua tahap dalam proses peleburan :

a. Peleburan tahap I yang menghasilkan timah kasar dan slag/terak.

b. Peleburan tahap II yakni peleburan slag sehingga menghasilkan

hardhead dan slag II.

Proses peleburan berlangsung seharian / 24 jam dalam tanur

guna menghindari kerusakan pada tanur/refraktori. Umumnya terdapat

tujuh buah tanur dalam peleburan. Pada tiap tanur terdapat bagian –

bagian yang berfungsi sebagai panel kontrol: single point temperature

recorder, fuel oil controller, pressure recorder, O2 analyzer,multipoint

temperature recorder dan combustion air controller. Udara panas yang

dihembuskan ke dalam mfurnace atau tanur berasal dari udara luar /

atmosfer yang dihisap oleh axial fan exhouster yang selanjutnya


11

dilewatkan ke dalam regenerator yang mengubahnya menjadi

panas.Tahap awal peleburan baik peleburan I dan II adalah proses

charging yakni bahan baku –bijih timah atau slagI dimasukkan

kedalam tanur melalui hopper furnace. Dalam tanur terjadi proses

reduksi dengan suhu 1100 – 15000C.unsure – unsure pengotor akan

teroksidasi menjadi senyawa oksida seperti AS2O3 yang larut dalam

timah cair. Sedangkan SnO tidak larut semua menjadi logam timah

murni namun adapula yang ikut ke dalam slag dan juga dalam bentuk

debu bersamaan dengan gas – gas lainnya. Setelah peleburan selesai

maka hasilnya dimasukkan ke foreheart untuk melakukan proses

tapping. Sn yang berhasil dipisahkan selanjutnya dimasukkan kedalam

float untuk dilakukan pendinginan /penurunan temperatur hingga

4000C sebelum dipindahkan ke dalam ketel.sedangkan hardhead

dimasukkan ke dalm flame oven untuk diambil Sn dan timah besinya.

10. Proses Refining ( Pemurnian )

a. Pyrorefining

Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan panas diatas titik

lebur sehingga material yang akan direfining cair, ditambahkan

mineral lain yang dapat mengikat pengotor atau impurities sehingga

logam berharga dalam hal ini timah akan terbebas dari impurities atau

hanya memiliki impurities yang amat sedikit, karena afinitas material

yang ditambahkan terhadap pengotor lebih besar dibanding Sn.

Contoh material lain yang ditambahkan untuk mengikat pengotor:


12

serbuk gergaji untuk mengurangi kadar Fe, Aluminium untuk untuk

mengurangi kadar As sehingga terbentuk AsAl, dan penambahan

sulfur untuk mengurangi kadar Cu dan Ni sehingga terbentuk CuS dan

NiS. Hasil proses refining ini menghasilkan logam timah dengan

kadar hingga 99,92% (pada PT.Timah). Analisa kandungan impurities

yang tersisa juga diperlukan guina melihat apakah kadar impurities

sesuai keinginan, jika tidak dapat dilakukan proses refining ulang.

b. Eutectic Refining

Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan crystallizer

dengan bantuan agar parameter proses tetap konstan sehingga dapat

diperoleh kualitas produk yang stabil. Proses pemurnian ini bertujuan

mengurangi kadar Lead atau Pb yang terdapat pada timah sebagai

pengotor /impuritiesnya. Adapun prinsipnya adalah berhubungan

dengan temperatur eutectic Pb- Sn, pada saat eutectic temperature lead

pada solid solution berkisar 2,6% dan aakan menurun bersamaan den

gan kenaikan temperatur, dimana Sn akan meningkat kadarnya.

Prinsip utamnya adalah dengan mempertahankan temperatur yang

mendekati titik solidifikasi timah.

c. Electrolitic Refining

Yaitu proses pemurnian logam timah sehingga dihasilkan kadar

yang lebih tinggi lagi dari pyrorefining yakni 99,99%( produk PT.

Timah: Four Nine ). Proses ini melakukan prinsip elektrolisis atau

dikenal elektrorefining.Proses elektrorefining menggunakan larutan


13

elektrolit yang menyediakan logam dengan kadar kemurnian yang

sangat tinggi dengan dua komponen utama yaitu dua buah elektroda –

anoda dan katoda –yang tercelup ke dalam bak elektrolisis.Proses

elektrorefining yang dilakukan PT.Timah menggunakan bangka four

nine (timah berkadar 99,99% ) yang disebut pula starter sheetsebagai

katodanya, berbentuk plat tipis sedangkan anodanya adalah ingot

timah yang beratnya berkisar 130 kg dan larutan elektrolitnya H2SO4.

proses pengendapan timah ke katoda terjadi karena adanya migrasi

dari anoda menuju katoda yang disebabkan oleh adanya arus listrik

yang mengalir dengan voltase tertentu dan tidak terlalu besar.

11. Pencetakan

Pencetakan ingot timah dilakukan secara manual dan otomatis.

Peralatan pencetakan secara manual adalah melting kettle dengan

kapasitas 50 ton, pompa cetak and cetakan logam. Proses ini memakan

waktu 4 jam /50 ton, dimana temperatur timah cair adalah 2700C.

Sedangkan proses pencetakan otomatis menggunakan casting machine,

pompa cetak, dan melting kettleberkapasitas 50 ton dengan proses yang

memakan waktu hingga 1 jam/60 ton.

Langkah – langkah pencetakan:

a. Timah yang siap dicetak disalurkan menuju cetakan.

b. Ujung pipa penyalur diatur dengan menletakkannya diatas cetakan

pertama pada serinya, aliran timah diatur dengan mengatur klep pada

piapa penyalur.
14

c. Bila cetakan telah penuh maka pipa penyalur digeser ke cetakan

berikutnya dan permukaan timah yang telah dicetak dibersihkan dari

drossnya dan segera dipasang capa pada permukaan timah cair.

d. Kecepatan pencetakan diatur sedemikian rupa sehingga laju

pendinginan akan merata sehingga ingot yang dihasilkan mempunyai

kulitas yang bagus atau sesuai standar.

e. Timah yang telah dingin disusun dan ditimbang.

E. DISTRIBUSI DAN PEMASARAN (marketing)

Kegiatan pemasaran mencakup kegiatan penjualan dan pendistribusian

logam timah.Pendistribusian logam timah hampir 95% dilaksanakan untuk

memenuhi pasar di luar negeri atau ekspor dan sebesar 5% untuk memenuhi

pasar domestik. Negara tujuan ekspor logam Timah antara lain adalah

wilayah Asia Pasifik yang meliputi Jepang, Korea, Taiwan, Cina dan

Singapura, wilayah Eropa meliputi Inggris, Belanda, Perancis, Spanyol dan

Italia serta Amerika dan Kanada. Pendistribusian dilaksanakan melalui

pelabuhan di Singapura untuk ekspor sedangkan untuk domestik

dilaksanakan secara langsung dan melalui gudang di Jakarta. Tipe pembeli

logam timah dapat dikelompokkan atas pengguna langsung (end user)

seperti pabrik atau industri solder serta industri pelat timah serta pedagang

besar (trader). Produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang telah

diterima oleh pasar internasional dan terdaftar dalam pasar bursa logam di

London (London Metal Exchange). Kualitas setiap produk yang dihasilkan

oleh perusahaan dijamin dengan sertifikat produk (weight and analysis


15

certificate) yang berstandar internasional dan berpedoman kepada standar

produk yang ditetapkan oleh London Metal Exchange (LME) sehingga

dapat diperdagangkan sebagai komoditi di pasar bursa logam.

Jenis-jenis produk yang diproduksi oleh PT Tambang Timah

dibedakan atas kualitas dan bentuknya.

1. Berdasarkan kualitas produk dapat dibedakan atas:

a. Banka Tin (kadar Sn 99.9%)

b. Mentok Tin (kadar Sn 99,85%)

c. Banka Low Lead (Banka LL) terdiri atas Banka LL100 ppm, Banka

LL50 ppm, Banka LL40 ppm, Banka LL80 ppm, Banka LL200 ppm

d. Tin Alloy, dalam bentuk babbit (kadar Sn 80-88 %) dan Pewter

(kadar Sn 91-95 %)

e. Tin Solder, produk solder (info lebih lanjut dapat dilihat di situs

resmi PT.TIMAH.)

2. Berdasarkan bentuk dapat dibedakan atas:

a. Banka Small Ingot

b. Banka Tin Shot

c. Banka Pyramid

d. Banka Anoda

F. Analisis Ekonomi Mineral

Analisis Ekoomi Mineral bertujuan untuk meningkatkan nilai jual dari

bahan galian tersebut, maka PT.Timah (Persero) Tbk. sebagai salah satu

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selain mengelola hasil tambang timah,
16

ikut serta dalam membuka usaha-usaha kecil di bidang kerajinan Timah

untuk meningkatkan pemasaran.

Pada kerajinan ini perusahaan tersebut menjadikan timah itu sendiri sebagai

bahan baku utamanya. Timah yang menjadi bahan dasar utama kerajinan ini

menggunakan timah putih dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Kerajinan

ini disebut dengan kerajinan timah atau kerajinan pewter. Pewter (dibaca

‘piuter’) merupakan paduan logam mulai dari timah putih (Sn) sebagai

bahan dasar utama, ditambah antimoni (Sb) dan tembaga (Cu) dengan

komposisi tertentu (Pramono, 2007 hlm. 2). Jumlah perajin timah di Pangkal

Pewter tidak banyak, paling tidak ada sekitar enam orang dikarenakan untuk

menjadi perajin timah diperlukan keahlian, ketekunan, ketelitian dan

kesabaran. Selain itu juga sentra kerajinan timah di Pangkal pinang terdapat

di kawasan Kolong Ijo kecamatan Bukit Intan kota Pangkalpinang. Para

perajin di sentra ini mendapatkan keahlian dan keterampilan dalam

menghasilkan produk kerajinan timah dengan mengikuti pelatihan-pelatihan

yang diadakan oleh perusahaan yang ada di Kota Pangkalpinang ini. Di

samping itu juga, perusahaan ini turut memberikan pelatihan kepada

masyarakat Bangka untuk dapat dikembangkan (sumber:

www.radarbangka.co.id. 04 April 2016, 15:09). Suatu hasil kerajinan timah

di Pangkal Pewter ini dibuatlah kerajinan-kerajinan sebagai cinderamata

berbahan dasar timah yang dibina oleh PT.Timah (Persero) Tbk.

Berdasarkan hal tersebut para perajin Pangkal Pewter di Kota Pangkal

pinang terus meningkatkan kualitas produknya agar produksi dapat tetap


17

berlangsung, dari hasil desain yang baik agar menciptakan karya yang

memiiki estetika yang menarik sehingga dapat meningkatkan daya jualnya.

Dari sisi pemasarannya, produk Pangkal Pewter dijajakan di sentra

Pangkal Pewter sendiri, di Bandar Udara Depati Amir Pulau Bangka dan

tempat penjualan oleh-oleh khas Bangka. Kadang-kadang jika ada

undangan dari pihak Pemerintah pusat, maka produk ini disertakan dalam

pameran di luar kota seperti Jakarta dan kota besar lainnya. Diharapkan

dengan mengikuti pameran seperti itu masyarakat Indonesia tertarik utuk

mengenal lebih jauh tentang kerajinan timah ini. Pemerintah juga memiliki

peran dalam membantu memperkenalkan serta memberi dukungan penuh

dalam mengembangkan kerajinan timah yang ada di kota Pangkalpinang

dan daerah-daerah lainnya agar kerajinan timah dapat dikenal masyarakat

luas dan dapat memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi.

Selain kerajinan timah, kepulauan Bangka memiliki kerajinan-kerajinan

lainnya seperti kerajinan kopiah resam, kerajinan akar bahar dan kerajinan

tenun cual. Penulis memilih meneliti kerajinan timah ini bertujuan untuk

ingin mengetahui hasil-hasil produk kerajinan yang dibuat oleh para

perajin Pangkal Pewter di bawah binaan PT.Timah (Persero) Tbk. di Kota

Pangkal pinang dan mengetahui bagaimana visualisasi bentuk dari kerajian

ini.
18

campuran proses flotasi-konsentrat regrinding diterapkan untuk Cu-Pb Zn

sulfida bijih

[proses Keuntungan] proses kreatif, biaya operasi rendahCu-Pb campuran

konsentrat regrinding proses menghemat biaya tanpa grinding fine grinding semua

bijih, dan itu membuat lebih lanjut monomer disosiasi untuk menciptakan kondisi

yang menguntungkan untuk pemisahan tembaga dan timah.

Cu-Pb Zn pabrik pengolahan, timah seng pabrik pengolahan:

[kasus]

kasus 1 sebuah timah seng pabrik ganti di Yunnan,, karena kedalaman tambang

meningkatkan, sifat bijih telah berubah dan konsentrat yang kelas timbal dan seng

menurun, sehingga asli flotasi tidak cocok. setelah investigasi lapangan dan

analisis, Xinhai ditentukan sesuai dengan multi tes yang proses: Campuran flotasi,

preferensial flotasi tembaga memimpin berkonsentrasi, regrinding dan re-

mengambang dari tembaga memimpin berkonsentrasi, dan dilengkapi dengan

peralatan yang Xinhai. setelah reformasi teknis, tanaman ini meningkatkan nilai
19

output dari hampir 30000 yuan/hari, dan keuntungan yang meningkatkan dari

26000 yuan/hari. manfaat ekonomi yang luar biasa.

Cu-Pb Zn pabrik pengolahan, timah seng pabrik pengolahan:

kasus lain 3:

ada banyak kasus dari Xinhai Cu-Pb Zn Proses Ganti.

A tembaga-timah seng pabrik ganti di barat laut dari Cina, Xinhai flotasi

berdasarkan keunggulan teknologi diadopsi bagian preferensial preferensial dan

campuran flotasi dan dikombinasikan dengan karakteristik bijih. ini tanaman

benefisiasi diperoleh baik indeks: Memimpin konsentrat kelas mencapai 66.52%;

pemulihan tingkat adalah 88.5%.

A tembaga-timah seng pabrik bijih berpakaian di Swedia dengan output harian

1000 t, tembaga isi 0.58%, memimpin isi 2.85% dan seng isi 4.90%; Xinhai

mengadopsi tembaga-lead campuran flotasi. akhir tembaga konsentrat


20

mengandung tembaga 20.25% dan memimpin 6.75%, dan lead konsentrat

mengandung timbal 58.73% dan tembaga 3.40%.

A tembaga memimpin seng pabrik bijih berpakaian di Mongolia, komponen yang

terutama dari bijih adalah tembaga, memimpin, zinc, dan sejumlah magnetit.

sesuai dengan sifat dan serangkaian pengolahan bijih tes, Xinhai akhirnya

memutuskan pemisahan flotasi tembaga dan timah campuran-campuran seng

flotasi-flotasi tailing tailing pemisahan magnetik lemah proses, sehingga tanaman

juga mendapatkan lebih dari 65% konsentrat besi selain kelas tinggi dari tembaga,

memimpin dan seng berkonsentrasi.


21

BAB III
PENUTUP

Setelah dilakukan analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Untuk meningkatkan nilai jual dari timah dibuat kerajinan dan kerajinan

ini menjadikan timah itu sendiri sebagai bahan baku utamanya. Timah

yang menjadi bahan dasar utama kerajinan ini menggunakan timah putih

dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Sehingga setelah kerajinan di

produksi hasilnya menjadi sangat bagus dan dapat meningkatkan harga

jual dari kerajinan timah.

2. kasus 1 sebuah timah seng pabrik ganti di Yunnan, setelah investigasi

lapangan dan analisis, Xinhai ditentukan sesuai dengan multi tes yang

proses, yaitu : Campuran flotasi, preferensial flotasi tembaga memimpin

berkonsentrasi, regrinding dan re-mengambang dari tembaga memimpin

berkonsentrasi, dan dilengkapi dengan peralatan yang Xinhai. setelah

reformasi teknis, tanaman ini meningkatkan nilai output dari hampir 30000

yuan/hari, dan keuntungan yang meningkatkan dari 26000 yuan/hari.

Anda mungkin juga menyukai