ALLUVIAL
Oleh
Kelompok VI
Ketua Kelompok :
Margaretha C. H. Keluanan
Anggota :
Arnold R. Lodue
Friesky V. Sabuna
Fransiskus S. Permai
Hendrawan H. Basharie
Haransus A. Ataupah
Makxy E. N. Taek
Muhammad A. K. Usman
Yandri Agape Selan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Timah merupakan salah satu bahan galian yang dimiliki tanah air
indonesia yang tidak dapat diperbaharui keberadaannya. Pertambangan
timah Indonesia hingga saat ini merupakan produsen timah nomor dua di
dunia setelah Cina dan menghasilkan salah satu produk komoditi ekspor
terbesar di dunia. Belakangan ini harga timah di pasaran dunia cenderung
naik, sehingga menjadikan timah merupakan barang jenis logam yang
dicari keberadaannya, Sehingga negara-negara penghasil timah berusaha
untuk menyediakan stok di pasaran dunia sesuai dengan kebutuhannya.
Industri pertambangan timah mempunyai tahapan kegiatan yang tidak
sederhana, mulai dari kegiatan pra-penambangan, kegiatan penambangan,
kegiatan pengolahan (persiapan material yang akan dilebur, proses
peleburan, proses refining dan proses pencetakan logam timah) dan
kegiatan pasca penambangan. Dalam perkembangan terakhir, ada beberapa
perusahaan telah melakukan operasi didarat maupun beroperasi pada
cadangan timah alluvial yang berada di laut dengan mengoperasikan Kapal
Keruk dan Kapal Isap Produksi.
Batasan Masalah
Batasan masalah dari pembahasan ini yaitu hanya pada
proses pengolahan timah alluvial mulai dari proses
pengumpanan, pencucian, peleburan, sampai dengan
pencetakan tidak membahas proses penambangan.
LANDASAN TEORI
PENGERTIAN TIMAH
Timah adalah unsur kimia yang memiliki simbol Sn dengan nomor
atom 50 dan nomor massa 118,69. Timah dalam bahasa inggris disebut
sebagai Tin. Kata Tin diambil dari nama Dewa bangsa Etruscan Tinia.
Nama latin dari timah adalah Stannum dimana kata ini berhubungan
dengan kata stagnum yang dalam bahasa inggris bersinonim dengan kata
dripping yang artinya menjadi cair/ basah, penggunaan kata ini
dihubungkan dengan logam timah yang mudah mencair.
Timah merupakan logam berwarna putih keperakan/putih keabuan,
dengan kekerasan yang rendah, dapat ditempa ("malleable"), mempunyai
sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi, relatif lunak, tahan karat
dan memiliki titik leleh yang rendah dan memilki struktur kristal yang
tinggi.
PEMBAHASAN
PENCUCIAN (Washing)
Pencucian timah dilakukan dengan memasukkan
bijih timah ke dalam ore bin yang berkapasitas 25
drum per unit dan mampu melakukan pencucian 15
ton bijh per jam. Di dalam ore bin itu bijih dicuci
dengan menggunakan air tekanan dan debit yang
sesuai dengan umpan.
PENCUCIAN (Washing)
Alat Pencucian Timah :
Jigadalah suatu alat pemisah bijih timah
berdasarkan perbedaan berat jenis( BJ )dari
bijih timah dan mineral-mineral ikutan
lainnya.Seperti
halnya,jigjuga
menggunakan prinsip gravitasi.
Butiran bijih timah akan turun secara
gravitasi
akibat
adanya
gaya
isap(suction)dan tekan(pushion)dari air
yang berada dalam kompartemenjigakibat
gerakkan
dari
penggerakjigdengan
sistemhidrolik.
Jig
Animasi Jig
PELEBURAN (Smelting)
Pre-Smelting
Smelting
Pre-Smelting
Setelah
dilakukan
proses
pengolahan mineral dilakukan
proses pre-smelting yaitu proses
yang
dilakukan
sebelum
dilakukannya proses peleburan,
misalnya
preparasi
material,pengontrolan
dan
penimbangan sehingga untuk
proses pengolahan timah akan
efisien.
Smelting
Tahap awal peleburan adalah proses
charging yakni bahan baku bijih timah
dimasukkan kedalam tanur melalui
hopper furnace. Dalam tanur terjadi
proses reduksi dengan suhu 1100
15000 C. Unsurunsur pengotor akan
teroksidasi menjadi senyawa oksida
seperti As2O3yang larut dalam timah
cair.
Animasi Smelting
PEMURNIAN (Refining )
Pyrorefining
Eutectic Refining
Electrolitic Refining
Pyrorefining
Yaitu
proses
pemurnian
dengan
menggunakan panas diatas titik lebur
sehingga material yang akan direfining cair,
ditambahkan mineral lain yang dapat
mengikat pengotor atau impurities sehingga
logam berharga dalam hal ini timah akan
terbebas dari impurities atau hanya
memiliki impurities yang amat sedikit,
karena afinitas material yang ditambahkan
terhadap pengotor lebih besar dibanding Sn.
Eutectic Refining
Yaitu
proses
pemurnian
dengan
menggunakan crystallizer dengan bantuan
agar parameter proses tetap konstan
sehingga dapat diperoleh kualitas produk
yang stabil. Proses pemurnian ini bertujuan
mengurangi kadar Lead atau Pb yang
terdapat pada timah sebagai pengotornya.
Electrolitic Refining
Yaitu proses pemurnian logam timah sehingga
dihasilkan kadar yang lebih tinggi lagi dari
pyrorefining yakni 99,99%( seperti pada
produk PT. Timah). Proses ini melakukan
prinsip
elektrolisis
atau
dikenal
elektrorefining.Proses
elektrorefining
menggunakan
larutan
elektrolit
yang
menyediakan logam dengan kadar kemurnian
yang sangat tinggi dengan dua komponen
utama yaitu dua buah elektrodaanoda dan
katoda yang tercelup ke dalam bak elektrolisis.
Crystallizer
PENCETAKAN
Pencetakan timah dilakukan secara manual
dan otomatis. Peralatan pencetakan secara
manual adalah melting kettle dengan
kapasitas 50 ton, pompa cetak and cetakan
logam. Proses ini memakan waktu 4 jam /50
ton, dimana temperatur timah cair adalah
2700C. Sedangkan proses pencetakan
otomatis menggunakan casting machine,
pompa
cetak,
dan
melting
kettle
berkapasitas 50 ton dengan proses yang
memakan waktu hingga 1 jam/60 ton.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil penulisan laporan ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan bersifat
fleksibel, memiliki struktur kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan.
2. Proses pengolah bijih timah alluvial terdiri dari beberapa tahap yaitu : Pencucian dimana
bijih timah hasil penambangan dimasukan didalam ore bin. Setelah hasil pencucian dari
ore bin dilakukan pemisahan bijih timah berdasarkan berat jenis dengan menggunakan alat
jig harz, bijih timah yang lolos dari jig harz disalurkan ke rotary dryer untuk proses
pengeringan, setelah itu dari rotary dryer disalurkan ke dalam tanur untuk proses
peleburan, hasil dari peleburan dibawah ke crystallizer untuk proses pemurnian, kemudian
hasil akhir dari proses pengolahan adalah pencetakan dimana pencetakan ini dilakukan
berdasarkan permintaan pasar.
3. Logam timah banyak dipergunakan untuk melapisi logam lain seperti seng, timbale dan
baja dengan tujuan agar tahan terhadap korosi. Aplikasi ini banyak dipergunakan untuk
melapisi kaleng kemasan makanan dan pelapisan pipa yang terbuat dari logam.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan dari penulisan laporan diatas adapun beberapa saran yang dapat
dijadikan masukan sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan consentrat yang banyak maka dalam penginstalan pipa-pipa untuk
pencucian bijih timah diharapkan dapat terpasang dengan baik karena besar kecilnya
perolehan sangat ditentukan oleh kegiatan pencucian.
2. Dalam tahap peleburan perlu diperhatikan agar tidak terjadi kebakaran/insident
berbahaya.
K
a
m
i
r
Te
h
i
s
a