7,3 g/cm3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi. Dalam keadaan
normal (13 1600C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk. Ada 2 macam timah
yaitu Sn (stnnum) atau timah putih dan Pb (timbal) atau timah hitam.
Timah putih (sn) adalah unsur kimia dengan simbol Sn (Latin : stannum) dan nomor atom 50,
adalah logam golongan utama di kelompok 14 dari tabel periodik. Timah menunjukkan kemiripan
kimia untuk kedua kelompok 14 elemen tetangga, germanium dan memimpin dan memiliki dua
kemungkinan oksidasi, +2 dan sedikit lebih stabil 4. Timah adalah unsur paling melimpah ke-49
dan memiliki, dengan 10 isotop stabil, jumlah terbesar yang stabil isotop dalam tabel periodik.
Tin diperoleh terutama dari mineral kasiterit , di mana itu terjadi sebagai timah dioksida.
Timah hitam ( Pb ) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu
keperakan dengan titik leleh pada 327,5C dan titik didih 1.740C pada tekanan atmosfer.
Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil merupakan senyawa yang penting
karena banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin dalam upaya meningkatkan
angka oktan secara ekonomi. PB-tetraetil dan Pb tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih
masing-masing 110C dan 200C. Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan daya penguapan unsur-unsur lain dalam bensin, maka penguapan bensin
akan cenderung memekatkan kadar P-tetraetil dan Pb-tetrametil. Kedua senyawa ini akan
terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar matahari dan senyawa kimia lain diudara
seperti senyawa holegen asam atau oksidator.
Sumber timah yang terbesar yaitu sebesar 80% berasal dari endapan timah sekunder (alluvial)
yang terdapat di alur-alur sungai, di darat (termasuk pulau-pulau timah), dan di lepas pantai.
Endapan timah sekunder berasal dari endapan timah primer yang mengalami pelapukan yang
kemudian terangkut oleh aliran air, dan akhirnya terkonsentrasi secara selektif berdasarkan
perbedaan berat jenis dengan bahan lainnya. Endapan alluvial yang berasal dari batuan granit
lapuk dan terangkut oleh air pada umumnya terbentuk lapisan pasir atau kerikil.
Mineral utama yang terkandung pada bijih timah adalah cassiterite (Sn02). Batuan pembawa
mineral ini adalah batuan granit yang berhubungan dengan magma asam dan menembus lapisan
sedimen (intrusi granit). Pada tahap akhir kegiatan intrusi, terjadi peningkatan konsentrasi
elemen di bagian atas, baik dalam bentuk gas maupun cair, yang akan bergerak melalui pori-pori
atau retakan. Karena tekanan dan temperatur berubah, maka terjadilah proses kristalisasi yang
akan membentuk deposit dan batuan samping.
Proses pembentukan bijih timah (Sn) berasal dari magma cair yang mengandung mineral
kasiterit (Sn02). Pada saat intrusi batuan granit naik ke permukaan bumi, maka akan terjadi
fase pneumatolitik, dimana terbentuk mineral-mineral bijih diantaranya bijih timah (Sn). Mineral
ini terakumulasi dan terasosiasi pada batuan granit maupun di dalam batuan yang diterobosnya,
yang akhirnya membentuk vein-vein (urat), yaitu : pada batuan granit dan pada batuan samping
yang diterobosnya.
Disini saya akan lebih membahas tentang proses penambangan timah di pulau bangka belitung,
Tahap penambangan Timah
1. Tahap pengkajian / Eksplorasi
Tujuan tahap ini untuk mengetahui seberapa besar cadangan logam ini, beberapa komponennya
meliputi pemetaan awal atau surveyo, sumur bor atau small bor berarti menggambil contoh
logam dengan teknik bor tanah dan melakukan analisis di laboraturium. Sehingga pemetaanakhir
geologis (geological map) sangat menentukan.
2. Tahap Operasional Tambang
Meliputi dua tahap yaitu penanmbagan lepas pantai dan darat. Untuk lepas pantai biasanya
perusahaan mengoperasikan dengan armada kapal kruk, bucket(mangkuk) kapal keruk memiliki
ukuran 7cuft sampai 20 cuft, digunakan pada kedalaman 15 sampai 50 meter dibawah
permukaan laut, perbulannya kapal keruk ini mampu menggali lebih dari 3 setengah juta meter
kubik material setiap bulan.
Sedang kan untuk Darat banyak dilakukan ditempat tertentu di kepulauan BangkaBelitung yang
nantinya akan menghasilkan danau/kolong hasil dari penambangan tersebut
3. Tahap peningkatan kadar bijih logam atau pengolahan
Proses ini dilakukan untuk mendapatkan produk akhir berupa logam berkualitas dengan kadar
pengotor rendah dan sn/pb tinggi
4. Tahap peleburan
Proses ini meleburkan bijihnya menjadi logam timah, dan harus dilakukan pemurnian terlebih
dahulu dengan alat pemurnian crystallizer
5. Tahap distribusi pemasaran
Proses ini meliputi kegiatan penjualan atau penyaluran logam timah ke dalam atau luar negeri.
Didalam proses penambangan timah dikenal 2 jenis penambangan yang dikenal di Bangka
Belitung.
a.
kapal keruk
Penambangan Timah Lepas Pantai (laut lepas). Pada kegiatan penambangan lepas pantai,
perusahaan mengoperasikan armada kapal keruk untuk operasi produksi di daerah lepas pantai
(off shore). Armada kapal keruk mempunyai kapasitas mangkok (bucket) mulai dari ukuran 7
cuft sampai dengan 24 cuft. Kapal keruk dapat beroperasi mulai dari kedalaman 15 meter
sampai 50 meter di bawah permukaan laut dan mampu menggali lebih dari 3,5 juta meter kubik
material setiap bulan. Setiap kapal keruk dioperasikan oleh karyawan yang berjumlah lebih dari
100 karyawan yang waktu bekerjanya terbagi atas 3 kelompok dalam 24 jam sepanjang tahun.
kapal isap
Hasil produksi bijih timah dari kapal keruk diproses di instalasi pencucian untuk mendapatkan
kadar minimal 30% Sn dan diangkut dengan kapal tongkang untuk dibawa ke Pusat Pengolahan
Bijih Timah (PPBT) untuk dipisahkan dari mineral ikutan lainnya selain bijih timah dan
ditingkatkan kadarnya hingga mencapai persyaratan peleburan yaitu minimal 70-72% Sn.
b.
Penambangan darat dilakukan di wilayah daratan pulau Bangka Belitung, tentunya system
operasional yang digunakan tidaklah sama seperti pada wilayah lepas pantai. Proses
penambangan timah alluvial menggunakan pompa semprot (gravel pump).
Contoh aplikasi komersil adalah pelapisan timah pada kawat dan kabel tembaga dan pembuatan
bentuk-bentuk timah tempa.
sekian pembahasan saya mengenai logam timah , salam damaiku
http://godamaiku.blogspot.com/2013/12/mengenai-timah.html
SEJARAH TIMAH
PRASASTI KOTA KAPUR
Prasasti ini didirikan pada masa Sriwijaya di Kota Kapur, yang pada masa itu dikenal
dengan nama Mukha Asin atau dalam bahasa Cina disebut Mo-mo-hsin. Tugu prasasti
yang asli sekarang tersimpan di Museum Pusat Jakarta.
Tugu Prasasti ini dibuat dari batu pasir, yang diperkirakan diambil dari bukit
besar,Penagan, di arah selatan Museum Timah. Prasasti ini adalah prasasti
persumpahan yaitu prasasti yang berisikan ancaman bagi mereka yang menentang
Sriwijaya.
EKSPOLRASI TIMAH DI INDONESIA
Eksplorasi bijih timah dengan pemboran telah dilakukan sekurangnya awal abad 18
sejak itu teknologi pemborantimah berkembang baik peralatan maupun metodenya.
CIAM
Pemboran pada mulanya dilakukan dengan alat bor tusuk yang diperkenalkan oleh
pendatang Cina di awal abad 18.Orang Cina menamakannya Ciam yang berarti ujung
runcing sedangkan orang Belanda menamakanya Chinese Stick. Ciam adalah sebuah
tongkat yang terbuat dari tembaga. Diujungnya terdapat takuk untuk mengambil
contoh lapisan tanah. Kedalaman eksplorasi terbatas.
BOR BANGKA
Sejak tahun 1885, Bor bangka mulai digunakan. Alat ini diciptakan oleh J.E. Akkeringa,
seorang ahli geologi BTW. Peralatan ini berguna untuk pemboran lapisan alluvial dengan
kedalaman kurang dari 40 M. Kesederhanaan dan kemampuan untuk beroprasi di
medan jenis apapun mendorong popularitasnya. Hampir seluruh eksplorasi mineral
berat dari lapisan tanah sekunder pada tahap tertentu menggunakan Bor Bangka.
ALLUVIAL DALAM
Memasuki abad ke 19, mulai ditemukan lapisan alluvial dalam dimana Bor Bangka
sudah tidak mampu menembusnya, maka diciptakanlah berbagai modifikasi alat bor
yang berbasis pada Bor Bangka.
PENGUKURAN
Kegiatan pengukuran adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan eksplorasi
dan penambangan timah. Pengukuran dengan menggunakan sistem optik telah dikenal
sejak tahun 1942, sedangkan pengukuran dengan sinyal radio mulai diterapkan pada
tahun 1966 dalam eksplorasi di laut. Pengukuran mutakhir dengan menggunakan GPS (
Global Positioning System) mulai digunakan sejak tahun 1990.
EKSPLORASI LAUT
Eksplorasi laut diawali pada tahun 1952 sejak diciptakan ponton bor kontiki dan tahiti.
Pada Tahun 1966, dibuat kapal bor pelatuk yang dilengkapi dengan alat bor yang
sanggup menegbor hingga kedalaman 78 meter dan dilengkapi dengan alat geofisik
laut sparker.
Beberapa jenis ponton bor yang dikenal kemudian diantaranya adalah elevated drilling
ring KB Bintang, drilling barge belibis dan drilling barge yang dilengkapi dengan seismic
geomin.
PENAMBANGAN TIMAH DI DARAT.
Penambangan Timah pada awalnya sangat bergantung pada tenaga manusia dengan
peralatan sederhana. Penambangan modren diawali sejak digunakannay mesin uap
pada pertengahan abad ke 19
PENAMBANGAN MEMASUKI MASA MODERN
di awal tahun 1850-an, penambang mencoba menggunakan alat mesin gali untuk
mengganti tenaga kuli sebagai penggali tanah. Mulanya dicoba digunakan eksavatr
seperti pada penambangan batubara di Sumatera, tetapi menemui kegagalan. untuk
penggalian di sungai pada awalnya dicobakan Edax.
Pada pertengahan abad ke 19, penambangan mulai menggunakan mesin uap. Kuda dan
kereta dorong mulai digantikan oleh kereta api pada tahun 1885 dan mobil pada tahun
1910
PENAMBANGAN MODERN
Tambang dalam dan open pit
Tambang primer adalah tambang pada deposit timah primer. dilakukan dengan dua
pilihan tergantung p0ada kondisi batuannya, seperti: sistem Underground ( tambang
dalam ) dan Open Pit ( tambang terbuka).
Tambang primer bangka belitung yang menggunakan sistem open pit terletak di
Merawang ( 1920), Pemali ( 1952-1985_ dan kelapa kampit bagian utara. tambang
yang menggunakan siostem undreground berlokasi di kelapa kampit, belitung.
Monitor, juga dinamai meriam air atau water gun, adalah alat penting dalam
memisahkan butir-butir timah dari unsur pengikatnya, seperti tanah liat, kaolin dan
unsur lain yang menyertainya, ada tiga macam monitor berdasarkan daya tekan 200
psi, 400 psi dan 600 psi.
PENAMBANGAN TIMAH LEPAS PANTAI DEGAN KAPAL KERUK
Penambangan Timah di lepas pantai Indonesia dengan menggunakan kapal keruk
dimulai tahun 1910 di pantai Dabo Singkep. Kapal pertama yang digunakan adalah
kapal keruk Dabo dengan kedalaman gali 12 M dengan kapasitas mangkok 7 cu-ft.
Sepanjang abad ke 20, sebanyak 42 kapal keruk penggali timah dengan berbagai
ukuran telah beroperasi di daerah ini.
Museum Timah Indonesia menempati sebuah gedung bersejarah yang awalnya adalah
rumah dinas Hoodfdt Administrateur Bangka Tin Winning ( BTW). Pada masa
perjuangan kemerdekaan, Bung Karno, Bung Hatta dan para pemimpin tertinggi
Republik Indonesia diasingkan ke Bangka mengadakan perundingan dengan utusan PBB
( Komisi tiga Negara ) di Gedung Ini . pertemuan akhirnya mengantarkan penyerahan
kedaulatan Belanda pada Republik Indonesia pada tahunj 1949.
https://beritabangka.wordpress.com/sejarah-timah/
Timah merupakan sumber daya alam utama pulau Bangka Belitung sejak lama.
Besarnya kandungan biji timah di daerah ini merupakan yang terbesar dari
beberapa daerah lain di Indonesia. Bahkan untuk di dunia, produksi timah asal
Indonesia sangat mempengaruhi harga pasar dunia.
Didalam sejarah penambangan timah, telah banyak mengalami perkembangan
yang sangat signifikan. Proses penambangan timah pun kian efektif dan efesien
berkat kemajuan teknologi pertambangan. Sejak dulu telah tercatat berbagai teknik
penambangan
timah
yang
terjadi
di
Bangka
Belitung.
Proses penambangan timah terdiri dari beberapa tahapan yang dilakukan secara
menyeluruh, hal ini oleh PT. TIMAH di sebut dengan Penambangan Timah
Terpadu.
1. EKSPLORASI (exploration)
Eksplorasi merupakan kegiatan kajian dan analisa sistematis guna mengetahui
seberapa besar cadangan biji timah yang terkandung. Didalam operasional kegiatan
eksplorasi
melibatkan
beberapa
komponen
seperti surveyor (pemetaan
awal), sumur bor/small bore ( mengambil sample timah dengan teknik bor
tanah), lab analisis, hingga pemetaan akhir geologis (geological map).
Proses eksplorasi sangat menentukan berjalannya suatu proses penambangan
timah. Karena dari tahap inilah muncul DATA PETA GEOLOGIS secara lengkap
sebagai panduan utama dalam kebijakan penambangan timah. Sehingga proses
selanjutnya dapat ditempuh dengan berbagai analisa operasional yang baik,
termasuk rencana anggaran dan sebagainya.
2. OPERASIONAL PENAMBANGAN ( mining )
Didalam proses penambangan timah dikenal 2 jenis penambangan yang dikenal di
Bangka Belitung.
b.
Penambangan
Darat
timah
3. PENGOLAHAN (smelting)
menghasilkan bijih
pasir
timah dengan
kadar
Untuk meningkatkan kadar bijih timah atau konsentrat yang berkadar rendah, bijih
timah tersebut diproses di Pusat Pencucian Bijih Timah (Washing Plant). Melalui
proses tersebut bijih timah dapat ditingkatkan kadar (grade) Sn-nya dari 20
30% Sn menjadi 72 % Snuntuk memenuhi persyaratan peleburan.
Proses peningkatan kadar bijih timah yang berasal dari penambangan di laut
maupun di darat diperlukan untuk mendapatkan produk akhir berupa logam timah
berkualitas
dengan
kadar
Sn
yang
tinggi
dengan
kandungan
pengotor (impurities) yang rendah.
4. PELEBURAN (refining)
Proses peleburan merupakan proses melebur bijih timah menjadi logam Timah.
Untuk mendapatkan logam timah dengan kualitas yang lebih tinggi, maka harus
dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu dengan menggunakan suatu alat
pemurnian yang disebutcrystallizer.
Produk yang dihasilkan berupa logam timah dalam bentuk balok atau batangan
dengan skala berat antara 16 kg sampai dengan 26 kg per batang. Produk yang
dihasilkan juga dapat dibentuk sesuai permintaan pelanggan (customize) dan
mempunyai merek dagang yang terdaftar di London Metal Exchange (LME).
5. DISTRIBUSI DAN PEMASARAN (marketing)
Banka
Banka
Banka
Banka
Small Ingot
Tin Shot
Pyramid
Anoda
Banka
Tin
Mentok
Banka
Tin
Tin
Low
Lead
Alloy
Tin
http://bang-is.web.id/2012/10/13/proses-penambangan-timah-di-bangkabelitung.html
Solder
SARI
Tambang Besar (TB) Nudur Hilir berlokasi di Desa Bencah, Kecamatan
Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, dalam
pengawasan Produksi Tambang Darat Bidang Wasprod IV Bangka Selatan. Penelitian
ini bermaksud mempelajari alur penambangan timah mulai dari proses pengupasan
hingga pencucian bijih timah dengan menghasilkan konsentrat bijih timah dengan
kisaran kadar yang telah ditentukan sebelumnya dan bertujuan untuk mengetahui
produksi konsentrat bijih timah dari proses penambangan.
Penelitian ini berdasarkan pada literatur dan berbagai sumber yang ada
secara teoritis seperti studi literatur, pengajuan proposal penelitian, dan
administrasi persuratan. Data lapangan terbagi atas 2 (dua) yaitu data primer
seperti Data alur proses flowsheet pencucian, Penggalian dan Proses penambangan
lainnya, sedangkan data sekunder yaitu Mengenai genesa timah, SOP yang
diterapkan perusahaan serta referensi mengnai timah alluvial, peta lokasi
penambangan. Pengambilan data lapangan dengan melakukan pengamatan
langsung dilapangan, dengan mewawancarai karyawan, dan ikut langsung turun
untuk membantu bekerja dilapangan agar dapat mengetahui proses penambangan
secara langsung.
Proses penambangan yang berawal dari pengupasan overburden hingga
pada pencucian dengan rangkaian-rangkaian pencucian untuk menghasilkan
konsentrat bijih timah, dimana proses awal dari penambangan adalah
pengupasan overburden,penggalian
lapisan
kaksa,pemuatan
dan
pengangkutan kaksa, penumpahan kaksa distockpile. Berbeda dengan pencucian
yang prosesnya mulai dari launder, saring putar, store bak, jig primer sebagai alat
pencucian dan pemisahan awal dari kaksa, dilanjutkan dengan pencucian jig clean
up yaitu tahap selanjutnya dari proses pencucian pada Jig Pan America sebelum
pemisahan akhir dari bijih timah dantailling di Shakan atau Sluice box sebagai
proses akhir dari pencucian untuk mendapatkan konsentrat timah basah.
Kata kunci : Penambangan Timah, Overburden, hidraulik, konsentrat, mekanik.
ABSTRACT
Large Mines ( TB ) is located in the village of Lower Nudur muddy , Airgegas
District , South Bangka , Bangka Belitung Islands Province , under the supervision of
Army Mine Production Sector IV Wasprod South Bangka . This study intends to study
the flow of tin mining began stripping process to produce tin ore leaching of lead
ore concentrate with a range of pre-determined levels and aims to determine the
production of tin ore concentrate from the mining process .
This study is based on literature and various sources that there are theoretically as
literature studies , research proposals , and administrative correspondence . The
field data is divided into 2 ( two ) are primary data such as data flow process
flowsheet washing , excavation and other mining processes , while secondary data
about genesis of tin , the company adopted SOP and reference mengnai alluvial tin ,
mining location map . Collection of field data by direct observation in the field ,
interviewing employees , and go straight down to help work in the field in order to
determine directly the mining process .
Mining process that begins with the stripping of overburden to washing with
washing circuits to produce tin ore concentrate , which is the initial process of
mining overburden stripping , trenching kaksa layer , loading and transporting
kaksa , shedding kaksa in the stockpile . In contrast to the leaching process from
the launder , rotary filter , store bath , tool jig primary as washing and initial
separation of kaksa , followed by washing jig clean up the next stage of the washing
process Jig Pan America before the final separation of tin ore and tailling Sluice
Boxes in Shakan or the end of the washing process to get wet tin concentrate.
Keywords : tin minning, overburden, hydraulic, concentrate, mechanic
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
pump),
Penambangan
darat
memiliki
sebuah
dam
yang
disebut kolongdimana ini sebagai tempat sirkulasi air bagi proses pencucian karena
penambangan timah darat tergolong banyak menggunakan air.
1.2
Tujuan
dilakukannya
penelitian
ini
adalah
mengetahui
proses
alur
1. 3
Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini yaitu pada proses penambangan
Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui proses kerja tambang mekanik dan jig PA
(Pan America) pada penambangan timah serta mengetahui kegunaan dan fungsi alat yang
digunakan pada Tambang besar Nudur hilir dan memberikan solusi terhadap perusahaan atas
permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan penambangan timah.
2.
Buku lapangan
3.
4.
Karung sampel
5.
Kamera digital
6.
Komputer/Laptop
7.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Timah
Timah adalah unsur kimia dengan nomor atom 50 dan nomor massa 118,69.
Merupakan unsur logam, dengan warna putih keabuan. Timah banyak berada di
pulau Bangka dan Belitung. Biji timah terdapat dalam bentuk kasiterit. Penggunaan
timah sendiri sering digunakan untuk membuat campuran atau paduan logam yaitu
kuningan, perunggu, campuran timah putih dan timah hitam, patri, logam-logam
yang dapat melebur, serta logam untuk lonceng (Azis, 2007).
Endapan
terbentuk
akibat
proses
pelapukan
pada
adalah
endapan
endapan
primer
timah
yang
yang
kemudian
sedangkan
pirit, monazite,
zircon,
kuarsa, xenotime,
2.
3.
4.
berat
yang
multi
fungsi
menggali (digging),
yang
mampu
memuat (loading),
hidrolik
sebagai
melakukan
dan
sistem
penggeraknya, yaitu alat yang dapat bekerja karena adanya tekanan hidrolik pada
mesin dalam pengoperasiannya. Konstruksi utama backhoe terdiri dari boom, arm,
dan bucket (Hafid, 2007).
b. Alat Dorong (bulldozer)
Bulldozer merupakan suatu alat dorong yang biasa digunakan pada kegiatan
pembersihan lahan kerja, pengupasan tanah penutup, meratakan timbunan tanah,
membuat jalan kerja di daerah tambang, memperkeras jalan pada daerah tambang,
mendorong suatu material dan meratakan permukaan bidang rata (finishing). Jenis
alat ini banyak membantu pekerjaan-pekerjaan alat muat. Bila ditinjau dari roda
penggeraknya, maka terbagi atas dua jenis, yaitu:
a.
Roda penggerak karet (wheel tired), bulldozer jenis ini memiliki gerakan lebih
lincah dan gesit, namun hanya cocok untuk daerah kerja yang kering dan landasan
yang keras.
b.
Roda penggerak rantai (crawler tired), bulldozer ini memiliki gerakan lambat
namun daya gusurnya meyakinkan dan dapat bekerja pada daerah yang kering
maupun berlumpur, hal ini dikarenakan roda penggeraknya mampu mencengkram
landasan kerjanya.
c.
a. Jig
Jig
adalah
salah
satu
alat
pemisahan
mineral
antara
konsentrat
panjang
dorongan
(stroksinya
sendiri-sendiri).
Penggeraknya
2.2
Prinsip kerja proses jigging adalah apabila terjadi pulsion pada siklus jigging maka
lapisan pemisah (bed) akan terdorong naik, sehingga bijih timah pada
lapisan bedakan merenggang karena adanya tekanan. Kesempatan ini akan
dimanfaatkan oleh mineral berat untuk menerobos bed masuk ke dalam tangki Pan
American Jig dan keluar melalui spigot sebagai konsentrat sedangkan mineral
ringan akan terbawa oleh aliran horizontal diatas permukaan bed dan akan
terbuang sebagai tailing. Pada saat terjadi suction, bed menutup kembali sehingga
mineral berat berukuran besar dan mineral ringan berukuran besar tidak
berpeluang masuk ke saringan. Jadi mineral berat berukuran besar akan
mengendap di atas bed untuk menunggu kesempatan pulsion berikutnya,
sedangkan mineral ringan berukuran besar akan terbawa dengan aliran arus
horizontal.
Sakhan (Sluice Box)
Sakhan yang disebut juga sluice box digunakan untuk mencuci bijih
timah. Sebagaimana pemisahan material dengan prinsip gaya gravitasidengan
kemiringan shakan 3-5.
Monitor (Nozzle)
Monitor berfungsi
sebagai
alat
cara
Motor pompa semprot (MPS) adalah suatu alat atau mesin yang digunakan
untuk menghisap air sebagai air semprot.
Mesin Pompa Air (MPA)
Mesin
untuk
memompa
air yang
berasal dari
Motor pompa Air (MPA) ini berfungsi untuk memompa air yang berasal dari
kolong (front kerja) menuju bandar keliling yang dibuat mengelilingi daerah kerja
(kolong) untuk mengamankan kolong dari limpahan air dari luar yang akan menuju
ke kolong (front kerja).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa tahapan yang dapat
dilakukan :
3.1
Tahap Pendahuluan
Tahapan ini merupakan langkah awal untuk mengetahui objek penelitian yang
akan dicantumkan pada tahapan berikutnya dengan melakukan peninjauan berupa
Studi literatur
Merupakan tahapan referensial untuk memahami objek penelitian dengan bantuan beberapa
literature-literatur pendukung yang berkaitan dengan penelitian yang dimaksud. baik berupa
informasi lokasi penelitian, pemahaman mengenai objek penelitian dan beberapa rangkaian
penambangan timah.
2.
Proposal
Bagian ini merupakan tahapan untuk mengevaluasi referensi daripada objek penelitian yang akan
dlilakukan oleh penulis dengan mengajukan rangkaian judul penelitian studi proses penambangan
timah dan selanjutnya akan dipaparkan mengenai objek penelitian.
3.1.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan cara
mengamati secara langsung proses kegiatan di lapangan dan ikut serta dalam
mengerjakan objek penelitian tersebut.
3. Studi Kepustakaan
Pengumpulan data di lapangan dilaksanakan dengan rangka mendukung datadata yang sudah ada, guna mengetahui secara langsung keadaan di lapangan dan
pengaruh lokasi kegiatan lapangan yang akan di lakukan dalam penelitian.
5. Wawancara
Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan berinteraksi
langsung dengan karyawan dan membahas tentang hal-hal yang berhubungan
dengan objek penelitian dan dari ini diketahui berbagai hal tentang kegiatan yang
tidak sesuai dengan prosedur.
Data primer merupakan data pendukung yang didapat langsung dari lapangan dan dari hasil
wawancara dengan pihak-pihak terkait, diantaranya adalah :
a.
b.
c.
Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari data penelitian perusahaan, literaturliteratur yang dipelajari dan bahan bacaan lain yang berkaitan dengan permasalahan, diantaranya
adalah :
a.
b.
c.
3.3
3.4
3.4.1
Ujian Seminar
Skripsi yang telah disusun sebagai laporan akhir dipresentasikan dalam bentuk ujian seminar
hasil dan ujian akhir (sidang sarjana) di depan dosen penguji Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Proses Penambangan Bijih Timah
Penambangan bijih timah ditambang besar nudur hilir menggunakan metoda
tambang terbuka (open pit mining).
4.1.1 Tahan pengupasan OB
Tahap pertama yang dilakukan pada proses penambangan bijih timah adalah
mengambil
tanah
penutup
yang
berada
diatas
yang
mengandung timah). Pengupasan tanah penutup ini mutlak diperlukan agar bisa
mengambil
bijih
timah/kaksa
yang
ada
dilapisan
tanah
penutup
tersebut.
Pengupasan ini harus sangat diperhatikan agar ongkos produksi tidak terlampau
besar yaitu dengan tetap memperhatikan lokasi dumping. Setelah tanah penutup ini
telah diangkut olehdumptruck lalu akan diletakkan di tempat pembuangan mineral
yang tidak berharga (tailing disposal).
4.1.2 Penggalian Lapisan Kaksa
Tahap kedua yang dilakukan adalah kegiatan penggalian lapisan kaksa yang
dilakukan untuk memperoleh lapisan kaksa di kolong (front kerja) dengan
menggunakan alat alat berat. Kolong kerja merupakan ruang
kerja untukpengambilan bahan galian (lapisan kaksa), yang mana kolong kerja
harus dibuat saluran air terlebih dahulu yang berguna untuk memudahkan aliran air
ke tempat yang diinginkan (tempat underwater), menyatukan aliran air
dari aliran aliransekitar kolong lain yang tidak teratur, mengontrol aliran air
ke front kerja,membuang air yang berlebih dengan diarahkan ke pipa
isap yang dibantu oleh mesin pompa air.
4.1.3
mengangkut
kali
selanjutnya
adalah kegiatan
untuk
menampung
dilakukan
kaksa
sebuah
(pasir
proses
yang
penumpahan
tempat
penampungan
mengandung
pencucian.
dan
Dengan
timah)
ukuran
bagian
ujung
dari
monitor yaitu 3
inchi
yang
berfungsi
4.2
Pencucian
Pada tahap ini merupakan awal dari proses mekanisme pencucian bijih timah
yang dilakukan oleh Tambang Besar Nudur Hilir karena kaksa yang diperoleh dari
tambang masih memiliki kadar sangat rendah sehingga diperlukan pengolahan
dalam bentuk pencucian mineral ikutan dengan menggunakan sistem jigging yang
berfungsi untuk memisahkan material pengotor yang ikut bersama dengan bijih
timah yaitu pasir karena bentuk dari lapisannya berupa kaksa (pasir yang
mengandung bijih timah).
Pada proses pencucian ini membutuhkan persedian air yang banyak apabila
tidak mencukupi maka proses pencucian tidak dapat berjalan. Proses awalnya yaitu
melalui launder yang
merupakan
suatu
bak
menghubungkanstockpile dengan
yang
alat
berfungsi
untuk
saring
mengalir
Saring Putar
Kaksa yang berasal dari tambang memiliki ukuran yang tidak seragam, hal ini
akan mempersulit dalam pemisahan mineral di jig. Sehingga diperlukan adanya
proses untuk menyeragamkan ukuran butir tersebut. Penyeragaman ukuran butir
dilakukan dengan menggunakan saring putar atau conical screen. Dalam proses ini
pengolahan ini diharapkan mendapatkan perolehan yang kadarnya berkisar 20% 40%. Alat penyaring Berfungsi untuk menyaring / memisahkan material pengotor
yang berukuran besar seperti bongkahan tanah liat, batu krikil agar tidak
mengganggu proses selanjutnya dan batang penyaringnya di pasang di ujung luar
bak penampung dengan jarak antar batang yaitu 2 cm dan panjang sekitar 3 m,
sehingga bongkah batuan yang berukuran lebih dari 2 cm tidak akan masuk ke
dalam jig, sedangkan batuan yang berukuran lebih kecil 2 cm, akan lolos dan
langsung masuk ke dalam store bak.
Store
bak berfungsi
untuk
keluar
dari
pipa
penyalur yangberasal dari saring putar dan menuju ke tiap unit jig primer. Store
bak ini terbuat dari besi dengan panjang bak 4.12 meter, lebar 5.52 meter, tinggi
1.21 meter dengan kemiringan 10. Cara kerjanya aliran pulp yang mengalir
melewati store bak akan terhambat karena pada bagian akhir dari bak ini terdapat 4
buah lubang pipa yang berdiameter 10 inchi sehingga sebagian aliran akan
tertahan pada bagian besi dari bak dan yang lainnya akan masuk melalui lubang
pipa tersebut. Berdasarkan berat jenis, bijih timah mempunyai berat jenis lebih
berat daripada dari pasir maka pasir akan cenderung untuk mengalir bersama aliran
air dan bijih timah ini akan lebih cepat mengendap di bagian bawah dari bak
penenang tersebut.Material kaksa (pulp) selanjutnya akan
masuk
ke
dalam
proses jigging yang diawali dengan dialirkannya pulp menuju jig primer.
American
Jig (PA)
berkapasitas
120
m3/jam.Keuntungan
bila
menggunakan Pan American Jig yaitu gerakan membran sejajar dengan gerakan
tekanan dan isapan sehingga pembagian air melalui saringan merata dan dapat
memberikan panjang dorongan yang lebih besar sehingga kekuatan isapan akan
lebih
kuat. Kerugian
apabila
menggunakan Pan
American
penggerak (mesin esentrik) mudah rusak maka memerlukan perawatan yang lebih
serius, dan bila spigot buntu / tersumbat, membran akan mudah lepas.
Pada pencucian di jig primer ini terdapat empat unit jig yang beroperasi,
dan masing-masing menjadi 3 kompartemen setiap jalurnya, yaitu kompartemen A,
B, dan C. Pada satu unit jig terdapat 6 cell atau mempunyai 6spigot, maka dalam
pencucian ini terdapat 24 spigot. Pukulan penggerak jig juga perlu diperhatikan jika
pukulan penggerak jig terlalu kecil maka material akan sulit untuk turun karena
materialnya mengambang dan menyebabkan bed jig(hematite) tersumbat. Ukuran
panjang
pukulan
kompartemen
10
17
mm,
melalui
sebuah
pipa
umpan
bagi jig clean up. Pada tahap pencucian ini digunakan dua unit jig yang mempunyai
2 jalur aliran setiap unitnya dan mempunyai 3 kompartemen pada setiap unitnya
yaitu
kompartemen
mempunyai
A,
kompartemen
dan
12 cell atau
kompartemen
mempunyai
C,
12spigot. Panjang
perlu
dilakukan
pemeriksaan,
pengukuran
dan
Ukuran
jumlah
kompartemen
140
Proses pencucian pada Jig Clean Up Konsentrat dari hasil tahap pencucian
sebelumnya dialirkan
melalui
sebuah
pipa
umpan
bagi jig clean up. Pada tahap pencucian ini digunakan dua unit jig yang mempunyai
2 jalur aliran setiap unitnya dan mempunyai 3 kompartemen pada setiap unitnya
yaitu
kompartemen
mempunyai
A,
kompartemen
dan
12 cell atau
kompartemen
mempunyai
C,
12spigot. Panjang
perlu
dilakukan
pemeriksaan,
pengukuran
dan
Ukuran
jumlah
kompartemen
140
material sangat
berperan
penting,
karenabed
material ini berfungsi sebagai material pemisah antara mineral utama dan mineral
pengotornya. Berdasarkan kondisi di atas, maka bed material perlu ditambah atau
kecepatan
aliran
(crossflow)
diatas
tidak
Fungsi kecepatan aliran adalah untuk membawa material ringan baik yang
berukuran besar atau kecil. Kecepatan aliran diatas permukaan jig perlu dirawat /
dikendalikan sesuai dengan standar, karena jika kecepatan aliran terlalu deras
maka akan mengakibatkan bijih timah dan mineral berharga lainnya hanyut
bersamatailing. Cara menahan kecepatan aliran bila sudah melebihi standar adalah
memasang sisir penahan (riffles) berfungsi untuk menjaga agar material tidak ikut
terbuang bersama tailing dan berfungsi juga untuk mengunci saringan agar tetap
diam di ujung kompartemen terakhir jig bersangkutan.
5. Pada Jig primer tipe Pan
American ini
dilengkapi
24afsluiter pada jig primer dimana setiap 1 jig primer mempunyai 6 afsluiter yaitu
kran air yang berfungsi untuk mengatur pemasukan air (underwater) ke dalam
tangki Jig, yang dihubungkan dengan sebuah pipa besi yang dipasang secara
permanen. Air (underwater) yang akan dimasukkan ke dalam tangki Jig primer
berasal dari bak penampungan (header tank) yang berada di atas Jig dan disalurkan
melalui pipa besi.
6. Header
penampungan
air
yang
berfungsi
untuk
menampung air tambahan dari underwater, dimana air yang masuk ke dalam jig
clean up 200lt/menit apabila air tambahan tersebut tidak ditampung terlebih dahulu
di
dalamheader
diambil dari
tank akan
bandar
berakibat
/
cukup
besar
kinerja Jig.
Air
tersebut
menggunakan
pompa underwater dimana bandar ini menjadi satu dengan settling pond sehingga
dapat diupayakan air yang berasal dari kolong ini dapat terendapkan dan dapat
memperoleh air yang bersih untuk proses pencucian tetapi kenyataannya berbeda
karena
terlalu
aliran air pada underwater maka air yang dihasilkan masih keruh dan terjadi
kedangkalan akibat banyak lumpur yang terendapkan.
berikut merupakan proses penambangan yang dilakukan pada TB Nudur Hilir,
diantaranya:
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan lapangan pada penambangan Tambang Besar
(TB) Nudur Hilir serta uraian dari bab-bab sebelumnya yang telah disampaikan,
maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa target produksi dari Tambang Besar
Nudur Hilir tidak sesuai dari apa yang telah direncanakan (target), hal ini
disebabkan karena seringnya dilakukan rekondisi pada alat yang digunakan untuk
proses penambangan, baik itu alat mekanik maupun pencucian, ditambah lagi
dengan
penempatan-penempatan
alat
seperti
monitor
yang
kurang
tepat
membuat striping pada excavator terganggu, begitu juga perawatan alat yang
kurang diperhatikan hingga sesering mungkin melakukan rekondisi POP, stock
tanah kaksa pada stockpile juga kadang habis, yang menyebabkan kerja dari jig
berkurang, begitu juga pada jam jalan kerja dari karyawan, ini dikarenakan alat
berat yang pengoperasiannya kurang maksimal, kurangnya perhatian pada alat dan
pipa untuk sirkulasi dari semua kolong ke dam utama serta penempatan alat dan
disposal tailing yang kurang tepat menjadikan proses penambangan dan pencucian
terganggu hingga produksi berkurang karena jam jalan kerja yang terganggu.
5.2
Saran
masukan
agar
terciptanya
kelancaran
dalam
penambangan yang diakukan Tambang besar Nudur Hilir, yaitu agar perawatan
pada alat kerja yang digunakan dalam kegiatan penambangan lebih diperhatikan,
agar dapat mengurangi kerusakan ataupun rekondisi pada alat-alat penambangan,
perlunya evaluasi pada alat berat yang kurang mampu untuk berada dimedan
tambang karena alat berat umurnya tergolong tua, dan juga mengatur kembali
main plan pada rencana kerja penambangan dimana penempatan-penempatan alat
seperti monitor dan disposal tailing yang dapat dibilang kurang tepat membuat jam
jalan kerja pada excavator dan juga karyawan terganggu, pengawasan pada
karyawan dilapangan juga perlu ditingkatkan karena terlihat bahwa keseriusan kerja
pada karyawan sangat kurang.
1.
DAFTAR PUSTAKA
Azis, V. 2007. Analisis Kandungan Sn, Zn, dan Pb Secara Spektofotometri Serapan Atom.
Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
Effendi, Hardi. 2009. Materi Pelatihan Teknis Tingkat Dasar Bidang Penambangan
Darat. Timah. Pangkal Pinang
Faldi, N. H. 2013. Aktivitas Penambangan Bijih Timah Di Unit Darat Tambang Besar
(Tb) Nudur 4 Desa Bencah, Kecamatan Airgegas, Bangka Selatan DiPt Timah
(Persero) Tbk. Politeknik Geologi dan Pertambangan. Bandung.
Hafid, M.D. 2007. Pedoman Tehnis Penambangan Timah Alluvial Di Darat. PT Tambang
Timah. Bangka Belitung
Peters, William C.; 1987, Exploration and Mining Geology, Second Edition, Department of
Mining and Geological Engineering, The University of Arizona, John Willey and Sons,
New York.
PT. Timah, 2002. Peta Lokasi Tambang Inkonvensional Tahun 2001 Kabupaten Bangka.