Anda di halaman 1dari 10

SUMMARY

 Logam Besi & Campuran


Logam besi adalah logam Logam yang lazim digunakan dalam industri besi dan
campurannya. Contoh dari logam besi adalah Besi (Fe), Nikel (Ni), Mangan (Mn), Kromit
(Cr), Wolfram (W), Molibdenum(Mo), dan Kobalt (Co).

1. Besi (Fe)
 Umumnya pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-butiran
dari mineral non logam seperti, Kuarsa, Kalsit, Feldspar, Ampibol, Piroksen, Biotit,
dan Tourmalin.
 Logam ini sangat mudah bereaksi dan mudah teroksidasi membentuk karat. Sifat
magnetism besi sangat kuat, dan sifat dalamnya malleable atau dapat ditempa.
 Mineral Besi yang komersial : Gutit (FeO(OH)), Hematit(Fe2O3), atau Spekularit
(bijih besi merah), Ilmenit (FeTiO3), Limonit (Fe2OH)6, Fe2O3), Magneti(Fe2O4),
Siderit(FeCO3).
 Ganesis pasir besi : Macam-macam bijih besi yang secara komersil paling banyak
menghasilkan unsur besi ialah, bijih besi sedimentair, magmatik, kontak metasomatik
dan replacement.
Bijih besi Laterit dan pasir besi titan meskipun sudah diketahui terdapat di banyak
tempat tetapi hanya beberapa daerah saja yang sudah dikerjakan dan di tambang
 Penambangan pasir besi : Penyelidikan besi Laterit dan bijih sedimentair dilakukan
dengan test pitting atau pemboran (untuk pasir besi titan cukup dengan Bangka bor).
Penyelidikan bijih besi kontak metamorfosa dengan lain-lainnya biasanya dilakukan
secara geofisik (dengan magnetometer) dibantu dengan pemboran inti.
Untuk biji besi sedimentair dan laterit penambangan dikerjakan secara open pit
dengan alat-alat besar seperti bulldozer, power shovel dan dragline.
 Tempat terdapat pasir besi : Bijih besi lateritik terdapat di Kalimantan Selatan,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.
Bijih besi magnetik hematit terdapat di Kalimantan Tengah.
Bijih besi titan terdapat di Pantai Cilacap, Pantai Pelabuhan Ratu,
Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera
Utara, dan Aceh.

2. Nikel (Ni)
 Nikel jarang didapatkan di alam, sering terdapat bersama-sama dengan Cobalt.
 Mineral Nikel yang Komersial : Anabergit Ni3 (AsO4)2.8 H2O, Garnierit (NiMg)6
(OH)8 Si4O10, Gersdorfit NiAsS, Kloantit NiAs2, Lineit CoNi3S4.
 Genesis Nikel : Nikel biasanya terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina
dalam batuan ultrabasa seperti peridotit, baik ter-metamorfkan ataupun tidak.
Terdapat dua jenis endapan nikel yang bersifat komersil, yaitu :
 Sebagai hasil konsentrasi residual silika dan pada proses pelapukan batuan
beku ultrabasa (bijih nikel oksida).
 Sebagai endapan nikel-tembaga sulfida, yang biasanya berasosiasi dengan
pirit, pirotit, dan kalkopirit (bijih nikel sulfida).
Pada umunya bijih nikel dibedakan sesuai dengan mineralnya menjadi :
 Bijih sulfida yang terjadi karena replacement dan magmatic, dan
 Bijih silika (oksida) yang terjadi karena pelapukan (laterisasi) dari batuan
ultra basa.
Bijih nikel Indonesia termasuk tipe bijih nikel oksida.
 Penambangan Nikel : Penambangan bijih nikel laterit (contoh Pomalaa) adalah
pertambangan terbuka. Lapisan penutup dikupas dengan bulldozer, bijihnya digali
dengan poer shovel.
Bijih nikel sulfidik ditambang secara tambang terbuka atau tambang dalam
tergantung keadaan jebakannya.
3. Mangan (Mn)
 Bijih Mangan yang ditambang akan menguntungkan bila kadar Mn minimumnya
40% dan kandungan P dan SiO2 harus rendah.
 Lebih dari 100 mineral Mangan telah diketahui tetapi hanya beberapa saja yang
mempunyai arti komersil diantaranya Pyrolusit (MnO3), Manganit (Mn2O3.H2O),
Psilomelan (MnO.MnO2.2H2O), Hausmanit (Mn3O4), Rhodochrosit (MnCO3) dan
Rhodonit (MnSiO2).
 Genesis : Sebagian besar dari persediaan dunia akan bijih mangan adalah terdiri dari
jebakan sedimentair dan residual. Tipe lainnya adalah sebagai jebakan hydrothermal
dan metamorpik. Cebakan mangan dapat terjadi dalam beberapa tipe, seperti cebakan
hidrotermal, cebakan sedimenter, cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava bawah
laut, cebakan metamorfosa, cebakan laterit dan akumulasi residu.
 Penambangan : Penambangan dilakukan secara tambang terbuka dan tambang dalam,
dalam bermacam-macam variasi tergantung keadaan jebakan.
 Tempat terdapat : kepulauan riau, nusa tenggara, papua, pulau bangka, jawa barat,
lampung, maluku, Sulawesi utara.
4. Crom (Cr)
 Komposisi kimia kromit sangat bervariasi karena terdapat usur-unsur lain yang
mempengaruhinya, karena itu berdasarkan nisbah Cr : Fe, Al, dan Pb, maka kromit
dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu,
Kromit kaya krom,
Kromit kaya aluminium,
Kromit kaya besi.
 Mineral yang komersial : kromit (FeCr2O4)
 Genesis : Kromit dapat terjadi sebagai endapan primer, yaitu tipe cebakan stratiform
dan podiform, atau sebagai endapan sekunder berupa pasir hitam dan tanah laterit.
Cebakan chromit terjadi secara magmatic segregation didalam batuan ultra basa
berbentuk massa, lensa-lensa dan tersebar (disseminated).
 Penambangan : Penambangan dilakukan baik secara tambang dalam maupun tambang
terbuka. Kebanyakan tambang-tambang chromit yang besar dikerjakan secara tambang
terbuka.
 Tempat terdapat : sumatera barat, sumatera utara, Kalimantan barat, Kalimantan
selatan, Sulawesi selatan, aluku utara, dan papua.
 Logam dasar
Logam dasar adalah logam yang umum terdapat, secara kimia logam dasar merupakan logam
yang mudah teroksidasi, terkorosi, dan bereaksi dengan HCl membentuk hidrogen. Contoh
dari logam dasar ini adalah air raksa (Hg), timah putih (Sn), tembaga (Cu), timbal (Pb), seng
(Zn), bismuth (B), antimon (Sb).

1. Air Raksa (Hg)


 Mineral yang komersil : Native element (Hg), cinnabar (HgS), metacinnabarite (HgS),
colomel (HgCl)
 Genesis air raksa : hamper semua bijih air raksa terjadi dari larutan hydrothermal pada
suhu rendah dalam bentuk sebagai cavity filling dan replacement. Bijih placer terjadi
karena prosses pelapukan.
 Penambangan air raksa : penyelidikan dilakukan dengan test pitting dan bor tangan
untuk bijih placer, sedangkan untuk biji primer dengan tranching, tunneling dan bor
inti. Penambangan dilakukan secara tambang terbuka dan tambang dalam (spuare set
stoping, shrinkage dan sub level stoping).
 Tempat terdapat : Sumatera Barat, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Amerika Serikat, Algeria,
Kyrgyzstan, Spain, dan China.
2. Timah Putih (Sn)
 Mineral yang komersil : Cassiterite (SnO 2), Stanite (Cu2S FeS SnS2) dan Teallite
(PbSnS2).
 Genesis : Pada umumnya bijih timah terjadi berhubungan dengan adanya intrusi
batuan Granite pada fase Pneumatolitik. Timah terbentuk sebagai endapan Primer pada
batuan granit dan pada daerah sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya
berasosiasi dengan turmalin dan urat kuarsa timah. Sebagai endapan Sekunder, yang di
dalamnya terdiri dari endapan Alluvial dan Elluvial.
 Penambangan : Penambangan bijih elluvial dan alluvial ialah dengan kapal, gravel-
pump dan hydraulicking. Bijih primer ditambang secara tambang terbuka dengan alat-
alat bulldozer, power shovel, dan lain-lain atau secara tambang dalam dengan
menggunakan dinamit.
 Tempat terdapat : Bangkinang - Kepulauan Riau, Dabo - Pulau Singkep, Pulau
Karimun, Sungai Liat - Pulau Bangka, Manggar - Pulau Belitung).

3. TEMBAGA (Cu)
 Tembaga merupakan logam bukan besi
 Mineral tembaga yang komersial : Tembaga alam ( native Coper Cu), chalcopyrite
(CuFeS2), Chalcosite ( Cu2O), Malachite ( CuCo3Cu(OH)2), DAN Azurite
( 2CuCO3.Cu(OH)2.
 Ganesis tembaga : Umumnya bijih tembaga di Indonesia terbentuk secara magmatik.
Pembentukan endapan magmatik dapat berupa proses Hydrotermal atau
Metasomatisme.
Bijih tembaga terdapat sebagai cebakan-cebakan dengan bermacam-macam type dalam
batuan beku, sediment dan metamorphic. Hampir sebagian besar cebakan tembaga
terjadi dari larutan hydrothermal dengan type replacement dan cavity filling.
Sebagian besar cadangan bijih tembaga dunia terdiri dari type replacement dalam
bentuk porphyry copper.
Untuk mendapatkan tembaga murni bijih tersebut akan mengalami proses konsentrasi,
smelting dan refining. Selain dalam mineral sulfida, dalam jumlah kecil tembaga juga
ditemukan berada dalam mineral-mineral jenis karbonat, oksida, hidroksisilikat dan
sulfat
 Penambangan tembaga : Penambangan dilakukan secara pertambangan terbuka dan
tambang dalam tergantung pada besar kadar tembaga dan dalamnya cebakan. Bijih
tembaga porphyry biasanya dikerjakan secara tambang terbuka dengan alat-alat
dikombinasi dengan blasting. Penambangan dalam dilakukan secara block caving,
square set, shrinkage, top slicing, sub level caving, cut and fill, long hole dan
sebagainya.
 Tempat terdapat tembaga di Indonesia : Papua (Kompara), Sumatra Utara (Muara
Soma),Sumatra Barat (Sumpu, Lubuk Sulasih),Aceh,Jambi, Kalimantan Tengah
(Sampit Mentikei), Jawa Tengah (Tirtamaya S. Lukulo). Jawa Barat (Cikotok),
Sulawesi Utara. Sulawesi Selatan (Sangkarapi), Sulawesi Tengah.
4. Seng (Zn)
 Seng merupakan campuran logam yang baik untuk membuat batang-batang rel yang kuat
dan keras.
 Seng bersifat sebagai kondektur listrik sedang yang baik.
 Mineral seng yang komersial : Zincblende (ZnS), Smith-sonite (ZnCO3), Zincite (ZnO)
 Genesis Seng : Endapan bijih seng biasanya dalam bentuk urat-urat (vein) mesotermal
yang berassoiasi dengan Galena atau bentuk-bentuk sulfida lainnya.
 Penambangan seng ; Penyelidikan dan penambangan tergantung pada bijih apa ia
terdapat bersama-sama biasanya dengan sistem tambang terbuka (open pit).
 Tempat terdapat Seng di Indonesia : Sumatra Utara (Kotanopan), Jawa Barat (Konggol,
Cikondang), Kalimantan Timur (Berau).

 Logam mulia
Logam yang secara ekonomis sangat berharga dan banyak dibutuhkan, Jenis logam ini disebut
logam mulia karena tahan terhadap korosi maupun oksidasi. Contoh dari logam mulia adalah
emas (Au), perak (Ag), platina (Pt).

1. Emas
 Sifat Emas yang menonjol adalah specific gravitynya yang tinggi dan tersebar luas di
alam dalam jumlah yang kecil-kecil
 Mineral yang komersil : emas murni (Au), calaverite (Au,Ag)Te2, petzite ((Ag,
Au)2Te), sylvanite ((Au3Ag)Te), Hesite (AuAg)Te
 Genesis : kebanyakan Emas terdapat dalam urat-urat Kuarsa (Vein Gold Quartz) yang
terbentuk melalui Proses Hidrotermal, dan sering bersama-sama Pyrit dan mineral-
mineral Sulfida yang lain. Bila Urat-urat mengandung Emas melapuk, maka emas-emas
akan terpisah dan kemudian mengendap sebagai Deposit Eluvial, atau terangkut oleh
aliran air dan mengendap di suatu tempat sebagai Deposit Letakan (Placer Deposit)
bersama pasir dan atau kerikil-kerikil.
 Penambangan : Penambangan Bijih Emas Placer adalah secara Hydrolicking (disemprot
dengan air), dengan Kapal Keruk (dredge) atau dengan Dragline yang dikombinasikan
dengan pengolahan diatas ponton (floating washing plants). Bijih Emas Primer (Lode)
kebanyakan secara tambang dalam dengan sistem cut and fill dan skrinkage stoping.
Metode penambangan yang umum diterapkan adalah tambang bawah tanah
(underground) dengan Metode Gophering, yaitu suatu cara penambangan yang tidak
sistematis, tidak perlu mengadakan persiapan-persiapan penambangan (development
works) dan arah penggalian hanya mengikuti arah larinya cebakan bijih.
 Tempat terdapat : Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Banten, Sumatra Barat.
2. Perak (Ag)
 Perak murni puranselalu mengandung campuran antara Au, Hg dan Cu, kadang-
kadang juga mengandung sedikit Pt, Sb dan Bi,
 Sifat yang menonjol Perak adalah warna pada permukaannya (putih perak) dan
specific gravity yang tinggi.
 Mineral yang komersil : argentite (Ag2S), bromite (AgBr), diskrasite (perak antimon)
(Ag3Ab), ceragyrite (AgCl), pyrargyrite (Ag3SbS3), naumannite (Ag2Se), perak
murni (Ag), polybasite ((AgCu)9SbS), prostite (Ag3AsS3), stefanite (ag5SbS4).
 Genesis :
Barasosiasi dengan sulfida, zeolit, kalsit, barit, fluorit dan kuarsa,
Barasosiasi dengan arsenida dan sulfida kobalt, nikel dan perak, dan bismut nativ,
Berasosiasi dengan uraninit dan mineral- mineral nikel-kobalt.
 Penambangan : seperti emas, dilakukan secara tambang dalam dengan system cut and
fill dan square set pada endapat bijih yang lebar.
 Tempat terdapat perak di Indonesia : Di Indonesia umumnya Perak terdapat beesama-
sama dengan Emas, karena itu biasanya lebih dikenal sebagai bijih Emas dan Perak.
3. Platina (Pt)
 Platina umumnya ditemukan dalam bentuk butiran-butiran kecil berupa sisik ikan atau
berupa massa batuan yang tidak teratur bentuknya.
 Mineral Platina yang komersial : Native Metal (Pt), Sperrylite (PtAs2), Cooperite
(PtAs2S).
 Ganesis Platina : Bijih Platina terjadi secara Magmatic Concentration di dalam batuan
beku Ultra basa.
Platina merupakan golongan Silikat yang berassosiasi dengan Besi dan Magnesium
dalam bentuk buturan halus yang terletak di permukaan batuan dan jarang ditemukan
dalam bentuk bongkahan-bongkahan.
 Penambangan Platina : Bijih Placer diselidiki dengan Pemetaan Geologi, Test Pit dan
Pemboran, dan bijih Primer diselidiki dengan cara tunneling dan pemboran.
Penambangan bijih Placer seperti penambangan Emas placer, yaitu dengan kapal
keruk dan hidrolicking. Bijih Primer ditambang dengan sistim Tambang Dalam (Cut
and Fill) atau tambang terbuka bila endapan tidak terlalu dalam.
 Tempat terdapat platina di Indonesia : Bengkalis (Riau), Martapura (Kalimantan
Selatan).

 Logam Jarang
Logam jarang adalah logam yang secara relatif ditemukan dalam jumlah sedikit dan
tersebar di bumi. Unsur-unsur logam ini, jarang ditemukan terkonsentrasi dalam jumlah
banyak. Contoh dari logam jarang adalah Bauksit-Alumunium (Al), Titan (Ti), Monasit,
Lithium (Li) dll.

1. Bauksit -Alumunium (Al)


 Bauksit merupakan mineral logam penghasil aluminium yang paling banyak di kerak
bumi, namun karena keberadaanya terikat sebagai senyawa aluminium silikat dalam
berbagai lempung menyebabkan ekstraksi aluminium dari sumber ini menjadi sulit
dan tidak ekonomis. Akan tetapi, di beberapa lokasi terdapat endapan aluminium
dalam bentuk oksida terhidrasi yang memungkinkan dilakukannnya ekstraksi
aluminium secara ekonomis.
 Mineral Bauksit yang komersial : Bauksit (Al2O3 2 H2O), Gibsit(Al 2O3.3 H2O),
Bohmit (Al2O3.H2O).
 Ganesis Bauksit : Bauksit merupakan bahan yang Heterogen, yang mempunyai
mineral dengan susunan terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral Bohmit
(Al2O3H2O) dan mineral Gibsit (Al2O3 3 H2O).

Bauksit terjadi karena pelapukan dari material-material yang mengandung alumina.


Endapan yang besar terjadi pada daerah-daerah dengan iklim tropis dan subtropics
yang basah yang memungkinkan pelapukan sangat kuat, dimana jatuh banyak hujan,
suhu tetap sepanjang tahun dan penyaliran air relatip baik.
Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al tinggi, kadar Fe
rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama
sekali. Batuan tersebut misalnya, Syienite dan Nefeline yang berasal dari batuan beku,
batu lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi,
yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit.
 Penambangan Bauksit : Bauksit umumnya terjadi pada permukaan atau dekat
permukaan dan merupakan letakan-letakan mendatar, maka cara-cara penyelidikan
yang paling tepat dan praktis ialah dengan pembuatan-pembuatan sumuran (test pit).
Pada endapan-endapan yang agak tebal/dalam dapat dipergunakan bor tangan.
Penambangan bijih bauksit seperti dilakukan di pulau Bintan dan sekitarnya adalah
cara tambang terbuka. Lapisan penutupnya disingkirkan dengan bulldozer kemudian
setelah terkupas bijihnya dikeruk dengan power shovel. Bijih ini kemudian diangkut
ketempat pencucian.
 Tempat terdapat Bauksit di Indonesia : Pulau Bintan (Kepulauan Riau), Singkawang
(Kalimantan Barat), Kalimantan Tengah, Pulau Bangka. Pulau Bintan.
2. Titan
 Kekuatan titan hampir serupa dengan baja, dengan 45 % titanium dicampur dengan
aluminium kekuatannya hampir dua kali.
 Titanium merupakan logam yang sangat bermanfaat sebagai bahan campuran bersifat
anti karat dan mempunyai titik lebur yang tinggi.
 Penghasil logam Titan adalah Rutil dan Ilmenit
 Mineral komersil : Ilmenit (FeTiO3) disebut juga Titanomagnetite, Rutil, Brookit
(TiO2), Titanite, Sphene (CaTiSiO5)
 Genesis : Endapan bijih titan yang terpenting merupakan endapan placer. Bijih Titan
primer terdapat sebagai cebakan metamorpik, magmatic, dan replacement,
 Penambangan : Penyelidikan ialah dengan pemetaan geologi, test pitting dan
pemboran tangan untuk cebakan placer. Dengan geofisik dan pemboran inti untuk
cebakan primair. Bijih titan placer (yang lebih terkenal sebagai pasir besi titan)
ditambang dengan kapal keruk, gravel pump hydraulicking. Bijih primer umumnya
ditambang secara open pit ( tambang terbuka).
 Tempat terdapat : Danau Towuti (Sulawesi), Lampung, Sumatera

Anda mungkin juga menyukai