Anda di halaman 1dari 39

PENGERTIAN BIJIH BESI

Bijih besi merupakan batuan yang mengandung mineral-mineral besi dan sejumlah mineral
gangue seperti silika, alumina, magnesia, dan lain-lain. Besi yang terkandung dalam batuan
tersebut dapat diekstraksi dengan teknologi tertentu secara ekonomis (Hurlbut, 1971). Besi
merupakan unsur kuat golongan VIII B yang mempunyai nomor atom 26. Kita dapat melihat
besi di mana-mana dalam kehidupan sehari-hari.


Segala barang yang harus kuat pasti terbuat dari besi, seperti tiang listrik, jembatan, pintu air,
dan kerangka bangunan. Peralatan perang juga semuanya berbahan dasar besi. Tidak hanya
barang-barang besar sampai yang berkekuatan raksasa saja yang terbuat dari besi, barang-barang
kecil pun banyak sekali yang terbuat dari besi, seperti peniti, paku, pisau, pines, cangkul, kawat
dan sebagainya. Kegunaan utama besi adalah untuk membuat baja. Baja tahan karat yang
terkenal adalah stainless stell yang merupakan paduan besi dengan 14-18% kromium 7-9% dan
nikel.

Pembentukan Proses terbentuknya bijih sangatlah kompleks. Sering lebih dari satu proses
bekerja bersama-sama. Meskipun dari satu jenis bijih, apabila terbentuk oleh proses yang
berbeda-beda, maka akan menghasilkan tipe endapan yang berbeda-beda pula. Penggolongan
bijih menurut pembentukannya :
1. bijih primer (hipogen), yakni bijih yang diendapkan pada saat terjadinya proses pelogaman
2. bijih sekunder (supergen), yakni bijih yang diendapkan sebagai akibat alterasi dari bijih
primer, oleh proses pelapukan dari air permukaan yang meresap ke dalam tanah.

Proses pembentukan :
1. Konsentrasi magmatik > deposit magmatik
2. Sublimasi > sublimat
3. Kontak metasomatisme > deposit kontak metasomatikcock
4. Konsentrasi hidrotermal > pengisian celah-celah terbuka (pertukaran ion pada batuan)
5. Sedimentasi lapisan sedimenter (evaporit)
6. Pelapukan Konsentrasi residual
7. Metamorfisme > deposit metamorfik
8. Hidrologi > air tanah

Contoh proses pengendapan bijih besi :
1. Diferensiasi magmatik
2. Larutan hidrotermal
3. Proses sedimentasi
4. Proses pelapukan

"Cadangan bijih" atau "cebakan bijih" adalah timbunan bijih pada satu kawasan yang ditentukan
batas-batasnya. Ini berbeda dengan sumber daya mineral yang didefinisikan menurut kriteria
penggolongan sumber daya mineral. Cadangan bijih adalah kenampakan satu jenis bijih tertentu.
Sebagian besar cadangan bijih dinamai menurut lokasinya (misalnya, Witswatersrand, Afrika
Selatan), atau menurut penemunya (misalnya cadangan nikel kambalda dinamakan menurut
pengebor perintisnya), atau menurut lelucon, tokoh sejarah, tokoh terkemuka, mitologi (phoenix,
kraken, serepentleopard, dll) atau nama sandi perusahaan sumber daya yang mendirikannya
(misalnya MKD-5 adalah nama singkatan untuk perusahaan tambang nikel Mount Keith).

Bijih besi diperdagangkan antara konsumen dan produsen, meskipun bermacam-macam harga
tolok ukur ditentukan tahunan antara konglomerat pertambangan utama dan konsumen utama,
dan ini mengatur wadah bagi partisipan yang lebih sedikit.

PEMANFAATAN
Secara geologi dimasukkan dalam 4 Kelompok sumberdayamineral (non migas) yang terdiri dari
Kelompok Coal, Metalic, Non Metalic dan Geo Thermal, Bahan mineral yang memiliki rumus
kimia Fe (Ferrous) ini, merupakan bahan dasar yang dilebur menjadi besi dan baja. Penggunaan
bijih besi juga sebagai bahan baku industri cat, semen, basic refractories, flux pada peleburan
logam-logam non-ferrous dan juga sebagai katalisator. Kerikil-kerikil besi juga dipakai untuk jig
bed. Bijih besi yang dikenal selama ini terdiri dari mineral magnetit (Fe3o4), hematit (Fe2O3),
limonit (Fe2O3H2O) dan siderit (FeCO3). Dilihat dari macamnya, secara komersial bijih besi
yang banyak dihasilkan yaitu bijih besi sedimenter, magmatik, kontak metasomatik dan
replacement. Biji besi laterit dan bijih besi titan walaupun sudah diketahui di banyak tempat,
hanya beberapa saja yang telah dieksploitasi, termasuk di Indonesia.



PERSEBARAN BIJIH BESI
Sebaran deposit bijih besi di Indonesia mulai dari Sumatera (Aceh, Sumatera Barat dan
Lampung), Jawa (Cilacap, Blitar, Tulung Agung dan Daerah sekitar Kulon Proggo), Kalimantan
(Pelaihari, Tanah Bumbu,Kotabaru) Hingga kawasan timur Indonesia, di War Akopi dan Was
Isyow, Papua . Namun yang selama ini banyak dikembangkan adalah endapan bijih besi.





2. PENGERTIAN MANGAN

Mangan adalah kimia logam aktif, abu-abu merah muda yang di tunjukkan pada symbol Mn
dan nomor atom 25. Ini adalah elemen pertama di Grup 7 dari tabel periodic. Mangan merupakan
dua belas unsur paling berlimpah di kerak bumi (sekitar 0,1%) yang terjadi secara alamiah.
Mangan merupakan logam keras dan sangat rapuh. Sulit untuk meleleh, tetapi mudah teroksidasi.
Mangan bersifat reaktif ketika murni, dan sebagai bubuk itu akan terbakar dalam oksigen,
bereaksi dengan air dan larut dalam asam encer. Menyerupai besi tapi lebih keras dan lebih
rapuh. Mangan membuat sampai sekitar 1000 ppm (0,1%) dari kerak bumi, sehingga termasuk
ke-12 unsur paling berlimpah di sana. Tanah yang berbasis mangan dunia dikenal ditemukan di
Afrika Selatan dan Ukraina, endapan mangan penting lainnya berada di Australia, India, Cina,
Gabon dan Brasil.


Pada tahun 1978 diperkirakan 500 miliar ton nodul mangan ada di di dasar laut. Usaha-usaha
untuk menemukan metode ekonomis nodul mangan panen ditinggalkan pada 1970-an. Mangan
adalah salah satu logam yang paling berlimpah di tanah, di mana terjadi sebagai oksida dan
hidroksida, dan siklus melalui oksidasi berbagai Negara. Mangan adalah unsur penting untuk
semua spesies. Beberapa organisme, seperti diatom, moluska dan spons, mengumpulkan
mangan. Ikan dapat memiliki hingga 5 ppm dan mamalia hingga 3 ppm dalam jaringan mereka,
meskipun biasanya mereka memiliki sekitar 1 ppm. Daerah pertambangan utama untuk Bijih
mangan adalah Afrika Selatan, Rusia, Ukraina, Georgia, Gabon dan Australia.

PEMANFAATAN
Manfaat Mangan sangat penting untuk produksi besi dan baja. Mangaan adalah komponen kunci
dari biaya rendah formulasi baja stainless dan digunakan secara luas tertentu. Mangan digunakan
dalam paduan baja untuk meningkatkan karakteristik yang menguntungkan seperti kekuatan,
kekerasan dan ketahanan. Mangan digunakan untuk membuat agar kaca tidak berwarna dan
membuat kaca berwarna ungu. Mangan dioksida juga digunakan sebagai katalis. Selain itu
Mangan digunakan dalam industri elektronik, di mana mangan dioksida, baik alam atau sintetis,
yang digunakan untuk menghasilkan senyawa mangan yang memiliki tahanan listrik yang tinggi;
di antara aplikasi lain, ini
digunakan sebagai komponen dalam setiap pesawat televisi. Mangan merupakan salah satu
mineral yang digunakan oleh beberapa orang untuk membantu mencegah keropos tulang dan
mengurangi gejala yang mengganggu terkait dengan sindrom pramenstruasi (PMS).

Methylcyclopentadienyl mangan tricarbonyl digunakan sebagai aditif dalam bensin bebas timbel
bensin untuk meningkatkan oktan dan mengurangi ketukan mesin. The mangan dalam senyawa
organologam yang tidak biasa ini adalah dalam bilangan oksidasi 1. Mangan (IV) oksida
(mangan dioksida, MnO 2) digunakan sebagai reagen dalam kimia organik untuk oksidasi dari
benzilik alkohol (yaitu bersebelahan dengan sebuah cincin aromatik).

Mangan dioksida telah digunakan sejak jaman dahulu untuk menetralkan oksidatif kehijauan
semburat di kaca disebabkan oleh jumlah jejak kontaminasi besi. MnO 2 juga digunakan dalam
pembuatan oksigen dan klorin, dan dalam pengeringan cat hitam. Dalam beberapa persiapan itu
adalah cokelat pigmen yang dapat digunakan untuk membuat cat dan merupakan konstituen alam
Umber. Mangan (IV) oksida digunakan dalam jenis asli sel kering baterai sebagai akseptor
elektron dari seng, dan merupakan bahan kehitaman yang ditemukan saat membuka seng karbon-
-jenis sel senter. Mangan dioksida yang direduksi ke mangan oksida-hidroksida MnO (OH)
selama pemakaian, mencegah pembentukan hidrogen pada anoda baterai. Mangan juga penting
dalam fotosintesis oksigen evolusi dalam kloroplas pada tumbuhan Mangan di lingkungan.



PERSEBARAN MANGAN
Kebanyakan senyawa mangan saat ini ditemukan di Rusia, Brazil, Australia, Afrika Selatan,
Gabon, dan India. Potensi cadangan bijih mangan di Indonesia cukup besar, namun terdapat di
berbagai lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi tersebut terdapat di Pulau Sumatera,
Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku.
Endapan biji mangan banyak terdapat beberapa lokasi di berbagai provinsi di Indonesia.








3. PENGERTIAN GIPS

Gips merupakan mineral yang terdapat di alam berupa batu putih tang mengandung unsur
kalsium sulfat dan air. Gipsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang
mendominasi pada mineralnya. Gipsum yang paling umum ditemukan adalah jenis hidrat
kalsium sulfat. Gipsum adalah salah satu dari beberapa mineral yang teruapkan. Contoh lain dari
mineral-mineral tersebut adalah karbonat, borat, nitrat, dan sulfat. Mineral-mineral ini
diendapkan di laut, danau, gua dan di lapian garam karena konsentrasi ion- ion oleh penguapan.
Ketika air panas atau air memiliki kadar garam yang tinggi, gipsum berubah menjadi basanit atau
juga menjadi anhidrit . Dalam keadaan seimbang, gipsum yang berada di atas suhu 108 F atau
42 C dalam air murni akan berubah menjadi anhidrit.


Gipsum secara umum mempunyai kelompok yang terdiri dari gipsum batuan, gipsit
alabaster, satin spar, dan selenit. Gipsum juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat
terjadinya, yaitu endapan danau garam, berasosiasi dengan belerang, terbentuk sekitar fumarol
vulkanik, efflorescence pada tanah atau gua- gua kapur, tudung kubah garam, penudung oksida
besi (gossan) pada endapan pirit di daerah batu gamping. Gipsum terbentuk dalam kondisi
berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi. Gipsum merupakan garam yang pertama kali
mengendap akibat proses evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin
bertambah. Sebagai mineral evaporit, endapan gipsum berbentuk lapisan di antara batuan-batuan
sedimen batu gamping, serpih merah, batu pasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula
berbentuk endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan sedimen. Menurut para ahli, endapan
gipsum terjadi pada zaman Permian. Endapan gipsum biasanya terdapat di danau, laut, mata air
panas, dan jalur endapan belerang yang berasal dari gunung api. Gipsum termasuk mineral
dengan sistem kristal monoklin 2/m, namun kristal gipsnya masuk ke dalam sistem kristal
orthorombik. Gipsum umumnya berwarna putih, kelabu, cokelat, kuning, dan transparan. Hal ini
tergantung mineral pengotor yang berasosiasi dengan gipsum. Gipsum umumnya memiliki sifat
lunak dan pejal.

PEMANFAATAN
Beberapa kegunaan gipsum yaitu Drywall Bahan perekat. Penyaring dan sebagai pupuk tanah. Di
akhir abad 18 dan awal abad 19, gipsum Nova Scotia atau yang lebih dikenal dengan sebutan
plaister, digunakan dalam jumlah yang besar sebagai pupuk di ladang-ladang gandum di
Amerika Serikat. Campuran bahan pembuatan lapangan tenis. Sebagai pengganti kayu pada
zaman kerajaan-kerajaan. Contohnya ketika kayu menjadi langka pada Zaman Perunggu, gipsum
digunakan sebagai bahan bangunan.

Sebagai pengental tofu karena memiliki kadar kalsium yang tinggi, khususnya di Benua Asia
(beberapa negara Asia Timur) diproses dengan cara tradisonal. Sebagai penambah kekerasan
untuk bahan bangunan Untuk bahan baku kapur tulis Sebagai salah satu bahan pembuat portland
semen Sebagai indikator pada tanah dan air Sebagai agen medis pada ramuan tradisional China
yang disebut Shi Gao. Saat ini gipsum sebagai bahan bangunan digunakan untuk membuat papan
gypsum dan propil pengganti triplek dari kayu. Papan gypsum propil adalah salah satu produk
jadi setelah material gypsum diolah melalui proses pabrikasi menjadi tepung. Papan gypsum
propil digunakan sebagai salah satu elemen dari dinding partisi dan plafon.



PERSEBARAN GIPS
Barang tambang gips di Indonesia, terdapat di daerah Cirebon, Rembang, Kalianget, Nusa
Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.


Geologi dan Potensi Bahan Galian Industri

A. Kelompok BGI yang Berhubungan Dengan Batuan Sedimen
Kelompok Bahan Galian ini dibagi Menjadi Dua Kelompok yaitu sub kelompok A yang
merupakan bahan galian industri yang berkaitan dengan batu gamping dan Sub kelompok B
yang merupakan bahan galian industri yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya.

1. Sub Kelompok A
a. Batu Gamping
Batu kapur (Gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara
mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batu kapur yang terdapat di alam terjadi secara
organik, jenis ini berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera
atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Batu kapur dapat berwarna
putih susu, abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral
pengotornya.
Penggunaan batu kapur sudah beragam diantaranya untuk bahan kaptan, bahan
campuran bangunan, industri karet dan ban, kertas, dan lain-lain.
Potensi batu kapur di Indonesia sangat besar dan tersebar hampir merata di seluruh
kepulauan Indonesia. Sebagian besar cadangan batu kapur Indonesia terdapat di Sumatera
Barat.
Pada umumnya deposit batu gamping ditemukan dalam bentuk bukit. Oleh sebab itu
teknik penambangan dilakukan dengan tambang terbuka dalam bentuk Quarry tipe sisi bukit
(Side hill type).
b. Dolomit
Dolomit termasuk rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni secara teoritis
mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3 atau 30,4% CaO. Rumus kimia
mineral dolomit dapat ditulis meliputi CaCO3.MgCO3, CaMg(CO3)2 atau CaxMg1-xCO3,
dengan nilai x lebih kecil dari satu. Dolomit di alam jarang yang murni, karena umumnya
mineral ini selalu terdapat bersama-sama dengan batu gamping, kwarsa, rijang, pirit dan
lempung. Dalam mineral dolomit terdapat juga pengotor, terutama ion besi.
Dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dengan kekerasan lebih lunak dari
batugamping, yaitu berkisar antara 3,50 - 4,00, bersifat pejal, berat jenis antara 2,80 - 2,90,
berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah
dihancurkan.
Penggunaan dolomit dalam industri tidak seluas penggunaan batugamping dan
magnesit. Kadang-kadang penggunaan dolomit ini sejalan atau sama dengan penggunaan
batugamping atau magnesit untuk suatu industri tertentu. Akan tetapi, biasanya dolomit lebih
disukai karena banyak terdapat di alam. Madiapoera, T (1990) menyatakan bahwa penyebaran
dolomit yang cukup besar terdapat di Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur dan Madura dan Papua. Di beberapa daerah sebenarnya terdapat juga potensi
dolomit, namun jumlahnya relatif jauh lebih kecil dan hanya berupa lensa-lensa pada endapan
batugamping.
Penambangan dolomit dilakukan sama dengan penambangan batu gamping.
c. Kalsit
Kalsit merupakan mineral utama pembentuk batugamping, dengan unsur kimia
pembentuknya terdiri dari kalsium (Ca) dan karbonat (CO3), mempunyai sistem kristal
Heksagonal dan belahan rhombohedral, tidak berwarna dan transparan. Sifat fisika dari kalsit
adalah bobot isi 2,71; kekerasan 3 (skala Mohs); bentuk prismatik; tabular; pejal; berbutir halus
sampai kasar; dapat terbentuk sebagai stalaktit, modul tubleros, koraloidal, oolitik atau
pisolitik. Warna kalsit yang tidak murni adalah kuning, coklat, pink, biru, lavender, hijau pucat,
abu-abu, dan hitam.
Penggunaan kalsit saat ini telah mencakup berbagai sektor yang didasarkan pada sifat
fisik dan kimianya. Penggunaan tersebut, meliputi sektor pertanian, industri kimia, makanan,
logam dan lainnya.
Kalsit terdapat di sepanjang pantai barat Sumatera, Jawa bagian selatan dan utara
(sebagian kecil). Bentuk endapan dapat datar, bukit atau berupa lensa. Cadangan yang
diketahui merupakan klasifikasi cadangan tereka di daerah Indarung (10,1 juta ton), Sumatera
Barat (10 juta ton) dan Begelan di Kabupaten Purwokerto (0,1 Juta ton).
Proses penambangan yang dilakukan dengan menggunakan peralatan secara sederhana
antara lain gancu dan linggis.
d. Marmer
Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan
dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen
menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun
non foliasi. Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan
butir. Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar 3060 juta tahun atau berumur Kuarter
hingga Tersier.
Penggunaan marmer atau batu pualam tersebut biasa dikategorikan kepada dua
penampilan yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario biasanya digunakan untuk
pembuatan tempat mandi, meja-meja, dinding dan sebagainya, sedangka tipe staturio sering
dipakai untuk seni pahat dan patung.
Proses penambangan marmer dilakukan secara sederhana dengan peralatan sederhana
seperti gergaji.
e. Oniks
Endapan oniks mempunyai komposisi kimia CaCO3 terdiri dari mineral kalsit yang
berlapis dengan ketebalan dan pola yang bervariasi. Umumnya berwarna putih kekuningan
dan agak bening sehingga tembus pandang. Oniks terjadi pada rongga atau tekanan batu
gamping yang berasal dari larutan kalsium karbonat baik yang terjadi pada temperatur panas
atau dingin. Bila oniks ini terkena proses metamorfose maka akan terbentuk oniks marmer.
Seperti marmer, oniks tidak tahan terhadap larutan asam oleh sebab itu disarankan jangan
sampai terkena air hujan.
Oniks biasanya dimanfaatkan sebagai hiasan seperti asbak, vas, lampu duduk/ gantung
atau bentuk dekorasi lainnya.
Endapan oniks yang sudah diketahui keberadaannya yaitu didaerah jawa barat (Ciniru,
kabupaten kuningan), Jawa tengah (Daerah wirosari), dan beberapa daerah jawa timur.
Proses penambangan yang dilakukan sama seperti penambangan marmer.
f. Fosfat
Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan kandungan
fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone phosphate of lime (BPL)
atau triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan kandungan P2O5.
Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya terdapat dalam
mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama proses pembekuan magma. Kadang
kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit
kompleks dan sienit. Sifat fisik yang dimiliki adalah warna putih atau putih kehijauan, hijau,
berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5 H. Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan
nitrogen yang tidak larut dalam air, tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat
dengan menambahkan asam.
Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P2O5, antara 4-42 %. Sementara itu,
tingkat uji pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N (nitrogen), P (fosfat atau P2O5),
dan K (potas cair atau K2O). Fosfat sebagai pupuk alam tidak cocok untuk tanaman pangan,
karena tidak larut dalam air sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan. Fosfat untuk
pupuk tanaman pangan perlu diolah menjadi pupuk buatan. Di Indonesia, jumlah cadangan
yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan guano (kadar P2O5= 0,17-43 %).
Keterdapatannya di Propinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan tempat lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan
Irian Jaya.
Proses penambangan dilakukan dengan cara sederhana dengan peralatan sederhana.
g. Rijang
Rijang (SiO2) Terbentuk dari proses replacement terhadap batu gamping oleh silika
organik atau anorganik. Rijang berbutir sangat halus umumnya berwarna kehijauan atau
kehitaman, nilai kekerasannya 7.
Rijang banyak tersebar diwilayah indonesia diantaranya daerah Istimewa aceh, Jawa
barat, Jawa tengah, Jawa timur, Kalimantan barat, Kalimantan selatan, Sulawesi selatan, Nusa
tenggara timur.
Rijang termasuk sebagai bahan batu setengah permata. Oleh sebab itu kebanyakan
dibentuk sebagai hiasan (ornament).
Proses penambangan yang dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana seperti
linggis.
h. Gipsum
Gipsum (CaSO4.2H2O) mempunyai kelompok yang terdiri dari gypsum batuan, gipsit
alabaster, satin spar, dan selenit. Gipsum umumnya berwarna putih, namun terdapat variasi
warna lain, seperti warna kuning, abu-abu, merah jingga, dan hitam, hal ini tergantung mineral
pengotor yang berasosiasi dengan gypsum. Gipsum umumnya mempunyai sifat lunak, pejal,
kekerasan 1,5 2 (skala mohs), berat jenis 2,31 2,35, kelarutan dalam air 1,8 gr/l pada 00C
yang meningkat menjadi 2,1 gr/l pada 400C, tapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi.
Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi.
Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air laut
diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral evaporit,
endapan gypsum berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen batugamping, serpih
merah, batupasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk endapan lensa-lensa
dalam satuan-satuan batuan sedimen.
Gypsum banyak digunakan sebagai bahan tambahan semen portland, serta alat
kesehatan dan kimia.
Sistem penambangan yang dilakukan dengan menggunakan sistem quarry.

2. Sub Kelompok B
a. Bentonit
Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit dalam dunia
perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral.
Endapan bentonit Indonesia tersebar di P. Jawa, P. Sumatera, sebagian P. Kalimantan dan
P. Sulawesi, dengan cadangan diperkirakan lebih dari 380 juta ton, serta pada umumnya terdiri
dari jenis kalsium (Ca-bentonit) . Beberapa lokasi yang sudah dan sedang dieksploitasi, yaitu di
Tasikmalaya, Leuwiliang, Nanggulan, dan lain-lain. Indikasi endapan Na-bentonit terdapat di
Pangkalan Brandan; Sorolangun-Bangko; Boyolali.
Na-bentonit dimanfaatkan sebagai bahan perekat, pengisi (filler), lumpur bor, sesuai
sifatnya mampu membentuk suspensi kental setelah bercampur dengan air. Sedangkan Ca-
bentonit banyak dipakai sebagai bahan penyerap.
Untuk lumpur pemboran, bentonit bersaing dengan jenis lempung lain, yaitu atapulgit, sepiolit
dan lempung lain yang telah diaktifkan.
Dengan penambahan zat kimia pada kondisi tertentu, Ca-bentonit dapat dimanfaatkan
sebagai bahan lumpur bor setelah melalui pertukaran ion, sehingga terjadi perubahan menjadi
Na-bentonit dan diharapkan terjadi peningkatan sifat reologi dari suspensi mineral tersebut
Agar mencapai persyaratan sebagai bahan lumpur sesuai dengan spesifikasi standar, perlu ada
penambahan polimer. Hal itu dapat dilakukan melalui aktivasi bentonit untuk bahan lumpur
bor.
Dikarenakan bentonit bersifat lunak, oleh karena itu penambangannya bisa dilakukan
dengan sistem quarry atau dengan peralatan sederhana.
b. Ball Clay dan Bond Clay
Ball clay adalah jenis lempung yang tersusun dari mineral kaolinit yang bentuk
kristalnya tidak sempurna, ilit, kuarsa dan mineral lain yang mengandung karbon. Apabila
sifat-sifat fisik ball clay tersebut lebih rendah dari standart maka lempung tersebut disebut
bond clay.
Ball clay dan Bond clay hampir tersebar merata diseluruh indonesia. Sistem
penambangnnya dengan system quarry mining.
Ball clay dan Bond clay banyak digunakan untuk bahan industri keramik dan bata tahan
api, Campuran makanan ternak, Sebagai bahan vulkanisir dalam industri karet.
c. Fire Clay
Fire clay adalah mineral yang terdiri dari mineral kaolinit yang bentuk kristalnya tidak
sempurna, dengan mengandung sedikit mika atau ilit, kuarsa, dan mineral lempung yang
bersifat lunak dan tidak mempunyai perlapisan. Lempung tersebut mempunyai nilai PCE >19,
sehingga tahan terhadap suhu tinggi (>15000 C) tanpa adanya pembentukan masa gelas.
Fireclay terbentuk karena soil yang tertimbun oleh sedimen lain di daratan atau cekungan
lakustrin ataupun delta yang umumnya mengandung batubara.
Penggunaan fire clay terutama untuk refraktori, isolator, dll.
Potensi fireclay terdapat di Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, dan Sulawesi Selatan.
Teknik penambangan yang digunakan dengan sistem quarry dan penambangan
sederhana, dengan peralatan sederhana seperti linggis.
d. Zeolit
Zeolit alam merupakan senyawa alumino silikat terhidrasi, dengan unsur utama yang
terdiri dari kation alkali dan alkali tanah. Senyawa ini berstruktur tiga dimensi dan mempunyai
pori yang dapat diisi oleh molekul air.
Zeolit alam terbentuk dari reaksi antara batuan tufa asam berbutir halus dan bersifat
riolitik dengan air pori atau air meteorik
Penggunaan zeolit adalah untuk bahan baku water treatment, pembersih limbah cair dan
rumah tangga, untuk industri pertanian, peternakan, perikanan, industri kosmetik, industri
farmasi, dan lain-lain.
Zeolit terdapat di beberapa daerah di Indonesia yang diperkirakan mempunyai cadangan
zeolit sangat besar dan berpotensi untuk dikembangkan, yaitu Jawa Barat dan Lampung.
Sistem penambangan yang digunakan dengan menggunakan sistem quarry.
e. Diatomea
Diatomit atau tanah diatomea adalah suatu batuan sedimen silika, yang secara geologi
terbentuk dari akumulasi dan pengendapan kulit atau kerangka diatomea (fosil tumbuhan air
atau binatang kersik atau ganggang bersel tunggal) dan terendapkan di danau atau non marin.
Diatomit mempunyai sifat porous, permeabel, ringan, mudah pecah, dan abrasif, densitas
ruah 0,5 1 ton/m3, berat jenis, 2 2,3, porositas < 90%, dan kandungan cangbangl 1,7 30
juta/cm3, dengan ukuran 0,001 0,4 mm. Sebagian diatomit berwarna putih atau abu-abu, akan
tetapi ada juga yang berwarna kuning, coklat, merah muda, hitam, dan hijau, yang tergantung
dari unsur pengotornya. Secara kimia, komposisi utama diatomit adalah silika, tetapi ada
unsure lainnya seperti alumina, besi oksida, magnesium, sodium, potassium oksida, titanium
oksida, fosfat, dan kalsium oksida.
Potensi endapan diatomea di Indonesia tersebar di berbagai tempat, antara lain di
Sumatera Utara, Pulau Jawa, dan Maluku Utara.
Sistem penambangan yang digunakan dengan sistem Quarry mining.
f. Yodium
Yodium biasanya terjadi di alam hanya sebagai yodat dan yodida atau kombinasi
keduanya. Unsur yodium dalam kerak bumi, diantaranya adalah lautarit (IO3)2 atau kalsium
yodat, dan dietzet (Ca (IO3)2 (CrO4) atau kalsium yodat kromat.
Keberadaan yodium di Indonesia tidak jauh berbeda kondisi kegeologiannya dengan
keberadaan air dan minyak bumi, yaitu merupakan air konat atau air purba yang mengan-dung
yodium dengan berbagai variasi dalam suatu endapan permeabel yang terjebak bagian atas dan
bawahnya oleh lapisan impermeabel..
Dalam industri farmasi yodium dimanfaatkan sebagai bahan baku utama untuk tingtur
(larutan obat dalam alkohol), kesehatan (sanitary), industri desinfektan, dan herbisida. Yodium
digunakan dalam garam rakyat untuk meningkatkan kualitas garam tersebut agar layak dan
sehat untuk dikonsumsi.
Potensi yodium di Indonesia berdasarkan Tushadi Madiadipoera (1990) tersebar di
beberapa lokasi dengan cadangan yang umumnya masih sumberdaya. Kandungannya berkisar
dari yang terkecil hingga mencapai 182 mg/lt. Di beberapa tempat, muncul sebagai air lolosan
(seepage) dengan debit 0,5 170 m3/hari. Lokasi cadangan yodium yang sudah dieksploitasi
adalah di Watokadon Mojokerto, Jawa Timur dengan kapasitas 400 - 600 kl/air asin/hari dan
mutu sekitar 112 - 182 mg/lt. Yodium di daerah ini terdapat dalam Formasi Kalibeng umur
Miosen.
Sistem penambangan dilakukan dengan pengeboran hingga diperoleh yodium.
g. Mangan
Mangan termasuk unsur terbesar yang terkandung dalam kerak bumi. Bijih mangan
utama adalah pirolusit dan psilomelan, yang mempunyai komposisi oksida dan terbentuk
dalam cebakan sedimenter dan residu. Mangan mempunyai warna abu-abu besi dengan kilap
metalik sampai submetalik, kekerasan 2 6, berat jenis 4,8, massif, reniform, botriodal, stalaktit,
serta kadang-kadang berstruktur fibrous dan radial. Mangan berkomposisi oksida lainnya
namun berperan bukan sebagai mineral utama dalam cebakan bijih adalah bauxit, manganit,
hausmanit, dan lithiofori, sedangkan yang berkomposisi karbonat adalah rhodokrosit, serta
rhodonit yang berkomposisi silika.
Cebakan mangan dapat terjadi dalam beberapa tipe, seperti cebakan hidrotermal, cebakan
sedimenter, cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava bawah laut, cebakan metamorfosa,
cebakan laterit dan akumulasi residu. Sekitar 90% mangan dunia digunakan untuk tujuan
metalurgi, yaitu untuk proses produksi besi-baja, sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan
non-metalurgi antara lain untuk produksi baterai kering, keramik dan gelas, kimia, dan lain-
lain.
Potensi cadangan bijih mangan di Indonesia cukup besar, namun terdapat di berbagai
lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi tersebut terdapat di Pulau Sumatera,
Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan
Papua.
Sistem penambangan yang digunakan dengan tambang terbuka secara gophering.
h. Feldspar
Sebagai mineral silikat pembentuk batuan, felspar mempunyai kerangka struktur
tektosilikat yang menunjukkan 4 (empat) atom oksigen dalam struktur tetraheral SiO2 yang
dipakai juga oleh struktur tetraheral lainnya. Kondisi ini menghasilkan kisi-kisi kristal
seimbang terutama bila ada kation lain yang masuk ke dalam struktur tersebut seperti
penggantian silikon oleh aluminium.
Terlepas dari bentuk strukturnya, apakah triklin atau monoklin, felspar secara kimiawi
dibagi menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium felspar (KAlSi3O8), natrium felspar
(NaAlSi3O8), kalsium felspar (CaAl2Si2O8) dan barium felspar (Ba Al2Si2O8) sedangkan secara
mineralogi felspar dikelompokkan menjadi plagioklas dan K-felspar.
Plagioklas felspar hampir selalu memperlihatkan kenampakan melidah yang kembar
(lamellar twinning) bila sayatan tipis mineral tersebut dilihat secara mikroskopis. Sifat optis
yang progresif sejalan dengan berubahnya komposisi mineralogi memudahkan dalam
identifikasi mineral-mineral felspar yang termasuk ke dalam kelompok plagioklas tersebut. Na-
plagioklas banyak ditemukan dalam batuan kaya unsur alkali (granit, sienit). Andesin dan
oligoklas terdapat pada batuan intermediate seperti diorit sedangkan labradorit, bitownit dan
anortit biasanya sebagai komponen batuan basa (gabro) dan anortosit.
Felspar dari alam setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk batu gurinda dan felspar
olahan untuk keperluan industri tertentu. Mineral ikutannya dapat dimanfaatkan untuk
keperluan industri lain sesuai spesifikasi yang ditentukan. Industri keramik halus dan
kaca/gelas merupakan dua industri yang paling banyak mengkonsumsi felspar olahan,
terutama yang memiliki kandungan K2O tinggi dan CaO rendah.
Berbicara mengenai potensi endapan felspar di Indonesia, sebaran material ini terdapat
hampir di seluruh negeri dengan bentuk endapan berbeda dari satu daerah dengan daerah
yang lain tergantung jenis endapan, primer atau sekunder.
Data dari Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral menunjukkan cadangan terukur
(proved), tereka (probable) dan terindikasi (possible) masing-masing sebesar 271.693, 11.728
dan 56.561 ribu ton.
Sistem penambangan dilakukan dengan Quarry mining dan benching system.

B. Kelompok BGI yang berhubungan dengan batuan gunung api
1. Obsidian
Merupakan jenis batuan beku luar, hasil pembekuan magma yang kaya silika.
Pembekuan terjadi demikian cepat sehingga mineral pembentuknya tidak dapat mengkristal
dengan baik dan kedudukan kristalnya tidak beraturan. Obsidian berwarna putih keabu-abuan
hingga hitam. Kekerasannya 6, berat jenis 3-3,5 memiliki sifat pecahan konkoidal.
Obsidian dapat ditemukan didaerah pegunungan seperti jambi, jawa barat, lampung,
sulawesi urata hingga irian jaya. Penambangan obsidian menggunakan metode Quarry dengan
peralatan sederhana.
Obsidian dimanfaatkan untuk pondasi bangunan, dimanfaatkan sebagi batu mulia, serta
bahan perlit rekayasa.
2. Perlit
Perlit terbentuk karena pembekuan magma asam yang tiba-tiba dengan tekanan tinggi
dalam suasana basah. Komposisi utama adalah mineral silikat berbutir halus. Warnanya abu-
abu muda hingga abu-abu kehitaman.
Perlit banyak ditemukan didaerah Sumatera utara, Sumatera barat, Jambi, Bengkulu,
Sumatera selatan, Lampung, jawa barat, Nusa tenggara timur dan sulawesi utara.
Perlit banyak dimanfaatkan sebagi bahan bangunan dan bila dalam bentuk ukuran pasir
digunakan seebagai penyaring air.
Proses penambangan dengan tambang terbuka menggunakan alat sederhana.
3. Pumice
Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang, mengandung buih yang
terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan biasanya disebut juga sebagai batuan gelas
volkanik silikat.
Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunungapi yang mengeluarkan
materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara horizontal dan terakumulasi
sebagai batuan piroklastik. Sehingga menyebabkan Batu apung mempunyai sifat vesicular yang
tinggi. Sedangkan mineral-mineral yang terdapat dalam batu apung adalah feldspar, kuarsa,
obsidian, kristobalit, dan tridimit.
Sifat kimia dan fisika batu apung antara lain, yaitu: mengandung oksida SiO2, Al2O3,
Fe2O3, Na2O, K2O, MgO, CaO, TiO2, SO3, dan Cl, hilang pijar (Loss of Ignition) 6%, pH 5,
bobot isi ruah 480 960 kg/cm3, peresapan air (water absorption) 16,67%, berat jenis 0,8
gr/cm3, hantaran suara (sound transmission) rendah, rasio kuat tekan terhadap beban tinggi,
konduktifitas panas (thermal conductivity) rendah, dan ketahanan terhadap api sampai dengan
6 jam.
Keterdapatan batu apung selalu berkaitan dengan rangkaian gunungapi berumur
Kuarter sampai Tersier. Penyebaran meliputi daerah Serang, Sukabumi, Pulau Lombok, dan
Pulau Ternate.
Batu apung banyak dimanfaatkan sebagi bahan bangunan dan bahan industri. Metode
penambangan yang digunakan untuk menambang batu apung yaitu metode tambang terbuka
dengan alat sederhana.
4. Tras
Tras disebut pula sebagi pozolan, merupakan bahan galian yang cukup banyak
mengandung silika amorf yang dapat larut di air/larutan asam. Tras terbentuk akibat aktivitas
vulkanik.
Tras banyak ditemukan didaerah aceh, smatera utara, sumatera barat, jambi, bengkulu,
lampung, jawa barat, Jawa tengah, jawa timur, bali, nusa tenggara timut, nusa tenggara barat,
sulawesi utara dan sulawesi selatan.
Pemanfaatan tras banyak sebagai batako, semen rakyat dengan penambahan kapur tohor,
serta porselen lantai.
Sistem penambangan tras menggunakan metode tambang terbuka dengan peralatan
sederhana.
5. Belerang
Belerang atau sulfur adalah mineral yang dihasilkan oleh proses vulkanisme, sifat-sifat
fisik belerang adalah : Kristal belerang berwarna kuning, kuning kegelapan, dan kehitam-
hitaman, karena pengaruh unsur pengotornya. Berat jenis : 2,05 - 2,09, kekerasan : 1,5 - 2,5
(skala Mohs), Ketahanan : getas/mudah hancur (brittle), pecahan :berbentuk konkoidal dan
tidak rata. Kilap : damar Gores : berwarna putih. Sifat belerang lainnya adalah : tidak larut
dalam air, atau H2SO4. Titik lebur 129oC dan titik didihnya 446oC.
Belerang banyak digunakan di industri pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis,
pengolahan minyak bumi, industri karet dan ban, industri gula pasir, accu, industri kimia,
bahan peledak, pertenunan, film dan fotografi, industri logam dan besi baja.
Potensi dan penyebaran endapan belerang Indonesia saat ini baru diketahui di enam
propinsi, dengan total cadangan sekitar 5,4 juta. Untuk tipe sublimasi, karena proses terjadinya
didasarkan kepada aktivitas gunung berapi, maka selama gunung berapi aktif, belerang tipe ini
dapat diproduksi. Dengan demikian sumber daya belerang sublimasi dapat dianggap tidak
terbatas.
Proses penambangannya dengan metode tambang terbuka dengan menggunakan
peralatan sderhana.
6. Trakhit
Merupakan batuan beku luar, kristalnya relatif kecil mempunyai komposisi mineral
seperti granit tetapi tanpa mineral kuarsa, mineral utamanya adalah mineral feldspar jenis
ortoklas. Warnanya kuning muda hingga abu-abu, berat jenis 2,1-2,3.
Trakhit banyak ditemukan didaerah bengkulu, sumatera selatan, lampung, jawa tengah,
jawa timur, sulawesi selatan.
Pemanfaatannya banyak untuk keperluan pembuatan ornamen. Proses penambangannya
dengan menggunakan peralatan sederhana.
7. Kayu Terkersikan
Merupakan hasil proses permineralisasi oleh mineral silika pada tumbuhan jaringan
batang tumbuhan yang sebagian besar terdiri dari unsur. C.H.O.N.S.P.
Batuan ini banyak ditemukan didaerah sumatera selatan, jawa barat, jawa tengah dan
jawa timur.
Penambanannya menggunakan peralatan sederhana pada daerah pinggiran sungai.
Pemanfaatannya sebagi ornamen.
8. Opal
Opal dengan rumus SiO2nH2O terbentuk akibat pengerasan daei agar-agar silika yang
berasal dari batuan piroklastik. Memiliki warna bervariasi dan biasa dikenal sebagai batu akik,
kekerasannya 4-7 berat jenis 1,98-2,20.
Opal banyak ditemukan didaerah jawa barat, yogyakarta, irian jaya. Opal banyak
dimanfaatkan sebagai mata cincin, kristal atau lampu.
Metode penambangan yang digunakan dengan metode dan peralatan sederhana.
9. Kalsedon
Kalsedon merupakan salah satu variasi mineral silika yang terbentuk oleh pengendapan
bertahap sehingga memberikan kenampakan berlapis dari larutan silika koloid tidak jenuh
didalam rongga batuan tersingkap.
Kalsedon banyak ditemukan didaerah jawa barat, jawa tengah, jawa timur, Nusa
tenggara barat, dan maluku. Kalsedon biasa dimanfaatkan sebagai batu mulia.
Penambangannya dilakukan dengan peralatan sederhana.
10. Andesit dan Basalt
Merupakan jenis batuan beku intermedier sampai basa dipermukaan bumi. Berwarna
gelap abu-abu hingga hitam. Tahan terhadap air hujan, berat jenisnya 2,3-2,7. Batuan ini hampir
tersebar diseluruh daerah diindonesia.
Pemanfaatannya sebagai pondasi rumah. Sistem penambangan yang digunakan dengan
penambangan rakyat menggunakan alat sederhana.
11. Pasir Gunung Api
Pasir gunung api merupakan bahan lepas berukuran pasir yang dihasilkan pada saat
gunung api meletus. Banyak ditemukan diseluruh daerah pegunungan di indonesia.
Pemanfaatannya sebagai bahan bangunan. Penambangannya dengan menggunakan alat
sederhana.
12. Breksi Pumice
Breksi pumice merupakan batuan piroklastik berbutir kasar berwarna abu-abu. Banyak
ditemukan didaerah pegunungan diindonesia. Dimanfaatkan sebagi batako. Penambangan
dilakukan dengan tambang terbuka menggunakan alat-alat sederhana.
C. Kelompok BGI yang berhubungan dengan intrusi plutonik
1. Granit dan Granodiorit
Batuan ini terjadi akibat proses pembekuan magma bersifat asam. Berwarna merah,
coklat, abu-abu. Tempat ditemukannya didaerah pegunungan dimana terdapat aktivitas
magma. Batuan ini dimanfaatkan sebagi sebagai lantai atau ornamen dinding. Teknik
penambangan yang digunakan dengan penambangan terbuka.
2. Gabro dan Peridotit
Gabro dan peridotit merupakan batuan yang terbentuk dari proses pembekuan magma
ultra basa. Banyak ditemukan didaerah indonesia bagian timur. Penggunaannya sebagai lantai
dan ornamen dinding. Penambangannya dengan menggunakan tambang terbuka.
3. Alkali Feldspar
Mineral ini terbentuk dari proses kristalisasi pada fase pembekuan magma yang bersifat
asam dengan kadar SiO2 tinggi unsur alkalinya (K dan Na). Kekerasannya 6. Pemanfaatannya
untuk industri keramik dan gelas. Penambangannya dengan menggunakan tambang terbuka
quarry mining. Hampir tersebar diseluruh daerh diindonesia.
4. Bauksit
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan
terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O) dan mineral gibsit
(Al2O3 .3H2O). Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45 65%, SiO2 1 12%,
Fe2O3 2 25%, TiO2 >3%, dan H2O 14 36%.
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan pelapukan
sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi,
kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung
sama sekali. Batuan tersebut (misalnya sienit dan nefelin yang berasal dari batuan beku, batu
lempung, lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi, yang
kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit.
Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman
tertentu. Potensi dan cadangan endapan bauksit terdapat di Pulau Bintan, Kepulauan Riau,
Pulau Bangka, dan Pulau Kalimantan. Pemanfaatannya sebagi pembentuk alumina.
Penambangnnya menggunakan sistem tambang terbuka.
5. Mika
Mika terbentuk pada akhir proses pembekuan magma yang kekentalannya rendah.
Berwarna gelap bening. Banyak Ditemukan didaerah Aceh, Sumatera utara, kalimantan barat,
kalimantan tengah, sulawesi tengah, dan irian jaya.
Pemanfaatannya banyak pada industri mesin dan listrik. Penambangannya dilakukan
dengan tambang terbuka menggunakan alat sederhana.
6. Asbes
Asbes adalah istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang dapat dipisah-pisahkan
hingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan komposisi mineralnya, asbes dapat
digolongkan menjadi dua bagian. Golongan serpentin; yaitu mineral krisotil yang merupakan
hidroksida magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11) H2O, Golongan amfibol;
yaitu mineral krosidolit, antofilit, amosit, aktinolit dan tremolit.
Yang banyak digunakan dalam industri adalah asbes jenis krisotil. Perbedaan dalam serat
asbes selain karena panjang seratnya berlainan, juga karena sifatnya yang berbeda. Satu jenis
serat asbes pada umumnya dapat dimanfaatkan untuk beberapa penggunaan yaitu dari serat
yang berukuran panjang hingga yang halus.
Pembagian atas dasar dapat atau tidaknya serat asbes dipintal ialah :
1) Serat asbes yang dipintal, digunakan untuk :
a. Kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantong-kantong asbes, pelapis ketel uap,
pelapis dinding, pakaian pemadam kebakaran, pelapis rem, ban mobil, bahan tekstil asbes, dan
lain-lain.
b. Alat pemadam api, benang asbes, pita, tali, alat penyam-bung pipa uap, alat listrik, alat
kimia, gasket keperluan laboratorium, dan pelilit kawat listrik.
2) Serabut yang tidak dapat dipintal terdiri atas :
a. Semen asbes untuk pelapis tanur dan ketel serta pipanya, dinding, lantai, alat-alat kimia dan
listrik.
b. Asbes untuk atap : Kertas asbes untuk lantai dan atap, penutup pipa isolator-isolator panas dan
listrik; Dinding-dinding asbes untuk rumah dan pabrik, macam-macam isolasi, gasket, ketel,
dan tanur; Macam-macam bahan campuran lain yang menggunakan asbes sangat halus dan
kebanyakan asbes sebagai bubur.
Asbes amfibol yang biasa digunakan sebagai bahan serat tekstil adalah dari jenis varitas
krosidolit. Hal ini berhubungan dengan daya pintalnya yang sesuai dengan kebutuhan industri
tekstil. Krisotil dan antagonit termasuk ke dalam golongan asbes serpentin. Krisotil juga
merupakan jenis asbes yang sangat penting dalam industri pertekstilan.
Proses penambangan asbes dengan menggunakan tambang terbuka menggunakan peralatan
sederhana. Dan banyak ditemukan didaerah jawa tengah, halmahera, sulawesi tenggara, nusa
tenggara timur, dan irian jaya.
D. Kelompok BGI yang berhubungan dengan endapan Residu
1. Lempung
Lempung merupakan butir-butir halus berdasarkan tabel wentworth jika butir-butir
tersebut menyatu maka dinamkan batu lempung yang terbentuk dari proses pelapukan batuan
beku sebelumnya. Dan ditemukan hampir tersebar merata diseluruh indonesia. Metode
penambangan yang digunakan ialah tambang terbuka. Dan lempung banyak dimanfaatkan
untuk pembuatan bata dan keramik.
2. Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan
mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa juga
dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung
mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa
oleh air atau angin yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut.
Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO,
MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada senyawa
pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis 2,65, titik lebur 17150C, bentuk kristal
hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12 1000C.
Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas, baik
langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan. Sebagai bahan baku utama,
misalnya digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik keramik, bahan baku fero
silikon, silikon carbide bahan abrasit (ampelas dan sand blasting). Sedangkan sebagai bahan
ikutan, misal dalam industri cor, industri perminyakan dan pertambangan, bata tahan api
(refraktori), dan lain sebagainya.
Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat di Sumatera Barat, potensi lain terdapat di
Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan
Belitung.
Penambangannya menggunakan metode tambang terbuka dengan sistem benching.
3. Intan
Intan merupakan satu-satunya batu permata yang mempunyai formula yang terdiri dari
satu unsur yaitu carbon (C). Banyak ditemukan didaerah riau, kalimantan barat, kalimantan
tengah, kalimantan timur, serta kalimantan selatan. Intan banyak dimanfaatkan sebagi bahan
perhiasan seperti berlian dan penggunaan dalam industri sebagi alat pemotong seperti bor,
mata gergaji dan lainnya.. Penambangannya dengan pembuatan lubang dalam dimana
terdapatnya intan dengan peralatan sederhana.
4. Kaolin
Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan kandungan
besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak keputihan. Kaolin mempunyai
komposisi hidrous alumunium silikat (2H2O.Al2O3.2SiO2), dengan disertai mineral penyerta.
Proses pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses pelapukan dan
proses hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik. Endapan kaolin ada dua macam, yaitu:
endapan residual dan sedimentasi.
Mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit, dan
halloysit (Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai kandungan air lebih besar dan umumnya
membentuk endapan tersendiri.
Sifat-sifat mineral kaolin antara lain, yaitu: kekerasan 2 2,5, berat jenis 2,6 2,63, plastis,
mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah, serta pH bervariasi.
Potensi dan cadangan kaolin yang besar di Indonesia terdapat di Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung, serta potensi lainnya tersebar di Pulau
Sumatera, Pulau Jawa, dan Sulawesi Utara.
5. Zirkon
Mineral utama yang mengandung unsur zirkonium adalah zirkon/zirkonium silika
(ZrO2.SiO2) dan baddeleyit/zirkonium oksida (ZrO2). Kedua mineral ini dijumpai dalam
bentuk senyawa dengan hafnium. Pada umumnya zirkon mengandung unsur besi, kalsium
sodium, mangan, dan unsur lainnya yang menyebabkan warna pada zirkon bervariasi, seperti
putih bening hingga kuning, kehijauan, coklat kemerahan, kuning kecoklatan, dan gelap,
sisitim kristal monoklin, prismatik, dipiramida, dan ditetragonal, kilap lilin sampai logam,
belahan sempurna tidak beraturan, kekerasan 6,5 7,5, berat jenis 4,6 5,8, indeks refraksi
1,92 2,19, hilang pijar 0,1%, dan titik lebur 2.5000C.
Zirkon terbentuk sebagai mineral asseccories pada batuan yang mengandung Na-feldspa
(batuan beku asam dan batuan metamorf). Jenis cebakannya dapat berupa endapan primer atau
endapan sekunder.
Kegunaann zirkon adalah untuk bahan baku elektronik, keramik.
Potensi zirkon menyebar di Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, dan
Kalimantan bagian barat. Potensi ini mengikuti penyebaran kasiterit, yang dikenal dengan
nama tin belt.
6. Korundum
Korundum dengan rumus kimia Al2O3, mempunyai kekerasan 9 Berat jenis 3,95-4,10.
Warnanya bervariasi antara lain biru, merah, abu-abu, coklat dan putih. Corundum terbentuk
dari segregasi batuan yang bebas silika. Corumdum banyakditemukan didaerah kalimantan.
Corundum dimanfaatkan sebagai bahan abrasive dan batu permata. Penambangannya Sama
dengan penambangan intan dikarenakan coruncum berasosiasi dengan intan.
7. Kelompok Kalsedon
Kalsedon merupakan kelompok mineral yang terjadi oleh larutan magma yang mengisi
rekahan dan urat-urat vein. Banyak ditemukan didaerah jawa barat, jawa tengah, jawa timur,
Nusa tenggara barat, dan Maluku. Pemanfaatannya sebagai hiasan batu permata.
Penambangannya dengan metode dan alat sederhana.
8. Kuarsa Kristal
Kuarsa kristal dengan rumus kimia SiO2 dan kekerasan 7 berwarna putih susu banyak
ditemukan didaerah jawa barat, jawa tengah, jawa timur, dan kalimantan tengah.
Pemanfaatannya sebagai bahan baku batu permata. Penambangannya dilakukan oleh
masyarakat dengan menggunakan alat-alat sederhana.
9. Sirtu
Sirtu adalah nama singkatan dari pasir dan batu. Banyak ditemukan didaerah lereng
sekitar gunung api. Pemanfaatannya sebagai bahan bangunan. Metode penambangannya digali
dengan alat sederhana.
E. Kelompok BGI yang berhubungan dengan proses hidrotermal
1. Barit
Pada umumnya, barit (BaSO4) mengandung campuran unsur Cr, Ca, Pb, dan Ra, yang
senyawanya mempunyai bentuk kristal yang sama.
Unsur pengotor barit adalah besi oksida, lempung, dan unsur organik, yang semuanya
dapat memberikan beragam warna pada warna kristal barit murni adalah putih atau abu-abu.
Sebagai unsur Barium (Ba), barit juga dijumpai sangat terbatas mengandung feldspar (3%
BaO), plagioklas (7,3% BaO), muskovit (9,9% BaO), dan biotit (6-8% BaO). Kerak bumi rata-rata
mengandung unsur barium sekitar 0,05%. Barit juga dijumpai sebagai mineral ikutan (gangue
mineral) terutama pada cebakan logam sulfida, seperti timah.
Sebagian besar produksi barit dunia digunakan dalam industri perminyakan. Pemakaian
ini mencapai sekitar 85-90% dari produksi barit secara keseluruhan. Sisanya digunakan sebagai
bahan baku dalam industri kimia barium, sebagai bahan pengisi dan pengembang (filler dan
extender), dan agregat semen.
Barit banyak ditemukan didaerah jawa, kalimantan, nusa tenggara timur dan sulawesi
selatan. Penambangan yang digunakan dengan tambang terbuka.
2. Gipsum
Gipsum (CaSO4.2H2O) mempunyai kelompok yang terdiri dari gypsum batuan, gipsit
alabaster, satin spar, dan selenit. Gipsum umumnya berwarna putih, namun terdapat variasi
warna lain, seperti warna kuning, abu-abu, merah jingga, dan hitam, hal ini tergantung mineral
pengotor yang berasosiasi dengan gypsum. Gipsum umumnya mempunyai sifat lunak, pejal,
kekerasan 1,5 2 (skala mohs), berat jenis 2,31 2,35, kelarutan dalam air 1,8 gr/l pada 00C
yang meningkat menjadi 2,1 gr/l pada 400C, tapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi.
Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi.
Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air laut
diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral evaporit,
endapan gypsum berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen batugamping, serpih
merah, batupasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk endapan lensa-lensa
dalam satuan-satuan batuan sedimen.
Gypsum banyak digunakan sebagai bahan tambahan semen portland, serta alat
kesehatan dan kimia.
Sistem penambangan yang dilakukan dengan menggunakan sistem quarry.
3. kaolin
Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan kandungan
besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak keputihan. Kaolin mempunyai
komposisi hidrous alumunium silikat (2H2O.Al2O3.2SiO2), dengan disertai mineral penyerta.
Proses pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses pelapukan dan
proses hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik. Endapan kaolin ada dua macam, yaitu:
endapan residual dan sedimentasi.
Mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit, dan
halloysit (Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai kandungan air lebih besar dan umumnya
membentuk endapan tersendiri.
Sifat-sifat mineral kaolin antara lain, yaitu: kekerasan 2 2,5, berat jenis 2,6 2,63, plastis,
mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah, serta pH bervariasi.
Potensi dan cadangan kaolin yang besar di Indonesia terdapat di Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung, serta potensi lainnya tersebar di Pulau
Sumatera, Pulau Jawa, dan Sulawesi Utara.
4. Talk
Talk adalah mineral yang sangat lunak dengan komposisi kimia 3Mg.4SiO4H2O, dan
biasanya terjadi sebagai mineral sekunder hasil hidrasi batuan pembawa magnesium
(magnesium bearing rock), seperti peridotit, gabro, dan dolomit.
Endapan talk umumnya hampir sama di setiap daerah, sebagian besar batuan induk
untuk formasi talk merupakan batuan dolomit (kemurnian talk tinggi) dan ultramafik
(kemurnian talk rendah).
Talk mempunyai sifat halus, licin, penghisap minyak dan lemak, konduktivitas listrik
rendah, penghantar panas tinggi, dan electric strength tinggi.
Potensi endapan talk yang telah diketahui terdapat di Kebumen (Jawa Tengah), dan
Halmahera Tengah (Maluku).
5. Magnesit
Magnesium merupakan logam yang teringan, dengan berat jenisnya 1,74, cukup kuat dan
dalam bentuk alloy, tahan terhadap korosi di udara tetapi tidak tahan terhadap air laut, serta
mudah terbakar. Jumlah mineral yang mengandung magnesium tercatat sebanyak 244 buah.
Magnesit dapat ditemukan dalam mineral sekunder dan biasanya berasosiasi dengan batuan
sedimen atau batuan metamorfik, berasal dari endapan marin, kecuali brukit. Magnesit
ditemukan didalam batuan serpentin. Mineral-mineral lain yang sering ditemukan bersama
magnesium adalah talk, limonit, opal, dan kalsit.
Magnesit umumnya jarang ditemukan dalam bentuk mineral, tetapi secara utuh terdapat
pada larutan padat siderit (FeCO3) bersama-sama Mn dan Ca yang dapat menggantikan unsur
Mg. Magenesit sering digunakan untuk bahan refraktori, industri semen sorel, bahan isolasi,
pertanian, peternakan, industri karet, dll.
Mineral magnesit keterdapatannya berasosiasi dengan batuan ubahan, sehingga cadangan
magnesit akan mengikuti pola cadangan bahan ubahan tersebut. Batuan atau mineral yang
mengandung mangnesit adalah dolomit (Ca Mg(CO3)2, magnesit zedin (Mg CO3), epsonil (Mg
So4) 7 H2O, dan brukit (Mg (OH) 2.
Batuan dan mineral tersebut dapat ditemukan di DI. Aceh, Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Jawa Tengah , Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Maluku, Irian Jaya.
6. Pirofilit
Piropilit adalah paduan dari alumunium silikat, yang mempunyai rumus kimia
Al2O3.4SiO2H2O. Mineral yang termasuk piropilit adalah kianit, andalusit, dan diaspor.
Bentuk kristal piropilit adalah monoklin serta mempunyai sifat fisik dan kimia yang mirip
dengan talk.
Piropilit terbentuk umumnya berkaitan dengan formasi andesit tua yang memiliki
kontrol struktur dan intensitas ubahan hidrotermal yang kuat. Piropilit terbentuk pada zone
ubahan argilik lanjut (hipogen), seperti kaolin, namun terbentuk pada temperatur tinggi dan
pH asam.
Kegunaan piropilit adalah untuk pakan ternak, industri kertas sebagai pengganti talk,
dan lain-lain .
Piropilit terdapat di beberapa tempat yang diakibatkan munculnya formasi andesit tua,
seperti di Pulau Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Pulau Sulawesi.
7. Toseki
Nama mineral ini relatif baru, sehingga belum banyak dikenal. Toseki atau batuan
kuarsa-serisit tarbentuk pada zona ubahan filik yang mengandung kuarsa, serisit, kaolinit,
feldspar. Banyak ditemukan Di sumatera barat, bengkulu, lampung, jawa .Nusa tenggra,
kalimantan barat, sulawesi utara dan sulawesi selatan. Penambangannya sama seperti
penambangan pirofilit. Pemanfaatannya sebagia bahan baku keramik.
8. Oker
Oker adalah tanah yang lunak terdiri dari campuran oksida besi dan bahan yang liat.
Terdapat didaerah jawa barat dan jawa timur. Pemanfaatannya sebagai pewarna pada ubin.
Penambangannya dengan metode tambang terbuka menggunakan peralatan sederhana.
9. Tawas
Tawas atau alum merupakan persenyawaan garam komplex. Banyak ditemukan
didaerah jawa barat, jawa tengah, jawa timur. Pemanfaatannya sebagai penjernihan air.
Penambangannya dengan metode tambang terbuka menggunakan peralatan sederhana.
F. Kelompok BGI yang berhubungan dengan Batuan Malihan
1. Kalsit
Kalsit merupakan mineral utama pembentuk batugamping, dengan unsur kimia
pembentuknya terdiri dari kalsium (Ca) dan karbonat (CO3), mempunyai sistem kristal
Heksagonal dan belahan rhombohedral, tidak berwarna dan transparan.
Unsur kalsium dalam kalsit dapat tersubtitusi oleh unsur logam sebagai pengotor yang dalam
prosentasi berat tertentu membentuk mineral lain. Dengan adanya substitusi ini ada perubahan
dalam penulisan rumus kimia yaitu CaFe (CO3)2 dan MgCO3 (subtitusi Ca oleh Fe), CaMgCO3,
Ca2MgFe (CO3)4 (subtitusi oleh Mg dan Fe) dan CaMnCO3 (substitusi oleh Mn).
Sifat fisika dari kalsit adalah bobot isi 2,71; kekerasan 3 (skala Mohs); bentuk prismatik;
tabular; pejal; berbutir halus sampai kasar; dapat terbentuk sebagai stalaktit, modul tubleros,
koraloidal, oolitik atau pisolitik. Warna kalsit yang tidak murni adalah kuning, coklat, pink,
biru, lavender, hijau pucat, abu-abu, dan hitam.
Penggunaan kalsit saat ini telah mencakup berbagai sektor yang didasarkan pada sifat
fisik dan kimianya. Penggunaan tersebut, meliputi sektor pertanian, industri kimia, makanan,
logam dan lainnya.
Dilihat dari kejadiannya, kalsit secara umum berkaitan erat dengan batu-gamping dan
aktifitas magma, namun berdasarkan data hasil penelitian baru diketahui di sepanjang pantai
barat Sumatera, Jawa bagian selatan dan utara (sebagian kecil). Bentuk endapan dapat datar,
bukit atau berupa lensa. Cadangan yang diketahui merupakan klasifikasi cadangan tereka di
daerah Indarung (10,1 juta ton), Sumatera Barat (10 juta ton) dan Begelan di Kabupaten
Purwokerto (0,1 Juta ton).
2. Marmer
Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan
dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen
menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun
non foliasi.
Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan butir.
Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar 3060 juta tahun atau berumur Kuarter hingga
Tersier.
Marmer akan selalu berasosiasi keberadaanya dengan batugamping. Setiap ada batu
marmer akan selalu ada batugamping, walaupun tidak setiap ada batugamping akan ada
marmer. Karena keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya endogen yang
mempengaruhinya baik berupa tekan maupun perubahan temperatur yang tinggi. Di Indonesia
penyebaran marmer tersebut cukup banyak, seperti dapat dilihat pada.
Penggunaan marmer atau batu pualam tersebut biasa dikategorikan kepada dua
penampilan yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario biasanya digunakan untuk
pembuatan tempat mandi, meja-meja, dinding dan sebagainya, sedangka tipe staturio sering
dipakai untuk seni pahat dan patung
3. Batu Sabak
Batu sabak merupakan batuan malihan yang berasal dari batu lempung yang mengalami
metamorfosa. Penggunaannya sebagai atap rumah, industri cat. Banyak terdapat didaerah
aceh, sumatera barat. Penambangannya dengan menggunakan alat sederhana seperti linggis dn
gergaji.
4. Kuarsit
Merupakan metamorfosa dari kuarsa. Banyak ditemukan didaerah aceh, sumatera utara,
riau, jambi, maluku, dan jawa tengah. Pemanfaatannya sebagai agregat bahan bangunan.
Penambangannya dengan menggunakan peralatan sderhana.
5. Grafit
Grafit umumnya berwarna hitam hingga abu-abu tembaga, kekerasan 1 2 (skala Mohs),
berat jenis 2,1 2,3, tidak berbau dan tidak beracun, serta tidak mudah larut, kecuali dalam
asam hidroflorik atau aqua regia mendidih. Proses dekomposisi berlangsung lambat pada suhu
6000C dan dalam kondisi oksida atau pada suhu 3.5000C bila kondisi bukan oksida.
Grafit adalah mineral yang dapat berasal dari batuan beku, sedimen, dan metamorf.
Secara kimia, grafit sama dengan intan karena keduanya berkomposisi karbon, yang
membedakannya adalah sifat fisik. Intan dikenal sangat keras, langka, dan transparan,
sedangkan grafit agak lunak, mudah ditemukan, dan opak.
Menurut Kuzvart (1984) grafit dapat terjadi secara proses magnetik awal, kontak
magmatik, hidrotermal, metamorfogenik, dan residual.
Belum ditemukan daerah yang berpotensi di Indonesia. Sampai saat ini Indonesia masih
megimpor grafit.
6. Mika
Mika terbentuk pada akhir proses pembekuan magma yang kekentalannya rendah.
Berwarna gelap bening. Banyak Ditemukan didaerah Aceh, Sumatera utara, kalimantan barat,
kalimantan tengah, sulawesi tengah, dan irian jaya.
Pemanfaatannya banyak pada industri mesin dan listrik. Penambangannya dilakukan
dengan tambang terbuka menggunakan alat sederhana.
7. Wolastonit
Batuan yang berbentuk pipih seperti jarum dan berserat yang berwarna abu-abu,
kekerasan 4-4,5 berat jenis2,8. dimanfaatkan sebagai bahan refraktori. Penambangannya
menggunakan metode tambang terbuka dengan peraltan sederhana. Dan tersebar didaerah
sumatera barat.
APA SIH GIPSUM ITU?
Beberapa orang mengenal gipsum setelah menjadi suatu produk, seperti papan gipsum,
list profil gipsum, maupun gipsum yang digunakan dibidang kesehatan untuk
membantu pemulihan kesehatan orang yang mengalami patah tulang.

GYPSUM ALAM - TERBENTUK JUTAAN TAHUN YANG LALU
Batu gypsum putih terbentuk secara alami dengan sendirinya pada era geologi 100
sampai 200 juta tahun yang lalu. Jika didefinisikan secara kimia, batu gypsum disebut
dengan kalsium sulfat dihidrat dengan rumus kimia CaSO42H20. Terbentuk sebagai
batu endapan oleh adanya penguapan air laut.

Dalam sejarah bumi, lapisan gypsum tertutup oleh gumpalan lain dari batu yang
semuanya terkena pengaruh kekuatan geologis. Karena naiknya tekanan, lapisan
gypsum kehilangan air kristal dan kalsium sulfat anhidrit terbentuk. Jika kalsium sulfat
anhidrit yang bebas air dihubungkan kembali dengan air, maka dengan perlahan akan
mulai membentuk kembali menjadi gypsum.

Jenis ini digali melalui pertambangan terbuka dan pertambangan bawah tanah. Tidak
seperti pertambangan bahan baku lain, penggalian gypsum hanya memerlukan bidang
permukaan yang relatif kecil. Oleh karena itu, gangguan terhadap alam dapat
diminimalisasi dari segi ruang dan waktu.

Selain gipsum alami, terdapat pula gipsum yang terbentuk dari limbah hasil produksi,
sebagai contoh adalah limbah pembuatan pupuk dan proses Desulfurisasi Batubara
yang juga dapat menghasilkan gipsum. Kedua bahan baku gipsum tersebut, baik alami
maupun hasil proses (limbah) dapat dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan
papan gipsum dan gipsum powder, tetapi apakah kualitasnya sama, hal inilah yang
perlu diteliti lebih lanjut.

By Irfan Hikari on 3:10 AM


Gypsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang mendominasi pada
mineralnya dan merupakan salah satu bahan galian industri. Gypsum yang paling umum
ditemukan adalah jenis hidrat kalsium sulfat dengan rumus kimia CaSO
4
.2H
2
O.

Gypsum adalah salah satu dari beberapa mineral yang teruapkan. Contoh lain dari mineral-
mineral tersebut adalah karbonat, borat, nitrat, dan sulfat. Mineral-mineral ini diendapkan di laut,
danau, gua dan di lapian garam karena konsentrasi ion-ion oleh penguapan. Ketika air panas atau
air memiliki kadar garam yang tinggi, gypsum berubah menjadi basanit (CaSO
4
.H
2
O) atau juga
menjadi anhidrit (CaSO
4
). Dalam keadaan seimbang, gypsum yang berada di atas suhu 108 F
atau 42 C dalam air murni akan berubah menjadi anhidrit.

Klasifiasi :
Gypsum secara umum mempunyai kelompok yang terdiri dari gypsum batuan, gipsit alabaster,
satin spar, dan selenit. Gypsum juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya, yaitu
endapan danau garam, berasosiasi dengan belerang, terbentuk sekitar fumarol vulkanik,
efflorescence pada tanah atau gua-gua kapur, tudung kubah garam, penudung gossan|oksida besi
(gossan) pada endapan pirit di daerah batu gamping.


Genesa :
Gypsum merupakan mineral sedimen kimiawi (evaporit) yg khas, terbentuk melalui
pengendapan langsung dr air garam/ merupakan hasil hidrasi/alterasi anhidrit selama proses
diagenesa. Gipsum dpt juga terbtk oleh sublimasi langsung dr fumarola/diendapkan mata air
panas. Juga diagenesa sebagai Galian block-block konkresi dlm lempung dan napal, sedang
anhidrit merupakan hasil dehidrasi gypsum.

Kegunaan :
Gypsum memiliki banyak kegunaan sejak zaman prasejarah hingga sekarang. Beberapa
kegunaan gypsum yaitu
* Drywall
* Bahan perekat.
* Penyaring dan sebagai pupuk tanah. Di akhir abad 18 dan awal abad 19, gypsum Nova Scotia
atau yang lebih dikenal dengan sebutan plaster, digunakan dalam jumlah yang besar sebagai
pupuk di ladang-ladang gandum di Amerika Serikat.
* Campuran bahan pembuatan lapangan tenis.
* Sebagai pengganti kayu pada zaman kerajaan-kerajaan. Contohnya ketika kayu menjadi langka
pada Zaman Perunggu, gypsum digunakan sebagai bahan bangunan.
* Sebagai pengental tofu (tahu) karena memiliki kadar kalsium yang tinggi, khususnya di Benua
Asia (beberapa negara Asia Timur) diproses dengan cara tradisonal.
* Sebagai penambah kekerasan untuk bahan bangunan
* Untuk bahan baku kapur tulis
* Sebagai salah satu bahan pembuat portland semen
* Sebagai indikator pada tanah dan air
* Sebagai agen medis pada ramuan tradisional China yang disebut Shi Gao.


Gipsum
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Gipsum

Desert rose, 47 cm long
Umum
Kategori Kalsium mineral
Rumus kimia Calcium sulfate CaSO
4
2H
2
O
Identifikasi
Warna
Colorless to white; with impurities
may be yellow, tan, blue, pink,
brown, reddish brown or gray
Perawakan
Massive, flat. Elongated and generally
prismatic crystals
Sistem kristal Monoclinic 2/m - Prismatic
Bentuk kembaran Very common on {110}
Belahan Perfect on {010}, distinct on {100}
Pecahan
Conchoidal on {100}, splintery parallel
to [001]
Skala kekerasan
Mohs
1.5-2
Kilap Vitreous to silky, pearly, or waxy
Gores White
Diafaneitas transparent to translucent
Berat jenis 2.31 - 2.33
Sifat optik 2V = 58 Biaxial (+)
Indeks pembiasan
n = 1.519 - 1.521 n = 1.522 - 1.523
n = 1.529 - 1.530
Bias ganda = 0.010
Pleokroisme None
Fusibilitas 3
Kelarutan hot, dilute HCl
Referensi
[1][2]

Variasi utama
Satin spar Pearly, fibrous masses
Selenite Transparent and bladed crystals
Alabaster Fine-grained, slightly colored
Kata gipsum berasal dari kata kerja dalam bahasa Yunani , yang artinya memasak.
Disebut memasak karena di daerah Montmartre, Paris, pada beberapa abad yang lalu orang-
orangnya membakar gipsum untuk berbagai keperluan, dan material tersebut kemudian disebat
dengan plester dari Paris. Orang-orang di daerah ini juga menggunakan gipsum sebagai krim
untuk kaki, sampo, dan sebagai produk perawatan rambut lainnya. Karena gipsum merupakan
mineral yang tidak larut dalam air dalam waktu yang lama, sehingga gipsum jarang ditemui
dalam bentuk butiran atau pasir. Tetapi ada suatu kejadian unik di White Sands National
Monument, di negara bagian New Mexico, Amerika Serikat, terdapat 710 km pasir gipsum
putih yang cukup sebagai bahan baku untuk industri drywall selama 1000 tahun. Kristal gipsum
terbesar dengan panjang lebih dari 10 meter pernah ditemukan di Naica, Chihuihua, Mexico.
Gipsum banyak ditemukan di berbagai daerah di dunia, yaitu Jamaika, Iran, Thailand, Spanyol
(penghasil gipsum terbesar di Eropa), Jerman, Italia, Inggris, Irlandia, Manitoba, Ontario,
Canada, New York, Michigan, Indiana, Texas, Iowa, Kansas, Oklahoma, Arizona, New Mexico,
Colorado, Utah, Nevada, Paris, California, New South Wales, Kalimantan, dan Jawa Barat.


Gipsum dari New South Wales, Australia
Gipsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang mendominasi pada
mineralnya. Gipsum yang paling umum ditemukan adalah jenis hidrat kalsium sulfat dengan
rumus kimia CaSO
4
.2H
2
O. Gipsum adalah salah satu dari beberapa mineral yang teruapkan.
Contoh lain dari mineral-mineral tersebut adalah karbonat, borat, nitrat, dan sulfat. Mineral-
mineral ini diendapkan di laut, danau, gua dan di lapian garam karena konsentrasi ion-ion oleh
penguapan. Ketika air panas atau air memiliki kadar garam yang tinggi, gipsum berubah menjadi
basanit (CaSO
4
.H
2
O) atau juga menjadi anhidrit (CaSO
4
). Dalam keadaan seimbang, gipsum
yang berada di atas suhu 108 F atau 42 C dalam air murni akan berubah menjadi anhidrit.
Daftar isi
1 Klasifikasi
2 Pembentukan
3 Deskripsi
4 Kegunaan
5 Pranala luar
Klasifikasi
Gipsum secara umum mempunyai kelompok yang terdiri dari gipsum batuan, gipsit alabaster,
satin spar, dan selenit. Gipsum juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya, yaitu
endapan danau garam, berasosiasi dengan belerang, terbentuk sekitar fumarol vulkanik,
efflorescence pada tanah atau gua-gua kapur, tudung kubah garam, penudung oksida besi
(gossan) pada endapan pirit di daerah batu gamping.
Pembentukan
Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi. Gipsum
merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air laut diikuti oleh
anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral evaporit, endapan gipsum
berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen batu gamping, serpih merah, batu pasir,
lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan
batuan sedimen. Menurut para ahli, endapan gipsum terjadi pada zaman Permian. Endapan
gipsum biasanya terdapat di danau, laut, mata air panas, dan jalur endapan belerang yang berasal
dari gunung api.
Deskripsi
Gipsum termasuk mineral dengan sistem kristal monoklin 2/m, namun kristal gipsnya masuk ke
dalam sistem kristal orthorombik. Gipsum umumnya berwarna putih, kelabu, cokelat, kuning,
dan transparan. Hal ini tergantung mineral pengotor yang berasosiasi dengan gipsum. Gipsum
umumnya memiliki sifat lunak dan pejal dengan skala Mohs 1,5 2. Berat jenis gipsum antara
2,31 2,35, kelarutan dalam air 1,8 gr/liter pada 0 C yang meningkat menjadi 2,1 gr/liter pada
40 C, tapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi. Gipsum memiliki pecahan yang baik,
antara 66o sampai dengan 114o dan belahannya adalah jenis choncoidal. Gipsum memiliki kilap
sutra hingga kilap lilin, tergantung dari jenisnya. Gores gipsum berwarna putih, memiliki derajat
ketransparanan dari jenis transparan hingga translucent, serta memiliki sifat menolak magnet
atau disebut diamagnetit.
Kegunaan
Penggunaan gypsum dapat digolongkan menjadi dua macam seperti dipaparkan dibawah ini.
1. Yang belum mengalami kalsinasi Dipergunakan dalam pembuatan semen Portland dan sebagai
pupuk. Jenis ini meliputi 28% dari seluruh volume perdagangan.
2. Yang mengalami proses kalsinasi.Sebagian besar digunakan sebagai bahan bangunan, flester
paris, bahan dasar untuk pembuatan kapur, bedak, untuk cetakan alat keramik, tuangan logam,
gigi dan sebagainya. Jumlah tersebut meliputi 72% dari seluruh volume perdagangan. Gipsum
sebagai perekat mineral mempunyai sifat yang lebih baik dibandingkan dengan perekat organic
karena tidak menimbulkan pencemaran udara, murah, tahan api, tahan deteriorasi oleh faktor
biologis dan tahat terhadap zat kimia ( Purwadi, 1993). Gipsum mempunyai sifat yang cepat
mengeras yaitu sekitar 10 menit. Maka dalam pembuatan papan gipsum harus digunakan bahan
kimia untuk memperlambat proses pengerasan tanpa mengubah sifat gipsum sebagai perekat
(Simatupang, 1985). Perlambatan tersebut dimaksudkan agar tesedia cukup waktu mulai dari
tahap pencampuran bahan sampai tahap pengempaan. Waktu pengerasan gipsum bervariasi
tergantung pada kandungan bahan dan airnya. Dalam proses pengerasan gipsum setelah
dicampur dengan air maka terjadi hidratasi yang menyebabkan kenaikan suhu. Kenaikan suhu
tersebut tidak boleh melebihi suhu 400 C ( Simatupang, 1985 ). Suhu yang lebih tinggi lagi akan
mengakibatkan pengeringan gipsum dalam bentuk CaSO4. 2H2O sehingga mengurangi bobot air
hidratasi. Pengurangan tersebut akan menyebabkan berkurangnya keteguhan papan gipsum.
Gipsum memiliki banyak kegunaan sejak zaman prasejarah hingga sekarang. Beberapa kegunaan
gipsum yaitu
Drywall
Bahan perekat.
Penyaring dan sebagai pupuk tanah. Di akhir abad 18 dan awal abad 19, gipsum Nova Scotia
atau yang lebih dikenal dengan sebutan plaister, digunakan dalam jumlah yang besar sebagai
pupuk di ladang-ladang gandum di Amerika Serikat.
Campuran bahan pembuatan lapangan tenis.
Sebagai pengganti kayu pada zaman kerajaan-kerajaan. Contohnya ketika kayu menjadi langka
pada Zaman Perunggu, gipsum digunakan sebagai bahan bangunan.
Sebagai pengental tofu karena memiliki kadar kalsium yang tinggi, khususnya di Benua Asia
(beberapa negara Asia Timur) diproses dengan cara tradisonal.
Sebagai penambah kekerasan untuk bahan bangunan
Untuk bahan baku kapur tulis
Sebagai salah satu bahan pembuat portland semen
Sebagai indikator pada tanah dan air
Sebagai agen medis pada ramuan tradisional China yang disebut Shi Gao.
Saat ini gipsum sebagai bahan bangunan digunakan untuk membuat papan gypsum dan propil
pengganti triplek dari kayu. Papan gypsum propil adalah salah satu produk jadi setelah material
gypsum diolah melalui proses pabrikasi menjadi tepung. Papan gypsum propil digunakan sebagai
salah satu elemen dari dinding partisi dan plafon.

Anda mungkin juga menyukai