Anda di halaman 1dari 4

MINERAL LOGAM DAN NON LOGAM

1. Perbedaan Mineral Logam Dan Mineral Non Logam


A. Mineral logam
 Mineral logam dapat dicairkan untuk mendapatkan produk baru.
 Beberapa contoh mineral logam adalah besi, tembaga, bauksit, timah,
dan mangan.
 Mineral logam ini umumnya dikaitkan dengan batuan beku.
 Mineral logam biasanya keras dan dapat bersinar atau berkilau.
 Mineral logam bersifat elastis dan lentur.
 Mineral logam ketika dipukul-pukul tidak akan rusak.
B. Mineral Non Logam
 Mineral nonlogam tidak akan menghasilkan produk baru bila dicairkan
 Beberapa contoh mineral nonlogam adalah batubara, garam, tanah liat, dan
marmer.
 Mineral nonlogam ini umumnya dikaitkan dengan batuan sedimen
 Mineral nonlogam tidak begitu keras dan tidak bersinar atau berkila
 Mineral nonlogam tidak elastis dan tidak lentur.
 Mineral nonlogam ketika dipukul-pukul akan rusak menjadi potongan-
potongan.

2. Nama Serta Asal Mineral Logam Dan Mineral Non logam


A. Mineral Logam
 Bijih Timah
Daerah penghasil timah terdapat di daerah Riau (Pulau Lingga, Singkep,
Karimun, Kundur, dan Bangkinang), Pulau Bangka, dan Pulau Belitung.
Pemanfaatan timah di dalam negeri antara lain digunakan untuk
pembuatan kaleng, pipa saluran, pembungkus rokok, mata peluru, dan
solder.Cadangan timah terdapat dalam urat-urat kuarsa dalam batuan
granit dan skis, juga dalam endapan atau lapisan aluvial dan eluvial.
Cadangan timah di Indonesia diperkirakan terdapat sekitar satu juta ton,
jumlah ini mungkin bertambah jika telah dilakukan inventarisasi sumber
daya yang lebih saksama.
 Nikel
Nikel pertama kali ditemukan di daerah Pomala (Sulawesi Tenggara) yaitu
sekitar 1909. Deposit tersebut mulai dieksplorasi pada 1934 dan mulai
berproduksi pada 1938. Cadangan nikel di Pomala sangat kecil sehingga
hanya dapat memenuhi kebutuhan sampai 1962. Hasil penambangan
nikel adalah bijih nikel, nikel matte, (bijih nikel yang sudah dipisahkan
dengan bahan buangannya), dan ferronikel (campuran yang mengandung
nikel 78% dan besi 0,7%). Daerah deposit nikel di Indonesia adalah
Sulawesi Selatan (Soroako), Sulawesi Tenggara (Kolaka), wilayah
perbatasan Sulawesi (Selatan, Tengah, dan Tenggara), dan Papua.
Deposit nikel terdapat pada silikat nikel dalam tanah laterit, pada batuan
basa yang memiliki ciri berat jenis tinggi, berwarna gelap atau hijau-hijau
gelap, serta kaya kandungan besi dan magnesium.
 Auksit (Bijih Aluminium)
Bauksit merupakan kelompok mineral aluminium hidroksida. Memiliki
warna putih atau kekuningan (keadaan murni), dan merah atau cokelat
jika tercampur (terkontaminasi) oleh besioksida atau bitumen. Bauksit
relatif sangat lunak (kekerasan 1–3), mudah larut dalam air, mudah patah,
dan tidak mudah terbakar. Bauksit terjadi dari proses pelapukan
(laterisasi) batuan induk yang erat kaitannya dengan persebaran batuan
granit. Bauksit dapat dijumpai di daerah-daerah aliran sungai, seperti di
kepulauan Riau (pulau Bintan-Indonesia). Aluminium banyak diper-
gunakan untuk membuat perkakas dapur, industri mesin, dan industri
pesawat terbang. Proses peleburan bauksit biasanya memerlukan tenaga
listrik yang besar sehingga pada umumnya industri aluminium ditempat-
kan di daerah penghasil listrik, di antaranya di sekitar air terjun.
 Emas dan perak
Emas dan perak banyak dipergunakan untuk membuat barang perhiasan
dan obat-obatan. Pada umumnya, emas digunakan sebagai alat
pembayaran. Pada abad ke-16 dan-17 manusia banyak yang berlomba
mencari emas ke berbagai daerah atau negara yang dianggap sebagai
negara emas, terutama orang-orang Spanyol.
Logam emas dan perak sering terdapat bersamaan dan berasosiasi
dengan logam-logam tembaga, besi, seng, dan logam platina. Logam
emas paling mudah dikenali karena warnanya kuning, lunak, dapat
ditempa, tahan terhadap asam, dan tidak mudah teroksidasi.
Potensi tambang emas di Indonesia terdapat di wilayah Sumatra Utara,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi
Utara, Nusa Tenggara, dan Maluku (Pulau Halmahera dan Pulau Obi).
Pengusahaan tambang emas di Indonesia sudah dilakukan sejak lama,
seperti yang dilakukan di Rejang Lebong (Bengkulu), Cikotok (Jawa
Barat), Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara), dan Sambas (Kalimantan
Barat). Eksploitasi tambang emas di Indonesia dilakukan oleh PT Antam,
di antaranya di Jawa Barat dan Kalimantan Selatan. Adapun di Nanggroe
Aceh Darussalam, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah dilakukan
oleh pihak perusahaan swasta.
 Tembaga
Merupakan kelompok logam bukan besi yang telah dipergunakan sejak
3.500 SM oleh orang-orang Mesir. Tembaga dipadu dengan besi menjadi
perunggu, sedangkan jika tembaga dipadu dengan seng menjadi
kuningan. Tambang tembaga di Indonesia terdapat di Kalimantan, Pulau
Sram, Papua, dan Maluku. Jumlah cadangan diperkirakan ada 170 juta
ton dengan kadar tembaga 1%. Di Papua terdapat cadangan tembaga
sebanyak 33 juta ton dengan kadar tembaga 2,5% dan besi 40,6%.
Potensi tembaga terbesar di Indonesia berada di Tembagapura (Papua),
yang pengelolaannya bekerja sama dengan PT Freeport Indonesia
Company (Amerika Serikat) sejak 3 Maret 1973.
 Intan
Intan sering dijumpai di dalam batuan vulkanik karena terbentuk
bersamaan dengan pembentukan batuan ultrabasik, misalnya dunite,
peridotite, dan QZSPYFOJUF. Kristalisasi intan terbentuk akibat
pembekuan magma di bagian dalam (batu-batu intrusif ), yaitu batu
magma yang terbentuk selama proses pembekuan magma jauh di dalam
lapisan kerak bumi. Intan merupakan batuan yang memiliki kekerasan
paling tinggi, sehingga sekeras apapun benda jika digores dengan intan
akan tergores. Intan merupakan satu-satunya batu permata yang memiliki
formula satu unsur, yaitu karbon (C). Tempat penemuan intan di
Indonesia antara lain di Sumatra Barat dan Riau (Sungai Siabu, Kampar,
dan Bangkinang), Kalimantan Barat (Muara Mengkiang dan Ngabang),
Kalimantan Tengah (Sungai Gula, Pucukcau, Murungraya, Sei Pinang),
Kalimantan Selatan (Martapura dan Simpang Empat), dan Kalimantan
Timur (Sekatak Bunyi, Kabupaten Kutai, dan Longiran).
B. Mineral non logam
Mineral bukan logam dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu
bahan galian bangunan, bahan galian mineral industri, bahan galian
mineral keramik, dan bahan galian batu permata.
 Bahan galian bangunan meliputi andesit, granit, marmer, onik, batu
apung, pasir dan batu, batu bara, serta aspal. Andesit banyak ditemukan
di Sumatra Barat, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Marmer banyak
ditemukan di Sumatra Barat, Lampung, dan Jawa Timur. Batu apung
banyak ditemukan di Kalimantan Barat dan P. Lombok. Pasir banyak
ditemukan di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
 Bahan galian mineral industri meliputi bentonit, barit, diatome, dolomit,
magnesit, fosfat, belerang, batu gamping, talk, dan zeolit. Magnesit
banyak ditemukan di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua, dan
P. Flores. Belerang banyak ditemukan Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa
timur, dan Sulawesi Utara. Batu gamping banyak ditemukan di Aceh,
Sumatra Barat, Sumatra Selatan, P. Jawa, P. Sumba dan Sumbawa, P.
Timor, dan Papua.
 Bahan galian mineral keramik meliputi pasir kuarsa, bond clay, perlif, dan
kaolin. Pasir kuarsa banyak ditemukan di Jawa Timur, Kalimantan Barat,
Riau, P. Bangka, dan Papua. Perlif banyak ditemukan di P. Sumbawa dan
Lampung. Kaolin banyak ditemukan di Kalimantan Barat dan Kalimantan
Timur.
 Bahan galian batu permata meliputi intan yang banyak ditemukan di Riau,
safir di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, giok di Aceh, Jawa
Tengah, Sulawesi Tenggara, dan P. Halmahera, serta granit banyak
ditemukan di Sumatra Barat dan Kalimantan Barat.

Anda mungkin juga menyukai