Sebelum masuk pada penggolongan bahan galian, kita perlu tahu apa itu
bahan galian. Bahan galian adalah unsur-unsur kimia, mineral, bijih, termasuk
batu-batu mulia yang merupakan endapan.
Ore adalah batuan dan mineral, tidak hanya metal atau mineral yang
mengan-dung metal, tetapi beberapa non-metalik seperti sulfur dan flourite juga
termasuk disebut ore.
Yang tidak termasuk ore: batuan, pasir untuk bangunan, lempung, garam.
Ini adalah batuan dan mineral industri atau mineral-mineral ekonomis. Sehingga
kita dengan mudah dapat memisahkan yang mana material industri atau mineral
bijih.
Berdasarkan atas proses cara terbentuknya bahan galian logam/mineral
bijih/ore dibagi menjadi 2 yaitu:
Bijih primer = bijih hipogen
Bijih yang diendapkan pada saat terjadinya proses metalisasi
Bijih sekunder = supergen
Bijih yang diendapkan sebagai akibat alterasi dari bijih primer, oleh
proses pelapuk-an dari air permukaan yang meresap ke dalam tanah.
PROSES TERBENTUK
Logam merupakan jenis tambang yang ditemukan dalam bentuk mineral
atau biji didalam tanah. Akan tetapi, sebagian logam ditemukan bercampur atau
menyatu dengan zat lain yang tersebar dalam batuan bumi. Di dalam umi
terdapat campuran air dan mineral yang sangat panas. Campuran tersebut dapat
bereaksi dengan batuan di sekitarnya dan mengendapkan mineral. Air panas
dalam bumi dapat meresap ke dalam retakan pada lapisan batuan dan bereaksi
dengan beberapa jenis btuan seperti batu gamping. Ada juga air panas yang
terdapat di dalam bumi merembes melalui larva gunung berapi. Air laut kuno
yang terperangkap dalam lapisan batuan dapat menjadi hangat dan
mengendapkan minera dalam retakan atau meresap melalui dasar laut dalam
bentuk sumber air. Air yang mengalir dapat membawa mineral dan
mengendapkan ke dasar laut. Tidak jarang endapan tersebut mengalami
kristalisasi.
C. Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam &
ultra basa : granit dan granodiorit, gabro dan peridotit, alkali felspar, bauksit,
mika, dan asbes
D. Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu & endapan
letakan : lempung, pasir kuarsa, intan, kaolin, zirkon, korundum, kelompok
kalsedon, kuarsa kristal, dan sirtu
E. Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal :
barit, gipsum, kaolin, talk, magnesit, pirofilit, toseki, oker, dan tawas.
II. Tempat Ditemukan
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Sumsel, Lahat
III. Teknik Penambangan
Teknik Side Hill Type & Metode Gophering “mengikuti jalur yg
dibongkar)
Dengan peledakan
Mengggunakan A2B (skala besar), alat sederhana (skala kecil)
Bila btg. Gamping tidak keras, digunakan lubang tembak diisi lempung
lalu air.
BATU BENTONIT
Ialah Jenis Lempung (80% Monmorilonite)
Dibagi 2 :
1. Na Betonit / Natrium Bentonit (mengembang ± 8 kali bila dicelup air)
2. Ca Mg Betonit / Calsium Magnesium Bentonit (mengembang ± 1,5
kali bila dicelup air)
I. Sifat
1. Lunak (H = 1 Skala Mohs)
2. BJ = 2,7
3. Mudah pecah, menghisap air & mengembang
4. Berkilap lilin
5. Warna pucat (putih, hujau muda)
6. Diraba seperti sabun
7. Kena hujan singkapan menjadi bubur, bila kering menjadi rekahan
GENESA
Pelapukan (reaksi ion H dlm air tanah dg mineral silikat)
Proses Hidrotermal (adanya unsure logam alkali & alkali
tanah), Monmoriloniteterbentuk dari Kalium, Mika, Fero Magnesium &
Fieldsfar Plagioklas) dan akibat proses pengendapan sediment dlm
suasana basa yang sangat silikan
Proses Transformasi (endapan debu gunung api dimana gas alam akan
detrivikasi)
II. Tempat Ditemukan
Sumatera (Tj. Enim, Bantaian, Gumeg, ME), Jawa, Kalimantan, Sulawesi
& Timor
III. Teknik Penambangan
Sistim Kuari (terbuka)
Peralatan sederhana karena lunak.
MANFAAT Na Bentonit
1. Lumpur pemboran minyak bumi/gas/geothermal
2. Pencampur semen, sabun, insektisida
3. Penymbat kebocoran bendungan
2. PEMBAKUAN MUTU
Pembakuan mutu yang tidak stabil / mantap antara bahan industri satu ke
lain, daerah satu ke daerah lain.