Anda di halaman 1dari 4

I.

POTENSI GEOLOGI
Bauksit merupakan mineral bijih utama untuk memproduksi logam aluminium.
Bauksit dominan terdiri dari mineral aluminium hidrat yaitu gibsit, boehmite dan
diaspora yang berasosiasi dengan mineral lempung (kaolin), kuarsa, bijih Fe, bijih
Fe-Ti dan beberapa mineral lainnya. Bauksit terbentuk dari proses laterisasii batuan
asal yang terubahkan karena proses perubahan tekan dan temperature yang secara
terus menerus akan mengakibatkan batuan asal akan mudah lapuk dan hancur.
Adapun batuan yang asal sebagai pembawa bauksit adalah gabro,basalt nepheline,
syenite, granidorite, granit, kaolinit dan beberapa batuan lain yang kaya akan
kandungan alumina (feldspar) rendah silika dan besi. Dari proses pelapukan dan
pelarutan batuan asal mineral yang mudah larut akan hanyut sedangkan mineral
yang tidak mudah larut akan terkonsentrasi didalam batuan induk. Residu dari
mineral yang tertinggal dalam batuan induk semakin lama akan kaya dengan mineral
alumium hidroksida. Dengan adanya proses dehidrasi akan mengakibatkan
pengerasan membentuk buksit yang berwana merah kecoklatan.

Daerah penyelidikan yang terdiri dari beberapa formasi mulai dari yang berumur
paling muda sampai berumur paling tua dengan ciri litologi tersendiri adalah sebagai
berikut:
1. Endapan Aluvium (Qa)
Merupakan endapan permukaan Kuarter yang terdiri dari kerikil, pasir, lanau,
kadang¬kadang gambut. Bersifat lepas. Umumnya mengisi daerah pantai
dan daerah aliran sungai besar.
2. Rombakan Lereng, Talus (Qs),
Berupa rombakan kerakal dan bongkah batuan yang kasar, berumur
Kuarter, menjemari dengan alluvium dan endapan rawa.
3. Batuan Terobosan Sintang (Toms)
Tersusun dari intrusi diorite, granodiorite, diorit kuarsa, andesit, granit,
dolerite kebanyakan berbutir halus dan porfir.
4. Formasi Gunungapi Kerabai (Kuk)
Tersusun dari batuan piroklastik (abu, lapili, kristal, tufa kristal dan litik,
breksi gunung api dan aglomerat) umumnya berkomposisi Basaltik dan
Andesitik; mengandung mineral dolerit, trakhiandesit, krotofir kuarsa;
Beberapa berkomposisi dasitik, riodasitik dan riolitik umumnya terdapat
setempat-setempat; Terdapat terobosan dan lava porfiritik, umumnya pecah-
pecah, terubah secara hidrotermal dan terpotong oleh urat-urat klorit -
epidot. Susunan piroklastik tufa berwarna fresh hijau sampai kelabu, di
mana umumnya dalam keadaan lapuk memberikan bermacam-macam
warna yaitu coklat, merah dan kuning, terdapat mineral-mineral pofiroklas
dari felspar yang tersausuritisasi, hornblenda, augit, sedikit kuarsa, hipersten
dan biotit, sedikit olivin, fragmen batuan daripada batuan gunung api berbutir
halus.
5. Batupasir Kempari (Kuke).
Batupasir kempari terdiri dari arenit kuarsa dan arenit litos, setempat
berkerikilan.
6. Formasi Granit Sukadana (Kus)
Merupakan batuan pluton; banyak mempunyai banyak jenis/tingkatan:
Monzonit Kuarsa, Monzogranit, Syenogranit dan Granit Alkali-Feldspar,
sedikit Syenit kuarsa, Monzodiorit Kuarsa dan Diorit kuarsa dan syenogranit,
diorit dan gabro, beberapa mengandung olivin retas dan urat aplit. K-felspar
setempat-setempat terkaolinisasikan, terutama syenit kuarsa, dan granit
alkali feldspar.
7. Komplek Ketapang (JKke)
Tersusun dari Batuan pesamit dan terlapis secara pelitik, terlapis sedang
sampai tipis, terubah secara beranekaragam oleh malihan termal dan
ubahan hidrotermal: batulempung, batupasir halus-kasar dan lepungan yang
serisitan (setempat-setempat lanauan dan bersilang siur), arenit litik
(Beberapa tufaan atau mengandung pecahan batuan gunung api hasil
‘rework’). Serpih (setempat-setempat pasiran), dan batusabak; Kadang-
kadang gampingan membentuk batuan kalk-silikat.

II. HASIL ANALISIS LABORATORIUM


Untuk mengetahui kandungan mineral bauksit yang terdapat dalam batuan
secara detil sangat diperlukan uji laboratorium. Dari uji laboratorium memberikan
informasi mengenai kualitas dan prosentase kandungan bauksit dalam material
batuan. Pengambilan sample pada penyelidikan uji laboratorium diperoleh dari hasil
penyelidikan test pit yang dilakukan langsung di lapangan yang berada di dalam
WIUP PT MKI dan yang berada disekitar lokasi dengan jarak yang masih cukup
berdekatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penyebaran batuan pembawa
bauksit.
Penyelidikan atau pengambilan data test pit dilokasi dilakukan dengan mengambil
125 titik lokasi pengamatan dengan jarak rata-rata setiap titik mencapai 50-100
meter. kedalaman 2-14 meter ketebalan rata-rata bijih bauksit besar dari 5 meter
dengan lapisan tanah penutup yang cukup tipis yakni 40cm sampai 1 meter.
Kegiatan test pit pada lokasi pengamatan dibagi menjadi 2 blok utama yaitu
blok utara dan blok selatan WIUP yang masing memberikan infomasi kualitas yang
berbeda-beda. Adapun hasil uji analisis sample pada kedua blok tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Blok Utara
Pengamatan/penyelidikan test pit pada blok utara dilakukan dengan 55 lokasi
titik pengamatan dari 125 titik test pit. Mulai dari titik 1 sampai titik
pengamatan 55. Rata-rata nilai kadar aluminium oksida Al2O3 sebesar
41,31% dengan kadar tertinggi 54,2 % yang berada pada titik pengamatan 25.
Sedangkan kadar terendah pada blok utara terdapat pada titik pengatan test
pit 6 dengan kadar Al2O3 sebesar 23,4 %. Mineral gangue yang berasosiasi
dengan bantuan pembawa bauksit terdiri dari SiO2 total, SiO2 bebas, SiO2
reaktif, Fe, TiO2 dengan kadar yang berbeda-beda. Rata-rata kadar mineral
penyerta (gangue) adalah sebagai berikut :
- SiO2 total = 17,8%
- SiO2 bebas = 8,5 %
- SiO2 reaktif = 9,2%
- Fe = 39,1%
- TiO2 = 1,64%
2. Blok Selatan
Terdapat 70 lokasi titik pengamatan test pit yang dilakukan pada blok selatan,
mulai dari titik pengamtan 56 sampai dengan titik 125. Rata-rata kadar Al2O3
pada blok ini sebesar 37%. Kadar Al2O3 tertinggi pada blok selatan ini
terdapat pada titik test pit 100 dengan prosentase kadar alumina oksida
sebesar 45,9%. Sedangkan kadar terendah terdapat pada titik
pengamangatan 103 dengan prosentase kadar alumina oksida sebesar
15,62%. Adapun rata-rata kadar mineral penyerta (gangue) adalah sebagai
berikut:
- SiO2 total = 26,8%
- SiO2 bebas = 17,8%
- SiO2 reaktif = 10.14%
- Fe = 27,9%
- TiO2 = 1,3%
Dari formasi tersebut di atas terdapat beberapa formasi pembawa batuan beku yang
dapat menjadi batuan asal dalam proses pembentukan mineral bijih bauksit. Namun
demikian, Formasi Granit Sukada (Kus) ini penyebarannya hadir secara merata dan
cukup mendominasi dalam wilayah izin usaha pertambangan PT MKI.
Namun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa pada formasi lain yang
membawa batuan beku dan kaolinit tidak dijumpai bijih bauksit. Akan tetapi mungkin
saja prosentase kadar bauksitnya tidak sebesar pada Formasi Granit Sukada (Kus),
Jikalau pun ada yang tinggi diintrepretasikan bauksit akan hadir secara setempat-
setempat saja. Oleh karenanya itu untuk mengetahui penyebaran bauksit di dalam
WIUP PT MKI diperlukan penyelidikan eksplorasi lebih lanjut. Mulai dari pemetaan
geologi lebih rinci maupun hand drilling yang berguna untuk merekam data yang
lebih terperinci.

Anda mungkin juga menyukai