Anda di halaman 1dari 10

Kondisi Air Tanah Daerah Karst

a. Bentuk Lahan Daerah Karst

Menurut Jenings (1971), karst ialah suatu kawasan yang mempunyai karakteristik relief
dan drainase yang khas, terutama disebabkan oleh keterlarutan batuannya yang tinggi
didalam air, Jika dibandingkan dengan daerah lain (Ko, 1984) dalam Suharsono
(1988:46). Lingkungan topografi karst terbentuk oleh proses pelarutan, proses
pembentukan topografi karst itu sangat lambat (Sutikno, 1996). Bentuk lahan ditopografi
karst dibendakan menjadi 2 yaitu:

1) Bentuk lahan negatif

Merupakan bentuk lahan yang berada dibawah permukaan rata-rata daerah setempat
sebagai akibat proses pelarutan, runtuhan atau terban. Adapun contoh bentuk lahan
negatif yaitu doline, uvala, polye, cockpit, lembah buta (Blindvalley)

2) Bentuk lahan positif

Merupakan bentuk lahan karst yang berda di atas permukaan rata-rata setempat
sebagai proses pelarutan. Bentuk lahanya berupa kerucut karts (Kygel karst / butte),
menara karst (Turn karst, mogote hill, pepino hill, atau pinnacle karst). Whittow (1984)
dalam Suharsono (1988:48-32).

Bentuk lahan karst tersebut mempunyai pengaruh terhadap air dan dipengaruhi air,
sehingga kekhasan dari geomorfologi dari suatu lingkungan karst dapat dijadikan dasar
untuk memperkirakan kondisi tata airnya. Sumber air di lingkungan karst perlu diketahui
karakteristiknya, agihan jumlahnya, dan kualitas menurut ruang dan waktu.

b. Air Tanah Daerah Karst.


Sistem hidrologi daerah karst secara umum bersifat impermeabel, tetapi karena
terdapat celah dan rekahan maka batuan menjadi impermeabel (atau bisa disebut
permeabilitas skunder), dengan demikian air hujan dapat masuk ke dalam batuan,
membentuk rekahan-rekahan yang melebar, terbentuk gua-gua dan menyatu antara
rekahan satu dengan yang lain akhirnya terjadilah sungai bawah tanah.

Proses hidrologi karst dimulai dari pelebaran celah-celah dan rekahan-rekahan oleh
proses pelarutan air hujan terhadap batuan kalsium karbonat. Variasi larutan dapat
sangat lambat sampai cepat, yang sangat tergantung adanya CO2 dalam tanah.
Bentukan awal yang terjadi adalah Sinkhole (Doline = luweng) terutama di persilangan
rekahan. Jika doline berdekatan akan membentuk uvala, karena sudah terjadi
amblesan batu gamping pada musim hujan doline dan uvala akan terisi air (menjadi
telaga) yang merupakan sumber air permukaan daerah karst.

Air tanah karst secara kulitatif tentunya mempunyai kualitas yang umumnya baik.
Sebagian besar sumber air tanah karst ini digunakan oleh masyarakat sebagai sumber
air minum.Umumnya kualitas air tanah karst mempunyai konsentrasi unsur Ca
(kalsium), Mg (magnesium), dan kesadahan yang tinggi. Hal ini sesuai dengan
komposisi mineral batuan karbonat yang memang didominasi Ca dan Mg. Oleh karena
itu sumber air ini bila digunakan sebagai air minum sebaiknya diendapkan terlebih
dahulu agar konsentrasi dua unsur tersebut dapat berkurang. Efek dari penggunaan air
yang mengandung Ca dan Mg yang tinggi dapat mengakibatkan terganggunya kerja
ginjal. Pencemaran air tanah karst dapat terjadi terutama berasal dari daerah
imbuhannya, misalnya dari kotoran kelelawar dalam gua, penebangan tanaman,
penambangan batu gamping dan lainnya.

Rekahan-rekahan vertikal yang menyatu secara horisontal, akan membentuk sistem


sungai bawah tanah yang terus mengalir secara gravitatif menuju daerah yang lebih
rendah (akhirnya ke laut). Pada persilangan rekahan umumnya akan membentuk gua-
gua akibat proses pelarutan secara horisontal dan vertikal, gua-gua ini merupakan “klas
cope” yang sangat menentukan sisten air bawah tanah. (Anna, 2001:2-3).

c. Jenis Sumber Air Daerah Karst

Adapun jenis sumber air daerah karst berdasarkan keberadaanya dibedakan menjadi 2
macam yaitu:

1. Sumber air permukaan, merupakan simpanan air yang berada pada permukaan
tanah. Sumber air ini umumnya terdapat di Sinhole, doline, dan uvala.
2. Sumber air bawah tanah, meruakan simpanan air yang terdapat di dalam tanah
biasanya di dalam gua-gua atau disebut sungai bawah tanah.

Potensi air permukaan karst dilihat dari segi kuantitasnya sangat dipengaruhi oleh
musim, pada musim kemarau jumlah airnya kecil, sedangkan pada musim penghujan
jumlah airnya besar. Adapun potensi dari segi kualitas, air permukaan ini mudah
terkontaminasi oleh kondisi lingkungan dan cara penggunaanya (Anna, 2001:5).

E. Air Permukaan

Air permukaan adalah air hujan yang turun dan mengalir dipermukaan bumi dan
berkumpul pada suatu tempat yang relatif rendah, seperti sungai, danau, laut dan
sebagainya. Kondisi air permukaan antara tempat yang satu dengan tempat yang lain
berbeda. Sebab masing-masing daerah mempunyai kondisi geomorfologis berbeda,
sehingga besar kecilnya air permukaan yang ada pada suatu wilayah sangat tergantung
pada kondisi geomorfologis wilayah tersebut.

a. Sungai

(1) Stadia Sungai

Air hujan yang jatuh ke bumi, sebagian menguap kembali menjadi air di udara,
sebagian masuk ke dalam tanah, sebagian lagi mengalir di permukaan. Aliran air di
permukaan ini kemudian akan berkumpul mengalir ke tempat yang lebih rendah dan
membentuk sungai yang kemudian menalir ke laut.

Pada tahun 1880 an seorang geologist berkebangssan Amerika, William Davis Morris,
berpendapat bahwa sungai dan lembahnya ibarat organisme hidup. Sungai berubah
dari waktu ke waktu, mengalami masa muda, dewasa, dan masa tua. Menurut Davis,
siklus kehidupan sungai dimulai ketika tanah baru muncul di atas permukaan laut.
Hujan kemudian mengikisnya dan membuat parit, kemudian parit-parit itu bertemu
sesamanya dan membentuk sungai. Danau menampung air pada daerah yang cekung,
tapi kemudian hilang sebagai sebagai sungai dangkal. Kemudian memperdalam
salurannya dan mengiris ke dasarnya membentuk sisi yang curam, lembah bentuk V.
Anak-anak sungai kemudian tumbuh dari sungai utamanya seperti cabang tumbuh dari
pohon. Semakin tuan sungai, lembahnya semakin dlam dan anak-anak sungainya
semakin panjang.

Gambar 2. 10 Sungai dengan Kondisi Air Keruh

Robert E. Horton, seorang consulting hydrolic engineer, mengklasifikasikan sungai


berdsarkan tingkat kerumitan anak-anak sungainya. Saluran sungai tanpa anaknya
disebut sebagai "first order". Sungai yang mempunyai satu atau lebih anak sungai "first
order" disebut saluran sungai "second order". Sebuah sungai dikatakan "third order" jika
sungai itu mempunyai sekurang-kurangnya satu anak sungai "second order". Dan
seterusnya. Lihat gambar di samping kanan ini. Sungai Amazon dan Congo, yang
terbesar di dunia, diklasifikasikan sebagai sungai dengan "12th order" atau "13th order".

(2) Pencemaran Sungai

1. Proses Asli
Proses asli yang boleh menurunkan kualitas air ialah hidrologi, geologi dan biologi.
Proses hidrologi melibatkan kitaran air di hidrosfera. Pergerakan tersebut berupaya
memindahkan bahan pencemar yang berada di atmosfera dan seterusnya jatuh ke
permukaan tanah yang kemudiannya mengalir ke sungai. Di atmosfera terdapat
pelbagai bahan pencemaran seperti gas berasid, bahan radioaktif, bakteria dan debu.
Apabila hujan berlaku, bahan pencemaran tersebut akan dipindahkan dari atmosfera ke
permukaan bumi dan ini akan menyebabkan pencemaran kepada badan air yang
terdapat di permukaan bumi termasuk air sungai, tasik, paya, dan mungkin air bawah
tanah. Jika keadaan ini berlaku, susah untuk merawat air kerana kawasan yang terlipat
secara meluas dan sumbernya sukar untuk dikawal.
2. Proses Geologi
Proses geologi adalah satu proses yang berkaitan dengan batuan melalui proses
luluhawa. Proses luluhawa kimia terhadap batu-batuan merupakan salah satu proses
yang boleh menyumbangkan bahan pencemar yang boleh menurunkan kualiti air.
Seperti yang kita tahu batu-batan banyak mengandungi unsur kimia. Apabila proses
luluhawa kimia berlaku, akan terhasillah bahan larut yang akan mengubah ciri-ciri kimia
air yang terlibat dan secara tidak langsung akan menurunkan kualiti air tersebut.
3. Proses Biologikal
Sumber pencemaran air yang paling serius di Malaysia ialah pelbagai aktivitas manusia
yaitu perlombongan, pembalakan, pembangunan, pertanian, perindustrian.
4. Perindustrian
Pelbagai jenis aktiviti perindustrian di Malaysia, seperti elektronik, pengetinan makanan
dan minuman, pemprosesan bahan mentah, tekstil dan bermacam lagi. Semua jenis
perindustrian tersebut menyebabkan pencemaran kerana bahan buangan dari kawasan
perindustrian dialirkan ke badan air melalui sistem saliran yang nyata. Sumber
pencemaran dari kawasan perindustrian boleh dikelaskan sebagai sumber berpunca.
Buangan berbahaya ini dikawal di bawah Akta Kualiti Alam Sekeliling 1974 (Pindaan)
1996 dan Peraturan-Peraturan Kualiti Alam Sekeliling (Buangan Terjadul) 1989.
Sebanyak 107 jenis buangan industri yang dikategorikan sebagai buangan berbahaya
di bawah peraturan tersebut. Bagi mereka yang didapati bersalah oleh mahkamah
melakukan pelupusan haram buangan terjadual iaitu di tempat yang tidak dilesenkan
oleh Jabatan Alam Sekitar, denda maksimum baginya adalah sebanyak RM500,000.00
atau lima tahun penjara atau kedua-duanya.

(3) Jenis Bahan Pencemar Perindustrian

1. Tarterpakai atau minyak antikakisan


Minyak antikakisan atau sisa tar daripada proses-proses penampalan atau
penyemburan atau penyalutan di loji pemasangan kenderaan motor atau woksyop
automotif.
1. Enapcemar-enapcemar daripada penapisan semula keluaran minyak terpakai
termasuklah enapcemar berminyak yang mengandungi sebatian asid atau plumbum
Enapcemar asid daripada penapisan semula minyak pelincir terpakai.
2. Buangan-buangan asbestos
Debu-debu asbestos atau buangan-buangan gentian asbestos bebas dari loji
pengilangan keluaran-keluaran asbestor/simen.
3. Buangan yang mengandungi pewarna
Air buangan yang mengandungi pewarna dari loji pengilangan tekstil.
4. Buangan-buangan raksa, yang mengandungi raksa logam, sebatian-sebatian raksa
organik dan tak organik
Enapcemar-enapcemar yang mengandungi raksa dari pengolahan air garam dan
lumpur-lumpur penulenan air garam yang mengandungi raksa dari loji pengeluaran
klorin.
5. Bateri-bateri terbuang atau yang tidak mengikut spesifikasi, yang mengandungi
plumbum, raksa, nikel dan litium
Bateri-bateri terbuang atau yang tidak mengikut spesifikasi dari loji pengilangan bateri.
2. Pertanian
Aktiviti pertanian melibatkan penggunaan baja dan racun untuk memastikan kesuburan
tanaman. Namun penggunaannya mencemarkan alam sekitar jika tidak dikawal selia
dengan betul. Baja dan racun boleh memasuki badan air melalui pengaliran air di
permukaan tanah dan juga air bawah tanah. Kemasukan bahan pencemaran tersebut
akan menurunkan kualiti air dan seterusnya mengakibatkan pencemaran air.
Kemasukan bahan pencemaran dari kawasan pertanian adalah melalui sistem saliran
yang tidak nyata dan boleh dikelaskan sebagai sumber yang tidak berpunca.
Aktiviti pertanian juga melibatkan ternakan seperti lembu, ayam, khinzir dan lain-lain.
Binatang ternakan tersebut menghasilkan najis yang seterusnya dialirkan ke badan air.
Di Malaysia masalah pencemaran air disebabkan oleh najis binatang ternakan
merupakan salah satu masalah besar kepada kerajaan terutama ladang ternakan
khinzir yang sangat meluas di Malaysia. Air mandi khinzir mengandungi unsur Zink dan
Ammoniakal Nitrogen yang tinggi. Bahan pencemaran dari najis, bukan setakat
mencemarkan sumber air tetapi juga menyebabkan pencemaran bau yang
menyakitkan.
3. Perlombongan
Aktiviti perlombongan sangat penting di Malaysia. Antaranya perlombongan bijih timah,
bijih besi, emas, tembaga dan lain-lain lagi. Selain daripada meningkatkan pendapatan
negara, aktiviti ini memberi kesan kepada alam sekitar, misalnya sumbangan bahan
terampai tersebut akan menyebabkan badan air menjadi keruh. Dalam jangka masa
panjang akan berlaku proses pemendapan yang akan mencetekkan badan air dan
kemudiannya akan menyebabkan berlakunya banjir di kawasan persekitarannya. Selain
daripada bahan tersebut, aktiviti perlombongan juga menyumbang pelbagai jenis logam
bergantung kepada jenis perlombongan yang dijalankan. Kehadiran logam tersebut
akan memberi kesan kepada pengguna air dalam jangka masa panjang. Sumber
pencemaran dari kawasan ini boleh dikelaskan sebagai sumber berpunca dan tidak
berpunca bergantung kepada kemudahan yang disediakan oleh tuan punya projek. Had
maksimum kandungan pepejal terampai di dalam efluen ialah 50 mg/1 seperti yang
dinyatakan di dalam Peraturan-Peraturan Kualiti Alam Sekeliling (Kumbahan dan
Efluen-Efluen Perindustrian), 1978.
4. Pembangunan
Aktiviti pembangunan memberi manfaat kepada penduduk. Namun begitu ia juga
merupakan salah satu sumber pencemaran yang sering dikaitkan dengan aktiviti ini
ialah bahan organik dari sisa pepejal, bakteria dan virus dari sisa manusia, bahan soda
dan amonia dari aktiviti pembasuhan, bahan terampai dan lain-lain lagi yang berkaitan
dengan aktiviti harian manusia. Sumber pencemaran ini boleh dikelaskan kepada
sumber berpunca dan tidak berpunca bergantung kepada kawasan yang terlibat.
Pencemaran air bawah tanah terjadi apabila hujan yang menimpa sampah menyerap
ke dalam bumi. Di dalam proses penyerapan ini, air tersebut akan membawa bersama
atau menyerap kebanyakan bahan kotor yang terdapat di dalam sampah. 1gelen (3.785
liter) minyak petrol boleh mencemarkan 1 juta gelen (3.785 juta liter) air bawah tanah.
Kehadiran sedikit sahaja bahan eyanide di dalam air boleh membunuh kita serta-merta.
5. Pembalakan
Aktiviti pembalakan tidak kurang pentingnya dewasa ini sama ada dalam proses
penerokaan tanah baru atau pengeluaran hasil balak. Aktiviti ini sering mengakibatkan
permukaan tanah terdedah kepada hujan yang menyebabkan berlakunya hakisan.
Proses ini akan memindahkan partikel tanah ke tempat lain termasuk badan air.
Kemasukan badan partikel tersebut akan menyebabkan badan air menjadi keruh serta
berlaku pemendapan. Selain daripada partikel tanah, aktiviti pembalakan juga
menyumbang bahan pencemaran dari segi bahan organan dan nutrien ke badan air.
Sumber pencemaran dari kawasan ini boleh dikelaskan sebagai sumber tidak
berpunca.

F. Kualitas Air

a. Pengertian

Kualitas air adalah karakteristik mutu yang dibutuhkan untuk pemanfaatan tertentu dari
sumber-sumber air. Kriteria mutu air merupakan satu dasar baku mutu air, di samping
faktor-faktor lain. Baku mutu air adalah persyaratan mutu air yang disiapkan oleh suatu
negara atau daerah yang bersangkutan.

Manusia memerlukan air tidak hanya dari segi kuantitasnya saja, tetapi juga
kualitasnya. Kalau ditinjau dari segi kuantitasnya saja, maka tidak akan dapat
memecahkan kebutuhan air bagi manusia. Menurut Syamsuri (1993:13) kualitas air
ditentukan oleh konsentrasi bahan kimia yang terlarut di dalam air. Permasalahan
kualitas air dapat di timbulkan oleh proses alamiah maupun ulah manusia. Sedangkan
menurut Richard Lee (1990:28) ada beberapa parameter kualitas air bersih seperti
kaitanya dengan pengaruh terhadap erosi, sedimentasi, suhu air, kimia, dan biologi.
Suryani (1982:20) menyatakan jika kualitas air tidak dipenuhi maka, air dapat menjadi
penyebab timbulnya penyakit. Air yang kotor sangat berbahaya bagi tubuh manusia.
Bila air sudah tercemar dengan bahan kimia, maka hampir dapat dipastikan berbagai
jenis organisme penyebab penyakit dapat ditentukan dalam air tersebut. Kualitas air
adalah karakteristik mutu yang dibutuhkan untuk pemanfaatan tertentu dari sumber-
sumber air.
b. Standart Kualitas Air

Standart kualitas air dapat diartikan sebagai ketentuan-ketentuan yang biasanya


dituangkan dalam bentuk peryataan atau angka yang menunjukan persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan
kesehatan, gangguan teknis dan gangguan dari segi estetika. Prasyarat dasar kualitas
air minum menyangkut empat aspek sebagai berikut: (1) Persyaratan biologis, (2)
persyaratan kimia, (3) persyaratan fisik, (4) persyaratan radiologis.

Dalam menetukan kualitas air harus berpedoman pada baku mutu air menurut
PERMENKES No. 416/MENKES/PER/IX/1990 disebutkan bahwa baku mutu air adalah
kadar zat atau bahan pencemar yang terdapat dalam air untuk tetap berfungsi sesuai
dengan golongan peruntukan air tersebut.Berdasarkan peruntukan tersebut, air dibagi
menjadi lima golongan yaitu:

1. Golongan A, air pada sumber air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai baku untuk diolah menjadi air
minum dan keperluan rumah tangga lainnya.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk kepentingan pertanian dan
dapat dimanfaatkan untuk usaha diperkotaan, industri, dan listrik tenaga air.
5. Golongan E, yaitu air yang tidak dapat digunakan untuk keperluan tersebut pada
peruntukan air golongan A, B, C, dan D.

Perbandingan kualitas air tanah sebagai air minum memakai perbandingan kualitas air
golongan A. Adapun persyaratan kualitas air golongan A menurut PERMENKES
No.416/MENKES/PER/IX/1990 adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Standart Baku Mutu Air Bersih Menurut PERMENKES No.
416/MENKES/PER/IX/1990

Anda mungkin juga menyukai