Anda di halaman 1dari 7

[LAPORAN EKSPLORASI

CV SINGKEP TUAH PERSADA] 2017

BAB II
GEOLOGI

2.1. Geologi Umum


Wilayah Kabupaten Lingga secara regional masuk dalam Peta
Geologi Lembar Tanjung Pinang, Sumatera dengan skala peta 1:250.000
yang tersusun dari beberapa formasi batuan. Formasi batuan penyusun
mulai dari satuan yang paling tua ke satuan yang muda ialah sebagai
berikut:
 Granit (Tg)
Dicirikan dengan granit yang berwarna kelabu kemerahan-
kehijauan, berbutir kasar, komposisi mineral felspar, kuarsa,
hornblenden dan biotit, mineral umumnya bertekstur primer dan
membentuk suatu pluton batolit yang tersingkap luas terutama di
Pulau Batam dan Lingga. Hasil Pelapukan dan proses ubahan
menghasilkan mineral ekonomis seperti cebakan bauksit.
Berdasarkan lokasi dan komposisi mineralnya, granit ini
dikelompokkan menjadi bebera pluton seperti Pluton Granit Kawal
di Lingga dan Pluton Granit Nongsa di Batam.
 Granit Monzo (Jg)
Granit Monzo dicirikan dengan kompoisi megakristal felspar,
biotit yang berwarna coklat tua dan hornblende kehijauan serta
mineral tambahan K-perit, alanit dan zirkon. Satuan ini tersebar di
Pulau Segal dan Pulau Lakat.
 Formasi Berakit (PCmb)
Formasi Berakit dicirikan dari hadirnya satuan batuan filit,
berwarna kelabu kehitaman, batusabak berwarna kelabu
kemerahan yang memperlihatkan struktur menyerpih dengan urat
kuarsa yang searah memotong foliasi dan sekis kelabu yang

Geologi | II- 1
[LAPORAN EKSPLORASI
CV SINGKEP TUAH PERSADA] 2017

terfoliasi kuat, sehingga sulit ditentukan mineral asalnya. Tebal


formasi ini sekitar 3000 meter.
 Formasi Duriangkang (Tsd)
Formasi Duriangkang terdiri dari litologi serpih kelabu
kehitaman dengan struktur pensil, getas dan agak karbon,
berselingan dengan batupasir serpih dan batupasir adalah 3:1.
Formasi ini berumur Trias Akhir, tersingkap baik di Pulau Batam
dengan lokasi Sungai Duri Angkang dengan ketebalan formasi sekitar
600 meter.
 Formasi Pulaupanjang (Jp)
Terdiri dari serpih kelabu kemerahan, keras terdapat urat
kuarsa dengan ketebalan 2 meter dengan sisipan batupasir kuarsa,
berukuran butir halus sampai kasar, terpilah buruk,
memperlihatkan struktur laminasi sejajar dan silang siur. Ketebalan
batupasir ini 2 sampai 10 centimeter. Tebal formasi ini sekitar 500
meter.
 Formasi Pancur (Ksp)
Formasi Pancur dicirikan dengan hadirnya serpih warna
kemerahan dengan struktur pinsil, mengandung urat kuarsa yang
tipis, ketebalan lapisan 2 meter. Terdapat sisipan batupasir
kuarsa berlapis dan terpilah baik, laminasi sejajar dan konvolut,
dengan ketebalan 2-10 centimeter, konglomerat abu-abu
kemerahan dengan komposisi dengan komponen utama batupasir
kasar. Tebal lapisan konglomerat 50 sampai 100 centimeter dengan
ketebalan formasi 300 meter yang berumur Kapur Awal.
 Formasi Semarung (Kss)
Formasi Semarung tersusun dari batupasir arkos kemerahan
berbutir sedang sampai kasar, struktur perlapisan dengan sisipan
batulempung berwarna kelabu terang dan berlapis tipis yang
diendapkan pada lingkungan darat sampai transisi hubungan

Geologi | II- 2
[LAPORAN EKSPLORASI
CV SINGKEP TUAH PERSADA] 2017

stratigrafi selaras dengan Formasi Pancur, umur formasi ini


diinterpretasikan berumur Kapur Akhir. Tebal formasi sekitar 500
meter.
 Andesit (Tma)
Batuan gunungapi andesit berwarna kelabu, berkomposisi
plagioklas, hornblende dan biotit, bertekstur porfiritik dengan
massa dasar mikro kristal pada satuan andesit ini banyak dijumpai
struktur kekar.
 Formasi Tanjungkerotang (Tmpt)
Formasi Tanjungkerotang terdiri dari konglomerat
berkomponen granit, batupasir kuarsa, feldspar dan malihan yang
tertanam dalam matriks batupasir kasar, struktur perlapisan dan
silang siur. Formasi Tanjungkerotang berumur Mio-Pliosen dan
ketebalan formasi sekitar 600 meter.
 Formasi Goungon (QTg)
Formasi Goungon dicirikan dengan hadirnya batupasir tufan
keputihan, dengan ukuran butir halus sampai sedang, struktur
laminasi. Batulanau umum dijumpai, tuf dasitan dan
perselingan tuf litik dengan batupasir tuf yang
memperlihatkan struktur laminasi dan silang siur. Formasi ini
diendapkan tidak selaras dengan Formasi Tanjungkerotang. Tebal
Formasi Goungon adalah 200 meter dan berumur Plio-Plistosen.
 Satuan Endapan Aluvium (Qa)
Satuan Endapan Aluvium tersusun dari pasir berwana merah
kekuningan dengan komposisi terutama kuarsa, felspar,
hornblende dan biotit yang merupakan hasil lapukan dari granit,
konglomerat, kerikil granit, batupasir, endapan rawa dan terumbu
yang terangkat. Satuan ini merupakan hasil endapan sungai dan
pantai.

Geologi | II- 3
[LAPORAN EKSPLORASI
CV SINGKEP TUAH PERSADA] 2017

Gambar II.1. Peta Geologi Lembar Tanjung Pinang

Geologi | II- 4
[LAPORAN EKSPLORASI
CV SINGKEP TUAH PERSADA] 2017

2.2. Geologi Lokal dan Sumber Daya Mineral


Berdasarkan kajian pada peta geologi regional lembar Tanjung
Pinang, lokasi IUP CV STP masuk kedalam formasi batuan Granit. Gambar
II.2 menunjukkan bahwa lokasi IUP secara regional berada pada formasi
granit. Komposisinya berupa mineral felspar, kuarsa, hornblenden dan
biotit. Terjadinya proses ubahan dan pelapukan yang sangat tinggi pada
satuan granit ini, menyebabkan pada daerah penyelidikan sangat sulit
untuk menemukan singkapan granit atau batuan yang masih segar.
Pelapukan dan ubahan granit yang diakibatkan oleh proses hidrotermal,
mengubah komposisi batuan baik secara fisik dan kimia sehingga mineral-
mineral penyusun batuan granit ikut terubahkan juga. Berdasarkan proses
ubahan granit tersebut, maka diintepretasikan bahwa di daerah
penyelidikan akan dijumpai zona-zona alterasi yang mengandung mineral
lempung dan pasir silica/kuarsa. Zona-zona alterasi tersebut merupakan
daerah yang berpotensi ekonomis untuk dikembangkan lebih lanjut. Pada
peta tersebut menggambarkan pelapukan batuan granit yang terbagi
menjadi dua zona alterasi, yaitu zona alterasi argilik dan zona alterasi
advance argilik.
Potensi sumberdaya mineral di IUP CV Singkep Tuah Persada juga
dapat dilihat dari lokasi daerah penyelidikan yang disekitarnya terdapat
beberapa tambang pasir silica/kuarsa yang telah beroperasi dalam waktu
yang cukup lama. Dengan kondisi geologi yang homogen, maka dapat di
indikasikan bahwa di wilayah IUP CV Singkep Tuah Persada mempunyai
potensi sumberdaya mineral yang sama. Namun demikian, hal tersebut
masih perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui potensi
sumberdaya mineral yang terdapat di wilayah IUP CV Singkep Tuah
Persada.

Geologi | II- 5
[LAPORAN EKSPLORASI
CV SINGKEP TUAH PERSADA] 2017

2.3. Penyelidikan dan Hasil Penyelidikan Terdahulu


Besarnya potensi sumberdaya alam yang tersimpan di Kepulauan
Riau banyak menarik perhatian bagi para tenaga ahli untuk melakukan
berbagai macam riset dan penelitian di daerah ini. Termasuk didalamnya
para ahli geologi sangat tertarik melakukan penelitian di Kepulauan Riau
guna menggali potensi geologi dan kondisi geologi Kepulauan Riau yang
cukup unik dan menarik. Berikut ini beberapa penyelidikan yang pernah
dilakukan di Kepulauan Riau yaitu :
1. Kusnama, dkk., 1994, Peta Geologi Lembar Tanjung Pinang,
Sumatera skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
2. Pengelola. 2013. Kecamatan Senayang di
http://www.linggakab.go.id/2013/11/21/senayang.
3. Pengelola. 2016. Profil Geologi di
http://bappeda.kepriprov.go.id/index.php/data-
informasi/potensi-daerah/47-potensi-daerah/197-profil-
geologi.
Suatu kajian mengenai potensi sebaran endapan mineral sekunder
yang merupakan hasil dari pelapukan dari batuan induk berupa batuan
beku asam yaitu granit yang telah mengalami ubahan dan pelapukan.
Penyelidikan tersebut menyarakan bahwa di daerah Kepulauan Riau yang
masuk dalam Lembar Tanjung Pinang perlu dilakukan penelitan lebih
lanjut untuk menggali potensi sumberdaya mineral, dan bahan galian
mineral batuan non-logam.

Geologi | II- 6
[LAPORAN EKSPLORASI
CV SINGKEP TUAH PERSADA] 2017

Gambar II.2. Geologi Regional CV Singkep Tuah Persada

Geologi | II- 7

Anda mungkin juga menyukai