Anda di halaman 1dari 38

Oleh :

Dr. dr. Sudi Astono, MS.


Kasubdit Pengawasan Norma JAMSOSTEK
E-mail: sudiastono@yahoo.com
Hp/WA 081317705634
Ditjen Binwasnaker & K3 - KEMENAKER R.I

PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020


2 A. PENDAHULUAN
Berbagai occupational hazards di Berbagai occupational risk pada pekerja
tempat kerja (Fisik & mekanik, kimia, (KK, PAK, dan penyakit/ggn kesehatan
biologi, psikologi, ergonomic) lainnya)

Risiko peny. umum pada pekerja juga makin meningkat seiring dengan
meningkatnya risiko di tempat kerja dan sebaliknya
PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020
3 Filosofi Perlindungan K3 Pada Pekerja
(SUDI ASTONO, 2019)

•Pekerja merupakan aset penting (human capital) dalam


HR mewujudkan produktivitas & kesejahteraan.

•Setiap pekerja harus dilindungi dari risiko KK, PAK dan risiko
OSH penyakit lainnya melalui program K3

•Kesehatan kerja (OH) merupakan bagian tak terpisahkan dari


OH K3 (OSH)
•Benefit optimal perlindungan pekerja diperoleh melalui program
OC K3, kesehatan, dan JKK serta JKN secara terintegrasi.

PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020


4

Prinsip, Fokus Utama & Spektrum Perlindungan K3

PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020


5
SPEKTRUM Program K3 Totalitas (Total OSH Program)
Dari pencegahan sd. kompensasi KK & PAK (From Prevention to Compensation)
(Sudi Astono, 2020)

• Edukasi
Penanganan • Kepesertaan
• Promosi (Treathment) JAMSOS
• Deteksi dini/MCU • Investigasi • Penanganan
tuntas
• Surveilans • Penegakan
• Pencatatan & diagnosis • Pemberian
pelaporan kompensasi
• Pengobatan/medis
• Prog Kembali
• Perbaikan/pengend kerja (RTW)
Pencegahan alian K3
(Prev&Prom) • Rotasi/mutasi Kompensasi
(Compensation)

PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020


6
B. DASAR HUKUM & KEWAJIBAN PERUSAHAAN TERKAIT PAK

 UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
 UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN
 UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS
 PP No. 50 Tahun 2012 tentang SMK3
 PP No. 82/2019 ttg Perubahan PP 44/2015 tentang JKK dan JKM untuk Pekerja Penerima Upah.
 PP. No. 70 tahun 2015 tentang JKK dan JKM untuk ASN.
 PP No. 88 Tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja
 Perpres 7 Tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja
 Permenakertrans No. 25 Tahun 2008 tentang Pedoman Diagnosis dan Penialian Cacat akibat KK &
PAK
 Kepmenaker Nomer 28 Tahun 2015 tentang Pengangkatan, Pemberhentian Dokter Penasehat.
 Permenaker No. 26 Th 2015 ttg Ttg Tata Cara Peny Prog JKK, JKM, JHT bagi Peserta Penerima Upah
 Permenaker No.10 Th 2016 Ttg Program Kembali Kerja serta Keg. Promotif dan Keg. Preventif KK dan
PAK
 Kepmenaker 187 Tahun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
 Permenaker No 5 Tahun 2008 tentang K3 Lingkungan Kerja
 Permenaker No. 02 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
 Permenaker No. 01 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
P E N CKerja
EGAHAN PAK @SA NAKER 2020
 Permenaker No. 03 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
7
C. DIFINISI/PENGERTIAN DAN FAKTOR PENYEBAB PAK

ILO membedakan: Perpres No.7 Th 2019 tentang PAK:


1. occupational diseases/work-caused  PAK adalah Penyakit yg disebabkan oleh pekerjaan atau
diseases penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja
pekerjaan  Batasan pemberian JKK  PAK didiagnois paling lama 3
2. work related diseases penyakit pada (tiga) tahun terhitung sejak hubungan kerja berakhir.
pekerja yang diperburuk (aggravated) oleh  Jenis2 PAK mengacu ILO List of Occ diseases 2010
pekerjaan atau memiliki insiden lebih tinggi (Lampiran Perpres 7 Th 2019) 3 kategori PAK:
yang disebabkan oleh kondisi kerja. 1) diseases caused by agent (chemical, physical,
biological);
3. penyakit umum penyakit yang tidak ada
2) diseases of target organ systems (respiratory, skin,
hubungan dengan kondisi pekerjaan
musculosceletal);
3) occupational cancer.

Menurut ILO, PAK memiliki hubungan yang kuat & spesifik dengan pekerjaan, dan pada
umumnya disebabkan oleh agent tunggal yang selama ini dikenal oleh praktisi K3
(Stellman, 1998).

P E N C E G A H A N PA K @ S A N A K E R 2 0 2 0
8 Perbedaan Occ Diseases dg Work Related Diseases

PAK Peny. Terkait Kerja


(Occupational Diseases) (Work Related Diseases)
• Harus ada causa di tempat kerja • Ada triger di tempat kerja
• Disebabkan oleh pekerjaan dan/lingk. • Dicetuskan, dipermudah atau diperberat
kerja oleh pekerjaan dan/lingk. kerja
• Single causes • Multi causes
• Mendapat kompensasi (Compensabel) • Tidak mendapat kompensasi (Non
JKK Jamsostek Compensabel) JKK Jamsostek  hanya
Contoh : mendapatkan JK
Tuli akibat bising (NIHL) Contoh :
Pneumokoniosis Ambien/Wasir
Hernia dengan predisposisi
Leukemia akibat benzen Asbestosis and Fibrosis
Asma dg riwayat keluarga/keturunan
asbestos worker
suffering from
diffuse malignant
pleural
mesothelioma,
(absolutly fatal)

IPAS
Justus-Liebig
Universität
Giessen
P E N C E G A H A N PA K @ S A N A K E R 2 0 2 0 8
9
Faktor Utama yang Mempengaruhi
Kesehatan Pekerja

1.Beban kerja 2.Lingk.Kerja


•Fisik • Fisik-mekanik
• Kimia
•Mental • Biologi
• Ergonomi
• Psikologi
3.Kapasitas kerja
 Pengetahuan & Keterampilan
 Kesegaran jasmani & rohani
 Status kesehatan/gizi
 Usia
 Jenis kelamin
 Ukuran tubuh
PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020
10 Faktor Penyebab pak dan Gangguan Kesehatan Lainnya Pada Pekerja
(Sudi Astono, 2020)

Faktor Bahaya Faktor bahaya Spesifik

Non spesifik Miss Management lingkungan kerja


(Fisik, Kimia, Biologi,
Kesehatan umum Perlindungan Pekerja Ergonomi, Psikologi)

Lack of health
Unsafe Human Unsafe Working/Env. Lack of occ health
promotion & education Activity Condition promotion & education

Kerentanan Lingkungan Kerja


Individu tidak dikendalikan Lack access of occ
Lack access of
health services
health services

Penyakit umum Penyakit Terkait Kerja PAK


Pada pekerja (Work related diseaeses) (Occupational diseases)

P E N C E G A H A N PA K @ S A N A K E R 2 0 2 0
11
D. PERMASALAHAN TERKAIT PAK (1)

Estimasi ILO bahwa jumlah kasus kecelakaan kerja (KK) Data KK & PAK di Indonesia:
dan PAK di dunia mencapai 430 jt/th:  106.889 (99,98 %) KK/th
270 juta (62,8 %) kasus KK  25 (0,02%) PAK/th
160 juta (37,2 %) kasus PAK  1.500/th meningal akibat KK&PAK
40 % pada pekerja muda
Jumlah peserta BPJSTK baru 39,6 juta (30,6 %)
2,78 jt meninggal  86 % akibat PAK VS 14 % akibat KK dari 129,36 jt pekerja (BPJamsostek, 2018)
Kerugian ekonomi sd 4 % GDP

Proporsi data PAK di Indonesia sangat kecil dibanding data kecelakaan kerja (KK) dan data global
PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020
12 PERMASALAHAN TERKAIT PAK (2)
 American Journal Industrial Medicine
(Nelson, 2005): Data KK dan PAK yang diberikan JKK-BPJS Ketenagakerjaan
Tahun 2000: potensi bahaya di tempat kerja Periode 2015- 2017
(occupational hazards) berperan dalam
Jumlah kasus yang diberikan JKK
timbulnya berbagai PAK di dunia: Jumlah klaim
Tahun yang dibayar (Rp)
 37 % sakit pinggang,
Kasus
16 % penurunan pendengaran, Kasus KK
PAK
Jumlah
13 % penyakit paru obsruktif kronik,
2015 89.297 25 89.322 875.468.260.239
11 % asma,
9 % kanker paru, dan 2016 102.916 13 102.929 1.197.385.882.730
2% kanker darah putih (leukemia). 2017 128.454 37 128.491 1.492.184.824.143
Penggunaan jarum suntik menyebabkan: 40 % Total 320.667 75 320.742 3.565.038.967.112
infeksi hepatitis B & C, dan 4,4 % infeksi HIV pd
pekerja kesehatan. Rata2/tah 1.188.346.322.371
106.914
Risiko tersebut menyebabkan 850.000 un 106.889 25
kematian di dunia dan kerugian 24 juta tahun ( 99,98 %) (0.02 % )
hidup sehat/healthy life NB. Kasus PAK yg mendapat JKK al.: NIHL, MSDs, dan Asbestosis

DISERTASI EVALUASI PROGRAM K3 DALAM PERLINDUNGAN PAK, PROMOSI


DOKTOR 2019
13
E. PRINSIP-PRINSIP TERKAIT PENCEGAHAN PAK (1)

Penyelenggaraan Kesehatan Kerja


Prinsip Penanganan Kesehatan Pekerja
(PP 88 Th 2019)
(Sudi Astono, 2020)
Sebagai bagian dari program Kesehatan
 MENGUTAMAKAN pendekatan PREVENTIF &
PROMOTIF (Thd PAK, KK, dan penyakit/
gangguan kesehatan lainnya)
1. Pencegahan penyakit;
 PENGOBATAN PADA PEKERJA yang sakit harus
2. Peningkatan kesehatan; menggunakan pendekatan KESEHATAN KERJA
dan K3.
3. Penanganan penyakit; dan  Setiap gangguan/keluhan PENYAKIT PADA
PEKERJA harus difikirkan KEMUNGKINAN AKIBAT
4. Pemulihan kesehatan. KERJA
 pastikan: PAK, PTK, atau non PAK?
 pENEMPATAN PEKERJA harus DISESUAIKAN
dengan kondisi kesehatannya (fisik, mental, dan
sosial).

PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020


14
PRINSIP-PRINSIP TERKAIT PENCEGAHAN PAK (2)

Fungsi Pelayanan Kesehatan Kerja


(Ma & Edgar, 1982; L. Office Et Al., 1985; Rantanen, 2005)
Upaya/Program Dasar Kesehatan Kerja
Sebagai Bagian Program K3  merancang dan mengimplementasikan program informasi,
edukasi/pelatihan kesehatan dan hygiene perusahaan
 Training and retraining sec. regular first aider dan
1. Optimalisasi beban kerja pelatihan sec progresif & berkelanjutan untuk semua
2. Pengendalian lingkungan kerja pekerja untuk memberikan konstribusi K3;
 Teknis (eliminasi, substitusi, isolasi,  merancang perencanaan dan pelaporan kesehatan kerja;
enclosing, ventilasi,  menganalisis hasil surveilans kesehatan kerja (surveilans
penyempurnaan proses, pekerja dan surveilans lingkungan kerja), termasuk hasil
housekeeping) monitoring biologis dan monitoring pajanan personal
 Administratif (pengurangan waktu pekerja;
kerja terpapar, rotasi, mutase dll)
 Mengkaji/analisis kemungkinan keterkaitan antara pajanan
 Personal protection (APD/PPE)
potensi bahaya dg gangguan kesehatan,
3. Peningkatan kapasitas kerja  mengusulkan upaya peningkatan kondisi kerja dan
lingkungan kerja.
PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020
PRINSIP-PRINSIP TERKAIT PENCEGAHAN PAK (3)
Rekomendasi ILO: Pelayanan Kesehatan Kerja
(Ilo-Occ Health Services Rec., 1985, No. 171)
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
Komprehensif & Berbasis Risiko K3
 mempunyai peran esensial dalam
pencegahan/preventif.  upaya kesehatan kerja yang mencakup:
 Pelayanan kesehatan kerja harus: 1. pencegahan penyakit (preventif),
1) monitoring pajanan (exposure) yang membahayakan
kesehatan pekerja;
2. Peningkatan kesehatan (promotif),
2) supervisi instalasi sanitasi dan fasilitas pekerja 3. Penanganan penyakit (kuratif) dan
lainnya; 4. Pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
3) memberikan saran kemungkinan dampak kesehatan
akibat penggunaan tekhnologi baru; 5. Perbaikan & peningkatan kondisi K3 (OSH
4) berpartisipasi dalam memberikan saran pada saat correction & Improvement)
memilih APD yang dibutuhkan pekerja terhadap
No 1 sd 5 dilakukan dg mempertimbangkan faktor2 bahaya
bahaya kerja;
5) berkolaborasi dalam job analysis dan dalam kajian & risiko yg ada di tempat kerja yg berpengaruh thd
organisasi dan metode kerja dengan suatu kesehatan tenaga kerja (hazards & risk based program)
pandangan untuk menjamin adaptasi kerja yang
lebih baik bagi pekerja;
6) berpartisipasi dalam analisis KK dan PAK dan PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020 15
program pencegahannya
F. KEWAJIBAN PERUSAHAAN TERKAIT PENCEGAHAN PAK (1)
Kewajiban perusahaan dalam Program MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Kesehatan Kerja (UU 1/1970 & perlak) (Permennakertrans No. 03/1982

 Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan  Diselenggarakan sendiri oleh pengurus


 Unit Pelayanan Kesehatan Kerja
Kerja
 Dapat sekaligus terintegrasi dengan Klinik
 Melaksanakan MCU pada pekerja perusahaan
 Mengendalikan lingkungan kerja  Diselenggarakan melalui pengadaan ikata
 Mengelola data KK, PAK bersama data n/kerja sama dengan dokter atau pelayan
kesehatan kerja kerja lainnya serta data an kesehatan lain :
 Dokter praktek swasta
lingkungan kerja (secara terintegrasi)  Puskesmas
 Menyampaikan laporan kesehatan kerja  Poliklinik swasta
kepada pemerintah:  Rumah sakit
1) Laporan penyelenggaraan Pelayanan  Dan lain-lain
Kesehatan Kerja  Diselenggarakan secara bersama antar
2) Laporan hasil MCU TK beberapa perusahaan :  di kawasan industri
3) Laporan hasil pengujian LK  Rumah sakit pekerja
4) Laporan kasus KK dan PAK  Klinik kesehatan kerja
 Menindaklanjuti kasus KK & PAK  Dan lain-lain
PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020
16
16
KEWAJIBAN PERUSAHAAN TERKAIT PENCEGAHAN PAK (2)

Pengendalian lingkungan kerja KEWAJIBAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA


(Permen 05/2018 Ttg K3 Ling Kerja)
Pemeriksaan kesehatan tenaga
kerja HIERARKI PENGENDALIAN  Pelaksanaan syarat2 K3LK
LINGKUNGAN KERJA
bertujuan mewujudkan
Pemeriksaan/Investigasi
Eliminasi lingkungan kerja aman, sehat &
Pemberian kompensasi (JKK) nyaman untuk mencegah KK &
Upaya perbaikan untuk substitusi PAK.
mencegah kasus berulang Rekayasa Teknis
 Pelaksanaan syarat2 K3 LK
dilakukan melalui:
Rehabilitasi
Administratif 1. Pengukuran &
program kembali bekerja (return
pengendalian LK,
to work/RTW) Penggunaan
APD 2. Penerapan Higiene dan
Sanitasi.

PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020 17


CONTOH2 PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA

Contoh Pengendalian Rekayasa Teknis Contoh Pengendalian Administratif


(Engineering Control) (Administrative Control)
1. Isolasi
2. Enclosing 1. Pencatatan & Pelaporan (RR)
3. Ventilasi 2. Pengelolaan data
4. Penyempurnan proses 3. Pengaturan waktu kerja (mutasi, rotasi)
5. Penyempurnaan produk
4. Prosedur kerja aman (SOP)
6. Housekeeping
9. Pengendalian debu 5. Pemasangan rambu-rambu dan poster
10. Maintenance mesin, peralatan, K3
instalasi.

PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020 18


19 KEWAJIBAN PERUSAHAAN TERKAIT PENCEGAHAN PAK (3)

UPAYA DETEKSI DINI PAK

Dokter Perusahaan Ahli K3


Monitoring Kesehatan TK Monitoring Lingkungan Kerja
(Rikes TK awal, berkala,
khusus) Higienis Industry
Environmental Monitoring
•Riwayat penyakit
(Biological Monitoring)
•Riwayat pekerjaan
•Pemeriksaan klinik Biological Exposure Indexs
(BEI’s)
•Pemeriksaan lab
•Pemeriksaan Khusus
•Hubungan penyakit P2K3
dengan pekerjaan
P E N C E G A H A N PA K @ S A N A K E R 2 0 2 0 19
The Strategy for preventing occupational disease and injury
(Sumber: Levy, 2000).

PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020 20


PRINSIP2 PENENTUAN PAK (1)
 Kriteria umum dalam menentukan PAK (occupational diseases) harus
memperhatikan 2 (dua) komponen pembuktian yaitu:
1) terdapat hubungan pajanan dan efek (exposure-effect relationship) antara
suatu lingkungan kerja dan/atau aktifitas spesifik dan suatu penyakit spesifik;
2) terdapat fakta bahwa penyakit ini terjadi di antara kelompok orang terpajan
dalam suatu tingkat kejadian yang melebihi/di atas rata-rata kejadian penyakit
pada masyarakat/populasi lainnya.
 Hubungan antara pajanan dan efek harus ditentukan dengan jelas, yang meliputi:
1) data klinis dan patologis,
2) latar belakang dan analisis pekerjaan (job analysis), dan
3) data epidemiologi.
(Boschman et al., 2017; International labour organization (ILO), 2010; I. labour Office, 2009;
Workplace Safety and Health Council, 2012)

PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020 21


PRINSIP2 PENENTUAN PAK (2)

 PAK harus dibuktikan minimal dalam dua aspek yaitu:


1) Adanya bukti atau riwayat pajanan (exposure) bahaya kesehatan
(health hazards) pada pekerjaan atau di tempat kerjanya,
2) adanya bukti klinis yang relevan dengan pajanan yang dialami.
 Analisis lebih jauh (untuk kasus yang sulit/komplek) dapat
menggunakan 7 langkah diagnosis PAK.
 7 langkah ini tidak harus dipenuhi semua, asal dua bukti tersebut di atas
dianggap memadai oleh dokter yang mendiagnosis.

PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020 22


23
PENENTUAN PAK MELALUI 7 LANGKAH DIAGNOSIS
1. Tentukan diagnosis klinisnya

2. Tentukan pajanan yang dialami oleh pekerja selama ini

3. Pelajari dan pastikan adanya hubungan antara


pajanan dengan diagnosis penyakit
4. Pelajari dan pastikan jumlah pajanan yang
diterima pekerja cukup besar
5.Periksa data/dokumen untuk memastikan apakah ada faktor lain
yang mungkin dapat mempengaruhi penyakit

6.Cari kemungkinan lain yang dapat menjadi penyebab penyakit

7. Buat Keputusan apakah penyakit tersebut PAK.


PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020
24
G. KERUGIAN2 AKIBAT PAK & IMPLIKASI KURANGNYA
PERLINDUNGAN PAK

1) Kerugian pengusaha (biaya, SDM, situasi kerja, Image, daya saing,


kelangsungan usaha, dll)
2) Kerugian pekerja (sakit/menderita, tidak bisa bekerja, penurunan
pendapatan, beban ekonomi, penurunan kesejahteraan)
3) Penurunan produktivitas (ketidakhadiran, waktu kerja, beban kerja,
ketrampilan dan pengalaman hilang, HDI menurun, peningkatan biaya
produktif, dll)
4) Dampak luas : investasi, ekonomi, sosial dan produktivitas nasional dan
Human Developmen Index

PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020 24


25 Implikasi Kurangnya Perlindungan PAK
(Sudi Astono, 2020)
 IMPLIKASI UMUM:  IMPLIKASI KHUSUS:
 Pekerja kurang mendapatkan Pekerja PAK yg tidak mendapat pelayanan
perlindungan PAK (pencegahan, kesehatan yang sesuai (prinsip K3):
penanganan, pemberian kompesasi dan  PAK tidak membaik, makin berat, cacat atau
rehabilitasinya). fatal, kehilangan waktu kerja dan biaya.
 Kinerja program K3 kurang komprehensif  Tidak adanya perbaikan K3 meningkatkan risiko
 menggambarkan kondisi yang PAK pada pekerja lainnya.
sebenarnya sulit menurunkan KK &  Pelayanan kesehatan PAK menggunakan BPJS
PAK. Kesehatan, padahal seharusnya menggunakan
 Kualitas hidup/SDM pekerja menurun BPJSTK yg manfaatnya lebih besar
produktifitas, pendapatan dan merosotnya  Pekerja dan/atau ahli waris tidak mendapatkan
kehidupan ekonomi dan sosial keluarga. kompensasi JKK yang menjadi haknya sesuai
 turn over pekerja meningkat regulasi.
26
H. BENEFIT PERLINDUNGAN PAK PADA PEKERJA

 ASPEK TEKNIS:  ASPEK EKONOMI DAN PRODUKTIVITAS:


 Mendeteksi PAK sedini mungkin mencegah  Menjaga kesehatan pekerja sebagai aset
keparahan, memungkinkan untuk yang sangat berharga (human capital) bagi
disembuhkan perusahaan/organisai
 Evaluasi & perbaikan pengendalian lingkungan  Meningkatkan kualitas hidup dan
kerja secara efektif dan efisien kesejahteraan pekerja
 ASPEK HUKUM & HAM:  Mengurangi biaya pengobatan
 Pemenuhan regulasi  Mengurangi tingkat absensi
 menghindari pelanggaran HAM  Memberikan ketenangan usaha
 ASPEK PERLINDUNGAN  Meningkatan motivasi kerja &
 Mencegah/meminimalkan terjadinya kasus produktivitas0,,
PAK pada pekerja
 Memberikan hak pekerja berupa Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK) sesuai regulasi

PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020 26


27 JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK) PADA KASUS PAK

PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020


28
Prinsip2 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Pada Kasus PAK (1)
 Diagnosis PAK dilakukan oleh dokter yang menangani.
 Pemberian JKK diberikan setelah penegakan diagnosis PAK diterima oleh BPJSTK
dan atau ditetapkan oleh pengawas ketenagakerjaan.
 Pengawas ketenagakerjaan dalam membuat penetapan kasus PAK dapat
meminta pertimbangan medis dokter penasehat.
 Ketidaksamaan pendapat dalam penentuan kasus PAK ditindaklanjuti dengan
penetapan oleh pengawas ketenagakerjaan pada Dinas Ketenagakerjaan
setempat.
 Apabila ada pihak yang tidak setuju, maka pihak yang bersangkutan dapat
mengajukan banding ke Menteri ketenagakerjaan.
 Keputusan Menteri sebagaimana bersifat final.

PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020


29
Prinsip2 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Pada Kasus PAK (2)

 Pemberian JKK kasus PAK melalui program BPJSTK diberikan pada


setiap pekerja yang:
 Sudah didiagnosis PAK (occupational diseases)
 mengalami PAK ringan maupun berat, berpulih/reversibel (tanpa
cacat) maupun nirpulih/irreversibel (cacat),
 Didiagnosis PAK pada pekerja yang masih aktif sebagai karyawan
maupun hubungan kerja berakhir (berhenti bekerja/pensiun) paling
lama 3 (tiga tahun) setelah hubungan kerja berakhir.
 Kasus PAK yang didiagnosis pada saat mendapat pelayanan melalui
BPJS Kesehatan dapat diajukan klaim JKK.

PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020


30 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Program JKK kasus PAK

 Kasus dugaan/suspek PAK dicatat dan ditelusuri lebih lanjut untuk dipastikan apakah PAK
(occ diseases), PTK (work related diseases) atau non PAK (penyakit umum).
 PAK wajib dilaporkan dalam waktu selambatnya 2X24 jam setelah didiagnosis,
 Kasus PAK yang dilaporkan dapat berupa: PAK ringan, sedang maupun berat, bersifat
sementara/temporary maupun menetap/permanen, disampaikan kpd: dinas
ketenagakerjaan dan kantor BPJSTK setempat.
 Data suspek PAK, kasus PAK & PTK dimasukan (rekap) dalam laporan kesehatan kerja
disampaikan kepada dinas ketenagakerjaan setempat (tembusan kpd Kemnaker/Pusat dan
Dinkes setempat) melalui:
 Laporan hasil pemeriksaan kesehatan tenaga kerja (<2 Bln stl pelaks MCU TK)
 Laporan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja (setiap 3 Bln/Triwulanan)
 Rekam medis terkait PAK dievaluasi dan disimpan se kurang2nya sampai 3 Th setelah
pekerja yang bersangkutan pensiun atau berhenti bekerja (Referensi: sp 30 Th).

PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020


31
Pencatatan Dan Pelaporan KASUS PAK

Pekerja yang didiagnosis PAK wajib dilaporkan selambatnya 2X24 jam setelah Dx.
Kasus PAK yang dilaporkan berupa: PAK ringan maupun berat, bersifat
sementara/temporary maupun menetap/permanen, disampaikan kpd dinas
ketenagakerjaan dan kantor BPJSTK setempat
Laporan kasus PAK wajib disampaikan kepada dinas ketenagakerjaan setempat
(tembusan kpd Kemnaker/Pusat), antara lain melalui:
 Formulir laporan hasil pemeriksaan kesehatan tenaga kerja (ke disnaker setempat dan ke
kemnaker/pusat)
 Formulir laporan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja (ke disnaker dan dinkes
setempat dan ke Kemnaker/pusat).
Rekam medis yang dievaluasi secara rutin dan disimpan se kurang2nya sampai 3
tahun setelah pekerja yang bersangkutan pensiun atau berhenti bekerja.

PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020


32 ALUR PROGRAM JKK PADA KASUS KK & PAK
(PP 44/2015, Permenaker 26/2015)
Perusahaan Disnaker
Pengawas Dokter
T.K Laporan I (2X24 jam)
mengalami KK/PAK Ketenagakerjaan penasehat
BPJSTK
Penetapan Pengawas Pertimbangan Medis
Diagnosis awal oleh Pemberian kompensasi
dokter perusahaan
atau yang Pembiayaan pengobatan/perawatan dan Rehabilitasi yg diperlukan
Laporan II (2X24 jam) setelah selesai
menangani (dokter (sesuai kebutuhan medis) pengobatan/cacat/meninggal
pemeriksa)

Pemberian Santunan, berupa: 1) Upah sementara tidak mampu bekerja (STMB),


Manager 2) Santunan kecacatan tetap (Anatomis atau Fungsi), 3) kematian akibat PAK Semua biaya dari BPJS
Kasus Ketenagakerjaan (bagi
KK&PAK peserta)
Santunan cacat sebagian= % cacat sesuai tabel X 80 X 1 Bulan Upah terakhir
BPJSTK Santunan cacat total *= 70% X 80 X upah/bulan terakhir +
Santunan berkala Rp. 500.000,- /Bln selama 24 Bulan Yang belum menjadi
Santunan Kematian = 60 % X 80 X upah/bulan terakhir + peserta BPJSTK Semua
Santunan berkala Rp. 200.000,- /Bln selama 24 Bulan biaya diberikan
pengusaha/pemberi kerja

Program Kembali Bekerja (return to work/RTW program)

* Cacat total+ cacat yang mengakibatkan pekerja sudah tidak mampu bekerja
PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020
33 Manfaat yg kurang dipahami:
PERBEDAAN LAYANAN KESEHATAN antara program JKK & JKN

MELALUI SKEMA BPJS TK: MELALUI SKEMA BPJS KESEHATAN:


 Tidak memerlukan rujukan  Harus mengikuti alur rujukan
 langsung ke RS mulai dari PPK-1/Puskesmas
 Perawatan di ruang tidak bisa langsung ke RS
Perawatan Kelas I  Perawatan di ruang Perawatan
 Semua biaya pelayanan Kelas sesuai status kartu BPJS
kesehatan ditanggung Kesehatan
semua sesuai kebutuhan  Biaya pelayanan kesehatan
medis tidak ditanggung semua 
menggunakan standar INA-
CBGs
PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020
34 PEMBERIAN JKK KASUS PAK P E N C E G A H A N PA K @ S A
NAKER 2020

Yang seharusnya: Yang kebanyakan (sangat potensial) terjadi:


 Kasus PAK didiagnosis dan dilaporkan ke BPJSTK  Kasus PAK tidak didiagnosis dan/atau tidak
dan/atau Disnaker setempat untuk dilaporkan ke BPJSTK dan/atau Disnaker shg
mendapatkan JKK bagi pekerja atau ahli waris tidak mendapatkan JKK bagi pekerja atau
 JKK yang diberikan berupa Upah STMB, biaya ahli waris
transport, pengobatan/perawatan, rehabilitasi,  Hanya diberikan pengobatan/perawatan,
kompensasi cacat, dan program RTW tanpa ada kompensasi cacat, dan program
 Meninggal akibat PAK mendapat santunan RTW
kematian (48 X Rp. gaji terkhir+Santunan  Meninggal akibat PAK hanya mendapat
Berkala/skaligus Rp 12 Jt+Beasiswa 2 org Anak Jaminan Kematian biasa sebesar Rp … Jt
sd PT)  Biaya pengobatan/perawatan, diberikan
 Semua JKK tsb diberikan melalui BPJS melalui BPJS Kesehatan (bagi yang telah mjd
Ketenagakerjaan (bagi yang telah mjd peserta BPJSTK) peserta BPJS Kesehatan)
 Diberikan oleh pengusaha/pemberi kerja (bagi  Atau Diberikan oleh pengusaha/pemberi
yg belum mjd peserta program JKK-BPJSTK) kerja (bagi yg belum mjd peserta program BPJS
Kesehatan)
35

 Peran Dokter perusahaan


 Melaksanakan program kesehatan kerja secara komprehensif berbasis risiko K3
 Peningkatan pemahaman pekerja tentang PAK dan PTK melalui sosialisasi & edukasi
 Membuat dokumen perencanaan pelaksanaan MCU pekerja berbasis risiko PAK
 Mengidentifikasi potensi bahaya PAK & PTK di tempat kerja
 Mendeteksi dan mendiagnosis kasus diduga/suspek PAK, PAK, dan PTK melalui (Pely
Kesja, Px Kes Tk, observasi, surveilance dll.)
 Memberi rekomendasi pengendalian PAK
 Membantu proses pengajuan kompensasi JKK
 Mengembangkan program kembali bekerja atau return to work (RTW) kasus KK & PAK
 Mengelola data penyakit pekerja yg meliputi: peny. Umum, PAK dan/atau diduga PAK
serta PTK
 Membuat laporan penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja dan hasil pelaksanaan
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja

PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020


36

Peran Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenga Kerja


 Membuat rencana pemeriksaan kesehatan TK berbasis risiko PAK
 membantu perusahaan (client) dalam:
Mengidentifikasi potensi bahaya PAK (membuat peta risiko PAK) sebelum dilakukan
MCU pada pekerja
Mendeteksi dan mendiagnosis kasus PAK, Susp. PAK, PTK melalui analisi hasil MCU
dikaitkan dg hasil pengukuran faktor bahaya lingkungan kerja
Memberi rekomendasi pengendalian PAK sesuai hasil analisis PAK
Mendeteksi kasus PAK, PAK dan PTK dari pekerja yang diperiksa

PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020


37
 PERAN MANAJEMEN PERUSAHAAN

 Membuat kebijakan/program yang mendukung pengendalian PAK yg


terintegrasi dalam kebikan K3 psh
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja dan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
 Menyampaikan laporan hasil peny. Pely. Kesehatan Kerja
 Menyampaikan laporan Hasil Pemeriksaan Kesehatan TK
 Mengikut sertakan pekerja pada program BPJSK & BPJSTK

PENCEGAHAN PAK @SA NAKER 2020


CV Pembicara
Nama : Dr. dr. Sudi Astono, MS.
Tempat/Tanggal Lahir : Cilacap, 18 Juni 1966
Alamat Tinggal : Bumi Pancoran Mas, Depok-Jawa Barat
Instansi : Ditjen Binwasnaker & K3, Kemenaker R.I
Alamat Kantor : Gd A Lt 7 Kemenaker., Jl Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta
Mobile : HP/WA. 081317705634
Email : sudiastono@yahoo.com
Berusaha berbuat terbaik kpd sesama Jabatan  KaSubdit Pengawasan Norma JAMSOTEK
dg iklas & tawakal kepadaNya  Dokter Penasehat Tkt Pusat
 Dosen POLTEKNAKER
Pendidikan & Pelatihan :
 S3 Manajemen SDM, UNJ (2020)
 S2 Kedokteran Kerja, FKUI (2003) Organisasi:
 FK UNS (1992)  Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja
 TOT Widya Iswara Luar Biasa, Pusdiklat Kemnakertrans Indonesia (PP-IDKI).
(2010)  Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengawas
 Pelatihan Asessor Kompetensi K3 (2009) Ketenagakerjaan Indonesia (DPP APKI)
 Training of Integration of Manajemen System (2007)  Anggota: IDI, PDUI, Forum K3RS
 Ergonomics Training Course, JICA, Japan (2004)
 Pelatihan Dokter Hiperkes (1999)

Pengalaman Kerja:
 KaPuskesmas Adiluwih, Lampung Selatan (1993 – 1996)
 Pengawasan K3, Kanwil Depnaker Kalsel (1997 – 2000)
 Dokter Kesehatan Kerja, Balai Hiperkes Kalsel(1997 – 2000)
 Anggota DELRI di forum ILO, WHO, ASEAN OSHNET, ASEAN
BCA.
Hidup Sehat dg GERMAS di mana saja, kapan saja,
dengan apa saja

Anda mungkin juga menyukai