Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PROSES PENGOLAHAN BIJIH TIMAH DI


PT TIMAH Tbk.

Oleh Kelompok 6 :
1. Dwi Astrina Putri (0302xxxx
2. Kurnia Futri (03021282126038)
3. Nadya Putri Hanifa (03021182126004)
4. Richard Rachmadi Tamara (030211821260xx)
5. M Haikal Aqil (03021282025060)

PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
BAB 1
Latar Belakang

Indonesia memang kaya akan mineral berharga yang tersebar di beberapa daerah, salah
satunya adalah timah. Saking banyaknya timah, Indonesia sukses menjadi negara kedua penghasil
timah terbesar di dunia berdasarkan U.S. Geological Survey.
Pengolahan timah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat tidak lepas dari peran reaksi
kimia fisika. Pencucian maupun pemisahan pada timah merupakan nagian dari proses yang
melibatkanreaksi-reaksi kimia fisika. Oleh karena itu, proses pemurnian timah untuk memperoleh
hasil yang ekonomis perlu di kajidan dipelajari dari segi kimia fisika. Timah diolah dari bijih timah
yang didapatkan dari batuan atau mineral timah ( kasiterit SnO2 ). Proses produksi logam timah
dari bijinya melibatkan serangkaian proses yang terbilang rumit yakni pengolahan mineral (
peningkatan kadar timah/proses fisik dan disebut juga upgrading ),persiapan material yang akan
dilebur, proses peleburan, proses refining dan proses pencetakan logam timah. Pemakaian timah
biasanya dalam bentuk paduan timah yang dikenal dengan namatimah puith yakni campuran 80%
timah, 11 % antimony dan 9% tembaga serta terkadangditambah timbal. Timah putih ini terutama
dipakai untuk peralatan logam pelindung dan pipadalam industri kimia, industri bahan makanan
dan untuk menyimpan bahan makanan.
BAB 2
Proses Pengolahan Bijih Timah

Pengolahan bijih timah yang dihasilkan dari tambang laut dan tambang darat dengan kadar
Sn sekitar 26 hingga 36% diproses di Pusat Pencucian BijihTimah agar kasiterit terisah dari
mineral pengotornya. Selain dihilangkan pengotornya, disini juga kadar Sn ditingkatkan hingga
72-74% sebagai syarat utama peleburan. Berikut adalah flow sheet pengolahan timah mulai dari
bijih hingga kasiterit dengan kadar Sn 72 sampai dengan 74%
1. Washing atau Pencucian timah dilakukan dengan memasukkan bijih timah ke dalam ore
bin yang berkapasitas 25 drum per unit dan mampu melakukan pencucian 15 ton bijih per
jam. Di dalam ore bin itu bijih dicuci dengan menggunakan air tekanan dan debit yang
sesuai dengan umpan.
2. Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/sizing dan uji kadar Bijih yang didapatkan
dari hasil pencucian pada ore bin lalu dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran dengan
menggunakan alat screen, mesh, setelah itu dilakukan pengujian untuk mengetahui kadar
bijih setelah pencucian. Prosedur penelitian kadar tersebut adalah mengamatinya dengan
mikroskopdan menghitung jumlah butir dimana butir timah dan pengotornya memiliki
karakteristik yang berbeda sehinga dapat diketahui kadar atau jumlah kandungan timah
pada bijih.
3. Pemisahan beedasarkan berat jenis
Proses pemisahan ini menggunakan alat yang disebut jig harz. Bijih timah yang
mempunyai berat jenis lebih berat akan mengalir ke bawah yang berarti kadar timah yang
diinginkan sudah tinggi sedangkan sisanya, yang berkadar rendah yang juga berarti
mengandung pengotor atau gangue lainya seperti kuarsa, zircon, rutile, siderit dan
sebagainya akan ditampung dan dialirkan ke dalam trapezium Jig Yuba.
4. Pengolahan tailing
Pengolahan Tailing timah diolah kembali untuk diambil mineral bernilai yang mungkin
masih tersisa didalam tailing atau buangan. Prosesnya adalah dengan gaya sentrifugal.
Namun saat ini proses tersebut sudah tidak lagi digunakan karena tidak efisien karena
kapasitas dari alat pengolah ini adalah 60 kg/jam.
5. Proses Pengeringan
Proses pengeringan dilakukan didalam rotary dryer. Prinsip kerjanya adalah dengan
memanaskan pipa besi yang ada di tengah - tengah rotary dryer dengan cara mengalirkan
api yang didapat dari pembakaran dengan menggunakan solar.
6. Klasifikasi
Bijih - bijih timah selanjutnya akan dilakukan proses-proses pemisahan lanjutan yaitu :
- klasifikasi berdasarkan ukuran butir dengan screening
- klasifikasi berdasarkan sifat konduktifitasnya dengan high Tension separator.
- klasifikasi berdasarkan sifat kemagnetannya dengan magnetic separator.
- klasifikasi berdasarkan berat jenis dengan menggunakan alat seperti shaking table, air
table dan multi gravity separator. untuk pengolahan terak/tailing).
7. Pemisahan Mineral Ikutan
Mineral ikutan pada bijih timah yang memiliki nilai atau value yang terbilangvtinggi
seperti zircon dan thoriumm (unsur radioaktif) akan diambil dengan mengolah kembali
bijih timah hasil proses awal pada Amang Plant. Mula-mula bijih diayak dengan vibrator
listrik berkecepatan tinggi dan disaring/screening sehingga akan terpisah antara mineral
halus berupa kassiterite dan mineral kasar yang merupakan ikutan. Mineral ikutan tersebut
kemudian diolah pada air table sehingga menjadi konsentrat yang selanjutnya dilakukan
proses smelting, sedangkan tailingnya dibuang ke tempat penampungan. Mineral-mineral
tersebut lalu dipisahkan dengan high tension separator-pemisahan berdasarkan sifat
konduktor-nonkonduktornya atau sifat konduktivitasnya. Mineral konduktor antara lain:
Cassiterite dan Ilmenite. Mineral nonkonductor antara lain : Thorium, Zircon dan
Xenotime. Lalu masing-masing dipisahkan kembali berdasarkan kemagnetitanya dengan
magnetic separation sehingga dihasilkan secara terpisah, thorium dan zircon.
BAB 3
KESIMPULAN

PT Timah Tbk melaksanakan proses pengolahan bijih timah menjadi logam timah
terbagi menjadi tiga tahap utama. Pertama, tahap konsentrasi yakni pemisahan bijih timah
dengan kadar Sn 20-30% dari mineral lainnya. Selain itu dilakukan pula peningkatan kadar
timah menjadi sekitar Sn 72-74%. Proses selanjutnya adalah proses peleburan atau
smelting, yaitu proses reduksi konsentrat bijih timah dengan suhu yang tinggi. Tahapan
terakhir adalah pemurnian atau refining, proses pemurnian akan menghasilkan logam
timah dengan kadar Sn yang mampu mencapai 99,93%. Produk akhir yang dihasilkan oleh
PT Timah Tbk berupa logam timah dalam bentuk balok atau batangan dengan skala berat
berkisar antara 16- 30 kg per balok.

Anda mungkin juga menyukai