Anda di halaman 1dari 25

TIMAH

NAMA:
AGATHA YOSEPHINE (155061101111009)
PRA SETIAWAN (155061100111018)
RIGEN RIANTO (155061101111012)
RIZKY TAZKIA A. H. (155061107111016)
Pengertian Timah
■ Timah adalah logam langka dengan luasnya di
kerak bumi 2 ppm (ke-49 di antara semua
elemen).
■ Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel
periodik yang memiliki symbol Sn (bahasa Latin:
stannum) dan nomor atom 50.
■ Hanya satu mineral yaitu, cassiterite (SnO2),
secara teoritis mengandung 78,6% timah, Cassiterite
ditambang dan diolah. Nama itu berasal dari
Kepulauan Cassiterides, lepas pantai barat Eropa
dari mana ada bukti penambangan timah jaman
dahulu.
■ Di alam adalah cassiterite ditemukan dengan
SiO2 dan oksida besi.
■ Mineral lainnya adalah Stannite [Cu2S (FeS)
SnS2], Teallite [PbSnS2], Cylindrite
[PbSn4FeSb2S14], franckeite [Pb5FeSn3Sb2S14]. Stannite Teallite
Cassiterite
Sejarah
■ Timah pertama kali ditemukan dan diproduksi di selatan
Mesopotamia pada 3500 tahun sebelum perabadan dan
digunakan sebagai campuna tembaga untuk membuat
perunggu
■ Orang Yunani yang pertama mengembangkan paduan timah
baru seperti solder (terbuat dari timbal dan timah) serta
pewter (alloy timah, timbal dan antimoni).
■ Bangsa Romawi, menghargai tembaga dan timah mahal
sehingga berperang dan memperluas kerajaan mereka ke
Spanyol, Portugal, Inggris dan Cornwall - negara bagian kaya
akan sumber daya alam dari logam-logam ini pada masa itu.
Perunggu Tinning
■ Pada awal Era Kristen, seni tin-plating atau tinning copper.
Copper
■ Abad ke 16 teknologi untuk menggunakan timah diketahui
dan dipraktekkan (tin-plating of iron)
■ Cassiterite ditambang dari sungai sampai setidaknya awal Era
Kristen, dan pertambangan vena dikembangkan kemudian.
■ Diperkirakan bahwa total produksi logam timah dunia sampai
1800 M sekitar 4 juta ton.
■ Industri timah baru tumbuh pada pertengahan abad ke 19,
setelah revolusi industry.

Pewter
Negara
penghasil
cassiterite
MAJOR MINOR

• Myanmar • Peru
(Burma)
• South
• Thailand
Africa
• Malaysia • UK
• Indonesia • Zimbabw
• Brazil e
• Australia

• Nigeria

• Congo
(Kinshasa)
Penghasil Timah di Indonesia
• Penghasil timah di Indonesia terdapat pada
pulau Bangka Belitung yaitu di Manggar
Pulau Belitung dan Sungai Liat Pulau
Bangka.
• Proses penambangan timah darat (alluvial)
menggunakan metode pompa semprot
(gravel pump) dimana pengoperasiannya
sesuai dengan pedoman atau prosedur
penambangan yang baik (Good Mining
Practices).

Sifat Fisika
Thermal: Titik lelehnya sebesar 231,9 ° C, dan
mendidih pada 2265-2270 ° C.

• Densitas: Densitas logam padat adalah 7,29 dan logam


cair pada titik leleh adalah 6,97.

• Warna dan kilau: berwarna putih dengan kilau metalik


terang.

• Karakteristik: lunak dan elastis pada suhu 100 ° C.

• Wetting power: Cairan timah melekat pada besi , baja,


tembaga dan paduan tembaga, timba; dan banyak zat
lainnya tapi tidak untuk kaca

• Alloying ability: mudah membentuk paduan dengan


sejumlah logam seperti tembaga, nikel, emas, perak
dll, yang larut dalam timah cair.

• Konduktivitas listrik: Logam timah murni adalah


konduktor listrik yang baik yang mana mempunyai
konduktivitas 16,6% dari tembaga (International
Annealed Copper Standard atau ICAI).
Sifat Kimia
■ Reaktivitas dengan asam dan basa:
Timah adalah amfoter, yaitu, ia bereaksi
dengan kedua asam kuat dan basa kuat.
■ Resistensi korosi: Hal ini tahan terhadap
larutan asam atau basa lemah
■ Toksisitas: Timah tidak beracun
terhadap sistem manusia.
■ Kemampuan untuk membentuk
senyawa kimia: Timah membentuk
sejumlah senyawa anorganik dan
organic dengan mereaksikan dengan
oksigen, sulfur, klorin dll, yang banyak
digunakan.
Sifat Fisis, Mekanik dan Panas dari Timah

WebElements,2009c
Proses Pengolahan Timah

Meningkatkan kadar kandungan timah dari


penambangan atau pengerukan bijih timah diambil
Tujuan dari dalam laut atau lepas pantai kemudian dilakukan
pembilasan dengan air atau washing kemudian diisap
dengan pompa

Bijih timah hasil dari pengerukan biasanya mengandung 20


Penambang – 30 % timah. Setelah dilakukan proses pengolahan mineral
maka kadar kandungan timah menjadi lebih dari 70 %,
an sedangkan bijih timah hasil penambangan darat
mengandung kadar timah >60%.

Bijih timah tidak secara langsung dapat disesuaikan


dengan proses metalurgi. Bijih pertama dipadatkan atau
Proses dipekatkan, lalu dilarutkan dan akhirnya disuling. Sebuah
proses dikembangkan pada tahun 1990 oleh Biro
Pertambangan AS di mana konsentratnya dicuci sebelum
peleburan.
Tin Ore
processin
g
Flowshee
t
Pre-treatment
Washing
■ Washing atau Pencucian
Pencucian timah dilakukan dengan
memasukkan bijih timah ke dalam ore bin
yang berkapasitas 25 drum per unit dan
Screening mampu melakukan pencucian 15 ton bijh per
jam. Di dalam ore bin itu bijih dicuci dengan
menggunakan air tekanan dan debit yang
sesuai dengan umpan.
■ Pemisahan berdasarkan ukuran atau
Pemisaha screening/sizing dan uji kadar
n berat Bijih yang didapatkan dari hasil pencucian
jenis pada ore bin lalu dilakukan pemisahan
berdasarkan ukuran dengan menggunakan
alat screen mesh, setelah itu dilakukan
Pengolaha pengujian untuk mengetahui kadar bijih
n setelah pencucian. Prosedur penelitian kadar
tersebut adalah mengamatinya dengan
Tailing mikroskop dan menghitung jumlah butir
dimana butir timah dan pengotornya memiliki
karakteristik yang berbeda sehinga dapat
diketahui kadar atau jumlah kandungan timah
Pengering pada bijih.
an

Vibrating Screen
■ Pemisahan berdasarkan berat jenis
Proses pemisahan ini menggunakan alat yang disebut jig
Harz. bijih timah yang mempunyai berat jenis lebih berat
akanj mengalir ke bawah yang berarti kadar timah yang
diinginkan sudah tinggi sedangkan sisanya, yang berkadar
rendah yang juga berarti mengandung pengotor atau
gangue lainya seperti quarsa , zircon, rutile, siderit dan
sebagainya akan ditampung dan dialirkan ke dalam
trapezium Jig Yuba
■ Pengolahan tailing
Dahulu tailing timah diolah kembali untuk diambil mineral
bernilai yang mungkin masih tersisa didalam tailing atau
buangan. Prosesnya adalah dengan gaya sentrifugal.
Namun saat ini proses tersebut sudah tidak lagi digunakan
karena tidak efisien karena kapasitas dari alat pengolah ini
adalah 60 kg/jam.
■ Proses Pengeringan
Proses pengeringan dilakukan didalam rotary dryer. Prinsip
kerjanya adalah dengan memanaskan pipa besi yang ada di
tengah – tengah rotary dryer dengan cara mengalirkan api
yang didapat dari pembakaran dengan menggunakan solar.
Metallurgy

■ Konsentrat dengan kadar yang sangat tinggi dapat dengan mudah


dikurangi impurities menjadi logam timah dengan cara pemanasan dengan
Char, CO, gas hidrogen, dll.
■ Konsentrat biasanya mengandung beberapa SiO2 dan oksida besi
sehingga timah cenderung membentuk alloy dengan silikat dan stannat
mengakibatkan hilangnya logam timah.
Maka dari itu proses sangat bergantung pada impurities, konsentrat menjadi
sasaran proses metalurgi yang melibatkan roasting-smelting-refining
Roasting
Tujuan Proses Hasil
• menghilangkan jumlah
impurities yang memiliki
kadar rendah dari bijih
Pada saat roasting, Tungsten dapat
kompleks (seperti belerang
sebagian besar dihilangkan dengan cara:
dan arsen)
elemen ini dijadikan konsentratnya disintering
• Penghilangan kotoran ini
sebagai oksida atau dengan soda ash untuk
akan mengurangi biaya
gas dengan suhu membentuk sodium
proses selama refining
operasi 550 dan 650 tungstat, yang bisa
°C. dipisahkan.
■ Proses pre-smelting
Setelah dilakukan proses pengolahan mineral dilakukan proses pre-smelting yaitu proses
yang dilakukan sebelum dilakukannya proses peleburan, misalnya preparasi
material,pengontrolan dan penimbangan sehingga untuk proses pengolahan timah akan
efisien. Sebelum dilakukan peleburan dipastikan kadar timah mencapai 72-75% sebagai
syarat utama untuk peleburan.
■ Proses Peleburan ( Smelting )
Tujuan peleburan adalah untuk mengekstrak produk tidak murni logam timah. Dengan
kotoran SiO2 dan oksida besi, timah cenderung membentuk silikat. Pada prinsipnya
peleburan melibatkan pemanasan konsentrat hingga suhu 1100-1300°C dengan batubara
atau arang. Reaksinya adalah:
SnO2 + CO + SiO2 → SnSiO3 + CO2
Fe2O3 + CO + 2SiO2 → 2FeSiO3 + CO2
Besi dan stannous silikat yang menyatu membentuk slag. Kelebihan SnO2 direduksi
menjadi logam timah, dan timah cair lebih berat sehingga mengendap di dasar furnace,
dan terjebak dan didinginkan sebagai "timah blok". Pada tahap ini, sejumlah pirit (FeS2)
ditambahkan ke dalam slag
SnSiO3 + FeS2 → FeSiO3 + SnS2
SnS2 menguap pada suhu furnace dan uap diambil, dioksidasi menjadi SnO2, dan akhirnya
direduksi menjadi logam timah dengan bantuan beberapa reduktan seperti batubara.
SnO2, Fe2O3,
SiO2 dan
batubara

Crude TIMA
Tin H

Blast Furnace
Batubara
Sulfur
dan SnO2 FeS2
Arsen Fe2O SnS2
SnO2
3 SMELTING TAHAP
Fe2O3 SMELTING TAHAP
ROASTING SiO2 2
SiO2 1
T=550-650⁰C + T = 1100-1300⁰C
+impurities T = 1100-1300⁰C
impu
lainnya
rities

Peleburan Tahap 1 :
SnO2 + 2CO  Sn + 2CO2 Peleburan Tahap 2 : Sn (tima
SnO2 + CO + SiO2 → SnSiO3 + CO2 SnSiO3 + FeS2 → FeSiO3 + SnS2
Fe2O3 + CO + 2SiO2 → 2FeSiO3 + CO2

SnS2 OKSIDASI SnO2 Reduksi Sn


Proses Refining
Timah yang diperoleh setelah peleburan mungkin masih mengandung sedikit zat
besi, tembaga, timbal, arsen, antimon dan bismut tergantung pada kehadirannya
di dalam konsentrat. Untuk menghilangkan impurities tersebut maka perlu
dilakukan proses Refining.
Ada dua metode refining timah murni :
■ Fire Refining paling banyak digunakan dan menghasilkan timah (sampai 99,85
persen) yang sesuai untuk penggunaan komersial umum.
■ Electrolytic Refining digunakan pada produk bijih yang kompleks dan
menghasilkan kadar timah yang sangat tinggi (sampai 99,999 persen).
Proses Refining ( Pemurnian )

■ Electrolitic Refining
■ Fire Refining Proses pemurnian logam timah sehingga
Dalam metode ini timah tidak dihasilkan kadar yang lebih tinggi lagi dari
murni dari unit peleburan atau pyrorefining yakni 99,99% menggunakan
prinsip elektrolisis atau dikenal
timah dari furnace , dipanaskan
elektrorefining.
pada suhu sedikit di atas titik
leleh timah. Lalu diagitasi Proses elektrorefining menggunakan larutan
dengan udara. Efek ini untuk elektrolit yang menyediakan logam dengan
kadar kemurnian yang sangat tinggi dengan
mengoksidasi impurities, yang dua komponen utama yaitu dua buah
mana naik ke permukaan dan elektroda anoda (ingot timah) dan katoda
membentuk dross. (starter sheet), yang tercelup ke dalam bak
elektrolisis dengan elektrolit H2SO4.
Proses pengendapan timah ke katoda terjadi
karena adanya migrasi dari anoda menuju
katoda yang disebabkan oleh adanya arus
listrik yang mengalir dengan voltase
tertentu dan tidak terlalu besar.
Aplikasi
  Timah untuk Lapisan Produk

digunakan untuk keperluan industri otomotif dan listrik

 Timah Sebagai Produk Alumunium Foil

 lapisan pembungkus makanan

 Timah untuk Penyambung Logam dengan Solder

 Dental amalgam

 Alloys (bronze, gun metal, babbit metal, bearing metal


etc.)

 Timah Sebagai Pelapis Kaleng

Tin foils (collapsible tubes)

 Float glass manufacturing

 Fuse wire

 Chemical compounds (special glass, textile, additives,


poultry medicines, catalyst etc.)

 Tin powder

 Tin shot
Dental amalgam
Reklamasi Lahan
■ Penanaman berbagai tanaman buah-
buahan di lahan bekas tambang bijih
timah ini dimulai pada 2015 dan
ditargetkan selesai 2020
■ Pemerintah menerapkan beberapa aturan
lingkungan yang harus dipatuhi. Beberapa
syaratnya antara lain, minimal 2 mil dari
terumbu karang tidak boleh ditambang,
memerhatikan arah arus laut, ada daerah-
daerah yang tidak boleh ditambang
karena ada biota laut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai