Anda di halaman 1dari 96

TUGAS AKHIR

SIMULASI PENGONTROLAN DAN MONITORING ALIRAN


MINYAK DENGAN MENGUBAH KECEPATAN POMPA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas Dan Syarat-Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Teknik (ST)

DisusunOleh :

DEDI IRWANSYAH
1307220108

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
ABSTRAK

Dengan berkembangnya teknologi, maka setiap industri berkeinginan membuat


alat-alat yang dapat membantu karyawan dan management industri, salah
satunya ialah alat dalam bidang pengontrolan. Dalam dunia industry minyak
kelapa sawit, pengontrolan minyak sangat dibutuhkan untuk mengontro llaju
aliran minyak yang menuju ke plant. Dengan adanya pengontrolan minyak secara
otomatis maka laju aliran minyak ke plant dapat dikontrol sesuai dengan
kebutuhan plant. Saat ini masih banyak industri minyak kelapa sawit yang belum
mengontrol pompa aliran minyak secara otomatis. Meskipun industri tersebut
termasuk sebuah industri besar, tetapi masih menggunakan pengontrolan secara
manual. Maka timbulah ide untuk mendesain pengontrolan pompa secara
otomatis dengan menggunakan PLC. Disini pengujian dengan cara menaikkan
dan menurunkan rekuensi agar kecepatan pompa motor dapat berubah. Dari
hasil pengujian yang telah dilakuakan dapat disimpulkan bahwa sebuah pompa
yang diberi frekuensi yang lebih besar dibandingkan frekuensi yang diberikan
PLN, maka kecepatan pompa tersebut akan meningkat sesuai dengan besar
frekuensi yang diberikan inverter. Tetapi jika pompa tersebut diberikan frekuensi
yang lebih kecil dibandingkan frekuensi yang diberikan PLN, maka kecepatan
pompa akan menurun sesuai dengan besar rekuensi yang diberikan inverter. Pada
simulasi pengontrolan dan monitoring aliran minyak dengan mengubah
kecepatan pompa dapat diterapkan di industri, karena pengontrolan dengan cara
ini sangat sederhana dan dapat diterapkan di industri kelapa sawit.

Kata Kunci : Kecepatan motor, Kecepatan pompa, Inverter, frekuensi, flowrate


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, maka skripsi

ini dapat diselesaikan dengan baik. Salam dan salawat semoga selalu tercurah

pada baginda Rasulullah Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Simulasi Dan Monitoring Aliran

Minyak Dengan Mengubah Kecepatan Pompa”. Adapun maksud dan tujuan

dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan program sarjana Strata Satu di Fakultas Teknik Elektro Universitas

Muhammadiyah Sumatra Utara.

Penulisan mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas

semua bantuan yang telah di berikan, baik secara langsung maupun tidak langsung

selama penyusunan tugas akhir ini hingga selesai. Secara khusus rasa terima kasih

tersebut saya sampaikan kepada:

1. Bapak Dr.Agussani, M.A.P. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara.

2. Bapak Munawar Alfansury Siregar, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.


3. Bapak Faisal Irsan Pasaribu S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penelitian 2

1.4 Manfaat Penelitian 2

1.5 Batasan Penelitian 3

1.6 Metode Penelitian 3

1.7 Sistematika Penulisan 4

BAB II LANDASAN TEORI 5

2.1 Tinjauan Pustaka Relevan 5

2.2 Landasan Teori 6

2.2.1 Motor Induksi 7

2.2.1.1 Prinsip Kerja Motor Induksi 8

2.2.1.2 Bagian – Bagian Motor 3 Fasa 10

2.2.1.3 Keuntungan Dan Kerugian Motor 3 Fasa 11

2.2.2 Pompa 12

2.2.2.1 Prinsip – Prinsip Dasar Pompa Sentrifugal 13


2.2.2.2 Klasifikasi Pompa Sentrifugal 13

2.2.2.3 Klasifikasi Menurut Jumlah Tingkat 15

2.2.2.4 Bagian – Bagian Utama Pompa Sentrifugal 15

2.2.2.5 Karakteristik Pompa Sentrifugal 17

2.2.3 Inverter (Variable Frequency Drive) 18

2.2.3.1 Hubungan Frekuensi Dengan Kecepatan Motor 21

2.2.3.2 Keuntungan Penggunaan Inverter 21

2.2.4 Flow Meter 23

2.2.4.1 Fungsi Flow Meter 23

2.2.4.2 Prinsip Kerja Flow Meter 24

2.2.5 PLC (Programmable Logic Controller) 24

2.2.5.1 Pengertian PLC 24

2.2.5.2 Fungsi PLC 25

2.2.5.3 Struktur Dasar PLC 26

2.2.5.4 Dasar Pemrograman PLC 28

2.2.5.5 Instruksi-Instruksi Dasar Program PLC 29

2.2.6 HMI (Human Machine Interface) 36

2.2.6.1 Fungsi HMI 37

2.2.6.2 Bagian – Bagian HMI 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 39

3.2 Alat dan Bahan Penelitian 39

3.3 Data Penelitian 39


3.4 Jalannya Penelitian 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 42

4.1 Tingkat Efisien Pengontrolan Pompa Menggunakan Inverter 42

4.2 Hasil Perhitungan dan Tampilan Laju Aliran Minyak 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 60

5.1 Kesimpulan 60

5.2 Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 61
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 2.1 Motor Induksi 8

Gambar 2.2 Diagram Berbagai Jenis Pompa 13

Gambar 2.3 Pompa Bertingkat Banyak 15

Gambar 2.4 Bagian-Bagian Utama Pompa Sentrifugal 16

Gambar 2.5 Kurva Kinerja Pompa Sentrifugal 18

Gambar 2.6 Inverter 19

Gambar 2.7 Pemasangan Inverter Pada Instalasi Motor 20

Gambar 2.8 Flow Meter 24

Gambar 2.9 Diagram Blok PLC 25

Gambar2.10 PLC GE Fanuc Series 26

Gambar2.11 Power Supply PLC GE Fanuc 28

Gambar2.12 Instruksi Load 29

Gambar2.13 Instruksi Load Not 30

Gambar2.14 Instruksi And 30

Gambar2.15 Instruksi Or 31

Gambar2.16 Instruksi Out 31

Gambar2.17 Instruksi Out Not 32

Gambar2.18 Instruksi Timer 32

Gambar2.19 Instruksi Counter 32


Gambar2.20 Instruksi Shift Register 33

Gambar2.21 Instruksi Increment 34

Gambar 2.22 Instruksi Move 34

Gambar 2.23 Instruksi Compare 35

Gambar 2.24 Instruksi Keep 36

Gambar 2.25 Tampilan HMI Model Cimplicity 36

Gambar3.1 Diagram Alir Pembuatan Program 41

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Antara Putaran Pompadan Laju Aliran 42

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa

Pada Frekuensi 50 Hz 44

Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran

Pada 226 rpm 45

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa

Pada Frekuensi 60 Hz 46

Gambar 4.5 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran

Pada 271,2 rpm 46

Gambar 4.6 Tampilan Pengontrolan Pompa Dengan Frekuensi 60 Hz 47

Gambar 4.7 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa

Pada Frekuensi 55 Hz 47

Gambar 4.8 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran

Pada 248,6 rpm 48

Gambar 4.9 Tampilan Pengontrolan Pompa Dengan Frekuensi 55 Hz 49

Gambar 4.10 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa


Pada Frekuensi 50 Hz 50

Gambar 4.11 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran

Pada 226 rpm 50

Gambar 4.12 Tampilan Pengontrolan Pompa Dengan Frekuensi 50 Hz 51

Gambar 4.13 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa

Pada Frekuensi 45 Hz 52

Gambar 4.14 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran

Pada 203,4 rpm 53

Gambar 4.15 Tampilan Pengontrolan Pompa Dengan Frekuensi 45 Hz 53

Gambar 4.16 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa

Pada Frekuensi 40 Hz 54

Gambar 4.17 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran

Pada 180,8 rpm 55

Gambar 4.18 Tampilan Pengontrolan Pompa Dengan Frekuensi 40 Hz 55

Gambar 4.19 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa

Pada Frekuensi 35 Hz 56

Gambar 4.20 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran

Pada 158,2 rpm 57

Gambar 4.21 Tampilan Pengontrolan Pompa Dengan Frekuensi 35 Hz 57

Gambar 4.22 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa

Pada Frekuensi 30 Hz 58

Gambar 4.23 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran

Pada 135,6 rpm 59


Gambar 4.24 Tampilan Pengontrolan Pompa Dengan Frekuensi 30 Hz 59

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 3.1PengontrolanPompaTanpa Inverter 39

Tabel 3.2 PengontrolanPompaMenggunakan Inverter 40

Tabel 4.1 HubunganAntaraFrekuensi, PutaranPompadanLajuAliran 43


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan berkembangnya teknologi, maka setiap industri berkeinginan

membuat alat-alat atau program yang dapat membantu karyawan dan management

industri, salah satunya ialah alat dalam bidang pengontrolan.Optimasi energi pada

motor induksi 3 fasa dalam memproduksi kebutuhan air.Berdasarkan hasil kajian

data, pengolahan data dan analisa pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa

kebutuhan kapasitas rata-rata aliran air yang dibutuhkan setiap harinya adalah

439,6 liter/detik untuk setiap pompa. Kebutuhan tersebut berada antara 400 s/d

450 liter/detik, artinya pengaturan kecepatan motor dengan menggunakan variable

speed drive diatur pada frekuensi antara 40 Hz s/d 45 Hz sehingga daya yang

dibutuhkan untuk setiap pompanya bekerja adalah sebesar antara 204,8 KW s/d

291,6 KW (Anindita, 2016). Oleh karena itu disini penulis ingin mengembangkan

pengontrolan sebuah pompa minyak agar dapat mengontrol laju aliran minyak

sesuai dengan kebutuhan plant.


Proses pengontrolan minyak menjadi faktor penting dalam produksi

sebuah industri. Dengan proses pengontrolan yang baik dan terkontrol akan

mendapatkan kondisi pendistribusian yang optimal. Untuk mengendalikan aliran

minyak perlu digunakan perangkat pengendali agar aliran minyak sesuai dengan

kebutuhan sebuah plant.

Pada umumnya peralatan pengontrolan dan monitoring aliran minyak

terdiri dari pompa motor dan flow meter. Dengan pengontrolan seperti ini akan

membuat pekerjaan karyawan menjadi tidak efisien karena karyawan tersebut

harus mematikan pompa apabila plant tersebut sudah over load. Oleh karena itu,

disini penulis berkeinginan mensimulasikan pengontrolan pompa dengan

menggunakan inverter dan PLC dengan cara merubah frekuensi pada motor agar

memperoleh laju aliran minyak sesuai dengan kebutuhan sebuah plant.

Penelitian ini akan melakukan pengontrolan dan monitoring aliran minyak

dengan menggunakan inverter dan PLC (Programmable logic controller). Hal ini

dilakukan demi meningkatkan efektifitas kerja.PLC yang digunakan pada

penelitian ini adalah PLC General Electric.Hardware pada PLC General Electric

di program menggunakan bahasa pemrograman ladder diagram, function blok

diagram, structur text, dan instruction list. Sedangkan untuk editor program ini

dikembangkan dari program yang sudah ada.

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini akan membahas tentang

simulasi pengontrolan dan monitoring aliran minyak dengan mengubah kecepatan

pompa.
1.2 Perumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah tingkat efisien pengontrolan dan monitoring aliran minyak

dengan menggunakan inverter.

2. Bagaimanakah mengintegrasikan perhitungan pompa motor dengan inverter

secara akurat.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat efisien pengontrolan pompa menggunakan inverter.

2. Untuk mengetahui pengontrolan pompa dengan hasil perhitungan, tampilan

dan tingkat akurasi yang baik.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Dapat membuat pengontrolan minyak dengan mengubah kecepatan motor

secara digital dengan biaya yang cukup terjangkau.

2. Dapat diaplikasikan di dunia industri.

1.5 Batasan Penelitan


Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan mendalam

maka penulis memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi

permasalahannya. Pembatasan masalah tersebut adalah :

1. Pembuatan program simulasi pengontrolan dan monitoring aliran minyak

dengan mengubah kecepatan pompa menggunakan PLC hanya untuk di

aplikasikan di PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN.

2. Pembahasan hanya membandingkan 2 metode yang berbeda.

3. Pembahasan hanya mengacu pada pembuatan simulasi dan pengontrolan aliran

minyak.

4. Bentuk aplikasi berupa simulasi, ruang lingkup skripsi ini terbatas pada

pengaplikasian PLC dan HMI (human machine interface).

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk membuat suatu program simulasi dan

monitoring aliran minyak dengan mengubah kecepatan pompa menggunakan PLC.

Adapun metode yang dilakukan adalah :

1. Metode Pengambilan Data

a. Metode Literature, meliputi studi tentang pengontrolan kecepatan pompa.

b. Metode Wawancara, dengan mengumpulkan informasi langsung dari

pelaku industri seperti teknisi, programmer dan pembimbing lapangan.

c. Metode Observasi, dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan

dengan melihat fenomena yang terjadi.

2. Metode Pengujian
a. Pengujian akan dilakukan dengan membandingkan pengontrolan dengan

menggunakan inverter dan tidak menggunakan inverter.

1.7 Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini terdiri dari 5 bab dimana sistematika penulisan yang

diterapkan dalam tugas akhir ini menggunakan urutan sebagai berikut:

Bab 1 : Pendahuluan

Berisikan tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan penelitian,

metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab 2 : Landasan Teori

Pada bab ini berisi tentang pembahasan secara garis besar tentang motor

induksi 3 fasa, inverter dan PLC.

Bab 3 : Metode Penelitian

Pada bab ini menerangkan tentang lokasi penelitian, alat dan bahan

penelitian, data penelitian, jalannya penelitian, diagram alir, diagram

ladder serta jadwal kegiatan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan

proses perancangan.

Bab 4 : Pembahasan dan Analisis

Pada bab ini berisi hasil dari perhitungan pompa.

Bab 5 : Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulisan penelitian.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka Relevan

Analisis sistem kerja inverter untuk mengubah kecepatan motor induksi

tiga phasa sebagai driver robot. Menyimpulkan bahwa rentang pengaturan

kecepatan putaran motor induksi dapat dibuat leluasa menyamai motor DC.

Analisis kerja inverter diperlukan, sebab frekuensi berbanding lurus dengan

kecepatan putar motor induksi. Kemudian dari perhitungan kita dapat membatasi

putaran motor agar tidak terlalu tinggi dari putaran nominalnya (Syupriadi, 2012).
Rangkaian inverter satu fasa berdasarkan perubahan frekuensi untuk

pengendalian kecepatan motor kapasitor. Menyimpulkan bahwa untuk kondisi

motor tidak berbeban maupun berbeban, tegangan yang dihasilkan inverter untuk

frekuensi yang sama adalah sama. Tegangan yang dihasilkan tidak linier terhadap

pertambahan nilai frekuensi, terutama untuk daerah frekuensi 35-50 hz (Adam,

2015).

Kontrol kecepatan motor induksi tiga fasa menggunakan tegangan dan

frekuensi dengan modulasi vektor ruang. Menyimpulkan bahwa besarnya tegangan

keluaran memiliki hubungan yang linier dengan besarnya indeks modulasi.

Sedangkan kecepatan motor yang dihasilkan sebanding dengan nilai frekuensi

yang diberikan (Pambudi, 2016).

Optimasi energi pada motor induksi 3 fasa dalam memproduksi kebutuhan

air.Berdasarkan hasil kajian data, pengolahan data dan analisa pengujian di

(PDAM Karang Pilang Surabaya), dapat ditarik kesimpulan bahwa kebutuhan

kapasitas rata-rata aliran air yang dibutuhkan setiap harinya adalah 439,6

liter/detik untuk setiap pompa. Kebutuhan tersebut berada antara 400 s/d 450

liter/detik, artinya pengaturan kecepatan motor dengan menggunakan variable

speed drive diatur pada frekuensi antara 40 Hz s/d 45 Hz sehingga daya yang

dibutuhkan untuk setiap pompanya bekerja adalah sebesar antara 204,8 KW s/d

291,6 KW (Anindita, 2016).

Sistem pengaturan kecepatan motor induksi tiga fasa menggunakan

kontroler PID berbasis genetic algorithm. Berdasarkan hasil analisa dan pengujian

sistem dapat disimpulkan sistem dengan 4 beban bervariasi yang telah dilakukan
nilai esterbaik yaitu pada 0,083% pada masing-masing beban yang diberikan

berdasarkan 5 jangkauan pembatasan nilai Kp, Ki,dan Kd. Nilai tersebut

berpengaruh pada waktu naik kecepatan motor dan waktu penetapan kecepatan

motor. Dapat dilihat perbedaan antara kecepatan motor pada saat tanpa kontroler

PID dengan 4 beban bervariasi tidak mencapai kecepatan referensi dan besarnya

beban yang diberikan mempengaruhi kecepatan motor. Nilai Kpberpengaruh

mempercepat waktu naik yang dihasilkan dari respon kecepatan motor.Nilai Ki

mempengaruh waktu penetapan yang dihasilkan oleh respon kecepatan (Wildan,

2016).

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Motor Induksi

Motor Induksi adalah motor listrik bolak-balik (AC) yang putaran rotornya

tidak sama dengan putaran medan stator. Dengan kata lain, putaran rotor dengan

putaran medan stator terdapat selisih putaran yang disebut slip. Penamaannya

berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi medan

magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari

sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya

perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

field) yang dihasilkan oleh arus stator. Motor induksi yang umum dipakai adalah

motor induksi tiga fasa dan motor induksi satu fasa. Motor induksi tiga fasa

dioperasikan pada sistem tenaga tiga fasa dan banyak digunakan di dalam berbagai

bidang industri, sedangkan motor induksi satu fasa dioperasikan pada sistem
tenaga satu fasa yang banyak digunakan terutama pada penggunaan untuk

peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan

sebagainya karena motor induksi satu fasa mempunyai daya keluaran yang rendah.

Konstruksi motor induksi satu fasa hampir sama dengan konstruksi motor induksi

tiga fasa, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu stator dan rotor. Keduanya

merupakan rangkaian magnetik yang berbentuk silinder dan simetris.Stator

merupakan bagian yang diam sebagai rangka tempat kumparan stator yang

terpasang.Stator terdiri dari inti stator, kumparan stator, dan alur stator. Motor

induksi satu fasa dilengkapi dengan dua kumparan stator yang dipasang terpisah,

yaitu kumparan utama (main winding) atau sering disebut dengan kumparan

berputar dan kumparan bantu (auxiliary winding) atau sering disebut dengan

kumparan start. Rotor merupakan bagian yang berputar.Bagian ini terdiri dari inti

rotor, kumparan rotor dan alur rotor.Pada umumnya ada dua jenis rotor yang

sering digunakan pada motor induksi, yaitu rotor belitan (wound rotor) dan rotor

sangkar (squirrel cage rotor).

Gambar 2.1 Motor Induksi


2.2.1.1 Prinsip Kerja Motor Induksi

Prinsip Kerja Motor Induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik

dari kumparan stator kepada kumparan rotornya. Garis-garis gaya fluks yang

diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga

timbul ggl atau tegangan induksi dan karena penghantar (kumparan) rotor

merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan

rotor. Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya

fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami

gaya lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai

dengan arah pergerakan medan induksi stator. Pada rangkaian stator terdapat

kumparan stator yang ditempatkan pada slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah

kutub tertentu. Jumlah kutub ini menentukan kecepatan berputarnya medan stator

yang terjadi yang diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutub akan

mengakibatkan makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan sebaliknya.

Kecepatan berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron. Tegangan

induksi hanya akan terbangkitkan jika terjadi perpotongan antar medan putar

dengan konduktor rotor, maka kecepatan rotor tidak dapat menyamai kecepatan

medan putar stator. Harus ada selisih dimana kecepatan rotor (nr) harus lebih

rendah dari kecepatan medan putar (kecepatan sinkron ns). Perbedaan kecepatan

ini disebut slip (S). Dimana : S = Slip, ns = Kecepatan putar stator (rpm), nr =

Kecepatan putar rotor (rpm). Karakteristik Pengaturan Kecepatan Motor Induksi

Motor induksi pada umumnya berputar dengan kecepatan konstan mendekati

kecepatan sinkronnya, meskipun demikian pada penggunaan tertentu dikehendaki


juga adanya pengaturan putaran. Pengaturan putaran motor induksi memerlukan

biaya yang agak tinggi. Biasanya pengaturan ini dapat dilakukan dengan beberapa

cara:

1. Mengubah jumlah kutub motor Karena kecepatan motor (ns) merupakan

perbandingan antara frekuensi dengan jumlah perubahan kutub. Jumlah kutub

dapat diubah dengan merencanakan kumparan stator sedemikian rupa sehingga

dapat menerima 14 tegangan masuk pada posisi kumparan yang berbeda-beda.

Jadi semakin banyak jumlah kutub, maka putaran motor akan semakin lambat.

Dimana : p = Jumlah kutub f = Frekuensi (Hz) ns = Kecepatan putar motor

(rpm).

2. Mengubah frekuensi jala-jala pengaturan putaran motor induksi dapat

dilakukan dengan mengubah-ubah harga frekuensi jala. Hanya saja untuk

menjaga keseimbangan kerapatan fluks, perubahan tegangan harus dilakukan

bersamaan dengan perubahan frekuensi. Persoalannya sekarang adalah

bagaimana pengaturan frekuensi dengan cara yang efektif dan ekonomis.

3. Mengatur tegangan jala-jala Pengaturan putaran motor induksi juga dapat

dilakukan dengan mengubah tegangan jala-jala. Semakin besar nilai tegangan

pada motor, maka kecepatan motor akan semakin besar. Semakin besar beban

yang diberikan pada motor mengakibatkan tegangan pada motor akan semakin

besar mengikuti batas kecepatan motor. Tegangan pada motor induksi

berpengaruh karena perubahan frekuensi mengakibatkan perubahan tegangan

yang mengikuti Persamaan.


4. Pengaturan tahanan luar Tahanan luar motor rotor belitan dapat diatur, dengan

demikian dihasilkan karakteristik kopel kecepatan yang berbeda-beda. Putaran

akan berubah dari n1 ke n2 ke n3 dengan bertambahnya tahanan luar yang

dihubungkan ke rotor.

2.2.1.2 Bagian - Bagian Motor 3 Fasa

Bagian inti pada motor 3 fasa merupakan elemen terpenting dalam

berkerjanya suatu motor. Adapun bagian-bagian inti motor, yaitu:

1. Stator

Pada dasarnya belitan stator motor induksi tiga fasa sama dengan belitan

motorsinkron. Konstruksi statornya belapis-lapis dan mempunyai alur untuk

melilitkan kumparan.Stator mempunyai tiga buah kumparan, ujung-ujung belitan

kumparan dihubungkan melalui terminal untuk memudahkan penyambungan

dengan sumber tegangan. Masing-masing kumparan stator mempunyai beberapa

buah kutub,jumlah kutub ini menentukan kecepatan motor tersebut. Semakin

banyak jumlah kutubnya maka putaranyang terjadi semakin rendah.

2. Rotor

Motor induksi bila ditinjau dari rotornya terdiri atas dua tipe, yaitu:

a. Rotor Sangkar

Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan pada jenis rotor

lilit, sebab rotor sangkar mempunyai bentuk yang sederhana. Belitan rotor terdiri

atas batang-batang penghantar yang ditempatkan di dalam alur rotor.Batang


penghantar ini terbuat dari tembaga, alloy atau alumunium.Ujung - ujung batang

penghantar dihubung singkat oleh cincin penghubung singkat, sehingga berbentuk

sangkar burung. Motor induksi yang menggunakan rotor ini disebut motor induksi

rotor sangkar. Karena batang penghantar rotor yang telah dihubung singkat, maka

tidak dibutuhkan tahanan luar yang dihubungkan seri dengan rangkaian rotor pada

saat awal berputar.Alur - alur rotor biasanya tidak dihubungkan sejajar dengan

sumbu (poros) tetapi sedikit miring.

b. Rotor Lilit

Rotor lilit terdiri atas belitan fasa banyak, belitan ini dimasukkan ke dalam

alur-alur inti rotor. Belitan ini sama dengan belita n stator, tetapi belitan selalu

dihubungkan secara bintang. Tiga buah ujung-ujung belitan dihubungkan ke

terminal- terminal sikat/cincin seret yang terletak pada poros rotor. Pada jenis

rotor lilit kita dapat mengatur kecepatan motor dengan cara mengatur tahanan

belitan rotor tersebut. Pada keadaan kerja normal sikat karbon yang berhubungan

dengan cincin seret tadi dihubung singkat.Motor induksi rotor lilit dikenal dengan

sebutan Motor Induksi Slipring atau Motor Induksi Rotor Lilit.

2.2.1.3 Keuntungan Dan Kerugian Motor 3 Fasa

1. Keuntungan penggunaan motor 3 fasa

a. Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor

sangkar.

b. Harganya relatif murah dan kehandalan tinggi.


c. Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi

gesekan kecil.

d. Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak

diperlukan.

2. Kerugian penggunaan motor 3 fasa

a. Kecepatan tidak mudah dikontrol.

b. Power factor rendah pada beban ringan.

c. Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal.

2.2.2 Pompa

Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan

dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut.

Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi

hambatan-hambatan pengaliran.Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat berupa

perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan gesek.Klasifikasi pompa

secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu pompa kerja positif

(positive displacement pump) dan pompa kerja dinamis (non positive

displacement pump). Salah satu jenis pompa kerja dinamis adalah pompa

sentrifugal yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetik (kecepatan) cairan

menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam

casing.

Pompa sentrifugal merupakan pompa kerja dinamis yang paling banyak

digunakan karena mempunyai bentuk yang sederhana dan harga yang relatif
murah. Keuntungan pompa sentrifugal dibandingkan jenis pompa perpindahan

positif adalah gerakan impeler yang kontinyu menyebabkan aliran tunak dan

tidak berpulsa, keandalan operasi tinggi disebabkan gerakan elemen yang

sederhana dan tidak adanya katup-katup,kemampuan untuk beroperasi pada

putaran tinggi, yang dapat dikopel dengan motor listrik, motor bakar atau turbin

uap ukuran kecil sehingga hanya membutuhkan ruang yang kecil, lebih ringan

dan biaya instalasi ringan,harga murah dan biaya perawatan murah.

Gambar 2.2 Diagram Berbagai Jenis Pompa

2.2.2.1 Prinsip -Prinsip Dasar Pompa Sentrifugal

Prinsip-prinsip dasar pompa sentrifugal ialah sebagai berikut:

1. Gaya sentrifugal bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke sisi

luar sehingga kecepatan fluida meningkat.

2. Kecepatan fluida yang tinggi diubah oleh casing pompa (volute atau diffuser)

menjadi tekanan atau head.


2.2.2.2 Klasifikasi Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara

lain:

1. Kapasitas

a. Kapasitas rendah : < 20 m3 / jam

b. Kapasitas menengah : 20-60 m3 / jam

c. Kapasitas tinggi : > 60 m3 / jam

2. Tekanan Discharge

a. Tekanan Rendah : < 5 Kg / cm2

b. Tekanan menengah : 5 - 50 Kg / cm2

c. Tekanan tinggi : > 50 Kg / cm2

3. Susunan Impeller

a. Single stage adalah susunan yang terdiri dari satu impeller dan satu casing.

b. Multi stage adalah susunan yang terdiri dari beberapa impeller yang

tersusun seri dalam satu casing.

c. Multi Impeller adalah susunan yang terdiri dari beberapa impeller yang

tersusun paralel dalam satu casing.

d. Multi Impeller - Multi stage adalah susunan kombinasi multi impeller

dan multi stage.

4. Posisi Poros :

a. Poros tegak

b. Poros mendatar

5. Jumlah Suction :
a. Single Suction

b. Double Suction

6. Arah aliran keluar impeller :

a. Radial flow

b. Axial flow

c. Mixed fllow

2.2.2.3 Klasifikasi Menurut Jumlah Tingkat

1. Pompa satu tingkat

Pompa ini hanya mempunyai sebuah impeller.Pada umumnya head yang

dihasilkan pompa ini relatif rendah, namun konstruksinya sederhana.

2. Pompa bertingkat banyak

Pompa ini menggunakan lebih dari satu impeler yang dipasanag berderet

pada satu poros. Zat cair yang keluar dari impeler tingkat pertama akan diteruskan

ke impeler tingkat kedua dan seterusnya hingga tingkat terakhir. Head total pompa

merupakan penjumlahan head yang dihasilkan oleh masing-masing impeler.

Dengan demikian head total pompa ini relatif tinggi dibanding dengan pompa satu

tingkat, namun konstruksinya lebih rumit dan besar.


Gambar 2.3 Pompa Bertingkat Banyak

2.2.2.4 Bagian-Bagian Utama Pompa Sentrifugal

Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat

dilihat seperti gambar berikut:

Gambar 2.4 Bagian-Bagian Utama Pompa Sentrifugal

a. Stuffing Box :Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah

dimana poros pompa menembus cassing.

b. Packing : Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari

casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.

c. Shaft :Shaft (poros) berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak

selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar

lainnya.
d. Shaft sleeve : Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi

dan keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage

joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.

e. Vane : Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.

f. Cassing : Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai

pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane),

inlet dan outlet nozzel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller

dan mengkonversikan energy kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single

stage).

g. Eye of Impeller : Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.

h. Impeller : Impeller berfungsi untuk mengubah energy mekanis dari pompa

menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu,

sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi

kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.

i. Wearing Ring : Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan

yang melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller,

dengan cara memperkecil celah antara casing dengan impeller.

j. Bearing : Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban

dari poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial.

Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan

tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.

2.2.2.5 Karakteristik Pompa Sentrifugal


Karakteristik dari pompa sentrifugal merupakan sebuah cara dimana tinggi

tekan tekanan diferensial bervariasi dengan keluaran (output) pada kecepatan

konstan. Karakteristik dapat juga menyertakan kurva efisiensi dan harga brake

horse powernya. Kurva kapasitas tinggi tekan ditunjukkan sebagai kapasitas

peningkatan total tinggi tekan, dimana tinggi tekan pompa mampu untuk

dinaikkan atau dikurangi. Umumnya sebuah pompa sentrifugal akan menaikkan

tinggi tekan terbesarnya pada suatu titik, dimana tidak ada aliran yang sering

dianggap sebagai shut off head. Jika shut off head kurang dari harga maksimum

tinggi tekan, pompa menjadi tidak stabil dan dibawah beberapa kondisi dapat

memperbesar daya dan kecepatan fluktuasi yang menyebabkan getaran mekanis

yang besar pada sistem pemipaan.

Gambar 2.5 Kurva Kinerja Pompa Sentrifugal


2.2.3 Inverter (Variable Frequecy Drive)

Inverter / variable frequency drive / variable speed drive merupakan

sebuah alat pengatur kecepatan motor dengan mengubah nilai frekuensi dan

tegangan yang masuk ke motor. pengaturan nilai frekuensi dan tegangan ini

dimaksudkan untuk mendapatkan kecepatan putaran dan torsi motor yang di

inginkan atau sesuai dengan kebutuhan. Secara sederhana prinsip dasar inverter

untuk dapat mengubah frekuensi menjadi lebih kecil atau lebih besar yaitu dengan

mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC kemudian dijadikan tegangan AC

lagi dengan frekuensi yang berbeda atau dapat diatur.

Untuk mengubah tegangan AC menjadi DC dibutuhkan penyearah

(converter AC-DC) dan biasanya menggunakan penyearah tidak terkendali

(rectifier dioda) namun juga ada yang menggunakan penyearah terkendali

(thyristor rectifier).Setelah tegangan sudah diubah menjadi DC maka diperlukan

perbaikan kualitas tegangan DC dengan menggunakan tandon kapasitor sebagai

perata tegangan.Kemudian tegangan DC diubah menjadi tegangan AC kembali

oleh inverter dengan teknik PWM (Pulse Width Modulation).Dengan teknik PWM

ini bisa didapatkan amplitudo dan frekuensi keluaran yang diinginkan. Selain itu

teknik PWM juga menghasilkan harmonisa yang jauh lebih kecil dari pada teknik

yang lain serta menghasilkan gelombang sinusoidal, dimana kita tahu kalau

harmonisa ini akan menimbulkan rugi-rugi pada motor yaitu cepat panas. Maka

dari itu teknik PWM inilah yang biasanya dipakai dalam mengubah tegangan DC

menjadi AC (Inverter).
Memang ada banyak cara untuk mengatur/mengurangi kecepatan motor

seperti dengan gear box. Namun mengatur kecepatan motor dengan inverter akan

memperoleh banyak keuntungan yang lebih bila dibandingkan dengan cara-cara

yang lain, seperti : jangkauan yang luas untuk pengaturan kecepatan dan torsi

motor, mempunyai akselerasi dan deselerasi yang dapat diatur, mempermudah

proses monitoring/pengecekan, sistem proteksi motor yang baik, mengurangi arus

starting motor dan menghemat pemakaian energi listrik, memperhalus start awal

motor dan lain-lain.

Terdapat banyak produk inverter (Variable speed drive) di pasaran dengan

berbagai vendor, seperti : Mitsubishi, Altivar, Siemen, LG, Omron, Hitachi,

Yaskawa, Fuji, dan lain-lain.

Gambar 2.6 Inverter

Pemilihan inverter yang benar tentunya dengan memperhatikan spesifikasi

dari motor serta keperluan dalam pemakaian inverter itu sendiri. seperti dengan
memperhatikan daya motor, tegangan motor, frekuensi motor. Contohnya anda

memiliki motor 3 phase 3KW, maka anda perlu menggunakan inverter dengan

spesifikasi daya diatas 3 kw seperti 3,2 kw atau 3,3 kw dan tentunya tegangan

keluaran dari inverter harus sama dengan tegangan motor. sebenarnya anda juga

bisa menggunakan inverter dengan daya 3 kw untuk motor 3 kw tapi dengan

syarat anda menggunakan motor tersebut dengan beban yang kecil atau dengan

kata lain motor tidak digunakan dengan daya maksimal. Jadi penting untuk

mengetahui arus pada motor saat dijalankan dengan beban, untuk settingan

ampere pada inverter sebagai proteksi motor, serta untuk menghitung daya beban

yang berguna dalam pemilihan inverter. Pemilihan inverter dengan mendekati

daya motor akan lebih efisien daripada memilih inverter jauh diatas dari daya

motor. Berikut ini gambar rangkaian kontrol forward reverse motor dengan

inverter secara sederhana dengan menggunakan inverter vendor mitsubishi.


Gambar 2.7 Pemasangan Inverter Pada Instalasi Motor

Dari gambar diatas bisa dilihat bahwa pengaturan frekuensi inverter

dilakukan dengan mode eksternal menggunakan potensiometer.pengaturan

frekuensi juga bisa dilakukan tanpa potensio dengan mengganti settingan inverter

dengan mode internal. Dari gambar diatas juga bisa dilihat jika sinyal kontrol

output SD dihubungkan dengan STF maka motor akan berjalan maju/forward

sedangkan jika dihubungkan ke STR maka motor akan berjalan mundur/reverse.

Pengaturan kontrol forward reverse ini diatur oleh relay CR1 dan CR2.

2.2.3.1 Hubungan Frekuensi Dengan Kecepatan Motor

Kecepatan putaran suatu motor listrik sangat dipengaruhi oleh besaran

frekuensi listrik yang digunakan untuk mengoperasikan motor listrik

tersebut.Semakin tinggi frekwensi listrik yang menyuplai suatu motor listrik, akan

semakin besar kecepatan putaran (Rpm) motor listrik tersebut.

Rumus kecepatan putaran motor listrik AC:

N = (f x 120) : P

Kecepatan putaran (RPM) motor AC sama dengan frekuensi dikali 120 dibagi

jumlah kutub medan magnet gulungan motor listrik AC tersebut.

N = Kecepatan putaran motor (Rpm)

F = Frekwensi (Hertz)

P =Pole atau kutub motor

Inverter atau VFD (variable frequency drive) mengatur besaran nilai dari

frekuensi dengan tujuan untuk mendapatkan kecepatan putaran sesuai dengan


yang diinginkan, namun dengan kemampuan torsi (torque) motor listrik yang tetap

dan meminimalkan lonjakan arus start motor listrik.

2.2.3.2 Keuntungan Penggunaan Inverter

1. Meminimalkan Lonjakan Arus starting Motor Listrik

Penggunaan inverter atau VFD dapat menurunkan tingginya lonjakan arus

starting motor listrik.Dan sistem starting motor dengan inverter atau VFD jauh

lebih baik dibanding dengan sistem starting motor lainnya, seperti : sistem starting

motor listrik AC 3 phase dengan direct on line (dol), star delta, auto transformer,

dan sistem starting motor lainnya.

2. Inverter dapat secara terus menerus mengatur kecepatan motor listrik

Tak hanya berguna untuk sistem starting pada motor, inverter juga dapat

secara terus menerus mengatur kecepatan putaran motor listrik dan disesuaikan

dengan putaran yang dibutuhkan suatu proses.

3. Inverter sangat baik digunakan untuk proses otomatis dalam industri

Inverter dapat digunakan sebagai pengatur sistem otomatis, seperti sistem

otomatis pada pompa air, blower, fan, dan lainnya untuk mendapatkan putaran

motor listrik yang berubah - ubah sesuai dengan kebutuhan suatu proses.

4. Penggunaan Inverter dapat memberikan berbagai penghematan

a. Hemat Energi Listrik

Karena starting motor listrik membutuhkan daya dan arus yang sangat

tinggi, penggunaan inverter dapat meminimalkan pemakaian daya dan arus

tersebut, sehingga pemakaian energi listrik dapat dihemat.Disamping itu,


dibeberapa aplikasi motor listrik yang tidak menggunakan Inverter kecepatan

putaran (rpm) suatu motor listrik selalu berada pada max speed (kecepatan

maksimal), sedangkan kebutuhan suatu mesin tidak selalu harus pada kecepatan

penuh.Dengan menggunakan inverter dapat menyesuaikan kecepatan putaran

motor listrik sesuai dengan yang dibutuhkan suatu mesin, sehingga mencegah

terjadinya tenaga putar yang terbuang sia – sia dan menghemat energi listrik.

b. Hemat biaya

Dengan menggunakan Inverter untuk sistem starting dan kontrol motor

listrik, pemakaian berbagai material untuk pembuatan panel kontrol motor dapat

diminimalkan, karena pada sistem starting inverter tidak lagi membutuhkan

material yang biasa dipakai dalam panel, seperti : magnetic contactor, thermal

overload relay, pilot lamp, push button dan wiring. Sehingga dapat menghemat

biaya pembuatan panel dan minimal perawatan.

2.2.4 Flow Meter

Flowmeter merupakan instrument/alat ukur yang digunakan untuk

mengukur aliran dari suatu fluida cair (liquid flowmeter), sludge (sludge

flowmeter) maupun gas (flowmeter gas) baik yang bertemperatur rendah hingga

temperature tinggi.Dalam pengukuran fluida perlu ditentukan besaran dan vektor

kecepatan aliran pada suatu titik.Dalam fluida dan bagian fluida tersebut berubah

dari titik ke titik.Selain itu, jika hendak mengukur sebuah fluida kita harus bisa
memilih flowmeter yang sesuai dengan kondisi fluida dan fungsi flowmeter itu

sendiri.Karakteristik dari fluida yang diukur oleh flowmeter sangat luas mulai dari

tingkat korosif fluida dimana untuk fluida yang tingkat keasamannya tinggi

mungkin lebih cocok jika menggunakan flowmeter dari bahan PVC/non

logam.Untuk fluida yang bertemperatur tinggi tentunya digunakan material lain,

begitu juga tingkat untuk tingkat kepekatan material fluida jenis flowmeter harus

disesuaikan.

2.2.4.1 Fungsi Flowmeter

Flowmeter juga digunakan untuk mengetahui adanya suatu aliran material

(liquid,gas,powder) dalam suatu aliran dengan segala aspek. Aliran itu sendiri

yaitu kecepatan aliran atau flow rate dan total masa atau volume dari material

yang mengalir dalam jangka waktu terntentu atau sering disebut totalizer. Dengan

diketahuinya parameter dari aliran suatu material oleh alat ukur flowmeter yang

dikirim berupa data angka dapat juga diteruskan guna menghasilkan aliran listrik

atau sinyal yang bisa digunakan sebagai input pada kontrol atau rangkaian

elektriknya.

2.2.4.2 Prinsip Kerja Flowmeter

Prinsip kerja flowmeter adalah menggunakan fresure differency dan bisa

digunakan untuk high temperature maupun high fresure.


Gambar 2.8 Flowmeter

2.2.5 PLC (Programmable Logic Controller)

Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang

mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe

dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam.Berikut penjelasan mengenai

pengertian, fungsi, kelebihan, struktur, dasar program dan intruksi dasar PLC.

2.2.5.1 Pengertian PLC

Secara mendasar PLC adalah suatu peralatan kontrol yang dapat diprogram

untuk mengontrol proses atau operasi mesin. Kontrol program dari PLC

adalah menganalisa sinyal input kemudian mengatur keadaan output


sesuai dengan keinginan pemakai. Keadaan input PLC digunakan dan disimpan

didalam memori dimana PLC melakukan instruksi logika yang di program pada

keadaan inputnya. Peralatan input dapat berupa sensor photo electric,push button

pada panel kontrol, limit switch atau peralatan lainnya dimana dapat menghasilkan

suatu sinyal yang dapat masuk ke dalam PLC. Peralatan output dapat berupa

switch yang menyalakan lampu indikator, relay yang menggerakkan motor

atau peralatan lain yang dapat digerakkan oleh sinyal output dari PLC. Selain

itu PLC juga menggunakan memory yang dapat diprogram untuk menyimpan

instruksi-instruksi yang melaksanakan fungsi-fungsi khusus seperti : logika

pewaktuan, sekuensial dan aritmetika yang dapat mengendalikan suatu mesin

atau proses melalui modul - modul I/O baik analog maupun digital.

Gambar 2.9 Diagram Blok PLC

2.2.5.2 Fungsi PLC

PLC ini dirancang untuk menggantikan satu rangkaian relay

sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini
juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki

pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini

memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan

bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai

dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan. Alat ini bekerja

berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu

waktu tertentu yang kemudian akan meng-on atau meng-off kan

output-output. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang

memiliki output banyak.

2.2.5.3Stuktur Dasar PLC

PLC terdiri dari beberapa bagian dasar diantaranya :

1. Central Prosesing Unit ( CPU )

2. Memory

3. Input / Output

4. Power Supply
Gambar 2.10 PLC GE Fanuc Series

Adapaun penjelasan bagian-bagian PLC sebagai berikut :

1. Central Processing Unit (CPU)

Unit processor atau Central Processing Unit (CPU) adalah unit yang

berisi mikroprosessor yang mengolah sinyal-sinyal input dan melaksanakan

pengontrolan, sesuai dengan program yang disimpan di dalam memori, lalu

mengkomunikasikan keputusan-keputusan yang diambilnya sebagai sinyal- sinyal

kontrol ke interface output. Fungsi CPU adalah mengatur semua proses yang

terjadi di PLC. Ada tiga komponen utama penyusun CPU ini, yaitu

processor, memory dan power supply.

2. Memory

Memory juga merupakan elemen yang terdapat pada CPU yang berupa IC

(integrated circuit). Karateristik memori ini mudah dihapus dengan


mematikan catu daya. Seperti halnya sistem komputer, memory PLC terdiri atas

RAM (Random Access Memory) dan ROM (Read Only Memory). Kapasitas

memory antara satu PLC dengan yang lain berbeda-beda tergantung pada type

dan pabrik pembuatnya. Beberapa pabrik menyatakan ukuran memory dalam

byte, ada juga yang kilobyte, dan ada pula yang dinyatakan dengan jumlah

instruksi yang dapat disimpan.

3. Input / Output

Sebagaimana PLC yang direncanakan untuk mengontrol sebuah proses

atau operasional mesin, maka peran modul input / output sangatlah penting karena

modul ini merupakan suatu perantara antara perangkat kontrol dengan CPU.

Suatu peralatan yang dihubungkan ke PLC dimana megirimkan suatu

sinyal ke PLC dinamakan peralatan input. Sinyal masuk kedalam PLC melalui

terminal atau melalui kaki-kaki penghubung pada unit.Tempat dimana sinyal

memasuki PLC dinamakan input poin. Input poin ini memberikan suatu lokasi

didalam memory dimana mewakili keadaannya, lokasi memory ini dinamakan

input bit. Ada juga output bit di dalam memori dimana diberikan oleh output poin

pada unit, sinyal output dikirim ke peralatanoutput. Setiap input / output

memiliki alamat dan nomor urutan khusus yang digunakan selama membuat

program untuk memonitor satu persatu aktivitas input dan output didalam

program. Indikasi urutan status dari input dan output ditandai LightEmiting

Diode (LED) pada PLC atau modul input / output, hal ini dimaksudkan

untuk memudahkan pengecekan proses pengoperasian input / output dari PLC itu

sendiri.
4. Power supply

Unit ini berfungsi untuk memberikan sumber daya pada PLC. Kebanyakan

PLC bekerja dengan catu daya 24 VDC atau 220 VAC. Sumber tegangan yang

dibutuhkan oleh CPU, memori dan rangkaian lain adalah sumber tegangan DC,

umumnya untuk komponen digital diperlukan tegangan searah 5 volt.

Gambar 2.11 Power Supply PLC GE Fanuc

2.2.5.4 Dasar Pemrograman PLC

Pada dasarnya PLC tidak dapat melakukan apa-apa tanpa adanya program

di dalam memori proses. Program PLC dimasukkan kedalam memori dengan

menggunakan peralatan pemrograman PLC yang sesuai, peralatan pemrograman

PLC itu diantaranya :

1. Hand-held Unit / Console.


2. Terminal video.

3. Komputer / PC.

2.2.5.5 Intruksi-Intruksi Dasar Pada PLC

Semua instruksi (perintah program) yang ada di bawah ini,

merupakan instruksi paling dasar pada PLC. Berikut ini merupakan

instruksi-instruksi dasar pada PLC.

1. Load

a. Instruksi load pada PLC mempunyai singkatan kode LD. Instruksi ini

dibutuhkan jika urutan kerja (sequence) pada suatu sistem kontrol hanya

membutuhkan satu kondisi logic saja dan sudah dituntut untuk

mengeluarkan satu output.

b. Logikanya seperti contact NO relay.

c. Ladder diagram simbolLoad ditunjukkan pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Instruksi Load

d. Operand data area

B (BIT) : IR, SR, AR, HR, TC, LR, TR.

2. Load Not

a. Instruksi Load not pada PLC mempunyai singkatan kode LD NOT.

Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja (sequence) pada suatu

sistem kontrol hanya membutuhkan satu kondisi logic saja dan sudah

dituntut untuk mengeluarkan satu output.


b. Logikanya seperti contact NC relay.

c. Ladder diagram simbol Load not ditunjukkan pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Intruksi load not

d. Operand data area

B (BIT) : IR, SR, AR, HR, TC, LR.

3. And

a. Instruksi And pada PLC mempunyai singkatan kode AND. Instruksi ini

dibutuhkan jika urutan kerja (sequence) pada suatu sistem kontrol

membutuhkan lebih dari satu kondisi logic yang harus terpenuhi

semuanya untuk mengeluarkan satu output.

b. Logikanya seperti contact NO relay.

c. Ladder diagram simbol And ditunjukkan pada Gambar 2.14.

2.14 Intruksi and

d. Operand data area

B (BIT) : IR, SR, AR, HR, TC, LR.

4. Or

a. Instruksi or pada PLC mempunyai singkatan kode OR. Instruksi ini

dibutuhkan jika urutan kerja (sequence) pada suatu sistem kontrol hanya
membutuhkan salah satu saja dari beberapa kondisi logika untuk

mengeluarkan satu output.

b. Logikanya seperti contact NO relay.

c. Ladder diagram simbol or ditunjukkan pada Gambar2.15.

Gambar 2.15 Intruksi or

d. Operand data area

B (BIT) : IR, SR, AR, HR, TC, LR

5. Out

a. Instruksi out pada PLC mempunyai singkatan kode OUT. Instruksi ini

berfungsi untuk mengeluarkan output jika semua kondisi logika ladder

diagram sudah terpenuhi.

b. Logikanya seperti contact NO relay.

c. Ladder diagram symbol out ditunjukkan pada Gambar 2.16.

Gambar 2.16 Intruksi Out

d. Operand data area

B (BIT) : IR, HR, LR, TR

6. Out Not
a. Instruksi out not pada PLC mempunyai singkatan kode Out not.

Instruksi ini berfungsi untuk mengeluarkan output jika semua

kondisi logika ladder diagram tidak terpenuhi.

b. Logikanya seperti contact NC relay.

c. Ladder diagram simbol out not ditunjukkan pada Gambar 2.17.

Gambar 2.17 Intruksi Out Not

7. Timer And Counter

a. Instruksi timer pada PLC mempunyai singkatan kode TIM dan

counter pada PLC mempunyai kode CNT. Nilai timer/counter pada PLC

bersifat countdown (menghitung mundur) dari nilai awal yang ditetapkan

oleh program. Setelah hitungan mundur tersebut mencapai angka nol,

maka NO timer/counterakanon.

b. Ladder diagram simbol timer ditunjukkan pada gambar2.18.


Gambar 2.18 Intruksi Timer

c. Ladder diagram simbol counter ditunjukkan pada gambar2.19.

Gambar 2.19 Intruksi Counter

d. Operand data area

SV (Set Value) : IR, AR, DM, HR, LR.

8. Shift Register
a. Instruksi shift register pada PLC mempunyai singkatan kode SFT (10).

Instruksi ini berfungsi untuk menggeser data dari bit yang paling

rendah tingkatannya ke bit yang paling tinggi tingkatannya. Data input

akan mulai digeser pada saat transisi naik dari clock input.

b. Ladder diagram simbol shift register ditunjukkan pada gambar2.20.

Gambar 2.20 Intruksi Shift Register

c. Operand data area

St (alamat awal) : CIO, WR, HR.

E (alamat akhir) : CIO, WR, HR.

9. Increment Dan Decrement

a. Instruksi increment pada PLC mempunyai singkatan kode INC (38) dan

decrement pada PLC mempunyai singkatan kode DEC(39). Instruksi

INC (38) dan DEC (39) merupakan instruksi BCD. INC (38)

berfungsi untuk menambah data BCD dengan 1. Sedangkan instruksi

DEC (39) berfungsi untuk mengurangi data BCD dengan 1.

b. Ladder diagram simbol increment ditunjukkan pada gambar 2.21.


Gambar 2.21 Intruksi Increment

c. Operand data area

Au : CIO, WR, HR, AR, TC, DM, EM.

Ad : CIO, WR, HR, AR, TC, DM, EM.

R : CIO, WR, HR, AR, TC, DM, EM.

10. Move

a. Instruksi move pada PLC mempunyai singkatan kode MOVE (21).

Instruksi MOV (21) berfungsi untuk memindahkan data channell (16

bit data) dari alamat memori asal ke alamat memori tujuan. Atau untuk

mengisi suatu alamat memori yang ditunjuk dengan data bilangan

(hexadecimal atau BCD).

b. Ladder diagram simbol Move ditunjukkan pada gambar:

Gambar 2.22 Intruksi Move

c. Operand data area

St (data awal) : CIO, WR, HR, AR, TC, DM, EM.


E (data akhir) : CIO, WR, HR, AR, TC, DM, EM.

11. Compare

a. Instruksi compare pada PLC mempunyai singkatan kode CMP (20).

Instruksi ini berfungsi untuk membandingkan dua data 16 bit dan

mempunyai output berupa bit > (lebih dari), bit = (sama dengan), bit <

(kurang dari). Ketiga bit tersebut terdapat pada special relay yaitu :

25505 yaitu bit >

25506 yaitu bit = 25507 yaitu bit <

b. Ladder diagram simbol compare ditunjukkan pada Gambar.

Gambar 2.23 Intruksi Compare

c. Operand data area

Cp1 (data compare 1) : CIO, WR, HR, AR, TC, DM, EM.

Cp2 (data compare 2) : CIO, WR, HR, AR, TC, DM, EM.

12. Keep

a. Keep digunakan untuk mempertahankan status bit yang digunakan pada 2

kondisi execution. 2 kondisi ini diberi label S (Set input) dan R (Reset input).

KEEP (11) beroperasi seperti latching relay dimana set oleh S dan reset oleh

R. Saat S menjadi ON, status Bit akan ON dan tetap ON sampai reset,

walaupun kondisi S tetap ON atau berubah menjadi OFF. Saat R menjadi


ON, status Bit akanOFF dan tetap OFF sampai reset, walaupun kondisi R

tetap ON atau berubah menjadi OFF.

b. Ladder diagram simbol Keep ditunjukkan pada Gambar 2.24.

Gambar 2.24 Intruksi Keep

2.2.6 HMI (Human Machine Interface)

HMI adalah singkatan dari human machine interface merupakan media

komunikasi antara manusia dan mesin dari suatu sistem. HMI membantu operator

secara lebih dekat untuk mengontrol suatu plant sebagai basis proses visualisasi

system yang menghubungkkan semua komponen dalam system dengan baik.

Dengan menggunakan HMI sebagai console operator, operator bias menyajikan

berbagai macam analisa grafis, hystorycal information, database, data login untuk

keamanan, dan animasi ke dalam bentuk software. Dalam dunia industry HMI

menyajikan data yang diperlukan oleh operator untuk memonitor operasi peralatan

dan lain sebagainya.


Gambar 2.25 Tampilan HMI Model Cimplicity

2.2.6.1 Fungsi HMI

Pada dasarnya HMI memvisualisasikan kejadian, peristiwa, ataupun proses

yang sedang terjadi di plant secara nyata sehingga memudahkan operator

melakukan pekerjaan fisik. Biasanya HMI digunakan juga untuk menunjukan

kesalahan mesin, status mesin, memudahkan operator untuk memulai dan

menghentikan operasi, serta memonitor beberapa part pada proses produksi.

HMI memiliki berbagai macam fungsi yaitu sebagai berikut:

1. Memonitor keadaan yanga ada di plant

2. Mengatur nilai pada parameter yang ada di plant

3. Mengambil tindakan yang sesuai dengan keadan yang terjadi

4. Memunculkan tanda peringatan dengan menggunakan alarm jika terjadi suatu

yang tidak normal

2.2.6.2 Bagian – Bagian HMI

Bagian - bagian dari HMI meliputi :


1. Tampilan statis dan dinamik

Pada tampilan HMI terdapat dua macam tampilan yaitu obyek statis dan

obyek dinamik.

a. Obyek statis yaitu obyek yang berhubungan langsung dengan peralatan atau

database. Contoh : teks statis, layout unit produksi.

b. Obyek dinamik yaitu obyek yang memungkinkan operator berinteraksi dengan

proses, peralatan atau database serta memungkinkan operator melakukan aksi

kontrol. Contoh :push buttons, lights, charts.

2. Manajemen Alarm

Suatu sistem produksi yang besar dapat memonitor sampai dengan banyak

alarm. Dengan banyak alarm tersebut dapat membingungkan operator. Setiap

alarm harus di-acknowledged oleh operator agar dapat dilakukan aksi yang sesuai

dengan jenis alarm. Oleh karena itu dibutuhkan suatu manajemen alarm dengan

tujuan mengeleminir alarm yang tidak berarti. Jenis-jenis alarm yaitu :

a. Absolute alarm ( high dab high-high , low dan low-low )

b. Deviation alarm ( deviation high , deviation low )

c. Rote of change alarms ( positive rate of change , negative rate of change )

3. T r e n d i n g

Perubahan dari variable proses kontinyu paling baik jika dipresentasikan

menggunakan suatu grafik berwarna. Grafik yang dilaporkan tersebut dapat secara

summary atau historical.

4. R e p o r t i n g

Dengan reporting akan memudahkan pembuatan laporan umum dengan


menggunakan report generator seperti alarm summary reports. Selain itu,

reporting juga bisa dilaporkan dalam suatu data base, messaging system, dan web

based monitoring. Pembuatan laporan yang spesifik dibuat menggunakan report

generator yang spesifik pula. Laporan dapat diperoleh dari berbagai cara antara

lain melalui aktivasi periodik pada selang interfal.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT.Multimas Nabati Asahan (Wilmar

Group) Jl.Acces road inalum dusun IV tanjung permai desa kuala tanjung

kecamatan sei suka kabupaten batu bara pada hari senin tanggal 28 agustus 2017

sampai dengan hari kamis tanggal 11 September 2017.

3.2. Alat Dan Bahan Penelitian

Adapun perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Laptop acer Intel®CoreTMi3-2310M sebagai bahan yang digunakan untuk

merancang lader diagram pada PLC serta memonitoring proses system kerja

dari program yang dibuat.

2) PLC General Electric Versamax nano/micro berfungsi untuk menerima input

serta memberi output untuk sebuah rangkaian kerja.


3) Kabel USB to SMP adapter untuk mentransfer data ladder diagram ke PLC.

3.3. Data Penelitian

Tabel 3.1 Pengontrolan Pompa Tanpa Inverter

Frekunsi (Hz) n (rpm) Q (l/h)

50 226 5681,76

Tabel 3.2 Pengontrolan Pompa Menggunakan Inverter

Frekunsi (Hz) n (rpm) Q (l/h)

60 271,2 6800,91

55 248,6 6231,43

50 226 5681,76

45 203,4 5122,18

40 180,8 4562,6

35 158,2 4003

30 135,6 3443,45

3.4. Jalannya Penelitian

Penelitian dilakukan dengan melalui beberapa tahap sebagai berikut :

1) Mempersiapkan alat yang akan digunakan yang bersumber dari PT. Multimas

Nabati Asahan.

2) Membuat ladder diagram rangkaian kontrol sebagai software pada PLC.

3) Merakit rangkaian sesuai dengan input dan output yang telah di rencanakan

dalam program yang dibuat.


4) Mensimulasikan suatu rangkaian dengan menjalankan motor induksi 3 fasa,

serta memperhatikan proses kerja suatu rangkaian.

5) Menyimpulkan bagaimana sistem kerja pada simulasi pengontrolan minyak

dengan mengubah kecepatan pompa menggunakan inverter.

Dalam tahap pembuatan program dilakukan dengan membuat diagram alir

penelitian agar penelitian bejalan sesuai yang direncanakan. Diagram alir tersebut

dapat dilihat pada gambar 3.1.

Start

Studi Literatur

Pembuatan Leader Diagram Pada


software Proficy Machine Edition
Pengontrolan Pompa

Pembuatan Simulasi Pengontrolan


Pompa pada HMI

Transfer Data Ladder Dan


Simulasi ke PLC
Proses Pembacaan program Simulasi Apakah
Sudah Berhasil

Tidak

Ya

Program Simulasi Berhasil

Berhasil
End

Gambar 3.1 Diagram alir pembuatan program

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Tingkat Efisien Pengontrolan Pompa Menggunakan Inverter

Disini membahas tentang efisiensi pengontrolan aliran minyak. Jika suatu

plant menginginkan Q sebesar 4562,6 liter/jam, maka frekuensi harus diatur ke 40

hz. Dengan cara ini membuat pekerjaan menjadi efisien karena operator tidak

harus mematikan dan menghidupkan pompa dikarenakan plant yang overload.

Apabila suatu plant menginginkan Q sebesar 68009,1 liter dengan

frekuensi hanya berada di poin 50 hz, maka pompa memerlukan waktu 11,96 jam

untuk mengalirkan 68009,1 liter. Tetapi jika diatur ke frekuensi 60 hz, maka

pompa hanya memerlukan waktu selama 10 jam untuk mengalirkan 68009,1 liter.
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Antara KecepatanPompa dan Laju Aliran

Hubungan antaran putaran pompa dan laju aliran, jika semakin cepat

putran pompa maka semakin besar debit laju aliran minyak.Jadi hubungan antara

putaran pompa dan laju aliran minyak adalah berbanding lurus.

4.2. Hasil Perhitungan Dan Tampilan Laju Aliran Minyak

Tabel 4.1 Hubungan Antara Frekuensi, Putaran Pompa, dan Laju Aliran

f Pu Q Q* Delta Error
(Hz) (rpm) (l/h) (l/h)
60 271.2 6800.91 6794.974 5.9 0.09%

55 248.6 6241.33 6236.302 5.0 0.08%

50 226 5681.76 5677.63 4.1 0.07%

45 203.4 5122.18 5118.958 3.2 0.06%

40 180.8 4562.6 4560.286 2.3 0.05%

35 158.2 4003 4001.614 1.4 0.03%

30 135.6 3443.45 3442.942 0.5 0.01%

Dimana: f = frekuensi (Hz)

pu = putaran pompa (Rpm)

Q = Laju aliran minyak lapangan (liter / jam)

Q* = Laju aliran minyak simulasi (liter / jam)

Apabila semakin besar frekuensi, maka semakin besar pula putaran pompa dan

laju aliran minyak.Jadi hubungan antara frekuensi, putaran pompa, dan laju aliran

minyak adalah berbanding lurus.

Hasil perhitungan pengontrolan pompa tanpa menggunakan inverter

bekerja dengan frekuensi tetap, yaitu 50 hz.

Kecepatan pompa

y
y

y rpm

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa Pada

Frekuensi 50 Hz

Laju aliran minyak

y
liter/jam

Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran pada

226 rpm

Hasil perhitungan pengontrolan pompa menggunakan inverter.

Dengan frekuensi 6o Hz.

Kecepatan pompa

y
y

y rpm

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa Pada

Frekuensi 60 Hz

Laju aliran minyak

liter/jam
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Antara kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran pada

271,2 rpm

Gambar 4.6 Tampilan Simulasi Pengontrolan Pompa Dengan Frekuensi 60 hz

Dengan frekuensi 55 Hz

Kecepatan pompa

=
=

y rpm

Gambar 4.7 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa Pada

Frekuensi 55 Hz

Laju aliran minyak

y
y

y = 6241,33 liter/jam

Gambar 4.8 Grafik Hubungan Antara kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran pada

248,6 rpm
Gambar 4.9 Tampilan Simulasi Pengontrolan Pompa Dengan Frekuensi 55 hz

Dengan frekuensi 50 Hz

Kecepatan pompa

y
y

y rpm

Gambar 4.10 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa Pada

Frekuensi 50 Hz

Laju aliran minyak

liter/jam
Gambar 4.11 Grafik Hubungan Antara kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran

pada 226 rpm


Gambar 4.12 Tampilan Simulasi Pengontrolan Pompa Dengan Frekuensi 50 hz

Dengan frekuensi 45 Hz

Kecepatan pompa

y rpm
Gambar 4.13 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa Pada

Frekuensi 45 Hz

Laju aliran minyak

liter/jam
Gambar 4.14 Grafik Hubungan Antara kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran

pada 203,4 rpm

Gambar 4.15 Tampilan Simulasi Pengontrolan Pompa Dengan Frekuensi 45 hz

Dengan frekuensi 40 Hz

Kecepatan pompa

=
=

y rpm

Gambar 4.16 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa Pada

Frekuensi 40 Hz

Laju aliran minyak

=
y

liter/jam

Gambar 4.17 Grafik Hubungan Antara kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran

pada 180,8 rpm


Gambar 4.18 Tampilan Simulasi Pengontrolan Pompa Dengan Frekuensi 40 hz

Dengan frekuensi 35 Hz

Kecepatan pompa

=
y

y rpm

Gambar 4.19 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa Pada

Frekuensi 35 Hz

Laju aliran minyak

y
y

liter/jam

Gambar 4.20 Grafik Hubungan Antara kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran

pada 158,2 rpm


Gambar 4.21 Tampilan Simulasi Pengontrolan Pompa Dengan Frekuensi 35 hz

Dengan frekuensi 30 Hz

Kecepatan pompa

y
y rpm

Gambar 4.22 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa Pada

Frekuensi 30 Hz

Laju aliran minyak

liter/jam
Gambar 4.23 Grafik Hubungan Antara kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran

pada 135,6 rpm


Gambar 4.24 Tampilan Simulasi Pengontrolan Pompa Dengan Frekuensi 30 hz

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perancangan, pengujian dan analisa yang telah dilakukan pada

penelitian ini, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan melakukan pengontrolan pompa dapat membuat pekerjaan menjadi

lebih efisien, karena jika plant membutuhkan 4562,6 liter/jammaka frekuensi

harus diatur ke 40 hz. Cara seperti ini membuat operator tidak harus

mematikan dan menghidupkan pompa dikarenakan plant yang overload.

2. Hasil pengujian data simulasi ke plant menunjukkan bahwa semakin besar

frekuensi yang diberikan inverter pada pompa motor, maka semakin besar

jumlah laju aliran minyak yang mengalir ke plant.

5.2 Saran

1. Untuk perencanaan sistem kontrol yang lebih maksimal haruslah

memperhatikan input dan output dari PLC.

2. Diharapkan tugas akhir ini dapat dilanjutkan atau diteruskan oleh lain pihak

untuk menjadi sempurna, karena tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan

masih jauh dari kesempurnaan.

3. Adapun tugas akhir ini dapat dilanjutkan dengan penambahan metode-metode

terbaru.

DAFTAR PUSTAKA

Adam, A.A, 2015.“Rangkaian Inverter Satu Fasa Berdasarkan Perubahan


Frekuensi Untuk Mengendalikan Kecepatan Motor Kapasitor”, Universitas
Tadulako, Palu.
Anindita, Galih, 2016. “Optimasi Energi Pada Motor 3 Fasa Dalam Memproduksi
Kebutuhan Air”,Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

Budianto, W. 2003. “Pengenalan Dasar-Dasar PLC”, Gava Media Yogyakarta.

Dwi, Mujang. 2013, “Teknik Listrik dan Elektronika”, Sejahtera Teknik.

Machfudz, 1986, “Dasar-Dasar Perencanaan Pompa Sentrifugal”, Proyek


Peningkatan / Pengembangan Perguruan Tinggi IKIP Malang.

Pambudi A.S.D, 2016. “Kontrol Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa


Menggunakan Tegangan Dan Frekuensi Dengan Modulasi Vektor Ruang”,
Universitas Telkom.

Syupriadi, 2012, “Analisis Sistem Kerja Inverter Untuk Mengubah Kecepatan


Motor Induksi Tiga Phasa Sebagai Driver Robot”, Politeknik Negeri
Jakarta.

Wildan, M.F, 2016.“Sistem Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa


Menggunakan Kontroler PID Berbasis Genetic Algorithm”, Universitas
Muhammadiyah Malang.

Nugroho, A.B, 2014. “Mesin Induksi 3 Phasa”, Sekolah Tinggi Teknik PLN
Jakarta.

Wicaksono, 2009, “Programmable Logic Controller”, Graha Ilmu Jogjakarta.


SIMULASI PENGONTROLAN DAN MONITORING ALIRAN MINYAK DENGAN
MENGUBAH KECEPATAN POMPA
Dedi Irwansyah
Jalan Kapt. Muchtar Basri No.3 Medan (20238)
Email :dediirwansyah28021994@gmail.com
ABSTRAK - Dengan berkembangnya teknologi, maka setiap industri berkeinginan membuat alat-alat yang
dapat membantu karyawan dan management industri, salah satunya ialah alat dalam bidang pengontrolan.
Dalam dunia industri minyak kelapa sawit, pengontrolan minyak sangat dibutuhkan untuk mengontrol laju
aliran minyak yang menjuju ke plant. Dengan adanya pengontrolan minyak secara otomatis maka laju
aliran minyak ke plant dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan plant.Saat ini masih banyak industri minyak
kelapa sawit yang belum mengontrol pompa aliran minyak secara otomatis. Meskipun industri tersebut
termasuk sebuah industri besar, tetapi masih menggunakan pengontrolan secara manual. Maka timbulah ide
untuk mendesain pengontrolan pompa secara otomatis dengan menggunakan PLC. Disini pengujian dengan
cara menaikkan dan menurunkan frekuensi agar kecepatan pompa motor dapat berubah. Dari hasil
pengujian yang telah dilakuakan dapat disimpulkan bahwa sebuah pompa yang diberi frekuensi yang lebih
besar dibandingkan frekuensi yang diberikan PLN, maka kecepatan pompa tersebut akan meningkat sesuai
dengan besar frekuensi yang diberikan inverter. Tetapi jika pompa tersebut diberikan frekuensi yang lebih
kecil dibandingkan frekuensi yang diberikan PLN, maka kecepatan pompa akan menurun sesuai dengan
besar frekuensi yang diberikan inverter. Pada simulasi pengontrolan dan monitoring aliran minyak dengan
mengubah kecepatan pompa dapat diterapkan di industri, karena pengontrolan dengan cara ini sangat
sederhana dan dapat diterapkan di industri kelapa sawit.

Kata Kunci :Kecepatan pompa,inverter, frekuensi, flowrate

ABSTRACT - With the development of technology, then every industry is eager to make tools that can help
employees and industrial management, one of which is a tool in the field of control. In the world of palm oil
industry, oil control is needed to control the flow of oil to the plant. With automatic oil control, the oil flow
rate to the plant can be controlled according to the needs of the plant. Currently there are still many palm oil
industries that have not controlled the oil flow pump automatically. Although the industry includes a large
industry, it still uses manual control. Then comes the idea to design the pump control automatically by using
PLC. Here the test by raising and lowering the frequency for motor pump speed can change. From the test
results that have dilakuakan can be concluded that a pump that is given a frequency greater than the
frequency given by PLN, then the pump speed will increase according to the given by the PLN, then the pump
speed will decrease according to the frequency given by the inverter. But if the pump is given a frequency
smaller than the frequency frequency given by the inverter. In the simulation of controlling and monitoring
the flow of oil by changing the speed of the pump can be applied in the industry, because the control in this
way is very simple and can be applied in the palm oil industry.

Keywords: Speed of pump, inverter, frequency, flowrate


I. PENDAHULUAN data dan analisa pengujian di (PDAM Karang
1.1 Latar Belakang Pilang Surabaya), dapat ditarik kesimpulan
Dengan berkembangnya teknologi, maka setiap bahwa kebutuhan kapasitas rata-rata aliran air
industri berkeinginan membuat alat-alat atau yang dibutuhkan setiap harinya adalah 439,6
program yang dapat membantu karyawan dan liter/detik untuk setiap pompa. Kebutuhan
management industri, salah satunya ialah alat tersebut berada antara 400 s/d 450 liter/detik,
dalam bidang pengontrolan. Oleh karena itu, artinya pengaturan kecepatan motor dengan
disini penulis berkeinginan mensimulasikan menggunakan variable speed drive diatur pada
pengontrolan pompa dengan menggunakan frekuensi antara 40 Hz s/d 45 Hz sehingga
inverter dan PLC dengan cara merubah daya yang dibutuhkan untuk setiap pompanya
frekuensi pada motor agar memperoleh laju bekerja adalah sebesar antara 204,8 KW s/d
aliran minyak sesuai dengan kebutuhan sebuah 291,6 KW (Anindita, 2016).
plant. Berdasarkan dari 2 jurnal di atas,
3.2 Rumusan Masalah keunikan dan perbedaan alat ini adalah
1. Bagaimanakah tingkat efisien fungsinya yang menyatukan fungsi-fungsi
pengontrolan dan monitoring aliran dari alat pada jurnal di atas, Yaitu
minyak dengan menggunakan inverter. Memonitoring level air dan Pompa Air
2. Bagaimanakah mengintegrasikan Listrik otomatis pada tendon. Adapun
perhitungan pompa motor dengan inverter Sistem kerja dari Rancang Bangun ini
secara akurat. adalah Pertama Sensor ketinggian akan
mendeteksi batas tinggi, jika ketinggian air
1.3 Tujuan Masalah dibawah batas tinggi maka akan mengaktifkan
1. Untuk mengetahui tingkat efisien Pompa Air listrik. sebaliknya pompa akan
pengontrolan pompa menggunakan tetap hidup dan mengisi sampai berada dibatas
inverter. tinggi dan pompa air akan mati, tidak hanya
2. Untuk mengetahui pengontrolan pompa itu informasi mengenai Monitoring dan
dengan hasil perhitungan, tampilan dan Pompa Air Listrik akan ditampilkan di HP
tingkat akurasi yang baik. android melalui Koneksi Bluetooth.
2.3 Batasan Masalah
1. Pembuatan program simulasi pengontrolan 2.2 Motor Induksi
dan monitoring aliran minyak dengan Motor Induksi adalah motor listrik bolak-balik
mengubah kecepatan pompa menggunakan (AC) yang putaran rotornya tidak sama dengan
PLC hanya untuk di aplikasikan di putaran medan stator. Dengan kata lain,
PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN. putaran rotor dengan putaran medan stator
2. Pembahasan hanya membandingkan 2 terdapat selisih putaran yang disebut slip.
metode yang berbeda. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa
3. Pembahasan hanya mengacu pada motor ini bekerja berdasarkan induksi medan
pembuatan simulasi dan pengontrolan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor
aliran minyak. motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu,
4. Bentuk aplikasi berupa simulasi, ruang tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai
lingkup skripsi ini terbatas pada akibat adanya perbedaan relatif antara putaran
pengaplikasian PLC dan HMI (human rotor dengan medan putar (rotating magnetic
machine interface). field) yang dihasilkan oleh arus stator.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tinjauan Pustaka Relevan
Kontrol kecepatan motor induksi tiga
fasa menggunakan tegangan dan frekuensi
dengan modulasi vektor ruang. Menyimpulkan
bahwa besarnya tegangan keluaran memiliki
hubungan yang linier dengan besarnya indeks
modulasi. Sedangkan kecepatan motor yang Gambar Motor Induksi
dihasilkan sebanding dengan nilai frekuensi
yang diberikan (Pambudi, 2016). Prinsip Kerja Motor Induksi bekerja
Optimasi energi pada motor induksi 3 berdasarkan induksi elektromagnetik dari
fasa dalam memproduksi kebutuhan kumparan stator kepada kumparan
air.Berdasarkan hasil kajian data, pengolahan rotornya.Garis-garis gaya fluks yang
diinduksikan dari kumparan stator akan tegangan harus dilakukan bersamaan
memotong kumparan rotornya sehingga timbul dengan perubahan frekuensi. Persoalannya
ggl atau tegangan induksi dan karena sekarang adalah bagaimana pengaturan
penghantar (kumparan) rotor merupakan frekuensi dengan cara yang efektif dan
rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir ekonomis.
arus pada kumparan rotor. Penghantar 3. Mengatur tegangan jala-jala Pengaturan
(kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada putaran motor induksi juga dapat
dalam garis gaya fluks yang berasal dari dilakukan dengan mengubah tegangan
kumparan stator sehingga kumparan rotor akan jala-jala. Semakin besar nilai tegangan
mengalami gaya lorentz yang menimbulkan pada motor, maka kecepatan motor akan
torsi yang cenderung menggerakkan rotor semakin besar. Semakin besar beban yang
sesuai dengan arah pergerakan medan induksi diberikan pada motor mengakibatkan
stator. Pada rangkaian stator terdapat tegangan pada motor akan semakin besar
kumparan stator yang ditempatkan pada mengikuti batas kecepatan motor.
slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah Tegangan pada motor induksi berpengaruh
kutub tertentu. Jumlah kutub ini menentukan karena perubahan frekuensi
kecepatan berputarnya medan stator yang mengakibatkan perubahan tegangan yang
terjadi yang diinduksikan ke rotornya. Makin mengikuti Persamaan.
besar jumlah kutub akan mengakibatkan makin 4. Pengaturan tahanan luar Tahanan luar
kecilnya kecepatan putar medan stator dan motor rotor belitan dapat diatur, dengan
sebaliknya. Kecepatan berputarnya medan demikian dihasilkan karakteristik kopel
putar ini disebut kecepatan sinkron. Tegangan kecepatan yang berbeda-beda. Putaran
induksi hanya akan terbangkitkan jika terjadi akan berubah dari n1 ke n2 ke n3 dengan
perpotongan antar medan putar dengan bertambahnya tahanan luar yang
konduktor rotor, maka kecepatan rotor tidak dihubungkan ke rotor.
dapat menyamai kecepatan medan putar stator.
Harus ada selisih dimana kecepatan rotor (nr) 2.3 Pompa
harus lebih rendah dari kecepatan medan putar Pompa adalah suatu alat yang
(kecepatan sinkron ns). Perbedaan kecepatan digunakan untuk memindahkan suatu cairan
ini disebut slip (S). Dimana : S = Slip, ns = dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara
Kecepatan putar stator (rpm), nr = Kecepatan menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan
putar rotor (rpm). Karakteristik Pengaturan tekanan cairan tersebut digunakan untuk
Kecepatan Motor Induksi Motor induksi pada mengatasi hambatan-hambatan
umumnya berputar dengan kecepatan konstan pengaliran.Hambatan-hambatan pengaliran itu
mendekati kecepatan sinkronnya, meskipun dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan
demikian pada penggunaan tertentu ketinggian atau hambatan gesek.Klasifikasi
dikehendaki juga adanya pengaturan putaran. pompa secara umum dapat diklasifikasikan
Pengaturan putaran motor induksi memerlukan menjadi 2 bagian yaitu pompa kerja positif
biaya yang agak tinggi. Biasanya pengaturan (positive displacement pump) dan pompa
ini dapat dilakukan dengan beberapa cara: kerja dinamis (non positive displacement
1. Mengubah jumlah kutub motor Karena pump). Salah satu jenis pompa kerja
kecepatan motor (ns) merupakan dinamis adalah pompa sentrifugal yang
perbandingan antara frekuensi dengan prinsip kerjanya mengubah energi kinetik
jumlah perubahan kutub. Jumlah kutub (kecepatan) cairan menjadi energi potensial
dapat diubah dengan merencanakan (dinamis) melalui suatu impeller yang
kumparan stator sedemikian rupa sehingga berputar dalam casing.
dapat menerima 14 tegangan masuk pada Pompa sentrifugal merupakan pompa
posisi kumparan yang berbeda-beda. Jadi kerja dinamis yang paling banyak digunakan
semakin banyak jumlah kutub, maka karena mempunyai bentuk yang sederhana
putaran motor akan semakin lambat. dan harga yang relatif murah. Keuntungan
Dimana : p = Jumlah kutub f = Frekuensi pompa sentrifugal dibandingkan jenis pompa
(Hz) ns = Kecepatan putar motor (rpm). perpindahan positif adalah gerakan impeler
2. Mengubah frekuensi jala-jala pengaturan yang kontinyu menyebabkan aliran tunak dan
putaran motor induksi dapat dilakukan tidak berpulsa, keandalan operasi tinggi
dengan mengubah-ubah harga frekuensi disebabkan gerakan elemen yang sederhana
jala. Hanya saja untuk menjaga dan tidak adanya katup-katup,kemampuan
keseimbangan kerapatan fluks, perubahan untuk beroperasi pada putaran tinggi, yang
dapat dikopel dengan motor listrik, motor harmonisa ini akan menimbulkan rugi-rugi
bakar atau turbin uap ukuran kecil sehingga pada motor yaitu cepat panas. Maka dari itu
hanya membutuhkan ruang yang kecil, lebih teknik PWM inilah yang biasanya dipakai
ringan dan biaya instalasi ringan,harga murah dalam mengubah tegangan DC menjadi AC
dan biaya perawatan murah. (Inverter).
Karakteristik dari pompa sentrifugal Adapun gambar 2.4 adalah gambar
merupakan sebuah cara dimana tinggi tekan bentuk inverter yang digunakan.
tekanan diferensial bervariasi dengan keluaran
(output) pada kecepatan konstan. Karakteristik
dapat juga menyertakan kurva efisiensi dan
harga brake horse powernya. Kurva kapasitas
tinggi tekan ditunjukkan sebagai kapasitas
peningkatan total tinggi tekan, dimana tinggi
tekan pompa mampu untuk dinaikkan atau
dikurangi. Umumnya sebuah pompa sentrifugal
akan menaikkan tinggi tekan terbesarnya pada
suatu titik, dimana tidak ada aliran yang sering
Gambar Inverter
dianggap sebagai shut off head. Jika shut off
head kurang dari harga maksimum tinggi
Pemilihan inverter yang benar
tekan, pompa menjadi tidak stabil dan dibawah
tentunya dengan memperhatikan spesifikasi
beberapa kondisi dapat memperbesar daya dan
dari motor serta keperluan dalam pemakaian
kecepatan fluktuasi yang menyebabkan getaran
inverter itu sendiri. seperti dengan
mekanis yang besar pada sistem pemipaan.
memperhatikan daya motor, tegangan motor,
frekuensi motor. Contohnya anda memiliki
2.4 Inverter
motor 3 phase 3KW, maka anda perlu
Inverter / variable frequency drive /
menggunakan inverter dengan spesifikasi daya
variable speed drive merupakan sebuah alat
diatas 3 kw seperti 3,2 kw atau 3,3 kw dan
pengatur kecepatan motor dengan mengubah
tentunya tegangan keluaran dari inverter harus
nilai frekuensi dan tegangan yang masuk ke
sama dengan tegangan motor. sebenarnya anda
motor. pengaturan nilai frekuensi dan tegangan
juga bisa menggunakan inverter dengan daya 3
ini dimaksudkan untuk mendapatkan kecepatan
kw untuk motor 3 kw tapi dengan syarat anda
putaran dan torsi motor yang di inginkan atau
menggunakan motor tersebut dengan beban
sesuai dengan kebutuhan. Secara sederhana
yang kecil atau dengan kata lain motor tidak
prinsip dasar inverter untuk dapat mengubah
digunakan dengan daya maksimal. Jadi penting
frekuensi menjadi lebih kecil atau lebih besar
untuk mengetahui arus pada motor saat
yaitu dengan mengubah tegangan AC menjadi
dijalankan dengan beban, untuk settingan
tegangan DC kemudian dijadikan tegangan AC
ampere pada inverter sebagai proteksi motor,
lagi dengan frekuensi yang berbeda atau dapat
serta untuk menghitung daya beban yang
diatur.
berguna dalam pemilihan inverter. Pemilihan
Untuk mengubah tegangan AC
inverter dengan mendekati daya motor akan
menjadi DC dibutuhkan penyearah (converter
lebih efisien daripada memilih inverter jauh
AC-DC) dan biasanya menggunakan penyearah
diatas dari daya motor. Berikut ini gambar
tidak terkendali (rectifier dioda) namun juga
rangkaian kontrol forward reverse motor
ada yang menggunakan penyearah terkendali
dengan inverter secara sederhana dengan
(thyristor rectifier).Setelah tegangan sudah
menggunakan inverter vendor mitsubishi.
diubah menjadi DC maka diperlukan perbaikan
Kecepatan putaran suatu motor listrik
kualitas tegangan DC dengan menggunakan
sangat dipengaruhi oleh besaran frekuensi
tandon kapasitor sebagai perata
listrik yang digunakan untuk mengoperasikan
tegangan.Kemudian tegangan DC diubah
motor listrik tersebut.Semakin tinggi frekwensi
menjadi tegangan AC kembali oleh inverter
listrik yang menyuplai suatu motor listrik, akan
dengan teknik PWM (Pulse Width
semakin besar kecepatan putaran (Rpm) motor
Modulation).Dengan teknik PWM ini bisa
listrik tersebut.
didapatkan amplitudo dan frekuensi keluaran
Rumus kecepatan putaran motor listrik AC:
yang diinginkan. Selain itu teknik PWM juga
N = (f x 120) : P
menghasilkan harmonisa yang jauh lebih kecil
Kecepatan putaran (RPM) motor AC sama
dari pada teknik yang lain serta menghasilkan
dengan frekuensi dikali 120 dibagi jumlah
gelombang sinusoidal, dimana kita tahu kalau
kutub medan magnet gulungan motor listrik yang terbuang sia – sia dan menghemat energi
AC tersebut. listrik.
N = Kecepatan putaran motor (Rpm) b. Hemat biaya
F = Frekwensi (Hertz) Dengan menggunakan Inverter untuk
P =Pole atau kutub motor sistem starting dan kontrol motor listrik,
Inverter atau VFD (variable pemakaian berbagai material untuk pembuatan
frequency drive) mengatur besaran nilai dari panel kontrol motor dapat diminimalkan,
frekuensi dengan tujuan untuk mendapatkan karena pada sistem starting inverter tidak lagi
kecepatan putaran sesuai dengan yang membutuhkan material yang biasa dipakai
diinginkan, namun dengan kemampuan torsi dalam panel, seperti : magnetic contactor,
(torque) motor listrik yang tetap dan thermal overload relay, pilot lamp, push
meminimalkan lonjakan arus start motor button dan wiring. Sehingga dapat menghemat
listrik.Keuntungan Penggunaan Inverter : biaya pembuatan panel dan minimal
1. Meminimalkan Lonjakan Arus starting perawatan.
Motor Listrik
Penggunaan inverter atau VFD dapat 2.5 Flow Meter
menurunkan tingginya lonjakan arus starting Flowmeter merupakan instrument/alat
motor listrik.Dan sistem starting motor dengan ukur yang digunakan untuk mengukur aliran
inverter atau VFD jauh lebih baik dibanding dari suatu fluida cair (liquid flow meter),sludge
dengan sistem starting motor lainnya, seperti : (sludge flow meter) maupun gas (flow meter
sistem starting motor listrik AC 3 phase gas) baik yang bertemperatur rendah hingga
dengan direct on line (dol), star delta, auto temperature tinggi.Dalam pengukuran fluida
transformer, dan sistem starting motor lainnya. perlu ditentukan besaran dan vektor kecepatan
2. Inverter dapat secara terus menerus aliran pada suatu titik.Dalam fluida dan bagian
mengatur kecepatan motor listrik fluida tersebut berubah dari titik ke titik.Selain
Tak hanya berguna untuk sistem itu, jika hendak mengukur sebuah fluida kita
starting pada motor, inverter juga dapat secara harus bisa memilih flowmeter yang sesuai
terus menerus mengatur kecepatan putaran dengan kondisi fluida dan fungsi flowmeter itu
motor listrik dan disesuaikan dengan putaran sendiri.Karakteristik dari fluida yang diukur
yang dibutuhkan suatu proses. oleh flowmeter sangat luas mulai dari tingkat
3. Inverter sangat baik digunakan untuk korosif fluida dimana untuk fluida yang tingkat
proses otomatis dalam industri keasamannya tinggi mungkin lebih cocok jika
Inverter dapat digunakan sebagai menggunakan flowmeter dari bahan PVC/non
pengatur sistem otomatis, seperti sistem logam.Untuk fluida yang bertemperatur tinggi
otomatis pada pompa air, blower, fan, dan tentunya digunakan material lain, begitu juga
lainnya untuk mendapatkan putaran motor tingkat untuk tingkat kepekatan material fluida
listrik yang berubah - ubah sesuai dengan jenis flowmeter harus disesuaikan.Adapun
kebutuhan suatu proses. gambar 2.8 adalah bentuk flow meter yang
4. Penggunaan Inverter dapat memberikan digunakan.
berbagai penghematan
a. Hemat Energi Listrik
Karena starting motor listrik
membutuhkan daya dan arus yang sangat
tinggi, penggunaan inverter dapat
meminimalkan pemakaian daya dan arus
tersebut, sehingga pemakaian energi listrik
dapat dihemat.Disamping itu, dibeberapa
aplikasi motor listrik yang tidak menggunakan
Inverter kecepatan putaran (rpm) suatu motor
listrik selalu berada pada max speed
(kecepatan maksimal), sedangkan kebutuhan
suatu mesin tidak selalu harus pada kecepatan
penuh.Dengan menggunakan inverter dapat
Gambar Flowmeter
menyesuaikan kecepatan putaran motor listrik
sesuai dengan yang dibutuhkan suatu mesin,
2.6 PLC (Programmable Logic Controller)
sehingga mencegah terjadinya tenaga putar
Secara mendasar PLC adalah suatu
peralatan kontrol yang dapat diprogram untuk pengendalian sistem yang memiliki output
mengontrol proses atau operasi mesin. banyak.
Kontrol program dari PLC adalah
menganalisa sinyal input kemudian 2.7 HMI (Human Machine Interface)
mengatur keadaan output sesuai dengan HMI adalah singkatan dari human
keinginan pemakai. Keadaan input PLC machine interface merupakan media
digunakan dan disimpan didalam memori komunikasi antara manusia dan mesin dari
dimana PLC melakukan instruksi logika yang suatu sistem. HMI membantu operator secara
di program pada keadaan inputnya. Peralatan lebih dekat untuk mengontrol suatu plant
input dapat berupa sensor photo electric,push sebagai basis proses visualisasi system yang
button pada panel kontrol, limit switch atau menghubungkkan semua komponen dalam
peralatan lainnya dimana dapat menghasilkan system dengan baik. Dengan
suatu sinyal yang dapat masuk ke dalam PLC. menggunakan HMI sebagai console
Peralatan output dapat berupa switch yang operator, operator bias menyajikan berbagai
menyalakan lampu indikator, relay yang macam analisa grafis, hystorycal information,
menggerakkan motor atau peralatan lain database, data login untuk keamanan, dan
yang dapat digerakkan oleh sinyal output dari animasi ke dalam bentuk software. Dalam
PLC. Selain itu PLC juga menggunakan dunia industry HMI menyajikan data yang
memory yang dapat diprogram untuk diperlukan oleh operator untuk memonitor
menyimpan instruksi-instruksi yang operasi peralatan dan lain sebagainya.
melaksanakan fungsi-fungsi khusus seperti : Bagian - bagian dari HMI meliputi :
logika pewaktuan, sekuensial dan aritmetika 1. Tampilan statis dan dinamik
yang dapat mengendalikan suatu mesin atau Pada tampilan HMI terdapat dua
proses melalui modul - modul I/O baik macam tampilan yaitu obyek statis dan obyek
analog maupun digital. Adapun gambar 2.10 dinamik.
adalah bentuk PLC yang digunakan. a. Obyek statis yaitu obyek yang
berhubungan langsung dengan peralatan
atau database. Contoh : teks statis, layout
unit produksi.
b. Obyek dinamik yaitu obyek yang
memungkinkan operator berinteraksi
dengan proses, peralatan atau database
serta memungkinkan operator melakukan
aksi kontrol. Contoh :push buttons, lights,
charts.
2. Manajemen Alarm
Suatu sistem produksi yang besar
dapat memonitor sampai dengan banyak alarm.
Gambar PLC GE Fanuc Series
Dengan banyak alarm tersebut dapat
membingungkan operator. Setiap alarm harus
PLC ini dirancang untuk
di-acknowledged oleh operator agar dapat
menggantikan satu rangkaian relay sequensial
dilakukan aksi yang sesuai dengan jenis alarm.
dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat
Oleh karena itu dibutuhkan suatu manajemen
diprogram, alat ini juga dapat
alarm dengan tujuan mengeleminir alarm yang
dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang
tidak berarti. Jenis-jenis alarm yaitu :
yang tidak memiliki pengetahuan di bidang
a. Absolute alarm ( high dab high-high , low
pengoperasian komputer secara khusus. PLC
dan low-low )
ini memiliki bahasa pemrograman yang
b. Deviation alarm ( deviation high
mudah dipahami dan dapat dioperasikan
, deviation low )
bila program yang telah dibuat dengan
c. Rote of change alarms ( positive rate of
menggunakan software yang sesuai dengan
change , negative rate of change )
jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan.
3. T r e n d i n g
Alat ini bekerja berdasarkan input-input
Perubahan dari variable proses
yang ada dan tergantung dari keadaan pada
kontinyu paling baik jika dipresentasikan
suatu waktu tertentu yang kemudian akan
menggunakan suatu grafik berwarna. Grafik
meng-on atau meng-off kan output-output.
yang dilaporkan tersebut dapat secara summary
PLC juga dapat diterapkan untuk
atau historical.
4. R e p o r t i n g 35 158,2
Dengan reporting akan memudahkan
pembuatan laporan umum dengan
30 135,6
menggunakan report generator seperti alarm
summary reports. Selain itu, reporting juga 3.4 Jalannya Penelitian
Penelitian dilakukan dengan melalui
bisa dilaporkan dalam suatu data base,
beberapa tahap sebagai berikut :
messaging system, dan web based monitoring.
1. Mempersiapkan alat yang akan digunakan
Pembuatan laporan yang spesifik dibuat
yang bersumber dari PT. Multimas Nabati
menggunakan report generator yang spesifik
Asahan.
pula. Laporan dapat diperoleh dari berbagai
2. Membuat ladder diagram rangkaian
cara antara lain melalui aktivasi periodik pada
kontrol sebagai software pada PLC.
selang interfal.
3. Merakit rangkaian sesuai dengan input dan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN output yang telah di rencanakan dalam
3.1 Lokasi Penelitian program yang dibuat.
Penelitian ini dilaksanakan di 4. Mensimulasikan suatu rangkaian dengan
PT.Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) menjalankan motor induksi 3 fasa, serta
Jl.Acces road inalum dusun IV tanjung permai memperhatikan proses kerja suatu
desa kuala tanjung kecamatan sei suka rangkaian.
kabupaten batu bara pada hari senin tanggal 28 5. Menyimpulkan bagaimana sistem kerja
agustus 2017 sampai dengan hari kamis pada simulasi pengontrolan minyak
tanggal 11 September 2017. dengan mengubah kecepatan pompa
menggunakan inverter.
3.2 Alat dan Bahan Rancang Bangun
Adapun perangkat keras dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
perangkat lunak yang digunakan dalam 4.1 Tingkat Efisien Pengontrolan Pompa
penelitian ini adalah sebagai berikut : Menggunakan Inverter
Apabila suatu plant menginginkan Q
1) Laptop acer Intel®CoreTMi3-2310M sebesar 68009,1 liter dengan frekuensi hanya
sebagai bahan yang digunakan untuk berada di poin 50 hz, maka pompa
merancang lader diagram pada PLC serta memerlukan waktu 11,96 jam untuk
memonitoring proses system kerja dari mengalirkan 68009,1 liter. Tetapi jika diatur ke
`program yang dibuat. frekuensi 60 hz, maka pompa hanya
2) PLC General Electric Versamax memerlukan waktu selama 10 jam untuk
nano/micro berfungsi untuk menerima mengalirkan 68009,1 liter.
input serta memberi output untuk sebuah
rangkaian kerja.
3) Kabel USB to SMP adapter untuk
mentransfer data ladder diagram ke PLC.

4.2 Hasil Perhitungan Dan Tampilan Laju


3.3 Data Penelitian Aliran Minyak
Tabel Pengontrolan Pompa Tanpa Inverter. Tabel Hubungan Antara Frekuensi, Putaran
Frekunsi (Hz) n (rpm)
Pompa, dan Laju Aliran Q (l/h)
f Pu Q Q*
50 226
(Hz) (rpm) (l/h)
5681,76(l/h) Delta
60 271.2 6800.91 6794.974 5.9
Pengontrolan Pompa Menggunakan 55 248.6 6241.33 6236.302 5.0
50 226 5681.76 5677.63 4.1
Inverter. 45 203.4 5122.18 5118.958 3.2
Frekunsi (Hz) n (rpm)40 180.8 4562.6 Q4560.286
(l/h) 2.3
35 158.2 4003 4001.614 1.4
60 271,2 30 135.6 3443.45 6800,91
3442.942 0.5
55 248,6
Dimana: f = frekuensi 6241,33
50 226 pu = putaran pompa5681,76
Q = Laju aliran minyak (lapangan)
45 203,4 5122,18
Q* = Laju aliran minyak (simulasi)
40 180,8 4562,6
Apabila semakin besar frekuensi, maka 5. Machfudz, 1986, “Dasar-Dasar
semakin besar pula putaran pompa dan laju Perencanaan Pompa Sentrifugal”, Proyek
aliran minyak.Jadi hubungan antara frekuensi, Peningkatan / Pengembangan Perguruan
putaran pompa, dan laju aliran minyak adalah Tinggi IKIP Malang.
berbanding lurus. 6. Pambudi A.S.D, 2016, “Kontrol
Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa
V. KESIMPULAN DAN SARAN Menggunakan Tegangan Dan Frekuensi
5.1 Kesimpulan Dengan Modulasi Vektor Ruang”,
Berdasarkan perancangan, pengujian dan Universitas Telkom.
analisa yang telah dilakukan pada penelitian 7. Syupriadi, 2012, “Analisis Sistem Kerja
ini, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan Inverter Untuk Mengubah Kecepatan
sebagai berikut : Motor Induksi Tiga Phasa Sebagai Driver
1. Dengan melakukan pengontrolan pompa Robot”, Politeknik Negeri Jakarta.
dapat membuat pekerjaan menjadi lebih 8. Wildan, M.F, 2016, “Sistem Pengaturan
efisien, karena jika plant membutuhkan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa
4562,6 liter/jam maka frekuensi harus Menggunakan Kontroler PID Berbasis
diatur ke 40 hz. Cara seperti ini membuat Genetic Algorithm”, Universitas
operator tidak harus mematikan dan Muhammadiyah Malang..
menghidupkan pompa dikarenakan plant 9. Nugroho, A.B, 2014, “Mesin Induksi 3
yang overload. Phasa”, Sekolah Tinggi Teknik PLN
2. Hasil pengujian data simulasi ke plant Jakarta.
menunjukkan bahwa semakin besar 10. Wicaksono,2009, “Programmable Logic
frekuensi yang diberikan inverter pada Controller”, Graha Ilmu Jogjakarta.
pompa motor, maka semakin besar jumlah
laju aliran minyak yang mengalir ke plant. Biodata Penulis
Nama : Dedi Irwansyah
5.2 Saran NPM : 1307220108
1. Untuk perencanaan sistem kontrol yang TTL : Pematang Siantar, 28
lebih maksimal haruslah memperhatikan Febuari 1994
input dan output dari PLC. Alamat : Jln. Pendidikan No. 15
2. Diharapkan tugas akhir ini dapat Desa Kolam Kec. Percut
dilanjutkan atau diteruskan oleh lain pihak Sei Tuan
untuk menjadi sempurna, karena tugas 1999 – 2005 : SD Negeri 122344
akhir ini masih banyak kekurangan dan Pematang Siantar
masih jauh dari kesempurnaan. 2005 – 2008 : SMP Negeri 4 Pematang
3. Adapun tugas akhir ini dapat dilanjutkan Siantar
dengan penambahan metode-metode 2008 – 2011 : SMK Negeri 2 Pematang
terbaru. Siantar
2013 – Sekarang : S1 Teknik
Elektro-Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara
Medan, 14 Maret 2018
REFERENSI
1. Adam, A.A, 2015, “Rangkaian Inverter
Satu Fasa Berdasarkan Perubahan
Frekuensi Untuk Mengendalikan
Kecepatan Motor Kapasitor”, Universitas
Tadulako, Palu.
2. Anindita, Galih, 2016, “Optimasi Energi
Pada Motor 3 Fasa Dalam Memproduksi
Kebutuhan Air”, Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya.
3. Budianto, W. 2003, “Pengenalan
Dasar-Dasar PLC”, Gava Media
Yogyakarta.
4. Dwi, Mujang. 2013, “Teknik Listrik dan
Elektronika”, Sejahtera Teknik.

Anda mungkin juga menyukai