DisusunOleh :
DEDI IRWANSYAH
1307220108
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, maka skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik. Salam dan salawat semoga selalu tercurah
dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam
semua bantuan yang telah di berikan, baik secara langsung maupun tidak langsung
selama penyusunan tugas akhir ini hingga selesai. Secara khusus rasa terima kasih
Sumatera Utara.
2. Bapak Munawar Alfansury Siregar, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL ix
BAB I PENDAHULUAN 1
2.2.2 Pompa 12
5.1 Kesimpulan 60
5.2 Saran 60
DAFTAR PUSTAKA 61
DAFTAR GAMBAR
Gambar2.15 Instruksi Or 31
Pada Frekuensi 50 Hz 44
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran
Pada Frekuensi 60 Hz 46
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran
Pada Frekuensi 55 Hz 47
Gambar 4.8 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran
Gambar 4.11 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran
Pada Frekuensi 45 Hz 52
Gambar 4.14 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran
Pada Frekuensi 40 Hz 54
Gambar 4.17 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran
Pada Frekuensi 35 Hz 56
Gambar 4.20 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran
Pada Frekuensi 30 Hz 58
Gambar 4.23 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
membuat alat-alat atau program yang dapat membantu karyawan dan management
industri, salah satunya ialah alat dalam bidang pengontrolan.Optimasi energi pada
data, pengolahan data dan analisa pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa
kebutuhan kapasitas rata-rata aliran air yang dibutuhkan setiap harinya adalah
439,6 liter/detik untuk setiap pompa. Kebutuhan tersebut berada antara 400 s/d
speed drive diatur pada frekuensi antara 40 Hz s/d 45 Hz sehingga daya yang
dibutuhkan untuk setiap pompanya bekerja adalah sebesar antara 204,8 KW s/d
291,6 KW (Anindita, 2016). Oleh karena itu disini penulis ingin mengembangkan
pengontrolan sebuah pompa minyak agar dapat mengontrol laju aliran minyak
sebuah industri. Dengan proses pengontrolan yang baik dan terkontrol akan
minyak perlu digunakan perangkat pengendali agar aliran minyak sesuai dengan
terdiri dari pompa motor dan flow meter. Dengan pengontrolan seperti ini akan
harus mematikan pompa apabila plant tersebut sudah over load. Oleh karena itu,
menggunakan inverter dan PLC dengan cara merubah frekuensi pada motor agar
dengan menggunakan inverter dan PLC (Programmable logic controller). Hal ini
penelitian ini adalah PLC General Electric.Hardware pada PLC General Electric
diagram, structur text, dan instruction list. Sedangkan untuk editor program ini
pompa.
1.2 Perumusan Masalah
secara akurat.
minyak.
4. Bentuk aplikasi berupa simulasi, ruang lingkup skripsi ini terbatas pada
2. Metode Pengujian
a. Pengujian akan dilakukan dengan membandingkan pengontrolan dengan
Tugas akhir ini terdiri dari 5 bab dimana sistematika penulisan yang
Bab 1 : Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang pembahasan secara garis besar tentang motor
Pada bab ini menerangkan tentang lokasi penelitian, alat dan bahan
ladder serta jadwal kegiatan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
proses perancangan.
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulisan penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
kecepatan putaran motor induksi dapat dibuat leluasa menyamai motor DC.
kecepatan putar motor induksi. Kemudian dari perhitungan kita dapat membatasi
putaran motor agar tidak terlalu tinggi dari putaran nominalnya (Syupriadi, 2012).
Rangkaian inverter satu fasa berdasarkan perubahan frekuensi untuk
motor tidak berbeban maupun berbeban, tegangan yang dihasilkan inverter untuk
frekuensi yang sama adalah sama. Tegangan yang dihasilkan tidak linier terhadap
2015).
kapasitas rata-rata aliran air yang dibutuhkan setiap harinya adalah 439,6
liter/detik untuk setiap pompa. Kebutuhan tersebut berada antara 400 s/d 450
speed drive diatur pada frekuensi antara 40 Hz s/d 45 Hz sehingga daya yang
dibutuhkan untuk setiap pompanya bekerja adalah sebesar antara 204,8 KW s/d
kontroler PID berbasis genetic algorithm. Berdasarkan hasil analisa dan pengujian
sistem dapat disimpulkan sistem dengan 4 beban bervariasi yang telah dilakukan
nilai esterbaik yaitu pada 0,083% pada masing-masing beban yang diberikan
berpengaruh pada waktu naik kecepatan motor dan waktu penetapan kecepatan
motor. Dapat dilihat perbedaan antara kecepatan motor pada saat tanpa kontroler
PID dengan 4 beban bervariasi tidak mencapai kecepatan referensi dan besarnya
2016).
Motor Induksi adalah motor listrik bolak-balik (AC) yang putaran rotornya
tidak sama dengan putaran medan stator. Dengan kata lain, putaran rotor dengan
putaran medan stator terdapat selisih putaran yang disebut slip. Penamaannya
berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi medan
magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari
sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya
perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic
field) yang dihasilkan oleh arus stator. Motor induksi yang umum dipakai adalah
motor induksi tiga fasa dan motor induksi satu fasa. Motor induksi tiga fasa
dioperasikan pada sistem tenaga tiga fasa dan banyak digunakan di dalam berbagai
bidang industri, sedangkan motor induksi satu fasa dioperasikan pada sistem
tenaga satu fasa yang banyak digunakan terutama pada penggunaan untuk
peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan
sebagainya karena motor induksi satu fasa mempunyai daya keluaran yang rendah.
Konstruksi motor induksi satu fasa hampir sama dengan konstruksi motor induksi
tiga fasa, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu stator dan rotor. Keduanya
merupakan bagian yang diam sebagai rangka tempat kumparan stator yang
terpasang.Stator terdiri dari inti stator, kumparan stator, dan alur stator. Motor
induksi satu fasa dilengkapi dengan dua kumparan stator yang dipasang terpisah,
yaitu kumparan utama (main winding) atau sering disebut dengan kumparan
berputar dan kumparan bantu (auxiliary winding) atau sering disebut dengan
kumparan start. Rotor merupakan bagian yang berputar.Bagian ini terdiri dari inti
rotor, kumparan rotor dan alur rotor.Pada umumnya ada dua jenis rotor yang
sering digunakan pada motor induksi, yaitu rotor belitan (wound rotor) dan rotor
dari kumparan stator kepada kumparan rotornya. Garis-garis gaya fluks yang
timbul ggl atau tegangan induksi dan karena penghantar (kumparan) rotor
merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan
rotor. Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya
fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami
gaya lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai
dengan arah pergerakan medan induksi stator. Pada rangkaian stator terdapat
kumparan stator yang ditempatkan pada slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah
kutub tertentu. Jumlah kutub ini menentukan kecepatan berputarnya medan stator
yang terjadi yang diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutub akan
induksi hanya akan terbangkitkan jika terjadi perpotongan antar medan putar
dengan konduktor rotor, maka kecepatan rotor tidak dapat menyamai kecepatan
medan putar stator. Harus ada selisih dimana kecepatan rotor (nr) harus lebih
rendah dari kecepatan medan putar (kecepatan sinkron ns). Perbedaan kecepatan
ini disebut slip (S). Dimana : S = Slip, ns = Kecepatan putar stator (rpm), nr =
biaya yang agak tinggi. Biasanya pengaturan ini dapat dilakukan dengan beberapa
cara:
Jadi semakin banyak jumlah kutub, maka putaran motor akan semakin lambat.
(rpm).
pada motor, maka kecepatan motor akan semakin besar. Semakin besar beban
yang diberikan pada motor mengakibatkan tegangan pada motor akan semakin
dihubungkan ke rotor.
1. Stator
Pada dasarnya belitan stator motor induksi tiga fasa sama dengan belitan
2. Rotor
Motor induksi bila ditinjau dari rotornya terdiri atas dua tipe, yaitu:
a. Rotor Sangkar
Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan pada jenis rotor
lilit, sebab rotor sangkar mempunyai bentuk yang sederhana. Belitan rotor terdiri
sangkar burung. Motor induksi yang menggunakan rotor ini disebut motor induksi
rotor sangkar. Karena batang penghantar rotor yang telah dihubung singkat, maka
tidak dibutuhkan tahanan luar yang dihubungkan seri dengan rangkaian rotor pada
saat awal berputar.Alur - alur rotor biasanya tidak dihubungkan sejajar dengan
b. Rotor Lilit
Rotor lilit terdiri atas belitan fasa banyak, belitan ini dimasukkan ke dalam
alur-alur inti rotor. Belitan ini sama dengan belita n stator, tetapi belitan selalu
terminal- terminal sikat/cincin seret yang terletak pada poros rotor. Pada jenis
rotor lilit kita dapat mengatur kecepatan motor dengan cara mengatur tahanan
belitan rotor tersebut. Pada keadaan kerja normal sikat karbon yang berhubungan
dengan cincin seret tadi dihubung singkat.Motor induksi rotor lilit dikenal dengan
a. Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor
sangkar.
gesekan kecil.
diperlukan.
2.2.2 Pompa
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan
dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut.
secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu pompa kerja positif
displacement pump). Salah satu jenis pompa kerja dinamis adalah pompa
menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam
casing.
digunakan karena mempunyai bentuk yang sederhana dan harga yang relatif
murah. Keuntungan pompa sentrifugal dibandingkan jenis pompa perpindahan
positif adalah gerakan impeler yang kontinyu menyebabkan aliran tunak dan
putaran tinggi, yang dapat dikopel dengan motor listrik, motor bakar atau turbin
uap ukuran kecil sehingga hanya membutuhkan ruang yang kecil, lebih ringan
2. Kecepatan fluida yang tinggi diubah oleh casing pompa (volute atau diffuser)
lain:
1. Kapasitas
2. Tekanan Discharge
3. Susunan Impeller
a. Single stage adalah susunan yang terdiri dari satu impeller dan satu casing.
b. Multi stage adalah susunan yang terdiri dari beberapa impeller yang
c. Multi Impeller adalah susunan yang terdiri dari beberapa impeller yang
4. Posisi Poros :
a. Poros tegak
b. Poros mendatar
5. Jumlah Suction :
a. Single Suction
b. Double Suction
a. Radial flow
b. Axial flow
c. Mixed fllow
Pompa ini menggunakan lebih dari satu impeler yang dipasanag berderet
pada satu poros. Zat cair yang keluar dari impeler tingkat pertama akan diteruskan
ke impeler tingkat kedua dan seterusnya hingga tingkat terakhir. Head total pompa
Dengan demikian head total pompa ini relatif tinggi dibanding dengan pompa satu
a. Stuffing Box :Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah
casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
c. Shaft :Shaft (poros) berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak
lainnya.
d. Shaft sleeve : Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi
dan keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage
e. Vane : Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
f. Cassing : Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
inlet dan outlet nozzel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller
stage).
sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi
dari poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial.
Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan
konstan. Karakteristik dapat juga menyertakan kurva efisiensi dan harga brake
peningkatan total tinggi tekan, dimana tinggi tekan pompa mampu untuk
tinggi tekan terbesarnya pada suatu titik, dimana tidak ada aliran yang sering
dianggap sebagai shut off head. Jika shut off head kurang dari harga maksimum
tinggi tekan, pompa menjadi tidak stabil dan dibawah beberapa kondisi dapat
sebuah alat pengatur kecepatan motor dengan mengubah nilai frekuensi dan
tegangan yang masuk ke motor. pengaturan nilai frekuensi dan tegangan ini
inginkan atau sesuai dengan kebutuhan. Secara sederhana prinsip dasar inverter
untuk dapat mengubah frekuensi menjadi lebih kecil atau lebih besar yaitu dengan
oleh inverter dengan teknik PWM (Pulse Width Modulation).Dengan teknik PWM
ini bisa didapatkan amplitudo dan frekuensi keluaran yang diinginkan. Selain itu
teknik PWM juga menghasilkan harmonisa yang jauh lebih kecil dari pada teknik
yang lain serta menghasilkan gelombang sinusoidal, dimana kita tahu kalau
harmonisa ini akan menimbulkan rugi-rugi pada motor yaitu cepat panas. Maka
dari itu teknik PWM inilah yang biasanya dipakai dalam mengubah tegangan DC
menjadi AC (Inverter).
Memang ada banyak cara untuk mengatur/mengurangi kecepatan motor
seperti dengan gear box. Namun mengatur kecepatan motor dengan inverter akan
yang lain, seperti : jangkauan yang luas untuk pengaturan kecepatan dan torsi
starting motor dan menghemat pemakaian energi listrik, memperhalus start awal
dari motor serta keperluan dalam pemakaian inverter itu sendiri. seperti dengan
memperhatikan daya motor, tegangan motor, frekuensi motor. Contohnya anda
memiliki motor 3 phase 3KW, maka anda perlu menggunakan inverter dengan
spesifikasi daya diatas 3 kw seperti 3,2 kw atau 3,3 kw dan tentunya tegangan
keluaran dari inverter harus sama dengan tegangan motor. sebenarnya anda juga
syarat anda menggunakan motor tersebut dengan beban yang kecil atau dengan
kata lain motor tidak digunakan dengan daya maksimal. Jadi penting untuk
mengetahui arus pada motor saat dijalankan dengan beban, untuk settingan
ampere pada inverter sebagai proteksi motor, serta untuk menghitung daya beban
daya motor akan lebih efisien daripada memilih inverter jauh diatas dari daya
motor. Berikut ini gambar rangkaian kontrol forward reverse motor dengan
frekuensi juga bisa dilakukan tanpa potensio dengan mengganti settingan inverter
dengan mode internal. Dari gambar diatas juga bisa dilihat jika sinyal kontrol
Pengaturan kontrol forward reverse ini diatur oleh relay CR1 dan CR2.
tersebut.Semakin tinggi frekwensi listrik yang menyuplai suatu motor listrik, akan
N = (f x 120) : P
Kecepatan putaran (RPM) motor AC sama dengan frekuensi dikali 120 dibagi
F = Frekwensi (Hertz)
Inverter atau VFD (variable frequency drive) mengatur besaran nilai dari
starting motor listrik.Dan sistem starting motor dengan inverter atau VFD jauh
lebih baik dibanding dengan sistem starting motor lainnya, seperti : sistem starting
motor listrik AC 3 phase dengan direct on line (dol), star delta, auto transformer,
Tak hanya berguna untuk sistem starting pada motor, inverter juga dapat
secara terus menerus mengatur kecepatan putaran motor listrik dan disesuaikan
otomatis pada pompa air, blower, fan, dan lainnya untuk mendapatkan putaran
motor listrik yang berubah - ubah sesuai dengan kebutuhan suatu proses.
Karena starting motor listrik membutuhkan daya dan arus yang sangat
putaran (rpm) suatu motor listrik selalu berada pada max speed (kecepatan
maksimal), sedangkan kebutuhan suatu mesin tidak selalu harus pada kecepatan
motor listrik sesuai dengan yang dibutuhkan suatu mesin, sehingga mencegah
terjadinya tenaga putar yang terbuang sia – sia dan menghemat energi listrik.
b. Hemat biaya
listrik, pemakaian berbagai material untuk pembuatan panel kontrol motor dapat
material yang biasa dipakai dalam panel, seperti : magnetic contactor, thermal
overload relay, pilot lamp, push button dan wiring. Sehingga dapat menghemat
mengukur aliran dari suatu fluida cair (liquid flowmeter), sludge (sludge
flowmeter) maupun gas (flowmeter gas) baik yang bertemperatur rendah hingga
kecepatan aliran pada suatu titik.Dalam fluida dan bagian fluida tersebut berubah
dari titik ke titik.Selain itu, jika hendak mengukur sebuah fluida kita harus bisa
memilih flowmeter yang sesuai dengan kondisi fluida dan fungsi flowmeter itu
sendiri.Karakteristik dari fluida yang diukur oleh flowmeter sangat luas mulai dari
tingkat korosif fluida dimana untuk fluida yang tingkat keasamannya tinggi
begitu juga tingkat untuk tingkat kepekatan material fluida jenis flowmeter harus
disesuaikan.
(liquid,gas,powder) dalam suatu aliran dengan segala aspek. Aliran itu sendiri
yaitu kecepatan aliran atau flow rate dan total masa atau volume dari material
yang mengalir dalam jangka waktu terntentu atau sering disebut totalizer. Dengan
diketahuinya parameter dari aliran suatu material oleh alat ukur flowmeter yang
dikirim berupa data angka dapat juga diteruskan guna menghasilkan aliran listrik
atau sinyal yang bisa digunakan sebagai input pada kontrol atau rangkaian
elektriknya.
mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe
pengertian, fungsi, kelebihan, struktur, dasar program dan intruksi dasar PLC.
Secara mendasar PLC adalah suatu peralatan kontrol yang dapat diprogram
untuk mengontrol proses atau operasi mesin. Kontrol program dari PLC
didalam memori dimana PLC melakukan instruksi logika yang di program pada
keadaan inputnya. Peralatan input dapat berupa sensor photo electric,push button
pada panel kontrol, limit switch atau peralatan lainnya dimana dapat menghasilkan
suatu sinyal yang dapat masuk ke dalam PLC. Peralatan output dapat berupa
atau peralatan lain yang dapat digerakkan oleh sinyal output dari PLC. Selain
itu PLC juga menggunakan memory yang dapat diprogram untuk menyimpan
atau proses melalui modul - modul I/O baik analog maupun digital.
sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini
juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki
bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai
dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan. Alat ini bekerja
berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu
2. Memory
3. Input / Output
4. Power Supply
Gambar 2.10 PLC GE Fanuc Series
Unit processor atau Central Processing Unit (CPU) adalah unit yang
kontrol ke interface output. Fungsi CPU adalah mengatur semua proses yang
terjadi di PLC. Ada tiga komponen utama penyusun CPU ini, yaitu
2. Memory
Memory juga merupakan elemen yang terdapat pada CPU yang berupa IC
RAM (Random Access Memory) dan ROM (Read Only Memory). Kapasitas
memory antara satu PLC dengan yang lain berbeda-beda tergantung pada type
byte, ada juga yang kilobyte, dan ada pula yang dinyatakan dengan jumlah
3. Input / Output
atau operasional mesin, maka peran modul input / output sangatlah penting karena
modul ini merupakan suatu perantara antara perangkat kontrol dengan CPU.
sinyal ke PLC dinamakan peralatan input. Sinyal masuk kedalam PLC melalui
memasuki PLC dinamakan input poin. Input poin ini memberikan suatu lokasi
input bit. Ada juga output bit di dalam memori dimana diberikan oleh output poin
memiliki alamat dan nomor urutan khusus yang digunakan selama membuat
program untuk memonitor satu persatu aktivitas input dan output didalam
program. Indikasi urutan status dari input dan output ditandai LightEmiting
Diode (LED) pada PLC atau modul input / output, hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan pengecekan proses pengoperasian input / output dari PLC itu
sendiri.
4. Power supply
Unit ini berfungsi untuk memberikan sumber daya pada PLC. Kebanyakan
PLC bekerja dengan catu daya 24 VDC atau 220 VAC. Sumber tegangan yang
dibutuhkan oleh CPU, memori dan rangkaian lain adalah sumber tegangan DC,
Pada dasarnya PLC tidak dapat melakukan apa-apa tanpa adanya program
3. Komputer / PC.
1. Load
a. Instruksi load pada PLC mempunyai singkatan kode LD. Instruksi ini
dibutuhkan jika urutan kerja (sequence) pada suatu sistem kontrol hanya
2. Load Not
sistem kontrol hanya membutuhkan satu kondisi logic saja dan sudah
3. And
a. Instruksi And pada PLC mempunyai singkatan kode AND. Instruksi ini
4. Or
dibutuhkan jika urutan kerja (sequence) pada suatu sistem kontrol hanya
membutuhkan salah satu saja dari beberapa kondisi logika untuk
5. Out
a. Instruksi out pada PLC mempunyai singkatan kode OUT. Instruksi ini
6. Out Not
a. Instruksi out not pada PLC mempunyai singkatan kode Out not.
counter pada PLC mempunyai kode CNT. Nilai timer/counter pada PLC
maka NO timer/counterakanon.
8. Shift Register
a. Instruksi shift register pada PLC mempunyai singkatan kode SFT (10).
Instruksi ini berfungsi untuk menggeser data dari bit yang paling
akan mulai digeser pada saat transisi naik dari clock input.
a. Instruksi increment pada PLC mempunyai singkatan kode INC (38) dan
INC (38) dan DEC (39) merupakan instruksi BCD. INC (38)
10. Move
bit data) dari alamat memori asal ke alamat memori tujuan. Atau untuk
11. Compare
mempunyai output berupa bit > (lebih dari), bit = (sama dengan), bit <
(kurang dari). Ketiga bit tersebut terdapat pada special relay yaitu :
Cp1 (data compare 1) : CIO, WR, HR, AR, TC, DM, EM.
Cp2 (data compare 2) : CIO, WR, HR, AR, TC, DM, EM.
12. Keep
kondisi execution. 2 kondisi ini diberi label S (Set input) dan R (Reset input).
KEEP (11) beroperasi seperti latching relay dimana set oleh S dan reset oleh
R. Saat S menjadi ON, status Bit akan ON dan tetap ON sampai reset,
komunikasi antara manusia dan mesin dari suatu sistem. HMI membantu operator
secara lebih dekat untuk mengontrol suatu plant sebagai basis proses visualisasi
berbagai macam analisa grafis, hystorycal information, database, data login untuk
keamanan, dan animasi ke dalam bentuk software. Dalam dunia industry HMI
menyajikan data yang diperlukan oleh operator untuk memonitor operasi peralatan
Pada tampilan HMI terdapat dua macam tampilan yaitu obyek statis dan
obyek dinamik.
a. Obyek statis yaitu obyek yang berhubungan langsung dengan peralatan atau
2. Manajemen Alarm
Suatu sistem produksi yang besar dapat memonitor sampai dengan banyak
alarm harus di-acknowledged oleh operator agar dapat dilakukan aksi yang sesuai
dengan jenis alarm. Oleh karena itu dibutuhkan suatu manajemen alarm dengan
3. T r e n d i n g
menggunakan suatu grafik berwarna. Grafik yang dilaporkan tersebut dapat secara
4. R e p o r t i n g
reporting juga bisa dilaporkan dalam suatu data base, messaging system, dan web
generator yang spesifik pula. Laporan dapat diperoleh dari berbagai cara antara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Group) Jl.Acces road inalum dusun IV tanjung permai desa kuala tanjung
kecamatan sei suka kabupaten batu bara pada hari senin tanggal 28 agustus 2017
merancang lader diagram pada PLC serta memonitoring proses system kerja
50 226 5681,76
60 271,2 6800,91
55 248,6 6231,43
50 226 5681,76
45 203,4 5122,18
40 180,8 4562,6
35 158,2 4003
30 135,6 3443,45
1) Mempersiapkan alat yang akan digunakan yang bersumber dari PT. Multimas
Nabati Asahan.
3) Merakit rangkaian sesuai dengan input dan output yang telah di rencanakan
penelitian agar penelitian bejalan sesuai yang direncanakan. Diagram alir tersebut
Start
Studi Literatur
Tidak
Ya
Berhasil
End
BAB IV
hz. Dengan cara ini membuat pekerjaan menjadi efisien karena operator tidak
frekuensi hanya berada di poin 50 hz, maka pompa memerlukan waktu 11,96 jam
untuk mengalirkan 68009,1 liter. Tetapi jika diatur ke frekuensi 60 hz, maka
pompa hanya memerlukan waktu selama 10 jam untuk mengalirkan 68009,1 liter.
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Antara KecepatanPompa dan Laju Aliran
Hubungan antaran putaran pompa dan laju aliran, jika semakin cepat
putran pompa maka semakin besar debit laju aliran minyak.Jadi hubungan antara
Tabel 4.1 Hubungan Antara Frekuensi, Putaran Pompa, dan Laju Aliran
f Pu Q Q* Delta Error
(Hz) (rpm) (l/h) (l/h)
60 271.2 6800.91 6794.974 5.9 0.09%
Apabila semakin besar frekuensi, maka semakin besar pula putaran pompa dan
laju aliran minyak.Jadi hubungan antara frekuensi, putaran pompa, dan laju aliran
Kecepatan pompa
y
y
y rpm
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa Pada
Frekuensi 50 Hz
y
liter/jam
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran pada
226 rpm
Kecepatan pompa
y
y
y rpm
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa Pada
Frekuensi 60 Hz
liter/jam
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Antara kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran pada
271,2 rpm
Dengan frekuensi 55 Hz
Kecepatan pompa
=
=
y rpm
Gambar 4.7 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa Pada
Frekuensi 55 Hz
y
y
y = 6241,33 liter/jam
Gambar 4.8 Grafik Hubungan Antara kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran pada
248,6 rpm
Gambar 4.9 Tampilan Simulasi Pengontrolan Pompa Dengan Frekuensi 55 hz
Dengan frekuensi 50 Hz
Kecepatan pompa
y
y
y rpm
Gambar 4.10 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa Pada
Frekuensi 50 Hz
liter/jam
Gambar 4.11 Grafik Hubungan Antara kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran
Dengan frekuensi 45 Hz
Kecepatan pompa
y rpm
Gambar 4.13 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa Pada
Frekuensi 45 Hz
liter/jam
Gambar 4.14 Grafik Hubungan Antara kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran
Dengan frekuensi 40 Hz
Kecepatan pompa
=
=
y rpm
Gambar 4.16 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa Pada
Frekuensi 40 Hz
=
y
liter/jam
Gambar 4.17 Grafik Hubungan Antara kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran
Dengan frekuensi 35 Hz
Kecepatan pompa
=
y
y rpm
Gambar 4.19 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa Pada
Frekuensi 35 Hz
y
y
liter/jam
Gambar 4.20 Grafik Hubungan Antara kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran
Dengan frekuensi 30 Hz
Kecepatan pompa
y
y rpm
Gambar 4.22 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dengan Kecepatan Pompa Pada
Frekuensi 30 Hz
liter/jam
Gambar 4.23 Grafik Hubungan Antara kecepatan Pompa Dengan Laju Aliran
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perancangan, pengujian dan analisa yang telah dilakukan pada
harus diatur ke 40 hz. Cara seperti ini membuat operator tidak harus
frekuensi yang diberikan inverter pada pompa motor, maka semakin besar
5.2 Saran
2. Diharapkan tugas akhir ini dapat dilanjutkan atau diteruskan oleh lain pihak
untuk menjadi sempurna, karena tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan
terbaru.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, A.B, 2014. “Mesin Induksi 3 Phasa”, Sekolah Tinggi Teknik PLN
Jakarta.
ABSTRACT - With the development of technology, then every industry is eager to make tools that can help
employees and industrial management, one of which is a tool in the field of control. In the world of palm oil
industry, oil control is needed to control the flow of oil to the plant. With automatic oil control, the oil flow
rate to the plant can be controlled according to the needs of the plant. Currently there are still many palm oil
industries that have not controlled the oil flow pump automatically. Although the industry includes a large
industry, it still uses manual control. Then comes the idea to design the pump control automatically by using
PLC. Here the test by raising and lowering the frequency for motor pump speed can change. From the test
results that have dilakuakan can be concluded that a pump that is given a frequency greater than the
frequency given by PLN, then the pump speed will increase according to the given by the PLN, then the pump
speed will decrease according to the frequency given by the inverter. But if the pump is given a frequency
smaller than the frequency frequency given by the inverter. In the simulation of controlling and monitoring
the flow of oil by changing the speed of the pump can be applied in the industry, because the control in this
way is very simple and can be applied in the palm oil industry.