HIDRAULIK
Oleh
Akhmad Faizin, Dipl.Ing.HTL, M.T.
NIP 19640213 199512 1 001
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Aplikasi Sistem Hidraulik 1
1.2 Keuntungan dan Kerugian 2
1.3 Rangkaian Hidraulik 2
BAB II UNIT PEMBANGKIT TEKANAN 5
2.1 Fluida Cairan Diam 6
2.2 Fluida Cairan Mengalir 8
2.3 Aliran Volume 11
2.4 Fluida Hidraulik 12
2.5 Pompa Hidraulik 14
2.6 Penyimpan Energi Hidraulik (Accumulator) 26
2.7 Tangki (Reservoir) 30
BAB III ELEMEN PENGGERAK (ACTUATOR) 35
3.1 Silinder Hidraulik 35
3.2 Swing Motor 38
3.3 Hydraulics Motor (Motor Hidraulik) 39
BAB IV KATUP (VALVE) 46
4.1 Katup Pengatur Tekanan 47
4.2 Katup Kontrol Arah (Directional Control Valve) 51
4.3 Sistem High - Low 60
4.4 Katup Pengontrol Aliran (Throttle Valve) 63
4.5 Non Return Valve 64
BAB V FILTRASI DAN FLUIDA 66
5.1 Fungsi Saringan 66
5.2 Jenis Kontaminasi 68
5.3 Pengaruh Kontaminasi terhadap Keausan Komponen 68
5.4 Sumber Kotoran 68
5.5 Instruksi Pengoperasian dan Perawatan 70
5.6 Perawatan Saringan Hidraulik 70
5.7 Throubleshooting pada Fluida Hidraulik 71
BAB VI TEKNIK PENYELESAIAN MASALAH (THROUBLESHOOTING) 73
6.1 Gangguan pada Sistem Hidraulik Baru Terpasang 73
6.2 Prosedur Mengatasi Gangguan 80
6.3 Langkah Mengatasi Gangguan pada Sistem Hidraulik Lama 82
6.4 Ringkasan Pelacakan Gangguan Pompa dan Perbaikannya 86
6.5 Ringkasan Pelacakan Gangguan Motor Sudu dan Perbaikannya 87
BAB VII PRAKTEK RANGKAIAN 89
1. Kenaikan Tekanan dan Kurva Pompa 89
2. Directional Control Valve 92
3. Silinder Kerja Tunggal (Single Acting Cylinder-SAC) 95
4. Silinder Kerja Ganda (Double Acting Cylinder-SAC) 97
5. Motor Hidraulik (Hydraulics Motor) 100
6. Akumulator (Accumulator) 103
Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
Contoh penggunaan hidraulik yang lain adalah pada mesin perkakas, dimana
komponen hidraulik digunakan untuk mencekam alat potong atau benda kerja
serta untuk menggerakkannya. Termasuk gerakan pemakanan pada mesin
perkakas juga dikontrol dengan hidraulik, yang mana guna mencapai ketelitian
posisi dan kecepatannya dibantu dengan menggunakan rangkaian elektronik.
Gambar 1.3 Mesin Gerinda Gambar 1.4 Rangkaian Hidraulik Mesin Gerinda
Hidraulik halaman - 1
Pendahuluan
ENERGI MEKANIK
Pengubah Energi
Motor, Silinder (Aktuator)
Beberapa
Alternatif
Sistem Kontrol
melalui
signal-signal:
Komponen yang mengontrol 1. Mekanis
tekanan, arah dan aliran 2. Pneumatis
3. Hidraulis
4. Elektris
5. Elektronis
Pengubah Energi:
Pompa
ENERGI MEKANIK
ENERGI LISTRIK
Hidraulik halaman - 3
Pendahuluan
Silinder
Katup
Pengontrol
Aliran
Katup
Pembatas
Pompa Tekanan
Tangki
Udara bertekanan
Hidraulik halaman - 4
Unit Pembangkit Tekanan
BAB II
UNIT PEMBANGKIT TEKANAN
Katup
Pembatas Katup
Aliran Kontrol
Volume Tekanan
Arah
Volume yang
VolumAliran
dialirkan
e yang dipindah V
kembali Q1
Tangki
Putaran n Tangki
Hidraulik halaman - 5
Unit Pembangkit Tekanan
Jika katup pengontrol aliran ini dikencangkan, maka tekanan p1 akan naik
(tekanan p1 terletak sebelum pengecilan penampang pada katup), sehingga
terjadi perbedaan tekanan sebesar p p1 - p2 , yang mengakibatkan naiknya
kecepatan aliran pada lokasi, dimana terjadi pengecilan penampang tersebut.
Pengecilan penampang akan mengakibatkan meningkatnya kecepatan aliran,
sehingga aliran volume tetap konstan.
Pengaturan katup pengontrol aliran yang diteruskan, hingga p1 sama dengan
pmax, maka katup pembatas tekanan akan membuka dan mengalirkan sebagian
tekanan aliran fluida tersebut menuju tangki. Akibatnya, aliran volume yang
menuju silinder akan berkurang dan kecepatan gerak silinder akan lebih kecil
atau lebih lambat.
Hidraulik halaman - 6
Unit Pembangkit Tekanan
Jika gaya yang bekerja F1 dan luas penampang piston A1, maka tekanan statis p
yang dihasilkan adalah:
F1
p
A1
Pada tekanan yang sama, perbandingan antara besar gaya dorong piston
terhadap luas penampang pistonnya adalah sebanding (proportional).
Contoh Kasus:
Dengan menggunakan sebuah alat pengangkat hidraulik (dongkrak hidarulik)
diharapkan dapat mengangkat beban sebesar 65 kN (Gambar 2.3). Berapa besar
gaya yang harus diberikan pada pedal dari alat pengangkat hidraulik tersebut,
jika perbandingan jarak pada tuas 5:1, diameter piston dari pompa d1 = 10 mm
dan diameter dari piston pengangkat d2 = 120 mm?
F2
Piston Pengangkat
50
Pedal
Fkaki
10 120
F1
Piston Pompa
10
Tangki
Tangki
Hidraulik halaman - 7
Unit Pembangkit Tekanan
Penyelesaian:
F1 A1 A1 1
; ;
F2 A 2 A 2 144
1
F1 F2 ;
144
F1 451,4N ;
1
Fkaki F1 ;
5
Fkaki 90,3N
v1
v2
A1
p p1 p 2 A2
V A
p1 l p2
Aliran volume ini dalam saluran tertutup selalu sama besar. Untuk itu, fluida
hidraulik akan dapat mengalir dengan lebih cepat, jika melalui saluran dengan
Hidraulik halaman - 8
Unit Pembangkit Tekanan
luas penampang A yang lebih kecil. Sebaliknya, aliran volume akan mengalir
lebih lambat, jika melalui saluran dengan luas penampang A yang lebih besar,
sehingga berlaku:
v1 A 2
Q A1 v1 A2 v 2 atau
v2 A1
Besarnya kecepatan dari aliran volume begitu juga silinder hidraulik berbanding
terbalik terhadap luas penampang alirannya begitu juga luas penampang
pistonnya.
Contoh Kasus:
Sebuah silinder hidraulik direncanakan bergerak dengan kecepatan v=0,5 m/s.
Berapa besar diameter piston d yang diperlukan, jika besar debit aliran fluida
Q=85 l/min?
Penyelesaian:
Q 85dm3 s
A ; A ; A 0,283dm2
v 60s 5dm
4 A 4 0,283dm3
d ; d ; d 60dm
Guna melawan gaya angkat F2 dan untuk melawan gesekan aliran dalam saluran
dan komponen-komponen dari sistem hidraulik, fluida hidraulik yang mengalir
harus ditekan. Untuk itu, tekanan yang dihasilkan silinder dari pompa harus dapat
F2
melebihi tekanan statis pstat dan tekanan dinamis ∆p supaya mampu
A2
melawan gesekan yang terjadi pada saluran dan mampu menghasilkan energi
gerak. Agar fluida hidraulik dapat mengalir, harus berlaku:
p pstat p
Perbedaan tekanan ∆p, yang timbul pada saat fluida hidraulik mengalir adalah
sebanding dengan kuadrat dari kecepatan aliran v. Bagian dari ∆p, yang tidak
digunakan untuk energi gerakan akan ditransfer menjadi panas, sehingga dapat
memanaskan fluida hidraulik begitu juga sistem hidrauliknya.
2
Q
p v 2 Wker ugian
A
Hidraulik halaman - 9
Unit Pembangkit Tekanan
Semakin cepat fluida itu mengalir dalam saluran atau semakin sempit luas
penampang alirannya, akan semakin besar kerugian energinya dan akan
berubah menjadi panas.
Besar energi, yang ada pada sistem hidraulik, misalnya energi yang dihasilkan
silinder pengangkat, adalah besarnya gaya dorong piston dikalikan jarak
pergeseran yang ditempuh. Hal ini juga sama dengan tekanan dalam silinder
dikalikan volume fluida yang dialirkan.
W F2 s2 p A2 s2 p V
Dengan demikian, daya yang dihasilkan:
W p V
P pQ
t t
Besarnya tekanan dan debit menentukan besar daya dari suatu sistem hidraulik.
Contoh Kasus:
Pada sebuah silinder hidraulik bekerja pada tekanan p = 70 bar, terdeteksi aliran
volume (debit) Q = 85 liter/menit.
Berapa besar daya hidraulik yang diserap oleh silinder?
Penyelesaian:
P pQ;
70 105 N 85 10 3 m3Q
P
60s
P 9,9kW.
Contoh Kasus:
Dengan menggunakan sebuah silinder hidraulik diharapkan dapat memberikan
gaya dorong sebesar F = 19.8 kN pada suatu kecepatan pergeseran sebesar v =
0.5 m/s.
a) Berapa besar daya mekanis dari silinder hidraulik P?
b) Berapa besar tekanan yang dibutuhkan p dan aliran volume
(debit) Q, jika diameter piston d = 60 mm dan daya mekanis
diasumsikan sama dengan daya hidraulik?
Hidraulik halaman - 10
Unit Pembangkit Tekanan
Penyelesaian:
a) P F v ; P 19,8kN 0,5m / s ; P 9,9kW.
F 19,8 103 N 4
b) p ; p ; p 70bar
A 0,06 2 m2
P 9,9 103 Nm m2
Q ; p ; Q 84,86liter / min
p 70 105 N s
Aliran Volume Q
Katup
Pembatas Katup
Tekanan Kontrol
Arah
Putaran n Tangki
Pompa itu menghisap fluida hidraulik dari sebuah tangki, kemudian menekan dan
mengalirkannya melalui rangkaian menuju silinder dan mengangkat beban F2.
Untuk itu, dibutuhkan suatu putaran pompa untuk mengalirkan sejumlah fluida V,
pada n putaran per menit akan dialirkan fluida sebesar Q:
Q n V [liter/men it]
Hidraulik halaman - 11
Unit Pembangkit Tekanan
Hidraulik halaman - 12
Unit Pembangkit Tekanan
Hidraulik halaman - 14
Unit Pembangkit Tekanan
dengan keinginan. Pada saluran tekan akan timbul tekanan, jika aliran volume
mengalami hambatan, misalnya pada pengecilan penampang pipa atau
pembebanan pada silinder hidraulik.
Daya P dalam kW
Daya yang diperlukan
P dalam kW
Contoh Kasus:
Debit maksimum Q yang dibutuhkan sebuah rangkaian sistem hidraulik sebesar
12 liter/menit. Pada pressure relief valve dilakukan pengaturan tekanan p
sebesar 100 bar. Berapakah daya yang diperlukan pompa untuk menghasilkan
kondisi tersebut, jika efisiensi = 80 %?
Penyelesaian:
Hidraulik halaman - 15
Unit Pembangkit Tekanan
p Q
Pyang diperlukan oleh pompa
100 10 5 N 12 dm3 1menit 1m3
m 2 menit 60 detik 10 3 dm3 0.8
2500 Nm/detik
2.5 kW
Sisi Isap
Sisi Tekan
Hidraulik halaman - 16
Unit Pembangkit Tekanan
Perapat ini akan hilang oleh adanya celah yang terletak pada arah aksial dari
kedua roda gigi dan tutup rumah. Pompa Roda Gigi Luar sangat kotor, tidak
efisien pada perbandingan isap dan tekan, serta penurunan viskositas dari oli.
Kemampuan tekanan pompa ini dapat mencapai kira-kira 300 bar. Umur pompa
ini reelatif pendek. Contoh pemakaian, sistem hidraulik pada kendaraan.
2.5.1.2 Pompa Roda Gigi Dalam (Internal Gear Pump)
Pompa jenis ini relatif lebih tenang dibanding pompa roda gigi luar dan memiliki
banyak kelebihan, tetapi harganya mahal.
Gambar 2.9 menunjukkan roda gigi bagian dalam menggerakkan roda gigi
bagian luar yang memiliki lubang di sekelilingnya. Roda gigi luar ditahan oleh
adanya komponen pengisi dan bantalan. Fluida bertekanan mengalir melalui
celah di antara komponen pengisi dan roda gigi bagian dalam begitu juga antara
komponen pengisi dan roda gigi bagian luar. Dengan timbulnya tekanan
hidraulik, bantalan akan menekan roda gigi bagian luar. Dengan adanya kontak
yang besar kedua roda gigi dan berputar dengan tanpa celah pada kedua roda
gigi, maka timbulnya kebisingan dari pompa berkurang.
B antalan
Sisi Tekan
Hidraulik halaman - 17
Unit Pembangkit Tekanan
Sisi Isap
Sisi Tekan
Hidraulik halaman - 18
Unit Pembangkit Tekanan
yang memiliki kerapatan yang baik, maka aliran balik fluida dapat terhindari.
Karena bentuk profil ulir dari spindel yang demikian itu, pompa jenis ini tidak
menimbulkan kebisingan dan debit yang dihasilkan bisa kontinyu.
Sisi Tekan
(Sisi Isap)
Sudu
R otor
Sisi Isap
(Sisi Tekan)
Hidraulik halaman - 19
Unit Pembangkit Tekanan
Pompa Sudu Variabel (variable vane pump). Pompa jenis ini dapat
mengalirkan debit yang bisa diatur besarnya. Sudu-sudunya bergeser pada sisi
bagian dalam dari ring penyetel, yang dapat menggeser secara eksentris.
Dengan perbandingan pergeseran ring yang sama, maka konstanta volume dari
pompa juga akan berubah (gambar 2.13).
R otor
S P
Sisi Isap Sisi Tekan
Hidraulik halaman - 20
Unit Pembangkit Tekanan
Pompa Piston Aksial dengan Sumbu Miring, memiliki lubang silinder blok,
dimana piston bergerak. Lubang silinder blok ini dapat digerakkan (berayun)
hingga sudut 40° dengan sumbu putar. Saat poros pompa berputar, piston yang
berada di bagian kanan lubang silinder akan bergerak mundur dan menghisap
fluida hidraulik. Pada titik mati dari gerakannya, piston akan masuk ke daerah
mati (dead zone) dari pelat pengatur dan akhirnya memberi tekanan pada fluida
hidraulik yang berada di bagian kiri lubang silinder menuju sisi tekan.
Piston-piston menahan bantalan gelinding aksial dan memutar lubang silinder
secara radial dengan mudah. (gambar 2.14).
Sisi Isap
Bantalan
Sisi Tekan
Hidraulik halaman - 21
Unit Pembangkit Tekanan
Pompa Piston Aksial dengan Pelat Miring, memiliki silinder dengan sumbu
yang paralel. Piston bergerak pada bantalan luncur yang bertumpu atau berputar
pada pelat miring (gambar 2.15). Posisi pelat miring dapat diatur. Sudut
pengaturan tidak boleh melebihi 20°, akibat gaya melintang pada piston, yang
secara keseluruhan akan berubah menjadi momen torsi.
Pisto n Aksial
Po ro s Pen g g erak
Ban talan L u n cu r
Hid ro statis
Hidraulik halaman - 22
Unit Pembangkit Tekanan
Pada Pompa Piston Aksial dengan Pelat Miring yang mempunyi pelat miring
putar, akan berputar, tetapi piston pompa tidak ikut berputar (gambar 2.16).
Pemisah antara daerah isap dan tekan dilakukan oleh katup. Konstruksi pompa
ini sederhana dan kokoh, tetapi akibat pengaruh tidak balance, maka pompa ini
haya cocok untuk putaran kerja yang rendah. Untuk dijadikan motor, pompa ini
tidak bisa digunakan, akibat adanya katup.
Pen g g erak
Pelat Mirin g
Pompa Piston Aksial biasanya cocok untuk tekanan kerja menengah sampai
dengan tinggi, yaitu 150 bar hingga 500 bar. Pompa ini banyak sekali digunakan
pada berbagai macam kebutuhan, juga bisa digerakkan oleh motor hidraulik.
Pompa Piston Radial. Pada pompa jenis ini, piston bergerak dengan arah tegak
lurus terhadap sumbu putarnya. Karena piston mempunyai dudukan yang murah,
Pompa Piston Radial dapat menghasilkan tekanan yang tinggi. Pada pompa jenis
ini, dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
Pompa dengan dudukan luar, dimana piston didukung oleh sebuah hub ring
dan melakukan penekanan ke arah dalam.
Pompa dengan dudukan dalam, dimana piston bergerak kearah luar melalui
sebuah poros eksentris.
Hidraulik halaman - 23
Unit Pembangkit Tekanan
Pompa Piston Radial dengan Dudukan Luar adalah jenis pompa yang bisa
diatur panjang langkahnya (hub) melalui sebuah hub ring (gambar 2.17). Ring
silinder bagian dalam diputar melalui sumbu putar dari pompa dan
menggerakkan piston, yang ditumpu dengan bantalan luncur pada hub ring yang
ada di bagian luar. Komponen pengatur yang terletak pada titik pusat pompa
memisahkan sisi isap dari sisi tekan (penekanan ke arah dalam). Melalui
pengaturan pada hub ring, besar dan arah aliran dapat diubah.
Sisi Isap
Pengaturan
Sisi Tekan
Piston dengan
Bantalan Luncur
Hub Ring
Gambar 2.17 Pompa Piston Radial dengan Dudukan Luar dan bisa diatur
Pompa Piston Radial dengan Dudukan Dalam adalah pompa piston, dimana
gerakan maju mundur dari piston ditentukan oleh sebuah poros eksentris
(gambar 2.18). Pengaturan isap dan tekan dari fluida diatur dengan sendirinya
melalui katup tekanan balik (penekanan ke arah luar) dan mempunyai
Hidraulik halaman - 24
Unit Pembangkit Tekanan
keuntungan, bahwa pompa yang berasal dari beberapa pompa yang bekerja
sendiri-sendiri secara terpisah dapat digabung. Dengan demikian, melalui
pengaturan nyala dan mati (on/off) dari pompa-pompa tersebut akan dapat diatur
untuk menghasilkan aliran volume yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan.
Susunan piston bisa berupa bintang atau paralel (gambar 2.19). Kedua bentuk
tersebut bisa dikombinasi.
Poros Eksentris
Saluran
Tekanan Rendah
Saluran
Tekanan Tinggi Saluran Isap
Sifat-sifat dari pompa piston jenis eksentris yang diatur melalui katup adalah:
Efisiensi tinggi
Fluida hidraulik tahan terhadap kotoran dan beban lebih
Dapat dikombinasi dengan pompa lain
Dengan penambahan katup tahan bocor, maka pompa jenis ini mampu
menghasilkan tekanan tinggi hingga 1200 bar
Energi hidraulik dapat disimpan melalui sebuah pegas yang ditekan atau melalui
pengangkatan sebuah beban, yang mana saat beban itu turun akan kembali
menjadi energi potensial yang diberikan kepada fluida hidraulik. Pada umumnya,
penekanan juga dilakukan dengan menggunakan volume sebuah gas. Adapun
gas yang digunakan adalah gas N2 yang tidak berbahaya.
Sisi Gas
Gas Nitrogen
Gas Nitrogen
Balon
Membran
Olie Piston
Sisi Olie
Jenis Me mbran Jenis Ba lon Jenis Pi ston
Gambar 2.20 Accumulator
Tugas utama dari penyimpan energi hidraulik adalah:
Menyimpan energi
Meredam getaran
Melakukan keseimbangan saat terjadi perubahan aliran volume
Sebagai cadangan tekanan saat terjadi penurunan tekanan
Sebagai cadangan energi untuk keadaan darurat.
Menurut bentuk konstruksinya, dapat dibedakan menjadi: jenis membran, jenis
balon dan jenis piston (gambar 2.20)
Accumulator jenis Membran
Jenis ini memberikan kemapuan penyimpanan volume yang kecil antara 0.1 liter
hingga 0.4 liter, mempunyai bentuk membran setengah bola dan mempunyai
tempat pengisian pada sisi gas.
Hidraulik halaman - 26
Unit Pembangkit Tekanan
Pada jenis ini, gas nitrogen dipisahkan/disimpan pada balon plastik secara
tertutup dari fluida hidraulik. Untuk menghindari kerusakan dari balon saat
pengaliran, digunakan katup bentuk piring. Volume penyimpanan pada jenis ini
mencapai 200 liter.
Accumulator jenis Piston
Pada jenis ini, piston yang bergerak memisahkan ruang gas terhadap ruang
fluida hidraulik. Melalui gerakan piston, keadaan silinder yang sudah penuh,
dapat dideteksi melalui sensor limit switch, sehingga dapat digunakan untuk
mematikan pompa. Kerugiannya adalah gesekan dan momen inersia dari piston.
Untuk memperbesar kemampuan penyimpanan, dapat dilakukan dengan
menutup Botol Gas Nitrogen pada ruang gas dari jenis balon dan piston.
Contoh sebuah rangkaian Accumulator
Komponen
Penekan
Hidraulik halaman - 27
Unit Pembangkit Tekanan
Dengan demikian temperatur dalam ruang gas relatif konstan (isotherm). Dan
berlaku Boyle-Mariotte:
p0 V0 p1 V1 p2 V2
Pada pengisian dan pengosongan yang cepat tanpa terjadi perpindahan panas
ke daerah sekitar (adiabatic). Gas akan bertambah panas atau dingin. Disini
Ko so n g Gas Nitrog en
Tekanan Awal
Volume yang digunakan
Tekanan Kerja
Contoh Kasus:
1. Diketahui : Tekanan kerja maksimum p2 = 100 bar
Tekanan kerja minimum p1 = 45 bar
Ukuran accumulator V0 = 10 dm3
Dicari : Volume yang digunakan V ?
Penyelesaian : 1. Menentukan tekanan awal p0
p0 = 90% dari p1;
p0 = 0.9 . 45 = 40.5 bar
p0 dipilih 40 bar
2. Menghitung V
Isotherm:
p p
V V0 0 0
p1 p 2
40 40
10 dm3
45 100
4.9 dm3
Adiabatic:
1 1
p 1.4 p 1.4
V V0 0 0
p1 p2
1 1
40 1.4 40 1.4
10 dm3
45 100
4 dm3
3. Menentukan V dari diagram gambar 6.4
Hasil:
Visotherm = 5.9 dm3 - 1.0 dm3 = 4.9 dm3
Vadiabatic = 4.7 dm3 - 0.7 dm3 = 4.0 dm3
2. Diketahui : Tekanan kerja maksimum p2 = 300 bar
Tekanan kerja minimum p1 = 150 bar
Volume yang digunakan V = 3 dm3
Dicari : Ukuran accumulator V0 ?
Penyelesaian : 1. Menentukan tekanan awal p0
p0 = 90% dari p1; p0 = 0.9 . 150 = 135 bar
p0 dipilih 130 bar
Hidraulik halaman - 29
Unit Pembangkit Tekanan
2. Menghitung V0
Isotherm:
V
V0
p0 p0
p1 p 2
3 dm3
130 130
150 300
6.9 dm3
Adiabatic:
V
V0 1 1
p0 .4
1 p .4
1
0
p1 p2
10 dm3
1 1
130 1.4 130 1.4
150 300
8.5 dm3
Hasil: Untuk kasus ini, akan dipilih volume accumulator sebesar 10 liter
Hidraulik halaman - 30
Unit Pembangkit Tekanan
Hidraulik halaman - 31
Unit Pembangkit Tekanan
d) Pelat Baffle
Fluida yang kembali ke reservoir umumnya lebih panas dari pada fluida masuk,
maka dipasang baffle (penyekat) untuk menghalangi fluida balik langsung masuk
kembali untuk dihisap pompa. Pelat baffle dipasang memanjang di bagian tengah
tangki, memaksa fluida balik untuk melewati dinding tangki sehingga panasnya
dapat sepenuhnya dipindahkan ke lingkungan sekitar melalui dinding tangki.
Gerak lamban perpindahan fluida antar ruang tersebut memberikan kesempatan
kepada bahan-bahan kontaminan untuk mengendap di bagian bawah, dan
mengurangi udara yang terperangkap yang akan memberikan hasil aliran fluida
semakin tidak torbulen.
Hidraulik halaman - 32
Unit Pembangkit Tekanan
Untuk keperluan industri, cara umum untuk menentukan ukuran reservoir adalah:
Ukuran Tangki (dalam gallon) = 2 kali gpm Pompa atau 3 kali gpm Pompa
Latihan:
1. Sebutkan keuntungan dari penggunaan sistem hidraulik!
Hidraulik halaman - 33
Unit Pembangkit Tekanan
Hidraulik halaman - 34
Elemen Penggerak
BAB III
ELEMEN PENGGERAK (ACTUATOR)
Jenis elemen penggerak (actuator) hidraulik adalah Silinder, Motor Hidraulik, dan
Motor Swing. Actuator mendapat tugas, mengubah energi hidraulik menjadi
energi gerak (energi mekanik), baik gerakan translasi maupun gerakan rotasi.
Contoh Kasus:
Berapa besar diameter piston sebuah silinder hidraulik yang harus dipilih, jika
tekanan kerja p = 160 bar dan gaya dorong yang diinginkan F = 30 kN.
Penyelesaian:
4A F 30 103 N mm 2
d ; A 18.75 cm2; d = 48.9 mm
p 160 10 N5
Hidraulik halaman - 35
Elemen Penggerak
Silinder Teleskopis
Plunger
Silinder Diferensial
Hidraulik halaman - 36
Elemen Penggerak
Silinder Gerak Simetri. Bentuk konstruksi bagian kiri dan kanan terdapat batang
piston yang sama (simetri). Pada tekanan kerja yang sama, akan menghasilkan
gaya dorong (gaya dorong maju dan mudur) yang sama, begitu juga pada debit
yang sama, akan menghasilkan kecepatan piston maju dan mundur yang sama.
Jenis ini mempunyai kerugian akibat konstruksi yang lebih besar.
Silinder Khusus. Jika diperlukan silinder pada tempat yang terbatas, tetapi
harus mempunyai panjang langkah yang besar, maka digunakan Silinder
Teleskopis. Jenis ini mempunyai kelemahan, yaitu pada debit yang sama
kecepatan gerakan maju dari setiap tingkat tidak sama, semakin kecil
diameternya semakin besar kecepatannya. Untuk mendapat kecepatan yang
sama, dapat digunakan tambahan sistem kontrol yang berfungsi mengatur debit
pada setiap tingkat silinder itu.
Servo Cylinder (silinder servo), yaitu jenis silinder hidraulik yang dilengkapi
dengan katup servo, yang dapat digunakan untuk mengatur gerakan maju dan
mundur dari silinder.
Hidraulik halaman - 37
Elemen Penggerak
Maju
Munu dur
Hidraulik halaman - 38
Elemen Penggerak
a) Axial Piston
Pisto n
c) Vane
Gambar 3.4 Swing Motor
Contoh Kasus:
Motor hidraulik bekerja pada debit Q = 312 lter/menit, tekanan p = 250 bar.
Efisiensi = 0.7 dan putaran n = 780 min-1.
Berapa momen torsi dan daya yang dihasilkan motor tersebut?
Penyelesaian:
Hidraulik halaman - 40
Elemen Penggerak
Hidraulik halaman - 41
Elemen Penggerak
Hidraulik halaman - 42
Elemen Penggerak
Tekanan
Putaran
Hidraulik halaman - 43
Elemen Penggerak
Piston
Rumah Silinder
Saluran T ekanan
Pemutar
Saluran ke T angki
Nocken
Rol
Hidraulik halaman - 44
Elemen Penggerak
Latihan:
1. Jelaskan tentang aliran yang terjadi pada differential cylinder!
2. Apa yang dimaksud dengan telescopics cylinder?
3. Apa kegunaan dari swing motor?
4. Apa yang dimaksud dengan motor kecepatan tinggi?
5. Apa keuntungan dari motor kecepatan rendah?
6. Jelaskan perbedaan antara rangkaian motor-pompa terbuka dan tertutup!
Hidraulik halaman - 45
Katup
BAB IV
KATUP (VALVE)
Melalui katup akan dapat dilakukan pengaturan terhadap arah, besar tekanan
dan volume aliran, kecepatan dan gaya dorong dari silinder atau motor.
Berdasarkan konstruksinya katup dibedakan menjadi katup tetap (dengan bola)
dan katup geser (dengan piston).
Berb en tu k Bo la
Langkah
Pengaturan
Sudut Pengaturan
Hidraulik halaman - 46
Katup
Symbol
Bagian Tirus
Piston Peredam
Beban yang
berubah-ubah
Penjepit Awal
Jika terdapat 2 buah silinder yang bekerja seperti pada mesin potong pelat,
silinder 1 berfungsi sebagai penjepit pelat, sedang silinder 2 berfungsi sebagai
pisau pemotongnya, maka rangkaiannya bisa menggunakan katup Pressure
Relief Valve (PRV) seperti pada gambar 4.6.
Penjepit Pemotongan
Dudukan Katup
Pengatur
Piston
Throttle
Katup Utama
Hidraulik halaman - 49
Katup
Penjepit Pemotongan
Squence Valve
untuk mengaktifkan
Silinder
Penggerak
Squence Valve
untuk mematikan
Hidraulik halaman - 50
Katup
Hidraulik halaman - 51
Katup
Hidraulik halaman - 52
Katup
Berdasarkan bentuk posisi tengah dari katup kontrol arah 4/3, dapat dibedakan
menjadi:
Posisi tengah tertutup (centre closed)
Posisi tengah terbuka (centre opened)
Posisi tengah mengambang (float)
Posisi tengah regeneratif (regenerative)
Posisi Tengah Tertutup (centre closed)
Semua saluran pada posisi netral tertutup.
Gambar 4.16 Katup Kontrol Arah 4/3 Posisi Tengah Tertutup dan Simbol
Jika dihubungkan dengan sebuah Double Acting Cylinder, silinder akan terkunci,
diam pada posisinya. Dalam beberapa lama piston sedikit demi sedikit akan
turun oleh karena adanya kebocoran dalam.
Hidraulik halaman - 53
Katup
Pada kondisi ini, fluida dari pompa akan mengalir ke tangki melalui katup relief
pada tekanan kerja maksimum, sehingga akan menimbukan panas, dan
membutuhkan penggunaan tenaga pompa yang tinggi (tidak efisien), kelebihan
tenaga akan berubah menjadi panas.
T A P B
Gambar 4.18 Katup Kontrol Arah 4/3 Posisi Tengah Terbuka dan Simbol
Hidraulik halaman - 54
Katup
Aliran fluida dari pompa akan mengalir ke tangki melewati katup kontrol arah
tanpa hambatan yang berarti. Tekanan yang terjadi minimum, tidak timbul panas
yang berlebih, dan pompa tidak memerlukan tenaga yang besar.
T P
Gambar 4.20 Katup Kontrol Arah 4/3 Posisi Tengah Tandem dan Simbol
Hidraulik halaman - 55
Katup
Pada jenis ini, akan dihasilkan penguncian hidraulik untuk menahan silinder diam
pada posisinya, namun memberikan jalan aliran fluida dari pompa ke tangki,
sehingga tenaga yang dibutuhkan pompa rendah dan tidak menimbulkan panas
yang berlebihan.
T A P B
Gambar 4.22 Katup Kontrol Arah 4/3 Posisi Tengah Mengambang dan Simbol
Hidraulik halaman - 56
Katup
Saat motor diperlambat menuju berhenti, fluida akan mengalir dari motor dan
kembali lagi masuk ke motor.
Untuk tujuan perawatan, konveyor dapat digerakkan secara manual tanpa harus
memutuskan motor hidraulik dengan konveyor.
Hydrauli c Motor
Posisi Regeneratif
Dua buah saluran (A dan B) terhubung ke pompa, dan satu saluran tertutup.
Hidraulik halaman - 57
Katup
Hidraulik halaman - 58
Katup
Menahan beban yang besarnya bervariasi Kecepatan dua arah yang bervariasi
Hidraulik halaman - 59
Katup
Alternatif 1:
Pada langkah maju, kedua pompa akan memberikan fluida ke sistem sampai
dengan piston menghasilkan tekanan sistem sebesar 500 psi. Pada kondisi ini,
katup relief yang diatur 500 psi akan membuka dan memberikan jalan untuk
fluida sebesar 20 gpm mengalir ke tangki, meninggalkan motor dengan
kemampuan 5 gpm terus memberikan aliran ke sistem untuk menghasilkan
tekanan pengepresan yang terakhir selama 4 menit. Jika tekanan sistem terus
meningkat sampai dengan 1200 psi, maka katup relief yang diatur 1200 psi akan
membuka dan mengalirkan 5 gpm ke tangki.
Dengan cara ini pemborosan energi yang disertai dengan peningkatan
temperatur sistem dapat dihindarkan. Untuk menghindari kembalinya aliran 5
gpm ke tangki saat katup relief 500 psi terbuka maka dipasang check valve.
Hidraulik halaman - 60
Katup
M 20 gpm 5 gpm M
Alternatif 2:
500 psi
1200 psi
M 20 gpm 5 gpm M
Hidraulik halaman - 61
Katup
Sistem high-low dapat juga dicapai dengan memasang dua unit pompa yang
dilengkapi dengan saklar kontrol start/stop dari motor penggerak pompa yang
besar. Saat tekanan sistem mencapai 500 psi, saklar stop dari motor penggerak
pompa besar akan bekerja mematikan motor, meninggalkan motor yang kecil
untuk melanjutkan proses akhir pengepresan.
Alternatif 3:
Cara lain untuk mendapatkan sistem high-low adalah dengan menggunakan
pompa jenis pressure-compensated variable volume. Saat piston berhenti
bergerak dan tekanan sistem semakin meningkat sampai dengan seting tekanan
pompa, maka pompa akan mengatur pada posisi tidak memberikan fluida.
1200 psi
25 gpm
Hidraulik halaman - 62
Katup
Hidraulik halaman - 63
Katup
Hidraulik halaman - 64
Katup
Latihan:
1. Jelaskan mengapa pada semua sistem hidraulik harus dilengkapi dengan
katup relief?
2. Gambarkan simbol dari katup kontrol arah 4/2 (empat saluran, dua posisi)!
3. Gambarkan simbol dari katup kontrol arah 2/2 (dua saluran, dua posisi)!
4. Gambarkan simbol dari katup kontrol arah 4/3 (empat saluran, tiga posisi)
dengan posisi tengah tandem, penengahan posisi dengan pegas, dan
dikontrol dengan solenoid?
5. Sebutkan tujuan penggunaan dari sistem high-low pada sistem hidraulik?
Hidraulik halaman - 65
Filtrasi dan Fluida
BAB V
FILTRASI DAN FLUIDA
Hidraulik halaman - 66
Filtrasi dan Fluida
Hidraulik halaman - 68
Filtrasi dan Fluida
dapat menghasilkan kotoran yang tinggal di dalam sistem. Kotoran ini tidak selalu
dibersihkan oleh pekerja.
Komponen biasanya bersih sesuai dengan yang ditentukan oleh pemakai
komponen tersebut, tetapi waktu antara komponen meninggalkan pabrik dan
waktu komponen dipasang pada instalasi akan terdapat kotoran jika tidak
dikontrol dengan baik selama pengangkutan dan penyimpanannya.
Kotoran juga dapat berada di dalam pipa atau reservoir, ini dihasilkan saat
fabrikasi. Untuk mengurangi terjadinya kotoran saat instalasi, maka sebaiknya
ujung-ujung pipa ditutup dan tetap tertutup sampai pipa, selang siap untuk dirakit.
b) Kotoran dari Tempat Fluida
Fluida yang diterima dalam tangki tidak selalu bersih, walaupun telah dilakukan
tindakan pencegahan dengan baik oleh penjual fluida hidraulik. Sebagian besar
fluida saat diisikan kedalam tangki dilewatkan saringan, tetapi sayangnya tangki
sendiri tidak bersih seperti yang diinginkan oleh pemakai. Kotoran ini harus
dibuang dari fluida dengan menggunakan saringan yang baik sebelum
dimasukan kedalam reservoir. Secara praktis kotoran tersebut disaring dengan
ukuran 10 sampai dengan 20 m.
c) Kotoran dari Udara
Kotoran dapat masuk ke dalam sistem lewat saluran pernapasan (breathing) di
reservoir, hal ini terjadi saat aktuator bergerak, maka ketinggian fluida di dalam
reservoir berubah dan ini yang disebut dengan “Reservoir Breathing”, yaitu udara
akan masuk dan keluar dari reservoir.
Saat udara masuk kedalam reservoir tersebut akan membawa kotoran dan akan
tertinggal di dalam reservoir. Hal ini tidak akan terjadi bila reservoir bertekanan.
d) Kotoran yang masuk (pull-in)
Silinder yang beroperasi pada kondisi kotor, cenderung menarik kotoran ke
dalam silinder setiap kali batang piston bergerak masuk. Meskipun pada ujung
silinder telah dilengkapi dengan seal yang mencegah kotoran masuk terbawa
batang piston kedalam silinder, tetapi masih ada kotoran yang terbawa masuk.
Penggunaan “rod boot” dan “rod scraper” dapat mengurangi jumlah kotoran yang
masuk, tetapi ini bukan penyelesaian akhir masalah yang timbul. Sebaiknya
dipasang saringan pada saluran balik.
e) Kotoran hasil perawatan
Hidraulik halaman - 69
Filtrasi dan Fluida
Setiap kali komponen dilepaskan dari rangkaian atau diperbaiki kotoran dapat
masuk ke dalam sistem.Bila komponen akan dilepas dari rangkaian diperlukan
pembersihan pipa yang masuk kedalam komponen dan juga pembersihan
komponen. Ujung pipa sebaiknya ditutup untuk mencegah masuknya kotoran.
Penggantian komponen sebaiknya dicuci dan dikeringkan dengan udara dan
selanjutnya ditutup. sampai komponen akan dirakit.
f) Kotoran yang dihasilkan
Kotoran ini berasal dari ausnya komponen yang saling bergesekan. Kotoran hasil
proses ini lebih banyak timbul pada sistem yang baru. Kotoran ini dapat diambil
dengan menggunakan saringan pada saluran balik.
Hidraulik halaman - 70
Filtrasi dan Fluida
Hidraulik halaman - 71
Filtrasi dan Fluida
Hidraulik halaman - 72
Teknik Penyelesaian Masalah
BAB VI
TEKNIK PENYELESAIAN MASALAH (TROUBLESHOOTING)
Hidraulik halaman - 73
Teknik Penyelesaian Masalah
Jika viskositas fluida yang dispesifikasikan untuk sistem terlalu tinggi, mungkin
akan menyebabkan terjadinya kavitasi pada pompa oleh karena karasteristik
aliran dari viskositas fluida yang tinggi. Fluida tidak dapat masuk ke ruang pompa
dengan cukup cepat.
d) Temperatur fluida yang terlalu rendah
Jika temperatur fluida terlalu rendah akan terjadi kavitasi pada pompa sampai
dengan fluida cukup panas sehingga viskositasnya turun sampai dengan nilai
viskositas yang tepat. Umumnya pembuat pompa tidak menginginkan pompa
produksinya dijalankan saat viskositas fluida melebihi 4000 SUS pada temperatur
saat menjalankan pompa. Oleh karena itu harus diyakinkan bahwa viskositas
fluida pada reservoir mempunyai nilai yang tepat. Viskositas fluida yang tinggi
akan tidak memungkinkan fluida mengalir kepompa dengan cepat untuk mengisi
ruang-ruang pompa sehingga timbul kavitasi.
Langkah yang baik adalah untuk mencek lembar-lembar data setiap komponen
untuk mengetahui viskositas minimum yang disyaratkan, dan yakinkan bahwa
fluida yang digunakan pada sistem akan mempunyai viskositas yang berada
range viskositas yang disyaratkan dari perubahan temperatur yang terjadi.
e) Kecepatan motor yang salah
Pompa yang berputar melebihi dari kecepatan desain tidak dapat mendapatkan
fluida yang cukup untuk mengisi ruang-ruang pompa sehingga timbul kavitasi,
sehingga harus diyakinkan bahwa kecepatan motor bersesuaian dengan
kecepatan desain pompa. Produsen pompa akan menunjukkan informasi pada
lembaran data komponen range kecepatan setiap pompa yang
direkomendasikan. Jika range kecepatan tersebut dilampaui, maka akan
memperpendek umur pompa.
f) Baut-baut pengencang rumah pompa longgar
Suara bising pada pompa mungkin disebabkan terjadinya kelonggaran baut
pengencang pada rumah pompa akibat terjadinya getaran yang mengakibatkan
mengalirnya udara ke ruang pompa, sehingga terjadi kavitasi. Baut-baut
pengencang rumah pompa harus diikat (dibaut) cukup keras sesuai dengan yang
dianjurkan oleh pembuat pompa pada spesifikasi pompa.
Hidraulik halaman - 74
Teknik Penyelesaian Masalah
Beberapa pompa, oleh karena desainnya tidak dapat priming sendiri oleh karena
itu diperlukan pengisian pada rumah pompa dengan fluida hidraulik sebelum
sistem hidraulik dijalankan untuk pertama kalinya. Pertama yang perlu dilakukan
setelah mengencangkan baut rumah pompa yaitu mengisikan rumah pompa
dengan fluida hidraulik secukupnya. Dengan cara ini pompa akan diprime secara
sempurna.
h) Mulut saluran isap terlalu tinggi
Pompa mempunyai kemampuan tinggi isap yang tertentu. Jika pompa dipasang
dengan mulut saluran isap yang terlalu tinggi, maka fluida hidraulik tidak dapat
masuk ke pompa sehingga timbul kavitasi. Jika ini terjadi maka pemasangan
pompa perlu disesuaikan dengan data teknik tentang ketinggian mulut saluran
isap sesuai dengan lembar data kemampuan pompa.
i) Saluran isap pompa terlalu kecil
Jika saluran isap pompa terlalu kecil untuk kemampuan pompa yang ada, maka
akan terjadi tidak cukup fluida yang masuk ke pompa, sehingga akan timbul
kavitasi. Saluran isap sebaiknya tidak boleh terlalu kecil dari lubang masuk
pompa. Umumnya, sebaiknya diameter pipa isapnya lebih besar satu ukuran dari
diameter lubang masuk pompa. Sebagai contoh jika diameter lubang pompa
0.5”, maka diameter saluran isapnya 0.75”. Jika diameter lubang masuk pompa
1”, maka diameter saluran isapnya 1.25”.
j) Kesalahan pemasangan seal pada poros
Seal pada poros dipasang untuk menghindari kebocoran luar dari fluida hidraulik
pada pompa. Dalam pemasangannya sering terjadi terbalik. Jika ini terjadi maka
akan memungkinkan udara masuk ke pompa melalui sisi singgung antara seal
dengan poros yang akan menyebabkan kavitasi.
k) Pipa isap terlalu pendek pada reservoir
Sumber lain penyebab kavitasi adalah terjadi pada reservoir. Jika saluran isap ke
pompa tidak tercelup di bawah permukaan fluida hidraulik pada reservoir, maka
akan memungkinkan udara masuk ke pompa yang menyebabkan kavitasi.
Saluran isap harus tercelup cukup dalam walaupun dalam kondisi ketinggian
fluida hidraulik minimum, saluran isap masih cukup tercelup untuk menghidari
terjadinya pusaran yang dapat membawa udara ke sistem. Sebagai perkiraan
umum jarak ujung saluran isap dengan dasar reservoir sebaiknya sebesar 6” dan
Hidraulik halaman - 75
Teknik Penyelesaian Masalah
Hidraulik halaman - 77
Teknik Penyelesaian Masalah
akan membantu mengatasi hal ini. Isi reservoir dengan ketinggian normal dengan
fluida hidraulik yang bersih.
d) Kesalahan pemasangan seal poros
Jika terjadi kesalahan pemasangan seal pada poros akan memungkinkan udara
masuk ke pompa yang akan mengakibatkan tekanan sistem turun.
e) Putaran pompa terbalik
Jika pompa berputar dengan arah terbalik, pompa tidak dapat menghasilkan
aliran yang cukup. Pompa harus berputar sesuai dengan desainnya.
e) Kebocoran luar
Kebocoran luar pada salah satu bagian sistem akan menyebabkan kelambanan
gerak dari aktuator, hal ini karena kebutuhan fluida dorong tidak terpenuhi dari
akibat terjadi pengurangan karena terjadinya kebocoran. Pengontrolan secara
rutin terhadap kebocoran luar akan sangat membantu mengatasi gangguan ini.
Hidraulik halaman - 79
Teknik Penyelesaian Masalah
Jika sistem hidraulik menggunakan katup kontrol arah sebagai komponen untuk
proses unloading, dan jika perpindahan spool tidak sempurna, tanpa melihat
penyebabnya, akan meningkatkan temperatur sistem. Hal ini oleh karena
penurunan tekanan pada spool yang terbuka sebagian akan mengalirkan fluida
seakan terjadi kebocoran yang akan meningkatkan temperatur sistem.
e) Katup relief tidak menempati kedudukannya dengan baik
Jika katup relief tidak menempati dudukannya dengan baik, akan timbul
kebocoran dalam yang akan menyebabkan timbulnya kenaikan temperatur
sistem oleh karena adanya aliran kebocoran dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah.
f) Kesalahan disain sistem
Jika dalam desain sistem memungkinkan terjadinya piston untuk menggerakkan
ke posisi maksimum apakah dalam gerak maju ataupun mundur, dan diam pada
posisi maksimumnya, sementara fluida terus menerus melewati katup relief,
maka akan terjadi peningkatan temperatur sistem. Desain sistem harus
sedemikian rupa, sehingga pompa pada kondisi aktuator seperti di atas, harus
dalam kondisi tanpa pembebanan.
g) Kebocoran dalam
Jika komponen-komponen sistem telah aus sehingga menimbulkan kebocoran
dalam apakah pada pompa, motor atau aktuator lain maka akan meningkatkan
temperatur sistem. Semakin besar tingkat kebocorannya, maka semakin tinggi
kenaikan temperaturnya.
Hidraulik halaman - 80
Teknik Penyelesaian Masalah
pertama. Ini untuk meyakinkan fluida akan terbebas dari kontaminan dan kotoran
yang tersisa saat penyaringan dalam pengisian resevoir. Selanjutnya
penggantian filter sesuai dengan kebutuhan.
Langkah 5:
Atur alat pengatur tekanan.
Atur pengaturan tekanan pada katup relief utama, kompensator pompa, dan
semua komponen dengan pengotoran tekanan pada nilai minimumnya. Ini
termasuk squence valve, counter balance valve dan lain-lain. Dengan
pengaturan ini, diyakinkan laju aliran fluida yang maksimum dengan tekan
seminimum mungkin. Ini diasumsikan bahwa semua beban berada langkah
terbawah, jika tidak maka diperlukan untuk mengatur counter balance pada
tekanan maksimumnya untuk menjaga beban tidak jatuh. Setelah tidak terjadi
gangguan, maka dapat dilakukan penyetelan tekanan sesuai dengan nilai
sesungguhnya.
Langkah 6:
Atur pengaturan kecepatan dan katup-katup cushion.
Buka setiap katup cushion pada silinder pada langkah tengahnya, dan atur
pengontrol kecepatan pada langkah tengahnya pula. Dengan melakukan hal ini,
dapat diyakinkan kemampuan aliran sebagiannya. Kemudian semua pengaturan
tersebut diatur sesuai dengan nilai sebenarnya.
Hidraulik halaman - 82
Teknik Penyelesaian Masalah
terdapat pada katup kontrol aliran. Bila setelah katup kontrol aliran diatur dan
ternyata tidak ada pengaruhnya (piston tetap tidak mau bergerak). Maka
pemeriksaan dapat dilanjutkan pada langkah yang ke 4.
2g
2h
2e 2f
2d
2c
DOWN UP
2a 2b
Langkah 4:
Periksa dinding silinder.
Bila terjadi kebocoran pada seal di dalam silinder, maka ini dapat diperiksa
dengan cara merasakan dinding silinder. Periksa seluruh dinding silinder dengan
jari, bila terdapat kebocoran seal maka pada tempat yang bocor permukan
silinder akan panas. Bila tidak terdapat bagian yang panas, maka seal pada
piston kondisinya baik, dan pemeriksaan dapat dilanjutkan pada langkah 5.
Langkah 5:
Hidraulik halaman - 84
Teknik Penyelesaian Masalah
fluida akan mengalir lewat katup dengan suatu kecepatan. Bila memang ini
masalahnya gantilah silinder dan atur kembali seluruh katup pada posisi semula.
Hidraulik halaman - 86
Teknik Penyelesaian Masalah
Hidraulik halaman - 87
Teknik Penyelesaian Masalah
Latihan
1. Sebutkan beberapa sumber penyebab yang mengakibatkan pompa bising!
2. Sebutkan beberapa sumber penyebab yang mengakibatkan tekanan sistem
rendah!
3. Sebutkan beberapa sumber penyebab yang mengakibatkan aktuator bergerak
tidak menentu!
4. Sebutkan beberapa sumber penyebab yang mengakibatkan panas berlebih
pada sistem!
Hidraulik halaman - 88
Praktek Rangkaian
BAB VII
PRAKTEK RANGKAIAN
Rangkaian 1
Judul : Kenaikan Tekanan dan Kurva Pompa
Tujuan
a. Pemahaman fungsi dan cara kerja pressure relief valve
b. Pemahaman sistem rangkaian hidraulik yang dirangkai
c. Pemahaman karakteristik pompa hidraulik
Kegunaan:
Pressure relief valve merupakan komponen yang berfungsi sebagai pengaman
dalam rangkaian hidraulik. Melalui katup ini, jika terjadi tekanan yang
berlebihan dalam rangkaian hidraulik, akan dialirkan menuju tangki.
Dasar Teori
Dalam rangkaian hidraulik, pompa hidraulik menerima energi mekanik dari
motor penggerak dan diubah menjadi energi hidraulik. Energi hidraulik ini
tekanan (p) dan laju aliran (Q). Apabila tekanan dari pompa hidraulik ini diberi
tahanan berupa pressure relief valve (maksudnya untuk diatur sesuai
keinginan), maka sebagian dari aliran fluida akan mengalir ke tangki. Besarnya
tekanan (p) dan laju aliran (Q) yang terjadi dapat digambarkan barupa grafik
p(Q) seperti gambar di bawah ini. Grafik ini dapat disebut sebagai karakteristik
pompa.
Tekanan Kerja (p)
Hidraulik halaman - 89
Praktek Rangkaian
Langkah Kerja
1. Siapkan peralatan yang akan digunakan
2. Lakukan perangkaian sesuai dengan gambar rangkaian
3. Kendurkan baut pengatur pada pressure relief valve
4. Mintalah kepada pembimbing untuk memeriksa rangkaian
5. Hidupkan power unit
6. Lakukan pengaturan tekanan sesuai dengan data
7. Lakukan pembacaan skala pada flowmeter
8. Catat semua data yang terbaca
9. Gambarkan grafik karakteristik pompa p (Q)
Keselamatan Kerja
a. Kencangkan baut/mur pengencang dengan hati-hati, tanpa menggunakan
gaya pengencangan yang berlebih.
b. Hidupkan motor listrik, hanya jika sudah mendapatkan perintah instruktur
c. Jangan pernah bekerja dengan tangan berlumuran oli, hal ini sangat
berbahaya.
d. Yakinkan bahwa lantai tidak licin
e. Lepas rangkaian hidraulik hanya jika tidak ada tekanan pada rangkaian
Gambar Rangkaian
Pe1
Relief Valve
Flowmeter
Tank
Pump 1 Pump 2
Leakage Oil
M
Power Unit
P2
P1
Pelaksanaan Pengamatan
Hidraulik halaman - 90
Praktek Rangkaian
Data:
Tekanan p (bar) 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Debit Q (l/min)
Analisis/Pembahasan:
Kesimpulan:
Hidraulik halaman - 91
Praktek Rangkaian
Rangkaian 2
Judul : Directional Control Valve
Tujuan
a. Pengenalan dan pemahaman sistim rangkaian hidraulik yang dirangkai.
b. Pemahaman cara kerja dan fungsi Katup Kontrol 2/2, 3/2 dan 4/2
Kegunaan
1. Katup kontrol arah ini sebagai pengaturan dan pengarahan aliran fluida
dari suatu rangkaian hidraulik
2. Katup kontrol 2/2 untuk kondisi ON/OFF
3. Katup kontrol 3/2 untuk mengontrol Single Acting Cylinder
4. Katup kontrol 4/2 untuk mengontrol Double Acting Cylinder
Langkah Kerja
1. Siapkan peralatan yang akan digunakan
2. Lakukan perangkaian sesuai dengan gambar rangkaian
3. Hidupkan power unit
4. Lakukan pengontrolan masing-masing katup kontrol sesuai diagram step
5. Lakukan pembacaan skala pada flowmeter dan manometer
6. Catat semua data pada table yang tersedia
Keselamatan Kerja
a. Kencangkan baut/mur pengencang dengan hati-hati, tanpa menggunakan
gaya pengencangan yang berlebih.
b. Hidupkan motor listrik, hanya jika sudah mendapatkan perintah instruktur
c. Jangan pernah bekerja dengan tangan berlumuran oli, hal ini sangat
berbahaya.
d. Yakinkan bahwa lantai tidak licin
e. Lepas rangkaian hidraulik hanya jika tidak ada tekanan pada rangkaian
Hidraulik halaman - 92
Praktek Rangkaian
Gambar Rangkaian
0 1
Pe1
P A
2/2 DCV
1 0
3/2 DCV T P
Pe3 Pe2
A B
0 1
P T
3/2 DCV
Relief Valv e Flow meter
Tank
Pump 1 Pump 2
Leakage Oil
M
Pow er Unit
P2
P1
Data:
I II III IV V VI VII VIII
4/2-DCV Position 0 0 0 0 1 1 1 1
Flow Paths P A P A
B T B T
2/2-DCV Position 0 1 0 1 0 1 0 1
Flow Paths P 0 P A
3/2-DCV Position 0 0 1 1 0 0 1 1
Flow Paths P 0 P 0
P1 in bar 60
p2 in bar 0
p3 in bar 60
Flow at T 1 T2 T1 T2
Yes/No No No No Yes
Hidraulik halaman - 93
Praktek Rangkaian
Diagram Step:
Hydraulic Equipment Condition Step
No. Equipment Action Function Position
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Pump Convertion of on
Energy
off
2. PRV Relief of Pressure 60 bar
0
3. 4/2 DCV Control 1
0
4. 2/2 DCV Control 1
0
5. 3/2 DCV Control 1
Kesimpulan:
Hidraulik halaman - 94
Praktek Rangkaian
Rangkaian 3
Judul : Silinder Kerja Tunggal (Single Acting Cylinder-SAC)
Tujuan:
1. Pengenalan dan pemahaman sistem rangkaian hidraulik yang dirangkai
2. Pemahaman cara kerja dan fungsi silinder kerja tunggal yang dikontrol
dengan katup kontrol 3/2 normal tertutup
3. Melengkapi diagram step
4. Menghitung besarnya beban pada single acting cylinder
Kegunaan:
Silinder kerja tunggal untuk mengkonversikan energi tekanan fluida hidraulik
menjadi gaya linier (energi mekanik)
Teori Dasar:
Gaya linier dan kecepatan gerak dari silinder kerja tunggal, sesuai dengan
rumus sebagai berikut:
Gaya = Tekanan x Luas penampang F = p x A
Debit Q
Kecepatan = v=
Luas Penampang A
Langkah Kerja
1. Siapkan peralatan yang akan digunakan
2. Lakukan perangkaian sesuai dengan gambar rangkaian
3. Hidupkan power unit
4. Lakukan pengontrolan masing-masing katup kontrol sesuai dengan perintah
yang ada pada diagram step.
5. Lakukan pembacaan sesuai dengan kolom data yang harus diisikan
6. Lengkapi diagram step
Keselamatan Kerja
a. Kencangkan baut/mur pengencang dengan hati-hati, tanpa menggunakan
gaya pengencangan yang berlebih.
b. Hidupkan motor listrik, hanya jika sudah mendapatkan perintah instruktur
c. Jangan pernah bekerja dengan tangan berlumuran oli, hal ini sangat
berbahaya.
d. Yakinkan bahwa lantai tidak licin
e. Lepas rangkaian hidraulik hanya jika tidak ada tekanan pada rangkaian
Gambar Rangkaian
Hidraulik halaman - 95
Praktek Rangkaian
Pe1 Pe2
SAC
0 1
Beban
P T
3/2 DCV
Relief Valv e
Tank
Pump 1 Pump 2
Leakage Oil
M
Pow er Unit
P2
P1
1 Diam
2 Naik
3 Turun
4 Ditahan
3. Berapa besarnya gaya yang timbul pada data saat SAC naik ?
Kesimpulan:
Hidraulik halaman - 96
Praktek Rangkaian
Rangkaian 4
Judul : Silinder Kerja Ganda (Double Acting Cylinder-SAC)
Tujuan:
1. Pengenalan dan pemahaman sistem rangkaian hidraulik yang dirangkai
2. Pemahaman cara kerja dan fungsi silinder kerja ganda yang dikontrol
dengan katup kontrol 4/2 normal.
3. Melengkapi diagram lintasan tangga.
4. Menghitung besarnya beban pada double acting cylinder
Kegunaan:
Silinder kerja ganda untuk mengkonversikan energi tekanan dari fluida
hidraulik menjadi gaya linier (energi mekanik) dengan arah keluar dan masuk
tergantung dari aliran fluida.
Teori Dasar :
Gaya linier dan kecepatan gerak dari silinder dua gerakan, sesuai dengan
rumus sebagai berikut:
Gaya = Tekanan x Luas penampang F = p x A
Debit Q
Kecepatan = v=
Luas Penampang A
Peralatan:
1. Power Unit : 1 buah
2. Manometer : 3 buah
3. Pressure Relief Valve : 1 buah
4. Shutt-off : 1 buah
5. Selang besar : 10 buah
6. Double acting cylinder : 1 buah
7. Flowmeter : 1 buah
Langkah Kerja:
1. Siapkan peralatan yang akan digunakan
2. Lakukan perangkaian sesuai dengan gambar rangkaian
3. Hidupkan power unit
4. Lakukan pengontrolan masing-masing katup kontrol sesuai diagram step
5. Lakukan pembacaan sesuai dengan kolom data yang harus diisikan
6. Lengkapi diagram step
Keselamatan Kerja
a. Kencangkan baut/mur pengencang dengan hati-hati, tanpa menggunakan
gaya pengencangan yang berlebih.
b. Hidupkan motor listrik, hanya jika sudah mendapatkan perintah instruktur
c. Jangan pernah bekerja dengan tangan berlumuran oli, hal ini sangat
berbahaya.
d. Yakinkan bahwa lantai tidak licin
e. Lepas rangkaian hidraulik hanya jika tidak ada tekanan pada rangkaian
Gambar Rangkaian:
Hidraulik halaman - 97
Praktek Rangkaian
Pe1
DAC
A B
0 1
P T 4/2 DCV
Relief Valv e
Tank
Pump 1 Pump 2
Leakage Oil
M
Pow er Unit
P2
P1
1 Maju awal
2 Maju akhir
3 Mundur awal
4 Mundur akhir
Hidraulik halaman - 98
Praktek Rangkaian
Diagram Step :
Hydraulic Equipment Condition Step
No. Designation Action Function Position 0 1 2 3 4
1. Hydraulic Pump Convertion of on
Energy
off
2. PRV Relief of Pressure 20
0
3. DAC Forward Front
Backward Back
4. 4/2 Way Valve Control 1
Kesimpulan:
Hidraulik halaman - 99
Praktek Rangkaian
Rangkaian 5
Judul : Motor Hidraulik (Hydraulics Motor)
Tujuan:
1. Pengenalan dan pemahaman sistim rangkaian hidraulik yang dirangkai.
2. Pemahaman cara kerja dan fungsi Motor Hidraulik dikontrol dengan katup
kontrol 4/3 normal tertutup
3. Melengkapi diagram step
4. Menghitung rpm pada Motor Hidraulik
Kegunaan:
Motor Hidraulik untuk mengkonversikan energi tekanan dari fluida hidraulik
menjadi gerak putar (energi mekanik) dengan arah putar kanan dan kiri,
tergantung dari arah aliran fluida.
Teori Dasar :
Gerak putar dan rpm dari Motor Hidraulik, sesuai dengan rumus berikut:
Debit Q
Putaran/me nit = n = (RPM)
Konstanta C
Peralatan:
1. Power Unit : 1 buah
2. Manometer : 3 buah
3. Relief Valve : 1 buah
4. Selang besar : 19 buah
5. Motor Hidraulik : 1 buah
6. Flowmeter : 1 buah
7. Katup 4/3-DCV NO : 1 buah
8. Stop Watch : 1 buah
9. One Way Flow Control Valve : 2 buah
Langkah Kerja :
1. Siapkan peralatan yang akan digunakan
2. Lakukan perangkaian sesuai dengan gambar rangkaian
3. Hidupkan power unit
4. Lakukan pengontrolan katup kontrol 4/3 sesuai diagram step
5. Lakukan pembacaan sesuai dengan kolom data yang harus diisikan
6. Lengkapi diagram lintasan tangga.
Keselamatan Kerja
a. Kencangkan baut/mur pengencang dengan hati-hati, tanpa menggunakan
gaya pengencangan yang berlebih.
b. Hidupkan motor listrik, hanya jika sudah mendapatkan perintah instruktur
c. Jangan pernah bekerja dengan tangan berlumuran oli, hal ini sangat
berbahaya.
d. Yakinkan bahwa lantai tidak licin
e. Lepas rangkaian hidraulik hanya jika tidak ada tekanan pada rangkaian
Gambar Rangkaian:
Pe3
Pe2
Hy draulic Motor
Pe1
4/3 DCV A B
2 0 1
P T
Relief Valve
Tank
Pump 1 Pump 2
Leakage Oil
M
Power Unit
P2
P1
Data:
No. Motor Hidraulik 4/3-DCV RPM Pe1 Pe2 Pe3 Q
1 Diam
2 Putar Kanan
3 Putar Kiri
Kesimpulan:
Rangkaian 6
Judul : Akumulator (Accumulator)
Tujuan:
1. Pengenalan dan pemahaman sistim rangkaian hidraulik yang dirangkai
2. Pemahaman cara kerja dan fungsi Accumulator
Kegunaan:
1. Untuk meredam frekwensi tekanan
2. Untuk menyimpan energi
3. Sebagai kompensasi kebocoran yang terjadi
Teori Dasar :
P
Peralatan:
1. Power Unit : 1 buah
2. Manometer : 2 buah
3. Relief Valve : 2 buah
4. Selang besar : 20 buah
5. Check Valve : 2 buah
6. Double Acting Cylinder : 1 buah
7. Flowmeter : 1 buah
8. Shutt-off : 2 buah
Langkah Kerja :
1. Siapkan peralatan yang akan digunakan
2. Lakukan perangkaian sesuai dengan gambar rangkaian
3. Hidupkan power unit
4. Atur tekanan kerja
5. Buka shutt-off pertama dan atur relief valve yang berhubungan dengan
accumulator, sesuai dengan tekanan yang ada pada data.
6. Matikan power unit
7. Shutt-off pertama dibuka, gerakkan DAC dan baca panjang langkahnya
8. Ulangi proses seperti perintah di atas
Keselamatan Kerja
Gambar Rangkaian:
Pe2
Accumulator
DAC
Flow Control Valv e
Pe1
A B
P T 4/2 DCV
Relief Valv e
Check Valv e
Tank
Pump 1 Pump 2
Leakage Oil
M
Pow er Unit
P2
P1
Data:
Tekanan Kerja Langkah Piston(mm) Volume
Pe (Bar) Maju Mundur (liter)
10
20
30
40
50
60
1. Terangkan aliran fluida saat mengisi Accumulator dan saat pengeluaran fluida
yang berasal dari Accumulator?
Pe
Kesimpulan: