Anda di halaman 1dari 109

BASIC

¬¬

HYDRAULIC

MECHANIC PEOPLE
ENTRY LEVEL DEVELOPMENT
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga dapat
tersusun buku “ Basic Hydraulic“ Buku ini disusun untuk melengkapi bahan pelatihan
basic mechanic course.

Buku ini disajikan dalam bentuk yang sederhana, dengan harapan dalam
pemahamannya akan lebih mudah, khususnya bagi Calon Mekanik atau Junior
Mekanik dibidang Alat-alat Berat.

Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa buku ini masih jauh dari
sempurna, maka dengan keterbatasan yang ada penyusun sangat mengharap kritik
dan saran dari para pembaca untuk meningkatkan kesempurnaan buku ini sehingga
tidak terjadi salah persepsi untuk pemahaman dari isi dan makna terhadap buku ini.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga buku ini dapat diselesaikan.

Maret 2023

Penyusun

Program & Academic

ALAT BANTU (TOOLS)

2
TENTANG BIRU NUSWANTARA

Untuk mendorong perubahan positif berskala global yang imersif melalui


Penata layanan Sosial Lingkungan.

BISA Ruang Vokasi Membangun Generasi Masa Depan Indonesia dengan


Kombinasi Seimbang Intelektualitas dan Karakter, serta Keahlian,
Keterampilan, dan Teknologi yang Kompetitif di Industri.

Karya Bisa membantu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan peralatan


dan komponen pendukung operasional melalui program kerja sama
dengan Institusi pendidikan, usaha kecil dan menengah dalam
menciptakan ekonomi lingkaran (circular economy).
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
TENTANG BIRU 4
DAFTAR ISI 5
PENDAHULUAN 7
BAB I DASAR – DASAR HIDROLIK 9
1.1. DASAR HIDROLIK 9
1.2. MENGAPA MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK? 9
1.3. SIFAT – SIFAT DASAR ZAT CAIR / FLUIDA 10
1.4. TEKANAN 14
SIRKUIT DASAR DAN KOMPONEN PADA SISTEM HIDROLIK 24
2.1. OPEN CENTER SISTEM 25
2.2. CLOSE CENTER SISTEM 26
2.3. TANKI HIDROLIK 27
2.4. HYDRAULIC PUMP 28
BAB III HYDRAULIC CONTROL VALVE 38
3.1. PRESSURE CONTROL VALVE 38
3.2. FLOW CONTROL VALVE 43
3.3. DIRECTIONAL CONTROL VALVE 49
BAB IV ACTUATOR 55
4.1. PENYEKAT / SEALS 55
4.2. LINIER ACTUATOR 56
4.3. CYLINDER BRAKE, CUSHION DAN PISTON 59
4.4. SILINDER TELESCOPIC 60
4.5. ROTARY ACTUATOR 61
4.6. TRAVEL MOTOR 62
4.7. VANE MOTOR 68
ALAT–SIMBOL
BAB V SIMBOL BANTU (TOOLS)
GRAFIK 70

4
5.1. SIMBOL DASAR 71
5.2. SIMBOL KOMPONEN DASAR 71
5.3. SIMBOL LINE 72
5.4. SIMBOL GRAFIK – TANKI HIDROLIK 73
5.5. SIMBOL GRAFIK – FILTER FLUIDA 74
5.6. SIMBOL GRAFIK – PUMP 74
5.7. SIMBOL GRAFIK – LINIER ACTUATOR 74
5.8. SIMBOL GRAFIK – ROTARY ACTUATOR 75
5.9. SIMBOL GRAFIK – VALVE 75
5.10. SIMBOL GRAFIK – ROTARY ACTUATOR 78
BAB VI CIRCUIT DIAGRAM 83
6.1. POWERTRAIN HYDRAULIC CIRCUIT DIAGRAM D8ESS-2A 83
6.2. HYDRAULIC CIRCUIT DIAGRAM D85ESS-2A 84
6.3. POWERTRAIN HYDRAULIC CIRCUIT DIAGRAM HD785-S 85
6.5. POWERTRAIN HYDRAULIC CIRCUIT DIAGRAM WA600-3 85
6.5. POWERTRAIN HYDRAULIC CIRCUIT DIAGRAM WA600-3 87
6.6. HYDRAULIC CIRCUIT DIAGRAM WA600-3 88

3|HYDRAULIC
PENDAHULUAN
1. Judul Modul

a. Basic Knowledge Hydraulic

Uraian Modul ini memberikan pengetahuan dasar - dasar sistem pada hidrolik.
Penjelasan dari modul ini memudahkan partisipant untuk mampu mengerti, memahami
struktur, fungsi dan cara kerja beberapa component pada sistem hydrolik dan
perlengkapan kerja ( attachement ), juga pengetahuan untuk melakukan cara-cara
penanganan, pemeriksaan, dan perawatan pada beberapa system dan component pada
hidrolik.

b. Pembelajaran & Pengembangan

Untuk memudahkan penyampaian modul ini, siswa perlu dilengkapi dengan


Handbook Basic Knowledge Hidrolik, Shop Manual, komponen praktek, tempat kerja
yang relevan atau simulasi lingkungan kerja dan peralatan untuk pengembangan /
mempraktekkan keterampilan tersebut.

c. Referensi yang di perlukan

 Tidak ada rekomendasi yang di haruskan.

d. Sumber Referensi

 Komatsu Unit Instruction Manual (Hydraulic).

 Training Aid.

 Fundamental CAT (Hydraulic).

 Handbook Hyraulic Specialist (BUMA).

Metode Penilaian Kelas dan Workshop Untuk memberikan hasil kerja yang
memuaskan dari modul ini, setiap hasil pekerjaan dan penilaian akan menjadi ukuran
dari penilaian modul tersebut. Dalam prakteknya, anda diharuskan untuk berpartisipasi
di dalam kelas dan tempat kerja dengan mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

e. Deskripsi Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran Hydraulic System membahas mengenai prinsip dasar


hydraulic yang meliputi:

 Sifat-sifat fluida.

 Tekanan dan gaya, satuan tekanan.

4|HYDRAULIC
 Hukum Pascal, Tekanan absolute dan tekanan gauge.

 Gaya dan kecepatan piston, loss of pressure, orifices dan hydraulic oil.

 Rangkaian dasar cyrcuit Hydraulic.

 Komponen-komponen hydraulic system, meliputi hydraulic tank, hydrauic


pump, hydraulic control valve, hydraulic cylinder, dan hydraulic filter.

5|HYDRAULIC
A. DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1. Training duration

 32 Hours – 4 Days

 50% Inclass – Discussion

 50% Practice

2. Jumlah Siswa

 Maksimal 14 orang

3. Training Passed

 Peserta dinyatakan lulus jika:

a. Nilai post test: 70

b. Nilai praktek: C

4. Pemberian Sertifikat

 Sertifikat akan diberikan kepada siswa yang memenuhi kriteria kelulusan.

 Surat keterangan akan diberikan kepada siswa yang memenuhi syarat


kehadiran minimal tetapi tidak memenuhi syarat minimal nilai kelulusan.

5. Sasaran pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini secara tuntas, siswa mampu menjelaskan


prinsip dasar hydraulic system serta menyebutkan nama dan lokasi, juga
menjelaskan fungsi komponen-komponen hydraulic.

6|HYDRAULIC
BAB I

BAB I DASAR – DASAR HIDROLIK


1.1. DASAR HIDROLIK
Sistem hidrolik sangat penting artinya dalam pengoperasian berbagai alat berat.
Dasar-dasar hidrolik dipakai dalam merancang berbagai terapan sistem hidrolik, sistem
steering, sistem brake (rem), power steering, sistem power train, dan transmisi
otomatis. Sebelum melanjutkan ke sistem mesin, pemahaman akan dasar-dasar
hidrolik harus dikuasai terlebih dahulu. Hidrolik memegang peranan penting dalam
pertambangan, konstruksi, pertanian, dan peralatan untuk mengangkat barang-barang
berat.

Hidrolik digunakan untuk mengoperasikan peralatan untuk mengangkat,


mendorong dan menggerakkan barang-barang berat. Sebelum tahun 1950, hidrolik
belum dipakai sebagai peralatan pengolah tanah. Sejak saat itulah, bentuk tenaga
hidrolik ini menjadi standar pengoperasian mesin. Dalam sistem hidrolik, gaya yang
diberikan terhadap fluida dialirkan ke dalam mekanisme mesin. Untuk memahami
bagaimana sistem hidrolik bekerja, anda perlu memahami dasar-dasar hidrolik. Hidrolik
merupakan ilmu yang mempelajari cairan terkait dengan gerakan dan tekanannyap
dalam pipa dan silinder.

1.2. MENGAPA MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK?


Ada banyak alasan mengapa menggunakan sistem hidrolik. Beberapa diantaranya
adalah bahwa sistem hidrolik ini sangat multi-guna, efisien dan sederhana untuk
menghantarkan tenaga. Ini merupakan tugas sistem hidrolik, yang mengubah tenaga
dari suatu bentuk menjadi bentuk yang lainnya. Ilmu hidrolik dapat dibagi menjadi dua
bidang besar:

1) Hidrodinamik

Hidrodinamik adalah
ilmu yang mempelajari tentang
pergerakan cairan.
Penerapan
pemanfaatan
hidrodinamik:

a) Kincir air atau turbin; energi yang dipergunakan adalah yang tercipta dari
gerakan air.

b) Torque Converter.

7|HYDRAULIC
Gambar 1

2) Hidrostatik

Hidrostatik adalah ilmu yang mempelajari tentang fluida


bertekanan. Penerapan hidrostatik:

a) Dongkrak hidrolik atau mesin press hidrolik.

b) Silinder berpenggerak hidrolik.

Pada alat hidrostatik, dorongan akibat cairan yang terjebak (terbatas)


menyebabkan perpindahan tenaga. Jika cairan bergerak atau mengalir di sistem,
maka akan terjadi gerakan pada sistem tersebut. Misalnya, kalau mendongkrak
mobil dengan dongkrak hidrolik, cairan ditekan agar dongkrak naik, mengangkat
mobil. Kebanyakan mesin atau perlengkapan hidrolik yang di penggunaan saat ini
beroperasi secara hidrostatik.

1.3. SIFAT – SIFAT DASAR ZAT CAIR / FLUIDA


Sifat-sifat dasar zat cair/fluida antara lain adalah:

1) Meneruskan tekanan ke semua arah.

2) Mudah menyesuaikan bentuk.

3) Tidak dapat dimampatkan.

4) Mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.

5) Mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah.

Dari sifat-sifat fluida tersebut di atas, maka muncul hukum Pascal. Hukum
Pascal banyak dipakai dalam suatu sistem hidrolik. Bunyi hukum Pascal adalah

8|HYDRAULIC
“Zat cair dalam ruangan tertutup dan diam (tidak mengalir) mendapat tekanan,
maka tekanan tersebut akan diteruskan ke segala arah dengan sama rata dan tegak
lurus bidang permukaannya“.

Karena pada dasarnya cairan tidak dapat dimampatkan, dan gaya yang
disalurkan tidak berkurang ketika melalui cairan dan memberi dampak yang sama
di segala daerah botol tersebut, dan karena luas area badan botol lebih besar
dibanding dengan leher botol, maka badan botol akan pecah dengan adanya sedikit
pressure yang diberikan pada tutupnya.

9|HYDRAULIC
Gambar 3

Gambar 3, menjelaskan hubungan bidang yang menyebabkan gaya yang jauh


lebih besar di badan botol daripada yang diberikan pada leher botol. Pada ilustrasi
ini, leher botol mempunyai luas bidang 0.001m¬¬¬2. Jika tekanan yang ditimbulkan
oleh gaya ini diteruskan sepanjang fluida, mempengaruhi semua bidang yang
berdampingan dengan besar yang setara. Ini menunjukkan bahwa bidang yang lebih
besar (jumlah inci persegi-nya lebih besar) akan mendapatkan gaya gabungan yang
lebih tinggi.

Dasar botol seperti diperlihatkan pada Gambar di atas mempunyai jumlah


total bidang 0.02m2 dan gaya yang diberikan pada fluida adalah 50N. Sehingga,
gaya gabungan pada dasar botol adalah 50N pada setiap 0.001m2.

Karena luas dasar botol adalah 0.02m2 maka sebanding dengan 20 bidang
dengan ukuran 0.001m2. Gaya yang bekerja pada dasar botol adalah 50N dikali 20
bidang, sehingga gaya gabungan pada bagian bawah botol adalah 20 x 50 = 1000N.

Hubungan tersebut digambarkan dengan rumus berikut:

Rumus hukum pascal : F=PXA

Dimana : F = Gaya (Force) (Kg).

P = Tekanan (Pressure) (Kg/cm2)

A = Luas Penampang (Area) (cm2)

10 | H Y D R A U L I C
Rumus ini dapat dipergunakan untuk
mencari besarnya gaya dan tekanan dan area

jika dua dari ketiganya telah diketahui

Gambar 4

a. Keunggulan Tenaga Fluida

 Melipatgandakan gaya

 Memindahkan energy

 Mengubah bentuk energy

 Mengubah arah energy

11 | H Y D R A U L I C
 Mengubah kecepatan gerak

b. Cairan mampu menyesuaikan diri sesuai bentuk wadahnya

Cairan akan selalu menyesuaikan diri dengan segala bentuk wadah yang
melingkupinya. Cairan juga akan mengalir ke segala arah melalui line dan hose yang
memiliki berbagai jenis ukuran dan bentuk.

c. Cairan tidak dapat dimampatkan

Oli hidrolik memampat kira-kira 0,4% pada pressure 1000 psi (6900 kPa). Untuk
penerapan mesin hidrolik, oli hidrolik dianggap sangat ideal dan tidak memampat
sama sekali. Jika ada suatu unsur yang memampat, maka unsur tersebut
membutuhkan ruang yang lebih kecil. Cairan menempati jumlah ruangan atau
volume yang sama, bahkan ketika menerima tekanan. Gas kurang sesuai untuk
dipergunakan dalam sistem hidrolik karena gas akan memampat dan
membutuhkan tempat yang lebih sempit.

12 | H Y D R A U L I C
d. Cairan dapat meneruskan pressure ke segala arah

Cairan mampu menyalurkan tekanan dengan merata. Tekanan jika diukur pada
sembarang titik pada silinder hidrolik atau saluran akan sama besar, dimanapun
pengukuran tersebut
dilakukan

1.4. TEKANAN
Fluida pada sistem hidrolik didorong dari reservoir melalui saluran inlet pompa
akibat sejumlah tekanan yang terjadi pada fluida tersebut antara lain:

a. Berat fluida

b. Disebabkan oleh tekanan atmosfir

13 | H Y D R A U L I C
c. Bisa pula karena adanya tekanan dari tanki yang dibuat bertekanan

1. BERAT FLUIDA

Satu meter kubik air memiliki berat kira-kira 1000kg. Berat ini terdorong
kebawah akibat gaya gravitasi, dan menimbulkan tekanan. Gambar 9, menunjukkan
bagaimana berat ini tersebar di sepanjang permukaan bejana. Contoh ini
menunjukkan, berat keseluruhan yang ditahan oleh bidang yang berukuran satu
meter dikali satu meter atau 1m2.

Tekanan dengan arah ke bawah dari 1 meter kubik air ialah 9810 Pa. Jika
ruang setinggi dua meter air akan menaikkan tekanan sebanyak dua kali lipat pada
bidang sama yaitu sebesar 19620 Pa.

14 | H Y D R A U L I C
a. Tekanan Gauge dan Tekanan Absolute

Dalam melakukan pengukuran tekanan terdapat dua macam pembacaan,


yaitu:

 Tekanan gauge adalah tekanan yang mengabaikan besarnya tekanan


udara luar (tekanan atmosfer), atau nilai yang ditunjukkan oleh jarum
penunjuk pada alat pengukur tekanan.

 Tekanan absolute adalah tekanan yang dipengaruhi oleh besarnya


tekanan udara luar.

15 | H Y D R A U L I C
Dengan menghilangkan seluruh tekanan atmosfir, “nilai” nol didapat,
dan ini disebut “absolute zero”. Nol absolut ialah 100 kPa. Di bawah ukuran
gauge pressure nol dianggap sebagai kevakuman sempurna. ( Tidak ada
tekanan absolut di bawah nol).

Untuk membedakan antara kedua tekanan, alat ukur yang membaca


nilai absolut diberi etiket absolut. Menyatakan ini bahwa nol untuk tekanan ini
adalah nol absolut, dan semua pengukuran tekanan positif mulai dari nilai ini.
Jika pembacaan tekanan atmosfir mulai dari “nol”, maka tekanan tersebut
disebut gauge pressure.

Example:

Sebuah pressure gauge menunjukkan tekanan sistem sebesar 10

16 | H Y D R A U L I C
kg/cm2, pada saat tekanan atmosfer 1,033 kg cm2, maka tekanan sistem
yang sebenarnya adalah 11,033 kg/cm2. Jadi tekanan absolute system adalah
11,033 kg cm2.

2. ALIRAN (Q)

Aliran adalah gerakan sejumlah fluida selama waktu tertentu. Fluida pada sistem
hidrolik mengalir melalui hose, tube, reservoir dan komponen-komponen. Aliran
dilambangkan dengan huruf “Q”, dan biasanya memiliki satuan liter-per menit (LPM)
atau gallon per menit, namun dapat juga dengan satuan sentimeter kubik per-menit
(cm3/ min) atau sentimeter kubik per-detik (cm3/sec). Dengan memakai rumus di atas,
satuan yang benar harus dipergunakan agar persamaannya menjadi setara. Misalnya,
jika luas dalam cm bujursangkar, lalu kecepatan dalam cm perdetik atau cm per-menit.
Aliran kemudian akan menjadi sentimeter kubik (cc) per detik atau per menit.

Pada dasarnya aliran adalah kecepatan sejumlah fluida yang melalui titik tertentu.
Untuk menggambarkannya, bayangkan luas penampang bagian dalam pipa. Jika
penampang ini dialiri fluida dengan laju satu meter dalam satu detik, maka fluida akan
terdorong sejauh satu meter setiap detik. Volume fluida itu adalah luas penampang
dikali panjang pipa. Dari analogi diatas diperoleh rumus dasar aliran hidrolik:

Aliran = Area x Velocity, atau Q = A x V

a. Aliran Laminar

Aliran Laminar merupakan aliran pada sistem hidrolik yang


merupakan perpindahan fluida dengan lancar dari satu titik menuju titik lain;
semua partikel fluida akan bergerak parallel ke semua arah tertentu, atau
disebut juga aliran laminar (gambar 11), dan ini adalah kondisi yang paling
ideal.

17 | H Y D R A U L I C
b. Aliran Turbulen

Sebenarnya, aliran pada hidrolik sistem lebih sering mengalami


banyak ketidak teraturan dari pada yang diinginkan. Walaupun fluida secara
umum mengalir menuju arah tertentu yang diinginkan, juga mengalir melalui
saluran kecil, hambatan pada sudut yang tajam, melalui orifice, melewati
tikungan tajam.

Pada Gambar 12, partikel fluida mengalir dengan tidak beraturan,


menyebabkan gesekan dan gerakan yang tak efisien. Aliran sejenis ini, disebut
aliran turbulen, yang merupakan aliran yang tak diinginkan dan boros.
Sayangnya, seekonomis apa pun suatu sistem hidrolik, pada kenyataaanya
masih mengalami turbulensi aliran.

c. Penurunan Tekanan

18 | H Y D R A U L I C
Ketika fluida mengalir melewati orifice, seperti terlihat pada Gambar
21, maka fluida tersebut akan kehilangan sebagian dari energinya. Ini terlihat
dimana tekanan akan lebih rendah di daerah downstream orifice, seperti
ditunjukkan oleh kedua pressure gauge. Perbedaan tekanan di antara di
daerah upstream dan di daerah downstream disebut pressure drop, yaitu
penurunan tekanan yang disebabkan oleh hambatan aliran (orifice).

Besarnya
penurunan
tekanan
akan
bervariasi,
tergantung
pada:

 Laju aliran melewati orifice.

 Ukuran orifice.

 Kemudahan fluida untuk mengalir (viskositas).

19 | H Y D R A U L I C
Aliran pada downstream harus sama dengan aliran pada
downstream seperti Gambar 13, karena tidak ada keborocan aliran fluida.
Namun, karena tekanan fluida di daerah downstream lebih rendah, maka
tenaga dari fluida akan kurang. Hukum ilmu fisika menyebutkan bahwa tenaga
tidak bisa dihilangkan, oleh karena itu pengurangan tenaga pada aliran karena

terbentuknya panas akibat orifice.

Jika besarnya penurunan tekanan tergantung di banyaknya mengalir


melewati restriction, sehingga dapat disimpulkan bahwa bahwa jika tidak ada
aliran, akan tidak ada penurunan tekanan. Ini ditunjukkan pada Gambar 12.
Tidak adanya aliran pada pipa menyebabkan tekanan akan setara pada kedua
sisi.

Dengan tak ada aliran dan tak ada penurunan tekanan, akan tidak ada
panas yang dihasilkan dan tidak akan ada penurunan tenaga. Hubungan
langsung antara aliran dan tekanan merupakan pertimbangan dalam sistem
hidrolik; jika tidak ada aliran pada titik A dan titik B, maka tidak akan ada
penurunan tekanan (pressure drop). Begitu juga sebaliknya, jika tidak ada
perbedaan tekanan antara titik A & B maka tentunya tidak ada aliran diantara
kedua titik ini.

3. HUKUM BERNOULLI

Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah tekanan dan energi kinetic pada

20 | H Y D R A U L I C
beberapa titik pada sistem harus konstan jika aliran konstan. Jika fluida mengalir
melalui diameter yang berbeda seperti ditunjukkan pada Gambar 15, maka
kecepatan alir (velocity) juga akan berbeda. Pada sisi kiri, areanya luas sehingga
kecepatan alir (velocity) akan rendah. Pada bagian tengah, kecepatan alir (velocity)
akan meningkat disebabkan luas area kecil. Juga pada sisi kanan, luas area
meningkat kembali sama dengan yang kiri, sehingga kecepatan aliran akan turun.

Bernoulli
membuktikan bahwa tekanan pada daerah C akan lebih rendah daripada tekanan di
area A dan B karena peningkatan kecepatan aliran (velocity). Peningkatan
kecepatan alir pada titik C berarti peningkatan energi kinetik. Energi kinetic akan
meningkat hanya jika tekanan turun. Pada titik B, energi kinetic yang berlebih telah
dirubah kembali menjadi tekanan dan aliran akan turun. Jika tidak ada hilang tenaga
karena gesekan (friction loss), tekanan pada titik B akan sebanding dengan tekanan
pada titik A.

Gambar 16 menunjukkan efek kombinasi dan perubahan kecepatan aliran.

21 | H Y D R A U L I C
Penurunan tekanan (pressure drop) dari maksimum di C menuju nol di B. Pada D,
kecepatan meningkat, sehingga tekanan akan turun. Pada E, ketinggian fluida akan
meningkat dan banyak energi kinetik dirubah menjadi tekanan karena kecepatan aliran
(velocity) turun. Juga pada F, ketinggian fluida turun karena kecepatan aliran (velocity).

Sederhananya, hokum Bernauli menyatakan bahwa:

 Jika aliran meningkat, tekanan turun.

 Jika aliran turun, tekanan meningkat.

a. Gaya dan Kecepatan Piston

Jika sisi bottom hydraulic cylinder pada gambar di atas mendapat oil flow,
maka akan timbul tekanan P1. Tekanan tersebut mengakibatkan gaya dorong F1
yang arahnya ke kanan dan besarnya adalah F1 = P1 X A. Oli yang ada di sisi head
juga menghasilkan gaya dorong F2 yang arahnya ke kiri dan besarnya adalah F2 =
P2 X B. Dengan demikian yang menggerakkan piston ke arah yang sesungguhnya
adalah selisih antara F1 dan F2. Sesuai dengan hukum Pascal, besar kecilnya
gaya dorong F bergantung pada tinggi rendahnya tekanan P atau besar kecilnya
luas penampang piston A.

Kecepatan gerak piston ditentukan dengan rumus : V = Q/A

Dimana: V = Kecepatan (Velocity) (cm/menit).

Q = Kapasitas (Quantity) (cm3/menit).

A = Luas penampang (Area) (cm2).

22 | H Y D R A U L I C
b. Loss of Pressure

Zat cair/fluida yang mengalir mempunyai karakteristik yang berbeda dengan


zat cair/fluida yang diam. Jika aliran ditutup sebagian oleh plat seperti
ditunjukkan pada gambar di bawah, maka kecepatan aliran di sekitar plat akan
naik. Perbedaan kecepatan
aliran menyebabkan tekanan
turun atau hilang (kerugian
tekanan), yaitu karena
viscositas zat cair/fluida itu
sendiri yang menimbulkan
tahanan gesek. Hal ini terjadi
pada aliran zat cair/fluida
yang mengalir dalam pipa
yang panjang. Gesekan yang
terjadi adalah persinggungan
antara dinding pipa sebelah dalam dengan zat cair/fluida.

Gambar 19 menunjukan
pengisian secara mendadak ke dalam saluran
yang penampangnya persegi dan pembelokan
arah aliran akan menaikan tahanan alir pada zat
cair/fluida tersebut. Naiknya kecepatan aliran
secara mendadak akan meningkatkan tahanan
gesek yang diakibatkan oleh gelombang dan
pusaran aliran zat cair/fluida. Peristiwa ini
disebut turbulent flow.

Loss of pressure dalam pipa atau

23 | H Y D R A U L I C
saluran berbanding lurus dengan flow rate dan viscosity zat cair/fluida. Elemen kertas
pada oil filter dan air cleaner memiliki lubang-lubang yang banyak jumlahnya agar oli
atau udara dapat melewati filter. Jika elemen buntu, maka luasan yang dapat dilewati
oli atau udara menjadi sempit, hal ini akan menyebabkan naiknya kecepatan aliran
(velocity) oli atau udara, sehingga tekanan hilang semakin besar pula. Semua kerugian
tekanan akan berubah menjadi panas (kalor).

c. Orifices

Orifice adalah lubang kecil yang terdapat


dalam pipa/saluran untuk mempersempit
aliran zat cair/ fluida. Kecepatan aliran
setelah melewati orifice akan meningkat jika
flow-nya tetap. Naiknya kecepatan aliran
akan menyebabkan turunnya tekanan yang
berbanding lurus dengan flow dan berat
jenis zat cair/fluida serta berbanding terbalik
dengan diameter orifice.

1) Sifat-sifat orifice:

 Tekanan hilang akan tinggi jika aliran dihambat.

 Tekanan hilang akan semakin tinggi jika orifice semakin panjang.

 Tekanan hilang akan semakin tinggi jika jumlah aliran dan nilai berat
jenis zat cair/fluida semakin besar.

 Tekanan hilang akan semakin tinggi jika orifice semakin sempit. •


Energi yang hilang akan dirubah menjadi panas (kalor).

d. Keuntungan dan Kerugian Sistem Hidrolik di banding Sistem Mekanis

Dalam sebuah sistem hidrolik akan didapatkan keuntungan-keuntungan bila


dibandingkan dengan sistem mekanik antara lain:

1) Pemindahan gaya dan daya lebih besar.

2) Pengaturan arah, kecepatan dan tekanan dapat dilakukan dengan mudah.

24 | H Y D R A U L I C
Sehingga gerakan bisa lebih teratur.

3) Suatu pembalikan arah secara cepat dapat dilakukan dengan mudah.

4) Pemindahan gaya dapat dilakukan ke tempat yang jauh , yaitu dengan


memasang jaringan pipa, tanpa mengganggu sistem yang lain.

5) Penempatan dan pengaturan komponen-komponen hidrolik lebih


sederhana dan tidak diperlukan tempat yang besar.

Sedangkan kerugian-kerugiannya adalah:

1) Bagian-bagian tertentu harus dibuat sangat cermat.

2) Karena gesekan di dalam saluran-salurannya bisa menyebabkan oli panas


dan ini akan menyebabkan perubahan viskositas oli.

3) Goyangan dan penyusutan pipa-pipa dan hose karena tekanan dapat


menyebabkan lepasnya sambungan-sambungan

BAB II

25 | H Y D R A U L I C
SIRKUIT DASAR DAN KOMPONEN PADA SISTEM HIDROLIK

Komponen-komponen utama sistem hidrolik diantaranya adalah:

 Tangki hidrolik (hydraulic tank), berfungsi sebagai tempat penampungan oli


dan pendingin oli yang kembali dari sistem.

 Pompa hidrolik (hydraulic pump), berfungsi sebagai pemindah oli dari tangki
ke dalam sistem dan bersama komponen lain menimbulkan tenaga hidrolik
(hydraulic pressure).

 Control valve, berfungsi untuk mengatur tekanan, jumlah dan arah aliran oli
yang masuk ke sistem.

 Actuator (hydraulic cylinder), berfungsi merubah tenaga hidrolik menjadi


tenaga mekanik.

 Main relief valve, berfungsi untuk membatasi tekanan di dalam hydraulic


system untuk menghindari kerusakan hydraulic system akibat over pressure.

26 | H Y D R A U L I C
 Filter, berfungsi untuk menyaring kotoran–kotoran agar tidak ikut bersirkulasi
ke dalam sistem.

Hubungan antar komponen–komponen sistem hidrolik di atas terbagi menjadi dua


jenis, yaitu open center system dan close center system.

2.1. OPEN CENTER SISTEM


Pada open center system, jika control valve dalam keadaan netral, aliran
oli yang di-supply oleh pompa langsung dikembalikan ke tangka hidrolik. Pada saat
itu, flow-nya maksimum sedangkan pressure-nya nol.

Aplikasi open center sistem

27 | H Y D R A U L I C
28 | H Y D R A U L I C
2.2. CLOSE CENTER SISTEM

Pada close center system, jika control valve dalam keadaan netral,
saluran dari pompa akan tertutup. Sehingga tekanan sistem akan meningkat
dan jika sudah mencapai batas yang sudah ditentukan, supply pompa
dikurangi atau dihentikan sama sekali untuk menjaga tekanan dalam sistem
agar tetap pada tekanan maksimum sistem.

29 | H Y D R A U L I C
30 | H Y D R A U L I C
2.3. TANKI HIDROLIK
a. Fungsi Tanki Hidrolik:

 Tempat panampungan / penyediaan oli.

 Pendinginan oli yang kembali dari sistem.

b. Tangki Hidrolik dibedakan menjadi:

1. Tidak berhubungan dengan udara luar ( pressurized )

 Dibatasi ( limited ) Contoh : Excavator.

 Tidak dibatasi ( limited ) Contoh : Bulldozer D155A-1.

2. Berhubungan dengan udara luar ( Unpressurized )

 Contoh : Forklift.

Komponen tangki terdiri dari:

 Tutup pengisian (Fill cap)

 Gelas takar (Sight glass)

 Breather (Biasanya di lengkapi dengan Pressure dan Vacum


Valve)

 Saluran suply dan kembali (Di bagian belakang tanki)

 Saluran pembuangan (Drain line)

 Pressure dan vacum valve

31 | H Y D R A U L I C
2.4. HYDRAULIC PUMP
Semua pompa menghasilkan aliran (flow). Prinsip operasinya disebut
displacement, dimana zat cair atau fluida diambil dan dipindahkan ke tempat
lain. Displacement adalah volume zat cair yang dipindahkan tiap cycle
(putaran) dari pompa. Pompa mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga
hidrolik.

Klasifikasi Pompa

Pada dasarnya pompa hidrolik terbagi menjadi menjadi non positive


displacement pump dan positive displacement pump

a. Non Positive Displacement Pump

Contoh pompa jenis ini adalah pompa impeller, pompa propeller. dan
pompa sentrifugal. Pompa jenis non positive displacement memiliki
karakteristik sebagai berikut:

1) Internal leakage besar.

2) Perubahan tekanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap


kapasitasnya.

3) Perubahan temperatur mempunyai pengaruh yang besar terhadap


kapasitasnya.

b. Positive Displacement Pump

32 | H Y D R A U L I C
Contoh Pompa jenis ini adalah pompa gear, pompa piston dan pompa
vane. Pompa jenis positive displacement memiliki karakteristik sebagai
berikut:

1) Internal leakage kecil (dibuat seal atau presisi).

2) Perubahan tekanan berpengaruh kecil terhadap kapasitasnya


(dengan dibuat presisi atau seal akan melawan kebocoran pada
saat tekanan naik).

3) Perubahan temperatur berpengaruh kecil terhadap kapasitasnya.

Positive displacement secara umum pompa jenis ini dibagi menjadi dua
tipe, yaitu :

a. Fixed Displacement Pump

Yaitu, Setiap putaran pompa menghasilkan volume oli yang sama dan
tidak dapat dirubah-rubah.

b. Variable Displacement Pump

Yaitu, Setiap putaran pompa menghasilkan volume oli yang tidak sama
(bervariasi).

33 | H Y D R A U L I C
c. Gear Pump

Pompa roda gigi ( gear pump ) banyak sekali dipergunakan pada sistem
karena pompa ini sangat sederhana dan ekonomis. Pompa ini tergolong
pompa fixed displacement. Gear pump digolongkan menjadi dua yaitu:

34 | H Y D R A U L I C
1) Internal Gear Pump

2) External Gear Pump

Gear pump yang dipergunakan pada unit-unit Komatsu


berbeda-beda jenisnya disesuaikan dengan fungsinya. External gear
pump diklasifikasikan kedalam lima (5) jenis, yaitu :

1. FAL/R dengan tekanan 30 Kg/cm2.

2. GAL/R dengan tekanan 125 Kg/cm2.

3. PAL/R dengan tekanan 140 Kg/cm2.

4. KAL/R dengan tekanan 175 Kg/cm2.

5. SAL/R dengan tekanan 210 Kg/cm2.

35 | H Y D R A U L I C
3) Internal Oil Leakage

Internal oil leakage adalah kebocoran oli dari tempat bertekanan


tinggi ke tempat bertekanan rendah melalui gap atau clearance
yang terdapat pada pompa. Pada pompa roda gigi (gear pump)

36 | H Y D R A U L I C
terdapat clearance antara gear dengan case, antara gear dan side
plate dan antara drive gear dengan driven gear yang memungkinkan
oli bocor. Oli yang bocor ini juga dimanfaatkan untuk pelumasan.

Gambar di bawah menunjukkan tempat-tempat yang


memungkinkan oli bocor. Kebocoran oli ini menyebabkan jumlah oli
yang di-delivery berkurang. Semakin tinggi tekanan discharge,
semakin banyak oli yang bocor. Semakin besar clearance juga
menyebabkan semakin
banyaknya oli yang bocor.
Denikian pula bila oli yang
digunakan terlalu encer.

Gambar 31

Adapun sumber internal leakage tersebut adalah:

 Antara ujung gigi dengan rumahnya, disebut top clearance.

 Antara sisi gigi dengan sisi plat, disebut side clearance.

Berdasarkan Internal leakage tersebut dan berdasarkan


konstruksinya, maka eksternal gear pump digolongkan menjadi dua,
yaitu:

a) Fixed side plate type

Side plate pompa ini tidak dapat bergeser-geser. Kontruksinya


ada yang menjadi satu dengan housing dan ada pula yang
terpisah, tetapi diikat terhadap housingnya. Pompa ini
mempunyai discharge pressure antara 30 Kg/cm2 sampai
dengan 125 Kg/cm2 dengan volumetric efficiency 75% s/d 80%.
Komatsu menamakan pompa jenis ini tipe FAL/R dan GAL/R.

b) Movable side plate type (pressure balancing type)

37 | H Y D R A U L I C
Side plate pompa ini dapat bergeser-geser untuk semakin
menjepit gear bila tekanan naik, sehingga internal leakage
dapat diperkecil sebab side clearance juga kecil. Pompa ini
mempunyai discharge pressure lebih besar, yaitu mulai dari
140 Kg/cm2 dengan volumetric efficiency adalah 93% pada
maksimum rpm dan sekitar 88% pada setengah maksimum
rpm dengan tekanan yang maksimum.

Gaya yang Mendorong Gear Pump Gambar dibawah menunjukkan


arah gaya yang mendorong gigi-gigi gear pump, dimana gaya yang
terjadi adalah pada sisi discharge dan akan memaksa gigi-gigi
bertahan ke sisi suction.

Agar pompa tahan lama, maka gaya dorong di sisi


discharge harus diimbangi dengan gaya dorong lain yang
berlawanan. Untuk keperluan ini ada beberapa jalan yang ditempuh
antara lain V-groove, balancing line dsb. Selain itu, diperlukan juga
gaya pada bagian belakang pompa untuk menekan bushing agar
side clearance thdak membesar pada saat tekanan meningkat di
sisi discharge.

Hal ini dilakukan dengan menyalurkan oli yang bertekanan


tinggi di sisi discharge ke cover untuk mendorong bushing atau side
plate. Nama saluran ini adalah high pressure oil introduction hole.
Bagian yang perlu tekanan terbesar adalah sisi discharge pada
bushing, sedang sisi suction kecil saja untuk menyalurkan balancing
pressure.

38 | H Y D R A U L I C
Sewaktu gigi-gigi pompa bertemu (mesh), ada sebagian oli
yang terjebak di sela-sela gigi pompa. Ketika ruangannya
menyempit dan oli terjebak di sela-selanya akan menyebabkan
tekanan naik. Tekanan tinggi ini akan mendorong gigi-gigi pompa
dan merusak bagian-bagian pompa.

Untuk melepaskan tekanan ini dibuatlah entrapment relief


groove yang terdapat pada side plate atau pada bushing. Ada juga
yang menyebut entrapment relief groove ini sebagai relief notch.
Sedangkan di sisi suction, dibuat entrapment vacuum groove untuk
mencegah kevakuman di sisi suction pada saat awal pompa mulai
bekerja.

f. Piston Pump

Piston pump sering sekali dipakai pada sistem hidrolik yang modern,
dimana digunakan kecepatan tinggi (high speed) dan tekanan tinggi (high

39 | H Y D R A U L I C
pressure). Bagaimanapun, konstruksi piston pump adalah lebih rumit dan
relatif lebih mahal dibandingkan pompa hidrolik lainnya.

Piston pump dapat dibuat fixed atau variable displacement. Piston


pump terbagi menjadi dua, yaitu axial piston pump dan radial piston pump.

1) Axial Piston Pump

Pada axial piston pump, piston dipasang berbaris parallel (in line parallel)
dengan shaft pompa (pump’s axis). Axial piston pump terbagi menjadi dua,
yaitu in line axial piston pump dan bent axis axial piston pump.

 In line axial piston pump In line axial piston berdasarkan konstruksinya


terbagi menjadi dua, yaitu : In line axial piston pump - variable
displacement Pada pompa tipe ini, langkah piston dapat berubah
karena swash plate (kemiringan swash plate dapat berubah-ubah),
dimana piston ditumpu dapat bergerak sehingga menentukan langkah
piston.

 In line axial piston pump - fixed displacement Pada pompa tipe ini,
kemiringan swash plate dibuat tetap (fixed), sehingga langkah piston
selalu tetap. Dengan demikian konstruksi pompa lebih sederhana,
karena tidak dilengkapi servo divice (alat yang mengatur sudut swash

plate).

40 | H Y D R A U L I C
 Bent axis axial piston pump

Konstruksi pompa ini sudah dibuat menyudut sedemikian rupa dan


sedutnya tetap.

2) Radial Piston Pump

Radial piston pump mudah dibuat dibandingkan pompa-pompa


lainnya. Pompa tipe ini bisa direncanakan untuk tekanan tinggi, volume yang
besar, kecepatan tinggi dan variable displacement. Radial piston pump terbagi
menjadi dua, yaitu radial piston pump rotating cam dan radial piston pump
rotating piston.

 Radial piston pump rotating cam

Pada pompa tipe ini untuk mendapatkan langkah piston, cam yang
berputar.

 Radial piston pump rotating piston

Pada pompa tipe ini, piston diputar oleh drive shaft, sedangkan cam-nya
tetap (tidak berputar)

41 | H Y D R A U L I C
3) Vane Pump

Vane pump terbagi menjadi 2 (dua), yaitu balanced vane pump dan
unbalanced vane pump.

42 | H Y D R A U L I C
a) Balance Vane Pump

Desain ini memiliki sepasang inlet dan outlet port yang


berseberangan. Ketika port ditempatkan tepat berseberangan satu
sama lain, Gaya yang lebih besar dihasilkan pada outlet port saling
dihilangkan satu sama lain. Hal ini mencegah pembebanan samping
(side-loading) pada shaft pompa pump dan bearing dan berarti
bahwa shaft shaft dan bearing hanya harus memikul beban torsi dan
beban luar (external). Ketika terdapat dua lobe pada cam ring setiap
putaran, displacement pompa meningkat menjadi dua kali.

b) Unbalanced Vane Pump

Ketika rotor berputar mengitari bagian dalam displacement ring,


maka vane akan keluar masuk melalui slot rotor untuk menjaga
penyekatan pada displacement ring. Keitka vane keluar dari slot rotor,
volume antara vane tersebut berubah. Terjadi peningkatan volume.
Peningkatan volume ini menimbulkan sedikit kondisi vakum yang
memungkinkan oli pada inlet terdorong ke rongga di antara vane oleh
adanya tekanan atmosfir ataupun tekanan tangki . Ketika rotor terus
berputar, penurunan jarak yang terjadi antara displacement ring dan
rotor tersebut menyebabkan penurunan volume. Oli terdorong keluar
dari bagian rotor menuju output pump.

43 | H Y D R A U L I C
BAB III

BAB III HYDRAULIC CONTROL VALVE

Hydraulic pump menghisap oli dari hydraulic tank kemudian men-supply sistem.
Aliran yang dihasilkan hydraulic pump tersebut dinaikkan tekanannya, diatur jumlah
alirannya dan diatur arah alirannya untuk mengoperasikan perlengkapan kerja unit.
Pengaturan ini dilaksanakan oleh hydraulic control valve (katup pengontrol hidrolik).

Berdasarkan fungsinya, hydraulic control valve terbagi menjadi tiga jenis yaitu:

 Pressure control valve (katup pengontrol tekanan).

 Flow control valve (katup pengontrol jumlah aliran).

 Directional control valve (katup pengontrol arah aliran).

3.1. PRESSURE CONTROL VALVE


Pressure control valve adalah katup yang mengatur tekanan dalam
hydraulic circuit dengan mengembalikan semua atau sebagian oli ke
tanki (Proses ini di sebut ''Relieving'') apabila tekanan di dalam sirkuit
mencapai setting pressure-nya. Pressure control valve terbagi menjadi
3 (tiga) tipe, yaitu:

a) Tipe Poppet

Konstruksinya pressure control valve tipe poppet terdiri dari valve, spring dan
adjusting screw beserta shim/nut.

b) Tipe Piston

Kontruksinya pressure control valve tipe piston ditunjukan oleh gambar di


bawah.

44 | H Y D R A U L I C
c) Tipe Pilot

Kontruksinya pressure control valve tipe pilot ditunjukan oleh gambar di


bawah.

Cracking Pressure

Ketika gaya akibat peningkatan tekanan oli melawan gaya spring


relief valve, valve bergerak melawan spring dan mulai membuka. Tekanan
yang dibutuhkan supaya valve mulai membuka disebut ''cracking pressure''.
Bukaan Valve hanya cukup untuk membuang kelebihan aliran oli mengalir
melaluinya menuju tangki.

Setting Pressure

Peningkatan tahanan aliran oli akan meningkatkan kelebihan volume

45 | H Y D R A U L I C
oli dan meningkatkan tekanan sirkuit. Peningkatan tekanan sirkuit akan
melawan gaya spring dan kemudian relief valve terbuka. Process ini akan
berulang-ulang hingga volume maksimum oli (aliran pompa maksimal)
mengalir memalui relief valve. Hal ini disebut ''Relief pressure setting''.

Relief valve yang sederhana umumnya digunakan pada kondisi


tingkat kelebihan volume oli rendah atau pada saat dibutuhkan response yang
cepat. Hal ini menyebabkan relief valve sederhana ideal untuk membuang
tekanan kejut atau sebagai safety valve.

Pilot operated relief valve sering dipergunakan pada sistem yang


membutuhkan volume oli yang besar dan perbedaan yang kecil antara
cracking pressure dan full flow pressure. Pada pilot operated relief valve, pilot
valve (simple relief valve) mengontrol main unloading valve. Memiliki ukuran
yang kecil dan tidak dapat mengalirkan volume oli dalam jumlah besar. Spring
pada pilot valve lebih kecil sehingga memungkinkan dilakukan pengontrolan
tekanan sistem dengan presisi. Hal ini menyebebkan perbedaan antara pilot
valve cracking dan maximum pressure diposisi minimal. Unloading valve
dapat mengalirkan semua aliran oli pompa pada kondisi maximum relief
pressure. Unload valve menggunakan tekanan oli dari sistem supaya tetap
tertutup. Oleh karena itu, spring unloading valve tidak dibutuhkan yang kuat
dan berat dan akan memungkinkan pengontrolan tekanan bukaan lebih presisi.

Oli dari sistem mengalir menuju relief valve housing, melalui


unloading valve orifice dan mengisi unloading valve spring chamber. Oli pada
unloading valve spring
chamber menyentuh area
yang kecil pada pilot valve.
Hal ini memungkinkan pilot
valve menggunakan spring
yang kecil untuk mengontrol
tekanan tinggi. Ketika
tekanan oli pada sistem
meningkat, tekanan pada
unloading valve spring
chamber juga meningkat

46 | H Y D R A U L I C
dan tekanan oli akan sama pada kedua sisi unloading valve. Kombinasi gaya
tekanan oli pada unloading valve spring chamber dan gaya spring pada bagian
atas unloading valve akan memiliki nilai yang lebih besar dibanding tekanan oli
dibagian bawah valve. Gaya kombinasi pada spring chamber menjaga
unloading valve tertutup.

Ketika tekanan oli pada sistem melampaui setting pilot valve spring
setting, pilot valve terbuka. Terbukanya pilot valve memungkinkan oli pada
unloading valve spring chamber mengalir menuju tangki. Pilot valve opening
(orifice) lebih besar dari unloading valve orifice. Oleh karena itu, aliran oli
melewati pilot valve akan lebih cepat dibanding yang melewati unloading valve
orifice. Hal ini memungkinkan turunnya tekanan pada unloading valve spring
chamber. Gaya karena tekanan oli sistem menggerakkan unloading valve
melawan spring. Aliran oli dari pompa yang berlebihan mengalir melalui
throttling hole pada unloading valve menuju tangki. Throttling hole
memungkinkan unloading valve membuang sejumlah volume oli yang
dibutuhkan untuk menjaga tekanan pada nilai tertentu.

1) Rated Pressure

Rated pressure adalah nilai tekanan maksimum yang dihasilkan secara


kontinyu (Terus-menerus/ konstan), atau biasanya kita sebut sebagai
“Relief Setting Pressure”. Sebagai contoh sebuah pompa yang dapat
beroperasi secara kontinyu di bawah tekanan operasi 250kg/cm2, nilai
rated pressurenya adalah 250kg/cm2 biarpun sebenarnya pompa tetap
dapat bertahan samapi tekanan 300 Kg/cm2.

2) Set Pressure (Relief Set Pressure)

Rated pressure PT, adalah dinyatakan dalam berbagai Bulu Manual


termasuk Shop Manual sebagai “Set Pressure”, nilai tekanan ini
dihasilkan saat output pompa mengalir melalui pressure control valve
(Main relief valve, safety valve)

 Grafik Cracking & Setting Pressure Grafik cracking & setting


pressure pada katup pengontrol tekanan ditunjukkan pada gambar
dibawah ini:

47 | H Y D R A U L I C
3) Cattering

Chatter adaslah kondisi dimana terjadi getaran singkat pada valve


(Contoh pada relief valve) yang disebabkan oleh cairan (oli) yang
melewatinya. Kondisi ini menyebabkan valve seolah-olah membentur
valve seat (dudukan valve), hingga mengeluarkan suara dentuman (noise)
yang terjadi berulang-ulang. Ini terjadi saat valve merelief oli ke tangki,
tekanan oli fluktuatif dan saat tekanan tiba-tiba turun significant valve
akan menutup kembali diikuti pembukaan yang juga tiba-tiba (kasar).
Dapat kita tarik kesimpulan bahwa terjadi kondisi buka-tutup pada valve
yang terjadi dengan cepat dan tiba-tiba.

48 | H Y D R A U L I C
4) Pressure Override

Main relief dan safety valve keduanya


adalah pressure control valve. Salah satu
karakteristik dari pressure control valve
yang terlihat secara grafis pada gambar
diatas. Kita asumsikan bahwa tekanan PT
adalah Rated Pressure yang diperoleh saat
total aliran oli dari pompa direlief melalui
relief valve, tekanan Pc adalah dimana oli
mulai di alirkan ke tangki yang besarnya
akan lebih kecil daripada tekanan PT yang
kemudian disebut “Cracking Pressure”.
Perbedaan tekanan PT dan Pc yang
semakin kecil menunjukkan performance
valve yang baik. Hubungan tersebut dinyatakan dalam rumus

5) Surge Pressure (Peak Pressure)

Surge pressure adalah nilai maksimum


dari kenaikan yang tiba-tiba dan
sementara tekanan dalam system
hydraulic. Misalkan, jika sebuah
directional control valve dalam sirkuit
hydraulic bekerja pada tekanan 110
Kg/cm2 yang tibatiba tertutup, tekanan
mungkin akan naik hingga 180 Kg/cm2
dalam
waktu

49 | H Y D R A U L I C
singkat. Kondisi inilah yang dimaksud dengan “Surge” pressure.

Hal-hal yang bisa timbul akibat Surge Pressure adalah :

 Terhambatnya flow oli secara tiba-tiba disebabkan oleh proses


menutup control valve yang kasar (Abrupt stoppage) .

 Aliran oli yang terlalu cepat saat oli mengalir dari daerah bertekanan
tinggi ke daerah bertekanan rendah (Quick movement of hydraulic oil)
diakibatkan oleh pembukaan control valve yang sangat cepat.

 Dapat mengakibatkan timbulnya kavitasi dalam system.

3.2. FLOW CONTROL VALVE


Flow control valve adalah katup yang berfungsi mengatur jumlah aliran oli
yang akan masuk ke actuator. Katup-katup yang termasuk kedalam katup
pengontrol jumlah aliran adalah throttle valve, suction valve, flow reducing valve,
flow divider valve, demand valve, dan quick drop valve.

a. Throttle Valve

Konstruksi throttle valve terlihat pada gambar di bawah. Throttle


valve berfungsi untuk mengalirkan oli ke dua arah dimana arah aliran kembali
dipersempit, sehingga kapasitas oli yang mengalir menjadi kecil. Throttle valve
banyak digunakan pada lift cylinder pada forklift. Konstruksi dari throttle valve
ditunjukkan oleh gambar di bawah.

b. Suction Valve

50 | H Y D R A U L I C
Nama lain suction valve adalah make-up valve, intake valve, suction
return valve, vacuum valve atau antivoid valve. Suction valve berfungsi untuk

mencegah kevacuman di dalam sirkuit hidrolik. Suction valve biasanya terletak


antara control valve dan actuator. Konstruksi dari suction valve ditunjukkan
oleh gambar di bawah.

c. Flow Reducting Valve

51 | H Y D R A U L I C
Flow reducing calve atau flow check valve berfungsi untuk
mengurangi jumlah oli yang akan menuju actuator agar gerakan actuator
menjadi lambat sesuai dengan load/bebannya. Lambatnya gerakan actuator
tersebut mempermudah operator saat memposisikan attachment. Flow
reducing valve banyak digunakan pada tilt cylinder pada bulldozer. Konstruksi
dari flow reducing valve ditunjukkan oleh gambar di bawah.

d. Flow Divider Valve

Flow divider valve berfungsi untuk membagi aliran oli dari satu
pompa menjadi dua aliran dimana salah satu alirannya konstan. Flow devider
valve banyak digunakan pada motor grader. Konstruksi dari flow devider valve
ditunjukkan oleh gambar di bawah.

52 | H Y D R A U L I C
e. Demand Valve

Demand valve berfungsi untuk menjaga agar aliran oli yang menuju
ke sistem steering selalu konstan. Demand valve banyak digunakan pada
wheel loader dan dump truck. Konstruksi dari demand valve ditunjukkan oleh
gambar di bawah.

Karakteristik Demand
Valve:

 Pada saat putaran engine


masih rendah, sirkuit steering
disupply oleh steering pump
dan work equipment pump
( switch pump ) sehingga
jumlah oli yang dibutuhkan
sirkuit steering akan

53 | H Y D R A U L I C
terpenuhi.

 Pada saat putaran engine sedang ( medium ), sirkuit steering disupply


oleh steering pump dan sebagian work equipment pump ( switch pump ).
Kelebihan oli tidak diberikan ke sirkuit, steering ini disalurkan ke work
equipment circuit ( sirkuit perlengkapan kerja ). Dengan demikian jumlah
oli yang dibutuhkan oleh sirkuit steering terpenuhi.

 Pada waktu putaran engine tinggi, sirkuit steering hanya disupply oleh
steering pump. Sedangkan work equipment pump melayani work
equipment circuit saja.

f. Quick Drop Valve

Quick drop valve berfungsi untuk mempercepat penurunan blade


sewaktu control valve posisi lower, dimana oli dari sisi cylinder head
disalurkan ke sisi cylinder bottom. Quick drop valve banyak digunakan pada
lift cylinder bulldozer. Konstruksi dari quick drop valve ditunjukkan oleh
gambar di bawah

54 | H Y D R A U L I C
g. Pressure Componsated Flow Control

Pressure compensated flow control valve dipergunakan untuk


menyediakan output aliran yang konstan ke masing-masing cabang sirkuit
tergantung pada tekanan input atau tekanan karena beban. Valve ini dapat
berupa tipe piston
atau tipe spool. Pada
kedua jenis valve,
tingkat aliran yang
konstan dicapai
dengan
menggunakan spring
untuk menjaga
penurunan tekanan
yang konstan
sepanjang orifice.
Ketika tekanan input
meningkat, aliran
output akan
terhambat saat
piston atau spool
tertutup. Hal ini
mencegah
peningkatan aliran
output saat terjadi
peningkatan tekanan pada sisi input dengan memanfaatkan aliran untuk
mendorong valve.

Ketika beban kerja meningkat, tekanan pada saluran output

55 | H Y D R A U L I C
meningkat, sehingga dirasakan pada spring chamber yang berada disisi kanan
"hydrostat" piston. Tekanan inlet disebelah kiri hydrostat piston juga akan
meningkat ke nilai tertentu untuk melawan tekanan disisi kanan hydrostat,
ditambah nilai spring. Pada titik ini, hydrostat akan meluncur ke kanan,
memungkinkan kelebihan aliran mengalir melalui saluran tangki. Kemudian ,
tergantung pada tekanan disisi kanan hydrostat kemudian tekanan disebelah
kiri akan lebih tinggi akibat adanya gaya
spring. Hal ini memungkinkan penurunan
tekanan yang konstan sepanjang orifice
yang menjaga tekanan yang telah diatur
mengalir ke outlet.

Jika tekanan outlet yang sudah


diatur melampaui settingan pilot spring
dibagian dalam hydrostat, tekanan pada
spring chamber akan dibatasi dan valve
akan berfungsi sebagai relief valve.Desain alternative lainnya dimana aliran
output dikontrol oleh sebuah orifice pada main spool. Spring disisi kanan
spool menjaga penurunan tekanan yang konstan dan oleh karena itu aliran
akan konstan disepanjang orifice dan kelebihan aliran dibuang melalui excess
flow port. Relief valve yang terpisah melindungi aliran sirkuit yang telah diatur.

h. By-pass Pressure Compensated Flow Control Valve

Gambar di atas menunjukkan pressure compensated flow control


valve tipe by-pass. Pressure compensated flow control valve tipe by-pass
mengontrol valve secara otomatis untuk mengatur aliran dan perubahan
beban.Jumlah aliran melalui valve tergantung pada ukuran orifice. Setiap
perubahan aliran oli melalui orifice menghasilkan perubahan tekanan di sisi
hulu (upstream) orifice. Perubahan tekanan akan melawan dump valve dan
spring.

56 | H Y D R A U L I C
Ketika aliran dari pompa mengalir melewati orifice, gaya akibat
tekanan oli di hulu (upstream) yang melawan dump valve lebih rendah dari
tekanan di hilir (downstream) karena adanya gaya spring. Dump valve tetap
tertutup dan semua aliran oli dari pompa akan mengalir melalui orifice.

Ketika aliran pompa lebih besar dari aliran yang dapat melewati
desain orifice , gaya akibat tekanan oli di hulu (upstreama)lebih besar
dibanding kombinasi gaya di hilir (downstream) ditambah gaya spring. Dump
valve membuka dan kelebihan oli mengalir melalui dump valve menuju tangka.

57 | H Y D R A U L I C
3.3. DIRECTIONAL CONTROL VALVE
Directional control valve berfungsi untuk mengontrol arah dari gerakan silinder
hidrolik atau motor hidrolik dengan merubah arah aliran oli atau memutuskan aliran
oli. Directional control valve digunakan untuk mengarahkan ke circuit yang lain
dalam hydraulic system. Kapasitas maksimum dari flow dan pressure drop melalui
valve merupakan pertimbangan-pertimbangan utama. Directional control valve bisa
dioperasikan secara manual, hydraulic, pneumatic dan electronic control. Faktor-
faktor ini kebanyakan ditentukan selama initial system design. Directional control
valve digunakan untuk mengarahkan oli ke actuator dalam hydraulic system.

a. Spool Valve

Valve spool, Gambar di bawah terdiri dari land dan groove. Spool land mem-
blocked oil flow melalui valve body. Posisi dari spool bila tidak diaktifkan disebut
“normal position”. Valve body-nya sendiri di-bor, di honing dan kadang-kadang
dilakukan heat treatment. Inlet dan outlet port di-bor dan di bikin ulir. Valve spool-
nya di machining dan dibuat dari baja tingkat tinggi, digosok dan dilakukan heat
treatment. Ada valve spool yang dilapisi dengan chrome. Pada saat disassemble,
hanya valve sajalah yang merupakan komponen yang bergerak.

Pada saat sebuah “open center” valve berada pada normal position, supply oil
mengalir melalui valve dan kembali ke tank. Pada saat sebuah “close center” valve
berada pada normal position, supply oil di-blocked oleh valve spool.

58 | H Y D R A U L I C
Gambar 57

1) Open Center Directional Control Valve in HOLD Position

Gambar berikut memperlihatkan gambar potongan untuk sebuah


open center directional control valve pada posisi HOLD.

Gambar 58

Pada posisi HOLD, pump oil mengalir menuju valve body, di sekitar
valve spool dan kemudian kembali ke tangki. Pump oil juga mengalir
menuju load check valve. Saluran di belakang load check diisi dengan

59 | H Y D R A U L I C
blocked oil. Blocked oil dan load check valve spring menjaga load check
valve tetap tertutup. Valve spool juga mem-blocked oil yang berada di
saluran untuk mengalir menuju ke rod end dan head end dari cylinder.

2) Open Center Directional Control Valve in RAISE Position

Gambar 59 memperlihatkan valve spool pada posisi sekejap


bergerak ke posisi RAISE. Pada saat valve spool digerakkan ke posisi
RAISE, valve spool mem-blocked oil ke tangki. Akan tetapi, pump oil flow
mengalir ke load check valve. Valve spool juga menghubungkan antara
oil yang berada di cylinder head end di belakang load check valve dan
cylinder rod bersama-sama menuju ke tangki. Load check valve
mencegah oil yang berada di cylinder head end mengalir ke pump oil
passage. Pump oil flow yang di blocked menyebabkan pump oil pressure
naik.

Gambar 59

Gambar 60, kenaikan pressure pada pump oil mengatasi pressure di


belakang load check valve (membuat load check valve tidak duduk).
Pump oil mengalir melewati load check valve dan valve spool menuju ke
cylinder head end.Oil di dalam cylinder rod end mengalir melewati valve
spool menuju ke tank.

60 | H Y D R A U L I C
Gambar 60

3) Valve Port

Terlihat pada gambar di bawah adalah valve port yang


tersambung pada working lines. Valve dengan dengan dua port biasa
disebut sebagai two-way valve. Valve bisa punya beberapa posisi dan
port sesuai kebutuhan. Akan tetapi kebanyakan valve position berada
pada range satu sampai tiga, untuk valve port berada pada range dua
sampai enam.

Gambar 61

61 | H Y D R A U L I C
Directioanal control valve terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:

 Series valve circuit

 Tandem valve circuit

 Parallel valve circuit

Gambar 62

4) Paralel Valve Circuit

Parallel valve circuit pada umumnya dipakai untuk motor grader,


forklift truck, shovel dan backhoe loader.

Gambar 63

5) Tandem Valve Circuit

Tandem valve circuit pada umumnya dipakai untuk dozer shovel, pay
loader dan forklift truck.

62 | H Y D R A U L I C
Gambar 64

6) Basic Nomenclature Spool

Kontruksi spool dirancang untuk mendapatkan slow moving


effect saat begerak tanpa resiko terjadinya cavitasi pada housing,
karena jet effect terjadi didalam spool. Sedikit saya ingin
mengembalikan ingatan anda tentang basic nomenclature spool, jika
anda lihat spool biasanya diberi alurmelingkar, yang nama kerennya
adalah Groove. Trus apa fungsinya?

Ketika ada dua benda (spool & housing) yang saling bisa
bergerak sliding, berarti ada clearance diantara keduanya, yang berarti
ada internal leakage atau oli bisa melewati celah antara keduanya,
tetapi bukanlah oli akan selalu menekan kesegala arah dan tegak
lurus terhadap bidang permukaan? dan sayangnya pressure oli
cenderung menekan ke spool salah satu sisi dan menjadi jammed.
Kesimpulannya, groove berfungsi untuk mencegah terjadinya
Hydraulic Lock pada spool dengan memposisikan spool selalu center
karena pressure oli menekan disekeliling spool.

Anda pernah mendengar istilah Notch? Notch berupa


coakan pada bidang bukaan spool, sehingga saat spool bergerak,

63 | H Y D R A U L I C
sebelum bidang bukaan utama terbuka, sebagian flow oli telah bisa
mengalir menuju ke actuator, sehingga gerakan actuator menjadi
lebih smooth. Disamping itu, perbedaan pressure antara ke dua
bidang spool relative kecil, sehingga spool tidak terdorong balik oleh
reaction force yang timbul pada spool, so spool bisa digerakkan ke
posisi yang diinginkan dengan smooth.

Lap didefenisikan sebagai kondisi atau jumlah (Q) kelebihan luasan


land spool terhadap sliding surface dari pool land dan lubang valve
body.

BAB IV

BAB IV ACTUATOR
Fungsi actuator ialah untuk menggerakkan perlengkapan kerja ( attachment ).
Prinsip kerjanya adalah merubah tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanis, baik
dalam bentuk reciprocating maupun rotary.

Aktuator merupakan istilah umum yang dipergunakan untuk komponen output


sistem hidrolik. Aktuator terdiri dari dua jenis yaitu:

1. Rotary aktuator, yang menghasilkan tenaga putaran atau gerakan


berputar.

2. Linear aktuator, yang menghasilkan tenaga gerak lurus.

Silinder hidrolik merupakan tipe linear aktuator yang umum meskipun sering
juga disebut sebagai "ram", "jack", atau "stroker". Istilah lainnya ini sering dipakai
pada aplikasi tertentu yang memiliki arti spesifik. Seperti telah dibahas sebelumnya,
tenaga pada sistem hidrolik, pada awalnya dibangkitkan dari gerakan putar yang
berasal dari engine dan dirubah menjadi tenaga fluida oleh pompa. Fluida diarahkan
melalui sistem tertentu menuju aktuator dimana akan dirubah kembali menjadi

64 | H Y D R A U L I C
tenaga mekanis putaran melalui motor atau dirubah menjadi gerakan linear oleh
silinder. Gaya dan gerakan lurus yang dihasilkan, dipergunakan untuk
mengoperasikan implement seperti blade , bucket , ripper dan lain sebagainya.

Gambar 65

4.1. PENYEKAT / SEALS


Semua silinder memiliki dua lokasi dimana fluida harus disekat. Yaitu,
sepanjang piston, disekitar rod dan antara body dan kepala silinder. Terdapat
berbagai tipe seal yang berbeda-beda tergantung pada penggunaannya. Kehandalan
dan kualitas seal sangat dibutuhkan untuk memperoleh umur komponen yang

diinginkan.

Gambar 66

Rod seals adalah material yang flexible, menyekat permukaan rod dari
tekanan hidrolik akibat. kombinasi penekanan awal (diameter dalam seal sedikit lebih
kecil disbanding diameter luar rod). “O” ring seal yang sederhana dengan back-up ring
dapat dipergunakan, lip-type seal merupakan desain yang umum meskipun “U” cup
atau “V” cup packing lebih sering dipergunakan. Desain seal yang umum ditunjukkan
pada Gambar 66.

65 | H Y D R A U L I C
Lip seal merupakan material yang dicetak pada logam atau rangka plastik
yang keras. Sebuah coli springdipasang pada bagian dalam bibir seal untuk
menyediakan kontak awal bibir seal terhadap permukaan yang berputar. Serupa dengan
U-cup atau V-cup, sisi cekung seal menghadap ke fluida bertekanan, dan bibir seal
tertekan terhadap permukaan yang disekat akibat tekanan fluida dan menghasilkan
penyekatan yang kuat. Material yang dipergunakan sebagai seal biasanya karet sintetis,
campuran karet dan campuran plastik. Kriteria utama pemilihan material adalah
kecocokan material seal dengan fluida yang dipergunakan, ketahanan terhadap
keausan dan ketahanan terhadap temperatur sistem. Keausan seal tergantung pada
banyak faktor selain faktor material yang dipergunakan; kualitas pelumasan dan
kebersihan fluida merupakan hal yang sangat penting, juga supaya seal dapat dilumasi
dengan benar maka harus dalam kondisi terbasahi fluida. Penyekatan yang sempurna
adalah hal utama untuk mencegah kebocoran. Namun pada kenyataanya harus tetap
ada sedikit kebocoran oli untuk membentuk oli film supaya seal dengan mudah dapat
meluncur pada permukaan kontak. Pada kebanyakan penggunaan, penyekat dianggap
baik jika tidak terdeteksi tanda-tanda adanya sejumlah fluida yang melaluinya.

4.2. LINIER ACTUATOR


Hydraulic cylinder dibagi dalam 2 tipe dasar yaitu:

a. Single Acting

b. Double Acting

a. Single Acting Cylinder

Gambar 67

Gambar 67 pada skematik menunjukkan sebuah single acting cylinder. Area


dengan warna merah menunjukkan kondisi oli bertekanan dan warna hijau
menunjukkan yang memiliki tekanan sama dengan tekanan tangki.

Single acting silinder menggunakan tekanan oli dari satu sisi silinder dan
menyediakan gaya hanya satu arah. Single acting cylinder memendek karena berat
beban atau gaya tekanan spring. Single acting cylinder jarang dipergunakan pada

66 | H Y D R A U L I C
mobile equipment.

Single acting cylinder yang sangat sederhana adalah hidrolik ram (Gambar
63).Silinder ini hanya memiliki satu ruangan fluida fluida dan
bergerak hanya satu arah force. Kebanyakan dipasang
sedemikian rupa sehingga dapat memendek karena gaya
gravitasi. Penggunaan silinder tipe ini biasanya pada dongkrak
botol (“bottle” jacks) dan mengangkat mobil ditempat cucian.

Single acting cylinder memberikan gaya hanya satu


arah, efek gravitasi dan beban balik yang menyebabkan silinder
tersebut memendek. Perbedaan utama single acting cylinder
dan ram adalah single acting cylinder menggunakan piston dan
kebocoran aliran melalui piston dialirkan menuju reservoir
untuk meminimalkan kebocoran fluida keluar sedangkan ram
tidak memiliki saluran ke reservoir. Single-acting cylinder
biasanya dipasang pada pengangkat bak truck (hoists) dan
crane boom

Gambar 68

b. Double Acting Cylinder

Gambar 69

Gambar 69 menunjukkan double acting cylinder. Warna merah


menunjukkan oli yang bertekanan dan warna hijau menunjukkan oli yang
memiliki tekanan sama dengan tekanan tangki. Ini merupakan hidrolik
aktuator yang paling umum dipergunakan pada mobile equipment.

67 | H Y D R A U L I C
Dipergunakan pada implement, steering dan sistem lainnya dimana silinder
dibutuhkan untuk melakukan kerja pada dua arah.

Gambar 70

Double-acting cylinder (Gambar 72) merupakan tipe silinder yang


paling banyak dipergunakan pada mobile equipment, Double-acting cylinder
menghasilkan gaya pada kedua arah, memanjang dan memendek. Supaya
memanjang, fluida dialirkan menuju cap end dan rod end port dihubungkan
menuju reservoir. Sewaktu memendek, fluida dialirkan ke rod end dan saluran
pada cap end port dihubungkan dengan reservoir. Double-acting cylinder juga
disebut differential silinder karena perbedaan area efektif dan volume antara
rod end dan cap end. Perbedaan ini menyebabkan terjadinya perbedaan
kecepatan ketika silinder memanjang dan memendek.

4.3. CYLINDER BRAKE, CUSHION DAN PISTON

a. Cylinder Brake (Stopper Stroke Cylinder)

Sentakan dan benturan yang berulang-ulang pada saat piston berhenti di ujung
silinder dapat merusak silinder; silinder-silinder yang memanjang dan memendek
dengan kecepatan yang tinggi dapat rusak dengan parah hanya dalam beberapa
langkah saja.

b. Cushion

ratary

68 | H Y D R A U L I C
Gambar 71

Silinder cushion merupakan perlengkapan pada silinder mobile equipment


untuk membantu melambatkan gerakan piston saat mencapai ujung langkah dan
mengurangi benturan. Cushion atau sering disebut hidrolik brake dapat dijumpai
pada salah satu atau kedua sisi silinder. Gambar 71 menunjukkan tipe cushion yang
digunakan pada langkah pemendekan.

c. Piston Valve

Piston valve yang berfungsi untuk:

 Mengurangi benturan antara piston dengan silinder.

 Sebagai safety ketika posisi full raise atau lower, tilt dioperasikan atau
sebaliknya.

 Memungkinkan beroperasi seri.’

Jika piston bergerak mendekati akhir


langkahnya, piston valve akan menyentuh
cylinder. Akibatnya oli pada ruang A akan
mengalir ke ruang B, sehingga tekanan
pada A berkurang dan benturan piston
dengan cylindr dapat dikurangi.

4.4. SILINDER TELESCOPIC

69 | H Y D R A U L I C
Gambar 73

Kebanyakan telescopic silinders (Gambar 73) adalah single-acting.


Telescopic cylinder memiliki rod yang dapat dipasang secara seri atau disebut juga
sleeve. Masing-masing sleeve secara individual memanjang. Dapat berjumlah dua,
tiga dan ada juga yang memiliki lima sleeve pada setiap silinder. Penggunaan
silinder ini sangat ideal pada industrial lift truck dan pada dump truck dengan bak
yang berukuran besar. Keunggulan telescopic silinder akibat urutan ukuran
diameter sleeve, adalah penurunan gaya dan meningkatnya kecepatan pada setiap
tahapan.

Gambar 74

Telescopic cylinder dapat juga double-acting, Gambar 74, meskipun tidak


terlalu umum. Karena area untuk melakukan proses pemendekan, sangat kecil dan
gaya memendek juga rendah. Double-acting telescopic cylinder umumnya
dipergunakan untuk mempercepat gerakan pada gaya yang lebih besar dan pada
saat langkah yang panjang dibutuhkan.

4.5. ROTARY ACTUATOR


Linear aktuator mengubah tenaga fluida menjadi gerakan linear, rotary
aktuator mengubah tenaga fluida menjadi gerakan berputar. Fluida terdorong ke
sisi inlet rotary aktuator dan menyebabkan output shaft berputar. Tahanan untuk
berputar akibat baban external menghasilkan tekanan pada sirkuit hidrolik dan pada
sisi inlet motor.

Linear Actuator umumnya terbagi dalam 3 Tipe yaitu:

70 | H Y D R A U L I C
a. Gear motor Type

b. Vane motor Type

c. Piston motor Type

Gambar 75

71 | H Y D R A U L I C
4.6. TRAVEL MOTOR

72 | H Y D R A U L I C
1. Travel Motor

Travel motor mengalirkan oli dari travel control valve, dan menggerakan motor
piston untuk meneruskan putaran output shaft ke final drive. Arah putaran travel motor
ditentukan oleh travel control valve. Dengan demikian, travel control valve merubah port
input motor ke yang mentransfer oli. Motor itu sendiri berfungsi sebagai pengereman
pada hidrolik excavator. Ketika travel control valve pada posisi “NETRAL”, sirkuit dari
input dan output port motor tertutup oleh counterbalance valve. Hasilnya, motor tidak
berputar, jadi dalam keadaan berhenti.

2. Parking Brake

Rem parkir dibentuk di dalam travel motor. Ketika mesin berjalan, tekanan oli dari
trvel ciruit menekan piston rem dalam keadaan “DISENGAGED”, dan travel motor
berjalan, kemudian mengirimkan torsi ke sistem final drive. Ketika travel control
lever kembai pada posisi “NETRAL”, tidak ada oli dari aliran travel control ke
travel motor, dan piston rem tertekan oleh spring dalam posisi “ENGAGED”. Rem
parkir merupakan tipe basah, piringan rem ganda dengan spring-loaded.

73 | H Y D R A U L I C
Struktur

Output Shaft memiliki Splines di luarnya. Spline yang ada di luarnya cocok
dengan gigi pada piringan. Di dalam wadah rem mempunyai gigi. Di gigi luar
disc plate cocok dengan gigi dari wadah rem. Wadah rem kontak ke housing.
discs dan disc plate mereka terhubung bergantian. Piston menggunakan
tenaga dari springs untuk menekan disc dan disc plate menahan wadah rem.
Wada hem bergerak seperti silinder.

Pengoperasian

Travel control lever pindah dari “netral” ke posisi “travel” : tekanan oli dari
pompautama melalui travel control valve dan mengirim ke travel motor dan
travel brake valve. Tekanan oli itu mengalir ke travel brake valve bergerak
counterbalance spool oleh travel brake valve, dan aliran ke rem parkir.
Tekanan oli itu memasuki ruang rem parkir terhubung ke tank drain circuit.
Bagaimana cara
membatasi dengan
throttle, jadi tekanan naik
dan menekan brake piston
ke kiri. Untuk alasan ini,
gaya menekan disc dan
disc palte menghilang, dan
output shaft kontak
dengan disc menjadi
terlepas. Karena itu, travel
motor bisa berputar.
Tambahan di dalam, brake
piston menekan menahan

74 | H Y D R A U L I C
housing, jadi outlet port dari throttle tertutup dan rem parkir terdiam bebas.

Tuas travel control pindah balik dari “travel” ke “netral”. Aliran oli dari travel
control valve ke travel motor dan travel brake valve berhenti, jadi counterbalance
spool dari travel brake valve mencoba untuk kembali ke posisi netral. Ketika itu
terjadi, tekanan pada rem parkir tekanan ruang turun dan brake piston menekan
kembali oleh springs. Ketika brake piston menekan kembali, terbentuk celah
diantara brake piston dan housing. output port pada throttle terhubung ke bagian
dalam housing, dan oli terkuras. Bagian dalam housing terhubung ke tank drain
circuit. Untuk alasan ini, brake piston menekan kembali oleh springs, dan plates
dan disc mendorong menahan wadah rem. Hasilnya, output shaft tidak berputar
dan rem teraplikasikan.

Travel Brake Valve

75 | H Y D R A U L I C
76 | H Y D R A U L I C
Counterbalance

Safety valve

77 | H Y D R A U L I C
4.7. VANE MOTOR

Gambar potongan balanced vane rotating group ditunjukkan Gambar 85.


Elemen yang ditunjukkan adalah cam (cam ring atau displacement ring), rotor dan
vane. Output shaft motor dihubungkan dengan bagian tengah rotor. Vane meluncur
masuk dan keluar pada celah rotor dan juga membuat kontak dengan permukaan cam.

Sebentuk spring, baik itu spring clip atau coli spring kecil, dipasang dibawah vane
supaya vane duduk dengan mantap pada permukaan cam (Gambar 86). Sebagai
tambahan, fluida inlet dialirkan juga dibawah vane untuk menyeimbangkan tekanan
antara bagian atas dan bawah untuk mencegah tekanan mendorong vane mundur
kembali di celah rotor. Fluida memasuki motor akan menekan pada dua sisi yang
berseberangan pada rotor assembly dan fluida kembali akan keluar di dua sisi, tekanan
yang sebanding selalu berseberangan satu sama lain, menyeimbangkan gaya sepanjang
rotor. Hal ini akan melepas sejumlah beban dari drive shaft dan bearing yang
disebabkan oleh tekanan dan gaya internal.

78 | H Y D R A U L I C
Gambar menunjukkan perbedaan tekanan sepanjang vane akan menghasilkan gaya
pada vane. Jumlah vane yang terkena tekanan akan menentukan jumlah gaya yang
dihasilkan (force sama dengan tekanan dikali luas area) dan jarak dari titik tengah
vane yang tertekan ke titik tengah drive shaft akan menentukan torque yang dihasilkan.
Oleh karena itu output torque dari vane motor tergantung pada tekanan, ukuran vane
(bagian vane yang memanjang diatas rotor dan lebarnya) dan radius rotor (jarak dari
titik tengah drive shaft).

79 | H Y D R A U L I C
BAB V
BAB V SIMBOL –SIMBOL GRAFIK
Simbol-simbol grafik untuk diagram hidrolik awalnya dibuat oleh American
National Standards Institute (ANSI) dan saat ini dipergunakan juga oleh
International Standards Organisation (ISO). Simbol ini berguna sebagai standard
komunikasi di dunia industri dan pendidikan. Dengan adanya simbol, maka desain,
proses fabrikasi, analisis dan perbaikan & perawatan lebih mudah dilakukan.

Simbol ini menggambarkan fungsi komponen bukan konstruksinya.


Disamping itu, simbol ini memperlihatkan bagaimana komponen yang
menggunakan tenaga fluida beroperasi secara pneumatik, secara hidrolik, secara
elektrik, secara manual, dan sejenisnya. Aturan penggunaan sistem simbol grafis
berikut harus dimengerti dan diikuti supaya hasil yang diperoleh maksimal:

1. Simbol-simbol menunjukkan sambungan, jalur aliran, dan fungsi komponen.


Simbol-simbol tersebut tidak menunjukkan kondisi yang terjadi selama
perubahan suatu kondisi aliran ke kondisi aliran lainnya. Simbol-simbol juga
tidak menunjukkan konstruksi atau nilai, seperti tekanan, laju aliran, dan
setelan komponen.

2. Simbol-simbol tidak menunjukkan lokasi port, lokasi spool, posisi elemen


pengontrol pada kondisi sesungguhnya.

3. Posisi atau ukuran simbol bisa diubah menjelaskan komponen dengan tidak
mengubah artinya.

4. Masing-masing simbol memperlihatkan komponen pada kondisi biasa atau


netral kecuali terdapat gambar lainnya yang menunjukkan kondisi spesifik
masing-masing posisi komponen.

5. Anak panah yang dipakai dalam simbol envelop menunjukkan arah aliran pada
komponen dan tanda panah di kedua sisi menunjukkan aliran yang dapat
bolak-balik.

Simbol-simbol grafik menggunakan bentuk geometris dasar untuk menjelaskan


komponen dan sirkuit. Simbol tersebut dapat berbentuk lingkaran, bujur sangkar, segi
empat, segitiga, busur, anak panah, garis, titik dan silang

80 | H Y D R A U L I C
5.1. SIMBOL DASAR

Gambar 76

Simbol dasar pertama adalah segitiga energi (Gambar 76). Segitiga


dipergunakan untuk melambangkan titik konversi tenaga dan arah aliran. Segitiga
dengan warna gelap atau buram seperti terlihat disebelah kiri menunjukkan media
tenaga adalah fluida, seperti hidrolik oli. Segitiga bening di sebelah kanan
menunjukkan media tenaga gas. Arah menghadapnya segitiga akan menunjukkan
arah tenaga mengalir, menuju atau dari komponen. Segitiga gelap yang menunjuk
keluar envelop komponen akan menunjukkan komponen pengubah tenaga (seperti
pompa) dan medianya adalah fluida. Contoh lain dapat berupa segitiga bening
yang menunjuk ke dalam komponen, menunjukkan media tenaga adalah angin dan
komponen menyerap atau mempergunakan tenaga ini untuk melakukan kerja
(seperti motor pneumatik).

Shaft berputar diperlihatkan dengan garis padat yang pendek,


tersambung dengan garis besar komponen. Anak panah dipergunakan untuk
menunjukkan arah putaran. Anak panah selalu diasumsikan didekat shaft dan
dapat berputar searah atau bolak-balik.

5.2. SIMBOL KOMPONEN DASAR

81 | H Y D R A U L I C
Simbol dasar komponen yang dipergunakan berupa lingkaran, bujur sangkar,
ketupat, segi empat dan beberapa bentuk geometris lainnya (Gambar 77). Lambang
komponen atau envelop dasar ini kemudian ditambahkan lambang komponen atau
elemen tambahan untuk menciptakan, atau menggambarkan jenis komponen
secara spesifik seperti valve, pompa, atau motor. Ukuran komponen secara garis
besar mungkin diubah-ubah untuk menekankan bagian tertentu atau menunjukkan
perbedaan di antara bagian utama dan pembantu. Selain itu, variasi ukuran, tidak
menunjukkan ukuran fisik komponen.

5.3. SIMBOL LINE


Tiga tipe garis yang digunakan pada gambar simbol grafis
dipergunakan untuk menunjukkan pipa( tubes, hoses dan saluran dalam)
komponen hidrolik terdiri dari:

1) Working Lines

Garis lurus / nyata (solid line) digunakan untuk menunjukkan jalur kerja
hidrolik. Jalur kerja membawa sebagian besar aliran menuju sistem
hidrolik.

2) Pilot Lines

Garis putus-putus digunakan untuk menunjukkan pilot line hidrolik. Pilot


line membawa sedikit volume oli yang digunakan sebagai aliran
tambahan untuk menggerakkan atau mengontrol komponen hidrolik.
Panjang setiap garis putus sedikitnya sepuluh kali lebarnya.

3) Drain Lines

Garis putus-putus lainnya digunakan menunjukkan jalur pengembalian


(drain line) yang mengembalikan oli ke reservoir. Panjang setiap garis
putus sedikitnya lima kali lebarnya.

Beberapa symbol lainnya:

1) Garis pembatas (Enclosure Lines)

Enclosure line digunakan untuk menggambarkan batas daerah pada


mesin, dimana terdapat komponen hidrolik, sebagai contoh tempat

82 | H Y D R A U L I C
pengoperasian, atau setengah bagian depan artikulasi mesin.

2) instrument Lines

Instrument line digunakan untuk menghubungkan sebuah instrument


dengan sensor.

Perpotongan line:

5.4. SIMBOL GRAFIK – TANKI HIDROLIK

Gambar 78

Simbol vented reservoir (Gambar 73) ditunjukkan disebelah kiri dan


dilambangkan dengan kotak yang terbuka bagian atasnya. Pressurised reservoir
digambarkan dengan kotak yang tertutup penuh. Return line dapat digambarkan di atas
atau di bawah ketinggian fluida.

83 | H Y D R A U L I C
5.5. SIMBOL GRAFIK – FILTER FLUIDA
Simbol umum yang digunakan untuk menunjukkan filter
fluida berbentuk belah ketupat kosong (empty diamond)
seperti ditunjukkan pada di samping. Beberapa tipe simbol
fluid conditioner dapat dibuat dengan melakukan sedikit
perubahan atau tambahan pada simbol dasar.

Pertama adalah filter atau strainer, seperti ditunjukkan


pada Gambar 45, dengan garis putus-putus vertical di
dalam simbol dasar. Ini menunjukkan media penyaring
dimana fluida mengalir.

Terdapat sebuah garis horizontal yang melintang pada


bagian dasar simbol, seperti yang terlihat pada Gambar
menggambarkan materi yang telah dipisahkan berada pada
dasar tangki , misalnya air.

Garis pendek yang memanjang dari bagian bawah simbol,


seperti ditunjukkan Gambar, memperlihatkan saluran
pembuangan manual.

Pembuangan otomatis ditunjukkan oleh huruf ''V'' kecil yang ditempatkan dibawah
garis pemisah horizontal seperti ditunjukkan Gambar.

5.6. SIMBOL GRAFIK – PUMP


Symbol ISO pompa dilambangkan dengan segitiga gelap pada sebuah lingkaran,
segitiga tersebut mengarah ke sisi luar lingkaran.

84 | H Y D R A U L I C
Gambar 79

5.7. SIMBOL GRAFIK – LINIER ACTUATOR


Simbol dasar dari silinder hidrolik dan pneumatic ditunjukkan oleh Gambar 75.
Ukuran rod dan panjang langkah tidak direfleksikan oleh ukuran simbol. Pada kedua
contoh single acting silinder di bawah, silinder hanya dapat diaktifkan dengan
tekanan hanya dari satu arah. Pada contoh yang bawah terlihat double acting
silinder dan double rod end silinder yang dipakai pada steering silinder backhoe
loader wheeled tractor scrapers.

Gambar 80

5.8. SIMBOL GRAFIK – ROTARY ACTUATOR


Simbol yang digunakan motor hampir sama dengan
pompa. Motor melakukan fungsi sebaliknya dari
pompa yaitu mengubah energi fluida menjadi energi
mekanis. Hal penting yang harus diingat adalah
simbol grafis yang menunjukkan pompa dan motor
tidak menunjukkan jenis pump atau motor (gear, vane
atau piston type) . Simbols hanya menunjukkan tipe
displacement pompa dan metode operasi.

Gambar 81

85 | H Y D R A U L I C
5.9. SIMBOL GRAFIK – VALVE
Directional control valve

Gambar 82

Simbol dasar directional control valve (Gambar 82) terdiri dari sebuah atau
lebih basic envelope seperti terlihat pada gambar simbol diatas. Jumlah envelope
yang dipergunakan menunjukkan jumlah posisi gerakan valve. Saluran valve (port),
atau titik sambungan inlet, outlet dan jalur kerja. Simbol pertama pada gembar
disebelah kiri memiliki dua port dan biasanya disebut two-way valve, jangan bingung
dengan two-position valve seperti terlihat pada gambar yang ditengah. Valves dapat
memiliki berbagai posisi atau port sesuai kebutuhan, meskipun yang umum
berkisar antara 1-3 posisi, lima posisi atau lebih sedikit.

Dua simbol lainnya menunjukkan tipe port yang biasanya digunakan pada
valve dengan tiga atau empat jalur.
Istilah valve dengan dua, tiga
dan empat jalur bukan berarti
valve-nya dua,tiga atau
empat buah tetapi
menunjukkan jumlah port aliran
yang tersedia.

86 | H Y D R A U L I C
Gambar 83

Garis dan panah dibagian dalam envelope digunakan untuk menunjukkan jalur
dan arah aliran antara port (Gambar 83). Dua tipe valve terlihat disini, normally
blocked dan normally open. Istilah ini menunjukkan kondisi aliran pada valve
diposisi netral. Simbol valve selalu digambarkan pada posisi netral atau posisi
sedang tidak aktif. Valve dikatakan berada pada kondisi neutral ketika tidak ada
aliran atau tekanan pada sirkuit. Gerakan valve spool atau envelope pada simbol
grafis harus dilakukan dengan berimajinasi. Pada skematik mesin yang
lengkap,komponen selalu digambarkan pada posisi netral. Gambar simbol sebelah
atas (normally block) dihalaman sebelumnya menunjukkan satu, dua dan tiga posisi
valve dimana aliran normalnya terhambat pada posisi netral. Gambar simbol
sebelah bawah (normally open) dihalaman sebelumnya menunjukkan satu, dua dan
tiga posisi valve yang normalnya membuka aliran diposisi netral.

87 | H Y D R A U L I C
Gambar 84

Simbol pertama yang terlihat disebelah kiri Gambar 79 menunjukkan posisi


valve normally closed. Hal ini berarti valve spool dapat digerakkan sebagian, pada
berbagai macam posisi atau terbuka penuh untuk mengatur aliran melalui valve.
Tanda panah menunjukkan aliran normal-nya satu arah, dari top port menuju
bottom port.

Simbol ditengah pada Gambar 79 menunjukkan normally closed valve dua


posisi. Fungsi valve sangat mirip dengan fungsi valve yang baru saja
didiskusikan.Namum disamping valve spool mengatur aliran, Valve dapat berada
pada posisi tertutup penuh dan terbuka penuh. Pada posisi netral, aliran ditutup,
ditandai dengan simbol “T". Pada posisi terbuka penuh, yang ditunjukkan oleh
envelope sebelah kanan, oli dapat mengalir pada dua arah. Hal ini ditunjukkan oleh
panah dengan dua kepala. Bandingkan gambar ini dengan simbol sebelumnya
dimana aliran hanya pada satu arah yang ditunjukkan dengan panah dengan satu
kepala.

Simbol yang terlihat disebelah kanan Gambar 79 menunjukkan posisi normally


closed valve tiga posisi. Gambar ini menunjukkan aliran menyilang (cross flow)
diperoleh antara port ketika spool digerakkan ke kiri. Biasanya , ketika simbol valve
ditunjukkan sendiri-sendiri, port diberi label untuk menentukan suplai , return dan
working port. Namun ketika komponen ditunjukkan pada skematik sirkuit yang
komplit, garis penghubung harus ditelusuri untuk menentukan bagian mana yang
merupakan supply, return dan working
port. Valve dengan dua, tiga dan
berbagai posisi dapat juga menunjukkan
kemampuan pengaturan aliran. . Hal ini
diperoleh dengan menambahkan garis
horizontal yang parallel pada valve
envelopes yang akan dijelaskan pada
slide berikut ini. Valves yang
digambarkan hanya satu tidak
memerlukan penambahan garis
horizontal.

Gambar 85

Terlihat pada sisi kiri Gambar 80 gambar potongan directional four-way


control valve pada posisi netral. Disebelah kanan terlihat simbol valve pada kondisi
tengah-tengah atau kondisi netral. Arti dari huruf label port adalah :

P - Supply dari pompa

T - Return dari tangki

88 | H Y D R A U L I C
A - Port yang bekerja (Ke Actuator)

B - Port yang bekerja (Ke Actuator)

Potongan valve pada gambar kiri atas merupakan open-centred type spool.
Supplai aliran dari pompa tidak terhambat dari working port “A” dan “B”, atau
terhubung ke tangki. Pada kasus ini aliran suplai akan memiliki hambatan yang kecil.
Simbol disebelah kanan mengindikasikan semua terhubung (titik sambungan) yang
memungkinkan aliran yang bebas disemua port.

Potongan pada Gambar 86 menunjukkan spool tipe closed-centre. Aliran


suplai pompa tertutup oleh spool valve terhadap housing sebelah kanan dan
sebelah kiri working port “A” dan “B.” Port “A” dan “B” juga ditutup oleh spool
terhadap tangki. Simbol sebelah kanan menggunakan lambang “T” untuk
menyatakan port tertutup.

Gambar potongan dan simbol menunjukkan closed centre motor spool


dimana kedua port "A" dan "B" terhubung dengan tangki dan suplai pompa tertutup.
Gambar potongan sebelah bawah dan simbol menunjukkan open centre valve tipe
tandem. Suplai pompa terbuka ke tangki karena adanya saluran dibagian dalam
spool ketika port "A" dan "B" tertutup keduanya. Meskipun tidak satupun simbol
yang menunjukkan bahwa pada gambar diatas ada lubang pada spool . Sekali lagi,
harus diingat bahwa simbol digunakan untuk menunjukkan fungsi komponen bukan
konstruksi komponen. Valve ini disebut tandem-type valve karena selain
memungkinkan aliran pompa mengalir secara langsung ke tangki melalui port “T ",

89 | H Y D R A U L I C
dapat juga diarahkan menuju bagian valve lainnya melaui port “T." Oleh karena itu ,
valve dengan dua bagian disebut tandem atau seri , yang satu dibelakan yang
lainnya, valve kedua diberi aliran yang keluar dari valve pertama.

Gambar 87

Simbol pada Gambar 83 menunjukkan single


valve envelope dengan aliran normally closed.
Terlihat juga tekanan sistem dirasakan melalui
pilot line dan bekerja melawan gaya spring yang
dapat disetel. Tidak satupun dari simbol yang
menunjukkan relief valve memiliki pilot dan relief
poppet, atau tekanan yang dirasakan melalui
sebuah orifice.

Gambar 88

90 | H Y D R A U L I C
5.10. SIMBOL GRAFIK – ROTARY ACTUATOR
a. Pipe Symbol

Symbol pipa saluran

Symbol saluran drain (Indikasi kerusakan / kebocoran saluran)

Symbol pipa flexible

Semua symbol ini memnandakan arah aliran flow pada pipa

Pada symbol panah (hitam) untuk aliran berupa fluida /


cairan

Pada symbol panah putih untuk aliran berupa gas / udara

Symbol ini menunjukan bahwa pada saluran, jumlah aliran di


persempit

b. Pipe Connection Symbol Pipe

Symbol ini menandakan dua pipa saling menyilang dan


tidak berhubungan.

Dan symbol yang menandakan dua pipa saling


berhubungan.

Symbol ini menandakan saluran pipa berhubungan dengan


drain dan berada di atas oli.

Symbol ini menandakan saluran drain di benamkan pada oli.

91 | H Y D R A U L I C
92 | H Y D R A U L I C
c. Instrument Symbol

93 | H Y D R A U L I C
94 | H Y D R A U L I C
95 | H Y D R A U L I C
BAB VI
BAB V CIRCUIT DIAGRAM
6.1. POWERTRAIN HYDRAULIC CIRCUIT DIAGRAM D8ESS-2A

96 | H Y D R A U L I C
6.2. HYDRAULIC CIRCUIT DIAGRAM D85ESS-2A

97 | H Y D R A U L I C
6.3. POWERTRAIN HYDRAULIC CIRCUIT DIAGRAM HD785-S

98 | H Y D R A U L I C
6.5. POWERTRAIN HYDRAULIC CIRCUIT DIAGRAM WA600-3

99 | H Y D R A U L I C
6.5. POWERTRAIN HYDRAULIC CIRCUIT DIAGRAM WA600-3

100 | H Y D R A U L I C
6.6. HYDRAULIC CIRCUIT DIAGRAM WA600-3

Ringkasan

101 | H Y D R A U L I C
Sifat-sifat dasar zat cair/fluida antara lain adalah :

 Mudah menyesuaikan bentuk.

 Tidak dapat dimampatkan.

 Meneruskan tekanan ke semua arah.

 Mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.

 Mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah.

Hukum Pascal : “Zat cair dalam ruangan tertutup dan diam (tidak mengalir) mendapat
tekanan, maka tekanan tersebut akan diteruskan ke segala arah dengan sama rata dan
tegak lurus bidang permukaannya“.

Rumus Hukum Pascal : F = P x A (Kg)

Dalam melakukan pengukuran tekanan terdapat dua macam pembacaan, yaitu :

 Tekanan gauge adalah tekanan yang mengabaikan besarnya tekanan udara luar
(tekanan atmosfer), atau nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada alat
pengukur tekanan.

 Tekanan absolute adalah tekanan yang dipengaruhi oleh besarnya tekanan udara
luar.

Tekanan Absolute = Tekanan Gauge + Tekanan Atmosfer Q

Kecepatan gerak piston ditentukan dengan rumus : V = Q/A

Sifat-sifat orifice :

 Tekanan hilang akan tinggi jika aliran dihambat.

 Tekanan hilang akan semakin tinggi jika orifice semakin panjang.

 Tekanan hilang akan semakin tinggi jika jumlah aliran dan nilai berat jenis zat
cair/fluida semakin besar.

 Tekanan hilang akan semakin tinggi jika orifice semakin sempit.

 Energi yang hilang akan dirubah menjadi panas (kalor).

Komponen-komponen utama sistem hidrolik diantaranya adalah :

 Tangki hidrolik (hydraulic tank), berfungsi sebagai tempat penampungan oli dan

102 | H Y D R A U L I C
pendingin oli yang kembali dari sistem.

 Pompa hidrolik (hydraulic pump), berfungsi sebagai pemindah oli dari tangki ke
dalam sistem dan bersama komponen lain menimbulkan tenaga hidrolik
(hydraulic pressure).

 Control valve, berfungsi untuk mengatur tekanan, jumlah dan arah aliran oli yang
masuk ke sistem.

 Actuator (hydraulic cylinder), berfungsi merubah tenaga hidrolik menjadi tenaga


mekanik. Main relief valve, berfungsi untuk membatasi tekanan di dalam hydraulic
system untuk menghindari kerusakan hydraulic system akibat over pressure.

 Filter, berfungsi untuk menyaring kotoran–kotoran agar tidak ikut bersirkulasi ke


dalam sistem.

Hubungan antar komponen–komponen sistem hidrolik di atas terbagi menjadi dua


jenis, yaitu :

 open center system

 close center system

Hydraulic tank dibedakan menjadi :

1. Tidak berhubungan dengan udara luar (pressurized), terbagi menjadi :

 Dibatasi (limited), contoh : Excavator.

 Tidak dibatasi (unlimited), contoh : Bulldozer.

2. Berhubungan dengan udara luar (unpressurized), contoh : Forklift.

Pompa hidrolik pada dasarnya terbagi menjadi menjadi non positive displacement
pump dan positive displacement pump. Pompa jenis positive displacement dibagi
menjadi dua tipe, yaitu fixed displacement pump dan variable displacement pump.

Gear pump terbagi menjadi dua, yaitu internal gear pump dan external gear pump.
External gear pump diklasifikasikan kedalam lima (5) jenis, yaitu :

 FAL/R dengan tekanan 30 Kg/cm2.

 GAL/R dengan tekanan 125 Kg/cm2.

 PAL/R dengan tekanan 140 Kg/cm2.

 KAL/R dengan tekanan 175 Kg/cm2.

 SAL/R dengan tekanan 210 Kg/cm2.

103 | H Y D R A U L I C
Internal oil leakage adalah kebocoran oli dari tempat bertekanan tinggi ke tempat
bertekanan rendah melalui gap atau clearance yang terdapat pada pompa.
Adapun sumber internal leakage tersebut adalah :

 Antara ujung gigi dengan rumahnya, disebut top clearance.

 Antara sisi gigi dengan sisi plat, disebut side clearance.

 Antara gigi yang satu dengan gigi lainya, disebut backlash.

Piston pump terbagi menjadi dua, yaitu :

1. axial piston pump

2. Radial piston pump.

Axial piston pump terbagi menjadi dua, yaitu :

 In Line axial piston pump

 Bent axis axial piston pump. In line axial

Radial piston pump terbagi menjadi dua, yaitu :

 Radial piston pump rotating cam

 Radial piston pump rotating piston.

Vane pump terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :

1. Balanced vane pump

2. Unbalanced vane pump

Hydraulic control valve berdasarkan fungsinya terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Pressure control valve (katup pengontrol tekanan)

2. Flow control valve (katup pengontrol jumlah aliran)

3. Directional control valve (katup pengontrol arah aliran).

Hydraulic cylinder berfungsi untuk menggerakkan perlengkapan kerja (attachment).


Prinsip kerjanya adalah merubah tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanis.

Jenis-jenis hydraulic cylinder diantaranya :

 Single Acting

 Double Acting

104 | H Y D R A U L I C
 Telescopic

Cylinder Hydraulic dilengkapi dengan piston valve yang berfungsi untuk :

 Mengurangi benturan antara piston dengan silinder.

 Sebagai safety ketika posisi full raise atau lower, tilt dioperasikan atau
sebaliknya.

 Memungkinkan beroperasi seri.

Boom cylinder sisi head dan arm cylinder sisi bottom dilengkapi juga dengan cushion
yang berfungsi untuk :

 Mengurangi kecepatan pukulan piston pada akhir langkahnya, sehingga


meringankan beban kejut pada chasis.

 Mengurangi suara pukulan piston.

Dengan adanya simbol, maka desain, proses fabrikasi, analisis dan perbaikan &
perawatan lebih mudah dilakukan.

 Simbol-simbol menunjukkan sambungan, jalur aliran, dan fungsi komponen.

 Masing-masing simbol memperlihatkan kondisi pada komponen.

 Masing-masing simbol menunjukkan kondisi spesifik masing-masing posisi


komponen.

 nak panah yang dipakai dalam simbol envelop menunjukkan arah aliran pada
komponen.

 Simbol tidak menunjukkan konstruksi atau nilai, seperti tekanan, laju aliran,
dan setelan komponen.

 Simbol tidak menunjukkan kondisi yang terjadi selama perubahan suatu


kondisi aliran ke kondisi aliran lainnya.

105 | H Y D R A U L I C
 Simbol tidak menunjukkan lokasi port, lokasi spool, posisi elemen pengontrol
pada kondisi sesungguhnya.

LALU ADA JALAN TERBAIK JIKA KITA SUNGGUH-SUNGGUH


BERUSAHA UNTUK MENDAPATKANNYA.
TINGGALKAN YANG MEMBENARKAN KEBIASAAN DAN
LAKUKANLAH KEBIASAAN YANG BENAR.

TERIMAKASIH

106 | H Y D R A U L I C
© BUMA People Development
BUMA People Development
2018

2018

Develop Productive & Motivated People

© BIRU People Development


2023

107 | H Y D R A U L I C

Anda mungkin juga menyukai