Anda di halaman 1dari 32

Paket Pembelajaran & Penilaian

Kode :TEDC - STF-H-01.

PRINSIP DASAR SISTEM HIDROLIK

Disusun oleh : Drs.Sisjono,BE,Dipl.Ed

( 2016 )
DASAR-DASAR SISTEM HIDROLIK

Saluran
tekan

UNTUK PESERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


SEKTOR LOGAM DAN MESIN
BIDANG PEMELIHARAAN DAN DIAGNOSE SISTEM TENAGA FLUIDA
DISUSUN OLEH:

SISJONO
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke haderat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat
dan anugerah Nya jualah paket pembelajaran dan penilaian ini tersusun.
Dalam rangka mewujudkan program pelatihan berdasarkan kompetensi atau Competences
Based Training, guna meningkatkan mutu hasil pelatihan / pembelajaran maka disusunlah
paket-paket pembelajaran dan penilaian oleh para widya iswara / staf Pusat Pengembangan
dan Penataran Guru Teknologi Bandung. Paket pembelajaran dan penilaian disusun
berdasarkan pada satu Unit Kompetensi / sub unit tertentu yaitu Unit Kompetensi yang telah
distandarkan sesuai dengan standar industri. Dengan mempelajari paket pembelajaran dan
penilaian serta dinyatakan kompeten oleh Penilai atau Assessor berati peserta pelatihan
telah menguasai unit kompetensi seperti yang tertera pada setiap paket pembelajaran dan
penilaian .
Paket pembelajaran dan penilaian ini dalam pelatihan berdasarkan kompetensi digunakan
secara modular (modular sistem); jadi peserta belajar / berlatih secara individu sehingga
sistem ini akan memberikan kesempatan kepada setiap individu peserta untuk mencapai
hasil belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing. Pelatih atau guru atau instruktur
akan membimbing peserta secara individu, baik dalam memahami teori, menerapkan
konsep maupun melaksanakan praktik keterampilan.
Paket pembelajaran dan penilaian yang berjudul : “ Prinsip Dasar Sistem Hidrolik “, ini
dipersiapkan untuk membimbing peserta pelatihan dalam mempelajari atau menguasai Unit
Kompetensi yang berjudul : “ Memelihara komponen hidrolik “.
Kritik dan saran serta masukan-masukan demi penyempurnaan paket ini sangat diharapkan
sehingga penggunaan paket pembelajaran dan penilaian ini semakin sempurna pula.
Semoga usaha ini dapat memberikan faedah dalam peningkatan mutu pelatihan yang akan
bermuara pada meningkatnya mutu sumber daya manusia . Akhirnya, kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam mewujudkan paket ini kami sampaikan terima kasih.

Kepala

(Drs. Sutomo, MEd)


NIP 130 .
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
1 KEGIATAN BELAJAR 1 1
PENGENALAN SISTEM HIDROLIK
1.1 Pengertian Sistem Hidrolik 1
1.2 Konstruksi Dasar Sistem Hidrolik 1
1.3 Penerapan Sistem Hidrolik Di Industri 2
1.4 Satuan Ukuran SI Unit (Sistem Satuan Standar International) 3
2 KEGIATAN BELAJAR 2 7
HUKUM-HUKUM FLUIDA
2.1 Hukum PascaL 7
2.2 Jumlah Aliran (Flow Rates) 9
2.3 Kecepatan Aliran 9
2.4 Jumlah Aliran Tetap 9
3 KEGIATAN BELAJAR 3 12
KOMPONEN DASAR SISTEM HIDROLIK
3.1 Unit Tenaga (Power Pack) 12
3.2 Unit Pengatur (Control elements) 12
3.3 Unit Penggerak (Aktuator) 13
4 KEGIATAN BELAJAR 4 14
CAIRAN HIDROLIK
4.1 Properti Cairan hidrolik 14
4.2 Macam-macam Cairan Hidrolik 21
4.3 Pemeliharaan Cairan Hidrolik 23
TUGAS – TUGAS 25
DAFTAR PUSTAKA 29

Technical Education Development Center Bandung ii


467118618.doc
Lembar Informasi

KEGIATAN BELAJAR 1

PENGENALAN SISTEM HIDROLIK

1.1 Pengertian Sistem Hidrolik


Untuk mengenal sistem hidrolik maka kita perlu mengenal apa itu sistem tenaga fluida dan
apa itu fluida. Mengapa demikian karena sistem hidrolik merupakan bagian dari sistem
tenaga fluida.
Fluida adalah zat yang bersifat mengalir . Hal ini disebabkan karena molekul-molekulnya
mempunyai daya tarik-menarik ( kohesi ) antar molekul sangat kecil atau bahkan nol.
Fluida terdiri atas zat cair ( liquid ) dan zat gas.
Sistem Tenaga Fluida (Fluid power system) adalah suatu rangkaian pemindahan tenaga
dan / atau pengaturan tenaga dengan menggunakan media ( perantara ) fluida .Tenaga dari
sumber tenaga atau pembangkit tenaga diteruskan oleh fluida melalui saluran fluida , unit-
unit pengatur atau control element ke unit penggerak sebagai output dari system tersebut.
Fungsi Fluida ialah : untuk menghantarkan (mentransfer) atau menyalurkan tenaga yang
dibangkitkan oleh pembangkit tenaga (primemover) ke seluruh sirkuit (rangkaian) hingga
outputnya dapat dilihat pada aktuator.
Sistem Hidrolik adalah sistem tenaga fluida yang menggunakan cairan ( liquid ) sebagai
media transfer. Cairan hidrolik biasanya berupa oli ( oli hidrolik ) atau campuran antara oli
dan air.
Sistem Pneumatik adalah sistem tenaga fluida yang menggunakan udara sebagai media
transfer. Udara dikempa atau dimampatkan dengan menggunakan kompresor dan disimpan
di dalam tangki udara kempa untuk setiap saat siap digunakan.

1.2 Konstruksi Dasar Sistem Hidrolik


Konstruksi dasar sistem hidrolik dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut ini. Pada gambar
tersebut diperlihatkan komponen-komponen yang ada pada sistem hidrolik pada umumnya.
Nama-nama komponen ditunjukkan di samping gambar .
Adapun cara kerjanya sebagai berikut :
Apabila pompa (2) diaktifkan dengan cara menghidupkan penggerak mula, oli dari tangki (1)
tersedot kemudian ditekan melalui saluran tekan, diarahkan oleh control valve (10) ke
silinder hidrolik dan mendorong piston maju. Oli di sebelah depan piston terdorong maju
terus melalui katup pengarah (control valve 10) kemudian ke saluran balik terus ke tangki.
Untuk menggerakkan piston kembali ke posisi semula atau mundur maka handel control
valve dikembalikan ke posisi semula, sehingga oli akan diarahkan ke silinder bagian depan
dan mendorong piston mundur. Demikian seterusnya gerakan bolak-balik silinder diarahkan
oleh control valve dengan mengoperasikan handel.

Technical Education Development Center Bandung 1


467118618.doc
Lembar Informasi

Nama-nama bagian :

1. Reservoir (tangki hidrolik)

2. Pompa

3. Filter

4. Pressure Regulating Valve

Saluran 5. Accumulator
balik
6. Check Valves

7. PompaTangan

Saluran 8. Pressure Gage


tekan
9. Relief Valve

10. Cantrol Valve

11. Actuating Unit/silinder


hidrolik

Gb.1.1. Sistem hidrolik sederhana

1.3 Penerapan Sistem Hidrolik Di Industri


Tujuan penerapan Sistem hidrolik di industri antara lain sebagai :

 Media kerja ( Working medium ). Ini berbentuk penyimpanan tenaga berupa cairan
hidrolik yang bertekanan, kemudian dengan tenga yang tersimpan tersebut orang
dapat melakukan suatu pekerjaan .

 Otomatisasi.( Automation ). Pekerjaan yang dilakukan dengan cairan hidrolik yang


dikontrol (dikendalikan) dengan alat-alat pengatur dan sensor-sensor maka sistem
tersebut dapat bekerja secara otomatis.

Technical Education Development Center Bandung 2


467118618.doc
Lembar Informasi

Unit penggerak ( Working element ) dari sistem hidrolik dapat menampilkan out put berupa
gerakan-gerakan sebagai berikut :

 Gerak lurus ( maju-mundur atau naik-turun ) oleh silinder hidrolik

 Gerak radius / lengkung ( swivel ) oleh limited rotary actuator

 Gerak putar ( rotary ) oleh motor hidrolik


Bidang-bidang industri yang menggunakan atau menerapkan sistem hidrolik sebagai
working medium atau otomatisasi antara lain :
a. Bidang Manufacturing
 Drilling
 Turning
 Milling
 Forming
 Finishing
b. Material Handling

 Clamping
 Shifting
 Positiong
 Orienting
c. Penerapan Umum ( di darat , laut dan udara serta pertambangan )

 Packaging
 Feeding
 Metering
 Door or chute control
 Transfer of materials
d. Pertahanan / Kemiliteran
 Alat angkat
 Pemutar senjata
 Dsb

1.4 Satuan Ukuran SI Unit (Sistem Satuan Standar International)


Satuan Tekanan :
Tekanan atau disebut tekanan hidrostatis merupakan berat dari cairan tertentu dengan
ketinggian kolom zat cair tertentu pada luas permukaan tertentu pula. Pada percobaan
Toricelly , zat cair yang digunakan adalah air dengan tabung berpenampang 1cm2 .
Dengan demikian rumus mencari tekanan dapat ditulis sebagai berikut :

Technical Education Development Center Bandung 3


467118618.doc
Lembar Informasi

p = h .  .g

p = tekanan hidrostatis
h = tinggi kolom zat cair
 = berat jenis zat cair
g = gravitasi bumi .

Satuan tekanan diidentifikasikan dengan satuan tekanan standar ISO atau SI unit yaitu
dengan satuan Pascal ( Pa ) dan bar.
1 Pa = 1 N / m2
1 kp = 9,81 N ( kp = kilo pound )
5
1 bar = 10 Pa
1 kPa= 1000 Pa
1 bar = 100 kPa = 14,5 psi = 1,02 kg / cm2

Kondisi Tekanan
Dalam aplikasi teknis, tekanan yang kita baca pada alat ukur ( pressure gauge ) adalah
tekanan atmosfir teknik yang besarnya 1 atmosfir teknik atau 100 kPa lebih kecil dari pada
tekanan atmosfir absolut.

P abs Pg

1 atmosfir absolut = 0 atmosfir teknik


Tekanan atmosfir yang berubah-
ubah .
Pv
0
Gambar 1.2a

Technical Education Development Center Bandung 4


467118618.doc
Lembar Informasi

Pada gambar 1.2b. berikut


ditunjukkan konversi antara
tekanan absolut (actual) dan
tekanan gauge (pengukuran
aplikasi teknik)
PSIA = tekanan actual
(absolut)
PSIG = tekanan gauge
(pengukuran
aplikasi teknik)

Gambar 1.2b

Satuan Gaya :
Gaya dengan simbol ( F )
Satuan gaya yang digunakan dalam SI unit adalah Newton ( N ) atau kilopond ( kp ).
1 N = 1 kg.m/s2
Satuan massa :
Simbol untuk massa adalah m
Satuan untuk massa adalah kilogram ( kg )
Satuan jumlah aliran :
Simbol untuk jumlah aliran adalh Q .
Satuan untuk jumlah aliran adalah m3 / s atau liter / detik ( l/s )
Satuan berat jenis :
Simbol untuk berat jenis adalah rho (  ).

Technical Education Development Center Bandung 5


467118618.doc
Lembar Informasi

Satuan untuk berat jenis adalah kg/m3 atau kg/dm3 .


Satuan geometri :
Simbol untuk panjang adalah ( L )
Untuk satuan panjang / lebar / tinggi digunakan satuan dasar meter ( m )
Simbol untuk luas area adalah ( A )
Satuan untuk luas area digunakan m2
Satuan temperatur :
Simbol untuk temperatur adalah ( T )
Satuan untuk temperatur atau suhu adalah derajat Kevin ( K ) atau secara operasional
/secara teknis digunakan derajat Celcius ( o C ) .
Satuan Waktu :
Simbol untuk waktu adalah ( t )
Satuan waktu digunakan second ( s ), second atau detik .
Satuan pada kelistrikan :
Tegangan listrik (voltage) dengan simbol V dan satuannya adalah volt ( V )
Tahanan atau resistance dengan simbol R dan satuannya ohm (  )
Kuat arus dengan simbol I dan stuannya ampere ( A )
Satuan daya(tenaga) :
Daya atau tenaga dengan simbol ( P )
Satuan daya adalah Joul ( J ) atau Watt ( W ) atau tenaga kuda ( Hp ).
1 Joule = 1 Nm = 1 kg.m/s2.m = 1 watt/s ( w/s )
1 N = 0,981 kgf

Technical Education Development Center Bandung 6


467118618.doc
Lembar Informasi

KEGIATAN BELAJAR 2

HUKUM-HUKUM FLUIDA

2.1. Hukum PascaL


Pada fluida ( liquid atau gas) yang tertutup, tekanan diteruskan ke segala arah sama rata
secara tegak lurus sehingga setiap bidang yang sama luasnya akan mendapat tekanan
yang sama besar.
Dari hukum Pascal tersebut dapat dituliskan rumus sebagai berikut :
p = tekanan
F F = gaya yang bekerja
p
A
A = luas penampang

Contoh :
Gaya sebesar 140 N diperlukan untuk memindahkan beban. Udara kempa yang tersedia
bertekanan 0,7 N/mm2 . .Berapa besar diameter tabung pneumatic.
Jawab : F = P . A maka A = F / P . 0,785 . d2 = 140 / 0,7 = 200 mm2 .
Jadi diameter tabung pneumatic adalah : 16 mm.
Perlipatan gaya :
Hukum Pascal tersebut di atas dapat digunakan untuk menghitung pemindahan gaya atau
dapat dikatakan perlipatan gaya sebagai berikut :
Dengan gaya kecil (F1) pada alat seperti gambar 2.di bawah ini dapat mengangkat beban
dengan gaya yang berlipat ganda besarnya (F2). Besar gaya F2 dapat dihitung dengan
rumus berikut :

A2
F2  .F1
A1

Dengan pengertian :
p1 = p2 S1
S2

Technical Education Development Center Bandung 7


467118618.doc
Lembar Informasi

Gambar : 2.1

Jarak angkat :
Jarak angkat atau sejauh mana beban diangkat (s2 ) dapat dihitung dengan rumus berikut :

S1 = panjang langkah piston kecil.


s1. A1
s2  S2 = jarak angkat beban
A2

Perlipatan Tekanan :
Dengan menggunakan piston bertingkat tekanan juga dapat ditingkatkan. Perhatikan
gambar 3,berikut :

Rumus yang digunakan


adalah sebagai berikut :

p1. A1
p2 
A2
Gambar. 2.2

Contoh :
Perhatikan gambar 4 berikut .
Diketahui : p1 = 10.105 Pa ; A1 = 8 cm2 = 0,0008 m2 ; A2 = 4,2 cm2 = 0,00042 m2 .
Ditanyakan : Berapa p2 ?

P2
Gambar.2.3
Jawab :
p1. A1 10.105.0,0008
p2    19.105 Pa
A2 0,00042
Jadi p2 = 1900000 Pa = 19 bar.

Technical Education Development Center Bandung 8


467118618.doc
Lembar Informasi

2.2 Jumlah Aliran (Flow Rates)


Yang dimaksud dengan jumlah aliran adalah banyaknya fluida yang telah mengalir pada
suatu pipa / konduktor untuk setiap satuan waktu. Bila dikatakan jumlah aliran (flow rate)
sebesar Q = 10 l/menit berati telah mengalir fluida sebanyak 10 l selama I menit.
Sehingga rumus untuk jumlah aliran dapat dituliskan sebagai berikut :

V Q = jumlah aliran rata-rata (m3/s) atau ( l/s )


Q
t V = Volume ( m3 ) atau liter ( l )
t = waktu ( sekon = s )

2.3 Kecepatan Aliran


Rumus tersebut di atas dapat juga dituliskan berdasarkan kecepatan aliran fluida sebagai
berikut :

Q = Jumlah aliran rata-rata ( m3/s )


Q  A.v
v = kecepatan aliran fluida ( m/s )
A = luas penampang pipa ( m2 )

Contoh

Diketahui : Jumlah aliran rata-rata Q = 4,2 l/min.

kecepatan aliran v = 4 m/s

Ditanyakan : Berapa luas penampang pipa ( A )

Jawab : Q = 4,2 l/min. = 4,2 / 60 dm3 / s = 0,07. 10-3 m3 / s

Q 0,07.10 3
A   0,00002
v 4

Jadi luas penampang pipa adalah :0,00002 m2 atau 0,2 cm2 .

Technical Education Development Center Bandung 9


467118618.doc
Lembar Informasi

2.4 Jumlah Aliran Tetap


Setiap fluida yang melalui sebuah saluran (pipa) dikatakan bahwa jumlah aliran yang melalui
saluran yang berbeda-beda luas penampangnya akan selalu tetap sama pada setiap titik.
Perhatikan gambar 5, berikut ini !
Q1 = A1 . v1 , Q2 = A2 . v2 , Q3 = A3 . v3 .

Gambar 2.4
Sehingga dapat kita tuliskan rumus sebagai berikut :

Q = A 1 . v1 = A 2 . v2

Dimana :

 Q = jumlah aliran rata-rata ( m3 / s )

 A = luas penampang saluran (m2 )


 v = kecepatan aliran ( m/s)
Contoh :
Diketahui : Jumlah pengeluaran pompa hidrolik Q = 10 l/min.(lihat Gambar.6 )
Diameter saluran masuk d1 = 6 mm
Diameter piston d2 = 32 mm
Ditanyakan : Kecepatan liquid masuk melalui inlet v1 = ………….
Kecepatan piston v2 = …………..

Gambar 2.510.103
Jawab : Q = 10 l/min = 10. 103 cm3 / min = cm3/s
60

Technical Education Development Center Bandung 10


467118618.doc
Lembar Informasi

A1 = 0,785 . d1 2 = 0,28 cm2


A2 = 0,785 . d2 2 = 8,0 cm2
10.103 / 60 10.103
v1 = Q / A1 = = = 595 cm/s = 5,95 m/s
o,28 0.28.60
10.103 / 60 10.103
v2 = Q / A2 = = = 20,8 cm/s = 0,21 m/s .
8 8.60

Jadi : kecepatan liquid masuk v1 = 5,95 m/s


kecepatan piston v2 = 0,21 m/s.

KEGIATAN BELAJAR 3

Technical Education Development Center Bandung 11


467118618.doc
Lembar Informasi

KOMPONEN DASAR SISTEM HIDROLIK

3.1 Unit Tenaga (Power Pack)


Unit tenaga atau power pack berfungsi sebagai pembangkit aliran yaitu mengalirkan cairan
fluida ke seluruh komponen sistem hidrolik untuk mentransfer tenaga yang diberikan oleh
penggerak mula.
Unit tenaga terdiri atas :

 Penggerak mula (Primemover) yang berupa motor listrik atau motor bakar.
Penggerak mula menghasilkan tenaga mekanik berupa putaran poros, yaitu dari
hasil pengubahan tenaga listrik atau tenaga panas menjadi tenaga mekanik.

 Pompa hidrolik berfungsi sebagai pembangkit aliran cairan hidrolik ke seluruh sistem.
Poros pompa hidrolik disambung (dikopel) dengan poros penggerak mula,sehingga
begitu penggerak mula berputar maka pompa hidrolik pun berputar. Putaran pompa
ini akan menyebabkan terjadinya penyedotan cairan dari tangki hidrolik dan
penekanan cairan ke saluran tekan.

 Tangki hidrolik yang fungsi utamanya adalah menampung atau menjadi wadah
cairan hidrolik.

 Kelengkapan unit tenaga yang membantu unit ini bekerja dengan baik.

3.2 Unit Pengatur (Control Elements)


Unit pengatur atau unit pengendali atau control elements merupakan bagian yang
menjadikan sistem hidrolik termasuk sistem otomasi. Mengapa demikian, karena unit ini
akan mengatur atau mengendalikan hasil kerja atau output dari sistem hidrolik sehingga baik
gerakan, kecepatan, urutan gerak, arah gerakan maupun kekuatannya dapat diatur secara
otomatis. Dengan unit pengatur ini sistem hidrolik dapat didesain untuk berbagai macam
tujuan otomatisasi dalam suatu mesin industri, sehingga dapat dikatakan bahwa macam-
macam penggunaan sistem kontrol hidrolik sangat luas dan hanya dibatasi oleh daya
kreatifitas perancangnya.
Unit pengatur ini biasanya diwujudkan dalam bentuk katup (valve) yang menurut fungsinya
dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu :

 a. Katup pengarah (Directional control valve)

 b. Katup pengatur tekanan (Pressure regulator)

 c. Katup pengatur aliran (Flow control valve).

Katup Pengarah :

Technical Education Development Center Bandung 12


467118618.doc
Lembar Informasi

Sesuai dengan namanya katup ini berfungsi untuk mengatur arah jalannya cairan hidrolik
untuk mendorong aktuator atau dengan kata lain katup pengarah berfungsi untuk
mengarahkan gerakan aktuator.
Katup Pengatur Tekanan

Katup ini berfungsi untuk mengatur tekanan cairan hidrolik yang bekerja pada sistem.
Kita tahu bahwa pada cairan hidrolik yang mengalir bebas tanpa hambatan tidak akan
terjadi tekanan. Hanya apabila ada hambatan atau blok barulah terjadi tekanan pada
cairan hidrolik. Semakin lama pompa hidrolik bekerja dan semakin lama terjadi blok
maka tekanan akan meningkat. Untuk membatasi tekanan kerja sistem hidrolik maka
dipasanglah katup pengatur tekanan tersbut..

Katup Pengatur Aliran


Katup ini berfungsi untuk mengatur besar-kecilnya aliran cairan yang melalui saluran.
.Dengan semakin kecilnya aliran fluida maka tenaga yang ditransfer pun akan semakin
kecil pula.

3.3 Unit Penggerak (Aktuator)


Unit penggerak hidrolik berfungsi untuk mengubah tenaga fluida ( tenaga yang ditransfer
oleh fluida) menjadi tenaga mekanik berupa gerakan lurus ataupun gerakan putar.
Penggerak hidrolik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

 Penggerak lurus (Linear actuator):


o Silinder kerja tunggal

o Silinder kerja ganda

 Penggerak putar (Rotary actuator) ;


o Motor hidrolik

o Penggerak putar terbatas (Limited rotary actuator) = gerak radius

Technical Education Development Center Bandung 13


467118618.doc
Lembar Informasi

KEGIATAN BELAJAR 4

CAIRAN HIDROLIK

4.1.Properti Cairan hidrolik


Yang dimaksud dengan properti cairan hidrolik adalah hal-hal yang dimiliki oleh cairan
hidrolik itu sehingga karena properti tersebut cairan hidrolik dapat melaksanakan tugas atau
fungsinya.

Fungsi / tugas cairan hidrolik:


Fungsi atau tugas cairan hidrolik adalah :
 Penerus tekanan atau penerus daya.
 Pelumas untuk bagian-bagian yang bergerak
 Pendingin
 Sebagai bantalan dari terjadinya hentakan tekanan pada akhir langkah.
 Pencegah korosi
 Penghanyut bram/chip yaitu partikel-partikel kecil yang mengelupas dari komponen.
 Sebagai pengirim isyarat (signal)

Viskositas (Kekentalan)
Yang dimaksud dengan viskositas ialah berapa besarnya tahanan di dalam cairan itu untuk
mengalir. Apabila cairan itu mudah mengalir dia dikatakan bahwa viskositasnya rendah.dan
kondisinya encer. Jadi semakin kental kondisi cairan dikatakan viskositasnya semakin tinggi.

Satuan viskositas
Untuk mengukur besar viskositas diperlukan satuan ukuran. Dalam sistem standar
internasioanal satuan viskositas ditetapkan sebagai viskositas kinematik(kinematic
viscosity) dengan satuan ukuran mm2/s. atau cm2/s.
1 cm2/s = 100 mm2/s.
cm2/s juga diberi nama Stokes (St) berasal dari nama Sir Gabriel Stokes (1819-1903).
mm2/s disebut centi-Stoke ( cSt). Jadi 1 St = 100 cSt
Disamping satuan tersebut di atas terdapat satuan yang lain yang juga digunakan dalam
sistem hidrolik yaitu :
 Redwood 1; satuan viskositas diukur dalam sekon dengan simbol ( R1 ).
 Saybolt Universal; satuan viskositas juga diukur dalam sekon dan dengan simbol
(SU).
 Engler; satuan viskositas diukur dengan derajat engler ( 0E )

Technical Education Development Center Bandung 14


467118618.doc
Lembar Informasi

Untuk cairan hidrolik dengan viskositas tinggi dapat digunakan faktor berikut:
 R1 = 4,10 VK
 SU = 4,635 VK VK = Viskositas Kenematik

 E = 0,132 VK.

Dalam standar ISO viskositas cairan hidrolik diklasifikasikan menjadi beberapa viscosity
Grade dan nomor gradenya diambil kira-kira pertengahan antara viskositas min. ke
viskositas max. Tabel berikut ini menunjukkan daftar viskositas grade tersebut:

Jadi yang digunakan untuk pemberian nomor VG adalah angka pembulatan dari
pertengahan diantara viskositas min. dan viskositas max.
Misal : ISO VG 22 , angka 22 diambil dari rata-rata antara 19,80 dan 24.20.

Technical Education Development Center Bandung 15


467118618.doc
Lembar Informasi

Karena oli untuk pelumas gear box juga sering digunakan untuk instalasi hidrolik maka
grade menurut SAE juga dibahas di sini. Berikut ini adalah grading berdasarkan SAE.dan
konversinya dengan ISO-VG. Dijelaskan juga di sini aplikasi penggunaan oli hidrolik sesuai
dengan nomor gradenya.

Viscosity margins
Maksud dari viscosity margins adalah batas-batas atas dan bawah yang perlu diketahui.
Karena untuk viskositas yang terlalu rendah akan mengakibatkan daya pelumas kecil, daya
perapat kecil sehingga mudah bocor. Sedangkan apabila viscositas terlalu tinggi juga akan
meningkatkan gesekan dalam cairan sehingga memerlukan tekanan yang lebih tinggi .
Berikut ini diberikan gambaran tentang batas viskositas yang ideal:

Technical Education Development Center Bandung 16


467118618.doc
Lembar Informasi

Kesetaraan antara ke-empat sistem satuan

Tabel berikut ini menunjukkan kesetaraan antara ke-empat sistem satuan viskositas.

Viscometer
Viscometer adalah alat untuk mengukur besar viskositas suatu cairan. Ada beberapa
macam viscometer antara lain :

Technical Education Development Center Bandung 17


467118618.doc
Lembar Informasi

Ball Viscometer atau Falling sphere viscometer.


Besar viskositas kenematik adalah kecepatan bola jatuh setinggi h dibagi dengan berat jenis
cairan yang sedang diukur. (lihat gambar 4.1)

Gb.4.1.

Capillary viscometer

Cara pengukurannya adalah sebagai


berikut: (lihat gambar 4.2)
Cairan hidrolik yang akan diukur
dituangkan melalui lubang A hingga ke
kontainer E yang suhunya diatur. Melalui
kapiler C zat cair dihisap hingga naik pada
labu D sampai garis L1, kemudian semua
lubang ditutup. Untuk mengukurnya , buka
bersama-sama lubang A,B dan C dan
hitung waktu yang digunakan oleh cairan
untuk turun sampai ke L2 . Waktu tersebut
menunjukkan viskositas cairan. Makin
kental cairan hidrolik akan makin lama
untuk turun dan berarti viskositas makin
besar.
Gb.4.2.
Indeks Viskositas (Viscosity Index)
Yang dimaksud dengan indeks viskositas atau viscosity index ( VI ) ialah angka yang
menunjukkan rentang perubahan viskositas dari suatu cairan hidrolik berhubungan dengan
perubahan suhu. Dengan demikian viscosity index ini digunakan sebagai dasar dalam

Technical Education Development Center Bandung 18


467118618.doc
Lembar Informasi

menentukan karakteristik kekentalan cairan hidrolik berhubungan dengan perubahan


temperatur. Mengenai viskositas indeks ini ditetapkan dalam DIN ISO 2909.
Cairan hidrolik dikatakan memiliki viscositas index tinggi apabila terjadinya perubahan
viskositas kecil (stabil) dalam rentang perubahan suhu yang relatif besar. Atau dapat
dikatakan bahwa cairan hidrolik ini dapat digunakan dalam rentang perubahan suhu yang
cukup besar.
Cairan hidrolik terutama oli hidrolik diharapkan memiliki viscosity index (VI) = 100. Bahkan
kebanyakan oli hidrolik diberi tambahan bahan (additives) yang disebut “ VI improvers “
untuk meningkatkan VI menjadi lebih tinggi dari 100. Oli hidrolik dengan indeks viskositas
tinggi juga disebut multigrade oils.
Untuk mengetahui perubahan viskositas ini perhatikan Ubbelohde’s viscosity –temperature
diagram berikut ini (gambar 4.3)

Gb.4.3

Viscosity-pressure characteristics.
Hal ini juga penting diketahui karena dengan meningkatnya tekanan, meningkat pula
viscosity index. Gambar 4.4 berikut ini menunjukkan diagram viscosity pressure
characteristic.

Technical Education Development Center Bandung 19


467118618.doc
Lembar Informasi

Gb.4.4.

Karakteristik Cairan hidrolik yang dikehendaki.


Cairan hidrolik harus memiliki karakteristik tertentu agar dapat memenuhi persyaratan dalam
menjalankan fungsinya. Karakteristik atau sifat-sifat yang diperlukan antara lain adalah :
Kekentalan (Viskositas ) yang cukup.
Cairan hidrolik harus memiliki kekentalan yang cukup agar dapat memenuhi fungsinya
sebagai pelumas. Apabila viskositas terlalu rendah maka film oli yang terbentuk akan sangat
tipis sehingga tidak mampu untuk menahan gesekan.
Indeks Viskositas yang baik.
Dengan viscosity index yang baik maka kekentalan cairan hidrolik akan stabil digunakan
pada sistem dengan perubahan suhu kerja yang cukup fluktuatif.
Tahan api ( tidak mudah terbakar )
Sistem hidrolik sering juga beroperasi di tempat-tempat yang cenderung timbul api atau
berdekatan dengan api. Oleh karena itu perlu cairan yang tahan api.
Tidak berbusa ( Foaming )
Bila cairan hidrolik banyak berbusa akan berakibat banyak gelembung-gelembung udara
yang terperangkap dalam cairan hidrolik sehingga akan terjadi compressable dan akan
mengurangi daya transfer. Disamping itu, dengan adanya busa tadi kemungkinan terjilat api
akan lebih besar.
Tahan dingin
Yang dimaksud dengan tahan dingin adalah bahwa cairan hidrolik tidak mudah membeku
bila beroperasi pada suhu dingin. Titik beku atau titik cair yang kehendaki oleh cairan
hidrolik berkisar antara 100 – 150 C di bawah suhu permulaan mesin dioperasikan (start-up).
Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya block (penyumbatan) oleh cairan hidrolik yang
membeku.

Technical Education Development Center Bandung 20


467118618.doc
Lembar Informasi

Tahan korosi dan tahan aus.


Cairan hidrolik harus mampu mencegah terjadinya korosi karena dengan tidak terjadi korosi
maka konstruksi akan tidak mudah aus dengan kata lain mesin akan awet.
De mulsibility ( Water separable )
Yang dimaksud dengan de-mulsibility adalah kemampuan cairan hidrolik untuk memisahkan
air dari cairan hidrolik. Mengapa air harus dipisahkan dari cairan hidrolik, karena air akan
mengakibatkan terjadinya korosi bila berhubungan dengan logam.
Minimal compressibility
Secara teorotis cairan adalah uncompressible (tidak dapat dikempa). Tetapi kenyataannya
cairan hidrolik dapat dikempa sampai dengan 0,5 % volume untuk setiap penekanan 80 bar.
Oleh karena itu dipersyaratkan bahwa cairan hidrolik agar relatif tidak dapat dikempa atau
kalaupun dapat dikempa kemungkinannya sangat kecil.

4.2 Macam-macam Cairan Hidrolik


Pada dasarnya setiap cairan dapat digunakan sebagai media transfer daya. Tetapi dalam
sistem hidrolik memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu seperti telah dibahas
sebelumnya berhubung dengan konstruksi dan cara kerja sistem.
Secara garis besar cairan hidrolik dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Oli hidrolik (Hydraulic oils)
Oli hidrolik yang berbasis pada minyak mineral biasanya digunakan secara luas pada
mesin-mesin perkakas atau juga mesin-mesin industri.
Menurut standar DIN 51524 dan 512525 dan sesuai dengan karakteristik serta
komposisinya oli hidrolik dibagi menjadi tiga (3) kelas :
 Hydraulic oil HL
 Hydraulic oil HLP
 Hydraulic oil HV
Pemberian kode dengan huruf seperti di atas artinya adalah sebagai berikut :
Misalnya oli hidrolik dengan kode : HLP 68 artinya :
H = Oli hidrolik
L = kode untuk bahan tambahan oli (additive) guna meningkatkan pencegahan
korosi dan / atau peningkatan umur oli
P = kode untuk additive yang meningkatkan kemampuan menerima beban.
68 = tingkatan viskositas oli ( lihat tabel )
Adapun sifat-sifat khusus dan kesesuaian penggunaannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Kode Sifat khusus Penggunaan

Technical Education Development Center Bandung 21


467118618.doc
Lembar Informasi

HL Meningkatkan kemampuan Digunakan pada sistem hidrolik


mencegah korosi dan yang bekerja pada suhu tinggi dan
kestabilan oli hidrolik. untuk tempat yang mungkin
tercelup air
HLP Meningkatan ketahanan Seperti pada pemakaian HL, juga
terhadap aus. digunakan untuk sistem yang
gesekannya tinggi
HV Meningkatkan indeks Seperti pemakaian HLP, juga
viskositas ( VI ) digunakan secara luas untuk sistem
yang fluktuasi perubahan
temperaturnya cukup tinggi.

b. Cairan Hidrolik tahan Api (Low flammabilty)


Yang dimaksud dengan cairan hidrolik tahan api ialah cairan hidrolik yang tidak mudah atau
tidak dapat terbakar.
Cairan hidrolik semacam ini digunakan oleh sistem hidrolik pada tempat-tempat atau mesin-
mesin yang resiko kebakarannya cukup tinggi seperti :
 Die casting machines
 Forging presses
 Hard coal mining
 Control units untuk power station turbines
 Steel works dan rolling mills.
Pada dasarnya cairan hidrolik tahan api ini dibuat dari campuran oli dengan air atau dari oli
sintetis. Tabel berikut ini menunjukkan jenis-jenis cairan hidrolik tahan api tersebut :

Kode No: pada lembar Komposisi Persentase ( % )


stadar VDMA kandungan air
HFA 24 320 Oil-water emulsions 80 - 98
HFB 24 317 Water-oil emulsions 40
HFC 24 317 Hydrous solutions, 35 - 55
e.g : Water glycol
HFD 24 317 Anhydrous liquid, e.g 0 - 0,1
: Phosphate ether

Perbandingan antara macam-macam cairan hidrolik tersebut di atas dapat kita lihat pada
tabel berikut :

Technical Education Development Center Bandung 22


467118618.doc
Lembar Informasi

4.3 Pemeliharaan Cairan Hidrolik


Cairan hidrolik termasuk barang mahal. Perlakuan yang kurang atau bahkan tidak baik
terhadap cairan hidrolik akan semakin menambah mahalnya harga sistem hidrolik.
Sedangkan apabila kita mentaati aturan-aturan tentang perlakuan/pemeliharaan cairan
hidrolik maka kerusakan cairan maupun kerusakan komponen sistem akan terhindar dan
cairan hidrolik maupun sistem akan lebih awet.
Panduan pemeliharaan cairan hidrolik
 Simpanlah cairan hidrolik (drum) pada tempat yang kering , dingin dan terlindung
(dari hujan, panas dan angin).
 Pastikan menggunakan cairan hidrolik yang benar-benar bersih untuk menambah
atau mengganti cairan hidrolik ke dalam sistem. Gunakan juga peralatan yang bersih
untuk memasukkannya.
 Pompakanlah cairan hidrolik dari drum ke tangki hidrolik melalui saringan (pre-filter).
 Pantau (monitor) dan periksalah secara berkala dan berkesinambungan kondisi
cairan hidrolik.
 Aturlah sedemikian rupa bahwa hanya titik pengisi tangki yang rapat yang digunakan
untuk pengisian cairan hidrolik.
 Buatlah interval penggantian cairan hidrolik sedemikian rupa sehingga oksidasi dan
kerusakan cairan dapat terhindar. ( Periksa dengan pemasok cairan hidrolik )
 Cegah jangan sampai terjadi kontaminasi, gunakan filter udara dan filter oli yang
baik.
 Cegah terjadinya panas/pemanasan yang berlebihan, bila perlu pasang pendingin
(cooling) atau bila terjad, periksalah penyebab terjadinya gangguan, atau pasang un-
loading pump atau excessive resistance.
 Perbaikilah dengan segera bila terjadi kebocoran dan tugaskan seorang maitenance
man yang terlatih.
 Bila akan mengganti cairan hidrolik (apa lagi bila cairan hidrolik yang berbeda), pasti-
kan bahwa komponen dan seal-sealnya cocok dengan cairan yang baru. Demikian
pula seluruh sistem harus dibilas (flushed) secara baik dan benar-benar bersih.
Jadi pemantauan atau monitoring cairan hidrolik perlu memperhatikan panduan tersebut di
atas disamping harus memperhatikan lingkungan kerja maupun lingkungan penyimpanan
cairan hidrolik.

Technical Education Development Center Bandung 23


467118618.doc
Daftar pustaka

TUGAS - TUGAS
Tugas 1.
Kerjakanlah sosl-soal berikut :
a. Sebuah silinder hidrolik disuplai dengan tekanan 100 bar. Luas penampang efektif adalah
7,85 cm2 . Tentukan besar gaya yang ditimbulkan oleh tekanan tersebut (F).

b. Sebuah alat pengangkat harus mengangkat beban sebesar F = 15000 N. Tekanan fluida
sebesar p = 75 bar. Berapa besar diameter piston (D).

c. Sebuah alat pengangkat mampu mengangkat beban sebesar F = 10000 N. Sedangkan


luas penampang silinder A = 10 cm2 . Berapa besar tekanan kerja yang dibutuhkan (p).

Technical Education Development Center Bandung 24


467118618.doc
Daftar pustaka

Tugas 2
Perhatikanlah gambar berikut.
Diamater silinder tekan d1 = 16 mm dan piston ditekan dengan gaya F1 = 250 N. Langkah
piston kecil s1 = 150 mm. Berapa daya angkat beban (F2 = …….) bila d2 = 240 mm.
Tentukan pula berapa kali (X = ) piston harus ditekan agar beban terangkat setinggi 200
mm.

Jawab :

Technical Education Development Center Bandung 25


467118618.doc
Daftar pustaka

Tugas 3
Perhatikan gambar berikut !
Diketahui bahwa penghasilan pompa hidrolik adalah Q = 10 l/min. Diameter dalam pipa
saluran tekan adalah d1 = 6 mm. dan diameter piston d2 = 32 mm. Berapa kecepatan fluida
masuk melalui saluran inlet ( v1 ) dan berapa kecepatan piston ( v2 ).

Jawab :

Technical Education Development Center Bandung 26


467118618.doc
Daftar pustaka

DAFTAR PUSTAKA

1. D. Markk, B. Scharader, M. Thomes, Hydraulics (Basic Level TP 501). Festo


Didactic, Esslingen 1990.

2. Peter Rokhner, Industrial Hydraulic Control, Melbourne, 1984.

3. ……………………….. Fluid Power 2, Parker-Hanafin-Cooparation Ohio, 1982.

4. ……………………….. Industrial Hydraulic Manual, Sperry Vicker

Technical Education Development Center Bandung 27


467118618.doc

Anda mungkin juga menyukai