Anda di halaman 1dari 32

ELKA-O66-KK.

014
MODUL PEMBELAJARAN

MENGOPERASIKAN PERALATAN PNEUMATIK


UNTUK
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA
KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK MEKATRONIKA

EDISI 2 TAHUN 2013


ELKA-O66-KK.014

MODUL PEMBELAJARAN

MENGOPERASIKAN PERALATAN PNEUMATIK

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA
KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK MEKATRONIKA

OLEH

Drs. BAMBANG MUHADI, MM

UNTUK
MENDUKUNG PEMBELAJARAN KEJURUAN
BIDAK PRAKTIK PRODUKTIF

EDISI 2 TAHUN 2013


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT. Penulis berhasil menyusun Modul Pembelajaran
Mengoperasikan Peralatan Pneumatik, dengan harapan Modul ini bisa digunakan
untuk memfasilitasi Proses Belajar Mengajar Praktik bagi Guru-Siswa program Studi
Keahlian Teknik Elekronika Kompetensi
Kompetensi Keahlian Teknik Mekatronika.

Pneumatik adalah salah satu peralatan yang banyak di operasikan sebagai sistem
otomasi di berbagai industri manufaktur, sehingga dalam perjalannya dibutuhkan
teknisi bidang operator, perawat maupun desain pengembangan.

Oleh karenanya dalam proses pembelajaran khususnya 066-KK.14, diperlukan


adanya referensi bagi guru maupun peserta didik untuk mendalami pengetahuan
dasar yang antara lain mencakup bagaimana :

1. Menjelaskan prosedur pengoperasian peralatan pneumatik


2. Melaksanakan persiapan pengoperasian peralatan pneumatik
3. Melakukan pengecekan awal terhadap peralatan dan komponen pneumatik
4. Melakukan pengaturan suplai udara bertekanan
5. Menjalankan peralatan pneumatik

Terkait dengan hal tersebut sebagaimana langkah-langkah kompetensi dasar pada


pembelajaran Mengoperasikan peralatan Pneumatik, Penulis menyusun Modul ini
agar mempermudah dan adanya percepatan peserta didik kompeten.

Tentunya dalam perjalanan seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


Modul ini memerlukan penyempurnaan, untuk itu kepada banyak pihak yang
kebetulan mempelajari Modul ini, dimohon kritik dan saran membangun sehingga
Modul ini menjadi karya yang sempurna, dan dapat turut berperan dalam upaya
mencerdaskan anak bangsa melalui pendidikan.

Demikian kata pengantar semoga Modul ini menjadi sumber belajar dan memenuhi
harapan guru beserta peserta didik, khususnya dalam mengoperasikan peralatan
pneumatik.

Penyusun

Jakarta

Juli 2013.
DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN DEPAN i
HALAMAN DALAM ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv

BAB I. PENDAHULUAN 1
 A. Pendahuluan 1

1. Katup (Valve) 1
2. Katup Searah (Non Return Valve) 2
3. Katup Penyalur Aliran (Flow Control Valve) 2
4. Katup Penyalur Tekanan (Pressure Valve) 2
5. Katup Kombinasi (Combinational Valve) 2
6. Aktuator (Actuator) 3
7. Indikator Optik (Optic Indicator) 3
B. Simbol Komponen 6
1. Elemen Pencatu (Supply Elemens  ) 6
2.  Aktuator (Actuator) 7
3. Silinder Yang Sering Dipergunakan (Frequently Used Cylinder) 8
4. Katup Pengarah (Directional Valve) 9
5. Pengoperasian Mekanik (Mechanically Operated) 10
6. Pengoperasian Pneumatik(Pneumatica Operated) 12
7. Pengoperasian Kumparan (Solenoid Operated) 13
8. Katup Aliran Dan Pemutus (Shut Off Valve And Flow) 14
9. Katup Pengatur Tekanan (Pressure Control Valve) 16
10.Grup Katup (Valve Group) 18
11.Sensor dan Instrumen Ukur (Measuring Instrumen And Sensor) 19
12.Pengontrol Elektronik (Electronic Controls) 20
BAB II. PROSEDUR PENGOPERASIAN 32
 A. Prosedur Pengoperasian Peralatan Pneumatik  32

B. Persiapan Pengoperasian Peralatan Pneumatik  34


i. Diagram Rangkaian Pneumatik (Pneumatic Circuit Diagrame) 34
2. Silinder Kerja Tunggal (Single Acting Cylinder) 34
3. Silinder Kerja Ganda (Double Acting Cylinder) 35
4. Pengendalian Tidak Langsung (Indirect Control) 35
5. Rangkaian Semi Otomatis (Automatic Half Circuit) 36
6. Rangkaian Otomatis (Automatic Circuit) 37
7. Rangkaian Pengatur Waktu (Time Regulator Circuit) 38
8. Latihan Praktik 1 39
9. Latihan Praktik 2 39
10. Latihan Praktik 3 40

BAB III. PENGECEKAN PERALATAN 41


 A. Prosedur Pengoperasian Peralatan Pneumatik  41

1. Rangkaian Pneumatik Multi Aktuator 41


2. Rangkaian Pneumatik Dengan Dua Aktuator 41
3. Kontrol Penunda Waktu Gerak Berangkai Dua Aktuator 46
4. Rangkaian Pneumatik Dengan Tiga Aktuator 47
5. Penyusunan Diagram Rangkaian Dengan Sistem Cascade 48
6. Diagram Rangkaian Pneumatik Dengan Shift Register (pemindah saluran) 51

B. Pengatur Udara Bertekanan 58

1. Hidro-Pneumatik  58
2. Pengubah Tekanan (Pressure Converter) 58
3. Penguat Tekanan (Pressure Amplifier) 59
4. Unit Pengumpan Hidro-Pneumatik (Hydro-Pneumatic Feed Unit) 59
5. Unit Pengumpan dengan Penggerak Putar (Mechanic Drive Feed Unit) 60
6. Penyambung Termo Plastics (Welding Machine for Thermoplastics) 61
7.  Alat Pemadat Sampah (waste condenser Tool) 63

8. Mesin Bor (Drilling Machine) 64


9. Penghitung Pneumatik (Pneumatic Counter) 67
10. Pemegang Sistem Vakum (Vacuum System Holder) 69
11. Collet Chuck 69
12. Tabel Bantalan Peluncur Udara (Air Cushion Sliding Table) 70
13. Tabel Indek Putaran Pneumatik (Pneumatic Rotary Index Table) 70

BAB IV. MENJALANKAN PERALATAN 72


 A. Tugas Menjalankan Peralatan Pneumatik (Tugas-tugas) 72
1. Tugas Praktik Mandiri 1 72
2. Tugas Praktik Mandiri 2 73
3. Tugas Praktik Mandiri 3 74
4. Tugas Praktik Mandiri 4 75
5. Tugas Praktik Mandiri 5 76
6. Tugas Praktik Mandiri 6 77
7. Tugas Praktik Mandiri 7 78
8. Tugas Praktik Mandiri 8 79
9. Tugas Mandiri 9 81
10. Tugas Praktik Mandiri 10 82
11. Tugas Praktik Mandiri 11 83
12. Tugas Praktik Mandiri 12 84
13. Tugas Praktik Mandiri 13 85
14. Tugas Praktik Mandiri 14 86
15. Tugas Praktik Mandiri 15 87
16. Tugas Praktik Mandiri 16 88
17. Tugas Praktik Mandiri 17 89

DAFTAR PUSTAKA 90
No Nama Komponen Gambar Simbol Komponen

2 Aktuator (Actuator)

1 Single Acting Cylinder

Cylinder Single Acting,


2 Return Spring In
Piston Chamber

3 Double Acting cylinder

Cylinder Without
4
Piston Rod

Cylinder With Two


5
Piston Rod

Multiple Position
6
Cylinder Double Acting

7 Air Motor

8 Semi Rotary Actuator


No Nama Komponen Gambar Simbol Komponen

 Vacuum Suchtion
9
Nozzle

10 Sucker

3 Silinder Yang Sering


Dipergunakan
(Frequently Used
Cylinder)

Linear Drive Pneumatic


1 With shape Fitting
Regulated Adapter

Linear Drive Pneumatic


2 With shape Fitting
 Adapter

Linear Drive With


3
Solenoide Coupling

Cylinder Double Acting


4 With Two In and Out
Piston Rod

Cylinder Double Acting


With Two In and Out
5
Piston Rod and Double
Trestle
No Nama Komponen Gambar Simbol Komponen

Cylinder Double Acting


6 With Piston Rod and
Single Trestle

7 Double Acting Cylinder

8 Single Acting Cylinder

Cylinder Single Acting,


9 Return Spring In
Piston Chamber
Katup Pengarah
4
(Directional Valve)

1 2/n Way Valve

2 3/n Way Valve

3 4/n Way Valve


No Nama Komponen Gambar Simbol Komponen

4 5/n Way Valve

5 6/n Way Valve

6 8/n Way Valve

Pengoperasian
Mekanik
5
(Mechanically
Operated)

3/2 Way Valve With


1 Pushbutton, Normaly
Closed

3/2 Way Valve With


2 Pushbutton, Normaly
Open
No Nama Komponen Gambar Simbol Komponen

3/2 Way Valve


3
Manualy Operated

5/2 Way Valve With


4
Selection Switch

3/2 Way Roller Lever


5
 Valve, normaly Closed

3/2 Way Roller Lever


6
 Valve, Normaly open

3/2 Way idle, Return


7
Roller Valve

Pneumatic proximitty
8 Switch, Solenoid
Operated
8. Latihan Praktik Mandiri 1

Gambar 2.7
9. Latihan Praktik Mandiri 2 :

Gambar 2.8
10. Latihan Praktik Mandiri 3 :

Gambar 2.9
BAB III
PENGECEKAN PERALATAN

A. Peralatan Dan Komponen Pneumatik


1. Rangkaian Pneumatik Multi Aktuator
Untuk membuat Rangkaian atau rangkaian pneumatic dari multi aktuator
(lebih dari satu), perlu pengecekan awal terhadap permasalahan terlebih
dulu. Misalnya, tujuan Rangkaian untuk apa, gerakan utama dari setiap
actuator harus bagaimana, jenis actuator yang digunakan, jenis-jenis
pengindera- isyarat ( sensing device dan signal cut-out )yang digunakan,
kondisi-kondisi
kondisi-kondisi tambahannya apa saja dan lain sebaginya .

Oleh sebab itu langkah yang sebaiknya ditempuh antara lain sebagai berikut :
a. Perhatikan atau buat gambar sket sederhana dari rangkaian komponen
sistem pneumatic.( bila perlu ). Lihat gambar 1.a .
b. Buat diagram step pemindahan ( displacement step diagram ) lengkap
dengan nomor-nomor aktuator, nomo katup dan nomor langkah nya.
(lihat gambar 1.b)
c. Gambarlah komponen-komponen Rangkaian secara simbolis menurut tata
letak yang telah dipelajari pada Modul basic pneumatik. (lihat gambar 1.c)
d. Hubungkanlah komponen-komponen dengan garis-garis sesuai dengan
fungsinya yaitu garis pemandu untuk fungsi kontrol dan garis kerja untuk
fungsi penggerak.
e. Cantumkan nomor-nomor komponen sesuai dengan kaidah, maka diagram
Rangkaian telah selesai kita gambar ( lihat gambar 1.d )
f.  Analisis cara kerja Rangkaian dengan membaca diagram Rangkaian
tersebut.
g. Periksa di mana pemutusan isyarat harusnya terjadi, dengan
menggunakan diagram fungsi.(lihat gambar 1.e)
h. Coba atau test Rangkaian tersebut dengan menginstal Rangkaian pada
profile plate kemudian dioperasika, apakah cara kerjanya telah sesuai
dengan yang diharapkan.
Demikianlah langkah-langkah untuk membuat diagram Rangkaian (
pneumatic circuit diagram ).
2. Rangkaian Pneumatik Dengan Dua Aktuator
Untuk membahas Rangkaian pneumatik multi actuator kita mulai dari
pembahasan Rangkaian dengan dua actuator. Berikut ini akan dibahas
Rangkaian dengan satu siklus dan Rangkaian yang bekerja secara otomatis
dan kontinyu.
Contoh :
Pemindahan paket secara pneumatis dilaksanakan sebagai berikut: Paket
datang dari sebuah ban berjalan, diangkat oleh silinder A, setelah sampai di
atas kemudian didorong ke conveyor atau ban berjalan yang lain oleh silinder
B. Silinder B kembali mundur setelah silinder A mencapai titik mati belakang
secara penuh. Isyarat (signal) untuk start menggunakan push button manual
dan hanya untuk satu siklus. Jadi setiap siklus, push button harus ditekan.
(1.d)

Untuk membuat rangkaian sesuai dengan yang diharapkan oleh contoh di


atas maka kita susunlah diagram Rangkaian menganut urutan tersebut di
atas. Perhatikan gambar 1.a s.d 1.d.

Gambar
3.1a

Gambar
3.1b
Gerakan torak adalah: A maju disusul B maju kemudian A mundur disusul B mundur,
atau dapat dituliskan sebagai : A+ . B+ , A- , B-

Gambar.3.1c

Gambar. 3.1d
Gambar 3.1e

Rangkaian yang tertera pada gambar 3.1d tadi apabila tombol start terus ditekan
maka akan terjadi blok yaitu over-lapping isyarat pada katup 1.2 sehingga katup
tersebut tidak bekerja dan Rangkaian berhenti pada langkah ke tiga .Supaya
Rangkaian dapat berjalan, tombol katup 1.2 harus dilepas. Maka step ke tiga dapat
dilanjutkan ke step ke empat dan Rangkaian telah sempurna menempuh satu
siklus . Untuk mengoperasikan kembali push button 1.2 harus ditekan lagi.

 Apabila kita menghendaki Rangkaian berjalan secara otomatis dan kontinyu ,


maka tambahkanlah katup 1.4 pada akhir langkah mundur silinder B kemudian
dihubungkan dengan katub 1.2.(lihat gambar 1.f), sehingga cara kerjanya dapat
diuraikan sebagai berikut Bila suplai udara dimasukkan dari service unit 0.1 dan
melalui katup 0.2 ke seluruh system maka udara kempa akan bekerja memposisikan
torak pada posisi mundur atau posisi ( - ) dan berhenti di katup 1.2, 1.3, 2.2 dan
2.3.

Pada waktu katup 1.2 dioperasikan ( di on kan ) udara akan melalui katup 1.4 yang
sudah terbuka ( on ) menuju ke katup 1.1 ( final control element ) dan mengubah
posisi katup sehingga udara dari working line disalurkan ke silinder A dan
mendorong torak maju ( posisi + ). Sesampai di titik mati depan, torak akan
menyentuh sensor katup 2.2. Katup tersebut akan mengalirkan udara pemandu ke
katup 2.1 sehingga posisinya berubah dan melalui katup 2.1 udara dari working line
disalurkan ke silinder B untuk mendorong torak maju. Torak akan menyentuh sensor
katup 1.3 yang akan menyalurkan isyarat udara pemandu ke katup 1.1 dari sebelah
kanan.

Posisi katup berubah dan menyalurkan udara kempa ke silinder A untuk mendorong
torak mundur. Katup sensor 2.3 tersentuh oleh torak hingga membuka saluran udara
pemandu yang akan memberikan isyarat ke katup 2.1. Posisi katup 2.1 berubah,
5. Penyusunan Diagram Rangkaian Dengan Sistem Cascade
Sistem cacade ini digunakan untuk mengatasi adanya isyarat yang overlap pada satu
katup pengarah ( final control element ). Hal ini akan terjadi bila ,misalnya
dikehendaki gerakan seperti pada diagram fungsi berikut ini ( gambar 3.5)

Gerakan torak dikehendaki dengan


urutan:
 A+ , B+, B-, A- .
Bila dilihat pada diagram fungsi maka
akan terlihat bahwa isyarat pada
katup 1.2 dan 1.3 pada step 1 terjadi
overlap.Demikian juga pada katup
2.2 dan 2.3 step ke 3 . Dengan
adanya overlap yang pertama
Rangkaian tidak akan dapat di start
dan overlap kedua menyebabkan
langkah mundur silinder tidak dapat
terjadi. Coba perhatikan gambar 14
berikut ini yang mana merupakan
Rangkaian yang tidak dapat
Gambar 3.5 dioperasikan.

Bila kita perhatikan pada diagram Rangkaian gambar 3.6,isyarat dari katup 1.4
ovverlap dengan isyarat dari katup 1.3 ,sehingga katup 1.1 tidak berubah posisi.Oleh
karena itu isyarat dari katup 1.3 ini harus dihentikan (Cut-out ) agar posisi katup 1.1
dapat berubah sehingga Rangkaian dapat bekerja.Demikian juga antara isyarat dari
katup 2.2 dan 2.3,yang mana isyarat dari katup 2.3 juga harus dihentikan atau
dialihkan

Untuk pengalihan atau pemutusan isyarat ini digunakan tambahan katup lagi yaitu
katup 4/2 DCV atau katup 5/2 DCV pemandu pneumatik,kemudian dibuat
kelompok-kelompok atau grup-grup isyarat dengan menggunakan bus-bar.
Kelompok 1 melyani isyarat untuk gerak torak maju misalnya dan kelompok 2
untuk melayani gerak torak mundur.

Gambar 3.7 menunjukkan pengelompokan isyarat yang menggunakan katup 5/2


DCV pemandu pneumatik.
Gambar 3.6

Gambar 3.7
Gambar 3.8 berikut ini menunjukkan diagram Rangkaian yang disusun dengan
sistem cascade.

Gambar 3.8
Gambar 3.9 di atas menunjukkan suatu Rangkaian diagram yang disusun dengan
sistem cascade dengan menambahkan katup AND .Katup ini berfungsi untuk
mengontrol bahwa isyarat pada satu katup pemandu benar-benar selesai bertugas ,
baru isyarat yang lain bekerja pada katup pemandu yang lain pula. Pelajarilah cara
kerja Rangkaian ini dengan sebaik-baiknya.

6. Diagram Rangkaian Pneumatik Dengan Shift Register (pemindah


saluran)
 Yang dimaksud dengan shift register adalah alat pemindah saluran yaitu aliran udara
kempa disalurkan ke saluran tertentu sesuai dengan keperluan gerak aktuator yang
dikehendaki.
Mesin gergaji aluminium otomatis seperti gambar 3.10a di bawah ini bekerjanya
adalah sebagai berikut :
Benda kerja didorong sampai mentok ke stoper oleh silinder 1.0. Silinder 2.0
menjepit benda tersebut. Setelah pengekleman cukup kuat silinder 3.0
menggerakkan gergaji maju pelan-pelan dan teratur untuk gerakan pemakanan.
Benda kerja terpotong kemudian pisau gergaji mundur ke posisi semula. Penjepitan
dilepas dengan mundurnya silinder 2.0 dan benda kerja didorong keluar (ejected)
oleh silinder kerja tunggal 4.0. Demikian cara kerja mesin gergaji tersebut, untuk itu
perhatikan diagram pemindahan gambar 3.10b.berikut.

Gambar 3.10a
Bila Rangkaian dikontrol (dikendalikan) dengan menggunakan idle return roller  maka
urutan kerjanya seperti grafik berikut :

Bila pengaturan dengan sistem cascade , urutan kerjanya seperti grafik berikut :
Diagram Rangkaian dengan pengendali idle return roller 

Gambar 3.10c
Drilling machine
pneumatis

Gambar 4.7a

Urutan kerjanya adalah


:
1A+,2A+,2A-,1A-
,3A+,3A.
 Aktuator(silinder) 2A
untuk menggerakkan
langkah pemakanan
(feeding ) dikendalikan
oleh silinder hidrolik
sehingga kecepatan
geraknya konstan dan
dapat diperlambat
melalui flow control.
Gambar 4.7b Cara kerja secara
lengkap perhatikanlah
gambar 4.7.c
Gambar 4.7c
9. Penghitung Pneumatik  (Pneumatic Counter)

Rangkaian ini merupakan penghitung dengan system Binary.danmenerapkan


logic control system . Silinder 1A ditempatkan pada sebelah kiri sebagai ( 2 1 ) di
dalam system Binary Sedangkan silinder 2A ditempatkan di sebelah kanan
sebagai (20 ).

Katup 1V mendapat isyarat dari katup AND ( 3V2 ) untuk menggerakkan torak
silinder 1A maju dan mendapat isyarat dari katup AND ( 3V4) untuk mundur.
Katup 2V berubah empat kali yang digerakkan dengan isyarat dari katup OR
(3V5) dan (3V6)

Dapat disimpulkan bahwa :


a. Katup AND (3V1) menghitung dari 0 ke 1
b. Katup AND (3V2) menghitung dari 1 ke 2
c. Katup AND (3V3) menghitung dari 2 ke 3
d. Katup AND (3V4) menghitung dari 3 ke 0

Perhatikan gambar 4.8.a dan 4.8.b berikut ini.

Gambar 4.8a
Gambar 4.8b

 Alat Bantu Produksi


 Yang dimaksud dengan alat bantu produksi ini adalah alat-alat yang digunakan
untuk membantu proses produksi seperti alat pemegang ,pencekam ,pemutar dan
sebagainya. Jenisnya sangat bervariasi dan akan selalu berkembang sesuai dengan
perkembangan kreatifitas manusia. Berikut ini diberikan beberapa contoh
penerapan.
10. Pemegang Sistem Vakum (Vacuum System Holder)
 Alat ini dapat memegang suatu benda karena adanya keadaan vakum pada corong
pemegang. Keadaan vakum ini ditimbulkan oleh perubahan tekanan pada veturi.

Udara kempa masuk dari P menuju R. Pada venturi kecepatan udara terpacu
menjadi sangat tinggi tetapi tekanan menjadi turun sangat rendah.Hal ini sesuai
dengan Hukum Bernauli bahwa tekanan berbanding terbalik dengan kecepatan.
Dengan demikian terjadilah sedotan pada corong pemegang yang mampu
memegang benda kerja. Perhatikan gambar 4.9 berikut ini.

Gambar 4.9a Gambar 4.9b

11. Collet Chuck


Karakteristik collet adalah bila bagian tirus (cones) ditekan maka pencekaman
akan terjadi. Penekanan terjadi apabila udara kempa dimasukkan melalui
bagian (warna hitam) kemudian komponen akan menekan rol (bola) sehingga
bagian penekan collet akan mendesak mulut collet dan terjadilah
pencekaman.

Collet ini dapat dipakai pada mesin drilling, milling.atau pada alat-alat
asembling.(gambar 4.10)
Gambar 4.10

12. Tabel Bantalan Peluncur Udara (Air Cushion Sliding Table)


 Alat ini berfungsi untuk
Menggeser komponen-
komp[onen atau alat-
alat (fixture) yang
berat berat.

Gambar 4.11

Cara kerja :
Udara kempa yang bertekanan kira-kira 0,6 bar ( 60 kPa ) dihembuskan pada bagian
bawah pelat meja dari lubang-lubang yang sangat banyak sehingga pelat meja
terangkat kira-kira 0,05 s.d 0,1 mm. Dengan demikian meja dapat digeser dengan
mudah. Tekanan udara kempa dapat ditingkatkan sampai 100 kPa atau 1 bar atau
14,5 psi .

13. Tabel Indek Putaran Pneumatik (Pneumatic Rotary Index Table)


Meja putar ini berfungsi untuk memutar sambil membagi bendakerja sesuai dengan
pembagian yang dikehendaki. Dalam gambar 4.12 berikut ini pembagian terbatas
pada gigi roda gigi pemutar dan cowakan pada piring pembagi.
Udara kempa masuk dari arah tanda panah , melalui katup pengarah B menuju
silinder dan akan menggerakkan batang bergerigi maju / mundur sambil memutar
roda gigi. Gerakan torak dikendalikan ( diperlambat dan dibuat konstan ) oleh
Tugas Praktik Mandiri 15
Berikut ini adalah penyusunan diagram Rangkaian pneumatic dengan sistem
Cascade untuk pengontrolan gerak berangkai dua silinder. Perhatikan dan kemudian
selesaikan tugas-tugas berikut.
5.1 Jelaskan cara kerja Rangkaian tersebut.
5.2 Buatlah displacement step diagramnya.
5.3 Rakitlah komponen-komponen
komponen-komponen yang ditunjukkan pada diagram kemudian
operasikan
5.4 Coba analisis apa yang akan
akan terjadi bila katup 2.2 dan 2.3 dipertukarkan
dipertukarkan
tempatnya.

-
Tugas Praktik Mandiri 16
Diagram berikut ini juga untuk mengontrol gerakan berangkai dua silinder seperti
tugas No.6 hanya perbedaannya disini menggunakan katup logic “AND “.Perhatikan
diagram berikut !

6.1 Jelaskan cara kerja Rangkaian di bawah ini.


6.2  Apa fungsi katup logic “ AND “
6.3 Bila katup AND 2.5 dilepas ,bagaimana cara sambungan konduktirnya dan apa
yang terjadi .
Tugas Praktik Mandiri 17
Perhatikan diagram Rangkaian di bawah ini.
7.1 Dengan pemasangan flow control seperti pada diagram apa yang terjadi
dengan gerakan torak. Jelaskan pula alasan anda mengapa memilih cara
tersebut.
7.2 Jelaskan cara kerja rangkaian tersebut .
7.3 Rakitlah komponen-komponen
komponen-komponen hingga sesuai dengan diagram Rangkaian.
7.4 Operasikan , apakah jalannya Rangkaian telah sesuai dengan desain.

Anda mungkin juga menyukai