Anda di halaman 1dari 18

i

JUDUL

Universitas Lambung Mangkurat


ii

KATA PENGANTAR

Universitas Lambung Mangkurat


iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................
C. Tujuan Penelitian........................................................................................
D. Manfaat Penelitian......................................................................................
E. Keaslian Penelitian......................................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4
A. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang..........................................................
B. Pengetahuan................................................................................................
C. Sikap............................................................................................................
BAB III. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS................................................
A. Landasan Teori............................................................................................
B. Hipotesis......................................................................................................
BAB IV. METODE PENELITIAN........................................................................
A. Rancangan Penelitian..................................................................................
B. Populasi dan Sampel...................................................................................
C. Instrumen Penelitian....................................................................................
D. Variabel Penelitian......................................................................................
E. Definisi Operasional....................................................................................
F. Prosedur Penelitian......................................................................................
G. Teknik Pengolahan Data Analisa Data.......................................................
H. Cara Analisa Data.......................................................................................
I. Tempat dan Waktu Penelitian
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................

Universitas Lambung Mangkurat


iv

BAB VI. PENUTUP.................................................................................................


A. Kesimpulan.................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................

Universitas Lambung Mangkurat


1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


MKJP adalah alat atau cara kontrasepsi yang dapat dipakai dalam jangka waktu lama,
lebih dari dua tahun, efektif dan efisien untuk tujuan pemakaian menjarangkan kelahiran
lebih dari tiga tahun atau mengakhiri kehamilan pada pasangan yang sudah tidak ingin
menambah anak lagi. Jenis metode yang termasuk dalam kelompok MKJP antara lain: 1).
IUD (Intra Uterine Device) atau alat kontrasepsi dalam rahim merupakan kontrasepsi non
hormonal yang dipasang di dalam rahim, contohnya spiral. 2). MOW (Metode Operasional
Wanita) atau tubektomi merupakan tindakan pengikatan atau pemotongan kedua saluran telur
(Tuba Fallopi) yang menyebabkan sel telur (ovum) dari indung telur (ovarium) tidak akan
mencapai uterus dan tidak bertemu dengan sperma, sehingga tidak terjadi kehamilan. 3).
MOP (Metode Operasional Pria) atau vasektomi dilakukan dengan cara memotong vas
deferens sehingga alur transportasi sperma terhambat dan fertilisasi tidak terjadi. 4). Implant
atau Susuk merupakan alat kontrasepsi yang disisipkan atau dipasang di bawah kulit.1
Seiring berkembangnya zaman telah menciptakan berbagai inovasi baru dengan
teknologi terbaru, begitupula dengan inovasi keluarga berencana melalui berbagai macam
alat kontrasepsinya. Salah satu strategi dalam pelaksanaan program KB adalah meningkatkan
program melalui MKJP yang merupakan metode kontrasepsi berjangka panjang dengan
angka kegagalan yang rendah yang terdiri dari alat kontrasepsi implant, IUD, MOP dan
MOW.3
Metode kontrasepsi jangka panjang adalah salah satu alat yang efektif untuk mengatur
kelahiran, jarak kehamilan serta mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, dan menjaga
kesehatan reproduksi perempuan. Kontrasepsi juga merupakan kebutuhan utama keluarga
dalam membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera. Penelitian ini dilakukan karena
masih banyak masyarakat indonesia yang belum memahami mkjp secara benar. Yang mana,
dengan adanya mkjp tsb akan membantu untuk memantapkan program kependudukan,
keluarga berencana dan pembangunan keluarga di Indonesia, yang pada akhirnya dapat
menekan laju pertumbuhan penduduk.2

Universitas Lambung Mangkurat


2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan pada
penelitian ini: “Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap
penggunaan MKJP yang terdaftar di PUSKESMAS MANA?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum yang hendak dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap penggunaan MKJP yang
terdaftar di PUSKESMAS MANA.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis hubungan antara pengetahuan wanita usia subur terhadap penggunaan
MKJP yang terdaftar di PUSKESMAS MANA.
2. Menganalisis hubungan antara sikap wanita usia subur terhadap penggunaan MKJP
yang terdaftar di PUSKESMAS MANA.
D. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini diambil agar penelitian ini dapat terarah. Adapun
batasan-batasan yang diambil sebagai berikut.
1. Penelitian ini menganalisis tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap wanita
usia subur terhadap penggunaan MKJP.
2. Dalam penelitian ini jenis-jenis MKJP yang akan dibahas adalah AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim), Implan/Susuk KB, dan MOW (Metode Operasi Wanita).
E. Manfaat Penelitian

F. Keaslian Penelitian

Universitas Lambung Mangkurat


3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang


1. Definisi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) adalah jenis kontrasepsi yang sangat
efektif untuk menghindari kelahiran, mengatur interval kelahiran dan tidak
mempengaruhi hubungan seksual yang dapat bertahan selama 3 tahun sampai seumur
hidup, seperti: IUD, Implant, MOW dan MOP. Metode MKJP seperti AKDR, Kontap,
dan Implat dianggap lebih efektif dan lebih mantap dibandingkan dengan alat kontrasepsi
pil,kondom maupun suntik sehingga akseptor sesuai dengan syarat-syarat yang ada
dianjurkan untuk menggunakan salah satu dari MKJP yang ada. Pada saat ini alat
kontrasepsi jangka panjang terutama AKDR/IUD merupakan salah satu cara kontrasepsi
yang paling popular dan diterima oleh program keluarga berencana disetiap Negara.5
Pemakaian Metode Kontrsepsi Jangka Panjang (MKJP) memiliki banyak keuntungan,
baik dilihat dari segi program, maupun dari sisi klien (pemakai).Di samping
mempercepat penurunan Total Fertility Rate (TFR), penggunaan kontrasepsi MKJP juga
lebih efisien karena dapat dipakai dalam waktu yang lama serta lebih aman danefektif.
Metode kontrasepsi ini sangat tepat digunakan pada saat kondisi krisisyang dialami oleh
sebagian besarmasyarakat Indonesia terutama padamasyarakat yang tergolong kurang
mampu/miskin4
MKJP merupakan usaha pemerintah dalam menekan pertambahan penduduk.
Permasalahan pertumbuhan penduduk yang mengalami peningkatan, membutuhkan
adanya suatu usaha dari masyarakat dan pemerintah. Dalam rangka menekan laju
pertumbuhan penduduk pemerintah melaksanakan berbagai program pembangunan,
salah satunya Keluarga Berencana (KB) bagi Pasangan Usia Subur (PUS). Keluarga
Berencana merupakan usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan
jarak kehamilan dengan cara memakai kontrasepsi dan menciptakan kesejahteraan
ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha perencanaan dan
pengendalian penduduk.6
Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi
keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang relative tinggi. Esensitugas program

Universitas Lambung Mangkurat


4

Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan fertilitas agar dapat
mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi
rakyat dan bangsa Indonesia. Pelayanan program KB pelaksanaannya senantiasa
terintegrasi dengan kegiatan kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak serta
penanggulangan masalah kesehatan dan kesetaraan gender sebagai salah satu upaya
pemecahan hak-hak reproduksi kepada masyarakat.5
2. Epidemiologi
3. Jenis Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
Metode kontrasepsi yang digolongkan kedalam MKJP meliputi susuk/implant,
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/IUD (Intra Uterine Devices), dan MOW.
Implant dan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/IUD (Intra Uterine Devices)
adalah metode kontrasepsi jangka panjang paling efektif yang bersifat reversible.
Sedangkan MOW adalah metode kontrasepsi jangka panjang yang tidak reversible.7
a. Implant/Susuk KB
1) Definisi Implant/Susuk KB
KB susuk atau dalam medis dikenal sebagai KB implan, adalah tabung plastik
kecil dan fleksibel seukuran korek api, yang berisi hormon progestin untuk
mencegah kehamilan. Tabung ini (yang sering disebut susuk) akan dimasukkan
atau diimplan ke dalam kulit lengan atas. Dengan pemakaian yang benar, sekali
pasang KB implan sudah dapat mencegah kehamilan selama tiga tahun bahkan
hingga lima tahun.8
Cara kerja Implant adalah dengan mencegah ovulasi(pelepasan sel telur dalam
siklus bulanan). Jika seorang wanita tidak berovulasi, ia tidak bisa hamil karena
tidak ada sel telur untuk dibuahi.Progestin yang dilepaskan oleh KB implan juga
akan menebalkan lendir di sekitar leher rahim (serviks). Ini akan mencegah
sperma untuk memasuki rahim. Progestin juga akan menipiskan lapisan dinding
rahim, sehingga jika ada sperma yang berhasil membuahi sel telur, telur tersebut
akan sulit menempel pada dinding rahim untuk memulai kehamilan.8
2) Kelebihan dan Kekurangan Implant/Susuk KB
a) Kelebihan Implant/Susuk KB
(1) Mampu mencegah kehamilan hingga jangka waktu 5 tahun.
(2) Berbentuk elastic, sehingga tidak menimbulkan rasa sakit atau luka di
dalam kulit.
(3) Kesuburan Wanita kembali pulih setelah Susuk KB ini dilepas.

Universitas Lambung Mangkurat


5

(4) Ketika akan dilakukan pemasangan tidak memerlukan pemeriksaan


yang mendalam.
(5) Tidak mengandung hormon estrogen, sehingga efek samping yang
ditimbulkan lebih sedikit.
(6) Tidak memberikan masalah saat melakukan hubungan seks.
(7) Cocok untuk Alat Kontrasepsi Ibu Menyusui, karena tidak
mengganggu produksi ASI baik volume dan kualitasnya.
(8) Hanya perlu pemeriksaan ke tenaga kesehatan terdekat apabila terjadi
efek samping.
(9) Bisa dilepas kapan saja, sesuai dengan keinginan anda.
b) Kekurangan Implant/Susuk KB
(1) Setelah pemasangan biasanya pasien akan merasa mual, sakit kepala,
perubahan perasaan atau kegelisahan.
(2) Memicu terjadinya peningkatan atau penurunan berat badan.
(3) Mengganggu penampilan, karena susuk biasanya akan terlihat sedikit
menonjol pada kulit, dan terasa apabila diraba. Saat pelepasan
diperlukan penyayatan pada kulit, sehingga bisa menimbulkan bekas
luka.
(4) Perlu dilakukan pembedahan kecil untuk pemasangan dan dan
pelepasan.
(5) Tidak dianjurkan untuk wanita yang menderita penyakit kanker
payudara,hati, penggumpalan darah, perdarahan tanpa sebab, kolesterol
tinggi,pasien darah tinggi, penyakit kandung empedu, Asiklus
menstruasi tidak teratur, dan pasien penyakit jantung.
3) Waktu Kontrol Implant/Susuk KB
Klien tidak perlu kembali ke klinik kecuali ingin mencabut implant atau jika
ditemukan hal-hal sebagai berikut :
a) Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah.
b) Perdarahan yang banyak dari vagina.
c) Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah.
d) Ekspulsi dari batang implant.
e) Sakit kepala hebat, penglihatan jadi kabur atau nyeri dada hebat.

b. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/IUD (Intra Uterine Devices)

Universitas Lambung Mangkurat


6

1) Definisi AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/IUD (Intra Uterine


Devices)
Intra Uterine Devices (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
merupakan kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim, dimana terdapat untaian
benang sebagai pengontrol. Benang-benang ini memudahkan pelepasan alat
kontrasepsi dan memungkinkan seorang wanita memeriksa dirinya secara berkala
untuk memastikan apakah IUD tetap berada ditempatnya.7
IUD memiliki cara kerja yang menghambat kemampuan sperma untuk masuk
kedalam tuba falopii, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum
uteri, mencegah sperma dan ovum bertemu karena jalannya terhalangi, dan
memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus, namun dapat
merubah pola dan periode haid serta terdapat nyeri saat haid. Mekanisme kerja
AKDR/IUD yang memasukkan plastik elastis ke dalam rahim yang dililit tembaga
atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti
fertilitas dengan jangka waktu penggunaan antara dua hingga sepuluh tahun
dengan metode kerjanya mencegah masuknya spermatozoa ke dalam saluran
tuba.7
2) Jenis AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/IUD (Intra Uterine
Devices)
IUD dapat dibedakan menjadi empat jenis, diantaranya adalah Copper-T,
Copper-7, Multi Load, dan Lippes Loop.7
a) Copper-T
Jenis ini berbentuk huruf T yang terbuat dari polietilen yang bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga ini
memiliki efek anti fertilitas yang cukup baik. Jenis ini melepaskan
levonorgestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima
tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam
mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan
menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping
hormonal dan amenorrhea.7
b) Copper-7
Berbeda dengan Copper-T, jenis IUD ini memiliki bentuk seperti angka
“7” dimana memiliki ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan dililit

Universitas Lambung Mangkurat


7

kawat tembaga dengan luas permukaan 200 mm2. Fungsi bentuk seperti
angka “7” ini memudahkan dalam pemasangan kontrasepsi.7
c) Multi Load
Jenis Multi Load terbuat dari polietilen dengan dua tangan, kanan dan
kiri, berbentuk seperti sayap yang fleksibel. Jenis ini memiliki panjang 3,6
cm dari atas hingga bawah dan lilitan kawat tembaga memiliki luas
permukaan 256 mm2 atau 375 mm2. Multi Load memiliki tiga ukuran
yaitu standar, small, dan mini.7
d) Lippes Loop
Mmerupakan jenis yang terbuat dari polietilen berbentuk spiral atau
huruf S bersambung. Lippes Loop terdiri dari empat jenis yang berbeda
menurut ukuran panjang bagian atasnya, yaitu tipe A berukuran 25 mm
dengan benang berwarna biru, tipe B berukuran 27,5 mm dengan benang
berwarna hitam, tipe C berukuran 30 mm dengan benang berwarna kuning,
dan tipe D berukuran 300 mm dengan benang berwarna putih dan tebal.
Lippes Loop memiliki angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari
pemakaian jenis ini adalah apabila terjadi perforasi jarang menyebabkan
luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Jenis ini
merupakan IUD yang banyak digunakan.7
3) Kelebihan dan Kekurangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/IUD
(Intra Uterine Devices)
a) Kelebihan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/IUD (Intra
Uterine Devices)
(1) Sangat efektif. 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun
pertama (1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan).
(2) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
(3) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak
perlu diganti).
(4) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
(5) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
(6) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak takut untuk hamil.
(7) Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A.
(8) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

Universitas Lambung Mangkurat


8

(9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak
terjadi infeksi).
(10) Dapat digunakan sampai menapouse ( 1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir).
(11) Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
b) Kekurangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/IUD (Intra
Uterine Devices)
(1) Adanya efek samping yang umum terjadi, seperti : perubahan siklus
haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3
bulan), haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat
haid lebih sakit.
(2) Merasa sakit dan kram selama 3- 5 hari setelah pemasangan,
perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat
jarang bila pemasangan benar).
(3) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
(4) Tidak baik digunakan perempuan dengan IMS atau sering berganti
pasangan.
(5) Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas.
(6) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelviks diperlukan dalam
pemasangan AKDR.
(7) Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah
pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 - 2 hari.
(8) Pencabutan AKDR hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
(dokter atau bidan) yang terlatih.
(9) Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi
apabila AKDR dipasang segera setelah melahirkan).
(10) Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke
waktu.
4) Waktu Penggunaan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/IUD (Intra
Uterine Devices)
a) Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
b) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.

Universitas Lambung Mangkurat


9

c) Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu


pascapersalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea
laktasi (MAL).
d) Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila
tidak ada gejala infeksi.
e) Selama 1 sampai 5 hari setelah sanggama yang tidak dilindungi.
5) Waktu kontrol AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/IUD (Intra
Uterine Devices)
Kelemahan dari penggunaan AKDR adalah perlunya kontrol kembali untuk
memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Waktu kontrol AKDR
yang harus diperhatikan adalah.
a) 1 bulan pasca pemasangan.
b) 3 bulan kemudian.
c) Setiap 6 bulan berikutnya.
d) Bila terlambat haid 1 minggu.
e) Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya.
c. Metode Operasi Wanita (MOW) / Tubektomi
1) Definisi Metode Operasi Wanita (MOW) / Tubektomi
MOW (Medis Operatif Wanita)/ tubektomi atau juga dapat disebut dengan
sterilisasi. MOW merupakan tindakan penutupan terhadap kedua saluran telur
kanan dan kiri yang menyebabakan sel telur tidak dapat melewati saluran telur,
dengan demikian sel telur tidak dapat bertemu dengan sperm alai-laki sehingga
tidak terjadi kehamilan, oleh karena itu gairah seks wanita tidak akan turun.8
Pelaksanaan MOW sendiri dibagi menjadi 3 yaitu pelaksanaan MOW pasca
operasi/pasca melahirkan, mempunyai penyakit ginekologi, dan dilakukan pada
masa interval.8
Cara kerja MOW adalah dengan mengikat/memotong saluran tuba falopi,
maka perjalanan sel telur wanita terhambat sehingga tidak dapat dibuahi oleh sperma.
8

2) Kelebihan dan Kekurangan Metode Operasi Wanita (MOW) / Tubektomi


a) Kelebihan Metode Operasi Wanita (MOW) / Tubektomi
(1) Tidak ada efek samping dan perubahan dalam fungsi hasrat seksual.
(2) Dapat dilakukan pada perempuan diatas 26 tahun.
(3) Tidak mempengaruhi air susu ibu (ASI).

Universitas Lambung Mangkurat


10

(4) Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi.


(5) Dapat digunakan seumur hidup.
(6) Tidak mempengaruhi atau mengganggu kehidupan suami istri.
b) Kekurangan Metode Operasi Wanita (MOW) / Tubektomi
(1) Harus di pertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini.
(2) Tidak dapat dipulihkan kembali.
(3) Klien dapat menyesal dikemudian hari.
(4) Resiko komplikasi kecil meningkat apabila digunakan anastesi umum.
(5) Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
(6) Tidak melindungi diri dari IMS.
3) Waktu Pelaksanaan Metode Operasi Wanita (MOW) / Tubektomi
Waktu pelaksanaan MOW dapat dilakukan pada saat, Masa Interval (selama
waktu siklus menstruasi), Pasca persalinan (post partum). Tubektomi pasca
persalinan sebaiknya dilakukan dalam 24 jam, atau selambat lambatnya dalam 48
jam pasca persalinan, Pasca keguguran sesudah abortus dapat langsung dilakukan
sterilisasi, waktu operasi membuka perut. Setiap operasi yang dilakukan
hendaknya harus dipikirkan apakah wanita tersebut sudah mempunyai indikasi
untuk dilakukan sterilisasi.8
4) Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Metode Operasi Wanita
(MOW) / Tubektomi
a) Indikasi
Indikasi dilakukan MOW yaitu sebagai berikut: 1) Indikasi medis umum
adanya gangguan fisik atau pisikis yang akan menjadi lebih berat bila wanita
ini hamil lagi; 2) gangguan fisik yang dialami seperti tuberculosis pulmonum,
penyakit jantung, dan sebagainya; 3) gangguan pisikis yang di alami yaitu
seprti skizofernia (psikosis), sering menderita psikosa nifas, dan lain-lain.; 4)
indikasi medis obstetric yaitu toksemia gravidarum yang berulang, seksio
sesarea yang berulang, histerektomi obstetri; 5) indikasi medis ginekologik
pada waktu melakukan operasi ginekologik dapat pula dipertimbangkan untuk
sekaligus melakukan sterilisasi; 6) indikasi sosial ekonomi adalah indikasi
berdasarkan beban sosaial ekonomi yang sekarang ini terasa bertambah berat;
7) mengikuti rumus 120 yaitu perkalian jumlah anak hidup dan umur ibu,
misalnya umur ibu 30 tahun dengan anak hidup 4, maka hasil perkalianya
adalah 120; 8) mengikuti rumus 100 umur ibu 25 tahub je atas dengan anak

Universitas Lambung Mangkurat


11

hidup 4 orang, umur ibu 30 tahun keatas dengan anak hidup 3 orang, umur ibu
35 tahun keatas dengan anak hidup 2 orang.8
b) Kontraindikasi
Kontraindikasi dalam melakukan MOW yaitu dibagi 2 yang meliputi
indikasi mutlak dan indikasi relatif. Kontraindikasi mutlak meliputi:
peradangan dalam rongga panggul, peradangan liang senggama, kavum
duaglas tidak bebas, ada perlekatan, kontraindikasi relative, obesitas
berlebihan, bekas laparotomi.8
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan MKJP
1. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam
tingkatan yaitu yang pertama tahu, tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelaajari sebelumya. Lalu yang kedua memahami, memahami diartikan suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Ketiga penerapan/aplikasi diartikan
sebagai kemampuan untuk menggunkan materi yang telah dipelajari pada situasi dan
kondisi yang sebenarnya. Keempat, analisis, analisis adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di
dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain. Lalu yang kelima
sintesis, sintesis menunjuk kepasa suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Lalu yang
keenam evaluasi, evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
maupun penilaian terhadap semua materi atau objek.8
Faktor yang mempengaruhi pengatahuan adalah: (a) Pengalaman: dapat diperoleh dari
pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat
memperluas pengetahuan seseorang. (b) Tingkat pendidikan: pendidikan dapat
membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang
berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan
dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. (c) Keyakinan: biasanya
keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya pembuktian terlebh dahulu.
Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya
positif maupun negatif. (d) Fasilitas: fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang
dapat memengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran dan
buku. (e) Penghasilan: penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan

Universitas Lambung Mangkurat


12

seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu
untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi. (f) Sosial Budaya:
kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat memepengaruhi pengetahuan,
persepsi dan sikap seseorang terhadap sesuatu.8
2. Sikap
Sikap, yang merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-
tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan sebagainya). Struktur sikap terdiri
atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif, komponen kognitif
berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau yang benar bagi objek
sikap kepercayaan datang dari apa yang kita lihat atau apa yang kita ketahui. Komponen
afektif, komponen afektif menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap
suatu objek sikap.8
Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap
sesuatu. Komponen prilaku, komponen prilaku (kognitif) dalam struktur sikap
menunjukan bagaimana prilaku atau kecenderungan berprilaku yang ada dalam diri
seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.8
Membentuk sikap yang utuh (total attitude) terdiri dari tiga komponen: kepercayaan
(keyakinan), ide dan konsep pada suatu obyek; kehidupan emosional atau evaluasi
emosional terhadap suatu objek; kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).8
Tingkatan sikap terdiri dari: (a) Menerima (receiving): menerima diartikan bahwa
seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (objek). (b) Menanggapi
(responding): menanggapi diartikan bahwa memberikan jawaban atau tanggapan
terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. (c) Menghargai (valuing): menghargai
diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap, objek atau
stimulus. Membahasnya dengan orang lain dan mengajak atau mempengaruhi atau
menganjurkan orang lain merespon. (d) Bertanggungjawab (responsible): sikap, yang
paling tinggi tingkatannya adalah bertanggun jawab terhadap apa yang telah
diyakininya.8
Sikap dapat terbentuk atau berubah melalui empat cara yaitu : (a) Adopsi: kejadian
atau peristiwa yang terjadi berulang dan terus-menerus, lama-kelamaan secara bertahap
diserap ke dalam diri individu dan memengaruhi terbentuknya suatu sikap. (b)
Diferensiasi: dengan berkembangnya intelegensi, pengalaman, sejalan dengan
bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang

Universitas Lambung Mangkurat


13

tersendiri lepas dari jenisnya. (c) Integrasi: terjadi secara bertahap dimulai dari berbagai
pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu, sehingga akhirnya terbentuk
sikap mengenai hal tersebut. (d) Trauma: adalah suatu pengalaman akan kejadian atau
peristiwa tiba-tiba, mengejutkan, dan meninggalkan kesan yang mendalam pada jiwa
orang yang bersangkutan.8

BAB III
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

Universitas Lambung Mangkurat


14

DAFTAR PUSTAKA

1. P. Novita Dwita, B. I Nyoman. Pemodelan Persentase Peserta KB Aktif Metode


Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Regresi
Nonparametrik Spline Truncated. JURNAL SAINS DAN SENI ITS. 2018;2(7): 2337-
3520.
2. M. Nani, N. Meitria Syahadatina, A. Syamsul. HUBUNGAN DUKUNGAN
TENAGA KESEHATAN DAN AKSES KE PUSKESMAS DENGAN
PEMAKAIAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG. Homeostatis.
April 2019;1(2): 113-120.
3. R. Muhammad, S. M. Satrianegara, I. Hasbi, L. Abdul Majid HR, R. Nur.
GAMBARAN PENATALAKSANAAN PROGRAM KB MELALUI METODE
KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) DI KECAMATAN UJUNG
PANDANG KOTA MAKASSAR. Al-Sihah : Public Health Science Journal. Januari-
juni 2018;1(11): blm tuntung
4.

Universitas Lambung Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai