JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................
C. Tujuan Penelitian........................................................................................
D. Manfaat Penelitian......................................................................................
E. Keaslian Penelitian......................................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4
A. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang..........................................................
B. Pengetahuan................................................................................................
C. Sikap............................................................................................................
BAB III. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS................................................
A. Landasan Teori............................................................................................
B. Hipotesis......................................................................................................
BAB IV. METODE PENELITIAN........................................................................
A. Rancangan Penelitian..................................................................................
B. Populasi dan Sampel...................................................................................
C. Instrumen Penelitian....................................................................................
D. Variabel Penelitian......................................................................................
E. Definisi Operasional....................................................................................
F. Prosedur Penelitian......................................................................................
G. Teknik Pengolahan Data Analisa Data.......................................................
H. Cara Analisa Data.......................................................................................
I. Tempat dan Waktu Penelitian
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan pada
penelitian ini: “Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap
penggunaan MKJP yang terdaftar di PUSKESMAS MANA?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum yang hendak dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap penggunaan MKJP yang
terdaftar di PUSKESMAS MANA.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis hubungan antara pengetahuan wanita usia subur terhadap penggunaan
MKJP yang terdaftar di PUSKESMAS MANA.
2. Menganalisis hubungan antara sikap wanita usia subur terhadap penggunaan MKJP
yang terdaftar di PUSKESMAS MANA.
D. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini diambil agar penelitian ini dapat terarah. Adapun
batasan-batasan yang diambil sebagai berikut.
1. Penelitian ini menganalisis tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap wanita
usia subur terhadap penggunaan MKJP.
2. Dalam penelitian ini jenis-jenis MKJP yang akan dibahas adalah AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim), Implan/Susuk KB, dan MOW (Metode Operasi Wanita).
E. Manfaat Penelitian
F. Keaslian Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan fertilitas agar dapat
mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi
rakyat dan bangsa Indonesia. Pelayanan program KB pelaksanaannya senantiasa
terintegrasi dengan kegiatan kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak serta
penanggulangan masalah kesehatan dan kesetaraan gender sebagai salah satu upaya
pemecahan hak-hak reproduksi kepada masyarakat.5
2. Epidemiologi
3. Jenis Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
Metode kontrasepsi yang digolongkan kedalam MKJP meliputi susuk/implant,
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/IUD (Intra Uterine Devices), dan MOW.
Implant dan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/IUD (Intra Uterine Devices)
adalah metode kontrasepsi jangka panjang paling efektif yang bersifat reversible.
Sedangkan MOW adalah metode kontrasepsi jangka panjang yang tidak reversible.7
a. Implant/Susuk KB
1) Definisi Implant/Susuk KB
KB susuk atau dalam medis dikenal sebagai KB implan, adalah tabung plastik
kecil dan fleksibel seukuran korek api, yang berisi hormon progestin untuk
mencegah kehamilan. Tabung ini (yang sering disebut susuk) akan dimasukkan
atau diimplan ke dalam kulit lengan atas. Dengan pemakaian yang benar, sekali
pasang KB implan sudah dapat mencegah kehamilan selama tiga tahun bahkan
hingga lima tahun.8
Cara kerja Implant adalah dengan mencegah ovulasi(pelepasan sel telur dalam
siklus bulanan). Jika seorang wanita tidak berovulasi, ia tidak bisa hamil karena
tidak ada sel telur untuk dibuahi.Progestin yang dilepaskan oleh KB implan juga
akan menebalkan lendir di sekitar leher rahim (serviks). Ini akan mencegah
sperma untuk memasuki rahim. Progestin juga akan menipiskan lapisan dinding
rahim, sehingga jika ada sperma yang berhasil membuahi sel telur, telur tersebut
akan sulit menempel pada dinding rahim untuk memulai kehamilan.8
2) Kelebihan dan Kekurangan Implant/Susuk KB
a) Kelebihan Implant/Susuk KB
(1) Mampu mencegah kehamilan hingga jangka waktu 5 tahun.
(2) Berbentuk elastic, sehingga tidak menimbulkan rasa sakit atau luka di
dalam kulit.
(3) Kesuburan Wanita kembali pulih setelah Susuk KB ini dilepas.
kawat tembaga dengan luas permukaan 200 mm2. Fungsi bentuk seperti
angka “7” ini memudahkan dalam pemasangan kontrasepsi.7
c) Multi Load
Jenis Multi Load terbuat dari polietilen dengan dua tangan, kanan dan
kiri, berbentuk seperti sayap yang fleksibel. Jenis ini memiliki panjang 3,6
cm dari atas hingga bawah dan lilitan kawat tembaga memiliki luas
permukaan 256 mm2 atau 375 mm2. Multi Load memiliki tiga ukuran
yaitu standar, small, dan mini.7
d) Lippes Loop
Mmerupakan jenis yang terbuat dari polietilen berbentuk spiral atau
huruf S bersambung. Lippes Loop terdiri dari empat jenis yang berbeda
menurut ukuran panjang bagian atasnya, yaitu tipe A berukuran 25 mm
dengan benang berwarna biru, tipe B berukuran 27,5 mm dengan benang
berwarna hitam, tipe C berukuran 30 mm dengan benang berwarna kuning,
dan tipe D berukuran 300 mm dengan benang berwarna putih dan tebal.
Lippes Loop memiliki angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari
pemakaian jenis ini adalah apabila terjadi perforasi jarang menyebabkan
luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Jenis ini
merupakan IUD yang banyak digunakan.7
3) Kelebihan dan Kekurangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/IUD
(Intra Uterine Devices)
a) Kelebihan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/IUD (Intra
Uterine Devices)
(1) Sangat efektif. 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun
pertama (1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan).
(2) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
(3) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak
perlu diganti).
(4) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
(5) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
(6) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak takut untuk hamil.
(7) Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A.
(8) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
(9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak
terjadi infeksi).
(10) Dapat digunakan sampai menapouse ( 1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir).
(11) Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
b) Kekurangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/IUD (Intra
Uterine Devices)
(1) Adanya efek samping yang umum terjadi, seperti : perubahan siklus
haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3
bulan), haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat
haid lebih sakit.
(2) Merasa sakit dan kram selama 3- 5 hari setelah pemasangan,
perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat
jarang bila pemasangan benar).
(3) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
(4) Tidak baik digunakan perempuan dengan IMS atau sering berganti
pasangan.
(5) Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas.
(6) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelviks diperlukan dalam
pemasangan AKDR.
(7) Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah
pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 - 2 hari.
(8) Pencabutan AKDR hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
(dokter atau bidan) yang terlatih.
(9) Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi
apabila AKDR dipasang segera setelah melahirkan).
(10) Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke
waktu.
4) Waktu Penggunaan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/IUD (Intra
Uterine Devices)
a) Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
b) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
hidup 4 orang, umur ibu 30 tahun keatas dengan anak hidup 3 orang, umur ibu
35 tahun keatas dengan anak hidup 2 orang.8
b) Kontraindikasi
Kontraindikasi dalam melakukan MOW yaitu dibagi 2 yang meliputi
indikasi mutlak dan indikasi relatif. Kontraindikasi mutlak meliputi:
peradangan dalam rongga panggul, peradangan liang senggama, kavum
duaglas tidak bebas, ada perlekatan, kontraindikasi relative, obesitas
berlebihan, bekas laparotomi.8
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan MKJP
1. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam
tingkatan yaitu yang pertama tahu, tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelaajari sebelumya. Lalu yang kedua memahami, memahami diartikan suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Ketiga penerapan/aplikasi diartikan
sebagai kemampuan untuk menggunkan materi yang telah dipelajari pada situasi dan
kondisi yang sebenarnya. Keempat, analisis, analisis adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di
dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain. Lalu yang kelima
sintesis, sintesis menunjuk kepasa suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Lalu yang
keenam evaluasi, evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
maupun penilaian terhadap semua materi atau objek.8
Faktor yang mempengaruhi pengatahuan adalah: (a) Pengalaman: dapat diperoleh dari
pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat
memperluas pengetahuan seseorang. (b) Tingkat pendidikan: pendidikan dapat
membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang
berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan
dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. (c) Keyakinan: biasanya
keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya pembuktian terlebh dahulu.
Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya
positif maupun negatif. (d) Fasilitas: fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang
dapat memengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran dan
buku. (e) Penghasilan: penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan
seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu
untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi. (f) Sosial Budaya:
kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat memepengaruhi pengetahuan,
persepsi dan sikap seseorang terhadap sesuatu.8
2. Sikap
Sikap, yang merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-
tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan sebagainya). Struktur sikap terdiri
atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif, komponen kognitif
berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau yang benar bagi objek
sikap kepercayaan datang dari apa yang kita lihat atau apa yang kita ketahui. Komponen
afektif, komponen afektif menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap
suatu objek sikap.8
Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap
sesuatu. Komponen prilaku, komponen prilaku (kognitif) dalam struktur sikap
menunjukan bagaimana prilaku atau kecenderungan berprilaku yang ada dalam diri
seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.8
Membentuk sikap yang utuh (total attitude) terdiri dari tiga komponen: kepercayaan
(keyakinan), ide dan konsep pada suatu obyek; kehidupan emosional atau evaluasi
emosional terhadap suatu objek; kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).8
Tingkatan sikap terdiri dari: (a) Menerima (receiving): menerima diartikan bahwa
seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (objek). (b) Menanggapi
(responding): menanggapi diartikan bahwa memberikan jawaban atau tanggapan
terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. (c) Menghargai (valuing): menghargai
diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap, objek atau
stimulus. Membahasnya dengan orang lain dan mengajak atau mempengaruhi atau
menganjurkan orang lain merespon. (d) Bertanggungjawab (responsible): sikap, yang
paling tinggi tingkatannya adalah bertanggun jawab terhadap apa yang telah
diyakininya.8
Sikap dapat terbentuk atau berubah melalui empat cara yaitu : (a) Adopsi: kejadian
atau peristiwa yang terjadi berulang dan terus-menerus, lama-kelamaan secara bertahap
diserap ke dalam diri individu dan memengaruhi terbentuknya suatu sikap. (b)
Diferensiasi: dengan berkembangnya intelegensi, pengalaman, sejalan dengan
bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang
tersendiri lepas dari jenisnya. (c) Integrasi: terjadi secara bertahap dimulai dari berbagai
pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu, sehingga akhirnya terbentuk
sikap mengenai hal tersebut. (d) Trauma: adalah suatu pengalaman akan kejadian atau
peristiwa tiba-tiba, mengejutkan, dan meninggalkan kesan yang mendalam pada jiwa
orang yang bersangkutan.8
BAB III
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
DAFTAR PUSTAKA