Anda di halaman 1dari 69

RANCANG BANGUN PENDETEKSI FORMALIN

MENGGUNAKAN GROVE HCHO BERBASIS


MIKROKONTROLER ATMEGA8

TUGAS AKHIR

AGNESIA TRIVANI. S
152408072

PROGRAM STUDI D3 FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RANCANG BANGUN PENDETEKSI FORMALIN
MENGGUNAKAN GROVE HCHO BERBASIS
MIKROKONTROLER ATMEGA8

TUGAS AKHIR

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT


MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA

AGNESIA TRIVANI. S
152408072

PROGRAM STUDI D3 FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

Sistem pendeteksi formalin dirancang menggunakan sensor HCHO yang


berfungsi untuk mendeteksi kandungan formalin pada objek dan didukung oleh
mikrokontroller ATMega8 sebagai pengontrol proses dan hasil pembacaan
ditampilkan pada display berupa LCD dan mengaktifkan buzzer sebagai peringatan
bahwasanya objek mengandung formalin.
Pengujian sistem telah dilakukan ke bahan makanan seperti ayam dan bakso.
Hasilnya menunjukan bahwa secara keseluruhan sistem alat pendeteksi formalin
berfungsi dengan baik dan yang dibutuhkan untuk pendeteksian selama 30 detik.

Kata kunci : Buzzer, LCD, Mikrokontroler, Sensor HCHO

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

The formalin detection system is designed using a HCHO sensor that serves
to detect the formalin content of the object and is supported by the ATMega 8
microcontroller as the process controller and the reading results are displayed on the
LCD display and activating the buzzer as a warning that the object contains formalin.

System testing has been done into groceries such as chicken and meatballs.
The results show that overall the formalin detection system is functioning properly
and is required for detection for 30 seconds.

Keywords: Buzzer, HCHO Sensor, LCD, Microcontroller

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGHARGAAN

Puji dan syukur dan terimakasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
limpah rahmat dan karunianya penulis berhasil menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul “Rancang Bangun Pendeteksi Formalin Menggunakan Grove HCHO Sensor
Berbasis Mikrokontroler Atmega8” ini pada waktu yang telah ditetapkan.

Dengan selesainya Laporan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat


bantuan perhatian, bimbingan serta dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan
rasa hormat dan hati yang tulus dan ikhlas penulis mengucap terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Kerista Sebayang, M.Sc selaku Dekan Fakultas MIPA
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Takdir Tamba M.Eng, Sc selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
sekaligus selaku Ketua Jurusan Program Studi Program Studi D-3 Fisika
Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan
bimbingan dan arahan selama ini dalam penyelesaian tugas akhir.
3. Seluruh Staf Pengajar Program Studi D-3 Fisika Fakultas MIPA Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya selama
masa perkuliahan.
4. Teristimewa kepada Ayah terbaik M. Sigalingging, juga Mama terbaik K.
Marbun S.Pd, kepada kedua kakak saya Witha Delyanti F.S, A.Md, Yossie
Veronica S,S.E, Abang saya Fredo Yudhi Putra A.Md, Adik saya Rieke
Endhita S yang senantiasa memberikan kasih sayang, doa dan dukungan
dalam penyusunan Tugas Akhir ini, Tuhan memberkati.
5. Teman sekelas FIN 2015, kakak dan abang senior, adik-adik junior yang
memberi dukungan dan bantuan kepada saya dalam pengerjaan Tugas Akhir
ini.
6. Sahabat-sahabatku Yunita Sianturi, Ester Margaret Sigalingging, Gloria
Theresia Sinaga, Kesia Enjela, Gracella Ester Sinaga, Yogie Bryan Purba,
Rema Watika, John Wilson, Natanael Manogar, Jimmy Pakpahan, Jerry
Pakpahan, yang senantiasa memberikan doa dan dukungan dalam penyusunan
Tugas Akhir ini.
7. Terkhusus Teman Spesial Michael Bramulia Tarigan yang senantiasa
memberikan doa dan dukungan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
8. Pihak – pihak lain yang telah banyak membantu penulis, yang tidak dapat
penulis sebutkan namanya satu – persatu.

Selama penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyadari akan kesalahan yang
mungkin terjadi, baik itu dari segi teknis, tata penyajian ataupun dari segi tata

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


bahasa. Oleh karena itu penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun
dari pembaca dalam upaya perbaikan tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi siapa pun
yang membacanya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat
kepada kita semua. Amin.

Medan, Juli 2018

Penulis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

PERSETUJUAN Error! Bookmark not defined.


ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
BAB 1 1
PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Penelitian 2
1.5 Manfaat Penelitian 2
1.6 Sistematika Penulisan 3
BAB 2 4
TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Mikrokontroler Secara Umum 4
2.2 Formalin 5
2.2.1 Fungsi Formalin 6
2.2.2 Sifat Formalin 7
2.3 Sensor 8
2.3.1 Pengertian Umum Sensor 8
2.3.2 Sensor gas HCHO 8
2.4 Buzzer 9
2.5 Liquid Crystal Display (LCD) 9
2.5.1 Fungsi Pin LCD (LCD 2×16 M1632) 10
2.5.2 Penulisan Data Register Data LCD (LCD 2×16M1632) 11
2.5.3 Pembacaan Data Register Data LCD (LCD 2×M1632) 11
2.5.4 Susunan Alamat pada Liquid Cristal Display (LCD) 11

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. 6 Power Supply 12
2.6.1 Fungsi Power Supply 12
2.6.2 Cara Kerja Power Supply 13
2.7 Flowchart 13
BAB 3 15
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 15
3.1 Diagram Blok Sistem 15
3.1.1 Penjelasan Fungsi – Fungsi Setiap Diagram Blok 15
3.2 Pengertian Dan Rangkaian Mikrokontroler Atmega8 16
3.2.1. Pengertian Mikrokontroler ATMega8 16
3.2.2. Konfigurasi Pin ATMega8 16
3.2.3. Status Register 20
3.2.4. Blok Diagram Mikrokontroller ATMega8 22
3.2.5. Kebutuhan Clock ATMega8 22
3.2.6. Memori AVR ATMega8 23
3.2.7. Timer / Counter 0 24
3.2.8. Komunikasi Serial Pada ATMega8 24
3.2.9. Kelebihan (Fitur) Mikrokontroler AVR ATmega8 25
3.3.1. Rangkaian Mikrokontroler ATMega8 26
3.3 Rangkaian LCD 28
3.4 Rangkaian Sensor HCHO 29
3.5 Rangkaian Buzzer 29
3.6 Rangkaian Power Supply 30
3.7 Flowchart Sistem 31
BAB 4 32
PENGUJIAN DAN HASIL 32
4.1 Data Pengujian Rangkaian Mikrokontroler 32
4.2 Data Pengujian Rangkaian Display dan Kaki pada LCD 33
4.3 Data Pengujian Rangkaian Sensor HCHO 35
4.4 Data Pengujian Rangkaian Power Supply 36
4.5 Data Pengujian Rangkaian Buzzer 36
4.6 Hasil Pengujian Secara Keseluruhan 37
BAB 5 39
KESIMPULAN DAN SARAN 39

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.1 Kesimpulan 39
5.2 Saran 39
DAFTAR PUSTAKA 40
LAMPIRAN 41

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Halaman

2.1 Simbol-Simbol Diagram Alir 6

2.2 Fungsi Alternatif Port B 17

2.3 Fungsi Alternatif Port C 18

2.4 Fungsi Alternatif Port D 19

2.5 Clock ATMega8 23

4.1 Pengukuran Pin IC 32


Mikrokontroler Atmega8

4.2 Pengukuran Pin IC LCD 33

4.3 Hasil pengujian sampel tidak 35


berformalin dan berformalin

4.4 Hasil Pengujian Power 36


Supply Adaptor (PSA)

4.5 Hasil Pengujian Buzzer 37

4.6 Hasil Pengujian Secara 37


Keseluruhan

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Halaman

2.1 Chip Mikrokontroler 5

2.2 Sensor HCHO 9

2.3 Bentuk fisik Buzzer 9

2.4 LCD (Liquid Crystal Display) 10

2.5 Susunan Alamat LCD (Liquid 11


Crystal Display)

2.6 Power Supply 12

3.1 Diagram Blok Sistem 15

3.2 Mikrokontroler Atmega8 16

3.3 Konfigurasi Pin ATMega8 20

3.4 Status Register Atmega8 20

3.5 Blok Diagram Mikrokontroller 22


ATmega8

3.6 Peta Memori ATMEGA8 24

3.7 Rangkaian Mikrokontroler 27


Atmega8
3.8 Rangkaian LCD 28

3.9 Rangkaian SensorHCHO 29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1 Rangkaian Buzzer 30

4.2 Rangkaian Power Supply 30

4.3 Flowchart Sistem 31

4.4 Tampilan Kata “Tes LCD” 35

xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada saat sekarang ini tingkat penyalahgunaan bahan kimia sangat tinggi
terutama pada bahan makanan oleh sebab itu menjadi salah satu hal yang sangat
penting bagi masyarakat luas agar berhati-hati dalam membeli bahan makanan. Salah
satu pemicu tindak penyalahgunaan bahan kimia ini adalah adanya pembusukan
terhadap bahan makanan dan minimnya pengetahuan pedagang bahan makanan
terhadap bahaya bahan pengawet.
Maraknya penyalahgunaan zat berbahaya formalin sebagai pengawet dalam
bahan makanan dan kesulitan masyarakat mengindentifikasi ciri keberadaannya
secara kasa mata membuat masyarakat resah dan dirugikan. Hal ini menuntut
dibutuhkanya alat yang dapat mendeteksi secara cepat dan mudah pengoperasiannya
sebagai indikator keberadaan formalin dalam bahan makanan.
Sesuai dengan SK Menkes RI No.722 tahun 1988 tentang Bahan Tambahan
Makanan, penambahan formalin dalam makanan jelas - jelas dilarang. Badan POM
dalam hal ini berwenang melakukan pengawasan terhadap penggunaan formalin
yang digunakan sebagai pengawet makanan sebagaimana tercantum dalam salah satu
misi Badan POM yaitu Melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan dan
penggunaan yang salah dari produk obat, narkotik, psikotropik dan zat adiktif serta
resiko akibat penggunaan produk dan bahan berbahaya.
Dengan adanya sistem ini akan membantu bagi masyarakat, pemerintah, dan
pihak berkait lainya dalam mendeteksi keberadaan formalin dengan mudah sehingga,
tidak ada lagi masyarakat yang tertipu atau dirugikan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab.
Dari keterangan di atas maka penulis membuat alat ini dalam penyusunan Tugas
Akhir dengan Judul “RANCANG BANGUN PENDETEKSI FORMALIN
MENGGUNAKAN GROVE HCHO SENSOR BERBASIS MIKROKONTROLER
ATMEGA8”

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1
adalah:
a. Bagaimana merancang alat pendeteksi formalin pada bahan makanan berbasis
mikrokontroler ATMega8 menggunakan grove HCHO sensor ?
b. Bagaimana membuat alat pendeteksi formalin pada bahan makanan berbasis
mikrokontroler ATMega8 menggunakan grove HCHO sensor ?

1.3 Batasan Masalah


Untuk mendapatkan pembahasan semaksimal mungkin dan agar mudah
dipahami serta menghindari pembahasan yang terlalu meluas maka batasan masalah
sangat dibutuhkan. Adapun batasan masalah yang dibahas dalam laporan Tugas
Akhir ini adalah :
a. Penentuan komponen – komponen yang dibutuhkan dalam rangkaian.
b. Perancangan dan pembuatan alat pendeteksi formalin menggunakan grove
HCHO sensor berbasis mikrokontroler ATMega8..
c. Mendeteksi adanya formalin pada bahan makanan.
d. Tidak membahas unsur kimiawi.

1.4 Tujuan Penelitian


Dari perumusan masalah di atas dapat di uraikan tujuan yang ingin di capai
antara lain :
a. Mampu merancang rangkaian komponen elektronik dengan mikrokontroller.
b. Pengujian alat pendeteksi formalin pada bahan makanan dengan menggunakan
grove HCHO sensor berbasis mikrokontroller ATMega 8.
c. Kadar formalin yang dideteksi hanya pada bahan makanan yang mengandung
formalin.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini bermanfaat untuk :
a. Memberi kemudahan dalam pembuatan alat pendeteksi gas formalin pada
bahan makanan.
b. Memberikan tambahan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga
bisa di manfaatkan lebih lanjut demi kepentingan bersama.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat
sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari alat RANCANG
BANGUN PENDETEKSI FORMALIN MENGGUNAKAN GROVE HCHO
SENSOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8 maka penulis menulis
laporan tugas akhir ini dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan pendahuluan yang menjelaskan mengenai latar belakang,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta
sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan penjelasan mengenai dasar dari komponen utama yang digunakan dalam
merancang dan membuat alat Pendeteksi Formalin Menggunakan Grove HCHO
sensor Berbasis Mikrokontroler ATMega8.

BAB III PERANCANGAN ALAT


Berisikan desain mekanik dan desain listrik yang digunakan serta langkah – langkah
merancang dan membuat alat Pendeteksi Pendeteksi Formalin Menggunakan Grove
HCHO sensor Berbasis Mikrokontroler ATMega8.

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM


Bab ini membahas tentang pengujian dan uji coba aplikasi dari program yang telah
dibuat dan pengolahan data dari hasil pengujian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Pada bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran sebagai
acuan untuk dikembangkan pada penelitian yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mikrokontroler Secara Umum


Mikrokontroler adalah suatu chip berupa IC (Integrated Circuit) yang dapat
menerima sinyal input, mengolahnya dan memberikan sinyal output sesuai dengan
program yang diisikan ke dalamnya. Sinyal input mikrokontroler berasal dari sensor
yang merupakan informasi dari lingkungan sedangkan sinyal output ditujukan
kepada aktuator yang dapat memberikan efek ke lingkungan. Jadi secara sederhana
mikrokontroler dapat diibaratkan sebagai otak dari suatu perangkat/produk yang
mempu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Mikrokontroler pada dasarnya adalah komputer dalam satu chip, yang di


dalamnya terdapat mikroprosesor, memori, jalur Input/Output (I/O) dan perangkat
pelengkap lainnya. Kecepatan pengolahan data pada mikrokontroler lebih rendah jika
dibandingkan dengan PC. Pada PC kecepatan mikroprosesor yang digunakan saat ini
telah mencapai orde GHz, sedangkan kecepatan operasi mikrokontroler pada
umumnya berkisar antara 1 – 16 MHz. Begitu juga kapasitas RAM dan ROM pada
PC yang bisa mencapai orde Gbyte, dibandingkan dengan mikrokontroler yang
hanya berkisar pada orde byte/Kbyte.
Meskipun kecepatan pengolahan data dan kapasitas memori pada
mikrokontroler jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan komputer personal, namun
kemampuan mikrokontroler sudah cukup untuk dapat digunakan pada banyak
aplikasi terutama karena ukurannya yang kompak. Mikrokontroler sering digunakan
pada sistem yang tidak terlalu kompleks dan tidak memerlukan kemampuan
komputasi yang tinggi.
Sistem yang menggunakan mikrokontroler sering disebut sebagai embedded
system atau dedicated system. Embeded system adalah sistem pengendali yang
tertanam pada suatu produk, sedangkan dedicated system adalah sistem pengendali
yang dimaksudkan hanya untuk suatu fungsi tertentu. Sebagai contoh, printer adalah
suatu embedded system karena di dalamnya terdapat mikrokontroler sebagai
pengendali dan juga dedicated system karena fungsi pengendali tersebut berfungsi
hanya untuk menerima data dan mencetaknya. Hal ini berbeda dengan suatu PC yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4
dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, sehingga mikroprosesor pada PC
sering disebut sebagai general purpose microprocessor (mikroprosesor serba guna).
Pada PC berbagai macam software yang disimpan pada media penyimpanan dapat
dijalankan, tidak seperti mikrokontroler hanya terdapat satu software aplikasi.
Saat ini mikrokontroler 8 bit masih menjadi jenis mikrokontroler yang paling populer
dan paling banyak digunakan. Maksud dari mikrokontroler 8 bit adalah data yang
dapat diproses dalam satu waktu adalah 8 bit, jika data yang diproses lebih besar dari
8 bit maka akan dibagi menjadi beberapa bagian data yang masing-masing terdiri
dari 8 bit. Masing-masing mikrokontroler mempunyai cara dan bahasa pemrograman
yang berbeda, sehingga program untuk suatu jenis mikrokontroler tidak dapat
dijalankan pada jenis mikrokontroler lain. Untuk memilih jenis mikrokontroler yang
cocok dengan aplikasi yang dibuat terdapat tiga kriteria yaitu:
 Dapat memenuhi kebutuhan secara efektif & efisien. Hal ini menyangkut
kecepatan, kemasan/packaging, konsumsi daya, jumlah RAM dan ROM,
jumlah I/O dan timer, harga per unit.
 Bahasa pemrograman yang tersedia.
 Kemudahan dalam mendapatkannya.

Gambar 2.1 Chip Mikrokontroler

2.2 Formalin
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di
dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya
ditambahkan methanol hingga 15% sebagai pengawet.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5
Formalin memiliki sejumlah nama kimia diantaranya formol, methylene
aldehyde, paraforin, morbicid, oxomethane, polyoxymethylene glycols, methanol,
formoform, superlysoform, formic aldehyde, formalith, tetraoxymethylene, methyl
oxide, karsan, trioxane, oxymethylene dan methylene glycol.
Formalin yang biasa ditambahkan pada makanan adalah larutan 30- 50% gas
formaldehid, untuk stabilitas dalam larutan formalin biasa nya mengandung
methanol 10-15%. Formalin mempunyai bau menyengat dan dapat menimbulkan
pedih pada mata.

2.2.1 Fungsi Formalin


Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari- hari.
Apabila digunakan secara benar, formalin akan banyak kita rasakan manfaatnya,
misalnya sebagai antibakteri atau pembunuh kuman dalam berbagai keperluan jenis
industri, yakni pembersih lantai, kapal, gudang dn pakaian, pembasmi lalat maupun
berbagai serangga lainnya. Dalam dunia fotografi biasanya digunakan sebagai
pengeras lapisan gelatin dan kertas. Formalin kerap digunakan sebagai bahan
pembuatan pupuk urea, produk parfum, pengawet produk kosmetika, pengeras kuku
dan bahan untuk insulasi busa. Formalin boleh juga dipakai sebagai pencegah korosi
untuk sumur minyak. Di bidang industri kayu, formalin digunakan sebagai bahan
perekat untuk produk kayu lapis (plywood).
Dalam konsentrasi yang sangat kecil (<1 persen) digunakan sebagai pengawet
untuk berbagai barang konsumen sepertinpembersih rumah tangga, cairan pencuci
piring, pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, llin dan karpet. Di dalam industri
perikanan, formalin digunakan menghilangkan bakteri yang biasa hidup di sisik ikan.
Formalin diketahui sering digunakan dan efektif dalam pengobatan penyakit ikan
akibat ektoparasit seperti fluke dan kulit berlendir. Meskipun demikian, bahan ini
juga sangat beracun bagi ikan. Ambang batas amannya sangat rendah sehingga
terkadang ikan yang diobati malah mati akibat formalin daripada akibat penyakitnya.
Formalin banyak digunakan dalam pengawetan sampel ikan untuk keperluan
penelitian dan identifikasi. Di dunia kedoktera n formalin digunakan dalam
pengawetan mayat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6
2.2.2 Sifat Formalin
Formaldehid adalah salah satu zat tambahan makanan yang dilarang.
Dipasaran zat ini dikenal dengan nama formalin. Senyawa ini dipasaran dikenal
dengan nama formalin dengan rumus CH2O. Formalin adalah nama komersil dari
senyawa formalin yang mengandung 35 - 40 % dalam air. Formalin termasuk
kelompok senyawa disinfektan kuat yang sering dipakai sebagai bahan pengawet
mayat tetapi dapat juga digunakan sebagai pengawet makanan, walaupun formalin
tidak diizinkan untuk bahan pengawet makanan serta bahan tambahan. Formalin
biasanya mengandung alkohol (metanol) sebanyak 10 – 15 % yang berfungsi sebagai
stabilator supaya formaldehidnya tidak mengalami polimerisasi. Formaldehida
mudah larut dalam air, sangat reaktif dalam suasana alkalis, serta bersifat sebagai
pereduksi yang kuat. Secara alami formaldehida juga dapat ditemui dalam asap pada
proses pengasapan makanan, yang bercampur dengan fenol, keton, dan resin. Bila
menguap di udara, berupa gas tidak berwarna, dengan bau yang tajam menyengat.
Pengawet ini memiliki unsur aldehida yang bersifat mudah bereaksi dengan
protein, karenanya ketika disiramkan ke makanan seperti tahu, formalin akan
mengikat unsur protein mulai dari bagian permukaan tahu hingga terus meresap
kebagian dalamnya. Dengan matinya protein setelah terikat unsur kimia dari formalin
maka bila ditekan tahu terasa lebih kenyal . Selain itu protein yang telah mati tidak
akan diserang bakteri pembusuk yang menghasilkan senyawa asam, Itulah sebabnya
tahu atau makanan berformalin lainnya menjadi lebih awet.
Formaldehida membunuh bakteri dengan membuat jaringan dalam bakteri
dehidrasi (kekurangan air), sehingga sel bakteri akan kering dan membentuk lapisan
baru di permukaan. Artinya, formalin tidak saja membunuh bakteri, tetapi juga
membentuk lapisan baru yang melindungi lapisan di bawahnya, supaya tahan
terhadap serangan bakteri lain.

Bila desinfektan lainnya mendeaktifasikan serangan bakteri dengan cara


membunuh dan tidak bereaksi dengan bahan yang dilindungi, maka formaldehida
akan bereaksi secara kimiawi dan tetap ada di dalam materi tersebut untuk
melindungi dari serangan berikutnya. Melihat sifatnya, formalin juga sudah tentu
akan menyerang protein yang banyak terdapat di dalam tubuh manusia seperti pada
lambung. Terlebih, bila formalin yang masuk ke tubuh itu memiliki dosis tinggi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7
2.3 Sensor
2.3.1 Pengertian Umum Sensor
Secara umum sensor didefenisikan sebagai alat yang mampu menangkap fenomena
fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal electrik baik arus listrik
ataupun tegangan. Fenomena fisik yang mampu menstimulus sensor untuk
menghasilkan sinyal electrik meliputi temperatur, tekanan, gaya, medan magnet
cahaya, pergerakan dan sebagainya. Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk
merubah besaran panas menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis
besarnya. Karakteristik sensor suhu ditentukan dari sejauh mana sensor tersebut
memiliki kemampuan yang baik dalam mendeteksi setiap perubahan suhu yang ingin
dideteksinya. Kemampuan mendeteksi perubahan suhu meliputi:

1. Sensitifitas, yaitu ukuran seberapa sensitif sensor terhadap suhu yang


dideteksinya. Sensor yang baik akan mampu mendeteksi perubahan
suhumeskipun kenaikan suhu tersebut sangat sedikit. Sebagai gambaran
sebuahinkubator bayi yang dilengkapi dengan sensor yang memiliki
sensitifitas yang tinggi.
2. Waktu respon dan waktu recovery, yaitu waktu yang dibutuhkan sensor untuk
memberikan respon terhadap suhu yang dideteksinya. Semakin cepat waktu
respon dan waktu recovery maka semakin baik sensor tersebut.
3. Stabilitas dan daya tahan, yaitu sejauh mana sensor dapat secara konsisten
memberikan besar sensitifitas yang sama terhadap suhu , serta seberapa lama
sensor tersebut dapat terus digunakan.(Marlin, 2008).

2.3.2 Sensor gas HCHO


HCHO (Hidrogen Carbon Hidrogen Oksigen) Sensor adalah sensor gas VOC
semikonduktor. Desainnya didasarkan pada WSP2110 yang konduktivitasnya
berubah dengan konsentrasi gas VOC di udara. Melalui rangkaian, konduktivitas
dapat dikonversi menjadi sinyal keluaran yang sesuai dengan konsentrasi gas. Sensor
ini bisa mendeteksi gas yang konsentrasinya sampai 1ppm. Ini cocok untuk
mendeteksi formaldehida, benzena, toluena dan komponen volatil lainnya. Produk
ini bisa digunakan untuk mendeteksi gas berbahaya di lingkungan rumah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8
Gambar 2.2 Sensor gas HCHO

2.4 Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah
getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir
sama dengan speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada
diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi
elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari
arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka
setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga
membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara.

Gambar 2.3 Bentuk fisik Buzzer

2.5 Liquid Crystal Display (LCD)


Display untuk tampilan yang digunakan pada perancangan tugas akhir ini yaitu
menggunakan LCD (Liquid Crystal Display) yang merupakan satu layar bagian dari
modul peraga yang dapat menampilkan karakter yang diinginkan. Layar LCD
menggunakan dua buah lembaran bahan yang dapat mempolarisasikan dan Kristal
cair diantara kedua lembaran tersebut, arus listrik yang melewati cairan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9
menyebabkan Kristal merata sehingga cahaya tidak dapat melalui setiap Kristal
karenanya seperti pengaturan cahaya menentukan apakah cahaya dapat melewati atau
tidak sehingga dapat mengubah bentuk Kristal cairnya membentuk tampilan angka
atau huruf pada layar LCD.
Kegunaan LCD banyak sekali dalam perancangan suatu sistem dengan
menggunakan mikrokontroler. LCD dapat berfungsi untuk menampilkan suatu nilai
hasil sensor, menampilkan teks atau menampilkan menu pada aplikasi
mikrokontroler. LCD yang digunakan pada perancangan tugas akhir ini yaitu LCD
2x16 seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.4 LCD (Liquid Crystal Display)

2.5.1 Fungsi Pin LCD (LCD 2×16 M1632)


1. DB0 – DB7 adalah jalur data (data bus) yang berfungsi sebagai jalur komunikasi
untuk mengirimkan dan menerima data atau instruksi dari mikrokontrooler ke
modul Liquid Cristal Display (LCD.)
2. RS adalah pin yang berfungsi sebagai selektor register (register sellect) yaitu
dengan memberikan logika low (0) sebagai register perintah dan logika high (1)
sebagai register data.
3. R/W adalah pin yang berfungsi untuk menentukan mode baca atau tulis dari data
yang terdapat pada DB0 – DB7. Yaitu dengan memberikan logika low (0) untuk
fungsi read dan logika high (1) untuk mode write.
4. Enable (E), berfungsi sebagai Enable Clock Liquid Cristal Display (LCD), logika
1 setiap kali pengiriman atau pembacaan data.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10
2.5.2 Penulisan Data Register Data LCD (LCD 2×16M1632)
Penulisan data pada Register Data dilakukan untuk mengirimkan data yang
akan ditampilkan pada Liquid Cristal Display (LCD). Proses diawali dengan adanya
logika 1 pada RS yang menunjukkan akses ke Register Data, kondisi R/W diatur
pada logika 0 yang menunjukkan proses penulisan data. Data 4 bit nibble tinggi (bit 7
hingga bit 4) dikirim dengan diawali pulsa logika 1 pada sinyal E Clock dan
kemudian diikuti 4 bit nibble rendah (bit 3 hingga bit 0) yang juga diawali pulsa
logika 1 pada sinyal E Clock.

2.5.3 Pembacaan Data Register Data LCD (LCD 2×M1632)


Pembacaan data dari Register Data dilakukan untuk membaca kembali data
yang tampil pada Liquid Cristal Display (LCD). Proses dilakukan dengan mengatur
RS pada logika 1 yang menunjukkan adanya akses ke Register Data. Kondisi R/W
diatur pada logika tinggi yang menunjukkan adanya proses pembacaan data. Data 4
bit nibble tinggi (bit 7 hingga bit 4) dibaca dengan diawali adanya pulsa logika 1
pada E Clock dan dilanjutkan dengan data 4 bit nibble rendah (bit 3 hingga bit 0)
yang juga diawali dengan pulsa logika 1 pada E Clock.

Liquid Cristal Display (LCD) yang umum, ada yang panjangnya hingga 40
karakter (2×40 dan 4×40), dimana kita menggunakan DDRAM untuk mengatur
tempat penyimpanan karakter tersebut.

Gambar 2.5 Susunan Alamat Liquid Cristal Display (LCD)

2.5.4 Susunan Alamat pada Liquid Cristal Display (LCD)


Alamat awal karakter 00H dan alamat akhir 39H. Jadi, alamat awal di baris
kedua dimulai dari 40H. Jika Anda ingin meletakkan suatu karakter pada baris ke-2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11
kolom pertama, maka harus diset pada alamat 40H. Jadi, meskipun Liquid Cristal
Display (LCD) yang digunakan 2×16 atau 2×24, atau bahkan 2×40, maka penulisan
programnya sama saja. CGRAM merupakan memori untuk menggambarkan pola
sebuah karakter, dimana bentuk dari karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan
keinginan. Namun, memori akan hilang saat power supply tidak aktif sehingga pola
karakter akan hilang. Berikut tabel pin untuk Liquid Cristal Display (LCD) M1632.
Perbedaannya dengan Liquid Cristal Display (LCD) standar adalah pada kaki 1
VCC, dan kaki 2 Gnd.

2. 6 Power Supply
Pengertian Power Supply adalah komponen yang menyuplai daya langsung ke
komputer lainnya yang membutuhkan daya, misalnya Motherboard, Hard Disk
Drive, DVD Drive, Video Card, dan komponen komputer lainnya. Input daya power
supply berupa arus bolak-balik (alternating-current, AC) sehingga Power Supply
mengubah AC menjadi arus searah (Direct Current, DC) yang dibutuhkan oleh
komputer. Hal ini dilakukan karena hardware komputer hanya dapat beroperasi
dengan DC.

2.6.1 Fungsi Power Supply


Fungsi utama power supply pada komputer adalah untuk menyediakan atau
menyuplai arus listrik ke komputer. Power Supply akan menarik jumlah arus listrik
yang diperlukan dan mengubah arus listrik bolak-balik (alternating-current, AC)
menjadi arus listrik searah (Direct Current, DC). Power supply kemudian menyuplai
DC ke komponen-komponen komputer seperti Motherboard, Hardisk, Fan, dan
komponen komputer lainnya. Power supply juga mengatur overheating (panas yang
berlebih) dengan cara mengontrol tegangan (voltage), yang dapat berubah secara
otomatis atau manual.

Gambar 2.6 Power Supply

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12
2.6.2 Cara Kerja Power Supply

Saat user menekan tombol power pada komputer, maka power supply
komputer akan melakukan tes dan cek sebelum menjalankan sistem komputer.
Apabila tes yang dilakukan berjalan dengan baik maka power supply akan
mengirimkan sinyal khusus (disebut Power Good) pada motherboard sebagai tanda
bahwa sistem komputer siap dijalankan. Setelah itu, power supply akan membagi
daya sesuai dengan kapasitas yang dibutukan oleh masing-masing komponen
komputer, seperti Motherboard, Hardisk/SSD, DVD Drive dan komponen komputer
lainnya. Power Supply akan menyediakan daya dan menjaga agar arus listrik yang
masuk pada komponen-komponen komputer tetap stabil.

2.7 Flowchart
Dalam merancang sebuah program, pembuat menganggap sebuah program
rancangannya sudah selesai jika program tersebut telah berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Program yang dirancang perlu ditelusuri lagi untuk keperluan
pengembangan lebih lanjut dari cara kerja program rancangan tersebut. Sebuah
program yang baik tidak hanya berjalan dengan baik saja namun program tersebut
harus dapat ditelusuri kembali dengan mudah dan struktur program yang teratur,
maka bila terjadi kesalahan fungsi program, programmer akan dengan mudah
menemukan kesalahan tersebut dan kemudian dapat segera memperbaikinya.
Flowchart merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan
antar proses beserta instruksinya.

Gambaran ini dinyatakan dengan simbol. Dengan demikian setiap simbol


menggambarkan proses tertentu. Sedangkan hubungan antar proses digambarkan
dengan garis penghubung. Flowchart ini merupakan langkah awal pembuatan
program. Dengan adanya flowchart urutan poses kegiatan menjadi lebih jelas. Jika
ada penambahan proses maka dapat dilakukan lebih mudah. Setelah flowchart selesai
disusun, selanjutnya pemrogram (programmer) menerjemahkannya ke bentuk
program dengan bahasa pemrograman. Teknik rancang sebuah program dengan
struktur yang baik biasanya diawali dengan pembuatan diagram alir (flowchart).
Diagram alir digunakan untuk menggambarkan terlebih dahulu mengenai apa yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13
harus dikerjakan sebelum mulai merancang program. Simbol-simbol diagram alir
ditunjukkan pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Simbol-Simbol Diagram Alir

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14
BAB 3

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

3.1 Diagram Blok Sistem


Untuk mempermudah dalam mempelajari dan memahami cara kerja alat ini,
maka sistem perancangan dibuat berdasarkan diagram blok dimana tiap blok
mempunyai fungsi dan cara kerja tertentu. Adapun diagram blok dari system yang
dirancang adalah sebagai berikut :

POWER
SUPPLY

SENSOR LCD
HCHO

ATMEGA8

BUZZER

Gambar 3.1 Diagram blok sistem

3.1.1 Penjelasan Fungsi – Fungsi Setiap Diagram Blok


1. Sensor HCHO sebagai pendeteksi ada/tidak formalin.
2. Blok Power Supply sebagai Sumber tegangan.
3. Blok LCD sebagai Output tampilan.
4. Blok Buzzer sebagai Output suara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15
3.2 Pengertian Dan Rangkaian Mikrokontroler Atmega8
3.2.1. Pengertian Mikrokontroler ATMega8
Mikrokontroler ATMega8 merupakan alat pengolahan data digital dan analog
(fitur ADC pada seri AVR) dalam level tegangan maksimum 5V. Keunggulan
mikrokontroller dibanding mikroprossesor yaitu lebih murah dan didukung dengan
software compailer yang sangat beragam seperti software compailer C/C+, basic,
pascal, bahkan assembler. Sehingga pengguna dapat memilih program yang sesuai
dengan kemampuannya. Dalam hal ini penggunaan mikrokontroller dibedakan jenis
dan tipenya, seperti mikrokontroller atmega8, atmega16, atmega8535 dan lain-lain.

ATmega8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit berarsitektur AVR RISC yang


memiliki 8K byte in-System Programmable Flash. Mikrokontroler dengan konsumsi
daya rendah ini mampu mengeksekusi instruksi dengan kecepatan maksimum
16MIPS pada frekuensi 16MHz. Jika dibandingkan dengan ATmega8L
perbedaannya hanya terletak pada besarnya tegangan yang diperlukan untuk bekerja.
Untuk ATmega8 tipe L, mikrokontroler ini dapat bekerja dengan tegangan antara 2,7
- 5,5 V sedangkan untuk ATmega8 hanya dapat bekerja pada tegangan antara 4,5 –
5,5 V.

Gambar 3.2 mikrokontroller ATMEGA8

3.2.2. Konfigurasi Pin ATMega8


ATMega8 memiliki 28 Pin, yang masing-masing pin nya memiliki fungsi yang
berbeda-beda baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Berikut akan dijelaskan
fungsi dari masing-masing kaki ATMega8.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16
a. VCC merupakan supply tegangan digital.
b. GND merupakan ground untuk semua komponen yang membutuhkan
grounding.
c. Port B (PB7...PB0) didalam Port B terdapat XTAL1, XTAL2, TOSC1, TOSC2.
Jumlah Port B adalah 8 buah pin, mulai dari pin B.0 sampai dengan B.7. Tiap pin
dapat digunakan sebagai input maupun output. Port B merupakan sebuah 8-bit bi-
directional I/O dengan internal pull-up resistor. Sebagai input, pin-pin yang
terdapat pada port B secara eksternal diturunkan, maka akan mengeluarkan arus
jika pull-up resistor diaktifkan. Khusus PB6 dapat digunakan sebagai input
Kristal (inverting oscillator amplifier) dan input kerangkaian clock internal,
bergantung pada pengaturan fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber
clock. Tabel 2.2 Fungsi Alternatif Port B
Port pin Alternate Functions

PB7 XTAL2 (chip clock oscillator pin2)


TOSC2 (timer oscillator pin 2)

PB6 XTAL1 (Chip Clock Oscillator Pin 1 Or External Clock


Input) TOSC1 (timer oscillator pin 1)

PB5 SCK (SPI Bus Master Clock Input)

PB4 MISO (SPI Bus Master Input/Slave Output)

PB3 MOSI (SPI bus master output/Slave Output)


OC2 (Timer/Counter2 Output Compare Match Output)

PB2 SS (SPI Bus Master Slave Select)


OC1B (Timer/Counter1 Output Compare Match B
Output)

PB1 OC1A ((Timer/Counter1 Output Compare Match A


Output)

PB0 ICP1 (Timer/Counter1 Input Capture Pin)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17
d. Port C (PC5 ...PC0) Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O port yang
di dalam masintg-masing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin nya hanya 7
buah mulai dari pin C.0 samapai dengan pin C.6. sebagai keluaran/ output port C
memiliki karakteristik yang sama dalam hal menyerap arus (source). ADC 6
channel (PC0, PC1, PC2, PC3, PC4, PC5) dengan resolusi sebesar 10 bit. ADC
dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa tegangan analog menjadi
data digital. 12C (SDA dan SDL) merupakan salah satu fitur yang terdapat pada
PORT C. 12C digunakan unrtuk komunikasi data type 12C seperti sensor
kompas, accelerometer nunchuck, dll.
e. RESET/PC6 jika RSTDISBL Fuse deprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai
pin I/O. pin ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pin yang terdapat
pada port C lainnya. Namun jika RSTDISBL fuse tidak diprogram, maka pin ini
akan berfungsi sebagai input reset. Dan jika level tegangan yang masuk ke pin ini
rendah dan pulsa yang ada lebih pendek dari pulsa minimum, maka akan
menghasilkan suatu kondisi reset meskipun clock-nya tidak bekerja. RESET
merupakan salah satu pin penting di mikrokontroller, RESET dapat digunakan
untuk merestart program. Tabel 2.3 Fungsi Alternatif Port C
Port Pin Alternate Function

PC6 RESET (reset pin)

PC5 ADC5 (ADC Input Channel 5)


SCL (Two-Wire Serial Bus Clock Line)

PC4 ADC4 (ADC Input Channel 4)


SDA (Two-Wire Serial Bus Data Input/Output Line)

PC3 ADC3 (ADC input channel 3)

PC2 ADC2 (ADC input channel 2)

PC1 ADC1 (ADC input channel 1)

PC0 ADC0 (ADC input channel 0)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18
f. Port D (PD7...PD0) Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan
internal pull-up resistor. Fungsi dari port ini sama dengan port-port yang lain.
Hanya saja pada port ini tidak terdpata kegunaan-kegunaan yang lain. Pada
port ini hanya berfungsi sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut
dengan I/O.
Tabel 2.4 Fungsi Alternative Port D
Port Pin Alternate Function

PD7 AIN1 (Analog comparator negative input)

PD6 AIN0 (Analog comparator positif input)

PD5 T1 (Timer/Counter 1 External Counter Input)

PD4 XCK (USART External Clock Input/Output)

PD3 INT1 (External Interrupt 1 Input)

PD2 INTO (External Interrupt 0 Input)

PD1 TXD (USART Output Pin)

PD0 RXD (USART Input Pin)

USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan level
sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial, sedangkan RXD
kebalikannya yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk menerima data serial.
Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai
interupsi hardwere. Interupsi biasanya digunakan sebagai celaan dari program.
Misalkan pada saat program berjalan kemudian terjadi interupsi
hardwere/softwere maka program utama akan berhenti dan akan menjalankan
program interupsi.
g. AVcc, pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC. Untuk pin ini harus
dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin ini digunakan untuk analog
saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak digunakan tetap saja disarankan untuk
menghubungkan secara terpisah dengan VCC.
h. AREF, merupakan pin referensi jika menggunakan ADC.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19
Gambar 3.3 Konfigurasi Pin ATMega8

3.2.3. Status Register


Pada AVR status register mengandung beberapa informasi mengenai hasil
dari kebanyakan hasil eksekusi intruksiaritmatika. Informasi ini digunakan untuk
Altering arus program sebagai kegunaan untuk meningkatkan performa
pengoperasian. Register ini di-update setelah operasi ALU (Arithmetic Logis Unit)
hal tersebut seperti yang tertulis dalam datasheet khususnya pada bagian intruction
set reference.
Dalam hal ini untuk membuang beberapa kasus dapat membuang penggunaan
kebutuhan intruksi perbandingan yang telah didedikasikan serta dapat menghasilkan
peningkatan dalam hal kecepatan dan kode yang lebih sederhana dan singkat.

Register ini tidak secara otomatis tersimpan ketika memasuki sebuah rutin
interupsi dan juga ketika menjalankan sebuah perintah kembali dari interupsi. Namun
hal tersebut harus dilakukan melalui softwere.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20
Gambar 3.4 Status Register Atmega8

Penjelasan :

 Bit 7 (I)
Merupakan bit Global Interrupt Enable. Bit ini harus di set agar semua
perintah interupsi dapat dijalankan. Untuk perintah interupsi individual akan
di jelaskan pada bagian yang lain. Jika bit ini di-reset, maka semua perintah
interupsi baik yang individual maupun yang secara umum akan di abaikan.
bit ini akan dibersihkan atau cleared oleh hardwere setelah sebuah interupsi di
jalankan dan akan di-set kembali oleh perintah RETI. Bit ini juga dapat di-set
dan di-reset melalui aplikasi SEI dan CLL.
 Bit 6 (T)
Merupakan bit copy storage. intruksi bit copy intruction BLD (Bit Load) and
BST (Bit Store) menggunakan bit ini sebagai asal atau tujuan untuk bit yang
telah dioperasikan. sebuah bit dari sebuah register dalam register file dapat
disalin ke dalam bit ini dengan menggunakan intruksi BST, dan sebuah bit di
dalam bit ini dapat di salin ke dalam bit di dalam register pada register file
dengan menggunakan perintah BLD.
 Bit 5 (H)
Merupakan bit Half Carry Flag. Bit ini menandakan sebuah Half Carry dalam
beberapa operasi aritmatika. Bit ini berfungsi dalam aritmatika BCD.
 Bit 4 (S)
Merupakan Sign Bit. Bit ini selalu merupakan sebuah eksklusif diantara
Negative Flag (N) dan two’s Complemen Overflow Flag (V).
 Bit 3 (V)
Merupakan bit Two’s Complemen Overflow Flag. Bit ini menyediakan fungsi
aritmatika dua komplemen.
 Bit 2 (N)
Merupakan bit Negative Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil negatif di
dalam sebuah fungsi logika atau aritmatika.
 Bit 1 (Z)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21
Merupakan Bit Zero Flag. bit ini mengindikasikan sebuah hasil nol “0” dalam
sebuah fungsi aritmatika atau logika.
 Bit 0 (C)
Merupakan bit Carry Flag. bit ini mengindikasikan sebuah Carry atau sistem
dalam sebuah aritmatika atau logika.

3.2.4. Blok Diagram Mikrokontroller ATMega8

Gambar 3.5 Blok Diagram Mikrokontroller ATmega8

3.2.5. Kebutuhan Clock ATMega8


Sumber clock pada ATMega8 secara garis besar ada 2 buah, yaitu clock internal
dan clock external. Untuk clock internal maksimum clock yang dapat digunakan
adalah 8MHz, sedangkan untuk clock external maksimum clock yang dapat
digunakan adalah sebesar 16MHz. Lebih jelasnya mengenai berbagai macam sumber
clock dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22
Tabel 2.5 Clock ATMega8

3.2.6. Memori AVR ATMega8


Memori atmega terbagi menjadi tiga yaitu :
a. Memori Flash
Memori Flas adalah memori ROM menjadi kode-kode program berada. Kata Flash
menunjukkan jenis ROM yang dapat di tulis dan di hapus secara elektrik. memori
flash terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian aplikasi dan bagian boot. bagian
aplikasi adalah bagian kode-kode program aplikasi berada. bagian boot adalah bagian
yang di gunakan khusus untuk booting awal yang dapat di program untuk menulis
bagian aplikasi tanpa melalui programmer / downloader, misalnya melalui USART.
b. Memori Data
Memori data adalah memori RAM yang digunakan untuk keperluan program.
memori data terbagi menjadi empat bagian yaitu : 32 GPR (General Purphose
Register) adalah register khusus yang bertugas untuk membantu eksekusi
program oleh ALU (Aritmatich logic unit), dalam intruksi assembler setiap
intruksi harus melibatkan GPR.
Dalam bahasa C biasanya di gunakan untuk variabel global atau nilai balik
fungsi dan nilai-nilai yang dapat memperingan kerja ALU. Dalam istilah
processor komputer sehari-hari GPR dikenal sebagai “chace memory”. I/O
register dan Aditional I/O register adalah register yang di fungsikan khusus untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23
mengendalikan berbagai pheripheral dalam mikrokontroller seperti pin port,
timer/counter, usart dan lain-lain.
c. EEPROM
EEPROM adalah memori data yang dapat mengendap ketika chip mati (off),
digunakan untuk keperluan penyimpanan data yang tahan terhadap gangguan
catu daya.

Gambar 3.6 Peta Memori ATMEGA8

3.2.7. Timer / Counter 0


Timer Counter 0 adalah timer/counter yang dapat mencacah sumber pulsa/clock
baik dari dalam chip (timer) ataupun dari luar chip (counter) dengan kapasitas 8-bit
atau 256 cacahan. Timer Counter dapat di gunakan untuk :
 Timer / Counter biasa
 Clear Timer On Company Match (Selain Atmega8)
 Generator frekuensi (selain ATMega8)
 Counter pulsa eksternal

3.2.8. Komunikasi Serial Pada ATMega8


Mikrokontroller AVR Atmega 8 memiliki port USART pada pin 2 dan pin 3
untuk melakukan komunikasi data antara mikrokontroller dengan komputer.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24
USART dapat di fungsikan sebagai transmisi data sinkron, dan asinkron.
sinkron berarti clock yang di gunakan antara transmiter dan receiver satu sumber
clock.
Sedangkan asinkron berarti transmiter dan receiver mempunyai sumber clock
sendiri-sendiri. USART terdiri dalam tiga block yaitu clock generator, clock
transmiter, dan clock receiver. (Hari, 2012)

3.2.9. Kelebihan (Fitur) Mikrokontroler AVR ATmega8


Mikrokontroler AVR ATmega8 merupakan CMOS dengan konsumsi daya
rendah, mempunyai 8-bit proses data (CPU) berdasarkan arsitektur AVR RISC.
Dengan mengeksekusi instruksi dalam satu (siklus) clock tunggal, ATmega8
memiliki kecepatan data rata-rata (throughputs) mendekati 1 MIPS per MHz, yang
memungkinkan perancang sistem dapat mengoptimalkan konsumsi daya dan
kecepatan pemrosesan.

1. Kinerja Tinggi, Low-power AVR® 8-bit Microcontroller


Seperti yang disebutkan Atmel dalam websitenya "The low-power Atmel
8-bit AVR RISC-based microcontroller... The device supports throughput
of 16 MIPS at 16 MHz and operates between 2.7-5.5 volts".
2. Kemajuan Arsitektur RISC
Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur Reduced Instruction Set (RISC)
atau " set instruksi Komputasi yang disederhanakan".
3. Daya Tahan Tinggi dan Segmen Memori non-volatile.
Mikrokontroler AVR memiliki daya tahan data (retensi data) 20 tahun ketika
suhu mencapai 85°C atau 100 tahun ketika suhu mencapai 25°C.
4. Fitur Perangkat
Mikrokontroler AVR memiliki fitur tambahan yang sangat membantu kita
untuk melakukan penelitian yang lebih baik, seperti terdapat ADC, PWM
dan Timer.
5. Fitur Spesial
Mikrokontroler ini memiliki fitur menarik yang patut dicoba seperti 5
mode Sleep, eksternal dan internal interupsi, dan kalibrasi
RC Oscillator internal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25
6. Input Output dan Kemasan
ATmega8 mempunyai 23 jalur Program sehingga memungkinkan kita
untuk mengontrol lebih banyak device/ perangkat, seperti Tombol/
switch, LED, buzzer dan LCD.
7. Tegangan yang Beroperasi dan Tingkat Kecepatan
ATmega8 memiliki operasi tegangan dari 2,7 Volt sampai 5,5 Volt. Ini
sangat membantu kita untuk menghemat listrik. Kecepatan maksimal bisa
mencapai 16 MHz (tanpa overclock).
8. Konsumsi daya ketika 4 Mhz, 3V, 25°C
ATmega8 membutuhkan arus yang sangat kecil dibanding komponen
analog yang biasa kita pakai. Hal ini dibuktikan dengan konsumsi daya
yang dibutuhkan ketika aktif saja hanya 3,6 mA, bahkan bisa mencapai
0,5 uA ketika power-down.
Kelebihan lainnya dari ATMega8 adalah :
 Dapat di isi data (write) dan di hapus (eraser) sampai 10.000 kali (untuk
flash) dan 100.000 kali untuk EEPROM
 Memiliki daya tahan data (retensi data) 20 tahun ketika suhu mencapai 85°C
atau 100 tahun ketika suhu mencapai program untuk Softwere Security.
(Winato, 2008)

3.3.1. Rangkaian Mikrokontroler ATMega8


Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMega8 berfungsi sebagai
pusat kendali dari seluruh sistem yang ada. Komponen utama dari rangkaian ini
adalah IC Mikrokontroler ATMega8. Semua program diisikan pada memori dari IC
ini sehingga rangkaian dapat berjalan sesuaidengan yang dikehendaki. Pin 9 dan10
dihubungkan ke XTAL 16MHz dan dua buah kapasitor 22pF. XTAL ini akan
mempengaruhi kecepatan mikrokontroler ATMega8 dalam mengeksekusi setiap
perintah dalam program. Pin 1 merupakan masukan reset (aktif rendah). Pulsa
transisi dari tinggi kerendahakan me-reset mikrokontroler ini.
Skema rangkaian sistem minimum mikrokontroller dapat dilihat pada gambar
berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26
Gambar 3.7 Rangkaian Mikrokontroler Atmega8
Rangkaian mikrokontroller merupakan pusat pengendalian dari bagian input
dan keluaran serta pengolahan data. Pada sistem ini digunakan mikrokontroller jenis
Atmega8 yang memiliki spesifikasi sebagai berikut:

 Kristal 8 MHz, yang berfungsi sebagai pembangkit clock.


 Kapasitor 22 pF pada pin XTAL1 dan XTAL2.
 Resistor 10 kΩ dan kapasitor 10 nF pada pin reset.
 Port masukan dan keluaran yang digunakan yaitu :
1. PortC.0 digunakan sebagai Penerima data dari remote (receiver)
2. Port A.1, Port B.1 –Port B.4 digunakan sebagai data input basis transistor
pada driver relay.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27
3.3 Rangkaian LCD
Pada alat ini, display yang digunakan adalah LCD (Liquid Crystal Display)
16 x 2. Untuk blok ini tidak ada komponen tambahan karena mikrokontroler dapat
memberi data langsung ke LCD,
Gambar 3.3 berikut merupakan gambar rangkaian LCD yang dihubungkan ke
mikrokontroler.

Gambar 3.8 Rangkaian LCD


Dari gambar 3.3 dapat dilihat bahwa LCD 16×2 mempunya 16 pin. Sedangkan,
pengkabelannya adalah sebagai berikut :
1. Kaki 1 dihubungkan dengan GND
2. Kaki 2 dan 15 terhubung dengan VCC (+5V)
3. Kaki 3 dari LCD 16×2 adalah pin yang digunakan untuk mengatur kontras
kecerahan LCD.
4. Pin 4 (RS) dihubungkan dengan pin mikrokontroler
5. Pin 5 (RW) dihubungkan dengan GND
6. Pin 6 (E) dihubungkan dengan pin mikrokontroler

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28
7. Sedangkan pin 11 hingga 14 dihubungkan dengan pin mikrokontroler sebagai jalur
datanya.

3.4 Rangkaian Sensor HCHO


HCHO (Hidrogen Carbon Hidrogen Oksigen) Sensor adalah sensor gas VOC
semikonduktor. Desainnya didasarkan pada WSP2110 yang konduktivitasnya
berubah dengan konsentrasi gas VOC di udara. Semakin banyak kadar formalin yang
dideteksi maka semakin besar tegangan output yang dikeluarkan oleh sensor. Karena
output sensor ini analog maka sensor dihubungkan ke pin analog pada
mikrokontroler.

Gambar 3.9 Rangkaian Sensor HCHO


Keterangan dari gambar 3.6 ini yaitu:
1. Untuk mengaktifkan sensor HCHO diperlukan daya, sehingga sensor dihubungkan
dengan power dan ground. Sumber daya harus senilai 5 Volt.
2. Output sensor dihubungkan dengan mikrokontroller. Dan harus melalui pin
analog mikrokontroler.
3. Sensor akan mengindra konsentrasi uap formalin pada makanan yang ditandai
pada perubahan sensor output yang dapat dibaca pada tampilan LCD.

3.5 Rangkaian Buzzer


Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah
getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir
sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29
pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi
elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari
arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka
setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga
membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan
sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah
alat (alarm).
Pada sistem ini menggunakan buzzer berfungsi apabila terdeteksi adanya
formalin melebihi batas yaitu 10 % maka, buzzer akan berbunyi .

Gambar 4.1 Rangkaian Buzzer

3.6 Rangkaian Power Supply


Rangkaian power supply berfungsi sebagai sumber tegangan utama dari alat
yang akan dibuat. Rangkaian power supply memanfaatkan tegangan dari PLN
sebesar 220 VAC dan 10 VAC. Tegangan dari PLN ini terlalu besar, sehingga
digunakan trafo step down 5 ampere dengan keluaran tegangannya dibuat 12 VAC.
Output ini telah sesuai dengan menggunakan IC 7805. Selanjutnya tegangan akan
disearahkan oleh dioda sehingga tegangan AC dirubah menjadi tegangan DC.
Kapasitor untuk filter sehingga tegangan keluarnya bisa menjadi normal. Komponen
penyusun pembuatan power supply ini diantaranya trafo step down, dioda, kapasitor,
resistor, dan ic regulator. Rangkaian power supply dengan output 12 VDC dapat
dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 4.2 Rangkaian Power Supply

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30
3.7 Flowchart Sistem

Start

Inisialisasi

Read ADC

Kalkulasi
Kalibrasi

Tampilan
LCD

Tidak If Data
Buzzer = 0
> 10 %

Ya

Buzzer = 10

Selesai

Gambar 4.3 Flowchart Sistem

Pada flowchart sistem diatas dapat dijelaskan yaitu tegangan sensor di


baca oleh mikrokontroller melalui pin ADC. Data tersebut d proses dan ditampilkan
di LCD. Pada saat kadar formalin lebih dari 10 % maka buzzer akan berbunyi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31
BAB 4

PENGUJIAN DAN HASIL

4.1 Data Pengujian Rangkaian Mikrokontroler


ATMega8 menggunakan kristal dengan frekuensi 8 MHz, apabila Chip
Signature sudah dikenali dengan baik dan dalam waktu singkat, bisa dikatakan
rangkaian mikrokontroler bekerja dengan baik dengan mode ISP-nya.
Tabel dibawah ini merupakan hasil pengukuran pada IC Mikrokontroler
ATMega8, pengukuran dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
mikrokontroler bekerja dengan baik atau tidak.

Tabel 4.1 Pengukuran Pin IC Mikrokontroler Atmega8

NO PIN TEGANGAN (V)

1 4,95

2 5

3 4,5

4 0,19

5 0,10

6 4,99

7 0,03

8 0,70

9 0,82

10 0,07

11 2,08

12 0,03

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32
13 0,12

14 0,07

15 3,66

16 4,98

17 0,12

18 0,12

19 0,12

20 4,27

21 4,27

22 0,01

23 0,09

24 0,09

25 0.09

26 0,06

27 0,10

28 0,10

4.2 Data Pengujian Rangkaian Display dan Kaki pada LCD


Rangkaian LCD dihubungkan ke PB.0 dan PB1, yang merupakan pin I/O dua
arah dan pin fungsi khusus, yaitu sebagai timer/counter, komperator analog dan
mempunyai fungsi khusus sebagai pengiriman data secara serial. Sehingga nilai yang
akan tampil pada LCD display akan dapat dikendalikan oleh mikrokontroller
ATMega8.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33
Pada bagian ini, mikrokontroller dapat memberi data langsung ke LCD. Pada
LCD sudah terdapat driver untuk mengubah ASCII output mikrokontroller menjadi
tampilan karakter. Berikut ditampilkan hasil pengujian kaki pada LCD (Liquid
Crystal Display).
Tabel 4.2 Pengukuran Pin IC LCD
No Kaki pada LCD Tegangan (V)
(Liquid Crystal Display)
1 0
2 4,99
3 1,12
4 4,95
5 0,01
6 0,02
7 4,96
8 4,90
9 4,90
10 4,90
11 0,11
12 0,22
13 0,15
14 0,03
15 4,99
16 0

Berikut ini program yang digunakan untuk menguji cara kerja LCD (Liquid Crystal
Display) dengan hasil tampilan kata “TES LCD”
#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(8, 6, 5, 3, 2, 4);
Void setup(){
Lcd.begin(16, 2);
}
void loop(){

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(“tes LCD”);
}

Program di atas akan menampilkan kata “Tes LCD” di baris pertama pada display
LCD 2x16 seperti yang terlihat di

Gambar 4.4 Tampilan Kata “Tes LCD”

4.3 Data Pengujian Rangkaian Sensor HCHO


Pengujian sensor formalin didasarkan pada WSP2110 yang konduktivitasnya
berubah dengan konsentrasi gas VOC di udara. Semakin banyak kadar formalin yang
dideteksi maka semakin besar tegangan output yang dikeluarkan oleh sensor. Karena
output sensor ini analog maka sensor dihubungkan ke pin analog pada
mikrokontroler.

Tabel 4.3 Hasil pengujian sampel tidak berformalin dan berformalin


Tabel 4.3.1 Data pengujian sampel tidak berformalin

NO Pengujian Makanan Waktu Tegangan (V) Persen (%)


Percobaan

1 Ikan 30 s 0,08 0

2 Tahu 30 s 0,21 0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35
Tabel 4.3.2 Data pengujian sampel berformalin

NO Pengujian Makanan Waktu Percobaan Tegangan (V) Persen (%)

1 Ikan 30 s 1,54 44

2 Tahu 30 s 2,23 67

3 Daging Ayam 30 s 2,05 61

4.4 Data Pengujian Rangkaian Power Supply


Pengujian rangkaian power supply ini bertujuan untuk mengetahui tegangan
yang dikeluarkan oleh rangkaian tersebut, dengan mengukur tegangan keluaran dari
power supply menggunakan multimeter digital. Setelah dilakukan pengukuran maka
diperoleh besarnya tegangan keluaran sebesar 5 volt. Dengan begitu dapat dipastikan
apakah terjadi kesalahan terhadap rangkaian atau tidak. Jika diukur, hasil dari
keluaran tegangan tidak murni sebesar 5 Volt hasil tersebut dikarenakan beberapa
faktor, diantaranya kualitas dari tiap-tiap komponen yang digunakan nilainya tidak
murni. Berikut ini tabel hasil pengujian Power Supply Adaptor (PSA)

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Power Supply Adaptor (PSA)

No Pin 1 Pin 2

(Input) (Output)

1 11,84 5,07

2 11,85 5,07

3 11,84 5,07

4.5 Data Pengujian Rangkaian Buzzer


Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memastikan buzzer dalam keadaan
baik dan dapat digunakan. Dalam pengujian ini alat yang digunakan adalah catu daya
1-5 volt maka langkah yang dilakukan dalam adalah memasangkan kutub positif dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36
negatif dengan catu daya. Buzzer akan berbunyi pada saat kadar formalin lebih dari
10 %.

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Buzzer

No. Pengujian Makanan Kadar Formalin Kondisi Buzzer


(%) Berbunyi atau
Tidak

1 Ikan 0 Tidak Berbunyi

2 Tahu 0 Tidak Berbunyi

3 Daging Ayam 0 Tidak Berbunyi

4 Ikan 44 Berbunyi

5 Tahu 67 Berbunyi

6 Daging Ayam 61 Berbunyi

4.6 Hasil Pengujian Secara Keseluruhan


4.6.1 Tabel Data Pengujian Formalin Dengan Sensor HCHO Pada Alat

No. Pengujian Waktu Tegangan Kadar Kondisi Keterangan


Makanan Percobaan (V) Formalin Buzzer
(%) Tidak ada formalin /
Bahaya Formalin

1 Ikan 30 s 0,10 0 Tidak Tidak ada formalin


Berbunyi

2 Tahu 30 s 0,06 0 Tidak Tidak ada formalin


Berbunyi

3 Daging 30 s 0,10 0 Tidak Tidak ada formalin


Ayam Berbunyi

4 Ikan 30 s 1,54 44 Berbunyi Bahaya Formalin

5 Tahu 30 s 2,23 67 Berbunyi Bahaya Formalin

6 Daging 30 s 2,05 61 Berbunyi Bahaya Formalin

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37
Ayam

4.6.2 Tabel Data Pengujian Alkohol Dengan Menggunakan Sensor


HCHO Pada Alat

No. Pengujian Waktu Tegangan Kadar Kondisi Keterangan


Minuman Percobaan (V) Formalin Buzzer
(%) Tidak ada formalin /
Bahaya Formalin

1 Bir 30 s 0,16 0 Tidak Tidak ada formalin


Berbunyi

2 Tuak 30 s 1,25 35% Berbunyi Bahaya Formalin

Pada tabel 4.6 tersebut, ternyata sensor gas HCHO ini dapat mendeteksi yang mengandung
alkohol, namun hasil yang lebih akurat alat ini mendeteksi formalin pada makanan. Hasil
tegangan dan kadar formalin pada makanan berformalin lebih tinggi dibandingkan minuman
yang beralkohol.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Telah dirancang rancang bangun pendeteksi formalin menggunakan grove
HCHO sensor berbasis mikrokontroller ATMega8 dalam suatu persen yang
dapat diperlihatkan pada tampilan LCD.
2. Pengujian alat pendeteksi formalin pada bahan makanan dapat dideteksi
dengan baik di 3 bahan makanan yang berbeda.
3. Semakin banyak kadar formalin yang dideteksi maka semakin besar tegangan
output dari sensor .

5.2 Saran
Dari hasil Tugas Akhir ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
dimungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut. Oleh karenanya penulis merasa
perlu untuk memberi saran sebagai berikut:
1. Pada Tugas Akhir ini dengan Pendeteksi Gas Formalin Pada Bahan Makanan
Berbasis Mikrokontroler ATMega8 menggunakan grove HCHO sensor
harapannya agar perancangan alat ini kedepannya dapat dikembangkan lagi.
2. Penempatan sensor tepat diatas sampel makanan sehingga formalin dapat
terdeteksi dengan akurat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39
DAFTAR PUSTAKA

Tooley, Michael. 2002. Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi. Jakarta:


Erlangga

Petruzella, Frank D. 1996. Elektronika Industri, Yogyakarta: Andi

Maulidiah, Nurul.2008. Alat Pendeteksi dan Pengukur Kadar Formalin pada


Makanan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

http://berbagiartikelpendidikan.blogspot.co.id/2014/04/mikrokontroler-atmega8-
pemantauan-suhu.html

http://www.avr-modelleisenbahn.de/controller/atmega8/2-3-sreg-status-register-
atmega8.htm

http://giantika.ilearning.me/2014/03/04/atmega8-dan-atmega8535/

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40
LAMPIRAN

#include <LiquidCrystal.h>

LiquidCrystal lcd(8, 6, 5, 4, 3, 2);

int data;

float sensor;

float persen;

void setup() {

lcd.begin(16, 2);

pinMode(13,OUTPUT);

void loop() {

data = analogRead(A0);

sensor = data * 0.004887;

persen = sensor / 3 * 100;

if (persen >
50){digitalWrite(13,HIGH);delay(100);digitalWrite(13,LOW);}

lcd.clear();

lcd.setCursor(0, 0);

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41
lcd.print(" Pendeteksi HCHO");

lcd.setCursor(5, 1);

lcd.print(sensor);

lcd.print(" %");

delay(1000);

Program pengujian mikrokontroller


void setup() {
pinMode(LED_BUILTIN, OUTPUT);
}
void loop() {
digitalWrite(LED_BUILTIN, HIGH);
delay(1000);
digitalWrite(LED_BUILTIN, LOW);
delay(1000);
}

Pengujian LCD
#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(8, 6, 5, 4, 3, 2);
void setup() {
lcd.begin(16, 2);
lcd.print("hello, world!");

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42
}

void loop() {

lcd.setCursor(0, 1);

lcd.print(millis() / 100)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar Percobaan

1. Gambar Percobaan Sampel Tidak Berformalin Pada Ikan

2. Gambar Percobaan Sampel Tidak Berformalin Pada Tahu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Gambar Percobaan Sampel Tidak Berformalin Pada Daging Ayam

4. Gambar Percobaan Sampel Berformalin Pada Ikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Gambar Percobaan Sampel Berformalin Pada Tahu

6. Gambar Percobaan Sampel Berformalin Pada Daging Ayam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7. Gambar Percobaan Sampel Minuman Beralkohol Pada Bir

8. Gambar Percobaan Sampel Minuman Beralkohol Pada Tuak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9. Kondisi Alat Dalam Keadaan Hidup

10. Kondisi Alat Dalam Keadaan Hidup

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai