TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Ahli
Madya
Saya menyatakan bahwa laporan proyek ini adalah hasil karya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
ii
SISTEM MONITORING pH, KELEMBABAN, DAN TEMPERATUR
BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO NANO PADA PEMBUATAN
PUPUK KOMPOS
ABSTRAK
iii
MONITORING SYSTEM OF pH, HUMIDITY, AND TEMPERATURE BASED
ON ARDUINO NANO MICROCONTROLLER IN MANUFACTURING
FERTILIZER COMPOST
ABSTRACT
iv
PENGHARGAAN
Segala Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa,
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Tugas Akhir dengan judul “Sistem Monitoring Ph, Kelembaban, Dan
Temperatur Berbasis Mikrokontroler Arduino Nano Pada Pembuatan
Pupuk Kompos” sebagai syarat mencapai gelar Ahli Madya di Program Studi
Diploma Tiga Fisika Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa
penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan dapat selesai oleh penulis sendiri tanpa
adanya bantuan, bimbingan, masukan, arahan dan semangat dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan keikhlasan dan kerendahan hati
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr.Nursahara Pasaribu, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Takdir Tamba, M.Eng.Sc, selaku Ketua Program Studi D-3 Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,serta sebagai Dosen
Pembimbing.
3. Bapak Drs. Aditia Warman, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi D-3
Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi D-3 Fisika Departemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.
5. Orang tua penulis (Dorhatina Lumban Gaol) serta saudara kandung yang
telah memberikan bantuan moril dan materi, semangat dan doa yang begitu
besar kepada penulis.
6. Rekan D-3 Fisika yang mendukung penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini
7. Seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
Tugas Proyek yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Tugas Akhir ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca dan
v
semoga laporan Tugas Akhir ini dapat menambah pengetahuan pembaca. Akhir
kata saya mengucapkan terima kasih.
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROYEK ............................. 28
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.4 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami mikrokontroler dan sensor yang digunakan, serta
komponen yang terdapat pada pembuatan alat.
2. Mengetahui cara kerja dari alat yang dirancang.
3
1.5 Manfaat
Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Untuk mengetahui guna sensor pH, kelembaban dan temperatur pada
pembuatan kompos
2. Untuk mempermudah memantau pH, kelembaban dan suhu pada pembuatan
kompos.
4
5
kelembaban yang perlu dijaga adalah berkisar 40% sampai 60%. Dan Suhu optimal
selama proses pengomposan adalah 30 ̊ C sampai 60 ̊ C. pH pengomposan yang
optimum antara 6.6-7.5. Pengomposan dilakukan untuk meningkatkan sifat fisik
tanah, sifat kimia tanah, mengembalikan sifat biologi tanah dan mempengaruhi
kondisi sosial.
2.2 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah sebuah chip mikrokomputer secara fisik berupa IC
(Integrated Circuit), yang berisi CPU, memori, timer, saluran komunikasi serial dan
paralel, port input/output, dan ADC. Mikrokontroler digunakan untuk tugas dan
menjalankan program. Mikrokontroler biasanya digunakan dalam sistem yang kecil,
murah, dan tidak memerlukan perhitungan yang sangat rumit seperti aplikasi PC.
Mikrokontroler ada di perangkat seperti oven microwave, oven, keyboard, pemutar
CD, VCR, remote control, dan robot. Mikrokontroler berisi bagian-bagian utama
yaitu CPU (central processing unit), RAM (random access memory), ROM (read
only memory) dan port I/0 (input/output). Selain bagian-bagian utama tersebut, ada
beberapa perangkat keras yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti
pencacahan, komunikasi serial, interupsi, dan sebagainya. Beberapa mikrokontroler
bahkan menyertakan ADC (Analog to Digital Converter), USB controller, CAN
(Controller Area Network) dll. Mikrokontroler bekerja berdasarkan program
(perangkat lunak) yang ditanamkan di dalamnya, dan program tersebut dibuat sesuai
dengan aplikasi yang diinginkan. Aplikasi mikrokontrol er normalnya terkait
pembacaan data dari luar dan atau pengontrolan peralatan di luarnya. Contoh aplikasi
yang sangat sederhana adalah melakukan pengendalian untuk menyalakan dan
mematikan LED yang terhubung ke kaki mikrokontroler. Mikrokontroler memiliki
jalur-jalur masukan (port masukan) serta jalur-jalur keluaran (port keluaran) yang
memungkinkan mikrokontroler tersebut untuk bisa digunakan dalam aplikasi
pembacaan data, pengontrolan serta penyajian informasi. Port masukan digunakan
untuk memasukkan informasi atau data dari luar ke mikrokontroler. Contoh
informasi yang dimasukkan ke mikrokontroler ini adalah informasi kondisi saklar
yang dihubungkan ke kaki mikrokontroler, apakah sedang terbuka atau tertutup. Jalur
masukan umumnya berupa jalur digital, dimana jalur ini digunakan oleh
6
and branching) dengan unit aritmatik dan unik penyimpanan. Tahun 1850, George
Boole mengembangkan symbolic logic termasuk operasi binary ( AND, OR, dll ).
Tahun 1946, Von Neumann menyarankan bahwa instruksi menjadi kode numerik
yang disimpan pada memori. Komputer dan semua mikrokontroler didasarkan pada
komputer Von neumann. Tahun 1948, ditemukannya transistor, dengan
dikembangkannya konsep software ,pada tahun 1948 mulai adanya perkembangan
hardware penting seperti transistor. Tahun 1959, pertama kali dibuatnya IC
(Integrated Circuit). Tahun 1971,intel membuat mikroprosesor intel 4004.
Mikroprosesor ini merupakan mikroprosesor pertama yang dikembangkan oleh
intel (Integrated Electronics ). Mikroprosesor ini terdiri dari 2250 transistor. Intel
4004 merupakan mikroprosesor 4 bit. Kemudian pada tahun 1974, intel membuat
mikroprosesor generasi kedua ( intel 8008), intel 8008 merupakan mikroprosesor 8
bit, semakin besar ukuran bit berarti mikroprosesor dapat memproses lebih banyak
data. IC mikroprosesor intel 4004 dan intel 8008 ini dikemas dalam bentuk DIP
(Dual Inline Package). Tahun 1972, Mikrokontroler yang dibuat adalah TMS 1000.
TMS 1000 merupakan mikrokontroler 4-bit buatan Texas Instrument (TI).
Mikrokontroler TMS 1000 dibuat oleh Gary Boone dari Texas Instrument. Boone
merancang IC yang dapat menampung hampir semua komponen yang membentuk
kalkulator, hanya layar dan keypad yang tidak dimasukkan. Tahun 1974, beberapa
pabrikan IC menawarkan mikroprosesor dan pengendali menggunakan
mikroprosesor. Mikroprosesor yang ditawarkan pada saat itu yaitu Intel 8080, 8085,
Motorola 6800, Signetics 6502, Zilog Z80, Texas Instrument 9900 (16 bit). Tahun
1975, mikrokontroler PIC dikembangkan dan dibuat pertama kali di Universitas
Harvard. PIC (Peripheral Interface Controller atau Programmable Intelligent
Computer) mulai diperkenalkan kepada publik oleh Microchip pada tahun 1985.
Tahun 1976, dibuat Intel 8048, yang merupakan mikrokontroler intel pertama. Tahun
1978, mikroprosesor 16 bit menjadi lebih umum digunakan yaitu Intel 8086,
Motorola 68000 dan Zilog Z8000. Sejak saat itu pabrikan mikroprosesor terus
mengembangkan mikroprosesor dengan berbagai keistimewaan dan arsitektur.
Mikroprosesor yang dikembangkan termasuk mikroprosesor 32 bit seperti Intel
Pentium, Motorola DragonBall, dan beberapa mikrokontroler yang menggunakan
ARM (Advanced RISC Machine Ltd) core. ARM hanya menjual desain
8
contoh misalnya karena tidak ada instruksi untuk perkalian pada arsitektur RISC
sehingga harus dibuat program perkalian dengan menggunakan instruksi-instruksi
dasar seperti instruksi penjumlahan, dan lain-lain. Namun pada arsitektur RISC
tidak diperlukan hardware yang kompleks, prosesor yang tidak rumit akan cepat
dan andal. Untuk merealisasikan instruksi dasar yang jumlahnya tidak banyak ini,
mikroprosesor RISC tidak memerlukan gerbang logika yang banyak. Karena itu
dimensi IC dan konsumsi daya prosesor RISC umumnya lebih kecil dibanding
prosesor CISC. Akan tetapi, program assembly pada prosesor CISC menjadi lebih
sederhana karena sudah ada instruksi yang kompleks. Untuk membuat instruksi
yang kompleks seperti instruksi perkalian , pembagian, dan instruksi lain yang rumit
pada prosesor CISC, diperlukan hardware yang kompleks juga. Dibutuhkan ribuan
gerbang lojik (logic gates) transistor untuk membuat prosesor CISC. Instruksi yang
kompleks juga membutuhkan jumlah siklus mesin (machine cycle) yang lebih
panjang untuk dapat menyelesaikan eksekusinya.
Hampir semua instruksi prosesor RISC adalah instruksi dasar (belum tentu
sederhana), sehingga instruksi-instruksi ini umumnya hanya memerlukan 1 siklus
mesin untuk menjalankannya. Kecuali instruksi percabangan yang membutuhkan 2
siklus mesin. RISC biasanya dibuat dengan arsitektur Harvard, karena arsitektur ini
yang memungkinkan untuk membuat eksekusi instruksi selesai dikerjakan dalam
satu atau dua siklus mesin, sehingga akan semakin cepat dan handal. Proses
downloading programnya relatif lebih mudah karena dapat dilakukan langsung pada
sistemnya. Sekarang ini, AVR dapat dikelompokkan menjadi 6 kelas, yaitu keluarga
ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, keluarga AT90CAN, keluarga
AT90PWM dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing
kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya, sedangkan dari segi arsitektur dan
instruksi yang digunakan hampir sama.
Secara umum mikrokontroler AVR dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok
yaitu:
1. Mikrokontroler TinyAVR (ATTiny) adalah mikrokontroler 8 bit. ATTiny
merupakan mikrokontroler avr kecil dan memiliki peripheral yang terbatas.
12
yang tidak boleh hilang saat catu daya dilepas (mikrokontroler dimatikan)
dan dipasang kembali (mikrokontroler dinyalakan). Ruang EEPROM dimulai
dari 0x000 dan ke nilai maksimum tergantung spesifikasi mikrokontroler
yang digunakan.
2.3 Arduino
Arduino adalah sebuah rangkaian elektronik yang memiliki suatu komponen
utama chip mikrokontroler. Mikrokontroler yang disebutkan disini adalah sebagai
sebuah chip atau IC yang dapat diprogram melalui komputer. Arduino juga adalah kit
elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat
komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari
perusahaan Atmel. Tujuan dari adanya mikrokontroler untuk membaca input dengan
memprosesnya hingga menimbulkan Output. Dari adanya Mikrokontroler, ini dapat
ditemukan pada berbagai alat seperti handphone, MP3 player, DVD, televisi, AC dan
masih banyak lagi. Selain itu, Mikrokontroler juga berguna sebagai pengendali robot
baik mainan atau dari industri. Disini juga menyebutkan bahwa komponen utama
Arduino adalah mikrokontroler. Selain dari pengertian diatas, ada juga pengertian
lain yang menyatakan bahwa Arduino merupakan pengendali tunggal yang disebut
sebagai mikro board dengan sifat terbuka atau open source. Alat ini dirancang
dengan tujuan untuk memudahkan penggunaan berbagai macam alat elektronik yang
salah-satunya adalah komputer. Dalam penggunaannya, arduino memiliki prosesor
Atmel AVR serta program bahasa tersendiri.
Sekitar tahun 2005, penciptaan Arduino berasal dari teori oleh Hernando
Barragan di Italia. Dari adanya teori tersebut, kemudian ini dikembangkan oleh
Massimo Banzi dan David Cuartielles yang menamainya sebagai Arduin of Ivrea.
Kemudian, alat tersebut berganti nama yang diambil dari bahasa Italia menjadi
Arduino. Berdasarkan dari sifat yang dimilikinya, perkembangan Arduino sangat
cepat. Dari perkembangan tersebut, banyak penciptaan sejenis Arduino seperti
DFRDuino atau Freeduino, CipaDuino, MurmerDuino dan AViSha Duino. Seiring
waktu, ada berbagai macam jenis penciptaan Arduino dari yang mudah dicari dan
yang paling banyak digunakan. Kelebihan Arduino Tidak perlu perangkat chip
programmer karena didalamnya sudah ada bootloader yang akan menangani upload
15
Tegangan Operasi 5V
Arduino Nano dapat diaktifkan melalui koneksi USB Mini-B, atau melalui
catu daya eksternal dengan tegangan belum teregulasi antara 6-20 Volt yang
dihubungkan melalui pin 30 atau pin VIN, atau melalui catu daya eksternal dengan
tegangan teregulasi 5 volt melalui pin 27 atau pin 5V. Sumber daya akan secara
otomatis dipilih dari sumber tegangan yang lebih tinggi. Chip FTDI FT232L pada
Arduino Nano akan aktif apabila memperoleh daya melalui USB, ketika Arduino
Nano diberikan daya dari luar (Non-USB) maka Chip FTDI tidak aktif dan pin 3.3V
pun tidak tersedia (tidak mengeluarkan tegangan), sedangkan LED TX dan RX pun
berkedip apabila pin digital 0 dan 1 berada pada posisi HIGH.
19
Arduino Nano memiliki 8 pin sebagai input analog, diberi label A0 sampai
dengan A7, yang masing-masing menyediakan resolusi 10 bit (yaitu 1024 nilai
yang berbeda). Secara default pin ini dapat diukur/diatur dari mulai Ground
sampai dengan 5 Volt, juga memungkinkan untuk mengubah titik jangkauan
tertinggi atau terendah mereka menggunakan fungsi analogReference(). Pin
Analog 6 dan 7 tidak dapat digunakan sebagai pin digital. Selain itu juga,
beberapa pin memiliki fungsi yang dikhususkan, yaitu:
20
1. I2C : Pin A4 (SDA) dan pin A5 (SCL). Yang mendukung komunikasi I2C
(TWI) menggunakan perpustakaan Wire.
2. AREF : Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan fungsi
analogReference().
3. RESET : Jalur LOW ini digunakan untuk me-reset (menghidupkan ulang)
mikrokontroler. Biasanya digunakan untuk menambahkan tombol reset pada
shield yang menghalangi papan utama Arduino.
1. Pin 1 dan 2 Merupakan sambungan catu daya, Vss, dan Vdd. Pin Vdd
dihubungkan dengan tegangan positif catu daya, sedangkan Vss pada 0 volt
atau ground. Meskipun demikian, data menentukan catu 5V dc (hanya
beberapa mA), menyediakan 6V dan 4,5V yang keduanya bekerja dengan
baik, bahkan 3V cukup untuk beberapa modul.
2. Pin 3 merupakan pin kontrol Vcc yang digunakan untuk mengatur kontras
display. Idealnya pin ini dihubungkan dengan tegangan yang bisa diubah
untuk memungkinkan pengaturan tingkatan kontras display sesuai kebutuhan.
3. Pin 4 merupakan register select (RS), masukan yang pertama dari 3 command
control input. Dengan membuat RS menjadi high, data karakter dapat
ditransfer dari dan menuju modulnya.
4. Pin 5 merupakan Read/Write (R/W). Cara memfungsikan perintah Write
adalah R/W low atau menulis karakter ke modul. R/W high untuk membaca
data karakter atau informasi status registernya.
5. Pin 6 merupakan Enable (E). Input ini digunakan untuk transfer aktual
perintah - perintah atau karakter antara modul dengan hubungan data. Ketika
menulis ke display, data ditransfer hanya pada perpindahan 68 Interface
Dengan LCD high/low. Namun, ketika membaca dari display, data akan
menjadi lebih cepat tersedia setelah perpindahan dari low ke high dan
tetap tersedia hingga sinyal low kembali.
6. Pin 7 sampai 14 Pin 7 sampai 14 adalah jalur 8 jalur data (D0-D7) dimana
data dapat ditransfer ke dan dari display. Pin 15 dan 16 Pin 15 atau A (+)
mempunyai level DC +5V dan berfungsi sebagai LED backlight +,
sedangkan pin 16 atau K (-) memiliki level 0V dan berfungsi sebagai LED
backlight.
ini juga memiliki ketahanan kelas industri, dengan akurasi dan akurasi yang sangat
tinggi, dan cocok untuk penggunaan aktual setiap kali digunakan. Papan pelarian.
Sensornya juga sangat kecil, tidak lebih dari 1 cm, sehingga mudah ditempatkan di
area tersembunyi. Sinyal sensor kelembaban dan suhu dikalibrasi, dilinierkan, dan
dikompensasi oleh pabrikan sesuai dengan tegangan catu daya yang terhubung ke
sensor. Sensor akan bekerja paling baik saat beroperasi dalam kisaran suhu dan
kelembaban normal yang disarankan 5-60 °C dan 20-80% RH Kelembaban Relatif
(RH) untuk masing-masing satuan. Paparan jangka panjang untuk kondisi di luar
kisaran normal, terutama pada kelembaban tinggi, dapat sementara mengimbangi
sinyal RH (mis. + 3% RH setelah 60 jam pada > 80% RH) (Adafruit, 2020).
2.6 Sensor pH
Sensor ph tanah adalah sebuah sensor yang mengukur tingkat keasaman tanah
(asam) dan alkalinitas (alkali). Sensor ph tanah sudah memiliki lembar data dan
formula untuk mengubah nilai ADC menjadi nilai pH. Prinsip kerja dari sensor Ph
24
adalah pertukaran ion positif (H+) antara elektroda kaca dengan elektroda referensi
yang berbentuk bulat. Perbedaan proses pembentukan ion antara kedua elektroda
potensial dapat menghasilkan positif atau negatif. Sensor pH memiliki modul yang
fungsinya mengubah nilai keluaran sensor yang dihasilkan oleh selisih elektroda
menjadi sinyal tegangan. Setelah modul diubah menjadi sinyal, mikrokontroler akan
mengolahnya menjadi derajat keasaman (pH).
Internet of Things (IoT) adalah sebuah istilah yang muncul dengan pengertian
sebuah akses perangkat elektronik melalui media internet. Akses perangkat tersebut
terjadi akibat hubungan manusia dengan perangkat atau perangkat dengan perangkat
dengan memanfaatkan jaringan internet. Akses perangkat tersebut terjadi karena
keinginan untuk berbagi data, berbagi akses, dan juga mempertimbangkan keamanan
dalam aksesnya. Internet of Things (IoT) dimanfaatkan sebagai media
pengembangan kecerdasan akses perangkat di dunia industri, di rumah tangga, dan
beberapa sektor yang sangat luas dan beragam (contoh : sektor lingkungan, sektor
rumah sakit, sektor energi, sektor umum, sektor keamanan, dan sektor transportasi).
Internet of Things (IoT) dapat dikembangkan dengan media perangkat elektronika
yang umum seperti ARDUINO untuk keperluan yang spesifik (khusus). IoT juga
dapat dikembangkan aplikasi terpadu dengan sistem operasi android. (sigit
wasista.2019)
2.9 ESP8266
Gambar di bawah ini adalah chip ESP8266. ESP8266 terdiri dari sebuah MCU
(Micro Processing Unit), chip wireless d dan sebuah antena.
PERANCANGAN ALAT
Adapun diagram blok dari rancangan alat yang dibuat adalah sebagai berikut:
Power Supply
Sensor pH
Mikrokontroler
LCD
Arduino Nano
SHT31-D
Android
Berdasarkan diagram blok diatas terdapat beberapa komponen yang cara kerjanya
sebagai berikut Power supply berfungsi sebagai sumber arus listrik ke sistem dan
sensor. Sensor pH berfungsi untuk mengubah parameter kimia menjadi sinyal listrik,
sinyal listrik inilah yang dibaca mikrokontroler. Sensor SHT31-D berfungsi untuk
mengubah parameter suhu dan kelembaban menjadi sinyal listrik. Mikrokontroler
28
29
Arduino Nano sebagai sistem kendali dan mengolah data dalam sistem. LCD akan
menampilkan data (output) yang telah diolah dalam mikrokontroler.
Rangkaian ini merupakan otak dari alat yang dibuat. Rangkaian ini
menggunakan mikrokontroler ATMega328 sebagai pusat dari pemrosesan data.
Berikut gambar rangkaian yang digunakan pada alat ini:
Modul ESP8266-01 ini bekerja pada supply tegangan 3,3V DC. Untuk itu
diperlukan regulator tegangan supply 3,3V untuk mensupply daya pada rangkaian
ini. Regulator yang digunakan adalah AMS1117 yang akan meregulasi tegangan
input 5V menjadi 3,3V untuk disupply ke modul ESP8266-01. Untuk jalur
komunikasi modul ESP8266-01 dengan mikrokontroler juga diperlakukan sebuah
rangkaian pengubah level tegangan 5V ke 3,3V. Hal ini dikarenakan batas
maksimum tegangan logika HIGH yang diperoleh pada modul ini adalah 3,3V.
Rangkaian pengubah level teganagan 5V ke 3,3V tersebut dibentuk dari transistor
BSS138 yang dioperasikan sebagai transistor switching. Dengan demikian, jika
inputnya diberikan logika 1 (5V DC), maka outputnya akan menjadi logika 1 dengan
tegangan 3,3V DC. Demikian pula jika logika inputnya 0 (0V DC), maka outputnya
juga bernilai 0 (0V DC). Sesuai gambar diatas, pin Drain Q1 (pin RX_UC)
34
dihubungkan pin Rx pada port UART mikrokontroler yang digunakan. Pin Drain Q2
(pin TX_UC) dihubungkan ke pin Tx pada port UART mikrokontroler yang
digunakan.
HASIL PENGUKURAN
OBJEK YANG DIUKUR OUTPUT (Volt)
Port 1 5
Port 2 5
void loop() {
digitalWrite(4, HIGH);
delay(1000);
digitalWrite(4, LOW);
delay(1000);
}
void setup()
{
lcd.init();
lcd.backlight();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Hello World!");
}
void loop()
{
}
Vin Vout
12 V 5V
Tabel 3.2 Pengujian Power Supply
37
#define LED 2
void setup() {
pinMode(LED, OUTPUT);
void loop() {
digitalWrite(LED, HIGH);
delay(500);
digitalWrite(LED, LOW);
delay(500); }
Setelah program dieksekusi, jika modul dalam keadaan baik, maka akan
terlihat LED yang dihubungkan pada rangkaian ini akan berkedip dengan jeda waktu
0,5 detik.
38
#include <SoftwareSerial.h>
39
#include <ESP8266_Lib.h>
#include <BlynkSimpleShieldEsp8266.h>
#include <Arduino.h>
#include <Wire.h>
#include <Adafruit_SHT31.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
LiquidCrystal_I2C lcd(0x3F,20,4);
SoftwareSerial EspSerial(2,3);
ESP8266 wifi(&EspSerial);
int dataAdc = 0;
float t = 0.00;
float h = 0.00;
void setup() {
Serial.begin(9600);
EspSerial.begin(9600);
delay(50);
lcd.init();
lcd.backlight();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("PH : ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Temp: C");
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print("RH : %");
if(! sht31.begin(0x44)) {
41
while(1) delay(1);
void loop() {
t = sht31.readTemperature();
h = sht31.readHumidity();
dataAdc = analogRead(sensorPh);
if(! isnan(t)){
} else {
if(! isnan(h)){
42
} else {
Blynk.virtualWrite(V0, String(soilPh,2));
Blynk.virtualWrite(V1, String(t,2));
Blynk.virtualWrite(V2, String(h,2));
lcd.setCursor(6,0);
lcd.print(" ");
lcd.setCursor(6,1);
lcd.print(" ");
lcd.setCursor(6,2);
lcd.print(" ");
lcd.setCursor(6,0);
lcd.print(soilPh);
lcd.setCursor(6,1);
lcd.print(t);
lcd.setCursor(6,2);
lcd.print(h);
Blynk.run();
delay(1000);
43
if(++loopCnt == 30){
enableHeater = !enableHeater;
sht31.heater(enableHeater);
if (sht31.isHeaterEnabled()){
Serial.println("ENABLED");
}else{
Serial.println("DISABLED");
loopCnt = 0;
Dari pengujian yang dilakukan maka diperoleh data hasil pengukuran sebagai
berikut:
Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Alat yang dibuat
No Waktu pH Kelembaban Temperatur
(Hari) ( ̊C ) ( %)
1 1 6,31 38,59 27,64
2 5 6,42 41,25 29,47
3 9 6,55 44,23 31,41
4 13 6,62 59,27 34,39
5 17 6,74 57,20 40,24
6 21 6,82 52,15 39,25
7 25 6,98 51,12 38,35
8 29 7,15 50,09 37,26
9 33 7,39 49,12 36,31
44
Mulai
Inisialisasi
variabel, jaringan
pH
Konversi data
Sensor pH
Kirim data
via wifi
Selesai
Untuk mengetahui kinerja dari sistem sesuai atau tidak dengan harapan, maka
perlu dilakukan pengukuran terhadap alat tersebut. Pengukuran yang dilakukan
meliputi pengukuran Ph, kelembaban dan temperatur ruangan pembuatan kompos
dengan tujuan untuk melihat kinerja dari sensor pH dan sensor SHT31-D dan
membandingkan data alat yang di rancang dengan data alat yang di beli di pasaran,
untuk menghasilkan kebenaran data yang di inginkan oleh alat rancangan.
45
46
1. % Ralat pH
Dari hasil pengukuran PH kompos setelah menggunakan alat yang dirancang dan alat
standar maka dapat dihitung persen deviasi. Maka hasil persentasi deviasi dapat kita
hitung :
PH Standar PH Alat
2. % Ralat Kelembaban
50−49,12
9. % = [ ]𝑥 100% = 1,7%
50
60
55
50
45
40
35
Hari 1 Hari 5 Hari 9 Hari 13 Hari 17 Hari 21 Hari 25 Hari 29 Hari 33
3. % Ralat Temperatur
Dari hasil pengukuran Temperatur ruangan selama pengomposan setelah
menggunakan alat yang dirancang dan alat standar maka dapat dihitung persen
deviasi. Maka hasil persentasi deviasi dapat kita hitung :
38−37,26
8. % = [ ]𝑥 100% = 1,9%
38
37−36,31
9. % = [ ]𝑥 100% = 1,8%
37
45
40
35
30
25
20 Alat Pembanding
15 SHT31-D
10
5
0
Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari
1 5 9 13 17 21 25 29 33
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Tugas Akhir ini berhasil dirancang sebagai alat monitoring pH, kelembaban
dan temperatur pada pembuatan kompos dengan menggunakan sensor pH dan
SHT31-D dan ditampilkan di Lcd dan terhubung ke android dengan memakai
wifi sebagai pengirim data dan menggunakan arduino nano sebagai
mikrokontrolernya.
2. Cara kerja dari alat ini adalah sebagai berikut Power supply berfungsi sebagai
sumber arus listrik ke sistem dan sensor. Sensor pH berfungsi untuk
mengubah parameter kimia menjadi sinyal listrik, sinyal listrik inilah yang
dibaca mikrokontroler. Sensor SHT31-D berfungsi untuk mengubah
parameter suhu dan kelembaban menjadi sinyal listrik. Mikrokontroler
Arduino Nano sebagai sistem kendali dan mengolah data dalam sistem. LCD
akan menampilkan data (output) yang telah diolah dalam mikrokontroler, dan
melalui wifi data akan dikirim kan ke android.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Arief Dharman, Hari. 2017. Mikrokontroler Konsep Dasar Dan Praktis. Malang:
UB Press
Dinata, Andi. 2018. Fun Coding With Micropython. Jakarta: PT.Elex Media
Komputindo
Fajri Ramadhani, Dwitha dkk. 2016. Power Supply. [Laporan Tugas Akhir]. Malang
: Universitas Negeri Malang, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro
Hardayanti, F., Utomo, P. 2019.Perancangan Sistem Pemantauan Suhu dan
Kelembaban pada Proses Dekomposisi Pupuk Kompos berbasis IoT.
Yogyakarta: ELINVO (Electronics, Informatics, and Vocational Education),
November 2019; 4(2): 194-201
Lolok, Rifki. 2020. Alat Sensor Oil Tester. [Skripsi]. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma, Fakultas Sains Dan Teknologi Program Studi Teknik Elektro
Muhammad Akbar, 2020. Rancang Bangun Modul Pembelajaran Sensor Pengukur
Kecepatan Dan Kelembapan Udara Dengan Raspberry Pi 4 Dan Notifikasi
Telegram. [Laporan Skripsi]. Jakarta : Politeknik Negeri Jakarta, Program
Studi Teknik Multimedia Dan Jaringan Jurusan Teknik Informatika Dan
Komputer
Rachmadi, Tri. 2020. Mengenal Apa Itu Internet Of Things. Jakarta: Tiga Ebook
Risal, Ahmad. 2017. Buku Ajar Mikrokontroler Dan Interface. Makassar: Universitas
Negeri Makassar
Riyo Srisantoso Wardoyo,2016. Rancang Bangun Sistem Monitoring Ph, Temperatur
Dan Kelembaban Untuk Optimalisasi Pembuatan Pupuk Kompos Pada
Fertilizer Maker. [Tugas Akhir]. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Jurusan Teknik Fisika
Wisaksono, Arief. 2019. Buku Ajar Mata Kuliah Pengantar Mikroprosessor. Jawa
Timur: Umsida Press
Wasista, Sigit dkk. 2019. Aplikasi Internet of Things (IoT) dengan Arduino dan
Android. Yogyakarta: Deepublish
http://family-cybercode.blogspot.com/2016/01/mengenal-arduino-nano.html
[Diakses, 26 April 2021]
52