Anda di halaman 1dari 83

PENDETEKSI SUHU TANAH KOMPOS MENGGUNAKAN SENSOR

DS18B20 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA328

TUGAS AKHIR

TRIANA
132408011

PROGRAM STUDI D-III FISIKA


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

1
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul :Pendeteksi Suhu Tanah Kompos Menggunakan Sensor iDS18B20


Berbasis Mikrokontroler Atmega328
Kategori : Tugas Akhir
Nama / NIM : TRIANA / 132408011
Program Studi : Fisika D-III
Departemen : Fisika
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra nUtara

Disetujui di
Medan, 11 Mei 2016

Disetujui Oleh
Ketua Program Studi Pembimbing,

Dr. Susilawati, M.Si Dr. Tulus Ikhsan Nst, S.Si, M.Sc


NIP. 197412072000122001 NIP. 197407162008121002

2
LEMBAR PERNYATAAN

PENDETEKSI SUHU TANAH KOMPOS MENGGUNAKAN SENSOR


DS18B20 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA328

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa kutipan
dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 11 Mei 2016

TRIANA
NIM. 1322408011

3
PENGHARGAAN

Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

yang berjudul “Pendeteksi Suhu Tanah Kompos Menggunakan Sensor DS18B20

Berbasis Mikrokontroler Atmega328”. Tugas Akhir ini disusun sebagai persyaratan

kelulusan pada Program Studi Fisika Program Diploma (D-3) jurusan Fisika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat
saran, dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang
merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi, namun dapat membukakan
mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru yang
terbaik bagi penulis. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Marpongatun, M.Sc selaku pembantu Dekan I Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Susilawati, M.Si selaku ketua Program Studi D-3 Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. Tulus Ikhsan Nst, S.Si, M.Sc, selaku pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahka kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini.
5. Seluruh Staf Pengajar / Pegawai Program Studi D-3 Fisika Fakultas MIPA
Universitas Sumatera Utara.
6. Kedua Orang Tua Penulis yang sangat dicintai Bapak Ponidi dan Ibu Sri Haryani
yang telah banyak membantu dalam bentuk moral dan materi dan memberikan

i
dukungan penuh serta Doa kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini.
7. Terima kasih buat Bapak dan Ibu Angkat yang sangat penulis sayangi, Bapak
Roland Parulian dan Ibu Dahlia yang membuat penulis semakin semangat dalam
mengerjakan Tugas Akhir ini.
8. Terima kasih buat kakak dan adik yang penulis sayangi, Nanang Sukamto, Oldah
Wittiani dan Audy Octaviana, Ilfa Husna Pulungan yang selalu memberikan
semangat dan dukungan mental bagi penulis.
9. Buat senior penulis Faturahman dan Ridho yang telah membantu serta
membimbing penulis dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.
10. Teman-teman D-3 Fisika Regular angkatan 2012 yang telah memberikan kesan
kenangan manis dan pahit bagi penulis selama perkuliahan.
11. Seluruh teman–teman dan saudara yang telah memberikan motivasi.
12. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah terlibat
banyak membantu sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja, dikarenakan keterbatasan ilmu
pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis mohon
maaf atas segala kekurangan tersebut tidak menutup diri terhadap segala saran dan kritik
serta masukan yang bersifat kontruktif bagi diri penulis.

ii
PENDETEKSI SUHU TANAH KOMPOS MENGGUNAKAN SENSOR
DS18B20 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA328

ABSTRAK

Tanah kompos merupakan salah satu terpenting dalam melakukan percobaan ini dalam
mengukur suhu. Pengukuran suhu tanah dipengaruhi oleh sifat tanahnya, tanah kompos
yang digunakan bersifat panas karena didalamya terdapat nitrogen yang mengikat panas.
Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah untuk membantu mengukur suhu tanah
kompos dengan menggunakan sensor DS18B20 dengan bantuan perbandingan sensor suhu
DHT-22. Untuk mengukur suhu pada tanah dilakukan pada 2 wadah yang masing-masing
berisi tanah kompos basah dan kering. Pada 2 jenis sensor ini dimanfaatkan pada proses
kendali yang dijalankan oleh mikrokontroler ATMega328 sehingga hasil dari data dan
grafik suhu tanah dan udara yang selesai dideteksi oleh mikrokontroler ditampilkan ke
LCD dan PC.

Kata Kunci: Sensor DHT-22, sensor DS18B20, mikrokontroler ATMega328, LCD.

iii
DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK ................................................................................................................ i
PENGHARGAAN ................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... viii

BAB I. PEDAHULUAN .......................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 5
1.4 Batasan Masalah ...................................................................................... 5
1.5 Sistematika Penulisan .............................................................................. 6

BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................................. 8


2.1 Suhu tanah dan Udara............................................................................ 8
2.2 Kelembaban Tanah ................................................................................ 12
2.3 Hubungan Air,Tanah Dan Tanaman ..................................................... 13
2.4 Mikrokontoler ........................................................................................ 14
2.4.1 Fitur Avr Atmega328..................................................................... 16
2.4.2 Deskripsi Pin.................................................................................. 17
2.4.3 Arsitektur Cpu Atmega328 ............................................................ 18
2.5 Sensor .................................................................................................... 23
2.5.1 Sensor Suhu Dan Kelembaban Dht-22 .......................................... 24
2.5.2 Komunikasi Single-Bus Sensor Dht-22 ......................................... 28
2.5.3 Sensor DS18B20............................................................................ 28
2.6 LCD (Liquid Crystal Display) ............................................................... 30
2.7 Bahasa Pemrograman C ........................................................................ 34
2.7.1 Struktur Bahasa C .......................................................................... 38
2.7.2 Pengenalan (Identifier) .................................................................. 39
2.7.3 Tipe Data Dan Variabel Pada Bahasa C ........................................ 40
2.9 Regulator ............................................................................................... 42

BAB III. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ............................................... 47


3.1 Diagram Blok Rangkaian .................................................................... 47
3.1.1 Fungsi tiap blok......................................................................... 48
3.2 Jenis Penelitian.................................................................................... 48
3.3 Tempat Pelaksanaan............................................................................ 48
3.4 Rangkaian Mikrokontroler Atmega328 .............................................. 49
3.5 Rangkaian Penstabil Tegangan (Regulator) ........................................ 51
3.6 Rangkaian Arduino ............................................................................. 52
3.7 Rangkaian Sensor DS18B20 ............................................................... 53
3.8 Rangkaian Sensor Dht-22 ................................................................... 53
3.9 Perancang Rangkaian Lcd (Liquid Crystal Display) .......................... 54
3.10 Rangkaian Arduino ATMega328 beserta Sensor.............................. 55

iv
3.11 Flowchart System.............................................................................. 56
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 58
4.1 Pengujian Rangkaian Regulator .......................................................... 58
4.2 Pengujian Suhu Udara Dan Tanah Pada Kondisi Basah Dalam
Selang Waktu 5 Menit Selama 3 Hari ...................................................... 58
4.3 Pengujian Suhu Udara Dan Tanah Pada Kondisi Basah Dalam
Selang Waktu 30 Menit Selama 2 Hari ..................................................... 59
4.4 Pengujian Suhu Udara Dan Tanah Pada Kondisi Basah Dalam
Selang Waktu 60 Menit Selama 2 Hari .................................................... 60
4.5 Pengujian Suhu Udara Dan Tanah Pada Kondisi Kering
Dalam Selang Waktu 5 Menit Selama 3 Hari ........................................... 61
4.6 Pengujian Suhu Udara Dan Tanah Pada Kondisi Kering
Dalam Selang Waktu 30 Menit Selama 2 Hari ......................................... 62
4.7 Pengujian Suhu Udara Dan Tanah Pada Kondisi Kering
Dalam Selang Waktu 60 Menit Selama 2 Hari ......................................... 63
4.8 Pengujian Alat Pendeteksi Kelembaban Dan Suhu Udara Dan
Tanah......................................................................................................... 64
4.9 Interfacing Lcd .................................................................................... 66

BAB V. PENUTUP .................................................................................................. 75


5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 75
5.2 Saran ...................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 77

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Konfigurasi Port B .................................................................................. 18


Tabel 2.2 Konfigurasi Port C ................................................................................. 19
Tabel 2.3 Konfigurasi Port D ................................................................................. 20
Tabel 2.4 Tabel Perfoma Dari Sensor Dht-22 ....................................................... 27
Tabel 2.10 Fungsi Pin-Pin Lcd ............................................................................... 32
Tabel 2.11 Operasi Dasar Lcd ................................................................................ 32
Tabel 2.12 Konversi Pin Lcd .................................................................................. 32
Tabel 2.13 Konfigurasi Pin Lcd ............................................................................. 33
Tabel 2.14 Tipe Data ............................................................................................... 42

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Deskripsi Pin Mikrokontroler Atmega328 ...................................... 17


Gambar 2.2 Blok Diagram Archimcare Atmega328 ............................................ 22
Gambar 2.3 Hubungan Dht22 Dengan Mixrocont ............................................... 25
Gambar 2.4 Gambar Dan Dimensi Dht22 ............................................................. 25
Gambar 2.5 Gambar Temperature Sensor Dht22................................................ 27
Gambar 2.6 Gambar Relative Humidity Sensor Dht22 ....................................... 27
Gambar 2.7 Gambar Single-Bus Waktu Komunikasi ......................................... 28
Gambar 2.8 Gambar Sensor Suhu DS18B20 ........................................................ 29
Gambar 2.11 LCD 2x16 .......................................................................................... 31
Gambar 2.12 LCD Seiko ......................................................................................... 31
Gambar 2.13 Zener Regulator ............................................................................... 43
Gambar 2.14 Regulator Zener Follower ............................................................... 44
Gambar 2.15 Basic Op-Amp Seris Regulator ....................................................... 45
Gambar 2.16 Ic Regulator 7805 ............................................................................. 46
Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian .................................................................. 47
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian..................................................................... 48
Gambar 3.3 Rangkaian Regulator ......................................................................... 51
Gambar 3.4 Gambar Rangkaian Arduino ............................................................ 52
Gambar 3.5 Gambar Rangkaian Sensor Ds18b20 ............................................... 53
Gambar 3.6 Rangkaian Sensor Dht-22 .................................................................. 54
Gambar 3.7 Rangkaian Lcd Yang Dihubungkan Ke Mikrometer ..................... 55
Gambar 3.8 Rangkaian Arduino Atmega328 Beserta Sensor ............................. 56
Gambar 3.9 Flowchart System ............................................................................... 56
Gambar 4.1 Tegangan Output Ic Regulator 7805 ................................................ 58
Gambar 4.2 Grafik Suhu Udara Dan Tanah 24 Jam Selama 1-3 Hari .............. 59
Gambar 4.3 Grafik Suhu Udara Dan Tanah 24 Jam Selama 2 Hari ................. 60
Gambar 4.4 Grafik Suhu Udara Dan Tanah 24 Jam Selama 2 Hari ................. 61
Gambar 4.5 Grafik Suhu Udara Dan Tanah 24 Jam Selama 1-3 Hari .............. 62
Gambar 4.6 Grafik Suhu Udara Dan Tanah 24 Jam Selama 2 Hari ................. 63
Gambar 4.7 Grafik Suhu Udara Dan Tanah 24 Jam Selama 2 Hari ................. 64
Gambar 4.8 Gambar Rangkaian Yang Digunakan Untuk Mendeteksi
Suhu Dan Kelembabn Kondisi Tanah Basah ....................................................... 65
Gambar 4.9 Gambar Rangkaian Yang Digunakan Untuk Mendeteksi
Suhu Dan Kelembabn Kondisi Tanah Kering ..................................................... 65
Gambar 4.10 Pengujian LCD ................................................................................. 69

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Suhu adalah tingkat kemampuan benda dalam memberi atau menerima panas. Suhu

seringkali juga dinyatakan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda yang dinyatakan

dalam derajat suhu.

Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara, atau ukuran energi kinetik

rata – rata dari pergerakan molekul – molekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang

menentukan kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke benda –

benda lain atau menerima panas dari benda – benda lain tersebut. Dalam sistem dua benda,

benda yang kehilangan panas dikatakan benda yang bersuhu lebih tinggi. Suhu udara

dipermukaan bumi adalah relative, tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya

seperti misalnya lamanya penyinaran matahari. Hal itu dapat berdampak lansung akan

adanya perubahan suhu di udara. Alat untuk mengukur suhu tanah disebut DS18B20.

Pengukuran biasa dinyatakan dalam skala Celsius (C). Suhu udara tertinggi di permukaan

bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub makin dingin. Alat yang

digunakan untuk mengukur suhu – suhu yang tinggi disebut Pyrometer, misalnya

Pyrometer radiasi, digunakan untuk mengukur suhu benda yang panas dan tidak perlu

menempelkan alat tersebut pada benda yang diukur suhunya. Suhu tidak berdimensi

sehingga untuk mengukur derajat suhu, pertama – tama ditentukan 2 titik tertentu yang

disesuaikan dengan suatu sifat fisik suatu benda tertentu. Kemudian diantara dua buah titik

yang telah di tentukan tersebut di bagi – bagi dalam skala – skala, yang menunjukan

derajat – derajat suhu. Skala – skala tersebut merupakan pembagian suhu dan bukan satuan

1
daripada suhu. Dengan demikian suhu 30°C tidak berarti 3 x 10°C, dan 10°C berarti skala

derajat C ke sepuluh Skala suhu yang biasa digunakan yaitu :

1. Skala Celsius, dengan titik es 0°C dan titik uap 100°C dan dibagi menjadi 100

bagian (skala).

Suhu tanah berpengaruh terhadap penyerapan air. Makin rendah suhu, makin

sedikit air yang di serap oleh akar, karena itulah penurunan suhu tanah mendadak dapat

menyebabkan kelayuan tanaman.

1. Pengukuran suhu tanah dalam penilitan harus dihindarkan dari beberapa gangguan,

baik itu gangguan likal maupun gangguan lain. Gangguan-gangguan itu adalah

sebagai berikut :

a. Pengaruh radiasi matahari langsung dan pantulannya.

b. Gangguan tetesan air hujan.

c. Tiupan angin yang terlalu kuat.

Temperatur udara adalah tingkat atau derajat panas dari kegiatan molekul dalam

atmosfer yang dinyatakan dengan skala Celcius.Perlu diketahui bahwa suhu udara antara

daerah satu dengan daerah lain sangat berbeda. hal ini sangat dipengaruhi oleh hal-hal

tersebut.

 Sudut Datangnya Sinar Matahari

1. Sudut datang sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari, sedangkan sudut

terbesar pada waktu siang hari tepatnya pukul 12.00 siang. Sudut datangnya sinar

matahari yaitu sudut yang dibentuk oleh sinar matahari dan suatu bidang di permukaan

bumi. Semakin besar sudut datangnya sinar matahari, maka semakin tegak datangnya

sinar sehingga suhu yang diterima bumi semakin tinggi. Sebaliknya, semakin kecil

sudut datangnya sinar matahari, berarti semakin miring datangnya sinar dan suhu yang

diterima bumi semakin rendah.

2
2. Tinggi Rendahnya Tempat

Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan

semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat,

temperatur udara akan semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara yang disebabkan

adanya perbedaan tinggi rendah suatu daerah disebut amplitudo.

Alat yang digunakan untuk mendeteksi suhu udara dinamakan DHT-22. Garis

khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara sama disebut

Garis isotherm. Salah satu sifat khas udara yaitu bila kita naik 100 meter, suhu udara akan

turun 0,6 °C. Di Indonesia suhu rata-rata tahunan pada ketinggian 0 meter adalah 26 °C.

Misal, suatu daerah dengan ketinggian 5.000 m di atas permukaan laut suhunya adalah 26

°C × -0,6 °C = -4 °C, jadi suhu udara di daerah tersebut adalah -4 °C. Perbedaan

temperatur tinggi rendahnya suatu daerah dinamakan derajat geotermis. Suhu udara rata-

rata tahunan pada setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan tinggi

rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut.

3. Angin

Angin dan arus laut mempunyai pengaruh terhadap temperatur udara. Misalnya,

angin dan arus dari daerah yang dingin, akan menyebabkan daerah yang dilalui angin

tersebut juga akan menjadi dingin.

4. Lamanya Penyinaran

Lamanya penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari letak garis

lintangnya. Semakin daratan lebih cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas,

sedangkan permukaan lautan rendah letak garis lintangnya maka semakin lama daerah

tersebut mendapatkan sinar matahari dan suhu udaranya semakin tinggi.

3
5. Awan

Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika suatu daerah

terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima bumi relatif sedikit, hal ini disebabkan

sinar matahari tertutup oleh awan dan kemampuan awan menyerap panas matahari.

Permukaan lebih lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan panas. Apabila

udara pada siang hari diselimuti oleh awan, maka temperatur udara pada malam hari akan

semakin dingin. (Ance Gunrsih. 2005)

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mendesign dan membuat alat

pendeteksi kelembaban tanah. Sebagi judul tugas akhir ini adalah “Pendeteksi Suhu

Tanah Kompos Menggunakan Sensor DS18B20 Berbasis Mikrokontroler

Atmega328”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut diatas maka timbul permasalahan yaitu

 Bagaimana mengatasi interferensi terhadap sensor, terutama terhadap perubahan

suhu tanah dan tanah.

 Bagaimana merancang dan membuat suatu alat detektor suhu tanah dan udara

menggunakan sensor DS18B20 dan DHT-22 dan menggunakan mikrokontroler

Atmega328.

 Bagaimana cara menampilakn hasil suhu dan kelembaban ditanah dan diudara yang

terbaca di LCD dan di PC.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini sebagai berikut:

4
1. Untuk mengetahui hasil percobaan dari pendeteksi suhu udara dan tanah dengan

menggunakan sensor DHT-22, sensor DS18B20 dan mikrokontroler Atmega328.

2. Merancang dan membuat suatu alat ukur suhu udara dan tanah sensor DHT-22,

sensor DS18B20 dan mikrokontroler Atmega328.

3. Agar lebih mengerti tentang pengaplikasian Mikrokontroler dan sensor-sensor

dalam kehidupan sehari-hari.

1.4 Batasan Masalah

Dalam perancangan penulisan ini terdapat beberapa batasan masalah sebagai

berikut:

1. Alat yang digunakan berbasis Mikrokontroler.

2. Mikrokontroler yang digunakan adalah Atmega328.

3. Sensor yang digunakan adalah sensor DHT-22 dan Sensor DS18B20.

4. Pembahasan hanya meliputi rangkaian Mikrokontroler Atmega328, sensor DHT-22

dan sensor DS18B20, beserta programnya.

5. Batas kedalaman sensor suhu tanah adalah 10 cm dari permukaan tanah.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudan dan penulisan laporan ini, penulis membuat susunan bab-bab

yang membenmtuk laporan ini dalam sistematika penulisan laporan dengan urutan sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.

5
BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentanmg teori pendukung yang digunakan

untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian dan bahasa

program yang digunakan, serta karekteristik dari komponen-

komponen pendukung.

BAB III : PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

Bab ini berisikan tentang proses perancangan dan pembuatan alat.

Mulai dari perancangan pembuatan sistem serta hardware serta

software.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas pengujian rangkaian dan hasil pengujian

dari masing-masing Mikrokontroler Atmega328.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini menjelaskan kesimpualan dari alat atuapun data yang

dihasilkan dari alat. Bab ini juga merupakan akhir dari penulisan

laporan proyek ini.

6
BAB 2

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan membahas tentang komponen-komponen yang digunakan

seluruh unit alat ini. Agar pembahasan tidak melebar dan menyimpang dari topik utama

lapoan ini, maka setiap komponen akan dibahas sesuai fungsinya pada masing-masing

unitnya.

1.1 Suhu Tanah dan Udara

Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu

dengan menggunakan sensor. Satuan suhu yang biasa digunakan adalah derajat celcius

(0C).

Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu

udara atau derajat panas disebut DHT-22. Biasanya pengukur dinyatakan dalam skala

Celcius (C) Suhu udara tertinggi simuka bumi adalah didaerah tropis (sekitar ekoator) dan

makin ke kutub semakin dingin. Suhu udara bervariasi menurut tempat dan dari waktu ke

waktu di permukaan bumi.

Suhu tanah adalah salah satu faktor terpenting yang dapat mendukung aktivitas

mikrobiologi dan proses penyerapan unsur hara oleh tanaman. Suhu tanah sangat

bergantung pada besarnya radiasi surya yang di berikan oleh matahari. Jumlah panas yang

sampai ke permukaan bumi disebabkan oleh konduksi bumi atau hasil proses kimia dan

biologi yang tak berarti pada suhu tanah.

Pembentukan bahan tanah dari bahan induk tanah berlangsung dengan proses

pelapukan, dekomposisi, dan atau mineralisasi lebih lanjut, disertai dengan proses sintesis

senyawa baru.

7
Suhu tanah setiap saat dipengaruhi oleh rasio energi yang diserap dan yang

dilepaskan. Hubungan perubahan konstan ini digambarkan dalam perhitungan berdasarkan

5 menit, 30 menit, dan 60 menit.

Suhu tanah yang rendah dapat mempengaruhi penyerapan air dari pertumbuhan

tumbuhan. Jika suhu tanah rendah, kecil kemungkinan terjadi transpirasi, dan dapat

mengakibatkan tumbuhan mengalami dehidrasi atau kekurangan air. Pengaruh dari suhu

tanah pada proses penyerapan bisa dilihat dari hasil perubahan viskositas air, kemampuan

menyerap dari membran sel, dan aktivitas fisiologi dari sel-sel akar itu sendiri. Dengan

kata lain pada keadaan udara yang panas maka evaporasi air dari permukaan tanah akan

semakin besar

Suhu tanah juga akan dipengaruhi oleh jumlah serapan radiasi matahari oleh

permukaan bumi. Pada siang hari suhu permukaan tanah akan lebih tinggi dibandingkan

suhu pada lapisan tanah yang lebih dalam. Hal ini juga disebabkan karena permukaan

tanah yang akan menyerap radiasi matahari secara langsung pada siang hari tersebut, baru

kemudian panas dirambatkan ke lapisan tanah yang lebih dalam secara konduksi.

Sebaliknya, pada malam hari permukaan tanah akan kehilangan panas terlebih dahulu,

sebagai akibatnya suhu pada permukaan tanah akan lebih rendah dibandingkan dengan

suhu pada lapisan tanah yang lebih dalam. Pada malam hari, panas akan merambat dari

lapisan tanah yang lebih dalam menuju ke permukaan. (Ance Gunrsih. 2005)

2.2 Kelembaban Tanah

Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan juga dengan

bertambahnya populasi manusia, menyebabkan terjadinya krisis kebutuhan air karena

penggunaan secara terus menerus dalam jumlah besar oleh manusia. Ironisnya air

8
merupakan kebutuhan yang paling utama bagi seluruh mahluk hidup. Pada saat musim

kemarau keberadaan air semakin langka untuk digunakan pada lahan pertanian.

Untuk mendapatkan hasil pertanian yang maksimal dan mengurangi penggunaan

air yang sia-sia, pemberian air pada lahan pertanian tidak boleh kurang atau lebih. Karena

pemberian air yang kurang atau berlebihan pada tumbuhan dapat menyebabkan tumbuhan

tersebut kering atau busuk. Salah satu cara untuk mengetahui apakah air yang dibutuhkan

tanaman sesuai dengan kebutuhannya, dapat dilihat dari kelembaban tanahnya.

Untuk mengukur kelembaban, metode yang paling umum digunakan adalah

thermogravimetric, time domain reflectometry (TDR), dan pergeseran frekuensi. Penelitian

yang berkaitan dengan pengukuran kelembaban tanah berbasis mikrokontroler telah

dilakukan oleh beberapa peneliti.Alat ukur kelembaban tanah yang ada sekarang di pasaran

umumnya relatif mahal, karena harga sensor soil moisture yang mahal. Oleh karena itu,

muncul ide untuk membuat alat ukur kelembaban tanah yang relatif murah dengan hasil

pengukuran yang baik menggunakan sensor soil moisture yang relatif murah.

Penentuan kadar air tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya

adalah metode gravimetrik. Metode gravimetrik merupakan metode konvensional yang

memiliki akurasi yang memiliki akurasi yang cukup baik. Dalam metode gravimetrik

dilakukan pengukuran berat tanah sebagai variabel dalam pengukuran kelembaban tanah.

Prinsip metode ini adalah membandingkan berat air tanah terhadap berat tanah kering.

Meskipun cara ini sederhana, namun metode gravimetrik harus dilakukan di laboratorium

sehingga penerapannya membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak untuk mendapatkan

satu nilai kelembaban tanah.

9
2.3 Hubungan Air, Tanah dan Tanaman

Hubungan air, tanah dan tanaman tidak dapat dipisahkan, tanah menyimpan air

yang dibutuhkan tanaman sedangkan air tanah merupakan salah satu sifat fisik yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Berpengaruh pada tanaman karena air

mempunyai fungsi penyusun tubuh tanaman (70%-90%), pelarut dan medium reaksi

biokimia, medium transpor senyawa, memberikan turgor bagi sel (penting untuk

pembelahan sel dan pertumbuhan sel), bahan baku fotosintesis, serta menjaga suhu

tanaman agar tetap konstan. Air yang dapat diserap tanaman adalah air yang berada dalam

pori-pori tanah di lapisan perakaran. Tanaman yang kekurangan air akan mengalami

kekeringan, kekeringan terjadi jika kelembaban tanah sudah di bawah minimum di mana

tanaman tersebut mampu bertahan (titik layu). Penyerapan air oleh tanaman dikendalikan

oleh kebutuhan untuk transpirasi, kerapatan total panjang akar dan kandungan air tanah di

lapisan jelajah akar tanaman. ( Bavong. 2006)

2.4 Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di

dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

program, atau keduanya), dan perlengkapan input output.

Dengan kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang

mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan

dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis

data. Sekedar contoh, bayangkan diri Anda saat mulai belajar membaca dan menulis,

ketika Anda sudah bisa melakukan hal itu Anda bisa membaca tulisan apapun baik buku,

cerpen, artikel dan sebagainya, dan Andapun bisa pula menulis hal-hal sebaliknya. Begitu

pula jika Anda sudah mahir membaca dan menulis data maka Anda dapat membuat

10
program untuk membuat suatu sistem pengaturan otomatik menggunakan mikrokontroler

sesuai keinginan Anda.

Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk

mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara

harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil” dimana sebuah sistem elektronik yang

sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan

CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh

mikrokontroler ini.

Mikrokonktroler digunakan dalam produk dan alat yang dikendalikan secara

automatis, seperti sistem kontrol mesin, remote controls, mesin kantor, peralatan rumah

tangga, alat berat, dan mainan. Dengan mengurangi ukuran, biaya, dan konsumsi tenaga

dibandingkan dengan mendesain menggunakan mikroprosesor memori, dan alat input

output yang terpisah, kehadiran mikrokontroler membuat kontrol elektrik untuk berbagai

proses menjadi lebih ekonomis. Dengan penggunaan mikrokontroler ini maka :

 Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas.

 Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari

sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi.

 Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak.

Agar sebuah mikrokontroler dapat berfungsi, maka mikrokontroler tersebut

memerlukan komponen eksternal yang kemudian disebut dengan sistem minimum. Untuk

membuat sistem minimal paling tidak dibutuhkan sistem clock dan reset, walaupun pada

beberapa mikrokontroler sudah menyediakan sistem clock internal, sehingga tanpa

rangkaian eksternal pun mikrokontroler sudah beroperasi. Yang dimaksud dengan sistem

minimal adalah sebuah rangkaian mikrokontroler yang sudah dapat digunakan untuk

menjalankan sebuah aplikasi. Sebuah IC mikrokontroler tidakakan berarti bila hanya

11
berdiri sendiri. Pada dasarnya sebuah sistem minimal mikrokontroler AVR memiliki

prinsip yang sama.Pada pembahasan ini Mikrokntroler yang digunakan adalah AVR

Atmega328.

2.4.1 Fitur AVR ATMega328

ATMega328 adalah mikrokontroller keluaran dari atmel yang mempunyai

arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses eksekusi

data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set Computer).

Mikrokontroller ini memiliki beberapa fitur antara lain :

 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus

clock.

 32 x 8-bit register serba guna.

 Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.

 32 KB Flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang

menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader.

 Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only

Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent

karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.

 Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.

 Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width

Modulation) output.

 Master / Slave SPI Serial interface.

Mikrokontroller ATmega 328 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan

memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan kerja

dan parallelism.

12
Instruksi – instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur tunggal,

dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah diambil dari memori

program. Konsep inilah yang memungkinkan instruksi – instruksi dapat dieksekusi dalam

setiap satu siklus clock. 32 x 8-bit register serba guna digunakan untuk mendukung operasi

pada ALU ( Arithmatic Logic unit ) yang dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register

serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada mode

pengalamatan tidak langsung untuk mengambil data pada ruang memori data.

Ketiga register pointer 16-bit ini disebut dengan register X ( gabungan R26 dan

R27 ), register Y ( gabungan R28 dan R29 ), dan register Z ( gabungan R30 dan R31 ).

Hampir semua instruksi AVR memiliki format 16-bit. Setiap alamat memori program

terdiri dari instruksi 16-bit atau 32-bit. Selain register serba guna di atas, terdapat register

lain yang terpetakan dengan teknik memory mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register

ini digunakan untuk fungsi khusus antara lain sebagai register control Timer/ Counter,

Interupsi, ADC, USART, SPI, EEPROM, dan fungsi I/O lainnya. Register – register ini

menempati memori pada alamat 0x20h – 0x5Fh.

2.5.2 Deskripsi Pin

Mikrokontroler ATMega328 memiliki 3 buah PORT utama yaitu PORTB, PORTC,

dan PORTD dengan total pin input/output sebanyak 23 pin.

PORT tersebut dapat difungsikan sebagai input/output digital atau difungsikan sebagai

periperal lainnya dapat dilihat pada gambar 2.1.

13
Gambar 2.1 Deskripsi Pin Mikrokontroler ATMega328

Adapun nama dan fungsi dari setiap pin pada Mikrokontroler ATMega328:

1. Port B

Port B merupakan jalur data 8 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output.

Selain itu PORTB juga dapat memiliki fungsi alternatif seperti di bawah ini.

a. ICP1 (PB0), berfungsi sebagai Timer Counter 1 input capture pin.

b. OC1A (PB1), OC1B (PB2) dan OC2 (PB3) dapat difungsikan sebagai keluaran PWM

(Pulse Width Modulation).

c. MOSI (PB3), MISO (PB4), SCK (PB5), SS (PB2) merupakan jalur komunikasi SPI.

d. Selain itu pin ini juga berfungsi sebagai jalur pemograman serial (ISP).

e. TOSC1 (PB6) dan TOSC2 (PB7) dapat difungsikan sebagai sumber clock external

untuk timer.

f. XTAL1 (PB6) dan XTAL2 (PB7) merupakan sumber clock utama mikrokontroler.

14
Table 2.1 Konfigurasi Port B

2. Port C

Port C merupakan jalur data 7 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output

digital. Fungsi alternatif PORTC antara lain sebagai berikut.

a. ADC6 channel (PC0,PC1,PC2,PC3,PC4,PC5) dengan resolusi sebesar 10 bit. ADC

dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa tegangan analog menjadi data

digital

b. I2C (SDA dan SDL) merupakan salah satu fitur yang terdapat pada PORTC. I2C

digunakan untuk komunikasi dengan sensor atau device lain yang memiliki komunikasi

data tipe I2C seperti sensor kompas, accelerometer nunchuck.

15
Table 2.2 Konfigurasi Port C

3. Port D

Port D merupakan jalur data 8 bit yang masing-masing pin-nya juga dapat

difungsikan sebagai input/output. Sama seperti Port B dan Port C, Port D juga memiliki

fungsi alternatif dibawah ini.

a. USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan level sinyal

TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial, sedangkan RXD kebalikannya

yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk menerima data serial.

b. Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai interupsi

hardware. Interupsi biasanya digunakan sebagai selaan dari program, misalkan pada

saat program berjalan kemudian terjadi interupsi hardware/software maka program

utama akan berhenti dan akan menjalankan program interupsi.

c. XCK dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk USART, namun kita juga

dapat memanfaatkan clock dari CPU, sehingga tidak perlu membutuhkan external

clock.

d. T0 dan T1 berfungsi sebagai masukan counter external untuk timer 1 dan timer 0.

16
e. AIN0 dan AIN1 keduanya merupakan masukan input untuk analog comparator.

Tabel 2.3 Konfigurasi Port D

2.4.3 Arsitektur CPU ATMEGA328

Fungsi utama CPU adalah memastikan pengeksekusian instruksi dilakukan dengan

benar. Oleh karena itu CPU harus dapat mengakses memori, melakukan kalkulasi,

mengontrol peripheral, dan menangani interupsi. Ada 32 General purpose regiater yang

membantu ALU bekerja. Untuk operasi aritmatika danlogika, operand berasal dari dua

buah general register dn hasil operasi ditulis kembali ke register. Status dan control

berfungsi untuk menyimpan instruksi aritmatika yang baru saja dieksekusikan.

Informasi ini berguna mengubah alur program saat mengeksekusi operasi

kondisional instruksi dijemput ari flash memori. Setiap byte flash memori memiliki alamat

masing-masing. Alamat instruksi yang akan dieksekusi senantiasa disimpan program

Counter. Ketika terjadi intrupsi atau pemanggilan rutin biasa, alamat diprogram rutin

counter disimpan terlebih dahulu di stack. Alamat intrupsi atau rutin kemudian ditulis

kedalam program Counter, instruksi kemudian di jemput dn dieksekusi. Ketika CPU telah

17
selesai mengeksekusi rutin intrupsi atau rutin biasa, alamat yang ada distack dibaca dan

ditulis kembali ke program counter.

Gambar 2.2 Block Diagram Architecture ATmega328

1. Program Memori

ATMEGA328 memiliki 32 KiloByte flash memori untuk menyimpan program. Karena

lebar instruksi 16 bit atau 32 bit. Maka flash memori dibuat berukuran 16K x 6. Artinya ada 16K

alamat di flash memori yang bisa dipakai yang dimulai dari alamat 0 heksa sampai alamat 3FFF

heksa dan setiap alamatnya menyimpan 16 bit instruksi.

2. SRAM Data Memori

ATMEGA328 memiliki 2 KiloByte SRAM. Memori ini dipakai untuk menyimpan

variabel. Tempat khusus di SRAM yang senantiasa ditunjukan register SP disebut stack. Stack

berfungsi untuk menyimpan nilai yang dipush.

18
3. EEPROM Data Memori

ATMEGA328 memiliki 1 KiloByte data EEPROM. Data di EEPROM tidak akan hilang

walaupun catuan daya ke sistematik. Parameter sistem yang penting disimpan di EEPROM. Saat

sistem pertama kali menyala parameter tersebut dibaca dan system diinisialisasi sesuai dengan nilai

parameter tersebut.

4. Interupsi

Sumber interupsi ATMega328 ada 21 buah. Setiap interupsi, selalu memiliki Interupt

Service Routine (ISR), atau disebut juga Interupt Handler. Yaitu rutin-rutin yang khusus

dijalankan sebagai layanan dari sebuah interupsi. Saat interupsi terjadi, CPU akan mulai

menjalankan rutin ISR ini. Setiap Interupsi selalu memiliki lokasi tetap dalam memory

program yang disebut Interupt Vector Table. Saat interupsi diaktifkan dan interupsi terjadi

maka CPU menunda interupsi sekarang dan melompat ke alamat rutin interupsi yang

terjadi. Setelah selesai mengeksekusi intruksi-intruksi yang ada dialamat rutin interupsi

CPU kembali melanjutkan interupsi yang sempat kembali tertunda.

5. I/O Port

ATMEGA328 Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse

Width Modulation) output. Melalui pin I/O inilah ATMEGA328 berinteraksi dengan sistem

lain. Masing-masing pin I/O dapat dikonfigurasi tanpa mempengaruhi fungsi pin I/O yang lain.

Setiap pin I/O memiliki tiga register yakni: DDxn, PORTxn, dan PINxn. Kombinasi nilai

DDxn dan PORTxn menentukan arah pin I/O.

6. Clear Timer on Compare Match (CTC)

CTC adalah salah satu mode Timer/Counter, selain itu ada Normal mode, FastPWM

mode, Phase Correct PWM mode. Pada CTC mode maka nilai TCNT1 menjadi 0 jika nilai

TCNT1 telah sama dengan OCR1A atau ICR1. Jika nilai top ditentukan oleh ICR1A dan

interupsi diaktifkan untuk Compare Match A maka saat nilai TCNT1 sama dengan nilai

OCR1A interupsi terjadi. CPU melayani interupsi ini dan nilai TCNT1 menjadi nol.

19
7. USARTH

Selain untuk general I/O, pin PD1 dan PD0 ATMEGA328 berfungsi untuk mengirim

dan menerima bit secara serial. Pengubahan fungsi ini dibuat dengan mengubah nilai beberapa

register serial. Untuk menekankan fungsi ini, pin PD1 disebut TxD dan pin PD0 disebut RxD.

(Ardi. 2008)

2.5 Sensor

Sensor adalah peralatan yang digunakan untuk mengubah suatu besaran fisik menjadi

besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian listrik tertentu. Hampir seluruh

peralatan elektronik yang ada mempunyai sensor didalamnya. Pada saat ini, sensor tersebut

telah dibuat dengan ukuran sangat kecil. Ukuran yang sangat kecil ini sangat memudahkan

pemakaian dan menghemat energi. Sensor merupakan bagian dari transducer yang

berfungsi untuk melakukan sensing atau “merasakan dan menangkap” adanya perubahan

energi eksternal yang akan masuk ke bagian masukan dari transducer , sehingga

perubahan kapasitas energi yang ditangkap segera dikirim kepada bagian konvertor dari

transducer untuk dirubah menjadi energi listrik. Beberapa sensor yang akan di gunakan

dalam penelitian ini adalah sensor suhu, dan kelembaban yaitu: sensor DHT-22 dan

Hygrometer. (http://www.geraicerdas.com/sensor/temperature/dht22-sensor-suhu-

dan-kelembaban-detail)

2.5.1 Sensor Suhu dan Kelembaban DHT-22

Sumber teori berdasarkan datasheet sensor DHT-22. DHT-22 merupakan sebuah

sensor suhu dan kelembaban yang memiliki daya tahan baik, kinerja ynag handal dan

mudah digunakan sangatlah dibutuhkan untuk menunjang sebuah aplikasi. Maka dalam

projek ini kami menggunakan sensor suhu dan kelembaban yang diproduksi oleh DHT-22.

20
DHT-22 adalah sebuah sensor single bus dengan akurasi tinggi yang dirancang

untuk mengukur suhu dan kelembaban udara. Sensor ini memiliki keluaran digital dan

sudah terkalibrasi, menjadikan sensor ini tidak perlu melakukan konversi A/D ataupun

kalibrasi data sensor. DHT-22 ini memiliki dua data digital output yaitu data output dan

clock (clk). Idak Prinsip kerjanya sama seperti 12C tetapi sensor tidak dapat diatasi dengan

menggunakan protocol 12C, bagaimanapun sensor harus digunakan tanpa campur tangan

dengan perangkat lain yang terhubung dengan satu bus. Berikut ini adalah gambar

penampang dari DHT-22 dan rangkainnya:

Gambar 2.3 Hubungan DHT-22 dengan Microcont

Gambar 2.4 Gambar dan Dimensi DHT-22

21
Berdasarkan datasheet pada DHT-22 memiliki kelebihan antara lain sebagai berikut:

a. Sensor suhu dan kelembaban.

b. Dew point.

c. Kelembaban relatif dan pengukuran suhu.

d. Ukuran kecil.

e. Konsumsi daya yang rendah.

f. Tidak ada komponen tambahan.

g. Sinyal transmisi jarak hingga 20 meter

h. Integrasi sistem cepat dan mudah.

i. Sudah dikalibrasi dan keluaranya dalam bentuk digital.

j. Stabilitas dalam waktu panjang.

k. Tidak ada komponen eksternal yang dibutuhkan.

l. Biaya murah.

Spesifikasi dari sensor DHT-22 adalah sebagai berikut:

a. Pengukuran suhu maksimum dan minimum dari -40̊ C to 80̊ C dan kelembaban

relative dari 0% RH hingga 100% RH.

b. Memilki ketetapan (akurasi) pengukuran suhu dari ±0.5̊ C hingga ±1̊ C pada suhu

25̊ C dan ketetapan hasil (akurasi) → pengukuran kelembaban relatif hingga ± 2%

RH.

c. Memiliki antarmuka serial synchronus one wire. Jalur antarmuka telah dilengkapi

dengan → rangkaian pencegah kondisi sensor lock-up.

d. Membutuhkan Tegangan 3.3-6V DC dengan Konsumsi arus pada saat pengukuran

antara 1-1,5 mA dan dengan konsumsi daya yang sangat rendahdan kecepatan

sinyal output digital 5 ms. Modul ini memiliki faktor bentuk 8 pin DIP 0.6 hingga

memudahkan pemasanganya.

22
Dari sfesifikasi yang dimiliki oleh sensor DHT-22 yang ditunjukan diatas pada

perancangan nanti digunakan hanya pengkuran suhu, pengukuran suhu yang dapat dicapai

sensor tersebut dapat dilihatpada gambar berikut:

2.5 Gambar Temperature Sensor DHT-22

2.6 Gambar Relative Humidity Sensor DHT-22

2.4 Tabel Performa dari Sensor DHT-22

23
2.5.2 Komunikasi single-bus Sensor DHT-22

Pengguna host (MCU) untuk mengirim sinyal awal (data bus SDA garis rendah

untuk setidaknya 800ms) setelah mode AM2302 sleep konversi ke mode sleep tinggi.

sinyal mulai menandakan akhir dari Am2302 mengirim sinyal respon yang dikirim dari

SDA bus data serial 40 bit data, mengirim byte tinggi. data yang dikirim diikuti oleh:

kelembaban tinggi, kelembaban rendah, suhu tinggi, suhu rendah, persamaan data.

mengirim data ke akhir pengumpulan informasi pemicu, akhir koleksi sensor secara

otomatis ditransfer ke mode sleep, bahkan sampai komunikasi berikutnya.

2.7 Gambar single-bus waktu Komunikasi

Data suhu dan kelembaban dibaca dari sebagaian besar dari AM2302 yang selalu

mengukur nilai akhir. Kebanyakan dua nilai interval yang panjang terus menerus membaca

dua kali untuk nilai kedua atau membaca suhu waktu dan nilai kelembaban, sementara dua

membaca mengambil minimal interval waktu menjadi 2S.

(http://www.geraicerdas.com/sensor/temperature/dht22-sensor-suhu-dan-

kelembaban-detail)

2.5.3 Sensor DS18B20

Sensor suhu DS18B20 Kebanyakan sensor suhu memiliki tingkat rentang terukur

yang sempit serta akurasi yang rendah namun memiliki biaya yang tinggi. Sensor suhu

DS18B20 dengan kemampuan tahan air (waterproof) cocok digunakan untuk mengukur

suhu pada tempat yang sulit, atau basah. Karena output data sensor ini merupakan data

24
digital, maka kita tidak perlu khawatir terhadap degradasi data ketika menggunakan untuk

jarak yang jauh. DS18B20 menyediakan 9 bit hingga 12 bit yang dapat dikonfigurasi data.

Karena setiap sensor DS18B20 memiliki silicon serial number yang unik, maka beberapa

sensor DS18B20 dapat dipasang dalam 1 bus. Hal ini memungkinkan pembacaan suhu dari

berbagai tempat. Meskipun secara datasheet sensor ini dapat membaca bagus hingga

125°C, namun dengan penutup kabel dari PVC disarankan untuk penggunaan tidak

melebihi 100°C.

Gambar 2.8 Sensor Suhu DS18B20


 Spesifikasi

1) Tegangan yang dibutuhkan sensor dari 3.0V sampai 5.5V power/data

2) Akurasinya ±0.5°C sampai -10°C, dan -10°C sampai +85°C

3) Batas temperatur sensor dari -55 sampai 125°C atau -67°F sampai +257°F

4) Menyediakan 9 bit hingga 12 bit yang dapat dikonfigurasi data

5) Menggunakan 1 kabel Antarmuka (Interface) dan hanya 1 digital pin untuk

komunikasi

6) Data pengenalan Identitas yang disimpan 64 bit

7) Memiliki batas peringatan jika suhu tinggi

8) Temperature-limit alarm system

9) Waktu tunggu data masuk 750ms

25
10) Kabel antarmuka (Interface) Kabel merah :VCC Kabel hitam : GND Kabel putih :

DATA

11) Bahan Stainless steel silinder 6mm diametenya panjang 35mm

12) Diameter kabel : 4mm

13) Panjang kabel 90cm

(https://dlnmh9ip6v2uc.cloudfront.net/datasheets/Sensors/Temp/DS18B20.pdf)

2.6 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai tampilan

suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah

satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja

dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya

terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid Cristal Display)

berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik.

Material LCD (Liquid Cristal Display) LCD adalah lapisan dari campuran organik

antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk

tampilan seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda

diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris

menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Lapisan sandwich memiliki polarizer

cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya horisontal belakang yang diikuti dengan

lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang

telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap dan

membentuk karakter data yang ingin ditampilkan.

26
Gambar 2.9 LCD 2 x 16

Keunggulan dari LCD adalah hanya menarik arus yang kecil beberapa

microampere, sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat menggunakan catu

daya yang kecil. Keunggulan lainya adalah tampilan yang diperlihatkan dapat dibaca

dengan mudah dibawah terang sinar matahari. Dibawah sianr cahaya yang remang-remang

dalam kondisi gelap, sebuah lampu berupa LED harus dipasang dibelakang layar tampil.

Salah satu jenis dari LCD adalah seiko M1632 merupakan LCD dot matrix yang

dapat menampilakn 16 karakter pada baris atas dan 16 karakter pada baris dibawahnya.

Secara umum model LCD dot matrix yang dapat menampilakn 2 x 16 karakter dapat

dilihat pada gambar 2.11.

Gambar 2.10 LCD Seiko M1632

27
Tabel 2.5 Fungsi pin-pin LCD

Tabel 2.6 Operasi Dasar LCD


RS R/W Operasi
0 0 Input Intruksi ke LCD

0 1 Membaca Status Flag (DB7) dan alamat counter (DB0 ke DB6)

1 0 Menulis data

1 1 Membaca Data

Tabel 2.7 Komfigurasi Pin LCD


Pin No. Keterangan Konfigurasi Hubung
1 GND Ground

2 VCC Tegangan +5V DC

3 VEE Ground

4 RS Kendali RS

28
5 RW Ground

6 E Kendali E/Enable

7 D0 Bit 0

8 D1 Bit 1

9 D2 Bit 2

10 D3 Bit 3

11 D4 Bit 4

12 D5 Bit 5

13 D6 Bit 6

14 D7 Bit 7

15 A Anoda (+5V DC)

16 K katoda (GND)

Tabel 2.8 Konfigurasi Pin LCD


Pin Bilangan Biner Keterangan

RS 0 Inisialisasi

1 Data

RW 0 Tulis LCD/W

(write)

1 Baca LCD/R

(read)

E 0 Pintu data terbuka

1 Pintu data tertutup

29
Lapisan film yang berisi kristal cair diletakkan diantara dua lempeng kaca yang

ditanami elektroda logam transfaran. Saat tegangan dicatukan beberapa elektroda,

molekul-moleul kristal cair akan menyusun diri agar cahaya yang mengenainya akan

dipantulkan atau diserap. Dari hasil pemantauan atau penyerapan cayaha tersebut akan

terbentuk pola huruf, angka atau gambar sesuai dengan bagian yang diaktifkan.

LCD membutuhkan tegangan dan daya yang kecil sehingga sangat popular untuk

aplikasi pada kalkulator, arloji, digital dan instrument elektronika lain seperti global

positioning system (GPS), baragraph display dan multimeter digital. LCD umumnya

dibentuk dan dikemas dalam bentuk Dual In Line Packge (DIP) dan memiliki kemampuan

untu menampilkan beberapa kolom dan baris dalam satu panel. Untuk membentuk pola,

baik karakter maupun gambar pada kolom dan garis secara bersamaan digunakan metode

screening.

Metode screening adalah mengaktifkan daerah perpotongan suatu kolom dan suatu

garis secara bergantian dan cepat sehinggan seolah-olah aktif semua. Penggunaan metode

ini dimaksudkan untuk menghemat jalur yang digunakan untuk mengaktifkan panel LCD.

Saat ini telah dikembangkan berbagai jenis LCD, mulai jenis LCD biasa, passive matrix

LCD (PMLCD), hingga Thin Film Transistor Activa Matrix (TFT-AMLCD). Kemampuan

LCD juga telah ditingkatkan dari yang monokrom hingga menampilakan ribuan warna.

2.7 Bahasa Pemrograman C

Bahasa C adalah salah satu dari banyak bahasa pemrograman. Yang dimaksud

dengan bahasa pemrograman komputer adalah beberapa rangkaian instruktur yang dibuat

untuk memberikan perintah pada komputer. Bahasa C masuk dalam golongan bahasa

tingkat menengah. Bahasa pemograman, termasuk bahasa C biasanya digunakan untuk

30
membuat software, game, dBASE, atau perangkat lunak yang berhubungan dengan

komputer.

Akar dari bahasa C adalah bahasa BCPL yang dikembangkan oleh Martin Richards

pada tahun 1967. Bahasa ini memberikan ide pada Ken Thompson yang kemudian

mengembangkan bahasa yang disebut dengan B pada tahun 1970. Perkembangan

selanjutnya dari bahasa B adalah bahasa C yang ditulis oleh Dennis Ritchie sekitar tahun

1970-an di Bell Telephone Laboratories Inc. (sekarang adalah AT&T Bell Laboratories).

Bahasa C pertama kali digunakan pada komputer Digital Equipment Corporation PDP-11

yang menggunakan sistem operasi UNIX. Standar bahasa C yang asli adalah standar dari

UNIX. Sistem operasi, kompiler C dan seluruh program aplikasi UNIX yang esensial

ditulis dalam bahasa C.

Kepopuleran bahasa C membuat versi-versi dari bahasa ini banyak dibuat untuk

komputer mikro. Untuk membuat versi-versi tersebut menjadi standar, ANSI (American

National Standard Institutes) membentuk suatu komite (ANSI Committee X3J11) pada

tahun 1983 yang kemudian menetapkan standar ANSI untuk bahasa C. Standar ANSI ini

didasarkan kepada standar UNIX yang diperluas. Bahasa C mempunyai kemampuan lebih

dibanding dengan bahasa pemrograman yang lain. Bahasa C merupakan bahasa

pemrograman yang bersifat portabel, yaitu suatu program yang dibuat dengan bahasa C

pada suatu komputer akan dapat dijalankan pada komputer lain dengan sedikit (atau tanpa)

ada perubahan yang berarti.

Bahasa C merupakan bahasa yang biasa digunakan untuk keperluan pemrograman

sistem, antara lain untuk membuat:

1. Assembler

2. Interpreter

3. Compiler

31
4. Sistem Operasi

5. Program bantu (utility)

6. Editor

7. Paket program aplikasi

Beberapa program paket yang beredar seperti dBase dibuat dengan menggunakan

bahasa C, bahkan sistem operasi UNIX juga dibuat dengan menggunakan bahasa C.

Bahasa C sesungguhnya merupakan bahasa pemrograman yang serbaguna dan

pemakaiannya tidak terbatas untuk pemrograman sistem, namun juga dapat digunakan

untuk aplikasi bisnis, matematis maupun games, bahkan untuk aplikasi kecerdasan buatan.

Dalam beberapa literatur, bahasa C digolongkan sebagai bahasa tingkat menengah

(medium level language). Penggolongan ini bukan berarti bahasa C kurang ampuh atau

lebih sulit dibandingkan dengan bahasa tingkat tinggi (high level language - seperti Pascal,

Basic, Fortran, Java, dan lain-lain), namun untuk menegaskan bahwa bahasa C bukanlah

bahasa yang berorientasi pada pada mesin yang merupakan ciri dari bahasa tingkat rendah

(low level language), yaitu bahasa mesin dan assembly. Pada kenyataannya, bahasa C

mengkombinasikan elemen dalam bahasa tingkat tinggi dan bahasa tingkat rendah, yaitu

kemudahan dalam membuat program yang ditawarkan pada bahasa tingkat tinggi dan

kecepatan eksekusi dari bahasa tingkat rendah.

 Versi bahasa C

Bahasa C memiliki beberapa versi yang berkembang hingga sekarang. Versi-versi

tersebut antara lain;

1. Bahasa C versi K&R atau disebut C K&R.

Versi bahasa C K&R ini muncul dari hasil penelitian Dennis Ritchie dan Brian

Kernighan yang kemudian membukukan hasil pengembangan mereka terhadap bahasa C

ke dalam sebuah buku berjudul The C Programming Language yang sampai sekarang

32
dianggap sebagai kitab suci bagi para pemrogram yang menggunakan bahasa C. Versi

bahasa C dalam buku inilah yang kemudian disebut sebagai bahasa C versi K&R.

2. Versi ANSI C & ISO C

Semakin maju zaman, maka semua hal juga semakin berkembang. Hal ini juga

terjadi pada bahasa pemrograman C. Dalam beberapa tahun setelah versi pertama, bahasa

C mengalami beberapa kemunculan versi lain. Hal ini membuat para pemrogram

kebingungan. Akhirnya, sebuah asosiasi di Amerika yang bernama American National

Standard Institute (ANSI) mencoba membuat sebuah komite untuk menentukan versi

standar dari bahasa C. Akhirnya, setelah rapat yang alot, mereka menghasilkan sebuah

bahasa pemrograman C yang standar yang mereka beri nama ANSI X3. 159-1989 atau bisa

disebut juga ANSI C atau C89. Lalu pada tahun berikutnya, ANSI C ini mengalami proses

adaptasi oleh lembaga bernama Organization for Standardization (ISO). ISO kemudian

menghasilkan bahasa pemrograman yang disebut ISO C atau C90.

3. Versi C99

Ini adalah bahasa C yang dibuat oleh ISO yang bertujuan untuk memperbanyak

dukungan terhadap para pemrogram yang berorientasi pada objek di setiap pekerjaan

mereka.

 Kelebihan Bahasa C

Bahasa C memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan bahasa pemrograman

yang lain. Berikut ini beberapa kelebihan yang paling sering ditemui oleh pemrogram

ketika mereka menggunakan bahasa C sebagai alat kerja mereka.

1. Tersedia hampir di semua jenis komputer

Bahasa C terdapat hampir di semua jenis komputer. Mulai dari komputer

mikro,makro, hingga komputer mini. Ini menjadi salah satu kelebihan karena bahasa ini

33
menjadi bahasa yang awam digunakan dan proses mempelajarinya pun menjadi lebih

mudah bagi sebagian pemrogram yang masih pemula.

2. Bersifat Portable

Bahasa C memiliki sifat portable. Portable dalam hal ini berarti bahwa bahasa C

yang ditulis di satu komputer, bisa dipindahkan di komputer lain tanpa mengotak-atik, atau

jika diperlukan untuk mengotak-atik, tidak muncul kerumitan dalam memodifikasinya.

3. Banyak Struktur

Bahasa C dilengkapi dengan banyak sekali struktur data dan pengendalian proses.

Bahasa C memiliki struktur bahasa yang baik sehingga mampu dengan mudah dipelajari

dan dapat dengan mudah pula diketahui kesalahan dari sebuah program. Selain itu juga

memudahkan dokumentasi sebuah program.

4. Lebih mudah dipahami

Bahasa C lebih mudah dipahami. Hal ini memudahkan pemrogram karena ia tak

perlu memahami seluruh komponen komputer secara utuh. Selain itu, bahasa C ini

memiliki orientasi pada masalah bukan pada mesin. Sehingga jika ditemukan kesalahan

pada program, ia akan lebih cepat menyelesaikannya.

5. Manipulatif

Bahasa C memiliki kemungkinan untuk memanipulasi data. Hal ini tentu akan

membuat pemrogram bisa memanipulasi data dari bentuk bit ke byte atau memanipulasi

sebuah alamat dari data atau pointer yang ada.

 Kekurangan Bahasa C

Bahasa C juga memiliki beberapa kekurangan. Meskipun terkesan bahwa bahasa C

ini lebih mudah dan tidak serumit bahasa yang lain, ia tetap memiliki beberapa

kekurangan. Kekurangan-kekurangan tersebut adalah;

1. Terlalu Fleksibel

34
Bahasa C yang terlalu fleksibel dan memiliki banyak operator membuat

penggunanya kebingungan. Karena saking banyaknya operator, bagi sebagian orang yang

baru pertama kali menggunakan bahasa C akan kesulitan untuk beradaptasi.

2. Pointer

Dalam bahasa C, pointer adalah satu bagian yang paling penting. Dalam bagian ini

orang yang menggunakan bahasa C bisa menggunakannya dengan baik dan maksimal.

Akan tetapi, banyak sekali pengguna yang masih belum paham akan kegunaan pointer dan

bagaimana cara menggunakannya.

2.7.1 Struktur Bahsa C

Bentuk dasar bahasa C secara umum :

1. Praprosessor

2. Prototipe Fungsi

3. Variabel

4. Fungsi

 Tipe kesalahan pada C:

1. Kesalahan Sintax

Bahasa C hanya dapat dieksekusi jika program tersebut memiliki sintak yang telah

sepenuhnya benar. Jika tidak maka proses akan berhenti dan memberikan pesan

kesalahan.

2. Kesalahan Run-time

Kesalahan tidak akan muncul sebelum program dijalankan. Kesalahan ini juga

disebut exception karena menunjuk adanya sesuatu yang ganjil (tidak benar).

3. Kesalahan Logika

35
Program akan tetap berjalan dengan sukses tanpa pesan kesalahan namun program

tidak sesuai dengan yang diinginkan programmer.

2.7.2 Pengenal (identifier)

Merupakan nama yang digunakan sebagai tempat untuk variabel, fungsi dan

konstanta yang didefinisikan oleh programmer.

Beberapa ketentuan khusus mengenai nama variabel:

a. Tidak boleh diawali dengan angka

b. Harus diawali dengan huruf atau karakter garis bawah (_) selanjutnya dapat diikuti

huruf atau angka

c. Tidak boleh menggunakan operator aritmatika seperti +,-,/,* dan karakter khusus

seperti ;,#,@,$ dsb

d. Tidak diperbolehkan menggunakan spasi jika terdiri dari dua kata atau lebih

e. Tidak boleh menggunakan kata-kata yang telah memiliki arti khusus dalam bahasa C

f. Panjang maksimum 32 karakter, jika lebih otomatis sistem hanya tetap mengenal 32

karakter

2.7.3 Tipe Data dan Variabel Pada Bahasa C

Dalam pemrograman bahasa C dikenal beberapa tipe data antara lain Bit, Char, Int,

Long Int dan Float. Tipe data ini biasanya terkait dengan sebuah konstanta atau variabel

yang berguna pada proses pemrograman. masing-masing tipe data tersebut mempunyai

ukuran dan jangkauan yang berbeda-beda seperti tipe data Char memiliki ukuran 8 bit

dengan jangkauan 256 sedangkan tipe data Int memiliki ukuran 16 bit dengan jangkauan

65536.

36
Dalam pemrograman mikrokontroler, pemilihan tipe data yang benar sangat

penting terutama untuk menghemat pemakaian memori dari mikrokontroler tersebut.

Pemilihan data yang tepat juga mempercepat proses kerja mikrokontroler karena jumlah bit

yang harus diproses lebih sedikit. Sebagai contoh misalnya kita membutuhkan sebuah

variabel dengan kemungkinan nilai yang tidak lebih dari 255 seperti data display 7 segmen,

maka sebaiknya kita menggunakan tipe data Char.

1) Tipe Data Int (Integer)

Tipe data int digunakan untuk nilai integer/numerik/angka. Data integer tersimpan

didalam memori sebesar 4 byte (32 bit). Integer digunakan untuk bilangan bulat.

contoh penggunaan int:

int a;

2) Tipe Data Long

Tipe data long sama dengan int/integer, bedanya int menampung data dalam skala

kecil sedangkan long dalam sekala besar.

contoh penggunaan long:

long a;

3) Tipe Data Float

Tipe data float termasuk dalam kelompok floating point yang menampung bilangan-

bilangan riil. Float digunakan untuk bilangan desimal.

contoh penggunaan float:

float a;

4) Tipe Data Double

Tipe data double sama dengan float, bedanya float menampung data dalam skala kecil

sedangkan double dalam sekala besar.

contoh penggunaan double:

37
double a;

5) Tipe Data Char

Tipe data Char digunakan untuk karakter. Masing-masing karakter menempati

memori sebesar 1 byte. Satu byte terdiri dari 8 bit. Satu variabel bertiper char hanya

mampu menampung 1 buah karakter.

Contoh penggunaan char:

char a;

maka variabel a hanya akan menampung 1 buah karakter. Jika ada statement:

a=”PUB”;

maka variabel a hanya akan menampung karakter terakhir yaitu huruf ‘B’.

Karakter adalah semua abjad(a-z), karakter khusus(@,?,>,dll), dan angka(0-9). Namun

pada tipe data char ini, karakter angka tidak dapat dioperasikan seperti pada tipe data int,

float atau double. (Widodo. 2008)

38
Tabel 2.14 Tipe Data yang ada dalam bahasa C beserta ukuran dan jangkauannya :

2.8 Regulaor

Regulator adalah rangkaian regulasi atau pengatur tegangan keluaran dari sebuah

catu daya agar efek darinaik atau turunnya tegangan jala-jala tidak mempengaruhi

tegangan catu daya sehingga menjadi stabil. Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika

tegangan ripple -nya kecil, tetapi ada masalah stabilitas. Jika tegangan PLN naik/turun,

maka tegangan outputnya juga akan naik/turun. Seperti rangkaian penyearah di atas, jika

arus semakin besar ternyata tegangan dc keluarannya juga ikut turun. Untuk beberapa

aplikasi perubahan tegangan ini cukup mengganggu, sehingga diperlukan komponen aktif

yang dapat meregulasi tegangan keluaran ini menjadi stabil.

 Perlunya Regulator

Ada beberapa alasan yang mungkin diperlukannya sebuah regulator....

a. Fluktuasi tegangan jala-jala

39
b. Perubahan tegangan akibat beban (loading)

c. Perlu pembatasan arus dan tegangan untuk keperluan tertentu

 Ada 4 jenis regulator :

1) Regulator Dengan Zener

Rangkaian regulator yang paling sederhana, zener bekerja pada daerah breakdown

sehingga menghasilkan tegangan output yang sama dengan tegangan zener atau :

Vout = Vz

Namun, rangkaian ini hanya bermanfaat jika arus beban tidak lebih dari 50mA.

Gambar 2.11 Zener Regulator

2) Regulator Zener Follower

Regulator ini pada dasarnya adalah regulator zener yang dikonfigurasikan dengan

sebuah transistor NPN untuk menghasilkan arus yang cukup besar. V BE adalah tegangan

base-emitor dari transistor Q1 yang besarnya antara 0.2 - 0.7 volt bergantung pada jenis

transistor yang digunakan. Dengan mengabaikan arus I B yang mengalir pada base

transistor, dapat dihitung besar tahanan R2 yang diperlukan adalah :

R2 = (Vin – Vz) / Iz

Iz adalah arus minimum yang diperlukan oleh dioda zener untuk mencapai

tegangan breakdown zener tersebut. Besar arus ini dapat diketahui dari datasheet yang

besarnya lebih kurang 20 mA. Jika diperlukan catu arus yang lebih besar, tentu

40
perhitungan arus base I B pada rangkaian di atas tidak bisa diabaikan lagi. Seperti yang

diketahui, besar arus I C akan berbanding lurus terhadap arus I B atau dirumskan dengan :

IC = ß × IB

Untuk keperluan itu, transistor Q1 yang dipakai bisa diganti dengan tansistor

darlington yang biasanya memiliki nilai b yang cukup besar. Dengan transistor darlington ,

arus base yang kecil bisa menghasilkan arus Ic yang lebih besar.

Gambar 2.12 Regulator Zener Follower

3) Regulator Op-Amp

Teknik regulasi yang lebih baik lagi adalah dengan menggunakan Op-Amp untuk

men-drive transistor Q. Dioda zener di sini tidak langsung memberi umpan ke transistor

Q, tetapi sebagai tegangan referensi bagi Op-Amp IC1. Umpan balik pada pin negatif Op-

amp adalah cuplikan dari tegangan keluar regulator, yaitu :

V in(-) = (R2/(R1+R) V out

Jika tegangan keluar V out menaik, tegangan V in(-) juga akan menaik sampai

tegangan ini sama dengan tegangan referensi Vz. Demikian sebaliknya jika tegangan

keluar V out menurun, misalnya karena suplai arus ke beban meningkat, Op-amp akan

41
menjaga kestabilan di titik referensi V z dengan memberi arus IB ke transistor Q1 sehingga

pada setiap saat Op-amp menjaga kestabilan:

V in(-) = V z

Dengan mengabaikan tegangan VBE transistor Q1 dan mensubsitusi rumus,

diperoleh hubungan matematis :

V out = ( (R1+R2)/R2) V z

Pada rangkaian ini tegangan output dapat diatur dengan mengatur besar R1 dan R2.

Gambar 2.13 Basic Op-Amp Series Regulator

4) Regulator IC (itegrated Circuit)

Sekarang mestinya tidak perlu susah payah lagi mencari op-amp, transistor dan

komponen lainnya untuk merealisasikan rangkaian regulator seperti di atas karena

rangkaian semacam ini sudah dikemas menjadi satu IC regulator tegangan tetap. Saat ini

sudah banyak dikenal komponen seri 78XX sebagai regulator tegangan tetap positif dan

seri 79XX yang merupakan regulator untuk tegangan tetap negatif. Bahkan komponen ini

biasanya sudah dilengkapi dengan pembatas arus ( current limiter ) dan juga pembatas

suhu ( thermal shutdown ). Komponen ini hanya tiga pin dan dengan menambah beberapa

komponen saja sudah dapat menjadi rangkaian catu daya yang ter-regulasi dengan

baik.Misalnya 7805 adalah regulator untuk mendapat tegangan 5 volt, 7812 regulator

42
tegangan 12 volt dan seterusnya, sedangkan seri 79XX misalnya adalah 7905 dan 7912

yang berturut-turut adalah regulator tegangan negatif 5 dan 12 volt.

Gambar 2.14 Ic Regulator 7805

43
BAB 3

PERNCANGAN DAN PEMBUATAAN

3.1 Diagram Blok Rangkaian

Supply

Display LCD

Sensor DS18B20 Mikrokontroler

ATMega328

Sensor DHT-22 Display PC

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian

44
3.1.1 Fungsi Tiap Blok

1. Blok Atmega328 :Mengkonversi data dari sensor dan modul GSM i

kWavecom

2. Blok Sensor DHT-22 :Sebagai input sensor untuk mendeteksi suhu dan

kkelembaban di udara

3. Sensor DS18B20 : Sebagai input sensor untuk mendeteksi suhu di tanah .

4. Blok LCD : Sebagai Output tampilan

5. Supply : Sebagai penyedia sumber arus listrik ke system dan sensor

6. Blok PC : Sebagai tampilan komunikasi serial ke komputer

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada kali ini merupakan rancang bangun sebuah alat instrumentasi

yang mana pada tahap awal ini akan dibangun sebuah prototipe alat yang bekerja dalam

skala laboratorium terlebih dahulu dan sehingga untuk pengembangan lebih lanjut bisa

mendukung skala industri.

3.3 Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Dasar dan Umum

(LIDA) Fisika, Universitas Sumatera Utara.

a. Teknik Perancangan

Teknik perancangan untuk alat ini digambarkan dalam diagram blok berikut ini:

45
PARAMETER TRANDUCER PERANGKAT KOMUNIKASI
FISIK DAQ DATA

KOMPUTER
(PC)

Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian

b. Teknik Pengujian

Dalam pengujian kinerja alat, pengujian sensor suhu dan kelembaban dilakakukan

dengan melakukan penelitian pertama pada 1 kg tanah subur yang sudah dikeringkan

terlebih dahulu, dan tanah diletakan didalam suatu pot bunga (wadah). Selanjutnya pada

penelitian ke-2 tanah lembab mengandung air ±80% dan tanah diletakkan didalam suatu

wadah (Tupperware). Pada penelitian ini pertama dilakukan dengan mengukur kadar

kelembaban dan suhu pada tanah kompos yang benar-benar kering setelah itu selanjutnya

mengukur kadar kelembaban dan suhu tanah yang dicampur dengan air ±80%. Kemudian

tanah diaduk dengan menggunakan kayu sampai benar-benar rata. Masukan sensor

kedalam wadah yang sudah disiapkan sesuai dengan panjang sensor yang digunakan,

kemudian ditutup rapat dengan terpal agar tidak terkena hujan (air). Kemudian Led akan

menyala, dan data akan mengirim pada LCD dan PC dan akan ditampilkan indikator nilai

RH_tanah, RH_udara,T_tanah dan T_suhu.

c. Teknik Analisa Data

Dalam menganalisa data hasil pengukuran, dapat dilihat pada LCD dan PC yang

akan menampilkan data konsentrasi kelembaban dan suhu dari ketiga sensor sehingga lebih

praktis dalam memonitoring. Dalam menganalisis kelembaban dan suhu pada tanah adalah

dengan perbedaan bacaan data dari keluaran ketiga sensor.

46
3.4 Rangkaian Mikrokontroler ATMega328

Rangkaian Mikrokontroler ATMega328 Rangkaian ini berfungsi sebgai pusat

kendali dari seluruh system yang ada. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC

Mikrokontroler ATMega328 semua program diisikan pada memori dari IC ini sehingga

rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.

ATMega328 adalah mikrokontroller keluaran dari atmel yang mempunyai

arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses eksekusi

data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set Computer).

ATMega328 memiliki beberapa fitur antara lain :

1. 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock.

2. 32 x 8-bit register serba guna.

3. Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.

4. 32 KB Flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang menggunakan 2 KB

dari flash memori sebagai bootloader.

5. Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar

1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent karena EEPROM tetap dapat

menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.

6. Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.

7. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width

Modulation) output.

8. Master / Slave SPI Serial interface.

Mikrokontroller ATmega 328 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan

memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan kerja

dan parallelism. Instruksi – instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur

47
tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah diambil dari

memori program.

Konsep inilah yang memungkinkan instruksi – instruksi dapat dieksekusi dalam

setiap satu siklus clock. 32 x 8-bit register serba guna digunakan untuk mendukung operasi

pada ALU (Arithmatic Logic unit) yang dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register

serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada mode

pengalamatan tidak langsung untuk mengambil data pada ruang memori data Ketiga

register pointer 16-bit ini disebut dengan register X ( gabungan R26 dan R27 ), register Y (

gabungan R28 dan R29 ), dan register Z ( gabungan R30 dan R31 ). Hampir semua

instruksi AVR memiliki format 16-bit. Setiap alamat memori program terdiri dari instruksi

16-bit atau 32-bit. Selain register serba guna di atas, terdapat register lain yang terpetakan

dengan teknik memory mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register ini digunakan untuk

fungsi khusus antara lain sebagai register control Timer/ Counter, Interupsi, ADC,

USART, SPI, EEPROM, dan fungsi I/O lainnya. Register – register ini menempati memori

pada alamat 0x20h – 0x5Fh.

3.5 Rangkaian Penstabil Tegangan (Regulator)

Rangkaian ini berfungsi untuk memberikan supplay tegangan keseluruh rangkaian

yang ada. Keluaran rangkaian regulator ini yaitu 5 volt, keluaran 5 volt.

Gambar 3.3 Rangkaian Regulator

Adaptor yang digunakan yaitu adaptor 12 volt, adaptor berfungsi untuk

menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt DC. Regulator tegangan 5 volt

48
(LM7805) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi

perubahan pada tegangan masuknya. LED hanya sebagai indikator apabila apabila PSA

dinyalakan.

3.6 Rangkaian Arduino

Rangkaian Arduino adalah mikrokontroler berbasis ATmega328. Uno memiliki 14

pin digital input / output (dimana 6 dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog,

resonator keramik 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, header ICSP, dan tombol reset.

Arduino dibangun berdasarkan apa yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler,

sumber daya bisa menggunakan power USB (jika terhubung ke komputer dengan kabel

USB) dan juga dengan adaptor atau baterai.

Arduino berbeda dari semua papan sebelumnya dalam hal tidak menggunakan

FTDI chip driver USB-to-serial. Sebaliknya, fitur Atmega328 diprogram sebagai konverter

USB-to-serial. Revisi 2 dari arduino memiliki resistor pulling 8U2 HWB yang terhubung

ke tanah, sehingga lebih mudah untuk menggunakan mode DFU. Arduino Uno dapat

diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya eksternal. Sumber daya dipilih

secara otomatis. Untuk sumber daya Eksternal (non-USB) dapat berasal baik dari adaptor

AC-DC atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan dengan memasukkan 2.1mm jack DC

ke colokan listrik board. Baterai dapat dimasukkan pada pin header Gnd dan Vin dari

konektor daya.

49
Gambar 3.4 Gambar Rangkaian Arduino

3.7 Rangkaian Sensor DS18B20

Pin 12 atmega328 atau digital pin 7 (setelah menjadi IC di isi bootloader) dihubungkan ke

kaki data(kabel warna biru) pada ds18b20,juga diberi pull up resistor 4.7 k dihubungkan

antara vcc ke kaki data ds18b20

Vcc pada sensor ds18b20 dihubungkan ke +5v

Gnd pada sensor ds18b20 dihubungkan ke -0v

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor DS18B20

50
3.8 Rangkaian Sensor DHT-22

Perangkat sensor suhu dan kelembaban sistem sensor yang digunakan untuk

mengukur suhu dan kelembaban udara adalah DHT22 dengan sumber tegangan 5 volt dan

komunikasi bidirectional 0ne wire. Sistem ini memiliki 1 jalur data yang digunakan untuk

perintah pengalamatan dan pembacaan data. Pengambilan data untuk masing-masing

pengukuran dilakukan dengan memberikan perintah pengalamatan oleh mikrokontroler.

Gambar 3.6 Rangkaian Sensor Dht-22

3.9 Perancang Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)

Pada alat ini, display yang digunakan adalah LCD (Liquid Crystal Display) 16 x 2.

Untuk blok ini tidak ada komponen tambahan karena mikrokontroler dapat memberikan

data langsung ke LCD, pada LCD Hitachi-M1632 sudah terdapat driver untuk mengubah

data ASCII output mikrokontroler menjadi tampilan karakter. Pemasangan potensiometer

sebesar `10 KΩ untuk mengatur kontras karakter yang tampil. Gambar 3.4 berikut

merupakan gambar rangkaian LCD yang dihubungkan ke mikrokontroler.

51
Gambar 3.7 Rangkaian LCD yang dihubungkan ke Mikrokontroler

Rangkaian ini terhubung ke PB.0-PB.6, yang merupakan pin I/O dua arah dan pin

fungsi khusus, yaitu sebagai Timer/Counter, komperator analog dan SPI mempunyai fungsi

khusus sebagai pengiriman data secara serial. Sehingga nilai yang tampil pada LCD

display akan dapat dikendalikan oleh Mikrokontroler ATMega328.

3.10 Rangkaian Arduino Atmega 328 Beserta Sensor

Pada alat ini akan mengulas tentang bagaimana cara melakukan pengukuran suhu

dan kelembaban ruangan dengan menggunakan board Arduino Uno dan sensor DHT22.

DHT22 merupakan sensor suhu dan kelembaban yang memiliki rentang jangkauan

pengukuran mulai dari 0 % hingga 100 % untuk tingkat kelembaban, dan -40°C hingga

125°C untuk suhu. Selain itu DHT22 juga dilengkapi dengan satu buah output digital

(single bus) yang mana mampu memberikan hasil dengan tingkat ketepatan pengukuran

yang tinggi. Konfigurasi pin dari DHT22 ialah sebagai berikut.

 Pin 1 untuk VCC 5 volt

 Pin 2 untuk data pengukuran suhu dan kelembaban

52
 Pin 3 NC

 Pin 4 Ground

Tampak pada gambar Arduino dengan DHT22, bahwa pin 1 DHT22 terhubung

dengan sumber tegangan 5 volt Arduino, sedangkan pin 2 DHT22 terhubung dengan pin

digital 2 Arduino, dan terakhir pin 4 DHT22 terhubung dengan ground. Sebagai tambahan

informasi, untuk pin 2 DHT22 juga terhubung dengan resistor pull up yang memiliki nilai

hambatan 10k ohm.

Gambar 3.8 Rangkaian Arduino Atmega 328 Beserta Sensor

53
3.11 FLOWCHART SYSTEM

Gambar 3.8 Flowcahrt System

54
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Rangkaian Regulator

Pengujian rangkaian regulator ini bertujuan untuk mengetahui tegangan yang

dikeluarkan oleh rangkaian tersebut, dengan mengukur tegangan keluaran dari output

regulator 7805 dengan menggunakan multimeter digital. Setelah melakukan pengukuran

maka diperoleh besarnya tegangan keluaran sebesar 5 volt. Dengan begitu dapat dipastikan

bahwa apakah terjadi kesalahan terhadap rangkaian atau tidak.

Gambar 4.1 Tegangan Output Ic Regulator 7805

4.2 Pengujian Suhu Udara Dan Tanah Pada Kondisi Basah dalam Selang Waktu

5 Menit Selama 3 Hari

Pengujian Alat Pendeteksi Kelembaban Udara Dan Tanah Dengan Menggunakan

Sensor DHT-22, DS18B20 dan ATMega328 dilakukan pada 24 jam selama 3 hari dengan

keadaan tanah basah ±80% dan data hasil pengujian daapat dilihat pada grafik dibawah ini:

55
Suhu (ᵒC)

Suhu Tanah =
Suhu Udara =

Time (Minutes)

Gambar 4.2 Grafik Suhu Udara dan Tanah 24 jam Selama 1-3 Hari

Pada pengujian pertama melakukan pengukuran suhu tanah dan udara dalam

kondisi basah yang dilakukan selama 3 hari dengan selang waktu 5 menit, data akan secara

otomatis mengirim ke PC setiap 1 x 60 menit. Pada gambar 4.2 Grafik pada suhu tanah dan

udara hampir sama saat penaikan dan penurunan (pergerakan perubahan), hal ini

dikarenakan adanya sifat air yang terjadi penguapan didalam tanah sehingga membuat

respon timenya menjadi lama.

4.3 Pengujian Suhu Udara Dan Tanah Pada Kondisi Basah Pada Selang Waktu 30

Menit Selama 2 Hari

Pengujian Alat Pendeteksi Kelembaban Udara Dan Tanah Dengan Menggunakan

Sensor DHT-22, DS18B20 dan ATMega328 dilakukan pada 24 jam selama 2 hari dengan

keadaan tanah basah ±80% dan data hasil pengujian daapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Suhu (ᵒC)

Suhu Tanah =
Suhu Udara =

Time (Minutes)

Gambar 4.3 Grafik Suhu Udara dan Tanah 24 jam Selama 2 Hari

56
Pada pengujian kedua melakukan pengukuran suhu tanah dan udara dalam kondisi

basah yang dilakukan selama 2 hari dengan selang waktu 30 menit, data akan secara

otomatis mengirim ke PC setiap 1 x 30 menit. data akan secara otomatis mengirim ke PC.

Pada gambar 4.3 Grafik pada suhu tanah dan udara hampir sama saat penaikan dan

penurunan (pergerakan perubahan), hal ini dikarenakan adanya sifat air yang terjadi

penguapan didalam tanah sehingga membuat respon timenya menjadi lama.

4.4 Pengujian Suhu Udara Dan Tanah Pada Kondisi Basah Pada Selang Waktu 60

Menit Selama 2 Hari

Pengujian Alat Pendeteksi Kelembaban Udara Dan Tanah Dengan Menggunakan

Sensor DHT-22, DS18B20 dan ATMega328 dilakukan pada 24 jam selama 2 hari dengan

keadaan tanah basah ±80% dan data hasil pengujian daapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Suhu (ᵒC)

Suhu Tanah =
Suhu Udara =

Time (Minutes)

Gambar 4.4 Grafik Suhu Udara dan Tanah 24 jam Selama 2 Hari

Pada pengujian kedua melakukan pengukuran suhu tanah dan udara dalam kondisi

basah yang dilakukan selama 2 hari dengan selang waktu 60 menit, data akan secara

otomatis mengirim ke PC setiap 1 x 60 menit. data akan secara otomatis mengirim ke PC.

Pada gambar 4.4 Grafik pada suhu tanah dan udara hampir sama saat penaikan dan

57
penuru4nan (pergerakan perubahan), hal ini dikarenakan adanya sifat air yang terjadi

penguapan didalam tanah sehingga membuat respon timenya menjadi lama.

4.5 Pengujian Suhu Udara Dan Tanah Pada Kondisi Kering Pada Selang Waktu 5

Menit Selama 3 Hari

Pengujian Alat Pendeteksi Kelembaban Udara Dan Tanah Dengan Menggunakan

Sensor DHT-22, DS18B20 dan ATMega328 dilakukan pada 24 jam selama 3 hari dengan

keadaan tanah kering total dan data hasil pengujian dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Suhu (ᵒC)

Suhu Tanah =
Suhu Udara =

Time (Minutes)

Gambar 4.5 Grafik Suhu Tanah dan Udara 24 jam Selama 3 Hari

Pada pengujian keempat melakukan pengukuran kadar kelembaban tanah dan

udara dalam kondisi kering yang dilakukan selama 3 hari dengan selang waktu 5 menit,

data akan secara otomatis mengirim ke PC setiap 1 x 5 menit. Pada gambar 4.5 Grafik suhu

terjadi perubahan pada suhu tanah dan udara, hal ini dikarenakan oleh faktor tanah kompos

yang mengandung nitrogen yang mengikat panas didalam tanah sehingga suhu tanah lebih

tinggi dibandingkan dengan suhu udara.

58
4.6 Pengujian Suhu Udara Dan Tanah Pada Kondisi Kering Pada Selang Waktu

30 Menit Selama 2 Hari

Pengujian Alat Pendeteksi Kelembaban Udara Dan Tanah Dengan Menggunakan

Sensor DHT-22 , DS18B20 dan ATMega328 dilakukan pada 24 jam selama 2 hari dengan

keadaan tanah kering total dan data hasil pengujian dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar 4.6 Grafik Suhu Tanah dan Udara 24 jam Selama 2 Hari

Pada pengujian keempat melakukan pengukuran kadar kelembaban tanah dan

udara dalam kondisi kering yang dilakukan selama 2 hari dengan selang waktu 30 menit,

data akan secara otomatis mengirim ke PC setiap 1 x 30 menit. Pada gambar 4.6 Grafik

suhu terjadi perubahan pada suhu tanah dan udara, hal ini dikarenakan oleh faktor tanah

kompos yang mengandung nitrogen yang mengikat panas didalam tanah sehingga suhu

tanah lebih tinggi dibandingkan dengan suhu udara.

4.7 Pengujian Kelembaban Udara Dan Tanah Pada Kondisi Kering Pada Selang

Waktu 60 Menit Selama 2 Hari

Pengujian Alat Pendeteksi Kelembaban Udara Dan Tanah Dengan Menggunakan

Sensor DHT-22, DS18B20 dan ATMega328 dilakukan pada 24 jam selama 2 hari dengan

keadaan tanah kering total dan data hasil pengujian daapat dilihat pada grafik dibawah ini:

59
Gambar 4.7 Grafik Suhu Tanah dan Udara 24 jam Selama 2 Hari

Pada pengujian keempat melakukan pengukuran kadar kelembaban tanah dan

udara dalam kondisi kering yang dilakukan selama 2 hari dengan selang waktu 60 menit,

data akan secara otomatis mengirim ke PC setiap 1 x 60 menit. Pada gambar 4.7 Grafik

suhu terjadi perubahan pada suhu tanah dan udara, hal ini dikarenakan oleh faktor tanah

kompos yang mengandung nitrogen yang mengikat panas didalam tanah sehingga suhu

tanah lebih tinggi dibandingkan dengan suhu udara.

4.8 Pengujian Alat Pendeteksi Kelembaban dan Suhu Udara Dan Tanah

Pengujian sensor suhu dan kelembaban dilakukan dengan melakukan penelitian

pertama pada 3 kg tanah basah yang sudah dikeringkan terlebih dahulu, tanah diletakan

pada suatu wadah. Penelitian kedua pada 1 kg tanah kering total yang sudah diopen

terlebih dahulu, tanah diletakan pada suatu pot bunga (wadah). Pada penelitian ini pertama

dilakukan dengan mengukur kadar kelembaban tanah kompos yang kering, selanjutnya

mengukur kelembaban tanah basah yang dicapur air ± 80%. Tanah yang dicapur diaduk-

aduk dengan menggunakan kayu sampai tercampur rata, masukan sensor suhu dan

kelembaban tanah kedalam permukaan wadah seperti gambar dibawah ini:

60
Gambar 4.8 Gambar Rangkaian Yang Digunakan Untuk Mendeteksi Suhu Dan
Kelembaban Kondisi Tanah Basah Dengan Kedalaman 10cm

Gambar 4.9 Gambar Rangkaian Yang Digunakan Untuk Mendeteksi Suhu Dan
Kelembaban Kondisi Tanah Kering Dengan Kedalaman 10cm

Sensor DHT22 dan Hygrometer akan mendeteksi kadar kelembaban udara dan

kelembaban tanah dan hasilnya akan ditampilkan pada LCD. Pada penelitian ini juga

dihubungkan ke PC dan hasilnya data dan kelembaban tanah dan udara dapat kita lihat

pada lebel dimana pengiriman data memiliki selang waktu 5 menit, 30 menit, dan 60

menit. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan data pada tanah bassah dan tanah

kering.

61
4.9 Interfacing LCD

Bagian ini hanya terdiri dari sebuah LCD dot matrix 2 x 16 Karakter yang berfungsi

sebagai tampilan hasil dari beberapa keterangan. LCD dihubungkan langsung ke port D

dari mikrokontroler yang berfungsi mengirimkan hasil data hasil pengolahan untuk

ditampilkan dalam bentuk alfabet dan numerik pada LCD. Display karakter pada LCD

diatur pada pin EN, RS dan RW: jalur EN dinamakan enabel. Jalur ini digunakan untuk

memberitahu LCD bahwa akan mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke

LCD, maka melalui program EN harus dibuat logika low “0” dan set high pada dua jalur

kontrol yang lain RS dan RW adalah jalur kontrol Read/Write, ketika RW berlogika low

“0” , maka informasi pada bus data akan dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika

high “1”, maka program akan melakukan pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada

aplikasi umumpin RW selalu diberi logika low “0”.

Berdaarkan keterangan diatas maka kita sudah dapat membuat program untuk

menampilkan karakter pada display LCD. Adapun program yang diisikan ke

mikrokontroler untuk menampilkan karakter paa display LCD adalah sebagai berikut:

Program:

#include <LiquidCrystal.h> // memasukkan library lcd

#include "DHT.h" // memasukkan file.hex dari library dht

#define DHTPIN 7 // inisialisasi pin sensor dht

#define DHTTYPE DHT22 // inisialisasi jenis sensor dht adalah DHT22

DHT dht(DHTPIN, DHTTYPE); // menggabungkan inisialisasi DHT22 ke pin 7

#include <DallasTemperature.h>) // memasukkan library sensor DS18B20

#include <OneWire.h> // memasukkan library komunikasi one wire

#define ONE_WIRE_BUS 6 // inisialisasi pin 6 pada one wire

62
OneWire oneWire(ONE_WIRE_BUS); // menggabungkan library one wire ke PIN 6

pada one wire bus

DallasTemperature sensors(&oneWire); // menggabungkan library sensor DS18B20

pada komunikasi one wire

float T_udaraa,f_udaraa; // memuat variable T_udaraa,F_udaraa ke

dalam tipe data float(pecahan)

int j; // memuat variable j ke dalam tipe data

intereger

LiquidCrystal lcd(12,13,19,18,17,16); // inisialisasi pin lcd

byte Simbol_derajat = B11011111; // membentuk karakter derajat

void setup() // program utama yang dijalankan

lcd.clear(); // menghapus tampilan lcd

lcd.begin(16,2); // mengaktifkan 16 kolom 2 baris pada lcd

dht.begin(); // mengaktifkan sensor dht 22

sensors.begin(); // mengaktifkan sensor DS18B20

lcd.setCursor(4,0); // memilih kolom ke 4 baris ke 0 pada LCD

lcd.print("PENGUKUR"); // menampilkan kalimat pengukur pada LCD

lcd.setCursor(0,1); // memilih kolom ke 0 baris ke 1 pada LCD

lcd.print("Suhu &Kelembaban"); // menampilkan kalimat suhu & kelembaban

pada LCD

delay(5000); // tunda waktu 5000 ms

lcd.clear(); // menghapus tampilan lcd

63
lcd.setCursor(15,0); // memilih kolom ke 15 baris ke 0 pada LCD

lcd.print("<- udara ->"); // menampilkan kalimat <-udara-> pada LCD

lcd.setCursor(15,1); // memilih kolom ke 15 baris ke 1 pada LCD

lcd.print("<- tanah ->"); // menampilkan kalimat <-tanah-> pada LCD

for(j=0;j<12 ;j++) // setiap hitungan dibawah 12 kolom

lcd.scrollDisplayLeft(); // tampilan lcd bergeser ke sebelah kiri

delay(500); // tunda waktu 500 ms

delay(3000); // tunda waktu 3 detik

lcd.clear(); // menghapus tampilan lcd

void loop() { // PROGRAM PERULANGAN

T_udaraa = dht.readTemperature(); // memasukkan nilai temperature ke

variable T_udaraa

float f_udara = dht.readTemperature(true); // memasukkan nilai temperature ke

variabel f_udara bertipe data float

f_udaraa = dht.readTemperature(true); // memasukkan nilai temperature ke

variabel f_udaraa bertipe data float

sensors.requestTemperatures(); // memanggil fungsi library sensor

DS18B20

lcd.setCursor(0,0); // memilih kolom ke 0 baris ke 0 pada LCD

64
lcd.print("T_u = "); // menampilkan kalimat T_u = pada LCD

lcd.setCursor(7,0); // memilih kolom ke 7 baris ke 0 pada LCD

lcd.print(T_udaraa); // menampilkan nilai temperatur udara pada LCD

lcd.setCursor(13,0); // memilih kolom ke 13 baris ke 0 pada LCD

lcd.write(Simbol_derajat); // menampilam simbol deraajt ke LCD

lcd.setCursor(14,0); // memilih kolom ke 14 baris ke 0 pada LCD

lcd.print("C"); // menampilkan karakter C pada LCD

lcd.setCursor(0,1); // memilih kolom ke 0 baris ke 1 pada LCD

lcd.print("T_t = "); // menampilkan kalimat T_t = pada LCD

lcd.setCursor(7,1); // memilih kolom ke 7 baris ke 1 pada LCD

lcd.print(sensors.getTempCByIndex(0)); // menampilkan nilai temperatur udara

pada LCD

lcd.setCursor(13,1); // memilih kolom ke 13 baris ke 0 pada LCD

lcd.write(Simbol_derajat); // menampilam simbol deraajt ke LCD

lcd.setCursor(14,1); // memilih kolom ke 14 baris ke 1 pada LCD

lcd.print("C"); // menampilkan karakter C pada LCD

delay(1000); // tunda waktu 1000 ms

65
Gambar 4.10 Gambar Pengujian Lcd

4.10 Interfacing Usb To Ttl Rs232

 Port Serial Rs-232

Dewasa ini keberadaan port serial RS-232 pada komputer semakin berkurang

jumlahnya, jika dahulu terdapat minimal 2 buah port serial RS-232, maka sekarang

jumlahnya sudah berkurang menjadi 1 buah, bahkan pada jenis komputer tertentu sudah

tidak menyediakan port serial RS-232, misalnya pada komputer jenis mobile. Karena

memang dilihat dari sudut teknologi, bagi beberapa pihak komunikasi data menggunakan

port serial RS-232 sudah dianggap tertinggal.

Hal ini wajar karena teknologi terus berkembang, dan sudah menjadi hal yang

alami jika suatu teknologi baru yang lebih baik telah ditemukan maka secara otomatis

teknologi lama perlahan-lahan mulai ditinggalkan. Walaupun begitu bukan berarti port

serial RS-232 sudah tidak digunakan lagi, karena port serial RS-232 punya kelebihan yaitu

kemudahan dalam penggunaannya, tidak memerlukan teknik pemrograman yang terlalu

rumit, mudah untuk dipelajari dan karena sudah umum digunakan maka tidaklah sulit

untuk mendapatkan periperal untuk merancang bangun suatu device yang menggunakan

port serial RS-232. Karena itu port serial RS-232 banyak digunakan sebagai dasar untuk

mempelajari teknik-teknik antar muka antara suatu device dan PC, misalnya antar muka

mikrokontroler dengan PC.

66
Dalam mempelajari teknik antar muka menggunakan komunikasi data melalui port

USB bagi pemula tidaklah mudah. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan suatu dongle

konverter port USB menjadi port serial RS-232. Dengan menggunakan konverter ini maka

sebuah port USB PC seolah-olah menjadi sebuah port serial RS-232 seperti pada

umumnya, walaupun sesungguhnya data ditransfer melalui sebuah port USB.

 Konverter Logika RS-232

Jika peralatan yang kita gunakan menggunakan logika TTL maka sinyal serial port

harus kita konversikan dahulu ke pulsa TTL sebelum kita gunakan, dan sebaliknya sinyal

dari peralatan kita harus dikonversikan ke logika RS-232 sebelum di-inputkan ke serial

port. Konverter yang paling mudah digunakan adalah MAX-232. Di dalam IC ini terdapat

Charge Pump yang akan membangkitkan +10 Volt dan -10 Volt dari sumber +5 Volt

tunggal. Dalam IC DIP (Dual In-line Package) 16 pin (8 pin x 2 baris) ini terdapat 2 buah

transmiter dan 2 receiver. Sering juga sebagai buffer serial digunakan chip DS275.

Untuk menghubungkan antara 2 buah PC, biasanya digunakan format null mode, dimana

pin TxD dihubungkan dengan RxD pasangan, pin Sinyal ground (5) dihubungkandengan

SG di pasangan, dan masing masing pin DTR, DSR dan CD dihubung singkat, dan pin

RTS dan CTS dihubung singkat di setiap devais.

 Transmisi Data Pada RS232

Komunikasi pada RS-232 dengan PC adalah komunikasi asinkron. Dimana sinyal

clocknya tidak dikirim bersamaan dengan data. Masing-masing data disinkronkan

menggunakan clock internal pada tiap-tiap sisinya. Gambar 2.6 Format transmisi satu byte

pada RS232 Data yang ditransmisikan pada format diatas adalah 8 bit, sebelum data

tersebut ditransmisikan maka akan diawali oleh start bit dengan logik 0 (0 Volt), kemudian

8 bit data dan diakhiri oleh satu stop bit dengan logik 1 (5 Volt).

67
 Keuntungan Menggunakan Komunikasi Serial

Antar muka komunikasi serial menawarkan beberapa kelebihan dibandingkan

dengan komunikasi pararel, diantaranya:

 Kabel untuk komunikasi serial bisa lebih panjang dibandingkan dengan pararel.

Data-data dalam komunikasi serial dikirimkan untuk logika ‘1’ sebagai tegangan -3

s/d -25 volt dan untuk logika ‘0’ sebagai tegangan +3 s/d +25 volt, dengan demikian

tegangan dalam komunikasi serial memiliki ayunan tegangan maksimum 50 volt,

sedangkan pada komunikasi pararel hanya 5 volt. Hal ini menyebabkan gangguan pada

kabel-kabel panjang lebih mudah diatasi dibanding dengan pararel.

 Jumlah kabel serial lebih sedikit.

Dua perangkat komputer yang berjauhan dengan hanya tiga kabel untuk konfigurasi null

modem, yakni TxD (saluran kirim), RxD (saluran terima) dan Ground, akan tetapi jika

menggunakan komunikasi pararel akan terdapat dua puluh hingga dua puluh lima kabel.

 Komunikasi serial dapat menggunakan udara bebas sebagai media transmisi.

Pada komunikasi serial hanya satu bit yang ditransmisikan pada satu waktu sehingga

apabila transmisi menggunakan media udara bebas (free space) maka dibagian penerima

tidak akan muncul kesulitan untuk menyusun kembali bit bit yang ditransmisikan.

 Komunikasi serial dapat diterapkan untuk berkomunikasi dengan mikrokontroler.

Hanya dibutuhkan dua pin utama TxD dan RxD (diluar acuan ground).

Program :

#include "DHT.h" // memasukkan file.hex dari library dht

#define DHTPIN 7 // inisialisasi pin sensor dht

#define DHTTYPE DHT22 // inisialisasi jenis sensor dht adalah DHT22

DHT dht(DHTPIN, DHTTYPE); // menggabungkan inisialisasi DHT22 ke pin 7

#include <DallasTemperature.h>) // memasukkan library sensor DS18B20

68
#include <OneWire.h> // memasukkan library komunikasi one wire

#define ONE_WIRE_BUS 6 // inisialisasi pin 6 pada one wire

OneWire oneWire(ONE_WIRE_BUS); // menggabungkan library one wire ke PIN 6

pada one wire bus

DallasTemperature sensors(&oneWire); // menggabungkan library sensor DS18B20

pada komunikasi one wire

float T_udaraa,f_udaraa; // memuat variable T_udaraa,F_udaraa ke

dalam tipe data float(pecahan)

int ROW=0LABEL=1; // memuat variable ROW dan LABEL ke

dalam tipe data intereger

LiquidCrystal lcd(12,13,19,18,17,16); // inisialisasi pin lcd

void setup() // program utama yang dijalankan

Serial.begin(9600); // inisialisasi baudrate komunikasi serial

Serial.println("CLEARDATA"); // menampikan menu hapus data pada PLX-

DAQ

Serial.println("LABEL,Time,T_udara(*C),T_tanah(*C),row"); // menampilkan nama

nama kolom pada excel PLX-DAQ

dht.begin(); // mengaktifkan sensor dht 22

sensors.begin(); // mengaktifkan sensor DS18B20

void loop() { // PROGRAM PERULANGAN

T_udaraa = dht.readTemperature(); ` // memasukkan nilai temperature ke variable

T_udaraa

69
float f_udara = dht.readTemperature(true); // memasukkan nilai temperature ke variabel

f_udara bertipe data float

f_udaraa = dht.readTemperature(true); // memasukkan nilai temperature ke variabel

f_udaraa bertipe data float

sensors.requestTemperatures(); // memanggil fungsi library sensor DS18B20

ROW++; // nilai row di incrementkan

Serial.print("DATA,TIME,"); // memasukkan data waktu ke software PLX-

DAQ

Serial.print(T_udaraa); // menampilkan nilai T_udaraa ke PLX-DAQ

Serial.print(","); ` // meng-enterkan ke baris selanjutnya pada

PLX-DAQ

Serial.print(sensors.getTempCByIndex(0)); // menampilkan nilai sensor DS18B20 ke

PLX-DAQ

Serial.print(","); // meng-enterkan ke baris selanjutnya pada

PLX-DAQ

Serial.println(ROW); // menampilkan kalimat ROW pada PLX-

DAQ

if(ROW>=100) // Jika ROW lebih besar dari 100

ROW=0; // nilai row kembali ke 0

Serial.println("ROW,SET,2"); // mensetting otomatis row ditampilkan di

setiap kolom beriringan data

delay(1000); // tunda waktu 1000 ms

70
BAB 5

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Setelah melakukan tahap perancangan dan pembuatan sistem yang kemudian

dilanjutkan dengan tahap pengujian dan analisa maka dapat diambil kesimpulan:

1. Sensor DHT-22 yang digunakan untuk mengukur kelembaban dan suhu udara

dengan metode tanpa penanaman sensor, data yang didapat cukup akurat sesuai

dengan spesifikasi modulenya. Sensor DS18B20 yang digunakan untuk mengukur

suhu tanah dengan metode penanaman sensor, sesuai dengan data yang diperoleh

suhu sangat terpengaruh pada kedalaman tanah 10cm.

2. Hasil grafik yang didapat dalam pengukuran suhu tanah dan udara dengan

menggunakan 2 sensor (DHT-aa dan DS18B20) dan Atmega328 cukup baik, hal ini

dapat dilihat pada grafik dan lampiran data yang dihasilkan.

3. Alat ukur suhu udara dan tanah yang menggunakan sensor DHT-22, DS18B20,

dapat bekerja dengan mengukur kelembaban udara dan suhu secara bersamaan pada

suatu sampel dan hasilnya dapat kita lihat pada tampilan LCD dan PC.

71
5.2 SARAN

1. Dengan beberapa pengembangan dan penyempurnaan system dari alat ini akan

dapat lebih sempurna lagi hasilnya.

2. Diharapkan pembaca dapat memberikan kritik dan saran terhadap penulis.

72
DAFTAR PUSTAKA

Budiharto, Widodo. 2005. Panduan Lengkap Belajar Mikrokontroler. Jakarta:


PT.Elex Media Komputindo.

Elektur. 1996. Rangkaian Elektronika. Penerjemah P.Pratomo dkk. Jakarta:


Percetakan PT.Gramedia.

Guslim. 2007. Agroklimatologi. Medan: USU Press

Kartasapoetra, G. 1995. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: PT. Bina
Aksara

Winoto, Ardi. 2008. Mikrokontroler AVR ATMEGAAA8/328535 dan


Pemogramanya dengan bahasa c pada WinAVR. Jakarta: Penerbit
Informatika.

Wisnubroto, Sukardi. Meterologi Pertanian Indonesia. Yogyakarta: Mitra Gama


Widya.

Handoko. 2006. Klimatologi Dasar. Bogor : IPB

Kertasapoetra, Ance Gunrsih. 2005 Klimatologi. Jakarta : Bin Aksara

Tiasiono, Bavong. 2006. Klimatologi Umum. Bandung : IPB

http://www.geraicerdas.com/sensor/temperature/dht22-sensor-suhu-dan-kelembaban-detail

https://referensiarduino.wordpress.com

http://www.caratekno.com/2015/07/pengertian-arduino-uno-mikrokontroler.html

http://www.geraicerdas.com/sensor/temperature/digital-temperature-ds18b20-waterproof-
detail

https://id.wikipedia.org/wiki/Kompos

https://dlnmh9ip6v2uc.cloudfront.net/datasheets/Sensors/Temp/DS18B20.pdf

https://www.sparkfun.cohttps://www.sparkfun.com/datasheets/Components/LM7805.pdfm
/datasheets/Sensors/Temperature/DHT22.pdf

https://www.instrumart.com/assets/smr110-Datasheet.pdf

73

Anda mungkin juga menyukai