Anda di halaman 1dari 65

RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER DENGAN SENSOR

LDR BERBASIS MIKRIKONTROLER ATMEGA 8

TUGAS AKHIR

MARSELLA BR GINTING
152408007

PROGRAM STUDI D-III FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER DENGAN SENSOR


LDR BERBASIS MIKRIKONTROLER ATMEGA 8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Memperoleh


Ahli Madya

MARSELLA BR GINTING
152408007

PROGRAM STUDI D-III FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Rancang Bangun Solar Tracker Dengan Sensor LDR


Berbasis Mikrokontrler ATmega 8

Katagori : Laporan Tugas Akhir

Nama : Marsella Ginting

Nim : 152408007

Program Studi : D-III Fisika

Departemen : Fisika

Fakultas : Matematika Ilmu Pengetahuan Alam

Mengetahui,
Medan, Juli 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERNYATAAN

RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER DENGAN SENSOR


LDR BERBASIS MIKRIKONTROLER ATMEGA 8

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 26 Juni 2018

Marsella Br.Ginting
NIM. 152408007

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER DENGAN SENSOR
LDR BERBASIS MIKRIKONTROLER ATMEGA 8

ABSTRAK

Peningkatan populasi manusia menuntut sumber daya alam untuk memenuhi


berbagai kebutuhan. Misalnya: kebutuhan energy listrik yang sangat mempengaruhi
perkembangan dan teknologi suatu wilayah. Pembuatan Laporan Tugas Akhir ini
bertujuan agar penulis dapat membuat rancang bangun alat pembangkit lsitrik
dengan menggunakan solar cell yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Telah dilakukan perancangan Solar Tracker menggunakan empat buah sensor LDR
untuk mengindera arah gerak matahari. Solar Tracker digunakan untuk
menggerakkan sel surya agar mengikuti arah gerak matahari. Rangkaian elektronik
terdiri dari rangkaian catudaya, rangkaian mikrokontroler ATMega8, LCD,
Rangkaian driver motor servo, dan rangkaian sensor LDR. Rancangan mekanik
menggunakan dua sumbu putar dengan motor servo sebagai penggerak agar sel surya
dapat mengikuti gerak semu harian matahari (dalam arah timur-barat) dan gerak
semu tahunan matahari (dalam arah utara-selatan).

Kata Kunci : Sensor LDR, Motor Servo, Solar Cell, Mikrokontroler ATMega8,
LCD, dan Pembagi Tegangan

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGHARGAAN

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada TYM, dengan dilimpahkan berkat-
Nya penyusunan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. Ucapan Terima kasih penulis
sampaikan Kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan Laporan Akhir ini yaitu kepada:

1. Bapak Dr. Kerista Sebayang,MS, selaku Dekan Fakultas Matematika dan


Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Takdir Tamba,M.Eng.Sc selaku Ketua Program Studi D-III
Fisika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Manis Sembiring,M.Si selaku Pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan Kepada Penulis dalam menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir.
4. Seluruh Staf Pengajar/Pegawai Program Studi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
5. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan bantuan berupa
dukungan moral dan material yang sangat membantu dalam
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.
6. Kakak-kakak saya tercinta yang telah memberikan motivasi dalam
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.
7. Senior kami Faturrahman yang telah memberikan bantuan berupa Ilmu
dan Motivasi dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.
8. Sahabat Saya Diana Feronika Sihombing, Paulus Purba, Sura Pensika
Saragih yang telah memberikan Dorongan Semangat dan Motivasi dalam
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.
9. Rekan-rekan Fisika Instrumentasi D-III yang memberikan bantuan
penulisan untuk menyelesaikan Laporan.

Akhir kata, semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan Mahasiswa
dan pembaca sekalian demi menambah pengetahuan tentang Laporan Tugas Akhir.

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………….. i

PERNYATAAN………………………………………………….. ii

ABSTRAK..................................................................................... iii

PENGHARGAAN...................................................................... iv

DAFTAR ISI.................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR.................................................................... viii

DAFTAR TABEL………………………………………………… x

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………. 1

1.1.Latar Belakang………………………………………. 1

1.2.Rumusan Masalah…………………………………… 2

1.3.Tujuan Penulisan……………………………………. 2

1.4.Batasan Masalah……………………………………. 3

1.5.Metode Penulisan…………………………………… 3

1.6.Sistematika Penulisan………………………………… 4

BAB II LANDASAN TEORI…………………………………….. 5

2.1.Mikrokontroler AVR Atmega 8……………………... . 5

2.1.1.Kelebihan Sistem dengan Mikrokontroler........... .. 5

2.1.2.Mikrokontroler Atmega 8……………………….. 8

2.1.3. Konfigurasi Pin Atmega 8 ………………………. 9

2.1.4.Peta Memori Atmega 8…………………………… 13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.1.5.Timer/Counter 0………………………..………….. 14

2.1.6.Konfigurasi Serial Atmega 8…….……………….. 14

2.1.6.1.Clock Generator……………………………. 15

2.1.6.2.USART Transmitter………………………….. 15

2.1.6.3.USART Receiver……………………………… 16

2.1.7.Sistem Minimum Atmega 8………………………... 16

2.2.Motor Servo………………..…………………………… 16

2.2.1.Keunggulan Motor Servo………….…………… … 17

2.2.2.Kelemahan Motor Servo………………………….. 17

2.2.3.Aplikasi Motor Servo……………………………… 17

2.2.4.Komponen Penyusun Motor Servo……………….. 18

2.2.5.Cara Mengendalikan Motor Servo………………. 19

2.3.Driver Motor……………………………………………. 19

2.3.1. Driver H-Bridge Motor DC……………………… 20

2.3.2. Driver Relay Motor DC …………………………. 21

2.4.Solar Tracking………………………………………….. 21

2.5. Sel Surya / Solar cell ………………………………….. 22

2.5.1. Prinsip kerja panel surya….................................. … 23

2.5.2. Struktur panel surya……………………………… 24

2.5.3.Generasi panel surya…………………………….. .... 26

2.5.3.1.Generasi Pertama Sel Surya Berbasis Wafer 26

2.5.3.2.Generasi kedua Thin Film…………………… 27

2.5.3.3.Generasi ketiga Sel Fotovoltaik…………….. 27

2.5.3.4.Generasi keempat Sel Fotovoltaik Komposit 28

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN………………. 19

3.1.Diagram Blok Sistem………………………………… 19

3.1.1.Fungsi-Fungsi Diagram Blog……………………. 30

3.2.Rangkaian Mikrokontroler Atemega8……………... 30

3.3.Rancangan Rangkaian LCD……....... ……………… 31

3.4.Rangkaian LDR………………………………………. 32

3.5.Rangkaian Motor Servo ……………………………. 33

3.6.Rangkaian Solar Cell ……………………………….. 35

3.7.Rangkaian Pembagi Tegangan……………………… 36

3.8.Flowchat Sistem …………………………………….. 37

BAB IV PENGUJIAN DAN HASIL……………………………. 38

4.1.Program pengujian Mikrokontroller ATMega8…... . 38

4.2 Program Pengujian LCD……………………………… 38


4.3.Program motor Servo………………………………….. 39
4.4.Program solar cell……………………………………… 40
4.5.Program 4 LDR dan Program Pembagi Tegangan…. 40

BAB V PENUTUP…………………….…………………………. 44

5.1.Kesimpulan…………………………………………… 44

5.2.Saran………………………………………………..... 45

DAFTAR PUSATAKA………………………………………….. 46

LAMPIRAN 1……………………………………………………… 47

LAMPIRAN 1……………………………………………………… 49

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1.Mikrokontroler ATmega8…………………………………. 8

2.2.Konfigurasi Pin Atmega8…………………………………… 9

2.3.Blok Diagram ATmega8..………………………………….. 11

2.4.Status Register ATmega8…………………………………… 12

2.5.Peta Memori ATmega8……………………………………… 13

2.6.Blok USART …………………………………………………. 15

2.7.Sistem Minimum ATmega8…………………………………. 16

2.8.Bentuk Motor Servo ………………………………………… 17

2.9.Contoh motor servo 180o yang sering digunakan untuk kaki robot 18

2.10.Bentuk pulsa kendali motor servo………….. ……………… 19

2.11.Rangkaian Driver Motor H-bridge …………………..….. 20

2.12.Rangkaian Driver Relay Motor DC...……………………. 21

2.13.Junction antara semikonduktor…………………………... 23

2.14.Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction 24

2.15.Struktur Panel Surya.…….……………………………….. 25

2.16.Generasi Pertama Panel Surya berbasis Wafer…………. 26

2.17.Generasi Kedua Panel Surya berbasis Wafer.…………… 27

3.1.Diagram Blok Rangkaian …………..……………………… 29

3.2.Rangkaian sistem minimum Mikrokontroler ATMEGA8… 30

3.3.Rangkaian LCD…………………………………………….. 31

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.4.Rangkaian LDR…………………………………………….. 32

3.5.Rangkaian Motor Servo……………………………………… 33

3.6.Rangkaian Solar Cell…………………………………………. 35

3.7.Rangkaian Pembagi Tegangan………………………………. 36

3.8.Flowchart Sistem………………………………………………. 37

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Halaman

4.6Data Pengujian Solar Tracker …………………………… 43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 .…………………………………….………… 47

Lampiran 2 ……………………………………………….. 49

Lampiran 3 ……………………………………………….. 53

xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Listrik telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat
modern. Hampir semua aktivitas manusia, baik di rumah tangga, perkantoran, mau
pun industry sangat bergantung pada listrik. Listrik dapat dibangkitkan dengan
menggunakan generator listrik. Lebih dari 99% energy listrik yang digunakan
sekarang dihasilkan oleh generator listrik dalam bentuk arus bolak-balik yang mudah
disalurkan dalam rentang jarak yang jauh.
Pemanfaatan energy surya sebagai sumber energy alternative bagi pemenuhan
kebutuhan listrik di Indonesia sangatlah tepat mengingat letak geografis yang berada
di daerah tropis dengan panas matahari tersedia sepanjang tahun. Keadaan alam
Indonesia yang relative sulit dijangkau oleh jaringan listrik terpusat menyebabkan
pilihan terhadap energy surya merupakan suatu keharusan.
Ada dua macam teknologi pemanfaatan energy surya yaitu teknologi energy
surya termal dan energy surya fotovoltaik. Energi surya termal di Indonesia pada
umumnya digunakan untuk proses pengeringan hasil pertanian dan hasil kelautan,
sedangkan energy surya fotovoltaik digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik
terutama di daerah terpencil. Teknologi energy surya fotovoltaik (photovoltaic)
adalah teknologi pemanfaatan energy surya dengan cara mengonversi energy tersebut
menjadi arus listrik dengan menggunakan piranti semi konduktor yang disebut sel
surya (solar cell). Alat yang digunakan untuk mengikuti arah gerak matahari dikenal
sebagai solar tracker. Arah gerak matahari tersebut dapat diikuti dengan mengindera
perubahan arah cahaya yang dipancarkannya. Sensor-sensor cahaya yang lazim
digunakan pada beberapa penelitian terdahulu adalah foto diode dan LDR (Light
Dependent Resistors).
Dalam kesempatan ini penulis mencoba membuat suatu alat menggunakan
Solar Tracker untuk Tugas Akhir dengan beberapa aplikasi diantaranya
Mikrokontroler ATMega8 dan sensor LDR. Dimana Solar Tracker tersebut berguna
untuk menghitung tegangan sel surya/matahari dengan tegangan yang maksimal
dimana. Solar tracker ini bekerja dengan menggunakan empat buah sensor LDR
(Light Dependent Resistor) dan dua motor servo. Sistem ini dikendalikan oleh

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Arduino Uno yang menjalankan program yang ditanamkan oleh software Arduino
IDE (Integrated Development Environment).
Hasil pengujian di bawah sinar matahari menunjukkan perbandingan
tegangan rangkaian terbuka (Voc) dan arus hubung singkat (Isc) dari sel surya yang
terpasang pada solar tracker terhadap sel surya yang posisinya tetap. Sel surya yang
terpasang pada sun tracker menghasilkan tegangan rangkaian terbuka rata – rata
5,97% lebih besar dari sel surya yang posisinya tetap dan nilai tertinggi
perbandingannya adalah 8,73% lebih besar. Arus hubung singkat yang dihasilkan sel
surya pada solar tracker rata-rata 25,36% lebih besar dari arus sel surya pada posisi
tetap dan nilai perbandingan tertinggi yang diperoleh dari pengujian adalah 90,09%
lebih besar. Untuk itulah penulis mencoba untuk membuat suatu alat dan penulisan
Tugas Akhir dengan judul “Rancang Bangun Solar Tracker dengan Sensor LDR
Berbasis Mikrokontroler Atmega 8”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah:

1. Bagaimana cara menggerakkan motor servo sesuai gerak matahari?

2. Bagaimana cara merancang solar tracker untuk mendapatkan efesiensi yang


besar?

1.3 Tujuan Penulisan

Adanya Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui bagaimana cara kerja Solar Tracker untuk menghasilkan


tegangan yang maksimum

2. Agar lebih mengerti tentang fungsi sensor LDR dalam alat ini

3. Agar lebih mengerti tentang fungsi Mikrokontroler ATMega8 dalam alat ini
4. Menerapakan dan mengaplikasikan ilmu tentang mikrokontroler yang telah
dipelajari selama menempuh pendidikan.

2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.4 Batasan Masalah
Dalam perencanaan penulisan ini terdapat beberapa batasan masalah sebaai
berikut:
1. Rangkaian Mikrokontroler yang digunakan adalah Mikrokontroler ATMega8
2. Solar tracking system ini nantinya dikontrol oleh mikrokontroler arduino
Uno, Arduino Uno adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-
source, diturunkan dari Wiring plat form, dirancang untuk memudahkan
penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.
3. Motor yang digunakan adalah Motor servo yang berguna sebagai penggerak
tanpa melakukan tinjauan mengenai ukuran atau spesifikasi motor servo yang
sesuai untuk beban tertentu.
4. Sensor yang dipakaiadalah sensor LDR (Light Dependent Resistor) adalah
jenis resistor yang nilai resistan sinyal tergantung pada intensitas cahaya yang
diterimanya.
5. Aplikasi computer yang digunakan adalah aplikasi Arduiono
6. IC jam yang digunakan adalah IC jam RTC yang berfungsi sebagai sumber
data waktu baik berupa data jam, hari, bulan maupun tahun.

1.5 Metodologi Penulisan


Langkah yang akan ditempuh dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
diantaranya adalah:
a. Study Literatur
Pencarian dan pengumpulan literatur-literatur dan kajian-kajian yang berkaitan
dengan masalah-masalah yang ada dalam Tugas Akhir baik berupa artikel, buku
referensi, internet dan sumber-sumber lain.
b. Analisa Masalah
Menganalisa semua permasalahan yang ada berdasarkan sumber-sumber yang ada
dan berdasarkan pengamatan terhadap masalah tersebut.
c. Perancangan dan realisasi alat
Membuat perancangan alat berdasarkan parameter yang diinginkan kemudian
merealisasikan rancangan tersebut.
d. Simulasi Sistem

3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Setelah tahap perancangan berdasarkan standar yang ada, tahap selanjutnya adalah
Melakukan simulasi system untuk melihat kinerja system tersebut.

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah pembahasan dan penulisan laporan ini, penulis membuat
susunan bab-bab yang membentuk laporan ini dalam sistematika penulisan laporan
dengan urutan sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk
pembahasan dan cara kerja dari rangkaian dan bahasa pemrograman yang digunakan,
serta karakteristik dari komponen-komponen pendukung.
BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
Bab ini berisikan tentang proses perancangan dan pembuatan alat. Mulai dari
perancangan dan pembuatan system secara hardware atau software.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan system kerjaalat,
penjelasan mengenai rangkaian-rangkaian yang digunakan, penjelasan mengenai
program yang diisikan miktokontroler ATMega8.
BAB 5 PENUTUP
Dalam bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran dari alatatau pun data yang
dihasilkan dari alat. Bab ini juga merupakan akhir dari penulisan laporan proyek ini.

4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Mikrokontroler AVR Atmega8


Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol
rangkaian elektronik dan umunya dapat menyimpan program didalamnya.
Mikrokontroler umumnya terdiri dari CPU (Central Processing Unit), memori, I/O
tertentu dan unit pendukung seperti Analog-to-Digital Converter (ADC) yang sudah
terintegrasi di dalamnya.
Kelebihan utama dari mikrokontroler ialah tersedianya RAM dan peralatan
I/O pendukung sehingga ukuran board mikrokontroler menjadi sangat ringkas.
Mikrokontroler MCS51 ialah mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 KB Flash
PEROM (Programmable and Erasable Only Memory) yang dapat dihapus dan
ditulisi sebanyak 1000 kali. Mikrokontroler ini diproduksi dengan menggunakan
teknologi high density non-volatile memory. Flash PEROM on-chip tersebut
memungkinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem (in-system
programming) atau dengan menggunakan programmer non-volatile memory
konvensional. Kombinasi CPU 8 bit serba guna dan Flash PEROM, menjadikan
mikrokontroler MCS51 menjadi microcomputer handal yang fleksibel.

2.1.1 Kelebihan Sistem Dengan Mikrokontroler


 Penggerak pada mikrokontoler menggunakan bahasa pemograman assembly
dengan berpatokan pada kaidah digital dasar sehingga pengoperasian sistem
menjadi sangat mudah dikerjakan sesuai dengan logika sistem (bahasa
assembly ini mudah dimengerti karena menggunakan bahasa assembly aplikasi
dimana parameter input dan output langsung bisa diakses tanpa menggunakan
banyak perintah). Desain bahasa assembly ini tidak menggunakan begitu
banyak syarat penulisan bahasa pemrograman seperti huruf besar dan huruf
kecil untuk bahasa assembly tetap diwajarkan.
 Mikrokontroler tersusun dalam satu chip dimana prosesor, memori, dan I/O
terintegrasi menjadi satu kesatuan kontrol sistem sehingga mikrokontroler dapat
dikatakan sebagai komputer mini yang dapat bekerja secara inovatif sesuai
dengan kebutuhan sistem.

5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Sistem running bersifat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan komputer
sedangkan parameter komputer hanya digunakan untuk download perintah
instruksi atau program. Langkah-langkah untuk download komputer dengan
mikrokontroler sangat mudah digunakan karena tidak menggunakan banyak
perintah.
 Pada mikrokontroler tersedia fasilitas tambahan untuk pengembangan memori
dan I/O yang disesuaikan dengan kebutuhan sistem.
 Harga untuk memperoleh alat ini lebih murah dan mudah didapat.
Jenis-Jenis Mikrokontroler secara umum mikrokontroler terbagi menjadi 3
keluarga besar yang ada di pasaran. Setiap keluarga memepunyai cirri khas dan
karekteriktik sendiri sendiri, berikut pembagian keluarga dalam mikrokontroler:
1. Keluarga MCS51
Mikrokonktroler ini termasuk dalam keluarga mikrokonktroler
CISC.Sebagian besar instruksinya dieksekusi dalam 12 siklus clock. Mikrokontroler
ini berdasarkan arsitektur Harvard dan meskipun awalnya dirancang untuk aplikasi
mikrokontroler chip tunggal, sebuah mode perluasan telah mengizinkan sebuah
ROM luar 64KB dan RAM luar 64KB diberikan alamat dengan cara jalur pemilihan
chip yang terpisah untuk akses program dan memori data.Salah satu
kemampuan dari mikrokontroler 8051 adalah pemasukan sebuah mesin
pemroses boolean yang mengijikan operasi logika boolean tingkatan-bit dapat
dilakukan secara langsung dan secara efisien dalam register internal dan RAM.
Karena itulah MCS51 digunakan dalam rancangan awal PLC (programmable Logic
Control).
2. AVR
Mikrokonktroler Alv and Vegard’s Risc processor atau sering disingkat AVR
merupakan mikrokonktroler RISC 8 bit. Karena RISC inilah sebagian besar kode
instruksinya dikemas dalam satu siklus clock.AVR adalah jenis mikrokontroler yang
paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi.Secara umum,
AVR dapat dikelompokkan dalam 4 kelas.Pada dasarnya yang membedakan masing-
masing kelas adalah memori, peripheral dan fungsinya.Keempat kelas tersebut
adalah keluarga ATTiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan
AT86RFxx.

6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. PIC
PIC ialah keluarga mikrokontroler tipe RISC buatan Microchip Technology.
Bersumber dari PIC1650 yang dibuat oleh Divisi Mikroelektronika General
Instruments. Teknologi Microchip tidak menggukana PIC sebagai akronim,melaikan
nama brandnya ialahPICmicro. Hal ini karena PIC singkatan dari Peripheral Interface
Controller, tetapi General Instruments mempunyai akronim PIC1650 sebagai
Programmabel Intelligent Computer.PIC pada awalnya dibuat menggunakan
teknologi General Instruments 16 bit CPU yaitu CP1600. * bit PIC dibuat pertama
kali 1975 untuk meningkatkan performa sistem peningkatan pada I/). Saat ini PIC
telah dilengkapi dengan EPROM dan komunikasi serial, UAT, kernel kontrol motor
dll serta memori program dari 512 word hingga 32 word. 1 Word disini sama dengan
1 instruki bahasa assembly yang bervariasi dari 12 hingga 16 bit, tergantung dari tipe
PIC micro tersebut. Silahkan kunjungi www.microchip.com untuk melihat berbagai
produk chip tersebut.Pada awalnya, PIC merupakan kependekan dari Programmable
Interface Controller. Tetapi pada perkembangannya berubah menjadi Programmable
Intelligent Computer.PIC termasuk keluarga mikrokonktroler berarsitektur Harvard
yang dibuat oleh Microchip Technology. Awalnya dikembangkan oleh Divisi
Mikroelektronik General Instruments dengan nama PIC1640. Sekarang Microhip
telah mengumumkan pembuatan PIC-nya yang keenam.PIC cukup popular
digunakan oleh para developer dan para penghobi ngoprek karena biayanya yang
rendah, ketersediaan dan penggunaan yang luas, database aplikasi yang besar, serta
pemrograman (dan pemrograman ulang) melalui hubungan port serial yang terdapat
pada komputer.
Yang digukanakan adalah mikrokontroler AVR ATMega 8.AVR merupakan
salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnyaterdapat berbagai macam
fungsi.Perbedaannya pada mikro yang pada umumnya digunakan seperti MCS51
adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillatoreksternal karena di dalamnya
sudah terdapat internal oscillator. Selain itu kelebihan dari AVR adalah memiliki
Power-On Reset, yaitu tidak perlu ada tombol reset dari luar karena cukup hanya
dengan mematikan supply, maka secara otomatis AVR akan melakukan reset. Untuk
beberapa jenis AVR terdapat beberapa fungsi khusus seperti ADC, EEPROM sekitar
128 byte sampai dengan 512 byte.

7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
AVR ATmega8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit berarsitektur AVR RISC
yang memiliki 8K byte in-System Programmable Flash. Mikrokontroler dengan
konsumsi daya rendah ini mampu mengeksekusi instruksi dengan kecepatan
maksimum 16MIPS pada frekuensi 16MHz. Jika dibandingkan dengan ATmega8L
perbedaannya hanya terletak pada besarnya tegangan yang diperlukan untuk bekerja.
Untuk ATmega8 tipe L, mikrokontroler ini dapat bekerja dengan tegangan antara 2,7
- 5,5 V sedangkan untuk ATmega8 hanya dapat bekerja pada
tegangan antara 4,5 – 5,5 V.

2.1.2 Mikrokontroler ATmega8

Gambar 2.1. Mikrokontroler ATmega8

Mikrokontroler ini diproduksi oleh atmel dari seri AVR.Untuk seri AVR ini
banyak jenisnya, yaitu ATmega8, ATmega8535, Mega8515, Mega16, dan lain-lain.
Beberapa fitur dari ATmega8 adalah sebagai berikut :
1. 8 Kbyte Flash Program
2. 12 Kbyte EEPROM
3. 1 Kbyte SRAM
4. 2 timer 8 bit dan 1 timer 16 bit
5. Analog to digital converter
6. USART
7. Analog comparator
8. Two wire interface (I2C)

8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.3 Konfigurasi Pin Atmega8

Gambar 2.2. Konfigurasi Pin Atmega8

ATmega8 memiliki 28 Pin, yang masing-masing pin nya memiliki fungsiyang


berbeda-beda baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Berikut akandijelaskan
fungsi dari masing-masing kaki ATmega8.
 VCC
Merupakan supply tegangan digital.
 GND
Merupakan ground untuk semua komponen yang membutuhkan grounding.
 Port B (PB7...PB0)
Didalam Port B terdapat XTAL1, XTAL2, TOSC1, TOSC2. Jumlah Port B
adalah 8 buah pin, mulai dari pin B.0 sampai dengan B.7. Tiap pin dapat digunakan
sebagai input maupun output. Port B merupakan sebuah 8-bit bi-directional I/O
dengan internal pull-up resistor. Sebagai input, pin-pinyang terdapat pada port B
yang secara eksternal diturunkan, maka akan mengeluarkan arus jika pull-up resistor
diaktifkan. Khusus PB6 dapat digunakan sebagai input Kristal (inverting oscillator
amplifier) dan input kerangkaian clock internal, bergantung pada pengaturan Fuse
bit yang digunakan untuk memilih sumber clock. Sedangkan untuk PB7 dapat
digunakan sebagai output Kristal (output oscillator amplifier) bergantung pada
pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber clock. Jikasumber

9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
clock yang dipilih dari oscillator internal, PB7 dan PB6 dapatdigunakan sebagai I/O
atau jika menggunakan Asyncronous Timer/Counter2 maka PB6 dan PB7 (TOSC2
dan TOSC1) digunakan untuk saluran inputtimer.
 Port C (PC5…PC0)
Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O port yang di dalam
masingmasing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin nya hanya 7 buah mulai dari
pin C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai keluaran/output port C memiliki
karakteristik yang sama dalam hal menyerap arus (sink) ataupun mengeluarkan arus
(source).
 RESET/PC6
Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai pin I/O.
Pin ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pin yang terdapat pada port
C lainnya. Namun jika RSTDISBL Fuse tidak diprogram, maka pin ini akan
berfungsi sebagai input reset. Dan jika level tegangan yang masuk ke pin ini rendah
dan pulsa yang ada lebih pendek dari pulsa Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan
untuk ADC. Untuk pin ini harusdihubungkan secara terpisah dengan VCC karena
pin ini digunakan untuk analog saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak digunakan
tetap saja disarankan untuk menghubungkannya secara terpisah dengan VCC. Jika
ADC digunakan, maka AVcc harus dihubungkan ke VCC melalui low passfilter.
 AREF
Merupakan pin referensi jika menggunakan ADC. AVR status register
mengandung beberapa informasi mengenai hasil dari kebanyakan hasil eksekusi
instruksi aritmatik. Informasi ini digunakan untuk altering arus program sebagai
kegunaan untuk meningkatkan performa pengoperasian.
Dalam hal ini untuk beberapa kasus dapat membuang penggunaan kebutuhan
instruksi perbandingan yang telah didedikasikan serta dapat menghasilkan
peningkatan dalam hal kecepatan dan kode yang lebih sederhana dan singkat.
Register ini tidak secara otomatis tersimpan ketika memasuki sebuah rutin interupsi
dan juga ketika menjalankan sebuah perintah setelah kembali dari interupsi. Namun
hal tersebut harus dilakukan melalui software. Berikut adalah gambar status register.

10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.3. Blok Diagram ATmega8

Pada AVR status register mengandung beberapa informasi mengenai hasil


dari kebanyakan hasil eksekusi instruksi aritmatik. Informasi ini digunakan untuk
altering arus program sebagai kegunaan untuk meningkatkan performa
pengoperasian. Register ini di-update setelah operasi ALU (Arithmetic Logic Unit)
hal tersebut seperti yang tertulis dalam datasheet khususnya pada bagian Instruction
Set Reference. Dalam hal ini untuk beberapa kasus dapat membuang penggunaan
kebutuhan instruksi perbandingan yang telah didedikasikan serta dapat menghasilkan
peningkatan dalam hal kecepatan dan kode yang lebih sederhana dan singkat.
Register ini tidak secara otomatis tersimpan ketika memasuki sebuah rutin interupsi

11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dan juga ketika menjalankan sebuah perintah setelah kembali dari interupsi. Namun
hal tersebut harus dilakukan melalui software. Berikut adalah gambar status register.

Gambar 2.4. Status Register ATmega8


1. Bit 7(I)
Merupakan bit Global Interrupt Enable. Bit ini harus di-set agar semua perintah
interupsi dapat dijalankan. Untuk perintah interupsi individual akan di jelaskan
pada bagian yang lain. Jika bit ini di-reset, maka semua perintah interupsi baik
yang individual maupun yang secara umum akan di abaikan. Bit ini akan
dibersihkan atau cleared oleh hardware setelah sebuah interup dijalankan dan akan
di-set kembali oleh perintah RETI. Bit ini juga dapat diset dan di-reset melalui
aplikasi dan intruksi SEI dan CLL.
2. Bit 6(T)
Merupakan bit Copy Storage. Instruksi bit Copy Instructions BLD (Bit Load) and
BST (Bit Store) menggunakan bit ini sebagai asal atau tujuan untuk bit yang telah
dioperasikan. Sebuah bit dari sebuah register dalam Register File dapat disalin ke
dalam bit ini dengan menggunakan instruksi BST, dan sebuah bit di dalam bit ini
dapat disalin ke dalam bit di dalam register pada Register File dengan
menggunakan perintah BLD.
3. Bit 5(H)
Merupakan bit Half Carry Flag. Bit ini menandakan sebuah Half Carry dalam
beberapa operasi aritmatika. Bit ini berfungsi dalam aritmatika BCD.
4. Bit 4(S)
Merupakan Sign bit. Bit ini selalu merupakan sebuah ekslusif di antara Negative
Flag (N) dan two’s Complement Overflow Flag (V).
5. Bit 3(V)
Merupakan bit Two’s Complement Overflow Flag. Bit ini menyediakan fungsi
aritmatika dua komplemen.

12
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Bit 2(N)
Merupakan bit Negative Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil negative di
dalam sebuah fungsi logika atai aritmatika.
7. Bit 1(Z)
Merupakan bit Zero Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah jasil nol “0” dalam
sebuah fungsi aritmatika atau logika.
8. Bit 0(C)
Merupakan bit Carry Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah Carry atau sisa dalam
sebuah aritmatika atau logika.

2.1.4 Peta Memori ATmega8

Gambar 2.5. Peta Memori ATmega8


Memori atmega terbagi menjadi tiga yaitu :

1. Memori Flash
Memori flash adalah memori ROM tempat kode-kode program berada. Kata flash
menunjukan jenis ROM yng dapat ditulis dan dihapus secara elektrik. Memori
flash terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian aplikasi dan bagian boot. Bagian
aplikasi adalah bagian kode-kode program apikasi berada.Bagian boot adalah
bagian yang digunakan khusus untuk booting awal yang dapat eprogram untuk
menulis bagian aplikasi tanpa melalui programmer/downloader, misalnya melalui
USART.
2. Memori Data
Memori data adalah memori RAM yang digunakan untuk keperluan program.
Memori data terbagi menjadi empat bagian yaitu :

13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32 GPR (General Purphose Register) adalah register khusus yang bertugas untuk
membantu eksekusi program oleh ALU (Arithmatich Logic Unit), dalam instruksi
assembler setiap instruksi harus melibatkan GPR. Dalam bahasa C biasanya
digunakan untuk variabel global atau nilai balik fungsi dan nilai-nilai yang dapat
memperingan kerja ALU.Dalam istilah processor komputer sahari-hari GPR
dikenal sebagai “chace memory”.
I/O register dan Aditional I/O register adalah register yang difungsikan khusus
untuk mengendalikan berbagai pheripheral dalam mikrokontroler seperti pin port,
timer/counter, usart dan lain-lain. Register ini dalam keluarga mikrokontrol
MCS51 dikenal sebagi SFR(Special Function Register).
3. EEPROM
EEPROM adalah memori data yang dapat mengendap ketika chip mati (off),
digunakan untuk keperluan penyimpanan data yang tahan terhadap gangguan catu
daya.

2.1.5 Timer/Counter 0
Timer/counter 0 adalah sebuah timer/counter yang dapat mencacah sumber
pulsa/clock baik dari dalam chip (timer) ataupun dari luar chip (counter) dengan
kapasitas 8-bit atau 256 cacahan. Timer/counter dapat digunakan untuk :
1. Timer/counter biasa
2. Clear Timer on Compare Match (selain Atmega 8)
3. Generator frekuensi (selain Atmega 8)
4. Counter pulsa eksternal

2.1.6 Komunikasi Serial Pada ATmega8


Mikrokontroler AVR Atmega 8 memiliki Port USART pada Pin 2 dan Pin 3
untuk melakukan komunikasi data antara mikrokontroler dengan mikrokontroler
ataupun mikrokontroler dengan komputer. USART dapat difungsikan sebagai
transmisi data sinkron, dan asinkron. Sinkron berarti clock yang digunakan antara
transmiter dan receiver satu sumber clock. Sedangkan asinkron berarti transmiter dan
receiver mempunyai sumber clock sendiri-sendiri. USART terdiri dalam tiga blok
yaitu clock generator, transmiter, dan receiver.

14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.6. Blok USART

2.1.6.1 Clock Generator


Clock generator berhubungan dengan kecepatan transfer data (baud rate),
register yang bertugas menentukan baud rate adalah register pasangan.

2.1.6.2. USART Transmitter


Usart transmiter berhubungan dengan data pada Pin TX. Perangkat yang
sering digunakan seperti register UDR sebagi tempat penampungan data yang akan
ditransmisikan. Flag TXC sebagai akibat dari data yang ditransmisikan telah sukses
(complete), dan flag UDRE sebagai indikator jika UDR kosong dan siap untuk diisi
data yang akan ditransmisikan lagi.

15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.6.3. USART Receiver
Usart receiver berhubungan dengan penerimaan data dari Pin RX. Perangkat
yang sering digunakan seperti register UDR sebagai tempat penampung data yang
telah diterima, dan flag RXC sebagi indikator bahwa data telah sukses (complete)
diterima.

2.1.7. Sistem Minimum ATmega8


Rangkaian Sistem Minimum berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh
sistem yang ada. Komponen utama dari rangkaian sistem minimum adalah
Mikrokontroler ATMega8. Pada Mikrokontroler semua program didownload,
sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki. Sistem minimum
(sismin) mikrokontroler adalah rangkaian elektronik minimum yang diperlukan
untuk beroperasinya IC mikrokontroler. Sistem minimum kemudian bisa
dihubungkan dengan rangkaian lampu led berjalan, motor dc, dan lain-lain untuk
menjalankan fungsi tertentu

Gambar 2.7.Sistem Minimum ATmega8

2.2 .Motor servo


Motor Servo adalah sebuah motor DC dengan sistem umpan balik tertutup di
mana posisi rotor-nya akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di
dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor DC, serangkaian gear,
potensiometer, dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan

16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur
berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor servo.

Gambar 2.8. Bentuk Motor Servo

2.2.1.Keunggulan Motor Servo

Keunggulan dari penggunaan motor servo adalah :


 Tidak bergetar dan tidak ber resonansi saat beroperasi.
 Daya yang dihasilkan sebanding dengan ukuran dan berat motor.
 Penggunaan arus listik sebanding dengan beban yang diberikan.
 Resolusi dan akurasi dapat diubah dengan hanya mengganti encoder yang
dipakai.
 Tidak berisik saat beroperasi dengan kecepatan tinggi.

2.2.2.Kelemahan Motor Servo

Keunggulan dari penggunaan motor servo adalah :


 Tidak bergetar dan tidak ber-resonansi saat beroperasi.
 Daya yang dihasilkan sebanding dengan ukuran dan berat motor.
 Penggunaan arus listik sebanding dengan beban yang diberikan.
 Resolusi dan akurasi dapat diubah dengan hanya mengganti encoder yang
dipakai.
 Tidak berisik saat beroperasi dengan kecepatan tinggi.

2.2.3.Aplikasi Motor Servo

Motor servo dapat dimanfaatkan pada pembuatan robot, salah satunya


sebagai penggerak kaki robot. Motor servo dipilih sebagai penggerak pada kaki
robot karena motor servo memiliki tenaga atau torsi yang besar, sehingga dapat

17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menggerakan kaki robot dengan beban yang cukup berat. Pada umumnya motor
servo yang digunakan sebagai pengerak pada robot adalah motor servo 180o.

Gambar 2.9.Contoh motor servo 180o yang sering digunakan untuk kaki
robot

2.2.4.Komponen Penyusun Motor Servo

Motor servo pada dasarnya dibuat menggunakan motor DC yang dilengkapi


dengan controler dan sensor posisi sehingga dapat memiliki gerakan 0 o, 90o,
180o atau 360o. Berikut adalah komponen internal sebuah motor servo 180o.

Tiap komponen pada motor servo diatas masing-masing memiliki fungsi


sebagai controler, driver, sensor, girbox dan aktuator. Pada gambar diatas terlihat
beberapa bagian komponen motor servo. Motor pada sebuah motor servo
adalah motor DC yang dikendalikan oleh bagian controler, kemudian komponen

18
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang berfungsi sebagai sensor adalah potensiometer yang terhubung pada sistem
girbox pada motor servo.

2.2.5.Cara Mengendalikan Motor Servo

Untuk menjalankan atau mengendalikan motor servo berbeda dengan motor


DC. Karena untuk mengedalikan motor servo perlu diberikan sumber tegangan dan
sinyal kontrol. Besarnya sumber tegangan tergantyung dari spesifikasi motor servo
yang digunakan. Sedangkan untuk mengendalikan putaran motor servo dilakukan
dengan mengirimkan pulsa kontrol dengan frekuensi 5o Hz dengan periode 20ms dan
duty cycle yang berbeda. Dimana untuk menggerakan motor servo sebesar
90o diperlukan pulsa dengan ton duty cycle pulsa posistif 1,5ms dan unjtuk bergerak
sebesar 180o diperlukan lebar pulsa 2ms. Berikut bentuk pulsa kontrol motor servo
dimaksud.

Gambar 2.10.Bentuk pulsa kendali motor servo

2.3.Driver Motor
Driver motor ini berguna untuk menggerakkan dan mengontrol motor DC
dengan memberikan sinyal masukan. Ada beberapa macam driver motor DC yang
biasa kita pakai seperti menggunakan relay yang diaktifkan dengan transistor sebagai
saklar. Dengan berkembangnya dunia IC, sekarang sudah ada H-Bridge yang
dikemas dalam satu IC dimana memudahkan kita dalam pelaksanaan hardware dan
kendalinya apalagi jika menggunakan mikrokontroler. Dalam pemakaian jenis driver
yang akan digunakan baik rangkaian driver motor dengan rangkaian transistor untuk
membuat H-brigde atau menggunakan IC yang didalamnya mewakili driver H-bridge
disesuaikan dengan kebutuhan dari motor yang dipakai. Dalam alat ini menggunakan
dua jenis driver untuk menggerakkan motor DC yaitu driver motor H-Bridge dan
driver relay.

19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.3.1 Driver H-Bridge Motor DC
Pada driver motor H-Bridge ini terdapat komponen transistor dan dioda.
Transistor pada rangkaian driver motor DC H-Bridge berfungsi sebagai saklar
elektronik untuk mengalirkan arus ke motor DC secara bridge. Daya maksimum
pengendalian motor DC dengan metode bridge ini ditentukan oleh kapasitas
maksimum transistor mengalirkan arus listrik.
Dioda yang dipasang parallel secara reverse pada kolektro – emitor transistor
berfungsi sebagai clamper dioda. Clamper dioda berfungsi untuk melindungi
transistor dari lonjakan tegangan balik induksi dari motor DC. Pada rangkaian H-
Bridge terdapat dua input dari mikrokontroler yang akan menentukan arah putaran
motor. Kedua jalur input tersebut dapat diberikan sinyal input berupa logika
HIGH dan LOW berdasarkan sinyal yang dikirim oleh mikrokontroler.
Untuk mengendalikan motor DC dengan rangkaian dasar H-Bridge ini kedua
line input tersebut tidak boleh berlogika sama. Dengan kombinasi logika input HIGH
dan LOW pada kedua line input rangkaian H-Bridge ini kita dapat mengendalikan
motor DC secara searah jarum jam atau clock wise (CW) dan berlawanan arah jarum
jam atau counter clock wise (CCW). Untuk lebih jelas dapat dilihat skema rangkaian
dasar kontrol motor DC H-Bridge pada gambar 2.8 di bawah ini. Rangkaian driver
H-Bridge ini digunakan untuk menggerakkan motor DC pada selang pengisian yang
dapat membuat gerakkan turun dan naik.

Gambar 2.11. Rangkaian Driver Motor H-bridge

20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.3.2 Driver Relay Motor DC
Pada rangkaian driver relay motor DC alat terdapat konponen IC ULN2003
dan juga relay.
IC ULN2003 berfungsi sebagai penguat daya (arus/tegangan) sehingga dapat
menggerakkan relay karena sinyal yang diterima dari mikrokontoler tidak dapat
mencukupi.
Relay berfungsi sebagai switching elektronik yng akan menggerakkan motor
DC (Motor Power Window). Gambar rangkaian dari rangkaian driver relay dapat
dilihat pada gambar.

Gambar 2.12. Rangkaian Driver Relay Motor DC

2.4 Solar Tracking


Ialah suatu kegiatan untuk mengikuti jejak suatu objek adapun jenis Solar
tracker yaitu: 1. Polar Tracker Polar tracker merupakan Metode yang secara
ilmiah dikenal sebagai metode standar pemasangan struktur dukungan teleskop .
sumbu tunggal miring sejajar dengan bintang kutub . Oleh karena itu disebut
selaras sumbu tracker tunggal polar ( Pasat ) . Dalam pelaksanaannya tertentu
dari tracker sumbu tunggal miring , sudut kemiringan sama dengan situs lintang .
Hal ini sejalan sumbu tracker rotasi dengan sumbu bumi rotasi. Pelacak tersebut
juga dapat disebut sebagai "tracker sumbu tunggal", karena hanya satu me 14
Horisontal Axis tunggal dapat dibagi antara pelacak untuk menurunkan biaya
instalasi. Alat ini kurang efektif di lintang yang lebih tinggi.

21
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Keuntungan utama adalah kekokohan yang melekat pada struktur pendukung
dan kesederhanaan mekanisme. Karena panel horisontal, mereka dapat kompak
ditempatkan pada tabung poros tanpa bahaya diri-bayangan dan juga perawatan
yang mudah. Untuk mekanisme aktif, kendali tunggal dan motor dapat digunakan
untuk menjalankan beberapa baris dari panel. (wikipedia, 2016) 3. Vertical Axis
Sumbu rotasi untuk vertical axle tracker dibuat tegak lurus dengan tanah. Pelacak
ini bergerak dari Timur ke Barat selama sehari. Pelacak tersebut lebih efektif di
lintang tinggi daripada pelacak sumbu horizontal.Pelacak tersebut disesuaikan
dengan sudut tetap atau (musimnya) cocok untuk garis lintang tinggi, di mana
matahari tidak terlalu tinggi, tetapi yang menyebabkan hari yang panjang di
musim panas, dengan perjalanan matahari melalui garis bujur bumi.
Metode ini telah digunakan dalam pembangunan rumah silinder di Austria
(lintang di atas 45 derajat utara) yang berputar secara keseluruhan untuk melacak
matahari, dengan panel vertikal dipasang di salah satu sisi bangunan. Vertikal
Axis Pelacak tunggal biasanya memiliki modul yang berorientasi pada sudut
sehubungan dengan sumbu rotasi. Sebagai trek modul, menyapu kerucut yang
rotationally setangkup sekitar sumbu rotasi.
2.5 Sel Surya / Solar cell
Sel surya adalah kumpulan sel fotovoltaik yang dapat mengkonversi sinar
matahari menjadi listrik. Ketika memproduksi panel surya, produsen harus
memastikan bahwa sel-sel surya saling terhubung secara elektrik antara satu
dengan yang lain pada sistem tersebut. Sel surya juga perlu dilindungi dari
kelembaban dan kerusakan mekanis karena hal ini dapat merusak efisiensi panel
surya secara signifikan, dan menurunkan masa pakai dari yang diharapkan
(Zahaedi.A.1998).
Sel surya biasanya memiliki umur 20 tahun yang biasanya dalam jangka
waktu tersebut pemilik panel surya tidak akan mengalami penurunan efisiensi
yang signifikan. Namun, meskipun dengan kemajuan teknologi mutahir, sebagian
besar panel surya komersial saat ini hanya mencapai efisiensi 15% dan hal ini
tentunya merupakan salah satu alasan utama mengapa industri energi surya masih
tidak dapat bersaing dengan bahan bakar fosil. Panel surya komersial sangat
jarang yang melampaui efisiensi 20%.

22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Panel surya sangat mudah dalam hal pemeliharaan karena tidak ada bagian
yang bergerak. Satu-satunya hal yang harus dikhawatirkan adalah memastikan
untuk menyingkirkan segala hal yang dapat menghalangi sinar matahari ke panel
surya tersebut.

2.5.1 Prinsip kerja panel surya


Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu
junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri 16
dari ikatan-ikatan atom yang dimana terdapat elektron sebagai penyusun dasar.
Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron (muatan negatif) sedangkan
semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole (muatan positif) dalam struktur
atomnya. Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan
mendoping material dengan atom dopant. Sebagai contoh untuk mendapatkan
material silikon tipe-p, silikon didoping oleh atom boron, sedangkan untuk
mendapatkan material silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor. Ilustrasi
dibawah menggambarkan junction semikonduktor tipe-p dan tipe-n.

Gambar 2.13. Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan


tipe-n (kelebihan elektron).

Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga
elektron (dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk 17 menghasilkan

23
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
listrik. Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka kelebihan
elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga membentuk
kutub positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif pada
semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk
medan listrik yang mana ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n junction
ini maka akan mendorong elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak
negatif, yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole
bergerak menuju kontak positif menunggu elektron datang, seperti diilustrasikan
pada gambar dibawah.

Gambar 2.14. Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction

2.5.2 Struktur panel surya


Sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi, jenis-jenis teknologi sel surya
pun berkembang dengan berbagai inovasi. Ada yang disebut sel surya generasi
satu, dua, tiga dan empat, dengan struktur atau bagian-bagian penyusun sel yang
berbeda pula . Dalam tulisan ini akan dibahas struktur dan cara kerja dari sel
surya yang umum berada dipasaran saat ini yaitu sel surya berbasis material
silikon yang juga secara umum mencakup struktur dan cara kerja sel surya
generasi pertama (sel surya silikon) dan kedua (thin film/lapisan tipis).

24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.15. Struktur Panel Surya.

a. Substrat/Metal backing
Substrat adalah material yang menopang seluruh komponen sel surya.
Material substrat juga harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik
karena juga berfungsi sebagai kontak terminal positif sel surya, sehinga
umumnya 19 digunakan material metal atau logam seperti aluminium atau
molybdenum. Untuk sel surya dye-sensitized (DSSC) dan sel surya organik,
substrat juga berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya sehingga material
yang digunakan yaitu material yang konduktif tapi juga transparan seperti
indium tin oxide (ITO) dan flourine doped tin oxide (FTO).
b. Material semikonduktor
Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya yang
biasanya mempunyai tebal sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya
generasi pertama (silikon), dan 1-3 mikrometer untuk sel surya lapisan tipis.
Material semikonduktor inilah yang berfungsi menyerap cahaya dari sinar
matahari. Untuk kasus gambar diatas, semikonduktor yang digunakan adalah
material silikon, yang umum diaplikasikan di industri elektronik. Sedangkan
untuk sel surya lapisan tipis, material semikonduktor yang umum digunakan
dan telah masuk pasaran yaitu contohnya material Cu(In,Ga)(S,Se)2 (CIGS),
CdTe (kadmium telluride), dan amorphous silikon, disamping
materialmaterial semikonduktor potensial lain yang dalam sedang dalam
penelitian intensif seperti Cu2ZnSn(S,Se)4 (CZTS) dan Cu2O (copper oxide).
Bagian semikonduktor tersebut terdiri dari junction atau gabungan dari
dua material semikonduktor yaitu semikonduktor tipe-p (material-material
yang disebutkan diatas) dan tipe-n (silikon tipe-n, CdS,dll) yang membentuk

25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
p-n junction. P-n junction ini menjadi kunci dari prinsip kerja sel surya. 20
Pengertian semikonduktor tipe-p, tipe-n, dan juga prinsip p-n junction dan sel
surya akan dibahas dibagian “cara kerja sel surya”.
c. Kontak metal / contact grid
Selain substrat sebagai kontak positif, diatas sebagian material
semikonduktor biasanya dilapiskan material metal atau material konduktif
transparan sebagai kontak negatif.
d. Lapisan antireflektif
Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan cahaya yang
terserap oleh semikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya dilapisi oleh
lapisan anti-refleksi. Material anti-refleksi ini adalah lapisan tipis material
dengan besar indeks refraktif optik antara semikonduktor dan udara yang
menyebabkan cahaya dibelokkan ke arah semikonduktor sehingga
meminimumkan cahaya yang dipantulkan kembali.
e. Enkapsulasi / cover glass
Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk melindungi modul surya
dari hujan atau kotoran.( Tekhnologi surya, 2015)

2.5.3 Generasi panel surya


2.5.3.1 Generasi Pertama Sel Surya Berbasis Wafer

Gambar 2.16 Generasi Pertama Panel Surya berbasis Wafer.

Sel fotovoltaik generasi pertama terdiri dari area besar, lapisan kristal
tunggal, tunggal dioda pn junction, mampu menghasilkan energi listrik yang
dapat digunakan dari sumber cahaya dengan panjang gelombang sinar matahari.
Sel-sel ini biasanya dibuat dengan menggunakan proses difusi dengan wafer

26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
silikon. Ini wafer silikon – Sel surya berbasis teknologi dominan dalam produksi
komersial sel surya, akuntansi lebih dari 85% dari pasar sel surya terestrial.
2.5.3.2 Generasi kedua Thin Film

Gambar 2.17. Generasi Kedua Panel Surya berbasis Wafer.


Sel-sel ini didasarkan pada penggunaan tipis epitaksi (epitaksi mengacu pada
metode penyetoran film monocrystalline pada substrat monocrystalline) deposito
semikonduktor pada wafer kisi-cocok. (Pencocokan struktur kisi antara dua
bahan semikonduktor yang berbeda, memungkinkan pembentukan daerah
perubahan celah pita dalam materi tanpa memperkenalkan perubahan dalam
struktur kristal).
Ada dua kelas sel fotovoltaik epitaxial – ruang dan terestrial. Ruang sel
biasanya memiliki efisiensi yang lebih tinggi (28-30%) dalam produksi, tetapi
memiliki biaya yang lebih tinggi per watt. Meskipun sel tipis-film telah
dikembangkan menggunakan lebih rendah-biaya proses, mereka memiliki
efisiensi yang lebih rendah (7-9%). Saat ini ada beberapa teknologi dan bahan
semikonduktor diselidiki atau di produksi massal.Contoh termasuk silikon amorf,
silikon polikristal, mikro-kristal silikon, telluride kadmium, tembaga indium
selenide / sulfida antara lain. Sebuah keuntungan dari teknologi film tipis
berkurang massa yang memungkinkan panel pas pada bahan cahaya atau
fleksibel, bahkan pada tekstil. Sel surya generasi kedua sekarang terdiri dari
segmen kecil dari pasar fotovoltaik terestrial, dan sekitar 90% dari pasar ruang.
2.5.3.3 Generasi ketiga Sel Fotovoltaik
Meningkatkan kinerja sambil menjaga biaya rendah generasi berikutnya sel
bertujuan untuk meningkatkan kinerja listrik yang rendah dari sel-sel generasi
kedua sambil menjaga biaya rendah. Mereka tidak bergantung pada pn junction

27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tradisional untuk memisahkan foto-pembawa muatan yang dihasilkan. Beberapa
pendekatan yang digunakan dalam ini adalah Multijunction sel, nano – sel kristal,
pewarna – sel peka, sel polimer, Memodifikasi spektrum kejadian (konsentrasi),
Sue generasi termal kelebihan untuk meningkatkan tegangan, Untuk aplikasi
ruang kuantum baik perangkat (titik kuantum, kuantum tali , dll) dan perangkat
menggabungkan nanotube karbon sedang diteliti – dengan potensi efisiensi
produksi hingga 45%.

2.5.3.4 Generasi keempat Sel Fotovoltaik Komposit


Ini generasi hipotetis sel surya dapat terdiri dari teknologi fotovoltaik
komposit, di mana polimer dengan nano-partikel dapat dicampur bersamasama
untuk membuat lapisan multi-spektrum tunggal. Multi-spektrum lapisan dapat
ditumpuk untuk membuat sel-sel multi-spektrum matahari yang lebih efisien dan
lebih murah. 24 Dari empat generasi yang tercantum di atas, dua yang pertama
telah dikomersialisasikan. Massal dari modul fotovoltaik digunakan sejauh terdiri
dari kristal silikon. Efisiensi dari modul silikon kristal bervariasi 17-22%,
meskipun batas teoritis adalah sekitar 29%. Menggunakan modul ini, peternakan
matahari yang besar terhubung ke grid, pembangkit listrik mandiri untuk
menggemparkan desa-desa dan daerah kecil telah didirikan .

28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 3
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

3.1. Diagram Blok Rangkaian

LDR Pembagi LCD


Teganga
n

LDR Pembagi
Teganga
n
Servo x
LDR Pembagi
Teganga
n ATMEGA 8

LDR Pembagi
Teganga
Servo y
n

Solar Cell

Gambar 3.1. Diagram Blok Rangkaian

29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.1 Fungsi Tiap Blok

1. Blok LDR : Input penanda intensitas cahaya matahari

2. Blok Mikrokontroler ATMega8 : Sebagai pusat kendali system

3. Blok Pembagi Tegangan : Pengondisi signal LDR

4. Blok LCD : Sebagai pemberitahu melalui tampilan layar

5. Blok Solar Cell : Objek yang digerakkan

6. Blok Servo X : Servo yang bergerak pada sumbu X

7. Blok Servo Y : Servo yang bergerak pada sumbu Y

3.2. Rangkaian Mikrokontroller ATMega8

Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEGA8 dapat dilihat pada gambar


3.2 di bawah ini :

Gambar 3.2 Rangkaian sistem minimum Mikrokontroler ATMEGA8

30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Rangkaian mikrokontroller merupakan pusat pengendalian dari bagian input
dan keluaran serta pengolahan data. Pada sistem ini digunakan mikrokontroller jenis
Atmega8 yang memiliki spesifikasi sebagai berikut:

 Kristal 8 MHz, yang berfungsi sebagai pembangkit clock.


 Kapasitor 22 pF pada pin XTAL1 dan XTAL2.
 Resistor 10 kΩ dan kapasitor 10 nF pada pin reset.
 Port masukan dan keluaran yang digunakan yaitu :
1. PortC.0 digunakan sebagai Penerima data dari remote (receiver)
2. Port A.1, Port B.1 –Port B.4 digunakan sebagai data input basis transistor
pada driver relay.

3.3. Perancangan Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)

Gambar 3.3. Rangkaian LCD

Pada alat ini, display yang digunakan adalah LCD (Liquid Crystal Display)
16 x 2. Untuk blok ini tidak ada komponen tambahan karena mikrokontroler dapat
memberi data langsung ke LCD, pada LCD Hitachi - M1632 sudah terdapat driver
untuk mengubah data ASCII output mikrokontroler menjadi tampilan karakter.
Pemasangan potensio sebesar 10 KΩ untuk mengatur kontras karakter yang tampil.

31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.3 berikut merupakan gambar rangkaian LCD yang dihubungkan ke
mikrokontroler.
Dari gambar 3.3, rangkaian ini terhubung ke PB.1 - PB.7, yang merupakan
pin I/O dua arah dan pin, komperator analog dan SPI mempunyai fungsi khusus
sebagai pengiriman data secara serial. Sehingga nilai yang akan tampil pada LCD
display akan dapat dikendalikan oleh Mikrokontroller Atmega8.
3.4. Rangkaian LDR (Light Dependent Resistor)

Gambar 3.4. Rangkaian LDR

Rangkaian LDR ini menggunakan rangkaian pembagi tegangan sebgai


pengondisian sinyal. Nilai R1 yang digunakan adalah 10 K dan R2 LDR. LDR range
resistansi LDR sekitar dari 200 Ohm – 10M. output rangkaian LDR dihubungkan ke
pada pin ATmega 25,26,27,28.
Aplikasi rangkaian sensor cahaya ini bisa kita lihat pada Lampu taman, ketika
mulai malam maka lampu akan di hidupkan otomatis, namun ketika hari terang,
lampu padam. Rangkaian ini akan mempermudah kita dalam mengelola taman.
Jika kita lihat lampu jalan raya, dia juga menggunakan system rangkaian ini.
Dia menggunakan LDR kemudian trigger ke Transistor, transistor yang akan
mengaktifkan relay untuk drive Lampu AC nya, sehingga ketika malam tiba, Lampu

32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
jalan akan menyala Otomatis dan ketika hari sudah mulai Terang, Lampu akan
Padam secara otomatis. Bayangkan jika jumlah lampu jalan yang ribuan itu di
hidupkan atau di matikan secara manual, maka dapat dibayangkan betapa sulit nya
mengontrol itu semua.
Rangkaian sensor ini juga bisa di gunakan untuk mendeteksi kerusakan pada
lampu pada kendali otomatis, dia sebagai feed back nanti nya. Contoh nya adalah
ketika kita menghidupkan lampu jarak jauh, kemudian lampu di aktifkan, maka
sensor cahaya akan mendeteksi, apakah ada cahaya, jika tidak ada cahaya maka
berarti ada kerusakan pada system, apakah lampu nya yang rusak, atau driver lampu
ac nya yang rusak, ini yang pernah saya temui ketika membuat menghidupkan lampu
dengan SMS.

3.5. Rangkaian Motor Servo

Gambar 3.5. Rangkaian Motor Servo

Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem closed feedback di mana
posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di
dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor, serangkaian gear,
potensiometer dan rangkaian kontrol. Motor servo biasanya hanya bergerak
mencapai sudut tertentu saja dan tidak kontinyu seperti motor DC maupun motor
stepper. Walau demikian, untuk beberapa keperluan tertentu, motor servo dapat

33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dimodifikasi agar bergerak kontinyu. Pada robot, motor ini sering digunakan untuk
bagian kaki, lengan atau bagianbagian lain yang mempunyai gerakan terbatas dan
membutuhkan torsi cukup besar. Motor servo adalah motor yang berputar lambat,
dimana biasanya ditunjukkan oleh rate putarannya yang lambat, namun demikian
memiliki torsi yang kuat karena internal gearnya.

Lebih dalam dapat digambarkan bahwa sebuah motor servo memiliki :

 3 jalur kabel : power, ground, dan control


 Sinyal control mengendalikan posisi
 Operasional dari servo motor dikendalikan oleh sebuah pulsa selebar ± 20
ms, dimana lebar pulsa antara 0.5 ms dan 2 ms menyatakan akhir dari range
sudut maksimum.
 Konstruksi didalamnya meliputi internal gear, potensiometer, dan feedback
control.

A. JENIS-JENIS MOTOR SERVO:

 Motor Servo Standar 180°


Motor servo jenis ini hanya mampu bergerak dua arah (CW dan CCW)
dengan defleksi masing-masing sudut mencapai 90° sehingga total defleksi
sudut dari kanan – tengah – kiri adalah 180°.
 Motor Servo Continuous
Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) tanpa
batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secara kontinyu).

B. KEGUNAAN MOTOR SERVO

Kebanyakan motor servo digunakan sebagai :

• Manipulators.
• Moving camera’s.
• Robot arms.

34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.6. Rangkaian Solar Cell

Gambar 3.6. Rangkaian Solar Cell


Solar cell merupakan suatu panel yang terdiri dari beberapa sel dan beragam
jenis. Penggunaan solar cell ini telah banyak di gunakan di negara-negara
berkembang dan negara maju dimana pemanfaatannya tidak hanya pada lingkup
kecil tetapi sudah banyak digunakan untuk keperluan industri sehingga energi
matahari dapat dijadikan sebagai sumber energi alternatif. Energi matahari
mempunyai banyak keuntungan dibandingkan dengan energi lain. Keuntungan yang
dapat diperoleh adalah jumlahnya cukup besar, kontinyu, tidak menimbulkan polusi,
terdapat dimana-mana dan tidak mengeluarkan biaya.

a. Klasifikasi Energi Matahari.


Solar Energy Panel dari NASA National Aeronautic and Space
Administration) tahun 1997 mengklasifikasikan penggunaan energi matahari
ke dalam dua sistem koleksi yaitu sistem koleksi alamiah dan sistem koleksi
teknologi.
b. Radiasi Surya.
Intensitas radiasi matahari akan berkurang oleh penyerapan dan pemantulan
oleh atmosfer saat sebelum mencapai permukaan bumi. Ozon di atmosfer
menyerap radiasi dengan panjang gelombang pendek ( ultraviolet )
sedangkan karbondioksida dan uap air menyerap sebagian radiasi dengan
panjang gelombang yang lebih panjang ( infra merah ). Selain pengurangan

35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
radiasi bumi langsung (sorotan) oleh penyerapan tersebut, masih ada radiasi
yang dipancarkan oleh molekul-molekul gas, debu dan uap air dalam
atmosfer.

Manfaat Sloar Cell


Keuntungan dari sisi ekonomi pemanfaatan solar cell antara lain :
 Hemat, karena tidak perlu memerlukan bahan bakar;
 Dapat dipasang dimana saja dan dapat dipindahkan sesuai dengan yang
dibutuhkan;
 Dapat diterapkan secara sentralisasi (PLTS ditetapkan di suatu area dan listrik
yang dihasilkan disalurkan melalui jaringan distribusi ketempat-tempat yang
membutuhkan) maupun desentralisasi (setiap system berdiri
sendiri/individual, tidak memerlukan jaringan distribusi);
 Bersifat moduler. Kapasitas listrik yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan
cara merangkai modul secara seri dan parallel;
 Dapat dioperasikan secara otomatis maupun menggunakan operasi;
 Tanpa suara dan tidak menimbulkan operasi lingkungan.

3.7. Rangkaian Pembagi Tegangan

Gambar 3.7. Rangkaian Pembagi Tegangan

Biasanya digunakan untuk membagi tegangan atau mengkonversi dari


resistensi menjadi sebuah tegangan. Pada rangkaian ini digunakan sebagai
pengkodisian sinyal. Biasanya fungsi dari pembagi tegangan ini untuk mengubah
atau mengkonversikan dari tegangan tegangan yang lebih besar untuk memberi bias
kepada komponen yang aktif dalam rangkaian tersebut.

36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.8 FLOWCHART SYSTEM

Start

Inisialisasi

Set Servo

Servo kearah Ya
If s2&s4=1
timur

Tidak

Servo kearah Ya
If s2&s3=1
selatan

Tidak

Servo kearah Ya
If s1&s2=1
barat

Tidak

Servo kearah Ya
If s1&s4=1
utara

Tidak

If
s1&s2&s3&s4'
=1

Servo berhenti

selesai

Gambar 3.8 Flowchart Sistem

37
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 4
PENGUJIAN DAN HASIL

4.1. Program pengujian Mikrokontroller ATMega8


Pemograman menggunakan mode ISP (In System Programming)
mikrokontroler harus dapat deprogram pada papan rangkaian dan rangkaian
mikrokontroler harus dapat dikenali oleh program downloader. Pada pengujian ini
berhasil dilakukan dengan dikenalinya jenis mikrokontroler oleh program
downloader yaitu Atmega8.
void setup() {
pinMode(LED_BUILTIN, OUTPUT);
}
void loop() {
digitalWrite(LED_BUILTIN, HIGH);
delay(1000);
digitalWrite(LED_BUILTIN, LOW);
delay(1000);
}
Atemega8 mengunakan Kristal dengan frekuensi 8 Mhz,apabila Chip
Signature sudah dikenali baik dan dalam waktu singkat, bias dikatakan rangkaian
mikrokontroler bekerja baik dengan mop ISP-nya.

4.2. Program Pengujian LCD


Bagian ini hanya terdiri darisebuah LCD dot matriks 2 x 16 karakter yang
berfungsi sebagai tampilan hasil pengukuran dan tampilan dari beberapa keterangan.
LCD di hubungkan langsung ke port B dari mikrokontroler yang berfungsi
mengirimkan data hasil pengolahan untuk ditampilkan dalam bentuk alphabet dan
numeric pada LCD.display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS, dan RW:
Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa
anda sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka
melalui program EN harus dibuat logika low “0” dan set (high) pada dua jalur
control yang lain RS dan RW. Jalur RW adalah jalur kontrol Red/White. Ketika RW
berlogika low (0), maka informasi pada bus data akan dituliskan pada layar LCD.

38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Ketika RW berlogika high (1), maka program akan melakukan pembacaan memori
dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin RW selalu diberi logika low (0).
Berdasarkan keterangan di atas maka kita sudah dapat membuat program
untuk menampilkan karakter pada display LCD. Adapun program yang diberikan ke
mikrokontroler untuk menampilkan karakter pada display LCD adalah sebagai
berikut:
#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(8, 6, 5, 4, 3, 2);
void setup() {
lcd.begin(16, 2);
lcd.print("hello, world!");
}

void loop() {
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(millis() / 1000);
}

4.3. Program motor Servo


Dalam pengujian ini digunakan motor servo standar 180 0 dimana, motor
servo jenis ini hanya bergerak dua arah (CW dan CCW) dengan defleksi masing-
masing sudut mencapai 900 sehingga total defleksi sudut dari kanan-tengah-kiri
adalah 1800. Berikut adalah programnya:
#include <Servo.h>
Servo myservo;
int pos = 0;
void setup() {
myservo.attach(9);
}

void loop() {
for (pos = 0; pos <= 180; pos += 1) {

39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
myservo.write(pos);
delay(15);
}
for (pos = 180; pos >= 0; pos -= 1) {
myservo.write(pos);
delay(15);
}
}

4.4. Program solar cell

Pengujian solar cell ini dilakukan untuk mengetahui tegangan output dari
solar cell dan juga untuk mengetahui kondisi solar cell baik atau tidaknya. Untuk
mengetahui tegangan dari solar cell dapat menghubungkan pin positif solar cell dan
dihubungkan ke pin ADC (Analog Digital Converter). Untuk membaca tegangan
output dari solar cell dapat mengunakan program sebagai berikut:

void setup() {

Serial.begin(9600);

void loop() {

intsensorValue = analogRead(A0);

Serial.println(sensorValue);

delay(1);

4.5 Program 4 LDR dan Program Pembagi Tegangan

Pada rangkaian LDR dirangkai dengan resistor 10 K. R1 yaitu resistor 10


K, R2 yaitu LDR.keduanya dirangkai dengan rangkaian pembagi tegangan yang
bertujuan untuk mengetahui arah cahaya matahari. Pada rangkaian ini terdapat 4

40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
buah rangkaian pembagi tegangan. Untuk mengetahui output dari rangkaian pembagi
tegangan tersebut menggunakan program sebagai berikut:

Program 4 LDR

int s1,s2,s3,s4;

Void main(){

Serial.begin(9600);

Void loop(){

s1=analogRead(A0);

s2=analogRead(A1);

s3=analogRead(A2);

s4=analogRead(A3);

Serial.print(s1);

Serial.print(" ");

Serial.print(s2);

Serial.print(" ");

Serial.print(s3);

Serial.print(" ");

Serial.println(s4);

Serial.println();

Program Pembagi Tegangan

int tegangan;

Void main(){

41
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Serial.begin(9600);

Void loop(){

tegangan=analogRead(A3);

Serial.print(tegangan);

Serial.print(" ");

Serial.println();

CARA KERJA ALAT:


 Hanya mendeteksi arah cahaya. Menggunakan 2 servo yaitu servo x dan y, 1
servo menggerakkan ke sumbu x dan 1 servo lagi menggerakkan ke sumbu y.
sumbu x untuk menentukan arah dari timur kebarat,sumbu y untuk
menentukan dari utara keselatan. Jika cahaya dating dari barat maka servo x
akan memuta rkan solar cell kea rah barat. Jika cahaya datang dari utara maka
servo y akan memutarkan solar cell kearah utara. Begitu sebaliknya

42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sudut Servo Sudut Servo
Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3 Sensor 4 Timur Barat Utara Selatan
No (Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (derajat) (derajat)
1 0.86 0.9 4.13 2.6 87 60
2 1.47 0.86 4.11 2.5 86 60
3 1.68 0.83 4.1 2.51 85 60
4 1.12 0.83 4.11 2.49 84 59
5 1.95 0.77 4.06 2.37 83 59
6 1.08 0.8 4.08 2.36 82 58
7 1.16 0.8 4.07 2.35 81 58
8 1.81 0.78 4.03 2.18 80 58
9 0.54 0.8 4.04 2.15 79 57
10 0.52 0.77 3.98 1.97 78 57
11 0.61 0.89 1.57 0.4 77 57
12 2.60 3.63 1.87 0.64 77 57
13 2.60 3.64 1.88 0.61 78 58
14 2.95 1.28 2.11 2.71 79 59
15 2.82 1.31 2.25 2.74 78 58
16 2.84 1.34 2.35 2.74 77 57
17 2.80 1.27 2.22 2.7 76 56
18 2.79 1.21 2.17 2.69 75 55
19 2.81 1.14 2.13 2.7 74 54
20 2.79 1.2 2.16 2.67 73 53
21 2.74 1.07 1.94 2.56 72 52
22 2.70 1.02 1.79 2.24 71 51
23 2.72 1.09 1.87 2.27 70 50
24 2.78 0.85 1.58 2.48 69 49
25 2.73 0.87 1.53 2.04 68 48
26 2.69 2.99 1.34 2 67 47
27 2.63 4.18 1.41 1.95 68 46
28 2.62 4.16 1.39 1.94 69 45
29 2.64 4.17 1.34 1.96 70 44
30 2.63 4.16 1.27 1.96 71 43
31 3.27 4.11 4.1 0.49 79 43
32 0.68 4.08 4.18 0.52 80 44
33 0.63 4.08 4.18 0.45 80 45
34 0.60 4.09 4.18 0.45 80 46
35 0.60 4.07 4.18 0.43 80 47
36 0.60 4.08 4.17 0.43 80 48

Table 4.6 Data Pengujian Solar Tracker

43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan tahap perancangan dan pembuatan sistem yang kemudian
dilanjutkan dengan tahap pengujian dan analisa maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
 Sel surya sebagai penangkap energi matahari dirangkai menjadi sistem
pengendali sel surya (solar tracker). Energi listrik yang dihasilkan dari solar
tracker akan maksimal apabila sel surya selalu tegak lurus terhadap arah fokus
datangnya sinar matahari. Dengan kata lain, sel surya harus mengikuti arah
pergerakan cahaya matahari.
 Sensor LDR digunakan 4 buah, empat buah diantaranya diletakkan pada
kondisi keempat penjuru mata-angin. Kepekaan paling kuat dari LDR
tersebut akan diikuti oleh pergerakan solar cell hingga terdapat nilai
maksimum. Dengan kondisi ini maka solar cell akan selalu mendapatkan
sinar matahari secara optimal disepanjang hari .
 Aplikasi mikrokontroller Atmega 8 pada alat ini berfungsi sebagai
penerjemah data longer pada rangkaian LDR untuk mengatur arah putaran
motor servo penggerak solar tracker. Untuk aplikasi ini menggunakan 2
servo, satu menggerakkan ke sumbu x, dan satu lg menggerakkan ke sumbu
y. Alat tersebut hanya mendeteksi arah gerak cahaya.
 Didalam sebuah IC mikrokontroler sudah terdapat kebutuhan minimal agar
mikroprosesor dapat bekerja yaitu meliputi mikroprosesor, ROM, RAM, I/O
dan clock. Dengan inputan sensor yang membaca perubahan Alam dan diolah
oleh mikrokontroler. Kecepatan dan ketepatan dalam pengaksesan system
pengontrolan sangat memadai dalam penghematan waktu.

44
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.2 SARAN

Dari hasil Laporan Tugas Proyek ini saran yang dapat diberikan yaitu untuk
diaplikasikan dan menambahkan data longer ke komputer, dan mengaplikasikannya
ke skala besar.

45
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Bhactiar, S,T.,M.Kom. 2012. Dasar Mikrokontroler ATMega8535 dengan


CAVR.
Yogyakarta : CV BUDI UTAMA
Dharmawan, Hari Arief. 2017. Mikrokontroler Konsep Dasar dan Praktis. Malang:
UBMedia
Ibnu, Malik, Moh, ST. 2009. Aneka Proyek Mikrokontroler PIC16F84A
Jakarta: PT Gramedia
Kadir, Abdul. 2017. Pemrograman Arduino & Android Menggunakan App Inventor
Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Sakti, Setyawan, P. 2017. Pengantar Teknologi Sensor Prinsip Dasar Sensor Besaran
Mekanik.
Malang: UBMedia
http://inspirasielekro.wordpress.com/2017/08/18/ringkasan-mikrokontroler-
atmega8/amp/
Di akses Pada Tanggal 28 April 2018
http://KHALID%20FADHLULLAH.html
Di akses Pada Tanggal 28 April 2018
http://elekronika-dasar.web.id/sensor-cahaya-ldr-light-dependent-resistor/
Di akses Pada Tanggal 28 April 2018
http://amp/s/elektroku.com/amp/tuturial-program-motor-servo-menggunakan-arduino
Di akses Pada Tanggal 28 April 2018
http://www.instrument.itb.ac.id/produk-inovasi/solar-tracker-mppt
Di akses Pada Tanggal 28 April 2018

46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(8, 6, 5, 4, 3, 2);
#include <Servo.h>

Servo timur_barat;
Servo selatan_utara;
int v_ref = 300;
unsigned long previousMillis = 0;
const long interval = 1000;

int tb=90;
int su=60;
float solar;
int data_solar;
int s1,s2,s3,s4;

void setup() {
Serial.begin(9600);
timur_barat.attach(9);
selatan_utara.attach(10);
lcd.begin(16, 2);
}

void loop() {
data_solar=analogRead(A4);
solar=data_solar*0.004887;
s1=analogRead(A0);
s2=analogRead(A1);
s3=analogRead(A2);
s4=analogRead(A3);

Serial.print(s1);

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Serial.print(" ");
Serial.print(s2);
Serial.print(" ");
Serial.print(s3);
Serial.print(" ");
Serial.println(s4);
Serial.println();

unsigned long currentMillis = millis();


if (currentMillis - previousMillis >= interval) {
previousMillis = currentMillis;
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" Solar Tracker ");
lcd.setCursor(4,1);
lcd.print(solar,1);
lcd.print(" Volt");
}

if (s1 > v_ref){s1=0;} else {s1=1;}


if (s2 > v_ref){s2=0;} else {s2=1;}
if (s3 > v_ref){s3=0;} else {s3=1;}
if (s4 > v_ref){s4=0;} else {s4=1;}

if (s1==0 && s2==1 && s3==1 && s4==0){su--;}


if (s1==1 && s2==0 && s3==0 && s4==1){su++;}
if (s1==1 && s2==1 && s3==0 && s4==0){tb--;}
if (s1==0 && s2==0 && s3==1 && s4==1){tb++;}
if (s1==0 && s2==0 && s3==0 && s4==0){tb=90;su=60;}

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


if (tb<0){tb=0;} else if (tb>180){tb=180;}
if (su<30){su=30;}else if (su>90){su=90;}
timur_barat.write(tb);
selatan_utara.write(su);
delay(10);
}

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai