TUGAS AKHIR
MARSELLA BR GINTING
152408007
MARSELLA BR GINTING
152408007
Nim : 152408007
Departemen : Fisika
Mengetahui,
Medan, Juli 2018
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Marsella Br.Ginting
NIM. 152408007
ii
ABSTRAK
Kata Kunci : Sensor LDR, Motor Servo, Solar Cell, Mikrokontroler ATMega8,
LCD, dan Pembagi Tegangan
iii
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada TYM, dengan dilimpahkan berkat-
Nya penyusunan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. Ucapan Terima kasih penulis
sampaikan Kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan Laporan Akhir ini yaitu kepada:
Akhir kata, semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan Mahasiswa
dan pembaca sekalian demi menambah pengetahuan tentang Laporan Tugas Akhir.
iv
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………….. i
PERNYATAAN………………………………………………….. ii
ABSTRAK..................................................................................... iii
PENGHARGAAN...................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................. v
DAFTAR TABEL………………………………………………… x
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………. 1
1.1.Latar Belakang………………………………………. 1
1.2.Rumusan Masalah…………………………………… 2
1.3.Tujuan Penulisan……………………………………. 2
1.4.Batasan Masalah……………………………………. 3
1.5.Metode Penulisan…………………………………… 3
1.6.Sistematika Penulisan………………………………… 4
2.1.6.1.Clock Generator……………………………. 15
2.1.6.2.USART Transmitter………………………….. 15
2.1.6.3.USART Receiver……………………………… 16
2.2.Motor Servo………………..…………………………… 16
2.3.Driver Motor……………………………………………. 19
2.4.Solar Tracking………………………………………….. 21
vi
3.4.Rangkaian LDR………………………………………. 32
BAB V PENUTUP…………………….…………………………. 44
5.1.Kesimpulan…………………………………………… 44
5.2.Saran………………………………………………..... 45
DAFTAR PUSATAKA………………………………………….. 46
LAMPIRAN 1……………………………………………………… 47
LAMPIRAN 1……………………………………………………… 49
vii
Halaman
2.1.Mikrokontroler ATmega8…………………………………. 8
2.9.Contoh motor servo 180o yang sering digunakan untuk kaki robot 18
3.3.Rangkaian LCD…………………………………………….. 31
viii
3.8.Flowchart Sistem………………………………………………. 37
ix
Halaman
Halaman
Lampiran 1 .…………………………………….………… 47
Lampiran 2 ……………………………………………….. 49
Lampiran 3 ……………………………………………….. 53
xi
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Arduino Uno yang menjalankan program yang ditanamkan oleh software Arduino
IDE (Integrated Development Environment).
Hasil pengujian di bawah sinar matahari menunjukkan perbandingan
tegangan rangkaian terbuka (Voc) dan arus hubung singkat (Isc) dari sel surya yang
terpasang pada solar tracker terhadap sel surya yang posisinya tetap. Sel surya yang
terpasang pada sun tracker menghasilkan tegangan rangkaian terbuka rata – rata
5,97% lebih besar dari sel surya yang posisinya tetap dan nilai tertinggi
perbandingannya adalah 8,73% lebih besar. Arus hubung singkat yang dihasilkan sel
surya pada solar tracker rata-rata 25,36% lebih besar dari arus sel surya pada posisi
tetap dan nilai perbandingan tertinggi yang diperoleh dari pengujian adalah 90,09%
lebih besar. Untuk itulah penulis mencoba untuk membuat suatu alat dan penulisan
Tugas Akhir dengan judul “Rancang Bangun Solar Tracker dengan Sensor LDR
Berbasis Mikrokontroler Atmega 8”.
2. Agar lebih mengerti tentang fungsi sensor LDR dalam alat ini
3. Agar lebih mengerti tentang fungsi Mikrokontroler ATMega8 dalam alat ini
4. Menerapakan dan mengaplikasikan ilmu tentang mikrokontroler yang telah
dipelajari selama menempuh pendidikan.
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.4 Batasan Masalah
Dalam perencanaan penulisan ini terdapat beberapa batasan masalah sebaai
berikut:
1. Rangkaian Mikrokontroler yang digunakan adalah Mikrokontroler ATMega8
2. Solar tracking system ini nantinya dikontrol oleh mikrokontroler arduino
Uno, Arduino Uno adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-
source, diturunkan dari Wiring plat form, dirancang untuk memudahkan
penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.
3. Motor yang digunakan adalah Motor servo yang berguna sebagai penggerak
tanpa melakukan tinjauan mengenai ukuran atau spesifikasi motor servo yang
sesuai untuk beban tertentu.
4. Sensor yang dipakaiadalah sensor LDR (Light Dependent Resistor) adalah
jenis resistor yang nilai resistan sinyal tergantung pada intensitas cahaya yang
diterimanya.
5. Aplikasi computer yang digunakan adalah aplikasi Arduiono
6. IC jam yang digunakan adalah IC jam RTC yang berfungsi sebagai sumber
data waktu baik berupa data jam, hari, bulan maupun tahun.
3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Setelah tahap perancangan berdasarkan standar yang ada, tahap selanjutnya adalah
Melakukan simulasi system untuk melihat kinerja system tersebut.
4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 2
LANDASAN TEORI
5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sistem running bersifat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan komputer
sedangkan parameter komputer hanya digunakan untuk download perintah
instruksi atau program. Langkah-langkah untuk download komputer dengan
mikrokontroler sangat mudah digunakan karena tidak menggunakan banyak
perintah.
Pada mikrokontroler tersedia fasilitas tambahan untuk pengembangan memori
dan I/O yang disesuaikan dengan kebutuhan sistem.
Harga untuk memperoleh alat ini lebih murah dan mudah didapat.
Jenis-Jenis Mikrokontroler secara umum mikrokontroler terbagi menjadi 3
keluarga besar yang ada di pasaran. Setiap keluarga memepunyai cirri khas dan
karekteriktik sendiri sendiri, berikut pembagian keluarga dalam mikrokontroler:
1. Keluarga MCS51
Mikrokonktroler ini termasuk dalam keluarga mikrokonktroler
CISC.Sebagian besar instruksinya dieksekusi dalam 12 siklus clock. Mikrokontroler
ini berdasarkan arsitektur Harvard dan meskipun awalnya dirancang untuk aplikasi
mikrokontroler chip tunggal, sebuah mode perluasan telah mengizinkan sebuah
ROM luar 64KB dan RAM luar 64KB diberikan alamat dengan cara jalur pemilihan
chip yang terpisah untuk akses program dan memori data.Salah satu
kemampuan dari mikrokontroler 8051 adalah pemasukan sebuah mesin
pemroses boolean yang mengijikan operasi logika boolean tingkatan-bit dapat
dilakukan secara langsung dan secara efisien dalam register internal dan RAM.
Karena itulah MCS51 digunakan dalam rancangan awal PLC (programmable Logic
Control).
2. AVR
Mikrokonktroler Alv and Vegard’s Risc processor atau sering disingkat AVR
merupakan mikrokonktroler RISC 8 bit. Karena RISC inilah sebagian besar kode
instruksinya dikemas dalam satu siklus clock.AVR adalah jenis mikrokontroler yang
paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi.Secara umum,
AVR dapat dikelompokkan dalam 4 kelas.Pada dasarnya yang membedakan masing-
masing kelas adalah memori, peripheral dan fungsinya.Keempat kelas tersebut
adalah keluarga ATTiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan
AT86RFxx.
6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. PIC
PIC ialah keluarga mikrokontroler tipe RISC buatan Microchip Technology.
Bersumber dari PIC1650 yang dibuat oleh Divisi Mikroelektronika General
Instruments. Teknologi Microchip tidak menggukana PIC sebagai akronim,melaikan
nama brandnya ialahPICmicro. Hal ini karena PIC singkatan dari Peripheral Interface
Controller, tetapi General Instruments mempunyai akronim PIC1650 sebagai
Programmabel Intelligent Computer.PIC pada awalnya dibuat menggunakan
teknologi General Instruments 16 bit CPU yaitu CP1600. * bit PIC dibuat pertama
kali 1975 untuk meningkatkan performa sistem peningkatan pada I/). Saat ini PIC
telah dilengkapi dengan EPROM dan komunikasi serial, UAT, kernel kontrol motor
dll serta memori program dari 512 word hingga 32 word. 1 Word disini sama dengan
1 instruki bahasa assembly yang bervariasi dari 12 hingga 16 bit, tergantung dari tipe
PIC micro tersebut. Silahkan kunjungi www.microchip.com untuk melihat berbagai
produk chip tersebut.Pada awalnya, PIC merupakan kependekan dari Programmable
Interface Controller. Tetapi pada perkembangannya berubah menjadi Programmable
Intelligent Computer.PIC termasuk keluarga mikrokonktroler berarsitektur Harvard
yang dibuat oleh Microchip Technology. Awalnya dikembangkan oleh Divisi
Mikroelektronik General Instruments dengan nama PIC1640. Sekarang Microhip
telah mengumumkan pembuatan PIC-nya yang keenam.PIC cukup popular
digunakan oleh para developer dan para penghobi ngoprek karena biayanya yang
rendah, ketersediaan dan penggunaan yang luas, database aplikasi yang besar, serta
pemrograman (dan pemrograman ulang) melalui hubungan port serial yang terdapat
pada komputer.
Yang digukanakan adalah mikrokontroler AVR ATMega 8.AVR merupakan
salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnyaterdapat berbagai macam
fungsi.Perbedaannya pada mikro yang pada umumnya digunakan seperti MCS51
adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillatoreksternal karena di dalamnya
sudah terdapat internal oscillator. Selain itu kelebihan dari AVR adalah memiliki
Power-On Reset, yaitu tidak perlu ada tombol reset dari luar karena cukup hanya
dengan mematikan supply, maka secara otomatis AVR akan melakukan reset. Untuk
beberapa jenis AVR terdapat beberapa fungsi khusus seperti ADC, EEPROM sekitar
128 byte sampai dengan 512 byte.
7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
AVR ATmega8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit berarsitektur AVR RISC
yang memiliki 8K byte in-System Programmable Flash. Mikrokontroler dengan
konsumsi daya rendah ini mampu mengeksekusi instruksi dengan kecepatan
maksimum 16MIPS pada frekuensi 16MHz. Jika dibandingkan dengan ATmega8L
perbedaannya hanya terletak pada besarnya tegangan yang diperlukan untuk bekerja.
Untuk ATmega8 tipe L, mikrokontroler ini dapat bekerja dengan tegangan antara 2,7
- 5,5 V sedangkan untuk ATmega8 hanya dapat bekerja pada
tegangan antara 4,5 – 5,5 V.
Mikrokontroler ini diproduksi oleh atmel dari seri AVR.Untuk seri AVR ini
banyak jenisnya, yaitu ATmega8, ATmega8535, Mega8515, Mega16, dan lain-lain.
Beberapa fitur dari ATmega8 adalah sebagai berikut :
1. 8 Kbyte Flash Program
2. 12 Kbyte EEPROM
3. 1 Kbyte SRAM
4. 2 timer 8 bit dan 1 timer 16 bit
5. Analog to digital converter
6. USART
7. Analog comparator
8. Two wire interface (I2C)
8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.3 Konfigurasi Pin Atmega8
9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
clock yang dipilih dari oscillator internal, PB7 dan PB6 dapatdigunakan sebagai I/O
atau jika menggunakan Asyncronous Timer/Counter2 maka PB6 dan PB7 (TOSC2
dan TOSC1) digunakan untuk saluran inputtimer.
Port C (PC5…PC0)
Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O port yang di dalam
masingmasing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin nya hanya 7 buah mulai dari
pin C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai keluaran/output port C memiliki
karakteristik yang sama dalam hal menyerap arus (sink) ataupun mengeluarkan arus
(source).
RESET/PC6
Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai pin I/O.
Pin ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pin yang terdapat pada port
C lainnya. Namun jika RSTDISBL Fuse tidak diprogram, maka pin ini akan
berfungsi sebagai input reset. Dan jika level tegangan yang masuk ke pin ini rendah
dan pulsa yang ada lebih pendek dari pulsa Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan
untuk ADC. Untuk pin ini harusdihubungkan secara terpisah dengan VCC karena
pin ini digunakan untuk analog saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak digunakan
tetap saja disarankan untuk menghubungkannya secara terpisah dengan VCC. Jika
ADC digunakan, maka AVcc harus dihubungkan ke VCC melalui low passfilter.
AREF
Merupakan pin referensi jika menggunakan ADC. AVR status register
mengandung beberapa informasi mengenai hasil dari kebanyakan hasil eksekusi
instruksi aritmatik. Informasi ini digunakan untuk altering arus program sebagai
kegunaan untuk meningkatkan performa pengoperasian.
Dalam hal ini untuk beberapa kasus dapat membuang penggunaan kebutuhan
instruksi perbandingan yang telah didedikasikan serta dapat menghasilkan
peningkatan dalam hal kecepatan dan kode yang lebih sederhana dan singkat.
Register ini tidak secara otomatis tersimpan ketika memasuki sebuah rutin interupsi
dan juga ketika menjalankan sebuah perintah setelah kembali dari interupsi. Namun
hal tersebut harus dilakukan melalui software. Berikut adalah gambar status register.
10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.3. Blok Diagram ATmega8
11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dan juga ketika menjalankan sebuah perintah setelah kembali dari interupsi. Namun
hal tersebut harus dilakukan melalui software. Berikut adalah gambar status register.
12
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Bit 2(N)
Merupakan bit Negative Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil negative di
dalam sebuah fungsi logika atai aritmatika.
7. Bit 1(Z)
Merupakan bit Zero Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah jasil nol “0” dalam
sebuah fungsi aritmatika atau logika.
8. Bit 0(C)
Merupakan bit Carry Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah Carry atau sisa dalam
sebuah aritmatika atau logika.
1. Memori Flash
Memori flash adalah memori ROM tempat kode-kode program berada. Kata flash
menunjukan jenis ROM yng dapat ditulis dan dihapus secara elektrik. Memori
flash terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian aplikasi dan bagian boot. Bagian
aplikasi adalah bagian kode-kode program apikasi berada.Bagian boot adalah
bagian yang digunakan khusus untuk booting awal yang dapat eprogram untuk
menulis bagian aplikasi tanpa melalui programmer/downloader, misalnya melalui
USART.
2. Memori Data
Memori data adalah memori RAM yang digunakan untuk keperluan program.
Memori data terbagi menjadi empat bagian yaitu :
13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32 GPR (General Purphose Register) adalah register khusus yang bertugas untuk
membantu eksekusi program oleh ALU (Arithmatich Logic Unit), dalam instruksi
assembler setiap instruksi harus melibatkan GPR. Dalam bahasa C biasanya
digunakan untuk variabel global atau nilai balik fungsi dan nilai-nilai yang dapat
memperingan kerja ALU.Dalam istilah processor komputer sahari-hari GPR
dikenal sebagai “chace memory”.
I/O register dan Aditional I/O register adalah register yang difungsikan khusus
untuk mengendalikan berbagai pheripheral dalam mikrokontroler seperti pin port,
timer/counter, usart dan lain-lain. Register ini dalam keluarga mikrokontrol
MCS51 dikenal sebagi SFR(Special Function Register).
3. EEPROM
EEPROM adalah memori data yang dapat mengendap ketika chip mati (off),
digunakan untuk keperluan penyimpanan data yang tahan terhadap gangguan catu
daya.
2.1.5 Timer/Counter 0
Timer/counter 0 adalah sebuah timer/counter yang dapat mencacah sumber
pulsa/clock baik dari dalam chip (timer) ataupun dari luar chip (counter) dengan
kapasitas 8-bit atau 256 cacahan. Timer/counter dapat digunakan untuk :
1. Timer/counter biasa
2. Clear Timer on Compare Match (selain Atmega 8)
3. Generator frekuensi (selain Atmega 8)
4. Counter pulsa eksternal
14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.6. Blok USART
15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.6.3. USART Receiver
Usart receiver berhubungan dengan penerimaan data dari Pin RX. Perangkat
yang sering digunakan seperti register UDR sebagai tempat penampung data yang
telah diterima, dan flag RXC sebagi indikator bahwa data telah sukses (complete)
diterima.
16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur
berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor servo.
17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menggerakan kaki robot dengan beban yang cukup berat. Pada umumnya motor
servo yang digunakan sebagai pengerak pada robot adalah motor servo 180o.
Gambar 2.9.Contoh motor servo 180o yang sering digunakan untuk kaki
robot
18
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang berfungsi sebagai sensor adalah potensiometer yang terhubung pada sistem
girbox pada motor servo.
2.3.Driver Motor
Driver motor ini berguna untuk menggerakkan dan mengontrol motor DC
dengan memberikan sinyal masukan. Ada beberapa macam driver motor DC yang
biasa kita pakai seperti menggunakan relay yang diaktifkan dengan transistor sebagai
saklar. Dengan berkembangnya dunia IC, sekarang sudah ada H-Bridge yang
dikemas dalam satu IC dimana memudahkan kita dalam pelaksanaan hardware dan
kendalinya apalagi jika menggunakan mikrokontroler. Dalam pemakaian jenis driver
yang akan digunakan baik rangkaian driver motor dengan rangkaian transistor untuk
membuat H-brigde atau menggunakan IC yang didalamnya mewakili driver H-bridge
disesuaikan dengan kebutuhan dari motor yang dipakai. Dalam alat ini menggunakan
dua jenis driver untuk menggerakkan motor DC yaitu driver motor H-Bridge dan
driver relay.
19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.3.1 Driver H-Bridge Motor DC
Pada driver motor H-Bridge ini terdapat komponen transistor dan dioda.
Transistor pada rangkaian driver motor DC H-Bridge berfungsi sebagai saklar
elektronik untuk mengalirkan arus ke motor DC secara bridge. Daya maksimum
pengendalian motor DC dengan metode bridge ini ditentukan oleh kapasitas
maksimum transistor mengalirkan arus listrik.
Dioda yang dipasang parallel secara reverse pada kolektro – emitor transistor
berfungsi sebagai clamper dioda. Clamper dioda berfungsi untuk melindungi
transistor dari lonjakan tegangan balik induksi dari motor DC. Pada rangkaian H-
Bridge terdapat dua input dari mikrokontroler yang akan menentukan arah putaran
motor. Kedua jalur input tersebut dapat diberikan sinyal input berupa logika
HIGH dan LOW berdasarkan sinyal yang dikirim oleh mikrokontroler.
Untuk mengendalikan motor DC dengan rangkaian dasar H-Bridge ini kedua
line input tersebut tidak boleh berlogika sama. Dengan kombinasi logika input HIGH
dan LOW pada kedua line input rangkaian H-Bridge ini kita dapat mengendalikan
motor DC secara searah jarum jam atau clock wise (CW) dan berlawanan arah jarum
jam atau counter clock wise (CCW). Untuk lebih jelas dapat dilihat skema rangkaian
dasar kontrol motor DC H-Bridge pada gambar 2.8 di bawah ini. Rangkaian driver
H-Bridge ini digunakan untuk menggerakkan motor DC pada selang pengisian yang
dapat membuat gerakkan turun dan naik.
20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.3.2 Driver Relay Motor DC
Pada rangkaian driver relay motor DC alat terdapat konponen IC ULN2003
dan juga relay.
IC ULN2003 berfungsi sebagai penguat daya (arus/tegangan) sehingga dapat
menggerakkan relay karena sinyal yang diterima dari mikrokontoler tidak dapat
mencukupi.
Relay berfungsi sebagai switching elektronik yng akan menggerakkan motor
DC (Motor Power Window). Gambar rangkaian dari rangkaian driver relay dapat
dilihat pada gambar.
21
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Keuntungan utama adalah kekokohan yang melekat pada struktur pendukung
dan kesederhanaan mekanisme. Karena panel horisontal, mereka dapat kompak
ditempatkan pada tabung poros tanpa bahaya diri-bayangan dan juga perawatan
yang mudah. Untuk mekanisme aktif, kendali tunggal dan motor dapat digunakan
untuk menjalankan beberapa baris dari panel. (wikipedia, 2016) 3. Vertical Axis
Sumbu rotasi untuk vertical axle tracker dibuat tegak lurus dengan tanah. Pelacak
ini bergerak dari Timur ke Barat selama sehari. Pelacak tersebut lebih efektif di
lintang tinggi daripada pelacak sumbu horizontal.Pelacak tersebut disesuaikan
dengan sudut tetap atau (musimnya) cocok untuk garis lintang tinggi, di mana
matahari tidak terlalu tinggi, tetapi yang menyebabkan hari yang panjang di
musim panas, dengan perjalanan matahari melalui garis bujur bumi.
Metode ini telah digunakan dalam pembangunan rumah silinder di Austria
(lintang di atas 45 derajat utara) yang berputar secara keseluruhan untuk melacak
matahari, dengan panel vertikal dipasang di salah satu sisi bangunan. Vertikal
Axis Pelacak tunggal biasanya memiliki modul yang berorientasi pada sudut
sehubungan dengan sumbu rotasi. Sebagai trek modul, menyapu kerucut yang
rotationally setangkup sekitar sumbu rotasi.
2.5 Sel Surya / Solar cell
Sel surya adalah kumpulan sel fotovoltaik yang dapat mengkonversi sinar
matahari menjadi listrik. Ketika memproduksi panel surya, produsen harus
memastikan bahwa sel-sel surya saling terhubung secara elektrik antara satu
dengan yang lain pada sistem tersebut. Sel surya juga perlu dilindungi dari
kelembaban dan kerusakan mekanis karena hal ini dapat merusak efisiensi panel
surya secara signifikan, dan menurunkan masa pakai dari yang diharapkan
(Zahaedi.A.1998).
Sel surya biasanya memiliki umur 20 tahun yang biasanya dalam jangka
waktu tersebut pemilik panel surya tidak akan mengalami penurunan efisiensi
yang signifikan. Namun, meskipun dengan kemajuan teknologi mutahir, sebagian
besar panel surya komersial saat ini hanya mencapai efisiensi 15% dan hal ini
tentunya merupakan salah satu alasan utama mengapa industri energi surya masih
tidak dapat bersaing dengan bahan bakar fosil. Panel surya komersial sangat
jarang yang melampaui efisiensi 20%.
22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Panel surya sangat mudah dalam hal pemeliharaan karena tidak ada bagian
yang bergerak. Satu-satunya hal yang harus dikhawatirkan adalah memastikan
untuk menyingkirkan segala hal yang dapat menghalangi sinar matahari ke panel
surya tersebut.
Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga
elektron (dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk 17 menghasilkan
23
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
listrik. Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka kelebihan
elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga membentuk
kutub positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif pada
semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk
medan listrik yang mana ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n junction
ini maka akan mendorong elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak
negatif, yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole
bergerak menuju kontak positif menunggu elektron datang, seperti diilustrasikan
pada gambar dibawah.
Gambar 2.14. Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction
24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.15. Struktur Panel Surya.
a. Substrat/Metal backing
Substrat adalah material yang menopang seluruh komponen sel surya.
Material substrat juga harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik
karena juga berfungsi sebagai kontak terminal positif sel surya, sehinga
umumnya 19 digunakan material metal atau logam seperti aluminium atau
molybdenum. Untuk sel surya dye-sensitized (DSSC) dan sel surya organik,
substrat juga berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya sehingga material
yang digunakan yaitu material yang konduktif tapi juga transparan seperti
indium tin oxide (ITO) dan flourine doped tin oxide (FTO).
b. Material semikonduktor
Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya yang
biasanya mempunyai tebal sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya
generasi pertama (silikon), dan 1-3 mikrometer untuk sel surya lapisan tipis.
Material semikonduktor inilah yang berfungsi menyerap cahaya dari sinar
matahari. Untuk kasus gambar diatas, semikonduktor yang digunakan adalah
material silikon, yang umum diaplikasikan di industri elektronik. Sedangkan
untuk sel surya lapisan tipis, material semikonduktor yang umum digunakan
dan telah masuk pasaran yaitu contohnya material Cu(In,Ga)(S,Se)2 (CIGS),
CdTe (kadmium telluride), dan amorphous silikon, disamping
materialmaterial semikonduktor potensial lain yang dalam sedang dalam
penelitian intensif seperti Cu2ZnSn(S,Se)4 (CZTS) dan Cu2O (copper oxide).
Bagian semikonduktor tersebut terdiri dari junction atau gabungan dari
dua material semikonduktor yaitu semikonduktor tipe-p (material-material
yang disebutkan diatas) dan tipe-n (silikon tipe-n, CdS,dll) yang membentuk
25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
p-n junction. P-n junction ini menjadi kunci dari prinsip kerja sel surya. 20
Pengertian semikonduktor tipe-p, tipe-n, dan juga prinsip p-n junction dan sel
surya akan dibahas dibagian “cara kerja sel surya”.
c. Kontak metal / contact grid
Selain substrat sebagai kontak positif, diatas sebagian material
semikonduktor biasanya dilapiskan material metal atau material konduktif
transparan sebagai kontak negatif.
d. Lapisan antireflektif
Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan cahaya yang
terserap oleh semikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya dilapisi oleh
lapisan anti-refleksi. Material anti-refleksi ini adalah lapisan tipis material
dengan besar indeks refraktif optik antara semikonduktor dan udara yang
menyebabkan cahaya dibelokkan ke arah semikonduktor sehingga
meminimumkan cahaya yang dipantulkan kembali.
e. Enkapsulasi / cover glass
Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk melindungi modul surya
dari hujan atau kotoran.( Tekhnologi surya, 2015)
Sel fotovoltaik generasi pertama terdiri dari area besar, lapisan kristal
tunggal, tunggal dioda pn junction, mampu menghasilkan energi listrik yang
dapat digunakan dari sumber cahaya dengan panjang gelombang sinar matahari.
Sel-sel ini biasanya dibuat dengan menggunakan proses difusi dengan wafer
26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
silikon. Ini wafer silikon – Sel surya berbasis teknologi dominan dalam produksi
komersial sel surya, akuntansi lebih dari 85% dari pasar sel surya terestrial.
2.5.3.2 Generasi kedua Thin Film
27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tradisional untuk memisahkan foto-pembawa muatan yang dihasilkan. Beberapa
pendekatan yang digunakan dalam ini adalah Multijunction sel, nano – sel kristal,
pewarna – sel peka, sel polimer, Memodifikasi spektrum kejadian (konsentrasi),
Sue generasi termal kelebihan untuk meningkatkan tegangan, Untuk aplikasi
ruang kuantum baik perangkat (titik kuantum, kuantum tali , dll) dan perangkat
menggabungkan nanotube karbon sedang diteliti – dengan potensi efisiensi
produksi hingga 45%.
28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 3
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
LDR Pembagi
Teganga
n
Servo x
LDR Pembagi
Teganga
n ATMEGA 8
LDR Pembagi
Teganga
Servo y
n
Solar Cell
29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.1 Fungsi Tiap Blok
30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Rangkaian mikrokontroller merupakan pusat pengendalian dari bagian input
dan keluaran serta pengolahan data. Pada sistem ini digunakan mikrokontroller jenis
Atmega8 yang memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Pada alat ini, display yang digunakan adalah LCD (Liquid Crystal Display)
16 x 2. Untuk blok ini tidak ada komponen tambahan karena mikrokontroler dapat
memberi data langsung ke LCD, pada LCD Hitachi - M1632 sudah terdapat driver
untuk mengubah data ASCII output mikrokontroler menjadi tampilan karakter.
Pemasangan potensio sebesar 10 KΩ untuk mengatur kontras karakter yang tampil.
31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.3 berikut merupakan gambar rangkaian LCD yang dihubungkan ke
mikrokontroler.
Dari gambar 3.3, rangkaian ini terhubung ke PB.1 - PB.7, yang merupakan
pin I/O dua arah dan pin, komperator analog dan SPI mempunyai fungsi khusus
sebagai pengiriman data secara serial. Sehingga nilai yang akan tampil pada LCD
display akan dapat dikendalikan oleh Mikrokontroller Atmega8.
3.4. Rangkaian LDR (Light Dependent Resistor)
32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
jalan akan menyala Otomatis dan ketika hari sudah mulai Terang, Lampu akan
Padam secara otomatis. Bayangkan jika jumlah lampu jalan yang ribuan itu di
hidupkan atau di matikan secara manual, maka dapat dibayangkan betapa sulit nya
mengontrol itu semua.
Rangkaian sensor ini juga bisa di gunakan untuk mendeteksi kerusakan pada
lampu pada kendali otomatis, dia sebagai feed back nanti nya. Contoh nya adalah
ketika kita menghidupkan lampu jarak jauh, kemudian lampu di aktifkan, maka
sensor cahaya akan mendeteksi, apakah ada cahaya, jika tidak ada cahaya maka
berarti ada kerusakan pada system, apakah lampu nya yang rusak, atau driver lampu
ac nya yang rusak, ini yang pernah saya temui ketika membuat menghidupkan lampu
dengan SMS.
Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem closed feedback di mana
posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di
dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor, serangkaian gear,
potensiometer dan rangkaian kontrol. Motor servo biasanya hanya bergerak
mencapai sudut tertentu saja dan tidak kontinyu seperti motor DC maupun motor
stepper. Walau demikian, untuk beberapa keperluan tertentu, motor servo dapat
33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dimodifikasi agar bergerak kontinyu. Pada robot, motor ini sering digunakan untuk
bagian kaki, lengan atau bagianbagian lain yang mempunyai gerakan terbatas dan
membutuhkan torsi cukup besar. Motor servo adalah motor yang berputar lambat,
dimana biasanya ditunjukkan oleh rate putarannya yang lambat, namun demikian
memiliki torsi yang kuat karena internal gearnya.
• Manipulators.
• Moving camera’s.
• Robot arms.
34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.6. Rangkaian Solar Cell
35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
radiasi bumi langsung (sorotan) oleh penyerapan tersebut, masih ada radiasi
yang dipancarkan oleh molekul-molekul gas, debu dan uap air dalam
atmosfer.
36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.8 FLOWCHART SYSTEM
Start
Inisialisasi
Set Servo
Servo kearah Ya
If s2&s4=1
timur
Tidak
Servo kearah Ya
If s2&s3=1
selatan
Tidak
Servo kearah Ya
If s1&s2=1
barat
Tidak
Servo kearah Ya
If s1&s4=1
utara
Tidak
If
s1&s2&s3&s4'
=1
Servo berhenti
selesai
37
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 4
PENGUJIAN DAN HASIL
38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Ketika RW berlogika high (1), maka program akan melakukan pembacaan memori
dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin RW selalu diberi logika low (0).
Berdasarkan keterangan di atas maka kita sudah dapat membuat program
untuk menampilkan karakter pada display LCD. Adapun program yang diberikan ke
mikrokontroler untuk menampilkan karakter pada display LCD adalah sebagai
berikut:
#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(8, 6, 5, 4, 3, 2);
void setup() {
lcd.begin(16, 2);
lcd.print("hello, world!");
}
void loop() {
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(millis() / 1000);
}
void loop() {
for (pos = 0; pos <= 180; pos += 1) {
39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
myservo.write(pos);
delay(15);
}
for (pos = 180; pos >= 0; pos -= 1) {
myservo.write(pos);
delay(15);
}
}
Pengujian solar cell ini dilakukan untuk mengetahui tegangan output dari
solar cell dan juga untuk mengetahui kondisi solar cell baik atau tidaknya. Untuk
mengetahui tegangan dari solar cell dapat menghubungkan pin positif solar cell dan
dihubungkan ke pin ADC (Analog Digital Converter). Untuk membaca tegangan
output dari solar cell dapat mengunakan program sebagai berikut:
void setup() {
Serial.begin(9600);
void loop() {
intsensorValue = analogRead(A0);
Serial.println(sensorValue);
delay(1);
40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
buah rangkaian pembagi tegangan. Untuk mengetahui output dari rangkaian pembagi
tegangan tersebut menggunakan program sebagai berikut:
Program 4 LDR
int s1,s2,s3,s4;
Void main(){
Serial.begin(9600);
Void loop(){
s1=analogRead(A0);
s2=analogRead(A1);
s3=analogRead(A2);
s4=analogRead(A3);
Serial.print(s1);
Serial.print(" ");
Serial.print(s2);
Serial.print(" ");
Serial.print(s3);
Serial.print(" ");
Serial.println(s4);
Serial.println();
int tegangan;
Void main(){
41
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Serial.begin(9600);
Void loop(){
tegangan=analogRead(A3);
Serial.print(tegangan);
Serial.print(" ");
Serial.println();
42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sudut Servo Sudut Servo
Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3 Sensor 4 Timur Barat Utara Selatan
No (Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (derajat) (derajat)
1 0.86 0.9 4.13 2.6 87 60
2 1.47 0.86 4.11 2.5 86 60
3 1.68 0.83 4.1 2.51 85 60
4 1.12 0.83 4.11 2.49 84 59
5 1.95 0.77 4.06 2.37 83 59
6 1.08 0.8 4.08 2.36 82 58
7 1.16 0.8 4.07 2.35 81 58
8 1.81 0.78 4.03 2.18 80 58
9 0.54 0.8 4.04 2.15 79 57
10 0.52 0.77 3.98 1.97 78 57
11 0.61 0.89 1.57 0.4 77 57
12 2.60 3.63 1.87 0.64 77 57
13 2.60 3.64 1.88 0.61 78 58
14 2.95 1.28 2.11 2.71 79 59
15 2.82 1.31 2.25 2.74 78 58
16 2.84 1.34 2.35 2.74 77 57
17 2.80 1.27 2.22 2.7 76 56
18 2.79 1.21 2.17 2.69 75 55
19 2.81 1.14 2.13 2.7 74 54
20 2.79 1.2 2.16 2.67 73 53
21 2.74 1.07 1.94 2.56 72 52
22 2.70 1.02 1.79 2.24 71 51
23 2.72 1.09 1.87 2.27 70 50
24 2.78 0.85 1.58 2.48 69 49
25 2.73 0.87 1.53 2.04 68 48
26 2.69 2.99 1.34 2 67 47
27 2.63 4.18 1.41 1.95 68 46
28 2.62 4.16 1.39 1.94 69 45
29 2.64 4.17 1.34 1.96 70 44
30 2.63 4.16 1.27 1.96 71 43
31 3.27 4.11 4.1 0.49 79 43
32 0.68 4.08 4.18 0.52 80 44
33 0.63 4.08 4.18 0.45 80 45
34 0.60 4.09 4.18 0.45 80 46
35 0.60 4.07 4.18 0.43 80 47
36 0.60 4.08 4.17 0.43 80 48
43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan tahap perancangan dan pembuatan sistem yang kemudian
dilanjutkan dengan tahap pengujian dan analisa maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
Sel surya sebagai penangkap energi matahari dirangkai menjadi sistem
pengendali sel surya (solar tracker). Energi listrik yang dihasilkan dari solar
tracker akan maksimal apabila sel surya selalu tegak lurus terhadap arah fokus
datangnya sinar matahari. Dengan kata lain, sel surya harus mengikuti arah
pergerakan cahaya matahari.
Sensor LDR digunakan 4 buah, empat buah diantaranya diletakkan pada
kondisi keempat penjuru mata-angin. Kepekaan paling kuat dari LDR
tersebut akan diikuti oleh pergerakan solar cell hingga terdapat nilai
maksimum. Dengan kondisi ini maka solar cell akan selalu mendapatkan
sinar matahari secara optimal disepanjang hari .
Aplikasi mikrokontroller Atmega 8 pada alat ini berfungsi sebagai
penerjemah data longer pada rangkaian LDR untuk mengatur arah putaran
motor servo penggerak solar tracker. Untuk aplikasi ini menggunakan 2
servo, satu menggerakkan ke sumbu x, dan satu lg menggerakkan ke sumbu
y. Alat tersebut hanya mendeteksi arah gerak cahaya.
Didalam sebuah IC mikrokontroler sudah terdapat kebutuhan minimal agar
mikroprosesor dapat bekerja yaitu meliputi mikroprosesor, ROM, RAM, I/O
dan clock. Dengan inputan sensor yang membaca perubahan Alam dan diolah
oleh mikrokontroler. Kecepatan dan ketepatan dalam pengaksesan system
pengontrolan sangat memadai dalam penghematan waktu.
44
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.2 SARAN
Dari hasil Laporan Tugas Proyek ini saran yang dapat diberikan yaitu untuk
diaplikasikan dan menambahkan data longer ke komputer, dan mengaplikasikannya
ke skala besar.
45
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 1
Servo timur_barat;
Servo selatan_utara;
int v_ref = 300;
unsigned long previousMillis = 0;
const long interval = 1000;
int tb=90;
int su=60;
float solar;
int data_solar;
int s1,s2,s3,s4;
void setup() {
Serial.begin(9600);
timur_barat.attach(9);
selatan_utara.attach(10);
lcd.begin(16, 2);
}
void loop() {
data_solar=analogRead(A4);
solar=data_solar*0.004887;
s1=analogRead(A0);
s2=analogRead(A1);
s3=analogRead(A2);
s4=analogRead(A3);
Serial.print(s1);