Anda di halaman 1dari 122

PROTOTYPE PENYIRAMAN OTOMATIS

UNTUK TANAMAN CABAI RAWIT BERBASIS MICROCONTROLLER

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi


Jenjang Program Diploma Tiga

Oleh:
1. Rizal Budiyanto (1604E168)
2. Fatchul Ilham Zakaria (1604E084)
3. Pedianto Setyo Wibowo (1604E100)

PRODI DIII TEKNIK KOMPUTER


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA
TAHUN 2019
MOTTO

❖ Hidup adalah sebuah pilihan, dalam prinsip hidup ku mengalah


bukan berarti kalah tetapi mundur satu langkah untuk menggapai
keberhasilan.
❖ Hidup ini memang penuh banyak cobaan dan rintangan akan
tetapi itu semua akan menjadikan titik awal dimana aku akan
bangkit untuk meraih keberhasilan dimasa depan.
❖ Jika kamu ingin mengubah hidupmu, maka kamu harus
memutuskan untuk segera melakukannya, bukan menunggu.
❖ Mengejar sebuah impian dengan tiada henti adalah rahasia
keberhasilan
❖ Pengalaman adalah guru yang keras karena dia memberi kita tes
yang pertama, lalu pelajaran setelahnya.
❖ .Jika kamu gagal, hanya satu hal yang harus kamu lakukan, coba
lagi.

v
PERSEMABAHAN

Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada:


1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-
Nya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan
kesabaran untukku dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.
2. Kedua orang tua dan keluargaku yang telah memberkan
do’a restu dan dukungannya.
3. Bapak Moch. Chambali, B.Eng., M.Kom Selaku Direktur
Politeknik Harapan Bersama Tegal.
4. Pembimbing yang bersedia membimbing pembuatan Tugas
Akhir.
5. Saudara-saudaraku tersayang.
6. Teman-teman dan sahabat-sahabatku.
7. Almamaterku tercinta Politeknik Harapan Bersama
Tegal.
8. Semua yang telah memberikan bantuannya dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.

vi
ABSTRAK

Abstrak - Masyarakat masih belum memiliki teknologi untuk menunjang


pemeliharaan tanaman, Dibutuhkan perangkat yang dapat melakukan pekerjaan
menyiram tanaman secara otomatis dan dapat dimonitoring melalu website.
Prototype penyiraman otomatis untuk tanaman cabai rawit dibuat untuk membantu
masyarakat menyirami tanaman. Alat ini bertujuan untuk menggantikan pekerjaan
manual menjadi otomatis dan lebih efektif dan efisien. Alat ini mengunakan Sensor
Kelembaban Tanah (YL69) yang berfungsi sebagai pendeteksi kelembaban tanah
dan mengirim perintah kepada wemos D1 guna menghidupkan driver relay agar
selenoid dapat mengalirankan air dari tendon sesuai kebutuhan tanah secara
otomatis dan alat ini menggunakan sensor ultrasonik yang berfungsi sebagai
pendeteksi kondisi air pada tendon dan mengirim perintah kepada wemos D1 guna
menghidupkan driver relay agar motor dapat menyala dan mengisi air pada tandon.
Sensor DHT11 guna mendeteksi suhu dan humadity pada area tanaman, wemos
mengirim data-data dari sensor kepada website agar dapat dimonitoring oleh user
dimana saja untuk menjaga tanaman.

Kata Kunci : Penyiraman Otomatis, Wemos D1 R1, Sensor YL69, DH11 dan
Selenoid

vii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis haturkan ke hadirat Allah SWT yang


senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta sholawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
laporan tugas akhir yang berjudul “PROTOTYPE PENYIRAMAN OTOMATIS
UNTUK TANAMAN CABAI RAWIT BERBASIS MICROCONTROLLER”.
Tujuan penulisan laporan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu
persyaratan menyelesaikan Studi jenjang program diploma tiga, khususnya
Diploma Tiga Teknik Komputer.
Selama proses penulisan dan penyelesaian laporan tugas akhir ini, penulis
banyak memperoleh bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan dorongan yang tiada henti itu
rasanya sulit bagi penulis untuk menyelesaikannya.
Untuk itu dalam sebuah karya yang sederhana ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Bapak Moch. Chambali, B.Eng., M.Kom Selaku Direktur Politeknik Harapan
Bersama Tegal.
2. Bapak Rais, S.Pd, MM selaku Ketua Program Studi D III Teknik Komputer
Politeknik Harapan Bersama Tegal.
3. Bapak Muhammad Bakhar, M. Kom selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak memberikan bantuan dan dorongan dalam penyelesaian Tugas Akhir
ini.
4. Bapak Abdul Basit, S.Kom selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi guna penyelesaian Tugas Akhir ini.
5. Bapak H.Mashuri, S.Pd, MM selaku kepala SMK Ihsaniyah Tegal yang telah
memberikan ijin membuat projek Tugas Akhir.
6. Bapak/Ibu Dosen Pembina Matakuliah Jurusan Teknik komputer yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan.

viii
7. Bapak, Ibu, dan keluarga tercinta yang dengan penuh cinta dan kasih
sayangnya telah banyak memberikan doa, dukungan dan motivasi secara
materiil maupun moril guna kelancaran penyelesaian Tugas Akhir ini.
8. Dan rekan-rekan seperjuangan Teknik Komputer angkatan 2016 yang tidak
dapat saya sebut satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungan kalian
semua.
Semoga amal, bantuan bimbingan dan doa yang telah diberikan, mendapat
balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan tugas akhir
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat di harapkan demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini.
akhirnya penulis berharap semoga apa yang telah penulis selesaikan ini bermanfaat
bagi kita semua. Amin.

Tegal, 8 Juli 2019

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. i
HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………………… ii
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………...... iii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………....... iv
HALAMAN MOTO ………………………………………………………....,….. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………....… vi
ABSTRAK ………………………………………………………………...…… vii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………...….. viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. x
DAFTAR TABEL …………………………………………………………...…. xii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….. xiii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………...……. xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………….……………... 1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………….…….. 3
1.3. Batasan Masalah ………………………………………….…… 4
1.4. Tujuan dan Manfaat ……………………………………….…... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Terkait …………………………………………….…….. 6
2.2. Landasan Teori …………………………………………...….. 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Prosedur Penelitian ……………………………………...…… 57
3.2. Metode Pengumpulan Data ……………………………...…… 59
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
4.1. Analisa Permasalahan ……………………………………...… 61
4.2. Analisa Kebutuhan Sistem ………………………………...…. 61
4.3. Perancangan Sistem ………………………………………...... 65
4.3.1. Diagram Blok ……………………………………..... 65

x
4.3.2. Flowchart Diagram ………………………………..... 71
4.3.3 UML ………………………………………………... 74
4.3.4. Desain Produk …………………………………...…. 75
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Implementasi Sistem …………………………………………. 77
5.1.1. Implementasi Perangkat Keras ……………………... 77
5.1.2. Implementasi Perangkat Lunak …………………….. 79
5.2. Hasil Pengujian ………………………………………………. 82
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ………………………………………….......…… 85
6.2. Saran …………………………………………………………. 86
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………... 87
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Tanaman Cabai ………………………………………….. 36
Tabel 2.2 Simbol Flowchart ………..…………………………………….…….. 50
Tabel 2.3 Use Case Name .. ………..…………………………………….…….. 55
Tabel 4.1 Analisa Kebutuhan Hardware................................................................ 62
Tabel 5.1.Hasil Pengujian YL-69 Soil Moisture Sensor di dalam property……..82
Tabel 5.2.Hasil Pengujian Sensor DHT 11 di dalam property…………………...83
Tabel 5.3 Pengujian Ultrasonic HC-SR04 Sensor di dalam tandon ……….….... 84

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Pin Wemos ……………………………………………………..… 13
Gambar 2.2. Program IDE Arduino …………………………………….…….... 16
Gambar 2.3. YL69 Soil Moisture Sensor ……………………………….…........ 24
Gambar 2.4 Ultrasonic HC-SR04 Sensor ………………………….……….….. 26
Gambar.2.5 Katup Selenoid ………………………………………………….....27
Gambar 2.6 Relay ……………………………………………………..….....…. 30
Gambar 2.7 Power Supply DC (Adaptor) ……………………………….…...... 31
Gambar 2.8 Notari Use-Case Diagram ... ……………………………….…...... 55
Gambar 4.1 Perancangan Blok Diagram ……………………………….……… 66
Gambar 4.2 Flowchart Diagram ………………………………………….….… 72
Gambar 4.3. Lanjutan Flowchart Diagram …………………………………...... 73
Gambar 4.4. Use Case web rumahtanaman ……………………………………..74
Gambar 4.5 Desain Home Web Interface ……………………….…………...... 75
Gambar 4.6 Desain tabel interface Website ……………………………..…….. 76
Gambar 5.1 Gambar prototype rumah tanaman ……………………………….. 78
Gambar 5.2 Tampilan data sensor pada home interface ………………………80
Gambar 5.3 Tampilan data sensor pada interface table ……………………….. 81
Gambar 5.4. Tampilan data sensor pada interface statistic …………………….. 81

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Surat Kesediaan Pembimbing I ..............................................................A.1

Surat Kesediaan Pembimbing II ............................................................A.2

Script Project Penyiraman Tanaman .....................................................A.3

Script Web rumahtanaman.00webhostapp.com ....................................A.8

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keadaan zaman yang modern ini mempengaruhi karakter masyarakat

dimana kemudahan dan efisiensi waktu serta tenaga menjadi pertimbangan

utama manusia dalam melakukan aktivitas, peran teknologi mutlak

diperlukan di era yang serba canggih ini. Teknologi diperlukan untuk semua

bidang yang menyangkut kehidupan manusia, termasuk aktivitas berkebun

atau bercocok tanam, dengan adanya teknologi pada bidang tersebut,

diharapkan mampu mengatasi segala permasalahan yang selama ini kerap

dihadapi masyarakat, salah satunya tentang tanaman cabai yang berpengaruh

pada ketersediaan dan harga (Wakur, 2015).

Konsumsi cabai orang Indonesia relatif tinggi, sayangnya berbagai

masalah sering mempengaruhi ketersediaan cabai di pasaran, seperti

kelangkaan cabai yang berdampak pada harga cabai. Kasus harga cabai yang

melambung tinggi di luar nalar sesungguhnya bukan fenomena ekonomi

pasar yang sekali-dua kali terjadi. Kenaikan berbagai komoditas pertanian

yang tidak masuk akal boleh dikatakan telah berkali-kali dan puluhan tahun

terjadi terulang-ulang (Suyanto, 2017).

Dari faktor-faktor diatas yang berdampak pada konsumen cabai di

Indonesia, masyarakat seakan dituntut untuk mencari solusi untuk memenuhi

kebutuhan mereka akan cabai yang tidak terpengaruh dengan ketersediaan

1
2

atau faktor lain yang kapan saja bisa terjadi, menanam tanaman cabai di

halaman rumah misalkan, sebenarnya bisa dijadikan cara alternatif untuk

mengantisipasi masalah ini. Namun beberapa alasan juga ikut menjadi

kendala terhadap masyarakat yang sadar ingin secara mandiri memiliki kebun

tanaman cabai sendiri, keterbatasan lahan bercocok tanam dan kesibukan

aktivitas sehari-hari serta kebutuhan air untuk tanaman adalah beberapa

kendalanya. Keterbatasan lahan berocok tanam berpengaruh pada tingkat

produksi berbagai komoditas pertanian. Makin sedikitnya lahan pertanian

disebabkan tingkat pembangunan di desa yang potensial untuk pertanian,

yang terus berjalan. Kesibukan Masyarakat modern karena aktivitas mereka,

membuat tingkat kemandirian mayarakat untuk bercocok tanam menjadi

berkurang, keterbatasan waktu masyarakat untuk bercocok tanam membuat

kegiatan seperti merawat tanaman menjadi sungkan dilakukan.

Dari beberapa kendala tersebut direncanakanlah pembuatan suatu

sistem untuk mengatasi permasalahan yang ada. Pada prinsipnya sistem ini

merupakan suatu sistem penyiraman otomatis tanaman cabai rawit yang dapat

dipantau dengan website.

Proses penyiraman tanaman secara manual dipandang tidak efisien lagi

bagi masyarakat modern sehingga dibuatlah penyiraman secara otomatis,

dengan otomatisasi penyiraman ini jelas kegiatan merawat tanaman menjadi

mudah dilakukan karena tidak memerlukan banyak waktu dan tenaga, dan

tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat.

Metode tetes dipilih karena penggunaan air menjadi lebih hemat dan
3

optimal. Menggunakan microcontroller sebagai pengendali sistemnya.

Terdiri dari Microcontroller Wemos D1 R1, YL69 Soil Moisture Sensor untuk

membaca kelembaban tanahnya, Selenoid untuk mengatur buka tutp aliran

air, dan Ultrasonic HC-SR04 sensor untuk memonitor ketersediaan air dalam

penampung, dimana hasil pembacaan sensor bisa dilihat dari tampilan

website.

Microcontroller Wemos D1 R1 dipilih karena memiliki beberapa

kelebihan dibanding microcontroller lain seperti : Bahasa pemrograman yang

relatif mudah, software-nya menggunakan IDE Java, selain itu juga dalam

Wemos D1 R1 sendiri terdapat esp untuk akses internet sehingga tidak perlu

lagi menampahkan modul eps pada microcontroller wemos D1 R1 dan juga

Wemos D1 R1 mudah didapatkan dengan harga yang terjangkau. Sensor –

sensor yang dipakai untuk Penyiraman Otomatis ini, disesuaikan berdasarkan

kebutuhan sistem dengan spesifikasi yang memadai seperti sensitivitas dan

pembacaan yang akurat. Maka Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil judul

untuk penelitian Tugas akhir ini adalah Prototype Penyiraman Otomatis

Untuk Tanaman Cabai Rawit Berbasis Microcontroller.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan keadaan di atas, adapun permasalahan yang diangkat

dalam penelitian ini adalah bagaimana membuat prototype penyiraman

otomatis untuk tanaman cabai rawit berbasis microcontroller untuk

membantu pekerjaan manusia dalam menyirami tanaman ?


4

1.3. Batasan Masalah

Agar tidak meluas dari maksud dan tujuan penelitian ini, maka

permasalahannya dibatasi sebagai berikut :

1. Sistem dan alat ini berfokus pada sistem penyiraman tanaman.

2. Terdapat 2 proses otomatisasi, yaitu otomatisasi penyiraman tanaman

dan otomatisasi pengisian penampung air.

3. Dikhususkan untuk tanaman cabai rawit.

4. Sistem Penyiraman tanamannya menggunakan metode Drip (metode

tetes).

5. Menggunakan Wemos D1 R1 sebagai Microcontroller-nya, YL69 Soil

Moisture Sensor dan Ultrasonic HC-SR04, dan Selenoid untuk mengatur

intensitas tetesannya.

1.4. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah terciptanya prototype penyiraman

otomatis untuk tanaman cabai rawit berbasis microcontroller untuk

membantu pekerjaan manusia dalam menyirami tanaman

1.5. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.5.1. Manfaat Bagi Mahasiswa

1. Menerapkan ilmu yang diperoleh di dalam perkuliahan.


5

2. Untuk memenuhi syarat menyelesaikan pendidikan DIII Program

Studi Teknik Komputer di Politeknik Harapan Bersama Kota

Tegal.

1.5.2. Manfaat Bagi Akademik

1. Dapat melihat sejauh mana mahasiswa dapat menerapkan teori

yang sudah didapat dalam bangku kuliah.

2. Sebagai bahan referensi pada penelitian yang akan datang.

1.5.3. Manfaat Bagi Masyarakat

1. Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan Prototypre

Penyiraman Otomatis Untuk Tanaman Cabai Rawit Berbasis

Microcontroller ini bisa menjadi solusi untuk masyarakat modern

yang ingin mempunyai tanaman cabai, dengan hal ini diharapkan

bisa meningkatkan kemandirian masyarakat dengan menanam

cabai sendiri.

2. Penyiraman Otomatis dengan metode drip (tetes) ini membuat

penggunaan air menjadi lebih efisien dan tanaman mendapat

asupan air secara optimal serta para pemilik tanaman cabai tidak

perlu repot dalam mengatur penyiraman tanaman cabai mereka.

3. Selain itu nantinya hal ini bisa dijadikan solusi bagi para

konsumen cabai khususnya dalam skala kebutuhan rumahan

untuk mengantisipasi kondisi ketersediaan cabai di pasaran yang

dipengaruhi oleh faktor cuaca maupun kondisi ekonomi agar tetap

bisa memenuhi kebutuhan mereka akan cabai.


6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Terkait

Setelah peneliti melakukan telaah terhadap beberapa penelitian yang

telah ada, ada beberapa keterkaitan antara variable yang peneliti lakukan

dengan penelitian yang sudah ada. Penelitian yang pertama yang berhasil

peneliti temukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Gunawan, Marlina

Sari (2018) yang berjudul “Rancang Bangun Alat Penyiram Tanaman

Otomatis Menggunakan Sensor Kelembaban Tanah”. Tujuan dari penelitian

swasembada pangan adalah program pemerintah yang saat ini sedang gencar

digalakan, agar Indonesia bisa mandiri dalam penyediaan pangan pada akhir

tahun 2019. Indonesia selain sebagai negara maritim juga merupakan negara

agraris dengan lahan yang subur dengan 2 musim yaitu musim penghujan

dan musim kemarau. Pada musim penghujan biasanya tanaman pangan

tidak perlu dilakukan penyiraman karena telah mendapatkan air hujan yang

cukup. Sedangkan pada musim kemarau tanaman harus disiram dengan

teratur sesuai dengan kondisi kelembaban tanah. Para petani biasanya tidak

menanam tanaman pangan pada musim kemarau karena takut tidak akan

tumbuh dengan baik dan gagal panen. Ketergantungan petani dengan musim

menyebabkan produksi petani menurun dan menjadi kendala dalam

menyukseskan program swasembada pangan. Untuk mengatasi kendala

musim kemarau dan agar petani tetap bisa bercocok tanam pada musim

kemarau maka diperlukan suatu produk alat pertanian berbasis teknologi


7

informasi dan komunikasi berupa chip mircrocontroller yang diprogram

sehingga bisa mengontrol penyiraman tanaman secara otomatis berdasarkan

kelembaban tanah yang dideteksi menggunakan sensor kelembaban tanah

buatan dalam negeri. Alat ini akan mendeteksi apakah tanah tempat

bercocok tanam itu kering sehingga alat dapat mengontrol penyiraman

secara otomatis saat tanah kekurangan unsur air. Jadi petani tidak perlu

melakukan penyiraman secara manual. Sehingga tanaman bisa tetap tumbuh

dengan subur walau sedang musim kemarau. Selain membantu para petani

alat ini bisa juga dipasang pada perkebunan, persemaian bibit, taman-taman

di perkotaan, hotel, perkantoran, dan di rumah-rumah yang memiliki taman

atau tanaman yang perlu penyiraman secara rutin.

Penelitian yang kedua yang berhasil peneliti temukan adalah

penelitian dari Efendi, Akhmad, 2018 yang berjudul “Penyiraman Otomatis

Untuk Tanaman Cabai Rawit Pada Area Sempit Berbasis Microcontroller

Dengan Memanfaatkan Tingkat Kelembaban Tanah”. Tujuan dari penelitian

Penyiraman Otomatis Untuk Tanaman Cabai Rawit Pada Area Sempit

Berbasis Microcontroller Dengan Memanfaatkan Tingkat Kelembaban

Tanah adalah satu kesatuan dari beberapa rangkaian atau komponen yang

membentuk suatu sistem yang ditujukan untuk tanaman cabai rawit,

didalamnya terdapat proses otomatisasi untuk penyiraman dan otomatisasi

pengisian penampung. Metode penyiramannya menggunakan sistem drip

(tetes), sebagai otak atau pusat pengendali utama menggunakan

microcontroller Arduino Uno. Didalamnya terdapat media greenhouse


8

sebagai tempat tanaman tumbuh dan juga sistem drip di dalamnya berjalan.

Sistem ini ditujukan untuk area sempit, yaitu halaman rumah atau area

bercocok tanam selain persawahan, pekebunan atau lahan pertanian lainnya.

Penelitian yang ketiga yang berhasil peneliti yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Giri Harjo, Sepprian, dkk (2017) yang berjudul “Sistem

Penyiraman Otomatis Menggunakan Arduino Uno”. Tujuan dari penelitian

adalah perkembangan pada zaman ini semakin meningkat, manusia

mengharapkan sebuah alat atau teknologi yang dapat membantu pekerjaan

manusia, sehinga teknologi menjadi kebutuhan bagi manusia. Tugas akhir

ini dibuat sebua perangkat yang dapat melakukan pekerjaan menyiram

tanaman secara otomatis. Alat ini bertujuan untuk menggantikan pekerjaan

manual menjadi otomatis.manfaat yang didapat dari alat ini adalah dapat

mempermudah pekerjaan manusia dalam menyiram tanaman. Alat ini

mengunakan Sensor Kelembaban Tanah (YL69). yang berfungsi sebagai

pendeteksi kelembaban tanah dan mengirim perintah kepada Arduino uno

guna menghidupkan driver relay agar pompa dapat menyiram air sesuai

kebutuhan tanah secara otomatis.

Penelitian yang keempat yang berhasil peneliti temukan yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya, Irfan Bagus, dkk (2018).

“Perancangan Sistem Otomatisasi Penyiraman Tanaman Hias Dengan

Konsep Greenhouse Berbasis Arduino Uno”. Tujuan dari penelitian

penyiraman tanaman adalah salah satu aspek yang memegang peranan

penting dalam proses tumbuh kembang tanaman, tanpa air yang cukup
9

produktivitas suatu tanaman tidak akan maksimal. Pemberian air juga

berfungsi untuk menjaga kelembaban tanah pada media tanaman, karena

kelembaban tanah yang optimal akan membuat tanaman tumbuh kembang

dengan maksimal. Saat ini proses penyiraman tanaman masih dilakukan

dengan cara manual. Hal ini memiliki beberapa kekurangan, diantaranya

membutuhkan lebih banyak tenaga manusia untuk memantau perkembangan

tanaman, membutuhkan lebih banyak waktu untuk melakukan penyiraman

tanaman, dan lain sebagainya. Guna memudahkan dalam penelitian perlu

dilakukan perencanaan. Perencanaan ini diambil sesuai dengan masalah

yang ditemukan didalam proses penyiraman tanaman yang masih manual

yang dilakukan oleh orang. Pengumpulan data melalui pengamatan

langsung secara cermat di lapangan. Selain pengamatan langsung,

pengumpulan data juga dilakukan dengan wawancara kepada narasumber

yang mengetahui soal tanaman. Berdasarkan uraian tersebut dilakukan

pembuatan sistem yang dapat melakukan proses penyiraman secara

otomatis. Sistem ini menggunakan sensor DHT11 dan YL69 sebagai inputan,

water pump, kipas sebagai perangkat output, LCD digunakan untuk

memonitoring jalannya sistem dan arduino uno sebagai kendali proses

keseluruhan rangkaian. Dari berbagai percobaan, sistem dapat berjalan

dengan baik.

Penelitian yang kelima yang berhasil peneliti temukan yaitu penelitian

yang dilakukan oleh Wadiharto, (2017). “Sistem Penyiram Tanaman Yang

Dapat Dimonitor Dengan Komputer Dan Perangkat Mobile”. Saat ini


10

kebanyakan monitoring penyiraman tanaman masih dilakukan dengan cara

manual. Hal ini memiliki beberapa kekurangan, diantaranya membutuhkan

lebih banyak tenaga manusia untuk monitoring tumbuh kembang tanaman

yang justru menambah biaya perawatan, sulitnya memantau kelembaban

tanah dan suhu udara yang dibutuhkan tanaman. Berdasarkan hal ini,

penulis berinovasi untuk membuat model penyiram tanaman otomatis yang

dapat di monitor melalui dengan komputer dan perangkat mobile dengan

website sebagai interface. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi

kemudahan dalam memantau penyiraman otomatis yang dilakukan oleh

sistem. Hasil dari penyiraman tersebut di tampilkan melalui tabel

penyiraman dan grafik penyiraman. Arduino UNO digunakan sebagai

komponen utamanya, berfungsi untuk mengendalikan pompa air dan lampu

penghangat yang disimulasikan dengan Light Emitting Diode (LED). Sensor

suhu udara DHT11 dan sensor kelembaban tanah Flying-Fish digunakan

untuk mendeteksi suhu dan kelembaban tanah. Tabel penyiraman dapat juga

di cetak dalam dokumen file. Dari hasil pengujian, rata-rata perbedaan

sensor DHT11 dengan alat laboratorium adalah 0,62 °C dan rata-rata

perbedaan sensor Flying-Fish dengan alat laboratorium adalah 4,6%.

Website untuk monitoring penyiram tanaman otomatis ini berjalan dengan

baik. Semua aktivitas penyiraman otomatis mampu di tampilkan secara

akurat oleh website melalui tabel penyiraman dan grafik penyiraman. Kata

Kunci: Arduino UNO, Sensor Kelembaban Tanah, Sensor Suhu, Website.


11

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Microcontroller
Microcontroller adalah sebuah sistem komputer fungsional

dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor,

memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya),

dan perlengkapan input output. Dengan kata lain, Microcontroller

adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan

keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus

dengan cara khusus, cara kerja microcontroller sebenarnya membaca

dan menulis data. microcontroller merupakan komputer didalam

chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang

menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiahnya bisa

disebut “pengendali kecil” dimana sebuah sistem elektronik yang

sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung

seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya

terpusat serta dikendalikan oleh microcontroller ini.

2.2.2. Wemos
Wemos merupakan salah satu modul board yang dapat

berfungsi dengan arduino khususnya untuk project yang

mengusung konsep IOT. Wemos dapat running stand-alone tanpa

perlu dihubungkan dengan mikrokontroler, berbeda dengan modul

wifi lain yang masih membutuhkan mikrokontroler sebagai

pengrontrol atau otak dari rangkaian tersebut, wemos dapat running

stand-alone karena didalamnya sudah terdapat CPU yang dapat


12

memprogram melalui serial port atau via OTA serta transfer program

secara wireless.

Wemos memiliki 2 buah chipset yang digunakan sebagai otak

kerja antara lain. Chipset ESP8266ESP8266 merupakan sebuah

chip yang memiliki fitur Wifi dan mendukung stack

TCP/IP. Modul kecil ini memungkinkan sebuah

mikrokontroler terhubung kedalam jaringan Wifi dan membuat

koneksi TCP/IP hanya dengan menggunakan command yang

sederhana. Dengan clock80 MHz chipini dibekali dengan 4MB

eksternal RAM serta mendukung format IEEE 802.11 b/g/n

sehingga tidak menyebabkan gangguan bagi yang lain.

Chipset CH340CH340 adalah chipset yang mengubah USB

serial menjadi serial interface, contohnya adalah aplikasi

converter toIrDA atau aplikasi USB converter to Printer. Dalam

mode serial interface, CH340 mengirimkan sinyal penghubung

yang umum digunakan pada modem. CH340 digunakan untuk

mengubah perangkat serial interface umum untuk berhubungan

dengan bus USB secara langsung.

Dalam modul wemos terdapat pin digital dan analog. Pin

Digital Salah satu I/O port pada modul wemos dikenal dengan

pin Digital. Pin ini dapat dikonfigurasikan baik sebagai input

ataupun output.

Pin Analog pada modul wemos ini memiliki 10 bit resolusi


13

dengan nilai maksimal 3.2 Volt. Pin analog ini dapat digunakan

persis dengan cara yang sama dengan pin digital. Berikut contoh

dan fungsi dari Pin Wemos.

Gambar 2.1. Pin Wemos

Untuk memprogram Wemos sama halnya dengan

memprogram arduino yaitu menggunakan Arduino IDE,

sebelum memasukkan program ke dalam wemos terlebih dahulu

untuk melakukan install hardware package untuk ESP8266 melalui

board manager yang tersedia pada Arduino IDE yaitu dengan

cara buka Arduino IDE kemudian masuk menu File -> Preference.

A. Input dan Output

Setiap 13 pin digital pada wemos dapat digunakan

sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode(),

digitalWrite(), dan digitalRead(). Input/output dioperasikan

pada 5 volt.Setiap pin dapat menghasilkan atau menerima


14

maximum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor

(disconnected oleh default) 20-50K Ohm.

Beberapa pin memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX)

dan mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung pada pin

yang koresponding dari USB ke TTL chip serial.

2. Interupt eksternal : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan

untuk trigger sebuah interap pada low value, rising atau falling

edge, atau perubahan nilai.

3. PWM : 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Mendukung 8-bit output PWM

dengan fungsi analogWrite().

4. SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini

mendukung komunikasi SPI, yang mana masih mendukung

hardware, yang tidak termasuk pada bahasa arduino.

5. LED : 13. Ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital pin

13. Ketika pin bernilai HIGH, LED hidup, ketika pin LOW,

LED mati.

B. Komunikasi

Wemos memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi

dengan komputer, wemos lain, atau microcontroller lain.

ATmega328 ini menyediakan UART TTL (5V) komunikasi

serial, yang tersedia pada pin digital 0 (RX) dan 1

(TX).Firmware Arduino menggunakan USB driver standar


15

COM, dan tidak ada driver eksternal yang dibutuhkan. Namun,

pada Windows, file ini diperlukan. Perangkat lunak Arduino

termasuk monitor serial yang memungkinkan data sederhana

yang akan dikirim ke board Arduino. RX dan TX LED di board

akan berkedip ketika data sedang dikirim melalui chip USB-to-

serial dan koneksi USB ke komputer.

C. Software Wemos

Wemos dapat diprogram dengan perangkat lunak

Arduino IDE. Pada ATMega328 di Arduino terdapat

bootloader yang memungkinkan Anda untuk meng- upload

kode baru untuk itu tanpa menggunakan programmer

hardware eksternal.

IDE Arduino adalah software yang sangat canggih ditulis

dengan menggunakan Java. IDE Arduino terdiri dari :

1. Editor program, sebuah window yang memungkinkan

pengguna menulis dan mengedit program dalam bahasa

Processing

2. Compiler, sebuah modul yang mengubah kode program

(bahasa Processing) menjadi kode biner. Bagaimanapun

sebuah mikrokontroler tidak akan bisa memahami bahasa

processing. Yang bisa dipahami oleh microcontroller

adalah kode biner. Itulah sebabnya compiler diperlukan

dalam hal ini.


16

3. Uploader, sebuah modul yang memuat kode biner dari

komputer ke dalam memory didalam papan Arduino.

Sebuah kode program wemos umumnya disebut dengan

istilah sketch. Kata “sketch” digunakan secara bergantian

dengan “kode program” dimana keduanya memiliki arti

yang sama

D. IDE Arduino Uno

IDE (Integrated Development Environment) adalah

sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk

mengembangkan aplikasi microcontroller mulai dari

menuliskan source program, kompilasi, upload hasil

kompilasi dan uji coba secara terminal serial.

Gambar 2.2 Program IDE Arduino

Berberapa menu yang terdapat pada software arduino

IDE adalah File, Edit, Sketch, Tool dan Help seperti yang

ditunjukan pada gambar diatas.

Menu File terdiri dari beberapa pilihan, seperti misalnya


17

untuk membuat sketch baru, memyimpan sketch, membuka

preferences, pilihan untuk keluar dari program dan yang

lainnya.Pada menu Edit terdapat pilihan-pilihan seperti Copy,

Paste, Cut, Select All untuk menyeleksi semua kode yang

sudah ditulis dan yang lainnya. Pada Menu Sketch terdapat

pilihan seperti Verify yang digunakan untuk memverifikasi

sketch yang telah dibuat, kemudian pilihan Upload yang

digunakan untuk memngunggah sketch yang telah dibuat dan

dikomplikasi ke wemos. Selanjutnya terdapat plihan include

library yang didalamnya mencangkup pemilihan library

arduino yang akan digunakan, pilihan untuk mengatur library

(manage library) yang digunakan untuk memperbaharuai

library dan untuk mengunduh library dan yang terakhir

terdapat pilihan untuk menambahkan ataupun untuk

memperbaharui library secara offline yang beruba file dengan

ekstensi zip.

Pada menu Tools terdapat beberapa pilihan

submenu.Submenu yang biasa digunakan adalah pilihan untuk

memilih jenis board Arduino yang digunakan (Wemos yang

dihubungkan dengan komputer) dan pilihan untuk port COM

dimana wemos tersebut terhubung dengan komputer. Submenu

programmer digunakan untuk memilih programmer yang

digunakan untuk mengunggah sketch yang telah dibuat ke


18

wemos. Pada Menu Help terdapat beberapa pilihan yang dapat

digunakan untuk mencari informasi, langah-langkah terkait

arduino.

Terdapat Icon-icon pada Arduino IDE yang dapat

memudahkan kita juga seperti:

1. Icon menu verify yang bergambar ceklis berfungsi untuk

mengecek program yang ditulis apakah ada yang salah atau

error.

2. Icon menu upload yang bergambar panah ke arah kanan

berfungsi untuk memuat / transfer program yang dibuat di

software arduino ke hardware wemos.

3. Icon menu New yang bergambar sehelai kertas berfungsi

untuk membuat halaman baru dalam pemrograman.

4. Icon menu Open yang bergambar panah ke arah atas

berfungsi untuk membuka program yang disimpan atau

membuka program yang sudah dibuat dari pabrikan

software arduino.

5. Icon menu Save yang bergambar panah ke arah bawah

berfungsi untuk menyimpan program yang telah dibuat atau

dimodifikasi.

6. Icon menu serial monitor yang bergambar kaca pembesar

berfungsi untuk mengirim atau menampilkan serial

komunikasi data saat dikirim dari hardware arduino.


19

E. Bahasa Pemograman Arduino Berbasis Bahasa C

Seperti yang telah dijelaskan diatas program Arduino

sendiri menggunakan bahasa C. walaupun banyak sekali

terdapat bahasa pemrograman tingkat tinggi (high level

language) seperti pascal, basic, cobol, dan lainnya. Walaupun

demikian, sebagian besar dari paraprogramer profesional

masih tetap memilih bahasa C sebagai bahasa yang lebih

unggul, berikut alasan-alasannya :

Bahasa C merupakan bahasa yang powerful dan fleksibel

yang telah terbukti dapat menyelesaikan program-program

besar seperti pembuatan sistem operasi, pengolah gambar

(seperti pembuatan game) dan juga pembuatan kompilator

bahasa pemrograman baru.

Bahasa C merupakan bahasa yang portabel sehingga

dapat dijalankan di beberapa sistem operasi yang berbeda.

Sebagai contoh program yang kita tulis dalam sistem operasi

windows dapat kita kompilasi didalam sistem operasi linux

dengan sedikit ataupun tanpa perubahan sama sekali.

Bahasa C merupakan bahasa yang sangat populer dan

banyak digunakan oleh programer berpengalaman sehingga

kemungkinan besar library pemrograman telah banyak

disediakan oleh pihak luar/lain dan dapat diperoleh dengan

mudah
20

Bahasa C merupakan bahasa yang bersifat modular, yaitu

tersusun atas rutin- rutin tertentu yang dinamakan dengan

fungsi (function) dan fungsi-fungsi tersebut dapat digunakan

kembali untuk pembuatan program-program lainnya tanpa

harus menulis ulang implementasinya.

Bahasa C merupakan bahasa tingkat menengah (middle

level language) sehingga mudah untuk melakukan interface

(pembuatan program antar muka) ke perangkat keras

Struktur penulisan program dalam bahasa C harus

memiliki fungsi utama, yang bernama main(). Fungsi inilah

yang akan dipanggil pertama kali pada saat proses eksekusi

program. Artinya apabila kita mempunyai fungsi lain selain

fungsi utama, maka fungsi lain tersebut baru akan dipanggil

pada saat digunakan.

Oleh karena itu bahasa C merupakan bahasa prosedural

yang menerapakan konsep runtutan (program dieksekusi per

baris dari atas ke bawah secara berurutan), maka apabila kita

menuliskan fungsi-fungsi lain tersebut dibawah fungsi utama,

maka kita harus menuliskan bagian prototipe (prototype), hal

ini dimaksudkan untuk mengenalkan terlebih dahulu kepada

kompiler daftar fungsi yang akan digunakan di dalam program.

Namun apabila kita menuliskan fungsi-fungsi lain tersebut

diatas atau sebelum fungsi utama, maka kita tidak perlu lagi
21

untuk menuliskan bagian prototipe diatas. (Djuandi, Feri.

(2011) .

Selain itu juga dalam bahasa C kita akan mengenal file

header, biasa ditulis dengan ekstensi h(*.h), adalah file

bantuan yang yang digunakan untuk menyimpan daftar-daftar

fungsi yang akan digunakan dalam program. Bagi anda yang

sebelumnya pernah mempelajari bahasa pascal, file header ini

serupa dengan unit. Dalam bahasa C, file header standar yang

untuk proses input/output adalah <stdio.h>.

Perlu sekali untuk diperhatikan bahwa apabila kita

menggunakan file header yang telah disediakan oleh

kompilator, maka kita harus menuliskannya didalam tanda‘<’

dan ‘>’ (misalnya <stdio.h>). Namun apabila menggunakan

file header yang kita buat sendiri, maka file tersebut ditulis

diantara tanda “ dan ” (misalnya “cobaheader.h”). perbedaan

antara keduanya terletakpada saat pencarian file tersebut.

Apabila kita menggunakan tanda <>, maka file tersebut

dianggap berada pada direktori default yang telah ditentukan

oleh kompilator.Sedangkan apabila kita menggunakan tanda

“”, maka file header dapat kita dapat tentukan sendiri

lokasinya.

File header yang akan kita gunakan harus kita daftarkan

dengan menggunakan directive #include. Directive #include


22

ini berfungsi untuk memberi tahu kepada kompilator bahwa

program yang kita buat akan menggunakan file-file yang

didaftarkan. Berikut ini contoh penggunaan directive #include.

#include <stdio.h> #include<stdlib.h> #include”myheader.h”

Setiap kita akan menggunakan fungsi tertentu yang

disimpan dalam sebuah file header, maka kita juga harus

mendaftarkan file headernya dengan menggunakan directive

#include. Sebagai contoh, kita akan menggunakan fungsi

getch() dalam program, maka kita harus mendaftarkan file

header<conio.h>.

2.2.3. Sensor
Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk

mengubah besaran mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia

menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor sering digunakan untuk

pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian.

Transducer (Transduser) adalah suatu alat yang dapat

mengubah suatu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Bentuk-

bentuk energi tersebut diantaranya seperti Energi Listrik, Energi

Mekanikal, Energi Elektromagnetik, Energi Cahaya, Energi Kimia,

Energi Akustik (bunyi) dan Energi Panas. Pada umumnya, semua

alat yang dapat mengubah atau mengkonversi suatu energi ke

energi lainnya dapat disebut sebagai Transduser (Transducer).

A. YL69 Soil Moisture Sensor


23

YL69 Soil Moisture Sensor adalah sensor yang mampu

mengukur kelembaban suatu tanah. Cara menggunakannya

cukup mudah, yaitu membenamkan probe sensor ke dalam

tanah dan kemudian sensor akan langsung membaca kondisi

kelembaban tanah. Kelembaban tanah dapat diukur melalui

value yang telah tersedia di dalam sensor.

Namun kekurangan dari sensor ini adalah sensor ini

tidak dapat bekerja dengan baik di luar ruangan dikarenakan

sensor ini rawan korosi atau karat. Versi baru dari sensor

kelembaban tanah ini ialah probe sensornya sudah dilengkapi

dengan lapisan kuning pelindung nikel. Sehingga nikel pada

sensor kelembaban ini bisa terhindar dari oksidasi yang

menyebabkan karat. Lapisan ini dinamakan Electroless

Nickel Immersion Gold (ENIG) dan lapisan ini memiliki

beberapa keuntungan dibandingkan dengan lapisan

permukaan konvensional seperti solder, seperti daya tahan

oksidasi yang lebih bagus kadar air di dalam tanah.

Sensor ini menggunakan dua buah probe untuk

melewatkan arus melalui tanah lalu membaca tingkat

resistansinya untuk mendapatkan tingkat kelembaban tanah.

Makin banyak air membuat tanah makin mudah mengalirkan

arus listrik (resistansi rendah), sementara tanah kering sulit

mengalirkan arus listrik (resistansi tinggi). Ada tiga buah pin


24

yang terdapat pada sensor ini yang mana masing masing pin

memiliki tugas sendiri sendiri, yaitu : Analog output yang

(kabel biru), Ground (kabel hitam), dan Power (kabel merah).

Sensor soil moisture dalam penerapannya

membutuhkan daya sebesar 3.3 v atau 5 V dengan keluaran

tegangan sebesar 0 – 4.2 V.

Sensor ini mampu membaca kadar air yang memiliki 3

kondisi yaitu :

1. 0 – 200 : tanah kering / udara bebas

2. 210 – 500 : tanah lembab

3. 600 – 950 : di dalam air

Sensor ini memiliki 3 pin yang terdiri dari pin ground, 5 V dan

data.

Gambar 2.3 YL69 Soil Moisture Sensor

B. Ultrasonic HC-SR04 Sensor

Ultrasonic HC-SR Sensor adalah sensor yang berfungsi

mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik

atau sebaliknya. Cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip


25

pemantulan gelombang. Hasil pantulan gelombang suara

digunakan untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda

dengan frekuensi tertentu.

Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik

dibangkitkan melalui sebuah alat yang disebut dengan

piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini akan

menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi

40kHz) ketika sebuah osilator diterapkan pada benda

tersebut.

Secara umum, alat ini akan menembakkan gelombang

ultrasonik menuju suatu area atau suatu target. Setelah

gelombang menyentuh permukaan target, maka target akan

memantulkan kembali gelombang tersebut. Gelombang

pantulan dari target akan ditangkap oleh sensor, kemudian

sensor menghitung selisih antara waktu pengiriman

gelombang dan waktu gelombang pantul diterima.

Secara detail, cara kerja sensor ultrasonik adalah

sebagai berikut, sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik

dengan frekuensi tertentu dan dengan durasi waktu tertentu.

Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz. Untuk mengukur

jarak benda (sensor jarak), frekuensi yang umum digunakan

adalah 40kHz.

Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai


26

gelombang bunyi dengan kecepatan sekitar 340 m/s. Ketika

menumbuk suatu benda, maka sinyal tersebut akan

dipantulkan oleh benda tersebut.

Setelah gelombang pantulan sampai di alat penerima,

maka sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jarak

benda tersebut.

Gambar 2.4 Ultrasonic HC-SR04 Sensor

2.2.4. Selenoid
Sebuah katup solenoid adalah katup elektromekanis digunakan

untuk mengatur fluida mengalir berupa cairan atau gas.Sebuah katup

solenoid memiliki dua bagian utama yaitu solenoid dan

katup.Solenoid mengonversi energy listrik menjadi energy mekanik

untuk membuka atau menutup katup secara mekanik.Sebuah pegas

dapat digunakan untuk menahan katup untuk membuka atau

menutup sementara katup tidak diaktifkan.Berikut ini Gambar 2


27

diagram desain dasar katup solenoid yang menjelaskan prinsip dasar

katup solenoid :

Gambar.2.5 Katup Selenoid

1. Input side

2. Diaphragm

3. Pressure chamber

4. Pressure relief conduit

5. Solenoid

6. Output side

Telah digunakan katup solenoid proporsional dua arah tipe

Proportional Solenoid Vale (PSV) dengan nomor seri 263150-4

produksi Aalborg dalam penelitian ini. PSV katup proportional elect

romagnetik dirancang untuk menanggapi masukan daya

(tegangan/arus) dengan variabel yang proporsional untuk mengatur

laju aliran cairan dan gas. Untuk menambah kan keamanan PSV

katup dibuat normally closed (NC) ketika de-energized berfungsi


28

sebagai saklar “on-off” katup. Laju aliran dikendalikan dengan

meningkatkan atau menurunkan tegangan yang diberikan pada koil.

Hal ini menyebabkan gaya magnetic yang mengangkat inti katup

sehingga memungkinkan fluida mengalir. Katup ini terbuat dari

stainless steel yang tersedia di lima jenis ukuran yang meliputi aliran

berkisar dari 3,5 L / menit – 100 L / menit untuk gas dan 125ml /

menit - 2,85 L / menit untuk air.

2.2.5. Relay
Relay merupakan komponen elektronika yang dapat

mengimplementasikan logika switching. Relay yang digunakan

sebelum tahun 70an, merupakan “otak” dari rangkaian pengendali.

Setelah tahun 70-an digantikan posisi posisinya oleh PLC. Relay

yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan

pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara

sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai alat yang

menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau

membuka) kontak saklar. Saklar yang digerakkan (secara mekanis)

oleh daya/energi listrik. Jadi secara sederhana dapat disimpulkan

bahwa Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik

yang digerakkan oleh arus listrik.

Secara umum relay digunakan untuk menentukan fungsi-

fungsi berikut :
29

1. Remote control : dapat menyalakan dan mematikan alat dari

jarak jauh.

2. Penguat daya : menguatkan arus atau tegangan

Kontak ada dua jenis :

1. Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open)

2. Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close).

Secara prinsip kerja dari relay: ketika Coil mendapat energi

listrik (energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan

menarik armature yang berpegas, dan contact akan menutup.

Seperti saklar, relay juga dibedakan berdasar pole dan throw

yang dimilikinya. Pole merupakan banyaknya contact yang dimiliki

oleh relay. Sedangkan Throw adalah banyaknya kondisi (state)

yang mungkin dimiliki contact.

Berikut ini penggolongan relay berdasarkan jumlah pole dan

tharow :

1. DPST (Double Pole Single Throw)

2. SPST (Single Pole Single Throw)

3. SPDT (Single Pole Double Throw)

4. DPDT (Double Pole Double Throw)

5. 3PDT (Three Pole Double Throw)

6. 4PDT (Four Pole Double Throw)


30

Gambar 2.6 Relay

2.2.6. Power Supply


Prinsip Kerja DC Power Supply (Adaptor) adalah : Arus

Listrik yang kita gunakan di rumah, kantor dan pabrik pada

umumnya adalah dibangkitkan, dikirim dan didistribusikan ke

tempat masing-masing dalam bentuk Arus Bolak-balik atau arus

AC (Alternating Current). Hal ini dikarenakan pembangkitan dan

pendistribusian arus Listrik melalui bentuk arus bolak-balik (AC)

merupakan cara yang paling ekonomis dibandingkan dalam bentuk

arus searah atau arus DC (Direct Current). Akan tetapi, peralatan

elektronika yang kita gunakan sekarang ini sebagian besar

membutuhkan arus DC dengan tegangan yang lebih rendah untuk

pengoperasiannya. Oleh karena itu, hampir setiap peralatan

Elektronika memiliki sebuah rangkaian yang berfungsi untuk

melakukan konversi arus listrik dari arus AC menjadi arus DC dan

juga untuk menyediakan tegangan yang sesuai dengan rangkaian

Elektronika-nya. Rangkaian yang mengubah arus listrik AC

menjadi DC ini disebut dengan DC Power Supply atau dalam


31

bahasa Indonesia disebut dengan Catu daya DC. DC Power Supply

atau Catu Daya ini juga sering dikenal dengan nama “Adaptor”.

Sebuah DC Power Supply atau Adaptor pada dasarnya

memiliki 4 bagian utama agar dapat menghasilkan arus DC yang

stabil. Keempat bagian utama tersebut diantaranya adalah

Transformer, Rectifier, Filter dan Voltage Regulator. Sebelum kita

membahas lebih lanjut mengenai Prinsip Kerja DC Power Supply,

sebaiknya kita mengetahui Blok-blok dasar yang membentuk

sebuah DC Power Supply atau Pencatu daya ini. Dibawah ini

adalah Diagram Blok DC Power Supply (Adaptor) pada umumnya.

Gambar 2.7 Power Supply DC (Adaptor)

2.2.7. Penyiraman Otomatis


Penyiraman otomatis atau yang bisa kita sebut Otomatisasi

merupakan Sistem penyiraman kebun atau tempat bercocok tanam

yang dilengkapi dengan teknologi yang memungkinkan berbagai

system dan perangkat di dalamnya dapat berkomunikasi satu sama

lain. Penyiraman otomatis berisi berbagai system dan perangkat,

seperti sistem pembacaan kondisi tanah, pembacaan level air, yang


32

menyampaikan informasi dan perintah antara satu dan lainnya.

Sistem penyiraman otomatis dalam beroperasi dibantu oleh program

arduino untuk memberikan segala kemudahan, keamanan dan

penghemat energi yang berlangsung secara otomatis dan sistem

dapat digunakan untuk mengendalikan perlengkapan dan peralatan di

dalamnya.

A. Drip System (Sistem Tetes)

Irigasi tetes termasuk salah satu sistem irigasi

permukaan (surface irrigation) dengan cara pemberian air di

antara jalur-jalur tanaman. Air diberikan melalui jaringan-

jaringan pipa di atas permukaan tanah yang dipasang menurut

jalur-jalur tanaman. Cara ini tidak memerlukan pembuatan

parit-parit atau selokan-selokan seperti pada sistem irigasi

lainnya, tetapi diperlukan peralatan khusus seperti pipa-pipa

(utama, sub-utama dan lateral), alat penetes, pompa air,

saringan, katup-katup, pengontrol tekanan dan umumnya

dilengkapi dengan alat injektor pupuk.

Setiap tanaman secara langsung akan menerima air

irigasi melalui penetes yang dipasang pada pipa lateral dan

terletak di atas perakaran tanaman. Permukaan tanah akan

menerima air berupa tetesan-tetesan yang debitnya tergantung

kepada tekanan yang diberikan. Tekanan yang diberikan

umumnya rendah, dengan mengatur besarnya tekanan sistem


33

irigasi ini mampu memberikan jumlah serta kecepatan

pemberian air yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Efisiensi pemakaian air dengan sistem irigasi tetes pada

pertanaman sayuran dapat mencapai antara 90-100 persen,

bila dilaksanakan dengan cermat, terampil dan beraturan

(Sumarna, 1998)

Pemberian air pada tanaman disesuaikan dengan jenis

dan umur tanaman, karena jenis dan umur tanaman

menentukan perkembangan akar yang selanjutnya

menentukan volume daerah perakaran. Pada irigasi tetes, hal

ini sangat penting karena pemberian air hanya mencakup

daerah volume perakaran dengan kadar air optimum.

Permukaan tanah tidak seluruhnya dapat dibasahi, akan tetapi

hanya di sekeliling tanaman, secara gravitasi dan kapiler air

dari penetes bergerak menembus profil tanah sehingga secara

umum pertumbuhan akar tanaman cenderung terpusat di

daerah dimana kondisi untuk mengabsorpsi air lebih besar.

Bila pemberian air kurang dari volume daerah perakaran,

akan menghambat perkembangan akar, Sebaliknya bila

melebihi volume daerah perakaran, akan mengurangi efisiensi

pemberian air atau terjadi pemborosan pemakaian air

(Sumarna, 1998).

Beberapa metode irigasi tetes, antara lain:


34

1. Drip Irrigation

Air diaplikasikan ke tanah pada satu titik dalam bentuk tetesa

tetesan melalui emitter point.

2. Subsurface Irrigation

Air diaplikasikan di bawah permukaan tanah menggunakan

emiter point maupun line source.

3. Bubbler Irrigation

Air diaplikasikan ke permukaan tanah dengan aliran kecil.

4. Spray Irrigation

Air diaplikasikan melalui Microsprinkler untuk membuat

semprotan kecil di dekat permukaan tanah (Ilyas dan Mansur,

2013).

2.2.8. Kelembaban pada tanaman cabai rawit


Menurut Lukman Arifin (2012) tanaman hias membutuh kan

kadar air pada tanah yang bervariasi. Ada beberapa tanaman hias

yang membutuhkan tanah lembab, kering, atau bahkan berair.

Berikut Contoh beberapa tanaman hias beserta tingkat kadar air yang

di butuhkan:

1. Euphorbia (Kering)

2. Plumaria/ Kamboja (Lembab)

3. Aglonema (Berair)

Euphorbia membutuhkan sedikit air karena di memiki daun

sedikit dan kecil sehingga tidak menghabiskan banyak air saat

fotosintesis. Daunnya memang kecil dan sedikit, tetapi


35

Plumaria/kamboja membutuhkan air yang sedang karena struktur

batangnya yang berair. Oleh karena itu proses osmosis juga

membutuhkan air yang cukup banyak.Tanaman dengan jenis

aglaonema membutuhkan banyak air karena berdaun lebar dan

batangnya yang berair.

2.2.9. Morfologi Tanaman Cabai


Tanaman cabai (Capsicum annuum) termasuk dalam kingdom

Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Ordo

Solanales, Famili Solanaceae, Genus Capsicum dan Species

Capsicum annum L. (Zulfa, 2014).

Tanaman cabai termasuk tanaman berbentuk perdu, berdiri

tegak dan bertajuk lebar. Tanaman ini juga mempunyai banyak

cabang dan setiap cabang akan muncul bunga yang pada akhirnya

berkembang menjadi buah. Batang cabai tumbuh tegak berwarna

hijau tua dan berkayu. Batangnya berbentuk silindris, berukuran

diameter kecil dengan tajuk daun lebar dan buah cabai yang lebat.

Daun cabai berbentuk lonjong dan di bagian pangkal dan ujung

daun meruncing. Pada permukaan daun bagian atas berwarna hijau

tua, sedang dibagian bawah berwarna hijau muda. Panjang tangkai

daunnya berkisar 2-4 cm yang melekat pada percabangan,

sedangkan tulang daunnya berbentuk menyirip (Samadi, 1997).

Akar tanaman cabai tumbuh menyebar dalam tanah terutama

akar cabang dan akar rambut. Bagian ujung akarnya hanya mampu

menembus tanah sampai kedalaman 25-30 cm. Oleh karena itu


36

penggemburan tanah harus dilakukan sampai kedalaman tersebut

agar perkembangan akar lebih sempurna (Samadi, 1997). Bunga

cabai termasuk berkelamin dua, karena pada satu bunga terdapat

kepala sari dan kepala putik. Bunga cabai tersusun dari tangkai

bunga, kelopak bunga, mahkota bunga dan alat kelamin yang

meliputi kepala sari dan kepala putik. Mahkota bunganya berwarna

putih dan Jumlah mahkota bunga bervariasi antara 5-6 kelopak

bunga. Kepala putik berwarna kuning kehijauan dan tangkai kepala

putiknya berwarna putih. Buah cabai biasanya muncul dari

percabangan atau ketiak daun dengan posisi buah menggantung.

Berat cabai sangat bervariasi, yakni berkisar 5-25 gram (Samadi,

1997).

Tabel 2.1 Klasifikasi Tanaman Cabai


Kingdom Plantae

Subkingdom Trakhebionta

Super Divisi Spermatophyta

Divisi Maknoliopsida

Sub kelas Asteridae

Orda Solanales

Famili Solanaceae

Genus Capcicum

Species Capsicum annum L.


37

2.2.10. Cabai Rawit


Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu

tanaman hortikultura dari famili Solanaceae yang memiliki nilai

ekonomi tinggi (Cahyono, 2003). Cabai rawit digunakan sebagai

bumbu masakan dan bahan obat (Heyne,1987). Menurut Rukmana

(2002), secara umum buah cabai rawit mengandung zat gizi antara

lain lemak, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A,

B1, B2, C dan senyawa alkaloid seperti capsaicin, oleoresin,

flavanoid dan minyak esensial. Kandungan tersebut banyak

dimanfaatkan sebagai bahan bumbu masak, ramuan obat

tradisional, industri pangan dan pakan unggas.

Cabe rawit merupakan sayur buah yang sangat digemari

masyarakat di Indonesia. Cabe banyak mengandung minyak atsiri

yang memberi rasa pedas dan panas. Rasa pedasnya disebabkan

oleh kandungan capsaisin (C18H27NO3) yang sangat tinggi. Buah

cabe banyak mengandung vitamin A dan C (Safira, 2011).

A. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Rawit

Tanaman cabai rawit termasuk tanaman semusim yang

tumbuh sebagai perdu dengan tinggi tanaman mencapai 1,5

m. Tanaman dapat ditanam di lahan kering (tegalan) dan di

lahan basah (sawah). Kondisi lingkungan sangat berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan produksi cabai rawit. Keadaan

iklim dan tanah merupakan dua hal pokok yang harus

diperhatikan dalam menentukan lokasi penanaman cabai


38

rawit (Pijoto, 2003).

Tanaman cabai rawit memerlukan tanah yang memiliki

tekstur lumpur berpasir atau liat berpasir, dengan struktur

gembur. Selain itu, tanah harus mudah mengikat air, memiliki

solum yang dalam (minimal 1m), memiliki daya menahan air

yang cukup baik, tahan terhadap erosi dan memiliki

kandungan bahan organik tinggi (Setiadi, 1987). Tanaman

cabai rawit memerlukan derajat keasaman (pH) tanah antara

6,0 – 7,0 (pH optimal 6,5) dan memerlukan sinar matahari

penuh (tidak memerlukan naungan). Dapat tumbuh dan

berproduksi dengan baik, tanaman cabai rawit memerlukan

kondisi iklim dengan 0-4 bulan basah dan 4-6 bulan dalam

satu tahun dan curah hujan berkisar antara 600 mm-1.250 mm

per tahun. Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman

cabai rawit adalah 60% -80%. Agar dapat tumbuh dengan

baik dan bereproduksi tinggi, tanaman cabai rawit

memerlukan suhu udara rata-rata tahunan berkisar antara

180C-300C (Cahyono, 2003).

Curah hujan yang tinggi atau iklim yang basah tidak

sesuai untuk pertumbuhan tananam cabai. Pada keadaan

tersebut tanaman akan mudah terserang penyakit, terutama

yang disebabkan oleh cendawan, yang dapat menyebabkan

bunga gugur dan buah membusuk. Curah hujan yang baik


39

untuk tanaman cabai adalah sekitar 600-1200 mm per tahun.

Cahaya matahari sangat dibutuhkan sejak pertumbuhan bibit

hingga tanaman berproduksi. Pada intensitas cahaya yang

tinggi dalam waktu yang cukup lama, masa pembungaan

cabai terjadi lebih cepat dan proses pematangan buah juga

berlangsung lebih singkat (Jaya, 2014).

Tanah yang ideal untuk penanaman cabai adalah tanah

yang gempur, remah, mengandung cukup banyak organik,

unsur hara dan air, serta bebas dari gulma. Tingkat

kemasaman (Ph) tanah yang sesuai adalah 6-7. Kelembaban

tanah dalam keadaan kapasitas lapang (lembab tetapi tidak


0
becek) dan temperatur tanah antara 24-30 C sangat

mendukung pertumbuhan tanaman cabai. Temperatur tanah

yang rendah akan menghambat pengambilan unsur hara oleh

akar (Jaya, 2014).

Air berfungsi sebagai pelarut dan pengangkut unsur

hara ke organ tanaman, air berperan dalam proses fotosintesis

(pemasakan makanan) dan proses respirasi (pernafasan).

Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil,

layu dan akhirnya mati. Air yang diperlukan tanaman berasal

dari mata air atau sumber air yang bersih yang membawa

mineral atau unsur hara yang dibutuhkan tanaman, bukan air

yang berasal dari suatu daerah penanaman cabai yang


40

terserang penyakit, karena air ini dapat menyebabkan

tanaman cabai yang sehat akan segera tertular, dan bukan air

yang berasal dari limbah pabrik yang berbahaya bagi tanaman

cabai (Tani, 2014)

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang

sangat esensial bagi produksi pertanian, dan air menentukan

potensi perluasan areal tanam ekstensifikasi dan intensifikasi

pertanaman, serta kualitas hasil produk (Kurnia, 2004 dalam

Purwani, 2012)

Ketersediaan air sangat menentukan keberhasilan

produksi tanaman, baik secara vegetatif maupun generatif.

Oleh karena itu, air sangat diperlukan dalam pertumbuhan

tanaman. Kekurangan air pada cabai akan menyebabkan

tanaman kerdil, buah menjadi kerdil dan mudah gugur, maka

penggunaan air harus dilakukan seefesien mungkin. Kualitas

air pengairan harus memenuhi syarat kualitas agar tidak

berbahaya bagi tanaman yang akan diairi, karena dalam

jangka panjang dapat mempengaruhi kualitas hasil

(Setiadi, 1987 dan Schwab et al, 1981 dalam Purwani, 2012).

Pengairan bertujuan untuk memberikan tambahan air

pada air hujan dalam jumlah yang cukup dan pada waktu di

perlukan tanaman. Secara umum, pengairan berguna untuk


41

mempermudah pengolahan tanah, mengatur suhu tanah dan

iklim mikro, membersihkan atau mencuci tanah dari garam-

garam yang larut atau asam-asam tinggi, membersihkan

kotoran dalam saluran air dan menggenangi tanah untuk

memberantas tanaman pengganggu dan hama penyakit

(Setiadi, 1987 dalam Purnawati, 2012).

B. Kadar Tanah Air Optinum

Pemberian air yang cukup adalah yang paling utama

dibutuhkan oleh pertumbuhan tanaman. Setiap tanaman

mencoba mengabsorpsi air secukupnya dari tanah untuk

.pertumbuhan. Jadi yang terpenting untuk tanaman itu adalah,

bahwa air dalam tanah itu berada dalam keadaan yang mudah

diabsorpsi (Sumarna, 1998).

Interval pemberian air sangat berpengaruh terhadap

kelembaban tanah, baik untuk setiap jenis tanaman maupun

fase pertumbuhannya (Kurnia, 2002). Apabila air diberikan

setiap hari, kelembapan tanah masih di atas 30% volume,

sehingga pemberian air tersebut tidak efesien . Pemberian air

dengan interval 2-4 hari masih memungkinkan tanaman

tumbuh dengan baik, karena kelembaban tanah masih cukup.

Namun, pemberian air setiap 4 hari

dapat menurunkan hasil tanaman cukup signifikan

(Kurnia, 2002 dalam Purwani, 2012).


42

Berbeda dengan fase inisiasi, pemberian air setiap 3

hari pada fase vegetatif dan 5 hari pada fase generatif

menyebabkan perbedaan kelembapan tanah. Semakin

bertambah umur tanaman, kebutuhan air tanaman untuk

evapotranspirasi dan perkolasi juga bertambah, sehingga

kelembapan tanah pada fase generatif semakin rendah, karena

air yang ada di dalam tanah digunakan untuk pembungaan

dan pembentukan buah atau biji (Purwani, 2012).

2.2.11. PHP (Personal Home Page )


PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling

banyak dipakai saat ini. PHP banyak dipakai untuk memrogram

situs web dinamis, walaupun tidak tertutup kemungkinan

digunakan untuk pemakaian lain.Contoh terkenal dari aplikasi PHP

adalah forum (phpBB) dan MediaWiki (software di belakang

Wikipedia). PHP juga dapat dilihat sebagai pilihan lain dari

ASP.NET/C#/VB.NET Microsoft, ColdFusion Macromedia,

JSP/Java Sun Microsystems, dan CGI/Perl. Contoh aplikasi lain

yang lebih kompleks berupa CMS yang dibangun menggunakan

PHP adalah Mambo, Joomla!, Postnuke, Xaraya, dan lain.

1. Sejarah PHP

Pada awalnya PHP merupakan kependekan dari Personal

Home Page (Situs Personal). PHP pertama kali dibuat oleh

Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Pada waktu itu PHP masih

bernama FI (Form Interpreted), yang wujudnya berupa


43

sekumpulan script yang digunakan untuk mengolah data form

dari web.Selanjutnya Rasmus merilis kode sumber tersebut

untuk umum dan menamakannya PHP/FI. Dengan perilisan

kode sumber ini menjadi open source, maka banyak

programmer yang tertarik untuk ikut mengembangkan

PHP.Pada November 1997, dirilis PHP/FI 2.0. Pada rilis

ini interpreter PHP sudah diimplementasikan dalam

program C. Dalam rilis ini disertakan juga modul-modul

ekstensi yang meningkatkan kemampuan PHP/FI secara

signifikan.Pada tahun 1997, sebuah perusahaan bernama

Zend menulis ulang interpreter PHP menjadi lebih bersih,

lebih baik, dan lebih cepat. Kemudian pada Juni 1998,

perusahaan tersebut merilis interpreter baru untuk PHP dan

meresmikan rilis tersebut sebagai PHP3.0 dan singkatan PHP

dirubah menjadi akronim berulang PHP: Hypertext

Preprocessing.Pada pertengahan tahun 1999, Zend merilis

interpreter PHP baru dan rilis tersebut dikenal dengan PHP

4.0. PHP 4.0 adalah versi PHP yang paling banyak dipakai

pada awal abad ke-21. Versi ini banyak dipakai

disebabkan kemampuannya untuk membangun aplikasi web

kompleks tetapi tetap memiliki kecepatan dan stabilitas yang

tinggi.Pada Juni 2004, Zend merilis PHP 5.0. Dalam versi

ini, inti dari interpreter PHP mengalami perubahan besar.


44

Versi ini juga memasukkan model pemrograman

berorientasi objek ke dalam PHP untuk menjawab

perkembangan bahasa pemrograman ke arah paradigma

berorientasi objek.

2. Kelebihan PHP dari bahasa pemrograman lain

Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script

yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam

penggunaanya.Web Server yang mendukung PHP dapat

ditemukan dimana - mana dari mulai apache, IIS, Lighttpd,

hingga Xitami dengan konfigurasi yang relatif mudah.Dalam

sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis -

milis dan developer yang siap membantu dalam

pengembangan. Dalam sisi pemahamanan, PHP adalah

bahasa scripting yang paling mudah karena memiliki

referensi yang banyak. PHP adalah bahasa open source

yang dapat digunakan di berbagai mesin (Linux, Unix,

Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan secara runtime

melalui console serta juga dapat menjalankan perintah-perintah

system.

2.2.12. MYSQL (Manangement Structured Query Language)


MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen

basis data SQL (bahasa Inggris: database management system)

atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta


45

instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia

sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General

Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah

lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak

cocok dengan penggunaan GPL. Relational Database Management

System (RDBMS) MySQL adalah Relational Database

Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis

dibawah lisensi GPL (General Public License). Dimana setiap

orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh

dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQL

sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam

database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language).

SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama

untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang

memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah

secara otomatis. Keandalan suatu sistem database (DBMS) dapat

diketahui dari cara kerja optimizer-nya dalam melakukan proses

perintah-perintah SQL, yang dibuat oleh user maupun program-

program aplikasinya. Sebagai database server, MySQL dapat

dikatakan lebih unggul dibandingkan database server lainnya

dalam query data. Hal ini terbukti untuk query yang dilakukan

oleh single user, kecepatan query MySQL bisa sepuluh kali lebih
46

cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih cepat dibandingkan

Interbase.

1. MySQL memiliki beberapa keistimewaan, antara lain :

Portabilitas. MySQL dapat berjalan stabil pada

berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD,

Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi.

Open Source .MySQL didistribusikan secara open source,

dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara cuma-

Cuma. Multiuser‟. MySQL dapat digunakan oleh beberapa

user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah

atau konflik. Performance tuning‟. MySQL emiliki kecepatan

yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan

kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan

waktu.

Jenis Kolom MySQL memiliki tipe kolom yang sangat

kompleks, seperti signed / unsigned integer, float, double, char,

text, date, timestamp, dan lain-lain. Perintah dan Fungsi.

MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang

mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query).

Keamanan. MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas

seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user

dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi

terenkripsi.
47

Skalabilitas dan Pembatasan. MySQL mampu

menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah

rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel

serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat

ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.

Konektivitas. MySQL dapat melakukan koneksi dengan

klien menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau

Named Pipes (NT). Lokalisasi. MySQL dapat mendeteksi

pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan lebih

dari dua puluh bahasa. Meski pun demikian, bahasa

Indonesia belum termasuk di dalamnya.

Antar Muka. MySQL memiliki interface (antar muka)

terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan

menggunakan fungsi API (Application Programming

Interface).Klien dan Peralatan. MySQL dilengkapi dengan

berbagai peralatan (tool) yang dapat digunakan untuk

administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang ada

disertakan petunjuk online.

Struktur tabel. MySQL memiliki struktur tabel yang

lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE,

dibandingkan basis data lainnya semacam Postgre SQL

ataupun Oracle. Kesinambungan antara PHP dan MySQL.

Penggunaan PHP dan MySQL dapat menjadikan dan


48

memudahkan untuk pembuatan aplikasi secara gratis dan

stabil (dikarenakan banyak komunitas developer PHP dan

MySQL yang ber-kontribusi terhadap bugs).

2.2.13. Flowchart
Simbol Flowchart – Pengertian Flowchart adalah urutan proses

kegiatan yang digambarkan dalam bentuk simbol. Flowchart (bagan

alir) juga didefinisikan sebagai diagram yang menyatakan aliran

proses dengan menggunakan anotasi- anotasi semisal persegi, panah,

oval, wajik dll. Penggunaan flowchart sangat penting, Bahkan Dr.

Kauro Ishikawa seorang ahli teori organisasi, menjadikannya sebagai

1 dari 7 alat kualitas dasar (7 basic quality tools) yang harus dikuasai

para anggota Quality Control Circle atau gugus kendali kualitas.

Melalui flowchart, kita bisa melihat langkah-langkah proses secara

mendetail, lengkap dengan aktivitas yang terjadi. Flowchart banyak

dipergunakan sebagai alat komunikasi dan dokumentasi.

Flowchart program memiliki 4 fungsi, keempat fungsi

flowchart tersebut antara lain

1. Memastikan Program Memiliki Alurnya Sendiri

Flowchart dapat membantu programmer untuk melihat

alur atau pola ketika akan mem-build sebuah program/aplikasi.

Dengan demikian, dapat mencegah malfungsi dari program

komputer yang sedang dibuat. Program atau aplikasi yang

dihasilkan pun dapat bekerja secara optimal.


49

2. Melihat Keseluruhan Program

Flowchart membantu Anda melihat rangkaian program

secara keseluruhan (universal). Hal ini akan memudahkan

siapa pun untuk melihat rancangan suatu program, tak terbatas

bagi programmer saja.

3. Melihat Proses dari Sebuah Program Ketika Dijalankan

Ini masih ada kaitannya dengan fungsi flowchart pada

poin kedua. Flowchart program dapat digunakan untuk melihat

proses-proses yang akan terjadi ketika program

dijalankan.Artinya, Anda bisa melihat penjelasan dari setiap

proses di dalam program. Misalnya saja ketika akan membuat

aplikasi neraca keuangan.Di dalam neraca keuangan misalnya

saja terdapat input penjualan. Nah, melalui flowchart program

Anda bisa melihat bagaimana input penjualan diperoleh,

lengkap dengan dari mana data itu didapatkan.

4. Pedoman dalam Menyusun atau Mengembangan Aplikasi

Fungsi flowchart program selanjutnya ialah menjadi

pedoman dalam menyusun atau mengembangkan aplikasi.

Hampir sama dengan fungsi flowchart pada umumnya,

flowchart program juga dapat digunakan untuk melihat

alur/tahapan proses sebuah program. Lengkap dengan kegiatan

yang terjadi. Hal ini tentu akan banyak membantu pada saat

pembuatan/pengembangan sebuah program.


50

5. Simbol Simbol Flowchart Beserta Fungsinya

Flowchart memiliki simbol- simbol tersendiri dari setiap

anotasi- anotasi geometri yang digunakan. Beberapa simbol

flowchart sering digunakan dalam pembuatan sebuah sistem,

sedangkan lainnya jarang digunakan, kecuali dalam pembuatan

proses yang komplek dan rumit.

Tabel 2.2 Simbol Flowchart


Terminal Point Symbol / Simbol Titik

Terminal menunjukkan permulaan (start)

atau akhir (stop) dari suatu proses.

Flow Direction Symbol / Simbol

Arus adalah simbol yang digunakan untuk

menghubungkan antara simbol yang satu

dengan simbol yang lain (connecting line).

Simbol ini juga berfungsi untuk

menunjukkan garis alir dari proses.

Processing Symbol / Simbol

Proses digunakan untuk menunjukkan

kegiatan yang dilakukan oleh komputer.

Pada bidang industri (proses produksi

barang), simbol ini menggambarkan

kegiatan inspeksi atau yang biasa dikenal

dengan simbol inspeksi


51

Decision Symbol / Simbol

Keputusan merupakan simbol yang

digunakan untuk memilih proses atau

keputusan berdasarkan kondisi yang ada.

Simbol ini biasanya ditemui pada

flowchart program.

Input-Output/ Simbol Keluar Masuk

menunjukkan proses input-output yang

terjadi tanpa bergantung dari jenis

peralatannya.

Predefined Process / Simbol Proses

Terdefinisi merupakan simbol yang

digunakan untuk menunjukkan

pelaksanaan suatu bagian prosedur (sub-

proses). Dengan kata lain, prosedur yang

terinformasi di sini belum detail dan akan

dirinci di tempat lain

Connector(On-page) Simbol ini

fungsinya adalah untuk menyederhanakan

hubungan antar simbol yang letaknya

berjauhan atau rumit bila dihubungkan

dengan garis dalam satu halaman


52

Connector(Off-page) Sama seperti on-

page connector, hanya saya symbol ini

digunakan untuk menghubungkan simbol

dalam halaman berbeda. label dari simbol

ini dapat menggunakan huruf atau angka

Preparation Symbol / Simbol

Persiapan merupakan simbol yang

digunakan untuk mempersiapkan

penyimpanan di dalam storage.

Manual Input Symbol digunakan untuk

menunjukkan input data secara manual

menggunakan online keyboard.

Manual Operation Symbol / Simbol

Kegiatan Manual digunakan untuk

menunjukkan kegiatan/proses yang tidak

dilakukan oleh komputer.

Document Symbol Jika Anda menemukan

simbol ini artinya input berasal dari

dokumen dalam bentuk kertas, atau output

yang perlu dicetak di atas kertas.

Multiple Documents sama seperti

document symbol hanya saja dokumen yg

digunakan lebih dari satu dalam simbol ini


53

Display Symbol adalah simbol yang

menyatakan penggunaan peralatan output,

seperti layar monitor, printer, plotter dan

lain sebagainya

Delay Symbol sesuai dengan namanya

digunakan untuk menunjukkan proses

delay (menunggu) yang perlu dilakukan.

Seperti menunggu surat untuk diarsipkan

dll

Movement Symbol menunjukkan suatu

proses pemindahan (movement), misalnya

saja pemindahan material, pengangkatan

barang dan sebagainya. Storage

CollateSortMergeDatabaseInternal Storage

2.2.14. Unified Modeling Language (UML)


Menurut Whitten & Bentley (2007:371), Unified Modeling

Language (UML) adalah sebuah bahasa pemodelan yang digunakan

untuk menentukan atau mendeskripsikan sebuah sistem software

berdasarkan objek-objek yang ada di sistem tersebut. UML tidak

menentukan metode apa yang harus digunakan dalam

mengembangkan suatu sistem, namun hanya menentukan notasi-


54

notasi standar yang biasa digunakan untuk object modeling.

Berikut adalah empat macam UML yang umum digunakan

pada saat pengembangan sebuah software atau website :

A. Use-Case Diagram

Menurut Whitten & Bentley (2007:246) Use-case

diagram adalah sebuah diagram yang mendeskripsikan

interaksi antara sistem dengan bagian eksternal dari sistem

serta dengan user. Secara grafis, Use-case diagram ini

mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan sistem yang

ada dan bagaimana ekspektasi user saat berinteraksi dengan

sistem tersebut.

Use-case diagram memiliki unsur yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Use Cases, yaitu sekumpulan fungsi yang terdapat dalam

sistem dimana fungsi-fungsi tersebut dapat dilakukan oleh

actor (user) untuk melakukan pekerjaannya dengan sistem

yang ada.

2. Actors, yaitu segala sesuatu yang berinteraksi dengan sistem

untuk bertukar informasi, baik user maupun sistem dari luar.

3. Relationships, yaitu garis yang menghubungkan antara actors

dengan use cases yang dapat menggambarkan hubungan antara

actors dengan use cases itu sendiri.


55

(Sumber: Whitten & Bentley

(2007:246))

Gambar 2. 8 Notasi Use-Case Diagram

Tabel 2.2 Use case name


Nama Keterangan Simbol
Komponen
Use Case Use case digambarkan

sebagai lingkaran elips

dengan nama use case

dituliskan di dalam

elips tersebut
56

Actor Actor adalah pengguna

sistem. Actor tidak

terbatas hanya manusia

saja, jika sebuah sistem

berkomunikasi dengan

aplikasi lain dan

membutuhkan input

atau memberikan

output, maka aplikasi

tersebut juga dianggap

sebagai actor.

Association Asosiasi digunakan

untuk menghubungkan

actor dengan use case.

Asosiasi digambarkan

dengan sebuah garis

yang menghubungkan

antara actor dengan use

case.
57

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Prosedur Penelitian

3.1.1 Rencana

Adapun rencana dalam penelitian ini adalah untuk membuat

prototype penyiraman otomatis untuk tanaman cabai rawit berbasis

microcontroller.

3.1.2 Analisis

Analisis yang kami lakukan untuk mengumpulkan data dengan

cara langsung dilapangan, data yang kami dapatkan ada 2 macam:

A. Data Primer

Data Primer adalah data inti yang digunakan untuk

sebuah penelitian, ada beberapa data primer dalam penelitian

Tugas Akhir ini, diantaranya adalah :

1. Data tentang Sistem Penyiraman Tanaman Otomatis

2. Data Tentang Web Interface

3. Data tentang Metode Drip (Tetes)

4. Data morfologi tanaman cabai rawit

5. Data observasi

B. Data Sekunder

Data Sekunder adalah Data pendukung yang digunakan

untuk sebuah penelitian. Data sekunder yang digunakan untuk


58

penelitian Tugas Akhir ini didapatkan dari berbagai jurnal

Tugas Akhir dari berbagai Perguruan Tinggi atau Universitas.

3.1.3 Rancangan atau Desain

Merancang sebuah prototype penyiraman otomatis untuk

penyiraman tanaman cabai rawit dengan metode tetes berdasarkan

tingkat kelembaban tanah, Perancangan ini dibagi menjadi 2 bagian

utama, yaitu:

1. Perancangan Hardware

Perancangan hardware dibuat dengan menggunakan blok

diagram dan flowchart diagram.

2. Perancangan Software

Perancangan software dibangan dengan menggunakan

program Arduino IDE, Xampp, notped++ dan pemograman

php, 00webhostapp.

3.1.4 Implementasi

Pembuatan prototype penyiraman otomatis untuk tanaman

cabai rawit berbasis microcontroller menggunakan metode drip/tetes

menggunakan microcontroller wemos, sensor yang digunakan adalah

YL69 Soil Moisture Sensor sebagai pendeteksi kelembaban tanah,

DHT11 sebagai sensor untuk membaca tingkat kelembaban dan

suhu pada area tenaman, Ultrasonic HC-SR04 sebagai sensor untuk

membaca tingkat ketersediaan air dalam penampung, Selenoid untuk

membuka saluran air yang akan mengalirkan air ke tanaman dan


59

pompa air untuk mengisi air ke dalam penampungan air, web

interface sebagai interface monitoring Kemudian wemos, sensor-

sensor tersebut dan komponen lainnya dirangkai menjadi satu,

dengan tambahan rangkaian pipa paralon untuk media irigasi, pot

sebagai penempatan media tanamnya dan juga ruang pelindung yang

mengadopsi desain greenhouse.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Untuk menyusun laporan tugas akhir ini, penulis menggunakan

metode pengumpulan data sebagai berikut :

3.2.1 Metode Literatur

Metode literatur dilakukan dengan membaca berbagai jurnal

tugas akhir dari berbagai perguruan tinggi atau universitas dan

jurnal-jurnal yang berhubungan dengan materi-materi yang menjadi

landasan teori dalam tugas akhir ini.

3.2.2 Metode Interview

Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan

konsultasi dengan dosen pembimbing dan dosen yang mengampu

mata kuliah yang berhubungan dengan materi-materi yang menjadi

landasan teori dalam tugas akhir ini, seperti mata kuliah

Microcontroller, Embeded System, Robotic dan Otomatisasi dan

Internet of Things.
60

Dari wawancara (Interview) dengan masyarakat dan isntansi

pemerintah diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Karena kesibukan, masyarakat tidak ada waktu untuk merawat

tanaman.

2. Tidak adanya monitoring kelembaban tanah.

3. Tidak Memiliki lahan yang luas untuk menanam.

4. Masih mengandalkan curah hujan untuk penyiraman sehingga

produksi tanaman lebih sedikit.

3.2.3 Metode Observasi

Metode pengumpulan data dilakukan dengan melakukan

kunjungan secara langsung ke masyarakat yaitu :

Dari Observasi di masyarakat, diperoleh hasil sebagai berikut

1. Rata-rata lahan diperumahan masyrakat antar 10 m2 sampai 20

m2.

2. Rata-rata Masyarakat lalai dalam menjaga kondisi kelembaban

tanah pada tanaman.

3. Tidak memiliki sistem perawatan tanaman yang teratur dan

jelas.
61

BAB IV
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1. Analisa Permasalahan

Penyiraman dan perawatan tanaman cabai rawit pada SMK Ihsaniyah

terbengkalai dengan adanya praktek kerja lapangan untuk kelas XI jelas

tenaga perawat tanaman akan semakin berkurang dan waktu yang tidak bisa

memantau kelembaban dan suhu secara real time membuat tanaman mudah

mati atau layu. Maka kami mencoba membuat sebuat alat yang

dikembangkan dengan sistam IOT membuat pemeliharaan dan perawatan

tanaman lebih efektif,efesien. Prototype penyiraman otomatis untuk

tanaman cabai rawit memudahkan dalam penyiraman dan monitoring

tanaman cabai rawit karena telah berjalan secara otomatis dan dapat

dipantau walaupun dari jarak yang jauh.

4.2. Analisa Kebutuhan Sistem

Analisa kebutuhan sistem adalah analisa alat yang dibutuhkan dalam

pembuatan prototype penyiraman otomatis untuk tanaman cabai rawit,

diantaranya adalah sebagai berikut :

4.2.1 Analisa Perangkat Keras (Hardware)

Adapun spesifikasi perangkat keras (Hardware) yang

dibutuhkan untuk sistem yang akan digunakan adalah sebagai

berikut
62

Tabel 4.1 Analisa Kebutuhan Hardware

No Nama Barang Spesifikasi

1. Microcontroller D1 R1

Wemos

2. Soil Moisture YL-69

Sensor

3. Ultrasonic HC-SR04

Sensor

4. Selenoid Walve ½ “

12 Volt
63

5. Sensor DHT11

Kelembaban

Udara DHT11

6. Modul Relay 4 Channel

8. Pompa Air AA3900

9. Power 12 V /

Supply/Power 199000 mAh

Bank
64

Male-femel

10.

Kabel Jumper Mail-mail

Femel –

femel

11.

Media POT

Tanaman

12

Desain Atrilik

Grandhouse

Replika

13. Tandon/

Penyimpanan Atrilik

Air
65

12

Penyangga Kayu

Tandon

4.2.2 Analisa Perangkat Lunak (Software)

Adapun perangkat lunak (Software) yang dibutuhkan untuk

sistem yang akan digunakan adalah program arduino IDE dan

notepad ++ , Xampp dan 000webhostapp (sebagai penyedia layanan

hosting gratis ).

4.3. Perancangan Sistem

Pada perancangan sistem yang akan dibuat, bisa diketahui komponen

yang saling terhubung untuk mendukung sistem yang akan dirancang dan

diterapkan. Sistem yang akan dirancang dapat digambarkan dalam bentuk

Blok diagram dan Flowchart.

4.3.1 Blok Diagram

Perancangan Blok Diagram dalam pembuatan otomatisasi ini

merupakan suatu pernyataan ringkas, yang dibuat dari suatu inputan

yang dikirim melalui proses dan menghasilkan suatu sistem.


66

Gambar 4.1 Perancangan Blok Diagram

Adapun fungsi tiap Blok Diagram yang telah digambarkan

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Catu Daya

Catu daya atau sering disebut dengan power supply

adalah sebuah piranti yang berguna sebagai sumber listrik

untuk piranti lain. Pada penyiraman otomatis ini digunakan

power supply (Adaptor) sebagai sumber daya untuk

microcontroller.

2. Microcontroller Wemos

Microcrontoller Wemos adalah pusat dalam sistem yang

menerima input data dari sensor-sensor yang digunakan

(YL69 Soil moisture sensor dan ultrasonic HC-SR04 sensor,


67

DH11 sensor) yang akan dikirimkan ke perangkat output

seperti (pompa air, selenoid, dan web interface), dimana

dalam hal penerimaan data akan dihubungkan melalui pin-pin

yang ada pada wemos tersebut. Wemos memiliki koneksi wifi

sehingga akan lebih mudah dalam koneksi ke internet tidak

perlu ada tambah modul wifi lagi seperti pada arduino R3

atau sejenisnya.

3. Sensor Kelembaban Tanah YL69 Soil Moisture Sensor

YL69 Soil Moisture Sensor sebagai input 1 pada wemos

dan output-nya adalah selenoid. YL69 soil moisture sensor

akan membaca tingkat kelembaban tanah kemudian dari hasil

pembacaan tersebut wemos akan memerintahkan selenoid

untuk membuka aliran air yang mengalir dari tandon atau

menutup sesuai dengan kebutuhan air untuk tanaman cabai

rawit.

Tingkat kelembaban tanah dispesifiksikan menjadi 2

kondisi sesuai dengan nilai yang didapat dari pembacaan

sensor melalui proses kalibrasi, yaitu :

1. Untuk nilai yang dimulai dari angka 80 dan diatasnya (

>80) maka kondisi tanah ialah kering.

2. Untuk nilai yang dimulai dari angka 10 sampai dengan

80, maka kondisi tanah adalah lembab (Kondisi tanah

lembab ).
68

4. Ultrasonic HC-SR04 Sensor.

Ultrasonic HC-SR04 Sensor sebagai input 2 pada

wemos dan output-nya adalah pompa air. Ultrasonic HC-

SR04 Sensor akan membaca tingkat ketersediaan air dalam

penampung, Apabila ketersediaan air terbaca pada level

kerendahan tertentu maka wemos akan memerintahkan

pompa air untuk menyala dan mengisi penampung. Apabila

air sudah mencapai level ketinggian tertentu dalam

penampung maka wemos akan memerintahkan pompa air

untuk berhenti. Sistem on atau off pada pompa air di

kendalikan dengan module relay.

Tingkat ketersediaan air dalam penampung

dispesifiksikan menjadi 2 level, yaitu :

1. Level atas

Adalah level dimana air dalam tandon penampung

dalam kondisi terisi.

2. Level bawah

Adalah level dimana air dalam tandon penampung

dalam kondisi kurang (perlu diisi).

5. DHT11

DHT11 Sensor sebagai input 3 pada wemos dan output-

nya. DHT11 akan membaca tingkat kelembaban dan suhu

ruang tanaman kemudian dari hasil pembacaan tersebut


69

ditampilkan pada Web interface sebgai pematau kondisi

lingkungan tanaman.

6. Web interface

Web interface menampilkan data-data pembacaan

sensor sebagai berikut :

1. Home Real Time Data Sensor

Tampilan awal ketika kita masuk website rumahtanaman.

000webhostapp.com

2. Tabel Data Sensor

Halaman kedua dari website rumahtanaman.

000webhostapp. com

3. Grafik Data Sensor

Halaman ketiga dari website rumahtanaman.

000webhostapp. com

Adapun data yang ditampilkan berupa :

1) Data Suhu Ruang

2) Data Humadity Ruang

3) Data Kelembaban Tanah

4) Data Kondisi Persediaan Air ditandon.

5) Tanggal dan Waktu

7. Module Relay

Alat yang akan mengendalikan sistem on atau off pada

pompa air dan solenoid berdasarkan perintah wemos.


70

8. Media Tanam

Media Tanam sdalah media tempat tumbuh dan

perkembangan tanaman cabai rawit yaitu berupa tanah dalam

pot.

9. Replika Tandon

Replika Tandon adalah sebagai tempat penampung air .

10. Penyangga Tandon

Penyangga Tandon Adalah tempat untuk menahan

tandon agar letaknya lebih tinggi dari media tanam.

Adapun alur dari Blok Diagram yang telah digambarkan

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Catu Daya

Catu daya terhubung ke Wemos untuk memberikan

daya kepada Wemos dan solenoid.

2. Microcontroller Wemos

Microcontroller wemos terhubung ke berbagai

perangkat input yaitu : YL-69 Soil Moisture Sensor,

Ultrasonic HC-SR04 Sensor dan DHT11.

3. Microcontroller wemos dan output

Microcontroller wemos terhubung ke berbagai

perangkat output yaitu : Web interface, selenoid, Relay dan

pompa air.
71

4. Relay, Pompa air dan Selenoid

Relay yang telah terhubung dengan Wemos,

dihubungkan lagi dengan pompa air dan selenoid.

5. YL-69 Soil Moisture Sensor dan solenoid.

YL-69 Soil Moisture Sensor sebagai perangkat input

dan sebagai output adalah selenoid.

6. Ultrasonic HC-SR04 Sensor dan pompa air

Ultrasonic HC-SR04 Sensor sebagai perangkat input

dan sebagai output adalah pompa air yang dikendalikan oleh

relay.

7. Selenoid dan Media tanam.

Selenoid adalah perangkat output yang akan membuka

dan menutup alir air dari tendon melewati pipa dan akan

menetesi tanaman pada lahan tanaman (media tanam).

4.3.2 Flowchart Diagram

Adapun alur program dalam perancangan pembuatan sistem

penyiraman otomatis untuk tanaman cabai rawit adalah sebagai

berikut :
72

Mulai

Inisialisasi YL 69 Soil Moisture,


Ultrasonik HC-SR04 dam DHT11
Y
T
Sensor YL 69 Soil Moisture 1 & 2
Membaca Kelembaban Tanah

T
Koneksi Internet ?

Y
Website Menampilkan Nilai
Kelembaban Tanah

Kondisi Lembab
?

Y
Sensor Selenoid membuka
(Air Mengalir )

Gambar 4.2 Flowchart Diagram


73

Sensor DHT11 Membaca Kelambaban dan Suhu


Udara

T
Koneksi
Internet

Y
?

Website Menampilkan Nilai Kelembaban


dan Suhu Udara

Sensor Ultrasonic HC-SR04 Membaca

T
Ketinggian Air

Kondisi air ?

Y
Pompa Menyala / ON

Selesai

Gambar 4.3. Lanjutan Flowchart Diagram


74

4.3.3 UML

Adalah sebuah bahasa pemodelan yang digunakan untuk

menentukan atau mendeskripsikan sebuah sistem software berdasarkan

objek-objek yang ada di sistem tersebut.

1. Use-Case Diagram

Use-case diagram adalah sebuah diagram yang

mendeskripsikan interaksi antara sistem dengan bagian

eksternal dari sistem serta dengan user. Secara grafis, Use-case

diagram ini mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan

sistem yang ada dan bagaimana ekspektasi user saat

berinteraksi dengan sistem tersebut. Use-Case Diagram ini

dibuat untuk memudahkan orang lain mengetahui web

interface rumahtanaman.

Sistem web rumahtanaman

Halaman Home

Halaman Tabel

User

Halaman
Statistik

Gambar 4.4 Use-Case web interface rumahtanaman


75

4.3.4 Desain Denah Produk

Dibawah ini adalah gambar interface untuk web interface

monitoring penyiraman otomatis untuk tanaman cabai rawit.

Gambar 4.5 Desain Home Web Interface


76

Gambar 4.6 Desain tabel interface Website


77

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Implementasi Sistem

Sebelum mengimplementasikan perangkat prototype penyiraman

tanaman otomatis, dilakukan tahap perancangan sistem yaitu merancang

sistem yang akan digunakan pada penyiraman tanaman, menyiapkan

komponen perangkat keras seperti Wemos D1, YL-69 Soil Moisture Sensor,

Ultrasonic HC-SR04 Sensor, Selenoid, Sensor DHT11, modul relay, Power

Supply. Tahap berikutnya yaitu menyiapkan komponen perangkat lunak

pada Arduino IDE, Notepad++, Xampp dan 000webhostapp (sebagai

penyedia layanan hosting gratis. Dilanjutkan dengan perakitan perangkat

keras dan tahap terakhir pengujian prototype monitoring penyiraman

tanaman cabai rawit berbasis microcontroller. Alat ini diimplementasikan

di SMK Ihsaniyah Kota Tegal.

5.1.1. Implementasi Perangkat Keras

Implementasi perangkat keras merupakan suatu proses instalasi

alat atau perakitan alat yang digunakan dalam membangun prototype

penyiraman tanaman otomatis untuk tanaman cabai rawit .

Adapun minimal perangkat keras yang digunakan untuk

memenuhi kriteria dalam pengoperasian objek adalah sebagai berikut

1. Wemos D1 5. Sensor DHT 11

2. YL-69 Soil Moisture Sensor 6. Modul Relay


78

3. Ultrasonic HC-SR04 Sensor 7. Power Supply

4. Selenoid 8. Kabel Jumper

Berikut penampakan prototype penyiraman otomatis untuk tanaman

cabai rawit berbasis microcontroller:

Gambar 5.1 Gambar prototype rumah tanaman


79

5.1.2. Implementasi perangkat lunak

Implementasi perangkat lunak merupakan proses penerapan

web interface sebagai media monitoring suhu, humadity,

kelembaban tanah dan kondisi air pada tandon. Dalam

pengaplikasiannya web interface dibangun dengan menggunakan

framework CodeIgniter, dan Bootstrap sebagai CSS untuk

mempercantik tampilan web interface, untuk pengambilan data

sendiri menggunakan skrip PHP dan dibantu, javascript untuk

penerapan metode realtime sedangkan unttk penyajian data,

menggunakan Digital, Tabel, Highchart dan untuk

mempermudahkan kita melihat data kemudian bisa sebagai rekap

data.

Langkah-langkah mengakses website rumah tanaman :

1. Masuk ke browser kemudian ketikan alamat rumahtanaman.

000webhostapp.com,

2. rumahtanaman.000webhostapp.com, alamat akan membawa

ke halaman home yang akan menampilkan data sensor dan

nafigasi-nafigasi halaman berikutnya.

3. Klik nafigasi table akan membawa web interface dalam bentuk

tabel dengan data sensor yang ada.

4. Klik nafigasi statistic untuk melihat data sensor berupa grafik.

5. Klik nafigasi home untuk kembali ke halaman awal,


80

Berikut tampilan data-data web interface monitoring yang

digunakan dalam monitoring prototype penyiraman otomatis untuk

tanaman cabai rawit berbasis microcontroller , data pertama yang

dapat kita lihat adalah data digital YL-69 Soil Moisture Sensor

(kondisi kelembaban tanah), yang kedua data digital DHT11 pada

area tanaman berupa suhu dan kelembaban, yang ketiga yang dapat

dilihat adalah kondisi air pada tempat penampuangan air / tandon,

yang keempat adalah update tanggal dan waktu. dan terkahir adalah

nafigasi halaman table dan statistic.

Gambar 5.2 Tampilan data sensor pada home interface


81

Gambar 5.3 Tampilan data sensor pada interface table

Gambar 5.4. Tampilan data sensor pada interface statistic


82

5.2. Hasil Pengujian

Tahap pengujian ini merupakan hal yang dilakukan untuk menentukan

apakah perangkat lunak dan perangkat keras sudah berjalan dengan lancar

dan sudah sesuai yang diharapkan. Diantaranya :

5.2.1 Pengujian YL-65 Soil Moisture Sensor

Untuk menguji hasil pembacaan sensor terhadap tanah yang

sudah disiapkan dalam pot, maka sensor YL-69 Soil Moisture Sensor

diletakkan didalam property pot dalam keadaan tanah kering dan

tanah lembab. Dalam keadaan tanah kering dimulai dari angka 80

dan diatasnya (>80), sedangkan saat tanah lembab mulai dari angka

0 sampai dengan 80. Hasil pembacaan tersebut, Wemos D1 akan

memerintahkan Selenoid membuka aliran air jika angka pembacaan

sensor kurang dari 80 dan Solenoid menutup aliran air jika

pembacaan sensor lebih dari 80. Hasil pengukuran sensor dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.1. Hasil Pengujian YL-69 Soil Moisture Sensor di dalam


property
Jumlah Jeda Kualitas
No. Hasil Pembacaan
Data Waktu Tanah
Tanah
1 0 5 detik >200
kering

Tanah
2 1 5 detik 150 – 200 kurang
lembab

Tanah
3 2 5 detik < 150
lembab
83

5.2.2 Pengujian Sensor DHT 11

Pada pengujian sensor DHT11, sensor diletakkan didalam

property. sensor mendeteksi suhu dan kelembaban ruang tepat pada

area tanaman. Sehingga kita dapat melihat pengaruh suhu dan

kelembaban pada tanah dan tanaman. Berikut ini hasil pengukuran

sensor DHT11 :

Tabel 5.2. Hasil Pengujian Sensor DHT11 di dalam property


Jeda Kelembaban
No. Jumlah Data Suhu (C)
Waktu (RH)
1 0 5 detik 31.90 192

2 1 5 detik 32 200

3 2 5 detik 32.10 210

5.2.3 Pengujian Ultrasonic HC-SR04 Sensor

Pada pengujian Ultrasonic HC-SR04 sensor, sensor ini ditaruh

di sebuah akrilik kecil berbentuk aquarium dan di pasang dibagian

kanan atas. Sensor ini sebagai input 2 pada Wemos D1 dan output-

nya adalah pompa air. Ultrasonic HC-SR04 sensor akan membaca

tingkat ketersediaan air dalam penampungan. Apabila ketersedian air

di tendon pada level dibawah 5 cm maka Wemos D1 akan

memerintahkan pompa air untuk menyala dan mengisi

penampungan. Apabila air sudah mencapai level di atas 15 cm maka


84

Wemos D1 akan memerintahkan pompa air untuk berhenti. Sistem

on atau off pada pompa air dikendalikan dengan module relay.

Tabel 5.3 Pengujian Ultrasonic HC-SR04 Sensor di dalam tandon


No. Ketinggian Air Kondisi Pompa Air

1 5 Menyala

2 10 Menyala

3 16 Berhenti

Dari hasil pengujian bahwa Ultrasonic HC-SR04 mendeteksi

air didalam penampungan kemudian Wemos D1 memerintahkan

pompa air menyala jika dibawah 5cm setelah itu mengalir ke dalam

Selenoid disini YL-69 Soil Moistrue Sensor yang ada di dalam pot

akan mendeteksi tanah kering dan tanah lembab jika data sensor

YL-69 antara 0 sampai 80 maka solenoid akan membuka dan aliran

air akan mengalir ke tanah dan tanah menjadi lembab . sebaliknya

sensor YL-69 membaca kelmbaban lebih besar dari 80 maka solenoid

akan menutup aliran air. kemudian dibantu oleh sensor DHT 11

untuk mendeteksi suhu dan kelembaban tanah agar tetap terjaga


85

BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, perancangan dan implementasi yang telah

dilakukan, serta berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat

diambil beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut :

1. Implementasi alat pendeteksi kondisi penampungan air dan

kelembaban tanah secara otomatis dan memberikan data kelembaban

tanah melalui web interface menggunakan YL-69 Soil Moisture,

Sensor DHT11, dan Ultrasonic HR-SR04. Web interface dibangun

menggunakan framework CodeIgniter, dan Bootstrap sebagai CSS

untuk mempercantik tampilan website, untuk pengambilan data

menggunakan skrip PHP dan javascript metode penerapannya

realtime sedangkan penyajian data menggunakan digital, tabel, dan

highchart. Mengkoneksikan website dengan 00webhostapp.

2. Dari hasil pengujian bahwa Ultrasonic HC-SR04 mendeteksi

ketersediaan air didalam penampungan, ketinggian 5 cm menyatakan

kondisi penampungan air kurang nilai jika ketinggian air 15 cm berarti

kondisi air penuh. YL-69 Soil Moistrue Sensor mendekteksi kondisi

tanah dalam pot apakah masih lembab atau sudah kering, nilai kering

antara 150 keatas, nilai lembab 10-80, sensor DHT11 untuk

mendeteksi suhu dan kelembaban tanah agar tetap terjaga.


86

3. Dengan adanya system penyiraman tanaman ini dapat membantu

tenaga pendidik pada Smk Ihsaniyah khususnya jurusan agribisnis

tanaman perkebunan dapat mencapai hasil yang lebih baik karena

aplikasi ini lebih efektif dan efesian dalam perawatan tanaman.

4. Produksi Tanaman khususnya cabai rawit meningakat .

6.2. Saran

Sistem ini tidak lepas dari kekuarangan dan kelemahan. Oleh karena

itu penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Prototipe sistem bisa ditambah dan dikembangkan lagi untuk

jangkauan lebih banyak dan lebih luas pada tanaman sehingga bisa

langsung diterapkan di dunia pertanian.

2. Diharapkan agar dilakukan penambahan alat untuk prototype

penyiraman otomatis tanaman cabai rawit dan hama tanaman agar bias

dipantau langsng.

3. Diharapkan adanya pengembangan pada website agar lebih flesibel

dan dapat digunakan untuk control manual pada system penyiraman

tanaman juga.
87

DAFTAR PUSTAKA
[1] Wakur, Jansen S. 2015. Alat Penyiram Tanaman Otomatis Menggunakan
Arduino Uno.Program Diploma Teknik Elektro Politeknik Negeri Manado :
Tugas Akhir Tidak Diterbitkan
[2] Ratih Ayuninghemi, Surateno, Wahyu Aji Pamungkas (2017). Tanama Cabai
Rawit Pada Greenhouse berbasis mikrokontroler.
[3] Suyanto, Bagong. 2017. Harga Cabai Dan Nasib Petani.
[4] Gunawan, Marliana Sari.(2018). Rancang Bangun Alat Penyiram Tanaman
Otomatis Menggunakan Sensor Kelembaban Tanah,,Vol 3, 13-17
[5] Efendi,Ahmad.dkk.(2018). Penyiraman Otomatis Untuk Tanaman Cabai
Rawit Pada Area Sempit Berbasis Microcontroller Dengan Memanfaatkan
Tingkat Kelembaban Tanah,,vol 5,100,108
[6] Giri Harjo, Sepprian, dkk 2017. Sistem Penyiraman Otomatis Menggunakan
Arduino uno.
[7] Sanjaya, Irfan Bagus, dkk, 2018. Perancangan Sistem Otomatisasi
Penyiraman Tanaman Hias Dengan Konsep Greenhouse Berbasis Arduino
Uno.
[8] Wadiharto, 2017. Sistem Penyiram Tanaman Yang Dapat Dimonitor Dengan
Komputer Dan Perangkat Mobile,hal 1-15 .
[9] Djuandi, Feri, 2011. Pengenalan Arduino. Jakarta: Penerbit Elexmedia.
[10] Sumarna, A. 1998. Irigasi Tetes pada Budidaya Cabai. Balai Penelitian
Tanaman Sayuran: Bandung. 31 hlm.
[11] Ilyas, M. A dan Mansur, M. 2013. Penerapan Irigasi Tetes Pada lahan
Perkebunan.
[12] Zulfa, M.G.A. 2014. klasifikasi dan morfologi tanaman cabai.
[13] Samadi, B. 1997. Budidaya Cabai Secara Komersial. Yayasan Pustaka
Nusatam, Yogyakarta. 97 hlm.
[16] Safira, E. U. (2011). Jurus Sukses Bertanam 20 Sayuran di Pekarangan
Rumah. Klaten. 53.
[17] Pitojo, S., 2003. Benih Cabai. Kanisius, Yogyakarta.
[18] Cahyono, B. 2003. Cabai Rawit Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani.
Yogyakarta: Kanisuis.
[19] Imas, T. dan Y. Setiadi. 1987. Mikobiologi Tanah. Pusat Antar Universitas –
IPB.Bogor.
[20] Purwani, D. A. 2012. Pengaruh Pengairan Pada Tanaman Cabai. Politeknik
Negeri Lampung. Lampung.
[21] Adis-Lena-Kusuma-ratna diunduh dari http:// ilmuti.org/ wp-content/
uploads/2014/05/ -Pengertian-PHP-dan-MySQL.pdf pada tanggal 29 Juni
2019.
[22] Darmawan, Muhammad. 2016. Tandon Air Otomatis Dengan Sensor
Ultrasonic Berbasis Arduino Uno R3. Gunadarma University : Tugas AKhir
Tidak Diterbitkan.
[23] Ekaputra, E.,et all. 2016. Rancang Bangun Irigasi Tetes Untuk Budidaya
Cabai Dalam Greenhouse Di Nagari Biaro. Program Studi Teknik Pertanian
Universitas Andalas : Tugas Akhir TIdak Diterbitkan.
88

[24] Djuandi, Feri. 2011. Pengenalan Arduino Uno diakses 1 April 2019
[25] Wicaksono,mochamad fajar dan hidayat, 2017 Mudah Belajar Mikrokontroler
arduino. Bandung: Penerbit Informatika.
A. 3

SKRIP WEMOS PADA ARDUINO IDE

#include <DHT.h>

#include <Arduino.h>

#include <ESP8266WiFi.h>

#include <ESP8266WiFiMulti.h>

#include <ESP8266HTTPClient.h>

#define powerpin D8

#define relay D11

#define relay2 D12

#define DHTPIN D5

#define DHTTYPE 11

#define echoPin D6 // Echo Pin

#define trigPin D7 // Trigger Pin

int sensorNormal = 200;

int batasbawah = 5;

int batasatas = 15;

// Gunakan serial sebagai monitor

#define USE_SERIAL Serial

// Buat object Wifi

ESP8266WiFiMulti WiFiMulti;

// Buat object http

DHT dht (DHTPIN,DHTTYPE,15);

long duration, distance,nilai; // Duration used to calculate


distance

HTTPClient http;
A. 4

String payload;

String url =
"http://rumahtanaman.000webhostapp.com/add.php?temp1=";// untuk
pengiriman data, sesuaikan dengan web dan file sendiri

void setup() {

Serial.begin(9600);

dht.begin();

delay(500);

pinMode(relay2, OUTPUT);

pinMode(relay, OUTPUT);

pinMode(powerpin, OUTPUT);

digitalWrite(powerpin, LOW);

pinMode(trigPin, OUTPUT);

pinMode(echoPin, INPUT);

USE_SERIAL.begin(115200);

USE_SERIAL.setDebugOutput(false);

for(uint8_t t = 4; t > 0; t--) {

USE_SERIAL.printf("[SETUP] Tunggu %d...\n", t);

USE_SERIAL.flush();

delay(500);

WiFi.mode(WIFI_STA);

WiFiMulti.addAP("rizal", "zafrans05"); // Sesuaikan SSID dan


password ini

}
A. 5

void loop() {

float humidity = dht.readHumidity();

float temperature = dht.readTemperature();

if (isnan(humidity) || isnan(temperature)) {

Serial.println("Sensor DHT 11 Tidak terditeksi");

return;

// put your main code here, to run repeatedly:

digitalWrite(powerpin, HIGH);

float nilaiSensor = analogRead(A0);

digitalWrite(powerpin, LOW);

Serial.print("Nilai kelembapan tanah : ");

Serial.println(nilaiSensor);

if (nilaiSensor > sensorNormal)

digitalWrite(relay, LOW);

if (nilaiSensor < sensorNormal)

digitalWrite(relay, HIGH);

} {

digitalWrite(trigPin, LOW);

delayMicroseconds(2);
A. 6

digitalWrite(trigPin, HIGH);

delayMicroseconds(10);

digitalWrite(trigPin, LOW);

duration = pulseIn(echoPin, HIGH);

//Calculate the distance (in cm) based on the speed of sound.

nilai = duration/58.2;

distance = (20-nilai);

Serial.print("Ketinggian Air : ");

Serial.println(distance);

if (distance > batasbawah)

digitalWrite(relay2, LOW);

if (distance <= batasatas)

digitalWrite(relay2, HIGH);

// Cek apakah statusnya sudah terhubung

if((WiFiMulti.run() == WL_CONNECTED)) {

// Tambahkan nilai kepekatan asap, suhu, dan kelembapan


pada URL yang sudah kita buat

USE_SERIAL.print("[HTTP] Memulai...\n");

http.begin( url + (String) temperature + "&hum1=" +


(String) humidity + "&kelembaban1=" + (String) nilaiSensor +
"&kelembaban2=" + (String) distance );

// Mulai koneksi dengan metode GET


A. 7

USE_SERIAL.print("[HTTP] Melakukan GET ke server...\n");

int httpCode = http.GET();

// Periksa httpCode, akan bernilai negatif kalau error

if(httpCode > 0) {

// Tampilkan response http

USE_SERIAL.printf("[HTTP] kode response GET: %d\n",


httpCode);

// Bila koneksi berhasil, baca data response dari


server

if(httpCode == HTTP_CODE_OK) {

payload = http.getString();

USE_SERIAL.println(payload);

} else {

USE_SERIAL.printf("[HTTP] GET gagal, error: %s\n",


http.errorToString(httpCode).c_str());

http.end();

delay(500);

}
A. 8
.

SKRIP WEB INTERFACE


A.INDEX
<?php

include("connection.php");
$result=mysql_query("SELECT * FROM `tb_monitoring` ORDER BY `no`
DESC");
$result2=mysql_query("SELECT * FROM `tb_monitoring` ORDER BY `no`
DESC LIMIT 1");
$last_temp="";
$last_rh="";
$last_rhA="";
$last_rhB="";
$last_update="";
?>
<html>
<head>
<title>Monitoring Suhu Tanaman</title>
<link rel="stylesheet" href="./css/style.css">
<link rel="stylesheet" href="./css/bootstrap.css">
</head>
<meta http-equiv="refresh" content="1"/>
<body>
<div class="row">
<div class="col-md-8 col-md-offset-2">
<center><h3 style="text-align:right;" class="hijau
tebel">Monitoring Kelembaban Tanaman</h3></center>
</div>
<div class="col-md-2">&nbsp;</div>
</div>
<div class="row">
<div class="col-md-8 col-md-offset-2">
<center><h5 style="text-align:right;" class="miring">Data
Kelembaban Tanah dan DHT11</h5></center>
<hr style="margin-top: 0px; margin-bottom:0px">
</div>
<div class="col-md-2">&nbsp;</div>
</div>
<br>
<?php
if($result2!==FALSE){
$ndata=mysql_num_rows($result);
while($lastrow = mysql_fetch_array($result2)) {
$last_temp=$lastrow["Suhu"];
$last_rh=$lastrow["Humadity"];
$last_rhA=$lastrow["Kelembaban tanah A"];
$last_rhB=$lastrow["Kelembaban tanah B"];
$last_update=$lastrow["Tanggal"];
}
}
//mysql_free_result($result2);
//mysql_close();
?>
<div class="row">
<div class="col-md-2 col-md-offset-2">
<div class="panel panel-primary">
A. 9
.

<div class="panel-heading">
<h3 class="panel-title tengah">Navigasi</h3>
</div>
<div class="panel-body" style="padding:0px;">
<table class="table table-stripped table-hover" >
<tbody>
<tr class="info">
<td><span class="glyphicon glyphicon-home"></span><a
href="./index.php" style="text-decoration:none;">
Home</a></td>
</tr>
<tr>
<td><span class="glyphicon glyphicon-th-list"></span><a
href="./tables.php" style="text-decoration:none;">
Tabel</a></td>
</tr>
<tr>
<td><span class="glyphicon glyphicon-stats"></span><a
href="./stats.php" style="text-decoration:none;">
Statistik</td>
</tr>
</tbody>
</table>
</div>
</div>
</div>
<div class="col-md-3">
<table class="table table-bordered">
<thead>
<td><center><p class="tebel" style="margin-top:0px; margin-
bottom:0px; font-size:18px">Suhu (&degC)</p></center></td>
</thead>
<tr class="success">
<td><center><p class="tebel gede" style="margin-
top:5px"><?php echo "$last_temp";?> </p></center></td>
</tr>
</table>
</div>
<div class="col-md-3">
<table class="table table-bordered">
<thead>
<td><center><p class="tebel" style="margin-top:0px; margin-
bottom:0px; font-size:18px">Relative Humidity
(%)</p></center></td>
</thead>
<tr class="info">
<td><center><p class="tebel gede" style="margin-
top:5px"><?php echo "$last_rh";?></p></center></td>
</tr>
</table>
</div>
<div class="col-md-3">
<table class="table table-bordered">
<thead>
A. 10
.

<td><center><p class="tebel" style="margin-top:0px; margin-


bottom:0px; font-size:18px">Kelembaban Tanah
A</p></center></td>
</thead>
<tr class="info">
<td><center><p class="tebel gede" style="margin-
top:5px"><?php echo "$last_rhA";?></p></center></td>
</tr>
</table>
</div>
<div class="col-md-3">
<table class="table table-bordered">
<thead>
<td><center><p class="tebel" style="margin-top:0px; margin-
bottom:0px; font-size:18px">Kelembaban Tanah
B</p></center></td>
</thead>
<tr class="info">
<td><center><p class="tebel gede" style="margin-
top:5px"><?php echo "$last_rhB";?></p></center></td>
</tr>
</table>
</div>
<div class="row">
<div class="col-md-6 col-md-offset-4">
<p class="tebel">Ringkasan Data:</p>
<table class="table table-striped table-hover">
<tr>
<td>Last Update</td>
<td>:</td>
<td><?php echo $last_update?></td>
</tr>
<tr>
<td>Interval Update</td>
<td>:</td>
<td>5 detik</td>
</tr>
<tr>
<td>Jumlah Data</td>
<td>:</td>
<td><?php echo $ndata?></td>
</tr>
</table>
</div>
</div>
</div>
</body>
<script type="text/javascript"
src="http://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.8.2/jquer
y.min.js"></script>
<script type="text/javascript"
src="./js/modules/data.js"></script>
<script type="text/javascript"
src="./js/modules/exporting.js"></script>
<script type="text/javascript"
src="./js/highcharts.js"></script>
A. 11
.

<script type="text/javascript"
src="./js/bootstrap.js"></script>
</html>
A. 12
.

A.2. CONECTION

<?php
$servernya="localhost"; //Nama Servernya dimasukkin kesini
$user="root"; //Nama user MySQL
$auth_pass=""; //Password MySQL
$dbnya="monitoring"; //NamaDB nya

mysql_connect($servernya,$user,$auth_pass);
mysql_select_db($dbnya);
?>
A. 13
.

A.3. STATIS
<?php

include("connection.php");
$result=mysql_query("SELECT * FROM `tb_monitoring` ORDER BY `no`
DESC");
?>
<html>
<head>
<title>Statistik Data Harian Rata-Rata</title>
<link rel="stylesheet" href="./css/style.css">
<link rel="stylesheet" href="./css/bootstrap.css">
</head>
<body>
<div class="row">
<div class="col-md-8 col-md-offset-2">
<center><h3 style="text-align:right;" class="hijau tebel">Logging
Suhu Kamar</h3></center>
</div>
<div class="col-md-2">
&nbsp;
</div>
</div>
<div class="row">
<div class="col-md-8 col-md-offset-2">
<center><h5 style="text-align:right;" class="miring">Data Logging
dengan Arduino, Ethernet Shield dan DHT11</h5></center>
<hr style="margin-top: 0px; margin-bottom:0px">
</div>
<div class="col-md-2">
&nbsp;
</div>
</div>
<br>
<div class="row">
<div class="col-md-2 col-md-offset-2">
<div class="panel panel-primary">
<div class="panel-heading">
<h3 class="panel-title tengah">Navigasi</h3>
</div>
<div class="panel-body" style="padding:0px;">
<table class="table table-stripped table-hover" >
<tbody>
<tr>
<td><span class="glyphicon glyphicon-home"></span><a
href="./index.php" style="text-decoration:none;"> Home</a></td>
</tr>
<tr>
<td><span class="glyphicon glyphicon-th-list" ></span><a
href="./tables.php" style="text-decoration:none;"> Tabel</a></td>
</tr>
<tr class="info">
<td><span class="glyphicon glyphicon-stats"></span><a
href="./stats.php" style="text-decoration:none;"> Statistik</td>
</tr>
</tbody>
A. 14
.

</table>
</div>
</div>
</div>
<div class="col-md-6">
<div id="container1">
<br>
</div>
<div id="container2">
<br>
</div>
<div id="container3">
<br>
</div>
<div id="container4">
<br>
</div>
<?php
if($result!==FALSE){
while($row = mysql_fetch_array($result)) {
//extract $row;
$value = $row['Suhu'];
$value2= $row['Humadity'];
$value3= $row['Kelembaban tanah A'];
$value4= $row['Kelembaban tanah B'];
$timestamp = strtotime($row['Tanggal'])*1000;
$data1[] = "[$timestamp, $value]";
$data2[] = "[$timestamp, $value2]";
$data3[] = "[$timestamp, $value3]";
$data4[] = "[$timestamp, $value4]";
}
//json_encode($data);
mysql_free_result($result);
mysql_close();
}
?>
</div>
</div>
</body>
</html>
<script type="text/javascript"
src="http://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.8.2/jquery.min.
js"></script>
<script type="text/javascript"
src="./js/modules/data.js"></script>
<script type="text/javascript"
src="./js/modules/exporting.js"></script>
<script type="text/javascript" src="./js/highcharts.js"></script>
<script type="text/javascript" src="./js/bootstrap.js"></script>
<script>
var chart = new Highcharts.Chart({
chart: {
renderTo: 'container1'
},
title: {
text: 'Grafik Data Suhu Harian'
A. 15
.

},
xAxis: {
title: {
enabled: true,
text: 'Hours of the Day'
},
type: 'datetime',
dateTimeLabelFormats : {
hour: '%I %p',
minute: '%I:%M %p'
}
},
series: [{
data: [<?php echo join($data1, ',') ?>]
}]
});
</script>
<script>
var chart = new Highcharts.Chart({
chart: {
renderTo: 'container2'
},
title: {
text: 'Grafik Data RH Harian'},
xAxis: {
title: {
enabled: true,
text: 'Hours of the Day'
},
type: 'datetime'
dateTimeLabelFormats : {
hour: '%I %p',
minute: '%I:%M %p'
}
},
series: [{
data: [<?php echo join($data2, ',') ?>]
}]
});
</script>
<script>
var chart = new Highcharts.Chart({
chart: {
renderTo: 'container3'
},
title: {
text: 'Grafik Data Kelembaban tanah A Harian'
},
xAxis: {
title: {
enabled: true,
text: 'Hours of the Day'
},
type: 'datetime',
dateTimeLabelFormats : {
hour: '%I %p',
A. 16
.

minute: '%I:%M %p'


}
},
series: [{
data: [<?php echo join($data3, ',') ?>]
}]
});
</script>
<script>
var chart = new Highcharts.Chart({
chart: {
renderTo: 'container4'
},
title: {
text: 'Grafik Data Kelembaban tanah B Harian'
},
xAxis: {
title: {
enabled: true,
text: 'Hours of the Day'
},
type: 'datetime',
dateTimeLabelFormats : {
hour: '%I %p',
minute: '%I:%M %p'
}
},
series: [{
data: [<?php echo join($data4, ',') ?>]
}]
});
</script>
A. 17
.

A.4. TABEL
<?php

include("connection.php");
$result=mysql_query("SELECT * FROM `tb_monitoring` ORDER BY `no`
DESC");
$result2=mysql_query("SELECT * FROM `tb_monitoring` ORDER BY `no`
DESC LIMIT 1");
?>
<html>
<head>
<title>Statistik Data Harian Rata-Rata</title>
<link rel="stylesheet" href="./css/style.css">
<link rel="stylesheet" href="./css/bootstrap.css">
</head>
<body>
<div class="row">
<div class="col-md-8 col-md-offset-2">
<center><h3 style="text-align:right;" class="hijau tebel">Logging
Suhu Kamar</h3></center>
</div>
<div class="col-md-2">
&nbsp;
</div>
</div>
<div class="row">
<div class="col-md-8 col-md-offset-2">
<center><h5 style="text-align:right;" class="miring">Data Logging
dengan WEMOS dan DHT11</h5></center>
<hr style="margin-top: 0px; margin-bottom:0px">
</div>
<div class="col-md-2">
&nbsp;
</div>
</div>
<br>
<div class="row">
<div class="col-md-2 col-md-offset-2">
<div class="panel panel-primary">
<div class="panel-heading">
<h3 class="panel-title tengah">Navigasi</h3>
</div>
<div class="panel-body" style="padding:0px;">
<table class="table table-stripped table-hover" >
<tbody>
<tr>
<td><span class="glyphicon glyphicon-home"></span><a
href="./index.php" style="text-decoration:none;"> Home</a></td>
</tr>
<tr class="info">
<td><span class="glyphicon glyphicon-th-list" ></span><a
href="./tables.php" style="text-decoration:none;"> Tabel</a></td>
</tr>
<tr>
<td><span class="glyphicon glyphicon-stats"></span><a
href="./stats.php" style="text-decoration:none;"> Statistik</td>
A. 18
.

</tr>
</tbody>
</table>
</div>
</div>
</div>
<div class="col-md-6">
<p class="tebel">Tabel Data Suhu:</p>
<table class="table table-striped table-bordered">
<thead>
<td><center><p class="tebel" style="margin-top:0px; margin-
bottom:0px;">Tanggal</p></center></td>
<td><center><p class="tebel" style="margin-top:0px; margin-
bottom:0px;">Suhu (&degC)</p></center></td>
<td><center><p class="tebel" style="margin-top:0px; margin-
bottom:0px;">RH (%)</p></center></td>
<td><center><p class="tebel" style="margin-top:0px; margin-
bottom:0px;">Kelembaban tanah A</p></center></td>
<td><center><p class="tebel" style="margin-top:0px; margin-
bottom:0px;">Kelembaban tanah B</p></center></td>
</thead>
<tbody>
<?php
if($result!==FALSE){
while($row = mysql_fetch_array($result)) {
//extract $row;
printf("<tr><td> &nbsp;%s </td><td> &nbsp;%s&nbsp; </td><td>
&nbsp;%s&nbsp; </td><td> &nbsp;%s&nbsp; </td><td> &nbsp;%s&nbsp;
</td></tr>",
$row["Tanggal"], $row["Suhu"], $row["Humadity"], $row["Kelembaban
tanah A"], $row["Kelembaban tanah B"]);
$value = $row['Suhu'];
$value2= $row['Humadity'];
$value3= $row['Kelembaban tanah A'];
$value4= $row['Kelembaban tanah B'];
$timestamp = strtotime($row['Tanggal'])*1000;
$data1[] = "[$timestamp, $value]";
$data2[] = "[$timestamp, $value2]";
$data3[] = "[$timestamp, $value3]";
$data4[] = "[$timestamp, $value4]";
}
//json_encode($data);
mysql_free_result($result);
mysql_close();
}
?>
</tbody>
</table>
</div>
</div>
</body>
</html>
<script type="text/javascript"
src="http://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.8.2/jquery.min.
js"></script>
A. 19
.

<script type="text/javascript"
src="./js/modules/data.js"></script>
<script type="text/javascript"
src="./js/modules/exporting.js"></script>
<script type="text/javascript" src="./js/highcharts.js"></script>
<script type="text/javascript" src="./js/bootstrap.js"></script>
A. 20
.

A.5. ADD
<?php
include("connection.php");

//$link=Connection();
date_default_timezone_set("Asia/Jakarta");
$temp1=$_GET["temp1"];
$hum1=$_GET["hum1"];
$kelembaban1=$_GET["kelembaban1"];
$kelembaban2=$_GET["kelembaban2"];
$query = "INSERT INTO `tb_monitoring` (`Tanggal`, `Suhu`,
`Humadity`, `Kelembaban tanah A`, `Kelembaban tanah B`, `no`)
VALUES (CURRENT_TIMESTAMP, '$temp1', '$hum1', '$kelembaban1',
'$kelembaban2', NULL);";
if ((is_null($temp1) or is_null($hum1)))
{
//echo "Ada yang kosong";
}
else
{
mysql_query($query);

}
?>

Anda mungkin juga menyukai