TUGAS AKHIR
SALOMO SITINJAK
142401206
TUGAS AKHIR
SALOMO SITINJAK
142401206
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Salomo Sitinjak
142401206
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya
yang besar sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan judul “Pengaruh
Tandan Kosong Pada Persentase Kehilangan Minyak (Losses) CPO Di PTP. Nusantara IV
(Persero) Unit Kebun Pabat Tebing Tinggi”, yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Pada Program Diploma III Kimia.
Pada kesempatan ini dengan rendah hati Penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar - besarnya pada kedua orang tua Penulis yaitu ayahanda Manontang Sitinjak dan
Ibunda Hot Maria Br. Simbolon yang telah memberi kasih sayang sebesar - besarnya dan
sabar dalam menghadapi sifat Penulis selama ini, serta abang - abang dan adik Penulis yaitu,
Sahat Maruli Sitinjak, Yoswa Sitinjak dan Yohanes Sitinjak yang selalu memberikan
semangat untuk menghadapi perkuliahan selama ini
. Selain itu Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak - pihak yang telah
memberikan bantuan baik secara langsung dan tidak langsung antara lain.
1. Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra, S.Si., M.Si Selaku Ketua Departemen Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara.
2. Bapak Dr. Minto Supeno, MS Selaku Ketua Program Studi D-3 KIMIA MIPA
USU.
3. Bapak Rikson Asman Fertiles Siburian, S.Si., M.Si., Ph.D selaku dosen
pembimbing yang telah sabar dan banyak memberi saran serta bimbingan tentang
karya ilmiah Penulis.
4. Bapak Ujang selaku Kepala Laboratorium, Bapak Alfi Nursyahrin selaku Asisten
pengolahan dan seluruh Staf dan Karyawan PTP. Nusantara IV (Persero) Unit
Kebun Pabatu, Tebing Tinggi.
5. Teman – teman PKL Penulis : Fransiskus Deo, Roby Naibaho, Lilis Sihaloho dan
Lily Simatupang yang sama - sama berjuang selama PKL
6. Kepada sahabat - sahabat Penulis : Daniel Silalahi, Alex Dodi Pranata Pardede
yang selalu memberi dukungan secara langsung maupun tidak langsung
7. Kepada teman satu kost penulis : Riston Rambu, Agri Kembaren, dan Daniel
Gomos yang selalu memberi nasehat dan membantu Penulis untuk menulis karya
ilmiah ini.
Medan,
Penulis
Salomo Sitinjak
Penelitian tentang pengaruh tandan kosong pada persentase kehilangan minyak (losses) CPO
di PTP.Nusantara IV (persero) unit kebun Pabatu Tebing Tinggi telah dilakukan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya persentase kilangan minyak yang diperoleh
dari hasil ekstraksi tandan kosong. Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi sokletasi.
Hasil-hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh tandan kosong pada persentase
kehilangan minyak kelapa sawit adalah 2,30-2,34%. Dari seluruh data penelitian tersebut
menunjukkan bahwa persentase kehilangan minyak yang di analisa tidak melebihi standart
normal pada tandan kosong yaitu sebesar 3,00%.
Kata kunci : Tanda Kosong, Crude Palm Oil (CPO), Ekstraksi Sokletasi, Kehilangan Minyak.
ABSTRACT
The research about influence of empty palm bunches in to loss percentage of crude palm oil
(CPO) at PTP.Nusantara IV (persero) Pabatu land units Tebing Tinggi was carried out. The
perposes of this research are to know the percentage of oil loss produced by the extraction of
empty palm bunches. The research metod is soclet extraction. Result of research show that
the persentage of palm oil loss in empty palm bunches are contained 2,30-2,34%. From ll the
research data show the persentage of palm oil loss in analyis does not exceed the normal
standard on empty palm bunches that is equel to 3,00%.
Keyword : Empty Palm Bunches, Crude Palm Oil (CPO), Soclet Extraction, Losses.
Halaman
PERSETUJUAN iii
PERNYATAAN iv
PENGHARGAAN v
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 3
1.3 Pembatasan masalah 4
1.4 Tujuan 4
1.5 Manfaat 4
LAMPIRAN Judul
Berdasarkan bukti-bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria,
Afrika Barat. Namun ada pula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal dari
Kelapa sawit (Elaeis guineesis) saat ini telah berkembang pesat di Asia Tenggara,
khususnya Indonesia dan Malaysia, dan justru bukan di Afrika Barat, atau Amerika yang
dianggap sebagai daerah asalnya. Masuknya bibit kelapa sawit ke Indonesia pada tahun 1948
hanya sebanyak 4 batang yang berasal dari Bourbon (Mauritius) dan Amsterdam. Ke-empat
batang bibit kelapa sawit tersebut ditanam di Kebun Raya Bogor dan selanjutnya disebarkan
Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Komoditas kelapa
sawit, baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya, menduduki peringkat
ketiga penyumbang devisa nonmigas terbesar bagi Negara setelah karet dan kopi. (Risza, S,
1994 )
Minyak nabati merupakan produk utama yang bisa dihasilkan dari kelapa sawit.
Potensi produksinya per hektar mencapai 6 ton per tahun, bahkan lebih. Jika dibandingkan
dengan tanaman penghasil minyak lainnya (4,5 ton per tahun), tingkat produksi ini termasuk
tinggi.
sawit mentah (CPO atau crude palm oil) yang berwarna kuning dan minyak inti sawit. CPO
banyak digunakan sebagai bahan industri pangan (minyak goreng dan margarin), industri
sabun (bahan penghasil busa), industri baja (bahan pelumas), industri tekstik, kosmetik, dan
Jika dibandingkan dengan minyak nabati lain, minyak kelapa sawit memiliki
keistimewaan tesendiri, yakni rendahnya kandungan kolesterol dan dapat diolah lebih lanjut
menjadi suatu produk yang tidak hanya dikonsumsi untuk kebutuhan pangan, tetapi juga
Minyak kelapa sawit adalah minyak nabati semipadat. Hal ini karena minyak sawit
mengandung sejumlah besar asam lemak tidak jenuh dengan atom karbon lebih dari C8.
Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang dikandung. Minyak sawit berwarna
kuning karena kandungan beta karoten yang merupakan bahan vitamin A.Dan sebagian besar
Ada beberapa faktor yang menentukan standar mutu, yaitu : kandungan air dan kotoran dalam
minyak, kandungan asam lemak bebas, waran, bilangan peroksida, bilangan penyabunan,
Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1 persen dan
kadar kotoran lebih kecil dari 0,01 persen, kandungan asam lemak bebas serendah mungkin
(kurang lebih 2 persen atau kurang), bilanagn peroksida di bawah 2, bebas dari warna merah
dan kuning (harus berwarna pucat) tidak berwarna hijau, jernih, dan kandungan logam berat
Proses pengolahan tandan buah segar kelapa sawit untuk dijadikan minyak sawit dan
inti sawit merupakan masalah yang cukup rumit, sehingga perlu mendapat penanganan
khusus oleh tenaga-tenaga yang memilki keahlian dan keterampilan tinggi. Selain itu, perlu
bermutu baik.Secara umum, pengolahan kelapa sawit dibagi menjadi dua jenis hasil akhir,
Pengolahan minyak kelapa sawit dimaksudkan untuk memperoleh minyak sawit yang
Kelapa sawit yang diolah disuatu industri menghasilkan minyak sawit, inti sawit,
cangkang, serat, dan tandan kosong. Dalam proses pengolahan pemisahan antara brondolan
dengan tandan kosong sering terjadi tingginya kehilangan minyak pada tandan koosong
kelapa sawit(Naibaho,P.1996).
Pengaruh Tandan Kosong Pada Persentase Kehilangan Minyak (Losses) CPO Di PTP.
1.2 Permasalahan
Pada Stasiun Penebah (pembanting) ini, tandan buah segar di proses sedemikian
rupa hingga mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adapun perlakuan yang terdapat
pada stasiun ini yaitu berupa proses pemisahan antara brondolan buah sawit dengan tandan
Dari uraian diatas timbul permasalahan berapa besar Pengaruh Tandan Kosong Pada
1.4 Tujuan
Adapun tujuan tugas akhir ini untuk mengetahui besarnya persentase kehilangan
1.5 Manfaat
pada tandan kosong sehingga tidak melebihi norma kehilangan minyak untuk menghasilkan
Rendemen (hasil olah pabrik) minyak CPO sesuai dengan standart mutu.
berkebangsaan dari Negara Belgia bernama Adrien Hallet. Beliau pada tahun 1911
membudidayakan kelapa sawit secara komersial dalam bentuk perkebunan di Sungai Liput
Pada masa penjajahan Belanda pertumbuhan perkebunan besar kelapa sawit telah
perkebunan kelapa sawit ini dan hasilnya di kirim ke Jepang sebagai bahan mentah industri
perang, kemudian semua terhenti karna terjadi serangan sekutu pada tahun 1943.
Pada tahun 1947 pemerintahan Belanda merebut kembali dua per tiga dari
perkebunan yang pernah dikuasai kelaskaran (Stoler,1985). Kemudian menjelang akhir tahun
1948 maskapai maskapai dari perkebunan asing hampir memproleh perkebunan mereka
Pada akhir tahun 1957 seluruh perusahaan milik maskapai Belanda di ambil oleh
Pemerintahan Indonesia. Namun milik perusahaan Inggris , Prancis, Belgia dan Amerika di
Pada masa pemerintahan Orde Lama relatif perkebunan sawit sangat terlantar karena
tidak ada peremajaan dan rehabilitasi pabrik. Akibatnya produksi sangat menurun drastis dan
kedudukan Indonesia di pasaran Internasional sebagai pemasokan minyak sawit nomor satu
terbesar sejak tahun 1966 telah digeser oleh Malaysia hingga sekarang ini.
kelapa sawit secara besar - besaran dengan mengadakan peremajaan dan penanaman
Sejak tahun 1975 muncul berbagi pola pengembangan kelapa sawit seperti pola Unit
Utara(P3RSU).Kemudian Proyek NES/PIRBUN sejak 1977/1978, antara lain PIR lokal, PIR
Khusus, PIR berbantuan. Selanjutnya sejak tahun1986 muncul lagi PIR TRANS. Dan sejak
perkebunan besar kelapa sawit dilakukan dengan pola PIR.Kemudian sejak 1986 INPRES
nomor 1 tahun 1986 telah ditetapkan bahwa pengembangan perkebunan dengan pola PIR
Areal kelapa sawit Indonesia meningkat pesat, khususnya pada saat ini. Kalau dulu
perkebunan yang luas di Kalimantan, Sulawesi,dan Irian Jaya. Kebun kelapa sawit harus
tanaman generasi ke-2 atau ke-3. Tampak bahwa dari generasi kegenerasi intensitas penyakit
Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal.Varietas-varietas itu
dapat dibedakan berdasarkan tebal dari tempurung dan daging buah, atau berdasarkan warna
kulit buahnya. Selain varietas-varietas tersebut, ternyata dikenal juga beberapa varietas
2.2.1.1 Dura
Tempurung cukup tebal antara 2 - 8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada bagian luar
tempurung. Daging buah relatip tipis dengan persentase daging buah terhadap buah bervariasi
antara 35 - 50%. Kernel (daging biji) biasanya besar dengan kandungan minyak yang rendah.
2.2.1.2 Pisifera
Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, tetapi daging buahnya
tebal.Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan daging biji sangat tipis.
Jenis pesifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang lain. Varietas
ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga betina gugur pada fase dini.Oleh
sebab itu, dalam persilangan dipakai sebagai induk jantan. Penyerbukan silang antara pisifera
2.2.1.3 Tenera
Varietas ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya, yaitu dura dan
Tempurung sudah menipis, ketebalannya berkisar antara 0,5 - 4 mm, dan terdapat lingkaran
Tempurung sangat tebal, sekitar 5 mm, sedangkan daging buahnya tipis sekali.
Varietas ini mempunyai ciri khas dengan adanya dua lapisan daging buah.Diwikka - wakka
dapat dibedakan menjadi diwikka-wakka dura, diwikka-wakka pisifera dan diwikka - wakka
tenera.Dua varietas kelapa sawit yang disebutkan terakhir ini jarang dijumpai dan kurang
2.2.2.1 Nigrescens
Buah nigrescens berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi jingga
kehitam - hitaman pada waktu matang.Tipe buah nigrescens hampir dominan ditemukan pada
2.2.2.2 Virescens
Pada waktu muda, buah virescens berwarna hijau dan ketika matang warnanya berubah
2.2.2.3 Albescens
Pada waktu muda, buah albescens berwarna keputih - putihan, sedangkan setelah matang
hitaman(Pahan,I.2006).
Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai
kriteria matang panen, Mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun tandan dan
Cara pemanenan buah sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang
dihasilkan. Panen yang tepat mempunyai sasaran untuk mencapai kandungan minyak paling
maksimal. Pemanenan pada keadaan buah lewat matang akan meningkatkan Asam Lemak
Bebas atau Free Fatty acid (ALB atau FFA).Hal itu tentu akan banyak merugikan sebab pada
buah yang terlalu masak sebagian kandungan minyaknya berubah menjadi ALB sehingga
akan menurunkan mutu minyak. Lagi pula,buah yang terlalu masak lebih mudah terangsang
hama dan penyakit. Sebaliknya, pemanenan pada buah yang mentah akan menurunkan
Sebaiknya pemanenan dilakukan terhadap semua tandan buah yang telah matang.
Berdasarkan tinggi tanaman, Ada 3 cara panen yang umum dilakukan oleh perkebunan
1. Untuk tanaman yang tingginya 2-5 m digunakan dengan cara panen jongkok
2. Untuk tanaman yang tingginya 5-10 m digunakan dengan cara berdiri dan
3. Ubtuk tanaman yang tingginya diatas 10 m dengan alat arit berganggang panjang
Pengolahan bahan kelapa sawit dimaksud untuk memperoleh minyak kelapa sawit
(CPO) dan inti kelapa sawit dari biji (nut). Pada prinsipnya proses pengolahan TBS menjadi
CPO diperlukan pengolahan. Proses pengolahan buah kelapa sawit yang ada di
PTP.Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi dapat dilihat dari daftar
Timbangan berfungsi sebagai tempat atau penimbangan TBS yang dibawa kepabrik dan hasil
produksi pabrik (minyak/inti sawit) serta penimbangan barang lain yang terkait dengan
aktivitas kebun. Data hasil penimbangan TBS dapat juga dimanfaatkan sebagai alat kontrol
untuk evaluasi capaian rendeman dan kapasitas olah pabrik.Kapasitas timbangan di pabrik
kelapa sawit PTP.Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu adalah maksimal 40 ton.
Sortasi TBS dilakukan di LoadingRamp. Mutu dan hasil rendemen olah sangat
dipengaruhi oleh mutu tandan dan mutu panen.Sortasi TBS sebagai alat untuk menilai mutu
panen yang dilaksanakan setiap kebun yang mengolah buah di pabrik dengan menentukan
samua trukyang dianggap mewakili setiap afdeling kebun.Untuk pengiriman TBS dan pihak
ke III, maka sortasi dilakukan terhadap semua truk.Sebelum dibongkar, diambil sekitar 40
brondolan, untuk mengetahui apakah buah termasuk jenis dura atau tenera.Untuk TBS dan
pihak ke III, buah yang ditolak adalah buah mentah (fraksi 00 dan 0), buah dura (bila
komposisinya> 15%), dan buah yang beratnya <10 kg.Sortasi buah dilaksanakan sesuai
rampsebagai tempat penimbunan sementara sebelum tandan buah dimasukkan ke dalam lori
rebusan. Untuk mengetahui mutu TBS yang akan diolah perlu dilakukan sortasi di loading
rampharus dilakukan karena mutu TBS yang akan diolah merupakan salah satu faktor yang
2.4.2.1 Lori
Lori adalah alat yang digunakan untuk menampung/membawa buah dari loading
ramp ke perebusan untuk direbus. Berat rata rata isian setiap lori adalah 2,5 ton TBS. Jumlah
kebutuhan lori disetiap pabrik kelapa sawit tergantung pada besarnya kapasitas olah per jam
pada pks berkapasitas olah 30 ton tbs/jam diperlukan 66 unit lori.Tandan buah dituang
pada tiap-tiap sekat dan diatur dan pintu kepintu lainnya dengan isi sesuai dengan kapasitas.
Capstand adalah alat penarik lori keluar dan masuk sterilizer (Rebesan) yang
keadaan bersih dan kering untuk menghindari terjadinya tali slip waktu digunakan.
Bollard capstanddijalankan untuk menarik lori dengan melilitkan tali secara teratur
dan tidak bertindih.Bollard dapat digunakan secara sekaligus dua buah (kiri dan kanan)
pada frame.Permukaan bollard harus rata dan tidak rusak karena aus.
Transfer carriagemerupakan suatu alat pemindah lori yang telah berisi TBS dari jalur
rel loading ramp ke jalur rel rebusan yang posisinya berada dibelakang rebusan.Transfer
carriageyangada di PTP.Nusantara IV Kebun Pabatu memiliki satu unit dan hanya mampu
Rel merupakan jalur tempat loriberjalan, rel harus rata dan tidak naik turun, tidak
bengkok dan jarak rel kiri dan kanan harus tetap yaitu sekitar 60 cm.
Lori rebusan adalah alat yang digunakan untuk mengangkut media atau tempat
perebusan buah. Lori rebusan diisi penuh dan merata sebanyak ± 2,5ton TBS lori. Jika isi dan
4. Kerugian waktu karena buah yang jatuh berada jauh dalam rebusan sehingga harus
5. Kerugian steam.
6. Kerugian alat-alat.
Ketel rebusan adalah bejana uap yang digunakan untuk merebus buah sawit.Untuk
menjaga tekanan dalam rebusan tidak melebihi tekanan kerja yang diizinkan, rebusan diberi
1. Mematikan enzim-enzim untuk mencegah berlanjutnya proses kenaikan asam lemak bebas
(ALB),
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses perebusan dengan tekanan 2,8-3
Kg/cm2 dan temperatur 135 - 140°C dengan lama perebusan antara 85 -90 menit serta siklus
Sistem perebusan yang ada saat ini di PKS PTPN IV (Persero) kebun pabatu adalah
sistem tiga puncak (triple peak).Triple peakadalah jumlah puncak yang terbentuk selama
proses perebusan.Jumlah puncak dalam pola perebusan ditunjukan dan jumlah pembukaan
Hoisting Craneberfungsi untuk mengangkat lori berisi buah dan menuangkan kedalam auto
feederserta menurunkan lori kosong ke posisi diatas rel menuju loading ramp.
Auto Feeder adalah tempat penampungan buah masak hasil tuangan hoisting
crane Yang dapat mengatur pemasukan buah ke dalam alat penebah (Trheser) secara
otomatis.
Threser adalah alat yang digunakan untuk melepas dan memisahkan buah dan tandan.
Melalui kisi kisi brondolan jatuh ke conveyor(Bottom Fruit Conveyor) dan tandan terdorong
Alat ini digunakan untuk membawa tandan kosong dari threser ke penampungan sementara
Fruit Elevator atau timba buah adalah alat untuk mengangkut buah/brondolan
dari bottom cross conveyor (ularan silang bawah) ke top cross conveyor (ularan Silang atas),
Ketel adukan adalah alat untuk melumatkan berondolan, sehingga daging buah
terpisah dari biji.Ketel adukan ini terdiri dan tabung silinder yang berdiri tegak yang
didalamnya terpasang pisau-pisau pengaduk (strirring arms).Jumlah pisau ada 6 tingkat yang
terdiri dari 5 tingkat pisau pengaduk dan 1 tingkat pisau lempar yang berada pada bagian
bawah.
masak atau berondolan keconveyor pembagi ke dalam ketel adukan, pengisian harus penuh
dan pintu digester harus tertutup, setelah pengadukan berjalan ± 15 baru pintu dibuka ± ¾.
Pengempa digunakan untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging
buah (pericrap).Alat ini terdiri dari sebuah silinder (press cylinder)yang berlubang-
pengempa, yang dapat digerakkan maju-mundur secara hidrolik. Massa yang keluar dan ketel
adukan melalui feeder screwbagi kempa yang memakainya (sebagai minyak keluar) masuk
Minyak yang keluar dan feed screwdan main screwditampung dalam talang
minyak (oil gutter).Untuk mempermudah pemisahan dan pengaliran minyak pada feeder
3. Pada akhir pengoperasian ataupun bila terjadi gangguan, sehingga screw pressharus
Pada stasiun ini minyak kasar diproses sedemikian rupa hingga mencapai hasil yang
lebih murni yang sesuai atau yang diharapkan. Adapun perlakuan yang terdapat pada stasiun
ini yaitu:
5.Oil Tank.
7.Vacum Dryer.
8.Tangki Timbun.
9.Brus Stainer.
13.Pre Cleaner.
14.Balance Tank.
Tangki pemisah pasir berfungsi untuk pengendapan pasir dari minyak kasar yang
Vibrating Screen berfungsi untuk memisahkan massa padatan berupa ampas yang
terikut minyak kasar. Massa ampas yang disaring dikembalikan ke timba buah untuk diproses
Bak RO atau Tangki Crude Oil adalah tangki penampung crude oil atau minyak kasar
yang dilengkapi pipa pemanas steam coil (temperatur 95°C). Fungsi Tangki Bak RO adalah
Continuous Settling Tank (CST) adalah tangki berkapasitas 70 ton/90 ton/120 ton
yang difungsikan untuk memisahkan (mengutip minyak) dengan sludge dalam temperatur
yang tinggi dan kondisi cairan yang tenang sehingga terjadi pengandapan. Sistem pemisahan
minyak dan sludge terjadi karena adanya perbedaan berat jenis.sludge yang mempunyai berat
jenis lebih besar mengandap ke bawah, sedangkan minyak yang berat jenisnya lebih keil akan
naik ke atas.
Oil Tank adalah tangki penempung minyak sementara hasil pemisahan minyak di
CST, sebelum diproses di oil purifier dan vacum dryer.Pada tangki ini minyak dipanasi
sebelum diolah lebih lanjut pada sentrifius minyak atau oil purifier.
Oil Purifier adalah alat yang berfungsi untuk memurnikan atau memisahkan air dan
kotoran yang masih ada dalam minyak. Minyak dari oil tank yang di alirkan
keoilpurifier masih mengandung air dan kotoran , tetapi sudah lebih kecil dari minyak yang
Vacuum Dryerberfungsi untuk memisahkan air yang masih terkandung dalam minyak
Tangki timbun adalah suatu alat dengan berbagai kapasitas yang berfungsi untuk
menampung produksi minyak hasil olahan pabrik sebelum dikirim ke pembeli. Disamping itu
Saringan ini dipakai untuk memisahkan serabut yang masih ada di dalam Sludge
Separator.Alat ini terdiri dan tabung silinder yang berlubang-lubang halus dengan sikat- sikat
yang berputar bersama poros di tengah silinder tersebut. Cairannya telah tersaring keluar dan
bagian atas untuk menuju ke dalam desander, sedangkan serabut/sampah dibuang dan bagian
bawah.
Minyak keluar darisaringan berputar masih mengandung pasir untuk membuang pasir
itu digunakan sludge pre cleaner.Alat ini pada bagian atasnya berbentuk silinder dan bagian
bawahnya berbentuk konus yang terbuat dan bahan keramik.Di bawah konus terdapat
tabunng pengendapan pasir.Cairan ini dipompakan pada bagian samping atas, Sehingga
cairan berputar dalam tabung dan konusnya yang mengakibatkan timbulnya gaya sentripugal.
Gaya ini menyebabkan pasir turun ke bawah dengan cepat untuk dibuang, sedangkan cairan
dari BakRO sebelum dimasukkan ke CST.berfungsi untuk mengurangi tekanan cairan yang
CST sebelum diolah ke sludge separator. Sludge tank ini berbentuk silinder yang bagian
bawahnya berbentuk krucut yang dilengkapi kran untuk spui endapan (kotoran).pemanasan
dalam tangki ini dilakukan dengan system steam coil dan temperatur cairan dalam tangki 95-
100°C.
Sludge Separator adalah alat untuk memisahkan minyak dari sludge dengan
gayasentrifugal yang ditimbulkan dari putaran 5.000 rpm. Minyak yang berat jenisnya lebih
kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong keluar. Minyak hasil pengutipan dikirim
ke bottom tank kemudian dipompakan ke CST. Sedangkan cairan yang mempunyai berat
jenis lebih berat dibandingkan minyak terdorong kebagian dinding bowl dan keluar
melalui nozzle.
Minyak hasil penyepian darisludge tank, minyak tumpah - tumpahan dan dari bekas
cucian distasiun klarifikasi ditampung dalam bak - bak penampung.Minyak hasil kumpulan
dipanaskan dengansteam injeksi, sehingga minyak yang tertampung di kirim ke Bak RO.
Sedangkansludge dari bak fat pit dialirkan ke deoling pond. Minyak hasil pemisahan dikirim
kembali ke pabrik untuk diproses, sedangkan cairan sludge dialirkan kembali ke bak
limbah(PTPN IV.2010).
Minyak sawit merupakan hasil jadi dari pengolahan kelapa sawit yang berupa minyak
kasar atau Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit atau minyaknya Palm Kernel Oil (PKO),
pembuatan margarine, Shortening, atau minyak goreng atau lemak - lemak dalam pembuatan
roti dan kue. Untuk minyak goreng dapat digunakan 100 % minyak sawit, misalnya dalam
pengorengan.
Sebagai minyak atau lemak, minyak kelapa sawit adalah suatu trigliserida, yaitu
senyawa gliserol dengan dengan asam lemak.Minyak sawit termasuk golongan minyak asam
karotenoida (terutama-βkaroten)(Mangoensoekarjo,S.2003).
Buah sawit berukuran kecil antara 12 -18 gr/ butir yang duduk pada bulir. Setiap
bulir terdiri dari 10 - 18 butir tergantung pada kesempurnaan penyerbukan. Beberapa bulir
bersatu membentuk tandan. Buah sawit yang dipanen dalam bentuk tandan disebut dengan
tandan buah sawit. Tanaman kelapa sawit sudah mulai menghasilkan pada umur
24 - 30 bulan. Buah yang pertama keluar masih dinyatakan dengan buah pasir artinya belum
dapat diolah dalam pabrik karena masih mengandung minyak yang rendah.
Hasil utama yang dapat diperoleh dari tandan buah sawit ialah minyak sawit yang
terdapat pada daging buah (mesokarp) dan minyak inti sawit yang terdapat pada kernel.
Kedua jenis minyak ini berbeda dalam hal komposisi asam lemak dan sifat fisika - kimia.
Minyak sawit dan minyak inti sawit mulai terbentuk sesudah 100 hari setelah penyerbukan.
Dan berhenti setelah 180 hari atau setelah dalam buah minyak sudah jenuh. Jika dalam buah
tidak terjadi lagi pembentukan minyak, maka yang terjadi adalah pemecahan trigliserida
Minyak yang mula - mula terbentuk dalam buah adalah trigliserida yang
mengandung asam lemak bebas jenuh, dan setelah mendekati masa pematangan buah terjadi
pembentukan trigiserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh. Minyak yang terbentuk
agar minyak tidak keluar dari buah, Untuk melindungi minyak dari oksidasi yang dirangsang
oleh sinar matahari maka tanaman tersebut membentuk senyawa kimia pelindung yaitu
dengan minyak goreng lain, Antara lain mengandung karoten dan tokoferol sebagai sumber
vitamin E, Selain itu keunggulan lainnya adalah karena kandungan asam linoleat dan
linolenatnya rendah sehingga minyak goreng yang terbuat dari buah sawit memiliki
kemantapan kalor (heat stability) yang tinggi dan tidak mudah teroksidasi(Tim
Penulis,PS.1977).
Kelapa sawit mengandung lebih kurang 80 % perikrap dan 20 % buah yang dilapisi
kulit yang tipis; kadar minyak dalam perikrap sekitar 34 - 40 %. Minyak kelapa sawit adalah
lemak semi padat yang memiliki komposisi yang tetap.Rata - rata komposisi asam lemak
Tabel 2.5.1Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Inti Kelapa Sawit
Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit (%) Minyak Inti Sawit (%)
Asam Kaprilat − 3 -4
Asam Laurat − 46 – 52
Asam Oleat 39 – 45 13 – 19
Standar mutu adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang
bermutu baik.Ada beberapa faktor yang menentukan standar mutu yaitu : kandungan air dan
kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna dan bilangan peroksida. Faktor
lain yang mempengaruhi standar mutu adalah titik cair dan kandungan gliserida, refining loss,
plastisitas dan spreadability, kejernihan kandungan logam berat dan bilangan penyabunan.
Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1% dan
kadar kotoran lebih kecil dai 0,01 %, kandungan asam lemak bebas serendah mungkin
(kurang lebih 2 % ), bilangan peroksida di bawah 2, bebas dari warna merah dan kuning,
Limbah padat industri kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan pada saat proses
pengolahan kelapa sawit. Salah satu jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah tandan
kosong kelapa sawit (TKKS). Tempurung sawit termasuk juga limbah padat hasil pengolahan
Komposisi Kadar %
Abu 15
Selulosa 40
Lignin 21
Hemiselulosa 24
Limbah padat PKS merupakan bahan organik yang mengandung hara yang diperlukan oleh
tanaman, Oleh karena itu aplikasi limbah padat tersebut merupakan usaha daur ulang
sebagian hara (Nutrient Recycling) yang terikut melalui panen Tandan Buah Segar (TBS)
kelapa sawit, sehingga akan mengurangi biaya pemupukan yang tergolong sangat tinggi
Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) adalah salah satu limbah yang dihasilkan oleh
Pabrik Kelapa Sawit yang tersedia dalam jumlah besar dan berkesinambungan sepanjang
tahun. Sampai saat ini TKKS dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti bahan
Tandan buah sawit yang diolah di pabrik akan menghasilkan minyak sawit atau
CPO (Crude Palm Oil), inti sawit, cangkang, serat tandan kosong. Dalam proses pengolahan
di proleh libah padat kelapa sawit berupa tandan kosong, serat dan tempurung. Limbah padat
tandan kosong kadang - kadang mengandung buah tidak lepas dari tandan dan juga mengan
dung minyak diantara celah - celah ulir bagian dalam. kejadian ini timbul apabila
sehingga pelepasan buah sangat sulit dan kehilangan minyakpun sering terjadi.
Basah Kering
3.1.1 Alat
4. Sokletasi Pyrex
5. Kondensor Pyrex
6. Timbel -
7. Cawan Penguap -
3.1.2 Bahan
1. Tandan Kosong
2. Air
3. N-heksan
4. Kapas
- Diambil tandan kosong dari elevator tandan kosong (Empty Bunch Conveyor) ± 20 gr.
- Ditimbang tandan kosong sesuai dengan berat sampel yang telah ditentukan.
- Dikeluarkan tandan kosong dari oven dan dididnginkan selama 15 menit kemudian
- Dimasukkan kedalam soklet dan diekstraksi selama 5 jam, setelah ekstraksi selesai
tandan kosong dipisahkan dari N-heksan dengan cara pennguapan (sampai N-heksan
menguap).
- Dilakukan percobaan yanng sama untuk variasi berat sampel yang berbeda.
Data dan hasil perhitungan kadar Kehilangan Minyak pada tandan kosong adalah sebagai
berikut :
4.2 Perhitungan
Jawab :
= 2,32
Untuk sampel berikutnya dilakukan perhitungan yang sama seperti yang diatas.
4.3 Pembahasan
Dari uraian diatas, dengan memvariasikan berat sampel yang dianalisa dari tanggal 13
Februari 2017 sampai 17 Februari 2017 di PTP.Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu
Tebing Tebing Tinggi, kehilangan minyak yang diperoleh dari tandan kosong adalah 2,32
buah pada Auto Feeder yaitu dimana tumpukan buah yang melebihi
meleleh sehingga minyak tersebut terserap oleh tandan kosong. Disamping itu,
dilakukak dengan cara mengatur pemasukan buah pada Auto Feeder sehingga
Cara kerja threser yaitu dengan membanting tandan masak pada tromol berputar
yang dibantu siku penahanan akibat gaya putaran tromol sehingga ketinggian
maksimal jatuh ke atas As threser. Pada kecepatan putaran terlalu tinggi, tandan
akan mengikuti putaran tromol dan tidak jatuh ke tromol sehingga pemisahan
brondolan tidak maksimal. Sebaliknya pada putaran rendah, tandan sudah terlebih
Sehingga kehilangan minyak pada tandan kosong tidak melebihi standart norma yaitu 3,00 .
Maka mutu sampel yang diuji telah memenuhi sfesifikasi dari pabrik dan tidak
mempengaruhi Rendemen (hasil oleh pabrik). Hal ini menunjukan bahwa peralatan yang
KESIMPULANDAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kebun Pabatu Tebing Tinggi, dapat disimpulkan bahwa persentase kehilangan minyak CPO
(Crude Palm Oil) yang terdapat pada tandan kosong adalah 2,32 – 2,34 dimana hasil
5.2. SARAN
Diharapkan untuk lebih memperhatikan kondisi penggunaan alat dan kerja alat itu
sendiri. Karena hal – hal seperti penumpukan buah pada Auto Feeder dan kecepatan putaran
pada Threser yang dapat mempengaruhi kehilangan minyak pada tandan kosong.
Naibaho, M.P. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Pusat Penelitian
Kelapa Sawit.
Nainggolan, H. 2011. Pengolahan Limbah Cair Industri Perkebunan Dan Air Gambut
Sastrosayono,s.2006. Budi Daya Kelapa Sawit. Jakarta: PT. Agro Media Pustaka
Tim Penulis GAPKI. 2013. Indonesia Dan Perkebunan Kelapa Sawit Dalam Isu Lingkungan
Global.
Tim Penulis PS. 1997. Kelapa Sawit. Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil Dan Aspek