Anda di halaman 1dari 34

PENGARUH KECEPATAN DIGESTER DAN PRESSAN

TERHADAP KEHILANGAN MINYAK DI


PABRIK PKS PTPN IV UNIT ADOLINA

LAPORAN TUGAS AKHIR

OK AFIM AZHARI DAMANIK


152401051

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


PENGARUH KECEPATAN DIGESTER DAN PRESSAN
TERHADAP KEHILANGAN MINYAK DI
PABRIK PKS PTPN IV UNIT ADOLINA

LAPORAN TUGAS AKHIR

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT


MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA

OK AFIM AZHARI DAMANIK


152401051

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN

PENGARUH KECEPATAN DIGESTER DAN PRESSAN


TERHADAP KEHILANGAN MINYAK DI
PABRIK PKS PTPN IV UNIT ADOLINA

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing–masing disebutkan sumbernya.

Medan, September 2019

OK AFIM AZAHARI DAMANIK


152401051

Universitas Sumatera Utara


PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah
ini tepat pada waktunya dengan judul “Pengaruh Kecepatan Digester dan Pressan
Terhadap Kehilangan Minyak di Pabrik PKS PTPN IV Unit Adolina”.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr.Kerista Sebayang, MS


selaku Dekan FMIPA USU. Terima kasih kepada Ibu Dr.Cut Fatimah Zuhra, M.Si
selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU. Terima kasih kepada Bapak
Dr.Minto Supeno, M.S selaku Ketua Program D-3 Kimia. Terima kasih kepada Ibu
Dra. Nurhaida Pasaribu, M.Si selaku dosen pembimbing saya yang telah meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantupenulisan karya ilmiah ini. Terima kasih
kepada Kedua orang tua yang sangat saya sayangi Ibrahim Damanik dan Nining Elvi
Lestari, S.Pd serta kepada Keluarga yang telah memberi semangat penuh serta doa.
Terima kasih kepada Bapak Bapak Tinton Tonika Surbakti, Bapak Dwinoto Pradono
selakupembimbing dan sekaligus Asisten Pengolahan.dan Seluruh Karyawan/ti PT.
Perkebunan Nusantara IV Kebun Adolina, yang telah memberikan fasilitas kepada
penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan. Terima kasih kepada Teman-
teman seperjuangan D-3 Kimia stambuk 2015.Untuk sahabat dan rekan - rekan saya
dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selama ini
memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
akan membalasnya.

Medan, September 2019

OK AFIM AZAHARIDAMANIK

Universitas Sumatera Utara


PENGARUH KECEPATAN DIGESTER DAN PRESSAN
TERHADAP KEHILANGAN MINYAK DI
PABRIK PKS PTPN IV UNIT ADOLINA

ABSTRAK

Telah dilakukan Penelitian kecepatan Digester dan Pressan terhadap


kehilangan minyak di Pabrik PKS PTPN IV Unit Adolina. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui kehilangan minyak akibat pengaruh kecepatan Digester dan
Pressan. Sampel diambil dari Crude Oil Tank, melalui proses uji Sentrifugasi. Hasil
yang didapat : Kehilangan minyak pada kecepatan digester 27 Rpm dan kecepatan
pressan 11 Rpm adalah 5%, pada Kecepatan digester 24 Rpm dan kecepatan pressan
12 Rpm adalah 5%, pada Kecepatan gester 27 Rpm dan kecepatan pressan 12 Rpm
adalah 6%, Menurut kehilangan minyak, pada Pabrik PKS di PTPN IV Unit Adolina
sudah memenuhi standar mutu sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Hal
ini menunjukan bahwa proses dari pabrik kelapa sawit berkerja dengan optimal
tepatnya proses diGester dan Pressan.

Kata kunci : Gester, Minyak, Pressan.

Universitas Sumatera Utara


EFFECT OF SPEED INGESTER AND PRESSURE
AGAINST LOSS OF OIL INPKS FACTORY
PTPN IV ADOLINA UNIT

ABSTRACT

Research on the speed of Ingester and Impression of oil loss has been carried out at
the PT Adolina Unit PKS IV Plant. The purpose of this study was to determine the
loss of oil due to the fast influence of Ingester and Impression. The sample was taken
from Crude Oil Tank, through the Centrifugation test process. Results obtained: Loss
of oil at the speed of the Ingester 27 Rpm is 5%, at the speed of the Ingester 24 Rpm
is 5%, at the Ingester speed of 27 Rpm is 6%, at the pressure speed of 11 Rpm is 5%,
at the pressure speed 12 Rpm is 5% , at the pressure speed of 12 Rpm is 6%.
According to the loss of oil, the PKS Factory in PTPN IV Unit Adolina has met the
quality standards in accordance with the Indonesian National Standard (SNI). This
shows that the process of the palm oil mill works optimally exactly the process in
Gester and Pressure

Keywords: Gester, Oil, Pressure

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR


Halaman

PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 2
1.3 Hipotesis 2
1.4 Tujuan Penelitian 2
1.5 Manfaaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Analisa kehilangan minyak pada ampas pressan 4
2.2 Analisa kadar air pada minyak sawit 5
2.3 Analisa kehilangan minyak pada tandan kosong 5
2.4 Kehilangan minyak Digester 6
2.5 Digester ( keterangan alat ) 7
2.6 Kehilangan minyak di Screw Press 8
2.7 Screw Press ( Keterangan alat ) 9
2.8 Crude Oil Tank ( Keterangan Alat ) 10

BAB 3 METODE PERCOBAAN


3.1 Prinsip Percobaan 11
3.2 Alat 11

Universitas Sumatera Utara


3.3 Bahan 11
3.4 Prosedur Percobaan 11
3.4.1 Alat Digester 11
3.4.2 Alat Screw Press 12
3.4.3 Alat Crude Oil Tank 13
3.4.4 Uji Sentrifugasi 13

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil dari Digester 1,2, dan 4 14
4.2 Perhitungan 17
4.3 Pembahasan 18

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan 20
5.2 Saran 20

DAFTAR PUSTAKA 21
LAMPIRAN GRAFIK
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Nomor Judul
Halaman
Tabel
4.1 Kecepatan digester 27 Rpm dan kecepatan pressan 11 Rpm 14

4.2 Kecepatan digester 24 Rpm dan kecepatan pressan 12 Rpm 15

4.3 Kecepatan digester 27 Rpm dan kecepatan pressan 12 Rpm 16

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR SINGKATAN

SNI = Standar Nasional indonesia


CPO = crude palm oil
NOS = Non Oily Solid
PKO = Palm kernel oil
TBS = Tanda buah segar

Universitas Sumatera Utara


1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman kelapa sawit menghasilkan buah yang disebut tandan buah segar
(TBS). setelah diolah, tandan buah segar akan menghasilkan minyak. Minyak yang
berasal dari kelapa sawit terdiri atas dua macam. Pertama, minyak yang berasal dari
daging buah yang dihasilkan melalui pemerasan (pressan). Minyak jenis dikenal
sebagai minyak sawit kasar atau crude palm oil (CPO). Kedua, minyak yang berasal
dari inti sawit, dikenal sebagai inti sawit atau Palm kernel oil (PKO). CPO dan PKO
dapat dibuat menjadi berbagai jenis produk. Pabrik pengolahan CPO disebut refineri
dan esktraksi, yang menghasilkan beberapa jenis minyak siap pakai seperti minyak
goreng dan beberapa jenis minyak yang harus diproses lebih lanjut untuk
menghasilkan produk. Selain minyak dan bahan padat, dihasilkan juga beberapa
jenis padatan yang padat langsung digunakan seperti biodisel, bahan makanan, bahan
baku kosmetika dan obat – obatan, dan bahan baku industry berat dan ringat
(PardameanMaruli, 2008).
Brondolan yang telah terpilih dari stasiun pemipilan diangkut kebagian
pengadukan/pencacahan (digester). Alat ini digunakan untuk pengadukan /
pencacahan berupa tangki vertical yang dilengkapi dengan lengan-lengan pencacah
ini diputar oleh motor listrik yang dipasang dibagian atas dari alat pencacah (
digester ). Putaran lengan-lengan pengadukan berkisar 25-26 rpm. Tujuan utama dari
proses digester yaitu mempersiapkan daging buah untuk pengempaan (pressing)
sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari daging buah dengan kerugian
yang sekecil-kecilnya. Brondolan yang telah mengalami pencacahan dan keluar
melalui bagian bawah digester sudah berupa bubur. Hasil cacahan tersebut langsung
masuk ke alat pengempaan yang berada persis dibagian bawah digester. Pada pabrik
kelapa sawit, umumnya digunakan screw press sebagai alat pengempaan untuk
memisahkan minyak dari daging buah. Proses pemisahan minyak terjadi akibat
putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari arah yang berlawan tertahan

Universitas Sumatera Utara


2

oleh sliding cone. Screw dan sliding cone ini berada di dalam sebuah selubung baja
yang disebut press cage, dimana dindingnya berlubang – lubang di seluruh
permukaannya. Dengan demikian, minyak dari bubur buah yang terdesak ini akan
keluar melalui lubang – lubang press cage sedangkan ampasnya keluar melalui celah
antara sliding cone dan press cage. Selama prose pengempaan berlangsung, air panas
ditambahkan kedalam screw press. Hal ini bertujuan untuk pengenceran sehingga
massa bubur buah terlalu rapat maka akan dihasilkan cairan dengan viskositas tinggi
yang menyulitkan proses pemisahan sehingga memperkecil kehilangan minyak.
Jumlah penambahan air berkisar 10 -15% dari berat TBS yang diolah dengan
temperature air sekitar 90𝑜 C. proses pengempaan akan menghasilkan minyak kasar
dengan kadar 50% minyak, 42% air dan 8% padat.(Pahan iyung, 2006).
Angka kehilangan/kerugian minyak sawit merupakan banyaknya minyak
yang tidak terambil pada proses pengolahan. Minyak yang tidak terambil ini
sebagian terbuang ke boiler sebagai bahan bakar, sedangkan sebagian lainnya
terbawa aliran air buang keluar dari pabrik menuju kolam limbah atau badan air.
Kehilangan minyak sawit diperiksa pada contoh tandan kosong, ampas kempa, biji,
dan air drab (Pardamean Maruli, 2017).

1.2 Permasalahan
Berapakah jumlah % kehilangan minyak di Pabrik PKS PTPN IV Unit
Adolina, bila di lihat dari kecepatan digester dan pressan.

1.3 Hipotesis
Kecepatan digester dan pressan terhadap kehilangan minyak di Pabrik PKS
PTPN IV Unit Adolina. Apakah sudah memenuhi standard mutu sesuai Standar
Nasional Indonesia.

1.4 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui berapakah pengaruh kecepatan digester dan pressan
terhadap jumlah % kehilangan minyak di Pabrik PKS PTPN IV Unit Adolina.

Universitas Sumatera Utara


3

1.5 Manfaat Penelitian


Dapat mengetahui jumlah % kehilangan minyak di Pabrik PKS PTPN IV
Unit Adolina, dengan mengubah-ubah kecepatan digester dan pressan.
.

Universitas Sumatera Utara


4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisa kehilangan minyak pada Ampas Pressan


Berdasarkan analisa yang dilakukan pada kehilangan minyak ampas pressan
memiliki mutu/kualitas yang baik karena memenuhi syarat Standar Nasional
indonesia (SNI), yaitu mutu kadar losis sebesar 5%. Dari analisa yang dilakukan
sebanyak 3 kali, mendapatkan nilai rata – rata berada pada rentang tersebut dengan
nilai 5,333 %.
Persentase kehilangan minyak kelapa sawit yang didapat dari data tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tipe screw press, tekanan kerja screw pres,
dan air pengencer. Tipe screw press yang baik ada tipe speichim yang memiliki feed
screw, sehingga kontinuitas dan jumlah bahan yang masuk konstan dibandingkan
dengan adonan yang masuk berdasarkan gravitasi. Penggunakan feed screw akan
menimbulkan pertambahan investasi dan biaya perawat yang lebih besar. Persentase
kehilangan minyak dalam proses pengepressan bisa dikurangi dengan memberikan
perhatian yang lebih intensif dalam pengoprasiannya. Berdasarkan tekanan kerja
screw press, diperhatikan pada dua faktor yaitu tekanan lawan dan stabilitas tekanan.
Menurut faktor tekanan lawan, menurunkan kadar minyak dalam ampas tekanan
lawan dilakukan dengan menaikkan tekanan dengan mengatur cone, namun hal ini
akan menyebabkan ditemukan persentase biji pecah yang tinggi dan dapat
memepercepat kerusakan screw press, bahkan dapat menyebabkan kebakaran
elektromotor screw press. Sedangkan jika tekanan kerja cone yang rendah akan
menghasilkan ampas dengan kadar minyak yang tinggi dengan jumlah biji pecah
sudah berkurang. Oleh sebab itu pengoprasian screw press harus benar – benar
dipertimbangkan keuntungan dan kerugian yang diakibatkannya. Selain itu,
kerusakan cone yang terjadi dipabrik sering dibiarkan begitu saja tanpa diperbaiki.
Selain tekanan lawan, stabilitas tekanan juga harus diperhatikan dengan cara
melakukan suatu system interlocking antara power penggerak screw dengan
hydraulic cone, sehingga akan memperkecil kehilangan minyak dalam ampas,

Universitas Sumatera Utara


5

dengan meratanya adonan masuk kedalam screw press yang diimbangi dengan
tekanan stabil. (Naibaho,P.M, 1996)

2.2 Analisa kadar air pada minyak sawit


Berdasarkan analisa yang dilakukan pada minyak sawit memiliki
mutu/kualitas yang baik karena memenuhi syarat Standar Nasional indonesia (SNI),
yaitu mutu kadar air sebesar 3%. Dari analisa yang dilakukan sebanyak 3 kali
mendapatkan nilai rata – rata berada pada rentang tersebut dengan nilai 3,166 %.
Mutu minyak kelapa sawit yang baik adalah minyak kelapa sawit yang
mempunyai kadar air sebesar 3% dan kadar asam lemak bebasnya sebesar 3,0%.
Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu minyak sawit adalah kadar airnya. Dan
jika kadar air dalam minyak sawit sangat tinggi (>0,20%) maka akan mengakibatkan
terjadinya hidrolisis lemak, dimana hidrolisis dari minyak sawit ini akan
menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas yang menyebabkan ketengikan dan
menghasilkan rasa dan bau tengik pada minyak tersebut. Untuk mendapatkan kadar
air yang sesuai dengan yang diinginkan, maka harus dilakukan pengawasan yang
intensif pada penimbunan dan pada proses pengolahan. Hal ini bertujuan untuk
menghambat atau menekan terjadinya hidrolisis minyak. (PT.PP.Lonsum,2005)

2.3 Analisa kehilangan minyak pada Tandan Kosong


Berdasarkan analisa yang dilakukan pada kehilangan minyak tandan kosong
memiliki mutu/kualitas yang baik karena memenuhi syarat Standar Nasional
indonesia (SNI), yaitu mutu kadar losis sebesar 2%. Dari analisa yang dilakukan
sebanyak 3 kali, mendapatkan nilai rata – rata berada pada rentang tersebut dengan
nilai 2,166%.
Jika hasil persentase melebihi 2% maka semakin banyak tandan kosong yang
tidak dipress sehingga kehilangan minyak pada tandan kosong meningkat
(kandungan jus press rendah). Tandan kosong dari threshing menuju pintu-pintu
masuk kealat press tandan kosong kelapa sawit yang berdiameter lebar 6 cm, panjang
15,5 cm. Sehingga tandan yang masih memiliki brondolan dan tekstur masih keras
tidak dapat masuk kedalam alat press tandan kosong sehingga tandan tidak terpress,

Universitas Sumatera Utara


6

langsung terbuang kepenumpukan limbah tandan kosong. Mesin press tandan kosong
bekerja dengan cara berputar satu arah sehingga tandan yang masuk melalui pintu
bagian atas ikut berputar yang mengakibatkan terpisahnya antara air bercampur
minyak dengan serat tandan kosong. Serat tandan kosong keluar melalui bagian
depan mesin press dan jatuh keconveyer bagian bawah mesin press tandan kosong
menuju pembuangan limbah tandan kosong, sedangkan jus press (air bercampur
minyak) masuk ke tangki jus press melalui pipa bagian dalam mesin press tandan
kosong kelapa sawit. Dengan adanya press tandan kosong menjadikan rendemen
minyak pabrik tinggi. Ada tiga alat press tandan kosong yang digunakan sehingga
hanya 70% tandan kosong yang terpress, 30% tandan yang tidak terpress bisa
disebabkan karena mesin press penuh dan tandan masih memiliki brondolan.
Kehilangan minyak dilihat pada besar kecilnya persentase. bukan dari persentase jus
press tandan, hasil press tandan dimurnikan bersamaan dengan minyak hasil screw
press. (pardamean,2008)

2.4 Kehilangan minyak Digester


Minyak yang didapat dalam adonan Digester akan menurunkan efisiensi
pengadukan, oleh karena itu, minyak tersebut harus dipisahkan dengan cara
mengalirkannya keluar ketel. Jika minyak tidak dipisahkan, maka minyak akan
masuk ke dalam screw press dan akan menurunkan kapasitas olah alat.
Pemisahan minyak dilakukan dengan membuat lobang di dasar bejana yang
dihubungkan dengan pipa. Minyak ini kurang mengandung Non Oily Solid (NOS),
dan akan ikut membantu menurunkan Lossis dalam serat atau biji yang keluar dari
Screw Press, Dengan pemisahan minyak tersebut, maka jumlah biji yang pecah di
dalam Screw Press dapat menurun dan efisiensi penekanan dalam Screw Press dapat
meningkat yaitu bertambah besarnya rasio perbandingan biji terhadap adonan.
Karena semakin tinggi rasio biji terhadap adonan maka berarti daya ekstraksi minyak
lebih baik.

Universitas Sumatera Utara


7

2.5 Digester (Keterangan alat)


Fungsi:
a. Sebagai alat bejana yang dilengkapi dengan pisau pengaduk untuk pelumat buah.
b. Mencincang brondolan sehingga daging dengan biji (noten) mudah dipisahkan.
c. Mengeluarkan sebagian minyak dari brondolan yang timbul akibat proses
pengadukan.
d. Memudahkan untuk pengeluaran minyak (oil) di pressan dengan sistem screw
yang berlawanan arah dengan kecepatan putaran antara 10-12 rpm.
e. Memproses press cake pada cake breaker conveyor untuk proses di depericarper.

Gambar 2.4 Digester Dan Konstruksi Digester


Keterangan:
1. Gear Reducer 6. Steam Mantel
2. Copling 7. Pipa Injeksi Uap
3. Buah Masuk 8. Steam Trap
4. Plat Aluminium 9. Saluran Masa Kempa
5. Pipa Uap Masuk
Spesifikasi
- Temperatur pelumatan : 90-95˚C.
- Tekanan : 3.5 kg/cm2.
- Volume : 3,2-3,5 m3
- Ratio : 1 : 43
- Rpm digester : 30 Rpm
- Gearbox elektromotor : 30 HP, 22 kW, 38.8 Amp, 380 Volt, 1465
rpm kecepatan30 rpm.

Universitas Sumatera Utara


8

Pemeliharaan harian:
1. Periksa baut-baut pengikat cyclo drive digester dan elektromotor.
2. Periksa pelumas hydraulic.
Pemeliharaan mingguan:
1. Periksa keausan pisau aduk dari dinding digester max.15 mm.
2. Periksa siku penahan yang terpasang pada dinding digester.
Pemeliharaan bulanan:
1. Periksa kran-kran uap/instalasi setiap 3 bulan.
2. Periksa bottom plat.
3. Periksa kopling/bearing pengaduk setiap 3 bulan
Pemeliharaan tahunan:
1. Periksa body digester.
Jadwal pemeliharaan:
1. Penggantian minya pelumas gearbox setiap 2000 jam operasi.
2. Penggantian pisau aduk dilakukan setiap 3000 jam (sesuai dengan keausan).
3. Jarak pisau ke dinding plat max 10 mm.
4. Wear plate Beater (plat siku) minimal 20 buah.
5. Diamater lobang wearing plat 5 mm jumlah 1000 s/d 1200.

2.6 Kehilangan minyak di Screw Press

Brondolan yang telah mengalami pencacahan dan keluar melalui bagian bawah
digester sudah berupa bubur. Hasil cacahan tersebut langsung masuk ke
alat pengepressan yang berada persis di bawah digester. Pada pabrik
kelapa sawit, umumnya digunakan screw press sebagai alat pengepressan untuk
memisahkan minyak dari daging buah. Proses pemisahan minyak terjadi akibat
putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari arah yang berlawanan
tertahan oleh sliding cone. Screw dan sliding cone ini berada di bawah selubung
baja yang disebut press cage, di mana dindingnya berlubang-lubang di seluruh
permukaannya. Dengan demikian, minyak dari bubur buah yang terdesak ini
akan keluar melalui lubang-lubang press cage, sedangkan ampasnya keluar
melalui celah antara sliding cone dan press cage. Selama proses pengempaan

Universitas Sumatera Utara


9

berlangsung, air panas ditambahkan ke dalam screw press. Hal ini bertujuan
untuk pengenceran (dillution) sehingga massa bubur. buah yang dikempa tidak
terlalu rapat. Jika massa bubur buah terlalu rapat maka akan dihasilkan cairan
dengan viskositas tinggi yang akan menyulitkan proses pemisahan sehingga
mempertinggi kehilangan minyak. Jumlah penambahan air berkisar 10-15 % dari
berat TBS yang diolah dengan temperatur air sekitar 90˚C. proses pengempaan
akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50% minyak.

2.7 Screw Press (Keterangan alat)


Fungsi:
Sebagai alat ekstraksi minyak dengan sistem tekan/pengempaan untuk
memisahkan minyak kasar ( Crude oil) dari daging buah.

Tujuan:
Untuk mengeluarkan minyak dari bubur buah yang telah diaduk. Sel minyak
mentah yang keluar dari pressan becampur dengan molekul air.

Gambar 2.5Screw Press Dan Konstruksi Screw Press


Spesifikasi
− Kecepatan gearbox : 12 rpm
− Kapasitas : 10 - 12 ton TBS/jam
− Tekanan : 120 bar
− Jumlah : 4 unit
− Elektomotor : 50 HP,37 Kw,72 Amp,380 Volt,1470 Rpm
− Dimensi mesin press : - Panjang : 4870 mm
- Lebar : 1470 mm

Universitas Sumatera Utara


10

- Tinggi : 950 mm
− Dimensi ulir :- Diameter : 286 mm
- Panjang : 970 mm

2.8 Crude Oil Tank (Keterangan alat)


Fungsi
1. Menurunkan NOS (Non Oil Solid)
2. Menambah panas atau temperatur. Pemanasan dilakukan dengan injeksi uap
langsung serta steam coil sehingga mencapai suhu 95 - 98°C.

Gambar 2.6Crude Oil Tank Dan Konstruksi

Spesifikasi

- Type : Empat segi


- Kapasitas : 7 m3

Universitas Sumatera Utara


11

BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Prinsip Percobaan


Sampel di ambil dari Crude oil tank Setelah melalui proses digester dan
pressan untuk dianalisa komposisi minyak. Mengunakan metode sentrifugasi supaya
dapat diketahui berapa % jumlah kehilangan minyak yang terjadi di Pabrik PKS
PTPN IV Unit Adolina, dengan mengubah-ubah kecepatan digester dan pressan.

3.2 Alat
No. Nama Alat Merek

1. Gester US 3200

2. Screw Press US 12

Crude Oil Tank Empat Segi


3.
Sentrifuge Gemmy Taiwan
4.
Gelas ukur Iwaki
5.

3.3 Bahan
1. CPO ( Crude Palm Oil )

3.4 Prosedur Percobaan


3.4.1 Alat Digester
a. Jaga alat digester selalu dalam keadaan posisi diantara ¾ sampai penuh,
bila mana hal ini tidak dapat karena satu dan lain hal, hentikan digester
dan mesin press setelah posisi digester hanya tinggal ¼ penuh.
b. Pastikan bahwa suhu pada alat digester selalu berada pada ± 95°C.
c. Perhatikan adanya bunyi yang tidak normal dari alat digester dan
penggeraknya.
d. Perlukan perhatian pada alat digester:

Universitas Sumatera Utara


12

1. Pelumatan/pemanasan buah harus baik, berarti daging buah dengan


sempurna lepas dari bijinya.
2. Masa adukan jangan terlalu lumat, serat-serat buah harus masih jelas
kelihatan namun lumatan harus homogen.
3. Temperatur harus tetap dijaga ± 95°C.
4. Pengadukan harus pada posisi baik, jika rusak segera diganti.
5. Ketel tempat pengadukan diusahakan selalu penuh, minimal berisi ¾
volume.
6. Waktu pelumatan buah sekitar 15-20 menit.

3.4.2 Alat Screw Press


a. Pastikan alat digester selalu dalam keadaan penuh.
b. Periksa terhadap bunyi dan getaran yang tidak biasa.
c. Pastikan bahwa berondolan yang telah dilumat diisikan ke dalam mesin
press secara merata dan periksa pengeluaran press cake pada bagian cone.
d. Periksa secara visual aliran minyak/air dalam talang minyak kasar serta
saringan getar. Stel campuran air panas sesuai kebutuhan.
e. Periksa talang minyak kasar kalau ada kebocoran.
f. Periksa mutu dari press cake secara teratur. Press cake ini tidak boleh
terlalu basah atau mengandung terlalu banyak biji yang pecah. Stel
kembali alat control dari cone hydraulic sesuai dengan kebutuhan.
g. Perlu diperhatikan:
1. Ampas press (press cake) harus keluar.
2. Tekanan hydraulic pada akumulator 50-60 BAR.
3. Bila alat screw press berhenti pada waktu yang lama, screw press
harus dikosongkan.
4. Tekanan kempa yang terlau tinggi akan mengakibatkan kadar inti
pecah bertambah dan kerugian inti bertambah.
h. Tekanan kempa yang terlalu rendah mengakibatkan cake basah, lossis
pada ampas dan biji bertambah, pemisahan ampas dan biji tidak sempurna

Universitas Sumatera Utara


13

dan bahan bakar ampas basah yang dapat menyebabkan pembakaran


didapur boiler tidak sempurna.

3.4.3 Alat Crude Oil Tank


a. Jaga selalu alat tangki minyak mentah antara ½ sampai ¾ penuh hal ini
sangat efektif untuk pemanasan campuran minyak mentah yang akan
mempunyai temperature ± 95°C.
b. Untuk tangki yang sudah dipasang alat pengatur suhu tidak diperlukan
penyetelan suhu. Hanya dilakukan satu kali penyetelan.
c. Pompa yang sudah dipasang alat pelampung sebagai start automatic,
harus dimonitor kerjanya, contohnya pompa yang akan bekerja ketika isi
tangki berada pada level yang telah ditetapkan.

3.4.4 Uji Sentrifugasi


1. Ambil Sampel diCrude Oil Tank menggunakan gelas ukur 10 ml.
2. Buka dan masukan sempel ketempat yang tersedia didalam alat
sentrifugasi.
3. Tutup dan hidupankan alat sentrifugasi.
4. Atur waktunya 5 menit.
5. Buka dan amatin sempel.

Universitas Sumatera Utara


14

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dari Digester 1, 2, dan 4


Tabel 4.1 Kecepatan Digester 27 Rpm dan kecepatan pressan 11 Rpm

Gester 1 Pressan 1 Komposisi Kehilangan

Minyak %
Jam
Temp °𝐶 Agt (Rpm) Amp Agt (Rpm) Minyak

(ml)

07.30 95 27 37 11 5 5

08.30 95 27 37 11 5 5

09.30 95 27 34 11 5 5

10.30 95 27 37 11 5 5

11.30 95 27 37 11 5 5

12.30 95 27 37 11 5 5

13.30 95 27 37 11 5 5

14.00 95 27 34 11 5 5

15.30 95 27 37 11 5 5

16.30 95 27 37 11 5 5

Rata - rata 5

Universitas Sumatera Utara


15

Tabel 4.2 Kecepatan Digester 24 Rpm dan kecepatan pressan 12 Rpm

Gester 2 Pressan 2 Komposisi Kehilangan

Minyak%
Jam
Temp °𝐶 Agt (Rpm) Amp Agt (Rpm) Minyak

(ml)

07.30 95 24 41 12 5 5

08.30 95 24 40 12 5 5

09.30 95 24 40 12 5 5

10.30 95 24 41 12 5 5

11.30 95 24 41 12 5 5

12.30 95 24 40 12 5 5

13.30 95 24 41 12 5 5

14.00 95 24 40 12 5 5

15.30 95 24 40 12 5 5

16.30 95 24 41 12 5 5

Rata - rata 5

Universitas Sumatera Utara


16

Tabel 4.3 Kecepatan Digester 27 Rpm dan kecepatan pressan 12 Rpm

Gester 4 Pressan 4 Komposisi Kehilangan

Minyak %
Jam
Temp °𝐶 Agt (Rpm) Amp Agt (Rpm) Minyak

(ml)

07.30 95 27 37 12 4 6

08.30 95 27 37 12 4 6

09.30 95 27 36 12 4 6

10.30 95 27 37 12 4 6

11.30 95 27 37 12 4 6

12.30 95 27 37 12 4 6

13.30 95 27 37 12 4 6

14.00 95 27 34 12 4 6

15.30 95 27 37 12 4 6

16.30 95 27 37 12 4 6

Rata – rata 6

Universitas Sumatera Utara


17

4.2 Perhitungan
% Kehilangan minyak
𝑎
% minyak = 𝑏 𝑥 100%

Dimana :
a : Volume Minyak
b : Volume 100

Tabel 1
5
% minyak = 100 𝑥 100%

= 5%

Tabel 2
5
% minyak = 100 𝑥 100%

= 5%

Tabel 3
6
% minyak = 100 𝑥 100%

= 6%

Universitas Sumatera Utara


18

4.3 Pembahasan

Penentuan kecepatan pada gester 27, 24, dan 27 Rpm. Sedangkan standar
kecepatan yang ditetapkan standar nasional indonesia (SNI) adalah 27 Rpm
Penentuan kecepatan pada Pressan 11, 12, dan 12 Rpm. Sedangkan standar
kecepatan yang ditetapkan standar nasional indonesia (SNI) adalah 12 Rpm
Dari hasil penelitian yang dilakukan , maka kecepatan digester dan pressan
sudah sesuai memenuhi standar nasional indonesia (SNI), dan untuk kehilangan
minyak yang terjadi 5, 6, 5 % hal ini menunjukan faktor kehilangan minyak ada juga
di tandan kosong, ampas kempa, biji, dan air drab.
Dari data yang diperoleh selama melakukan analisa, bahwa pabrik sudah
melaksanakan prosedur kerja dengan baik, teliti , tepat dan sesuai dengan Standart
Operational (SOP) dan Standar Nasional Indonesia yang telah ditentukan.
Dari Hasil Kondisi alat pressan sangat berpengaruh pada mutu dan jumlah
dari minyak kelapa sawit. Kondisi pengepressan tersebut dipengaruhi oleh
kecepatan. Dengan kecepatan yang optimal 11-12 rpm menghasilkan % kehilangan
minyak yang sesuai standar. Persentase kehilangan minyak kelapa sawit yang
terdapat pada ampas pressan adalah 5%. Persentase kehilangan minyak kelapa sawit
dari ampas presstersebut sesuai Standar Nasional Indonesia ( SNI ).
Tipe screw press yang baik adalah tipe spechim yang memiliki feed screw,
sehingga kontinunitas dan jumlah bahan yang masuk konstan dibandingkan dengan
adonan yang masuk berdasarkan gravitasi. Penggunaan feed screw akan
menimbulkan pertambahan investasi dan biaya perawatan yang lebih besar.
Persentasi kehilangan minyak dalam proses pengepressan bisa dikurangi dengan
memberikan perhatian yang lebih intensif dalam pengoperasiannya.
Faktor yang terakhir adalah air pengencer. Jumlah air pengencer yang
diberikan sangat tergantung pada suhu air pengencer, semakin tinggi air suhu air
pengencer maka jumlah air pengencer yang diberikan semakin sedikit. Sehingga jika
menurunkan persentase kehilangan minyak pada ampas press, harus benar-benar
diperhatikan dan diperhitungkan dengan baik jumlah air pengencer yang diberikan
pada screw press.

Universitas Sumatera Utara


19

Proses ekstraksi dengan menggunakan screw press lebih baik dari pada
proses ekstraksi dengan cara lain. Proses ekstraksi dengan screw press tidak
membutuhkan biaya yang besar untuk membeli pelarut dan ampas. press yang
didapat langsung terpisah dengan minyak yang dihasilkan sehingga hanya diperlukan
pemisahan serabur-serabut kecil dalam jumlah yang lebih sedikit. Selain itu, pada
proses ekstraksi menggunakan screw press buah kelapa sawit yang berupa bubur
(hasil proses pencacahan) yang masuk ke dalam screw press dapat disesuaikan
kapasitasnya dengan tekanan screw pressnya.
Pada analisa laboratorium untuk mengetahui persentase kehilangan minyak
yang terdapat pada ampas press dilakukan proses pemisahan dengan ekstaksi. Pelarut
yang digunakan adalah N-Hexane merupakan bahan non polar sehingga bisa
melarutkan minyak yang juga berupa bahan non polar.

Universitas Sumatera Utara


20

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
- Minyak yang didapat dari kecepatan digester 27 Rpm dan kecepatan pressan 11
Rpm adalah 5 ml, pada kecepatan digester 24 Rpm dan kecepatan pressan 12 Rpm
adalah 5 ml, pada kecepatan digester 27 Rpm dan kecepatan pressan 12 Rpm
adalah 4 ml.
-Untuk kehilangan minyak yang terjadi digester pada kecepatan digester 27 Rpm dan
kecepatan pressan 11 Rpm adalah 5%, pada kecepatan digester 24 Rpm dan
kecepatan pressan 12 Rpm adalah 5%, pada kecepatan digester 27 Rpm dan
kecepatan pressan 12 Rpm adalah 6%.

5.2 Saran
Kehilangan minyak yang terdapat digester dan pressan sesuai standar yang ada,
namum akan lebih baik jika kehilangan minyak tersebut dioptimal kan menjadi lebih
kecil sehingga kehilangan minyak yang terjadi dipabrik tidak merugikan perusahaan.
Selain itu juga kondisi dari alat yang ada harus diperhatikan dan perawatannya juga
diperhatikan agar kinerjanya optimum dan maksimal.

Universitas Sumatera Utara


21

DAFTAR PUSTAKA

Anonymus,1997. Diktat Pengolahan Kelapa Sawit Bagian Teknik PT. Mopoli


Raya, Gedung Biara Aceh Tamiang
Pardamean. M, 2008. Panduan Lengkap Pengolahan Kebun dan Pabrik Kelapa
Sawit. PT. Agro Media Pustaka jakarta
Iyung. P, 2006. Panduan lengkap Kelapa Sawit. Bogor
Pardamean. M, 2017. Kupas Tuntas Agribinis Kelapa Sawit. Penerbit : Penebar
Swadaya Jakarta
Naibaho, P.M. 1996. Tekhnologi pengolahan Kelap Sawit. Medan: Pusat Penelitian
Kelapa Sawit
P.T. London Sumatra, Profil Perusahaan P.T. London Sumatra Indonesia Tbk.
Sumatera Utara: Lonsum Press. 2005

Universitas Sumatera Utara


Lampiran : Grafik dari pengaruh kecepatan Digester dan pressan terhadap kehilangan
minyak

30

25

20

Digester (Agt)
15
Pressan (Agt)
Minyak (%Kehilangan)
10

0
Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3

Universitas Sumatera Utara


Lampiran : Kehilangan minyak Standar Nasional Indonesia ( SNI )

No. Keterangan Kadar Maksimum (%)

1 Tankos 2,50

2 Air 3,5

3 Ampas (fibre) 6,00

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai