KARYA ILMIAH
162401008
KARYA ILMIAH
162401008
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing yang disebutkan sumbernya.
ABSTRAK
ii
ABSTRACT
iii
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat
anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sesuai
harapan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada
program studi D-3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
dengan judul “Penentuan Kadar Protein Pada Pakan Ternak Dengan
Menggunakan Metode Kjeldahl”.
iv
Halaman
PERNYATAAN i
PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
PENGHARGAAN v
DAFTAR ISI vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pakan Ayam 3
2.2 Bahan Baku Pakan Ayam 3
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Pakan 7
2.4 Protein 8
2.4.1 Fungsi Protein 9
2.4.2 Kebutuhan Protein Untuk Protein Telur 9
2.5 Metode Kjeldahl 10
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan 12
3.1.1 Alat 12
3.1.2 Bahan 12
3.2 Prosedur Percobaan 13
vi
PENDAHULUAN
Bahan pakan ternak adalah segala bahan yang dapat dimakan, disukai,
dicerna dan bermanfaat bagi ternak dengan makna tidak beracun atau
mengganggu kesehatan ternak. Bahan pakan terdiri dari berbagai macam
campuran dari bahan pakan seperti biji-bijian, bungkil-bungkilan, limbah
pertanian maupun peternakan, vitamin dan mineral. Pakan tersebut akan
diformulasikan agar menjadi balance ration / balance feed, yaitu pakan yang
memenuhi kebutuhan nutrisi lemak selama sehari untuk mendukung
produktivitasnya yang maksimum (Natsir,2017).
Secara garis besar, zat-zat makanan yang dibutuhkan ayam terdiri atas
protein, energi, vitamin, mineral, dan air. Protein merupakan gabungan dari asam
amino. Kebutuhan protein pada ayam tergantung pada umurnya. Ayam yang
masih kecil membutuhkan lebih banyak protein dari pada ayam lepas induk.
Demikian juga, ayam yang sedang bertelur membutuhkan protein yang lebih
tinggi dari pada ayam lepas induk karena ayam yang bertelur membutuhkan
banyak protein dalam pembentukan telur. Tinggi atau rendahnya protein juga
ditentukan dengan kualitas makanan dan kesehatan ayam. Ayam yang tidak sehat
sudah pasti tidak mau makan atau makan sedikit sehingga ayam yang sakit atau
Dari uraian diatas, maka dilakukan analisis kadar protein pada pakan
ternak dengan menggunakan metode Kjeldahl.
1.2 Permasalahan
1. Berapakah kadar protein yang terdapat dalam pakan ternak di PT. Mabar
Feed Indonesia?
2. Apakah kadar protein yang terdapat dalam pakan ternak di PT. Mabar
Feed Indonesia memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI)?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
1. Berdasarkan Kegunaan
Menurut kegunaannya bahan baku pakan ayam dibedakan menjadi
bahan pakan sebagai sumber protein, sumber energi, sumber vitamin, sumber
mineral, dan pelengkap.
a. Sumber Protein
Bahan baku pakan sumber protein, minimal mengandung protein kasar
sebesar 18%. Adapun bahan baku pakan yang termasuk dalam
kelompok ini adalah: tepung ikan, kadar proteinnya mencapai 50% -
70%; bungkil kacang kedelai, 40% - 50%; bungkil kacang tanah, 45% -
55%; dan bungkil kelapa 20%.
d. Sumber Mineral
Bahan baku sumber mineral ini, memiliki kandungan protein dan energi
yang memang rendah, akan tetapi kadar mineralnya cukup tinggi,
terutama Ca dan P. Bahan baku pakan yang termasuk dalam kelompok
ini adalah tepung tulang, tepung kerang, dan grit.
e. Pelengkap
Ransum ayam ras petelur pada umumnya selalu ditambahkan dengan
bahan baku pelengkap. Bahan baku pelengkap ini dibuat oleh pabrik,
dengan maksud untuk melengkapi unsur-unsur makanan tertentu yang
terkandung di dalam ransum. Bahan baku pakan yang temasuk dalam
kelompok ini adalah: feed supplement vitamin atau multivitamin, feed
supplement mineral, dan lain sebagainya.
3. Berdasarkan Asalnya
Bahan baku pakan yang biasa digunakan untuk membuat ransum
menurut asalnya dapat dibedakan menjadi 2 macam yakni, bahan baku asal
tumbuh-tumbuhan dengan hasil ikutannya dan bahan baku asal hewan
dengan hasil ikutannya.
a. Bahan baku asal tumbuh-tumbuhan
Bahan baku pakan asal tumbuh-tumbuhan dengan hasil ikutannya yang
biasa digunakan sebagai komposisi dalam membentuk ransum adalah
1. Jagung Kuning
Jagung kuning adalah bahan baku pakan asal tumbuh-tumbuhan
yang paling banyak digunakan sebagai unsur pembentuk ransum
ternak ayam. Jagung merupakan sumber energi yang cukup tinggi,
mencapai 3360 kcal/kg. Pemakaian ideal jagung kuning dalam
ransum adalah berkisar antara 30% - 45%.
2. Dedak Halus
Dedak halus terdiri atas pecahan kulit gabah dan kulit beras, tetapi
kulit berasnya lebih banyak dari pada dedak kasar. Bahan ini
memiliki kandungan serat sekitar 20%.
3. Bungkil Kacang Kedelai
Kacang kedelai tidak pernah digunakan sebagai makanan ternak
dalam keadaan mentah, akan tetapi bahan ini baru dapat dipakai
sesudah dimasak terlebih dahulu dengan cara disangrai atau goreng
tanpa minyak. Bungkil kacang kedelai memiliki kandungan nutrisi
yang cukup bagus, terutama protein dan energinya, yang masing-
masing mencapai 40% - 50% dan 2850kcal/kg. Sementara, serat
kasarnya relatif rendah, yakni 6% sedangkan kandungan Ca dan P –
nya cukup tinggi.
2. Tepung Tulang
Banyak faktor yang mempengaruhi konsumsi zat makanan pada ayam petelur.
Faktor tersebut diantaranya ukuran dan ras ayam, temperatur lingkungan, tahap
produksi, sistem perkandangan, ruang tempat makan per ekor ayam, bentuk
tempat makan, luas ruang untuk ayam, air minum dingin dan bersih, tingkat
penyakit dalam kandang, dan kandungan energi dalam ransum. Bila semua dapat
diatasi maka yang mempengaruhi konsumsi pakan adalah
2.4 Protein
Istilah protein berasal dari bahasa yunani yaitu proteos, yang berarti yang
utama atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh ahli kimia Belanda,
Gerardus Mulder (1802-1880). Ia berpendapat bahwa protein adalah zat paling
penting dalam setiap organisme (Suprayitno,2017).
Protein merupakan komponen yang besar dari tubuh, dan tidak dapat
diganti oleh zat hidrat arang maupun lemak karena kandungan nitrogennya. Oleh
karena itu protein harus ada dalam makanan untuk kelangsungan hidup dan
produksi (Sjofjan,2019).
Protein dibangun dari sejumlah asam amino. Asam amino ada yang
dibutuhkan dan ada yang tidak dibutuhkan. Asam amino yang dibutuhkan adalah
asam amino yang tidak dapat dibuat didalam tubuh ayam. Asam amino ini disebut
asam amino esensial. Asam amino yang tidak dibutuhkan dapat dibuat dalam
tubuh atau dari asam amino lainnya. Asam amino ini disebut dengan asam amino
nonesensial (Rasyaf,1996).
Asam amino terdiri dari gugusan amino yang mengandung ammonia dan
gugusan carbon-hydrogen (carboxyl). Asam amino merupakan hasil akhir dari
pencernaan protein dan merupakan zat pembangun bagi protein
(Anggorodi,1979).
10
1. Tahap Destruksi
Pada tahap ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi
destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi
menjadi CO, CO2 dan H2O. Sedangkan nitrogennya (N) akan berubah
menjadi (NH4)2SO4. Untuk mempercepat proses destruksi sering
ditambahkan katalisator. Dengan penambahan katalisator tersebut titik
didih asam sulfat akan dipertinggi sehingga destruksi berjalan lebih cepat.
Proses destruksi sudah selesai apabila larutan menjadi jernih atau tidak
berwarna.
2. Tahap Destilasi
Pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3)
dengan penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Agar supaya
selama destilasi tidak terjadi superheating ataupun pemercikan cairan atau
timbulnya gelembung gas yang besar maka dapat ditambahkan logam zink
(Zn). Asam standar yang dapat dipakai adalah asam khlorida atau asam
borat 4% dalam jumlah yang berlebihan.
3. Tahap Titrasi
Apabila penampung destilasi digunakan asam borat maka banyaknya asam
borat yang bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi
menggunakan asam khlorida 0,1 N dengan indikator (BCG + MR). Akhir
titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari biru menjadi merah
muda. Selisih jumlah titrasi sampel dan blanko merupakanjumlah
ekuivalen nitrogen (Sumardji,1989).
11
METODE PERCOBAAN
3.1.1 Alat
- Neraca Analitik
- Tungku Destruksi
- Tabung Destruksi
- Spatula
- Tisu Gulung
- Statif
- Klem
- Botol Aquadest
- Buret 25 ml Pyrex
- Kertas Timbang
- Kjeltec System
3.1.2 Bahan
- Sampel L-18
- Selenium Mix
- H2SO4 pekat
- HCl 0,2 N
- Aquadest
12
- Setelah hasil destilas imencapai volume 200 cc, lalu dititrasi dengan
- Dicatat hasilnya
sampel)
13
Tabel 4.1 Data kandungan protein pada pakan ternak ayam petelur
No Tanggal Sampel Berat Volume Volume Normalitas Kadar
Sampel Titrasi Titrasi HCl Protein
(gram) Sampel Blanko (%)
(mL) (mL)
1. 01-02-2019 L-18 1,0056 10,00 0 0,2 17,41
14
Vb = Volume blanko
Fk = Faktor konversi
1. Tanggal 01-02-2019
Vt = 10,00 mL
Vb =0
( )
= 17,41%
2. Tanggal 08-02-2019
Vt = 10,30 mL
Vb =0
( )
= 17,9%
3. Tanggal 15-02-2019
Vt = 10,40 mL
Vb =0
15
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya kontrol yang tepat dalam
mengatur kandungan nutrisi yang terdapat dalam pakan yang sesuai dengan
kebutuhan ternak dan sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk
pakan ternak.
17
19
20
21