D2
D2
Oleh:
D2
Menyetujui:
iii
ANALISIS PROKSIMAT DAN ENERGI BRUTO JAGUNG
Puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT. Hanya kepada -Nya lah
kami memuji dan hanya kepada -Nya lah kami memohon pertolongan. Tidak lupa
shalawat serta salam kami haturkan pada junjungan nabi agung kita, Nabi
Muhammad SAW. Risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai
petunjuk menjalani kehidupan.
Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Budi Ayuningsih, M. Si. dan Ibu
Dr. Ir. Nyimas Popi Indriani, M. Si. Serta para asisten laboratorium yang telah membantu
kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-
teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan
tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan praktikum yang kami buat ini masih jauh
dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Dengan
kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Kritik
yang terbuka dan membangun sangat berarti bagi penulis demi kesempurnaan
Semoga laporan praktikum ini bisa menambah wawasan para pembaca dan
iv
Sumedang, April 2021 2020
18 Desember
Penyusun
ANALISIS PROKSIMAT DAN ENERGI BRUTO LUMPUR SAWIT
G12
ABSTRAK
Telah dilakukan pratikum untuk meneliti pakan ternak agar nutrisi yang didapat
sesuai dengan kebutuhan nutrisi ternak. Salah satu pakan ternak yang digunakan di Indonesia
adalah jagung. jagung merupakan salah satu komponen utama pakan ternak yang memiliki serat
kasar rendah. Jagung memiliki kandungan nutrisi yang bagus untuk kebutuhan pakan ternak.
Metode yang digunakan untuk meneliti pakan ternak jenis jagung adalah dengan analisis
proksimat dan energi bruto. Analisis proksimat terdiri dari air, abu, protein, lemak dan serat.
Hasil yang didapat dari analisis proksimat dan energi bruto adalah air sebesar 78,93%, abu
sebesar 11,15%, protein sebesar 10,26%, lemak sebesar 5,18%, serat kasar sebesar 28,19% dan
energi bruto sebesar 3.333,04 kal/gram. Kesimpulan yang didapat adalah kandungan analisis
proksimat dan energi bruto berhasil didapat. Analisis protein kasar dan lemak kasar sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia dan analisis air dan abu tidak sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia. Analisis energi bruto dan BETN tidak memiliki standar dikarenakan
dipengaruhi oleh asal-usul jagung dan analisis proksimat.
Kata Kunci: Jagung, Analisis Air, Abu, Protein kasar, Lemak kasar, Serat kasar, BETN,
Energi bruto.
v
Proximate Analysis and Bruto Energy of Palm Mud
G12
ABSTRACT
Practicum has been carried out to examine animal feed so that the nutrients obtained are in
accordance with the nutritional needs of livestock. One of the animal feeds used in Indonesia is
maize. maize is one of the main components of animal feed which has low crude fiber. Corn
has good nutritional content for animal feed needs. The method used to study maize type feed
was proximate analysis and gross energy analysis. Proximate analysis consists of water, ash,
protein, fat and fiber. The results obtained from the proximate analysis and gross energy are
78.93% water, 11.15% ash, 10,26% protein, 5,18% fat, 28,% crude fiber and gross energy
3.333,04 cal / gram. The conclusion is that the proximate analysis content and gross energy are
obtained. Analysis of crude protein and crude fat is in accordance with the Indonesian National
Standard and water analysis and ash analysis is not in accordance with the Indonesian National
Standard. The gross energy analysis and BETN are not standardized because they are based on
the origin of maize and proximate analysis.
Keywords: Corn, Water Analysis, Ash, Crude Protein, Crude Fat, Crude Fiber, BETN, Gross
Energy.
v
DAFTAR ISI
3 pt
Bab Halaman
2 pt
HALAMAN JUDUL.........................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................iii
KATA PENGANTAR.......................................................................iv
ABSTRAK.........................................................................................vi
DAFTAR ISI......................................................................................vii
DAFTAR TABEL..............................................................................x
DAFTAR ILUSTRASI.....................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................xii
2 pt
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1,5
pt 1.2 Identifikasi Masalah.....................................................................2
1.3 Tujuan Praktikum.........................................................................2
1.4 Kegunaan Praktikum....................................................................3
1.5 Waktu dan Tempat Praktikum.....................................................3
II KAJIAN KEPUSTAKAAN
2.1 Deskripsi Bahan ........................................................................
2.2 Kandungan Zat Makanan Bahan ...............................................
2.3 Analisis Air ...............................................................................
2.3.1 Air ......................................................................
1 pt
2.3.2 Kegunaan Air ……………………………………………
2.3.3 Metode Analisis ................................................................
2.3.4 Kandungan Air Bahan ......................................................
2.4 Analisis Abu ..............................................................................
2.5 Analisis Protein Kasar ...............................................................
2.6 Analisis Lemak Kasar ..................................................................
vi
2.7 Serat Kasar ...............................................................
2.8 Analisis Energi Bruto ................................................................
2.9 Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen .................................................
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................
5.2 Saran ..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
x
DAFTAR ILUSTRASI
Nomor Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
xii
I
PENDAHULUAN
Kebutuhan pokok bagi setiap ternak adalah bahan pakan. Air, mineral, karohidrat,
lemak, dan protein merupakan unsur-unsur pokok penyusun sebagian besar bahan pakan.
Dalam rangka pertumbuhan, produksi, reproduksi dan hidup, semua unsur tersebut sangat
dibutuhkan oleh hewan ternak dan manusia. Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas zat gizi
yang dibutuhkan oleh ternak perlu dilakukan analisis karena makanan ternak berizi zat nutrisi
yang berbeda-beda. Melalui tiga tahapan yaitu penilaian secara fisik, kimia, dan biologis dapat
menjadi cara dalam menilai kualitas bahan pakan dan komponennya. Analisis proksimat dapat
membantu menilai dan merupakan salah satu tahapan dari penilaian tersebut.
Suatu metode analisis secara kimia untuk mengidentifikasi kandungan zat makanan dari
suatu bahan pakan disebut analisis proksimat. Dalam jumlah yang sangat kecil, komponen
fraksi yang dianalisis masih mengandung komponen lain yang seharusnya tidak masuk ke
dalam fraksi tersebut. Selain itu, analisis proksimat menunjukan angka yang mendekati angka
Analisis kadar air, kadar abu, bahan kering, analisis protein kasar, analisis lemak kasar,
analisis serat kasar dan analisis energi merupakan bagian dari analisis proksimat. Semua
analisis tersebut memiliki metode-metode yang berbeda. Adapun manfaat utama dari analisis
proksimat adalah dapat mengidentifikasi kandungan zat makanan dari sampel suatu bahan
pakan atau pangan yang belum diketahui sebelumnya. Dasar dari analisis lebih lanjut
Manfaat dari analisis proksimat adalah dapat menilai dan menguji kualitas suatu bahan
pakan atau pangan dengan membandingkan nilai standar zat pakan dengan hasil analisisnya.
Kebutuhan pemberian nutrisi yang dapat memenuhi kebutuhan ternak merupakan manfaat
analisis proksimat dalam dunia peternakan. Dengan demikian, dalam rangka menunjang
pengetahuan tentang cara untuk mengetahui kadar nutrisi dalam suatu pakan, analisis proksimat
(1) Mengetahui kadar air yang terkandung dalam jagung melalui analisis air.
(2) Mengetahui kadar abu yang terkandung dalam jagung melalui analisis abu.
(3) Mengetahui kadar protein kasar yang terkandung dalm jagung melalui analisis protein
kasar.
(4) Mengetahui kadar lemak kasar yang terkandung dalam jagung melalui analisis lemak
kasar.
(5) Mengetahui kadar serat kasar yang terkandung dalam jagung melalui analisis serat
kasar.
(6) Mengetahui kadar bahan ekstrak tanpa nitrogen dalam jagung melalui hasil perhitungan
analisis proksimat.
(7) Mengetahui energi yang terkandung dalam jagung melalui analisis energi.
Untuk mengetahui Komposisi Proksimat (kadar air, kadar abu, kadar protein kasar,
kadar lemak kasar, kadar serat kasar, kadar BETN, dan energi) dari bahan pakan yaitu
jagung.
II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
(1) Cawan Porselen 30, sebagai wadah bahan kimia yang lebih tahan pemanasan dengan
suhu tinggi.
(5) Tang Penjepit, sebagai penjepit crussible/mengambil cawan dari hot plate/tanur agar
(6) Timbangan Analitik, sebagai penimbang berat suatu bahan atau alat.
(1) Labu Kjeldahl 300 ml, sebagai tempat menyimpan bahan pada saat proses destruksi.
(2) Satu set alat destilasi, sebagai alat untuk melakukan proses destilasi. Satu set alah
destilasi terdiri dari labu penahan percik, kondensor, corong samping berkeran dan
(3) Erlenmeyer 250 cc, sebagai tempat menyimpan bahan pada proses destilasi dan titrasi.
(4) Buret 50 cc skala 0,1 ml, sebagai alat untuk melakukan proses titrasi.
(5) Timbangan analitik, sebagai alat untuk menimbang massa alat atau bahan.
(1) Satu set alat soxhlet, sebagai ekstraksi lemak pada sampel.
(4) Eksikator, sebagai penyerap uap dari sampel yang telah dipanaskan.
(1) Gelas Piala khusus 600 ml, sebagai wadah dari sisa ekstraksi lemak.
(3) Corong Buchner (diameter 4,5 cm), untuk penyaringan dan dengan dipanaskan pada
(5) Eksikator yang, sebagai pendingin bahan atau wadah sebelum penimbangan.
(6) Kertas saring bebas abu (Whatman No.41), sebagai penyaring larutan.
(10) Timbangan analitik, sebagai penimbang berat alat dan bahan yang digunakan.
b. Tutup yang dilengkapi elektroda dan kabel elektroda, katup inlet, katup outlet,
(5) Tabung gas oksigen yang dilengkapi regulator dan selang inlet.
(6) Statif /standar untuk tutup jaket dan atau tutup bejana bomb.
3.2 Bahan
(3) Asam klorida (diketahui normalitasnya), sebagai senyawa yang menangkap ammonia
yang dibebaskan.
(5) Katalis campuran (CuSO4.5H2O dan K2SO4 perbandingan 1:5), sebagai senyawa untuk
(6) Asam boraks 5%, sebagai senyawa yang menangkap ammonia apabila berlebih.
(7) Indikator campuran (brom cresol green : methyl merah = 4 : 5 sebanyak 0,9 gram
campuran dilarutkan dalam alcohol 100 ml), sebagai indikator atau pembatas
a. H2SO4 1,25%, untuk larutan yang menghidrolisis serat makanan yang ada di
sampel.
b. NaOH 1,25%, untuk melarutkan dan merenggangkan ikatan peptida.
(1) Dikeringkan cawan alumunium dalam oven selam satu jam pada suhu 100-105⁰C.
(2) Didinginkan dengan eksikator selama 15 menit dan menimbang beratnya (catat sebagai
A gram).
(3) Ditambahkan ke dalam cawan alumunium sejumlah sampel sebanyak 2-5 gram yang
telah ditimbang dengan teliti, sehingga berat sampel diketahui dengan tepat (catat
sebagai B gram). Bila menggunakan timbangan analitik, dapat langsung diketahui berat
sampelnya dengan menset zero balance yaitu setelah menimbang berat alumunium
kemudian di-zero kan kembali sehingga menunjukkan angka nol. Lalu sampel
(4) Dimasukkan cawan dan sampel ke dalam oven selama 3 jam pada suhu 100-105⁰C
sehingga seluruh air menguap (dapat pula dimasukkan ke dalam oven dengan suhu
(5) Dimasukkan cawan dan sampel ke dalam eksikator selama 15 menit dan
menimbangnya. Kemudian mengulangi pekerjaan ini dari tahap nomor 4 dan nomor 5
(1) Dikeringkan cawan porselen ke dalam oven selama 1 jam pada suhu 100-105⁰C.
(3) Dimasukkan sejumlah sampel kering oven 2-5 gram ke dakam cawan, kemudian
mencatatnya sebagai B gram.
(4) Dipanaskan dengan hotplate atau pembakar Bunsen sampai tidak berasap lagi.
(5) Dimasukkan cawan porselen ke dalam tanur listrik dengan temperature 600-700⁰C.
Membakarnya selama 3-6 jam sampai bahan berubah warna menjadi abu putih.
(6) Didinginkan cawan porselen yang berisi abu dalam eksikator selama 30 menit dan
menimbang beratnya. Kemudian mencatat berat cawan porselen dan abu sebagai C
gram.
A. Destruksi
(1) Ditimbang contoh sampel kering oven sebanyak ± 1 gram (catat sebagai A gram).
(2) Dimasukkan ke dalam albu kjeldahl dengan hati-hati dan menambahan 6 gram katalis
campuran.
(3) Ditambahkan 20 ml asam sulfat pekat.
(4) Dipanaskan dalam nyala api kecil di lemari asam. Lalu meneruskan destruksi dengan
(5) Dianggap destruksi sudah selesai apabila warna menjadi hijau jernih, lalu didinginkan.
B. Destilasi
(1) Disiapkan alat destilasi selengkapnya, dipasang dengan hati-hati (jangan lupa batu didih,
(2) Dipindahkan larutan hasil destruksi ke dalam labu didih, kemudian dibilas dengan
(3) Dipasangkan Erlenmeyer yang telah diisi asam boraks 5% sebanyak 15 ml untuk
(4) Dibasakan larutan bahan dari destruksi dengan menambah 40-60 ml NaOH 40% melalui
corong samping. Ditutup kran corong segera setelah larutan tersebut masuk ke labu
didih.
(5) Dinyalakan pemanas bunsen dan dialirkan air ke dalam kran pendingin tegak.
(6) Dilakukan destilasi sampai semua N dalam larutan dianggap telah tertangkap oleh asam
boraks yang ditandai dengan menyusutnya larutan dalam labu didih sebanyak 2/3 bagian
(1) Diambil Erlenmeyer berisi sulingan (jangan lupa membilas bagian yang terendam dalam
air sulingan).
(2) Kemudian diketahui normalitas HCl dalam titrasi (catat sebagai B gram). Ditandai
tercapainya titik titrasi dengan perubahan warna hijau keabu-abuan. Dicatat jumlah
(1) Disiapkan kertas saring yang telah kering oven (gunakan kertas saring bebas lemak).
(2) Dibuat selongsong penyaring yang dibuat dari kertas saring, timbang dan catat beratnya
sebagai A gram. Masukan sampel sekitar 2-5 gram dalam selongsong kemudian
timbang dan catat sebagai berat B gram. Tutup dengan kapas kemudian di hekter, lalu
timbang dan catat beratnya sebagai C gram. Berat sampel = (B-A) gram.
(3) Dimasukan selongsong penyaring yang berisi sampel ke dalam alat soxhlet, masukan
ekstraksi (nyalakan pemanas hot plate dan alirkan pada begaian kondensornya).
(4) Dilakukan ekstraksi selama kurang lebih 6 jam, Mengambil selongsong yang berisi
sampel yang telah diekstraksi dan keringkan di dalam oven selama 1 jam pada suhu
105o C, kemudian masukan ke dalam eksikator selama 15 menit dan kemudian timbang
(5) Didestilasi kloroform yang terdapat di dalam labu didih sehingga tertampung di
(1) Disiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4.5 cm dan mencatatnya sebagai A
gram.
(3) Dimasukkan residu atau sisa ekstraksi lemak ke dalam gelas piala khusus sebanyak 1
(4) Ditambahkan H2SO4 1.25% sebanyak 100 ml kemudian memasangnya pada alat
(7) Diambil dan disaring dengan menggunakan corong buchner yang telah dipasang kertas
(8) Dilakukan penyaringan menggunakan pompa vakum kemudian cuci atau bilas dengan
(9) Dikembalikan residu yang terdapat dalam corong buchner kepada beaker glass semula.
(10) Ditambahkan NaOH 1.25% sebanyak 100 ml kemudian memasang kembali pada alat
(11) Dilakukan langkah 6 dan 7, namun menggunakan kertas saring yang sudah diketahui
beratnya.
d. Aseton 50 ml.
(13) Dimasukkan kertas saring dan isinya (residu) ke dalam cawan porselen dengan
menggunakan pinset.
sebagai C gram).
(16) Dipanaskan dalam hotplate sampai tidak berasap lagi kemudian memasukkannya ke
dalam tanur listrik dengan suhu 600⁰C-700⁰C selama 3 jam sampai abunya berwarna
(17) Didinginkan dalam eksikator selama 30 menit lalu menimbangnya (catat sebagai D
gram).
(2) Ditimbang 1 gram sampel dan masukkan kedalam mangkuk pembakaran kemudian
simpan tepat di bawah sumbu pembakar. (Pekerjaan ini dilakukan pada statif/standar).
(3) Dimasukan tutup bomb ke wadahnya, lalu dikencangkan dengan drat pengunci.
(4) Diisi bejana bomb dengan oksigen sebesar 30 atmosfir melalui katup selang inlet ke
katup inlet.
(6) Dimasukkan bejana bomb ke bejana air yang telah diisi aquades.
(7) Dimasukkan bejana air berisi bejana bom kedalam wadah jaket, Lalu tutup dengan
penutup jaketnya.
(9) Dijalankan motor listrik yang akan menjalankan pengaduk air yang terhubung ke bejana
air. Pengadukan dilakukan selama 5 menit. Pada menit ke 6 , catat suhunya sebagai T1.
(10) Ditekan tombol catu daya, sebagai pemicu pembakaran di dalam bomb.
(11) Diamati perubahan suhu sampai suhu tidak menaik lagi (konstan) dan catat sebagai data
T2.
(16) Dikeluarkan gas pembakaran dalam bejana bomb melalui katup outlet valve.
Dibuka drat pengunci dan buka tutup bom.
IV
4.3.1 Hasil
4.3.2 Pembahasan
4.4 Analisis Lemak Kasar
4.4.1 Hasil
4.4.2 Pembahasan
4.5.1 Hasil
4.5.2 Pembahasan
4.6.1 Hasil
4.6.2 Pembahasan
4.7.1 Hasil
4.7.2 Pembahasan
V
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Adiputra, R. 2020. Evaluasi Penanganan Pasca Panen yang Baik pada Jagung. Jurnal
Agrowiralodra. 3 (1) : 23-25.
Arsyad, M. 2018. Pengaruh Pengeringan Terhadap Laju Penurunan Kadar Air dan Berat
Jagung (Zea mays L.) untuk Varietas BISI 2 dan NK22. Jurnal Agropolitan. 5 (1) : 44-
52.
Arsyad, M. 2018. Pengaruh Pengeringan Terhadap Laju Penurunan Kadar Air dan Berat
Jagung (Zea mays L.) untuk Varietas BISI 2 dan NK22. Jurnal Agropolitan. 5 (1) : 44-
52.
Landeng, P. J. Edi, S. Lidya, I. M. 2017. Komposisi Proksimat dan Potensi Antioksidan Dari
Biji Jagung Manado Kuning (Zea mays. L). Chem Prog. 10 (1) : 33-39.
Sari, A, P., Rachmatika, R. 2014. Energi Metabolis Semu dan Efisiensi Metabolik pada
Serindit Sumatera (Loriculus galgulus L., 1758). Jurnal Biologi Indonesia 10 (1): 11-
16.
Ridla, M. 2014. Pengenalan Bahan Makanan Ternak. IPB Press. Bogor
Supriyatmi, M. Novidahlia, N. Ainii, A.N. 2012. Formulasi Velva Jagung Manis dengan
Penambahan CMC. Jurnal Pertanian. 8 (2) : 98-105.
Umiyasih, U. Elizabeth, W. 2008. Pengolahan dan Nilai Nutrisi Limbah Tanaman Jagung
sebagai Pakan Ternak Ruminansia. Jurnal Wartazoa. 18 (3) : 127-136.
Wina, E., Susana, IWR. 2013. Manfaat Lemak Terproteksi untuk Meningkatkan Produksi dan
Reproduksi Ternak Ruminansia. Jurnal Wartazoa. 23 (4) : 76-84.
LAMPIRAN
Analisis Air