Anda di halaman 1dari 36

ANALISA MUTU MINYAK PRODUKSI DARI VACUM DRYER

DI PABRIK KELAPA SAWIT (PKS) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

PAGAR MERBAU-LUBUK PAKAM

TUGAS AKHIR

MUHAMMAD REZA SITOMPUL

082409049

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

Universitas Sumatera Utara


ANALISA MUTU MINYAK PRODUKSI DARI VACUM DRYER

DI PABRIK KELAPA SAWIT (PKS) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

PAGAR MERBAU-LUBUK PAKAM

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

MUHAMMAD REZA SITOMPUL

082409049

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011 

Universitas Sumatera Utara


PERSETUJUAN

Judul : ANALISA MUTU MINYAK PRODUKSI DARI


VACUM DRYER DI PABRIK KELAPA SAWIT
(PKS) PT PERKEBUNAN NUSANTARA II PAGAR
MERBAU-LUBUK PAKAM

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : MUHAMMAD REZA SITOMPUL

Nomor Induk Mahasiswa : 082409049

Program Studi : DIPLOMA III (D3) KIMIA INDUSTRI

Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA

Diluluskan di

Medan, Juni 2011

Diketahui

Departemen Kimia FMIPA USU Dosen Pembimbing,

Ketua,

Dr. Rumondang Bulan, MS Drs. Abdi Negara Sitompul

NIP.195408301985032001 NIP.194607161974031001

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

ANALISA MUTU MINYAK PRODUKSI DARI VACUM DRYER


DI PABRIK KELAPA SAWIT (PKS) PT PERKEBUNAN NUSANTARA II
PAGAR MERBAU-LUBUK PAKAM

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja sendiri, kecuali beberapa kutipan

dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2011

MUHAMMAD REZA SITOMPUL


082409049

Universitas Sumatera Utara


PENGHARGAAN
Bismillahirohmanirrohim.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran ALLAH S.W.T, atas

berkat dan rahmatnya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat karya

ilmiah ini. Dan shalawat serta salam kepada kita Nabi Muhammad S.A.W.

Karya ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan

studi pada program diploma III Kimia Industri FMIPA – USU Medan yang ditulis

berdasarkan pengamatan penulis selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II PAGAR MERBAU Lubuk Pakam dengan judul

“ANALISA MUTU MINYAK PRODUKSI DARI VACUM DRYER DI PABRIK

KELAPA SAWIT (PKS) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II PAGAR MERBAU-

LUBUK PAKAM”.

Karya Ilmiah ini dapat ditulis dan terwujud atas bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan segala

kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta Drs. Burhanuddin Sitompul, MA dan Dra. Rasimah

Purba dan adik – adikku Rizky Nurhidayah Sitompul, Dian Hanis Mawarni

Sitompul, Desi Anggraini Sitompul, dan Nazly Putri Andini Sitompul serta

tanteku Irmaliana Sitompul, S.PdI yang telah banyak memberikan bantuan berupa

doa dan dukungan moril dan materil.

Universitas Sumatera Utara


2. Bapak Drs. Abdi Negara Sitompul selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan panduan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

ini.

3. Ibu Dr. Rumondang Bulan Nst, MS selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA

USU.

4. Ibu Dra. Emma Zaidar Nasution, M.Sc selaku Ketua Program Studi D3 Kimia

Industri FMIPA USU.

5. Bapak Darlan Sembiring, ST selaku Assisten Laboratorium di PKS PTPN II Pagar

Merbau yang banyak memberikan masukan dan bimbingan selama penulis

menjalani Praktik Kerja Lapangan di PKS PTPN II Pagar Merbau.

6. Bapak Mdr. Ehyar Eldin selaku Mandor Laboratorium yang banyak memberikan

motivasi, bimbingan dan masukan selama penulis menjalani Praktik Kerja

Lapangan di PKS PTPN II Pagar Merbau.

7. Seluruh Laboran dan Operator Stasiun yang baik hati yang mau membantu dan

berbagi ilmu kepada penulis.

8. Bapak dan Ibu Mislan serta keluarga yang telah merawat, memberi makan dan

tempat tinggal kepada penulis selama menjalani Praktik Kerja Lapangan di PKS

PTPN II Pagar Merbau.

9. Teman – teman seperjuangan selama menjalani Praktik Kerja Lapangan, Tiyos,

Maksum, Taufik, Pi’i, Pian, Izul, Edo dan Lina yang telah banyak membantu dan

Universitas Sumatera Utara


memberikan masukan kepada penulis baik selama PKL maupun dalam penulisan

tugas ini.

10. Seluruh teman – teman KIMIA INDUSTRI ’08 yang baik.

11. Serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan tugas ini dan

tidak dapat saya cantumkan namanya.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan

terdapat banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik

dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk penyempurnaan selanjutnya.

Penulis juga berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juni 2011

Penulis

M Reza Sitompul

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Telah dilakukan studi tentang analisa mutu minyak produksi dari vacum dryer di Pabrik

Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara II Pagar Merbau. Studi ini dilakukan melalui

pengamatan langsung di pabrik kelapa sawit dan melalui analisis contoh minyak sawit

yang diproduksi di laboratorium dengan mengambil beberapa parameter mutu sebagai

objek analisis yaitu kandungan asam lemak bebas dan kadar air. Kadar asam lemak bebas

dan kadar air yang di ambil dari contoh yang dianalisis dari minyak produksi berturut –

turut adalah 3,82 – 4,89 % dan 0,151 – 0,47 %, sedangkan standar kadar asam lemak

bebas dan kadar air yang ditetapkan pada perusahaan adalah 5%, dan 0,5%. Maka nilai

kadar asam lemak bebas dan kadar air tersebut sudah memenuhi standar perusahaan.

Faktor – faktor yang mempengaruhi mutu dari minyak sawit diantaranya pemanenan tepat

waktu, proses pengumpulan dan pengangkutan buah, derajat kematangan buah dan proses

pengolahan selama di pabrik.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Have been studied about analysis quality of oil produce from vacum dryer in Pabrik

Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara II Pagar Merbau. This Study through direct

perception in palm factory and through analysis follow the example of produced palm oil

in laboratory by taking some parameter quality of as object analysis that is content of free

fat acid and water rate. Free fat acid contents and water rate which taking away from

analyzed example of production oil successively is 3,82 - 4,89 % and 0,151 - 0,47 %,

while free fat acid contents standard and specified water rate at company is 5%, and

0,5%. Hence free fat acid contents value and the water rate have fulfilled company

standard. Factors which influencing of quality from palm oil among others timely

cropping, gathering process and transportation of fruit, degree of fruit maturity and

processing process during in factory.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

halaman

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii

PENGHARGAAN iii

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Permasalahan 3

1.3 Tujuan 3

1.4 Manfaat 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Tanaman Kelapa Sawit 4

2.1.1 Sejarah Perkelapa Sawitan 4

2.1.2 Morfologi Kelapa Sawit 5

2.2 Minyak Kelapa Sawit 8

2.2.1 Mutu Minyak Kelapa sawit 8

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu Minyak Sawit 8

a. Asam Lemak Bebas 9

b. Kadar Air 11

Universitas Sumatera Utara


BAB 3 METODOLOGI 13

3.1 Peralatan 13

3.2 Bahan 13

3.3 Prosedur Kerja 14

3.3.1 Penentuan Kadar ALB 14

3.3.2 Penentuan Kadar Air 15

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 16

4.1 Data Analisa Kadar Asam Lemak Bebas dan Kadar Air Minyak Produksi 16

4.1.1 Kadar Asam Lemak Bebas 16

4.1.2 Kadar Air 17

4.2 Perhitungan 18

4.2.1 Perhitungan Kadar ALB 18

4.2.2 Perhitungan Kadar Air 19

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 20

5.1 Kesimpulan 20

5.2 Saran 20

DAFTAR PUSTAKA 22

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

halaman

tabel 4.1.1 Tabel data kadar ALB minyak produksi 16

tabel 4.1.2 Tabel data kadar air minyak produksi 17

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Telah dilakukan studi tentang analisa mutu minyak produksi dari vacum dryer di Pabrik

Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara II Pagar Merbau. Studi ini dilakukan melalui

pengamatan langsung di pabrik kelapa sawit dan melalui analisis contoh minyak sawit

yang diproduksi di laboratorium dengan mengambil beberapa parameter mutu sebagai

objek analisis yaitu kandungan asam lemak bebas dan kadar air. Kadar asam lemak bebas

dan kadar air yang di ambil dari contoh yang dianalisis dari minyak produksi berturut –

turut adalah 3,82 – 4,89 % dan 0,151 – 0,47 %, sedangkan standar kadar asam lemak

bebas dan kadar air yang ditetapkan pada perusahaan adalah 5%, dan 0,5%. Maka nilai

kadar asam lemak bebas dan kadar air tersebut sudah memenuhi standar perusahaan.

Faktor – faktor yang mempengaruhi mutu dari minyak sawit diantaranya pemanenan tepat

waktu, proses pengumpulan dan pengangkutan buah, derajat kematangan buah dan proses

pengolahan selama di pabrik.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Have been studied about analysis quality of oil produce from vacum dryer in Pabrik

Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara II Pagar Merbau. This Study through direct

perception in palm factory and through analysis follow the example of produced palm oil

in laboratory by taking some parameter quality of as object analysis that is content of free

fat acid and water rate. Free fat acid contents and water rate which taking away from

analyzed example of production oil successively is 3,82 - 4,89 % and 0,151 - 0,47 %,

while free fat acid contents standard and specified water rate at company is 5%, and

0,5%. Hence free fat acid contents value and the water rate have fulfilled company

standard. Factors which influencing of quality from palm oil among others timely

cropping, gathering process and transportation of fruit, degree of fruit maturity and

processing process during in factory.

Universitas Sumatera Utara


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pabrik kelapa sawit pagar merbau direncanakan pada tahun 1974 oleh direksi PTP IX.

Pada tahun 1975 pembangunan pabrik di mulai dengan kapasitas awal 30 ton TBS/jam,

dari yang direncanakan 50 ton TBS/jam. Pembangunan pabrik diselesaikan akhir

November 1976 dan pada bulan Januari 1977 mulai beroperasi secara berangsur–angsur.

Dalam upaya peningkatan kapasitas pabrik dan menjadi 50 ton TBS/jam,

pembangunan dilakukan secara bertahap terhadap instalasi kedua mulai pada tahun 1983

dan selesai tahun 1985. Pabrik kelapa sawit pagar merbau diresmikan secara sibolik oleh

Presiden Republik Indonesia pada tanggal 4 April 1977 dengan penandatanganan prasasti

di PT. Perkebunan IV Adolina.

Pada awalnya pabrik kelapa sawit pagar merbau dikelola oleh PTP IX yang

kemudian menjadi PTP Nusantara II (Persero) yang dipimpin oleh seorang administrator

sedangkan untuk pabrik dipimpin oleh seorang manager pabrik sesuai dengan surat

keputusan direksi PTP Nusantara II No. 02/KPTS/R.3/1999 pada tanggal 30 April 1999.

Walaupun terjadi pemisahan antara pabrik dan kebun, namun keduanya saling

mendukung karena pengadaan persediaan bahan baku pabrik untuk diolah setiap harinya

sebagian besar berasal dari kebun itu sendiri. Dengan kata lain pabrik tidak akan berjalan

dengan baik tanpa dukungan kebun dan sebaliknya kebun tidak akan berjalan dengan baik

tanpa adanya dukungan pabrik.

Universitas Sumatera Utara


Adapun jenis bibit yang dipergunakan adalah persilangan antara Dura dan

Pesivera, Dura dengan Tenera, Tenera dengan Pesivera. Pembiayaan penanaman kelapa

sawit dari tahun 1971 sampai 1972 seluruhnya dari PTP IX yang pada tanggal 11 maret

1996 menjadi PTP Nusantara II (Persero).

Pengolahan tandan buah segar (TBS) di pabrik kelapa sawit (PKS) dimaksudkan

untuk memperoleh kelapa sawit (Crude Palm Oil) dari daging buah dan inti sawit (kernel)

dari biji sawit.

Minyak kelapa sawit merupakan salah komoditi yang sangat penting disamping

migas yang juga memiliki nilai ekspor yang cukup baik. Oleh sebab itu, maka perlu

adanya pengawasan untuk menjaga kualitas maupun kuantitas komoditi tersebut. Minyak

sawit yang dihasilkan tersebut haruslah didukung dengan mutu yang baik pula. Dengan

mutu yang baik, akan lebih mudah memasar minyak sawit tersebut kepada konsumen

dengan harga yang sesuai dan mampu bersaing dengan minyak sawit yang lain.

Disamping itu hasil produksi minyak sawit tersebut harus dapat bertahan lama,

sesuai permintaan konsumen. Beberapa kriteria minyak sawit yang diperlukan adalah

memiliki warna yang dan rasa bau yang enak, dapat disimpan dalam jangka yang lama,

mudah dimurnikan dan tingkat hidrolisa pada pembentukan asam lemak bebas (ALB)

yang dihasilkan rendah.

Untuk itu perlu dilakukan analisa mutu produksi dengan cara menganalisa kadar

ALB, air dan kotoran dalam minyak sawit tersebut apakah telah sesuai dengan mutu yang

ditetapkan, sehingga dapat bersaing di pasar internasional. Untuk memperoleh hasil yang

maksimal baik kualitas maupun kuantitas maka dalam pengolahan kelapa sawit di pabrik

Universitas Sumatera Utara


mulai dari tahap proses pengolahan sampai penimbunan harus dijaga dan diperhatikan

norma–norma (standar mutu) yang berlaku pada perusahaan tersebut. (Tim Standarisasi

Pengolahan Kelapa Sawit, 1997)

1.2. Permasalahan

1. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi mutu CPO yang dihasilkan di PKS?

2. Bagaimana cara yang perlu dilakukan untuk menghasilkan mutu CPO yang

memenuhi standar?

1.3 Tujuan

1. Diharapkan dapat mengetahui kualitas dari CPO yang dihasilkan.

2. Diharapkan mengetahui faktor – faktor yang berkaitan dengan mutu CPO.

1.4 Manfaat

1. Untuk mengetahui cara dan metode yang baik dalam proses pengolahan sehingga

dapat menghasilkan CPO dengan kualitas yang baik.

2. Untuk mendapat produk akhir berupa akhir berupa minyak sawit mentah yang

kualitasnya sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kelapa Sawit

2.1.1 Sejarah Perkelapa Sawitan

Mengenai daerah asal kelapa sawit terdapat beberapa pendapat. Pendapat pertama

menyatakan bahwa kalapa sawit berasal dari afrika, sedangkan pendapat yang kedua

menyebut Amerika Selatan sebagai daerah asal. Pendapat pertama didukung oleh

alasan-alasan yang sangat kuat. Penyelidikan yang dilakukan Zeven (1926) terhadap fosil

tepung sari (ipollen) yang terdapat dalam lapisan-lapisan arkeologis dari zaman Miocene

maupun lapisan-lapisan yang lebih muda, memberikan indikasi bahwa kelapa sawit telah

tumbuh sejak lama sekali di kawasan Afrika. Selanjutnya catatan-catatan sejarah

penjelajahan orang-orang Eropa ke Benua Afrika pada abad ke-15 dan ke-16 turut

memperkuat pendapat tersebut. Don Mosto dalam penjelajahan antara tahun 1435 dan

1460 menemukan sejumlah besar pohon hitam di Afrika Barat. Dalam kisah perjalanan

Duarte Peraria disebutkan adanya pohon- pohon kelapa sawit di pantai Liberia dan

perdagangan minyak kelapa sawit di Nigeria. Penjelajahan kemudian dilakukan oleh

pengelana bangsa Portugis, Belanda dan Inggris juga menyebutkan adanya minyak kelapa

sawit dan anggur (wine) kelapa sawit. Sedangkan perjalanan Broecke menjelang akhir

abad ke-16 diantaranya mengemukakan adanya bahan-bahan yang diperkirakan berasal

dari pohon kelapa sawit.

Telaah linguistik juga mendukung pendapat bahwa kelapa sawit berasal dari

Afrika. Di Suriname misalnya, nama-nama yang dipakai untuk kelapa sawit merupakan

Universitas Sumatera Utara


modifikasi kata "Afrika" dalam bahasa-bahasa Yoruba, Fanti-Twi, dan Kikongo.

Demikian pula nama "dede" yang dipakai di Brazil diperkirakan berasal dari "ndenden"

yang memberikan petunjuk bahwa kelapa sawit dibawa ke Benua Amerika dalam abad

ke-16 bersama sama dengan budak belian, dan tumbuh dengan baik di Brazil.

(Mangonsoekarjo.S.2003)

2.1.2 Morfologi Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit ( Elaesis Guineses Jacq) merupakan tumbuhan tropis

golongan palma yang termasuk dalam family palawija. Kelapa sawit yang dikenal ialah

jenis Dura, Psifera dan Tenera. Ketiga jenis ini dapat dibedakan berdasarkan penampang

irisan buah yang tipis, intinya besar dan kandungan minyak dalam buah rendah. Jenis

Psifera memiliki tempurung yang tipis, biji yang kecil, daging buah yang tebal, tidak

mempunyak cangkang, intinya kecil sekali dibandingkan tipe sura mapun tenera dan

kandungan minyak dalam buah sangat tinggi sedangkan tenera merupakan hasil

persilangan Dura dan Psifera menghasilkan buah tempurung tipis dan inti yang besar dan

kandungan minyak dalam buah tinggi.

Kelapa sawit biasanya mulai berbuah pada umur 3 - 4 tahun dan buahnya

menjadi masak 5 - 6 bulam setelah penyerbukan. Proses pemasakan buah kelapa sawit

dapat dilihat dari perubahan warna kulit buahnya, dari hijau pada buah muda menjadi

merah Jingga waktu buah telah masak. Pada saat itu, kandungan minyak pada daging

buahnya telah maksimal. Jika terlalu matang, buah kelapa sawit akan lepas dari tangkai

tandannya. Hal ini disebut dengan istilah membrondol. ( Tim Penulis PS, 1997)

Universitas Sumatera Utara


Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di Indonesia ada banyak jenisnya.

Varietas tanaman tersebut dapat dibedakan berdasarkan tebal tipisnya tempurung

(cangkang) dan kandungan minyak dalam buah maka kelapa sawit dapat dibedakan dalam

3 tipe yakni:

1. Dura

Tempurung (cangkang) pada buah sekitar 25-45 % sangat tebal antara 2-8 mm, dan tidak

terdapat lingkaran serabut pada bagian luar cangkang. Daging buah relatif tipis sekitar 20-

65% dan kandungan minyak pada buah rendah.

2. Psifera

Jenis Psifera memiliki tempurung yang tipis, biji yang kecil, daging buah yang tebal,

tidak mempunyai cangkang, intinya kecil namun kandungan minyak dalam buah tinggi.

Tanaman ini tidak bisa digunakan untuk penggunaan komersil tapi jenis ini sering disebut

sebagai tanaman betina yang steril. Melalui persilangan antara jenis dura dan psifera

dihasilkan jenis ketiga yaitu jenis Tenera.

3. Tenera

Merupakan persilangan antara Dura sebagai pohon ibu dengan Psifera sebagai pohon

bapak. Tenera bertempurung tipis dan inti yang besar dan kandungan minyak dalam buah

tinggi. Ukuran daging buah sekitar 60 - 90%, ketebalan cangkang antara 0.5 - 4 mm.

(Risza S, 1993)

Universitas Sumatera Utara


Perbandingan penampang dari ketiga jenis kelapa sawit tersebut dapat dilihat pada

gambar berikut ini:

Gambar 1. Perbandingan penampang bagian dari Dura, Tenera, Psifera yang

menunjukkan bagian dari ukuran serat, cangkang dan inti. (Fairhurst, T, Hardter, 2003)

Cara panen buah sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan.

Panen yang tepat mempunyai sasaran untuk mencapai kandungan minyak yang paling

maksimal.

Pemanenan pada keadaan buah lewat matang akan meningkatkan Asam Lemak

Bebas atau Free Fatty Acid (ALB atau FFA). Hal itu tentu akan merugikan sebab pada

buah yang terlalu masak sebagian kandungan minyaknya berubah menjadi ALB sehingga

akan menurunkan mutu minyak. Lagi pula, buah yang terlalu masak lebih muda terserang

Universitas Sumatera Utara


hama dan penyakit. Sebaliknya, pemanenan pada buah yang mentah akan menurunkan

kandungan minyak, walaupun ALB-nya rendah.

2.2 Minyak Kelapa Sawit

2.2.1 Mutu Minyak Kelapa Sawit

Akhir - akhir ini minyak sawit berperan cukup penting dalam perdagangan dunia. Berbagai

industri baik industri pangan maupun non pangan banyak yang menggunakan minyak sawit (

CPO ) sebagai bahan baku. Berdasarkan kegunaan dan peranan minyak sawit itu maka mutu dan

kwalitasnya harus diperhatikan sebab sangat menentukan harga dan nilai komoditasnya.

Dalam perdagangan minyak kelapa sawit, istilah mutu sebenarnya dapat dibedakan

menjadi dua arti, yang pertama adalah mutu minyak sawit yang benar -benar murni dan tidak

tercampur dengan campuran pengotor lainnya.

Mutu minyak sawit dalam arti yang kedua dapat ditentukan dengan menilai sifat fisik dan

kimianya antara lain viskositas, angka penyabunan dan bilangan iodium, asam lemak bebas (ALB

), kadar air, kadar kotoran, dan logam - logam yang diukur berdasarkan spesifik standar mutu

internasional.

Bertitik tolak dari perbedaan penggunaannya minyak sawit dapat dibedakan sebagai bahan

baku untuk industri pangan dan non pangan.

Untuk kebutuhan bahan pangan tentunya tuntutan syarat mutu minyak sawit harus lebih

ketat bila dibandingkan dengan bahan baku non pangan, oleh karna itu keaslian, kemurnian,

kesegaran maupun aspek higienisnya harus lebih diperhatikan sebab dampaknya langsung

berpengaruh pada kesehatan manusia.

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu minyak sawit

Universitas Sumatera Utara


Rendahnya mutu minyak sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor

tersebut dapat langsung dari sifat pohon induknya penanganan pascapanen atau kesalahan

selama pemprosesan dan pengangkutannya. Berikut ini akan dikemukakan beberapa hal

yang secara langsung berkaitan dengan penurunan mutu minyak sawit dan sekaligus

pencegahannya, serta standar mutu minyak sawit yang dikehendaki pasar.

a. Asam Lemak Bebas

Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit sangat

merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak turun.

Untuk itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam lemak bebas dalam

minyak sawit.

Kenaikan kadar ALB ditentukan mulai dari saat tandan dipanen sampai tandan

diolah di pabrik. Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada minyak.

Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan asam lemak bebas. Reaksi ini akan

dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis (enzim).

Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB yang terbentuk.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar ALB yang relatif

tinggi dalam minyak sawit antara lain :

- pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu

- keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan buah

- penumpukan buah yang terlalu lama

- proses hidrolisa selama pemprosesan di pabrik. (Tim Penulis PS, 1997)

Universitas Sumatera Utara


Setelah mengetahui faktor-faktor penyebabnya, maka tindakan pencegahan dan

pemucatannya lebih mudah dilakukan.

Pemanenan pada waktu yang tepat merupakan salah satu untuk menekan kadar ALB

sekaligus menaikkan rendemen minyak. Agar ALB minimum, transportasi buah panen

harus dilakukan sesegera mungkin. Selain itu juga perlu dijamin bahwa hanya buah yang

cukukp matang yang dipanen. Kandungan ALB buah sawit yang baru dipanen biasanya

kurang dari 0,3 %. Peningkatan ALB terjadi karena kerusakan buah selama proses panen

sampai tiba di ketel perebusan.

Pemetikan buah sawit di saat belum matang (saat proses biokimia dalam buah

belum sempurna) menghasilkan gliserida sehingga mengakibatkan terbentuknya ALB

dalam minyak sawit. Sedangkan, pemetikan setelah batas tepat panen yang ditandai

dengan buah yang berjatuhan dan menyebabkan pelukaan pada buah yang lainnya, akan

menstimulir penguraian enzimatis pada buah sehingga menghasilkan ALB dan akhirnya

terikut dalam buah sawit yang masih utuh sehingga kadar ALB meningkat. Untuk itulah,

pemanenan TBS harus dikaitkan dengan kriteria matang panen sehingga dihasilkan

minyak sawit yang berkualitas tinggi.

Dikaitkan dengan pencegahan kerusakan buah sawit dalam jumlah banyak, telah

dikembangkan beberapa metode pemungutan dan pengangkutan TBS. Sistem yang

dianggap cukup efektif adalah dengan memasukkan TBS secara langsung ke dalam

keranjang buah. Dengan cara tersebut akan lebih mengefesienkan waktu yang digunakan

untuk pembongkaran, pemuatan, penumpukkan buah sawit yang terlalu lama. Dengan

Universitas Sumatera Utara


demikian, pembentukan ALB selama pemetikan, pegumpulan, penimbunan, dan

pengangkutan buah dapat dikurangi.

Peningkatan kadar ALB juga dapat terjadi pada proses hidrolisa di pabrik. Pada

proses tersebut terjadi penguraian kimiawi yang dibantu oleh air dan berlangsung pada

kondisi suhu tertentu. Air panas dan uap air pada suhu tertentu merupakan bahan

pembantu dalam proses pengolahan. Akan tetapi, proses pengolahan yang kurang cermat

mengakibatkan efek samping yang tidak diinginkan, mutu minyak menurun sebab air

pada kondisi suhu tertentu bukan membantu proses pengolahan perlu tetapi malah

menurunkan mutu minyak. Untuk itu, setelah akhir proses pengolahan minyak sawit

dilakukan pengeringan dengan suhu 90°C. Sebagai ukuran standar mutu dalam

perdagangan untuk ALB ditetapkan sebesar 5%. (Darnoko D.S, 2003)

b. Kadar air

Air dalam minyak hanya dalam jumlah kecil. Hal ini dapat terjadi karena proses alami

sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik serta penimbunan. Air yang :erdapat

dalam minyak dapat ditentukan dengan cara penguapan dalam alat pengering. Kadar air

yang terkandung dalam minyak kelapa sawit tergantung pada efektitas pengolahan kelapa

sawit menjadi CPO, dan juga tergantung pada kematangan buah. Buah yang terlalu

matang akan mengandung air yang lebih banyak. Untuk itu perlu pengaturan panen yang

tepat dan pengolahan yang sempurna untuk mendapatkan produk yang mutunya tinggi.

Universitas Sumatera Utara


Minyak kelapa sawit yang mempunyai kadar air yang sangat kecil (0.15%) akan

memberikan kerugian mutu minyak, di mana pada tingkat kadar air yang demikian kecil

akan memudahkan terjadinya proses oksidasi dari minyak itu sendiri. Proses oksidasi ini

dapat terjadi dengan adanya oksigen di udara baik pada suhu kamar dan selama proses

pengolahan pada suhu tinggi yang akan menyebabkan minyak mempunyai rasa dan bau

yang tidak enak (ketengikan). Akibatnya mutu minyak menjadi turun.

Jika kadar air dalam minyak sawit (.0.15%) maka akan mengakibatkan hidrolisa

minyak, dimana hidrolisa dari minyak sawit ini akan menghasilkan gliserol dan asam

lemak bebas yang menyebabkan rasa dan bau tengik pada minyak tersebut. Untuk

mendapatkan kadar air yang sesuai dengan yang diinginkan, maka harus dilakukan

pengawasan intensif pada proses pengolahan dan penimbunan. Hal ini bertujuan untuk

menhambat atau menekan terjadinya hidrolisa dan oksidasi minyak (Gunawan E, 2004)

Universitas Sumatera Utara


BAB 3

METODOLOGI

3.1 Peralatan

1. Gelas Erlenmeyer

2. Neraca Analitik

3. Buret

4. Oven

5. Cawan Petri

6. Corong

7. Desikator

8. Statif dan Klem

9. Magnetik Stirer

10. Hot Plate

3.2 Bahan

1. Sampel minyak produksi

2. KOH

3. Alkohol 95%

Universitas Sumatera Utara


4. Indikator fenolftalein 1%

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Penentuan Kadar ALB

1. Erlenmeyer kosong ditimbang dengan menggunakan neraca analitik dan dicatat

massanya

2. Sampel minyak produksi (sekitar 2–5 gram) dimasukkan kedalam erlenmeyer dan

ditimbang kembali

3. Massa sampel dihitung dengan menghitung selisih massa erlemeyer berisi dan

erlenmeyer kosong

4. N-hexan diukur sebanyak 10 mL dan dimasukkan kedalam erlenmeyer

5. Alkohol 95 % diukur sebanyak 10 mL dan dimasukkan kedalam erlenmeyer

6. Indikator fenolftalein 1% ditambahkan sebanyak 3–4 tetes kedalam erlenmeyer

7. Larutan dititrasi dengan larutan standar KOH hingga terjadi perubahan warna dari

kuning ke merah lembayung.

8. Dicatat volume KOH yang terpakai

Universitas Sumatera Utara


3.3.2 Penentuan Kadar Air

1. Cawan petri kosong ditimbang dengan menggunakan neraca analitik dan dicatat

massanya

2. Sampel minyak produksi (sekitar 20 – 30 gram) dimasukkan kedalam cawan petri

dan ditimbang kembali

3. Massa sampel dihitung dengan menghitung selisih antara massa cawan kosong

dan cawan berisi

4. Minyak yang telah ditimbang kemudian dipanaskan diatas hot plate hingga

seluruh air menguap

5. Minyak didinginkan didalam desikator selama 15 – 20 menit

6. Minyak produksi ditimbang kembali dan dihitung kadar airnya

Universitas Sumatera Utara


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Analisa Kadar Asam Lemak Bebas dan Kadar Air Minyak Produksi

Dari hasil analisa yang dilakukan di laboratorium Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di PTPN II

Pagar Merbau Lubuk Pakam, maka diperoleh data – data dalam analisa kadar ALB dan

kadar air pada minyak produksi. Data tersebut diambil dari sampel pada vacum dryer

sehingga di peroleh data – data sebagai berikut:

4.1.1 Kadar Asam Lemak Bebas

Erlenmeyer Volume
Erlenmeyer Minyak Normalitas
No Tanggal + Minyak Titrasi % ALB
Kosong (g) (g) KOH
(g) (ml)

1 19 Januari 2011 74,0737 77,2802 3,2065 0,0890 6,4 4,55

2 20 Januari 2011 69,0908 72,0899 2,9991 0,0855 6,7 4,89

3 21 Januari 2011 74,0793 77,6869 3,6076 0,0855 7,9 4,79

4 22 Januari 2011 Pabrik Tidak Melakukan Produksi

5 23 Januari 2011 Pabrik Tidak Melakukan Produksi

6 24 Januari 2011 73,3936 75,1960 1,8024 0,0855 3,5 4,26

7 25 Januari 2011 74,1997 77,2816 3,0819 0,0855 6,6 4,69

8 26 Januari 2011 73,3969 77,3413 3,7444 0,0941 6,3 4,05

9 27 Januari 2011 69,0926 71,6194 2,5268 0,0941 4,0 3,82

10 28 Januari 2011 69,8122 74,5151 4,7029 0,0941 9,1 4,66

Universitas Sumatera Utara


Standar kadar asam lemak bebas yang di tetapkan oleh PKS PT PERKEBUNAN

NUSANTARA II Pagar Merbau adalah < 5 %.

4.1.2 Kadar Air

Cawan +
Cawan Cawan + % Kadar
No Tanggal Minyak Minyak Air (g)
Kosong Minyak Air
(-air)

19 Januari
1 36,3172 54,3955 18,0783 54,3384 0,0371 0,315
2011

20 Januari
2 57,0905 79,1642 22,0757 79,0584 0,1058 0,47
2011

21 Januari
3 57,0957 30,6546 87,6357 87,6357 0,1146 0,374
2011

22 Januari
4 Pabrik Tidak Melakukan Produksi
2011

23 Januari
5 Pabrik Tidak Melakukan Produksi
2011

24 Januari
6 57,0921 80,2318 23,1397 80,1575 0,0743 0,321
2011

25 Januari
7 60,4050 84,6250 24,2200 84,5603 0,0647 0,267
2011

26 Januari
8 37,0920 93,6674 36,5754 93,6038 0,0636 0,172
2011

27 Januari
9 56,9431 91,9388 34,9957 91,8860 0,0528 0,151
2011

28 Januari
10 56,9427 87,8910 30,9483 87,7949 0,0961 0,31
2011

Standar kadar air yang di tetapkan oleh PKS PT PERKEBUNAN NUSANTARA II Pagar

Merbau adalah < 0,5 %.

Universitas Sumatera Utara


4.2 Perhitungan

4.2.1. Perhitungan kadar ALB

Perhitungan kadar ALB dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sbb:

Cth : Penentuan kadar asam lemak bebas pada sampel yang di ambil dari vacum

dryer (minyak produksi) pada tanggal 19 Januari 2011

V KOH : 6,4 ml

N KOH standar : 0,1 N

N KOH dipakai : 0,0890 N

Mr Palmitat : 256,3 g/mol

Berat sampel : 3,2065 g

Maka, kadar asalam lemak bebas dapat dihitung sbb:

Universitas Sumatera Utara


4.2.2. Penentuan Kadar Air

Perhitungan kadar air dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sbb:

Cth : Penentuan kadar air pada sampel yang di ambil dari vacum dryer (minyak

produksi) pada tanggal 19 Januari 2011

Cawan kosong : 36,3172 g

Cawan + Minyak : 54,3955 g

Berat minyak (sampel) : 54,3955 g - 36,3172 g = 18,0783 g

Cawan + Minyak (sesudah dipanaskan): 54,3384 g

Jumlah air yang menguap : 54,3955 g - 54,3384 g = 0,0371 g

Maka, kadar air dapat dihitung sbb:

Universitas Sumatera Utara


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Kadar ALB yang diperoleh pada vacum dryer sebesar 3,82 – 4,89 %. Kadar asam

lemak bebas yang diperoleh sudah memenuhi standar yang ditentukan oleh pabrik

yaitu < 5 %. Faktor – faktor yang mempengaruhi kadar asam lemak bebas adalah

pemanenan buah yang tepat waktu, pengumpulan dan pengangkutan buah, proses

hidrolisa, derajat kematangan, dan perlakuan tandan antara saat panen sampai

pada saat pengolahan di pabrik.

2. Kadar air yang dihasilkan adalah 0,151 – 0,47 %. Kadar air yang diperoleh sudah

memenuhi standar yang ditentukan oleh pabrik yaitu < 0,5 %. Untuk memperoleh

kadar air yang optimal harus diperhatikan kondisi vacum dryer dan oil purifier,

demikian juga suhu di stasiun yang diharapkan berkisar antara 90 – 950 C, dan

pengawan yang intensif pada proses pengolahan dan penimbunan untuk

menghambat terjadinya hidrolisa dan oksidasi minyak.

5.2 Saran

1. Untuk memperoleh mutu CPO yang berkualitas, diharapkan agar memperhatikan

faktor – faktor yang dapat meningkatkan mutu CPO yang dihasilkan dan perlu

adanya pengawasan mulai dari penanaman buah sampai kepada proses

Universitas Sumatera Utara


pengolahan sehingga minyak produksi yang dihasilkan dapat laku dipasar dengan

harga komoditi yang baik.

2. Sebaiknya pabrik melakukan pengolahan setiap hari, karena jika pabrik terlalu

sering tidak melakukan produksi, dapat menyebabkan kenaikan kadar asam lemak

bebas (ALB) karena terjadi penimbunan yang cukup lama di tangki timbun

sehingga menyebabkan mutu CPO yang akan dipasarkan menjadi tidak baik.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Darnoko D. S. 2003. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit dan Produk Turunannya.

Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Fairhust T. H. 2003. Oil Palm: Management for Large and Suitable Yield. Germany:

International Potash Institute.

Gunawan E. 2004. Pengantar Proses Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Lembaga

Pendidikan Perkebunan.

Mangoensoekardjo. S. 2003. Manajemen Aagrobisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta: UGM-

Press.

Risza S. 1994. Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit. Jilid I. Yogyakarta:

Kanisius.

Tim Penulis PS. 1997. Kelapa Sawit: Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil, dan Aspek

Pemasaran. Jakarta: Penebar Swadaya.

Tim Standarisasi Pengolahan Kelapa Sawit. 1997. Tandan Buah Segar Kelapa Sawit.

Medan: Direktorat Jenderal Perkebunan.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai