TUGAS AKHIR
082409049
DEPARTEMEN KIMIA
MEDAN
2011
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
082409049
DEPARTEMEN KIMIA
MEDAN
2011
Departemen : KIMIA
Diluluskan di
Diketahui
Ketua,
NIP.195408301985032001 NIP.194607161974031001
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja sendiri, kecuali beberapa kutipan
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran ALLAH S.W.T, atas
berkat dan rahmatnya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat karya
ilmiah ini. Dan shalawat serta salam kepada kita Nabi Muhammad S.A.W.
Karya ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan
studi pada program diploma III Kimia Industri FMIPA – USU Medan yang ditulis
LUBUK PAKAM”.
Karya Ilmiah ini dapat ditulis dan terwujud atas bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan segala
1. Kedua orang tuaku tercinta Drs. Burhanuddin Sitompul, MA dan Dra. Rasimah
Purba dan adik – adikku Rizky Nurhidayah Sitompul, Dian Hanis Mawarni
Sitompul, Desi Anggraini Sitompul, dan Nazly Putri Andini Sitompul serta
tanteku Irmaliana Sitompul, S.PdI yang telah banyak memberikan bantuan berupa
ini.
3. Ibu Dr. Rumondang Bulan Nst, MS selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA
USU.
4. Ibu Dra. Emma Zaidar Nasution, M.Sc selaku Ketua Program Studi D3 Kimia
6. Bapak Mdr. Ehyar Eldin selaku Mandor Laboratorium yang banyak memberikan
7. Seluruh Laboran dan Operator Stasiun yang baik hati yang mau membantu dan
8. Bapak dan Ibu Mislan serta keluarga yang telah merawat, memberi makan dan
tempat tinggal kepada penulis selama menjalani Praktik Kerja Lapangan di PKS
Maksum, Taufik, Pi’i, Pian, Izul, Edo dan Lina yang telah banyak membantu dan
tugas ini.
11. Serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan tugas ini dan
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan
terdapat banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk penyempurnaan selanjutnya.
Penulis juga berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
M Reza Sitompul
Telah dilakukan studi tentang analisa mutu minyak produksi dari vacum dryer di Pabrik
Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara II Pagar Merbau. Studi ini dilakukan melalui
pengamatan langsung di pabrik kelapa sawit dan melalui analisis contoh minyak sawit
objek analisis yaitu kandungan asam lemak bebas dan kadar air. Kadar asam lemak bebas
dan kadar air yang di ambil dari contoh yang dianalisis dari minyak produksi berturut –
turut adalah 3,82 – 4,89 % dan 0,151 – 0,47 %, sedangkan standar kadar asam lemak
bebas dan kadar air yang ditetapkan pada perusahaan adalah 5%, dan 0,5%. Maka nilai
kadar asam lemak bebas dan kadar air tersebut sudah memenuhi standar perusahaan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi mutu dari minyak sawit diantaranya pemanenan tepat
waktu, proses pengumpulan dan pengangkutan buah, derajat kematangan buah dan proses
Have been studied about analysis quality of oil produce from vacum dryer in Pabrik
Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara II Pagar Merbau. This Study through direct
perception in palm factory and through analysis follow the example of produced palm oil
in laboratory by taking some parameter quality of as object analysis that is content of free
fat acid and water rate. Free fat acid contents and water rate which taking away from
analyzed example of production oil successively is 3,82 - 4,89 % and 0,151 - 0,47 %,
while free fat acid contents standard and specified water rate at company is 5%, and
0,5%. Hence free fat acid contents value and the water rate have fulfilled company
standard. Factors which influencing of quality from palm oil among others timely
cropping, gathering process and transportation of fruit, degree of fruit maturity and
halaman
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
DAFTAR TABEL x
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.2 Permasalahan 3
1.3 Tujuan 3
1.4 Manfaat 3
b. Kadar Air 11
3.1 Peralatan 13
3.2 Bahan 13
4.1 Data Analisa Kadar Asam Lemak Bebas dan Kadar Air Minyak Produksi 16
4.2 Perhitungan 18
5.1 Kesimpulan 20
5.2 Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 22
halaman
Telah dilakukan studi tentang analisa mutu minyak produksi dari vacum dryer di Pabrik
Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara II Pagar Merbau. Studi ini dilakukan melalui
pengamatan langsung di pabrik kelapa sawit dan melalui analisis contoh minyak sawit
objek analisis yaitu kandungan asam lemak bebas dan kadar air. Kadar asam lemak bebas
dan kadar air yang di ambil dari contoh yang dianalisis dari minyak produksi berturut –
turut adalah 3,82 – 4,89 % dan 0,151 – 0,47 %, sedangkan standar kadar asam lemak
bebas dan kadar air yang ditetapkan pada perusahaan adalah 5%, dan 0,5%. Maka nilai
kadar asam lemak bebas dan kadar air tersebut sudah memenuhi standar perusahaan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi mutu dari minyak sawit diantaranya pemanenan tepat
waktu, proses pengumpulan dan pengangkutan buah, derajat kematangan buah dan proses
Have been studied about analysis quality of oil produce from vacum dryer in Pabrik
Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara II Pagar Merbau. This Study through direct
perception in palm factory and through analysis follow the example of produced palm oil
in laboratory by taking some parameter quality of as object analysis that is content of free
fat acid and water rate. Free fat acid contents and water rate which taking away from
analyzed example of production oil successively is 3,82 - 4,89 % and 0,151 - 0,47 %,
while free fat acid contents standard and specified water rate at company is 5%, and
0,5%. Hence free fat acid contents value and the water rate have fulfilled company
standard. Factors which influencing of quality from palm oil among others timely
cropping, gathering process and transportation of fruit, degree of fruit maturity and
PENDAHULUAN
Pabrik kelapa sawit pagar merbau direncanakan pada tahun 1974 oleh direksi PTP IX.
Pada tahun 1975 pembangunan pabrik di mulai dengan kapasitas awal 30 ton TBS/jam,
November 1976 dan pada bulan Januari 1977 mulai beroperasi secara berangsur–angsur.
pembangunan dilakukan secara bertahap terhadap instalasi kedua mulai pada tahun 1983
dan selesai tahun 1985. Pabrik kelapa sawit pagar merbau diresmikan secara sibolik oleh
Presiden Republik Indonesia pada tanggal 4 April 1977 dengan penandatanganan prasasti
Pada awalnya pabrik kelapa sawit pagar merbau dikelola oleh PTP IX yang
kemudian menjadi PTP Nusantara II (Persero) yang dipimpin oleh seorang administrator
sedangkan untuk pabrik dipimpin oleh seorang manager pabrik sesuai dengan surat
keputusan direksi PTP Nusantara II No. 02/KPTS/R.3/1999 pada tanggal 30 April 1999.
Walaupun terjadi pemisahan antara pabrik dan kebun, namun keduanya saling
mendukung karena pengadaan persediaan bahan baku pabrik untuk diolah setiap harinya
sebagian besar berasal dari kebun itu sendiri. Dengan kata lain pabrik tidak akan berjalan
dengan baik tanpa dukungan kebun dan sebaliknya kebun tidak akan berjalan dengan baik
Pesivera, Dura dengan Tenera, Tenera dengan Pesivera. Pembiayaan penanaman kelapa
sawit dari tahun 1971 sampai 1972 seluruhnya dari PTP IX yang pada tanggal 11 maret
Pengolahan tandan buah segar (TBS) di pabrik kelapa sawit (PKS) dimaksudkan
untuk memperoleh kelapa sawit (Crude Palm Oil) dari daging buah dan inti sawit (kernel)
Minyak kelapa sawit merupakan salah komoditi yang sangat penting disamping
migas yang juga memiliki nilai ekspor yang cukup baik. Oleh sebab itu, maka perlu
adanya pengawasan untuk menjaga kualitas maupun kuantitas komoditi tersebut. Minyak
sawit yang dihasilkan tersebut haruslah didukung dengan mutu yang baik pula. Dengan
mutu yang baik, akan lebih mudah memasar minyak sawit tersebut kepada konsumen
dengan harga yang sesuai dan mampu bersaing dengan minyak sawit yang lain.
Disamping itu hasil produksi minyak sawit tersebut harus dapat bertahan lama,
sesuai permintaan konsumen. Beberapa kriteria minyak sawit yang diperlukan adalah
memiliki warna yang dan rasa bau yang enak, dapat disimpan dalam jangka yang lama,
mudah dimurnikan dan tingkat hidrolisa pada pembentukan asam lemak bebas (ALB)
Untuk itu perlu dilakukan analisa mutu produksi dengan cara menganalisa kadar
ALB, air dan kotoran dalam minyak sawit tersebut apakah telah sesuai dengan mutu yang
ditetapkan, sehingga dapat bersaing di pasar internasional. Untuk memperoleh hasil yang
maksimal baik kualitas maupun kuantitas maka dalam pengolahan kelapa sawit di pabrik
norma–norma (standar mutu) yang berlaku pada perusahaan tersebut. (Tim Standarisasi
1.2. Permasalahan
1. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi mutu CPO yang dihasilkan di PKS?
2. Bagaimana cara yang perlu dilakukan untuk menghasilkan mutu CPO yang
memenuhi standar?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Untuk mengetahui cara dan metode yang baik dalam proses pengolahan sehingga
2. Untuk mendapat produk akhir berupa akhir berupa minyak sawit mentah yang
TINJAUAN PUSTAKA
Mengenai daerah asal kelapa sawit terdapat beberapa pendapat. Pendapat pertama
menyatakan bahwa kalapa sawit berasal dari afrika, sedangkan pendapat yang kedua
menyebut Amerika Selatan sebagai daerah asal. Pendapat pertama didukung oleh
alasan-alasan yang sangat kuat. Penyelidikan yang dilakukan Zeven (1926) terhadap fosil
tepung sari (ipollen) yang terdapat dalam lapisan-lapisan arkeologis dari zaman Miocene
maupun lapisan-lapisan yang lebih muda, memberikan indikasi bahwa kelapa sawit telah
penjelajahan orang-orang Eropa ke Benua Afrika pada abad ke-15 dan ke-16 turut
memperkuat pendapat tersebut. Don Mosto dalam penjelajahan antara tahun 1435 dan
1460 menemukan sejumlah besar pohon hitam di Afrika Barat. Dalam kisah perjalanan
Duarte Peraria disebutkan adanya pohon- pohon kelapa sawit di pantai Liberia dan
pengelana bangsa Portugis, Belanda dan Inggris juga menyebutkan adanya minyak kelapa
sawit dan anggur (wine) kelapa sawit. Sedangkan perjalanan Broecke menjelang akhir
Telaah linguistik juga mendukung pendapat bahwa kelapa sawit berasal dari
Afrika. Di Suriname misalnya, nama-nama yang dipakai untuk kelapa sawit merupakan
Demikian pula nama "dede" yang dipakai di Brazil diperkirakan berasal dari "ndenden"
yang memberikan petunjuk bahwa kelapa sawit dibawa ke Benua Amerika dalam abad
ke-16 bersama sama dengan budak belian, dan tumbuh dengan baik di Brazil.
(Mangonsoekarjo.S.2003)
golongan palma yang termasuk dalam family palawija. Kelapa sawit yang dikenal ialah
jenis Dura, Psifera dan Tenera. Ketiga jenis ini dapat dibedakan berdasarkan penampang
irisan buah yang tipis, intinya besar dan kandungan minyak dalam buah rendah. Jenis
Psifera memiliki tempurung yang tipis, biji yang kecil, daging buah yang tebal, tidak
mempunyak cangkang, intinya kecil sekali dibandingkan tipe sura mapun tenera dan
kandungan minyak dalam buah sangat tinggi sedangkan tenera merupakan hasil
persilangan Dura dan Psifera menghasilkan buah tempurung tipis dan inti yang besar dan
Kelapa sawit biasanya mulai berbuah pada umur 3 - 4 tahun dan buahnya
menjadi masak 5 - 6 bulam setelah penyerbukan. Proses pemasakan buah kelapa sawit
dapat dilihat dari perubahan warna kulit buahnya, dari hijau pada buah muda menjadi
merah Jingga waktu buah telah masak. Pada saat itu, kandungan minyak pada daging
buahnya telah maksimal. Jika terlalu matang, buah kelapa sawit akan lepas dari tangkai
tandannya. Hal ini disebut dengan istilah membrondol. ( Tim Penulis PS, 1997)
(cangkang) dan kandungan minyak dalam buah maka kelapa sawit dapat dibedakan dalam
3 tipe yakni:
1. Dura
Tempurung (cangkang) pada buah sekitar 25-45 % sangat tebal antara 2-8 mm, dan tidak
terdapat lingkaran serabut pada bagian luar cangkang. Daging buah relatif tipis sekitar 20-
2. Psifera
Jenis Psifera memiliki tempurung yang tipis, biji yang kecil, daging buah yang tebal,
tidak mempunyai cangkang, intinya kecil namun kandungan minyak dalam buah tinggi.
Tanaman ini tidak bisa digunakan untuk penggunaan komersil tapi jenis ini sering disebut
sebagai tanaman betina yang steril. Melalui persilangan antara jenis dura dan psifera
3. Tenera
Merupakan persilangan antara Dura sebagai pohon ibu dengan Psifera sebagai pohon
bapak. Tenera bertempurung tipis dan inti yang besar dan kandungan minyak dalam buah
tinggi. Ukuran daging buah sekitar 60 - 90%, ketebalan cangkang antara 0.5 - 4 mm.
(Risza S, 1993)
menunjukkan bagian dari ukuran serat, cangkang dan inti. (Fairhurst, T, Hardter, 2003)
Cara panen buah sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan.
Panen yang tepat mempunyai sasaran untuk mencapai kandungan minyak yang paling
maksimal.
Pemanenan pada keadaan buah lewat matang akan meningkatkan Asam Lemak
Bebas atau Free Fatty Acid (ALB atau FFA). Hal itu tentu akan merugikan sebab pada
buah yang terlalu masak sebagian kandungan minyaknya berubah menjadi ALB sehingga
akan menurunkan mutu minyak. Lagi pula, buah yang terlalu masak lebih muda terserang
Akhir - akhir ini minyak sawit berperan cukup penting dalam perdagangan dunia. Berbagai
industri baik industri pangan maupun non pangan banyak yang menggunakan minyak sawit (
CPO ) sebagai bahan baku. Berdasarkan kegunaan dan peranan minyak sawit itu maka mutu dan
kwalitasnya harus diperhatikan sebab sangat menentukan harga dan nilai komoditasnya.
Dalam perdagangan minyak kelapa sawit, istilah mutu sebenarnya dapat dibedakan
menjadi dua arti, yang pertama adalah mutu minyak sawit yang benar -benar murni dan tidak
Mutu minyak sawit dalam arti yang kedua dapat ditentukan dengan menilai sifat fisik dan
kimianya antara lain viskositas, angka penyabunan dan bilangan iodium, asam lemak bebas (ALB
), kadar air, kadar kotoran, dan logam - logam yang diukur berdasarkan spesifik standar mutu
internasional.
Bertitik tolak dari perbedaan penggunaannya minyak sawit dapat dibedakan sebagai bahan
Untuk kebutuhan bahan pangan tentunya tuntutan syarat mutu minyak sawit harus lebih
ketat bila dibandingkan dengan bahan baku non pangan, oleh karna itu keaslian, kemurnian,
kesegaran maupun aspek higienisnya harus lebih diperhatikan sebab dampaknya langsung
tersebut dapat langsung dari sifat pohon induknya penanganan pascapanen atau kesalahan
selama pemprosesan dan pengangkutannya. Berikut ini akan dikemukakan beberapa hal
yang secara langsung berkaitan dengan penurunan mutu minyak sawit dan sekaligus
Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit sangat
merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak turun.
Untuk itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam lemak bebas dalam
minyak sawit.
Kenaikan kadar ALB ditentukan mulai dari saat tandan dipanen sampai tandan
diolah di pabrik. Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada minyak.
Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan asam lemak bebas. Reaksi ini akan
dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis (enzim).
Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB yang terbentuk.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar ALB yang relatif
Pemanenan pada waktu yang tepat merupakan salah satu untuk menekan kadar ALB
sekaligus menaikkan rendemen minyak. Agar ALB minimum, transportasi buah panen
harus dilakukan sesegera mungkin. Selain itu juga perlu dijamin bahwa hanya buah yang
cukukp matang yang dipanen. Kandungan ALB buah sawit yang baru dipanen biasanya
kurang dari 0,3 %. Peningkatan ALB terjadi karena kerusakan buah selama proses panen
Pemetikan buah sawit di saat belum matang (saat proses biokimia dalam buah
dalam minyak sawit. Sedangkan, pemetikan setelah batas tepat panen yang ditandai
dengan buah yang berjatuhan dan menyebabkan pelukaan pada buah yang lainnya, akan
menstimulir penguraian enzimatis pada buah sehingga menghasilkan ALB dan akhirnya
terikut dalam buah sawit yang masih utuh sehingga kadar ALB meningkat. Untuk itulah,
pemanenan TBS harus dikaitkan dengan kriteria matang panen sehingga dihasilkan
Dikaitkan dengan pencegahan kerusakan buah sawit dalam jumlah banyak, telah
dianggap cukup efektif adalah dengan memasukkan TBS secara langsung ke dalam
keranjang buah. Dengan cara tersebut akan lebih mengefesienkan waktu yang digunakan
untuk pembongkaran, pemuatan, penumpukkan buah sawit yang terlalu lama. Dengan
Peningkatan kadar ALB juga dapat terjadi pada proses hidrolisa di pabrik. Pada
proses tersebut terjadi penguraian kimiawi yang dibantu oleh air dan berlangsung pada
kondisi suhu tertentu. Air panas dan uap air pada suhu tertentu merupakan bahan
pembantu dalam proses pengolahan. Akan tetapi, proses pengolahan yang kurang cermat
mengakibatkan efek samping yang tidak diinginkan, mutu minyak menurun sebab air
pada kondisi suhu tertentu bukan membantu proses pengolahan perlu tetapi malah
menurunkan mutu minyak. Untuk itu, setelah akhir proses pengolahan minyak sawit
dilakukan pengeringan dengan suhu 90°C. Sebagai ukuran standar mutu dalam
b. Kadar air
Air dalam minyak hanya dalam jumlah kecil. Hal ini dapat terjadi karena proses alami
sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik serta penimbunan. Air yang :erdapat
dalam minyak dapat ditentukan dengan cara penguapan dalam alat pengering. Kadar air
yang terkandung dalam minyak kelapa sawit tergantung pada efektitas pengolahan kelapa
sawit menjadi CPO, dan juga tergantung pada kematangan buah. Buah yang terlalu
matang akan mengandung air yang lebih banyak. Untuk itu perlu pengaturan panen yang
tepat dan pengolahan yang sempurna untuk mendapatkan produk yang mutunya tinggi.
memberikan kerugian mutu minyak, di mana pada tingkat kadar air yang demikian kecil
akan memudahkan terjadinya proses oksidasi dari minyak itu sendiri. Proses oksidasi ini
dapat terjadi dengan adanya oksigen di udara baik pada suhu kamar dan selama proses
pengolahan pada suhu tinggi yang akan menyebabkan minyak mempunyai rasa dan bau
Jika kadar air dalam minyak sawit (.0.15%) maka akan mengakibatkan hidrolisa
minyak, dimana hidrolisa dari minyak sawit ini akan menghasilkan gliserol dan asam
lemak bebas yang menyebabkan rasa dan bau tengik pada minyak tersebut. Untuk
mendapatkan kadar air yang sesuai dengan yang diinginkan, maka harus dilakukan
pengawasan intensif pada proses pengolahan dan penimbunan. Hal ini bertujuan untuk
menhambat atau menekan terjadinya hidrolisa dan oksidasi minyak (Gunawan E, 2004)
METODOLOGI
3.1 Peralatan
1. Gelas Erlenmeyer
2. Neraca Analitik
3. Buret
4. Oven
5. Cawan Petri
6. Corong
7. Desikator
9. Magnetik Stirer
3.2 Bahan
2. KOH
3. Alkohol 95%
massanya
2. Sampel minyak produksi (sekitar 2–5 gram) dimasukkan kedalam erlenmeyer dan
ditimbang kembali
3. Massa sampel dihitung dengan menghitung selisih massa erlemeyer berisi dan
erlenmeyer kosong
7. Larutan dititrasi dengan larutan standar KOH hingga terjadi perubahan warna dari
1. Cawan petri kosong ditimbang dengan menggunakan neraca analitik dan dicatat
massanya
3. Massa sampel dihitung dengan menghitung selisih antara massa cawan kosong
4. Minyak yang telah ditimbang kemudian dipanaskan diatas hot plate hingga
4.1 Data Analisa Kadar Asam Lemak Bebas dan Kadar Air Minyak Produksi
Dari hasil analisa yang dilakukan di laboratorium Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di PTPN II
Pagar Merbau Lubuk Pakam, maka diperoleh data – data dalam analisa kadar ALB dan
kadar air pada minyak produksi. Data tersebut diambil dari sampel pada vacum dryer
Erlenmeyer Volume
Erlenmeyer Minyak Normalitas
No Tanggal + Minyak Titrasi % ALB
Kosong (g) (g) KOH
(g) (ml)
Cawan +
Cawan Cawan + % Kadar
No Tanggal Minyak Minyak Air (g)
Kosong Minyak Air
(-air)
19 Januari
1 36,3172 54,3955 18,0783 54,3384 0,0371 0,315
2011
20 Januari
2 57,0905 79,1642 22,0757 79,0584 0,1058 0,47
2011
21 Januari
3 57,0957 30,6546 87,6357 87,6357 0,1146 0,374
2011
22 Januari
4 Pabrik Tidak Melakukan Produksi
2011
23 Januari
5 Pabrik Tidak Melakukan Produksi
2011
24 Januari
6 57,0921 80,2318 23,1397 80,1575 0,0743 0,321
2011
25 Januari
7 60,4050 84,6250 24,2200 84,5603 0,0647 0,267
2011
26 Januari
8 37,0920 93,6674 36,5754 93,6038 0,0636 0,172
2011
27 Januari
9 56,9431 91,9388 34,9957 91,8860 0,0528 0,151
2011
28 Januari
10 56,9427 87,8910 30,9483 87,7949 0,0961 0,31
2011
Standar kadar air yang di tetapkan oleh PKS PT PERKEBUNAN NUSANTARA II Pagar
Cth : Penentuan kadar asam lemak bebas pada sampel yang di ambil dari vacum
V KOH : 6,4 ml
Cth : Penentuan kadar air pada sampel yang di ambil dari vacum dryer (minyak
5.1 Kesimpulan
1. Kadar ALB yang diperoleh pada vacum dryer sebesar 3,82 – 4,89 %. Kadar asam
lemak bebas yang diperoleh sudah memenuhi standar yang ditentukan oleh pabrik
yaitu < 5 %. Faktor – faktor yang mempengaruhi kadar asam lemak bebas adalah
pemanenan buah yang tepat waktu, pengumpulan dan pengangkutan buah, proses
hidrolisa, derajat kematangan, dan perlakuan tandan antara saat panen sampai
2. Kadar air yang dihasilkan adalah 0,151 – 0,47 %. Kadar air yang diperoleh sudah
memenuhi standar yang ditentukan oleh pabrik yaitu < 0,5 %. Untuk memperoleh
kadar air yang optimal harus diperhatikan kondisi vacum dryer dan oil purifier,
demikian juga suhu di stasiun yang diharapkan berkisar antara 90 – 950 C, dan
5.2 Saran
faktor – faktor yang dapat meningkatkan mutu CPO yang dihasilkan dan perlu
2. Sebaiknya pabrik melakukan pengolahan setiap hari, karena jika pabrik terlalu
sering tidak melakukan produksi, dapat menyebabkan kenaikan kadar asam lemak
bebas (ALB) karena terjadi penimbunan yang cukup lama di tangki timbun
sehingga menyebabkan mutu CPO yang akan dipasarkan menjadi tidak baik.
Fairhust T. H. 2003. Oil Palm: Management for Large and Suitable Yield. Germany:
Pendidikan Perkebunan.
Press.
Kanisius.
Tim Penulis PS. 1997. Kelapa Sawit: Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil, dan Aspek
Tim Standarisasi Pengolahan Kelapa Sawit. 1997. Tandan Buah Segar Kelapa Sawit.