TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana
Oleh:
CHARLES H. NABABAN
NIM: 060423009
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana
Oleh :
CHARLES H. NABABAN
NIM: 060423009
Disetujui Oleh :
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
berkat, kasih, dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana
ini tepat pada waktunya. Adapun Tugas sarjana ini diajukan untuk memenuhi
Judul dari tugas sarjana ini adalah “Analisis Keandalan dan Penentuan
IV Unit Pabatu”. Penulis memilih judul ini karena penulis ingin membantu
perusahaan untuk mengetahui sejauh mana kondisi suatu mesin apakah mesin
tersebut masih handal atau tidak yang berkaitan erat dengan penentuan kebutuhan
spare part per tahunnya. Tugas sarjana ini merupakan sarana bagi penulis untuk
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kebaikan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini bermanfaat bagi kita semua.
(Charles H. Nababan)
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
UCAPAN TERIMAKASIH
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini dengan
1. Bapak/Ibu Dosen Departemen Teknik Industri atas ilmu dan nasehat yang
2. Ketua Departemen Teknik Industri yaitu Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT dan
dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini, yang telah menyediakan waktu dan
4. Ibu Ir. Dini Wahyuni, MT. Sebagai dosen pembimbing II dalam penyelesaian
tugas sarjana ini, yang telah banyak membantu dan membimbing penulis.
6. Bapak Ir. Mohd Nur Hutabarat selaku Manager PT. Perkebunan Nusantara IV
Unit Pabatu yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam melakukan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
7. Kedua orang tua saya M. Nababan dan A. Br. Pasaribu yang selalu
memberikan dukungan doa, moral dan material kepada saya sehingga saya
8. Abang Iparku M. Hutahaean dan kakakku Ida Br. Nababan, Kakakku Lenni Br
Nababan, adekku Sahala Tua Nababan, dan Kirim Wilson Nababan yang telah
Perkebunan Nusantara Unit Pabatu (Rizki, K Marta, Raja, dan Aulia), dan
rekan satu angkatan B Darma, Dorkas, Romas, Yanti, Parhan, Anto, jozz dll.
memberkati.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
DAFTAR ISI.................................................................................... iv
I PENDAHULUAN
BAB HALAMAN
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
IV METODOLOGI PENELITIAN
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
6.4. Analisis Pemesanan Optimal dan Titik Pemesanan Kembali .... VI-4
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
6.4.3. Komponen Friction Pad & Screw 76282 Lbg 4 ............... VI-6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.2. Luas Areal Unit Kebun Pabatu Tahun 2008 .................................. II-4
5.2. Daftar Rata-rata Penggunaan Dan Biaya Per Unit Spare Part
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
6.1. Hasil Uji Distribusi Spare Part Mesin Sludge Separator ............. VI-2
6.2. Nilai Parameter Distribusi Spare Part Mesin Sludge Separator .... VI-2
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
6.3. Analisis Keandalan Untuk Persediaan Optimal Per Tahun ........... VI-3
6.4. Persediaan Sealam Lead Time Untuk Pemesanan Kembali .......... V-9
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)
GAMBAR HALAMAN
Probabilitas Komponen Friction Pad & Screw 76282 Lbg 4 ...... V-42
Kumulatif Komponen Friction Pad & Screw 76282 Lbg 4 ......... V-42
Kerusakan Komponen Friction Pad & Screw 76282 Lbg 4 ........ V-43
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
RINGKASAN
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa
sawit menjadi CPO. Proses produksi pada perusahaan ini sering mengalami
kendala dalam bentuk tidak bekerjanya sistem yang disebabkan adanya kerusakan
kelancaran proses produksi merupakan tuntutan utama yang harus dipenuhi agar
produksi. Pada penelitian ini objek yang diamati adalah mesin sludge separator,
karena mesin ini yang paling sering mengalami kerusakan, dan mengakibatkan
terjadinya gangguan dalam aliran proses produksi. Dalam aliran proses produksi
mesin sludge separator memiliki peranan yang tinggi yaitu memisahkan minyak
dari cairan dan ampas dari sludge separator yang berasal dari mesin desanding
memiliki peranan sistem perawatan yang baik. Mesin dan peralatan mendapatkan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
memperhatikan faktor keandalan dari komponen/spare part mesin tersebut.
Selain itu bila terjadi kerusakan pada spare part mesin, perusahaan tidak memiliki
kerusakan. Selama ini penentuan jumlah parsediaan spare part mesin hanya
persediaann dari komponen/spare part. Dilihat dari segi biaya, bahwa barang
yang menunggu di gudang terlalu lama merupakan beban bagi suatu perusahaan
yaitu ongkos dari gudang itu sendiri, depresiasi barang dan gudang.
dilain pihak spare part harus siap sedia di gudang untuk kelangsungan proses
keandalan perlu diperhatikan dari system perawatan, untuk itu perlu dilakukan
analisis keandalan dari mesin untuk mengetahui sejauh mana kondisi mesin.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Analisis keandalan ini berkaitan erat dengan penentuan persediaan optimal dari
komponen mesin. Sebab dengan melakukan analisis keandalan ini nantinya akan
komponen yang optimal yang disimpan di gudang dengan ongkos persediaan yang
minimal.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
2. Menjadi bahan masukan bagi perusahaan tentang pentingnya melakukan
Faktor yang akan selalu menjadi penghalang dan tidak dapat dihindari
dalam pelaksanan penelitian adalah faktor waktu, dana, dan keterbatasan fasilitas.
Untuk itulah dilakukan pembatasan masalah agar hasil yang diperoleh tidak
penulisan tugas sarjana ini akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini memuat secara singkat dan padat berbagai atribut dari
dan manajemen.
metode reliability.
penelitian.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
BAB II
2.1.Sejarah Perusahaan
Unit Kebun Pabatu berasal dari Hak Konsesi Pabatu Gunung Hataran dan
Dolok Merawan milik Handless Vereninging Amsterdam yang diambil alih dan
dengan luas areal keseluruhan saat itu 6.173,53 hektar. Pada awalnya sampai
dengan tahun 1938, Unit Kebun Pabatu adalah perkebunan tembakau yang
tanggal 26 Juni 1976, memberikan Hak Guna Usaha kepada PNP-VI atas areal
seluas 5.770,07 hektar yang terdiri atas pemeriksaan yang dilakukan oleh Panitia
B yang menetapkan bahwa areal tersebut bebas dari penduduk rakyat. Pada tahun
2005 dan 2007 berdasar Keputusan Kepala BPN Nasional dalam SK No:
tanggal 29 Mei 2007 luas areal Kebun Pabatu menjadi 5.754,04 Ha. Unit Kebun
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi
CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit menjadi PKO (Palm Kernel Oil). Kemudian
CPO dan PKO tersebut akan dijual kepada perusahaan yang membutuhkan
seperti: PT. MUSIM MAS, PT. SAN – Belawan, dan PT. PACIFIC PALMINDO
proses produksi dengan jaminan produksi yang memuaskan yang merupakan misi
lingkungan sekitarnya.
dari Kota Medan serta ± 40 Km dari Kota Pematang Siantar. Unit Kebun Pabatu
berada pada ketinggian ± 300 meter di atas permukaan laut dengan topografi
bergelombang, curah hujan berdasarkan data stasiun penakar curah hujan Unit
Kebun Pabatu periode s/d Juni 2006 sebesar rata-rata ± 232 mm per tahun dan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan PTPN-III Kebun Gunung Pamela dan
A. Desa ;
B. Kampung ;
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
7. Kampung Bah Jering (Desa Pabatu VI).
Jarak
Uraian
(km)
Pabatu – Bah Jambi 60
Pabatu–Pematang Siantar 40
Pabatu-Medan 88
Pabatu – Belawan 114
Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu
Luas areal Kebun Pabatu tahun 2008 setiap afdeling mulai dari tanaman
menghasilkan sampai tanaman berumur 20 tahun keatas terdapat pada Tabel 2.2.
2.4. Pemasaran
sebab apabila pemasaran produk tersebut berjalan dengan lancar maka perusahaan
PACIFIC PALMINDO.
dan Palm Kernel Oil PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu dan
produk dilakukan oleh pihak perusahaan dengan memakai jasa perumka, dan
pihak ketiga dengan menggunakan mobil tangki dan kereta api. Pengiriman
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
bertanggung jawab penuh terhadap jumlah dan mutu produk yang dikirim mulai
pada hakekatnya pelanggan dalam pasar tidak dapat dilayani secara menyeluruh.
Pasar terdiri dari pembeli, dan setiap pembeli berbeda dalam satu hal atau banyak
hal. Perbedaan itu dapat berupa keinginan, sumber daya, lokasi maupun perilaku
pembeli. Untuk itu perlu dilakukan pemisahan pasar atau disebut juga segmentasi
pasar.
Minyak sawit dan minyak inti merupakan barang setengah jadi yang harus
produk-produk jadi.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
d. Promosi produk ke dalam dan luar negeri yang dilakukan oleh Kantor
Perusahaan Bersama.
antara dua orang atau lebih pada suatu tugas yang saling berkaitan untuk
jawab serta hubungannya satu sama lain pada intinya dapat digambarkan pada
suatu struktur organisasi, sehingga para pegawai dan karyawan akan mengetahui
dengan jelas apa tugasnya, dari mana ia mendapatkan perintah dan kepada siapa ia
harus bertanggung jawab. Dengan adanya struktur organisasi dan uraian tugas
yang telah ditetapkan, akan menciptakan suasana kerja yang baik karena akan
Jadi setiap bawahan menerima perintah baik secara lisan maupun tulisan dari
seorang atasan yang terkait didalamnya. Struktur organisasi PTPN IV PKS Pabatu
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
MANAJER
Fungsional
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
2.5.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu secara garis besar dapat dilihat pada
Lampiran 1.
menghasilkan barang atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Tabel 2.4 Jumlah Tenaga Kerja PTP Nusantara IV (Persero) di
jam kerja seseorang karyawan adalah 40 jam kerja per minggu, selebihnya
a. Senin – Kamis
b. Jum’at
c. Sabtu
2. Bagian pengolahan, jam kerja dibagi atas dua shift setiap harinya dan jam
3. Bagian pengamanan (security), jam kerja dibagi atas tiga shift setiap harinya
yaitu:
Untuk bagian security terdiri dari 14 orang pershift dengan pergantian shift
seminggu sekali.
gaji pokok. Banyak cara atau sistem pembayaran gaji/upah yang digunakan
Gaji pokok merupakan imbalan berupa uang yang diterima setiap bulan
oleh karywan dari perusahaan atas tugas atau pekerjaan yang dilakukan, tidak
termasuk tunjangan, santunan sosial, dan penerimaan lain yang tidak tetap.
tenaga kerja jika terjadi sesuatu yang menyebabkan kecelakaan tenaga kerja.
2. Pemberian Cuti
Perusahaan memberikan cuti tahunan atau cuti hari besar agama dan cuti sakit
kepada karyawan.
4. Fasilitas Kerja
b. Rumah sakit
d. Sekolah
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Untuk menunjang kelancaran tugasnya perusahaan juga menyediakan
a. Safety shoes
b. Hand gloves
d. Helm
e. Masker
ekstraksi minyak dan inti sawit. Sebelum buah diolah tandan yang telah tiba di
pabrik perlu dilketahui mutunya dengan cara visual, yang dapat dilakukan di
tempat penerimaan buah. Pengujian atau sortasi panen sebaiknya dilakukan pada
setiap truk yang tiba di pabrik, akan tetapi hal ini dianggap tidak ekonomis. Oleh
sebab itu sortasi panen dapat dilakukan secara acak, yaitu 10% terhadap truk yang
diterima atau minimum satu truk untuk setiap afdeling. Jika jumlah 10% sampling
dianggap terlalu besar dapat diatasi dengan mengambil 50% isi truk. Penilaian
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
terhadap mutu TBS didasarkan pada standard fraksi tandan dimana spesifikasi
ditetapkan karena fraksi ini memiliki mutu minyak yang baik dengan tingkat
ekstraksi minyak yang optimal dimana standard kematangan buahnya seperti pada
Tabel 2.6.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
2.8.1.2. Standar Mutu Produk
Standar mutu produk minyak dan inti sawit seperti pada Tabel 2.7.
Karakteristik Batas-batas
Kualitas Minyak sawit
Kualitas Asam Lemak Bebas < 3,5% dan < 4,0%
Kadar air < 0,1%
Kadar kotoran < 0,10%
Deteration of Bleach Ability Index Min. 2,4%
(DOBI)
Bilangan peroksida < 5 mek
Bilangan Anisidine < 10 mek
Total oksigen < 20 mek
Kadar Fe < 3 ppm
Kadar Cu < 0,3 ppm
Bleachability <2R
Kualitas Inti sawit < 20 Y
Kadar air Maks.7%
Kadar Kotoran Maks.6 %
Inti pecah < 25 %
Inti berubah warna < 40 %
Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu
Di dalam proses produksi pada Pabrik (PKS) Kebun Pabatu, bahan baku
yang digunakan adalah Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang diperoleh
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
lingkungan kebun Pabatu ataupun dari kelapa sawit milik rakyat. Tanaman kelapa
sawit (Elaieis Quinensis Jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang
termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit yang dikenal ialah jenis Dura, psifera
dan tenera. Ketiga jenis ini dapat dibedakan berdasarkan penampang irisan buah,
yaitu jenis Dura memiliki tempurung yang tebal, jenis psifera memiliki biji yang
kecil dengan tempurung yang tipis, sedangkan tenera yang merupakan hasil
persilangan dura dengan psifera menghasilkan buah tempurung tipis dan inti yang
besar.
Buah sawit berukuran kecil antara 12-18 gram/butir yang duduk pada
bulir. Setiap bulir terdiri dari `10-18 butir tergantung pada kesempurnaan
dalam bentuk tandan buah sawit. Tanaman kelapa sawit sudah mulai
menghasilkan pada umur 24-30 bulan. Buah yang pertama keluar masih
dinyatakan dengan buah pasir, artinya belum dapat diolah dalam pabrik karena
Dalam satu pot dijumpai bunga betina dan bunga jantan yang berbeda,
bunga jantan yang terbentuk dipengaruhi oleh sifat tanaman dan pengaruh
tergantung pada jenis tanaman, umur tanaman dan iklim, umumnya buah telah
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
2.8.2.2. Bahan Penolong
menyelesaikan suatu produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk
menambah nilai dari produk itu. Bahan penolong yang digunakan di PTPN 4
Pabatu adalah BWT digunakan untuk menetralkan PH air untuk pabrik. BWT yang
digunakan adalah BWT 3273 berfungsi sebagai anti karat pada internal boiler, anti
sebagai gerakan cepat secara kimia menghilangkan oksigen yang digunakan dan
sistem air industri lainnya (oxyigen scavenger). BWT 2556 berfungsi sebagai
inhibitor korosif, efektif menetralkan gas acid (asam) boiler corrosion inhibitor.
BWT 8173 pulv berfungsi sebagai flocculant untuk proses pemisahan liquid-solid
dan alat penyaring (filter aid), BWT 8507 berfungsi untuk mengatur tingkat
alkalinitas pada air boiler. BWT 7203 berfungsi sebagai anti karat pada internal
pembetukan karat dalam dinding sisi air. Caustik soda, berfungsi sebagai bahan
regenerasi resin pada tangki katoda. Asam sulfat berfungsi sebagai bahan
regenerasi regin pada tangki anoda. Tawas berfungsi sebagai penjernihan awal air.
Bahan Tambahan adalah bahan yang digunakan pada proses produksi dan
lebih kecil dibanding bahan baku, fungsi bahan tambahan ini adalah membantu
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
proses produksi agar dapat dihasilkan produk yang sesuai dengan keinginan.
Bahan tambahan yang digunakan untuk mengolah Tandan Buah Segar (TBS)
menjadi produk adalah steam (uap) dan air panas. Steam ini disuplai dari back-
preasure vessel (bpv) yaitu suatu tangki penampung uap bekas turbin uap. Uap
dihasilkan dari panas air daripada boiler (ketel uap) yang digunakan untuk
memutar turbin untuk menghasilkan tenaga listrik dan uap bekas ditampung pada
bpv. Air panas diperoleh dari hasil pemanasan air bersih oleh uap bekas pada
suatu tangki yang disebut hot water tank, dari tangki ini air panas disalurkan pada
PTPN 4 Kebun Pabatu bahan baku utamanya adalah buah sawit yang
masih segar, sebelum menjadi CPO dan inti sawit melalui berapa proses. Proses
Segar yang berasal dari kebun. Pada stasiun ini Tandan Buah Segar melalui
a. Penimbangan Buah.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Tandan Buah Segar yang baru dipanen dari kebun diangkut dengan
dua kali. Pertama, untuk mengetahui berat kendaraan dalam keadaan berisi
muatan (tarra).
penampungan buah (fruit hoppers) yang dibuat kemiringan 135 0 terhadap dasar
alas kisi-kisi. Fruit hoppers dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat digerakkan
secara vertikal (turun naik) oleh tenaga elektris. Fungsi loading ramp adalah
sebagai berikut :
4. Stasiun Perebusan
TBS yang berada dalam lory rebusan diangkut dari Stasiun Penerimaan
Buah dengan bantuan transfer carier yang bergerak pada jaringan rel. Lory
rebusan ini selain sebagai alat angkut juga sebagai wadah untuk merebus buah.
Badan lory tersebut terbuat dari plat baja berlubang kecil dengan diameter 2 cm
dan jarak antar lubang 5 cm. Dengan adanya lubang pada lory, uap (steam) lebih
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
mudah masuk dan dapat memasak secara merata. Lory rebusan ini berisi penuh
dan merata dengan kapasitas rata 2,5 ton/lory. Tujuan perebusan ini adalah
sebagai berikut :
Dalam buah yang dipanen terdapat enzim lipase dan oksidase yang tetap
bekerja dalam buah sebelum enzim itu dihentikan dengan pelaksanaan tertentu.
Enzim dapat dihentikan dengan cara fisika dan kimia. Cara fisika yaitu dengan
cara pemanasana pada suhu yang dapat mendegradasi protein. Enzim lipase
persentase yang relatif kecil. Enzim pada umumnya tidak aktif lagi pada suhu
500C, oleh sebab itu perebusan pada suhu 1200 C akan menghentikan kegiatan
enzim.
Minyak dan inti sawit terdapat dalam buah maka untuk mempermudah
proses ekstraksi pengutipan minyak dan inti sawit, buah perlu dilepaskan dari
spiklet. Buah dapat terlepas dari Spiklet melalui cara hidrolisa hemiselulosa dan
pektin yang terdapat pangkal buah. Hidrolisa dengan reaksi biokimia telah terjadi
sebagian di lapangan yaitu pada proses pemasakan buah yang ditandai dengan
buah yang berondol. Reaksi hidrolisis dan hemiselulosa dan pektin terdapat dalam
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
ketel rebusan yang dipercepat oleh pemanasan. Panas uap tersebut dapat meresap
Sterilisasi buah dapat menyebabkan penurunan kadar air buah dan inti,
yaitu dengan cara penguapan baik pada saat perebusan maupun saat sebelum
pengempaan. Interaksi penurunan kadar air dan panas dalam buah akan
menyebabkan minyak sawit antara sel dapat bersatu dan mempunyai viskositas
yang rendah sehingga mudah keluar dari dalam sel sewaktu proses pengempaan
berlangsung.
d. Pemecahan emulsi
Minyak dalam buah berbentuk emulsi dapat lebih mudah keluar dari sel
jika berubah dari fase emulsi menjadi minyak. Perubahan ini terjadi dengan
polaritas yang sama dan berdekatan, sehingga minyak dan air masing-masing
terpisah. Peristiwa ini akan mempermudah minyak keluar dari buah. Penetrasi uap
yang sempurna pada buah, terutama pada buah yang paling dalam, akan
Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji hingga 15%.
Kadar air biji yang turun hingga 15% akan menyebabkan inti susut sedangkan
tempurung biji tetap, maka terjadi inti yang lekang dari cangkang. Hal ini akan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
membantu fermentase di dalam Nut Silo, sehingga pemecahan biji dapat
berlangsung dengan baik, demikian juga pemisahan inti dan cangkang dalam
proses pemisahan kering atau basah dapat menghasilkan inti yang mengandung
5. Stasiun Penebah
feeder dengan menggunakan hosting crane. Automatic feeder ini berfungsi untuk
(threser/stripper drum) dalam threser. Buah yang masih melekat pada tandan
akan lepas dan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan. Alat penebah
ini berupa drum yang terpasang secara horizontal dan berputar dengan kecepatan
pemipilan yang baik maka kehilangan minyak akan tinggi. Oleh sebab itu perlu
minyak dari buah dengan jalan melumat dan mengempal. Pada stasiun ini
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
a. Pengadukan (digesting)
buah (pericrape) terpisah dari biji (noten) dan menghancurkan sel-sel yang
mengandung minyak. Dalam waktu cepat agar minyak dapat diperas sebanyak-
Alat ini sering disebut ketel aduk yag terdiri dari bejana yang dilengkapi
dengan alat perajang, dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah
dikempa dalam screw press. Digester dilengkapi dengan alat pengaduk yang
berfungsi untuk merajang buah sehingga terjadi pelepasan daging buah dan biji
tekanan lawan yang kuat sehingga perajangan sempurna karena ketinggian buah
dalam digester akan menimbulkan tekanan di dasar digester semakin tinggi dan
tahanan lawan terhadap pisau semakin tinggi, dan pemecahan kantong minyak dan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Jika kondisi ini tidak terpenuhi, masa adukan akan sulit diproses pada saat
b. Pengempaan ( pressing)
dalam alat pengempa (screo press) yang berfungsi untuk mengempa massa
adukan sehingga terjadi pemisahan antara massa padat (biji, serat dan kotoran)
dengan cairan minyak kasar. Tujuan dari proses pengempaan ini adalah untuk
mengambil minyak yang ada dalam massa adukan semaksimal mungkin dengan
cara memompa pada tekanan tertentu. Tekanan kempa yang dibutuhkan 50-60
kg/cm2.
Alat pengempa yang digunakan adalah jenis kempa ulir ganda (double
screw press). Alat ini terdiri dari sebuah silinder (press cylinder) yang berlubang-
lubang yang didalamnya terdapat 2 buah ulir (feet screw dan main screw) yang
pengempaan adalah masuknya adonan ke dalam cylinder press dan mengisi worm.
Volume setiap space worm berbeda, semakin mengarah ke ujung as screw volume
a. Kapasitas olah alat yang tinggi, dan dapat menghemat tempat jika
b. Karena kapasitas yang tinggi maka biaya operasi per ton TBS sangat rendah.
hidrolic press.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
d. Kebutuhan tenaga (power) yang rendah untuk memeras buah.
palm oil (CPO) yang sudah dimurnikan dari impurities atau kotoran lainnya.
Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak sawit
mentah (CPO). Pemurnian minyak bertujuan agar tidak terjadi penurunan mutu
akibat adanya reaksi hidrolisis dan oksidasi. Hidrolisis dapat terjadi karena cairan
bersuhu panas dan cukup banyak air demikian juga oksidasi akan terjadi dengan
adanya Nos yang berupa bahan organik dan anorganik seperti Fe dan Cu berperan
proses:
a. Pengenceran
pasir dan serat-serat yang terdapat dalam minyak dapat berjalan dengan baik.
Pengenceran berlangsung dengan baik bila suhu air pengenceran 80-900C. Suhu
ini kadang-kadang tidak mendapat perhatian yang serius karena tangki air panas
berada di tempat yang lebih tinggi dari digester sehingga pengamatannya lebih
sulit. Jumlah air pengencer yang digunakan sangat bervariasi sehingga sulit
diketahui jika tidak menggunakan flow meter. Jumlah air pengencer yang
digunakan yaitu sebanding dengan crude oil yang keluar dari screw press.
Pemakaian air yang terlalu banyak akan menyebabkan penurunan kualitas unit
pengolahan PKS terutama pada alat klarifikasi. Hal ini diatasi dengan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
memperpendek retention time pada setiap alat pengolahan yang dapat
bermanfaat untuk:
− Menurunkan viskositas cairan sehingga zat yang memiliki BJ > 1,0 akan
mudah mengendap sedangkan zat yang memiliki BJ < 1,0 akan mengapung.
berdasarkan polaritas.
c. Ayakan Getar
Pemakaian ayakan getar bertujuan untuk memisahkan non oil solid yang
memenuhi standar. Ayakan getar dikenal dengan tipe vibro yang mempunyai
mekanisme pemisahan yang bekerja dengan cara getaran melingkar dan atas
bawah, yang terdiri dari 2 tingkat ayakan dengan ukuran 30 dan 40 mesh.
yang tidak larut dan lolos dari ayakan getar. Karena tangki ini ukuran kecil dapat
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
dikatakan bahwa retention time nya relatif singkat sehingga lebih berfungsi untuk
Fungsi utama oil tank adalah menampung minyak dan ayakan sebelum
dipompakan pada oil settling tank, yang ditempatkan tepat di bawah ayakan getar
Minyak yang berada di lapisan atas crude oil tank dipompakan ke oil
setling tank untuk diendapkan. Fungsi dari setling tank adalah mengendapkan
berlangsung secara sempurna apabila suhu minyak dapat dipertahankan pada suhu
800C. Pada suhu ini kekentalan lebih rendah sehingga fraksi-fraksi yang BJ≥ 1
Campuran minyak yang terdapat dalam oil setling tank terdiri dari 3
lapisan, yaitu: lapisan minyak, lapisan sludge, dan lapisan lumpur. Makin lama
cairan minyak berada dalam oil setling tank maka pemisahan akan semakin
sempurna dan lumpur pun akan mengendap di bagian dasar tangki. Kemudian
diteruskan ke continious setling tank yaitu tipe bak bersambung yang dapat
memisahkan lumpur sambil mengalir dari satu bak ke bak lain. Pemisahan dapat
berlangsung baik jika kecepatan alir lebih lambat dari kecepatan mengendap.
Pemisahan sludge berjalan dengan baik yaitu pada bak pertama cairan memisah
menjadi dua fase yaitu fase ringan dan fase berat. Fase berat mengalir dari bak
yang satu ke bak lainnya melalui dasar tangki sedangkan fase ringan mengalir dari
bagian atas.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
8. Pemisahan pasir
a. Sand cyclone
Alat ini ditempatkan pada pipa aliran antara setling tank dengan sludge
separator yang berperan untuk mengurangi jumlah pasir dan peralatan kasar. Alat
ini terbuat dari logam atau porselin yang dapat memisahkan lumpur atau pasir
b. strainer
Alat ini ditempatkan sebelum cairan diolah dalam sludge operator. Alat
ini memisahkan pasir dengan sistem saring. Alat penyaring terdiri dari fibre yang
c. Sludge Tank
Sludge yang berasal dari oil setling tank dipompakan pada sludge tank
dengan melalui desander, untuk membuang pasir-pasir halus yang terdapat pada
desander, karena alat ini dapat berfungsi apabila pembuangan pasir dilaksanakan
secara kontinu sludge yang berasal dalam sludge tank mendapatkan pemanasan
dengan mengguanakan pipa uap tertutup agar minyak tidak goncang. Untuk
dengan alat stirrer dengan catatan tidak boleh terjadi pembentukan emulsi
kembali.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
9. Sludge Centrifuge
Sludge yang masuk ke dalam sludge centrifuge terdiri dari bahan mudah
menguap. Tujuan dari proses ini adalah memisahkan minyak dari air dan kotoran,
dengan kata lain memisahkan minyak dari fraksi yang berat jenis nya 1. Air dan
kotoran yang dipisahkan disebut dengan air drab dengan kadar minyak 7 - 10%.
Fraksi ringan dikembalikan ke oil setling tank. Suhu minyak dalam sludge
sparator dipertahankan diatas 900C yang dapat dibantu dengan pemberian uap gas.
Cairan yang telah dibebaskan dari pasir-pasir halus dipompakan lagi ke oil setling
tank.
Cairan yang berada di permukaan tangki CST dialirkan ke dalam oil tank.
Minyak ini masih mengandung air dan kotoran-kotoran ringan. Alat COT
dilengkapi dengan pipa coil pemanas, yang digunakan untuk menaikkan suhu
pemisahan minyak dengan air dan kotoran ringan dengan cara pengendapan, yaitu
zat yang memiliki berat jenis lebih berat dari minyak akan mengendap pada dasar
tangki. Suhu minyak dalam oil tank sangat berpengaruh pada perlakuan
selanjutnya karena tidak terjadi lagi pemanasan, sehingga dianggap suhu pada oil
tank adalah sumber panas untuk pengolahan lanjutan seperti pada oil purifier dan
vacum dryer.
Alat purifier ini sering disebut oli centrifuge, yang berfungsi memurnikan
minyak dari kotoran-kotoran. Prinsip kerja dari alat ini memisahkan fraksi yang
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
BJ ≥ 1 artinya kotoran tergolong dalam fraksi berat. Semakin besar dibuat ukuran
kapasitas olah alat itu sendiri, maka semakin menurun kemampuan untuk
memurnikan minyak.
dipengaruhi oleh :
− Komposisi umpan yang akan diolah, karena ratio antara minyak antara air dan
Minyak yang masih mengandung air 0,6 - 1,0% perlu dikeringkan agar air
tersebut tidak lagi berfungsi sebagai bahan pereaksi dalam reaksi hidrolisis. Maka
Pengeringan ini dapat dilakukan dengan panas dalam udara terbuka, pemanasan
minyak dapat mempengaruhi mutu minyak dan dapat diketahui dari hasil
pengeringan.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
2.8.3.2. Proses Pegolahan Inti Sawit
Ampas press yang keluar dari screw press terdiri dari serat dan biji yang
masih mengandung air yang tinggi dan berbentuk gumpalan, oleh sebab itu perlu
dipecah dengan alat pemecah ampas yang disebut dengan cake breaker Conveyor
dilakukan pemanasan CBC sehingga kadar air ampas menurun dan mudah
pemisahan serat dengan biji dalam depericarper yang merupakan penentu dalam
efisiensi pemecahan biji dalam alat pemecah biji. Untuk mempercepat penguapan
air pada CBC dilakukan pemanasan ampas di sepanjang mantel CBC, akan tetapi
pengeringan ini kurang sempurna karena panjang CBC terlalu pendek dan hisapan
fibre cyclone kurang kuat sehingga kelembaban udara di atas permukaan ampas
tetap tinggi yang tidak mendukung terhadap proses evaporasi uap, dan akan
2. Polishing Drum
Ampas presan yang terdiri dari serat, biji dan inti dipecah oleh cokbreaker
sehingga lebih mudah blower untuk memisahkan fraksi ringan dan fraksi berat.
Fraksi ringan terdiri dari serat, inti pecah halus, pecahan tempurung tipis dan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
debu. Fraksi berat adalah biji utuh,biji pecah, inti utuh dan inti pecah. Pemisahan
menghilangkan serat-serat yang masih melekat pada biji dan menggangu jalannya
proses pemecahan biji pada nut cracker, yaitu daya pentalnya (collsion) berkurang
yang berakibat pada proses pemecahan biji lebih lama, yang sekaligus mengurangi
1. Fermentasi Biji
Untuk mempermudah pemecahan biji dalam cracker, maka pektin yang berfungsi
sebagai perekat inti pada tempurung perlu dirombak dengan proses kimia seperti
pada pegolahan biji sawit. Pemeraman biji sering dialiri dengan udara panas
hingga suhu silo berkisar antara 40-600C. Pemanasan dengan suhu rendah
bertujuan untuk membantu proses hidrolisa, bila suhu terlalu tinggi dapat
cracker kurang berhasil yaitu meningkatnya inti pecah, inti lekat dalam
2. Nut Grading
Alat pemecah biji disebut dengan Nut cracker. Biji yang telah diperam
dalam Nut silo akan dipecahakan dalam Nut cracker. Sebelum pemecahan biji
alat Nut grading yaitu drum berputar terdiri dari ukuran lobang yang berbeda-
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
beda. Biji yang telah diseleksi terdiri dari 3 fraksi yaitu kecil (8 - 14 mm), sedang
3. Pemecahan biji
yaitu dengan cara menekan biji dengan rotor pada dinding bergerigi dan
menyebabkan pecahnya biji. Ripple Mill terdiri dari 2 unit yaitu Pengolahan
Fraksi Tenera dan Fraksi Dura. Fraksi Dura merupakan fraksi yang memiliki
tempurung yang tebal sedangkan tenera merupakan hasil persilangan Dura dengan
Psifera menghasilkan buah bertumpurung tipis dan inti yang besar. Efesiensi
jarak antara rotor dengan pilar bergerigi dan ketajaman gerigi plat disusun
Biji yang berada dalam alat mengalami frekuensi benturan yang cukup
tinggi baik dengan plat bergerigi maupun antar rotor. Sehingga frekuensi pukulan
kontiniutas biji yang masuk dan tetap seimbang dengan kapasitas olah maka alat
ini dilengkapi dengan penangkap logam. Alat ini dapat memecah biji tanpa
melalui pemeramam dengan nut silo asalkan dalam proses perebusan dilakukan
dengan sempurna yaitu tekanan rebusan 3 kg/cm2 dengan sistem 3 puncak selama
90 menit, yang setara dengan kadar air 15%. Efesiensi pemecahan biji dipengaruhi
oleh :
a. Kondisi Ripple Mill. Keadaan Plat yang bergerigi tumpul dan bengkok akan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
b. Jarak rotor dengan plat. Jarak yang terlalu rapat akan menyebabkan persentase
biji yang remuk cukup tinggi dan bila jarak terlalu renggang, maka pemecahan
c. Putaran rotor. Putaran yang terlalu cepat akan menghasilkan biji yang hancur
pemisahan fraksi halus oleh winnowing. Sampah halus akan terpisah dan fraksi
berat akan dicampur dengan air yang kemudian inti dipisahkan dari tempurung
berdasarkan berat jenis. Untuk memperbesar selisih berat jenis inti dengan
tempurung maka campuran dilewatkan melalui siklon, sehingga inti akan keluar
dari atas permukaan cyclone dan tempurung dari bagian bawah yang kemudian
5. Pengeringan Inti
asam lemak bebas, pemecahan protein dan hidrolisa karbohidrat yang cukup
banyak terkandung terutama dalam inti sawit yang dihasilkan dengan pemisah
secara basah alat pengeringan inti yang dipakai adalah tipe rectangulair. Alat ini
mengeringkan inti dengan udara panas, yaitu mengalirkan udara melalui heater
yang terdiri dari spiral berisi uap panas dengan suhu 1300C (heater panas), 850 C
(heater tengah), dan 600C heater bawah. Untuk memperoleh mutu inti yang sesuai
dengan keinginan konsumen maka pemanasan pada ketiga tingkat tersebut dibuat
suhu yang berbeda-beda yaitu suhu atas, tengah, dan bawah untuk pengeringan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
inti basah berturut-turut 70, 80, dan 600C dan untuk pengeringan inti kering
berturut-turut 70, 70, dan 600C. Udara panas dihembuskan dan keluar dari lobang
yang sudah ada, sehingga pengeringan inti setiap lapisan dapat terjadi dengan
baik. Masa pengeringan tergantung dari kadar air dalam inti, yang dipengaruhi
oleh sistem perebusan buah, fermentasi biji dan sistem pemisahan inti dengan
cangkang.
pengutipan inti yang tinggi jika rendeman inti yang diperoleh mendekati
rendeman teoritis umumnya lebih besar dari 90%. Oleh sebab itu, pengolahan biji
sawit dilakukan dengan pola sistem basah. Pada pola ini pemeraman biji dengan
silo biji yang dialiri dengan udara panas diatur suhu silo berkisar antara 50 –
700C. Suhu Nut Silo bagian atas 700C, bagian tengah 600C, dan bagian bawah
hidrolisis, bila suhu terlalu tinggi dapat menyebabkan pektin mengering dan sulit
inti pecah, inti lekat dalam tempurung yang dapat menurunkan kualitas.
Mesin dan peralatan adalah salah satu faktor utama dalam proses produksi,
Nusantara IV (Persero) Pabatu untuk setiap stasiun kerja dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
BAB III
LANDASAN TEORI
(peralatan, mesin) sehingga pada saat dibutuhkan dapat dipakai sesuai dengan
kondisi yang diharapkan. Hal ini dapat dicapai antara lain dengan melakukan
menyelesaikan pesanan dari konsumen. Hal ini merupakan tanggung jawab dari
antara lain kerusakan yang dialami mesin ketika proses produksi sedang berjalan.
terhadap mesin.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
3.1.2. Tujuan Kegiatan Perawatan
berikut:
pemakaian darurat.
yaitu:
pada suatu sistem ataupun produk. Tujuan perawatan jenis ini adalah untuk
digunakan dalam proses produksi. Salah satu yang menjadi alat dalam sistem
1
Sumber: Assauri, Sofjan,.”Manjemen Produksi”. LPFE. Universitas Indonesia, Edisi Ke IV, p
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
perawatan terencana ini adalah model reliability (keandalan). Hal ini
suatu sistem atau produk untuk dapat bertahan dengan baik selama waktu
A. Mencegah kerusakan
a) Pembersihan
b) Penggantian
c) Pemeriksaan
B. Mendeteksi kerusakan
a) Pengujian
b) Percobaan
c) Penelitian
2. Corrective Maintenance
Tindakan perawatan korektif ini dilakukan bila sudah terjadi kerusakan pada
suatu sistem ataupun produk. Kerusakan ini dapat bersifat ringan maupun
1. Pergantian (Correction)
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Corrective maintenance kurang baik digunakan karena dapat
pada berbagai industri, misalnya dalam penetuan jumlah suku cadang dalam
kegiatan perawatan.
sebagai probabilitas suatu sistem atau produk dapat beroperasi dengan baik tanpa
mengalami kerusakan pada suatu kondisi tertentu dan waktu yang telah
yaitu 3:
1. Probabilitas
2
Sumber: A.K. Govil,”Reliability Engineering”,Mc.Graw Hill Publishing Co.,p.6
3
Sumber: Priyanta, Dwi,.,”Keandalan dan Perawatan”.,p.10 Jurnal Internet.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
untuk menilai kelayakan suatu sistem. Menandakan bahwa reliability
unit terdapat suatu standar untuk menetukan apa yang dimaksud dengan
Tujuan yang diinginkan, dimana kegunaan peralatan harus spesifik. Hal ini
konsumen.
4. Waktu (Time)
reliability. Waktu yang dipakai adalah MTBF (Mean Time Between Failure)
dan MTTF (Mean Time to Failure) untuk menentukan waktu kritik dalam
pengukuran reliability.
faktornya tidak hanya dialamatkan untuk kondisi selama periode waktu tertentu
ketika sistem atau produk sedang beroperasi, tetapi juga ketika sistem atau
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
produk berada di dalam gudang (storage) atau sedang bergerak (trasformed)
sebagai basis untuk mengambil keputusan. Selain itu teori reliability dapat
digunakan untuk memprediksi kapan suatu sparepart pada suatu mesin akan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
1. Fungsi Kepadatan Probabilitas 4
∞). (0,
menerus (continious) dan bersifat probabilistik dalam selang waktu
tinggi, jarak, jangka waktu. Untuk suatu variabel acak x kontinu didefenisikan
berikut:
1. f (x ) ≥ 0
∞
2. ∫ f (x )dx =1
−∞
b
3. P(a < X < b) = ∫ ( x)dx
a
x
F(X) = P(X≤x) = ∫ f (t )
0
3. Fungsi Keandalan 6
Bila variabel acak dinyatakan sebagai suatu waktu kegagalan atau umur
R(X) = P(T>t)
4
A.K.S. Jardine,”Maintenance, Replacement, and Reliability”.,p.31. ;
Jurnet.,”Penentuan keandalan pada model Sterss”.,P.1-4.
5
A.K.S. Jardine,”Maintenance, Replacement, and Reliability”.,p.17;
Jurnet.,”Penentuan keandalan pada model Sterss”.,P.1-4.
6
Sumber: C.O. Smith,”Intoduction to Reliability Design”.,p.8-12.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
T : Waktu operasi dari awal sampai terjadi kerusakan (waktu kerusakan) dan f(x)
0
F(t)) = P(T<t) = ∫ f (t )
−∞
R(t) =1-P(T<t)
x
= ∫ f (t ) dx
0
= 1-F(t)
β
t
R(t) = exp −
α
dengan panjang interval waktu mendekati nol, maka fungsi laju kerusakan adalah
laju kerusakan sesaat. Rata-rata kerusakan yang terjadi dalam interval waktu t1-t2
t2
∫ f (t )dt
λ= t1
∞
(t2 − t1 ) ∫ f (t )dt
t1
7
A.K.S. Jardine,”Maintenance, Replacement, and Reliability”.,p.19-22
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
t2 t2
∫ f (t )dt − ∫ f (t )dt
=
t1 t2
∞
(t2 − t1 ) ∫ f (t )dt
t1
R(t1 ) − R(t2 )
=
(t2 − t1 ) R(t1 )
Jika disubstitusi t1= t, dan t2= t + h maka akan diperoleh laju kerusakan
rata-rata ( λ ) adalah:
R(t1 ) − R(t2 )
=
hR(t )
R(t ) − R(t + ∆t )
h(t) = lim
h →0 hR(t )
1 d dR(t )
=− R (t ) ; f (t ) = −
R(t ) dt dt
f (t )
=
R(t )
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Laju
Kerusakan
(λ)
Unrealibility
(F(t))
Realibility
(R(t))
Waktu (t)
mewakili data yang aktual. Distribusi ini biasa digunakan dalam menggambarkan
β −1
βt t β
f (t ) = exp −
α α α
t β
F (t ) = 1 − exp −
α
t ≥ γ ;α , β ≥ 0
3. Fungsi Keandalan
t β
R(t ) = exp −
α
R(t ) = 1 − F (t )
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
4. Fungsi Laju Kerusakan
β −1
f (t ) β t
h(t ) = =
R(t ) α α
γ = Parameter lokasi
β
t
R(t ) = exp−
α
β
1 t
= exp
R(t ) α
β
1 t
ln =
R(t ) β
= β (ln t − ln α )
1
ln ln
R(t )
Y = log e (− log (1 − F (t ))
Y = log R (t )
1
Y = ln ln ( )
R(t )
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
X = ln t
c = − β ln α
terkecil) 8:
n∑ X iYi − ∑ X i ∑ Yi
β =
∑ ( X ) − (∑ X )2 2
i i
n∑ X i ∑Y − ∑ X ∑Y
2
c= i i i
n∑ X − (∑ X )
2 2
i i
c
α = exp −
β
(t3 − t 2 )(t 2 − t1 )
γ = t2 −
(t3 − t 2 ) − (t 2 − t1 )
Bentuk umum dari laju kerusakan rata-rata sebagai fungsi waktu (λ) dapat
dilihat pada siklus hidup komponen (bathtub curve) 9 seperti pada Gambar 3.1.
8
Sumber: A.K. Govil,”Reliability Engineering”,Mc.Graw Hill Publishing Co.,p.45
9
Govil.,A.K.,”Reliability Engineering”.,p.13; Michael, Beasley.,”Reliability for Engineering”.,p.25
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Gambar 3.1. Siklus Hidup Komponen
Bagian pertama dari kurva ini, yaitu masa awal dari suatu sistem atau
komponen, ditandai dengan tingginya kegagalan pada fase awal dan berangsur-
angsur turun seiring dengan bertambahnya waktu. Hal ini disebabkan kesalahan di
dalam operasi. Kerusakan seperti ini disebut kerusakan dini (early failures) (β<1).
Bagian kedua dari kurva ini ditandai dengan laju kegagalan yang konstan
dari komponen atau sistem hal ini disebabkan pembebanan mesin yang melewati
batas standart (over load). Kerusakan seperti ini disebut kerusakan tidak terduga
Bagian ketiga dari kurva ditandai dengan menaiknya laju kegagalan dari
komponen atau sistem seiring dengan bertambahnya waktu. Hal ini disebabkan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
3.5. Uji Kecocokan Distribusi
hubungan antara laju kerusakan dan waktu maka distribusi yang terbentuk dalam
yang dicapai telah menunjukkan distribusi Weibull maka dilakukan uji distribusi.
A. Uji Kolmogorov-Smirnov
Uji kolmogorov-smirnov atau d-test adalah suatu test yang digunakan untuk
melakukan uji terhadap distribusi waktu kerusakan. Dasar dari test adalah
merupakan uji non-parametrik. Pada dasarnya, jika uji parametrik dan uji non
parametrik dapat diterapkan untuk data yang sama, maka uji non parametrik
seharusnya dihindari dan sebaiknya digunakan uji parametrik yang lebih efisien.
Akan tetapi, karena asumsi normalitas seringkali tidak dapat dijamin berlaku, dan
juga karena hasil pengukuran tidak selalu bersifat kuantitatif, maka para pakar
statistika telah menyediakan sejumlah metode non parametrik dan salah satunya
populasi yang paling besar kemudian jarak ini dibandingkan dengan menilai
kritis. Bila jarak tersebut terlalu besar maka kemungkinan bahwa contoh berasal
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Cara pengujiaannya adalah :
Untuk tingkat kepercayaan α dan n yang sesuai diperoleh harga D dari tabel
pengujian. Pengujian akan ditolak apabila harga Dmax lebih besar dari harga D
1. Data waktu kerusakan (TTF), hasil pengamatan diurutkan dari yang terkecil
ketidakandalan (F(t)).
F (t ) = 1 − R(t )
Weibull.
t β
S (t ) = 1 − exp −
α
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
5. Menentukan nilai mutlak dari selisih antara nilai fungsi distribusi teoritis
Smirnov, data dapat dikatakan berdistribusi Weibull bila Dmax < Dn:α.
B. Uji Mann
Uji Mann adalah distribusi yang biasa digunakan untuk uji distribusi
r −1
Xi + 1 − Xi
∑
i = ( r / 2 ) +1 Mi
S = r −1
Xi + 1 − Xi
∑i =1
Mi
Keterangan:
Xi = ln ti
Mi= Tabel
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Ho akan diterima bila nilai Sα tes < Sα tabel dan sebaliknya bila Sα test >
Persediaan adalah material, dapat berupa bahan baku, barang setengah jadi, atau
produk jadi, yang disimpan dalam gudang atau pada suatu tempat dimana barang
ketersediaan, dan usaha untuk menentukan ukuran pemesanan yang optimal yang
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan
yaitu:
berikut:
1. Faktor waktu
2. Faktor Ketergantungan
ekonomis.
3. Faktor Ketidaktentuan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
perusahaan. Persediaan dapat membantu perusahaan mengantisipasi kejadian-
4. Faktor Terpenuhi
potongan harga bila perusahaan membeli barang dalam jumlah yang besar.
tersebut.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
b. Variabel demand, adalah sistem persediaan dimana pola permintaan
a. Constant lead time, adalah sistem persediaan dimana lead time tetap
sepanjang waktu.
b. Variabel lead time, adalah sitem persediaan dimana lead time bervariasi
suatu siklus waktu tertentu. Status sistem dan keputusan jumlah pemesanan
lainnya.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
e. Singel order quantity, adalah sistem persediaan dimana pemesanan
sekaligus. Proses semacam ini disebut dengan keputusan satu kali (statis).
persediaan pada akhir periode yang direncanakan dan tidak dapat melakukan
pemesanan kembali.
(dinamis)
Untuk kasus dinamis ada dua sistem pemesanan yang dapat dilakukan
yaitu:
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
selama waktu ancang-ancang (lead time). Jadi kesimpulannya dalam
rata.
Pada sistem ini selang waktu antara pemesanan adalah tetap, sedangkan
tertinggi dari biaya penggunaan material per periode waktu tertentu (harga per
unit material dikalikan volume penggunaan dari material itu sampai periode waktu
tertentu)10.
Klasifikasi ABC mengikuti prinsip 80-20, atau hukum pareto dimana sekitar 80 %
inventori.
10
Sumber: Assauri Sofjan.,”Manajemen Produksi dan Operasi”.,p.265
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Tujuan dari analisis ABC adalah untuk menentukan:
diuji lebih sering dalam hal akurasi catatan inventori dibandingkan material-
bahan-bahan baku bernilai tinggi (high cost) dan penggunaan dalam jumlah
4. Keamanan: meskipun nilai biaya per unit merupakan indikator yang lebih baik
1. Tentukan volume penggunaan per periode waktu dari material inventori yang
akan diklasifikasikan
2. Kalikan volume penggunaan per periode waktu dari setiap material inventori
dengan biaya per unitnya guna memperoleh nilai total penggunaan biaya per
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
3. Jumlahkan nilai total penggunaan biaya dari semua material inventori itu untuk
4. Bagi nilai total penggunaan biaya dari setiap material inventori itu dengan nilai
5. Daftarkan material dalam rank persentase nilai total penggunaan biaya dengan
(Q) dan reliability (R), maka dipakai distribusi statistik yaitu distribusi Weibull
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Realibility
Persediaan
terhadap kegagalan dan perbaikan kembali komponen kritis mesin dalam rangka
Q=Nx λ xt
λ=
(t / α )β
t
α = parameter skala
β = parameter bentuk
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
pengerjaan dan penyelesaian terhadap suatu masalah yang akan dilakukan. Setiap
tahap bisa saja tergantung pada tahapan yang dilakukan sebelumnya, sehingga
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Pemecahan Masalah
11
Sumber: Blanchard, S,Benjamin,and ”System Engineering and Analysis”.,p.466
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai pada tugas akhir ini adalah penelitian yang
bersifat deskriptif yang menjelaskan kondisi dari suatu sistem dengan pengamatan
yang dilakukan.
permasalahan yang akan diteliti serta lebih mengetahui objek penelitian. Teori-
teori dan hasil penelitian yang telah ada dan memiliki relevansi dengan masalah
yang diteliti, dijadikan landasan teori sebagai kerangka berfikir bagi penyelesaian
tahap-tahap penelitian dari awal sampai pada tahap penulisan laporan. Studi
1. Studi literatur dan membaca laporan penelitian yang sudah ada serta
penelitian.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
teori-teori yang sudah ada di buku ataupun jurnal. Teori-teori dan hasil penelitian
yang telah ada dan memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti, dijadikan
ditentukan apa yang dapat diangkat untuk dijadikan masalah pada perusahaan.
mesin yang tidak cepat pada saat terhentinya proses produksi secara tiba-tiba
karena adanya mesin produksi yang mengalami gangguan. Berdasarkan gejala ini
maka dapat diidentifikasikan bahwa sistem perawatan terencana yang belum ada
penerapannya pada perusahaan ini terlihat dari kerusakan mesin yang terjadi
lebih lama.
Objek yang diteliti adalah komponen mesin produksi yang berperan vital
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
(persero) yang berlokasi di Tebing Tinggi (Pabatu). Dalam hal ini yang menjadi
objek penelitian adalah mesin Sludge separator. Alasan pemilihan mesin sludge
separator karena mesin ini memiliki peranan yang besar, hal ini terlihat dari fungsi
mesin sludge separator adalah memisahkan minyak dari air dan kotoran dengan
kata lain memisahkan minyak dari fraksi yang berat jenis nya lebih dari satu.
melalui wawancara. Pada dasarnya sumber data dibagi dalam dua jenis, yaitu :
a. Data Primer
produksi dan sistem informasi yang digunakan untuk pengurutan produksi, serta
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung diamati peneliti. Data ini
merupakan data yang diperoleh dari dokumen perusahaan, hasil penelitian yang
sudah lalu dan data lainnya. Dalam penelitian ini data diperoleh dari karyawan
logistik dan operator objek penelitian. Data sekunder yang dibutuhkan dalam
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
3. Harga pembelian masing-masing suku cadang.
pemakaian suku cadang dan data kerusakan suku cadang untuk sludge
separator machine.
machine.
urutan konsep keandalan, dimana blok diagram pengolahan data dapat dilihat pada
Gambar 4.2.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Pengamatan
Pendahuluan
Pengumpulan Data
- Data Primer
- Data Sekunder
Penentuan Komponen
Kritis
- Metode ABC
Pengujian distribusi
Waktu antar kerusakan
- R (t ) dengan
pendekatan harga
tengah
Menghitung nilai
parameter
- keandalan dan
fungsi- fungsi
keandalan
Menentukan
ekspektasi jumlah
kebutuhan
komponen kritis
Menentukan Jumlah
Persediaan Suku
Cadang
Berdasarkan Fungsi
Laju Kerusakan
Penentuan Q* dan r
Analisis Data
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
4.7.1. Pemilihan Komponen Kritis Dengan Metode ABC
klasifikasi material adalah diagram pareto atau istilah lain metoda ABC. Metoda
ini didasari oleh pertimbangan biaya nilai investasi, frekuensi kerusakan, dan
antar kerusakan komponen kritis tersebut yang sesuai dengan karakteristik data
weibull telah digunakan secara luas dalam teknik keandalan sebagai model
eksponensial, bila 3,5< ß < 4 akan mendekati distribusi normal. Selain itu
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
distribusi ini juga dapat digunakan untuk ukuran sampel yang kecil dan data
dilakukan dengan uji distribusi weibull dua parameter yang dikembangkan oleh
kelompok Mann. Uji distribusi dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah data
interval waktu kerusakan (TTF) yang dipergunakan telah sesuai dengan distribusi
kerusakan yang telah dipilih yaitu distribusi weibull. Uji Mann digunakan karena
dapat digunakan untuk sampel data yang kecil dan proses perhitungannya lebih
sederhana.
Fungsi-fungsi Keandalan
Apabila telah terbukti bahwa pola antar kerusakan berdistribusi weibull dua
weibull dua parameter. Secara sistematis, perhitungan dari setiap fungsi distribusi
meliputi:
Fungsi keandalan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
4.7.4. Penentuan Jumlah Persediaan
mesin Sludge separator untuk interval waktu satu tahun berdasarkan fungsi laju
perkalian antara komponen terpasang spare part pada mesin, nilai rata-rata fungsi
laju kerusakan spare part dalam waktu satu tahun dan waktu pemakian mesin
(r)
optimal digunakan model persediaan Q (lot size reorder point models), dimana
jumlah pesanan tetap dan interval waktu pemesanan berbeda. Pemilihan metode
Pada Gambar 4.2. dapat dilihat flow chart proses pengolahan data untuk
metode reliability.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
4.8. Analisa Data
harga fungsi laju kerusakan spare part dalam waktu tertentu dan berdasarkan
fungsi laju kerusakan ini dapat diperoleh berapa jumlah persediaan suku cadang
yang harus disediakan di gudang apabila terjadi kerusakan pada spare part mesin
sludge separator, sehingga proses produksi tetap berjalan dengan lancar dan tepat
berapa jumlah pemesanan dan kapan pemesanan kembali yang ekonmis dan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
BAB V
kepada pekerja dan buku petunjuk pengoperasian mengenai cara kerja mesin
komponen mesin sludge separator dalam suatu kurun waktu. Data lain juga
serta kerusakannya dapat dilihat pada Tabel 5.1. dan Gambar mesin sludge
bengkel umum Pada PT. Perkebunan NUsantara IV Unit Pabatu (persero). Data
terjadinya waktu kerusakan kerusakan ini diambil dari dua tahun terakhir yaitu
mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2008. Dari data waktu terjadinya
kerusakan ini nantinya akan dapat diketahui waktu antar kerusakan dari
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
komponen kritis. Data waktu kerusakan keseluruhan komponen dapat dilihat pada
Lampiran 4.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
5.1.2. Daftar Harga Komponen Mesin Sludge separator
Komponen mesin sludge separator ini sangat banyak dan tidak semua
komponen mengalami kerusakan pada dua tahun terakhir ini, maka penulis disini
dua tahun terakhir saja beserta frekuensi kerusakannya yang dapat dilihat pada
Tabel 5.2. Data ini nantinya digunakan untuk melakukan pemilihan komponen
kritis.
Tabel 5.2. Daftar Rata-rata Penggunaan dan Biaya Per Unit Spare part
Mesin Sludge Separator Yang Sering Mengalami Kerusakan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Tabel 5.2. Daftar Rata-rata Penggunaan…………. (Lanjutan)
pareto.
kumulatif)
apakah data interval waktu (TTF) berdistribusi weibull yang telah dipilh
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
4. Menentukan nilai konsep keandalan komponen kritis berdasarkan data
sludge separator untuk interval waktu satu tahun berdasarkan fungsi laju
kerusakan.
didasarkan pada biaya untuk membeli dan pengadaan satu komponen. Metode ini
penggunaan biaya per periode waktu untuk setiap material inventori itu.
3. Jumlahkan nilai total penggunaan biaya dari semua material inventori itu
4. Bagi nilai total penggunaan biaya dari setiap material inventori itu dengan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
6. Klasifikasikan material-material inventori itu ke dalam kelas A, B dan C
non kritis).
didasarkan pada harga satuan, jumlah kebutuhan, dan frekuensi kerusakan pada
dua tahun terakhir, sehingga jumlah kumulatif biaya paling besar maka komponen
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Tabel 5.3. Analisa........... (Lanjutan)
No Nama Komponen Harga Frek Biaya
(Rp) Total (Rp)
15 Distribution Tube, Pn 536224.01 1296000 1 1296000
16 Nofuse Breaker 50A -3P 600000 1 600000
17 Seal Ring 67034 425000 1 425000
18 Spring, Pn 66191 250000 1 250000
19 Elastic Plate, Pn 60571-00 100000 2 200000
20 Bearing SKF 6308 200000 1 200000
21 Seal Ring 71866 50000 2 100000
22 Bearing SKF 6305 92000 1 92000
23 Bearing SKF 6206 76000 1 76000
24 Seal Ring 38411 50000 1 50000
Total 34.260.000 52 137509000
diurutkan dari jumlah yang terbesar hingga terkecil, seperti pada Tabel 5.4.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Tabel 5.4. Analisa Persentase.................. (Lanjutan)
Jumlah Persen
Persen
No Nama Komponen Biaya Kumulatif
(%)
(Rp) (%)
11 Level Tube, Pn 516240-82 4560000 3.3161 91.2377
12 Erotion Guard Lower 535892.80 4200000 3.0543 94.2920
13 Friction Block, Pn 74316 2910000 2.1162 96.4082
14 Slave Bottom Bearing, 521651.2 1650000 1.1999 97.6082
15 Distribution Tube, Pn 536224.01 1296000 0.9425 98.5506
16 Nofuse Breaker 50A -3P 600000 0.4363 98.9870
17 Seal Ring 67034 425000 0.3091 99.2960
18 Spring, Pn 66191 250000 0.1818 99.4779
19 Elastic Plate, Pn 60571-00 200000 0.1454 99.6233
20 Bearing SKF 6308 200000 0.1454 99.7687
21 Seal Ring 71866 100000 0.0727 99.8415
22 Bearing SKF 6305 92000 0.0669 99.9084
23 Bearing SKF 6206 76000 0.0553 99.9636
24 Seal Ring 38411 50000 0.0364 100.0000
Total 137509000 100,0000%
selanjutnya dianalisis dengan analisa pareto dan dibagi menjadi tiga kelas seperti
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Tabel 5.5. Klasifisikasi Komponen Menurut Konsep ABC
Persentase Persentase
Persentase Jumlah
No Nama Spare Part Nilai Tiap Nilai Kategori
Barang
Barang (%) Barang
1 Bowl Spindle, Pn 67347-00 17.4534
2 Paring Disc, Pn 528537-02 14.5445
4
3 Friction Pad & Screw 71628 Lbg 4 14.4572 59,9524 x 100% = 16,6666 A
24
4 Nozzle Q 1,60 mm, Pn 534149.83 13.4973
5 Distribution Inset Pn, 531445.02 7.2723
6 Ball Bearing, Pn 65186 (6015M) 4.5815
7 Bushing Pn 532680-01 4.1888 5
24,2602 x 100% = 20,8333 B
8 Ball Bearing, Pn 651857 (6014M) 4.1452 24
9 Erotion Guard Upper, 531444.80 4.0725
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Berdasarkan analisa pareto (Metoda ABC) diatas, diperoleh bahwa
terdapat empat komponen yang termasuk kedalam kelas A yaitu, Bowl Spindle.
Pn 67347-00, Paring Disc. Pn 528537-02, Friction pad & screw 76282 Lbg 4, dan
sludge separator dilakukan terhadap semua spare part yang berada dalam kelas A
120.0000%
160000000
140000000 100.0000%
Jumlah Modal
Persentase
120000000
Kumulatif
80.0000%
100000000
80000000 60.0000%
60000000 40.0000%
40000000
20000000 20.0000%
0 0.0000%
1 2 3
Kelas
i − 0,3
F(t) = R(t) = 1-F(t)
n + 0,4
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Metode ini digunakan untuk menaksirkan keandalan yang berdistribusi
weibull. Selain itu metode ini dapat digunakan untuk penelitian yang memiliki
bentuk dari laju kerusakan dari suatu komponen. Distribusi ini sesuai digunakan
kerusakan dalam penerapannya. Ada tiga parameter distribusi Weibull yang dapat
n∑ X iYi − ∑ X i ∑ Yi
β=
n∑ ( X i ) 2 − (∑ X i )
2
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
n∑ X i ∑Y − ∑ X ∑ X Y
2
c= i i i i
n∑ X − (∑ X )
2 2
i i
c
α = exp −
β
(t3 − t 2 )(t 2 − t1 )
γ = t2 −
(t3 − t 2 ) − (t 2 − t1 )
berikut:
i − 0,3
F(ti) =
n + 0,4
1 − 0,3
R(28) =
4 + 0,4
R(28) = 0,1590
R(t) = 1- F(t)
F(28) = 1 − 0,1590
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
F(28) = 0,8409
(TTF) Yi
No (i) Rank (ti) R(t) F(ti) Xi Yi.Xi Xi2
Hari (ln(ln1/R(t)))
1 106 3.5333 0.8409 -1.7529 0.1591 4.6634 -8.1745 21.7477
2 148 4.9333 0.6136 -0.7167 0.3864 4.9972 -3.5816 24.9721
3 194 6.4667 0.3864 -0.0503 0.6136 5.2679 -0.2648 27.7503
4 204 6.8000 0.1591 0.6088 0.8409 5.3181 3.2378 28.2824
Total -1.9110 2,0000 20.2466 -8.7831 102.7525
Keterangan:
∑xi = 20,2466
∑yi = -1,9110
(∑xi)2 = 409,9248
∑xi2 = 102,7525
∑xi.yi = -8,7831
n∑ X iYi − ∑ X i ∑ Yi
β=
n∑ ( X i ) 2 − (∑ X i )
2
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
4 × (−8,7831) − (20,2466) × (−1,9110)
β=
4 × 102,7525 − (20,2466) 2
β = 3,2838
n∑ X i ∑Y − ∑ X ∑ X Y
2
c= i i i i
n∑ X − (∑ X )
2 2
i i
c =16,6163
c
α = Exp
β
16,6163
= Exp
3,2838
= 157,5905
Weibull berdasarkan interval waktu kerusakan (TTF) untuk dapat dilihat pada
Tabel 5.7.
i − 0,3
F(ti) =
n + 0,4
1 − 0,3
R(28) =
5 + 0,4
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
R(28) = 0,1296
R(t) = 1- F(t)
F(28) = 1 − 0,1296
F(28) = 0,8704
Yi
(TTF)
No (i) Rank (ti) R(t) (ln(ln1/R F(ti) Xi Yi.Xi Xi2
Hari
(t)))
1 118 4.7707 0.8704 -1.9745 0.1296 4.7707 -9.4195 22.7594
2 127 4.8442 0.6852 -0.9727 0.3148 4.8442 -4.7119 23.4661
3 140 4.9416 0.5000 -0.3665 0.5000 4.9416 -1.8112 24.4198
4 145 4.9767 0.3148 0.1448 0.6852 4.9767 0.7205 24.7679
5 162 5.0876 0.1296 0.7145 0.8704 5.0876 3.6349 25.8836
Total 1.6296 -1.9110 -2.4544 24.6208 -11.5872 121.2969
Keterangan:
∑xi = 24,6208
∑yi = -2,4544
(∑xi)2 = (24,6208)2
∑xi2 = 121,2969
∑xi.yi = -11,5872
n∑ X iYi − ∑ X i ∑ Yi
β=
n∑ ( X i ) 2 − (∑ X i )
2
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
5 × (−11,5872) − (24,6208) × (−2,4544)
β=
5 × 121,2969 − (24,6208) 2
β = 2,6546
n∑ X i ∑Y − ∑ X ∑ X Y
2
c= i i i i
n∑ X − (∑ X )
2 2
i i
c =12,0609
c
α = Exp
β
12,1246
= Exp
2,6546
= 94,0098
Weibull berdasarkan interval waktu kerusakan (TTF) untuk dapat dilihat pada
Tabel 5.8.
i − 0,3
F(ti) =
n + 0,4
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
1 − 0,3
R(28) =
7 + 0,4
R(28) = 0,0946
R(t) = 1- F(t)
F(28) =1 − 0,0946
F(28) = 0,9054
(TTF) Yi
No (i) Rank (ti) R(t) F(ti) Xi Yi.Xi Xi2
Hari (ln(ln1/R(t)))
1 28 3,3322 0.9054 -2.3089 0.0946 3.3322 -7.6937 11.1036
2 46 3,8286 0.7703 -1.3432 0.2297 3.8286 -5.1426 14.6585
3 68 4,2195 0.6351 -0.7898 0.3649 4.2195 -3.3327 17.8042
4 99 4,5951 0.5000 -0.3665 0.5000 4.5951 -1.6842 21.1151
5 112 4,7185 0.3649 0.0082 0.6351 4.7185 0.0387 22.2642
6 130 4,8675 0.2297 0.3858 0.7703 4.8675 1.8781 23.6929
7 219 5,3891 0.0946 0.8579 0.9054 5.3891 4.6232 29.0421
Total -3.5565 3.5000 30.9506 -11.3132 139.6807
Keterangan:
∑xi = 30,9506
∑yi = -3,5565
(∑xi)2 = 975,9598
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
∑xi2 = 291,7557
∑xi.yi = -11,3132
n∑ X iYi − ∑ X i ∑ Yi
β=
n∑ ( X i ) 2 − (∑ X i )
2
β = 1,5576
c=
∑ X ∑ yi − ∑ X ∑ X Y
i
2
i i i
n∑ X − (∑ X ) 2 2
i 1
c = − 6,4572
c
α = Exp
β
− 6,4572
= Exp
1,5576
= 81,5797
Weibull berdasarkan interval waktu kerusakan (TTF) untuk dapat dilihat pada
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
i − 0,3
F(ti) =
n + 0,4
1 − 0,3
R(28) =
4 + 0,4
R(28) = 0,1590
R(t) = 1- F(t)
F(28) =1 − 0,1590
F(28) = 0,8409
(TTF) Yi
No (i) Rank (ti) R(t) F(ti) Xi Yi.Xi Xi2
Hari (ln(ln1/R(t)))
1 82 2,7333 0.8409 -1.7529 0.1591 3.3322 -7.7245 19.4192
2 164 5,4666 0.6136 -0.7167 0.3864 3.8286 -3.6552 26.0086
3 208 6,9333 0.3863 -0.0503 0.6136 4.2195 -0.2683 28.4893
4 227 7,5666 0.1590 0.6088 0.8409 4.5951 3.3029 29.4301
Total -3.5565 2 20.2690 -8.3451 103.347 Total
Keterangan:
∑xi = 20,2691
∑yi = -1,7529
(∑xi)2 = 103,3472
∑xi2 = 103,3472
∑xi.yi = -8,3451
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Nilai konstanta a dan b dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
n∑ X iYi − ∑ X i ∑ Yi
β=
n∑ ( X i ) 2 − (∑ X i )
2
β = 2,0970
c=
∑ X ∑ yi − ∑ X ∑ X Y
i
2
i i i
n∑ X − (∑ X )2 2
i 1
c =10,9327
c
α = Exp
β
10,9327
= Exp
2,0970
= 183,7176
yang diamati telah sesuai dengan distribusi yang diharapkan. Pada penelitian ini
uji distribusi yang digunakan adalah uji Mann. Uji Mann berfungsi untuk menguji
distribusi weibull Dasar dari test adalah distribusi kumulatif dari contoh hasil
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
kolmogorov-smirnov karena merupakan uji non-parametrik. Pada dasarnya, jika
uji parametrik dan uji non parametrik dapat diterapkan untuk data yang sama,
maka uji non parametrik seharusnya dihindari dan sebaiknya digunakan uji
parametrik yang lebih efisien. Akan tetapi, karena asumsi normalitas seringkali
tidak dapat dijamin berlaku, dan juga karena hasil pengukuran tidak selalu bersifat
kuantitatif, maka para pakar statistika telah menyediakan sejumlah metode non
r −1
Xi + 1 − Xi
∑
i = ( r / 2 ) +1 Mi
S = r −1
Xi + 1 − Xi
∑i =1
Mi
Keterangan:
Xi = ln ti
Mi= Tabel
Ho akan diterima bila nilai Sα tes < Sα tabel dan sebaliknya bila Sα test >
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
5.2.2.3.1. Uji Kerusakan Distribusi Weibull Untuk Spare Part Bowl spindle.
Pn 67347-00
Ti = 106
Xi = ln (ti)
= ln (106)
= 4,6634
X (i + 1) – Xi = 4,9972 – 4,6634
= 0.3338
= 0,2901
parameter untuk komponen Bowl spindle. Pn 67347-00 dan hasilnya dapat dilihat
TTF
n Xi Mi
No (Hari) X(i+1)-Xi X(i+1)-Xi/Mi
(event) =ln(ti) (tabel)
(ti)
1 1 106 4.6634 0.3338 1.1507 0.2901
2 2 148 4.9972 0.2706 0.7067 0.3830
3 3 194 5.2679 0.0503 0.6796 0.0740
4 4 204 5.3181
Total 20.2466 0,6547 2.5370
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Dari Tabel 5.10. diperoleh:
r −1
Xi + 1 − Xi
∑
i = ( r / 2 ) +1 Mi
Stes = r −1
Xi + 1 − Xi
∑i =1
Mi
i = (4/2)+1
= (4/2)+1 = 3
0,0740
S tes =
0,2901 + .... + 0,0740
0,0740
S tes =
0,7470
S tes = 0.0990
Kesimpulan :
5.2.2.3.2. Uji Kerusakan Distribusi Weibull Untuk Spare Part Paring Disc,
Pn 528537-02
Ti = 118
Xi = ln (ti)
= ln (118)
= 4,7707
X (i + 1) – Xi = 4,8442 – 4,7707
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
= 0,0735
parameter untuk komponen Paring Disc, Pn 528537-02 dan hasilnya dapat dilihat
TTF
n Xi Mi
2 (Hari) X(i+1)-Xi X(i+1)-Xi/Mi
(event) =ln(ti) (tabel)
(ti)
1 1 118 4.7707 0.0735 1.1157 0.0659
2 2 132 4.8442 0.0975 0.6454 0.1510
3 3 140 4.9416 0.0351 0.5324 0.0659
4 4 145 4.9767 0.1109 0.5833 0.1901
5 5 157 5.0876
Total 24.6208 0.3169 2.8768 0.4729
r −1
Xi + 1 − Xi
∑
i = ( r / 2 ) +1 Mi
Stes = r −1
Xi + 1 − Xi
∑i =1
Mi
i = (5/2)+1
= (5/2)+1 = 3,5 ≈ 4
0,0659 + 0,1901
S tes =
0,0659 + .... + 0,1901
0,2559
S tes =
0,3939
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
S tes = 0,5413
Kesimpulan :
5.2.2.3.3. Uji Kerusakan Distribusi Weibull Untuk Spare Part Friction Pad
& Screw 76282 Lbg 4
Ti = 28
Xi = ln (Ti)
= ln (28)
= 3,3322
X (i + 1) – Xi = 3,8286 – 3,3322
= 0,4964
= 0,4600
parameter untuk komponen friction pad & screw 76282 Lbg 4 dan hasilnya dapat
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Tabel 5.12. Uji Kerusakan Distribusi Weibull 2 Parameter Untuk
Komponen Friction Pad & Screw 76282 Lbg 4
TTF
n Xi Mi
No (Hari) X(i+1)-Xi X(i+1)-Xi/Mi
(event) =ln(ti) (tabel)
(ti)
r −1
Xi + 1 − Xi
∑
i = ( r / 2 ) +1 Mi
Stes = r −1
Xi + 1 − Xi
∑i =1
Mi
i = (r/2)+1
= (7/2)+1 = 4,5 ≈ 5
2,2876
S tes =
3,7570
S tes = 0.6089
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Kesimpulan :
H0 = dapat diterima, friction pad & screw 76282 Lbg 4 berdistribusi weibull
dua parameter
5.2.2.3.4. Uji Kerusakan Distribusi Weibull Untuk Spare Part Nozzle Q 1,60
mm, Pn 534149.83
Ti = 82
Xi = ln (ti)
= ln (82)
= 4,4067
X (i + 1) – Xi = 5,0998 – (4,4067)
= 0,6931
= 0,6023
parameter untuk komponen Nozzle Q 1,60 mm, Pn 534149.83 dan hasilnya dapat
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Tabel 5.13. Uji Kerusakan Distribusi Weibull 2 Parameter Untuk
Komponen Nozzle Q 1,60 mm, Pn 534149.83
TTF
n Xi Mi
No (Hari) X(i+1)-Xi X(i+1)-Xi/Mi
(event) =ln(ti) (tabel)
(ti)
1 1 82 4.406719 0.69315 1.15073 0.60236
2 2 164 5.099866 0.23767 0.70670 0.33631
3 3 208 5.337538 0.08741 0.67960 0.12862
4 4 227 5.42495
Total 681 20.26907 1.01823 1.06729
i = (r/2)+1
= (4/2)+1 = 3
0.1286
S tes =
0,6023 + ...... + 1,1286
0,1286
S tes =
1,0672
S tes = 0,1205
Kesimpulan :
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
5.2.2.4. Penentuan Konsep Keandalan
Hal ini dilakukan dengan tujuan mengetahui nilai fungsi laju kerusakan dari
menentukan berapa jumlah persediaan yang dapat ditentukan untuk selang waktu
parameter distibusi ini yang digunakan untuk menentukan nilai dari konsep
keandalan. Konsep keandalan terdiri atas empat bagian dan dapat ditentukan
sebagai berikut :
β −1
βt t β
f (t ) = exp −
α α α
t β
F (t ) = 1 − exp −
α
3. Fungsi Keandalan
t β
R(t ) = exp −
α
β −1
f (t ) β t
h(t ) = =
R(t ) α α
didasarkan pada tingkat interval waktu kerusakan (TTF) yang terjadi selama dua
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
tahun (2006-2007) dan nilai parameter distribusi weibull untuk komponen kritis
kelas A.
spare part selama dua tahun (2007-2008) dengan parameter distribusi Weibull.
β −1
βt t β
f (t ) = Exp −
α α α
3,2838 106
3, 2838 − 1
106 3, 28384
= Exp −
157,5905 157,5905 157,5905
f(t) = 0,00642
t β
F (t ) = 1− Exp −
α
106 3, 2383
= 1− Exp −
157,5905
= 0,2380
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
t β
R (t ) = Exp −
α
106 3, 23836
= Exp −
157,5905
= 0,7619
β −1
f (t ) β t
h(t ) = =
R(t ) α α
1, 5576 − 1
f 3,2383 106
= =
R 157,5905 157,5905
= 0,00842
kumulatif, fungsi keandalan, dan fungsi laju kerusakan komponen Bowl spindle
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Berdasarkan nilai parameter yang diperoleh dari pengolahan data diatas
maka berikut ini dapat dilihat grafik distribusi weibull untuk fungsi kepadatan
dari komponen Bowl spindle Pn 67347-00 seperti terlihat pada Gambar 5.2.
0.0100
0.0080
0.0060
f(t)
0.0040
0.0020
0.0000
106 148 194 204
Waktu (t)
1.0000
0.8000
0.6000
F(t)
0.4000
0.2000
0.0000
106 148 194 204
Waktu (t)
1.0000
0.8000
0.6000
R(t)
0.4000
0.2000
0.0000
106 148 194 204
Waktu (t)
0.0800
0.0600
H(t)
0.0400
0.0200
0.0000
106 148 194 204
Waktu (t)
tahun, dengan rata-rata waktu operasi mesin sebelum mesin mengalami kerusakan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
1. Fungsi Kepadatan Probabilitas
f (t ) = 0,0064 /tahun
F (t ) = 0,2450 / tahun
2. Fungsi Keandalan
spare part selama dua tahun (2007-2008) dengan parameter distribusi Weibull.
β −1
βt t β
f (t ) = Exp −
α α α
2,1253 106
2 ,1253 − 1
106 2,1253
= Exp −
94,0098 94,0098 94,0098
f(t) = 0,0028
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
t β
F (t ) = 1 − Exp −
α
106 2,1253
= 1 − Exp −
94,0098
= 0,8023
t β
R(t ) = Exp −
α
106 3, 23836
= Exp −
94,0098
= 0,1977
β −1
f (t ) β t
h(t ) = =
R(t ) α α
2 ,1253 − 1
f 2,1253 106
= =
R 94,0098 94,0098
= 0,0140
kumulatif, fungsi keandalan, dan fungsi laju kerusakan komponen Paring Disc, Pn
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Tabel 5.15. Nilai-nilai Fungsi Keandalan Komponen Paring Disc, Pn
528537-02
maka berikut ini dapat dilihat grafik distribusi weibull untuk fungsi kepadatan
0.0040
0.0035
0.0030
f(t)
0.0025
0.0020
0.0015
0.0010
118 132 140 145 157
Waktu (ti)
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Fungsi Distribusi Kumulatif
1.0000
0.9500
F(t)
0.9000
0.8500
0.8000
118 132 140 145 157
Waktu (ti)
Fungsi Keandalan
0.2000
0.1500
R(t)
0.1000
0.0500
0.0000
118 132 140 145 157
Waktu (ti)
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Fungsi Laju Kerusakan
0.1000
0.0800
0.0600
H(t)
0.0400
0.0200
0.0000
118 132 140 145 157
Waktu (ti)
tahun, dengan rata-rata waktu operasi mesin sebelum mesin mengalami kerusakan
f (t ) = 0,0028 /tahun
F (t ) = 0,8023 / tahun
3. Fungsi Keandalan
R (t ) = 0,1977 / tahun
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
5.2.2.4.3. Konsep Keandalan Friction pad & screw 76282 Lbg 4
spare part selama dua tahun (2007-2008) dengan parameter distribusi Weibull.
Fungsi kepadatan probabilitas friction pad & screw 76282 Lbg 4 Yang
β −1
βt t β
f (t ) = Exp −
α α α
1,5576 28
1, 5576 − 1
28 1,5576
= Exp −
81,5797 81,5797 81,5797
F(t) = 0,8272
Fungsi distribusi kumulatif komponen friction pad & screw 76282 Lbg 4
28 β
F (t ) = 1 − Exp −
α
28 1,5576
= 1 − Exp −
81,5797
= 0,1722
Fungsi keandalan komponen friction pad & screw 76282 Lbg 4 yang
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
t β
R (t ) = Exp −
α
28 1,5576
= Exp −
81,5797
= 0,0,8277
Fungsi laju kerusakan komponen friction pad & screw 76282 Lbg 4 yang
β −1
f (t ) β t
h(t ) = =
R(t ) α α
1, 5576 − 1
f 1,5576 28
= =
R 81,5797 81,5797
= 0,0105
kumulatif, fungsi keandalan, dan fungsi laju kerusakan komponen friction pad &
screw 76282 Lbg 4. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 5.16.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Berdasarkan nilai parameter yang diperoleh dari pengolahan data diatas
maka berikut ini dapat dilihat grafik distribusi weibull untuk fungsi kepadatan
dari komponen friction pad & screw 76282 Lbg 4 sebagai berikut.
0.01
0.009
0.008
0.007
0.006
f(t) 0.005
0.004
0.003
0.002
0.001
0
28 46 68 99 112 130 219
Waktu (ti)
1.2
0.8
F(t) 0.6
0.4
0.2
0
28 46 68 99 112 130 219
Waktu (ti)
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
R(t)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
28 46 68 99 112 130 219
Waktu (ti)
0.035
0.03
0.025
0.02
H(t)
0.015
0.01
0.005
0
28 46 68 99 112 130 219
Waktu (ti)
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Pengukuran tingkat keandalan distribusi Weibull pada interval waktu satu
tahun, dengan rata-rata waktu operasi mesin sebelum mesin mengalami kerusakan
(TTF) 28 hari.
f (t ) = 0,0087 /tahun
F (t ) = 0,1722 / tahun
3. Fungsi Keandalan
R (t ) = 0,8277 / tahun
spare part selama dua tahun (2007-2008) dengan parameter distribusi Weibull.
β −1
βt t β
f (t ) = Exp −
α α α
2,0970 106
2 , 0970 − 1
106 2, 0970
= Exp −
183,7176 183,7176 183,7176
f(t) = 0,0045
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Fungsi distribusi kumulatif komponen Nozzle Q 1,60 mm, Pn 534149.83
t β
F (t ) = 1 − Exp −
α
108 2, 0970
= 1 − Exp −
183,7176
= 0,2706
t β
R(t ) = Exp −
α
108 2, 0970
= Exp −
183,7176
= 0,7293
β −1
f (t ) β t
h(t ) = =
R (t ) α α
2 , 0970 − 1
f 2,0970 108
= =
R 183,7176 183,7176
= 0,0062
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
kumulatif, fungsi keandalan, dan fungsi laju kerusakan komponen Nozzle Q 1,60
Berdasarkan nilai parameter yang kita peroleh dari pengolahan data diatas
maka berikut ini dapat kita lihat grafik distribusi weibull untuk fungsi kepadatan
0.0050
0.0045
f(t)
0.0040
0.0035
0.0030
1 2 3 4
Waktu (t)
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Fungsi Distribusi Kumulatif
0.8000
0.7000
0.6000
0.5000
F(r
0.4000
0.3000
0.2000
0.1000
0.0000
106 148 194 204
Waktu (ti)
Fungsi Keandalan
0.8000
0.7000
0.6000
F(t)
0.5000
0.4000
0.3000
0.2000
1 2 3 4
Waktu (ti)
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Fungsi Laju Kerusakan
0.0140
0.0120
0.0100
H(t)
0.0080
0.0060
0.0040
1 2 3 4
Waktu (t)
tahun, dengan rata-rata waktu operasi mesin sebelum mesin mengalami kerusakan
(TTF) 82 hari.
f (t ) = 0,0046 unit/tahun
3. Fungsi Keandalan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
5.2.2.5. Jumlah Kebutuhan Komponen
tingkat laju kerusakan yang dialami oleh masing-masing komponen kritis dalam
jangka waktu satu tahun. Laju kerusakan untuk masing-masing komponen kritis
dianggap konstan.
selama satu tahun ditentukan berdasarkan pada nilai laju kerusakan rata-ratanya
652
=
4
=163
λ=
(t / α )β
t
=
(163 / 157,0959 )
3, 2838
163
= 0,0068 / hari
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Rata-rata terjadinya kerusakan selama satu tahun adalah sebagai berikut:
selama dua tahun terakhir dari Tabel 5.3 terjadi kerusakan sebanyak empat kali
DT = 2 x 0.0068 x 360
= 2.4 ≈ 3 unit.
selama satu tahun ditentukan berdasarkan pada nilai laju kerusakan rata-ratanya
632
=
5
= 138,4
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
λ=
(t / α )β
t
=
(138,4 / 94,0098)2,1253
138,4
= 0,0018 / hari
selama dua tahun terakhir dari Tabel 5.3 terjadi kerusakan sebanyak lima kali jadi
= 1,62 ≈ 2 unit.
5.2.2.5.3. Jumlah Kebutuhan Untuk friction pad & screw 76282 Lbg 4
friction pad & screw 76282 Lbg 4 peluang terjadinya kerusakan terbesar terjadi
pada selang waktu rata-rata. Untuk menentukan kebutuhan friction pad & screw
76282 Lbg 4 selama satu tahun ditentukan berdasarkan pada nilai laju kerusakan
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Selang waktu antar kerusakan rata-rata adalah:
596
=
7
= 85,1428
(t / α )β
λ=
t
= 0,0033 / hari
selama dua tahun terakhir dari Tabel 5.3 terjadi kerusakan sebanyak tujuh kali jadi
Jumlah komponen friction pad & screw 76282 Lbg 4 pada mesin sludge
komponen friction pad & screw 76282 Lbg 4 selama satu tahun adalah:
= 4,158 ≈ 4 unit.
534149.83 selama satu tahun ditentukan berdasarkan pada nilai laju kerusakan
681
=
4
= 170,25
λ=
(t /α )
β
=
(170,25 / 165,9897 )2,09706
170,25
= 0,0034 / hari
selama dua tahun terakhir dari Tabel 5.3 terjadi kerusakan sebanyak empat kali
DT = 2 x 0,0034 x 360
= 2,448 ≈ 3 unit.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
BAB VI
Pareto pada mesin sludge separator, komponen yang memiliki investasi biaya
terbesar (komponen kritis kelas A) ada empat komponen yaitu Bowl Spindle. Pn
67347-00, Paring disc. Pn 528537-02, Friction Pad & Screw 76282 Lbg 4 dan
Nozzle Q 1,60 mm. Pn 534149.83 dengan persentase total nilai penggunaan biaya
pada spare part adalah data interval waktu kerusakan (TTF), yang dianggap yang
dijadikan dasar dalam menentukan perkiraan kebutuhan suku cadang dalam satu
tahun.
laju kerusakan (distribusi weibull) dilakukan uji distribusi dengan uji Mann.
Berdasarkan uji distribusi, semua data interval waktu kerusakan komponen kritis
mesin sludge separator sesuai dengan distribusi laju kerusakan. Uji distribusi
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Tabel 6.1. Hasil Uji Distribusi Spare Part Mesin Sludge Separator
n Kesimpulan
No Nama Sparepart S test S tabel
(event) (Ho)
1. Bowl Spindle. Pn 67347-00 4 0,090 0,76 Diterima
2. Paring disc. Pn 528537-02 5 05413 0,86 Diterima
3. Friction Pad & Screw 76282 Lbg 4 7 0,6089 0,80 Diterima
4. Nozzle Q 1,60 mm. Pn 534149.83 4 0,5580 0,76 Diterima
Dari hasil uji distribusi dengan Mann Test dengan nilai tingkat kepercayaan
bagaimana kondisi serta jenis kerusakan yang dialami oleh spare part. Parameter
Tabel 6.2. Nilai Parameter Distribusi Spare Part Mesin Sludge Separator
β Kesimpulan
No Nama Spare part α
Bentuk Feilures
1. Bowl Spindle. Pn 67347-00 15,5905 3,2838 β >1 Wear-out
2. Paring disc. Pn 528537-02 96,2944 2,6546 β >1 Wear-out
3. Friction Pad & Screw 76282 Lbg 4 81,5797 1,5576 β >1 Wear-out
4. Nozzle Q 1,60 mm. Pn 534149.83 183,7176 2,0970 β >1 Wear-out
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Berdasarkan Tabel 6.2 semua spare part jenis kerusakan wear out ini
Keandalan adalah probabilitas suatu sistem dapat berkerja dengan baik pada
dengan data waktu kerusakan diperoleh. Dari hasil perhitungan keandalan maka
akan diperoleh suatu fungsi laju kerusakan sehingga dapat ditentukan berapa
persediaan optimal yang dibutuhkan selama satu tahun seperti pada Tabel 6.3.
suatu sistem persediaan untuk memenuhi kebutuhan dari spare part yang
mengalami kerusakan. Dari Tabel 6.3 diatas dapat dilihat bahwa laju kerusakan
pada selang berapa peluang terjadinya kerusakan yang tinggi. Ternyata ketika
selang waktu yang kecil atau mendekati nol maka probabilitas atau peluang
kerusakannya akan semakin kecil pula atau menuju nol, dan ketika selang waktu
semakin besar atau mendekati nilai β maka peluangnya semakin kecil dan menuju
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
nol juga. Jadi dari tabel diatas peluang terjadinya kerusakan kecil pada selang
waktu nol, meningkat pada selang waktu rata-rata dan kemudian menurun kembali
Untuk fungsi laju keandalan tiap komponen dibawah 0,9 dan menurun
maka agar kerusakan dapat segera maka komponen di gudang harus selalu
kembali (r) barang yang optimal dari segi biaya untuk masing-masing spare part.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Berdasarkan biaya tersebut maka besarnya pemesanan untuk Bowl Spindle,
2 * AP
Q* =
C
Q* = 0,25833
r = 1 unit
unit lagi.
2 * AP
Q* =
C
Q* = 0,3875
r = 1 unit
Menentukan ongkos simpan untuk friction pad & screw 76282 Lbg 4
setiap tahun. Ongkos simpan meliputi fasilitas gudang, pajak dan asuransi,
pemindahan dan pencatatan barang bunga atas modal tertanam dan depresiasi.
1. Menentukan ongkos simpan untuk friction pad & screw 76282 Lbg 4
setiap tahun. Ongkos simpan meliputi fasilitas gudang, pajak dan asuransi,
2 * AP
Q* =
C
Q* = 6,0665
r = 1 unit
setiap tahun. Ongkos simpan meliputi fasilitas gudang, pajak dan asuransi,
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
depresiasi. Besar ongkos simpan Nozzle Q 1,60 mm, Pn 534149.83
2 * AP
Q* =
C
Q* = 0,3340
r = 1 unit
unit lagi.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
6.4. Tabel Persediaan Selama Lead time Untuk Pemesanan Kembali
Jumlah
Ongkos
Kebutuhan Harga Biaya Simpan
Pemesanan Q* r
No Nama Spare Part Barang /Unit (18%*Harga/Unit)
/Pesanan (Unit) (Unit)
/Tahun (Rp) (Rp)
(Rp)
(Unit)
Bowl Spindle. Pn
1 2 6.000.000 960.000 62.000 1 1
67347-00
Paring disc. Pn
2. 2 4.000.000 640.000 62.000 1 1
528537-02
Friction Pad &
3. 4 2.840.000 511.200 62.000 3 1
Screw 76282 Lbg 4
Nozzle Q 1,60 mm.
4. 2 4.640.000 742.000 62.000 1 1
Pn 534149.83
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
BAB VII
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada Bab V maka
komponen kritis untuk spare part mesin sludge separator yang akan ditentukan
persediaannya selama satu tahun. Dari daftar kerusakan maka ada empat spare
Paring disc. Pn 528537-02, Friction Pad & Screw 76282 Lbg 4, Nozzle Q 1,60
mm. Pn 534149.83.
tengah, semua nilai tengah nilai keandalan memiliki nilai yang terus menurun
menunjukkan bahwa mesin akan mengalami kerusakan pada waktu yang akan
datang. Untuk itu perlu dilakukan persediaan untuk memenuhi kebutuhan spare
α = 96,2944; nilai parameter Friction Pad & Screw 76282 Lbg 4 : β = 1,5576, α
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
= 81,5797 ;nilai parameter Nozzle Q 1,60 mm. Pn 534149.83 : β = 2,0970 , α =
183,7176.
4. Berdasarkan uji distribusi Weibull dengan Mann test semua nilai komponen
dikaitkan dengan nilai fungsi laju kerusakan pada metode reliability maka
jumlah persediaan untuk komponen kritis selama periode waktu satu tahun
unit, Paring disc. Pn 528537-02 sebanyak 2 unit, Friction Pad & Screw 76282
setiap tahunnya.
6. Pemesanan persediaan (Q*) dan titik pemesanan kembali (r) untuk masing-
masing spare part dalam satu kali pesan adalah Bowl Spindle. Pn 67347-00
Q*= 1 unit/pesan, r = 1 unit, Friction Pad & Screw 76282 Lbg 4 sebanyak
7.2 Saran
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
sejauh mana kondisi sparepart yang beroperasi dapat berfungsi dengan
baik.
2. Pencatatan yang lebih teliti perlu dilakukan untuk dapat mengetahui nilai
suatu mesin apakah mesin tersebut masih handal atau tidak. Dengan analisa
per tahunnya.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. Prof. Dr, “Prosedur Penelitian”, Penerbit Rineka Cipta, Revisi IV,
Jakarta, 1998.
Delhi,1993
State University Detroit, John Wiley & Sons, New York, 1977.
USA, 1974.
Bandung 1983.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Siregar., Rosman.,”Menentukan Keandalan Pada Model Stress-Strengh Pada
Internet
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Lampiran 1: Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab dari masing-masing
jabatan di PTP Nusantara IV Unit Pabatu
1. Manajer
selanjutnya.
laporan afdeling.
kebutuhan tanaman.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
e. Mengajukan saran dan usulan dan peningkatan efesiensi guna penekanan
lainnya.
b. Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan kebutuhan bahan baku untuk proses
produksi.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
d. Meneliti dan menandatangani surat pengiriman hasil jadi.
b. Menilai dan mengendalikan mutu serta bertanggung jawab atas mutu hasil
6.Tata Usaha
jadi.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
7. Asisten Sumber Daya Manusia
petunjuk.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
11. Asisten Teknik Umum/Transport
petunjuk.
kantor.
a. Mengawasi proses dan mutu kelapa sawit dan inti sawit membuat laporan-
kerja perusahaan.
a. Mengawasi proses dan mutu kelapa sawit dan inti sawit membuat laporan-
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
b. Membuat anggaran belanja pabrik dan meningkatkan efektivitas dan efesiensi
kerja perusahaan.
15. Pengamanan
Pabatu agar tercipta kondisi yang aman dan tertib, sehingga dapat
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
b. Mengadakan pengendalian agar produksi penebah yang dihasilkan sesuai
pemurnian minyak
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
a. Mengadakan penelitian terhadap mutu produksi dan mengadakan
pengembangan
dengan baik
perbaikan.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Lampiran 2: Mesin dan Peralatan yang Digunakan Pada Pengolahan Kelapa
Sawit
Kegunaanya: Sebagai alat ukur yang berat yang berfungsi untuk mengetahui
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 30.000 kg
3.Stasiun Sterilizer
Kegunaanya : Untuk mengukur kadar air yang berkembang dalam TBS inti,
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
4. Stasiun Hoisting Crane
Kapasitas : 5 ton
5. Stasiun Penebah
6. Auto Feader
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 5 ton
Diameter : 2 m (drum)
Jumlah : 2 unit
dengan screw press ditempa sehingga di dapat crude oil dan press cake.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
8. Fruit Conveyor
digester.
Jumlah : 2 unit
Daya : 3 HP
9. Screw Press
Jumlah : 4 unit
Daya : 3 HP
yang baik
Jumlah : 2 unit
Daya : 3 HP
Kapasitas : 18 ton/jam
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Kapasitas : 20-80 m3
a) Depericapter
Jumlah : 1 unit
Daya : 30 HP
Diameter : 28 ± 0,7 m
c) Fibre cyclone
Daya : 30-40 HP
Jumlah : 1 unit
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Nut Besar : Ukuran lubang 16-24 mm
Putaran : 60 rpm/menit
b. Riplle Mill
Merk : Peltec
Daya : 7,5 HP
d. Hydrocyclone
e. Kernel silo
kadar airnya
Jumlah : 3 unit
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
dihasilkan mempunyai tekanan yang tinggi digunakan
Tekanan : 20 kg/cm2
Suhu : 1050C
d. Fibre/shall conveyor
Jumlah : 1 unit
Jumlah : 2 unit
Diameter : 600 mm
Kegunaanya : Sebagai proses pengolahan air untuk air umpa boiler serta air
kondensat
a) Raw Water
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
− 1 unit tangki soda untuk penjernihan air
Kapasitas : 20 m3/jam
Jumlah : 1 unit
pompa warman type centrifugal kapasitas 180-200 m3/hari dengan total head
berikut:
1. Lorry
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Kapasitas : 3 ton
Jenis : Metal
Lebar :5m
Tinggi :2m
Jumlah : 40 buah
2. Hoisting Crane
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 5 ton
3. Fork Lift
Merk : Komatsu
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Lampiran 4. DATA KERUSAKAN KOMPONEN SLUDGE SEPARATOR TAHUN 2006 dan 2007
1. Untuk Tahun 2006
Komponen mesin kodifikasi Jan feb mar apr mei jun jul agt sept okt nov Des
Ball bearing pn. 6015 M 14 27 22
Ball bearing pn. 6014 M 14 27 22
Thrust ball bearing pn. 225147 M 27 22
Radial ball bearing pn. pn. 6213 M 27 22
Radial ball bearing pn. pn. 2308 M 13 22
Bearing SKF 6206 6
Bearing SKF 6305 6
Bearing SKF 6308
Ball bearing housing 65195-00
Ball valve ful bore Q 2” flends VLC
Bal valve reduced bore Q 2” flends VLC
Bowl spindle pn. 67347-00 16 27
Bushing Pn. 532680-01 14
Coupling vully Pn. 65155-00
Distributor inset Pn. 531445.02 1
Distribution tube Pn. 536224.01 1
Elastic Plate Pn. 60571-00
Elbow st. steel Q 2”
Erosion guard (lower) 535892.80
Erotion guard (upper) 531444.01 1 17
Friction pad & screw lubang 3 28
Friction block Pn. 74316
Friction block u/lubang 4
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
DATA KERUSAKAN KOMPONEN TAHUN 2006 SLUDGE SEPARATOR (Lanjutan)
Komponen kodifikasi Jan feb mar apr mei jun jul agt sept okt nov Des
mesin
Friction pad&screw 71628 lbg 4 28 15 24 2
Level tube Pn. 516240-82 14
Nave Pn. 65152
Nozle Q 1,60 mm Pn. 534149.83 23 17
Oil deflector Pn. 65194
Paring disc Pn. 528537-02 25 20
Pipa st.steel Q “2 x 4mm x 6m
Protecting cup Pn. 65199
Seal ring Pn. 38411
Seal ring Pn. 64104
Seal ring Pn. 67034
Seal ring Pn. 67411
Seal ring Pn. 71866
Slave bottom bearing 521651.2 17
Spring casing Pn. 65191
Spring Pn. 66191
Stop sleve Pn. 65188
Trow of collar Pn. 65200
Worm Pn 67348
Worm whell Pn. 528102.91
Kawat las nikko steel RD 260 Q 4mm
Kawat las nikko steel NSN 308 L
Emaile drad Q 1,25 mm
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
DATA KERUSAKAN KOMPONEN TAHUN 2006 SLUDGE SEPARATOR (Lanjutan)
Komponen kodifikasi Jan feb mar apr mei jun jul agt sept okt nov Des
mesin
Contactor SK 65-220V
Novuse breaker 50 A-3P 28
Thermal over load 25-35 A
Thermal over load 7 – 11 A
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
2. Untuk Tahun 2007
Komponen kodifikasi Jan feb mar apr mei jun jul agt sept okt nov Des
mesin
Ball bearing pn. 6015 M 18
Ball bearing pn. 6014 M 18
Thrust ball bearing pn. 225147 M 18 30
Radial ball bearing pn. pn. 6213 M 18 8 30
Radial ball bearing pn. pn. 2308 M
Bearing SKF 6206
Bearing SKF 6305
Bearing SKF 6308
Ball bearing housing 65195-00
Ball valve ful bore Q 2” flends VLC
Bal valve reduced bore Q 2” flends VLC
Bowl spindle pn. 67347-00 23 12
Bushing Pn. 532680-01 18
Coupling vully Pn. 65155-00
Distributor inset Pn. 531445.02 18
Distribution tube Pn. 536224.01
Elastic Plate Pn. 60571-00 31
Elbow st. steel Q 2”
Erosion guard (lower) 535892.80 1
Erotion guard (upper) 531444.01
Friction pad & screw lubang 4 10 18 30
Friction block Pn. 74316 18
Friction block u/lubang 3
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
DATA KERUSAKAN KOMPONEN TAHUN 2007 SLUDGE SEPARATOR (Lanjutan)
Komponen kodifikasi Jan feb mar apr mei jun jul agt sept okt nov Des
mesin
Friction pad&screw 71628 lbg 3
Level tube Pn. 516240-82
Nave Pn. 65152 21
Nozle Q 1,60 mm Pn. 534149.83 31 11
Oil deflector Pn. 65194
Paring disc Pn. 528537-02 7 13 22
Pipa st.steel Q “2 x 4mm x 6m
Protecting cup Pn. 65199
Seal ring Pn. 38411 10
Seal ring Pn. 64104
Seal ring Pn. 67034 10
Seal ring Pn. 67411
Seal ring Pn. 71866 10 29
Slave bottom bearing 521651.2
Spring casing Pn. 65191
Spring Pn. 66191 31
Stop sleve Pn. 65188
Trow of collar Pn. 65200
Worm Pn 67348
Worm whell Pn. 528102.91
Kawat las nikko steel RD 260 Q 4mm
Kawat las nikko steel NSN 308 L
Emaile drad Q 1,25 mm 4
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
DATA KERUSAKAN KOMPONEN TAHUN 2007 SLUDGE SEPARATOR (Lanjutan)
Komponen kodifikasi Jan feb mar apr mei jun jul agt sept okt nov Des
mesin
Contactor SK 65-220V
Novuse breaker 50 A-3P
Thermal over load 25-35 A
Thermal over load 7 – 11 A
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.
Charles H. Nababan : Analisis Keandalan Dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu, 2010.