KARYA AKHIR
O
L
E
H
RAHMADSYAH
NIM: 005201040
PRA RANCANGAN
PABRIK PEMBUATAN GAS METAN DARI SAMPAH ORGANIK
DENGAN KAPASITAS PENGOLAHAN 37,5 TON/JAM
KARYA AKHIR
OLEH
JULIYANTI SRI KARTIKA N
NIM : 025201010
Telah Diperiksa/Disetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Koordinator Karya Akhir
OLEH
RAHMADSYAH
NIM : 005201040
Telah Diperiksa/Disetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Koordinator Karya Akhir
Benny Samuel
Pra Rancangan Pabrik Unit Sterilisasi pada Pabrik Kelapa Sawit direncanakan
1.377 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengoperasian Unit Sterilisasi pada
Pabrik Kelapa Sawit ini berjumlah 15 orang dengan bentuk badan usaha Perseroan
Terbatas (PT) dan struktur organisasi yang direncanakan adalah berbentuk garis dan
staff.
Dari hasil analisa aspek ekonomi, maka disimpulkan bahwa Unit Sterilisasi pada
Pabrik Kelapa Sawit ini memerlukan biaya sangat banyak, pada unit sterilisasi ini akan
menghasilkan mutu minyak yang sesuai dengan standar yang diminta konsumen baik
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
INTI SARI i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
6.2. Kesel
amatan Kerja VI-6
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 6.1 Daftar instrumentasi Pra Rancangan Unit Sterilisasi pada PKS IV-4 Tabel
Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah Pra Rancangan Unit Sterilisasi pada PKS VIII-5
Tabel LB.1 Kapasitas panas zat cair untuk ikatan (J/mol.K) LB-1
Pra Rancangan Pabrik Unit Sterilisasi pada Pabrik Kelapa Sawit direncanakan
1.377 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengoperasian Unit Sterilisasi pada
Pabrik Kelapa Sawit ini berjumlah 15 orang dengan bentuk badan usaha Perseroan
Terbatas (PT) dan struktur organisasi yang direncanakan adalah berbentuk garis dan
staff.
Dari hasil analisa aspek ekonomi, maka disimpulkan bahwa Unit Sterilisasi pada
Pabrik Kelapa Sawit ini memerlukan biaya sangat banyak, pada unit sterilisasi ini akan
menghasilkan mutu minyak yang sesuai dengan standar yang diminta konsumen baik
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Pembangunan ini bertujuan
untuk untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Pembangunan disektor
industri merupakan bagian dari usaha pembangunan ekonomi jangka panjang yang
diarahkan untuk menciptakan struktur organisasi ekonomi yang lebih kokoh dan seimbang,
yaitu struktur ekonomi dengan titik berat industri yang maju dan didukung oleh sektor
meningkat baik untuk konsumsi langsung sebagai minyak goreng, maupun sebagai produk
industri lainnya. Penggunaan minyak kelapa sawit sebagai minyak goreng pada tahun 1985
tercatat telah mencapai 55,3% atau meningkat 27% pertahun. Saat ini minyak goreng
merupakan penyerap utama konsumsi minyak dalam negeri yaitu mencapai 70% dari
jumlah yang dipasarkan dalam negeri. Minyak sawit merupakan salah satu sumber minyak
nabati potensial khususnya sebagai sumber minyak nabati yang potensial khususnya
sebagai bahan oleo-pangan dan oleo-kimia. Industri lain yang menggunakan minyak kelapa
sawit ini adalah industri margarin, sabun dan industri kimia lainnya (Suyatno, 1994).
Konsumsi perkapita minyak goreng Indonesia mencapai 16,5 kg per tahun dimana
konsumsi perkapita khusus untuk minyak goreng sawit sebesar 12,7 kg per tahun.
I-1
Year Palm Cooking Oil +/- Shares Coconut +/- Shares Total +/-
Dari data yang telah diperoleh bahwa tingginya permintaan atas konsumsi masyarakat
Indonesia dan dunia atas kebutuhan terhadap minyak goring dan terhadap Crude Palm Oil
(CPO). Maka diharapkan jumlah produksi dapat ditingkatkan dan juga mutu dari minyak
kelapa sawit yang dihasilkan sehingga tidak kalah bersaing dengan produk minyak
(design) konstruksi, operasi peralatan, serta proses pengolahan bahan mentah atau bahan
maupun untuk kebutuhan masyarakat. Tujuan rancangan Unit Sterilisasi Buah Sawit untuk
Pabrik Kelapa Sawit adalah juga untuk mengaplikasikan Ilmu Teknologi Kimia Industri
yang meliputi neraca massa, neraca energi, Operasi Teknik Kimia, Utilitas dan bagian Ilmu
Teknologi Kimia Industri lainnya yang penyajiannya disajikan pada Pra Rancangan Unit
buah Sawit untuk Pabrik Kelapa Sawit cara kerja serta dan pengoperasian Unit Sterilizer
Tekanan
uap
(kg/cm2)
Waktu (dt)
Tekanan
uap
(kg/cm2)
Waktu (dt)
Sistem perebusan triple peak ini banyak digunakan, karena disamping adanya
tindakan fisika juga dapat terjadi proses mekanik, yaitu adanya goncangan yang
disebabkan oleh perubahan tekananyang cepat. Keberhasilan system perebusan triple peak
ini dipengaruhi oleh
Kapasitas Ketel rebusan
Bahan Baku
Lamanya Perebusan.
Waktu (dt)
Sistem Perebusan Tripple Peak (SPTP)
Tekanan
uap
(kg/cm2)
Waktu (dt)
Sistem Perebusan Tripple Peak bertahap (SPTPB)
Dari uraian diatas, terlihat bahwa system perebusan Sterilizer PKS adalah system
perebusan triple peak (SPTP). Dimana di PKS untuk satu cycle penuh terbagi dalam 9 step.
Door switch
Condensate
/Dearation valve
Steam
Pressure
In 2
kg/cm2
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
STEPS
1 2 3 4 5 6 7 8 9
5 10 5 12 5 12 31 3 2
OFF OFF
ON AUTO MAN
sehingga aliran terbuka dan steam dapat mengalir masuk. Untuk mempertahankan
posisi ini maka tekanan pada tabung diafragma tetap dipertahankan agar diafragma
tetap mengembang.
Mekanisme Pembukaan Valve pada Condensat/Daeration Valve
Pada saat awal kondensat valve dalam keadaan tertutup. Posisi ini dipertahankan
adanya udara didalam tabung diafragma sehingga diafragma tetap dalam keadaan
mengembang.
Untuk pembukaan valve, udara yang bertekanan didalam ruang Seterilizer lebih
besar maka valve akan tertekan dan berputar 900. Diafragma akan terdorong batang
penghubung, juga terhisap udara didalam tabung akibat kevacuman tersebut
sedemikian rupa sehingga katup pada pipa kondensat terbuka.
2.5.3 Prosedur Pembuangan Kondensat
Tahap ini dimaksudkan untuk membuang steam yang telah menjadi kondensat agar
tidak terjadi genangan kondensat didalam ruang sterilizer. Air yang terdapat di
sterilizer ini akan mengasobasi panas yang diberikan oleh uap sehingga akan
menurunkan temperatur perebusan.
Selama proses perebusan jumlah kondensat yang terjadi tidak diimbangi spin
(pengeluaran air kondensat) akan memperlambat usaha mencapai tekanan puncak.
Dengan adanya pembuangan kondensat ini akan terjadi penurunan tekanan kerja
Sterilizer dan pada saat pemasukan steam terjadi kenaikan tekanan kerja
2.7 Saran-saran
1. Safety divice pintu Sterilizer harus tetap pada posisi sempurna pada saat Sterilizer
beroperasi.
2. Katup pengaman harus dapat berfungsi dengan baik, sebab bila tekanan steam
melebihi batas maksimum (maks 3 kg/cm2) katup harus dapat bekerja secara
automatis.
3. Posisi Lori didalam Sterilizer usahakan tepat dibawah orifice plate, agar distribusi
uap sempurna.
4. Perlu penambhan lubang keluaran kondensat, agar pembuangannya lebih cepat dan
sedikitnya menanggulangi kemungkinan tumpet.
5. Semua valve harus dapat beroperasi dengan baik, tidak bocor pada saat Sterilizer
beroperasi.
6. Perlu diadakan analisis pada kondensat untuk bias menentukan lamanya proses
perebusan yang sesuai dengan keadaan mutu buah. Kandungan minyak dalam
kondensat pada keadaan kosong (on dry matter ± 15%). Bila lebih kecil dari 15%,
ada beberapa yang perlu diperhatikan:
Mungkin TBS banyak yang mentah atau waktu perebusannya kurang.
Untuk buah dalam keadaan normal (masak) berarti perebusannya telah
selesai.
7. Penyusutan berat TBS setelah proses sterilizer ± 14,29%, jika lebih berarti kalau
kering mungkin suhu uap terlalu tinggi atau perebusan terlalu lama banyak minyak
yang terbuang dalam kondensat.
8. Perlu sekali pengontrolan suhu uap Selama sterilisasi beroperasi supaya dapat
dibandingkan pengaruh suhu dan tekanan kerja dari Sterilizer, sehingga selama ini
yang dipantau dalam grafik recorder hanya bertekenan steam.
9. Perhitungan sequencing time sbb :
Example :
= 25,9 minutes
10. Waktu buka pintu dan tutup pintu rebusan harus seminimal mungkin. Biasanya
dibawah 15 menit.
11. Program pengoperasian Sterilizer harus otomatis atau minimal semi otomatis.
12. Sebelum membuka pintu Sterilizer operator harus memastikan :
Kelistrikan panel sudah dimatikan
Kondisi tabung Sterilizer sudah tidak bertekanan lagi.
Pembacaan Pressure gaige pada angka nol.
13. Sterilizer recorder charts harus dikumpulkan diakhiri Processing dan dianalisa
oleh Assisten Processing dan diketahui Factory Manager.
Perhitungan:
Kebutuhan kelapa sawit = 30.000 kg/jam
Siklus perebusan = 110 menit
Rata-rata isian lori = 2.500 kg
Kapasitas rebusan = 9-10 lori
6.1. Instrumentasi
Instrumentasi adalah peralatan yang dipakai di dalam suatu proses kontrol untuk
mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh hasil yang sesuai dengan yang
diharapkan.
Dalam suatu pabrik pemakaian alat-alat pengontrol merupakan hal yang sangat
penting karena adanya rangkaian instrumentasi tersebut maka operasi dan peralatan
yang ada di pabrik dapat dipantau dan dikontrol dengan cermat sehingga kondisi operasi
mekanik atau tenaga listrik dan pengontrolnya dapat dilakukan secara manual atau
pertimbangan ekonomi dan sistem peralatan itu sendiri. Pada pemakaian alat-alat
instrumen juga harus ditentukan apakah alat-alat tersebut dipasang di atas papan
instrumen dekat peralatan proses (kontrol manual) atau disatukan dalam suatu ruang
yang diukur.
VI-1
Elemen pengukur adalah suatu elemen yang sensitif terhadap adanya perubahan
temperatur, tekanan, laju alir, maupun tinggi fluida. Perubahan ini merupakan sinyal
mengatur jumlah material proses yang harus ditambahkan/dikeluarkan dari dalam suatu
Prinsip kerja:
Rate fluida masuk atau keluar alat dikontrol oleh diafragma valve. Rate fluida
ini memberikan sinyal kepada TC untuk mendeteksi dan mengukur suhu sistem pada
set point.
Adalah alat/instrumen yang dapat digunakan sebagai alat pengatur tekanan atau
pengukur tekanan atau pengubah sinyal dalam bentuk gas menjadi sinyal mekanis.
Pengatur tekanan dapat dilakukan dengan mengatur jumlah uap/gas yang keluar dari
Prinsip kerja:
diafragma valve. Kemudian valve memberikan sinyal kepada PC untuk mengukur dan
fluida dalam pipa line atau unit proses lainnya. Pengukuran kecepatan aliran fluida
dalam pipa biasanya diatur dengan mengatur out put dari alat yang mengakibatkan
Prinsip kerja:
discharge dari pompa. Tekanan discharge pompa melakukan bukaan/tutupan valve dan
FC menerima sinyal untuk mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran pada set point.
dalam suatu alat dimana cairan tersebut bekerja. Pengukuran tinggi permukaan cairan
dilakukan dengan operasi dari sebuah control valve, yaitu dengan mengatur rate cairan
Prinsip kerja:
Jumlah aliran fluida diatur oleh control valve. Kemudian rate fluida melalui
valve ini akan memberikan sinyal kepada LC untuk mendeteksi tinggi permukaan pada
set point. Alat sensing yang digunakan umumnya pelampung atau transduser diafragma
untuk mendeteksi dan menunjukkan tinggi permukaan cairan dalam alat dimana cairan
bekerja.
mengatur ketinggian (level) cairan dalam suatu alat dimana cairan tersebut bekerja pada
saat tertentu.
Instrumen yang digunakan dalam Unit Penyediaan Air pada Pra Rancangan Unit
Sterilisasi pada Pabrik Kelapa Sawit dengan Kapasitas Pengolahan 30 Ton/jam adalah
steam
PC TC
Keluar
Produk
Masuk
TC
kondensat
1. Level instrumentasi
4. Bahan konstruksinya
mengatur instrumen pada kondisi tertentu, bila terjadi penyimpangan variabel yang
dikontrol maka instrumen akan bekerja sendiri untuk mengendalikan variabel pada
kondisi semula, instrumen ini bekerja sebagai controller. Pengendalian secara semi
karena itu aspek ini harus diperhatikan secara serius dan terpadu. Untuk maksud
tersebut perlu diperhatikan cara pengendalian keselamatan kerja dan keamanan pabrik
Kerja pada tanggal 12 Januari 1970. Makin tinggi tingkat keselamatan kerja dari suatu
pabrik, maka makin meningkat pula aktivitas kerja para karyawan. Hal ini disebabkan
oleh keselamatan kerja yang sudah terjamin dan suasana kerja yang menyenangkan.
Untuk mencapai hal tersebut adalah menjadi tanggung jawab dan kewajiban
perancangan pabrik untuk menjamin adanya keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
- Adanya penerangan yang cukup dan sistem pertukaran udara yang baik
6.3. Keselamatan Kerja Pada Unit Sterilisasi Pada Pabrik Kelapa Sawit dengan
Kapsitas Pengolahan 30 Ton/jam
Dalam pra rancangan unit penyediaan air pada pabrik gula dari tebu, usaha-
sebagai berikut:
- Untuk mengetahui adanya bahaya kebakaran maka sistem alarm dipasang pada
tempat yang strategis dan penting seperti laboratorium dan ruang proses.
- Pada peralatan pabrik yang berupa tangki dibuat main hole dan hand hole yang
mengganggu gerakan karyawan seperti pipa bahan bakar warna merah, saluran
udara warna hijau, saluran steam warna kuning dan air warna biru.
- Bahan-bahan yang mudah terbakar dan meledak seperti SO2 harus disimpan
perlindungan diri yang wajib dipakai oleh karyawan dan setiap orang yang memasuki
- Sepatu pengaman
- Pelindung mata
- Masker udara
- Sarung tangan
- Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan pemakaian sekring
- Sistem perkabelan listrik harus dirancang secara terpadu dengan tata letak pabrik
lintas pekerja.
- Memasang papan tanda larangan yang jelas pada daerah sumber tegangan
tinggi.
- Setiap peralatan yang menjulang tinggi harus dilengkapi dengan alat penangkal
harus memakai sarung tangan karet serta penutup hidung dan mulut.
- Sistem ruang gerak karyawan dibuat cukup lebar dan tidak menghambat
kegiatan karyawan.
lantai pertama bila di dalam gedung atau setinggi 3,5 meter bila di luar gedung
- Letak alat diatur sedemikian rupa sehingga para operator dapat bekerja dengan
tenang dan tidak akan menyulitkan apabila ada perbaikan atau pembongkaran.
- Pada alat-alat yang bergerak atau berputar seperti roll mill, bucket elevator
yang ada.
menimbulkan bahaya.
UTILITAS
memperlancar jalannya proses produksi. Oleh karena itu, segala sarana dan
operasi suatu pabrik. Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada Unit Sterilisasi Pada
2. Kebutuhan air
4. Kebutuhan listrik
Dalam pabrik, uap digunakan sebagai media pemanas pada sterilizer untuk
melunakkan daging buah TBS dan mematikan enzim lipase yang merusak mutu
minyak yang dihasilkan. Kebutuhan uap pada Sterelizer yaitu 40.101,9 kg/jam.
Total kebutuhan steam adalah = 40.101,9 kg/jam. Tambahan untuk kebocoran dan
lain-lain diambil faktor keamanan diambil sebesar 20% (Perry, 1997), maka:
VII-1
= 38.497,824 kg/jam.
= 9.624,456 kg/jam.
• Air proses untuk proses untuk pencucian dan tangki rebus = 7.680 kg/jam.
= 57.898,736 kg/jam.
Sumur air untuk pabrik unit strilisasi adalah berasal dari sumur bor. Kualitas sumur
bor didasarkan atas analisa hasil sumur bor PKS PTPN IV Kebun Adolina seperti
air dibangun fasilitas penampungan air yang merupakan tempat pengolahan air
sumur bor. Pengolahan air pada pabrik ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1. Pengendapan
2. Klarifikasi
3. Filtrasi
4. Deminiralisasi
5. Daerasi
7.2.1. Pengendapan
secara gravitasi, sedangkan partikel-partikel yang lebih kecil akan terikut bersama
air menuju unit pengolahan selanjutnya. Diameter padat dalam air berkisar antara
10-4m (Alaerts, 1984). Untuk membunuh kuman-kuman dalam air dilakukan proses
klorinasi yaitu dengan mereaksikan air dengan klor. Klor yang digunakan biasanya
2 x150
Kebutuhan kaporit =
0,7 x1.000.000
= 0,0004 kg/jam
(Al2(SO4)3) dan soda abu (Na2CO3), dimana alum (Al2(SO4)3) berfungsi sebagai
flok-flok yang akan mengendap ke dasar clarifier secara gravitasi dan air jernih
akan keluar melimpah yang selanjutnya masuk ke penyaring pasir (sand filter)
untuk penyaringan.
Pemakaian alum (Al2(SO4)3) hingga 50 ppm terhadap air yang akan diolah,
= 2,895 kg/jam.
= 1,563 kg/jam.
7.2.3. Filtrasi
Filtrasi bertujuan untuk memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut
bersama air. Pada proses filtrasi digunakan penyaring pasir (sand filter) yang terdiri
Selama pemakaian, daya saring sand filter akan menurun. Untuk itu diperlukan
regenerasi secara berkala dengan cara pencucian balik (back washing). Dari sand
kebutuhan. Untuk air umpan ketel, masih diperlukan pengolahan lebih lanjut, yaitu
7.2.4. Demineralisasi
Air untuk umpan ketel harus murni yang bebas dari garam-garam terlarut,
berikut:
a) Kation Exchanger
mengurangi kesadahan air yang digunakan. Proses yang terjadi adalah pertukaran
kation Ca, Mg dan kation lain yang larut dalam air dengan kation resin. Resin yang
b) Anion Exchanger
yang terlarut dalam air seperti SO42-, Cl-, dan CO3 akan diikat oleh resin yang
bersifat basa dengan merek R-Dowex, sehingga resin akan melepas ion OH-
Air sumur bor PKS PTPN IV Kebun Adolina mengandung kation Ca, Mg dan Fe,
1gr/gal
= 18,8 ppm x
17,1ppm
= 1,0994 gr/gal
57.746,736 kg/jam
= 3
x 264,17 gal/m3
995,68 kg/m
= 15.321,142 gal/jam
kg Kgrain
kesadahan total
Volume kation exchanger =
EC
404,258 kg/hari
= = 810,297 ft3/hari
0,4989 kg/hari
re sin x EC
Jumlah air yang diolah = total kesadahan air x jumlah umpan boiler
= 162,542 kg.
162,542 kg
=
810,297 kg/jam
= 0,2 jam
=91,887 kg/jam
Air sumur bor PKS PTPN IV Kebun Adolina mengandung anion Cl dan SO2,
810,297 kg/jam
= x 264,17 gal/m3
995,68 kg/m3
= 214,982 gal/jam
re sin x EC
Jumlah air yang diolah = total kesadahan air x jumlah umpan boiler
0,1 ft 3 x 0,7776 kg / ft 3
= x 810,297 kg/jam x 24 jam/hari
0,275 kg / hari
= 5.498,940 kg
= 0,025 kg/jam
Daerator berfungsi untuk memanaskan air yang keluar dari alat penukar uap
(anion exchnager) sebelum dikirim sbagai umpan ketel. Air hasil demeneralisasi
Pada proses daerator ini, air dipanaskan hingga suhu 900C hingga gas yang
terlarut dalam air dapat dihilangkan. Pemanasan ini juga berfungsi untuk mencegah
perbedaan suhu yang besar dengan air umpan ketel sehingga beban ketel dapat
daerator.
Kebutuhan bahan kimia pada pabrik pembuatan yoghurt dari kacang kedelai ini
sebagai berikut:
1Kw
1. Unit proses = 1029,766 Hp x = 767,897 Hp
1,34102 Hp
5. Bengkel = 29,828 kW
6. Perumahan = 22,371 kW
= 874,158 kW
Untuk memenuhi kebutuhan listrik pada power plant digunakan 3 unit diesel
0,9478 Btu/det
Daya generator yang dihasilkan = 1311,236 kW x
1kW
= 4.474.042,131 Btu/jam
= 102,276 kg/jam
102,276 kg/jam
Kebutuhan solar = = 114,917 L/jam
0,89 kg/L
= 2758,023 Liter/hari
Jumlah : 1 buah
Tekanan : 1 atm
Jumlah 1
Jumlah 1
Tekanan : 1 atm
Jumlah 1
Kapasitas : 6,116 m3
Tekanan : 1 atm
Jumlah 1
Tekanan : 1 atm
Jumlah 1
Tekanan : 1 atm
Jumlah 1
Tekanan : 1 atm
Tekanan : 1 atm
Jumlah 1
Tekanan : 1 atm
Jumlah 1
Tekanan : 1 atm
Jumlah 1
exchnager.
Tekanan : 1 atm
Jumlah 1
Tekanan : 1 atm
Jumlah 1
Tekanan : 1 atm
Jumlah 1
Tekanan : 1 atm
Jumlah 1
Tekanan : 1 atm
Jumlah 1
Tekanan : 1 atm
Jumlah 1
Tekanan : 1 atm
Jumlah 1
Tekanan : 1 atm
Jumlah 1
Tekanan : 1 atm
Jumlah 1
Jumlah 1
Panjang tube : 20 ft
Diameter tube : 3 in
industri, baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang karena hal ini
berpengaruh terhadap faktor produksi dan distribusi dari pabrik yang didirikan. Pemilihan
yang tepat mengenai lokasi pabrik harus memberikan biaya produksi dan distribusi yang
minimal serta pertimbangan sosiologi, yaitu pertimbangan dalam mempelajari sikap dan
Tata letak dalam suatu rancangan diagram alir proses merupakan syarat penting
didalam memperkirakan biaya secara akurat sebelum mendirikan pabrik atau desain secara
terperinci pada masa yang akan datang, meliputi desain sarana perpipaan, fasilitas
bangunan, tata letak peralatan dan kelistrikan. Hal ini secara khusus akan memberikan
informasi yang dapat diandalkan terhadap biaya bangunan dan tempat sehingga diperoleh
Pabrik Kelapa Sawit yang merupakan bagian proses dari pengolahan TBS direncanakan
1. Bahan baku
Untuk sarana transportasi, lokasi ini sangat strategis karena terletak dipinggiran
VIII-1
kota Medan dengan prasarana jalan yang mudah dijangkau dari segala penjuru.
3. Pemasaran
pangsa pasar yang semakin meningkat maka akan dilakukan pemasaran keluar dari
Medan.
4. Kondisi iklim
Lokasi pabrik ini merupakan daerah yang cukup stabil. Bencana alam seperti
gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan lainnya hampir tidak pernah terjadi
5. Kebutuhan air
Kebutuhan air diperoleh dari pengolahan air pada unit utilitas. Kebutuhan air ini
6. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang akan digunakan sebagian berasal dari penduduk setempat
Tanah yang tersedia masih cukup luas dan biaya tanah serta bangunan untuk
minuman Yoghurt ini karena akan menyediakan lapangan kerja bagi mereka.
lingkungan masyarakat.
Tata letak pabrik adalah suatu perencanaan dan pengintegrasian aliran dari
effesien dan effektif antara operator, peralatan, dan gerakan material dari bahan baku
menjadi produk.
Tata letak pabrik yang baik dapat diartikan sebagai penyusunan yang teratur dan
efesien dari semua fasilitas. Peralatan pabrik dihubungkan dengan tenaga kerja yang ada
didalamnya. Fasilitas mesin tidak hanya mesin tetapi juga daerah pelayanan termasuk
(Storage), dan areal pemindahan/areal alternatif (handling area) dalam posisi yang efesien
meningkatkan efesien kerja, urutan proses produksi yang sesuai tidak membuat
Adanya pemeliharaan dan perbaikan peralatan secara berkala membuat usia peralatan
semakin lama.
3. Safety
Faktor keamanan dalam perencanaan tata letak pabrik harus mendapat perhatian yang
serius.
5. Bangunan
persyaratan.
6. Ruang kerja pabrik harus luas sehingga tidak mengganggu keselamatan para pekerja
7. Service area
Kantin, tempat parkir, ruang ibadah, dan sebagainya diatur sedemikian rupa sehingga
Kebutuhan areal yang diperlukan untuk lokasi Sterilisasi pada Pabrik Kelapa
IX-1
9.5 Posisi Unit Sterilisasi pada Pabrik Kelapa Sawit dalam Struktur
Organisasi Perusahaan
Unit sterilisasi merupakan bagian dari unit proses pengolahan TBS yang
berada langsung dibawah pengawasan seorang kepala seksi Unit sterilisasi yang
bertanggungjawab kepada bagian proses.
ANALISA EKONOMI
dilakukan analisa terhadap aspek ekonomi dan pembiayaannya. Dari hasil analisa
tepat. Suatu rancangan pabrik dianggap layak didirikan bila dapat beroperasi dalam
sebagai pedoman untuk menentukan kelayakan suatu pabrik didirikan dan besarnya
Modal Investasi adalah sejumlah modal untuk mendirikan suatu pabrik atau
menjalankan usaha sampai mampu menarik hasil penjualan. Modal Investasi terdiri
dari :
X-1
Modal Kerja adalah modal yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
kebutuhan biaya operasional awal untuk beberapa bulan sesuai dengan kebutuhan.
= Rp 13.616.165.869,- + Rp 41.542.521.651,-
= Rp 55.140.687.520,-
9.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa perhitungan pada Pra Rancangan Unit Sterilisasi Pada
Pabrik Kelapa Sawit, maka dapat diambil beberapa kesimpulkan antara lain :
2. Bentuk organisasi pada unit Sterilisasi yang direncanakan bentuk garis dan
staff.
3. Bentuk badan hukum unit Sterilisasi pada Pabrik Kelapa Sawit yang
4. Luas tanah yang dibutuhkan unit Sterilisasi ini adalah 1.377 m2.
6. Analisa ekonomi :
Dari analisa diatas dapat disimpulkan bahwa pendirian Pra Rancangan Unit
Sterilisasi Pada Pabrik Kelapa Sawit membutuhkan biaya yang banyak, keuntungan
yang diperoleh mutu minyak yang akan dihasilkan sesuai dengan standart yang
Foust, Allan, “Principle of Unit Operation”, 22nd edition, Jhon Willey, Betlehem,
1959, USA.
Geankoplis, Christie J., “Transport Process, Momentum, Heat and Mass”., Allyn
& Bacon, Boston, 1993.
Nalco., “The Nalco Water Hand Book”., New York., Mc Graw Hill Book
Company, 1979.
Timmerhauss, K.D. & Petter, M.S., “Plant Design and Economic for Chemical
Engineers”., 4th edition, Mc Graw Hill Book Co., Tokyo, 1990.
Timmerhauss, K.D. & Petter, M.S., “Plant Design and Economic for Chemical
Engineers”., 6th edition, Mc Graw Hill Book Co., Tokyo, 2004.
1. Sterilizer
Tandan buah segar (TBS) dari lori dimasukkan ke dalam rebusan atau sterilizer.
Dalam sterilizer TBS direbus untuk peroses sterilisasi sebelum diproses menjadi minyak.
Temperatur perebusan 125oC – 135oC, lama perebusan 82-90 menit. Kebutuhan steam
27,26%, exause steam 4,75% dan kondensat yang dibuang 34,51% sedangkan TBS yang
masak 88% dari jumlah umpan yang direbus. (Buku Petunjuk Kerja PKS PTPN IV
Adolina, 2008)
4 1
Kondensat 34,51%
-Minyak 0,55%
-Kotoran 2,29%
-Air 97,16%
Neraca Massa :
Alur 2 :
1. Steam = 27,26% x 30.000 kg/jam = 8.178 kg/jam
Alur 4 :
1. Exshaust steam = 4,75% x 30.000 kg/jam = 1.425 kg/jam
Alur 5 :
1. TBS hasil rebusan = 88% x 30.000 kg/jam = 26.400 kg/jam
• TBS masak = 98,27% x 26.400 kg/jam = 25.943,28 kg/jam
• Air = 1,73% x 26.400 kg/jam = 456,72 kg/jam
-CH 20,92
-COOH 79,91
Sumber : Perry, 1997
8,898.10−3 mol
Fraksi mol palmitat = 37,286.10−3 mol = 0,238
5,614.10−3 mol
10,096.10−3 mol
Fraksi mol oleat = = 0,271
37,286.10−3 mol
2,82.10−3 mol
Fraksi mol linoleat = = 0,054
37,286.10−3 mol
Fraksi mol
0,270mol
• Oktanoat = = 0,109
2,488mol
0,278mol
• Dekanoat = = 0,112
2,488mol
0,241mol
• Laurat = = 0,096
2,488mol
0,641mol
• Miristat = = 0,258
2,488mol
4 1
2 5
T =1300C Sterilizer T = 1000C
TBS
Steam Air
3
T = 900C
-Minyak
-Kotoran
-Air
Panas Masuk :
Alur 1 :
Q = m x Cp x ∆T = 30.000 kg x 47,6734 kJ/kg K x 5 K
= 7.151.010 kJ
Alur 2 :
Q = m x Cp x ∆T = 8.178 kg x 2,176 kJ/kg K x 105 K
= 1.868.509,44 kJ
Total panas masuk = 9.019.519,44 kJ
Panas Keluar :
Alur 3 :
Massa minyak : 15,223 kg
• Asam Lemak Jenuh
Oktanoat = -
Dekanoat = -
Laurat = (1/100) x 56,942 kg = 0,569 kg
Miristat = (2/100) x 56,942 kg = 1,139 kg
Palmitat = (4/100) x 56,942 kg = 2,278 kg
Stearat = (28/100) x 56,942 kg = 15,945 kg
• Asam Lemak Tak Jenuh
Oleat = (50/100) x 56,942 kg = 28,473 kg
8,898.10−3 mol
Fraksi mol palmitat = = 0,238
37,286.10−3 mol
5,614.10−3 mol
Fraksi mol stearat = = 0,150
37,286.10−3 mol
10,096.10−3 mol
Fraksi mol oleat = = 0,271
37,286.10−3 mol
2,82.10−3 mol
Fraksi mol linoleat = = 0,054
37,286.10−3 mol
Alur 4 :
Q Ex.Steam = 1.425 kg x 4,1453 kJ/kg K x 85 K
= 502.099,463 kJ
Alur 5 :
Q = m x Cp x ∆T
Q TBS = 25.943,28 kg x 47,6734 kJ/kg K x 75 K
= 92.760.327,36 kJ
Q Air = 456,72 kg x 4,2164 kJ/kg K x 75 K
= 144.428,566 kJ
Total panas keluar = 124.802.709,1 kJ
Panas Masuk + Panas dibutuhkan = Panas Keluar
Panas dibutuhkan = Panas keluar – Panas Masuk
= 40.101,9 kg
Tabel LB.4 Neraca massa pada Sterilizer
Kompoisisi Panas Masuk (kJ) Panas Keluar (kJ)
Alur 1 Alur 2 Alur 3 Alur 4 Alur 5
TBS 7.151.010 - - - 92.760.327,36
Minyak - 1.868.509,44 7.891,022 - -
Air - - 2.756.823,042 - 144.428,566
Kotoran - - 13.592,026 - -
Panas dibutuhkan - 87.165.642,04 - - -
Ex.Steam - - - 502.099,463 -
Jumlah 7.151.010 89.034.151,48 2.778.306,09 502.099,463 92.904.755,93
Total 96.185.161,48 96.185.161,48
Perhitungan:
Kebutuhan kelapa sawit = 30.000 kg/jam
Siklus perebusan = 110 menit
Rata-rata isian lori = 2.500 kg
Kapasitas rebusan = 9-10 lori
30.000 kg
Jumlah lori yang dibutuhkan untuk 30.000 kg kelapa sawit = =12 lori
2.500 kg/lori
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi:
-Temperatur : 300C
F 34,738 lbm/det
Laju alir volume (Q) = = 0,558 ft3/det
= ρ 62,16 lbm/ft 3
- Schedul pipa = 40
LD-1
ρv D
NRE = 194.304,233
Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa comercial steel dan diameter
Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk NRe = 194.304,233 dan ε/D = 0,0013
diperoleh f = 0,045
Instalasi pipa:
- 1 buah gate fully open (L/D = 13, Appendix C-2a, Foust, 1980)
L2 = 1 x 13 x 0,419 ft = 5,447 ft
L3 = 2 x 30 x 0,419 ft = 25,14 ft
- 1 buah inward protecting pipe intrance (k = 0,78, Appendix C-2c dan C-2d,
Foust, 1980)
L4 = 7,5 ft
- 1 buah protecting pipe exit (k = 1 Appendix C-2c dan C-2d, Foust, 1980)
L5 = 9 ft
Tinggi pemompaan, ∆z = 30 ft
g
Static head, ∆z. = 30 ft.lbf/lbm
gc
Δv2
Velocity head, =0
2gc
ΔP
Pressure head, =0
ρ
g Δv 2 ΔP
Ws = ∆z. + + +F
gc 2gc ρ
Ws.Q.ρ (35,5)(0,558)(62,16)
Tenaga pompa, P = = = 2,226 Hp
550 550
2,226
Tenaga pompa yang dibutuhkan = = 2,782Hp
0,8
Tinggi bak = t
Universitas Sumatera Utara
Jumlah bak (n) = 1
Misalkan:
Lebar bak = 6t
= 10t x 6t x t = 60t3
F x θ x (fk +1)
Volume bak (Vb) =
ρxn
= 1674,736 m3
60 60
3. Clarifier (H-420)
Reaksi koagulasi:
Perhitungan:
(ρp − ρ)gDp 2
Us = ……………………………………………….(Ulrich, 1984)
18µ
Densitas larutan,
57.903,196
ρ= = 995,738 kg/m3 = 0,996 gr/cm3 = 62,123 lb/ft3
57.898,738 2,895 1,563
+ +
995,68 2710 2533
Densitas partikel :
2,895 + 1,563
ρ= = 2.786,25 kg/m3 = 2,786 gr/cm3
s
2,895 1,563
+
2710 2533
Ukuran Clarifier
ρ 995,596 kg/m3
Q = 0,016 m3/det
Q 1/2
Sehingga : D = −4
4.10
0,016 1/ 2
= 6,324 m = 20,747 ft
D=
−4
4.10
Tinggi clarifier :
3 3
Ht = D= (6,324) = 9,486 m = 31,121 ft
2 2
Waktu pengendapan:
Ht
t= = 9,486 m x100 cm/1m = 86.236,363 detik x 1jam/3600 detik = 9,578 jam
Us 0,0087 cm/det
PD
t= + CA
2SE -1,2P
Dari tabel 5.4 Brownell & Young 1979, dipilih tebal tangki 5/8 in
Daya clarifier
Dimana:
Sehingga,
- Tekanan : 1 atm
1997)
Ukuran tangki:
1
V = πD2H
4
1 3
6,116 m3 = πD2 D
4 2
3
6,116 m3 = πD3
8
D = 1,731 m
H = 2,597 m = 8,519 ft
6,116 m3
Tinggi Al2(SO4)3 dalam tangki = 1 = 2,6 m = 8,530 ft
π (1,731m)2
4
(8,530 −1)85,093
- Tekanan hidrostatik, ph = = 4,449 psi
144
PD
t= + CA
2SE -1,2P
t = 0,177 in
Dari tabel 5.4 brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki 3/16 in.
Daya pengaduk:
Dt = 5,678 ft
Di = 1,560 ft
Bilangan reynold,
ρN D 2
NRE =
µ
(85,093)(1)(1,560)2
= = 330.274,840
6,27.10−4
0,4
NpoN3 Di5ρ
Sehingga: P = ……………….………………(Geankoplis, 1983)
gc
9,773
Daya penggerak motor = = 12,216 Hp
0,8
Data:
- Tekanan = 1 atm
Perhitungan:
Ukuran tangki:
1
V = πD2H
4
1 3
3,391 m3 = πD2 D
4 2
3
3,391 m3 = πD3
8
D = 2,879 m
H = 4,318 m = 14,164 ft
3,391m3
Tinggi Na2CO3 dalam tangki = 1 = 0,521 m = 1,709 ft
π (2,879 m)2
4
PD
t= + CA
2SE -1,2P
(18,141psi)(9,444 ft)(12in/ft)
t= + 0,125 in = 0,193
2(18750 psi)(0,8) − 1,2(18,141psi)
Dari tabel 5.4 brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki 4/16 in.
Daya pengaduk:
Dt = 9,444 ft
Di = 3,148 ft
Bilangan reynold,
ρ N D2
NRE = ……………………………………………(Geankoplis, 1983)
μ
(82,845)(1)(3,148)2
= = 2.224.894,3
3,69.10−4
NpoN3 Di5ρ
Sehingga: P = ……………….………………(Geankoplis, 1983)
gc
8,293
Daya penggerak motor = = 10,366 Hp
0,8
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi:
-Temperatur : 300C
- Schedul pipa = 40
Q 0,558 ft 3 /det
Kecepatan linier, v = = = 4,014 ft/det
a1 0,139 ft 2
ρv D
NRE = 194.304,233
Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa comercial steel dan diameter
Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk NRe = 194.304,233 dan ε/D = 0,0013
diperoleh f = 0,045
Instalasi pipa:
- 1 buah gate fully open (L/D = 13, Appendix C-2a, Foust, 1980)
L3 = 2 x 30 x 0,419 ft = 25,14 ft
- 1 buah inward protecting pipe intrance (k = 0,78, Appendix C-2c dan C-2d,
Foust, 1980)
L4 = 7,5 ft
- 1 buah protecting pipe exit (k = 1 Appendix C-2c dan C-2d, Foust, 1980)
L5 = 9 ft
Faktor gesekan,
Tinggi pemompaan, ∆z = 10 ft
g
Static head, ∆z. = 30 ft.lbf/lbm
gc
Δv2
Velocity head, =0
2gc
ΔP
Pressure head, =0
ρ
g Δv 2 ΔP
Ws = ∆z. + + +F
gc 2gc ρ
Ws.Q.ρ (11,834)(0,558)(62,16)
Tenaga pompa, P = = = 0,752 Hp
550 550
Data:
Kondisi penyimpanan:
-Temperatur : 300C
- Tekanan : 1 atm
Perhitungan:
1
V = πD2H
4
1
17,444 m3 = πD2(2D)
4
1
17,444 m3 = πD3
2
D = 2,231 m
H = 4,462 m = 14,636 ft
PD
t= + CA
2SE -1,2P
Dari tabel 5.4 brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki 3/16 in.
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi:
-Temperatur : 300C
F 34,738 lbm/det
Laju alir volume (Q) = = 0,558 ft3/det
= ρ 62,16 lbm/ft3
- Schedul pipa = 40
Q 0,558 ft 3 /det
Kecepatan linier, v = = = 4,014 ft/det
a1 0,139 ft 2
ρv D
NRE = 194.304,233
Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa comercial steel dan diameter
Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk NRe = 194.304,233 dan ε/D = 0,0013
diperoleh f = 0,045
- 1 buah gate fully open (L/D = 13, Appendix C-2a, Foust, 1980)
L2 = 1 x 13 x 0,419 ft = 5,447 ft
L3 = 2 x 30 x 0,419 ft = 25,14 ft
- 1 buah inward protecting pipe intrance (k = 0,78, Appendix C-2c dan C-2d,
Foust, 1980)
L4 = 7,5 ft
- 1 buah protecting pipe exit (k = 1 Appendix C-2c dan C-2d, Foust, 1980)
L5 = 9 ft
Faktor gesekan,
Tinggi pemompaan, ∆z = 10 ft
g
Static head, ∆z. = 30 ft.lbf/lbm
gc
Δv2
Velocity head, =0
2gc
ΔP
Pressure head, =0
ρ
g Δv 2 ΔP
Ws = ∆z. + + +F
gc 2gc ρ
0,752
Tenaga pompa yang dibutuhkan = = 0,94Hp
0,8
Data:
Kondisi penyimpanan:
-Temperatur : 300C
- Tekanan : 1 atm
Perhitungan:
1
V = πD2H
4
D = 7,631 m
H = 9,157 m = 30,041 ft
348,899 m3
Tinggi air dalam tangki = = 7,632 m
1
π (7,631m)2
4
PD
t= + CA
2SE -1,2P
Dari tabel 5.4 brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki 5/16 in.
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi:
-Temperatur : 300C
F 34,738 lbm/det
Laju alir volume (Q) = = 0,558 ft3/det
= ρ 62,16 lbm/ft 3
- Schedul pipa = 40
Q 0,558 ft 3 /det
Kecepatan linier, v = = = 4,014 ft/det
a1 0,139 ft 2
ρv D
NRE = 194.304,233
Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa comercial steel dan diameter
Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk NRe = 194.304,233 dan ε/D = 0,0013
diperoleh f = 0,045
Instalasi pipa:
- 1 buah gate fully open (L/D = 13, Appendix C-2a, Foust, 1980)
L2 = 1 x 13 x 0,419 ft = 5,447 ft
L3 = 2 x 30 x 0,419 ft = 25,14 ft
- 1 buah inward protecting pipe intrance (k = 0,78, Appendix C-2c dan C-2d,
Foust, 1980)
L4 = 7,5 ft
- 1 buah protecting pipe exit (k = 1 Appendix C-2c dan C-2d, Foust, 1980)
L5 = 9 ft
Faktor gesekan,
Tinggi pemompaan, ∆z = 10 ft
g
Static head, ∆z. = 10 ft.lbf/lbm
gc
ΔP
Pressure head, =0
ρ
g Δv 2 ΔP
Ws = ∆z. + + +F
gc 2gc ρ
Ws.Q.ρ (12,073)(0,558)(62,16)
Tenaga pompa, P = = = 0,761 Hp
550 550
0,761
Tenaga pompa yang dibutuhkan = = 0,951Hp
0,8
Data:
Kondisi penyimpanan:
-Temperatur : 300C
- Tekanan : 1 atm
Perhitungan:
PD
t= + CA
2SE -1,2P
Dari tabel 5.4 brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki 7/16 in.
-Kondisi penyimpanan:
-Temperatur : 300C
- Tekanan : 1 atm
Perhitungan:
Ukuran angki
1
V = πD2H
4
1
3,815 m3 πD2(3/4D)
= 4
D = 1,864 m
H = 1,398 m = 4,585 ft
PD
t= + CA
2SE -1,2P
Dari tabel 5.4 brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki 3/16 in.
Daya pengaduk:
Dt = 6,114 ft
Di = 2,038 ft
ρ N D2
NRE = …………………………………………….….(Geankoplis, 1983)
μ
0,41
NpoN3 Di5ρ
Sehingga: P = ……………….………………(Geankoplis, 1983)
gc
38,345
Daya penggerak motor = = 47,931 Hp
0,8
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi:
-Temperatur : 300C
F 35,347 lbm/det
Laju alir volume (Q) = = 0,568 ft3/det
= ρ 62,16 lbm/ft 3
- Schedul pipa = 40
Q 0,558 ft 3 /det
Kecepatan linier, v = = = 4,014 ft/det
a1 0,139 ft 2
ρv D
NRE = 194.304,233
Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa comercial steel dan diameter
Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk NRe = 194.304,233 dan ε/D = 0,0013
diperoleh f = 0,045
Instalasi pipa:
- 1 buah gate fully open (L/D = 13, Appendix C-2a, Foust, 1980)
L2 = 1 x 13 x 0,419 ft = 5,447 ft
L3 = 2 x 30 x 0,419 ft = 25,14 ft
Foust, 1980)
L4 = 7,5 ft
- 1 buah protecting pipe exit (k = 1 Appendix C-2c dan C-2d, Foust, 1980)
L5 = 9 ft
Faktor gesekan,
Tinggi pemompaan, ∆z = 15 ft
g
Static head, ∆z. = 15 ft.lbf/lbm
gc
Δv2
Velocity head, =0
2gc
ΔP
Pressure head, =0
ρ
g Δv 2 ΔP
Ws = ∆z. + + +F
gc 2gc ρ
Ws.Q.ρ (17,073)(0,568)(62,16)
Tenaga pompa, P = = = 1,095 Hp
550 550
1,095
Tenaga pompa yang dibutuhkan = =1,369 Hp
0,8
Data:
Kondisi penyimpanan:
-Temperatur : 300C
- Tekanan : 1 atm
Perhitungan:
PD
t= + CA
2SE -1,2P
Dari tabel 5.4 brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki 7/16 in.
-Kondisi penyimpanan:
-Temperatur : 300C
- Tekanan : 1 atm
Perhitungan:
1
V = πD2H
4
1
0,005 m3 πD2(3/2D)
= 4
D = 0,161 m
H = 0,241 m = 0,790 ft
0,004 m3
Tinggi air dalam tangki = = 0,2 m = 0,626 ft
1
π (0,161m)2
4
Dari tabel 5.4 brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki 3/16 in.
Daya pengaduk:
Dt = 0,528 ft
Di = 0,176 ft
ρ N D2
NRE = ……………………………..……………….….(Geankoplis, 1983)
μ
(94,577)(1)(0,176)2
= = 6.809,895
4,302.10−4
Dari gambar 3.4-4 Geankoplis, 1983, untuk Nre = 5.769,593 diperoleh Npo = 0,6
NpoN3 Di5ρ
Sehingga: P = ……………….………………(Geankoplis, 1983)
gc
0,0002
Daya motor penggerak = = 0,00025 Hp
0,8
Kondisi operasi:
-Temperatur : 300C
F 34,738 lbm/det
Laju alir volume (Q) = = 0,558 ft3/det
= ρ 62,16 lbm/ft 3
- Schedul pipa = 40
Q 0,558 ft 3 /det
Kecepatan linier, v = = = 4,014 ft/det
a1 0,139 ft 2
ρv D
NRE = 194.304,233
Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk NRe = 194.304,233 dan ε/D = 0,0013
diperoleh f = 0,045
Instalasi pipa:
- 1 buah gate fully open (L/D = 13, Appendix C-2a, Foust, 1980)
L2 = 1 x 13 x 0,419 ft = 5,447 ft
L3 = 2 x 30 x 0,419 ft = 25,14 ft
- 1 buah inward protecting pipe intrance (k = 0,78, Appendix C-2c dan C-2d,
Foust, 1980)
L4 = 7,5 ft
- 1 buah protecting pipe exit (k = 1 Appendix C-2c dan C-2d, Foust, 1980)
L5 = 9 ft
Faktor gesekan,
Tinggi pemompaan, ∆z = 15 ft
g
Static head, ∆z. = 15 ft.lbf/lbm
gc
Δv2
Velocity head, =0
2gc
g Δv 2 ΔP
Ws = ∆z. + + +F
gc 2gc ρ
Ws.Q.ρ (16,535)(0,558)(62,16)
Tenaga pompa, P = = = 1,042 Hp
550 550
1,042
Tenaga pompa yang dibutuhkan = =1,042 Hp
0,8
-Kondisi penyimpanan:
-Temperatur : 300C
- Tekanan : 1 atm
Perhitungan:
1
V = πD2H
4
1
0,0084 m3 πD2(3/2D)
= 4
D = 0,192 m
H = 0,288 m = 0,944 ft
0,007 m3
Tinggi air dalam tangki = = 0,025 m
1
π (0,192 m)2
4
-Kondisi penyimpanan:
-Temperatur : 300C
- Tekanan : 1 atm
Perhitungan:
Ukuran tangki
1
V = πD2H
4
1
14,185 m3 πD2(3/2D)
= 4
H = 3,438 m = 11,279 ft
11,821m3
Tinggi air dalam tangki = 1 = 2,864 m
π (2,293m)2
4
Tekanan hidrostatik:
P=ρxgxl
Faktor kelonggaran = 5%
PD
t= + CA
2SE -1,2P
(135,733kPa)(8,507 ft)(12in/ft)
t= + 0,125 in = 0,213 in
2(87.099,98 kPa)(0,8) − 1,2(135,733kPa)
Dari tabel 5.4 Brownell & Young dipilih tebal tangki 4/16
Kondisi operasi:
-Temperatur : 300C
F 24,512 lbm/det
Laju alir volume (Q) = = 0,394 ft3/det
= ρ 62,16 lbm/ft 3
- Schedul pipa = 40
Q 0,558 ft 3 /det
Kecepatan linier, v = = = 4,014 ft/det
a1 0,139 ft 2
ρv D
NRE = 194.304,233
Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk NRe = 194.304,233 dan ε/D = 0,0013
diperoleh f = 0,045
Instalasi pipa:
- 1 buah gate fully open (L/D = 13, Appendix C-2a, Foust, 1980)
L2 = 1 x 13 x 0,419 ft = 5,447 ft
L3 = 2 x 30 x 0,419 ft = 25,14 ft
- 1 buah inward protecting pipe intrance (k = 0,78, Appendix C-2c dan C-2d,
Foust, 1980)
L4 = 1,5 ft
- 1 buah protecting pipe exit (k = 1 Appendix C-2c dan C-2d, Foust, 1980)
L5 = 3,25 ft
Faktor gesekan,
Tinggi pemompaan, ∆z = 15 ft
g
Static head, ∆z. = 15 ft.lbf/lbm
gc
Δv2
Velocity head, =0
2gc
g Δv 2 ΔP
Ws = ∆z. + + +F
gc 2gc ρ
Ws.Q.ρ (16,622)(0,394)(62,16)
Tenaga pompa, P = = = 0,740 Hp
550 550
0,740
Tenaga pompa yang dibutuhkan = = 0,925 Hp
0,8
- Tekanan : 1 atm
Perhitungan:
Ukuran tangki:
1
V = πD2H
4
1 23
115,99 m3 = πD D
4 2
3
115,99 m3 = πD3
8
D = 4,618 m
H = 6,927 m = 22,726 ft
PD
t= + CA
2SE -1,2P
Dari tabel 5.4 brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki ¼ in.
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi:
-Temperatur : 300C
F 24,512 lbm/det
Laju alir volume (Q) = = 0,394 ft3/det
= ρ 62,16 lbm/ft 3
- Schedul pipa = 40
Q 0,558 ft 3 /det
Kecepatan linier, v = = = 4,014 ft/det
a1 0,139 ft 2
ρv D
NRE = 194.304,233
Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa comercial steel dan diameter
Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk NRe = 194.304,233 dan ε/D = 0,0013
diperoleh f = 0,045
Instalasi pipa:
- 1 buah gate fully open (L/D = 13, Appendix C-2a, Foust, 1980)
L2 = 1 x 13 x 0,419 ft = 5,447 ft
L3 = 2 x 30 x 0,419 ft = 25,14 ft
- 1 buah inward protecting pipe intrance (k = 0,78, Appendix C-2c dan C-2d,
Foust, 1980)
L4 = 1,5 ft
- 1 buah protecting pipe exit (k = 1 Appendix C-2c dan C-2d, Foust, 1980)
L5 = 3,25 ft
Faktor gesekan,
Tinggi pemompaan, ∆z = 15 ft
Δv2
Velocity head, =0
2gc
ΔP
Pressure head, =0
ρ
g Δv 2 ΔP
Ws = ∆z. + + +F
gc 2gc ρ
Ws.Q.ρ (16,622)(0,394)(62,16)
Tenaga pompa, P = = = 0,740 Hp
550 550
0,740
Tenaga pompa yang dibutuhkan = = 0,925 Hp
0,8
22 Boiler (Q-440)
Data :
Uap jenuh yang digunakan bersuhu 1500C pada tekanan 101,33 Kpa (14,7 Psi).
Dari steam table, Smith, 1987, diperoleh kalor laten steam 1180,26 Btu/lbm.
Perhitungan:
W = Kebutuhan uap,lbm/jam
Maka:
P = 311,707 Hp
= 311,707 Hp x 10 ft2/Hp
= 3117,07 ft2
Panjang tube, L = 20 ft
Diameter tube = 3 in
A 3117,07 ft 2
NE = = = 169,96 buah
L x a 20 ft x 0,917ft 2 /ft
4. Harga alat disesuaikan dengan basis Maret 2008 dimana nilai tukar dolar
= Rp 344.250.000,-
Biaya peralatan tanah 10% dari harga tanah seluruhnya (Petter & Timmerhaus,2004).
= Rp 378.675.000,-
LE-1
Iy X1
Marshall R Swift Equipment Cost Indeks, Indeks yang digunakan adalah Chemical
Untuk mencari indeks harga pada tahun 2008 digunakan metode Regresi
(n. ∑ X .Y ) − (∑ X . ∑ Y )
i i i i
r=
{(n.∑ X i
2
− ( ∑ X i )2 }x {n. ∑ Yi 2 − (∑ Yi )2 )}
linear antar variabel X dan Y, sehingga persamaan regresi yang mendekati adalah
X = Variabel tahun ke n –1
( n. ∑ Xi ) − ( ∑ Xi )
2 2
(n x ∑ X i .Yi ) − (∑ X i x ∑ Yi )
b=
(n. ∑ X i ) − (∑ X )i 2
2
y=
∑Y i
=
10496,6
=1049,66
n 10
(Y − a) 1094,66 − 971,38
x= = = 5,5
b 14,23
Dengan demikian harga indeks pada tahun 2008 ( n = 14 tahun yang ke-14
maka X = 13 ) adalah :
Y = 971,38 + ( 14,23 x 13 )
= 1156,37
Untuk alat yang tidak tersedia, faktor eksponennya (m) dianggap 0,6
( Timmerhaus, 2004 ).
Jumlah : 2 buah
1 US $ : Rp 9950 ;-
Cy = 7 x 104 US $
Ix = 1156,7
Iy = 1102,5
m = 0,6
x
10 1102,5
C x = Rp1.172.780.852;−
Dengan cara yang sama perkiraan harga alat proses yang lainnya dapat
dilihat pada tabel LE-3 dan tabel LE-4 untuk perkiraan harga peralatan utilitas pada
Untuk harga alat sampai di lokasi maka harga alat proses dan utilitas harus
Biaya transportasi = 5%
Biaya asuransi = 1%
PPN = 10%
PPh = 10%
= Rp 4.567.018.876,-
Biaya pemasangan alat diperkirakan 10% dari harga alat sampai di lokasi pabrik:
= 0,1 x Rp 6.530.836.993,-
= 653.083.699,-
E. Biaya Perpipaan
G. Biaya Insulasi
J. Sarana Transportasi
+ Rp 685.000.000
= Rp. 10.892.932.695,-
A. Pra Investasi
C. Biaya Konstruksi
Total MITTL = A + B + C + D
+ Rp 1.089.293.270 = Rp 2.723.233.174,-
= Rp 10.892.932.695,- + Rp 2.723.233.174,-
= Rp13.616.165.869,-
Soda Abu
= Rp 23.970.163,-
Alum Al2(SO4)3
= Rp 50.025.600,-
= Rp 60.480,-
Harga = Rp 365.000/liter
= Rp 39.756.203.782,-
= Rp 1.080.000,-
Harga = 5000/L
= Rp 1.104.879.150,-
= Rp 40.936.219.175,-
Harga total Pertahun = 4 x Rp 40.936.219.175 = Rp 163.744.878.700,-
c. Biaya pemasaran
Perhitungan pajak bumi dan bangunan menurut UU No.2 tahun 2000 JO.UU
Tanah
= 67 m2
Luas tanah kena pajak = Luas tanah total – Luas tanah tidak kena pajak
= 1.377 m2 – 67 m2 = 1.310 m2
Bangunan
= Rp 229.250.000 + Rp 94.250.000
= Rp 323.500.000,-
Nilai jual kena pajak (NJKP) = 20% NJOP untuk perhitungan PBB
C. Biaya Start Up
= Rp 13.616.165.869,- + Rp 41.524.521.651,-
= Rp 55.140.687.520,-
Exchaus SteamValve
2 4
Condensate
3 /Dearation valve
Karyawan/ Karyawan/
Operator Operator
Gambar 9.1 Srtuktur Organisasi Unit Sterilisasi pada Pabrik Kelapa Sawit