KARYA ILMIAH
SUAYBA SITOMPUL
102401042
KARYA ILMIAH
SUAYBA SITOMPUL
102401042
Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Abstrak v
Abstract vi
Daftar Isi vii
Daftar Tabel viii
Bab 1 Pendahuluan
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Permasalahan 3
1.3.Tujuan 3
1.4.Manfaat 3
Bab 2. Tinjauan Pustaka
2.1.Kriteria Matang Panen 4
2.2.Cara Panen 4
2.3.Fraksi TBS dan Mutu Panen 5
2.4.Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit 6
2.5.Pemgolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi CPO 11
2.5.1. Bagan Alir 11
2.5.2. Perlakuan Pendahuluan 12
2.5.3. Pemishan 15
2.6.Jenis Minyak dan Lemak 18
2.7.Ekstraksi 19
2.7.1. Rendering 21
2.7.2. Pengepresan Mekanis ( Mechanisal Expression) 22
2.7.3. Ekstraksi dengan Pelarut 23
2.8.Analisa Kadar Lemak Metode Ekstraksi Soxhlet 23
Bab 3. Metodologi Percobaan
3.1.Alat-Alat 26
3.2.Bahan-Bahan 26
3.3.Prosedur Penelitian
Bab 4. Hasil dan Pembahasan
4.1.Hasil 28
4.1.1. Data Percobaan 28
4.1.2..Perhitungan 29
4.2.Pembahasan 31
Daftar Lampiran 35
Disetujui Oleh
Medan, Mei 2013
Diketahui Oleh :
Departemen Kimia FMIPA USU
Ketua Pembimbing
Disetujui Oleh:
Ketua Prodi D3 Kimia Analis
NIP.19550918198701200
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiyah ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
Asalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah_Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Ilmiah ini.
Karya Ilmiah ini merupakan salah satu untuk memenuhi syarat dalam
penyelesaian mata kuliah Program Studi Kimia Analis Departemen Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Dengan selesainya Karya
Ilmiah ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah banyak membantu penulis baik secara
moral maupun secara meteril serta doa dan dukungan nya kapada penulis sehingga
Karya Ilmiah ini dapat selesai. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
abangnda Sawal Hanafi Sitompul beserta istri, Mhmd Habib sitompul S.Pd, Adha
Yahya Sitompul dan kepada kakanda Latifah Hanum Sitompul S.Farm Apt dan
Nur Azimah Sitompul Amd serta keponakan – keponakan penulis Nursaidah
Hasti, Riji, Athaillah Rizky dan Baim, terima kasih atas doa dan dukungannya
kepada penulis. Bapak Drs. Amir Hamzah Siregar, M.Si selaku Dosen
Pembimbing penulis yang telah membimbing dan membantu penulis
menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam USU. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS selaku Ketua
Departeman Kimia. Ibu Dra. Emma Zaidar Nst., M.Si selaku Ketua Program Studi
Diploma III Kimia Analis. Bapak Harry Tampubolon selaku Mill Mranager PKS
PT. Multimas Nabati Asahan. Bapak Dharma Syahputra selaku Kepala Lab PKS
PT.MNA dan juga pembimbing lapangan I.
Bapak Lukmanuddin selaku Supervisor dan juga pembimbing lapangan II. Para
mandor dan operator baik di bagian pengolahan maupun di laboratorium. Bang
Hendrik, bang Izal, bang Mukhsin dan bang Tony selaku abangnda kami diPKS
Seluruh Dosen dan staff pengajar dilingkungan FMIPA USU.
Partner PKL Irma, Saiful dan Martha terima kasih atas bantuan,
kerjasamanya dan kebersamaannya selama PKL. Sahabat-sahabatku Pasukan
Tentara Icha, Nova,Irma,Puput dan Febri terima kasih atas doa, bantuan,
dukungan serta kebersamaannya selama ini semoga kita tetap solid. Teman-teman
seperjuangan jurusan Kimia Analis 2010 terima kasih telah banyak membantu dan
kebersamaanya selama perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik sebagai tambahan pengetahuan
untuk kesempurnaannya dan penulis berharap semoga laporan akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
Suayba Sitompul
102401042
ABSTRAK
Telah dilakukan analisa kehilangan minyak pada serat hasil pengepresan kelapa
sawit dengan menggunakan metode ekstraksi sokletasi, dimana hasil yang
diperoleh pada serat dalam Screw Press I-VI adalah 1,77%, 5,05%, 6,09%, 3,24%,
dan 3,36%. Dimana batas maksimun kehilangan minyak pada serat 4%, sehingga
jika terjadi kehilangan yang terlalu tinggi maka akan disesuaikan dengan putaran
screw press.
Keyword: Serat, Ekstraksi Sokletasi, Screw Press, Lossis (Kehilangan Minyak )
ABSTRACT
It has been analysis of oil losses in fiber after pressing of palm with soxhletation
extraction method, where result of fiber after pressing in Screw Press I-VI 1,77%,
5,05%, 6,09%, 3,24%,and 3,36%.so that in the event of loss is too high, it will be
adjusted with a round screw press.
Keywords: Fiber, Soxhletation Extraction,Screw Press, Lossis
ABSTRAK
Telah dilakukan analisa kehilangan minyak pada serat hasil pengepresan kelapa
sawit dengan menggunakan metode ekstraksi sokletasi, dimana hasil yang
diperoleh pada serat dalam Screw Press I-VI adalah 1,77%, 5,05%, 6,09%, 3,24%,
dan 3,36%. Dimana batas maksimun kehilangan minyak pada serat 4%, sehingga
jika terjadi kehilangan yang terlalu tinggi maka akan disesuaikan dengan putaran
screw press.
Keyword: Serat, Ekstraksi Sokletasi, Screw Press, Lossis (Kehilangan Minyak )
ABSTRACT
It has been analysis of oil losses in fiber after pressing of palm with soxhletation
extraction method, where result of fiber after pressing in Screw Press I-VI 1,77%,
5,05%, 6,09%, 3,24%,and 3,36%.so that in the event of loss is too high, it will be
adjusted with a round screw press.
Keywords: Fiber, Soxhletation Extraction,Screw Press, Lossis
PENDAHULUAN
Kelapa sawit mempunyai beberapa jenis atau varietas yang dikenal sebagai Dura,
Tenera dan Pasifera. Ketiga jenis ini dapat dibedakan dengan cara memotong
buahnya secara memanjang/ melintah. Dura memiliki inti besar dan bijinya tidak
dikelilingi sabut dengan ekstraksi minyak sekitar 17-18%. Deli dura memiliki inti
besar dan cangkang tebal serta dipakai oleh pusat-pusat penelitian untuk
memproduksi jenis Tenera. Tenera merupakan hasil persilangan antara Dura dan
Pasifera, memiliki cangkang tipis dengann cincib serat di sekeling biji, serta
ekstraksi minyak sekitar 22-25%. Pisifera tidak mempunyai cangkang dengan inti
atau pencacahan berupa sebuah tangki vertical yang dilengkapi dengan lengan-
motor listrik yang dipasang dibagian atas dari alat pencacah (digester). Putaran-
putaran pengaduk berkisar 25-26 rpm. Tujuan utama dari proses digesting yaitu
dengan mudah dapat dipisahkan dari daging buah dengan kerugian yang sekecil-
kecilnya.
bawah digester sudah berupa ‘bubur’. Hasil cacahan tersebut langsung masuk ke
alat pengempa yang berada persis dibawah digester. Pada pabrik kelapa sawit,
minyak dari daging buah. Proses pemisahan minyak terjadi akibat putaran screw
screw press. Hal ini bertujuan untuk pengenceran sehingga massa bubur buah
yang dikempa tidak terlalu rapat. Jika massa bubur buah terlalu rapat maka akan
berkisar 10-15% dari berat TBS yang diolah dengan temperatur air sekitar 90 0C.
Proses pengempaan akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50% minyak,
42% air dan 8% zat padat (Pahan, 2008).
Lemak dan minyak dapat diperoleh dari ekstraksi jaringan hewan atau
tanaman dengan tiga cara yaitu rendering, pengepresann (preesing) atau dengan
dengan air panas. Lemak atau minyak akan mengapung dipermukaan sehingga
dapat dipisahkan. Pengepresan yaitu bahan yang mengandung lemak atau minyak
screw press. Dengan cara ini minyak tidak dapat seluruhnya diekstraksi.
Sedangkan dengan cara pelarut dimana cara ekstraksi ini dapat dilakukan dengan
rendah. Lemak dalam bahan dilarutkan dengan pelarut. Tetapi cara ini kurang
efektif, kaena pelarut mahal dan lemak yang diperoleh harus dipisahkan dari
1.2. Permasalah
Apakah kehilangan minyak pada fiber (serat) dari hasil pengepresan pada screw
press sudah sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
1.3. Tujuan
Tujuan dari analisa ini adalah untuk mengetahui presentase kehilangan minyak
yang melekat pada fiber (serat) setelah melalui screw press dengan menggunakan
1.4. Manfaat
kehilangan minyak (oil losses) yang diperoleh, sehingga pihak pabrik dapat yang
TINJAUAN PUSTAKA
memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria umum untuk tandan buah yang
1. Tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan yang jatuh
2. Tanaman dengan umur lebih dari 10 tahun, jumlah brondolan yang jatuh
Namun, secara praktis digunakan suatu aturan umum yaitu pada setiap 1 kg Tandn
minyak yang paling maksimal. Pemanenan pada keadaan buah lewat matang akan
menigkatkan Asam Lemak Bebas atau Free Fatty Acid (ALB atau FFA). Hal itu
tentu akan banyak merugikan sebab pada buah yang terlalu masak sebagian
perlakuan sejak awal panen dilapangan. Factor penting yang cukup berpengaruh
adalah kematangan buah yang dipanen dan cepat tidknya penggangkutan buah ke
mempunyai arti yang penting sebab jumlah dan mutu minyak yang diperoleh
minyak sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan buah dilakukan dalam keadaan
lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung ALB dalam presentase
tinggi (lebih dari 5%). Sebaliknya, jika pemanenan dilakukan dalam keadaan buah
belum matang, maka selain kadar ALB-nya rendah, rendemen minyak yang
Berdasarkan hal tersebut di atas, dikenal ada bebrapa tingkatan atau fraksi
dari TBS yang dipanen. Fraksi-fraksi TBS tersebut sangat mempengaruhi mutu
panen, termaksuk juga kualitas minyak sawit yang dihasilkan. Dikenal ada lima
membrondol Matang
membrondol
yang busuk
(Penulis, 1997).
dahulu dibicarakan hasil – hasil apa yang diperolah dari pengolahan tersebut, apa
karakteristik dan sifatnya dan bagaimana sifatnya dan syarat mutunya. Kemudian
akan dibicarkan mengenai bahan mentah yaitu hasil panen tanaman kelapa sawit,
bagaimana sifatnya, dan syarat mutu bagaimana yang harus dipenuhi untuk
memperoleh hasil akhir dengan mutu yang diinginkan. Berapa jumlah dan sifat
serta mutu hasil akhir yang diperoleh dan ditentukan dengan cara perlakuan
1. Minyak Sawit
Sebagai minyak atau lemak, minyak kelapa sawit adalah suatu trigliserida yaitu
gliserol dengan asam lemak. Minyak sawit terdiri atas berbagai trigliserida dengan
berbagai rantai asam lemak yang berbeda-beda. Panjang rantai adalah antara 14 –
20 atom karbon. Dengan demikian sifat minyak inti sawit ditentukan oleh
yang terbanyak adalah asam tak jenuh oleat dan linoleat, minyak sawit termaksud
minggu sebelum matang. Oleh karena itu penentuan saat panen adalah sangat
menentukan. Kandungan minyak tertinggi dalam buah adalah pada saat buah akan
menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Proses ini pada buah terjadi sejak mulai
terjadinya buah membrondol atau saat tandan dipotong dan terlepas hubungannya
dengan pohon. Proses hidrolisis dikatalis oleh enzim lipase yang juga terdapat
dalam buah, tetapi berada diluar sel yang mengandung minyak. Jika dinding sel
dan reaksi hidrolisis akan segera berlangsung dengan cepat. Karena buah kelapa
sawit mengandung zat-zat antioksidan seperti sterol, miyak sawit kasar akan lebih
sawit yang telah dimurnikan. Namun karena oksidasi dapat dikatalis oleh logam
terutama logam tembaga dan besi meka untuk menghasilkan minyak kelapa sawit
dengan tingkat oksidasi rendah supaya tahan disimpann lebih lama, pada
pengolahan dan penyimpanannya agar memakai logam baja tahan karat atau
mengandung karoten. Minyak sawit yang bermutu baik adalah yang mudah
sepucat mungkin agar tidak mempengaruhi warna makanan yang terbuat dari atau
2. Inti Sawit
Bentuk inti sawit bulat padat atau agak gepeng berwarna cokelat hitam. Inti sawit
mengandung lemak, protein, serat dan air. Pada pemakaiannya lemak yang
terkandung didalamnya (disebut minyak inti sawit) diekstraksi dan sisanya atau
Minyak inti sawit juga mengalami hidrolisis. Hal ini lebih mudah terjadi pada
inti sawit yang pecah dan inti sawit yang berjamur. Factor yang menentukan pada
peningkatan kadar ALB minyak inti sawit adalah kadar asam permulaan, proses
pengeringan yang tidak baik, kadar air akhir dalam inti sawit kering, dan kadar
inti pecah. Inti sawit pecah yang basah akan menjadi tempat biakan
mikroorganisme (jamur).
Dalam keadaan normal kadar ALB permulaan minyak inti sawit tidak lebih
dari 0,5%, sedangkan pada akhir pengolahannya tidak lebih dari 1%. Dengan
demikian kenaikan kadar ALB selama dan akibat pengolahan hanya 0,5%. Jadi
penimbunannya lembab. Pada suhu tinggi inti sawit dapat mengalami perubahan
warna. Minyaknya akan lebih genap dan sulit dipucatkan. Suhu tertinggi pada
pengolahan minyak sawit adalah pada perebusan, yaitu sekitar 130 0C. Suhu kerja
maksimum dibatasi setinggi itu untuk menghindarkan terlalu banyak inti yang
berubah warna. Berondolan dan buah yang lebih tipis cangkangnya adalah yang
Buahnya mengandung 80% daging buah dan 20% biji yang batok atau
cangkangnya tipis dan menghasilkan minyak 34 – 40% terhadap buah. Buah dura
lebih tipis daging buahnya, tetapi lebih besar intinya. Tanaman pasifera tidak
bulannya tidaklah sama. Dikenal bulan panen puncak dan bulan panen rendah.
Panen bulan puncak 1,5 dari panen rata – rata dan 3-4 kali panen bulan rendah.
60%. Selama 6 bulan beradada dibawah rata- rata dan selama 6 bulan di atas rata
– rata. Bagaimana bentuk, susunan, atau komposisi tandan buah segar akan
pelaksaan panennnya. Jenis Tenera adalah hasil persilangan jenis Deli Dura
dengan jenis Psifera. Buah Dura mempunyai daging buah yang tipis dan cangkang
yang tebal.Sedangkan buah Psifera mempunyai daging buah yang sangat tebal dan
Buah Tenera mempunyai daging buah yang agak tebal dan cangkang yang
tipis. Tandan buah terdiri atas Tandan Buah Kosong (TBK). Ini adalah bagian
yang tersisa setelah buah terpisah dari tandannya, yang dibuang sebagai limbah.
Adakalanya dipakai sebagai penambah bahan bakar. Karena lindak (bulky) pada
Buah terdiri atas daging buah dan biji di bagian dalamnya. Daging buah
mengandung minyak , air dan serabut dan bahan lain. Kadar minyak dan air
pada jenis tanamanya. Bagian luar dari biji adalah cangkang atau batok. Bagian
dalamnya adalah inti yang mengandung minyak, air, protein dan serat. Buah
satu tandan matang pada waktu yang sama. Derajat kematangan tandan sering
pula tidak semua tandan yang terdapat pada satu pohon sama tuanya, dan tidak
pada semua pohon pada waktu yang sama terdapat tandan yang matang untuk
dipanen.
belum cukup matang pada suatu hari panen jangan sampai menjadi lewat matang
pada pusingan berikutnya. Pelukaan buah ( buah memar) sedapat mungkin harus
dihindarkan untuk mencegah kadar ALB dalam minyak tidak menjadi terlalu
tinggi. Tandan yang lebih matang akan lebih mudah luka, demikian halnya dengan
buah yang membrondol karena sudah matang dan menjadi lunak. Cara
serabut sisa kelopak dan pemotongan sisa gagang yang terlalu panjang juga
penting karena bahan tersebut dapat menyerap minyak. Waktu antara panen dan
diolah dalam waktu 24 jam setelah dipanen. Pembentukan ALB dalam minyak
lebih banyak terjadi sebelum buah direbus, jadi selama pengangkutan dan
penimbunannya (Mangoensoekarjo,2003).
pemuatan kedalam keranjang rebusan. Dengan ini tandan telah siap untuk diolah.
Selanjutnya dengan penebahan buah dipisah dari tandannya. TBK dibawa keluar
pabrik untuk dibuang, dibakar atau dirajang untuk bahan bakar. Sedangkan buah
melepaskan daging buah dari biji dan dijuga untuk melumatkannya sehingga sel-
sel minyak pecah, supaya minyaknya dapar diperas ke luar. Umumnya sekarang
pemerasan dilakukan dengan memakai kempa ulir. Disini akan terpisah bagian
cair dari bagian padat. Bagian cair setelah melalui saringan getar kemudian
Bagian air dan kotoran ini masih diolah lagi dalam alat sentrifus pemisah
untuk mengutip sebanyak mungkin sisa minyak yang masih ada, dan biasanya
yang masih tersisa dalam air buangan tersebut pun masih dicoba kembali
dahulu hasil panen yang masuk ditimbang, kemudian ditimbun untuk menunggu
mepersiapkan tandan supaya dapat diolah dengan efisien pada tahap – tahap
perebusan ini.
a. Penerimaan Panen
masing bermuatan sekitar 10 – 12 ton TBS. dengan cara ini pekerjaan bongkar
muat bertambah sekali, berarti perlakuan kasar atau pelukaan buah bertambah.
Selain itu sebagai ruanga lantai timbun dapat dibuat bercelah-celah sehingga
sebagian besar pasir dan sampah yang terikut pada pengangkutan panen dari
b. Perebusan
TBS mengandung sejumlah zat yang harus dimusnahkan terlebih dahulu untuk
mencapai pengolahan yang efisien. Suasana lembab dengan suhu yang tinggi
dalam perebusan akan menonaktifkan enzim – enzim lipase dan lipoksidase yang
dan proses oksidasi minyak dapat dihentikan. Oleh kerena itu tandan yang
terhidrolisis menjadi monosakarida yang mudah larut sehingga buah mudah lepas
dari tandannya. Proses hidrolisis sudah berlangsung sejak buah menjadi matang
Perebusan melunakkan buah sehingga daging buah mudah lepas dari biji
pendahuluan dari inti dan biji mulai lekang dari biji. Pelepsanan uap (penurunan
sebagian air buah, sehingga buah menjadi lemah dan minyak mudah diperas dari
Rebusan berupa bejana silindris mendatar dengan pintu pada kedua atau
salah satu ujungnya. TBS dimasukkan dalam rebusan dalam keranjang, yang
ditempatkan diatas lori yang rendah. Tiap rebusan memuat 9-10 lori dan tiap
perebusan tergantung pada jumlah rebusan yang dipakai. Interval adalah siklus
dibagi jumlah rebusan. Suhu maksimum selama 90 menit yang ditentukan adalah
dapat diterima, yaitu tidak menghasilkan minyak inti sawit yang sukar dipucatkan.
Selain itu waktu minimum pada suhu yang dipilih ditentukan oleh ukuran dan
kematangan tandan. Makin besar dan makin mentah tandannya semakin panjang
4.3.3. Pemisahan
Setelah perebusan yang sempurna buah sudah dalam keadaan mudah dilepaskan
dari tandannya. Daging buah juga sudah lunak dan lemah, dan zat-zat menganggu
pada pengolahan selanjutnya sudah dimusnahkan atau dibuat nonaktif. Inti juga
sudah mulai lekang dari tempurungnya (cangkangnya). Tandan buah telah siap
buah dari TBK dengan penebahan, pemisahan minyak dari daging buah dengan
pemisahan minyak dari air dengan pengendapan dan pemisahan inti dari biji
a. Penebahan
Penebahan adalah pelepasan buah dan kelopak ari tandan yang sudah direbus.
Penebahan adalah suatu alat berbentuk teromol mendatar yang sedikit miring
dengan kisai-kisi yang bercelah sedikit lebih besar daripada ukuran berondolan.
gaya sentrifugal yang cukup untuk mengangkatnya sampai titik tertinggi pada
Pada penebahan yang sempurna tidak ada buah yang masih melekat pada
tandan buah kosong (kecuali kalau akibat tandan sakit atau tandan kurang rebus).
bejana peremas harus dijaga konstan dan tetap penuh. Oleh karena itu kapasitas
minyak oleh tangkai tandan kosong, akibat pengumpanan yang tidak teratur
sehingga buah bersinggungan dengan TBK. Juga akbat penumpukan tandan yang
terlalu banyak diatas talang pengumpan, sehingga tandan yang tertindih paling
bawah akan terperas minyaknya dan diserap oleh tangkai tandan. Kehilangan lain
adalah minyak dalam buah dalam TBK, akibat penebahan yang tidak sempurna
karena pengempaan yang tidak teratur, selain tandan kurang rebus dan tandan
sakit atau abnormal. Perebusan yang sempurna ditandai dengan buah yang
mudah lepas jika tandan dijatuhkan kelantai. Dengan cara yang sama dapat
Buah diaduk dalam suatu bejana silindris tegak selama beberapa waktu
beberapa pasang lengan atau pisau pengaduk sehingga buah yang diaduk
didalamnya menjadi hancur karena diremas akibat gesekan yang timbul antara
sesame buah dan diantara massa remasan dengan pengaduk serta dinding ketel.
Tujuan peremasan adalah meremas buah sehingga daging buah lepas dari biji dan
buah yang keluardapat segera tiris. Dengan demikian volume massa yang masuk
kedalam kempa berikutnya sudah berkurang. Kadar air dalam massa remasan
yang dikempa menjadi lebih sedikit sehingga kemungkinan terjadi emulsi pada
menjadi bubur, maka lubang perforasi dijaga tidak sampai tersumbat. Ketel harus
dijaga tetap penuh untuk menjaga tekanan yang konstan, dan waktu pengadukan
yang cukup. Oleh karena itu ketel telah dirancang dengan bentuk, serta panjang
dan jumlah lengan pengaduk yang sesuai, demikian pula bentuk, jumlah dan
letak lubang perforasinya. Oleh karena itu secara berkala perlu dilakukan
baik ialah jika dalam massa remasan yang masuk ke dalam kempa tidak
terdapatsatupun buah yang masih utuh atau yang daging buahnya belum terlepas
dipakai kempa ulir ganda, karena kempa ulir ganda adalah yang paling sesuai
untuk buah Tenera. Didalam suatu silinder mendatar yang dindingnya berperforasi
bekerja dua ulir dengan dua arah yang berlawanan. Pada ujung pengeluaran
tenaga listrik.
Dinding silinder secara terus menerus dibilas dengan semprotan air panas.
Juga kedalam massa disemprotkan uap. Kapasitas kempa dapat diatur dengan
penyesuaian putaran ulirnya. Makin tinggi tekanan kempa semakin rendah kadar
minyak dalam ampas kempa, tetapi semakin banyak biji yang pecah dalam kempa.
Oleh karena itu pilihan tekanan kempa adalah kompromi antara kedua hal
tersebut.
a. Minyak Goreng
Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih, dan
penambah nilai kalori bahan pangan. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik
asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang tidak
diinginkan dan dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan. Makin tinggi
titik asap, makin baik mutu minyak goreng tersebut. Titik asap suatu minyak
goreng tergantung tergantung dari kadar gliserol bebas. Lemak yang telah
digunakan untuk mengoreng titik asapnya akan turun, karena telah terjadi
pemanasan lemak atau minyak sebaiknya dilakukan pada suhu yang tidak terlalu
0
tinggi dari seharusnya. Pada umumnya suhu penggorengan adalah 177-221 C.
Mentega merupakan emulsi air dalam minyak dengan kira-kira 18% air terdispersi
didalam 80% minyak dengan sejumlah kecil protein yang bertindak sebagai zat
pengemulsi. Mentega dapat dibuat dari lemak susu yang manis atau yang asam.
c. Margarin
Margarin merupakan pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi, rasa dan
nilai gizi yang hamper sama. Margarine juga merupakan emulsi air dalam minyak
digunakan dapat berasal dari lemak hewani atau lemak nebati. Lemak hewani
yang digunakan biasanya lemak sapi (Oleo Oil) dan lemak babi (Lard), sedangkan
lemak nabati yang digunakan adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak
2.6. Ekstraksi
menggunakan pelarut. Dengan melalui ekstraksi, zat-zat aktif yang ada dalam
simplisia akan terlepas. Dalam proses ekstraksi ada beberapa hal yang perlu
dari pelarut tersebut. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses ekstraksi adalah
senyawa yang memiliki kepolaran yang sama akan lebih mudah tertarik/ terlarut
dengan pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang sama. Berkaitan dengan
1. Pelarut polar, dimana memiliki tingkat kepolaran yang tinggi, cocok untuk
lebih rendah dibandingkan dengan pelarut polar. Pelarut ini baik untuk
3. Pelarut nonpolar, dimana pelarut nonpolar hamper sama sekali tidak polar.
Pelarut ini baik untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang sama sekali tidak
larut dalam pelarut polar. Senyawa ini baik untuk mengekstrak berbagai jenis
e. Murah / ekonomis
Sehingga tidak pasti, semakin lama ekstraksi semakin bertambah banyak ekstrak
Adapun cara ekstraksi ini bermacam-macam yaitu rendering (dry rendering dan
2.6.3. Rendering
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang
diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Pada
semua cara rendering, penggunaan panas adalah suatu hal yang spesifik yang
bertujuan untuk menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan untuk
memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak atau
a. Wet Rendering
Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama
berlangsungnya proses. Cara ini dikerjakan pada ketel terbuka atau tertutup
tekanan uap (40-60 psi). penggunaan temperature rendah dalam proses wet
rendering dilakukan jika diinginkan flavor netral dari minyak atau lemak. Bahan
yang akan diekstraksi ditempatkan pada ketel yang dilengkapi dengan alat
b. Dry Rendering
Dry rendering adalah cara rendering tanpa penambahan air selama proses
berlangsung. Dry rendering dilakukan dalam ketel yang terbuka dan dilengkapi
dengan steam jacket serta alat pengaduk. Bahan yang diperkirakan mengandung
minyak atau lemak dimasukkan ke dalam ketel tanpa penambahan air. Bahan tadi
0 0
dipanaskan sambil diaduk. Pemanasan dilakukan pada suhu 220 F sampai 230 F (
0 0
105 C-110 C). Ampas bahan yang telah diambil minyaknya akan diendapkan
pada dasar ketel. Minyak atau lemak yang dihasilkan dipisahkan dari ampas yang
telah mengendap dan pengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel.
terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dulakukan untuk
memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi (30-70%). Pada
Pada cara hidraulik pressing, bahan dipress dengan tekanan sekitar 2000
pound/inch2 (140,6 kg/cm =136 atm). Banyaknya minyak atau lemak yang
serta kandungan minyak dari bahan asal. Sedangkan banyaknya minyak yang
b. Pengepresan Berulir
2400F (115,50C) dengan tekanan sekitar 15-20 pond/inch 2. Kadar air minyak atau
lemak yang dihasilkan berkisar sekitar 2,5-3,5 persen, sedangkan bungkil yang
dihasilkan masih mengandung minyak sekitar 4-5 persen.
Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam pelarut
minyak dan lemak. Pada cara ini dihasilkan bungkil dengan kadar minyak yang
rendah yaitu sekitar 1 persen atau lebih rendah, dan mutu minyak kasar yang
sebagian fraksi bukan minyak akan ikut terekstraksi. Pelarut minyak atau lemak
yang biasa dipergunakan dalam proses ekstraksi dengan pelarut menguap adalah
Prinsipnya ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
lemak dengan pelarut menghasilkan lemak kasar (crude fat). Umumnya, analisa
lemak kasar ada dua macam , yaitu cara kering dan cara basah. Ekstraksi padat
cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke
dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik, karena
mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika
diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun, sering juga
dilakukan secepatnya dan hindari suhu yang terlalu tinggi. Oleh karena itu
0
dianjurkan menggunakan vakum oven (suhu 70 C). P enentuan kadar lemak
dengan cara ekstraski kering dapat menggunakan alat yang dikenal dengan namab
eksrktor soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih sehingga menghasilkan uap.
Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam
fase cair. Kemudian, pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan. Pelarut
akan membasahi sampel dan tertahan didalam selongsong sampai btinggi pelarut
dalam pipa sifon sama dengan tinggi pelarut diselongsong. Kemudian, pelarut
Metode yang digunakan dimana cara kerja ini adalah pertama-tama sejumlah
sampel ditimabng dengan teliti, lalu dimasukkan kedalam thimble yang dapat
terbuat dari kertas saring atau alundum (Al2O3) . Ukuran thimble dipilih sesuai
dengan ukuran soxhlet yang digunakan. Sampel yang belum kering harus
dikeringkan terlebih dahulu, bila perlu dicampur dengan pasir murni bebas lemak
thimble ditutup dengan kapas bebas lemak supaya partikel sampel tidak ikut
Pelarut yang digunakan sebanyak 1,5-2 kali isi tabung ekstraksi. Unit soxhlet
dipasang yang dilengkapi dengan pendingin balik, dan pemanasan dilakukan pada
suhu titik didih pelarut, kemudian dibiarkan terjadi sirkulasi sampai pelarut
dengan pembungkus labu dari asbes. Pada akhir ekstraksi, yaitu kira-kira 4-6 jam,
labu godok diambil dan ekstrak dituang ke dalam batol timbang atau cawan
0
pada suhu 100 C. Berat residu dalam botol timbang dinyatakan sebagai berat
lipid. Agar diperoleh lipid bebas air dengan cepat, maka pengeringan dapat
menggunakan oven vakum. Selain cara di atas penentuan banyaknya lipid dapat
ekstraksi dan sudah dikeringkan dalam oven, sehingga diperoleh berat konstan.
Selisih berat sebelum dengan sesudah ekstraksi merupakan berat lipid yang ada
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat-alat
a) Neraca Analitis Sartorius
e) Oven Memmert
g) Thimbel _
h) Spatula _
i) Tissue _
j) Penjepit Tabung _
k) Desikator _
3.2 Bahan-bahan
b) N-Heksan
0
e) Dikeringkan dalam oven selama ± 10 jam pada suhu 105 C untuk
N Tanggal Screw Berat Sampel Spl kering Gelas+Eks Gelas Labu Moisture OLWB
o Press Gelas Spl
(Wadah)
(gr) (gr) (gr) (gr) (gr) (%) (%)
1. 12mar’13 I 106.8919 11.5347 114.0715 109.6781 109.3401 37.76 2,93
4.1.2. Perhitungan
Penyelesaian: −
+
: 2,9302 gr
4.2 Pembahasan
Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi CPO
secara mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang diikuti dengan
proses pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa tahap
proses yang berjalan secara sinambung dan terkait satu sama lain. Kegagalan pada
satu tahap proses akan berpengaruh langsung pada proses berikutnya. Oleh karena
itu setiap tahap proses harus dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan norma-
yaitu :
a. Waktu perebusan
Dengan putaran yang lebih tinggi kapasitas pada screw press akan lebih
d. Operator Digester
Dimana pisau yang terdapat didalam digester yang apabila pisau tersebut
pada Screw Press I-VI adalah 1,77%, 5,05%, 6,09%, 3,24%, 4,36%,
3,36%.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh persentasi kehilangan minyak pada fiber hasil
pengepressan pada screw press I-VI adalah 1,77%, 5,05%, 6,09%, 3,24%, 3,36%.
Dengan batas maksimum kehilangan minyak 4.00%, sehingga jika terjadi losis
yang terlalu tinggi maka akan disesuaikan dengan putaran screw press
5.1 Saran
Terjadinya kehilangan minyak tidak dapat dihindarkan oleh karena itu sebaiknya
kehilangan minyak seperti waktu perebusan, putaran screw press, tekanan pada
screw press dan oerator digester sehingga presentasi kehilangan minyak menjadi
sekecil mungkin.
Http://leeanel.blogspot.com/2012/02/ekstraksi.html
Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Management Agribisnis dari Hulu
hingga hilir. Penebar Swadaya: 222-225.
Penulis, T. 1997. Kelapa Sawit Usaha Bududaya, Pemanfaatan Hasil Dan Aspek
Pemasaran. Penebar Swadaya: 133-134.
Winarno, F.G. Kimia Pangan Dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama: 95-97.