Pembimbing PKL
I : Ritson Purba S.Si, M.Si
II (mitra) : Nico Sudrajat
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
1. 2. 3.
Untuk mengetahui nilai Untuk mengetahui nilai Untuk mengetahui nilai
Volatile Matter pada Ash Content pada Fixed Carbon pada
sampel batubara dengan sampel batubara dengan sampel batubara dengan
menggunakan metode menggunakan metode menggunakan metode
International Standart International Standart International Standart
Organization (ISO) Organization (ISO) Organization (ISO)
4
“
1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan
▪ Menambah ilmu pengetahuan mengenai analisis batubara
▪ Meningkatkan sikap disiplin, tanggung jawab terhadap apa yang
dikerjakan serta memahami lebih jauh mengenai dunia kerja
▪ Menerapkan secara langsung ilmu yang telah didapatkan di perkuliahan
sehingga mampu memahami teori maupun cara kerja alat dalam
menganalisis
5
1.4.1 Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan atau PKL ini dilaksakan pada tanggal 01 September
2021 hingga 10 Oktober 2021 di Laboratorium PT. Geoservices Samarinda yang berlokasi di
Jl. Kadrie Oening Samarinda, Kalimantan Timur.
1.4
1.4.2 Alasan Pemilihan Lokasi Praktek Kerja Lapangan
Waktu,
Pemilihan Lokasi untuk dilakukannya kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Laboratorium PT.
Geoservices Samarinda memiliki beberapa alasan, diantaranya yaitu :
Memiliki ritme yang sesuai dengan disiplin ilmu yang selama ini telah dipelajari
Tempat
Laboratorium PT. Geoservices telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional
dibidang analisa batubara serta Laboratorium PT. Geoservices memiliki sarana dan dan Topik
prasarana yang memadai sehingga mampu menunjang penerapan ilmu pengetahuan yang
diperoleh di perkuliahan Praktik
Kerja
Mengaplikasikan berbagai macam metode analisa kimia khususnya pada analisa batubara
Lapangan
1.4.3 Topik Praktek Kerja Lapangan
Adapun topik yang diambil oleh penulis dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan
yaitu “Analisis Proksimat (Inherent Moisture, Ash Content Dan Volatile Matter)
Pada Batubara Dengan Metode ISO di Laboratorium PT. Geoservices Samarinda”
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Batubara
Batubara merupakan salahsatu sumber energi di dunia. Batubara adalah campuran yang sangat kompleks
dari zat kimia organik yang mengandung karbon, oksigen dan hidrogen didalam sebuah rantai karbon.
Berdasarkan undang-undang No. 4 tahun 2009 tentang mineral dan batubara, batubara adalah endapan senyawa
organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan dan bisa terbakar. Batubara
merupakan batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar, berasal dari tumbuhan yang berwarna coklat hingga
kehitaman yang sejak pengendapannya terkena proses fisika dan kimia sehingga menyebabkan batubara kaya
akan unsur karbon (Sukandarrumidi, 1995).
(m2 - m3)
Berat yang hilang (%) = x 100
(m2 - m1)
Di timbang 1 gram sampel batubara yang
telah dihaluskan kedalam crusible Volatile Matter (%) = Berat yang hilang (%) - Moisture (%)
Keterangan :
m1 = Berat cawan + tutup kosong sebelum dipanaskan (g)
m2 = Berat cawan + tutup kosong + batubara sebelum dipanaskan
dipanaskan didalam furnace selama
(g)
7 menit pada suhu 900 oC d
m3 = Berat cawan + tutup kosong + residu setelah dipanaskan (g)
14
Hasil dan Pembahasan
Moisture in Volatile
Ash Content
No. Sampel The Analysis Matter Fixed Carbon
(%)
(%) (%)
15
Prinsip analisis proksimat yaitu secara gravimetri yaitu suatu pengukuran atau penentuan kadar
yang berdasarkan perbedaan berat setelah dilakukan suatu pemanasan.
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kadar air maka akan
menghasilkan nilai kalori yang rendah, sehingga akan semakin rendah pula kualitas batubra
tersebut. Hal ini dapat terjadi dikarenakan semakin tinggi kandungan air di dalam batubara maka
akan memerlukan energi yang banyak untuk melakukan proses pembakaran sehingga akan
menyebabkan kualitas batubara tersebut menjadi rendah.
Berdasarkan hasil analisis kadar abu tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kadar abu
maka akan menghasilkan nilai kalori yang rendah. Menurunnya kadar abu batubara
mengindikasikan berkurangnya kadar mineral yang terkandung dalam batubara, sehingga karbon
dapat terbakar dengan sempurna dan menyebabkan kalor pembakaran batubara lebih meningkat
Berdasarkan hasil analisis kadar zat terbang dapat disimoulkan bahwa semakin
tinggi kadar zat terbang maka akan semakin rendah kualitas batubara, hal ini
dikarenakan zat terbang akan mempengaruhi kesempuranaan pembakaran dan
intensitas api yang akan dihasilkan oleh batubara.
Berdasarkan ketiga analisis tersebut maka nilai dari fixed carbon dapat
ditentukan, dimana Nilai dari fixed carbon akan sangat mempengaruhi kualitas
dari suatu batubara, karena semakin tinggi nilai fixed carbon maka kualitas
batubara akan semakin tinggi. Hal ini dapat terjadi karena fixed carbon
merupakan komponen utama yang mampu menghasilkan panas pada saat
proses pembakaran sebab karbon merupakan salah satu unsur yang yang
paling banyak terbakar dalam batubara.
17
BAB IV
Penutup
Kesimpulan
− Berdasarkan hasil analisa proksimat pada analisis Volatile Matter didapatkan hasil berturut-
turut adalah 35,2 % ; 34,8 % ; 41,1 % ; 36,0 % ; 36,1 % ; 41,5 % ; 42,3 % ; 43,8 % ; 53,6 % ;
41,3 %
− Berdasarkan hasil analisa proksimat pada analisis Ash Content didapatkan hasil berturut-turut
adalah 8,1 % ; 6,7 % ; 4,2 % ; 11,2 % ; 5,6 % ; 4,5 % ; 2,4 % ; 2,9 % ; 5,0 % ; 3,5 %
− Berdasarkan hasil analisa proksimat pada analisis Fixed Carbon didapatkan hasil berturut-turut
adalah 39,4 % ; 41,1 % ; 41,9 % ; 38,0 % ; 36,1 % ; 35,6 % ; 35,6 % ; 39,2 % ; 25,3 % ; 45,1 %
Saran
− Sebaiknya dilakukan analisis proksimat menggunakan metode ASTM sehingga didapatkan
hasil yang lebih bervariasi
− Diharapkan hubungan kerjasama antara pihak PT. Geoservices Samarinda dengan pihak
Fakultas MIPA UNMUL tetap berlangsung dengan baik dalam rangka pengembangan kualitas
Sumber Daya Manusia di Kalimantan Timur.
Terima Kasih
19