KARYA ILMIAH
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar ahli
madya
Disetujui di
Medan, Juni 2014
Ketua Departemen
Kimia FMIPA USU
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Karya Ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali
beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Puji dan Syukur penulis panjatkan atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
mencurahkan berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Ahli Madya
bidang Kimia Analis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara. Karya Ilmiah ini berjudul “PENENTUAN
BILANGAN IODIN PADA HYDROGENATED PALM KERNEL OIL
(HPKO) DAN REFINED BLEACHED DEODORIZED PALM KERNEL OIL
(RBD PKO)”
Dalam penyusunan Karya Ilmiah ini penulis banyak memperoleh bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu DR. Rumondang Bulan Nst, M.S. selaku ketua Departemen Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara.
2. Bapak Prof. Harry Agusnar, M.Sc., M.Phil selaku dosen pembimbing yang
senantiasa sabar dan bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing
dan mengarahkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Ilmiah ini.
3. Bapak Zul Alkaf BSc. selaku kepala laboratorium PT. PALMCOCO
LABORATORIES yang senantiasa sabar mengajarkan penulis dan telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
4. Bapak/Ibu Dosen serta Pegawai Program Studi Diploma III Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara.
5. Kakak-kakak Pegawai PT. PALMCOCO LABORATORIES kak Tari dan
Kak Lya yang telah banyak membantu penulis dan memberikan semangat
kepada penulis.
6. Teristimewa kepada Orang tua saya yang telah memberikan banyak
dukungan baik moral maupun material kepada penulis dalam penulisan
Karya Ilmiah ini.
7. Teman-teman semasa PKL (Dhesy dan Rika) yang senantiasa memberikan
motivasi dan semangat kepada penulis.
8. Teman-teman Mahasiswa Diploma III FMIPA USU khususnya angkatan
2011.
Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini masih belum sempurna dalam
materi serta penyajiannya . Untuk itu dengan segala kebesaran hati penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
Karya Ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Karya Ilmiah ini dapat menjadi suatu
masukan dalam perkembangan dunia pendidikan terutama generasi penerus Kimia
Analis.
ABSTRAK
ABSTRACT
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Permasalahan 3
1.3.Tujuan 3
1.4.Manfaat 3
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 2.1. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti 9
kelapa sawit
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaesis guinensis jack) berasal dari Nigeria, Afrika
Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari
Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit
sawit hidup subur di luar daerah asalnya seperti, Malaysia, Indonesia, Thailand
dan Papua Nugini. Bahkan mampu memberikan hasil produksi per hektar yang
lebih tinggi.
devisa negara. Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak sawit
(Fauzi, 2002).
sawit itu, maka mutu dan kualitasnya harus diperhatikan sebab sangat menentukan
Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan
minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil) dan sebagai hasil samping ialah bungkil
banyak ditemukan di pasar sebagai minyak goreng itu diperoleh dari daging buah
dan inti (kernel sawit). Dengan demikian minyak sawit didapatkan dengan
Mutu minyak sawit dalam arti yang pertama, yaitu mutu minyak sawit dalam
arti benar-benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain dapat
ditentukan dengan menilai sifat-sifat fisiknya, antara lain titik lebur, angka
penyabunan dan bilangan iodin. Bilangan iodin adalah gram iodin yang diserap
oleh 100 gram minyak dan lemak. Angka iod mencerminkan ketidakjenuhan asam
lemak penyusun minyak dan lemak. Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat
iod dan membentuk senyawaan yang jenuh. Banyaknya iod yang diikat
lemak tidak jenuh maupun yang dalam bentuk ester. Bilangan iodin tergantung
pada jumlah asam lemak tidak jenuh dalam lemak. Minyak yang akan diperiksa
yang tidak bereaksi dititrasi dengan natrium tiosulfat. Tingginya bilangan iodin
merupakan salah satu penentu kualitas minyak kelapa sawit (Ketaren, 2005).
Dalam pengolahan minyak inti kelapa sawit diperoleh beberapa turunan yaitu
salah satunya adalah RBD Palm Kernel Oil. Minyak dapat dihidrogenasi dengan
1.1. Permasalahan
Apakah kadar bilangan iodin dalam Hydrogenated Palm Kernel Oil dan RBD
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui bilangan iodin dari Hydrogenated RBD Palm Kernel Oil
1.3. Manfaat
terhadap Hydrogenated Palm Kernel Oil dan RBD Palm Kernel Oil, kita dapat
TINJAUAN PUSTAKA
dan Amerika Latin sepanjang garis equator (antara garis lintang utara 150 dan
lintang selatan 120). Kelapa sawit tumbuh baik pada daerah iklim tropis, dengan
suhu antara 240C - 320C dengan kelembaban yang tinggi dan curah hujan 200 mm
per tahun. Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% buah
yang dilapisi kulit yang tipis. Kandungan minyak dalam perikarp sekitar 30% -
40%. Kelapa sawit menghasilkan dua macam minyak yang sangat berlainan
sifatnya, yaitu :
1. Minyak sawit (CPO), yaitu minyak yang berasal dari sabut kelapa sawit
2. Minyak inti sawit (CPKO), yaitu minyak yang berasal dari inti kelapa sawit
palmitat, oleat dan linoleat jika dibandingkan dengan minyak inti sawit. Minyak
sawit merupakan gliserida yang terdiri dari berbagai asam lemak, sehingga titik
lebur dari gliserida tersebut tergantung pada kejenuhan asam lemaknya. Semakin
jenuh asam lemaknya semakin tinggi titik lebur dari minyak tersebut. Komponen
penyusun minyak sawit terdiri trigliserida dan non trigliserida. Asam-asam lemak
penyusun trigliserida terdiri dari asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh
(Tambun, 2006).
Tanaman kelapa sawit (Elais Guinensis Jacq) berasal dari Nigeria, Afrika
Barat. Meskipun demikian ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari
Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit
sawit hidup subur di luar daerah asalnya seperti, Malaysia, Indonesia, Thailand
kolonial Belanda pada tahun 1948. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit
yang dibawa dari Mauritius dan Amsterdam dan ditanam di Kebun Raya Bogor.
pada tahun 1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah
Adrien Hallet, seorang Belgia yang telah banyak belajar tentang kelapa sawit di
Afrika. Budidaya yang dilakukan diikuti oleh K.Schadt yang menandai lahirnya
perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Sejak saat itu perkebunan kelapa sawit di
pantai timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123
ha. Indonesia mulai mengekspor minyak sawit pada tahun 1911 sebesar 576 ton
ke Negara Eropa, kemudian tahun 1923 mulai mengekspor minyak inti sawit
sawit, yaitu :
1. Dura
Tempurung cukup tebal antara 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut
pada bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis dengan persentase daging
buah terhadap buah bervariasi antara 35-50% kernel (daging biji) biasanya besar
Dari empat pohon induk yang tumbuh di Kebun Raya Bogor, varietas ini
kemudian menyebar ketempat lain, antara lain ke negara Timur Jauh. Dalam
2. Pisifera
Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada tetapi daging
buahnya tebal. Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan
daging buah tipis. Jenis Pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa menghilangkan
dengan jenis yang lain. Varietas ini dikenal sebagai tanaman batina yang steril
sebab bungan betina gugur pada fase dini. Oleh sebab itu, dalam persilangan
dipakai sebagai pohon induk jantan. Penyerbukan silang antara Pisifera dengan
Varietas ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya, yaitu
perkebunan pada saat ini. Tempurung sudah menipis, ketebalannya berkisar antara
0,5-4 mm, dan terdapat lingkaran serabut disekelilingnya. Persentase daging buah
terhadap buah tinggi antara 60-96%. Tandan buah yang dihasilkan oleh Tenera
lebih banyak daripada Dura, tetapi ukuran tandannya relatif lebih kecil.
4. Macro Carya
sekali.
5. Diwikka-wakka
Varietas ini mempunyai cirri khas dengan adanya dua lapisan daging buah.
terdapat pada varietas Tenera yaitu sekitar 22-24%, sedangkan pada varietas Dura
antara 16-18%. Jenis kelap sawit yang diusahakan tentu saja yang mengandung
rendemen minyak tinggi sebab minyak sawit merupakan hasil olahan yang utama.
goreng itu diperoleh dari daging buah dan inti (kernel sawit). Dengan demikian
Kelapa sawit mengandung kurang kebih 80% dan 20% buah yang dilapisi kulit
yang tipis; kadar minyak dalam prikarp sekitar 34-40%. Minyak kelapa sawit
Perbedaan jenis asam lemak penyusunnya dan jumlah rantai asam lemak
dalam minyak sawit dan minyak inti sawit menyebabkan kedua jenis minyak
tersebut mempunyai sifat yang berbeda dalam kepadatan. Minyak sawit dalam
suhu kamar bersifat setengah padat, sedangkan pada suhu yang sama minyak inti
sawit berbentuk cair. Jika terjadi penguraian minyak sawit, misalnya dalam proses
bahan kimia tersebut mempunyai ruang lingkup penggunaan yang tidak sama,
sehingga dari bahan itu dapat dikembangkan menjadi produk yang siap pakai atau
kelapa sawit
Tujuan utama dari proses pemurnian minyak adalah untuk menghilangkan rasa
serta bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik dan memperpanjang masa
simpan minyak sebelum dikonsumsi atau digunakan sebagai bahan mentah dalam
industri.
Pada umumnya minyak untuk tujuan bahan pangan dimurnikan melalui tahap
1. Netralisasi
Netralisasi ialah suatu proses untuk memisahkan asam lemak bebas dari
minyak atau lemak, dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan
2. Pemucatan (Bleaching)
zat warna yang tidak disukai dalam minyak. Pemucatan ini dilakukan
serap (fuller earth), lempung aktif (activated clay) dan arang aktif atau
untuk tujuan bahan pangan. Keuntungan penggunaan bahan kimia sebagai bahan
pemucat adalah karena hilangnya sebagian minyak dapat dihindarkan dan zat
warna diubah menjadi zat tidak berwarna yang tetap tinggal dalam minyak.
Kerugiannya ialah karena kemungkinan terjadi reaksi antara bahan kimia dan
3. Deodorisasi
untuk menghilangkan bau dan rasa (flavor) yang tidak enak dalam minyak.
dilakukan terhadap minyak yang digunakan untuk bahan pangan. Beberapa jenis
minyak yang baru diekstrak mengandung flavor yang baik untuk tujuan bahan
minyak akan lebih menguap sehingga komponen tersebut diangkut dari minyak
deodorisasi dapat disebabkan oleh proses oksidasi, mikroba dan ion logam yang
4. Hidrogenasi
Juga dengan hilangnya ikatan rangkap akan menjadikan minyak atau lemak
menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak
cara penyaringan. Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras,
minyak dengan gas hidrogen. Hidrogen akan diikat oleh asam lemak yang
hidrogen, nikel dan asam lemak tak jenuh. Setelah terjadi penguraian nikel
dan radikal asam lemak, akan dihasilkan suatu tingkat kejenuhan yang lebih
dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan
minyak sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan serta industri non
pangan seperti kosmetik dan farmasi. Minyak sawit yang digunakan sebagai
industri pangan dan non pangan masing-masing berbeda. Oleh karena itu keaslian,
Rendahnya mutu minyak sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-
faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan atau
Sebagai bahan baku untuk minyak makan, minyak sawit antara lain
digunakan dalam bentuk minyak goreng, margarin, butter dan bahan untuk
yang diketahui berfungsi sebagai anti kanker. Disamping itu, minyak goreng yang
terbuat dari buah sawit memiliki kemantapan kalor yang tinggi dan tidak
awet dan makanan yang digoreng dengan menggunakan minyak sawit tidak cepat
tengik.
Bentuk olahan pangan lain yang menggunakan bahan baku minyak sawit
adalah margarin. Margarin ini dibuat dari campuran olein, minyak inti sawit dan
minyak sawit tergolong masih rendah. Margarin yang berkualitas seperti itu
dingin.
industri non pangan. Produk non pangan yang dihasilkan dari minyak sawit dan
minyak inti sawit diproses melalui proses hidrolisis untuk menghasilkan asam
Minyak inti sawit (PKO) dihasilkan dari inti kelapa sawit. Minyak inti sawit
memiliki rasa dan bau sangat kuat dan khas sekali. Minyak inti sawit berasal dari
biji dalam buah kelapa sawit. Inti sawit merupakan buah tanaman kelapa sawit
Bentuk inti sawit bulat padat atau agak gepeng berwarna coklat hitam. Inti sawit
mengandung lemak, protein, serat dan air. Inti kelapa sawit terdapat dalam
untuk hasil yang keras. Minyak inti sawit mampu dihidrogenasi lebih jauh
dari pada minyak kelapa sejak tidak dijenuhkan. Ini menjadikan minyak inti
yang mana memiliki karakter berbeda dari minyak kelapa (Weiss, 1983).
2.4. Hydrogenated Palm Kernel Oil dan RBD Palm Kernel Oil
minyak inti sawit (PKO) juga menghasilkan berbagai produk turunan yang dapat
dikembangkan sebagai produk setengah jadi dan produk jadi. Produk setengah
jadi meliputi Oleopangan (minyak goreng dan maragarin) dan Oleokimia (fatty
acids, fatty alkohol dan glyserin). Produk jadi terdiri dari sabun dan kosmetik
(Basyar, 1999).
pengolahan lebih lanjut dari kelapa sawit yaitu minyak dasar yang dihasilkannya
dari kelapa sawit (Crude Palm Oil). Dari hasil olahan selanjutnya dapat berupa
RBD Palm Oil, RBD Stearin, Palm Kernel Oil, dam RBD Palm Kernel Oil.
kenaikan titik cair. Contoh hasil olahannya yaitu Hydrogenated Palm Kernel Oil.
Standar mutu adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak
yang bermutu baik. Minyak sawit memegang peranan penting dalam perdagangan
dunia, oleh karena itu syarat mutu harus menjadi perhatian utama dalam
perdagangannya. Istilah mutu minyak sawit dapat dibedakan menjadi dua arti
yang sangat penting yaitu : pertama, benar-benar murni dan tidak bercampur
dengan minyak nabati lain. Mutu minyak sawit tersebut dapat ditentukan dengan
menilai sifat-sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur nilai titik lebur angka
ukuran. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standard mutu
internasional yang meliputi kadar asam lemak bebas, air, kotoran, logam,
Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1
persen dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01 persen, kandungan asam lemak
bebas serendah mungkin (lebih kurang 2 persen atau kurang), bilangan peroksida
dibawah 2, bebas dari warna merah dan kuning (harus berwarna pucat) tidak
berwarna hijau, jernih, dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas
Bilangan iod adalah sejumlah (gram) iod yang dapat diikat oleh 100 gram
lemak. Ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak yang tidak jenuh akan
ketidakjenuhan yang tinggi, akan mengikat iod dalam jumlah yang lebih besar.
amilum.
bilangan iod yang lebih dari 130. Minyak yang mempunyai bilangan iod antara
100 sampai 130 bersifat “setengah mengering”. Asam lemak yang tidak jenuh
dalam minyak dan lemak mampu menyerap sejumlah iod dan membentuk
Bilangan iodin yang tinggi diindikasikan ketidakjenuhan yang tinggi pula. Ini juga
berguna sebagai indikator dari bentuk lemak, bilangan iodin lemak yang tinggi
biasanya berupa cairan, sedangkan bilangan iodin yang rendah biasanya berupa
padatan. Selama pemrosesan minyak dan lemak, sebagai derajat dari pertambahan
Titrasi iodometri dapat dilakukan tanpa indikator dari luar karena warna I2
yang dititrasi itu akan lenyap bila titik akhir tercapai, warna itu mula-mula cokelat
agak tua, menjadi lebih muda, lalu kuning, kuning-muda, dan seterusnya, sampai
akhirnya lenyap. Namun lebih mudah dan lebih tegas bila ditambahkan amilum ke
berwarna biru tua yang masih sangat jelas sekalipun I2 sedikit sekali. Pada titik
akhir, yod yang terikat itupun hilang bereaksi dengan titran sehingga warna biru
amilum ini harus menunggu sampai mendekati titik akhir titrasi (bila yod sudah
tinggal sedikit yang tampak dari warnanya yang kuning-muda). Maksudnya ialah
agar amilum tidak membungkus yod dan menyebabkannya sukar lepas kembali.
Hal itu akan berakibat warna biru sulit sekali lenyap sehingga titik akhir tidak
kelihatan tajam lagi. Bila yod masih banyak sekali bahkan dapat menguraikan
amilum dan hasil penguraian ini mengganggu perubahan warna pada titik akhir
(Harjadi, 1993).
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.1. Alat-alat
5. Spatula -
1. Sampel HPKO
3. Aquadest
4. Tiosulfat (Na2S2O3)
5. HCl (p)
7. Indikator Amilum
9. Larutan Wijs
- Dihomogenkan
- Dihomogenkan
- Dipipet 25 ml K2Cr2O7
- Dihomogenkan
- Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N hingga menjadi warna hijau tua
- Ditambahkan 1 ml amilum 1%
Ntiosulfat = 20,395 x W
V
Keterangan: W= gram K2Cr2O7
V= ml titrasi Na2S2O3
- Ditutup Erlenmeyer
- Diaduk
- Diaduk
- Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N hingga terjadi perubahan warna menjadi
kuning
- Ditambahkan ± 2 ml amilum 1%
- Dilakukan prosedur yang sama untuk larutan blanko tanpa adanya penambahan
sampel
Tabel 4.1. Data Analisa Bilangan Iodin pada Hydrogenated Palm Kernel Oil
Vol. Vol.
Berat Normalitas IV
Nama Titrasi Titrasi Rata-
Sampel Na2S2O3 (gr
Sampel Blanko Sampel Rata IV
(gr) (N) I2/100gr)
(ml) (ml)
0,5231 41,60 41,55 0,0993 0,12
HPKO 0,5287 41,60 41,55 0,0993 0,12 0,16
0,5438 41,60 41,50 0,0993 0,23
0,5221 41,60 41,55 0,0993 0,12
HPKO 0,5243 41,60 41,50 0,0993 0,24 0,20
0,5288 41,60 41,50 0,0993 0,24
0,5317 41,60 41,55 0,0993 0,12
HPKO 0,5299 41,60 41,50 0,0993 0,24 0,24
0,5333 41,60 41,45 0,0993 0,35
Tabel 4.2. Data Analisa Bilangan Iodin pada RBD Palm Kernel Oil
Vol. Vol.
Berat Normalitas IV
Nama Titrasi Titrasi Rata-
Sampel Na2S2O3 (gr
Sampel Blanko Sampel Rata IV
(gr) (N) I2/100gr)
(ml) (ml)
0,5153 41,60 34,50 0,0993 17,37
RBD
0,5346 41,60 34,00 0,0993 17,92 17,51
PKO
0,5187 41,60 34,50 0,0993 17,25
0,5094 41,60 34,50 0,0993 17,57
RBD
0,5231 41,60 34,00 0,0993 18,31 18,10
PKO
0,5199 41,60 34,00 0,0993 18,42
0,5266 41,60 34,50 0,0993 16,99
RBD 0,5164 41,60 34,50 0,0993 17,33 17,58
PKO 0,5199 41,60 34,00 0,0993 18,42
Keterangan :
Contoh perhitungan:
= 12,692
= 0,16 gr I2/100gr
4.3. Pembahasan
Bilangan iodin adalah sejumlah (gram) iod yang dapat diikat oleh 100 gram
dalam sampel Hydrogenated Palm Kernel Oil (0,16 gr I2/100gr sampai 0,24 gr
I2/100gr) yang lebih rendah daripada rata-rata bilangan iodin dalam RBD Palm
mutu minyak untuk RBD Palm Kernel Oil untuk parameter bilangan iodin adalah
maksimum 19 gr I2/100gr.
lemak (0,1 sampai 0,5 gram) dalam kloroform atau karbon tetraklorida, kemudian
ditambahkan halogen secara berlebihan. Jumlah katan rangkap dalam minyak inti
sawit ditentukan dengan bilangan iodin. Makin besar bilangan iodin maka jumlah
ikatan rangkap semakin besar dan titik cair semakin rendah. Bilangan iod
tinggi pula. Ini juga berguna sebagai indikator dari bentuk lemak, bilangan iodin
lemak yang tinggi biasanya berupa cairan, sedangkan bilangan iodin yang rendah
biasanya berupa padatan. Rendahnya mutu minyak sawit sangat ditentukan oleh
banyak faktor. Faktor yang menyebabkan perbedaan bilangan iodin dalam sampel
adalah ikatan rangkap yang lebih banyak dalam RBD Palm Kernel Oil
Kernel Oil.
5.1. Kesimpulan
1. Bilangan Iodin yang terdapat dalam sampel HPKO (A) = 0,16 gr I2/100gr,
(B) = 0,20 gr I2/100gr, (C) = 0,24 gr I2/100gr dan dalam sampel RBD PKO
5.2. Saran
penentuan bilangan asam, asam lemak bebas, kadar air pada sampel
Kernel Oil.
Basyar, A.H. 1999. Perkebunan Besar Kelapa Sawit. Indonesia : E-law dan
Cepas.
Fauzi, Y. 2002. Kelapa Sawit Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisa
Usaha dan Pemasaran. Jakarta : Penebar swadaya.
Lawson, H.W. 1985. Standard for Food and Oils. Volume 5. Connecticut : Avi
Publishing Company.
Tim Penulis PS. 1998. Kelapa Sawit Usaha Budidaya, Pemanfatan Hasil, dan
Aspek Pemasaran. Jakarta : Penebar swadaya.
Weiss, T.J. 1983. Food Oil and Their Uses. Second Edition. USA : Avi
PublishingCompany Inc.