Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM BIOPROSES

Materi :

MINYAK

Group :

2 Selasa

Anggota: 1. Cindy Nabila Salim (NIM. 21030120130072)


2. Imanuel Davin Setiawan (NIM. 21030120140196)
3. R. Kesawa Raafi Harjuno (NIM. 21030120140079)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Laporan praktikum minyak yang disusun oleh:


Kelompok : 2 Selasa
Anggota : 1. Cindy Nabila Salim (NIM. 21030120130072)
2. Imanuel Davin Setiawan (NIM. 21030120140196)
3. R. Kesawa Raafi Harjuno (NIM. 21030120140079)

Telah diterima dan disetujui oleh ibu Dr. Noer Abyor Handayani, S.T., M.T., selaku
dosen pengampu pada:
Hari :
Tanggal :

Semarang, 18/11/2021
Mengetahui,
Dosen Pengampu

Dr. Noer Abyor Handayani, S.T., M.T.


NIP. 198601152010122004

ii
RINGKASAN

Negara Indonesia dikenal dengan negara beriklim tropis dengan wilayah


negara yang didominasi oleh lautan dibanding dataran. Vegatasi seperti kelapa,
bakau, dan palem cukup awam dan banyak dijumpai. Ditinjau dari keterbatasan
proses pembuatan minyak kelapa, diperlukan pengetahuan dan penelitian lebih lanjut
sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Praktikum ini bertujuan mempelajari
produksi minyak kelapa dari santan dengan metode fermentasi dan enzimatis,
mengetahui hubungan pH terhadap waktu, mengetahui hubungan densitas terhadap
waktu, dan menganalisis hasil minyak kelapa secara fisis dan kimia.
Mayoritas produksi minyak kelapa terjadi di Indonesia, Filipina, dan India.
Minyak kelapa diekstraksi menggunakan panas, tekanan, dan/atau pelarut kimia.
Minyak nabati atau secara khususnya minyak kelapa memiliki fraksi yang
disaponifikasi atau fraksi mengikat gugus ester yang dapat dihidrolisis secara
saponifikasi dan fraksi yang tak tersaponifikasi. Cara pembuatan minyak kelapa
antara lain pressing, ekstraksi, rendering, pengasaman, sentrifugasi, enzimatis, dan
fermentasi.
Percobaan ini membutuhkan kelapa parut, skim, sari pepaya, sari nanas, gula
pasir, urea, NaOH, etanol, indikator PP, dan air kelapa. Adapun alat yang
diperlukan yaitu erlenmeyer, pipet tetes, beaker glass, gelas ukur, inkubator goyang,
dan lain-lain. Tahap yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu pembuatan santan,
pembuatan starter, fermentasi santan, dan analisa hasil minyak.
Pada praktikum minyak hasil yang didapat dengan menggunakan sampel buah
papaya dan nanas, dengan metode fermentasi dan menambahkan urea, gula pasir.
Grafik hubungan pH terhadap waktu fermentasi yaitu menurun. lalu pada grafik
hubungan densitas terhadap waktu fermentasi sama seperti hubungan pH terhadap
waktu fermentasi yaitu menurun lalu terjadi kenaikan, dan bedasarkan analisis hasil
minyak bau, warna, densitas pada keempat variabel normal. Sedangkan kadar asam
lemak bebas semua variabel melebihi parameter
Kesimpulan yang didapat pada praktikum minyak adalah Minyak kelapa
berbahan santan kelapa dapat dilakukan dengan menggunakan metode fermentasi
dan enzimatis. Dengan keterlibatan mikroba fermentasi, sari buah nanas dan
papaya, dan nutrient seperti gula dan urea. Kaitan antara pH dengan waktu
fermentasi ialah searah, semakin lama waktu fermentasi menunjukan nilai pH yang
semakin menurun. Hal tersebut terjadi akibat adanya endapan asam organic yang
dimiliki oleh sari buah yang digunakan. Kaitan densitas dengan waktu fermentasi
ditemukan tidak terlalu signifikan. Minyak kelapa yang dihasilkan dari semua
variabel memiliki kesamaan yaitu normal dan baik dari segi bau maupun warna.
Untuk semua variabel, densitas minyak yang dimiliki lebih rendah dari standar baku
mutu., dan kadar asam lemak yang memiliki nilai lebih tinggi dari parameter yang
ditentukan. Adapun saran untuk praktikum minyak adalah lakukan variasi dalam
penggunaan variabel praktikum, melakukan tahapan lanjutan distilasi agar dapat
produk lebih murni, dan dilakukan variasi sari buah.

iii
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan sebuah
praktikum dan menyelesaikannya dengan baik hingga menjadi sebuah laporan
praktikum materi minyak. Laporan yang kami susun dengan sistematis dan sebaik
mungkin ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Bioproses
Tahun Ajaran 2021/2022.
Dengan terselesaikannya laporan resmi praktikum ini, maka tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
laporan ini, khususnya kepada:
1. Prof. Dr. Ing. Suherman, S.T., M.T. selaku Kepala Departemen Teknik
Kimia Universitas Diponegoro.
2. Dr. Ing. Ir. Silviana, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng. selaku penanggung
jawab Laboratorium Mikrobiologi Industri Teknik Kimia Undip.
3. Dr. Noer Abyor Handayani, S.T, M.T. selaku dosen pengampu materi
minyak.
4. Fitra Adami selaku koordinator asisten Laboratorium Mikrobiologi Industri
Teknik Kimia Undip.
5. Stanislaus Christo Petra Nugraha dan Alifia Rizki Adina selaku asisten
pengampu materi minyak.
6. Asisten-asisten Laboratorium Mikrobiologi Industri Teknik Kimia Undip.
7. Orang tua yang selalu mendoakan kelancaran kuliah kami.
8. Teman-teman yang saling membantu dalam menyelesaikan laporan resmi
praktikum ini.
Demikian laporan yang kami buat, mohon kritik dan sarannya atas kekurangan
dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan bagi kami selaku praktikan.

Semarang, 25 Oktober 2021

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... ii
RINGKASAN ............................................................................................................. iii
PRAKATA .................................................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 3
2.1 Kelapa ........................................................................................................... 3
2.2 Minyak Kelapa ............................................................................................. 4
2.2.1 Kandungan Minyak Kelapa ................................................................. 4
2.2.2 Standar Baku Mutu Minyak Kelapa .................................................... 4
2.2.3 Pembuatan Minyak Kelapa.................................................................. 7
2.2.4 Manfaat Minyak Kelapa ...................................................................... 9
2.2.5 Kerusakan pada Minyak Kelapa .......................................................... 9
BAB III METODE PRAKTIKUM .......................................................................... 10
3.1 Rancangan Praktikum................................................................................. 10
3.1.1 Skema Praktikum .............................................................................. 10
3.1.2 Variabel Praktikum............................................................................ 10
3.2 Bahan dan Alat ........................................................................................... 11
3.2.1 Bahan ................................................................................................. 11
3.2.2 Alat .................................................................................................... 11
3.3 Gambar Rangkaian Alat ............................................................................. 11
3.4 Prosedur Praktikum .................................................................................... 13
3.4.1 Pembuatan Santan ............................................................................. 13
3.4.2 Pembuatan Starter ............................................................................. 14
3.4.3 Fermentasi Santan ............................................................................. 14
3.4.4 Analisa Hasil Minyak ........................................................................ 14

v
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 16
4.1 Analisis Volume Minyak yang Diperoleh dengan Metode Fermentasi
dan Enzimatis ............................................................................................. 16
4.2 Hubungan pH terhadap Waktu Fermentasi ................................................ 17
4.3 Hubungan Densitas terhadap Waktu Fermentasi ....................................... 18
4.4 Analisis Minyak yang Diperoleh secara Fisika dan Kimia ........................ 19
4.4.1 Bau ..................................................................................................... 19
4.4.2 Warna ................................................................................................ 20
4.4.3 Densitas ............................................................................................. 20
4.4.4 Kadar Asam Lemak Bebas ................................................................ 21
BAB V PENUTUP..................................................................................................... 22
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 22
5.2 Saran ........................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 23
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan nutrisi daging dan air kelapa matang ......................................... 3
Tabel 2.2 Komposisi asam lemak dalam minyak kelapa. ............................................. 4
Tabel 2.3 Standar baku mutu minyak kelapa sesuai SNI 7381:2008. .......................... 5
Tabel 2.4 Standar baku mutu minyak kelapa berdasarkan APCC. ............................... 6
Tabel 3.1 Gambar alat ................................................................................................. 11
Tabel 4.1 Volume minyak kelapa yang diperoleh tiap variabel ................................. 16
Tabel 4.2 Analisis minyak yang diperoleh secara fisika dan kimia. ........................... 19

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Skema rancangan praktikum ................................................................... 10


Gambar 4.1 Hubungan waktu fermentasi terhadap pH ............................................... 17
Gambar 4.2 Hubungan densitas terhadap waktu fermentasi ....................................... 18

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Laporan Sementara ................................................................................................... A-1


Lembar Perhitungan .................................................................................................. B-1
Lembar Perhitungan Reagen ..................................................................................... C-1
Lembar Kuantitas Reagen ......................................................................................... D-1
Referensi ................................................................................................................... E-1
Lembar Asistensi ....................................................................................................... F-1

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Indonesia dikenal dengan negara beriklim tropis dengan wilayah
negara yang didominasi oleh lautan dibanding dataran. Vegatasi seperti kelapa,
bakau, dan palem cukup awam dan banyak dijumpai. Pemanfaatan kelapa
menjadi salah satu pilihan untuk menjadi sumber penghasilan rakyat dan devisa
negara. Manfaat dari pohon kelapa sendiri cukup banyak, dimana tak hanya buah
kelapa saja tetapi batang yang dapat digunakan untuk bangunan, tulang daun
untuk lidi, dan lainnya. Minyak kelapa adalah salah satu minyak nabati yang
paling umum digunakan selama beberapa ratus tahun. Namun, minyak kelapa
juga bisa dianggap sebagai minyak goreng yang bahan kimia dan aspek nutrisi
yang paling sedikit diselidiki. Sebagian besar awal penelitian tentang minyak
kelapa dilakukan di negara barat dan pandangan yang disajikan atas kualitas
kesehatan minyak kelapa cukup kontroversial (Seneviratne dan Jayathilaka,
2016).
Proses pembuatan minyak kelapa diperoleh melalui beberapa tahapan proses.
Proses ekstraksi memegang peranan penting dalam pembuatan minyak kelapa.
Proses ektrasi dapat melalui cara basah (boiling, centrifugation, fermentation, dan
bantuan enzim) dan cara kering (sun drying, kiln drying, dan hot air drying)
(Seneviratne dan Jayathilaka, 2016). Metode ekstraksi yang paling awam
dilakukan ialah sun drying dikarenakan lebih ekonomis, mudah dikendalikan, dan
tidak menggunakan penambahan lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


Tumbuhan kelapa memiliki banyak manfaat untuk kehidupan yang salah
satunya menghasilkan minyak kelapa. Minyak kelapa memegang peranan penting
dalam kehidupan masyarakat, penggunaannya sebagai minyak goreng untuk
keperluan rumah tangga. Metode pembuatan minyak kelapa awam digunakan
proses pemanasan dan pressing yang kurang efektif dan efisien dalam
menghasilkan produk, ternilai jauh dari hasil yang sempurna.
Ditinjau dari keterbatasan proses pembuatan minyak kelapa, diperlukan
pengetahuan dan penelitian lebih lanjut sebagai solusi dari permasalahan tersebut.
Praktikum ini bertujuan mempelajari produksi minyak kelapa dari santan dengan
metode fermentasi dan enzimatis, mengetahui hubungan pH terhadap waktu,

1
mengetahui hubungan densitas terhadap waktu, dan menganalisis hasil minyak
kelapa secara fisis dan kimia.

1.3 Tujuan
1. Memproduksi minyak kelapa dari santan dengan metode fermentasi dan
enzimatis.
2. Mempelajari hubungan waktu fermentasi terhadap pH.
3. Mengetahui hubungan waktu fermentasi terhadap densitas.
4. Mengkaji sifat fisik dan kimia minyak kelapa.

1.4 Manfaat
1. Praktikan mampu memproduksi minyak kelapa dari santan dengan metode
fermentasi dan enzimatis.
2 Praktikan dapat mengetahui pengaruh waktu fermentasi terhadap pH minyak
kelapa yang dihasilkan.
3 Praktikan dapat mengetahui pengaruh waktu fermentasi terhadap densitas
minyak kelapa yang dihasilkan.
4 Praktikan dapat menganalisis hasil minyak kelapa yang didapat secara fisika
dan kimia.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa
Pohon kelapa (Cocos nucifera) ditemukan di seluruh daerah tropis.
Kematangan penuh kelapa terdiri dari rata-rata 33% kulit, 16% tempurung, 33%
kernel, dan 18% air kelapa. Daging kelapa adalah bagian besar dari makanan bagi
banyak orang yang tinggal didaerah tropis. Kelapa bukan hanya sumber nutrisi
tetapi juga telah diselidiki sebagai makanan therapeutic yang berguna dalam
mencegah penyakit.
Daging kelapa merupakan sumber protein, lemak dan karbohidrat yang baik.
Ini mengandung mineral, vitamin, serat makanan, gula, asam organik, dan asam
lemak komposisi. Kandungan mineralnya relatif tinggi seperti besi, fosfor,
magnesium, natrium dan seng. Nutrisi daging kelapa sangat tinggi dan sumber
makanan yang bagus serat, yang dapat membantu mengatur pencernaan. Serat
dalam kelapa telah ditemukan untuk menurunkan darah kadar gula karena
memperlambat konversi karbohidrat menjadi gula, sehingga menurunkan kadar
gula darah seseorang. Nutrisi dan karakteristik fisik berubah sebagai kelapa
matang kira-kira sama dengan manfaat nutrisi yang bisa didapat dari kelapa
matang kelapa muda jika cairan dan dagingnya dikonsumsi.
Tabel 2.1 Kandungan nutrisi daging dan air kelapa matang
Nutrisi Daging kelapa matang Air kelapa matang
Protein 2,41% 0,31%
Lemak 6,83% 0,18%
Serat 7,19% -
Karbohidrat 36,57% 8,47
Kalori 217,39 cal/100g 36,46 cal/100g
Kalium 98,31 ppm 86,44 ppm
Natrium 18,82 ppm 30,27 ppm
Kalsium 2,743 ppm 5,423 ppm
Magnesium 10,3 ppm 7,517 ppm
Besi 0,983 ppm 0,278 ppm
Seng 1,07 ppm 0,147 ppm
Air kelapa adalah minuman sehat paling bergizi yang disediakan alam bagi
masyarakat tropis untuk melawan panas yang menyengat. Air kelapa mengandung
sedikit protein dan sebagian besar mineral seperti kalium, natrium, kalsium,
fosfor, besi, tembaga, belerang dan klorida. Ini juga mendukung sistem kekebalan

3
dan saraf dan mempromosikan kadar gula darah yang stabil. Ini mengandung
berbagai nutrisi termasuk vitamin, mineral, antioksidan, asam amino, enzim,
faktor pertumbuhan dan nutrisi lainnya.
(Wynn, 2017)

2.2 Minyak Kelapa


Mayoritas produksi minyak kelapa terjadi di Indonesia, Filipina, dan India.
Minyak kelapa diekstraksi menggunakan panas, tekanan, dan/atau pelarut kimia.
Dalam hal memasak, minyak kelapa olahan memiliki keunggulan dibandingkan
kebanyakan minyak lainnya karena dapat dipanaskan sampai suhu yang lebih
tinggi (hingga 450 ° F) tanpa menjadi rusak (Srivastava et al., 2010, dalam Grans
dan Kauwell, 2017).
Terlepas dari kelebihan yang dimiliki oleh minyak kelapa, tentu saja terdapat
kekurangan yang ditampilkan. Konsumsi minyak kelapa tidak meningkatkan
glukosa darah, peradangan, dan adipositas sebagai dibandingkan dengan minyak
nabati lainnya. Berdasarkan review dari penelitian, National Lipid Association
menunjukkan bahwa jika minyak kelapa harus digunakan sebagai bagian dari
rencana makan sehari-hari, itu harus dikonsumsi dalam jumlah terbatas yang pas
di dalam rekomendasi untuk asupan lemak jenuh disebutkan sebelumnya
(Jaxobson et al., 2015, dalam Grans dan Kauwell, 2017).
2.2.1 Kandungan Minyak Kelapa
Minyak nabati atau secara khususnya minyak kelapa memiliki fraksi
yang disaponifikasi atau fraksi mengikat gugus ester yang dapat
dihidrolisis secara saponifikasi dan fraksi yang tak tersaponifikasi. Dalam
minyak tak termunikan, fraksi yang tersaponifikasi sekitar 98-99% dari
massa total minyak, sementara fraksi yang tidak dapat disaponifikasi
berjumlah 1-2% (Seneviratne dan Jayathilaka, 2016). Komponen asam
lemak yang bervariasi dapat ditinjau pada tabel 2.2 dibawah ini.
Tabel 2.2 Komposisi asam lemak dalam minyak kelapa
Komponen TCO CO Komposisi
Asam kaproat 0,63 ± 0,06 0,53 ± 0,04 0,5-0,8
Asam kaprilat 9,0 ± 0,0 8,6 ± 0,1 5-9
Asam kaprat 6,5 ± 0,1 6,4 ± 0,2 4-10
Asam laurat 49,6 ±0,2 48,7 ± 0,2 44-52
Asam miristat 19,2 ± 0,1 18,9 ± 0,1 13-21
Asam palmitat 7,2 ± 0,1 7,6 ± 0,2 8-11

4
Asam stearat 2,4 ± 0,1 2,4 ± 0,1 1-4
Asam arachidat - - 0,1-0,4
Asam palmitoleat - - 0,1-0,2
Asam oleat 4,5 ± 0,1 4,9 ± 0,2 5-8
Asam linoleat 1,1 ± 0,1 1,3 ± 0,1 1,1-1,3
(Seneviratne dan Jayathilaka, 2016)
2.2.2 Standar Buku Mutu Minyak Kelapa
Standar baku mutu untuk minyak kelapa telah diatur dalam SNI
7381:2008, dan juga diperjelas dalam Asian and Pacific Coconut
Community (APCC) Quality Standar of Virgin Coconut Oil seperti tertera
tabel pada tabel 2.3 dibawah ini. Parameter yang ditetapkan menyangkut
sifat fisis dari baku mutu minyak kelapa, sifat kimia dan karakteristik
lainnya
Tabel 2.3 Standar baku mutu minyak kelapa sesuai SNI 7381:2008
No Jenis Uji Persyaratan
1 Keadaan
- Bau Khas kelapa segar,
tidak tengik
- Rasa Normal, khas minyak kelapa
- Warna Tidak berwarna hingga
kuning pucat
2 Air dan senyawa yang menguap Maksimal 0,2
(%)
3 Bilangan iod (g iod/100 g) 4,1-11,0
4 Asam lemak bebas (dihitung Maksimal 0,2
sebagai asam laurat) (%)
5 Bilangan peroksida (mg ek/kg) Maksimal 2,0
6 Asam lemak (%)
Asam kaproat Tak terdeteksi -0,7
Asam kaprilat 4,6-10,0
Asam kaprat 5,0-8,0
Asam laurat 45,1-53,2
Asam miristat 16,8-21,0
Asam palmitat 7,5-10,2
Asam stearat 2,0-4,0
Asam oleat 5,0-10,0

5
Asam linoleat 1,0-2,5
Asam linolenat Tak terdeteksi -0,2

7 Cemaran mikroba
Angka lempeng total (koloni/ml) Maksimal 10
8 Cemaran logam (mg/kg)
Timah (Pb) Maksimal 0,1
Tembaga (Cu) Maksimal 0,4
Besi (Fe) Maksimal 5,0
Cadmium (Cd) Maksimal 0,1
9 Cemaran Arsen (mg/kg) Maksimal 0,1
(Badan Standarisasi Nasional, 2007)
Tabel 2.4 Standar baku mutu minyak kelapa berdasarkan APCC
No Parameter Kuantitas/jumlah
1 Kelembapan (%) Maksimal 0,1
2 Vollatile Matters pada suhu 120℃ (%) Maksimal 0,2
3 Asam lemak bebas (%) Maksimal 0,2
4 Bilangan peroksida (meq/kg) Maksimal 3
5 Densitas relatif 0,915-0,920
6 Indeks bias pada suhu 40℃ 1,4480-1,4492
7 Impuritas yang tidak dapat larut Maksimal 0,05
(%massa)
8 Bilangan saponifikasi (Mg KOH/ g oil) MiNIM.al 250-260
9 Bilangan iodin (Wijs) 4,1-1,1
10 Zat yang tidak bisa tersaponifikasi 0,2-0,5
(%massa, maksimal)
11 Gravitasi spesifik pada suhu 30℃ 0,915-0,920
12 Bilangan polenske MiNIM.al 13
13 Angka lempeng total < 0,5
14 Warna Bening
15 Bau dan rasa Berbau kelapa alami,
bebas dari sedimen,
dan terbebas dari bau
dan rasa busuk
16 Kontaminan (mg/kg)
- Besi (Fe) Maksimal 5

6
- Tembaga (Cu) Maksimal 0,4
- Timah (Pb) Maksimal 0,1
- Arsenik (As) Maksimal 0,1
17 Asam lemak (%)
- Asam kaproat 0,10-0,95
- Asam kaprilat 4-10
- Asam dekanoat 4-8
- Asam laurat 45-56
- Asam miristat 16-21
- Asam palmitat 7,5-10,2
- Asam stearat 2-4
- Asam oleat 4,5-10
- Asam linoleat 0,7-2,5
(APPC, 2009, dalam Seneviratne dan Jayathilaka, 2016)
2.2.3 Pembuatan Minyak Kelapa
1. Pressing
Pressing atau penekanan merupakan bagian dalam proses
pembuatan minyak kelapa. Kualitas dan Kuantitas minyak yang
diperoleh dari pengepresan dipengaruhi oleh seberapa kuatnya tekanan
saat pengepresan, waktu proses, dan suhu serta kekentalan dari minyak
tersebut. Pressing dilakukan untuk mengeringkan kelapa sehingga
mengurangi kandungan air yang selanjutnya akan diekstraksi
(Seneviratne dan Jayathilaka, 2016).
2. Ekstraksi
Pengeringan Minyak kelapa berasal dari inti kelapa. Proses
ekstraksi minyak kelapa dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis
utama; proses kering dan proses basah. Setiap metode yang melibatkan
ekstraksi minyak kelapa dari inti kelapa yang dikenal sebagai kopra
dapat dianggap kering proses sedangkan ekstraksi minyak kelapa
menggunakan emulsi inti kelapa segar yang dikenal sebagai santan
sebagai bahan awal dianggap sebagai proses basah (Seneviratne dan
Jayathilaka, 2016).
3. Rendering
Minyak yang berasal dari kelapa dapat diekstraksi melalui dry and
wet rendering. Dry rendering diproses dengan membuang dan
mengeringkan endosperm kelapa untuk membuat kopra kemudian
kopra dihancurkan/diperasuntuk menghasilkan minyak. Render basah

7
dapat diproses dengan metode ekstraksi dan fermentasi (Purba et al.,
2020).
4. Pengasaman
Pengamasan termasuk dalam metode pembuatan minyak kelapa.
Proses yang dilalui melibatkan peran asam asetat. Proses ionisasi
dilakukan selama proses pembuatan dengan menggunakan reaksi
asam-basa. Protein yang dihasilkan dari residu padat diekstraksi
dengan pengeringan beku padatan dan memperlakukan dengan alkali
berair. Pengasaman dari larutan protein menuju daerah isoelektrik
diendapkan 93,5% protein terlarut (Seneviratne dan Jayathilaka,
2016).
5. Sentrifugasi
Campuran kelapa yang telah melalui beberapa tahapan proses.
Kemudian campuran disentrifugasi untuk memisahkan antara lapisan
minyak dengan campuran kelapa lainnya. Hal ini dilakukan agar
enzim merusak protein secara alami yang menahan minyak dalam
larutan (Seneviratne dan Jayathilaka, 2016).
6. Enzimatis
Enzim berperan serta dalam pemisahan minyak kelapa dengan
emulsi santan. Selain itu, enzim juga digunakan untuk mengeskstrak
minyak kelapa dari tepung kelapa yang dihaluskan. Ekstraksi
berdasarkan aksi enzimatik dari poligalakturonase, α-amylase, dan
protease pada larutan pasta kelapa yang diencerkan (McGlone et al.,
1986, dalam Seneviratne dan Jayathilaka, 2016). Pengolahan secara
enzimatis dapat dilakukan dengan getah papaya (Carica papaya)
berdasarkan prinsip pemecahan protein yang merupakan lapisan
pelindung butiran lemak yang akan dihancurkan oleh enzim papain
yaitu enzim pemecah protein (proteolitik) (Rukman et al., 2020).
Nanas juga memiliki kandungan enzim protease (bromelin) yang dapat
digunakan untuk ekstraksi minyak kelapa (Harimurti et al., 2019).
7. Fermentasi
Fermentasi merupakan cara yang dinilai paling tidak konsisten
dibandingkan dengan metode lainnya karena kualitas minyak kelapa
sangat bervariasi sehingga perlu dimurnikan terlebih lanjut untuk
tujuan konsumsi. Tahapannya. Inti kelapa segar diparut terlebih dahulu
lalu santan atau krim ditekan keluar dari daging putih. Santan
ditempatkan didalam tong dan difermentasikan dengan bakteri

8
(Saccharomyces cerevisae atau Rhizopus sp.) dan dibiarkan
berfermentasi di suhu 37°C. Enzim dan bakteri memecah protein
menjadi emulsi dan memisahkan santan menjadi lapisan yang berbeda
yang termasuk lapisan atas dadih protein, lapisan minyak kelapa,
lapisan dadih lainnya, dan lapisan air. Lalu, lapisan dadih diambil
sehingga hanya tersisa minyak saja (Seneviratne dan Jayathilaka,
2016).
2.2.4 Manfaat Minyak Kelapa
Dalam industri, minyak kelapa digunakan sebagai bahan baku
pembuatan sabun dan media industry cat. Lalu juga pada metil ester dan
alkohol lemak yang merupakan bahan baku deterjen. Selain itu untuk
produksi makanan, minyak kelapa yang telah dimurnikan akan dapat
digunakan untuk kebutuhan memasak rumah tangga. Manfaat dari segi
kesehatan dalam konsumsi minyak kelapa meliputi:
1. Mengandung rantai asam lemak sedang.
2. Tidak meningkatkan kolesterol dalam darah.
3. Tidak terdeposit dalam saluran darah seperti lemak lainnya.
4. Asam lemak terkandung dapat digunakan tubuh membuat anti-
microbial turunan (Enig, 1993).
5. Luka yang diberikan minyak kelapa dapat dengan mudah sembuh
dengan cepatnya pembentukan epitel (Nevin dan Rajamohan, 2010).
6. Menghambat mikroorganisme seperti bakteri, jamur, ragi, dan virus
(Kabara et al., 1985).
(Vasudevan., 2011)
2.2.5 Kerusakan pada Minyak Kelapa
Kerusakan pada minyak kelapa pada umumnya terjadi karena proses
oksidasi. Proses oksidasi dapat merubah asam lemak yang terkandung
dalam minyak kelapa seperti membentuk gugus keton, aldehid, dan
alkohol sehingga masa penyimpananan minyak kelapa singkat. Dalam
proses oksidasi lipid minyak kelapa dinilai dengan mengukur nilai
peroksida, nilai anisidin, dan nilai oksidasi dilakukan selama periode 12
bulan. Hasilnya, nilai peroksida rendah (0,24-0,49 meq/kg) menandakan
stabilitas oksidatif, sementara nilai anisidin berkisar 0,19-0,87.
Berdasarkan data disimpulkan, minyak kelapa dapat mempertahankan
sifat kimianya secara baik hanya dalam 12 bulan (Moigradean et al., 2012,
dalam Seneviratne dan Jayathilaka, 2016).

9
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Rancangan Praktikum


3.1.1 Skema Praktikum
Dalam praktikum minyak ini terdapat langkah utama yang mencakup
metode yang digunakan dalam praktikum, yakni metode enzimatis dan
fermentasi. Secara garis besar terdapat 5 langkah utama yang tergambar
pada skema gambar 3.1 dibawah ini.

Pembuatan santan dengan perbandingan 1:1 hingga


terbentuk lapisan krim dan skim

Pembuatan starter dari skim yang terbentuk

Proses fermentasi santan dengan penambahan krim

Analisa hasil

Penghitungan volume minyak kelapa, uji organoleptic pada


minyak kelapa dan penghitungan kadar asam lemak bebas

Gambar 3.1 Skema rancangan praktikum


3.1.2 Variabel Praktikum
a. Variabel Bebas
- Sari Papaya (2%w, 3%w,1%w)
- Sari Nanas (2 ml, 1 ml, 3 ml, 2 ml)
b. Variabel Kontrol
- Volume Air Kelapa 50 ml
- Volume Skim 50 ml
- Urea 2%w
- Gula Pasir 2%w
- Volume starter 60 ml
- Volume Krim 40 ml
- pH 7
- ω sentrifugasi 3500 rpm
- t sentrifugasi 20 menit
c. Variabel Terikat

10
- Volume hasil minyak kelapa
- Densitas
- Kadar asam lemak bebas
- Uji organoleptik
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Kelapa parut 6. Urea 2 %w
2. Skim 50 ml 7. NaOH 0,1 N
3. Sari pepaya (2,3,1) %w 8. Etanol 95 %
4. Sari nanas (2,1,3,2) ml 9. Indikator PP
5. Gula pasir 2%W 10. Air kelapa 50 ml

3.2.2 Alat
1. Erlenmeyer 9. Alumunium foil
2. Pipet tetes 10. Indikator pH
3. Beaker glass 11. Pengaduk
4. Gelas ukur 12. Centrifuge
5. Inkubator goyang 13. Statif
6. Cuvet 14. Klem
7. Neraca analitik 15. Buret
8. Autoclave 16. Piknometer

3.3 Gambar Rangkaian Alat


Pada praktikum minyak dengan metode enzimatis dan fermentasi,dibutuhkan
alat untuk menitrasi, pembuatan starter, dan lainnya. Adapun secara
lengkapnya,alat-alat yang digunakan seperti yang tertera pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Gambar alat
No Nama Alat Gambar

1. Erlenmeyer

11
2. Pipet tetes

3. Beaker glass

4. Gelas Ukur

5. Inkubator goyang

6. Cuvet

7. Neraca analitik

8. Autoclave

12
9. Alumunium Foil

10. Indikator pH

11. Pengaduk

17.
12. Centrifuge

18.
13. Buret, Statif, Klem

14. Piknometer

3.4 Prosedur Praktikum


3.4.1 Pembuatan Santan
1. Memarut kelapa tua yang ditambah air dengan perbandingan 1:1
kemudian diperas sehingga dihasilkan santan.

13
2. Mendinginkan santan selama ± 2 jam pada suhu ruang.
3. Setelah 2 jam akan terbentuk 2 lapisan (krim dan skim) pada santan.
3.4.2 Pembuatan Starter
1. Memisahkan skim dari krim kemudian menambhkan air kelapa ke
dalam erlenmeyer dengan perbandingan tertentu kemudian
menambahkan nutrient sesuai variabel.
2. Mengaduk campuran hingga homogen dan sterilisasi dalam autoclave
pada suhu 121°C selama 15 menit.
3. Mendinginkan campuran setelah campuran steril.
4. Menginokulasikan campuran dengan mikroba atau enzim dalam
erlenmeyer steril pada ruang aseptis.
5. Menutup campuran dengan alumunium foil, diinkubasi dalam
incubator goyang pada suhu kamar selama waktu yang ditentukan.
3.4.3 Fermentasi Santan
1. Mencampur krim santan dalam volume tertentu dengan starter sesuai
variabel ke dalam erlenmeyer pada ruang aseptis
2. Mengatur pH Campuran dengan asam asetat dan menutup campuran
dengan alumunium foil.
3. Mengukur densitas campuran dengan piknometer.
4. Mengikubasikan campuran dalam waktu tertentu.
3.4.4 Analisa Hasil Minyak
1. Menghitung volume minyak kelapa yang didapat
- Campuran yang telah selesai difermentasi akan terlihat menjadi 3
lapisan (minyak, protein, dan air).
- Menuang campuran ke dalam cuvet untuk disentrifugasi pada
putaran tertentu selama waktu tertentu.
- Mengambil dan mengukur volume minyak kelapa dari cuvet,
minyak kelapa selanjutnya dapat dikenakan analisis yang lain.
2. Uji secara organoleptik menggunakan indera penciuman
- Menuangkan minyak kelapa yang didapat ke dalam beaker glass.
- Menguji minyak kelapa pada jarak kira-kira 5 cm dari hidung dan
kemudian dikebaskan ke arah hidung agar baunya dapat diketahui.
- Analisis dilakukan oleh minimal 3 orang.
- Jika tercium bau khas minyak kelapa segar dan tidak tengik maka
hasil dinyatakan “normal”. Jika tercium bau asing maka hasil
dinyatakan “tidak normal”.
3. Uji secara organoleptik menggunakan indera penglihat

14
- Menuangkan minyak kelapa yang didapat ke dalam beaker glass.
- Mengamati warna minyak kelapa oleh minimal 3 orang.
- Jika tidak terlihat warna lain atau kuning pucat maka hasil
dinyatakan “normal”. Jika terlihat warna lain maka hasil dinyatakan
“tidak normal”.
4. Menghitung densitas minyak kelapa
- Menghitung massa piknometer kosong dengan neraca analitik (m0).
- Memasukan inyak kelapa dengan volume yang sudah diketahui (V)
ke dalam piknometer
- Menghitung massa piknometer yang berisi minyak kelapa (m1).
- Menghitung densitas minyak kelapa dengan persamaan 3.1 :
………………………(3.1)

- Menghitung kadar asam lemak bebas.


- Membuat larutan standar NaOH 0,1 N.
- Menimbang 30 gr minyak kelapa ke dalam erlenmeyer 250 ml.
- Menambahkan 50 ml etanol 95%.
- Menambahkan 3 tetes indikator PP dan dititrasi dengan larutan
standar NaOH 0,1 N.
- Menghitung kadar asam lemak bebas (dihitung sebagai asam
laurat), dinyatakan sebagai persen asam lemak dengan persamaan
3.2:

…………………(3.2)

Dengan:
V = Volume NaOH yang diperlukan dalam penitaran (ml)
N = Normalitas NaOH
M = Bobot contoh (gr)
200 = Berat molekul asam laurat

15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Volume Minyak yang Diperoleh dengan Metode Fermentasi dan
Enzimatis
Berdasarkan percobaan praktikum yang telah dilakukan, digunakan metode
fermentasi dan enzimatis dan didapatkan volume minyak kelapa di setiap
variabel yang memiliki volume yang berbeda.
Tabel 4.1 Volume minyak kelapa yang diperoleh tiap variabel
Variabel Volume minyak (ml)
Variabel I
(Urea 2%w, Gula pasir 2%w, Sari pepaya 2 ml, 10,3
Sari nanas 2 ml)
Variabel II
(Urea 2%w, Gula pasir 2%w, Sari pepaya 3 ml, 10
Sari nanas 1 ml)
Variabel III
(Urea 2%w, Gula pasir 2%w, Sari pepaya 1 ml, Sari 9
nanas 3 ml)

Variabel IV
6,5
(Urea 2%w, Gula pasir 2%w, Sari nanas 2 ml)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat pada Variabel I (Urea 2%w, Gula pasir
2%w, Sari papaya 2 ml, Sari nanas 2 ml) didapat volume minyak sebesar 10,3
ml. Pada variabel II (Urea 2%w, Gula pasir 2%w, Sari papaya 3 ml, Sari nanas 1
ml) didapat volume minyak 10 ml. Pada variabel III (Urea 2%w, Gula pasir
2%w, Sari papaya 1 ml, Sari nanas 3 ml) didapat volume minyak 9 ml. Dan
kemudian Pada variabel IV (Urea 2%w, Gula pasir 2%w, Sari nanas 2 ml)
didapat volume minyak 6,5 ml.
Pengolahan minyak kelapa dilakukan secara enzimatis. Kegunaan enzim
dalam pengolahan minyak untuk memecah protein yang mengikat minyak dan
karbohidrat sehingga minyak dapat dipisahkan dengan baik dan meningkatkan
rendemen minyak yang diekstrak dari santan. Seperti enzim papain yang
merupakan enzim proteolitik yang akan membantu pemisahan santan kelapa
menjadi krim dan skimnya dalam proses pembuatan minyak (Rukman et al.,
2018). Hal yang serupa terjadi dengan pengunaan sari buah nanas yang

16
mengandung enzim proteolitik yang disebut bromelin. Bromelin menghidrolisis
ikatan peptide pada protein dan polipeptida menjadi asam amin. Penambahan
larutan yang mengandung protease ke dalam santan kelapa akan memecah
protein yang bertindak sebagai emulsifier dalam santan (Harimurti et al., 2019).
Variabel I memiliki hasil volume minyak yang dihasilkan paling besar, lalu
hasil tersebut menurun pada variabel II, III, dan IV dengan seiring kuantitas sari
buah yang menurun pula. Hal tersebut menunjukan bahwa komposisi sari buah
dan keterlibatan enzim proteolitik dalam sari buah mempengaruhi hasil
ketersediaan minyak. Dapat disimpulkan bahwa teori sesuai dengan data
praktikum.

4.2 Hubungan pH terhadap Waktu Fermentasi


Berdasarkan percobaan praktikum yang telah dilakukan, dilakukan
pengukuran pH di tiap variabel dalam durasi waktu tiga hari. Nilai pH
diproyeksikan dalam grafik dengan sumbu-x menyatakan hari dan sumbu-y
menyatakan pH seperti yang ditunjukan pada gambar 4.1
7,5 Variabel I (Urea 2%w,
Gula pasir 2%w, Sari
7 pepaya 2 ml, Sari nanas
2 ml)
Variabel II (Urea 2%w,
6,5
Gula pasir 2%w, Sari
pepaya 3 ml, Sari nanas
6 1 ml)
pH

Variabel III (Urea


5,5 2%w, Gula pasir 2%w,
Sari pepaya 1 ml, Sari
5 nanas 3 ml)
Variabel IV (Urea
2%w, Gula pasir 2%w,
4,5 Sari nanas 2 ml)

4
1 2 3
Waktu (Hari)

Gambar 4.1 Hubungan waktu fermentasi terhadap pH


Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat hubungan pH dengan waktu
fermentasi di setiap Variabel. Pada Variabel I (Urea 2%w, Gula pasir 2%w, Sari
papaya 2 ml, Sari nanas 2 ml) didapat nilai pH hari pertama hingga hari ketiga
7,7, dan 6.. Pada variabel II (Urea 2%w, Gula pasir 2%w, Sari papaya 3 ml, Sari
nanas 1 ml) didapat nilai pH yang sama seperti Variabel I 7,7, dan 6. Pada
variabel III (Urea 2%w, Gula pasir 2%w, Sari papaya 1 ml, Sari nanas 3 ml)
didapat nilai pH 7,6, dan 6. Dan kemudian Pada variabel IV (Urea 2%w, Gula
pasir 2%w, Sari nanas 2 ml) didapat nilai pH 7,7, dan 6.
Fermentasi akan ditandai dengan penurunan pH seiring dengan bertambahnya
waktu. Selama mikroorganisme digunakan dalam proses fermentasi,

17
mikroorganisme tersebut akan terjadi metabolism. Saat metabolism terjadi
fermentasi asam laktat dan pengendapan dari berbagai asam organik yang ada
pada sari buah (Khan dan Ahmad, 2018). Sari buah nanas memiliki kadar asam
organic yang lebih besar (Harimurti et al., 2019). Semakin lama waktu
fermentasi, akan banyak terjadi pengendapan asam organic yang terkandung pada
sari buah papaya dan sari buah nanas.
Tiap-tiap variabel menunjukan hasil tiap pertambahan waktu menghasilkan
penurunan nilai pH. Terutama pada Variabel III yang menunjukan penurunan
nilai pH yang hanya berselang satu hari. Terjadi pengendapan asam organic
dengan semakin meningkatnya waktu fermentasi. Dapat disimpulkan bahwa teori
dengan data hasil percobaan sesuai.

4.3 Hubungan Densitas terhadap Waktu Fermentasi


Berdasarkan percobaan praktikum yang telah dilakukan, dilakukan
pengukuran Densitas di tiap variabel dalam durasi waktu tiga hari. Densitas
diproyeksikan dalam grafik dengan sumbu-x menyatakan hari dan sumbu-y
menyatakan densitas seperti yang ditunjukan gambar 4.2.
1,25 Variabel I (Urea
2%w, Gula pasir
2%w, Sari pepaya 2
1,2 ml, Sari nanas 2
ml)
Densitas (gr/ml)

Variabel II (Urea
1,15 2%w, Gula pasir
2%w, Sari pepaya 3
ml, Sari nanas 1
1,1 ml)
Variabel III (Urea
2%w, Gula pasir
2%w, Sari pepaya 1
1,05 ml, Sari nanas 3
ml)
Variabel IV (Urea
1 2%w, Gula pasir
1 2 3 2%w, Sari nanas 2
ml)
Waktu (Hari ke- )

Gambar 4.2 Hubungan densitas terhadap waktu fermentasi


Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat hubungan densitas dengan waktu
fermentasi di setiap Variabel. Pada Variabel I (Urea 2%w, Gula pasir 2%w,
Sari papaya 2 ml, Sari nanas 2 ml) didapat densitas hari pertama hingga hari
ketiga 1,105, 1,121, dan 1,13. Pada variabel II (Urea 2%w, Gula pasir 2%w,
Sari papaya 3 ml, Sari nanas 1 ml) didapat densitas1,08, 1,095, dan 1,099. Pada
variabel III (Urea 2%w, Gula pasir 2%w, Sari papaya 1 ml, Sari nanas 3 ml)
didapat densitas 1,099,1,103, dan 1,109. Dan kemudian Pada variabel IV (Urea

18
2%w, Gula pasir 2%w, Sari nanas 2 ml) didapat densitas 1,105, 1,099, dan
1,112.
Waktu fermentasi terlihat tidak memiliki efek yang signifikan terhadap
nilai densitas dari minyak kelapa. Nilai densitas dipengaruhi oleh kadar air dan
atau komponen lain dalam proses pemisahan minyak kelapa. Waktu fermentasi
tidak berpengaruh karena nilai densitas lebih dipengaruhi oleh berat molekul
dan komponen lain dalam minyak seperti enzyme yang terlibat (Asiah et al.,
2018).
Keragaman grafik tiap variabel menunjukan angka yang tidak terlalu jauh
kecuali terkait komponen penyusun dari variabel yaitu komposisi penggunaan
sari buah. Hal ini menandakan densitas minyak tidak dipengaruhi oleh waktu
fermentasi. Dapat disimpulkan bahwa teori sesuai dengan data percobaan yang
ada.

4.4 Analisis Minyak yang Diperoleh secara Fisika dan Kimia


Berdasarkan percobaan praktikum yang telah dilakukan, dilakukan analisis
minyak secara fisika dan kimia diperoleh dari uji organoleptik, perhitungan
densitas, dan kadar asam lemak bebas diperuntukkan untuk mengetahui
karakteristik minyak yang dihasilkan.Tabel 4.2 menunjukan hasil analisis uji
organoleptik
Tabel 4.2 Analisis minyak diperoleh secara fisika dan kimia
Densitas Kadar asam
Variabel Bau Warna
(gr/ml) lemak bebas (%)
I (Urea 2%w, Gula pasir
2%w, Sari pepaya 2 ml, Sari Normal Normal 0,895 0,286
nanas 2 ml)
II (Urea 2%w, Gula pasir
2%w, Sari pepaya 3 ml, Sari Normal Normal 0,887 0,237
nanas 1 ml)
III (Urea 2%w, Gula pasir
2%w, Sari pepaya 1 ml, Sari Normal Normal 0,889 0,371
nanas 3 ml)
IV (Urea 2%w, Gula pasir
Normal Normal 0,812 0,284
2%w, Sari nanas 2 ml)
4.4.1 Bau
Setelah percobaan organoleptik yang dilakukan, didapatkan hasil
analisis bau pada minyak kelapa yang dihasilkan dari keempat variabel

19
yang berbeda. Variabel I,II, III, dan IV memiliki kesamaan bau yang
normal.
Sesuai dengan SNI 7381:2008 dan Asean and Pacific Coconut
Community (2009), standar baku mutu adalah berbau khas kelapa segar
dan tidak tengik. Variabel I,II,III, dan IV menyatakan bahwa bau yang
dihasilkan ialah normal, berbau khas seperti kelapa dan tidak berbau.
Dapat disimpulkan bahwa seluruh Variabel memenuhi standar dan sesuai
dengan teori.
4.4.2 Warna
Setelah percobaan organaleptic yang dilakukan dari Tabel 4.2,
didapatkan analisis warna pada minyak kelapa yang dihasilkan dari
keempat variabel yang berbeda. Variabel I, II, III, dan IV memiliki
kesamaan warna yang normal.
Sesuai dengan SNI 7381:2008 dan Asian and Pacific Coconut
Community (2009), standar baku mutu dari warna minyak kelapa ialah
berwarna bening hingga kuning pucat. Variabel I, II, III, dan IV
menyatakan bahwa warna yang dihasilkan ialah normal, berwarna bening
hingga kuning pucat. Dapat disimpulkan bahwa seluruh Variabel
memenuhi standar dan sesuai dengan teori
4.4.3 Densitas
Setelah percobaan organoleptik yang dilakukan dari Tabel 4.2,
didapatkan analisis nilai densitas pada minyak kelapa yang dihasilkan dari
keempat variabel yang berbeda. Variabel I memiliki nilai densitas 0,895
gram/ml. Variabel II memiliki nilai densitas 0,887 gram/ml. Variabel III
memiliki nilai densitas 0,889 gram/ml. dan Variabel IV memiliki nilai
densitas 0,812 gram/ml.
Dalam proses pembuatan minyak kelapa, terdapat parameter yang
mewajibkan komposisi minyak kelapa harus sesuai dengan kuantitas yang
ditetapkan. Standar baku densitas minyak kelapa berkisar 0,915 - 0,920
gram/ml dari total volume minyak kelapa. Densitas minyak kelapa sangat
bergantung pada mikroba (Sacchoromyces cerevisae, Lactobacillus
plantarum, dan Rhyzopus oligosparus) dan atau enzim yang digunakan
saat pengolahan. Penambahan enzim menyebabkan perubahan pada nilai
densitas karena aktivitas dari enzim itu sendiri dalam memecah ikatan
protein yang mengikat minyak kelapa (Asiah et al.,2018). Berat jenis
minyak secara fermentasi atau enszimatis akan menghasilkan densitas

20
yang lebih tinggi dari pemanasan (Diyah et al.,2018, dalam Asiah et al.,
2018).
Variabel I, II, III, dan IV menunjukan nilai densitas yang lebih kecil
daripada standar baku mutu minyak kelapa yang ditetapkan. Menunjukan
bahwa adanya fenomena proses pemisahan minyak menggunakan metode
ekstraksi sehingga mengurangi kadar air akhir minyak yang memengaruhi
massa jenis minyak. Selain itu, pembuatan minyak kelapa menggunakan
proses basah melalui sentrifugasi berpotensi mengurangi kontaminasi oleh
mikroba sehingga menyebabkan massa jenis minyak yang didapatkan
rendah (Romli, 2009).
4.4.4 Kadar Asam Lemak Bebas
Setelah percobaan organaleptic yang dilakukan dari Tabel 4.2,
didapatkan analisis kadar asam lemak bebas pada minyak kelapa yang
diperoleh dari keempat variabel yang berbeda. Variabel I memiliki nilai
kadar asam lemak bebas 0,286 %. Variabel II memiliki kadar asam lemak
bebas 0,237 %. Variabel III memiliki nilai densitas 0,371%. dan Variabel
IV memiliki kadar asam lemak bebas 0,284%.
Sesuai dengan tetapan SNI 7381:2008 dan Asean and Pacific Coconut
Community (2009), standar baku mutu densitas minyak kelapa adalah
0,2% Kelembapan dari media sebanding dengan pembentukkan asam
lemak bebas yang ditandai dengan peningkatan kadar asam lemak bebas
pada rentang waktu tertentu secara eksponensial. Nilai asam lemak bebas
berubah akibat hidrolisis trigliserida dan waktu penyimpanan (Seneviratne
dan Jayathilaka, 2016).
Seluruh variabel menunjukan kondisi bahwa nilai kadar asam lemak
bebas yang dimiliki lebih besar daripada standar baku mutu yang
ditetapkan. Hal ini terjadi karena kadar air dari sari buah yang digunakan,
yakni sari papaya dengan kadar air 90,4% (Rukman et al., 2020) dan sari
buah nanas 86% (Harimurti et al., 2019). Nilai asam minyak adalah
ukuran jumlah asam bebas yang ada dalam minyak. Komponen utama
minyak adalah trigliserida yang menghasilkan asam lemak bebas pada
hidrolisis yang terjadi karena aksi lipase enzim. Nilai asam dinyatakan
dalam milligram KOH per gram minyak. Saat trigliserida terhidrolisis
menjadi asam, gliserol pun terbentuk. Nilai asam berubah seiring waktu
akibat hidrolisis trigliserida (Seneviratne dan Jayathilaka, 2016).

21
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Minyak kelapa berbahan santan kelapa dapat dilakukan dengan
menggunakan metode fermentasu dan enzimatis dengan melibatkan
mikroba fermentasi, sari buah nanas dan papaya, dan nutrient seperti gula
dan urea.
2. Kaitan antara pH dengan waktu fermentasi ialah searah, semakin lama
waktu fermentasi menunjukan nilai pH yang semakin menurun.
3. Kaitan densitas dengan waktu fermentasi ditemukan tidak terlalu
signifikan.
4. Minyak kelapa yang dihasilkan dari semua variabel memiliki kesamaan
yaitu normal dan baik dari segi bau maupun warna. Untuk semua
variabel, densitas minyak yang dimiliki lebih rendah dari standar baku
mutu., dan kadar asam lemak yang memiliki nilai lebih tinggi dari
parameter yang ditentukan.

5.2 Saran
1. Variasi dalam pemilihan variable praktikum sebaiknya dilakukan seperti
mengganti variabel densitas dengan variabel lainnya.
2. Tahap pemisahan (distilasi) sebaiknya dilakukan dalam prosedur
praktikum, sehingga minyak yang dihasilkan memiliki nilai jual yang
lebih tinggi serta menguntungkan untuk konsumen.
3. Sari buah yang digunakan sebaiknya dilakukan variasi sehingga
memungkinkan dihasilkan minyak kelapa yang lebih murni.

22
DAFTAR PUSTAKA

Asiah, N., Cempaka, L., and Maulidini, T. (2018). Comparative study: Physico
chemical properties of virgin coconut oil using various culture. Asia Pacific
Journal of Sustainable Agriculture Food and Energy, 6 (2), 1-5.
Badan Standarisasi Nasional. (2007). Standar Nasional Indonesia (SNI) Minyak
Kelapa Virgin (VCO). Jakarta: Kementerian Perindustrian.
Gans, W.M., dan Kauwell, G.P.A. (2007). Coconut Oil: A Heart-Healthy Fat. IFAS
Extension,17(1). University of Florida.
Harimurti, S., Rumagesan, R.M., dan Susanawati. (2019). Environmentally friendly
Production method of virgin coconut oil using enzymatic reaction. IOP Conf.
Series: Material Science and Engineering,874(012004).
Khan, I., & Ahmad, S. (2018). Influence of vegetable oils on ph profile during
processing of semidry fermented buffalo meat sausage. Journal of Food and
Processing Technology. 9(10): 5.
Romli, M. (2009). Cleaner production in the manufacturing of virgin coconut oil.
Training Course of VCO for ASEAN Countries, 2009:49-52.
Rukman, W. Y., Safitri, D., Fadhllah, N., Nurdiyanti, dan Wajid, M. (2018). Papain
induced enzyme source to the quality of virgin coconut oil. International
Journal of Multidiciplinary Research and Develpoment,5(8).57-59.
Purba, H.F., Romauli, N. D. M., Purba, T., Manurung, E. D., dan Nurmalia. (2019).
Environmentally friendly Production method of virgin coconut oil using
enzymatic reaction. IOP Conf. Series: Material Science and
Engineering,874(012004).
Seneviratne, K. N., dan Jayathilaka, N. (2016). Coconut Oil: Chemistry and
Nutrition. Battaramulla: Lakva Publishers.
Wynn, T. (2017). Nutrition Studies on Mature and Immature Coconut Meat and
Coconut Water. Yadanabon University Research Journal,8 (1).
Vasudevan. (2011). Health Benefits of Coconut Oil. Cocoinfo International,18(1). 6-
8.

23
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM BIOPROSES

Materi :

MINYAK

Group :

2 Selasa

Anggota: 1. Cindy Nabila Salim (NIM. 21030120130072)


2. Imanuel Davin Setiawan (NIM. 21030120140196)
3. R. Kesawa Raafi Harjuno (NIM. 21030120140079)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021

A-1
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Memproduksi minyak kelapa dari santan dengan metode fermentasi dan
enzimatis.
2. Mempelajari hubungan waktu fermentasi terhadap pH.
3. Mengetahui hubungan waktu fermentasi terhadap densitas.
4. Mengkaji sifat fisik dan kimia minyak kelapa.

II. PERCOBAAN
2.1 Bahan yang Digunakan
1. Kelapa parut 6. Urea 2 %w
2. Skim 50 ml 7. NaOH 0,1 N
3. Sari pepaya (2,3,1) %w 8. Etanol 95 %
4. Sari nanas (2,1,3,2) ml 9. Indikator PP
5. Gula pasir 2%W 10. Air Kelapa 50 ml
2.2 Alat yang Dipakai
1. Erlenmeyer 9. Alumunium foil
2. Pipet tetes 10. Indikator pH
3. Beaker glass 11. Pengaduk
4. Gelas ukur 12. Centrifuge
5. Inkubator goyang 13. Statif
6. Cuvet 14. Klem
7. Neraca analitik 15. Buret
8. Autoclave 16. Piknometer
2.3 Cara Kerja
2.3.1 Pembuatan Santan
1. Memarut kelapa tua yang ditambah air dengan perbandingan 1:1
kemudian diperas sehingga dihasilkan santan.
2. Mendinginkan santan selama ± 2 jam pada suhu ruang.
3. Setelah 2 jam akan terbentuk 2 lapisan (krim dan skim) pada
santan
2.3.2 Pembuatan Starter
1. Memisahkan skim dari krim kemudian menambahkan air kelapa
ke dalam erlenmeyer dengan perbandingan tertentu kemudian
menambahkan nutrient sesuai variabel.
2. Mengaduk campuran hingga homogen dan mensterilisasi dalam
autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit.
3. Mendinginkan campuran setelah steril

A-2
4. Menginokulassikan campuran dengan mikroba atau enzim dalam
erlenmeyer steril pada ruang aseptis.
5. Menutup campuran dengan alumunium foil, diinkubasi dalam
incubator goyang pada suhu kamar selama waktu yang
ditentukan.
2.3.3 Fermentasi Santan
1. Mencampur krim santan sebanyak volume tertentu dengan starter
sesuai variabel ke dalam erlenmeyer pada ruang aseptis
2. Mengatur pH campuran menggunakan asam asetat dan
menutupnya dengan alumunium foil.
3. Mengukur densitas campuran dengan piknometer.
4. Mengikubasi campuran selama waktu tertentu.
2.3.4 Analisa Hasil Minyak
1. Menghitung volume minyak kelapa yang didapat
- Campuran yang telah selesai difermentasi akan terlihat
menjadi 3 lapisan (minyak, protein, dan air).
- Menuang campuran ke dalam cuvet untuk disentrifugasi pada
putaran tertentu selama waktu tertentu.
- Mengambil dan mengukur volume minyak kelapa dari cuvet,
minyak kelapa selanjutnya dapat dikenakan analisis yang lain.
2. Uji secara organoleptik menggunakan indera penciuman
- Menuangkan minyak kelapa ke dalam beaker glass.
- Menguji minyak kelapa pada jarak kira-kira 5 cm dari hidung
dan kemudian mengebaskan ke arah hidung agar baunya dapat
diketahui.
- Analisis dilakukan oleh minimal 3 orang.
- Jika tercium bau khas minyak kelapa segar dan tidak tengik
maka hasil dinyatakan “normal”. Jika tercium bau asing maka
hasil dinyatakan “tidak normal”.
3. Uji secara organoleptik menggunakan indera penglihat
- Menuangkan minyak kelapa ke dalam beaker glass.
- Mengamati warna minyak kelapa oleh minimal 3 orang.
- Jika tidak terlihat warna lain atau kuning pucat maka hasil
dinyatakan “normal”. Jika terlihat warna lain maka hasil
dinyatakan “tidak normal”.
4. Menghitung densitas minyak kelapa

A-3
- Menghitung massa piknometer kosong dengan neraca analitik
(m0).
- Memasukan minyak kelapa dengan volume yang sudah
diketahui (V) ke dalam piknometer.
- Menghitung massa piknometer yang berisi minyak kelapa
(m1).
- Menghitung densitas minyak kelapa dengan persamaan 1.1 :
......................................(1.1)

- Menghitung kadar asam lemak bebas.


- Membuat larutan standar NaOH 0,1 N.
- Menimbang 30 gr minyak kelapa ke dalam erlenmeyer 250
ml.
- Menambahkan 50 ml etanol 95%.
- Menambahkan 3 tetes indikator PP dan menitrasi dengan
larutan standar NaOH 0,1 N.
- Menghitung kadar asam lemak bebas (dihitung sebagai asam
laurat), dinyatakan sebagai persen asam lemak dengan
persamaan 1.2:

………………..(1.2)

Dengan:
V = Volume NaOH yang diperlukan dalam penitaran (ml)
N = Normalitas NaOH
M = Bobot contoh (gr)
200 = berat molekul asam laurat

A-4
2.4 Hasil Percobaan
Tabel 1. Kuantitas Reagen

Variabel

I II III IV

Skim (ml) 50 50 50 50
Air Kelapa(ml) 50 50 50 50
Urea (%w) 2 2 2 2
Gula Pasir (%w) 2 2 2 2
Sari Pepaya (ml) 2 3 1 -
Sari Nanas (ml) 2 1 3 2
Krim (ml) 40 40 40 40

Starter (ml) 60 60 60 60
pH :7
Kecepatan centrifuge : 3500 rpm
Waktu sentrifugasi : 20 menit
Tabel 2. Pengamatan proses fermentasi
pH Larutan Densitas Larutan (gr/ml)
Hari I Hari II Hari III Hari I Hari II Hari III
I 7 7 6 1,105 1,121 1,13
II 7 7 6 1,08 1,095 1,099
III 7 6 6 1,099 1,103 1,109
IV 7 7 6 1,105 1,099 1,112
Tabel 3. Hasil analisis minyak kelapa
Volume Densitas Kadar Asam
Variabel Bau Warna
(ml) (gr/ml) Lemak Bebas
I 10,3 Normal Normal 0,895 0,286%
II 10 Normal Normal 0,887 0,237%
III 9 Normal Normal 0,889 0,371%
IV 6,5 Normal Normal 0,812 0,284%

A-5
Semarang, 19 November 2021

Praktikan ASISTEN

Cindy Nabila S. Imanuel Davin R. Kesawa Raafi Alifia Rizki Adina

21030120130072 21030120130072 21030120130072 21030119130088

A-6
LEMBAR PERHITUNGAN

1. Analisis Hasil Selama Fermentasi


a. Hari Pertama
 Kalibrasi piknometer
𝑚
𝜌=
𝑉
mpiknometer kosong = 22,5 gr
mpiknometer + air = 48,32 gr
ρair = 0,997 gr/ml
(𝑚 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑎𝑖𝑟−𝑚 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
V=
𝜌 𝑎𝑖𝑟
(48,32 𝑔𝑟−22,5 𝑔𝑟)
V (volume kalibrasi) = = 25,898 𝑚𝑙
0,997 𝑔𝑟/𝑚𝑙

 Variabel 1
mpiknometer + variabel 1 = 51,117 gr
ρpiknometer + variabel 1 = (51,117 𝑔𝑟−22,5 𝑔𝑟) = 1,105 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25,898 𝑚𝑙

 Variabel 2
mpiknometer + variabel 2 = 50,47 gr
ρpiknometer + variabel 2 = (50,47 𝑔𝑟−22,5 𝑔𝑟) = 1,080 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25,898 𝑚𝑙

 Variabel 3
mpiknometer + variabel 3 = 50,987 gr
ρpiknometer + variabel 3 = (50,987 𝑔𝑟−22,5 𝑔𝑟) = 1,099 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25,898 𝑚𝑙

 Variabel 4
mpiknometer + variabel 3 = 51,117 gr
ρpiknometer + variabel 3 = (51,117 𝑔𝑟−22,5 𝑔𝑟) = 1,105 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25,898 𝑚𝑙

b. Hari Kedua
 Kalibrasi piknometer
𝑚
𝜌=
𝑉
mpiknometer kosong = 23,7 gr
mpiknometer + air = 49,17 gr
ρair = 0,997 gr/ml
(𝑚 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑎𝑖𝑟−𝑚 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
V=
𝜌 𝑎𝑖𝑟
(49,17 𝑔𝑟−23,7 𝑔𝑟)
V (volume kalibrasi) = = 25,547 𝑚𝑙
0,997 𝑔𝑟/𝑚𝑙

B-1
 Variabel 1
mpiknometer + variabel 1 = 52,338 gr
ρpiknometer + variabel 1 = (52,338 𝑔𝑟−23,7 𝑔𝑟) = 1,121 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25,547 𝑚𝑙

 Variabel 2
mpiknometer + variabel 2 = 51,674 gr
ρpiknometer + variabel 2 = (51,674 𝑔𝑟−23,7 𝑔𝑟) = 1,095 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25,547 𝑚𝑙

 Variabel 3
mpiknometer + variabel 3 = 51,878 gr
ρpiknometer + variabel 3 = (52,475 𝑔𝑟−23,7 𝑔𝑟) = 1,103 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25,547 𝑚𝑙

 Variabel 4
mpiknometer + variabel 3 = 51,801 gr
ρpiknometer + variabel 3 = (51,801 𝑔𝑟−23,7 𝑔𝑟) = 1,099 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25,547 𝑚𝑙

c. Hari Ketiga
 Kalibrasi piknometer
𝑚
𝜌=
𝑉
mpiknometer kosong = 29,1 gr
mpiknometer + air = 54,3 gr
ρair = 0,997 gr/ml
(𝑚 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑎𝑖𝑟−𝑚 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
V=
𝜌 𝑎𝑖𝑟
(54,3 𝑔𝑟−29,1 𝑔𝑟)
V (volume kalibrasi) = = 25,276 𝑚𝑙
0,997 𝑔𝑟/𝑚𝑙

 Variabel 1
mpiknometer + variabel 1 = 57,662 gr
ρpiknometer + variabel 1 = (57,662 𝑔𝑟−29,1 𝑔𝑟) = 1,130 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25,276 𝑚𝑙

 Variabel 2
mpiknometer + variabel 2 = 56,903 gr
ρpiknometer + variabel 2 = (56,903 𝑔𝑟−29,1 𝑔𝑟) = 1,099 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25,276 𝑚𝑙

 Variabel 3
mpiknometer + variabel 3 = 57,156 gr
ρpiknometer + variabel 3 = (57,156 𝑔𝑟−29,1 𝑔𝑟) = 1,099 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25,276 𝑚𝑙

 Variabel 4
mpiknometer + variabel 3 = 57,207 gr

B-2
ρpiknometer + variabel 3 = (57,207 𝑔𝑟−29,1 𝑔𝑟) = 1,112 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25,276 𝑚𝑙

2. Analisis Minyak yang Diperoleh secara Fisika dan Kimia


a. Perhitungan Densitas
𝑚
𝜌=
𝑉

 Variabel 1
Massa minyak = ( m piknometer + sampel – m piknometer kosong)
= (34,869 gr – 25,65 gr) = 9,219 gr
Volume minyak = 10,3 ml
9,129 𝑔𝑟
ρminyak = = 0,895𝑔𝑟/𝑚𝑙

 Variabel 2
Massa minyak = ( m piknometer + sampel – m piknometer kosong)
= (34,52 gr – 25,65 gr) = 8,87 gr
Volume minyak = 10 ml
8,87 𝑔𝑟
ρminyak = = 0,887 𝑔𝑟/𝑚𝑙

 Variabel 3
Massa minyak = ( m piknometer + sampel – m piknometer kosong)
= (33,741 gr – 25,65 gr) = 8,091 gr
Volume minyak = 9 ml
8,091 𝑔𝑟
ρminyak = = 0,889 𝑔𝑟/𝑚𝑙

 Variabel 4
Massa minyak = ( m piknometer + sampel – m piknometer kosong)
= (30,928 gr – 25,65 gr) = 5,278 gr
Volume minyak = 10 ml
5,278 𝑔𝑟
ρminyak = = 0,812 𝑔𝑟/𝑚𝑙

b. Perhitungan Kadar Asam Lemak Bebas


𝑉 × 𝑁 × 200
𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑠 =
𝑚 × 10
 Variabel 1
Volume titran = 1,32 ml
Massa minyak = 9,219 gr
Normalitas NaOH = 0,1 N

B-3
Asam Lemak Bebas = 1,32 𝑚𝑙 × 0,1 𝑁 × 200 = 0,286
9,219 𝑔𝑟 × 10

 Variabel 2
Volume titran = 1,05 ml
Massa minyak = 8,87 gr
Normalitas NaOH = 0,1 N
Asam Lemak Bebas = 1,05 𝑚𝑙 × 0,1 𝑁 × 200 = 0,237
8,87 𝑔𝑟 × 10

 Variabel 3
Volume titran = 1,5 ml
Massa minyak = 8,091 gr
Normalitas NaOH = 0,1 N
Asam Lemak Bebas = 1,5 𝑚𝑙 × 0,1 𝑁 × 200 = 0,371
8,091 𝑔𝑟 × 10

 Variabel 4
Volume titran = 0,75 ml
Massa minyak = 5,278 gr
Normalitas NaOH = 0,1 N
Asam Lemak Bebas = 0,75 𝑚𝑙 × 0,1 𝑁 × 200 = 0,284
5,278 𝑔𝑟 × 10

B-4
LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN

A. Kalibirasi picnometer
Densitas air pada suhu lingkungan = 0,997 gr/ml
Mpicnometer kosong = 24,8 gr
mpicnometer + air = 47,3 gr
Massa piknometer +air −Massa piknometer kosong
V=
ρ air pada suhu lingkungan
47,3 gr−24,8 gr
V (Volume Kalibrasi) = = 22,568 ml
0,997 gr/ml

B. Densitas air kelapa dan skim


 Densitas skim
mpicnometer + skim = 48,496 gr
ρskim =m
v

=
Massa piknometer +skim −Massa piknometer kosong
Volume kalibrasi
48,496 gr−24,8 gr
= = 1,050 gr/ml
22,568 ml

 Densitas air kelapa


mpicnometer + air kelapa = 50,076 gr
ρair kelapa =m
v

=
Massa piknometer +air kelapa −Massa piknometer kosong
Volume kalibrasi
50,076 gr−24,8 gr
= = 1,120 gr/ml
22,568 ml

 Massa kebutuhan skim


Volume skim = 50 ml
Densitas skim = 1,050 gr/ml
mskim =𝜌×𝑉
= 1,050 gr/ml ×50 ml
= 52,5 gr
 Massa kebutuhan air kelapa
Volume air kelapa = 50 ml
Densitas air kelapa = 1,120 gr/ml
mair kelapa =𝜌×𝑉
= 1,120 gr/ml × 50 ml = 56 gr
 Basis massa total = massa kebutuhan skim + massa kebutuhan air
kelapa

C-1
Basis massa = 52,5 gr + 56 gr
Basis massa = 108,5 gr
C. Kebutuhan nutrien
1. Variabel 1
Kebutuhan nutrient = %W × Basis massa
Kebutuhan gula pasir 2%W = 2% ×108,5 gr = 2,17 gr
Kebutuhan urea 2%W = 2% ×108,5 gr = 2,17 gr
2. Variabel 2
Kebutuhan nutrient = %W × Basis massa
Kebutuhan gula pasir 2%W = 2% ×108,5 gr = 2,17 gr
Kebutuhan urea 2%W = 2% ×108,5 gr = 2,17 gr
3. Variabel 3
Kebutuhan nutrient = %W × Basis massa
Kebutuhan gula pasir 2%W = 2% ×108,5 gr = 2,17 gr
Kebutuhan urea 2%W = 2% ×108,5 gr = 2,17 gr
4. Variabel 4
Kebutuhan nutrient = %W × Basis massa
Kebutuhan gula pasir 2%W = 2% ×108,5 gr = 2,17 gr

Kebutuhan urea 2%W = 2% ×108,5 gr = 2,17 gr

C-2
LEMBAR KUANTITAS REAGEN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI
TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS DIPONEGORO

PRAKTIKUM KE :5
MATERI : Minyak
HARI : Selasa
TANGGAL : 19 November 2021
KELOMPOK : 2 Selasa
NAMA : Cindy Nabila Salim
Imanuel Davin Setiawan
R. Kesawa Raafi Harjuno
ASISTEN : Alifia Rizki Adina
KUANTITAS REAGEN:
Variabel
I II III IV
Santan
Kelapa Parut:Air 1:1
Starter
Air Kelapa (ml) 50 50 50 50
Skim (ml) 50 50 50 50
Urea (%w) 2 2 2 2
Gula Pasir (%w) 2 2 2 2
Sari Pepaya (ml) 2 3 1 -
Sari Nanas (ml) 2 1 3 3
Fermentasi
Starter 60 60 60 60
Krim 40 40 40 40
pH 7 7 7 7
Analisis
Sentrifugasi 3500 3500 3500 3500
Waktu Sentrifugasi
20 20 20 20
(menit)
TUGAS TAMBAHAN:

Buat ringkasan mengenai proses pembuatan minyak kelapa dengan cara fermentasi
dan enzimatis dan pabrik Virgin Coconut Oil dikerjakan per-individu yang dibuat
berdasarkan jurnal atau literatur lain yang dapat dipertanggungjawabkan. Jurnal atau
literature yang digunakan disertakan sebagai lampiran (diberi highlight).

Semarang, 17 November 2021


ASISTEN

Alifia Rizki Adina


NIM. 21030119130088
D-1
REFERENSI

E-1
E-2
E-3
E-4
E-5
E-6
E-7
E-8
E-9
E-10
E-11
E-12
E-13
E-14
E-15
E-16
E-17
E-18
E-19
E-20
E-21
E-22
E-23
E-24
E-25
E-26
E-27
LEMBAR ASISTENSI

DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO TANGGAL
1. 27/10/21 P0 Asisten Pengampu
2. 03/11/21 P1 Asisten Pengampu
3. 11/11/21 P2 Asisten Pengampu
4. 13/11/21 P0 Dosen Pengampu

F-1

Anda mungkin juga menyukai