Anda di halaman 1dari 52

PENETAPAN BILANGAN ASAM, KADAR ASAM LEMAK

BEBAS DAN KADAR AIR PADA MINYAK VCO

TUGAS AKHIR

OLEH:
MORHAN H MALAU
NIM 102410033

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan kasih karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
yang berjudul “Penetapan Bilangan Asam, Kadar Asam Lemak Bebas dan
Kadar Air pada Minyak Kelapa Murni (VCO)” di UPTD BPSMB Medan.
Tugas Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
ahlimadya analis farmasi dan makanan pada Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara.
Beberapa parameter untuk menentukan kualitas/ mutu dari minyak adalah
bilangan asam, asam lemak bebas dan kadar air. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menentukan kadar air dan mutu minyak kelapa murni.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran, tulus dan ikhlas dalam penulisan tugas
akhir ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., yang telah
memberikan bantuan dan fasilitas selama masa pendidikan.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
tulus kepada:
1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda tercinta Tobus Malau dan Ibunda
tersayang Doria Sinabariba, yang selalu ada untuk memberikan dukungan
dan pengorbanan baik moril maupun materil dalam penyelesaian tugas
akhir ini.
2. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku Ketua Program

Studi D-3 Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas

Sumatera Utara Medan.

3. Seluruh dosen yang telah membantu selama proses perkuliahan hingga


semester akhir ini.

Universitas Sumatera Utara


4. Ibu Darwati selaku penyelia Laboratorium Minyak Nabati dan Rempah-

Rempah dan seluruh Staf Pegawai UPTD Balai Pengujian dan Sertifikasi

Mutu Barang Medan, yang telah membantu kami dalam melaksanakan

Praktek Kerja Lapangan.

5. Kedua kakak penulis, Jenni Malau dan Hadumanro Malau beserta Adik
Puji Malau yang selalu memberikan semangat dalam penulisan tugas
akhir ini.
6. Teman sekelompok penulis dalam Praktek Kerja Lapangan, Yohanna,
Charla, dan Titin yang memberikan dukungan dan membantu dalam
penulisan tugas akhir ini.
7. Teman terbaik penulis yang sangat menginspirasi penulis, memberikan
semangat dan membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini yaitu Lady
Wina Sriyani .
8. Sahabat-sahabat terbaik saya di Analis Farmasi 2010 Istimewa Bako,
Dikky Tri Pratana, Wahyu Utari, dan Astri Ivo Damanik.
9. Seluruh teman seangkatan penulis di Analis Farmasi 2010.

Medan, Mei 2013


Penulis,

Morhan H Malau
NIM 102410033

Universitas Sumatera Utara


DETERMINATION OF ACID NUMBER, FREE FATTY ACID CONTENT
AND WATER CONTENT IN VCO

Abstrac

Virgin Coconut Oil (VCO) or pure coconut oil is derived from coconut oil
through a process that does not involve high heat and without the addition of
chemicals. In determining the quality of the oil there are several parameters that
must be checked. Some of these parameters is the acid value, free fatty acid levels,
and water content. The purpose of this study was conducted to determine the acid
value, free fatty acid and water content in pure coconut oil.
Virgin coconut oil samples obtained from Century Pharma Pharmacies in
the area Bridgen Katamso, Medan. Determination of acid value and free fatty acid
levels is done by titrimetric method, while the determination of water content
done with the method used in the laboratory oven Vegetable Oils and Spices
UPTD and Certification Testing Center for Product Quality (BPSMB) Medan.
The results showed that pure coconut oil which has examined the acid
value of 0.4776 NaOH / gram, this result qualifies according to APCC in 2003 the
acid number should be less than 0.5. Levels of free fatty acids contained in
coconut oil is 0.2396%, these results do not meet the requirements according to
ISO ≤ 0.2% Namu must meet the conditions set by the APCC 2003 is ≤ 5%.
While virgin coconut oil water content was 0.0868%, these results are qualified
according to ISO setting moisture content must be less than 2%.

Keywords: virgin coconut oil, determination of quality, acid value, free fatty acid
levels, water content.

Universitas Sumatera Utara


PENETAPAN BILANGAN ASAM, KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN
KADAR AIR PADA MINYAK VCO

Abstrak

Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa murni merupakan minyak
dari kelapa yang diperoleh melalui proses yang tidak melibatkan pemanasan
tinggi serta tanpa penambahan bahan kimia. Dalam menentukan mutu minyak ada
beberapa parameter yang harus diperiksa. Beberapa diantara parameter tersebut
adalah bilangan asam, kadar asam lemak bebas, dan kadar air. Tujuan penelitian
ini dilakukan adalah untuk menentukan besar bilangan asam, kadar asam lemak
bebas dan juga kadar air di dalam minyak kelapa murni.
Sampel minyak kelapa murni didapat dari Apotik Century Pharma di
daerah Bridgen Katamso, Medan. Penetuan bilangan asam dan kadar asam lemak
bebas dilakukan dengan metode titrimetri, sedangkan penentuan kadar air
dilakuka dengan metode oven yang digunakan pada laboratorium Minyak Nabati
dan Rempah-Rempah UPTD Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang
(BPSMB) Medan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak kelapa murni yang diperiksa
memiliki bilangan asam sebesar 0,4776 NaOH/gram, hasil ini memenuhi syarat
menurut APCC 2003 yakni bilangan asam harus lebih kecil dari 0,5. Kadar asam
lemak bebas yang terdapat pada minyak kelapa murni adalah 0.2396% , hasil ini
tidak memenuhi syarat menurut SNI yakni haru≤s 0,2% namu memenuhi syarat
yang ditetapkan oleh APCC 2003 yaitu≤5%. Sedangkan kadar air minyak kelapa
murni adalah 0,0868% , hasil ini memenuhi syarat menurut SNI yang menetapkan
kadar air harus lebih kecil dari 2%.

Kata kunci: minyak kelapa murni, penentuan mutu, bilangan asam, kadar asam
lemak bebas, kadar air.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ....................................................................................... i


Abstrak..........................................................................................................iii
Daftar Isi ................................................................................................ v
Daftar Tabel..................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................. 2
1.3 Manfaat ................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 4
2.1 Tanaman Kelapa.................................................................... 4
2.1.1 Taksonomi Tanaman Kelapa ...................................... 4
2.1.2 Manfaat Tanaman Kelapa .......................................... 4
2.2 Minyak dan Lemak .............................................................. 5
2.3 Minyak Kelapa ..................................................................... 7
2.3.1 Kandungan Minyak Kelapa ......................................... 7
2.3.2 Jenis-jenis Minyak Kelapa .......................................... 7
2.4 Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil/ VCO) ............. 8
2.4.1 Defenisi Minyak Kelapa Murni .................................. 8
2.4.2 Sifat Kimia-Fisika Minyak Kelapa Murni .................. 9
2.4.3 Kandungan Minyak Kelapa Murni .............................. 9
2.4.4 Manfaat Minyak Kelapa Murni.........................................10
2.4.5 Parameter Syarat Mutu Minyak Kelapa Murni.................11
2.5 Penentuan Kualitas Minyak........................................................13
2.5.1 Angka atau Bilangan Asam...............................................13
2.5.2 Asam Lemak Bebas...........................................................14
2.5.3 Kadar Air...........................................................................15
BAB III METODE PENGUJIAN................................................................16

Universitas Sumatera Utara


3.1 Penetapan Bilangan Asam dan Kadar Asam Lemak Bebas
pada Minyak Kelapa Murni........................................................16
3.2 Penetepan Kadar Air pada Minyak Kelapa Murni (Metode
Oven............................................................................................19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................21
4.1 Hasil............................................................................................21
4.1.1 Standarisasi NaOH 0,1 N...................................................21
4.1.2 Penetapan Bilangan Asam.................................................21
4.1.3 Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas...............................22
4.1.4 Penetapan Kadar Air..........................................................22
4.2 Pembahasan................................................................................23
BAB V KESIMPULAN...............................................................................26
5.1 Kesimpulan................................................................................26
5.2 Saran..........................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................27
LAMPIRAN.................................................................................................28

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1. Parameter Syarat Mutu Minyak Kelapa Murni.................................11

Tabel 2. Hasil Standarisasi NaOH 0,1 N.........................................................21

Tabel 3. Hasil Penetapan Bilangan Asam pada Minyak Kelapa Murni..........21

Tabel 4. Hasil Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas pada Minyak

Kelapa Murni....................................................................................22

Tabel 5. Hasil Penetapan Kadar Air pada Minyak Kelapa Murni..................22

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan kasih karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
yang berjudul “Penetapan Bilangan Asam, Kadar Asam Lemak Bebas dan
Kadar Air pada Minyak Kelapa Murni (VCO)” di UPTD BPSMB Medan.
Tugas Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
ahlimadya analis farmasi dan makanan pada Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara.
Beberapa parameter untuk menentukan kualitas/ mutu dari minyak adalah
bilangan asam, asam lemak bebas dan kadar air. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menentukan kadar air dan mutu minyak kelapa murni.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran, tulus dan ikhlas dalam penulisan tugas
akhir ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., yang telah
memberikan bantuan dan fasilitas selama masa pendidikan.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
tulus kepada:
10. Kedua orang tua penulis, Ayahanda tercinta Tobus Malau dan Ibunda
tersayang Doria Sinabariba, yang selalu ada untuk memberikan dukungan
dan pengorbanan baik moril maupun materil dalam penyelesaian tugas
akhir ini.
11. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku Ketua Program

Studi D-3 Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas

Sumatera Utara Medan.

12. Seluruh dosen yang telah membantu selama proses perkuliahan hingga
semester akhir ini.

Universitas Sumatera Utara


13. Ibu Darwati selaku penyelia Laboratorium Minyak Nabati dan Rempah-

Rempah dan seluruh Staf Pegawai UPTD Balai Pengujian dan Sertifikasi

Mutu Barang Medan, yang telah membantu kami dalam melaksanakan

Praktek Kerja Lapangan.

14. Kedua kakak penulis, Jenni Malau dan Hadumanro Malau beserta Adik
Puji Malau yang selalu memberikan semangat dalam penulisan tugas
akhir ini.
15. Teman sekelompok penulis dalam Praktek Kerja Lapangan, Yohanna,
Charla, dan Titin yang memberikan dukungan dan membantu dalam
penulisan tugas akhir ini.
16. Teman terbaik penulis yang sangat menginspirasi penulis, memberikan
semangat dan membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini yaitu Lady
Wina Sriyani .
17. Sahabat-sahabat terbaik saya di Analis Farmasi 2010 Istimewa Bako,
Dikky Tri Pratana, Wahyu Utari, dan Astri Ivo Damanik.
18. Seluruh teman seangkatan penulis di Analis Farmasi 2010.

Medan, 31 Mei 2013


Penulis,

Morhan H Malau
NIM 102410033

Universitas Sumatera Utara


DETERMINATION OF ACID NUMBER, FREE FATTY ACID CONTENT
AND WATER CONTENT IN VCO

Abstrac

Virgin Coconut Oil (VCO) or pure coconut oil is derived from coconut oil
through a process that does not involve high heat and without the addition of
chemicals. In determining the quality of the oil there are several parameters that
must be checked. Some of these parameters is the acid value, free fatty acid levels,
and water content. The purpose of this study was conducted to determine the acid
value, free fatty acid and water content in pure coconut oil.
Virgin coconut oil samples obtained from Century Pharma Pharmacies in
the area Bridgen Katamso, Medan. Determination of acid value and free fatty acid
levels is done by titrimetric method, while the determination of water content
done with the method used in the laboratory oven Vegetable Oils and Spices
UPTD and Certification Testing Center for Product Quality (BPSMB) Medan.
The results showed that pure coconut oil which has examined the acid
value of 0.4776 NaOH / gram, this result qualifies according to APCC in 2003 the
acid number should be less than 0.5. Levels of free fatty acids contained in
coconut oil is 0.2396%, these results do not meet the requirements according to
ISO ≤ 0.2% Namu must meet the conditions set by the APCC 2003 is ≤ 5%.
While virgin coconut oil water content was 0.0868%, these results are qualified
according to ISO setting moisture content must be less than 2%.

Keywords: virgin coconut oil, determination of quality, acid value, free fatty acid
levels, water content.

Universitas Sumatera Utara


PENETAPAN BILANGAN ASAM, KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN
KADAR AIR PADA MINYAK VCO

Abstrak

Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa murni merupakan minyak
dari kelapa yang diperoleh melalui proses yang tidak melibatkan pemanasan
tinggi serta tanpa penambahan bahan kimia. Dalam menentukan mutu minyak ada
beberapa parameter yang harus diperiksa. Beberapa diantara parameter tersebut
adalah bilangan asam, kadar asam lemak bebas, dan kadar air. Tujuan penelitian
ini dilakukan adalah untuk menentukan besar bilangan asam, kadar asam lemak
bebas dan juga kadar air di dalam minyak kelapa murni.
Sampel minyak kelapa murni didapat dari Apotik Century Pharma di
daerah Bridgen Katamso, Medan. Penetuan bilangan asam dan kadar asam lemak
bebas dilakukan dengan metode titrimetri, sedangkan penentuan kadar air
dilakuka dengan metode oven yang digunakan pada laboratorium Minyak Nabati
dan Rempah-Rempah UPTD Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang
(BPSMB) Medan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak kelapa murni yang diperiksa
memiliki bilangan asam sebesar 0,4776 NaOH/gram, hasil ini memenuhi syarat
menurut APCC 2003 yakni bilangan asam harus lebih kecil dari 0,5. Kadar asam
lemak bebas yang terdapat pada minyak kelapa murni adalah 0.2396% , hasil ini
tidak memenuhi syarat menurut SNI yakni haru≤s 0,2% namu memenuhi syarat
yang ditetapkan oleh APCC 2003 yaitu≤5%. Sedangkan kadar air minyak kelapa
murni adalah 0,0868% , hasil ini memenuhi syarat menurut SNI yang menetapkan
kadar air harus lebih kecil dari 2%.

Kata kunci: minyak kelapa murni, penentuan mutu, bilangan asam, kadar asam
lemak bebas, kadar air.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ....................................................................................... i


Abstrak..........................................................................................................iii
Daftar Isi ................................................................................................ v
Daftar Tabel..................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................. 2
1.3 Manfaat ................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 4
2.1 Tanaman Kelapa.................................................................... 4
2.1.1 Taksonomi Tanaman Kelapa ...................................... 4
2.1.2 Manfaat Tanaman Kelapa .......................................... 4
2.2 Minyak dan Lemak .............................................................. 5
2.3 Minyak Kelapa ..................................................................... 7
2.3.1 Kandungan Minyak Kelapa ......................................... 7
2.3.2 Jenis-jenis Minyak Kelapa .......................................... 7
2.4 Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil/ VCO) ............. 8
2.4.1 Defenisi Minyak Kelapa Murni .................................. 8
2.4.2 Sifat Kimia-Fisika Minyak Kelapa Murni .................. 9
2.4.3 Kandungan Minyak Kelapa Murni .............................. 9
2.4.4 Manfaat Minyak Kelapa Murni.........................................10
2.4.5 Parameter Syarat Mutu Minyak Kelapa Murni.................11
2.5 Penentuan Kualitas Minyak........................................................13
2.5.1 Angka atau Bilangan Asam...............................................13
2.5.2 Asam Lemak Bebas...........................................................14
2.5.3 Kadar Air...........................................................................15
BAB III METODE PENGUJIAN................................................................16

Universitas Sumatera Utara


3.1 Penetapan Bilangan Asam dan Kadar Asam Lemak Bebas
pada Minyak Kelapa Murni........................................................16
3.2 Penetepan Kadar Air pada Minyak Kelapa Murni (Metode
Oven............................................................................................19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................21
4.1 Hasil............................................................................................21
4.1.1 Standarisasi NaOH 0,1 N...................................................21
4.1.2 Penetapan Bilangan Asam.................................................21
4.1.3 Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas...............................22
4.1.4 Penetapan Kadar Air..........................................................22
4.2 Pembahasan................................................................................23
BAB V KESIMPULAN...............................................................................26
5.1 Kesimpulan................................................................................26
5.2 Saran..........................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................27
LAMPIRAN.................................................................................................28

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1. Parameter Syarat Mutu Minyak Kelapa Murni.................................11

Tabel 2. Hasil Standarisasi NaOH 0,1 N.........................................................21

Tabel 3. Hasil Penetapan Bilangan Asam pada Minyak Kelapa Murni..........21

Tabel 4. Hasil Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas pada Minyak

Kelapa Murni....................................................................................22

Tabel 5. Hasil Penetapan Kadar Air pada Minyak Kelapa Murni..................22

Universitas Sumatera Utara


DETERMINATION OF ACID NUMBER, FREE FATTY ACID CONTENT
AND WATER CONTENT IN VCO

Abstrac

Virgin Coconut Oil (VCO) or pure coconut oil is derived from coconut oil
through a process that does not involve high heat and without the addition of
chemicals. In determining the quality of the oil there are several parameters that
must be checked. Some of these parameters is the acid value, free fatty acid levels,
and water content. The purpose of this study was conducted to determine the acid
value, free fatty acid and water content in pure coconut oil.
Virgin coconut oil samples obtained from Century Pharma Pharmacies in
the area Bridgen Katamso, Medan. Determination of acid value and free fatty acid
levels is done by titrimetric method, while the determination of water content
done with the method used in the laboratory oven Vegetable Oils and Spices
UPTD and Certification Testing Center for Product Quality (BPSMB) Medan.
The results showed that pure coconut oil which has examined the acid
value of 0.4776 NaOH / gram, this result qualifies according to APCC in 2003 the
acid number should be less than 0.5. Levels of free fatty acids contained in
coconut oil is 0.2396%, these results do not meet the requirements according to
ISO ≤ 0.2% Namu must meet the conditions set by the APCC 2003 is ≤ 5%.
While virgin coconut oil water content was 0.0868%, these results are qualified
according to ISO setting moisture content must be less than 2%.

Keywords: virgin coconut oil, determination of quality, acid value, free fatty acid
levels, water content.

Universitas Sumatera Utara


PENETAPAN BILANGAN ASAM, KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN
KADAR AIR PADA MINYAK VCO

Abstrak

Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa murni merupakan minyak
dari kelapa yang diperoleh melalui proses yang tidak melibatkan pemanasan
tinggi serta tanpa penambahan bahan kimia. Dalam menentukan mutu minyak ada
beberapa parameter yang harus diperiksa. Beberapa diantara parameter tersebut
adalah bilangan asam, kadar asam lemak bebas, dan kadar air. Tujuan penelitian
ini dilakukan adalah untuk menentukan besar bilangan asam, kadar asam lemak
bebas dan juga kadar air di dalam minyak kelapa murni.
Sampel minyak kelapa murni didapat dari Apotik Century Pharma di
daerah Bridgen Katamso, Medan. Penetuan bilangan asam dan kadar asam lemak
bebas dilakukan dengan metode titrimetri, sedangkan penentuan kadar air
dilakuka dengan metode oven yang digunakan pada laboratorium Minyak Nabati
dan Rempah-Rempah UPTD Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang
(BPSMB) Medan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak kelapa murni yang diperiksa
memiliki bilangan asam sebesar 0,4776 NaOH/gram, hasil ini memenuhi syarat
menurut APCC 2003 yakni bilangan asam harus lebih kecil dari 0,5. Kadar asam
lemak bebas yang terdapat pada minyak kelapa murni adalah 0.2396% , hasil ini
tidak memenuhi syarat menurut SNI yakni haru≤s 0,2% namu memenuhi syarat
yang ditetapkan oleh APCC 2003 yaitu≤5%. Sedangkan kadar air minyak kelapa
murni adalah 0,0868% , hasil ini memenuhi syarat menurut SNI yang menetapkan
kadar air harus lebih kecil dari 2%.

Kata kunci: minyak kelapa murni, penentuan mutu, bilangan asam, kadar asam
lemak bebas, kadar air.

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Asam lemak bebas diperoleh dari proses hidrolisa, yaitu penguraian lemak

atau trigliserida oleh molekul air yang menghasilkan asam lemak bebas dan

gliserol. Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi dan hidrolisa enzim

selama pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam lemak dengan

kadar lebih besar dari 0,2% dari berat lemak akan mengakibatkan rasa yang tidak

diinginkan dan kadang-kadang dapat meracuni tubuh (Ketaren, 1996).

Pada pengolahan minyak kelapa biasa atau minyak goreng secara tradisional

dihasilkan minyak kelapa bermutu kurang baik. Hal tersebut ditandai dengan

adanya kadar air dan asam lemak bebas yang cukup tinggi di dalam minyak

kelapa. Bahkan warnanya agak kecoklatan sehingga cepat menjadi tengik. Daya

simpannya pun tidak lama, hanya sekitar dua bulan saja (Novarianto, 2004).

Kandungan asam lemak bebas dalam minyak yang bermutu baik hanya

terdapat dalam jumlah kecil, sebagian besar asam lemak terikat dalam bentuk

ester atau bentuk trigliserida. Minyak kelapa dapat mengalami perubahan aroma

dan cita rasa selama penyimpanan. Perubahan ini disertai dengan terbentuknya

senyawa-senyawa yang dapat menyebabkan kerusakan minyak (Ketaren, 1996).

Bilangan asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas dalam minyak

dan dinyatakan dengan mg basa per 1 gram minyak. Bilangan asam juga

merupakan parameter penting dalam penentuan kualitas minyak. Bilangan ini

menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang ada dalam minyak akibat terjadi

Universitas Sumatera Utara


reaksi hidrolisis pada minyak terutama pada saat pengolahan. Asam lemak

merupakan struktur kerangka dasar untuk kebanyakan bahan lipid (Burhanuddin,

2012).

Bilangan Asam atau angka asam adalah jumlah miligram KOH (Kalium

Hidroksida) yang dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu

gram minyak atau lemak. Bilangan Asam dipergunakan untuk mengukur jumlah

asam lemak bebas yang terdapat dalam lemak dan minyak (Ketaren, 1996)

Ketaren (1996) juga menyatakan bahwa terjadi oksidasi oleh oksigen dari

udara bila bahan dibiarkan kontak dengan udara. Dengan adanya air, minyak

dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Reaksi ini dapat dipercepat

dengan adanya basa, asam, dan enzim-enzim.

Kandungan air dalam minyak mampu mempecepat kerusakan minyak. Air

yang ada dalam minyak dapat juga dijadikan sebagai media pertumbuhan

mikroorganisme yang dapat menghidrolisis minyak (Ketaren, 1996).

1.3. Tujuan

- Untuk mengetahui kadar asam lemak bebas pada minyak kelapa murni dan

kesesuaiannya terhadap persyaratan kadar asam lemak bebas berdasarkan SNI

7381-2008 dan APCC 2003.

- Untuk mengetahui bilangan asam pada minyak kelapa murni dan

kesesuaiannya terhadap persyaratan bilangan asam berdasarkan APCC 2003.

- Untuk mengetahui kadar air pada minyak kelapa murni dan kesesuaiannya

terhadap persyaratan bilangan asam berdasarkan SNI.

Universitas Sumatera Utara


1.4. Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah:

- Memberikan informasi tentang persentase kandungan asam lemak bebas yang

terdapat dalam minyak kelapa murni.

- Memberikan informasi tentang kandungan bilangan asam yang terdapat

dalam minyak kelapa murni.

- Memberikan informasi tentang persentase kadar air yang terdapat dalam

minyak kelapa murni.

- Memberikan informasi dan menambah ilmu pengetahuan mengenai tanaman

kelapa, kandungan pada minyak kelapa murni, manfaat dan kegunaan minyak

kelapa murni, dan pengaruh asam lemak bebas, bilangan asam dan kadar air.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Kelapa

2.1.1. Taksonomi Tanaman Kelapa

Kingdom : Plantae

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Arecidae

Ordo : Arecales

Famili : Arecaceae

Genus : Cocos

Spesies : Cocos nucifera L.

(Anonim, 2012)

2.1.2. Manfaat Tanaman Kelapa

Kelapa telah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia. Tanaman ini

dikenal sebagai pohon serbaguna karena hampir semua bagian tanaman dapat

dimanfaatkan baik buah, batang sampai daunnnya bagi kehidupan manusia,

sehingga untuk itu tanaman kelapa dikenal sebagai pohon kehidupan (“The Tree

of Live”). Namun demikian secara tradisional pendayagunaan bernilai ekonomi

penting saat ini barulah dagingnya melalui konsumsi segar dan dibuat kopra

(Amang, 1996).

Dengan semakin berkembangnya industri pengolahan dan industri yang

menggunakan bahan baku dari kelapa, pendayagunaan kelapa semakin

Universitas Sumatera Utara


berkembang dan beragam tidak hanya produk yang dihasilkan dari buah tetapi

juga pemanfaatan bagian dari pohon kelapa lainnya. Beberapa produk kelapa lain

yang telah menjadi mata dagang di pasar internasional antara lain kelapa parut

(desicated coconut) dan santan segar dari buah kelapa, arang aktif dari tempurung

(batok) kelapa dan gula kelapa. Secara tradisonal pendayagunaan tempurung

kelapa sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar oleh masyarakat dan

sebagian kecil didayagunakan sebagai kerajinan rakyat seperti tempat rokok, tas,

hiasan kalung, kap lampu dan lainnya. Pendayagunaan lain yang juga telah

berkembang adalah pemanfaatan batang kelapa sebagai meubel, dari

pendayagunaan semula yang hanya untuk bahan bangunan dan kayu bakar.

Pemanfaatan sabut kelapa juga telah berkembang ke arah produk yang bernilai

tinggi dari hanya pemanfaatan sebagai alas kaki, tali, sikat, dan sapu menjadi

rubberized mattress, bahan baku pabrik pulp dan kertas dan industri wall board

yang membuat hard dan soft board. Sedang pendayagunaan air kelapa juga telah

dibuat asam cuka, asam asetat dan media pembuatan Nata de coco (Amang,

1996).

2.2 Minyak dan Lemak

Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk golongan

lipida. Satu sifat yang khas dan mencirikan golongan lipida (termasuk minyak dan

lemak) adalah daya larutnya dalam pelarut organik (misalnya eter, benzen,

kloroform) atau sebaliknya, ketidaklarutannya dalam pelarut air. Lemak dan

minyak atau secara kimiawi adalah trigliserida merupakan bagian terbesar dari

Universitas Sumatera Utara


kelompok lipida. Trigliserida ini merupakan senyawa hasil kondensasi satu

molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak (Sudarmadji, 1989).

Lemak dan minyak adalah bahan-bahan yang tidak larut daam air yang

berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Lemak dan minyak yang digunakan

dalam makanan sebagian besar adalah trigliserida yang merupakan ester dari

gliserol dan berbagai asam lemak (Buckle, 1985).

Secara umum, lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi

suhu ruang berada dalam keadaan padat. Sedangkan minyak adalah trigliserida

yang dalam suhu ruang berbentuk cair. Secara lebih pasti tidak ada batasan yang

jelas untuk membedakan minyak dan lemak ini (Sudarmadji, 1989).

Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran yang merupakan ester

dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak nabati terdapat dalam buah-

buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, akar tanaman, dan sayuran. Trigliserida

dapat berwujud padat atau cair dan hal ini tergantung dari komposisi asam lemak

yang menyusunnya. Sebagian besar minyak nabati berbentuk cair karena

mengandung sejumlah asam lemak tidak jenuh yaitu asam oleat, linoleat, atau

asam linolenat dengan titik cair yang rendah. Lemak hewani pada umumnya

berbentuk padat pada suhu kamar karena banyak mengandung asam lemak jenuh,

misalnya asam palmitat dan stearat yang mempunyai titik cair lebih tinggi

(Ketaren, 1996).

Universitas Sumatera Utara


2.3 Minyak Kelapa

2.3.1 Kandungan Minyak Kelapa

Minyak kelapa adalah minyak yang berwarna kuning pucat sampai tidak

berwarna, atau lemak semi padat berwarna putih yang diperoleh dari daging buah

kelapa, digunakan secara luas dalam industri makanan dan produksi kosmetika

serta sabun. Minyak kelapa adalah lemak yang terdiri dari 90% lemak jenuh yang

diekstrak dari buah kelapa, dan digunakan dalam kosmetika dan sebagai minyak

goreng. Minyak kelapa kaya dengan asam laurat, asam lemak rantai medium.

Minyak kelapa merupakan minyak yang paling stabil diantara seluruh minyak

nabati dan memiliki titik didih moderat mirip seperti mentega (225oC)

(Darmoyuwono, 2006).

Minyak kelapa yang belum dimurnikan mengandung sejumlah kecil

komponen bukan minyak, misalnya fosfatida, gum sterol (0,06 –0,08%), tokoferol

(0,003), dan asam lemak bebas (kurang dari 5%). Sterol yang terdapat di dalam

minyak nabati disebut fitosterol dan mempunyai dua isomer, yaitu beta sitosterol

(C29H50O) dan stigmasterol (C29H48O). Sterol bersifat tidak berwarna, tidak

berbau, stabil, dan berfungsi sebagai stabilizer dalam minyak. Tokoferol

mempunyai tiga isomer, yaitu α-tokoferol (titik cair 1580-1600C), β-tokoferol

(titik cair 1380-1400C) d an γ -tokoferol. Persenyawaan tokoferol bersifat tidak

dapat disabunkan dan berfungsi sebagai antioksidan (Ketaren, 1996).

2.3.2. Jenis-jenis Minyak Kelapa

Berdasarkan cara pembuatannya, minyak kelapa dapat digolongkan menjadi:

Universitas Sumatera Utara


1. Minyak kelapa industri, dibuat dengan bahan baku kopra dengan proses RBD

(Refining, Bleaching, dan Deodorizing). Setelah kopra dipres, lalu

dibersihkan, diputihkan, dan dihilangkan bau tengiknya. Minyak kelapa yang

dijual untuk memasak seringkali dicampur dengan minyak sayur lain

sehingga harganya cukup murah.

2. Minyak kelapa kelentik, dibuat secara tradisional oleh para petani kelapa

(atau ibu rumah tangga) dengan cara memasak santan kelapa sehingga

minyak terpisah dari blondonya (karamel). Seringkali hasilnya berwarna

kuning sampai coklat akibat terkontaminasi karamel yang gosong.

3. Minyak kelapa murni (VCO/Virgin Coconut Oil). Secara definisi, minyak

kelapa murni adalah minyak yang tidak mengalami proses hidrogenasi. Agar

tidak mengalami proses hidrogenasi, maka ekstraksi minyak kelapa ini

dilakukan dengan proses dingin. Misalnya, secara fermentasi, pancingan,

sentrifugasi, pemanasan terkendali, pengeringan parutan kelapa secara tepat,

dan lain-lain (Darmoyuwono, 2006).

2.4 Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil/ VCO)

2.4.1 Defenisi Minyak Kelapa Murni

Menurut SNI 7381-2008, minyak kelapa murni adalah minyak yang

diperoleh dari daging buah kelapa (Cocos nucifera L) tua yang segar dan diproses

dengan diperas dengan atau tanpa penambahan air, tanpa pemanasan atau

pemanasan tidak lebih dari 60oC dan aman dikonsumsi manusia.

Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak yang dihasilkan dari buah

kelapa segar. Berbeda dengan minyak kelapa biasa , Virgin Coconut Oil (VCO)

Universitas Sumatera Utara


dihasilkan tidak melalui penambahan bahan kimia atau proses yang menggunakan

panas tinggi (Edahwati, 2011).

2.4.2. Sifat Kimia-Fisika Minyak Kelapa Murni

- Penampakan : tidak berwarna

- Aroma : sedikit berbau asam ditambah harum karamel

- Kelarutan : tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol

- Berat Jenis : 0,883 pada suhu 200C

- Titik Cair : 20-25oC

- Titik Didih : 225oC

- pH : di bawah 7

(Darmoyuwono, 2006).

2.4.3. Kandungan Minyak Kelapa Murni

Minyak kelapa mengandung 50% asam laurat. Asam Laurat ini memiliki

fungsi lain, yakni diubah menjadi monolaurin di dalam tubuh manusia.

Monolaurin adalah monogliserida antiviral, antibakterial, dan antiprotozoal yang

digunakan oleh sistem kekebalan tubuh manusia dan hewan untuk menghancurkan

virus, bakteri, serta protozoa. Minyak kelapa juga mengandung sekitar 6-7% asam

kaprat yang juga berfungsi sebagai zat kekebalan tubuh ketika diubah menjadi

monokaprin di dalam tubuh manusia atau hewan (Darmoyuwono, 2006).

Dalam minyak kelapa murni terdapat MCFA (Medium Chain Fatty Acid).

MCFA merupakan komponen asam lemak berantai sedang yang memiliki banyak

fungsi, antara lain mampu merangsang produksi insulin sehingga proses

metabolisme glukosa dapat berjalan normal. Selain itu, MCFA juga bermanfaat

Universitas Sumatera Utara


dalam mengubah protein menjadi energi. Asam Laurat dan asam lemak jenuh

berantai pendek seperti asam kaprat, kaprilat, dan miristat yang terkandung dalam

minyak kelapa murni dapat berperan positif dalam pembakaran nutrisi makanan

menjadi energi (Sutarmi, 2005).

2.4.4. Manfaat Minyak Kelapa Murni

Boleh dikatakan minyak kelapa murni ( virgin coconut oil) adalah anugrah

Tuhan kepada umat manusia, terutama untuk kesehatan. Minyak kelapa murni disebut

juga obat segala penyakit atau panacea. Hal ini karena minyak kelapa murni dapat

mengatasi berbagai macam penyakit. Selain itu, juga terdapat manfaat-manfaat lain.

Pada dasarnya manfaat minyak kelapa murni bagi umat manusia dapat digolongkan

sebagai berikut:

1. Sebagai sumber energi tubuh (kalori), vitalitas dan kebugaran

Minyak kelapa murni mengandung asam lemak rantai pendek dan sedang yang

merupakan sumber energi cepat bagi tubuh.

2. Sebagai penyembuh penyakit akibat virus, mikroba, protozoa, jamur, dan cacing

Didalam tubuh, asam laurat yang merupakan komponen utama minyak kelapa

murni (sekitar 50%) sebagian akan diubah menjadi senyawa monogliserida yang

disebut mono-laurin. Senyawa ini merupakan bahan dalam sistem kekebalan

tubuh.

3. Sebagai penyembuh penyakit metabolisme / degeneratif

Minyak kelpa murni mengandung lemak alami yang dikenali oleh enzim-enzim

dalam tubuh sehingga bermanfaat bagi metabolisme tubuh.

4. Minyak kelapa murni sebagai bahan kecantikan

Universitas Sumatera Utara


Untuk perawatan kulit, minyak kelapa murni dapat berfungsi sebagai hand and

body lotion, pelembab, tabir surya (sunscreen) dan penyembuh berbagai macam

penyakit kulit (Darmoyuwono, 2006).

Minyak kelapa murni banyak digunakan dalam industri farmasi, kosmetika,

susu formula, maupun sebagai minyak goreng mutu tinggi. Minyak kelapa murni

dapat menanggulangi beragam penyakit pada manusia. Suatu penelitian diperoleh

bahwa dengan mengonsumsi minyak kelapa murni di dalam masakan sehari-hari akan

meningkakan ketahanan tubuh terhadap penyakit-penyakit mematikan (Novarianto,

2004).

Untuk pengobatan penyakit, minyak kelapa murni digunakan untuk

mengobati HIV-AIDS, kanker, hepatitis, osteoporosis, diabetes, penyakit jantung,

obesitas, dan berbagai penyakit yang disebabkan oleh mikroba (Novarianto,

2004).

2.4.5 Parameter Syarat Mutu Minyak Kelapa Murni

Parameter syarat mutu minyak kelapa murni (VCO) dapa dilihat pada Tabel

4 di bawah ini.

Tabel 1. Parameter Syarat Mutu Minyak Kelapa Murni (VCO) (SNI 7381-
2008 dan APCC 2003)

No Jenis Uji Satuan Persyaratan

1 Keadaan:

1.1 Bau - Khas kelapa segar,


tidak tengik

1.2 Rasa - Normal, khas minyak


kelapa
- Tidak berwarna hingga
1.3 Warna kuning pucat

Universitas Sumatera Utara


%
Maks 0,2
2
G iod/100g
Air dan senyawa yang menguap
3 4,1 – 11,0
%
Bilangan Iod
4 Maks 0,2
Asam Lemak Bebas ( dihitung
%
sebagai asam Laurat ) (SNI)
≤5
mg ek/kg
Menurut APCC
5 Maks 2,0
mgKOH/g
Bilangan Peroksida
6 < 0,5
Bilangan asam menurut APCC
7
%
Asam Lemak:
ND-0,7
%
7.1 Asam Kaproat (C6:0)
4,6-10,0
%
7.2 Asam Kaprilat (C8:0)
5,0-8,0
%
7.3 Asam Kaprat (C10:0)
45,1-53,2
%
7.4 Asam Laurat (C12:0)
16,8-21
%
7.5 Asam Miristat (C14:0)
% 7,5-10,2
7.6 Asam Palmitat (C16:0)
% 2,0-4,0
7.7 Asam Stearat (C18)
% 5,0-10,0
7.8 Asam Oleat (C18:1)
% 1,0-2,5
7.9 Asam Linoleat (C18:2)
Koloni/ml ND-0,2
7.10 Asam Linolenat (C18:3)
8 Maks 10
Cemaran Mikroba
9
mg/kg
Cemaran Logam:
mg/kg maks 0,1
9.1 Timbal (Pb)
maks 0,4

Universitas Sumatera Utara


9.2 Tembaga (Cu) mg/kg maks 5,0

9.3 Besi (Fe) mg/kg maks 0,1

10 9.4 Cadmium mg/kg maks 0,1

(Cd) Cemaran

Arsen

2.5 Penentuan Kualitas Minyak

Faktor penentu minyak atau lemak antara lain adalah angka asam, angka

asam lemak bebas, angka peroksida, angka TBA dan kadar air (Sudarmadji,

1989).

2.5.1 Angka atau Bilangan Asam

Angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH yang diperlukan

untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak atau

lemak (Sudarmadji, 1989).

Angka asam yang besar menunjukkan asam lemak bebas yang besar yang

berasal dari hidrolisa minyak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik.

Makin tinggi angka asam makin rendah kualitasnya (Sudarmadji, 1989).

Angka asam dalam minyak atau lemak dapat dihitung dengan rumus:

ml KOH x NKOH x BM.KOH


Angka asam
bobot contoh (gram)
=

Keterangan:

ml KOH = volume KOH yang digunakan untuk titrasi

N KOH = normalitas KOH

BM KOH = bobot molekul KOH

Universitas Sumatera Utara


2.5.2 Asam Lemak Bebas

Asam lemak bebas diperoleh dari proses hidrolisa, yaitu penguraian lemak

atau trigliserida oleh molekul air yang menghasilkan asam-asam lemak bebas dan

gliserol. Kerusakan lemak dan minyak yang utama adalah karena peristiwa

oksidasi dan hidrolitik, baik enzimatis maupun non enzimatis (Sudarmadji, 1989).

Asam lemak bebas yang dihasilkan oleh proses hidrolisa dan oksidasi

biasanya bergabung dengan lemak netral dan pada konsentrasi sampai 15%,

belum menghasilkan rasa yang tidak disenangi. Asam lemak bebas, walaupun

berada dalam jumlah kecil mengakibatkan rasa tidak lezat. Hal ini berlaku pada

lemak yang mengandung asam lemak tidak dapat menguap, dengan jumlah atom

C lebih besar dari 14. Asam lemak bebas yang dapat menguap, dengan jumlah

atom karbon C4, C6, C8, dan C10, menghasilkan bau tengik dan rasa tidak enak

dalam bahan pangan berlemak (Ketaren, 1996).

Untuk menghitung kadar asam lemak bebas dalam minyak atau lemak dapat

dipergunakan rumus:

Kadar asam lemak bebas (%FFA) ml KOH x N.KOH x BM x 100%


= bobot contoh (gram)x 1000

ml KOH x N.KOH x BM
=
bobot contoh (gram)x 10

Keterangan: ml KOH = volume KOH yang digunakan untuk titrasi

N KOH = normalitas KOH

BM = bobot molekul asam lemak

Universitas Sumatera Utara


2.5.3 Kadar Air

Kadar air adalah jumlah (dalam%) bahan yang menguap pada pemanasan

dengan suhu dan waktu tertentu. Jika dalam minyak terdapat air maka akan

mengakibatkan reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkan kerusakan minyak,

yang menyebabkan rasa dan bau tengik pada minyak (Edahwati, 2011)

Kandungan air dalam minyak mampu mempecepat kerusakan minyak. Air

yang ada dalam minyak dapat juga dijadikan sebagai media pertumbuhan

mikroorganisme yang dapat menghidrolisis minyak (Ketaren, 1996).

Untuk menghitung persentase kadar air dalam minyak dapat digunakan

rumus berikut ini:

Kadar air m1−m2


= x 100%
𝑚1

Keterangan:

m1 = bobot cuplikan sebelum pengeringan (gram)

m2= kehilangan bobot setelah pengeringan (gram) (SNI 7381-2008)

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENGUJIAN

3.1 Penetapan Bilangan Asam dan Kadar Asam Lemak Bebas Pada

Minyak Kelapa Murni

Prosedur penetapan kadar asam lemak bebas dan bilangan asam pada

minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) dilakukan menurut prosedur yang

tertera pada Standar Nasional Indonesia (SNI).

3.1.1 Prinsip

Pelarutan contoh lemak/minyak dalam pelarut organik tertentu (alkohol 95%

netral) dilanjutkan dengan pentiteran basa (NaOH atau KOH).

3.1.2 Alat

- Neraca analitik, ketelitian minimal 0,1 ml, terkalibrasi

- Erlenmeyer 250 ml, terkalibrasi

- Buret 10 ml atau 50 ml, terkalibrasi

3.1.3 Pereaksi

- Larutan Alkohol 95% netral - Larutan standar NaOH 0,1 N

- Indikator Fenolftalein 0,5% - Serbuk asam oksalat

3.1.4 Prosedur

3.1.4.1 Pembuatan Pereaksi

- Alkohol 95%

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer sebanyak yang diperlukan, ditetesi

dengan beberapa tetes indikator fenolftalein kemudian dititrasi dengan

larutan standar NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah muda.

Universitas Sumatera Utara


- Indikator Fenolftalein 0,5%

Sebanyak 0,5 g fenolftalein dilarutkan dalam 100 ml etanol 95%.

3.1.4.2 Standarisasi NaOH 0,1N

- Pertama sekali dilakukan pembuatan asam oksalat dengan cara:

Ditimbang serbuk asam oksalat sebanyak 1,26 gram. Lalu dilarutkan

dengan 100 ml akuades. Lalu dihitung molaritas dan normalitasnya

dengan rumus:

1. Molaritas asam oksalat = (massa asam oksalat/ Mr asam oksalat)

2. Normalitas asam oksalat = (n x M)

Keterangan:

n = valensi as.oksalat

M = Molaritas as.oksalat

Perhitungan Molaritas asam oksalat dan Normalitasnya dapat dilihat pada

lampiran 1.

- Larutan standar NaOH 0,1 N (distandarisasi dengan as.oksalat anhidrat)

Masukkan larutan baku primer H2C2O4 2H2O 0,0100 N sebanyak 10,0

mL ke dalam erlenmeyer dengan menggunakan pipet volum 10, 0 mL.

Tambahkan 3 tetes indikator PP dalam erlenmeyer.

Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai terjadi warna merah muda

yang konstan (dengan cara meletakkan erlenmeyer dibawah buret,

membuka kran buret dan meneteskan larutan NaOH 0,1 N ke dalam

erlenmeyer yang berisi larutan H2C2O4 2H2O, sambil menggoyang-

goyangkan erlenmeyer). Catat volume NaOH yang digunakan.

Universitas Sumatera Utara


Rumus perhitungan yang dipakai :

(N x V)oksalat = (N x V)NaOH

N oksalat = Normalitas asam oksalat

V oksalat = Volume asam oksalat

N NaOH = Normalitas NaOH

V NaOH = Volume NaOH

3.1.4.3 Prosedur Penentuan Bilangan Asam dan Kadar Asan Lemak Bebas Pada

Minyak Kelapa Murni

- Timbang dengan seksama 30 g contoh ke dalam Erlenmeyer 250 ml.

- Tambahkan 50 ml etanol 95% netral lalu dipanaskan selama 10 menit

diatas penangas air.

- Tambahkan 3 tetes – 5 tetes indikator PP dan titrasi dengan larutan

standar NaOH 0,1 N hingga warna merah muda tetap (tidak berubah

selama 15 detik).

- Lakukan penetapan duplo.

- Hitung bilangan asam / kadar asam lemak bebas dalam contoh.

3.1.5 Perhitungan

3.1.5.1 Perhitungan Bilangan Asam

VxTx
Bilangan asam 39,9
= m

Keterangan : V = Volume NaOH yang diperlukan dalam pentiteran (ml)

T = Normalitas NaOH

m = Bobot contoh, dinyatakan dalam gram

39,9 = Bobot molekul dari NaOH

Universitas Sumatera Utara


3.1.5.2 Perhitungan Kadar Asam Lemak Bebas

Asam lemak bebas (sebagai asam laurat), dinyatakan sebagai persen asam

lemak, dihitung sampai dua desimal dengan menggunakan rumus:

Kadar asam Lemak Bebas Sebagai laurat BM asam lemak x ml NaOH x N NaOH
10 x berat (gram) sampel
=
%

Keterangan:

Bobot molekul asam lemak laurat = 200

ml NaOH = Volume NaOH yang diperlukan dalam pentiteran

N NaOH = Normalitas NaOH

3.2 Penetapan Kadar Air Pada Minyak Kelapa Murni (Metode Oven)

3.2.1 Prinsip

Kehilangan pada bobot pemanasan 105oC dianggap sebagai kadar air yang

terdapat dalam contoh.

3.2.2 Alat

- Oven dengan pemanas listrik 103oC ± 2oC

- Timbangan analitik

- Desikator

- Botol timbang

3.2.3 Prosedur

- Dipanaskan Botol timbang pada oven suhu 105oC selama 1 jam

- Dinginkan dalam desikator selama 1/2 jam.

- Ditimbang dan catat bobotnya.

Universitas Sumatera Utara


- Ditimbang minyak sebanyak 5 gram pada botol timbang yang sudah

didapat bobot konstannya.

- Dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC selama 1 jam.

- Dinginkan dalam desikator selama 1/2 jam.

- Ditimbang botol timbang yang berisi cuplikan tersebut

- Diulangi pemanasan dan penimbangan sampai diperoleh bobot tetap.

3.2.4 Perhitungan
m1−m2
Kadar air x 100%
= 𝑚1

Keterangan: m1 = bobot cuplikan sebelum pengeringan (gram)

m2= kehilangan bobot setelah pengeringan (gram)

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Standarisasi NaOH 0,1N

Hasil standarisasi NaOH 0,1 N dengan larutan asam oksalat dapat dilihat

pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Hasil Standarisasi NaOH 0,1 N

Normalitas Normalitas
No. Titrasi Volume NaoH
NaOH NaOH rata-rata

1. I 19,7 0,1015
0,1013
2. II 19,75 0,1012

Hasil dan perhitungan Standarisasi NaOH 0,1 N dapat dilihat pada lampiran 2.

4.1.2 Penetapan Bilangan Asam

Hasil penetapan bilangan asam lemak pada minyak kelapa murni dapat dilihat

pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Penetapan Bilangan Asam pada Minyak Kelapa Murni

Volume Rata-rata
Berat Sampel Bilangan Asam
No. Sampel Titrasi (mg
(gram) (mg NaOH/gram)
(ml) NaOH/gram)

1 Perlakuan I 30,0125 3,5 0,4713


0,4776
2. Perlakuan II 30,0643 3.6 0,4839

Perhitungan : Lampiran 3

Universitas Sumatera Utara


4.1.3 Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas

Hasil penetapan kadar asam lemak bebas pada minyak kelapa murni dapat

dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas pada Minyak Kelapa

Murni

Volume
Berat Sampel Asam Lemak
No. Sampel Titrasi Rata-rata (%)
(gram) Bebas (%)
(ml)

1 Perlakuan I 30,0125 3,5 0,2362


0.2396
2. Perlakuan II 30,0643 3.6 0,2430

Perhitungan : Lampiran 4

4.1.4 Penetapan Kadar Air

Hasil penetapan kadar asam lemak bebas pada minyak kelapa murni dapat

dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil Penetapan Kadar Air pada Minyak Kelapa Murni

Bobot Kadar Air


Bobot Cuplikan Kadar Air
No. Sampel Cuplikan (%)
(m2) Rata-rata (%)
(m1)

1 Perlakuan I 5,0001 g 4,9955 g 0,0919


0,0868
2. Perlakuan II 5,0125 g 5,0125 g 0,0817

Perhitungan : Lampiran 5

Universitas Sumatera Utara


4.2 Pembahasan

Dalam percobaan penentuan bilangan asam dalam minyak kelapa murni

yang dilakukan dapat diketahui bahwa bilangan asam yang ada dalam minyak

kelapa murni pada percobaan pertama sebesar 0,4713 dan pada percobaan kedua

sebesar 0,4839.Sedangkan rata-rata bilangan asamnya sebesar 0,4776. Hasil ini

memenuhi persyaratan bilangan asam dari APCC yang menyatakan bilangan asam

maks 0,5.

Bilangan asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas dalam minyak

dan dinyatakan dengan mg basa per 1 gram minyak. Bilangan asam juga

merupakan parameter penting dalam penentuan kualitas minyak. Bilangan ini

menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang ada dalam minyak akibat terjadi

reaksi hidrolisis pada minyak terutama pada saat pengolahan (Burhanuddin,

2012).

Penentuan bilangan asam ini salah satu tujuannya adalah untuk

mengetahui kualitas minyak, minyak dengan kualitas tinggi memiliki bilangan

asam rendah, dalam menentukan kualitas ada standar yang menjadi rujukan untuk

minyak dalam negeri standar yang digunakan cukup menggunakan SNI (Standar

Nasional Indonesia), jika minyak akan diekspor maka menggunakan standar SPB

(Special Prime Bleach).Prinsip pada saat melakukan percobaan angka asam

adalah sejumlah tertentu sampel yang mengandung lemak atau minyak dilarutkan

dalam alkohol kemudian direfulks (dipanaskan) selama 10 menit, sampel yang

telah larut tersebut dititrasi dengan menggunakan basa alkali yang konsentrasinya

telah diketahui untuk dihitung angka asamnya (Burhanuddin, 2012).

Universitas Sumatera Utara


Fungsi penambahan alkohol adalah untuk melarutkan lemak atau minyak

dalam sampel agara dapat bereaksi dengan basa alkali. Karena alkohol yang

digunakan adalah untuk melarutkan minyak, sehingga alkohol (etanol) yang

digunakan konsentrasinya berada di kisaran 95-96%, karena etanol 95%

merupakan pelarut lemak yang baik (Burhanuddin, 2012).

Fungsi pemanasan (refluks) saat percobaan adalah agar reaksi antara

alkohol dan minyak tersebut bereaksi dengan cepat, sehingga pada saat titrasi

diharapkan alkohol (etanol) larut seutuhnya.

Sama seperti percobaan angka penyabunan seharusnya basa alkali yang

digunakan adalah KOH, namun karena keterbatasan zat, maka pereaksi yang

digunakan digantikan fungsinya dengan NaOH.

Reaksi yang terjadi pada saat percobaan:

O O

R4 – C – OH + NaOH R4-C-ONa + H2O (Burhanuddin, 2012).

Sedangkan dalam percobaan penentuan kadar asam lemak bebas (sebagai

laurat) dalam minyak kelapa murni yang dilakukan dapat diketahui bahwa kadar

asam lemak bebas (sebagai laurat) yang ada dalam minyak kelapa murni pada

percobaan pertama sebesar 0,2362% dan pada percobaan kedua sebesar 0,2430%.

Sedangkan rata-rata kadar asam lemak bebasnya adalah 0.2396%. Adanya asam

lemak bebas akan menurunkan kualitas mutu minyak VCO. Berdasarkan standar

mutu APCC kandungan asam lemak bebas dalam minyak VCO tidak boleh lebih dari

0,5%.Sehingga hasil diatas memenuhi syarat APCC, namun tidak memenuhi syarat

Universitas Sumatera Utara


kadar asam lemak bebas menurut SNI 7381-2008 yang menetapkan kadar

maksimalnya adalah 0,2%.

Pada percobaan penentuan kadar air minyak kelapa murni didapat kadar

airnya sebesar 0,0868%. Hal ini telah memenuhi syarat dari SNI 7381-2008

dimana disebutkan kadar air maks adalah 0,2%.

Dalam reaksi hidrolisa, minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam

lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat mengakibatkan kerusakan

minyak atau lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau lemak

tersebut. (Ketaren, 1996).

Berdasarkan literatur di atas, dapat kita ketahui bahwa asam lemak bebas

dihasilkan dari proses hidrolisa. Reaksi ini akan terjadi apabila di dalam minyak

masih terkandung sejumlah air. Hal ini dapat merusak minyak dan dapat

menimbulkan bau tengik. Untuk mencegah terjadinya hidrolisa, kandungan air dalam

minyak harus diusahakan seminimal mungkin. Selain proses hidrolisa, masa

penyimpanan yang terlalu lama juga dapat meningkatkan kandungan asam lemak

bebas pada minyak. Oleh karena itu, minyak kelapa murni harus disimpan pada

kondisi penyimpanan yang sesuai dan bebas dari pengaruh logam, oksigen, cahaya,

serta temperatur tinggi.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

- Kadar rata-rata asam lemak bebas pada minyak kelapa murni tidak

memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI), di mana jumlah

yang diperoleh adalah 0,2396%. Hasil ini telah melampaui batas maksimal

yang ditetapkan SNI, yaitu 0,20%. Namun hasil ini memenuhi persyaratan

APCC 2003 yang menyatakan kadar maksimal ≤5%.

- Kadar rata-rata bilangan asam pada minyak kelapa murni adalah 0,4776

mgNaOH/g. Hasil ini memenuhi persyaratan APCC 2003 yang

menetapkan bilangan asam maksimal 0,5.

- Kadar air rata-rata pada minyak kelapa murni adalah 0,0868%. Hasil ini

telah memenuhi syarat dari SNI 7381-2008 dimana disebutkan kadar air

maks adalah 0,2%.

5.2 Saran

- Sebaiknya dalam melakukan titrasi harus dilakukan dengan teliti agar

volume titrasi yang didapat tepat.

- Sebaiknya pada pengeringan botol timbang pada penetapan kadar air harus

dilakukan pada oven yang sudah dikalibrasi.

- Sebaiknya pemerintah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa merek

dagang dari minyak kelapa murni yang telah beredar di pasaran demi

menjamin kesehatan para konsumen.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Amang, B., Pantjar, S., dan Anas, R. (1996). Ekonomi Minyak Goreng di
Indonesia. Jakarta: IPB Press. Halaman 152-153.

Anonim. (2012). Kelapa . http://www.plantamor.com . Diakses tanggal 22 April


2013.

APCC. (2003). APCC Standard for Virgin Coconut Oil. dalam


www.apccsec.org/document/VCNO.PDF (diunduh pada 6 Februari 2013).

Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H., dan Wootton, M. (1987). Ilmu Pangan.
Jakarta: UI-Press. Halaman 132, 327-328.

Burhanuddin, A. (2012). Penentuan Bilangan Asam Minyak Sawit dan Minyak


Kelapa. Bandung: Institut Teknologi dan Sains Bandung. Halaman 2, 3.

Darmoyuwono, W. (2006). Gaya Hidup Sehat dengan Virgin Coconut Oil,


Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Indeks-kelompok Gramedia. Halaman
41, 44, 46-47, 61.

Edahwati, L. (2011). Aplikasi Penggunaan Enzym Papain Dan Bromelin


Terhadap Perolehan VCO. Jakarta: UPN Press. Halaman 11, 15.

Ketaren, S.(1996). Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta : UI-
Press. Halaman 7, 28-29, 69, 194, 314-315.

Novarianto, H dan Barlina, R.(2004). Pembuatan dan Pemanfaatan Minyak


Kelapa Murni. Jakarta: Penebar Swadaya. Halaman 9, 56, 58.

Standar Nasional Indonesia. SNI 7381-2008, ICS 67.200.10. Jakarta: Badan


Standardisasi Nasional. Halaman 5-6, 16.

Sudarmadji, S.(1989). Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:


Penerbit Liberty. Halaman 93, 97, 114-116.

Sutarmi, R.H. (2005). Taklukkan Penyakit dengan VCO. Jakarta: Penebar


Swadaya. Halaman 16.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

a. Lampiran 1

Perhitungan Molaritas dan Normalitas Asam Oksalat

Diketahui : Massa asam oksalat = 1,26 gram

Mr asam oksalat = 126 gram

Volume larutan asam oksalat = 100 mL = 0,1 L

Molaritas asam oksalat = (massa asam oksalat/ Mr asamoksalat)

= Volume larutan asam oksalat

= (1,26/126) mol = 0,1 mol/L

Normalitas asam oksalat = ………?

Normalitas asam oksalat = n. M

= (2 ek / mol) x (0,1 mol/L)

= 0,2 ek/L

Universitas Sumatera Utara


b. Lampiran 2

Perhitungan Standarisasi NaOH 0,1 N

Titrasi I

Diketahui:

Volum asam oksalat = 10 mL

Volum NaOH yang digunakan untuk titrasi = 19,7 ml

Normalitas asam oksalat = 0, 2 ek/L

Pada saat titik ekuivalen

(N x V)asam = (N x V)basa

(N x V)oksalat = (N x V)NaOH

0,2 ek /L. 10ml = NNaOH. 19,7 ml

0,2 ek/L x 10 ml
NNaOH
19,7 ml
=

= 0,1015N

Titrasi II

Diketahui:

Volum asam oksalat = 10 mL

Volum NaOH yang digunakan untuk titrasi = 19,75 ml

Normalitas asam oksalat = 0, 2 ek/L

Pada saat titik ekuivalen

(N.V)asam = (N.V)basa

(N.V)oksalat = (N.V)NaOH

0,2 ek /L. 10ml = NNaOH. 19,75 ml

Universitas Sumatera Utara


0,2 ek/L x 10 ml
NNaOH = 19,75 ml

= 0,1012 N

Normalitas rata-rata NaOH 0,1 N = 0,1015 + 0,1012 = 0,1013N ≈ 0,1 N


2

Universitas Sumatera Utara


c. Lampiran 3

Penetapan Bilangan Asam Minyak Kelapa Murni

Perlakuan I
V x T x 39,9
Bilangan asam 
m

3,5x 0,1013 x 39,9


 30,0125

14,1465
 30,0125

= 0,4713 mgNaOH/g

Perlakuan II
V x T x 39,9
Bilangan asam 
m

3,6x 0,1013 x 39,9


 30,0643

14,5507
 30,0643

= 0,4839 mgNaOH/g

Universitas Sumatera Utara


d. Lampiran 4

Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Minyak Kelapa Murni

Perlakuan I

Kadar Asam Lemak Bebas Sebagai Laurat

BM asam lemak x ml NaOH x N NaOH


= %
10 x berat (gram)sampel

200 x 3,5 x 0,1013


= %
10 x 30,0125

70,91
= %
300,125

= 0,2362%

Perlakuan II

Kadar Asam Lemak Bebas Sebagai Laurat

BM asam lemak x ml NaOH x N NaOH


= %
10 x berat (gram)sampel

200 x 3,6 x 0,1013


= %
10 x 30,0125

72,936
= %
300,125

= 0,2430%

Universitas Sumatera Utara


e. Lampiran 5

Penetapan Kadar Air Minyak Kelapa Murni

Botol Timbang I
m1−m2
Kadar air x 100%
= 𝑚1

5,0001  x100 %
 4,9955
Kadar Air 5,0001

0.0046g
 5,0001g x100 %

= 0,0919%

Botol Timbang II
m1−m2
Kadar air x 100%
= 𝑚1

5,0125  x100 %
 5,0084
Kadar Air 5,0125

0.0041g
 x100
5,0125g
%

= 0,0817%

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai