Diusulkan Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kareana
Karya Tulis Ilmiah (KTI). Proposal Karya Tulis Ilmiah tentang “Perbandingan
Kadar Air dan Bilangan Asam Pada Minyak Goreng Curah dan Bermerek” ini
disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Farmasi
orang tua, karena dengan doa dan ridhonya telah megiringi perjalanan penulis
dalam menyusun Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Rasa terima kasih yag
Penulis menyadari bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
ii
Akhirnya penulis berharap Proposal Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
BAB I : PENDAHULUAN
2.1.1. Pangan..........................................................................6
iv
2.1.3. Minyak Goreng...........................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................26
v
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai medium penghantar panas, menambah rasa gurih, menambah nilai gizi
dari kalori dalam bahan pangan seperti minyak goreng dan margarin. Minyak
goreng yang kita konsumsi sehari-hari sangat erat kaitannya dengan kesehatan
oleh masyarakat Indonesia, kurang lebih dari 290 juta ton minyak goreng
dikonsumsi setiap tahunnya. Minyak goreng merupakan salah satu bahan pokok
(Kateran, 2008).
ton per tahun dan sekitar 63% djual dalam bentuk minyak goreng curah
mengetahui dan tidak menyadari bahwa kualitas minyak yang buruk dapat
1
2
peroksida, bilangan asam dan kadar asam lemak bebas (Siti dkk, 2001). Analisis
salah karena kondisi kelembaban yang tinggi atau suhu yang tinggi. Karena
perbandingan kadar air dan bilangan asam pada minyak goreng curah dan
Bengkulu.
3
2. Uji kualitas yang diakukan yaitu uji kadar air dan bilangan asam
metode Oven
berdasarkan SNI ?
berdasarkan SNI
selanjutnya.
tubuh apabila terdapat kadar air dan bilangan asam yang berlebih
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pangan
perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah
termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang
atau minuman.
1. Pangan segar
2. Pangan olahan
6
7
tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan. Contoh : teh manis, nasi,
pisang goreng dan sebgainya. Pangan olahan bisa dibedakan lagi menjadi
a) Pangan olahan siap saji adalah makanan dan minuman yang sudah
b) Pangan olahan tidak siap saji adalah makanan atau minuman yang
memiliki kadar kolestrol rendah, produksi minyak nabatinya lebih besar dari pada
8
ton per tahun, bahkan lebih jika dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeisguineensis
Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari
Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit
Minyak kelapa sawit diekstrak dari bagian serabut yang tebal pada lapisan
luar dari pulp bagian buah pohon kelapa sawit (Elaisguineensis jack). Minyak
kelapa sawit yang tidak mengalami pencatatan akan berwarna orange tua dengan
konsistensi yang lembut seperti mentega dan berbau seperti halnya bunga violet.
Kandungan pigmen yang secara alami terdapat dalm minyak sawit adalah karoten
mengandung asam palmitat (C 16:0) pada fraksi stearinnya dan asam oleat (C
Manfaat minyak sawit diantaranya sebagai bahan baku untuk industri pangan dan
itu, komponen yang terkandung didalam minyak sawit lebih banyak dan
(fatty acids, fatty alcohol, dan glycerine). Produk non pangan dihasilkan
dari minyak sawit dan minyak inti sawit diproses melalui proses
2) Standar Mutu
karena itu, syarat mutu harus menjadi prhatian utama dalam perdagangannya.
Istilah mutu minyak sawit dapat dibedakan menjadi dua arti. Pertama, benar-benar
murni dantidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak sawit
nilai titik lebur angka penyabunan dan bilangan yodium. Kedua, pengertia mutu
sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu dikukur berdasarkan
spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran,
Kebutuhan minyak sawit yang diguakan sebagai bahan industri pangan dan
tubuh manusia. Selain itu minyak jual merupakan sumber energi yang lebih
asam lemak essensial seperti asam linoleat, lenoleat, dan arakidonat yang dapat
juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin A,D.E, dan K (Kateran,
2008).
yang berasal dari bahan nabati dengan atau tanpa perubahan kimiawi termasuk
hidrogenasi, pendinginan dan telah melalui proses rafinasi atau pemurnian yang
menggunakan jenis minyak goreng yang umumnya digunakan berasal dari nabati,
seperti : minyak kelapa sawit, kopra, kacang kedelai, biji jagung (lembagannya),
biji bunga matahari, biji zaitun (olive), dan lain-lain (Kateran, 2008).
mengalami dua kali penyaringan . Sedangkan minyak goreng curah (MGC) adalah
(satu kali penyaringan) sehingga warnanya tidak jernih (Shaidi, 2005). MGC akan
berkualitas bagus karena adanya proses oksidasi (Dewi dan Hidayat, 2012).
--
Parameter kualitas minyak meliputi sifat fisik dan sifat kimia. Sifat fisik
minyak meliputi warna ,Odor dan flavor, kelarutan, berat jenis, titik cair dan
polimorphism, titik didih, titik lunak, bobot jenis, titik kekeruhan (turbidity point),
titik asap, titik nyala dan titik api. Standar mutu adalah merupakan hal yang
penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik (Sutiah, dkk., 2008).
13
a) Warna
Zat warna yang termasuk goongan ini terdapat secara alamiah di dalam bahan
yang mengandung minyak dan ikut terekstrak bersama minyak pada proses
ekstraksi. Zat warna tersebut antara lain terdiri dari α dan β karoten, xanthofil,
berwarna merah jingga atau kuning disebabkan oleh karotenoid yang bersifat
Odor dan Flavor terdapat secara alami dalam minyak dan juga terjadi karena
c) Berat jenis
Berat jenis lebih rendah dari pada air, karena itu minyak mengapung ke atas
dalam campuran minyak dan air, atau cuka dan minyak. Sifat fisika
trigliserida ditentukan oleh proporsi dan struktur kimia asam lemak yang
d) Kelarutan
Suatu zat dapat larut dalam pelarut jika mempunyai nilai polaritas yang sama,
yaitu zat polar larut dalam pelarut bersifat polar dan tidak larut dalam pelarut
non polar. Kelarutan dari minyak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak,
14
dan minyak sedikit larut dalam alkohol, etil eter, karbon disulfide, dan
pelarut-pelarut halogen.
Titik cair dan polymorphism, minyak tidak mencair dengan tepat pada suatu
lebih dari satu bentuk kristal. Titik didih (boiling point), titik didih akan
tersebut.
f) Titik Didih
Dalam bahan makanan terdapat berbagai jenis trigliserida, dan dan karena hal
inilah titik lebur lemak dan minyak tidak tajam, tetapi merupakan kisaran
rantai karbon asam lemak tersebut. Biasanya titik didih dari minya adalah
175oC.
g) Titik lunak
temperatur disaat permukaan dari minyak dalam tabung kapile rmulai naik.
dengan minyak.
h) Bobot Jenis
Bobot jenis dari minyak dan lemak ditentukan pada temperatur 25oC akan
tetapi dalam hal ini dianggap penting juga untuk diukur pada temperatur 40 oC
15
atau 60oC untuk lemak yang titik cairnya tinggi. Pada penetapan bobot jenis,
i) Titik Kekeruhan
dinamakan dengan titik keruh. Pelarut yang biasa digunakan adalah asam
asetat, glasial, metil alkohol, dan campuran alkohol 92% dengan amil alkohol
92%.
yang penting dalam hubungan dengan minyak yang akan digunakan untuk
menggoreng. Titik asap dari minyak yaiti 200oC dan titik nyala minyak
Sifat-sifat kimia minyak terdiri dari Reaksi hidrolisis, Reaksi oksidai, Reaksi
a) Reaksi Hidrolisis
Dalam reaksi hidrolisis, minyak atau lemak akan dirubah menjadi asam
b) Reaksi Oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung ila terjadi kontak antara sejumlah oksigen
c) Reaksi Hidrogenase
menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak atau
lemak.
d) Reaksi Esterifikasi
hidrokarbon ranta pendek dalam asam lemak yang menyebabkan bau tidak
enak, dapat ditukar dengan rantai panjang yang ersifat tidak menguap.
Kadar air sangat penting dalam menentukan daya awet dari bahan makanan
enzimatis. Minyak goreng juga mudah terkontaminasi oleh air dan udara
daya simpan minyak goreng tersebut menjadi lebih singkat (Winarno, 1997).
Kadar air yang diperbolehkan dalam minyak goreng menurut SNI 3741 : 2013
m1(g) − m2(g)
% Kadar Air = × 100%
𝑚0(𝑔)
17
Keterangan :
𝑚0 = massa contoh.
Bilangan asam dilakukan untuk menentukan sifat kimia dan mutu minyak
aroma dan cita rasa selama penyimpanan, perubahan ini disertai dengan terdapat
Syarat mutu minyak goreng tercantum dalam SNI 3741 : 1995 dan SNI 3741 :
𝐴×𝑁×56,1
Bilangan Asam = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
Keterangan :
N = Normalitas KOH
Prinsip penetapan kadar air dengan metode oven adalah menguapkan air
yang terkandung dalam minyak dengan cara dikeringkan dalam oven selama
kurang lebih 4 jam pada suhu 100-105oC untuk mendapatkan berat yang konstan.
18
Berat konstan menunjukkan bahwa kandungan air pada minyak telah menguap
seluruhnya, dan hanya tersisa berat kering minyak itu sendiri. Air adalah
menyebabkan bau tengik pada minyak (Poedjiadi, 1999). Tingginya kadar air
Titrasi adalah suatu proses atau prosedur dalam analisis volumetric di mana
suatu titran atau larutan standar (yang telah diketahui konsentrasinya) diteteskan
melalui buret ke larutan lain yang dpat bereaksi dengannya (belum diketahui
konsentrasinya) hingga tercapai titik ekuivalen atau titik akhir. Artinya, zat
ditambahkan tepat bereaksi dengan zat yang ditambahi. Zat yang akan ditentukan
zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya
diletakkan didalam “Buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan
(Almatsier, 2003).
dengan larutan baku basa. Alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi
antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksidayang berasal
Titrasi asam-basa akan menjadi seimbang (pH 7) apabila jumlah asam setara
dengan jumlah basa. Kesimbangan asam basa adalah salah satu dari ketentuan
yang terjadi pada hukum alam yang mendasari enciptaan dan keteraturan
makromos.
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer maupun
titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam
(artinya secara Stoikiometri titrant dan titer tepat habisbereaksi). Keadaan ini
Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita
mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan
menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa
Kerangka konsep pada penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut :
METODE PENELITIAN
3.2.1 Alat
Labu ukur, pipet tetes, cawan porselen, gelas ukur, deksikator, gelas kimia, botol
3.2.2 Bahan
goreng bermerek (fortune, kompas, bimoli, fitri, forvita). Larutan yang digunakan
21
22
Sampling, yan dilakukan dengan survey terhadap semua merk minyak goreng
bermerek dipasar minggu dan panorama yang nantinya akan dijadikan sebagai
dalam sebuah botol, selanjutnya dikocok dan diambil sebanyak jumlah sampel
yang telah ditetapkan, yaitu 5 sampel minyak goreng kemasan dan 1 sampel
kualitas minyak.
Ambil dengan pipet Volume 10ml larutan KHP 0,1 N, tambahkan 3-5
Perhitungan :
𝑁2 = 𝑉1 × 𝑁1 ÷ 𝑉2
23
Keterangan :
𝑁1 = Normalitas
Cawan persolen yang bersih dipanaskan dalam oven dengan suhu 105oC
bersuhu 105oC selama 4 jam. Sampel didinginkan dalam d eksikator lebih kurang
berat merupakan banyaknya air dalam minyak. Penetapan kadar air dilakukan
m1(g) − m2(g)
% Kadar Air = × 100%
𝑚0(𝑔)
Keterangan :
𝑚0 = massa contoh.
Larutan dititrasi dengan KOH 0,05 N dengan 3-5 tetes indikator fenofetalein
𝐴×𝑁×56,1
Bilangan Asam =𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
Keterangan :
N = Normalitas KOH
Pada penelitian ini menggunakan data primer. Data primer adalah dengan
cara memrikasa langsung sampel minyak goreng curah dan minyak goreng
Ketaren, S., 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI-Press,
Jakarta
Sastrosayono, S., 2008. Budi Daya Kelapa Sawit, Agro Media Pustaka, Jakarta.
Shahidi, F. (ed). 2005, Quality Assurance of Fatts nd Oils, John Wiley & Sons.
Inc.
Siti NW, Tri Dewanti W, Kuntanti. 2001. Studi tingkat kerusakan dan keamanan
pangan minyak goreng bekas ( Kajian dari perbedaan minyak goreng dan
bahan pangan yang digoreng). Laporan Penelitian, Fakultas Teknologi
Pertanian Uiersitas Brawijaya : Malang
Sutiah, K, Sofian Firdaus,Wahyu SetiaBudi., 2008. Studi Kualitas Minyak Goreng
dengan parameter Viskositas dan Indeks Bias. JurusanFisika FMIPA
UNDIP.
26
27