Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK DAN LEMAK

MINYAK IKAN

KELOMPOK II
FASYAH ANNISYA ACHMAD G031191035
FITRI RAMADHAN G031191037
KHAERUNNISA G031191038
FADHIKA APRILIYANI G031191039
RAHMASARI RAHMAN G031191040
INSAN PURNAMA HASIBUAN G031191041
AZZAHRA NABILAH G031191042
RIFQA ALIFAH ABBAS G031191043
AIDAH NAFISAH G031191044
MARWAH ZULFA ISMAIL G031191045
NUR AZISAH G031191047
NUR HALIZA G031191051
MUHAMMAD FADLY DJABBAR G031191052
RIYAN HIDAYAT G031191053
NURFATIHAH G031191054
SELMA PUTRI SERUNI G031191055
RIFQAH AMALIAH SYAM G031191056
ANSHI OKVIANDRI KAROMA G031191058
MICHELLE YEMIMA TANGARDY G031191059
NUR HIKMAH G031191060
GLORIA TIARA SOLON G031191061
NURAZIZAH AULIAH BS G031191062
SRI RASYIDA NUR ARIFIN G031191064
KURNIA MASNI G031191068

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


DAPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Minyak
Ikan” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Mata
Kuliah Teknologi Pengolahan Minyak Dan Lemak.
Dalam penulisan makalah ini tidak jarang tim penulis menemukan kesulitan-kesulitan
mendasar. Akan tetapi, berkat motivasi dan dukungan dari berbagai pihak, kesulitan-kesulitan itu
akhirnya bias diatasi. Maka melalui kesempatan ini tim penulis menyampaikan rasa terima kasih
sebanyak-banyaknya kepada seluruh pihak yang telah membantu penulisan makalah ini.
Tim Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, demi kesempurnaan makalah ini tim penulis sangat mengharapkan masukan yang sifatnya
membangun. Tim penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi semua.

10 April 2022

TIM PENULIS

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
I.3 Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
2.1 Pengertian Minyak dan Sumber Minyak Ikan..................................................................3
2.2 Karakteristik Minyak Ikan................................................................................................3
2.3 KandunganMinyak Ikan....................................................................................................4
2.4 Manfaat dan Kegunaan Minyak Ikan................................................................................6
2.4 .1 Manfaat Minyak Ikan....................................................................................................6
2.4 .2 Kegunaan Minyak Ikan.................................................................................................6
2.5 Cara Pembuatan Dan Pengolahan Minyak Ikan...............................................................7
2.6 Standar Mutu Minyak Ikan...............................................................................................9
2.7 Penyimpanan Minyak Ikan...............................................................................................9
2.8 Contoh Olahan Produk dan Pengaplikasian Minyak Ikan..............................................10
2.8.1 Sebagai Suplemen Makanan.........................................................................................10
2.8.2 Penggunaan Minyak Ikan dalam Pembuatan Roti Tawar.............................................10
2.8.3 Penggunaan Minyak Ikan Pada Biskuit.........................................................................10
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................11
3. 1 Kesimpulan.....................................................................................................................11
3.2 Saran................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kandungan Asam Lemak Pada Minyak Ikan....................................................................5


Tabel 2. Syarat Mutu dan Keamanan Minyak Ikan Murni (SNI 8467:2018)..................................9

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Minyak Ikan...................................................................................................................3


Gambar 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Minyak Ikan..............................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara kepualan dengan lautan yang luas. Ikan menjadi
salah satu sumber daya alam melimpah yang dapat dimanfaatkan. Total produksi perikanan
tangkap ikan sebesar 6,04 juta ton. Sedangkan perikanan budidaya sebesar 17,22 juta ton.
Peningkatan total produksi perikanan dari tahun 2011 sampai tahun 2017 rata-rata mrencapai
10,66% (BPS, 2018). Ikan merupakan salah satu sumber lemak yang berasal dari perarian.
Berbeda dengan lemak hewani lainnya, lemak yang terkandung pada ikan tinggi akan kandungan
asam lemak yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh.
Asam lemak yang terkandung pada ikan terdiri dari asam lemak jenuh berupa asam lemak
yang tidak mempunyai ikatan rangkap pada rantai karbonnya, seperti palmitat. Asam lemak tidak
jenuh tunggal yaitu asam lemak yang mempunyai satu ikatan rangkap pada rantai karbonnya,
seperti oleat. Asam lemak tidak jenuh ganda yaitu asam lemak yang mempunyai satu ikatan
rangkap pada rantai karbonnya, seperti linoleat, asam Elkosapentanoat (EPA) dan asam
Dokosaheksanoat (DHA). Gabungan konfigurasi atom karbon DHA dan EPA dikenal sebagai
omega-3 (Andhikawati, 2020).
Bagian ikan yang dapat dijadikan sumber minyak ikan dibagi menjadi dalam dua golongan
yaitu minyak hati ikan (fish liver oil) dan minyak badan ikan (fish body oil). Pada minyak hati
ikan mengandung sejumlah vitamin A dan D. Pemanfaatan minyak ikan dapat diolah menjadi
suplemen tubuh, makanan dan campuran pakan maupun untuk bahan mentah industri non
pangan. Minyak ikan sangat mudah mengalami oksidasi sehingga dapat mempengaruhi
stabilitasnya. Stabilitas minyak ikan dipengaruhi karena tingginya kandungan asam lemak tak
jenuh yang memiliki 5 sampai 6 ikatan rangkap, seperti EPA dan DHA. Salah satu upaya
menjaga stabilitas minyak ikan yaitu dengan melakukan penyimpanan pada suhu rendah.
Berdasarkan uraian diatas, makalah ini disusun mengenai pengolahan minyak ikan.
I.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada Pengolahan Minyak Ikan adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan minyak ikan dan sumber minyak ikan?
2. Bagaimana karakteristik minyak ikan dan perbedaannya dengan minyak lain?
3. Apa saja kandungan minyak ikan?
4. Apa saja manfaat dan kegunaan minyak ikan?
5. Bagaimana cara pembuatan dan pengolahan minyak ikan?
6. Apa standar mutu minyak ikan?
7. Bagaimana penyimpanan yang baik untuk minyak ikan?
8. Apa saja contoh produk olahan dan aplikasi minyak ikan?

1
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan sumber minyak ikan.
2. Untuk mengetahui karakteristik minyak ikan dan perbedaannya dengan minyak lain.
3. Untuk mengetahui kandungan minyak ikan.
4. Untuk mengetahui manfaat dan kegunaan minyak ikan.
5. Untuk mengetahui cara pembuatan dan pengolahan minyak ikan.
6. Untuk mengetahui standar mutu minyak ikan.
7. Untuk mengetahui penyimpanan yang baik untuk minyak ikan.
8. Untuk mengetahui contoh produk olahan dan aplikasi minyak ikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Minyak dan Sumber Minyak Ikan
Minyak ikan merupakan jenis minyak yang diperoleh dari jaringan pada jenis ikan tertentu.
Limbah ikan, seperti kepala, tulang, isi perut, sirip, dan ekor juga dapat digunakan dalam
pembuatan minyak ikan. Umumnya, minyak ikan mengandung asam lemak tak jenuh berantai
panjang yang dapat mencegah berbagai macam penyakit. Selain itu, minyak ikan juga terkenal
sebagai sumber omega-3 yang berperan penting bagi kesehatan manusia. (Suseno et al., 2018)

Gambar 1. Minyak Ikan


Minyak ikan dapat dihasilkan dari ikan itu sendiri. Salah satu jenis ikan yang tinggi akan
asam lemak omega-3 ialah ikan tuna. Ikan tuna adalah jenis ikan yang paling diminati di
Indonesia serta bernilai ekonomis tinggi (Mailoa et al., 2019). Jenis ikan lain yang dikenal tinggi
omega-3 adalah ikan paus, ikan salmon, dan mackerel yang merupakan ikan-ikan yang langkah
ditemukan dipasar tradisional dan mempunyai harga yang relatif tinggi (Panagan et al., 2011).
2.2 Karakteristik Minyak Ikan
Umumnya minyak ikan memiliki karaktereristik sebagai berikut.
- Minyak ikan merupakan sumber alami asam lemak tidak jenuh (polyunsaturated fatty
acid/PUFA) omega-3 (n-3), terutama eicosapentaenoic acid (C20: 5n-3; EPA) dan
Docosahexaenoic acid (C22: 6n-3; DHA) (Dari et al., 2017).
- Bagian ikan yang dapat dijadikan sumber minyak ikan yaitu hati ikan (fish liver oil) dan
badan ikan (fish body oil). Pada minyak hati ikan mengandung sejumlah vitamin A dan D
(Andhikawati, 2020)
- Minyak ikan banyak digunakan sebagai suplemen gizi, terutama EPA dan DHA karena dapat
berperan sebagai zat anti-inflamasi dan anti-aritmik yang bermanfaat bagi kesehatan fungsi
jantung (Dari et al., 2017)
- Minyak ikan juga bermanfaat bagi beberapa bidang industri yaitu untuk industri cat, industri
penyamakan kulit, industri tinta cetak, sebagai campuran detergen, industri tekstil dan
sebagai stabilitas antioksidan dalam industri karet alam buatan (Aditia et al., 2014)
- Minyak ikan sangat mudah mengalami oksidasi karena tingginya kandungan asam lemak tak
jenuh (Andhikawati, 2020)

3
- Minyak ikan perlu dilakukan pemurnian untuk menghilangkan komponen yang tidak
diinginkan pada produk akhir dan menstabilkan karakteristik minyak ikan.(Dari et al., 2017)
- Standar mutu minyak ikan dalam International Fish Oil Standard (IFOS) 2014 yaitu kadar
FFA ≤ 1,5%, PV ≤ 5 meq/ kg, bilangan anisidin ≤ 20 meq/kg, dan total oksidasi ≤26 meq/kg
(Dari et al., 2017). Adapun berdasarkan SNI 8467:2018 syarat mutu minyak ikan murni yaitu
bilangan peroksida maks. 12-14 mEg/kg, bilangan anisidin maks. 12 mEg/kg, dan total
oksidasi maks. 1 mEg/kg
Minyak ikan dapat pula diperoleh dari beberapa sumber yang berbeda sehingga akan
memiliki karakteristik yang berbeda-beda pula, contohnya sebagai berikut.
1. Karakteristik minyak ikan dari lemak abdomen hasil samping pengasapan ikan patin
(Pangasius hypophthalmus)
Karakteristik minyak ikan patin kasar (crude oils) dan murni (refened oils) memiliki tekstur
yang (semi solid), warna yang berbeda (kuning dan kuning pucat), dan baunya berbeda (amis
dan kurang amis). Kadar lemak MIP yaitu (96,45- 99,99%), air (0,12-0,11%), bobot jenis
(0,92- 0,91%.). MIP kasar dan murni menunjukkan karakteristik yang sesuai dengan standar
IFOS dan Farmakope Indonesia. Profil asam lemak jenuh MIP didominasi oleh asam
palmitat, stearat, dan miristat, sedangkan asam lemak tidak jenuh oleat, linoleat, dan
linolenat. Perbandingan asam lemak n-3:n-6:n-9 dalam MIP 1:10:20. Minyak ikan patin
kasar memiliki tekstur semi solid, berwana kuning, dan beraroma amis dan setelah
pemurnian menjadi berwarna putih kekuningan, dan agak amis (Ayu et al., 2019).
2. Karakteristik minyak ikan dengan menggunakan bentonit sebagai adsorben yang dapat
meningkatkan mutu dan memperbaiki warna minyak ikan. Pada konsentrasi bentonit 3%
menghasilkan karakteristik minyak ikan yang memenuhi persyaratan International Fish Oil
Standard (IFOS) dengan nilai kadar asam lemak bebas sebesar 0,4406±0,0265% (b/b);
bilangan peroksida sebesar 3,9953±0,0742 mEq/kg; bilangan p-anisidin sebesar
13,6624±1,9574 mEq/kg; bilangan total oksidasi sebesar 21,6531±1,8150 mEq/kg; dan
kejernihan berturut-turut 74,6996±1,9363; 94,4950±1,5724; 95,1060±1,667;
95,6906±1,4371; dan 95,9356±1,3427 %T berturut-turut pada panjang gelombang (λ) 450,
550, 620, 665, dan 700 nm (Andhiarto & Wijaya, 2018).
3. Karakteristik minyak ikan sardin (Sardinella sp.) hasil pemurnian bertingkat
Karakterisasi minyak ikan sardin kasar diketahui bahwa nilai FFA sampel sebesar
5,19±0,05% dan PV sebesar 6,27±0,27 meq/kg (Dari et al., 2017).
2.3 KandunganMinyak Ikan
Minyak ikan merupakan fraksi lemak yang kaya akan kandungan asam lemak tidak jenuh
yang memiliki banyak ikatan rangkap (PUFA) omega-3, diantaranya ialah Eikosapentanoat
(EPA) dan asam dokosaheksanoat (DHA). Adapun kandungan asam lemak pada minyak ikan
yaitu:

4
Tabel 1. Kandungan Asam Lemak Pada Minyak Ikan

No. Nama Komposisi


(%)
1 Asam miristat 3,61
2 Asam pentadekanoat 0,17
3 Asam palmitat 26,60
4 Asam margarat 0,32
5 Asam stearat 5,52
6 Asam arakidat 1,50
7 Asam behenat 0,43
8 Asam palmitoleat 2,74
9 Asam elaidat 26,80
10 Asam cis-3- 1,44
eikosanoat
11 Asam cis-11- 0,31
eikosanoat
12 Asam trans 13- 0,90
dokosanoat
13 Asam 0,14
heksadekatetraenoat
14 9-cis, 11-trans- 0,26
oktade-kadienoat
15 LA (omega 6) 8,92
16 ALA (omega 3) 0,27
17 Asam eikosatrienoat 0,21
(omega 6)
18 Asam 1,03
eikosatetraenoat
(omega 3)
19 AA (omega 6) 1,78
20 EPA (omega 3 8,97
21 Asam 0,45
dokosapentaenoat
(omega 6)
22 DHA (omega 3) 6,56

5
2.4 Manfaat dan Kegunaan Minyak Ikan
2.4 .1 Manfaat Minyak Ikan
Minyak ikan adalah sumber omega-3, khususnya EPA (Eicosapentaenoic acid) dan DHA
(Docosahexaenoic acid) (Newton 1996). Asam lemak tersebut memainkan peranan penting bagi
kesehatan manusia. Kebutuhan minyak ikan dunia meningkat dari waktu ke waktu untuk
berbagai keperluan, yaitu untuk konsumsi manusia atau edible (14%), industri (5%), dan
akuakultur (81%). Kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi minyak ikan yang kaya
asam lemak omega-3 berimplikasi pada permintaan minyak ikan untuk keperluan industri
pangan dan farmaseutika (Suseno et al., 2018). Minyak ikan sangat populer untuk membantu
mengurangi resiko kolestrol tinggi. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kolestrol tinggi
yaitu penyakit jantung. Minyak ikan juga membantu mengurangi resiko penyakit jantung.
Terdapat beberapa manfaat utama yang akan diperoleh tubuh dalam mengonsumsi minyak ikan
seperti dapat memelihara kesehatan jantung, mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh
darah, mengoptimalkan kesehatan dari ibu hamil, mengurangi gejala depresi, dan dapat menjaga
kesehatan kulit hingga mengurangi resiko terkena alergi.
2.4 .2 Kegunaan Minyak Ikan
Kandungan DHA, ARA dan EPA yang terdapat didalam minyak ikan memiliki banyak
kegunaan yang menguntungkan bagi kesehatan manusia. Kegunaan utama DHA, ARA, dan EPA
adalah dapat membanu proses tumbuh kembang otak, perkembangan janin, perkembangan indra
penglihatan, perkembangan saraf, sistem kekebalan tubuh terutama pada balita dan sangat baik
mendukung fungsi kardiovaskular.
Minyak ikan merupakan asupan minyak esensial yang mengandung banyak nutrisi penting
yang dibutuhkan oleh tubuh manusia karena mengandung sekitar 25% asam lemak jenuh dan
75% asam lemak tak jenuh (Isnani, 2013). Salah satu jenis ikan yang dapat diolah menjadi
minyak ikan adalah ikan patin. Dalam pemanfaatannya minyak ikan patin dinilai memiliki
beberapa manfaat yang lebih jika dibandingkan dengan minyak ikan lainnya. Hal ini dapat
diketahui karena Ikan patin sendiri memiliki kandungan lemak yang cukup banyak dibandingkan
dengan jenis ikan air tawar lainnya yaitu sekitar 40%. Selain kandungan lemak yang banyak,
ikan patin juga mengandung beberapa komponen gizi seperti 16,08% protein, 5,75%
lemak/minyak, 1,5% karbohidrat, 0,97% abu dan 75,7% air (Panagan, 2012).
Secara umum minyak yang terkandung dalam ikan terdiri atas asam lemak tak jenuh yang
diantaranya dikenal dengan omega-3 dan omega-6. Asam lemak alami yang termasuk asam
lemak omega-3 adalah asam eikosapentaenoat atau EPA dan asam dokosaheksaetanoat atau
DHA. Asam lemak yang termasuk omega-6 adalah asam linoleat dan asam arakhidonat atau
ARA. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Panagan (2012), ekstrak minyak ikan yang
berasal dari ikan patin lebih banyak mengandung EPA, DHA dan ARA yaitu masing-masing
sebesar 0,21-2,48%, 0,95-9,96%, dan 0,349-1,105% dibandingkan dengan ekstrak minyak ikan
lele dengan kandungan EPA 0,43-1,55% dan DHA 0,68-0,71% (Gunawan, 2014) dan ekstrak
minyak ikan nila dengan kandungan EPA 1,15% dan DHA 1,03% (Yoshiara, 2013). Maka

6
berdasarkan hal tersebut minyak ikan patin di nilai memiliki keunggulan yang lebih jika
dibandingkan dengan minyak ikan lainnya.
Berikut ini adalah beberapa manfaat minyak ikan patin bagi tubuh manusia:
1. Membantu proses tumbuh-kembang otak (kecerdasan)
2. Membantu perkembangan indra penglihatan dan perkembangan saraf
3. Membantu perkembangan janin
4. Membantu sistem kekebalan tubuh balita dan fungsi kardiovaskular
5. Mendukung kesehatan otot dan tulang
6. Mencegah anemia
7. Mengontrol kenaikan berat badan
8. Meningkatkan daya tahan tubuh
Manfaat minyak ikan patin bagi kesehatan tubuh manusia sendiri akan dipengaruhi oleh
kandungan nutrisi yang terkandung didalam ikan patin. Hal ini dikarenakan Ikan patin dikenal
memiliki kandungan vitamin, mineral, dan protein yang melimpah dibandingkan dengan ikan
tawar lainnya, sehingga produk-produk turunan yang diolah dari ikan patin juga dapat memiliki
sejumlah manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh manusia.
2.5 Cara Pembuatan Dan Pengolahan Minyak Ikan
Secara umum tahapan dalam pembuatan minyak ikan antara lain (Bako et al., 2017):

7
Gambar 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Minyak Ikan
Sementara itu berdasarkan Hastarini et al., (2012), ekstraksi minyak ikan dilakukan dengan
beberapa tahapan yaitu pembersihan bahan yang akan diekstraksi. Selanjutnya dilakukan
perebusan selama kurang lebih 15 menit. Setelah selesai direbus dilakukan penyaringan untuk
mendapatkan larutan berupa campuran air dan minyak. Padatan yang didapat dari hasil
penyaringan di press, kemudian cairan yang didapatkan dicampurkan ke dalam cairan yang akan
dipisahkan agar diperoleh minyak ikan.
Adapun berdasarkan penelitian Pangestika et al., (2021), pembuatan minyak ikan diawali
dengan proses thawing, lalu pencucian dengan tujuan menghilangkan atau membersihkan dari
kotoran dan darah ikan yang masih menempel pada bahan baku. Kemudian proses pemotongan
agar memudahkan pada saat proses pengepressan. Tahapan selanjutnya yaitu penimbangan
bahan baku sebanyak 2kg dalam setiap produksi. Setelah itu, dilakukan pemanasan dengan cara
dikukus menggunakan sistem double jacket pada suhu 80°C dalam waktu 1 jam. Pengukusan
dilakukan untuk menghilangkan lemak yang akan membuat tengik minyak ikan dan
menghilangkan bakteri patogen. Selanjutnya, dilakukan pengecekan secara berkala suhu
pengukusan menggunakan termometer. Setelah bahan baku dikukus, tahapan selanjutnya adalah
pengepressan bahan baku tersebut menggunakan alat press manual. Minyak yang telah
dihasilkan dari proses pengepressan perlu melalui tahap pemisahan fasa yang dilakukan
8
menggunakan alat sentrifuge yang bertujuan untuk memisahkan fasa minyak dan fasa air.
Setelah itu, dilakukan pemurnian minyak ikan menggunakan alat magnetic stirrer, yaitu
pemanasan 60°C selama 30 menit dan penambahan 1% bentonit. Saat warna minyak ikan sudah
berubah maka tahapan selanjutnya adalah pemisahan minyak ikan dengan bentonit kasar
menggunakan alat sentrifuge. Minyak ikan yang sudah dimurnikan lalu disimpan didalam botol
kaca gelap yang diberi label lalu disimpan di dalam freezer dengan tujuan menjaga kualitas
miyak ikan yang telah dibuat.
Berdasarkan penelitian Febrianto & Sudarno (2020) Minyak ikan dihasilkan dari limbah
fillet ikan, yaitu lemak ikan dan bagian-bagian ikan lainnya. Cara memproduksi minyak ikan
yaitu:
1. Pencucian
Pencucian limbah ikan dilakukan menggunakan air megalir dengan tujuan agar kotoran ikut
hanyut bersama aliran air.
2. Penimbangan
Limbah ikan yang sudah bersih dan ditiriskan kemudan ditimbang menggunakan neraca
analitik.
3. Pemanasan
Pemanasan dilakukan untuk menghilangkan bakteru patogen yang ada pada limbah ikan.
Pemanasan dilakukan dengan pengukusan uap panas dengan suhu 70°C selama 30 menit.
4. Pressing
Pressing dilakukan dengan membungkus limbah ikan dengan kain sebagai penyaring minyak
ikan agar tidak tercampur dengan bagian-bagian yang kasar.
5. Pemisahan Fasa
Minyak hasil pengepressan terdapat tiga fasa, yaitu minyak, air dan konsentrat protein.
Pemisahan tiga fasa ini dilakukan menggunakan labu pemisah yang digantung pada statif.
6. Pemurnian Minyak Ikan
Pemurnian dilakukan untuk menghilangkan kotoran, lendir, bau dan rasa yang tidak disukai,
serta warna yang tidak menarik dan memperpanjang masa simpan.
7. Pengemasan
Minyak ikan dikemas dalam botol kaca kecil dan dimasukkan ke dalam freezer.
Penyimpanan minyak ikan dilakukan untuk memperpanjang daya simpan minyak.
2.6 Standar Mutu Minyak Ikan
Standar mutu minyak ikan tercantum pada syarat mutu Standar Nasional Indonesia (SNI)
Minyak Ikan Murni:
Tabel 2. Syarat Mutu dan Keamanan Minyak Ikan Murni (SNI 8467:2018)

Jenis Uji Satuan Persyaratan


A. Kimia
- Bilangan iod m/yod > 120
- Bilangan asam mg KOH/g <3
- Bilangan Peroksida mEg/kg <5

9
- Bilangan anisidi mEg/kg < 20
- Total oksidasi APM/g < 26
B. Cemaran mikrobiologi
- E. coli APM/g <3
- Salmonella Per 25 g Negatif
C. Cemaran logam berat
- Merukuri (Hg) mg/kg < 0,1
- Plumbum (Pb) mg/kg < 0,1
- Kadmium (Cd) mg/kg < 0,1
- Arsen (As) mg/kg < 0,1
- Polychlorinated mg/kg Maks 0,09
Biphenyls (PCB)
D. Cemaran logam berat
- Benda asing - 0
2.7 Penyimpanan Minyak Ikan
Minyak ikan kaya akan asam lemak tak jenuh (PUFA), tetapi semakin tinggi kandungan
asam lemak tak jenuh maka minyak ikan akan semakin mudah mengalami oksidasi sehingga
menimbulkan bau tengik. Salah satu cara agar dapat meminimalkan terjadinya oksidasi pada
minyak ikan adalah dengan melakukan penyimpanan yang baik. Penyimpanan yang baik pada
minyak ikan dapat dilakukan dengan penambahan antioksidan pada minyak ikan. Penambahan
antioksidan akan menghalangi terjadinya pembentukan radikal bebas yang terjadi pada tahap
inisiasi dengan menyediakan hidrogen kepada radikal bebas sehingga pembentukan radikal bebas
dapat direduksi (Suseno et al., 2014). Selain itu, penyimpanan pada suhu beku (0℃ )
pembentukan asam lemak bebas pada minyak ikan akan terjadi lebih lama, yaitu mencapai 90
hari penyimpanan (Husain et al., 2016).
2.8 Contoh Olahan Produk dan Pengaplikasian Minyak Ikan
2.8.1 Sebagai Suplemen Makanan
Suplemen minyak ikan adalah asupan nutraceutical minyak esensial yang mengandung
berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Minyak ikan mengandung sekitar
25% asam lemak jenuh dan 75% asam lemak tak jenuh. Asam lemak yang dominan dalam
minyak ikan yaitu asam lemak tak jenuh majemuk atau asam poliena (polyunsaturated fatty
acids/PUFA), salah satunya adalah omega-3 terutama asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam
dokosaheksaenoat (DHA). Manfaat dari asam lemak omega-3 yaitu dapat mencegah penyakit
jantung, menghambat perkembangan kanker, menurunkan pembentukan LDL, VLDL kolesterol
yang beresiko terhadap penyakit jantung, serta penting bagi perkembangan otak dan retina
(Andhiarto & Wijaya, 2018). Suplemen minyak ikan dapat dibuat dari berbagai jenis ikan yang
megandung omega-3 seperti ikan mackerel, tuna, salmon, sarden, herring, trout, dan cod.
2.8.2 Penggunaan Minyak Ikan dalam Pembuatan Roti Tawar
Salah satu produk yang dapat dihasilkan dari pemanfaatan minyak ikan adalah dalam
pembuatan roti tawar. Roti tawar merupakan roti yang dihasilkan melalui proses fermentasi dan

10
banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Pembuatan roti tawar dengan penambahan minyak ikan
akan menghasilkan roti dengan kandungan omega 3 yang tinggi. Selain itu, kandungan roti tawar
terdiri dari protrin 8%, air 39%, karbohidrat 50%, mineral dan kadar lemak 1,5%. Kandungan
kadar lemak yang baik untuk tubuh pada roti tawar yang cukup sedikit ini dapat ditingkatkan
dengan melakukan fortifikasi minyak ikan pada roti tawar. Berdasarkan penelitian Sugiharto
(2014) menyatakan bahwa fortifikasi minyak ikan pada roti tawar mampu memberikan total
kadar asam lemak omega 3 sebesar 1,27% dan mutu sensorik seperti warna, aroma, rasa, dan
tekstur juga disukai oleh panelis secara keseluruhan.
2.8.3 Penggunaan Minyak Ikan Pada Biskuit
Biskuit merupakan salah satu produk pangan yang telah dikenal luas oleh masyarakat
sebagai camilan yang disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa. Biskuit manis dengan
penambahan minyak perut ikan jambal siam dan minyak ikan kerapu merupakan produk kering.
Biskuit manis ini memiliki peranan yang cukup penting bagi masyarakat terutama anak-anak dan
remaja yang sedang dalam pertumbuhan. Komponen lemak ikan kerapu mengandung 45,26%
asam lemak jenuh dan 54,74% asam lemak tak jenuh. Kandungan asam lemak omega 3 ikan
kerapu adalah 5,38% dan omega 6 15%. Rasio omega 3 dan omega 6 pada ikan kerapu adalah
1:2,8 (diatas rekomendasi WHO 1:5). Berdasarkan penelitian Ramadhani et al., (2015), bahwa
biskuit yang berasal dari minyak ikan jambal siam dan ikan kerapu disukai oleh panelis dari
aspek kenampakan dan rasa. Biskuit minyak ikan ini juga memberikan hasil yaitu kadar air
3,01%, kadar lemak 10,04%, kadar protein 5,57%, dan asam lemak bebas 0,15%.

BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
1. Minyak ikan merupakan jenis minyak yang diperoleh dari jaringan ikan baik dari kepala,
tulang, isi perut, sirip, dan ekor. Sumber minyak ikan dan kaya akan omega-3 yaitu ikan
tuna, ikan paus, ikan salmon, dan mackerel
2. Karakteristik minyak ikan dan perbedaan minya ikan dengan minyak lain, yaitu minyak
ikan menjadi sumber alami asam lemak tidak jenuh (polyunsaturated fatty acid/PUFA)
omega-3, terutama eicosapentaenoic acid (EPA) dan Docosahexaenoic acid (DHA),
digunakan sebagai suplemen gizi , bermanfaat pada beberapa bidang industri yaitu untuk
industri cat, industri penyamakan kulit, industri tinta cetak, mudah mengalami oksidasi
karena tingginya kandungan asam lemak tak jenuh, serta perlu dilakukan pemurnian untuk
menghilangkan komponen yang tidak diinginkan dan menstabilkan karakteristik minyak
ikan.

11
3. Kandungan minyak ikan, yaitu Asam miristat 3,61%, asam pentadekanoat 0,17%, asam
palmitat 26,60%, asam margarat 0,32%, asam stearate 5,52%, asam arakidat 1,50%, asam
behenate 0,43%, asam plamitoleat 2,74%, asam elaidat 26,80%, asam cis-3-eikosanoat
1,44%, asam cis-11-eikosanoat 0,31%, asam trans 13-dokosanoat 0,90%, asam
heksadekatetraenoat 0,14%, 9-cis, 11-trans-oktade-kadienoat 0,26%, LA 8,92%, ALA
1,27%, asam eikosatrienoat 0,21%, sam eikosatetraenoat 1,03%, asam dokosapentaenoat
0,45%, AA 81,78%, EPA 8,97%, dan DHA 6,56%
4. Manfaat dan kegunaan minyak ikan, dapat membanu proses tumbuh kembang otak,
perkembangan janin, perkembangan indra penglihatan, perkembangan saraf, sistem
kekebalan tubuh terutama pada balita dan sangat baik mendukung fungsi kardiovaskular.
5. Cara pembuatan dan pengolahan minyak ikan, yaitu pencucian, penimbangan, pemanasan,
pressing, pemisahan fasa, pemurnian minyak dan pengemasan.
6. Standar mutu minyak ikan, dalam International Fish Oil Standard (IFOS) 2014 yaitu
kadar FFA ≤ 1,5%, PV ≤ 5 meq/ kg, bilangan anisidin ≤ 20 meq/kg, dan total oksidasi ≤26
meq/kg (Dari et al., 2017). Adapun berdasarkan SNI 8467:2018 syarat mutu minyak ikan
murni yaitu bilangan peroksida maks. 12-14 mEg/kg, bilangan anisidin maks. 12 mEg/kg,
dan total oksidasi maks. 1 mEg/kg
7. Penyimpanan yang baik untuk minyak ikan, yaitu penambahan antioksidan pada minyak
ikan yang akan menghalangi terjadinya pembentukan radikal bebas yang terjadi pada tahap
inisiasi, serta penyimpanan pada suhu beku (0℃ ).
8. Contoh produk olahan dan aplikasi minyak ikan, yaitu dsebagai suplemen makanan, dan
sebagai sumber minyak dalam pembuatan roti dan biskuit.

3.2 Saran
Minyak ikan memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan tubuh, karena mengandung
berbagai jenis asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga sangat perlu dikonsumsi
sehari-hari dalam bentuk suplemen atau telah ditambahkan dalam produk pangan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Aditia, R. P., Darmani, Y. ., & Romadhon. 2014. Perbandingan Mutu Minyak Ikan Kasar yang
Diekstrak dari Berbagai Jenis Ikan yang Berbeda. Jurnal Pengolahan Dan Bioteknologi
Perikanan. 3(3): 55–60.
Andhiarto, Y., & Wijaya, S. 2018. Perbandingan Kualitas Suplemen Minyak Ikan Layang
(Decapterus ruselli) Menggunakan Bentonit dengan Berbagai Konsentrasi pada Tahap
Bleaching. PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of
Indonesia) 15(2): 209-217.
Andhikawati, A. 2020. Karakteristik Minyak Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Selama
Penyimpanan di Freezer. Jurnal Perikanan Dan Kelautan. 10(1): 76–86.
Ayu, D. F., Diharmi, A., & Ali, A. 2019. Karakteristik Minyak Ikan dari Lemak Abdomen Hasil
Samping Pengasapan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus). Jurnal Pengolahan Hasil
Perikanan Indonesia. 22(1): 187-197.
Badan Standariasai Nasioanal (BSN). 2018. SNI 8467:2018. Syarat Mutu Minyak Ikan Murni.
Badan Standarisasi Nasional (BSN): Jakarta.
Bako, T., Victor, U. I., & Awulu, O. 2017. Criteria for The Extraction of Fish Oil. Agricultural
Engineering International: CIGR Journal, 19(3): 120-132.
Dari, D. W., Astawan, M., Wulandari, N., & Suseno, S. H. 2017. Karakteristik Minyak Ikan
Sardin (Sardinella sp.) Hasil Pemurnian Bertingkat. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan
Indonesia. 20(3): 456-467.
Febrianto, R., Sudarno. 2020. Proses Produksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin (Pangasius
pangasius) di Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP) Jakarta
Timur. Journal of Marine and Coastal Science Vol. 9(2).
Hastarini, E., Fardiaz, D., Irianto, H. E., & Budhijanto, S. 2012. Karakteristik minyak ikan dari
limbah pengolahan filet ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) dan Patin Jambal
(Pangasius djambal). Agritech, 32(4).
Husain, R., Suparmo, Harmayani, E., & Hidayat, C. 2016. Kinetika Oksidasi Minyak Ikan Tuna
(Thunus sp) Selama Penyimpanan. Journal of Agritech, 36(2): 176–181.
Julaikha, A. 2014. Karakteristik Minyak Ikan dari Belly Flap Patin Siam (Pangasius
Hypopthalmus) pada Berbagai Tahap Proses Pemurnian. Skripsi. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Mailoa, M. N., Lokollo, E., Nendissa, D. M., & Harsono, P. I. 2019. Karakteristik Mikrobiologi
dan Kimiawi Ikan Tuna Asap. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 22(1):
89–99.
Maulana, I. T., Sukraso., & Damayanti, S. 2014. Kandungan Asam Lemak dalam Minyak Ikan
Indonesia. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 6(1): 121-130.
Panagan A T, Yohandini H, & Gultom J U. 2011. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Asam
Lemak Tak Jenuh Omega-3 dari Minyak Ikan Patin (Pangasius pangasius) dengan
Metode Kromatografi Gas. Jurnal Penelitian Sains, 14(4): 38-42.

13
Pangestika, W., et al. 2021. Pembuatan Minyak Ikan dari Bagian Trimming, Belly, dan Kepala
Ikan Patin (Pangasius pangasius). Jurnal Agribisnis Perikanan, 14(2): 488-494.
Ramadhani, A., Ilza, M., & Desmelati. 2015. Fortifikasi Minyak Ikan Jambal Siam (Pangasius
hypophthalmus) dan Minyak Ikan Kerapu (Chromileptes sp.) Pada Biskuit. Jurnal
Berkala Perikanan Terubuk, 43(2): 77-88.
Sugiharto, R., Setyani, S., Rikafilanti, N. 2014. Efek Fortifikasi Minyak Ikan Terhadap Kadar
Omega-3 dan Sifat Sensori Roti Tawar Selama Penyimpanan. Jurnal Teknologi Industri
& Hasil Pertanian, 20(1): 38-50.
Suseno, S. H., Faradiba, T., & Nurjanah. 2014. Profil Asam Lemak dan Kestabilan Produk
Formulasi Minyak Ikan dan Habbatussauda. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan
Indonesia, 16(2): 142–149.
Suseno, S. H., Jacoeb, A. M., & Yocinta, H. P. Kamini. 2018. Kualitas Minyak Ikan Komersial
(soft gel) Impor di Wilayah Jawa Tengah. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan
Indonesia, 21(3): 556-564.

14

Anda mungkin juga menyukai